Upaya Pokok GIZI Pkm Tanjung Pagar
-
Upload
bagus-yudha-pratama -
Category
Documents
-
view
172 -
download
8
Transcript of Upaya Pokok GIZI Pkm Tanjung Pagar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia Sehat 2010 diharapkan tidak sekedar angan-angan. Untuk
mencapainya diharapkan ada peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
bangsa Indonesia, untuk mencapai itu semua salah satunya diperlukan
peningkatan status gizi masyarakat.
Dalam usaha mencapai status gizi masyarakat yang optimal petugas gizi
puskesmas dalam melaksanakan tugasnya beracuan pada program-program yang
telah ditentukan. Program tersebut yaitu :
1. Menurunkan prevalensi kekurangan energi protein (KEP)
2. Menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA)
3. Menurunkan prevalensi anemia gizi besi (AGB)
4. Menurunkan prevalensi gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY)
5. Menurunkan prevalensi gizi lebih
Puskesmas adalah unit kerja terdepan pelaksana program perbaikan gizi di
daerah. Oleh karena itu petugas Puskesmas perlu dibekali pengetahuan dan
keterampilan demi keberhasilan pelaksanaan program gizi
Wilayah kerja puskesmas Tanjung Pagar meliputi 1 kelurahan yaitu :
kelurahan Tanjung Pagar. Daerah ini terletak pada ketinggian 0,6 meter di bawah
permukan laut, sehingga merupakan daratan pasang surut di pinggir sungai.
1
Jumlah penduduknya Tahun 2011 adalah 6104 jiwa dengan Jumlah bayi 141
jiwa, jumlah anak balita 654 jiwa, jumlah bumil 88 jiwa, jumlah bufas 13 jiwa,
dan Jumlah Kepala Keluarga 2017 jiwa.
Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
masyarakat yang memerlukan penanganan secara terpadu dari berbagai sektor
terkait. Puskesmas merupakan unit kerja terdepan pelaksana program perbaikan
gizi di daerah.1,2
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang
gizi makro dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein.
Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan
zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.2
Masalah gizi utama yang dihadapi masyarakat sampai sekarang antara
lain: GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), AGB (Anemi Gizi Besi),
KEP (Kekurangan Energi Protein) dan KVA (Kekurangan Vitamin A). Beberapa
faktor penyebab timbulnya masalah tersebut antara lain, kurang pengetahuan,
adanya perilaku dan kebiasaan yang salah terhadap konsumsi makanan, tradisi
dan kepercayaan tertentu masih masih diyakini oleh masyarakat. Hal ini makin
diperparah dengan kondisi ekonomi dan tingkat penghasilan penduduk yang
masih rendah sehingga masalah gizi menjadi semakin luas dan komplek dan
berpengaruh pula pada kualitas sumber daya manusia (SDM).3
2
Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari
37,5 % ( 1989 ) menjadi 24,6 % ( 2000 ). Namun kondisi tersebut tidak diikuti
dengan penurunan prevalensi gizi buruk bahkan prevalensi gizi buruk cenderung
meningkat.3
Mulai tahun 1998 upaya penanggulangan balita gizi buruk mulai
ditingkatkan dengan penjaringan kasus, rujukan dan perawatan gratis di
Puskesmas maupun Rumah Sakit, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) serta
upaya-upaya lain yang bersifat Rescue. Bantuan pangan ( beras Gakin dll ) juga
diberikan kepada keluarga miskin oleh sektor lain untuk menghindarkan
masyarakat dari ancaman kelaparan. 2
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa anak gizi buruk dengan gejala
klinis (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiokor) umumnya disertai dengan
penyakit infeksi seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Tuberculosis serta penyakit infeksi lainnya. WHO menunjukkan bahwa 54%
angka kesakitan pada balita disebabkan karena gizi buruk.3
Untuk mengantisipasi masalah diatas, diperlukan upaya pencegahan dan
penanggulangan secara terpadu di setiap pelayanan kesehatan dan memerlukan
keterlibatan berbagai sektor dengan melakukan koordinasi antar sektor termasuk
dengan masyarakat. 4
Upaya perbaikan gizi masyarakat yang telah dilaksanakan melalui
Puskesmas bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan memperbaiki status
gizi masyarakat. Tenaga pelaksana gizi di puskesmas merupakan tenaga yang
langsung berhadapan dengan masyarakat dengan berbagai tugas pokok antara lain:
3
Penentuan prioritas masalah, merencanakan kegiatan program gizi, pelaksanakaan
dan pencatatan pelaporan program gizi di puskesmas dalam rangka
penanggulangan masalah gizi, memberikan informasi dan penyuluhan kepada
masyarakat dalam rangka peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi
sehingga diharapkan masalah gizi yang ada bisa diatasi.1,4
1.2. Tujuan
Program perbaikan gizi bertujuan menurunkan angka penyakit kurang gizi
yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah terutama
pada terutama pada usia yang rawan gizi seperti bayi dan balita serta ibu nifas dan
ibu menyusui.. Hal ini mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, balita
dan kematian ibu, meningkatkan kemampuan dan keterampilan keluarga dalam
menerapkan keluarga sadar gizi, serta mendorong terwujudnya norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Program ini juga berusaha memperbaiki keadaan gizi
masyarakat melalui perbaikan pola konsumsi pangan.
1.3 Sasaran
Sasaran semua bayi, balita, bumil dan bufas yang berada di wilayah
Puskesmas Tanjung Pagar.
4
BAB II
ISI
2.1. POKOK-POKOK PROGRAM PERBAIKAN GIZI
Pengertian
Upaya perbaikan gizi adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan perbaikan gizi di masyarakat.
Program perbaikan gizi meliputi usaha-usaha sebagai berikut : 1
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah kegiatan masyarakat
untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di
Indonesia. Kegiatan-kegiatan UPGK meliputi :
a). Penyuluhan gizi masyarakat.
Tujuan kegiatan ini adalah terjadinya proses perubahan pengertian, sikap
dan perilaku yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan pelayanan
gizi yang tersedia di masyarakat.
b). Pelayanan gizi melalui Posyandu
Adapun kegiatan pelayanan gizi yang dipadukan di Posyandu adalah :
pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan balita, suplementasi vitamin
A, suplementasi pil zat besi, pemberian oralit, penyuluhan gizi dan pemberian
makanan tambahan.
c). Peningkatan pemanfaatan tanaman pekarangan
5
Salah satu kegiatan pelayanan gizi di Posyandu adalah Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) kepada anak balita. Untuk mendukung kegiatan
ini, akan menggalakkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber bahan
makanan seperti sayuran dan buah-buahan.
Usaha perbaikan gizi institusi (UPGI)
UPGI adalah salah satu program pokok perbaikan gizi yang bertujuan
untuk mendorong agar berbagai institusi pemerintah dan swasta memberikan
perhatian lebih besar dalam peningktan keadaan gizi warganya. Peran tenaga
Puskesmas dalam UPGI adalah membimbing dan membina pengelola/kader di
institusi dalam melakukan kegiatan pelayanan gizi berdasarkan pedoman yang
telah ditetapkan. Tenaga Puskesmas bersama sektor terkait, dapat melakukan
supervisi kegiatan UPGI ke Rumah Sakit, Perusahaan, Panti, Sekolah, Asrama
Haji atau Lembaga Pemasyarakatan di wilayahnya.
Pencegahan dan penanggulangan gondok endemik
Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid akibat kekurangan unsur
yodium yang diperlukan untuk pembuatan hormon tiroid dalam waktu lama.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
- Registrasi penduduk desa
- Penyuntikan larutan yodium dalam minyak (lipiodol)
- Pencatatan dan pelaporan
- Evaluasi dampak
Pencegahan & penanggulangan kekurangan vitamin A
6
Prinsip dasar penggulangan kekurangan vitamin A di Indonesia adalah
menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh melalui 2 cara yaitu :
- Penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi vitamin A alami.
- Suplementasi vitamin A melalui
(a). Cara langsung : distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU)
(b). Cara tidak langsung : fortifikasi (penambahan) vitamin A pada
bahan makanan
Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi
Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar Hb lebih rendah dari normal
akibat kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan darah (misal : zat besi, asam folat, vitamin B12) tanpa
memandang penyebab kekurangan darah tersebut. Kegiatan yang dilakukan
meliputi :
- Pencegahan dan penanggulangan anemia besi dikaitkan dengan
kegiatan UPGK dalam bentuk pemberian tablet besi bagi bumil-
busu
- Penggalakan konsumsi bahan pangan alami sumber zat besi
Sistem kewaspadaan pangan dan gizi
Program ini bertujuan meningkatkan konsumsi pangan dan gizi serta
mencegah timbulnya konsumsi pangan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Sistem Isyarat Dini Dan Intervensi (SIDI) / pemantauan wilayah
setempat bidang pangan dan gizi.
7
- Sistem Informasi Pangan dan Gizi (SIPG)
- Pemantauan Status Gizi (PSG)
- Pemantauan Program Gizi (PPG)
Perbaikan makanan bayi dan anak
Program ini bertujuan melestarikan dan meningkatkan kebiasaan
menyusui bayi / anak umur 0 – 24 bulan serta memperbaiki kebiasaan
pemberian MP-ASI. Kegiatannya meliputi :
- Peningkatan penggunaan ASI melalui :
(a). Pendidikan dan penyuluhan
(b). Peningkatan pelayanan masyarakat
(c). Perundang-undangan
(d). Penelitian dan monitoring
- Perbaikan MP-ASI / makanan balita
(a). Pengkajian tentang perilaku masyarakan tentang pemberian
MP-ASI
(b). Pendidikan dan penyuluhan
(c). Monitoring dan evaluasi
(d). Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk memproduksi
MP- ASI yang murah dan tersedia di tempat.
- Perbaikan makanan bumil-busu
Program ini bertujuan meningkatkan kesehatan para ibu melalui
penyuluhan, pemantauan dan penerapan teknologi tepat guna
8
secara terpadu dengan kegiatan perbaikan pemberian makanan bayi
dan anak.
A. Kekurangan Energi Protein (KEP)
Masalah kurang energi dan protein merupakan salah satu masalah gizi di
Indonesia Anak Usia di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang
rawan terhadap kurang gizi. Setelah terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan
sejak pertengahan tahun 1997, kasus gizi kurang bahkan gizi buruk bertambah.
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi (AKG). KEP terdiri dari :
1. KEP ringan yaitu apa bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak
pada pita warna kuning diatas garis merah atau BB/U 70% - 80% buku
median WHO-NCHS
2. KEP sedang yaitu apa bila hasil penimbangan berat badan pada KMS berada
di bawah garis merah (BGM) atau BB/U 60% - 70% buku median WHO-
NCHS
3. KEP berat yaitu apa bila hasil penimbangan BB/U < 60% buku median
WHO-NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat dan KEP sedang.
B. Anemia Gizi Besi (AGB)
Anemia gizi besi (AGB) yaitu dimina tubuh kekurangan zat besi yang
berkelanjutan dalam makanan sehari-hari. AGB dapat diderita oleh semua
9
golongan umur terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah dan tenaga kerja
wanita.
Menurut United Nation (1994) tingginya prevalensi anemia pada
kehamilan melatarbelakangi terjadinya kematian pada ibu sewaktu hamil, bersalin
atau nifas sebagai akibat komplikasi kehamilan atau komplikasi penanganannya.
Bahkan diperkirakan sekitar 50% dari kematian maternal di negara-negara
berkembang dilatarbelakangi secara langsung maupun tidak langsung oleh anemia
difesiensi besi pada saat menjelang atau sewaktu bersalin.
Zat besi juga diperlukan untuk menunjang kerja otak. Kekurangan zat besi
bisa mengurangi produksi sel darah merah. Remaja perempuan yang kurang
mengkonsumsi zat besi cendrung mempunyai IQ rendah.
Perempuan hamil memerlukan zat besi dua kali lebih banyak dari saat
dirinya tidak hamil karena pendarahan atau sesudah melahikan yang bagi ibu
sehat tidak membahayakan, bagi ibu hamil dengan anemia berat dapat
menimbulkan kematian selain itu bisa menyebabkan pertumbuhan janin dalam
kandungan terganggu, terjadinya BBLR dan meningkatnya kematian perinatal.
Pada bayi dan anak dengan defisiensi besi menyebabkan anak menjadi apatis,
kurang aktif dan menurunkan kemampuan kognetif
C. Kurang Vitamin A (KVA)
Bangsa Indonesia patut berbangga, karena kita telah dapat mengatasi
masalah kebutaan akibat kurang vitamin A (KVA). Namun demikian kita perlu
waspada karena sedikit kelengahan, masalah tersebut dapat muncul kembali. Dari
10
hasil penelitian diketahuibahwa sekitar 50% anak-anak Indonesia masih menderita
KVA yang belum menunjukan gejala-gejala nyata (KVA subklinis)
Indonesia adalah negara yang kaya sumber Vitamin A alami. Oleh sebab
itu supaya peningkatan konsumsi bahan makanan kaya vitamin A alami
merupakan tujuan dari upaya penaggulangan KVA di Indonesia. Di samping itu,
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi memang masih perlu dianjurkan
terutama untuk golongan yang mempunyai resiko tinggi untuk menderita KVA.
KVA adalah suatu keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh
sangat berkurang. Kedaan ini berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh.
Berbagai organ tubuh dapat terkena, mulai dari organ-organ system pernapasan
sampai dengan sistem kekebalan .
KVA umunya berkaitan dengan penyakit-penyakit lain seperti diare,
campak, pneumonia. Anak yang menderita KVA apabila terkena penyakit diare,
campak dan pnemoni, maka penyakit akan lebih berat dan lebih lama
dibandingkan dengan anak-anak yang cukup vitamin A. Anak-anak yang
menderita KVA berat lebih banyak terancam jiwanya. KVA berat juga dapat
mengakibatkan kebutaan.
D. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius karena diperkirakan pada
saat ini terdapat sekitar 42 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah yang
lingkungannya miskin yodium.
Penderita GAKY memiliki produktivitas kerja yang rendah, sehingga
dapat mengurangi penghasilan sampai 15%, karena itu pengagulangan GAKY
11
yang paling tepat adalah dengan suplementasi yodium, baik secara langsung
melalui pemberian kapsul minyak beryodium maupun tidak langsung melalui
konsumsi garam beryodium.
Hasil survey pemetaan tahun 1998 menunjukan terjadinya penurunan
tajam angka prevalensi GAKY, yaitu dari 27,7% pada tahun 1992 menjadi 9,8%.
Hal ini memberikan gambaran adanya keberhasilan program penanggulangan
GAKY secara nasional . Namun demikian bila dilihat menurut kecamatan , masih
banyak penduduk yang tinggal diaerah endemik. Selain itu penurunan angka TGR
tersebut belum diikuti oleh tingkat konsumsi garam bertodium yang pada tahun
1998 masih sebesar 65,2%
Dalam SNI kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30-80 ppm
dalam bentuk KI)3, hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap
orang perhari adalah 6-10 gr, sedangkan kebutuhan tubuh akan yodium adalah
sekitar 100-150 gr tiap orang per hari.
2.2 PROGRAM PERBAIKAN GIZI DI PUSKESMAS TANJUNG PAGAR
TAHUN 2011
Sasaran program perbaikan gizi yang dilaksanakan di Puskesmas
Tanjung Pagar pada tahun 2011, yaitu :
1. Jumlah penduduk : 6.104 orang
2. Jumlah bayi : 141 orang
3. Jumlah balita : 654 orang
4. Jumlah bumil : 88 orang
5. Jumlah bufas : 13 orang
12
Program perbaikan gizi yang dilaksanakan di Puskesmas Tanjung Pagar
pada tahun 2011 dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam
dan luar gedung.
A. Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Tanjung Pagar5
1. Kegiatan Dalam Gedung
- Monitoring status gizi di puskesmas
Kegiatan berupa penimbangan setiap bayi dan balita yang datang ke
Puskesmas serta mencatat di KMS.
S K D N
2010 111 111 90 70
2011 150 150 104 80
10
30
50
70
90
110
130
150
Gambar 2.1. Grafik SKDN Bayi Puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa S adalah jumlah bayi
seluruhnya dan D adalah jumlah bayi yang ditimbang di puskesmas ini.
Terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah bayi yang ditimbang hanya 104
13
dibandingkan dengan jumlah bayi seluruhnya. Hal ini disebabkan karena
bayi tidak hanya ditimbang di puskesmas, tetapi bisa saja ditimbang di
posyandu, bukan di puskesmas sehingga jumlahnya menjadi sedikit.Selain
itu orang tua hanya membawa anaknya untuk ditimbang hanya jika
bersamaan dengan imunisasi sehingga, pemantauan agak sulit.
S K D N
2010 684 683 472 380
2011 952 952 485 385
50
150
250
350
450
550
650
750
850
950
Gambar 2.2. Grafik SKDN Balita Puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa S adalah jumlah balita
seluruhnya dan D adalah jumlah balita yang ditimbang di puskesmas ini.
Terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah balita yang ditimbang hanya 485
orang dibandingkan dengan jumlah bayi seluruhnya, yaitu 952 orang. Hal
ini disebabkan karena balita tidak hanya ditimbang di puskesmas, tetapi
bisa saja ditimbang di posyandu, bukan di puskesmas sehingga jumlahnya
menjadi sedikit.Selain itu orang tua hanya membawa anaknya untuk
ditimbang hanya jika balita ini sakit, sehingga pemantauan agak sulit.
14
- Distribusi tablet tambah darah pada ibu hamil dan ibu nifas
Program ini dilakukan untuk pencegahan anemia besi dengan pembagian
tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui serta penyuluhan
penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi.
- Distribusi vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita serta ibu nifas
Program ini dilakukan pada bulan Februari dan Agustus pada semua anak
balita (1 – 5 tahun) yang sehat. Pada anak dan balita yang berkunjung ke
Puskesmas, diperiksa keadaan mata & tingkat sakitnya. Selain itu,
diadakan penyuluhan tentang pentingnya vitamin A dan cara peningkatan
sumber vitamin A terutama sayuran hijau.
- Konsultasi berbagai masalah gizi
Kegiatan berupa wawancara pola makanan/menu serta membaca hasil
laboratorium. Rujukan ke Poli Gizi selama tahun 2011 sebanyak 19 orang
dengan Diet :
15
1
3
5
7
9
11
Gambar 2.3. Grafik diet pada pasien yang ada di bagian gizi Puskesmas Tanjung Pagar 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah diet yang terbanyak
pada konsultasi gizi di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 adalah diet
Rendah garam, kemudian disusul diet DM dan rendah kalori. Diet rendah
garam berada pada posisi pertama karena sesuai dengan tabel 2.1. yaitu
10 penyakit terbanyak di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 adalah
penyakit hipertensi, sehingga dietnya adalah diet rendah garam.
16
Tabel 2.1. Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Tanjung PagarNo Jenis Penyakit Jumlah
1 Hipertensi 1714
2 ISPA 1384
3 Gangguan Gigi 1027
4 Gastritis 623
5 Diabetes Melitus 434
6 Diare 346
7 Batuk 324
8 Dermatitis 322
9 Artritis 207
10 Penyakit Lain 237
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Tahun 2011
- Penyuluhan gizi
Dilakukan saat orang datang ke puskesmas Tanjung Pagar, ataupun sedang
berkonsultasi ke bagian gizi. Penyuluhan dilakukan secara individu dan
kelompok. Untuk media biasanya digunakan leaflet yang dibagikan kepada
pasien. Pada bulan Juli 2011 puskesmas Tanjung Pagar melaksanakan
penyuluhan di kelas bumil 2x dan bulan September penyuluhan TTD
Mandiri di SMPN 18.
2. Kegiatan Luar Gedung
- Monitoring dan pemantauan status gizi melalui kegiatan posyandu
Kegiatan berupa penimbangan setiap bayi dan balita yang datang ke
Posyandu serta mencatat di KMS. Pemantauan status gizi tingkat
Posyandu di kelurahan ini dengan memakai standart BB/U, TB/U, dan
BB/TB.
17
Pemantauan Status Gizi di tahun 2011 dilaksanakan dibulan April
sebanyak 100 sampel :
a. BB/U
L P
Buruk 3 1
Kurang 23 11
Baik 33 29
Lebih 0 0
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
27.5
32.5
Gambar 2.4.Grafik BB/U masyarakat puskesmas Tanjung Pagar
Dari gambar di atas terlihat bahwa berdasarkan BB/U jumlah
masyarakat yang bergizi baik lebih banyak dibandingkan dengan gizi
kurang dan gizi buruk. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kesadaran
masyarakat akan pentingnya gizi mulai meningkat, serta rajinnya
masyarakat berkonsultasi atau berobat ke puskesmas sehingga untuk
status gizi dapat di pantau dengan baik. Selain itu gambar ini dapat
menjadi indikator keberhasilan penyuluhan tentang gizi.
18
b. TB/U
L P
Pendek 18 12
Normal 41 29
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
27.5
32.5
37.5
42.5
Gambar 2.5.Grafik TB/U masyarakat puskesmas Tanjung Pagar
Dari gambar di atas terlihat bahwa berdasarkan TB/U jumlah
masyarakat yang tingginya normal baik laki-laki maupun perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan yang pendek. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi mulai
meningkat, serta rajinnya masyarakat berkonsultasi atau berobat ke
puskesmas sehingga untuk status gizi dapat di pantau dengan baik.
19
c. BB/TB
L P
Krs Sekali 0 0
Kurus 1 0
Normal 59 40
Gemuk 0 0
5
15
25
35
45
55
Gambar 2.6.Grafik BB/TB masyarakat puskesmas Tanjung Pagar
Dari gambar di atas terlihat bahwa berdasarkan BB/TB jumlah
masyarakat yang bergizi normal baik laki-laki maupun perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan yang kurus, kurus sekali, dan gemuk. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya
gizi mulai meningkat, serta rajinnya masyarakat berkonsultasi atau
berobat ke puskesmas sehingga untuk status gizi dapat di pantau dengan
baik. Selain itu gambar ini dapat menjadi indikator keberhasilan
penyuluhan tentang gizi.
Selain melalui Posyandu, kegiatan lain yang telah dilakukan yakni
melalui Pengukuran Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah (TB-ABS)
yang dilaksanakan pada SDN Tanjung Pagar 1, SDN Tanjung Pagar 3,
SDN Tanjung Pagar 4, MI Darul Khairat, dan MI Darul Nasihin.
a. Status Gizi Berdasarkan (TB/U)
20
1.Sangat Pendek
L P Total
SDN T. Pagar 1 0 0 0
SDN T. Pagar 3 0 1 1
SDN T. Pagar 4 1 3 4
MI Darul Khairat 0 0 0
MI Darul Nasihn 0 0 0
0.25
0.75
1.25
1.75
2.25
2.75
3.25
3.75
Gambar 2.7. Grafik TB-ABS pada anak sekolah yang sangat pendek
Dari gambar di atas terlihat bahwa berdasarkan TB/U jumlah anak
yang sangat pendek ada banyak yaitu sejumlah 4 orang pada SDN
Tanjung Pagar 4 dibandingkan sekolah lain. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurang rajinnya orang tua berkonsultasi atau berobat ke
puskesmas sehingga untuk status gizi belum dapat di pantau dengan
baik. Selain itu menurut wawancara kader gizi dengan orang tua anak,
sebagian anak tidak menyukai susu dan jarang berolahraga. Sehingga
seharusnya diberikan program pemberian susu untuk anak-anak di
sekolah ini secara berkala.
21
2.Normal
L P Total
SDN T. Pagar 1 17 15 32
SDN T. Pagar 3 13 10 23
SDN T. Pagar 4 12 14 26
MI Darul Khairat 8 5 13
MI Darul Nasihn 8 8 16
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
27.5
32.5
Gambar 2.8. Grafik TB-ABS pada anak sekolah yang normal
Dari gambar di atas terlihat bahwa berdasarkan TB/U jumlah anak yang
tinggi badannya normal yaitu sejumlah 32 orang pada SDN Tanjung Pagar 1
dibandingkan sekolah lain. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rajinnya orang tua
berkonsultasi atau berobat ke puskesmas sehingga untuk status gizi belum dapat
di pantau dengan baik. Selain itu menurut wawancara kader gizi dengan orang tua
anak, sebagian anak menyukai susu dan sering berolahraga yang merupakan
ekstrakurikuler di sekolah ini.
22
3.Pendek
L P Total
SDN T. Pagar 1 1 1 2
SDN T. Pagar 3 0 0 1
SDN T. Pagar 4 1 4 5
MI Darul Khairat 1 2 3
MI Darul Nasihn 1 0 1
0.25
0.75
1.25
1.75
2.25
2.75
3.25
3.75
4.25
4.75
Gambar 2.9. Grafik TB-ABS pada anak sekolah yang pendek
Dari gambar di atas terlihat bahwa berdasarkan TB/U jumlah anak
yang pendek ada banyak yaitu sejumlah 5 orang pada SDN Tanjung
Pagar 4 dibandingkan sekolah lain. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurang rajinnya orang tua berkonsultasi atau berobat ke puskesmas
sehingga untuk status gizi belum dapat di pantau dengan baik. Selain itu
menurut wawancara kader gizi dengan orang tua anak, sebagian anak
tidak menyukai susu dan jarang berolahraga. Sehingga seharusnya
diberikan program pemberian susu untuk anak-anak di sekolah ini secara
berkala.
23
- Distribusi tablet tambah darah ibu hamil
Distribusi Tablet Besi pada Bumil pada Puskesmas Tanjung Pagar Tahun
2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Fe1 Fe3
Target 74 74
2010 100 92.62
2011 79.25 72.33
5
15
25
35
45
55
65
75
85
95
Gambar 2.10. Grafik Distribusi Tablet Fe1 dan Fe3 pada Bumil
Untuk distribusi tablet Fe pada bumil (ibu hamil) Fe1 di
puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 sudah tercapai dengan baik,
yaitu target yang harus dicapai adalah 74% orang dan yang dicapai
oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah sebesar 79,25%. Program ini
sudah tercapai dengan baik dikarenakan: Kader yang aktif, dimana jika
bumil tidak datang ke puskesmas maka kader yang telah mendata
jumlah ibu hamil akan mendatangi ke rumah-rumah warga untuk
mendistribusikan tablet Fe. Selain itu juga ibu hamil rajin berkunjung
ke puskesmas, posyandu, dan poskesdes.
24
Untuk distribusi tablet Fe pada bumil (ibu hamil) Fe3 di
puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 belum tercapai dengan baik,
yaitu target yang harus dicapai adalah 74% orang dan yang dicapai
oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah sebesar 72,33 %. Program ini
belum tercapai dengan baik dikarenakan: kurangnya partisipasi
masyarakat dalam kunjungan yang selanjutnya ke puskesmas,
masyarakat cenderung ke poskesdes dan posyandu, sehingga data Fe 3
ibu tidak ada di puskesmas.
- Distribusi vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita serta ibu nifas
Distribusi Vitamin A diberikan kepada Bufas, Bayi dan Balita
1. Distribusi Vitamin A pada Bufas
10
30
50
70
90
Gambar 2.11. Grafik Distribusi Vitamin A pada Bufas
Untuk distribusi vitamin A di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
pada bufas (ibu nifas) sudah tercapai dengan baik, yaitu target yang
harus dicapai adalah 78% dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung
Pagar adalah sebesar 88,81% orang. Program ini sudah tercapai dengan
baik dikarenakan: Kader yang aktif, dimana jika bufas tidak datang ke
25
puskesmas maka kader yang telah mendata jumlah ibu nifas akan
mendatangi ke rumah-rumah warga untuk mendistribusikan vitamin A.
Selain itu juga ibu nifas rajin berkunjung ke puskesmas, posyandu, dan
poskesdes.
2. Distribusi Vitamin A pada Bayi dan Balita
Bayi Balita Bayi & Balita
Target 78 78 78
2010 92.86 90.92 91.09
2011 92.4 84.4 88.4
72.5
77.5
82.5
87.5
92.5
Gambar 2.12. Grafik Distribusi Vitamin A pada Bayi dan Balita
Untuk distribusi vitamin A di puskesmas Tanjung Pagar tahun
2011 pada bayi dan balita sudah tercapai dengan baik, yaitu untuk bayi
target yang harus dicapai adalah 78% dan yang dicapai oleh puskesmas
Tanjung Pagar adalah sebesar 92,4%. Untuk balita target yang harus dicapai
adalah 78% dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah sebesar
84,4%. Program ini sudah tercapai dengan baik dikarenakan: Kader yang
aktif, dimana jika bayi tidak datang ke puskesmas maka kader yang telah
mendata jumlah bayi dan balita akan mendatangi ke rumah-rumah warga
untuk mendistribusikan vitamin A. Selain itu juga orang tua rajin
berkunjung ke puskesmas, posyandu, dan poskesdes.
26
- Pembinaan dan pelaksanaan PMT
Pemberian MP-ASI pada bayi BGM dilaksanakan dengan kegiatan berupa
pembagian Biskuit, bubur dan susu. Dimana untuk PMT langsung dibagi
oleh dinas kesehatan jumlah anak yang mendapat MP ASI berupa
bubur,dan jika dari provinsi mendapatkan biskuit.
Puskesmas Tanjung Pagar mendistribusikan MP-ASI sebanyak :
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
5.5
Gambar 2.13. Grafik Distribusi MP-ASI
2. Distribusi PMT Bumil KEK
Bumil KEK yang mendapatkan PMT pada tahun 2011 sebanyak 10 bumil
0.51.52.53.54.55.56.57.58.59.5
Gambar 2.14. Grafik Distribusi PMT pada Bumil KEK
27
- Pemberian obat cacing pada anak sekolah.
Obat cacing yang diberikan berupa pirantel pamoat yang diberikan tiap
satu tahun sekali untuk masing-masing sekolahan. Distribusi obat cacing
di tahun 2011 dilaksanakan di bulan:
1. April yaitu MI Darul Nasihin dan MI Darul Khairat dengan jumlah
sampel 90 murid.
2. Juli yaitu SDN Tanjung Pagar 3 dan SDN Tanjung Pagar 1 dengan
jumlah sampel 90 murid.
- Pemantauan garam beryodium tingkat sekolah dasar
Monitoring garam beryodium di wilayah Puskesmas Tanjung Pagar pada
tahun 2011 dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tanjung Pagar 4 pada
bulan April dan di kelurahan Tanjung Pagar RT 17 pada bulan Juli dengan
jumlah sampel 21 orang, dimana sampel merupakan murid kelas 4 dari
masing-masing sekolah.
a. SDN Tanjung Pagar 4
28
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
Gambar 2.15. Grafik Pemantauan garam beryodium di SDN Tanjung Pagar 4
b. Kelurahan Tanjung Pagar RT 7
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
Gambar 2.16. Grafik Pemantauan garam beryodium di Kelurahan Tanjung Pagar RT 7
- Penyuluhan dan pembinaan kader
Di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pagar terdapat Arisan kader dan
pembinaan dilaksanaan setiap satu tahun sekali. Kader Gizi berjumlah
25 orang, dimana masing-masing posyandu ada 5 kader, karena
29
posyandu berjumlah 5 buah maka total kader seluruhnya ada 25 orang,
dengan syarat bersedia menjadi kader dan dipilih oleh pihak kelurahan.
Selain itu, juga telah dilaksanakan pemberian materi mengenai gizi dan
program-program lain pada saat arisan Kader. Dibawah ini adalah nama-
nama kader yang ada di puskesmas Tanjung Pagar.
Tabel 2.2. Nama-nama Kader di wilayah kerja puskesmas tanjung pagar
No Nama kader Posyandu
1 Norhamidah Teratai 1
2 Saniah Teratai 1
3 Zaleha Teratai 1
4 Hj. Mariam Teratai 1
5 Santi Teratai 1
6 Nor Adaniah Teratai 2
7 Sawrini Teratai 2
8 Norjenah Teratai 2
9 Saidah Teratai 3
10 Zakiah Teratai 3
11 Zaitun Teratai 3
12 Nordiana Teratai 3
13 Hadijah Teratai 3
14 Marlina Teratai 4
15 Norhasanah Teratai 4
16 Aminah Teratai 4
17 Imis Teratai 4
18 Siti Hasanah Teratai 4
19 Purnama Teratai 4
20 Ibay Teratai 4
21 Siti Taibah Pokbang
22 Jumiati Pokbang
30
23 Halimah Pokbang
24 Latifah Pokbang
25 Siti maulana Pokbang
- Program ASI Eksklusif
Cakupan ASI Ekslusif wilayah Puskesmas Tanjung Pagar
5
15
25
35
45
55
65
Gambar 2.17. Grafik program ASI Eksklusif
Cakupan Program ASI Eksklusif di wilayah puskesmas Tanjung Pagar masih
sangat rendah, dimana target yang diharapkan adalah 67% dan yang dicapai
hanya 27,36%. Hal-hal yang mempengaruhi ini adalah perilaku yang sulit
dirubah walaupun sudah dilakukan penyuluhan dan kebiasaan masyarakat
setempat dan didukung oleh pendidikan yang rendah, sehingga menyebabkan
program ini masih rendah. Faktor keluarga dan Mitos-mitos tertentu seperti
pemberian air tajin, madu, dan air gula pada neonatus masih dipercayai
masyarakat setempat sehingga menghambat program ini.
31
2.3 HASIL KEGIATAN
Tabel 2.3.Hasil Kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Puskesmas Tanjung Pagar Tahun 20115
Target 2011 Realisasi Pencapaian
Persentasec. Distribusi Tablet Fe
Bumil Fe 1 = K1 118 142 120%
Fe 3 118 128 108%
d. Distribusi Vit. A
Bayi 59 61 103%
Balita 625 573 91,6%
Bufas 111 141 127%
(Sumber : Laporan tahunan puskesmas Tanjung Pagar, 2011)
Keterangan :S : Jumlah bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung PagarK : Jumlah bayi dan balita yang memiliki KMS di wilayah kerja Puskesmas Tanjung PagarD : Jumlah bayi dan balita yang ditimbangN : Jumlah bayi dan balita yang naik timbangannyaD/S : Menunjukkan tingkat partisipasi masyarakatN/D : Menunjukkan hasil penimbanganK/S : Menunjukkan liputan program
32
KEGIATAN / PROGRAM
TARGET 2011Cakupan (%)
PENCAPAIANJumlah (%)
Program Perbaikan Gizi a. Penimbangan Bayi
D / S 70 73.6
N / S 70 56.2
N / D 80 90.3
K / S 100 100
b.
Penimbangan Balita
D / S 70 51.2
N / S 70 41
N / D 80 89.5
K / S 100 100
N/S : Menunjukkan pencapaian programFe1 : Sulfas ferosus 1Fe3 : Sulfas ferosus 3
Penimbangan Bayi
D / S N / S N / D K / S0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Target CakupanPencapaian
Gambar 2.18. Grafik Target dan pencapaian Penimbangan Bayi di Puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
Berdasarkan Gambar 2.1. didapatkan kesimpulan bahwa untuk penimbangan
bayi di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 dimana nilai D/S yang
menggambarkan tingkat partisipasi sudah mencapai target, yaitu target yang harus
dicapai adalah 70 % dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah
sebesar 73,6 %. Program ini tercapai dengan baik dikarenakan:
karena kadernya aktif. Kader yang masing-masing berjumlah 5 orang
pada tiap posyandu masing-masing bertugas untuk menjaga pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan PMT. Untuk penyuluhan
dilakukan secara individu dan kelompok baik secara langsung dan tidak
33
langsung setiap ada jadwal posyandu. Untuk media biasanya
menggunakan leaflet.
Untuk nilai N/S yang menggambarkan pencapaian program belum mencapai
target, yaitu targetnya adalah 70%, namun hasil yang dicapai oleh puskesmas
Tanjung Pagar adalah hanya 56,2%. Program ini belum tercapai dengan baik
karena :
Pendidikan sebagian masyarakat yang masih rendah berdampak pada
kurangnya kesadaran akan kesehatan.
Bayi yang datang ke posyandu dan puskesmas ada yang sakit sehingga
berat badan tidak meningkat
Yang datang ke posyandu dan puskesmas orangnya berbeda-beda setiap
bulan, sehingga kenaikan berat badan tidak bisa dipantau.
Partisipasi masyarakat yang masih kurang
Untuk nilai N/D yang menunjukkan hasil penimbangan, program ini sudah
mencapai target, yaitu targetnya adalah 80%, namun hasil yang dicapai oleh
puskesmas Tanjung Pagar adalah 90,3 %. Program ini sudah tercapai dengan baik
karena : anak yang datang ke posyandu dan puskesmas yang berat badannya naik
itu datanya dibagi dengan yang ditimbang, bukan data bayi seluruhnya. Sehingga
program ini tercapai dengan baik.
Untuk nilai K/S yang menunjukkan liputan program, cakupan program
sudah mencapai target, yaitu targetnya adalah 100%, dan hasil yang dicapai oleh
puskesmas Tanjung Pagar adalah hanya 100%. Program ini sudah tercapai dengan
baik karena :
34
Karena ketersediaan KMS sudah mencapai target
Tidak berhubungan dengan data, karena posyandu dan puskesmas sudah
tau semua target sasaran sudah punya KMS.
Wilayah kerja puskesmas tanjung pagar hanya meliputi 1 kelurahan,
sehingga semua bayi dapat tercover.
Penimbangan Balita
D / S N / S N / D K / S0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Target CakupanPencapaian
Gambar 2.19. Grafik Target dan pencapaian Penimbangan Balita di Puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
Berdasarkan Gambar 2.2. didapatkan kesimpulan bahwa untuk penimbangan
balita di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 dimana nilai D/S yang
menggambarkan tingkat partisipasi belum mencapai target, yaitu target yang harus
dicapai adalah 70 % dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah
hanya sebesar 51,2 %. Program ini belum tercapai dengan baik dikarenakan balita
yang ditimbang dibagi dengan seluruh balita yang ada di puskesmas Tanjung
Pagar, sedangkan yang datang hanya 50 %, sehingga target ini tidak tercapai.
35
Untuk penimbangan balita di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 dimana
nilai N/S yang menggambarkan pencapaian program belum mencapai target, yaitu
target yang harus dicapai adalah 70 % dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung
Pagar adalah hanya sebesar 41 %. Program ini belum tercapai dengan baik
dikarenakan:
Balita yang ditimbang yang berat badannya naik dibagi dengan seluruh
balita yang ada di puskesmas Tanjung Pagar, sedangkan yang datang
hanya 50 %, sehingga target ini tidak tercapai.
Pendidikan sebagian masyarakat yang masih rendah berdampak pada
kurangnya kesadaran akan kesehatan dengan membawa anak-anaknya ke
puskesmas dan posyandu.
Ekonomi yang rendah turut berperan serta dalam hal ini, dimana orang tua
tidak dapat memberikan makanan bergizi, sehingga berat badan anak tidak
naik.
Untuk nilai N/D yang menunjukkan hasil penimbangan, program
ini sudah mencapai target, yaitu targetnya adalah 80%, namun hasil yang
dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah 89,5 %. Program ini sudah
tercapai dengan baik karena: balita yang datang ke posyandu dan
puskesmas yang berat badannya naik itu datanya dibagi dengan yang
ditimbang, bukan data balita seluruhnya. Sehingga program ini tercapai
dengan baik. Selain itu juga Wilayah kerja puskesmas tanjung pagar hanya
meliputi 1 kelurahan, sehingga semua balita dapat tercover.
36
Untuk nilai K/S yang menunjukkan partisipasi liputan program, cakupan
program sudah mencapai target, yaitu targetnya adalah 100%, dan hasil yang
dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah hanya 100%. Program ini sudah
tercapai dengan baik karena :
Karena ketersediaan KMS sudah mencapai target
Tidak berhubungan dengan data, karena posyandu dan puskesmas sudah
tau semua target sasaran sudah punya KMS.
Wilayah kerja puskesmas tanjung pagar hanya meliputi 1 kelurahan,
sehingga semua bayi dapat tercover.
Distribusi Vit. A Bayi Balita Bufas0
100
200
300
400
500
600
700
Target (jumlah)Target (%)Pencapaian (jumlah)Pencapaian (%)
Gambar 2.20. Grafik Target dan pencapaian Distribusi Vit A di Puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
Berdasarkan Gambar 2.3. didapatkan kesimpulan bahwa untuk distribusi
vitamin A di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 pada bayi sudah tercapai
dengan baik, yaitu target yang harus dicapai adalah 59 orang dan yang
37
dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah sebesar 61orang. Program ini
sudah tercapai dengan baik dikarenakan: Kader yang aktif, dimana jika bayi
tidak datang ke puskesmas maka kader yang telah mendata jumlah bayi dan
balita akan mendatangi ke rumah-rumah warga untuk mendistribusikan
vitamin A. Selain itu juga orang tua rajin berkunjung ke puskesmas,
posyandu, dan poskesdes.
Untuk distribusi vitamin A di puskesmas Tanjung Pagar tahun
2011 pada bufas (ibu nifas) sudah tercapai dengan baik, yaitu target yang
harus dicapai adalah 111 orang dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung
Pagar adalah sebesar 141 orang. Program ini sudah tercapai dengan baik
dikarenakan: Kader yang aktif, dimana jika bufas tidak datang ke puskesmas
maka kader yang telah mendata jumlah ibu nifas akan mendatangi ke rumah-
rumah warga untuk mendistribusikan vitamin A. Selain itu juga ibu nifas
rajin berkunjung ke puskesmas, posyandu, dan poskesdes.
38
Distrubi Tablet Fe Bumil Fe 1 = K1 Fe 30
20
40
60
80
100
120
140
160
Target (jumlah)Target (%)Pencapaian (jumlah)
Gambar 2.21. Grafik Target dan pencapaian Distribusi Tablet Fe di Puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
Berdasarkan Gambar 2.4. didapatkan kesimpulan bahwa untuk distribusi
tablet Fe pada bumil (ibu hamil) K1 di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
sudah tercapai dengan baik, yaitu target yang harus dicapai adalah 118 orang dan
yang dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah sebesar 142 orang. Program
ini sudah tercapai dengan baik dikarenakan: Program ini sudah tercapai dengan
baik dikarenakan: Kader yang aktif, dimana jika bumil tidak datang ke
puskesmas maka kader yang telah mendata jumlah ibu hamil akan mendatangi ke
rumah-rumah warga untuk mendistribusikan tablet Fe. Selain itu juga ibu hamil
rajin berkunjung ke puskesmas, posyandu, dan poskesdes.
Untuk distribusi Tablet Fe 3 di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011 pada
bumil sudah tercapai dengan baik, yaitu target yang harus dicapai adalah 118
orang dan yang dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah sebesar 128 orang.
39
Program ini sudah tercapai dengan baik dikarenakan: Program ini belum tercapai
dengan baik dikarenakan: kurangnya partisipasi masyarakat dalam kunjungan
yang selanjutnya ke puskesmas, masyarakat cenderung ke poskesdes dan
posyandu, sehingga data Fe 3 ibu tidak ada di puskesmas
40
NO
KEGIATAN / PROGRAM
TARGET 2011
PENCAPAIAN PER BULAN TAHUN 2011
Cak %JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOP DES PENCAPAIANCak
% Cak % Cak % Cak % Cak % Cak % Cak %Cak
% Cak % Cak % Cak % Cak % JLH %
3Program Perbaikan Gizi
a. Penimbangan Bayi D / S 70 78.4 83.8 76.5 67.3 60.7 63.3 70 86 68 86.7 74 68 73.6 N / S 70 54.95 68.5 57.4 52 42 51.3 54.7 64.7 52 68 54.67 54 56.2 N / D 80 83.56 92.68 89.66 95.12 88.7 91.7 95.4 88.99 91.8 93.6 85.4 87.1 90.3 K / S 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 b. Penimbangan Balita D / S 70 61.4 87.1 43.7 43.3 40.6 39.03 41.4 68.7 40.5 65.3 43.02 40.8 51.2 N / S 70 51.8 68.6 35.9 34.7 33.04 33.8 36.7 41.4 34.9 51.1 36.4 33.8 41 N / D 80 92.5 90.9 93.1 88.8 91.7 95.4 95.2 64.7 96.2 84.5 92.3 89.4 89.5 K / S 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 c. Distrubi Tablet Fe
Bumil Fe 1 = K1 118 74 24 15.1 5 3.2 74.4
127.6
8 5 8 5 11 6.9 12 7.6 148.8
16 10.1 138.2
127.6
142 89.3
Fe 3 118 74 10 6.3 12 7.6 116.9
106.3
8 5 8 5 11 6.9 12 7.6 106.3
13 8.3 127.6
116.9
128 80.5
d. Distribusi Vit. A
39
Bayi 59 78 0 0 52 92.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 69 92 0 0 0 0 0 0 0 0 61 81.3 Balita 626 78 0 0 520 90.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 625 77.9 0 0 0 0 0 0 0 0 573 71.5
Bufas 111 78 8 5.6 10 6.9 106.9
106.9
17 11.9 8 5.6 16 11.2 17 11.9 149.8
12 8.4 139.1
64.2
141 98.6
Tabel 2.4. Hasil Kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Puskesmas Tanjung Pagar Tiap Bulan Tahun 20115
40
2.4 ANALISA PERMASALAHAN
Jumlah bayi yang ditimbang hanya 104 dibandingkan dengan jumlah bayi
seluruhnya. Hal ini disebabkan karena bayi tidak hanya ditimbang di
puskesmas, tetapi bisa saja ditimbang di posyandu, bukan di puskesmas
sehingga jumlahnya menjadi sedikit.Selain itu orang tua hanya membawa
anaknya untuk ditimbang hanya jika bersamaan dengan imunisasi
sehingga, pemantauan agak sulit.
Terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah balita yang ditimbang hanya 485
orang dibandingkan dengan jumlah bayi seluruhnya, yaitu 952 orang. Hal
ini disebabkan karena balita tidak hanya ditimbang di puskesmas, tetapi
bisa saja ditimbang di posyandu, bukan di puskesmas sehingga jumlahnya
menjadi sedikit.Selain itu orang tua hanya membawa anaknya untuk
ditimbang hanya jika balita ini sakit, sehingga pemantauan agak sulit.
Hipertensi masih menjadi penyakit terbanyak, sehingga diet rendah garam
menjadi diet yang terbanyak pada konsultasi gizi di puskesmas Tanjung
Pagar tahun 2011
Berdasarkan TB/U jumlah anak yang sangat pendek ada banyak yaitu
sejumlah 4 orang pada SDN Tanjung Pagar 4 dibandingkan sekolah lain.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurang rajinnya orang tua
berkonsultasi atau berobat ke puskesmas sehingga untuk status gizi belum
dapat di pantau dengan baik. Selain itu menurut wawancara kader gizi
dengan orang tua anak, sebagian anak tidak menyukai susu dan jarang
41
berolahraga. Sehingga seharusnya diberikan program pemberian susu
untuk anak-anak di sekolah ini secara berkala.
Cakupan Program ASI Eksklusif di wilayah puskesmas Tanjung Pagar
masih sangat rendah, dimana target yang diharapkan adalah 67% dan yang
dicapai hanya 27,36%. Hal-hal yang mempengaruhi ini adalah perilaku
yang sulit dirubah walaupun sudah dilakukan penyuluhan dan kebiasaan
masyarakat setempat dan didukung oleh pendidikan yang rendah, sehingga
menyebabkan program ini masih rendah. Faktor keluarga dan Mitos-mitos
tertentu seperti pemberian air tajin, madu, dan air gula pada neonatus
masih dipercayai masyarakat setempat sehingga menghambat program ini.
Untuk nilai N/S yang menggambarkan pencapaian program belum
mencapai target, yaitu targetnya adalah 70%, namun hasil yang dicapai
oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah hanya 56,2%. Program ini belum
tercapai dengan baik karena : Pendidikan sebagian masyarakat yang masih
rendah berdampak pada kurangnya kesadaran akan kesehatan, Bayi yang
datang ke posyandu dan puskesmas ada yang sakit sehingga berat badan
tidak meningkat, Yang datang ke posyandu dan puskesmas orangnya
berbeda-beda setiap bulan, sehingga kenaikan berat badan tidak bisa
dipantau, serta Partisipasi masyarakat yang masih kurang.
Untuk penimbangan balita di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
dimana nilai D/S yang menggambarkan tingkat partisipasi belum
mencapai target, yaitu target yang harus dicapai adalah 70 % dan yang
dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah hanya sebesar 51,2 %.
42
Program ini belum tercapai dengan baik dikarenakan balita yang
ditimbang dibagi dengan seluruh balita yang ada di puskesmas Tanjung
Pagar, sedangkan yang datang hanya 50 %, sehingga target ini tidak
tercapai.
Untuk penimbangan balita di puskesmas Tanjung Pagar tahun 2011
dimana nilai N/S yang menggambarkan pencapaian program belum
mencapai target, yaitu target yang harus dicapai adalah 70 % dan yang
dicapai oleh puskesmas Tanjung Pagar adalah hanya sebesar 41 %.
Program ini belum tercapai dengan baik dikarenakan: Balita yang
ditimbang yang berat badannya naik dibagi dengan seluruh balita yang ada
di puskesmas Tanjung Pagar, sedangkan yang datang hanya 50 %,
sehingga target ini tidak tercapai, Pendidikan sebagian masyarakat yang
masih rendah berdampak pada kurangnya kesadaran akan kesehatan
dengan membawa anak-anaknya ke puskesmas dan posyandu, Ekonomi
yang rendah turut berperan serta dalam hal ini, dimana orang tua tidak
dapat memberikan makanan bergizi, sehingga berat badan anak tidak naik.
Pencatatan dan pelaporan yang sering terlambat dan tidak lengkap,
sehingga data bayi dan balita yang ada di puskesmas tidak lengkap.
43
2.5 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Data-data bayi dan balita harus dibuat 2 rangkap yaitu untuk data posyandu
dan data puskesmas, sehingga datanya lengkap saat dilaporkan.
Penyuluhan kepada orang tua bayi dan balita untuk rajin ke posyandu dan
balita untuk menimbang berat badan, tidak hanya membawa anaknya saat
anak sakit saja.
Selain itu juga kader ataupun petugas gizi sering-sering memberikan
penyuluhan tentang bahaya hipertensi, komplikasi, dan pengobatannya serta
rajin mengecek tekanan darah ke puskesmas.
Bekerjasama dengan sektor terkait untuk memberikan program pemberian
susu untuk anak-anak di sekolah ini secara berkala.
Terus melakukan penyuluhan mengenai pentingnya konsumsi ASI eksklusif
serta merubah paradigma masyarakat mengenai Mitos-mitos tertentu seperti
pemberian air tajin, madu, dan air gula pada neonatus masih dipercayai
masyarakat setempat sehingga menghambat program ini.Penyuluhan dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung, baik secara individu
ataupun kelompok.
Meningkatkan daya tarik Posyandu dan puskesmas
Hal ini untuk meningkatkan cakupan kunjungan balita ke Posyandu sehingga
target penimbangan balita dapat tercapai. Upaya untuk meningkatkan daya
tarik Posyandu antara lain dengan mengadakan acara-acara yang
diperuntukkan untuk balita, misalnya mengadakan perlombaan untuk balita-
balita bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan tertentu.
44
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi yang baik antara dokter, tenaga
kesehatan puskesmas dan kader sehingga kegiatan pencatatan dan pelaporan
masalah gizi berjalan lancar.
Meningkatkan kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan dan kader-kader
kepada ibu-ibu, melalui kegiatan lintas sektoral misalnya, melalui kegiatan
PKK, yasinan atau arisan serta pengajian-pengajian yang diadakan di
kampung.
Pokok-pokok usaha promotif yang perlu lebih intensif ditingkatkan antara lain
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan ASI (ASI
Eksklusif) dan perbaikan makanan bumil-busu karena hal tersebut berkaitan
dengan masih rendahnya pengetahuan serta faktor kebiasaan masyarakat yang
sulit diubah.
45
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan program
peningkatan gizi di Puskesmas Tanjung Pagar telah berjalan dengan cukup baik,
akan tetapi masih terdapat kendala di antaranya kegiatan penimbangan bayi dan
balita yang cakupan D/S dan N/S masih berada di bawah target serta kurangnya
kerjasama lintas sektor, selain itu juga target pencapaian program ASI Eksklusif
yang masih rendah.
Saran
Perlu adanya kerjasama lintas sektor dalam penemuan penderita BGM,
sosialisasi, peningkatan gizi anak dan bumil,dan penyuluhan terus menerus
mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif .
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas
Jilid III. Jakarta, 1992
2. Mambo. Penanggulangan gizi buruk. (online)
(http://www.dinkespurworejo.go.id diakses tanggal 24 Mei 2011)
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas
Jilid II. Jakarta, 1999
4. Anonymous. Pedoman penatalaksanaan kurang energi protein. (online)
(http://www.gizi.net diakses tanggal 24 Mei 2011)
5. Laporan Badan Pusat Statistik Banjarmasin, 2010
6. Bagian Tata Usaha Puskesmas Tanjung Pagar, 2011
7. Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Pagar, 2011
8. Laporan Bulanan Program Perbaikan Gizi Puskesmas Tanjung Pagar
Bulan Desember 2011
47
LAMPIRAN
Lampiran 1. SKDN Bayi
Jan Peb Mart Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des0
20
40
60
80
100
120
140
160
111 111
136
150 150 150 150 150 150 150 150 150
8793
104 10191 95
105
129
102
130
111102
61
76 78 78
63
77 82
97
78
102
82 81S
K
D
N
Lampiran 2. SKDN Anak Balita
Jan Peb Mart Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
573 573
753802 802 802 802 802 802 802 802 802
352
499
329 347 323 313 332
551
325
524
345 327297
393
271 278 265 271 294332
280
410
292 271
S
K
D
N
48
Lampiran 3. SKDN Balita
Jan Peb Mart Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Jan Peb
MartApr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
684 684
889952 952 952 952 952 952 952 952 952
439
592
433 448414 408 437
680
427
654
456 429358
469
349 356 328 348 376429
358
512
374 352
S
K
D
N
Lampiran 4. Cakupan Penimbangan Bayi
Jan Peb Mart Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
K/S
N/S
N/D'
D/K
D/S
49
Lampiran 5. Cakupan Penimbangan Anak Balita
Jan Peb Mart Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
K/S
N/S
N/D'
D/K
D/S
Lampiran 6. Cakupan Penimbangan Balita
Jan Peb Mart Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
K/S
N/S
N/D'
D/K
D/S
50
Lampiran 7. Distribusi Vitamin A
Jan Peb Mrt Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
Bufas 8 10 10 10 10 8 16 17 14 12 13 6
Bayi 0 52 0 0 0 0 0 69 0 0 0 0
Balita 0 520 0 0 0 0 0 625 0 0 0 0
Lampiran 8. Distribusi Tablet Besi
Jan Peb Mrt Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
Fe1 24 5 7 12 8 8 11 12 14 16 13 12
Fe3 10 12 11 10 8 8 11 12 10 13 12 11
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
51