Utilitas Fix

download Utilitas Fix

of 18

Transcript of Utilitas Fix

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    1/18

    MAKALAH

    PENGOLAHAN AIR SANITASI

    Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Utilitas

    disusun oleh:

    1. Ayu Indah Wibowo (115061101111011)2. Nanang Adi Siswondo (115061100111025)3. Mutia Dhana F (115061100111007)4. Rizka Dwi Octaria (115061101111017)

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIIVERSITAS BRAWIJAYA

    2013

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    2/18

    A. Pengertian Air SanitasiAir merupakan salah satu bahan utilitas.Dalam industri, air digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan industri khususnya air sanitasi.Air sanitasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan

    karyawan, laboratorium dan kebutuhan lainnya. Air memegang peranan penting dalam

    sebuah industri dan harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan keperluan di dalam

    pabrik.(Said dan Wahjono, 1999)

    Air sanitasi yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas sebagai berikut:

    1. Syarat fisik- Warnaya jernih- pH netral- Di bawah suhu udara- Tidak berbusa- Kekeruhan kurang dari 1 ppm SiO2- Tidak berbau- Tidak berasa.

    2. Syarat kimia- Tidak mengandung logam berat seperti Pb, As, Cr, Cd, Hg- Tidak mengandung zat-zat kimia beracun.

    3.

    Syarat mikrobiologis- Tidak mangandung kuman maupun bakteri, terutama bakteri patogen yang dapat

    merubah sifat air. (Said dan Wahjono, 1999)

    Di bawah ini merupakan standar baku air bersih berdasarkan SK Gubernur Jatim

    No.413/1987:

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    3/18

    (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

    Sumber air (air baku) untuk kegiatan industri tersedia dalam:1. Air sungai

    Sungai merupakan sumber air baku yang potensial bagi industri-industri berdiri

    sepanjang sungai. Karakteristik tergantung pada :

    -Asal aliran

    -Penggunaan disepanjang aliran sungai.

    -Struktur tanah disepanjang aliran sungai.

    2. Air Rawa/ Danau/ WadukPada umumnya kualitas air ini hampir sama dengan air sungai, Fluktuatif kualitasdan

    debit airnya lebih kecil daripada air sungai.

    3. Air TanahMerupakan cadangan air yang cukup besar, Keberadaannya merupakan siklusalam.

    Fluktuasi kualitas dan debit airnya stabil.

    4. Air LautKarena kadar garam atau Salinitas (NaCl, Na2.SO4) terlalu tinggi, biasanyadiguna

    kan sebagai air pendingin alat mesin-mesin industri sekali lewat. Air laut sering

    digunakan sebagai air tawar tapi melalui proses terlebih dahulu. (Said dan Wahjono,

    1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    4/18

    B. Pengolahan Air Sanitasi1. Pengolahan Air Sanitasi dari Air Permukaan

    (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

    Tahap- tahap proses pengolahan air sanitasi :

    a. Ekualisasi (Penampung awal)Sumber air untuk keperluan sanitasi merupakan bak penampung.Untuk

    mengalirkan air tersebut dipergunakan tiga pompa sentrifugal, letak pompa ini berada

    dibawah permukaan bak penampung.Selanjutnya air dialirkan ke bak pengendapan

    awal(primary settling). (Said dan Wahjono, 1999)

    b. Sedimentasi awalAir dari bak penampung yang dialirkan ke bak pengendapan(primary

    settling) mengandung partikel-partikel padat kecil (lumpur, pasir, dan lain-lain).

    Sebagian partikel mudah mengendap karena adanya gaya gravitasi, dan sebagian lagi

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    5/18

    tidak mudah mengendap sehingga dilakukan proses koagulasi. (Said dan Wahjono,

    1999)

    c. Flokulasi dan KoagulasiAir dari bak pengendapan awal (primary settling) dipompa keClarifierlewat

    tangki aerasi, diberi larutan alum dan udara yang berfungsi sebagai pengaduk. Sisa

    kotoran yang terlarut dalam air dipisahkan dengan flokulasi menggunakan alum dan

    soda abu, dimana proses koagulasi dilakukan di tangki aerasi tersebut. Pada proses ini

    ditambahkan Poli Aluminium Klorida (PAC, pengganti tawas), SC-500 dan

    Kaporit. PAC sebagai bahan koagulan akan menggumpalkan koloid-koloid pengotor

    air. Gumpalan koloid itu kemudian diperbesar dengan flokulan SC-500 sehingga

    mudah mengendap. (Said dan Wahjono, 1999)

    d. Pengolahan Secara BiologiAir dari proses flokulasi dan koagulasi masih mengandung mikroba-mikroba

    yang berbahaya, maka untuk membunuh kuman-kuman tersebut diberi kaporit

    (kalsium hipoklorit) yang mengandung unsur Cl sebagai desinfektan. Efek oksidasi

    dari klorin akan menghancurkan enzim yang dibutuhkan oleh kuman-kuman tersebut

    dan mampu membunuh mikroorganisme dalam air. (Said dan Wahjono, 1999)

    Kebutuhan Alum sekitar 80 ppm - 100 ppm, tetapi jika menggunakan PAC

    cukup dengan 30 ppm - 35 ppm dan apabila ditambahkan SC-500 sebagai flokulan

    akanmenghasilkan air yang bersih. Volume yang sempit pada tangki aerasi dan

    hembusan udara, menjadikan air mengalir ke Clarifierdengan kecepatan tinggi

    sehingga terjadi aliran turbulen dan tidak terjadi pembentukan flok dalam

    perpipaan.Air kemudian dialirkan ke bagian tengah (ruang flokulasi). Perbedaan

    diameter pipa inlet dengan ruang flokulasi yang sangat besar menyebabkan laju aliran

    berubah dari turbulen menjadi laminer dan dengan pengadukan lambat (7 rpm) akan

    terbentuk inti flok Al(OH)3. Dari ruang flokulasi air dialirkan ke ruang sedimentasi

    (diametetr 13,5 m) dimana pada ruang ini inti flok membentuk flok yang lebih besar

    dan turun mengendap ke dasar Clarifier. Inti flok dari ruang flokulasi sebelum masuk

    ke ruang sedimentasi akan melewati lapisan endapan, sehingga sistem ini juga

    disebut Sludge Blanket Clarifier. Lapisan endapan (sludge) berfungsi juga sebagai

    filter untuk flok. Endapan di dasar Clarifierdikumpulkan ke bagian pengeluaran

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    6/18

    sludge dengan menggunakanscraper. Scrapperyang dipasang tersebut digerakkan

    oleh motor dengan putaran tertentu. Supernatan(filtrat) dari Clarifierdialirkan

    ke Sand filteruntuk lebih menyempurnakan pemisahan flok. (Said dan Wahjono,

    1999)

    e. FiltrasiFiltrat (air baku) dari Clarifierdialirkan secara gravitasi kesand

    filtersebanyak 7 buah sedangkan yang bekerja efektif 4 buah dengan masing-masing

    debit maksimum 50 m3/jam sementara 3 buah yang lainnya dilakukan pencucian

    (backwashing). Air dari Clarifier dialirkan ke bagian inlet filter diatas media pasir.

    Secara gravitasi air akan melewati pasir, sehingga flok yang masih terbawa akan

    terperangkap (tersaring) diantara media pasir. Selamasand filtermasih dalam

    keadaan baik, tinggi air diatas lapisan pasir tidak melebihi tinggi air yang sudah

    ditentukan. Air tersaring dialirkan dan ditampung pada Clear Water Tank.Pada saat

    kotoran telah mengisi sebagian besar rongga dari bed pasir sehingga menyebabkan

    turunnya efisiensi laju air melalui bed.Untuk pencucian, dipergunakan air bersih

    dari Clear Water Tank.Air dari bagian dasar, dialirkan ke arah atas (up-flow) dengan

    laju aliran diatur agar lapisan pasir tidak terlalu terangkat sehingga melewati pipa

    pembuangan. Proses pencucian dihentikan setelah keadaan air cucian nampak sudah

    bersih ataupressure dropkembali seperti semula. Setelah pencucian selesai kondisi

    semua katup dikembalikan seperti semula untuk proses penyaringan. Air produk

    dari Clarifiersementara ditampung dalam Bak penampung. (Said dan Wahjono,

    1999)

    Untuk alternatif menggantikansand filter, digunakanfilter amiaddengan

    diameterscreen50 mikron dan mampu menyaring air dariClarifierpengendapan agar

    lebih jernih. Amiad adalah filter air yang bekerja secara otomatis dan secara periodik

    dapat melakukan back washsecara otomatis. Untuk otomatis back washbisa disetting

    berdasarkan kondisi tekanan atau waktu (0.5 bar atau 15 menit sekali). Dalam

    perawatan diperlukan pembersihanscreen,dan pengoperasiannya relatif mudah. Filter

    ini akan bekerja secara baik jika tekanan masuk minimun 2 bar. (Said dan Wahjono,

    1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    7/18

    Air kemudian masuk ke Bak Grounddengan kapasitas 546 m3. Dalam setiap

    harinya proses pengendapan air beroperasi 8 s/d 10 jam.Bak Ground merupakan

    tempat penyimpanan sementara dan juga sebagai tempat pengendapan lumpur-lumpur

    yang masih terikut. Bak air bersih ini untuk menampung produk dari proses

    pengendapan (Clear Water) atau air yang berasal dari sumur air bawah tanah (ABT).

    Bak air bersih ini diberi atap untuk mencegah timbulnya ganggang, sehingga air tetap

    terjaga kejernihannya. Kapasitas dari Bak air bersih ini adalah 1500 m3 dan terbuat

    dari betsson. Dengan menggunakan pompa, air bersih di pompakan keElevated

    Tank dan selanjutnya didistribusikan sebagai bahan baku air proses pelunakan dan

    sebagai persediaan air bersih ke perkantoran dan unit-unit lain yang memerlukan air

    bersih.Elevatedini memiliki ketinggian 27 meter diatas permukaan tanah dan

    memiliki kapasitas total 500 m3 yang terdiri dari 400m3adalah air bersih (sanitasi)

    dan yang 100 m3adalah Air Proses (Air Pendingin). (Said dan Wahjono, 1999)

    2. Pengolahan Air Sanitasi dari Air Tanah

    a. AerasiAir dari sumur dalam dipompa dengansubmersible langsung dialirkan melalui

    pipa yang kemudian dipercikkan pada unit aerasi. Dengan penambahan unit aerasi ini

    kandungan Fe dapat menurun hingga 32,39% bila dibandingkan dengan sebelum ada

    aerasi. (Hardyanti dan Fitri, 2006)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    8/18

    b. BakRaw WaterAir dari bak aerasi dialirkan ke bak raw water secara gravitasi yang

    berkapasitas 875 m3dengan dimensi bangunan 35 m x 10 m x 2,5 m dan freeboard

    0,38 m dimana pada bagian atas terdapat 4 buah manhole yang berfungsi sebagai

    lubang pemeriksaan. (Hardyanti dan Fitri, 2006)

    c. FiltrasiUnit filtrasi yang menggunakan media pasir kuarsa bertujuan untuk

    menyaring kotoran dan partikel-partikel yang sangat halus, serta flok-flok dari

    partikel tersuspensi, selain itu juga untuk mengurangi kadar Fe dan Mn. Kadar Fe

    yang rendah akan mengurangi kemungkinan timbulnya karat pada perlengkapan

    perpipaan dan lain-lain. Dengan sand filter ini kandungan Fe setelah aerasi dapat

    menurun hingga 86,81%. Tipe filter yang digunakan adalah saringan pasir cepat

    (rapid sand filter) dengan jenis pressure filter. Jumlah sand filterada 3 buah, tetapi

    dalam pengoperasiannya bekerja secara bergantian tergantung dari debit yang akan

    disaring. Pemilihanfilter ini karena akan memberi banyak keuntungan antara lain:

    (1)Pemilihan pasir kuarsa sebagai media filter karena mudah didapat dan hargaterjangkau.

    (2)Tipe saringan pasir cepat karena kecepatan filtrasinya berkisar 7 10 m/jam danjenis pressure filter 15 20 m/jam lebih besar dibanding dengan saringan pasir

    lambat 0,10,3 m/jam, (Darmasetiawan, 2001) sehingga air yang dihasilkan oleh

    filter jenis ini lebih banyak. Selain itu saringan pasir cepat jenis pressure filter

    tidak membutuhkan area yang luas sehingga sangat efektif dan efisien. (Husain,

    1978) .Untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan oleh unit filtrasi ini maka

    dilakukan perawatan berupa pencucian sistem backwash dan pencucian media

    pasir.Backwash dilakukan setiap hari selama sekitar 15 menit. Air dari backwash

    ditampung pada bak penampung backwash yang berkapasitas 250 m3 dengan

    dimensi 20 m x 5 m x 2,5 m dan freeboard 0,38 m yang kemudian dikembalikan

    ke bak raw water setelah diendapkan. (Hardyanti dan Fitri, 2006)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    9/18

    d. BakHard WaterAir baku dari sand filter dipompakan ke bak hard water, yang berkapasitas

    1125 m3yang berbentuk silu-siku (bentuk L) dimana pada bagian atas terdapat 5

    buah manhole yang berfungsi sebagai lubang pemeriksaan.(Hardyanti dan Fitri, 2006)

    3. PengolahanAir BersihSistem SaringanPasir Lambata. Saringan Pasir Lambat Konvensional (Down Flow)

    Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat

    konvensional terdiri atas unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung,

    saringan pasir lambat dan bak penampung air bersih. Unit pengolahan air dengan

    saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air

    sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat

    kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar

    supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan

    peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal dengan atau

    tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia.Umumnya disain konstruksi dirancang

    setelah didapat hasil dari survai lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas.

    Dalam gambar desain telah ditetapkan proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata

    letak tiap unit yang beroperasi. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan

    berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.(Said dan

    Wahjono, 1999)

    Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari

    beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media

    penyaring pasir dengan arah penyaringan dari atas ke bawah.Bak ini dilengkapi

    dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.(Said dan Wahjono,

    1999)

    Untuk sistem saringan pasir lambat konvensional dengan arah penyaringan

    dari atas ke bawah terdapat dua tipe saringan yakni:

    (1)Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet (Gambar 5.1).(2)Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet. (Gambar 5.2).

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    10/18

    Gambar 5.1: Komponen dasar saringan pasir lambat sistem kontrol inlet.

    (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    11/18

    Gambar 5.2 : Komponen dasar saringan pasir lambat sistem kontrol outlet.

    (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

    Kedua sistem saringan pasir lambat tersebut mengunakan sistem penyaringan dari

    atas ke bawah ( downflow ). Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagaimacam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.Biasanya saringan pasir

    lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen

    atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir.Bak ini

    dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.(Said dan

    Wahjono, 1999)

    Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sistem saringan pasir lambat antara lain

    yakni:

    (1) Bagian Inlet

    Struktur inlet dibuat sedemikian rupa sehingga air masuk ke dalam

    saringan tidak merusak atau mengaduk permukaan media pasir bagian

    atas.Struktur inlet ini biasanya berbentuk segi empat dan dapat berfungsi juga

    untuk mengeringkan air yang berada di atas media penyaring (pasir).(Said dan

    Wahjono, 1999)

    (2) Lapisan Air di Atas media Penyaring (supernatant)

    Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring ( supernatant)

    dibuat sedemikian rupa agar dapat menghasilkan tekanan ( head ) sehingga dapat

    mendorong air mengalir melalui unggun pasir. Di samping itu juga berfungsi agar

    dapat memberikan waktu tinggal air yang akan diolah di dalam unggun pasir

    sesuai dengan kriteria disain. (Said dan Wahjono, 1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    12/18

    (3)Bagian Pengeluaran (Outlet)Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga

    sebagai weir untuk kontrol tinggi muka air di atas lapisan pasir.(Said dan

    Wahjono, 1999)

    (4)Media Pasir (Unggun Pasir)Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert(tidak larut

    dalam air atau tidak bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media

    penyaring yang umum dipakai yakni pasir silika karena mudah diperoleh,

    harganya cukup murah dan tidak mudah pecah. Diameter pasir yang digunakan

    harus cukup halus yakni dengan ukuran 0,2-0,4 mm. (Said dan Wahjono, 1999)

    (5)Sistem Saluran Bawah (Drainage)Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta

    sebagai penyangga media penyari ng.Saluran ini tediri dari saluran utama dan

    saluran cabang, terbuat dari pipa berlubang yang di atasnya ditutup dengan

    lapisan kerikil.Lapisan kerikil ini berfungsi untuk menyangga lapisan pasir agar

    pasir tidak menutup lubang saluran bawah.(Said dan Wahjono, 1999)

    (6)Ruang PengeluaranRuang pengeluaran terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan dengan

    sekat atau dinding pembatas.Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi

    dengan weir agar limpasan air olahannya sedikit lebih tinggi dari lapisan

    pasir.Weir ini berfungsi untuk mencegah timbulnya tekanan di bawah atmosfir

    dalam lapisan pasir serta untuk menjamin saringan pasir beroperasi tanpa

    fluktuasi level pada reservoir. Dengan adanya air bebas yang jatuh melalui weir,

    maka konsentrasi oksigen dalam air olahan akan bertambah besar. (Said dan

    Wahjono, 1999)

    Pengolahan air bersih dengan menggunakan sistem saringan pasir lambat

    konvensional ini mempunyai keunggulan antara lain :

    - Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.- Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    13/18

    - Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringanberjalan secara fisika dan biokimia. Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan

    proses pengolahan sangat sederhana. (Said dan Wahjono, 1999)

    Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem saringan pasir lambat

    konvensiolal tersebut yakni antara lain :

    - Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar,sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi

    pendek.

    - Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan euangan yang cukup luas.- Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan

    pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi

    ke dalam bak saringan seperti semula.

    - Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut.Untuk mengatasi masalah sering terjadinya kebuntuan saringan pasir lambat

    akibat kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara modifikasi

    disain saringan pasir lambat yakni dengan menggunakan proses saringan pasir lambat

    Up Flow (penyaringan dengan aliran dari bawah ke atas). (Said dan Wahjono, 1999)

    b. Sistem Saringan Pasir Lambat Up FlowTeknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia

    biasanya adalah saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas ke

    bawah ( down flow ), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu

    hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu

    dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci,

    setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cucup

    banyak. Ditambah lagi dengan faktor iklim di Indonesia yakni ada musim hujan air

    baku yang ada mempunyai kekeruhan yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering

    menyebabkan saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi dengan

    baik, terutama pada musim hujan.(Said dan Wahjono, 1999)

    Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim

    hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu

    dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    14/18

    awal atau saringan " Up Flow " dengan media berikil atau batu pecah, dan pasir

    kwarsa atau silika. Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan

    utama dengan arah aliran dari bawah ke atas ( Up Flow ). Air yang keluar dari bak

    saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak

    penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan cara gravitasi

    atau dengan memakai pompa. (Said dan Wahjono, 1999)

    Diagram proses pengolahan bersih dengan sistem saringan pasir lambat Up

    Flow ditunjukkan pada Gambar 5.3. Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke

    atas ( Up Flow ), jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian

    balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih

    yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring

    (back wash).Dengan demikian pencucian media penyaring pada saringan pasir lambat

    Up Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan atau mengeruka media

    penyaringnya, dan dapat dilakukan kapan saja. (Said dan Wahjono, 1999)

    Saringan pasir lambat " Up Flow " ini mempunyai keunggulan dalam hal

    pencucian media saringan (pasir) yang mudah, serta hasilnya sama dengan saringan

    pasir yang konvesional. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai

    macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. (Said dan Wahjono, 1999)

    Gambar 5.3 : Diagram proses pengolahan bersih dengan sistem saringan pasir lambat

    Up Flow . (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

    c. Kriteria Perencanaan Saringan Pasir LambatUntuk merancang saringan pasir lambat beberapa kriteria perencanaan yang

    harus dipenuhi antara lain :

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    15/18

    - Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perludilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.

    - Kecepatan penyaringan antara 5 - 10 m 3 /m 2 /Hari.- Tinggi Lapisan Pasir 70 - 100 cm.- Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm.- Tinggi muka air di atas media pasir 40 - 120 cm.- Tinggi ruang bebas antara 25 - 40 cm.- Diameter pasir yang digunakan kira-kira 0,2-0,4 mm Jumlah bak penyaring

    minimal dua buah. (Said dan Wahjono, 1999)

    Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air

    baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak

    terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu

    musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka

    perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak

    pengendapan awal atau saringan " Up Flow " dengan media berikil atau batu pecah.

    (Said dan Wahjono, 1999)

    Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat Up

    Flow sama dengan saringan pasir lambat Down Flow terdiri atas unitproses:

    - Bangunan penyadap- Bak Penampung / bak Penenang- Saringan Awal.- Saringan Pasir Utama.- Bak Air Bersih.- Perpipaan, kran, sambungan dll.- Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai

    dengan kebutuhan yang diperlukan. (Said dan Wahjono, 1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    16/18

    (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    17/18

    (Sumber: Said dan Wahjono, 1999)

  • 8/13/2019 Utilitas Fix

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Hardyanti, Nurandani dan Fitri, Nurmeta Diana.2006. Jurnal PresipitasiVol.1 No.1: Studi

    Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Bersih Untuk Kebutuhan Domestik Dan Non Domestik

    (Studi Kasus Perusahaan Tekstil Bawen Kabupaten Semarang). Semarang: UNDIP Program

    Studi Teknik Lingkungan.

    Said, Nusa Idaman dan Wahjono, Heru Dwi. 1999. Teknologi Pengolahan Air Bersih dengan

    Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow. Jakarta: Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi

    Teknologi Informasi, Materi, Energi dan Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan

    Teknologi.