Upp Revisi Tor 26 Juni
-
Upload
pandu-ali-fikri -
Category
Documents
-
view
235 -
download
4
description
Transcript of Upp Revisi Tor 26 Juni
1
USULAN PROPOSAL PENELITIAN
PENATAAN KAWASAN WISATA FATAHILLAH KOTA TUA SEBAGAI KAWASAN WISATA HERITAGE
DI PROVINSI DKI JAKARTA
Oleh
Mahasiswa/i Manajemen Kepariwisataan Semester VII :
- Andi Indah Amelia
- Ayu Ciptaningtyas
- Berlian Mustika Sari
- Putri Wulandari
- Salmah
- Pandu Ali Fikri
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI
2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak sekali destinasi pariwisata budaya yang tersebar di
seluruh nusantara. Beraneka ragam suku, budaya, adat dan istiadat kian menambah
khasanah keindahan negeri tercinta ini.
Indonesia sudah mengalami beberapa kali penjajahan dari bangsa–bangsa luar,
meningggalkan beberapa jejak sejarah. Beberapa di antaranya memiliki nilai dan
keindahan yang diakui oleh dunia. Salah satu dari jejak sejarah itu ada di ibu kota
Indonesia (Jakarta).
Jakarta atau yang dulu dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa (397-1527) telah
mengalami beberapa kali pergantian nama. Pada abad ke- 16 Sunda Kelapa berganti
nama menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan. Di akhir abad ke- 16 bangsa Belanda
(VOC) dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan
pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia.
Pendudukan Batavia oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia
menjadi Djakarta. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati penduduk pada Perang Dunia
II. Setelah mengalami banyak peristiwa di bawah kekuasaan penjajah, Indonesia dapat
merasakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan dari abad ke- 16. Di kota ini
khususnya di wilayah Sunda Kelapa, masih berdiri bangunan–bangunan tua yang megah,
bukti sejarah yang tak ternilai harganya. Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan
Batavia Lama (Old Batavia), merupakan sebuah wilayah kecil di Jakarta. Wilayah
3
khusus ini memiliki luas sekitar 1,3 kilometer persegi meliputi Jakarta Utara dan Jakarta
Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).
Mengingat perkembangan destinasi pariwisata dalam negeri yang sudah pesat
dan semakin potensial sebagai penghasil devisa, maka strategi pembangunan industri
kepariwisataan nasional dimasukkan ke dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GGBHN). Hal ini dapat dipandang sebagai kebijaksanaan pemerintah pada sektor
pariwisata pada masa sekarang .
Sejarah Kawasan Kota Tua merupakan lingkup tugas Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kawasan Kota Tua ditujukan
sebagai kawasan sejarah, budaya, bisnis dan juga sebagai kawasan tujuan pariwisata.
Oleh karena itu Kawasan Kota Tua membutuhkan sebuah organisasi yang dapat
mengontrol seluruh kawasan dan mengkoordinasi kegiatan yang seluruhnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hal tersebut tercermin dalam Peraturan Gubernur nomor 127
tahun 2007 yang membahas mengenai pembentukan, organisasi dan tata kerja Unit
Penataan dan Pengembangan Kawasan Kota Tua Dinas Kebudayaan dan Permuseuman
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kawasan Kota Tua sendiri telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Gubernur No. 475 Tahun 1993 tentang Penetapan Bangunan-
bangunan Bersejarah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Benda Cagar Budaya.
Dalam melakukan pengembangan wisata harus diperhatikan jenis wisata yang
akan dikembangkan agar tidak menghilangkan bentuk aslinya. Satu asumsi utama dan
mendasar dari suatu perencanaan pengembangan kepariwisataan adalah satu usaha untuk
mengarahkan dan membentuk daya tarik wisata untuk dapat menjadi lingkungan yang
nyaman, indah, rekreatif dan menyenangkan pengunjung serta fasilitas pelayanan
kepariwisataan dapat menjalankan kegiatan wisata secara efektif dan efisien.
4
Idealnya suatu destinasi pariwisata yang baik apabila komponen daya tarik
wisata 4A yaitu Attraction (atraksi wisata), Accesibility (akses untuk mencapai daerah
wisata), Amenity (fasilitas dan jasa wisata), dan Ancillary (kelembagaan dan sumber
daya manusia pendukung kepariwisataan) sudah memenuhi standar pariwisata. Dalam
pengembangan suatu destinasi pariwisata memiliki kriteria dasar pengembangan tertentu.
Selain itu perlu adanya dasar pengaturan ruang atau pembagian zona. Dasar pembagian
zona adalah merupakan Strategi Umum Pengembangan (SUP). Sebelum rencana
pembagian zona dilakukan, perlu dianalisis lahan setiap bagian dari kawasan
perencanaan.
Keberadaan kawasan Fatahillah Kota Tua Jakarta ini telah dijadikan sebagai
salah satu tujuan wisata oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak orang
yang tertarik dengan cerita maupun keindahan yang dimiliki oleh salah satu daya tarik
wisata unggulan Provinsi DKI Jakarta ini. Dilihat dari kondisi dan latar belakangnya,
kawasan ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai satu Kawasan Wisata Heritage. Akan
tetapi dalam perkembangannya, bisa saja banyak ditemukan masalah yang bisa menjadi
faktor ancaman untuk keberadaan kawasan wisata ini.
Pada proposal penelitian ini, akan dibahas mengenai permasalah deskriptif yaitu
masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Masalah yang
ditemukan di kawasan Fatahillah Kota Tua Jakarta ini antara lain adalah Tidak adanya
zonasi yang membatasi beberapa kegiatan di Kawasan ini (zona berjualan, zona bahaya,
zona aman,dll) menimbulkan kesan kumuh . Sehingga, ditakutkan akan mengurangi
nilai estetika dari kawasan tersebut. Selain itu, penerapan sapta pesona yang belum
maksimal juga merupakan nilai minus dari kawasan wisata ini.
5
Oleh karena itu berkenaan dengan hal tersebut, judul penelitian yang akan
diangkat adalah “Penataan Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua Sebagai Kawasan
Wisata Heritage di Provinsi DKI Jakarta”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi aktual Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua Jakarta dari sisi 4A ?
2. Bagaimana strategi pembagian zona yang diterapkan di Kawasan Wisata Fatahillah
Kota Tua Jakarta ?
1.3 Batasan Masalah
1. Kondisi aktual Kawasan Wisata Fatahillah dengan menggunakan pendekatan 4A.
2. Strategi pembagian zonasi yang diterapkan di kawasan Fatahillah Kota Tua Jakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
a. Untuk menyelesaikan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi
Lapangan Penelitian, pada semester 7 Manajemen Kepariwisataan Akademi
Pariwisata Makassar.
b. Untuk menambah pengetahuan dalam penulisan suatu karya ilmiah khususnya
pada objek penelitian wisata Heritage di Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua
Jakarta.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kondisi aktual Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua
Jakarta dari sisi 4A
6
b. Untuk mengetahui strategi pembagian zona yang diterapkan di Kawasan
Wisata Fatahillah Kota Tua Jakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Pembaca
a. Dapat mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
b. Dapat memperkaya informasi mengenai Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua
Jakarta.
c. Dapat mengetahui metode penataan kawasan wisata yang baik.
1.5.2 Bagi Pengembang Keilmuan
a. Dapat bermanfaat bagi penelitian berkelanjutan mengenai Penataan Kawasan
Wisata Fatahillah Kota Tua Sebagai Kawasan Wisata Heritage di Provinsi
DKI Jakarta.
b. Dapat menambah sumber daya manusia yang berpendidikan dan intelektual.
1.5.3 Bagi Peneliti
a. Dapat mengembangkan pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah.
b. Dapat melatih pengolahan data dari berbagai sumber.
c. Dapat meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Landasan Teori
1.1.1 Pengertian Tentang Kepariwisataan
Dalam Undang – Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
pada Pasal 1 mengemukakan bahwa :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multideimensi serta mutidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah Daerah, dan pengusaha
e. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
f. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi
yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
8
pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
g. Kawasan Strategi Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam,
daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
1.1.2 Pengertian Peninggalan ( Heritage )
Menurut Jonson (2004) Peninggalan adalah sesuatu yang berharga yang
memiliki nilai sumber pengetahuan dan kehidupan manusia sebelumnnya. Badan
Pelestarian Pusaka Indonesia (2007) heritage mencakup aset alam serta budaya
bendawi/ teraga (tangible) dan non bendawi/ tak teraga (intangible) yang sangat
berharga dan perlu diselamatkan dan dilestarikan.
Pusaka Indonesia adalah pusaka alam, pusaka budaya, dan pusaka
saujana. Pusaka alam (natural heritage) adalah bentukan alam yang istimewa.
Pusaka budaya (cultural heritage) adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang
istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri-
sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan
budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka saujana (cultural
landscape) adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan
ruang dan waktu (saujana adalah sejauh mata memandang, Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Pusaka budaya mencakup pusaka tangible (bendawi) dan pusaka
intangible (non bendawi).
9
1.1.3 Pengertian Daya Tarik Wisata Budaya.
Berdasarkan PP No. 50 tahun 2011 pasal 14 ayat 1 huruf (b) mengenai
Daya Tarik Wisata budaya yang bersifat berwujud (tangible), yang berupa antara
lain:
a. cagar budaya, yang meliputi:
(1) benda cagar budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia,
baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok,
atau bagianbagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat
dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia, contoh:
angklung, keris, gamelan, dan sebagainya.
(2) Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda
alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang
berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
(3) struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang
kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk
menampung kebutuhan manusia.
(4) situs cagar budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang
mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau
struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian
pada masa lalu.
(5) kawasan cagar budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki 2
(dua) situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.
10
1.1.4 Teori 4A.
Komponen penting dalam industri pariwisata yang dikenal dengan istilah
4A sebagaimana diungkapkan oleh Middleton (2001:124) dan dilengkapi oleh
Direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia, yaitu Attraction (atraksi
wisata), Accesibility (akses untuk mencapai daerah wisata), Amenity (fasilitas
dan jasa wisata), dan Ancillary (kelembagaan dan sumber daya manusia
pendukung kepariwisataan).Teori yang menyebutkan perkembangan produk
wisata dikaitkan atas 4 faktor yaitu :
a. Attractions (daya tarik) :
Site Attractions tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim yang baik,
pemandangan indah).
Event Attractions (kejadian atau peristiwa misalnya kongres, pameran, atau
peristiwa lainnya.
b. Amenities (fasilitas) tersedia fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran,
transport lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat
komunikasi.
c. Aksesibilitas adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedia transportasi ke
lokasi, murah, aman, dan nyaman.
d. Ancillary Tourist organization untuk menyusun kerangka pengembangan
pariwisata, mengatur industri pariwisata dan mempromosikan daerah
sehingga dikenal banyak orang.
1.1.5 Ripparnas 2010-2025
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
a. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensiserta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
11
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi Antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan pengusaha.
b. Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang di
dalamnya meliputi upayaupaya perencanaan, implementasi dan pengendalian,
dalam rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki.
c. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang selanjutnya
disebut dengan RIPPARNAS adalah dokumen perencanaan pembangunan
kepariwisataan nasional untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak
tahun 2010 sampai dengan tahun 2025.
d. Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum,
Fasilitas Pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya Kepariwisataan.
e. Destinasi Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat DPN adalah
Destinasi Pariwisata yang berskala nasional.
f. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN
adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi
untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan keamanan.
g. Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi
yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke
12
Destinasi Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi
Pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata.
h. Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan
untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan
wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata.
1.1.6 Pembagian Zona
Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik
lingkungan yang spesifik.
Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi
dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.
Sedangkan zoning regulation dapat didefinisikan sebagai ketentuan yang
mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan
penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur pelaksanaan
pembangunan.
Dalam membuat besaran zona, selain mempertimbangkan tapak, juga
memperhatikan asumsi luasan ruang yang dibutuhkan untuk sarana-sarana yang
akan dibangun didalamnya, sebagai berikut :
• Zona I merupakan kawasan pusat kegiatan wisata
• Zona II merupakan kawasan pendukung kegiatan wisata
• Zona III merupakan kawasan penunjang kegiatan wisata
Lokasi pengembangan dibagi menjadi zona-zona yang diperuntukkan
bagi kegiatan yang bersifat umum, semi publik dan privat. Perletakan zona-zona
didasarkan pada hirarkhi dari tingkat kepentingannya.
Konsep pembagian zona juga didasarkan pada konsep penggunaan lahan yang
luwes (flexible zoning). Konsep ini bersifat jawaban (responsif) terhadap
13
kekuatan pasar yang sangat menentukan pola pengembangan yang akan datang,
(Mulky Alex, 2004)
1.1.7 Teori Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengmbangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor
internal Kekuatan dan Kelemahan.(Freddy Rangkuti, 2005)
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang meliputi
peluang dan ancaman dalam menarik wisatawan di kawasan wisata Fatahillah.
Analisis eksternal yang meliputi peluang dan ancaman dilakukan untuk
mengetahui posisi daerah dalam berhadapan dengan lingkungan
eksternalnya. Menurut Pearce/ Robinson(2008), peluang merupakan situasi
utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan, sedangkan
ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
suatu perusahaan.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang meliputi
kekuatan dan kelemahan dalam menarik wisatawan di kawasan daya Tarik
14
wisata Fatahillah. Analisis faktor internal yang meliputi kekuatan dan
kelemahan dilakukan untuk mengetahui kondisi daerah tersebut secara
internal. Menurut Pearce/Robinson(2008), kekuatan merupakan sumber daya
atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan
yang membuat perusahaan relative lebih unggul dibandingkan pesaingnya
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Sedangkan
kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber
daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang
menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan peanggan secara
efektif.Menurut Freddy Rangkuti (2005), alat analisis yang dipakai untuk
menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini
dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Matriks SWOT dapat dilihat sebagai berikut :
Internal
Eksternal
Strength (S)(Kekuatan )
Weaknesses (W)(Kelemahan)
Opportunittes (O)
(Peluang)
Strategi (SO)
Gunakan Streng Untuk mendapatkan opportunittes
Strategi (WO)
Tanggulangi weaknesses dengan menggunakan
opportunittes
Thereats (T)(Kelemahan)
Strategi (ST)
Gunakan streng untuk menghindari thereats
Strategi (WT)
Minimalkan weaknesses dan hindari
thereats
15
1.6 Kerangka Pikir
PENATAAN KAWASAN FATAHILLAH KOTA TUA SEBAGAI KAWASAN WISATA HERITAGE
DI PROV. DKI JAKARTA
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi teraktual kawasan fatahillah Kota Tua
Jakarta dari sisi 4A?
2. Bagaimana strategi pembagian zona yang diterapkan di
kawasan Fatahillah Kota Tua Jakarta ?
Teori pendukunga. Komponen daya tarik wisata
4 Ab. Konsep pembagian zona
Data
Kondisi teraktual kawasan Fatahillah:- Attractions- Accessibilities- Amenities- Ancillaries
Strategi pembagian zona:- Zona I merupakan kawasan pusat kegiatan wisata- Zona II merupakan kawasan pendukung kegiatan
wisata- Zona III merupakan kawasan penunjang kegiatan
wisata
Teknik Pengambilan SampelPurposive SamplingQuota Sampling
Teknik pengumpulan DataMetode ObservasiMetode wawancaraMetode dokumentasi
Teknik analisa data Metode Analisis Deskriptif KualitatifAnalisis SWOT
KESIMPULAN
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
3.1.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian Deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek
yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Karena data
yang diperoleh nantinya berupa gambaran/deskripsi dari objek penelitian
tersebut. Dari data yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis
data.
3.1.2 Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Kualitatif
Yaitu data yang mengutamakan makna dan informasi yang diperoleh dari
narasumber, yang mampu memberikan informasi berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Penjelasan tersebut dapat berupa bentuk peranan
Unit Pengelola Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua dalam pengembangan
17
wisata budaya dan penataan Kawasan, persepsi masyarakat dan wisatawan
serta hal lainnya yang berkaitan dengan masalah dimaksud.
2. Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh berkaitan dengan angka dan tabel, seperti jumlah
sampel Unit Pengelola Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua dan tabel skala
penilaian masyarakat dan wisatawan.
3.1.3 Sumber Data
1. Data Primer.
Data primer yaitu data yang berasal dari objek penelitian. Data yang
dikumpulkan secara langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan. Dalam hal ini merupakan data yang diperoleh dari
pihak pengelola kawasan Kota Tua Jakarta mengenai upaya pembagian
Zona.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di
internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono,
2009).
Selain data primer, sumber data yang digunakan adalah sumber data
sekunder, data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur
artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.
18
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Purposive Sampling
Dalam penelitian ini metode penentuan informan yang digunakan adalah
metode purposive sampling yaitu sample yang diambil dari orang atau tokoh
yang diperkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
peneliti, dan pemilihan anggota sample didasarkan atas keterkaitannya dengan
obyek yang diteliti sehingga mempunyai keterkaitan yang erat. Dengan
demikian pemilihan sampel tersebut ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh
peneliti (Gorda, 1989:21). Penelitian ini yang dijadikan sampel adalah pegawai
DMO .
Pengambilan sampel diadakan dengan cara purposive sampling yang akan
didasarkan pada ciri-ciri dan sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut dengan permasalahan berdasarkan intensitas tertentu dalam suatu golongan
dan juga dianggap mampu memberikan informasi tentang masalah yang diteliti.
Adapun jumlah anggota sampel yang akan menjadi responden dapat dilihat pada
tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2
Jumlah Sampel Unit Pengelola Kawasan Kota Tua
No Jenis JabatanJumlah Sampel
(Orang)
1 Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua 1
2 Seksi Pengembangan 3
Jumlah 4
Sumber : Peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2011
19
3.2.2 Accidental Sampling
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidenttal
sampling yaitu teknik penentuan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.
Jika populasi kurang dari 100, maka sampel menggunakan suluruh populasi.
Sedangkan jika populasi lebih dari 100, sampel dapat diambil antara 10% - 15%
atau lebih. ( Arikunto,2002: 12) dilihat dari situasi di lapangan jumlah sampel
yang dijatahkan 30 orang wisatawan dan 30 orang masyarakat telah dianggap
cukup representatif.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 194).
Target narasumber pada metode wawancara yakni pihak Destination
Management Organization (DMO) Kota Tua Jakarta.
3.3.2 Metode Observasi
Pengamatan atau observasi diartikan sebagai watching the behaviorial patterns
of people in certain situations to obtain information about the phenomenon of
interest (MacMillan & Schumacher, 2010: 211). Teknik pengumpulan data
dengan observasi dapat digunakan untuk penelitian yang berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
20
diamati dalam jumlah yang relatif tidak terlalu besar. Dalam hal ini
mengumpulkan data dengan melaksanakan pengamatan terhadap objek
penelitian yakni kondisi teraktual dari sisi 4A (Atraksi, aksesibilitas, amenitas,
dan ancillary) serta strategi pembagian zonasi yang diterapkan di Kawasan
Fatahillah Kota Tua Jakarta.
3.3.3 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data
dengan cara dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan
seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi dari asal kata
dokumen yang artinya barang-barang tertulis (Sukardi, 2003).
Peneliti mengamati kondisi teraktual objek penelitian seperti kondisi atraksi,
aksesibilitas, amenitas dan ancillary serta dokumen lain yang dimiliki pihak
pengelola kawasan Fatahillah Kota Tua Jakarta yang relevan dengan
kepentingan penelitian.
3.3.4 Metode Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya untuk diisi oleh responden mengenai persepsi
mereka terhadap kondisi aktual Kawasan Wisata Fatahillah Kota Tua Jakarta.
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis yang menguraikan,
menggambarkan dan menjelaskan secara sistematis data yang diperoleh di
lapangan dideskripsikan dalam bentuk tulisan dimana pendeskripsian ini bersifat
menginterpretasikan. Dalam pembahasan ini dijabarkan tujuan yang ingin
21
dicapai yaitu mengenai kondisi teraktual serta pembagian zona. Kemudian
menggunakan analisa deskriptif dengan teknik triangulasi dalam menentukan
arahan Penataan Kawasan Fatahillah Kota Tua.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari
berbagai sumber melalui wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan
sebagainya. Langkah selanjutnya adalah menyusunya kedalam beberapa
pembahasan inti. Tahap akhir ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
setelah selesai, mulailah pada tahap penafsiran data dalam mengolah hasil
sementara menjadi teori substantif.
3.4.2 Analisis Skala Penilaian
Untuk menganalisis persepsi masyarakat dan wisatawan digunakan summated
rating yaitu dengan pemberian skor pada pengukuran Skala Likhert untuk
jawaban pertanyaan yang diajukan dengan memberikan skor tertinggi sebesar 3
(tiga) dan jawaban yang tidak diharapkan yaitu yang terendah diberikan skor 1
(satu). Sedangkan untuk mencari tentang interval digunakan cara sebagai
berikut:
Metode ini juga menggunakan sejumlah kategori / klasifikasi data. Data yang
digunakan adalah memberikan pertanyaan yang menunjukkan tingkat nilai
seperti pada tabel 1.3 berikut:
22
Tabel 1.3
Skala penilaian Masyarakat dan Wisatawan
NoSkala penilaian Masyarakat Skala penilaian Wisatawan
Sikap Skor Kategori Sikap Skor Kategori
1 Baik 3 2,4 - 3 Baik 3 2,4 - 3
2 Cukup 2 1,7 - 2,3 Cukup 2 1,7 - 2,3
3 Kurang Baik 1 1 - 1,6 Kurang Baik 1 1 - 1,6
Sumber : Hasil Modifikasi Skala Likhert (Y. Slamet, 1993-19)
3.4.3 Analisis SWOT
Setelah data diolah menjadi teori substansif, data kemudian dianalisa
menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats
yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala).
Didalam penelitian analisis SWOT ingin diperoleh hasil berupa kesimpulan-
kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor yang sebelumnya telah dianalisa.
23
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Bungin Ed. (2001). Metodologi Penelitian Kuantitatif
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta (diakses pada tanggal 19 Mei 2014. Pukul
18:05)
http://travelling-qu.blogspot.com/2014/01/pengertian-heritage.html (diakses pada tanggal
19 Mei 2014. Pukul 18:30)
http://ihsanbahankuliah.blogspot.com/2008/12/populasi-dan-sampel-populasi
pengertian.html (diakses pada tanggal 19 Mei 2014. Pukul 19:30)
herdiansyah . unikom. bab 2 tinjauan pustaka 2.1 pengertian pariwisata heritage