UTD GOLDA TABUNG.doc

24
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS METODE TABUNG OLEH : KELOMPOK II 1. NI PUTU ANDRI PRATIWI (P07134013011) 2. NINGSIH ASRIAH (P07134013012) 3. NI WAYAN DIAN NOVIANI (P07134013013) 4. NI LUH PUTU YOGA ARSANI (P07134013014) 5. DESAK PUTU MEIDA LINSRA (P07134013015) 6. MADE RINA RASTUTI (P07134013016) 7. NI LUH GEDE MULAN TIRTAYANTI (P07134013018) 8. NI MADE AYU LARASHATI (P07134013019) 9. I DEWA AYU SINTYA CANDRA YUNI (P07134013020)

Transcript of UTD GOLDA TABUNG.doc

Page 1: UTD GOLDA TABUNG.doc

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

METODE TABUNG

OLEH :

KELOMPOK II

1. NI PUTU ANDRI PRATIWI (P07134013011)

2. NINGSIH ASRIAH (P07134013012)

3. NI WAYAN DIAN NOVIANI (P07134013013)

4. NI LUH PUTU YOGA ARSANI (P07134013014)

5. DESAK PUTU MEIDA LINSRA (P07134013015)

6. MADE RINA RASTUTI (P07134013016)

7. NI LUH GEDE MULAN TIRTAYANTI (P07134013018)

8. NI MADE AYU LARASHATI (P07134013019)

9. I DEWA AYU SINTYA CANDRA YUNI (P07134013020)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2015

Page 2: UTD GOLDA TABUNG.doc

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

METODE TABUNG

Hari,tanggal : Selasa, 31 Maret 2015

Tempat : Laboratorium Hematologi Poltekkes Denpasar

I. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan golongan darah ABO

dan Rhesus.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat melakukan cara pemeriksaan golongan darah ABO

dan Rhesus.

II. Metode

Metode Tabung

III. Prinsip

Antigen + Antibody = Aglutinasi

IV. Dasar Teori

A. Tinjauan Umum Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai

alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh

dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan

hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah (Gustini, 2011).

Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi

sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang

kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan

dan bahkan dapat mengakibatkan kematian (Gustini, 2011).

Page 3: UTD GOLDA TABUNG.doc

Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45%

sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar

sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Gustini, 2011).

Fungsi darah pada tubuh manusia yaitu (Gustini, 2011) :

1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh

2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh

3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh

4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi

5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu

6. Menjaga suhu temperatur tubuh

7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku

8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

B. Tinjauan Golongan Darah ABO

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan

Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain

antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan

yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang

berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Ilmuwan Austria, Karl

Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran

pada tahun 1930 untuk jasanya untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah

ABO (Asri, 2010).

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang

terkandung dalam darahnya, sebagai berikut (Asri, 2010) :

1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B

dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya

dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah

merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari

orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif

Page 4: UTD GOLDA TABUNG.doc

3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A

dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,

orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan

golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama

AB-positif.

4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan

darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-

negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Secara umum, golongan

darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara

seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih

umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan

keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling

jarang dijumpai di dunia.

Pewarisan golongan darah antara lain (Asri, 2010) :

1. Orang tua  O dan  O,  maka anak kemungkinan : O

2. Orang tua O dan  A, maka anak kemungkinan : O atau A

3. Orang tua O dan  B, maka anak kemungkinan : O atau B

4. Orang tua O dan  AB, maka anak kemungkinan : A atau B 

5. Orang tua A dan A, maka anak kemungkinan : O atau A

6. Orang tua A dan B, maka anak kemungkinan : O, A, B, atau AB

7. Orang tua A dan AB, maka anak kemungkinan : A, B atau AB

8. Orang tua B dan B, maka anak kemungkinan : O atau B

9. Orang tua B dan AB, maka anak kemungkinan : A, B atau AB

10. Orang tua AB dan AB, maka anak kemungkinan : A, B atau AB

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,

meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih

dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah

AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang

paling jarang dijumpai di dunia (Kalsum, 2011).

Page 5: UTD GOLDA TABUNG.doc

Pemahaman mengenai aglutinogen dan aglutinin inilah yang mendasari teknik

transfusi darah. Dalam transfusi darah, orang yang memberikan darah disebut donor,

sedangkan yang menerima disebut resipien. Transfusi (pindah tuang darah) ini harus

memperhatikan masalah aglutinin-aglutinogen, sebab jika terjadi inkompatibilitas

(ketidakkcocokan) golongan darah, maka akan menyebabkan terjadinya aglutinasi

(penggumpalan) darah, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien (Kalsum, 2011).

C. Tinjauan Golongan Darah Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan

memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis

Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.

Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memilihi

golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah

merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini sering

digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling

umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada

Page 6: UTD GOLDA TABUNG.doc

pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus sangat penting karena ketidakcocokan golongan (misal :

donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi

terhadap antigen Rd(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada

perempuan yang pada atau dibawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat

mempengaruhi janin pada saat kehamilan (Asri, 2010).

 Seperti juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga

didasarkan pada jenis aglutinogen Rhesus pada permukaan eritrosit. Landsteiner dan

Weiner tahun 1940 menemukan antigen sistem Rhesus pada sel darah merah. Mula-

mula mereka menyuntikkan sel darah monyet Rhesus pada kelinci, ternyata serum

kelinci yang telah disuntik atau diimunisasi tersebut, mengandung zat anti atau antibodi

yang mengagglutinasikan (menggumpalkan) sel darah merah, seperti pada ±85% orang-

orang Eropa, dan golongan darah mereka kemudian disebut golongan Rhesus positif

(Rh positif). Pada ±15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak

digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Kalsum, 2011).

Berdasarkan pembagian ras manusia, ternyata Rhesus negatif lebih banyak dijumpai

pada orang (Kalsum, 2011) :

Eropa (bule) sekitar 15% Rh – dan 88% Rh +

Negro : 7-8% Rh – dan 90 – 93% Rh +

Asia : 99% Rhesus +  dan Rh – < 1%

Dalam sistem Rhesus tidak ada anti RH yang timbul secara alami. Bila dalam tubuh

seseorang ada zat anti, anti RH, pasti hal itu karena immunisasi. Proses imunisasi

memerlukan waktu, mungkin beberapa minggu setelah penyuntikan antigen, sebelum

zat antinya terbentuk dalam darah (Kalsum, 2011).

Dalam sistem Rhesus telah ditemukan beberapa macam antigen dan antigen yang utama,

yaitu antigen D. Antigen ini merupakan antigen yang kuat yang dapat menyebabkan

Page 7: UTD GOLDA TABUNG.doc

komplikasi, berupa reaksi transfusi hemolitik, yaitu reaksi hancurnya sel-sel darah merah. Pada

bayi menyebabkan penyakit Hemolytic disease of the newborn, yaitu bayi lahir kuning atau

bahkan bengkak di seluruh tubuh atau mungkin lahir meninggal (Kalsum, 2011).

Golongan Rhesus + Rhesus -

Antigen Antigen Rhesus -

Antibodi - Anti Rhesus

             

Rhesus – maupun Rhesus + (dalam kondisi darurat). Tetapi orang Rhesus + hanya

diperbolehkan mendonorkan darahnya kepada Rhesus + saja, dan tidak boleh ke Rhesus

–. Alasannya sama seperti golongan darah ABO, yaitu karena Rhesus + sebagai donor

memiliki antigen (antigen Rhesus) dan Rhesus -  sebagai resipien memiliki antibodi

(anti Rhesus). Inkompatibilitas ini akan menyebabkan penggumpalan (aglutinasi)

antigen Rhesus oleh anti Rhesus, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien. Nilai

medis lain dari golongan Rhesus ini terutama dalam masalah perkawinan. Jika seorang

pria Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus –, maka anaknya berpeluang

mengalami eritroblastosis fetalis (penyakit kuning pada bayi). Kasus ini hanya terjadi

pada tipe perkawinan pria Rhesus + dengan wanita Rhesus – (Kalsum, 2011).

V. Alat, Bahan dan Reagen

Alat :

o Tabung Reaksi

o Rak tabung reaksi

o Sentrifuge

o Pipet pasteur

o Gelas plastik

o Ember plastik

o Botol semprot

Bahan :

o Sampel serum donor

o Suspensi sel darah donor 5 %

Reagen :

o Antisera-A (No batch : A-100714/Exp: Juli 2015)

o Antisera-B (No batch : B-100714/Exp: Juli 2015)

Page 8: UTD GOLDA TABUNG.doc

o Anti-D (No batch: DM 080714/Exp: Juli 2015)

o Test Sel Darah A 5%

o Test Sel Darah B 5%

o Test Sel Darah O 5%

o Bovine Albumin 22% (No batch : Ba-050614/Exp: Juli 2015)

VI. Cara Kerja

1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap

2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dan dipastikan dalam keadaan

siap digunakan.

3. Disiapkan 8 buah tabung reaksi pada rak tabung, masing-masing tabung diberi

label sebagai berikut :

Diberi label tabung 1 : Antisera A

Diberi label tabung 2 : Antisera B

Diberi label tabung 3 : Eritrosit A

Diberi label tabung 4 : Eritrosit B

Diberi label tabung 5 : Eritrosit O

Diberi label tabung 6 : Auto Control

Diberi label tabung 7 : Anti-D

Diberi label tabung 8 : Bovine Albumin

4. Masing-masing tabung diisi dengan :

Tabung 1 : 2 tetes antisera A

Tabung 2 : 2 tetes antisera B

Tabung 3 : 1 tetes tes sel darah A 5%

Tabung 4 : 1 tetes tes sel darah B 5%

Tabung 5 : 1 tetes tes sel darah O 5%

Tabung 6 : 1 tetes suspensi sel darah donor 5%

Tabung 7 : 2 tetes Anti-D

Tabung 8 : 2 tetes bovine albumin 22%

5. Ditambahkan 1 tetes suspensi sel darah donor 5% pada tabung-tabung : 1,2,7,dan

8.

6. Ditambahkan 2 tetes suspensi serum donor pada tabung-tabung : 3,4,5, dan 6.

7. Dikocok semua tabung hingga campuran homogen.

Page 9: UTD GOLDA TABUNG.doc

8. Disentrifuge semua tabung pada kecepatan 3000 rpm selama 15 detik. Lalu dibaca

dikocok kembali tabung, dan dibaca tiap tabung ada atau tidaknya aglutinasi.q

9. Dicatat hasil lalu dinyatakan.

VII. Hasil Pengamatan

1. Persiapan Alat dan Bahan

Disiapkan alat dan bahan yang

digunakan

Disiapkan reagen – reagen yang

akan digunakan (Anti-A, Anti-B,

Anti-D, Bovine Albumin

Disiapkan test sel

A, B, dan O 5%

2. Hasil Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus

Hasil pengamatan pada

tabung reaksi setelah

dilakukan sentrifugasi

Terbentuk aglutiasi pada

tabung Anti B dan Eri A

yang mendakan bahwa

golongan darah pasien

Terbentuk adanya agluinasi

pada tabung Anti D yang

menandakan bahwa rhesus

pasien adalah positif (+)

Page 10: UTD GOLDA TABUNG.doc

adalah B

Pada hasil kelompok 1

Terbentuk aglutiasi pada

tabung Anti B, Eri A dan

Anti D yang mendakan

bahwa golongan darah pasien

adalah B (+)

Pada hasil kelompok 3

Terbentuk aglutiasi pada

tabung Anti B, Eri A dan

Anti D yang mendakan

bahwa golongan darah

pasien adalah B (+)

Pada hasil kelompok 4

Terbentuk aglutiasi pada

tabung Eri A, Eri B dan Anti

D yang mendakan bahwa

golongan darah pasien adalah

O (+)

Pada hasil kelompok 5

Terbentuk aglutiasi pada

tabung Eri A, Eri B dan Anti

D yang mendakan bahwa

golongan darah pasien adalah

O (+)

Page 11: UTD GOLDA TABUNG.doc

VIII. Pembahasan

Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat

waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal

kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran

forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal. Kesesuaian golongan darah

sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B)

yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang

diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga

menyebabkan sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat

membunuh resipien.

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.

Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran sel dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum

darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B

serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu

dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi memproduksi

antibodi terhadap antigen A dan B.

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO

dan Rhesus (faktor Rh). Proses penentuan golongan darah pada manusia yaitu

berdasarkan aglutinogen dan aglutinin. Penentuan golongan darah ABO ditetapkan

berdasarkan ada tidaknya antigen A dan atau B pada eritrosit. Ukuran berat molekul

antigen tersebut besar sehingga bersifat imunogenik yang dapat menimbulkan respons

imun apabila dipindahkan kepada orang lain dengan golongan darah yang berbeda, dan

disebut antigen karena dapat berikatan dengan antibodinya.

Sistem golongan darah yang memperhatikan faktor Rh berarti darah seseorang

dibedakan berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh dalam eritrositnya. Pada sistem ABO,

yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor,

golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).

Page 12: UTD GOLDA TABUNG.doc

Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen

Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen

Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).

Jadi, berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia

dibedakan atas dua kelompok, yaitu :

Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan

reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan

anti-Rh (antibodi Rh).

Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan

dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-

Rh (antibodi Rh).

Dalam praktikum ini dilakukan penentuan golongan darah sistem ABO dan

Rhesus menggunakan metode tube test (metode tabung). Prinsip pemeriksaan golongan

darah ini adalah berdasarkan reaksi antara antigen dengan antibodi. Reaksi yang sesuai

akan menghasilkan aglutinasi. Misalnya : Antigen A + Antibodi A akan menghasilkan

aglutinasi. Antigen A + Antibodi B tidak akan menghasilkan aglutinasi. Metode tube

test ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah :

1. Inkubasi yang lama tidak mengurangi volume atau isi tabung

2. Lebih sensitif

3. Waktu pembacaan hasil tidak terbatas

Kekurangannya adalah :

1. Waktunya lebih lama

2. Lebih mahal

3. Waktu pembacaan hasil terbatas

 

Dalam praktikum ini dilakukan dengan dua metode yaitu cell grouping dan serum

grouping.

1. Cell grouping / cell typing

Menentukan antigen atau aglutinogen seseorang dengan antisera yang telah

diketahui yaitu anti-A, anti-B, dan anti-AB untuk antibodi poliklonal dan anti-A,

anti-B untuk antibodi monoclonal.

2. Serum grouping / serum typing

Menentukan antibodi atau agglutinin dalam serum dengan cara mereaksikannya

dengan suspensi sel yang telah diketahui yaitu suspensi sel A, B dan O.

Page 13: UTD GOLDA TABUNG.doc

Disiapkan 8 tabung dan diberi label sesuai dengan reagen yang akan diteteskan.

Masing-masing reagen, suspensi sel darah merah, dan serum dikondisikan dengan suhu

ruang agar stabil dan dihomogenkan agar semua komponen tercampur merata.

Tabung 1 : 2 tetes Tes Sera Anti-A +1 suspensi sel darah merah 5%

Tabung 2 : 2 tetes Tes Sera Anti-B +1 suspensi sel darah merah 5%

Tabung 3 : 1 tetes test sel A 5% + 2 tetes serum

Tabung 4 : 1 tetes test sel B 5% + 2 tetes serum

Tabung 5 : 1 tetes test sel O 5% + 2 tetes serum

Tabung 6 : 1 tetes suspense sel darah merah 5% + 2 tetes serum

Tabung 7 : 2 tetes anti-D + 1 tetes suspensi sel darah merah 5%

Tabung 8 : 2 tetes Bovine Albumin 22 % + suspensi sel darah merah 5%

Setelah dilakukan penetesan, lalu dihomogenkan dan disentrifugasi dengan

kecepatan 3000 rpm selama 15 detik. Tujuan dari sentrifugasi ini adalah untuk

mempercepat reaksi terbentuknya aglutinasi bila ada. Aglutinasi yang terbentuk dibaca

dengan cara tabung dikocok lalu diamati cairan di sekitar gumpalan apakah jernih atau

berwarna merah kemudian baru dibaca tingkat aglutinasinya. Aglutinasi diamati dengan

menggoyang-goyangkan tabung sampai aglutinasi terlepas dari dinding tabung. Derajat

aglutinasi antara lain :

+4 : gumpalan besar dengan cairan jernih disekitarnya

+3: sebagian sel bergumpal besar dengan cairan jernih disekitarnya

+2 : gumpalan agak besar, dengan cairan agak merah disekitarnya

+1 : gumpalan kecil, dengan cairan merah disekitarnya

± (+w) : gumpalan tidak terlihat jelas, harus dengan bantuan mikroskop

Lisis: suspensi sel darah berwarna merah jernih

-/o(negatif) : tersuspensi/homogen (tidak ada aglutinasi)

Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:

Golongan Aglutinogen (antigen)

pada eritrosit

Aglutinin (antibodi)

pada plasma darah

Page 14: UTD GOLDA TABUNG.doc

A

B

AB

O

A

B

A dan B

-

b

a

-

a dan b

Pedoman:

Jika aglutinin a (Anti-A) + aglutinogen A maka akan terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

Jika aglutinin b (Anti-B) + aglutinogen B maka akan terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

Jika Anti-D (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus maka akan terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

Dengan mengamati pedoman diatas, jika hasil yang diamati dalam praktikum

adalah :

1. Darah + anti Rhesus = aglutinasi berarti terdapat antigen Rhesus

2. Darah + aglutinin a (Anti-A) = aglutinasi berarti terdapat aglutinogen A

3. Darah + aglutinin b (Anti-B) = aglutinasi berarti terdapat aglutinogen B

4. Serum + tes sel A = aglutinasi berarti terdapat Anti-A

5. Serum + tes sel B = aglutinasi berarti terdapat Anti-B

Darah akan menggumpal jika kita tetesi dengan antibodi yang spesifik terhadap

aglutinogen (antigen) yang terdapat dalam darah tersebut. Misalnya, anti serum B

diteteskan pada darah yang mengandung antigen B, maka akan terjadi penggumpalan.

Hal ini terjadi karena antigen B dianggap sebagai molekul asing oleh antibodi (antiserum

B) sehingga antibodi ini akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut yang

menyebabkan sel-sel darah menggumpal. Fungsi dari anti serum A dan anti serum B

adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak, ketika bertemu

dengan anti serum A dan anti serum B atau bisa dikatakan untuk mencari aglutinogen

(zat yang digumpalkan).

Dalam praktikum ini dari sampel suspensi sel 5% no. 21 yang diperiksa, memberikan

hasil sebagai berikut :

1. Suspensi sel pasien 5% + anti Rhesus terjadi aglutinasi berarti terdapat antigen

Rhesus golongan darah Rh+

Page 15: UTD GOLDA TABUNG.doc

2. Suspensi sel pasien 5% + aglutinin a (Anti-A) tidak terjadi aglutinasi berarti tidak

terdapat aglutinogen A bukan golongan darah A

3. Suspensi sel pasien 5% + aglutinin b (Anti-B) terjadi aglutinasi berarti terdapat

aglutinogen B golongan darah B

4. Serum + tes sel A 5% terjadi aglutinasi berarti terdapat Anti-A golongan darah

B

5. Serum + tes sel B 5% tidak terjadi aglutinasi berarti tidak terdapat Anti-B bukan

golongan darah A

Tes sel O 5% tabung 6 dan tabung 8 tidak terjadi aglutinasi. Tabung 6 harus

memberikan reaksi negatif karena ini merupakan autocontrol. Dimana pada tabung 6 ini

memeriksa antibodi dalam serum dengan cara mereaksikannya suspensi serum donor

dengan suspensi sel darah merah donor itu sendiri. Begitu pula dengan Bovine Albumin

22% merupakan auto control untuk Rhesus sehingga harus negatif pula.

Kemudian dicocokkan dengan interprestasi hasil sebagai berikut:

Bila terjadi aglutinasi pada anti A dan tes sel B maka golongan darah pasien adalah A

Bila terjadi aglutinasi pada anti B dan tes sel A maka golongan darah pasien adalah B

Bila terjadi aglutinasi pada Anti-A dan Anti-B dan tidak terjadi aglutinasi pada Tes

Sel-A dan Tes Sel-B maka golongan darah pasien adalah AB

Bila tidak terjadi aglutinasi pada Anti-A,Anti-B dan terjadi aglutinasi pada tes sel A,

tes sel , maka golongan darah pasien adalah O

Tes sel O dan auto control harus negatif

Bila terjadi aglutinasi pada tes sel O, diduga sampel adalah golongan darah Bombay,

atau ada antibodi lain? Pemeriksaan dilanjutkan

Bila terjadi aglutinasi pada Anti-D,maka golongan darah sampel yang diperiksa

adalah Rhesus positif (D+)

Bila tidak terjadi aglutinasi pada anti-D,maka golongan darah sampel yang diperiksa

adalah Rhesus negatif (Rh Negatif)

Dengan demikian sampel suspensi sel 5% no. 21 yang diperiksa diperoleh derajat

aglutinasi positif 4 (4+) dengan cairan jernih di sekitarnya pada anti B dan tes sel A 5% maka

golongan darah donor adalah B dengan Rhesus positif.

IX. Kesimpulan

Page 16: UTD GOLDA TABUNG.doc

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus dilakukan dengan metode tabung

dan dilakukan sesuai prosedur kerja yang baik dan benar.

2. Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada

sampel no. 21 didapat hasil sampel no. 21 bergolongan darah B dengan rhesus

positif.

X. Daftar Pustaka

Ferdiansyah.2012. GolonganDarah.(Online)http://id.wikipedia.org/wiki/

Golongan_darah . (Diakses pada tanggal 01 april 2015).

Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Terjemahan.

Jakarta: Kedokteran EGC

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Omegawati, Wigati. 2010. Biologi Umum. Klaten: Intan Pariwara

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: University Press

Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Nistologi. Bandung: Tarsito

Satria,Imam.2013.Laporan Biologi Pemeriksaan Golongan Darah. (Online).

http://imamgery45.blogspot.com/2013/11/laporan-biologi-pemeriksaan-

golongan .html. (Diakses pada tanggal 01 april 2015).