BPK RSUZA DR. ZAINOEL ABIDINJLN. T. DAUD BEURUEH NO. 108

BANDA ACEHALERGI-IMUNOLOGI

URTIKARIA AKUTNo, Dokumen No. Revisi Halaman dari

Prosedur Standar Operasional Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:Direktur BPK RSUZA Dr. Zainoel Abidin

Nanggroe Aceh Darusalam

Dr. Taufik Mahdi, Sp.OGPembina Tingkat I/IV b

NIP. 140 201 743

PengertianUrtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan

timbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan

diserta rasa gatal. Urtikuria dapat berlangsung secara akut,

kronik atau berulang. Urtikaria kronik/ berulang bila

berlangsung >6 minggu.

Tujuan Prosedur ini sebagai panduan untuk petugas dalam penanganan terhadap kasus Urtikaria Akut

Ruang Lingkup Alergi-Imunologi Anak

Unit TerkaitSemua Unit Terkait

- Instalasi Rawat Inap- Laboratorium- Instalasi Gawat Darurat

Penanggung JawabResiden AnakDokter UmumDokter Spesialis Anak

Kebijakan

Prosedur

Anamnesa dan pemeriksaan fisis

Riwayat gatal

Riwayat apotik dan keluarga

Pada anak < 3 makanan susu sapi, soya, telur,

sedangkan anak > besar faktor seafood dan kacang lebih

berpengaruh.

Sengatan atau gigitan serangga sering sebagai penyebab.

Faktor lingkungan seperti debu rumah, tungau debu

rumah, binatang peliharaan, tanaman, karpet, sengatan

binatang serta faktor makanan termasuk zat warna, zat

pengawet dan sebagainya.

Lesi khas yaitu bentol berwarna merah, berbatas tegas,

gatal, memutih bila ditekan.

Pemeriksaan penunjang

Diperlukan pada Urtikaria kronik/ berulang, tidak

diperlukan pada Urtikaria akut.

Urinalisis, untuk mencari fokal infeksi di saluran kemih,

feses rutin untuk mencari adanya parasit cacing.

Pemeriksaan darahtepi : LED dapat meningkat bila ada

fokal infeksi atau kelainan sistematik, hitung jenis :

eosinofilia.

Pemeriksaan kadar IgE total

Pemeriksaan hitung total

Pemeriksaan uji kulit alergen, dermografisme, uji

tempel es atau IgE spesifik.

Kadar komplemen untuk mencari kelainan sistematik

yang mendasari urtikaria.

Tata laksana

Menghindari pencetus

Pada Urtikaria generalisata mula-mula diberikan injeksi

larutan adrenalin 1/1000 dengan dosis 0,01 ml/kg

intramuskular (maksimum 0,3) dilanjutkan dengan

antihistamin penghambat Hl seperti CTM 0,25 mg/

tahun/ kali sehari 3 kali. Bila belum memadai

ditambahkankortikosteroid misalnya prednison 1 mg/

kg/ hari dibagi dosis sehari 3 kali. Untuk Urtikaria yang

sering kambuh terutama pada anak sekolah, untuk

menghindari efek samping obat mengantuk , dapat

diberikan antihistamin penghambat H1 geberasi baru

misalnya setirizin 0,25 mg/kg/hari sekali sehari.