UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SAMBUNG …/Upaya...i upaya meningkatkan pembelajaran lari...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SAMBUNG …/Upaya...i upaya meningkatkan pembelajaran lari...
i
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SAMBUNG
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN BENDERA BERANTAI
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 BANJARAN
KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG
SKRIPSI
Oleh :
SUHARTO
NIM: X4711185
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Suharto
NIM : X4711185
Jurusan/Program Studi : PJOK/Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN
PEMBELAJARAN LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN
BERMAIN BENDERA BERANTAI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
02 BANJARAN KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Suharto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SAMBUNG
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN BENDERA BERANTAI
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 BANJARAN
KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG
Oleh :
SUHARTO
NIM: X4711185
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Ju li 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Agus Mukholid, M.Pd. Rony Syaifullah, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19640131 198903 1 001 NIP. 19760826 200212 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : ..........................................
Tanggal : ................................. 2012
Tim Penguji Skripsi :
( Nama ) ( Tanda Tangan )
Ketua : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. _______________
Sekretaris : Febriani Fajar E., S.Pd.M.Or. _______________
Anggota I : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. _______________
Anggota II : Rony Syaifullah, S.Pd.M.Pd. _______________
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Suharto. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN BERMAIN BENDERA BERANTAI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 BANJARAN KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lari sambung di SD Negeri 02 Banjaran kelas V, khususnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, untuk mengenalkan model baru pembelajaran lari sambung pada siswa SD Negeri 02 Banjaran kelas V. Jika berhasil bisa diikuti oleh guru.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan gerak dasar lokomotor dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian in i meliputi planning, acting, observasi dan reflecting.
Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2, baik dari peningkatan nilai rata-rata hasil pembelajaran lari sambung siswa maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata hasil pembelajaran lari sambung pada rata-rata kondisi awal (68,35), rata-rata siklus 1 (72,03), dan rata-rata siklus 2 (76,98) sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (8,63). Juga dapat dilihat dari ketentuan nilai ketuntasan minimal/KKM (70,00) adalah nilai rata-rata kondisi awal siswa hanya 19 siswa dari 40 siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00) atau tuntas sebesar (47,5%). Nilai rata-rata peningkatan hasil pembelajaran dari kondisi awal siswa dengan pembelajaran pada siklus 1 sebanyak 24 siswa dari 40 siswa, atau tuntas sebesar (60%) siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00). Nilai rata-rata pada peningkatan siklus 2 sebanyak 34 siswa dari 40 siswa, atau tuntas sebesar (85%) siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00).
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya dan khususnya di SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran atletik dengan materi lari sambung dengan pendekatan model bermain. Pendekatan pembelajaran dengan model bermain ini juga dapat digunakan untuk pembelajaran atletik cabang dan nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi pembelajaran atletik. Kata kunci: lari sambung, pembelajaran, pendekatan bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
@ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali b ila
mereka merubah yang ada pada diri mereka sendiri
(QS. Ar Ra’d: 11)
@ Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan olahraga badan menjadi
sehat, dengan seni kehidupan menjadi indah dan dengan agama hidup menjadi
terarah dan bermakna
(H.A. Mukti Ali).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas ini kupersembahkan kepada:
Ø SD Negeri 02 Banjaran yang telah memberikan dukungan.
Ø Kedua orang tuaku yang terhormat (Bapak Alm. Warpangi dan Ibu Daiyah).
Ø Istriku tercinta (Endang Sugiarti) dan anak-anakku tersayang (Febri Yogi
Hargiarto dan Widya Sonia Hargiarti) yang telah memberi dorongan dan
semangat sehingga mampu menyelesaikan perjuanganku yang cukup lama dan
melelahkan.
Ø Almamater tercinta serta rekan-rekan seperjuangan.
Ø Teman sejawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas ini tidak
terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas arahannya dalam
penerimaan mahasiswa program Penjasorkes.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
atas arahan dalam penyelesaian Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas.
3. Waluyo, S.Pd.M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta atas arahan dalam penyelesaian Tugas Akhir Penelitian Tindakan
Kelas.
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd., sebagai Pembimbing I dan Rony Syaifullah,
S.Pd.,M.Pd., sebagai Pembimbing II atas bimbingan dan pengarahan serta
bantuan dalam penyelesaian Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas.
5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta atas pemberian bekal ilmu
sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas ini.
6. Slamet, S.Pd., Kepala SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten
Pemalang atas ijinnya dalam pelaksanaan penelitian ini.
7. Siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Segala upaya ke arah kesempurnaan telah diupayakan, namun karena
keterbatasan kemampuan, maka Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas ini tidak
terlepas dari kekurangan dan kelemahan. Kritik dan saran dari siapa saja yang
bersifat membangun sangat diharapkan.
Semoga isi Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi kemajuan pembinaan olahraga dan dapat meningkatkan
pengetahuan para Guru Olahraga dalam meningkatkan prestasi yang maksimal.
Surakarta, Ju li 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
PERNYATAAN .............................................................................................. ii
PENGAJUAN .................................................................................................. iii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN............................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
MOTTO............................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 5
A. Kajian Pustaka ........................................................................ 5
1. Atletik Lari Sambung ....................................................... 5
2. Karakteristik Peserta Didik .............................................. 6
3. Hakikat Belajar Gerak...................................................... 7
4. Tinjauan Tentang Permainan ........................................... 11
5. Pendidikan Bermain Dalam Pembelajaran Atletik ........ 14
6. Pembelajaran Lari Sambung Melalui Permainan ........... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Halaman
B. Kerangka Berfikir ................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 18
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 18
1. Tempat Penelitian............................................................. 18
2. Waktu Penelitian .............................................................. 18
B. Subyek Penelitian ................................................................... 19
C. Data dan Sumber Data............................................................ 19
D. Pengumpulan Data.................................................................. 19
E. Uji Validitas Data ................................................................... 20
F. Analisis Data ........................................................................... 21
G. Indikator Kinerja Penelitian ................................................... 22
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 23
1. Siklus I .............................................................................. 25
a. Rencana Siklus I ......................................................... 25
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I ....................................... 26
c. Pengamatan Hasil Pembelajaran Siklus I ................. 27
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) ......................................... 27
2. Siklus 2.............................................................................. 28
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................ 29
A. Deskripsi Pra Tindakan .......................................................... 29
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ................................... 30
1. Deskripsi Data .................................................................. 31
a. Deskripsi Data Kondisi Awal .................................... 31
b. Siklus 1 ....................................................................... 33
c. Siklus 2 ....................................................................... 44
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus .......................... 56
D. Pembahasan............................................................................. 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Halaman
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 65
A. Simpulan ................................................................................. 65
B. Implikasi .................................................................................. 66
C. Saran ........................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN..................................................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GRAFIK
Gambar : Halaman
1 Alur Kerangka Berpikir ........................................................................... 17
2 Alur Analisis Data .................................................................................... 22
3 Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas.................................... 25
4 Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung dari
Kondisi Awal ke Siklus 1 ........................................................................ 42
5 Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung dari
Siklus 1 ke Siklus 2 .................................................................................. 52
6 Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung dari
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2....................................................... 54
7 Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung dari
Kondisi Awal ke Siklus 2 ........................................................................ 58
8 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal ................. 60
9 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 ........................... 61
10 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2 ........................... 62
11 Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Kondisi
Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 ..................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian........................ 18
2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 20
3 Indikator Pencapaian Hasil Belajar Peserta Didik ................................. 27
4 Kondisi Awal Hasil Belajar Lari Sambung Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang,
Tahun Pelajaran 2011/2012 ..................................................................... 32
5 Peningkatan Hasil Belajar Lari Sambung dan Nilai Ketuntasan
Minimal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1 .............................................. 41
6 Peningkatan Hasil Belajar Lari Sambung dan Nilai Ketuntasan
Minimal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 dari Siklus 1 ke Siklus 2........................................................ 51
7 Peningkatan Hasil Belajar Lari Sambung Siswa Kelas V SD Negeri
02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 2 ............................. 53
8 Perbandingan Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1 56
9 Perbandingan Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari
Sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012
dari Siklus 1 ke Siklus 2 .......................................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel : Halaman
10 Perbandingan Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari
Sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012
dari Kondisi Awal ke Siklus 2 ..................................................... 58
11 Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2011/2012.......................................................... 59
12 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 1 .............................................. 60
13 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 2 .............................................. 61
14 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan
Siklus 2 .......................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II............................... 69
2 Jadual Pelaksanaan PTK .......................................................................... 96
3 Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ................................ 97
4 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ............................................................ 100
5 Alokasi Waktu Pembelajaran Siklus I .................................................... 101
6 Alokasi Waktu Pembelajaran Siklus II ................................................... 102
7 Lembar Observasi Siklus I....................................................................... 103
8 Lembar Observasi Siklus II ..................................................................... 104
9 Format Observasi Pembelajaran Siklus I ................................................ 105
10 Format Observasi Pembelajaran Siklus II .............................................. 106
11 Absensi Siswa Pertemuan Siklus I dan Siklus II.................................... 107
12 Daftar Nilai Tes Awal .............................................................................. 108
13 Daftar Nilai Pertemuan Siklus I .............................................................. 109
14 Daftar Nilai Pertemuan Siklus II ............................................................. 110
15 Foto-Foto Pembelajaran Siklus I dan II .................................................. 111
16 Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 114
17 Surat Keterangan ...................................................................................... 115
18 Pengajuan Judul........................................................................................ 116
19 Penilaian Skripsi ....................................................................................... 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masa pembangunan ini, semua warga Indonesia dituntut aktif ikut
serta berperan dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada
hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
manusia masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan
dan pedomannya, seperti yang tertuang dalam dalam Tap MRP No. 11/MPR/1993
tentang GBHN yang menjelaskan bahwa “Pembinaan dan pengembangan
olahraga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia
yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh
masyarakat, pemupukan watak, disiplin dan sportifitas serta pengembangan
prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. (Engkos Kosasih,
1993:5).
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian dari pendidikan pada
umumnya, pendidikan jasmani membentuk atau membangun manusia seutuhnya
dari segi lahir maupun batin. Segi lahir atau jamsnai ini meliputi pertumbuhan
fisik, perkembangan fisik, kesehatan dan rehabilitas. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik akan lebih cepat melalui pembelajaran pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani membentuk siswa mempunyai gaya hidup berolahraga
sehingga menjadi perbaikan hidup sehat, sedangkan rehabilitasi dalam hal ini
maksudnya perbaikan sikap tubuh misalnya: sikap jalan yang kurang baik, sikap
duduk yang salah dan lain-lain. Hal ini dalam pendidikan jasmani dpat dibenahi
sebelum menjadi sikap yang permanen. Segi batin atau rohani yang dapat
dibentuk melalui pendidikan jasmani meliputi kejujuran, disiplin, percaya diri dan
menghilangkan egoisme. Segi batin atau rohani ini terbentuk melalui aktifitas
pendidikan jasmani yang sifatnya permainan (bermain) dan bukan permainan.
Pendidikan jasmani di sekolah terbagi dalam beberapa cabang olahraga
yaitu: cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olahraga
senam dan juga cabang olahraga atletik. Pembelajaran yang ada unsur
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
permainannnya seperti cabang olahraga bola besar di sekolah, siswa sangat
antusias dalam mengikutinya. Hal ini merupakan modal utama atau syarat utama
yang paling penting dalam pembelajaran dengan antusias atau rasa senang tujuan
pembelajaran akan mudah tercapai. Keadaan yang sebaliknya, siswa kurang suka
dalam mengikuti pembelajaran maka tujuan dari pembelajaran sulit tercapai,
ketidaksukaan ini menyebabkan siswa menjadi malas dalam beraktifitas.
Cabang olahraga atletik terbagi dalam beberapa nomor yaitu: nomor lari,
lompat dan lempar. Berlari, melompat dan juga melempar merupakan sifat
alamiah manusia. Pada zaman dahulu kemampuan ini dimiliki oleh manusia untuk
mempertahankan diri, untuk berburu dan yang lainnya. Berdasarkan sifat alamiah
tersebut seharusnya pembelajaran atletik di sekolah digemari atau siswa antuasias
dalam mengikutinya.
Lari sendiri terbagi dalam beberapa cabang yaitu: lari jarak pendek
diantaranya: 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Sedangkan lari nomor khusus,
yaitu lari 110 meter, 400 meter, 400 meter lari gawang dan 100 meter lari gawang,
lari sambung/lari sambung. Untuk lari jarak menengah meliputi: lari 800 meter,
1.500 meter dan 3.000 meter. Dan lari jarak jauh meliputi: 5 km, 10 km, dan
42,195 km yang disebut lari marathon.
Lari sambung/lari estafet termasuk nomor atletik yang menggembirakan
bagi siswa sekolah dasar. Di kelas III dan IV mulai diajarkan cara pemberian
tongkat secara sederhana.
Peneliti mengamati pada saat pembelajaran atletik khususnya nomor lari
sambung siswa kurang antusias dalam mengikutinya, baik siswa putra maupun
siswa putri. Keadaan semacam ini menjadikan masalah agar bagaimana caranya
pembelajaran lari sambung dapat meningkat. Karena dengan keadaan yang
demikian, tujuan pembelajaran pun pasti belum tercapai. Setelah melakukan
pengamatan, hal ini disebabkan oleh pembelajaran teknik, tidak adanya unsur
bermain dalam penyajian materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya sebagian besar siswa Kelas V, terutama
siswa perempuan SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
menyatakan olahraga lari sambung itu menyenangkan tapi merasa kurang tertarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk melakukan lari sambung. Oleh sebab itu dalam permulaan kegiatan belajar
mengajar, peneliti menggunakan metode bermain bendera berantai untuk
pengenalan terlebih dahulu. Setelah berulang-ulang pembelajaran sedikit demi
sedikit peneliti melakukan lari sambung yang sesungguhnya, sehingga siswa kelas
V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang sudah terbiasa.
Sejalan dengan hal tersebut, peneliti mencoba pembelajaran dengan
pendekatan bermain. Pendekatan bermain dapan berbentuk macam-macam
permainan berlari, ini dikarenakan teknik yang utama pada teknik lari sambung
adalah teknik berlari dan memindahkan benda pada temannya. Pendekatan
bermain diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran
lari sambung, sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran dan dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengambil judul
yang kaitannya tentang pendekatan permainan lari sambung dan pembelajaran
atau materi pembelajaran lari sambung. Maka judul dalam penelitian ini adalah
“Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lari Sambung Melalui Pendekatan Bermain
bendera berantai Berantai Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 02 Banjaran dikarenakan pada saat peneliti praktik
Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM), peneliti mendapati permasalahan
semacam ini, pembelajaran atletik khususnya lari sambung siswa kurang antusias
dalam mengikuti. Pembelajaran langsung berorientasi pada pembelajaran teknik.
Sehingga menyebabkan siswa menjadi jemu atau malas dalam mengikuti.
Keadaan semacam ini kemungkinan terjadi tidak hanya di sekolah yang
bersangkutan, tetapi di sekolah-sekolah yang lain terjadi kondisi semacam ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah pembelajaran model bermain
bendera berantai dapat meningkatkan kemampuan lari sambung pada siswa Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012 ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran lari
sambung di SD Negeri 02 Banjaran kelas V melalui pembelajaran bermain
bendera berantai.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran adalah untuk meningkatkan minat
dan kemampuan lari sambung, serta mendukung pencapaian prestasi lari
sambung.
2. Bagi guru Penjas SD Negeri 02 Banjaran adalah untuk meningkatkan
kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan media bantu
pembelajaran yang dimodifikasi dalam rangka perancangan pembelajaran
pakem.
3. Bagi SD Negeri 02 Banjaran adalah ada tindak lanjut dari p ihak sekolah dalam
peningkatan pembelajaran dengan mendukung kegiatan olah raga yang labih
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Atletik Lari Sambung
Lari sambung atau estafet adalah suatu nomor lari jarak pendek,
dimana terdapat empat pelari yang bertugas memberi dan menerima tongkat
dalam satu tim atau regu.
Teknik memegang tongkat estafet bagi pelari pertama pada saat start
jongkok, ada tiga macam: a) Memegang tongkat dengan pangkal ibu jari, jari
kelingking dan jari manis, sedang ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah
menyentuh tanah di belakang garis start. b) Memegang tongkat dengan
pangkal ibu jari, jari tengah dan jari manis, sedang ujung ibu jari, jari telunjuk
dan jari kelingking menyentuh tanah di belakang garis start. c) Memegang
tongkat dengan pangkal ibu jari dan jari tengah, sedang jari telunjuk, jari
manis dan jari kelingking menyentuh tanah di belakang garis start.
Teknik pergantian tongkat tanpa melihat (non visual) untuk 4x100
meter dilakukan sebagai berikut: penerima tongkat berdiri di atas tanda check-
mark, pada saat pelari yang memegang tongkat mendekati check-mark, maka
penerima tongkat secepatnya berlari tanda mengurangi kecepatan dan tidak
menoleh ke belakang, apabila pelari yang memegang tongkat sudah berada di
belakang (kira-kira dengan jarak satu lengan), pelari berteriak “ya”, penerima
tongkat mengeluarkan tanganya ke samping atau ke belakang, pada saat
tongkat sudah berada di tangan, maka secepatnya ditarik dan dibawa erat agar
tidak jatuh, kemudian lari secepatnya di lintasan sendiri.
Pergantian tongkat dengan melihat (visual) digunakan untuk estafet
4x400 meter dilakukan sebagai berikut: penerima melihat kedatangan pelari
yang akan memberikan tongkat dan memperhatikan kecepatan. Pada saat
pemberi datang, segera lari posisi menyampoing, sambil menjulurkan tangan
dan melihat ke pemberi tongkat, penerima tongkat berlangsung sebelum pelari
melampaui jarak 10 meter sesudah garis permulaan daerah pergantian.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Untuk mengetahui ukuran dan zona pergantian tongkat, maka caranya
dengan memasangkan pelari dengan kemampuan sprint yang seimbang.
Penerima tongkat berd iri di garis 10-15 meter dari belakang batas daerah
pergantian. Ketika pemberi tongkat melewati jarak, penerima berlari secepat
mungkin ke arah daerah pergantian tongkat, pada daerah pergantian tongkat
tersebut pengoperan tongkat terjadi, penerima tongkat memegang tongkat
dengan kuat dan berlari ke pelari di depannya.
2. Karakteristik Peserta Didik
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan
jasmani harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik
perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara
efektif. Selama di SMP, seluruh aspek perkembangan manusia psikomotor,
kognitif, dan afektif, mengalami perubahan luar biasa (KTSP, 2006:1200).
Berikut rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif, dan afektif (KTSP,
2006: 1200:1202).
a. Perkembangan Aspek Psikomotor
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa
perkembangan aspek psikomotor siswa SD ditandai dengan perubahan
jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan yang luar
biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat
badan, siswa mengalami percepatan proses pertumbuhan tinggi badan.
Perubahan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan, perubahan
berat badan menggambarkan perubahan ukuran tulang, otot, dan organ
tubuh dan juga lemak tubuh.
b. Aspek Kognitif
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa
perkembangan yang terjadi pada siswa SD meliputi peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dan bahasa, dan pemikiran dan konseptual.
Perkembangan kematangan intelektual bervariasi, memori remaja
sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan menyerap,
memproses, dan mengungkap informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri.
Kemampuan berbahasa lebih baik, perbendaharaan kata lebih banyak.
Ketika remaja mencapai kematangan, mereka akan memiliki kemampuan
untuk menyusun alasan rasional, menerapkan informasi,
mengimplementasikan pengetahuan dan menganalisa situasi secara kritis.
Kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan
meningkat.
c. Aspek Afektif
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), perkembangan
afektif siswa SD mencakup proses belajar perilaku yang layak pada
budaya tertentu, seperti cara berinteraksi dengan orang lain
(bersosialisasi). Sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan
perilaku orang lain. Pihak yang sangat berpengaruh terhadap proses
sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya.
Siswa mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya
mementingkan pendapat sendiri dan mengabaikan orang lain. Siswa SD
mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan
kemampuan kognitif. Persepsi diri berkaitan dengan persepsi atas
kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa mampu mengerjakan sesuatu,
sehingga timbul rasa percaya diri.
3. Hakikat Belajar Gerak
a. Pengertian Belajar
Sri Rumini, dkk (1993: 59) mengemukakan, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat
diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjut Wasty
Soemanto (1998:104) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan-
perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Sugihartono dkk (2007:74) mengatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan
suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya
yang disesuaikan dengan lingkungannya.
Menurut Reber (Dalam Sugihartono, dkk 2007:74) mendefinisikan
belajar dalam dua hal, pertama, belajar sebagai proses memperoleh
pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi
yang relatif langgeng sebagai hasil latihan. Sejalan dengan pendapat
sebelumnya Oemar Hamalik (2008:29) mengatakan bahwa belajar adalah
suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur
yang harus ditempuh.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia,
dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya,
aktifitas dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar.
Profesi seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan
suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif
dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.
b. Ciri-ciri perilaku belajar
Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas
belajar. Adapun tingkah laku yang d ikategorikan belajar menurut
Sugihartono dkk (2007: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku
menyadari terjad inya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan
adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan menyadari
pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang
terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi
kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan: seorang anak
belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung
terus sampai kecapakan membacanya menjadi cepat dan lancar.
c) Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif.
Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin
banyak usaha belajar yang dilakukan maka semakin baik dan makin
banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan belajar yang bersifat
aktif berarti perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
karena usaha dari individu sendiri. Perubahan tingkah laku karena
proses kematangan yang terjadi dengan dirinya oleh dorongan dari
dalam tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
d) Perubahan bersifat permanen
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen.
Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain, sepeda setelah
belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila
terus digunakan atau dilatih.
e) Perubahan dalam berlajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan
yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar
mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai
dengan belajar mengetik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
f) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalu i proses belajat
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal
sikap, keterampilan, pengetahun dan sebagainya.
c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak
Menurut Rusli Lutan (1999: 57) bahwa belajar gerak meliputi tiga
tahap. Pertama, tahap orientasi, yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap
pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan, informasi yang diperoleh.
Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu keterampilan itu dapat dilakukan secara
otomotis.
Menurut Schmidt (dalam Amung Mataun dan Yudha M. Saputra,
2000:45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses
yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada
terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permain dalam kemampuan
seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.
Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan bahwa
belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang
mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari
proses pertumbuhan. Lebih lanjut Weineck (dalam Arie Asnaldi, 2008),
mengatakan bahwa tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan
segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari,
kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan
suatu realisasi secara optimal.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar
gerak merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi penyampaian
informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan
relatif permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses
belajar gerak atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampai informasi
dalam belajar gerak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh
gerakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan,
dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena
dalam belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat
latihan-latihan soal atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak
prosesnya tidak jauh berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan
berupa praktik atau yang berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak
ini akan menuju pada ketrampilan gerak atau penampilan geraknya akan
meningkat.
Proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan
kemampuan seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak
dalam berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemampuan
berlariu akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh
kematangan. Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan
belajar gerak karena perubahan tersebut bukan dari hasil latihan.
Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau
pengalaman gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini
akan menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam
ini tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan
yang terjadi lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung.
Kemampuan akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak
sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan dapat digunakan.
4. Tinjauan Tentang Permainan
a. Teori Permainan
1) Teori permainan dari sudut psikologi
Menurut Freud (dalam Zulkifli, 2005:40), permainan dari sudut
psikologi merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah
bawah sadar, sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual.
2) Teori permainan dari sudut biologis
Menurut Montessori (dalam Zulkifli, 2005, 40), permainan merupakan
latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan, juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan di masa
yang akan datang.
3) Teori permainan dari sudut atavistis
Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005:39), atavistis artinya kembali
kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul
bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami
nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa
ada persamaan bentuk-bentuk permainan di seluruh dunia pada setiap
waktu. Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa
sekarang ini anak-anak lebih suka bermain-main dengan pistol-
pistolan, mobil-mobilan dan model-model pesawat terbang.
4) Teori permainan sebagai alat pendidikan
Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu kesenangan
ataupun kegembiraan, dalam bermain anak dapat bebas meluapkan
emosi dan tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya unsur senang,
gembira dalam diri anak maka permainan dapat sebagai alat
pendidikan. Untuk lebih jelasnya teori permainan sebagai alat
pendidikan dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut (dalam
Sukintaka, 1979:90-91): a) Bigot dkk, mengatakan bahwa permainan
memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam
kehidupan anak dan akan menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai,
b) W. Rob, mengatakan bahwa permainan mempunyai nilai pendidikan
praktis, c) Bucher, berpendapat permainan yang telah lama dikenal
oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki maupun wanita, mampu
menggerakkan untuk berlatih, gembira dan refleks. Permainan
merupakan komponen pokok pada program pendidikan jasmani, d)
Drijarkarta, mengatakan bahwa dorongan untuk bermain itu ada pada
setiap manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja, oleh sebab itu
permainan dipergunakan untuk pendidikan.
Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, bermain dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
rasa senang pada peserta didik merupakan suasana pendidikan yang baik,
dengan adanya rasa senang memudahkan dalam mendidik dan
mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran atletik pada umumnya pembelajaran yang kurang
adanya unsur permainan di dalamnya, keadaan semagam ini dapat
menimbulkan suatu kejenuhan dalam diri anak atau siswa. Kejenuhan-
kejenuhan ini dapat berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi
malas dalam beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran berupa
permainan-permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan
dapat menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik nomor lompat
jauh permainan yang digunakan berupa permainan-permainan yang
mengandung unsur melompat di dalamnya.
b. Fungsi Permainan
Permainan secara umum mempunyai fungsi tertentu, fungsi
permainan ini berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau
psikis. Perkembangan dua unsur ini dapat berkembang selaras melalui
aktivitas berupa permainan. Fisik kaitannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan, sedangkan psikis kaitannya dengan kejujuran dan emosi.
Berikut ini fungsi permainan menurut Sukintaka (1979:3-17)
menggolongkan fungsi permainan dalam beberapa kategori:
1) Fungsi permainan terhadap perkembangan jasmaniah
Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi
fisik.
2) Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan
Pengembangan jiwa dalam hal ini maksudnya adalah pengaruh
olahraga permainan terhadap terbentuknya sikap mental seperti:
kepercayaan pada diri sendiri, sportivitas, keseimbangan mental dan
kepemimpinan.
3) Fungsi permainan terhadap pengembangan sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Melalui permainan interaksi antar
teman, masyarakat akan lebih terbina.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Aktivitas permainan dapat berfungsi sebagai alat untuk
bersosialisasi dengan sesama atau interaksi dengan sekitar, dapat berfungsi
sebagai alat untuk meningkatkan kebugaran atau kesehatan dan melalui
permainan sikap mental akan terbentuk. Aktivitas permainan yang
didasarkan pada rasa senang akan lebih bermanfaat bagi yang melakukan.
Pendekatan permainan dalam permainan atletik mempunyai fungsi
tidak jauh berbeda dengan fungsi permainan secara umum, secara
jasmaniah dapat meningkatkan kekuatan, ketrampilan dan sebagainya,
sedangkan dalam rohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat
menimbulkan rasa percaya diri, rasa keberanian, rasa kebersamaan dan
sebagainya. Gerakan-gerakan dalam permainan ini merupakan gerakan
dasar dari pembelajaran atletik khususnya dalam lompat jauh dengan
demikian dalam bermain siswa sudah belajar apa yang akan dilakukan
selanjutnya kaitannya dengan materi pembelajaran, dengan demikian
siswa diharapkan lebih termotivasi dalam pembelajaran dan tidak begitu
kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
5. Pendidikan Bermain Dalam Pembelajaran Atletik
Pembelajaran atletik terkesan di kalangan para siswa bahwa olahraga
atletik hanya berisi gerakan yang monoton atau tidak bervariasi, yang isinya
meliputi lari, lempar, dan lompat, yang kurang menuntut tingkat ketrampilan
yang tinggi, namun melelahkan, sehingga unsur keriangan dan kegembiraan
tidak terungkap dalam pelaksanaan pembelajaran. Keadaan semacam ini
menyebabkan pembelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang
mendapat perhatian para siswa.
Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik maksudnya adalah
penambahan unsur bermain dalam pembelajaran atletik. Bermain dalam hal in i
sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan atau permainannya
disesuaikan dengan materi yang akan dilaksanakan. Misalkan dalam materi
lari, contoh bermainnya adalah memindahkan benda ke tempat yang lain,
berlari dengan melewati rintangan dan sebagainya. Pendekatan permainan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dapat dilakukan dalam nomor-nomor atletik yang lain. Secara filosofis
manusia mempunyai ciri yang hakiki manusia sebagai makhluk bermain
(Homo Ludens), sehingga diharapkan siswa menjadi termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran atletik yang menggunakan pendekatan bermain.
6. Pembelajaran Lari Sambung Melalui Permainan
Pembelajaran lari sambung dibagi dalam beberapa tahapan, tahapan-
tahapan dalam lari sambung dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi
(lari sambung). Tahapan lari sambung ini dari gerakan yang sederhana ke
gerakan yang kompleks. Langkah-langkah atau tahapan lari sambung, pertama
cara menerima dan memberikan tongkat di tempat, cara menerima dan
memberikan tongkat sambil berjalan, cara menerima dan memberikan tongkat
sambil berlari, keempat lari sambung 4x20 meter, kelima urutan gerakan lari
sambung secara keseluruhan. Untuk leb ih memotivasi siswa dalam
melaksanakan tiap tahapan dalam lari sambung. Pembelajaran lari sambung
ditambah untuk bermain dalam hal ini permainan yang mengarah ke materi
(lari sambung).
Tujuan dari permainan ini diharapkan meningkatkan sikap mental dan
juga kemampuan jasmani. Sikap mental dalam hal ini, memiliki rasa percaya
diri, memiliki rasa keberanian, memiliki rasa kebersamaan dan meningkatkan
semangat dalam mengikuti pembelajaran lari sambung.
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai
dengan konsep yang dipelajari.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana
atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Pembelajaran lari sambung dengan
model bermain merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan gerak siswa. Melalui permainan siswa menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
lebih senang dan aspek-aspek yang terdapat pada siswa dapat dikembangkan.
Pembelajaran lari sambung dengan model bermain aspek yang dikembangkan
yaitu untuk mengembangkan kebugaran jasmani, untuk mengembangkan sikap
kompetisi. Hal ini artinya, pembelajaran yang dikonsep dengan permainan tidak
hanya mengembangkan aspek peningkatan kemampuan lari sambung saja, tetapi
aspek lainnya juga dikembangkan. Oleh karenanya, model permainan yang harus
dikembangkan dalam pembelajaran lari sambung harus bertujuan untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, untuk mengembangkan kerjasama, untuk
mengembangkan skill dan untuk mengembangkan sikap kompetisi.
Melalui permainan lari bendera berantai yang dirancang oleh guru, siswa
diberi kebebasan seluas-luasnya dan berusaha menguasai bentuk-bentuk
permainan. Dengan menguasai bentuk-bentuk permainan lari bendera berantai
yang telah dirancang guru, diharapkan siswa memiliki konsep gerakan lari
sambung yang baik dan benar. Berdasarkan karakteristik pembelajaran lari
sambung dengan model bermain dapat meningkatkan kemampuan lari sambung.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat
skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam memberikan materi pembelajaran penjasorkes
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan model pembelajaran tolak peluru
b. Siswa kurang memperhatikan pembelajaran
c. Hasil pembelajaran tolak peluru kurang maksimal
Tindakan
Guru menggunakan media bantu dan memberikan modifikasi permainan ke dalam pembelajaran
Siklus I Guru dan Peneliti menyusun bentuk gerakan & permainan melalui pembelajaran tolak peluru dengan alat bantu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru
Kondisi Akhir
Melalui model pembelajaran bermain dengan alat bantu belajar siswa terhadap pembelajaran tolak peluru meningkat
Siklus II Upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui model pembelajaran bermain dengan alat bantu dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran tolak peluru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.
SD Negeri 02 Banjaran berjarak kurang lebih 1 km dari pusat kota kecamatan
Taman. Adapun jarak dari lapangan olahraga Desa Banjaran kurang lebih 500
m. Sarana dan prasana yang ada di SD Negeri 02 Banjaran kurang memadai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juli 2012.
Untuk leb ih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai
berikut:
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
NO JENIS KEGIATAN APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Perencanaan a. Perijinan b. Observasi awal c. Pembuatan instrumen d. Uji Coba Instrumen e. Penyusunan usulan PTK f. Seminar usulan PTK
2. Persiapan: a. Siklus I: 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Evaluasi dan Refleksi b. Siklus II: 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Evaluasi dan Refleksi
3. Pelaksanaan monitoring 4. Laporan hasil penelitian a. Penyusunan laporan hasil PTK b. Presentasi laporan hasil PTK c. Revisi hasil PTK d. Laporan akhir hasil PTK
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang
berjumlah 40 siswa, yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil pembelajaran lari sambung untuk mendapatkan data tentang tes lari
sambung melalui model pembelajaran bermain bendera berantai pada siswa
kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Guru atau peneliti sebagai orang yang mengamati tentang keberhasilan
penerapan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan
siswa pada pembelajaran lari sambung.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi yaitu melakukan
pengamatan tingkat keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran lari
sambung.
Adapun tabel teknik dan alat pengumpulan data sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Sumber Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen
1 Peserta didik
Hasil pembelajaran lari sambung
Tes praktik penilaian selama mengajar
Penilaian pelaksanaan pembelajaran
2 Peserta didik
Kemampuan peserta didik dalam melakukan lari sambung
Tes praktik lari sambung
Pedoman penilaian
3 Peserta didik
Pemahaman siswa dalam pembelajaran lari sambung
Tes pengetahuan lari sambung
Soal tes lari sambung
4 Peserta didik
Aktivitas/sikap peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran
Observasi/ pengamatan
Pedoman observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut H.E. Mulyasa (2009:183) data penelitian dikumpulkan dan
disusun melalui teknik pengumpulan data melalui: sumber data, jenis data, teknik
pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data.
Sumber data dipergunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung di lokasi
penelitian mengenai proses pembelajaran penjasorkes di SD Negeri 02
Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, referensi, dan
literatur, serta arsip yang ada pada SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil
pengukuran kemampuan lari sambung pada siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan
atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber diantaranya:
a) Info mitra kolaboratif (guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
bersangkutan dan siswa).
b) Tempat peristiwa dan berlangsung aktivitas pembelajaran.
c) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, skenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku referensi mengajar.
E. Uji Validitas Data
Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Trianggulasi
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data
dalam penelitian. Trianggulasi yang digunakan yaitu:
1. Trianggulasi data
2. Trianggulasi sumber
3. Trianggulasi metode
Valid itas data penelitian ini menggunakan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informan atau nara sumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-
pihak yang lain (Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid).
3. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda
agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, tes) sehingga didapat hasil yang
akurat mengenai subyek.
F. Analisis Data
Di dalam penelitian ini, peneliti menganalisa data dengan menggunakan
analisis interaktif. Menurut HB Sutopo (2002:87) menyatakan model analisis
interaktif mempunyai 3 buah komponen pokok, yaitu: reduksi data, sajian dan
penarikan kesimpulan. Proses analisis data berlangsung dalam bentuk siklus
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data
dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanakan penelitian.
Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Pada
waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan
membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Di dalam
penelitian reduksi datanya adalah catatan-catatan yang telah diperoleh
mengenai kegiatan pembelajaran dengan model permainan untuk
meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran lari sambung.
2. Sajian Data
Sajian data ini harus mengacu pada rumusan yang telah ditentukan
sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi dan sajian merupakan deskripsi
mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap
permasalahan yang ada. Dalam hal ini peneliti menunjukkan data dan
membandingkan antara data-data yang telah terkumpul tersebut dengan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang sesuai dengan penelitian. Dalam penyajian data harus berhubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran penjasorkes dalam aspek lari sambung.
Tujuannya adalah untuk mempermudah penarikan kesimpulan, pengambilan
verifikasi atau bisa melengkapi data yang masih kurang melalui pengumpulan
data tambahan dan reduksi data.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil pada pengambilan data terakhir kemudian
diverifikasi agar cukup mantap serta benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
Verifikasi juga dapat dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian.
Gambar 2. Alur Analisis Data
G. Indikator Kinerja Penelitian
Melalui pembelajaran lari sambung dengan model bermain bendera
berantai diharapkan penguasaan teknik dasar lari sambung peserta didik menjadi
lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kemampuan yang diharapkan adalah siswa
menguasai teknik lari sambung.
Dari dalam penelitian ini ditentukan indikator keberhasilan yaitu apabila
pada siklus pertama mencapai 70% dan pada siklus kedua mencapai 100% dari
jumlah peserta didik (40 siswa) dapat memperoleh nilai penguasaan teknik lari
sambung sama atau lebih dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu n ilai 70.
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan/Verifikasi
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan
Cara Mengukur
Teknik lari sambung
80%
Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang memfokuskan perhatiannya pada teknik lari sambung
Keaktifan siswa dalam bermain bendera berantai 80%
Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan keaktifan dalam bermain bendera berantai
Kemampuan siswa dalam melaksanakan lari sambung
75%
Diukur dari hasil lari sambung dan dihitung dari jumlah siswa yang dapat menjawab dengan benar minimal 70% teknik lari sambung
H. Prosedur Penelitian
Prosedur peneltian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan dilakukan dalam penelitian.
Kemudian peneliti menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan dalam setiap
siklus.
Langkah-langkah penelitian secara prosedurnya dilakukan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim yang lain) bekerja sama.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, maka
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian tindakan kelas.
Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran lari sambung yang
diterapkan oleh sekolah tersebut.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat
Kegiatan dalam tahap ibni adalah:
a. Menyiapkan metode dan instrumen penelitian serta evaluasi
b. Penentuan subjek penelitian
3. Tahap pengumpulan data dan tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan tabulasi data penelitian yang
terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan peserta didik
4. Tahap analisis data
Dalam tahap in i analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, teknik
analisis tersebut digunakan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang kemampuan siswa terhadap pembelajaran lari sambung
yang dideskripsikan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan penelitian tindakan kelas dari mulai awal survei
hingga menganalisis data yang dilakukan selama penelitian. Pada skripsi ini,
metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau
classroom action research (CAR). Menurut Supardi (2008:104) yakni
penelitian tindakan kelas yang diawali dengan perencanaan (planning),
penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan
(observation dan evaluation), melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Penjelasan mengenai prosedur penelitian tindakan kelas
tersebut dipaparkan melalu i penjelasan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Perencanaan tindakan (action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation) adalah tahap
pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama
penelitian berlangsung.
4. Refleksi (reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi
dan evaluasi dalam penerapan pada siklus, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Keempat tahap di atas merupakan rancangan tindakan dalam satu
siklus penelitian. Adapun tahapan siklus pada penelitian tindakan kelas in i
dapat diterangkan melalui gambar sebagai berikut:
Gambar 3. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan lari sambung pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2011/2012. Setiap tindakan upaya
pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terd iri atas empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interprestasi, (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalan 2 siklus.
1. Siklus I
a. Rencana Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun rencana pembelajaran
yang terdiri dari:
Tahap I Perencanaan
Tahap IV Refleksi
Tahap II Pelaksanaan
SIKLUS I
Tahap III Pengamatan
Tahap I Perencanaan
Tahap IV Refleksi
Tahap II Pelaksanaan SIKLUS II
Tahap III Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan dalam pembelajaran penjasorkes dan
membuat (RPP) lari sambung
2) Menyusun instrumen tes keterampilan lari sambung
3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4) Menyusun lembar observasi
5) Menyiapkan lembar tes
6) Menyiapkan media yang diperkukan untuk membantu pengajaran
7) Menyiapkan tempat penelitian
8) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
9) Sosialisasi kepada subjek
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan pada siklus I peneliti melakukan kegiatan di
lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran lari sambung
2) Sebelum masuk pada inti terlebih dahulu melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran lari sambung
4) Guru menjelaskan cara serta teknik-teknik di dalam pelaksanaan
pembelajaran lari sambung diantaranya:
a. Memberi dan menerima tongkat di tempat
b. Memberi dan menerima tongkat sambil berjalan
c. Memberi dan menerima tongkat sambil berlari
5) Melaksanakan gerakan teknik lari sambung ke dalam permainan guna
meningkatkan kemampuan teknik lari sambung peserta didik.
6) Guru melakukan penilaian pembelajaran lari sambung untuk
mengetahui hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik.
7) Menarik kesimpulan dari proses pembelajaran
8) Melakukan pendinginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Pengamatan Hasil Pembelajaran Siklus I
Kegiatan pengamatan hasil pembelajaran dilakukan bersama
dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan
pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran dalam pelaksanaan
pembelajaran lari sambung yaitu dengan model pembelajaran bermain
bendera berantai.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Tahap evaluasi (refleksi) dilakukan dengan menganalisis hasil
observasi sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki
dan apa saja yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil
penemuan dari pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada
siklus berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian hasil penelitian terdapat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Indikator pencapaian hasil belajar peserta didik
Aspek yang diukur
Prosentase Target Pencapaian
Cara Mengukur Pra
Siklus Siklus
I Siklus
II Aktivitas/sikap peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran lari sambung
38% 52% 76%
Melalui skala sikap afektif sesuai dengan pedoman rubrik penilaian pada RPP
Pemahaman peserta didik terhadap materi lari sambung
38% 52% 76% Melalui tes kemampuan kognitif sesuai dengan rubrik penilaian pada RPP
Kemampuan peserta dalam melakukan lari sambung
38% 52% 76% Melalui tes kemampuan psikomotor sesuai dengan rubrik penilaian pada RPP
Ketuntasan hasil belajar siswa
38% 52% 76%
Diukur melalui ketuntasan siswa belajar lari sambung melalui hasil penjumlahan aspek (afektif, kognitif, dan psikomotor) Dengan acuan KKM sekolah adalah: 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Siklus II
Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai
pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran lari sambung sesuai dengan silabus mata pelajaran
penjasorkes yang telah dibuat. Kemudian setelah pembelajaran berlangsung
peserta didik diberi angket tentang pembelajaran lari sambung dengan media
alat bantu serta model bermain bendera berantai. Dari itu dapat disimpulkan
apakah pembelajaran mengalami peningkatan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Sebelum proses penelitian dilaksanakan, kegiatan survei awal dilakukan
untuk mengetahui keadaan yang ada di lapangan. Berikut hasil survei awal yang
dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Dilihat dari hasil pembelajaran atletik pada siswa kelas V SD Negeri 02
Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, khususnya kemampuan
lari sambung yang menitik beratkan pada kelincahan, dan kekuatan daya ledak
dalam poses pembelajaran lari sambung memiliki kategori kurang berhasil,
hanya 20 siswa yang tuntas atau setara dengan 50%, memiliki nilai di atas
KKM (70,00).
2. Kurangnya sarana yang memadai dalam pembelajaran lari sambung seperti
block start yang digunakan untuk pembelajaran lari sambung.
3. Metode pembelajaran yang dilakukan guru monoton sehingga minat siswa
terhadap pembelajaran lari sambung rendah. Guru hanya menjelaskan
bagaimana teknik lari sambung dan cara berlari yang benar, sehingga siswa
merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran lari sambung yang
diberikan oleh guru.
4. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran lari sambung sedikit, karena waktu
yang disediakan dalam pembelajaran lari sambung sedikit.
5. Kurangnya penguasaan materi oleh guru dalam penerapan teknik-teknik lari
sambung yang benar, dan banyak siswa yang malas melaksanakan kegiatan
yang diberikan oleh guru karena siswa memandang bahwa lari sambung
adalah kegiatan yang melelahkan dan biasa saja.
6. Kurangnya modifikasi metode pembelajaran lari sambung yang dilakukan
oleh guru.
7. Kurangnya pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dengan kondisi awal tersebut di atas, maka peneliti melakukan penelitian
terhadap materi pembelajaran lari sambung dengan penerapan bermain lomba lari
bendera berantai untuk meningkatkan hasil belajar lari sambung pada siswa kelas
V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun
Pelajaran 2011/2012.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Dalam penelitian ini, pembelajaran materi lari sambung dengan penerapan
model bermain lomba lari bendera berantai untuk meningkatkan hasil belajar lari
sambung pada siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012 memiliki sistematika yang
secara umum terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu persiapan peneliti sebelum
pembelajaran, kemudian kegiatan pendahuluan yang mencakup berdo’a,
presentasi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa, dan
pemanasan. Dilanjutkan kegiatan ini mencakup eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Yang terakhir adalah kegiatan penutup yang mencakup pendinginan,
refleksi, evaluasi, apersepsi, serta tindak lanjut, dan yang terakhir siswa diberi
tugas untuk pembelajaran yang akan datang kemudian dilanjutkan berdo’a dan
siswa dibubarkan.
Materi lari sambung dengan penerapan model bermain lomba lari bendera
berantai disampaikan/dijelaskan oleh peneliti sesuai dengan rencana pelaksanakan
pembelajaran yang telah dibuat, siswa mendengarkan, memahami, dan kemudian
mempraktekkan. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti, dimana guru bertugas
sebagai pengamat pembelajaran, dan dibantu oleh guru kolaborator. Data
observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan. Kekurangan di siklus pertama akan lebih dicermati untuk perbaikan
di siklus berikutnya (siklus 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Deskripsi Data
Berikut merupakan deskripsi data yang diperoleh dari hasil tes lari
sambung dan nilai hasil belajar dengan penerapan model bermain lomba lari
bendera berantai yang diterapkan pada pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 :
a. Deskripsi Data Kondisi Awal
Kondisi awal hasil lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02
Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran
2011/2012 diketahui melalui observasi dan tes awal. Observasi dan tes
awal tersebut bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kemampuan hasil belajar lari sambung dari kondisi awal, siklus 1, hingga
siklus 2.
Berikut deskripsi data awal hasil belajar siswa terkait kemampuan
lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4 Kondisi Awal Hasil Belajar Lari sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nama Hasil Belajar Lari Sambung
Nilai Ketuntasan Minimal
1 Ari Wibowo 59
70,00
2 Puji Hartati 78 3 Hatta Alfarizi 60 4 Arif Nurfadilah 77 5 Fadila Erina Tasya 75 6 Jusuf Anwar 56 7 Ragil Agustian 74 8 Yoga Setiawan 77 9 Anggi Vina 75
10 Lupitasari 66 11 Dani Setianto 77 12 Dian Widiawati 75 13 Dwi Arif Prayoga 75 14 Ersa Gustiawan 74 15 Farhan 78 16 Marifatul Ilmi 66 17 Mufadilah 75 18 Nisa Amelia 74 19 Nugroho 56 20 Resi Wijayanti 65 21 Ridik 55 22 Riska 75 23 Sustanti 56 24 Wily Adistian 60 25 Wilu Deni Setyo 55 26 Diani Fitri 75 27 Dela Deastin 75 28 Fajar Yuliansyah 54 29 Jurianzah 60 30 M. Arif Aji Ananda 62 31 Marcelino Dwi Anggoro 60 32 Muh. Falah 80 33 Muh. Adi Fernandi 60 34 Muh. Dicky Yusuf 70 35 Muh. Aldi Hermanto 70 36 M. Rozak 75 37 Abdul Kholik 75 38 Kuat Suprianto 65 39 Ardianto 80 40 Dodi Pratama 60
Jumlah 2734 Rata-rata 68,35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan awal
hasil belajar lari sambung pada siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012
adalah 68,35. Sedangkan nilai ketuntasan belajar minimal yang telah
ditentukan untuk pembelajaran lari sambung adalah 70,00.
Berdasarkan deskripsi data awal tersebut, dapat diketahui bahwa
kemampuan hasil belajar lari sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02
Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran
2011/2012 tergolong dalam kriteria keberhasilan yang kurang,
dikarenakan 80 % dari jumlah keseluruhan (40 siswa) mendapat nilai di
atas KKM (70,00). Oleh karena itu, secara optimal, dengan memodifikasi
sarana pembelajaran yaitu melalui penerapan model bermain lomba lari
bendera berantai. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini akan
dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4)
analisis dan refleksi.
b. Siklus 1
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02
Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran
2011/2012 dalam pembelajaran lari sambung, bentuk modifikasi sarana
pembelajaran yang diberikan pada siklus 1 adalah dengan menggunakan
penerapan model bermain lomba lari bendera berantai dengan modifikasi
alat yaitu bendera. Dimana penerapan tersebut merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat mendatangkan ketertarikan, kemudahan sehingga
meminimalisir kebosanan, dan rasa senang dapat muncul pada peserta
didik.
Adapun pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dalam penelitian ini
terdiri dari 2 (dua) pertemuan, dimana waktu pelaksanaan untuk setiap
pertemuannya adalah 1x70 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1) Perencanaan Siklus 1
Kegiatan awal perencanaan adalah melakukan konsultasi
dengan Guru Penjas yang merupakan mitra kolaboratif dalam
penelitian tindakan kelas kali ini. Kegiatan konsultasi tersebut
mencakup penentuan waktu tindakan, kelas yang akan diberikan
tindakan, serta perencanaan tindakan yaitu materi pembelajaran dan
model, serta teknik penerapan yang digunakan.
Setelah pelaksanaan diskusi, diperoleh kesepakatan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus 1 diadakan selama dua kali putaran, yaitu
putaran 1 pada hari Selasa, Tanggal 8 Mei 2012, dan putaran 2 pada
hari Sabtu, Tanggal 26 Mei 2012. Tahap selanjutnya adalah
menentukan kelas yang diberikan tindakan, dan diperoleh kesepakatan
yaitu kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten
Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012. Berikutnya penentuan materi
pembelajaran yang akan diberikan dan model, serta teknik penerapan
yang akan digunakan. Di dalam penelitian ini, penentuan materi
bersumber pada buku referensi dan buku pegangan, yaitu telah dipilih
materi pemilihan model penerapan yang disepakati adalah penerapan
model bermain lomba lari bendera berantai. Hal ini disesuaikan dengan
latar belakang masalah penelitian, kriteria siswa, serta efektivitas hasil
pembelajaran, dan fasilitas yang tersedia.
Kegiatan perencanaan siklus 1 diakhiri dengan penyusunan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus 1, yang memuat
rangkaian perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
siklus 1. Persiapan yang terakhir yang dilakukan peneliti bersama guru
kolabulator adalah mempersiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu tali raffia, peluit, stop
watch, bendera kecil, serta tempat yang akan digunakan sebagai tempat
pelaksanaan pembelajaran lari sambung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Pelaksanaan Siklus 1
Sesuai dengan RPP yang telah dibuat, pelaksanaan tindakan
siklus 1 dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1
pada hari Selasa, Tanggal 8 Mei 2012, dan pertemuan 2 pada hari
Sabtu, Tanggal 26 Mei 2012. Tempat pelaksanaan adalah halaman SD
Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Waktu
pelaksanaan yang ditentukan untuk setiap pertemuan adalah 1x70
menit. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator yang
bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses
pembelajaran.
Pertemuan 1 siklus 1, materi yang akan diberikan adalah
pembelajaran lari sambung, dengan penerapan model bermain lomba
lari bendera berantai. Kegiatan awal pertemuan 1 siklus 1 diawali
dengan kegiatan persiapan. Disini peneliti menyiapkan peralatan/media
pembelajaran dan peta/setting tata letak peralatan. Peneliti membuat
garis dengan jarak yang telah ditentukan sebagai jalur/track untuk
pelaksanaan pembelajaran lari sambung, dan juga menyiapkan
peralatan lainnya yang mendukung agar disusun sedemikian rupa
sehingga di tempat masing-masing sesuai dengan materi permainan
yang akan diberikan. Peneliti juga menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
untuk mengolaborasi respon siswa. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan pendahuluan selama 10 menit.
Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan “selamat
pagi”, dan kemudian berdo’a. setelah itu presensi siswa, siswa berbaris
dengan tertib dan disiplin. Dari jumlah siswa sebanyak 40 siswa,
seluruh siswa hadir dan dapat mengikuti pembelajaran. Selanjutnya
peneliti melakukan apersepsi, guru sedikit memberikan penjelasan
mengenai materi yang akan diberikan yaitu mengenai lari sambung,
dengan penerapan model bermain lomba lari bendera berantai. Pada
saat apersepsi, siswa didorong untuk berani berpendapat terkait
pengetahuan lari sambung. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pembelajaran dan memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan diakhiri dengan melakukan pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan lari bendera berantai. Permainan
dilakukan beberapa kali sampai siswa merasa senang dan termotivasi.
Kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Pertama-
tama peneliti melakukan kegiatan eksplorasi, yaitu melakukan awalan
lari sambung dalam permainan lari bendera berantai
Setelah kegiatan eksplorasi, dilanjutkan dengan kegiatan
elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, peneliti melakukan strategi
pelaksanaan dengan menggunakan model peragaan dan penugasan.
Peneliti memberikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator gerak lari sambung. Siswa mempelajari tugas ajar dan
indikator keberhasilannya. Siswa memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar. Siswa melaksanakan
tugas ajar sesuai dengan target sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sendiri. Bagi siswa yang belum mampu mencapai target
belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi
kesempatan untuk memperbaiki target waktu. Bagi siswa yang telah
berhasil mencapai target sesuai waktu atau lebih cepat, maka mereka
diberi kesempatan untuk mencoba lari sambung dengan dilombakan
dengan kelompok sekelasnya. Kemudian peneliti melakukan strategi
pelaksanaan dengan menggunakan respirokal/timbal balik. Yaitu
peneliti mengatur siswa agar berpasang-pasangan. Peneliti
membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator
tugas lari sambung kepada setiap pasangan. Siswa mempelajari tugas
lari sambung dan indikator keberhasilan. Siswa membagi tugas
berdasar kelompok/regu, ada regu/kelompok yang menjadi pelaku dan
ada regu yang mengamati. Siswa melaksanakan tugas lari sambung
dan berganti peran bilamana regu/kelompok sudah berhasil
menampilkan gerak lari sambung sesuai dengan indikator gerak lari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sambung yang telah ditentukan. Peneliti memfasilitaskan siswa dalam
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya
diri pada siswa.
Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan konfirmasi. Dalam
kegiatan konfirmasi, peneliti bertanya jawab tentang hal yang belum
diketahui oleh siswa. Peneliti bersama-sama siswa bertanya jawab
meluruskan pemahaman, member penguatan, dan menyimpulkan inti
dari pembelajaran.
Pertemuan 1 siklus 1 diakhiri dengan kegiatan penutup yaitu
pendinginan, refleksi pengalaman belajar siswa yaitu siswa diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru
dikerjakan/dipelajarinya, kemudian evaluasi umum terhadap proses
dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan ketrampilan), dan
melakukan apersepsi yaitu peneliti memberi penghargaan atas hasil
kerja siswa baik kelompok dan atau individu. Selanjutnya ditutup
dengan kegiatan pembelajaran berikutnya. Yang terakhir siswa diberi
tugas untuk pembelajaran yang akan datang dan kemudian dilanjutkan
berdo’a dan siswa dibubarkan.
Pertemuan ke 2 siklus 1, dilakukan serupa dengan pertemuan 1.
Pada pertemuan 2 materi yang akan diberikan adalah pembelajaran lari
sambung, dengan penerapan model bermain lari bendera berantai.
Kegiatan awal pertemuan 1, mulai dari kegiatan persiapan-hingga
kegiatan pemanasan. Pada saat presensi, siswa berbaris dengan tertib
dan disiplin. Dari jumlah siswa 40 siswa, seluruh siswa hadir dan dapat
mengikuti pembelajaran.
Kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit dengan
permainan lari sambung secara kelompok dan dengan sistem
perlombaan. Pertama-tama peneliti melakukan kegiatan eksplorasi,
yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian dilakukan
perlombaan lari sambung. Pada saat akan berlomba, menggunakan
start. Siswa berlari dengan membawa bendera secara bergantian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sampai garis finish pada saat mendekati garis finish, anak
diperintahkan untuk merebahkan badannya. Kelompok yang paling
cepat menyelesaikan tugasnya dialah kelompok yang menang. Teknik
lari sambung yang digunakan dalam permainan ini sama hanya dengan
permainan lari bendera berantai pada pertemuan 1.
Setelah kegiatan eksplorasi, dilanjutkan dengan kegiatan
elabolasi. Dalam kegiatan elaborasi, peneliti melakukan strategi
pelaksanaan dengan menggunakan model peragaan dan penugasan dan
strategi pelaksanaan dengan menggunakan respirokal/timbal balik
yang secara menyeluruh proseduralnya sama seperti pertemuan 1.
Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan konfirmasi dan kegiatan
penutup yang juga serupa dengan pertemuan 1.
Pertemuan 2 siklus 1 diakhiri dengan penilaian kepada setiap
siswa secara individual (post-tes siklus 1) yang dilakukan oleh peneliti
bersama guru kolaborator, dengan mengisi form yang telah ditentukan.
3) Observasi dan Interpretasi Siklus 1
Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa cukup antusias dalam mengikuti setiap pertemuan
dalam pembelajaran siklus 1 materi lari sambung dengan penerapan
model bermain lomba lari bendera berantai. Siswa cukup mampu
memahami bagaimana cara melakukan teknik permainan tersebut
dengan benar, dan melakukan teknik lari sambung dalam permainan
tersebut dengan cukup baik. Siswa sudah memiliki minat yang tinggi
dalam melaksanakan pembelajaran tersebut. Hal tersebut tampak dari
suasana kelas cukup aktif, antusiasme siswa yang tinggi dalam
mengikuti pembelajaran (dari awal hingga kegiatan akhir). Siswa juga
melaksanakan apa yang diperintahkan oleh peneliti di dalam
pembelajaran.
Observasi dan interpretasi tindakan siklus 1 dilakukan selama
tindakan siklus 1 berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan
observasi dan interpretasi tindakan siklus 1, adapun pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tindakan siklus 1 yakni : (1) Sebelum pembelajaran berlangsung
peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan proses pelaksanaan
pembelajaran. (2) Sebelum tindakan 1 dilaksanakan peneliti dan
kolaborator melaksanakan pre-test sebagai bahan acuan dalam
membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus 1. (3)
Peneliti melakukan proses pembelajaran hasil belajar lari sambung,
dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada
model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi,
demonstrasi/unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara
langsung oleh siswa. (4) Peneliti mengamati proses pembelajaran
materi lari sambung dengan penerapan model bermain lomba lari
bendera berantai pada siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dimana pada pertemuan ke 1, penerapan model bermain yang
diterapkan dalam lari sambung adalah lomba lari bendera berantai.
Sedangkan pertemuan ke 2 sama pada pertemuan ke 1. Dimana untuk
prosedur setiap tahapan dalam pelaksanaan pembelajarannya sama
untuk setiap pertemuan.
Setelah memberikan materi peneliti mengadakan tes akhir
siklus 1. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalu i
lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menerima hasil pembelajaran hasil belajar lari sambung
melalui penerapan model bermain lomba lari bendera berantai.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, pengisian lembar
observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa
selama mengikuti pembelajaran, serta fasilitas yang digunakan selama
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4) Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus 1
Berikut deskripsi data peningkatan hasil belajar lari sambung
dan kriteria ketuntasan minimal hasil belajar Siklus 1 dengan
menggunakan penerapan model bermain lomba lari bendera berantai
pada siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012, yang disajikan
dalam bentuk tabel:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 5 Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung dan Nilai Ketuntasan Minimal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1
No Nama
Kondisi Awal (Pre-test) Kondisi Siklus 1
Hasil Belajar Lari Sambung
Nilai Ketuntasan
Minimal
Hasil Belajar Lari Sambung
Nilai Ketuntasan
Minimal 1 Ari Wibowo 59
70,00
63
70,00
2 Puji Hartati 78 80 3 Hatta Alfarizi 60 68 4 Arif Nurfadilah 77 78 5 Fadila Erina Tasya 75 77 6 Jusuf Anwar 56 65 7 Ragil Agustian 74 75 8 Yoga Setiawan 77 78 9 Anggi Vina 75 78 10 Lupitasari 66 68 11 Dani Setianto 77 79 12 Dian Widiawati 75 77 13 Dwi Arif Prayoga 75 79 14 Ersa Gustiawan 74 77 15 Farhan 78 78 16 Marifatul Ilmi 66 68 17 Mufadilah 75 78 18 Nisa Amelia 74 78 19 Nugroho 56 61 20 Resi Wijayanti 65 66 21 Ridik 55 60 22 Riska 75 78 23 Sustanti 56 60 24 Wily Adistian 60 66 25 Wilu Deni Setyo 55 57 26 Diani Fitri 75 75 27 Dela Deastin 75 80 28 Fajar Yuliansyah 54 60 29 Jurianzah 60 61 30 M. Arif Aji Ananda 62 63 31 Marcelino Dwi A. 60 75 32 Muh. Falah 80 85 33 Muh. Adi Fernandi 60 75 34 Muh. Dicky Yusuf 70 70 35 Muh. Aldi Hermanto 70 75 36 M. Rozak 75 80 37 Abdul Kholik 75 80 38 Kuat Suprianto 65 65 39 Ardianto 80 80 40 Dodi Pratama 60 65
Jumlah 2734 2881 Rata-rata 68,35 72,03
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan data tersebut di atas, menunjukkan bahwa rata-
rata hasil lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012
dari kondisi awal ke siklus 1 meningkat sebesar 3,68.
Berikut grafik perbandingan peningkatan hasil belajar lari
sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke
siklus 1 :
Gambar 4. Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung
dari Kondisi Awal ke Siklus 1
Jika dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas
nilai KKM, setelah diberi pembelajaran dengan penerapan model
bermain lomba lari bendera berantai pada siklus 1, jumlah siswa yang
memiliki nilai di atas nilai KKM masih mengalami peningkatan dari
kondisi awal, yaitu 26 siswa atau 65% menjadi 32 siswa atau 80% dari
jumlah total 40 siswa yang mengikuti pembelajaran lari sambung pada
siklus 1, memiliki nilai yang berada di atas KKM (70,00). Hal ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar pada siswa
dalam pembelajaran lari sambung pada siklus 1, namun belum cukup
optimal. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan rata-rata
68.35
72.03
3.68
0 20 40 60 80
kondisi awal
siklus 1
peningkatan
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lari Sambung dari Kondisi Awal ke Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
hasil belajar lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012
dari kondisi awal ke siklus 1 sebesar 3,68.
5) Analisis dan Refleksi Pembelajaran Siklus 1
Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah
melakukan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hambatan-hambatan
atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran lari sambung
yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan saat melakukan
proses pembelajaran diantaranya adalah: (1) terdapat beberapa siswa
yang kurang fokus terhadap pembelajaran, hal ini terbukti saat
pembelajaran, (2) masih banyak siswa yang tidak serius dalam
melaksanakan pembelajaran, hal ini terbukti saat pembelajaran, ada
beberapa siswa yang masih sering bergurau/tertawa dengan teman
lainnya. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya konsentrasi mereka
dalam melakukan pembelajaran. (3) kerjasama yang kurang antar
siswa dalam kelompok pada saat melakukan perlombaan merupakan
salah satu kelemahan yang mengakibatkan siswa kurang kompak
dalam mengatasi rintangan pada saat permainan berlangsung sehingga
memberikan respon yang mengakibatkan hasil pembelajaran kuran
maksimal. (4) kelemahan yang muncul tersebut mengakibatkan siswa
tidak memiliki daya ledak yang baik sehingga reaksi siswa terhadap
lari sambung lambat, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan hasil
pembelajaran yang diharapkan peneliti maupun guru.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada
siklus 1, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi
sebagai berikut:
a) Secara mandiri siswa diminta lebih serius dalam melakukan
pembelajaran lari sambung sesuai dengan yang telah diajarkan oleh
peneliti, dengan berkonsentrasi terhadap petunjuk yang diberikan
oleh peneliti, lebih memiliki kerjasama yang baik antar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dalam kelompok, sehingga focus dan kompak dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
b) Peneliti dan kolaborator member reward bagi siswa yang dapat
melakukan hasil lari sambung secara baik, serta memiliki
power/daya ledak dalam hasil belajarnya.
c) Peneliti harus lebih banyak mengobservasi secara maksimal
kemampuan siswa dan teknik lari sambung agar kualitas hasil
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang sesungguhnya dapat
tercapai dengan optimal.
Dalam pelaksanaan siklus 1, terdapat kelebihan dan yang dapat
digunakan sebagai to lak ukur keberhasilan tindakan dalam siklus 1,
yaitu: siswa merasa tertarik dengan pembelajaran lari sambung dengan
penerapan model bermain lomba lari bendera berantai. Karena dengan
penerapan tersebut, siswa merasa senang mengikuti pembelajaran yang
diterapkan dengan pendekatan permainan, karena dengan memiliki
minat yang lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dan
memiliki minat yang lebih karena siswa mudah melakukan
pembelajaran lari sambung yang selama ini dianggap kurang menarik
untuk mereka. Situasi kelas pun lebih tertata, sehingga materi yang
diberikan terarah dan mudah dipahami dan diaplikasikan bagi siswa
dalam pembelajaran.
c. Siklus 2
1) Perencanaan Siklus 2
Seluruh rencana tindakan pada siklus 2, mengacu pada hasil
analisis dan refleksi 1 yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus II. Peneliti dan guru kolaborator yang
bersangkutan mendiskusikan perencanaan siklus 2. Konsultasi tersebut
meliputi materi yang akan dilaksanakan, yang dalam penelitian in i ada
kaitannya dengan permainan yang akan dilakukan dan teknik yang
akan diterapkan. Dari hasil refleksi siklus 1, diketahui bahwa beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
siswa kurang fokus terhadap pembelajaran (ada beberapa siswa yang
masih sering bergurau/tertawa dengan teman lainnya), kerjasama yang
kurang antar siswa dalam kelompok pada saat melakukan perlombaan,
dan guru kurang memberikan arahan dan observasi siswa dengan
maksimal pada saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung,
sehingga efektifitas pembelejaran kurang dapat diperoleh dengan
maksimal. Jadi pada siklus 2 ini lebih ditekankan pada hal tersebut
supaya permainan yang dilaksanakan lebih bermanfaat di siklus ke 2
ini.
Dengan bantuan penerapan model bermain lomba lari bendera
berantai di siklus 2, maka untuk meningkatkan motivasi serta hasil
belajar lari sambung siswa, peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pembelajaran, menyiapkan siswa untuk
belajar, dan juga peneliti lebih terampil dalam menguasai kelas dengan
benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Peneliti dan
kolaborator juga merencanakan dan member bimbingan, mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, serta
member umpan balik, dan reward kepada siswa yang mampu memiliki
kemampuan lari sambung dengan baik dan memiliki daya ledak/ power
yang tinggi dalam melakukan hasil belajar lari sambung.
2) Pelaksanaan Siklus 2
Sesuai dengan RPP pada siklus 2, pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus
melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses
pembelajaran dalam siklus 2 ini adalah penguatan, sebab materi secara
dasar telah diberikan pada sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2
dilaksanakan 2 kali pertemuan yakni pertemuan 1 pada hari Kamis,
tanggal 14 Juni 2012, dan pertemuan 2 pada hari Selasa, tanggal 19
Juni 2012. Satu kali pertemuan dilaksanakan selama 1x70 menit, di
halaman depan jalan SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pertemuan 1 siklus 2, materi yang akan diberikan adalah
pembelajaran lari sambung, dengan penerapan model bermain lomba
lari bendera berantai. Kegiatan awal pertemuan 1 siklus 2 diawali
dengan kegiatan persiapan. Disini peneliti menyiapkan peralatan/media
pembelajaran dan peta/ setting tata letak peralatan. Peneliti membuat
garis dengan jarak yang telah ditentukan sebagaimana jalur/track untuk
pelaksanaan pembelajaran lari sambung, dan juga menyiapkan
peralatan lainnya yang mendukung agar disusun sedemikian rupa
sehingga di tempat masing-masing sesuai dengan materi permainan
yang akan diberikan. Peneliti juga menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
untuk mengolaborasikan respon siswa. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan pendahuluan selama 10 menit. Peneliti membuka pertemuan
dengan mengucapkan “selamat pagi”, dan kemudian berdo’a. Setelah
itu presensi, siswa berbaris dengan tertib dan disiplin. Dari jumlah
siswa sebanyak 40 siswa, seluruh siswa hadir dan dapat mengikuti
pembelajaran.
Selanjutnya peneliti melakukan persepsi, guru sedikit
memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diberikan yaitu
mengenai pembelajaran lari sambung, dengan penerapan model
bermain lomba lari bendera berantai. Pada saat apersepsi, siswa
didorong untuk berani berpendapat terkait pengetahuan lari sambung.
Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses
pembelajaran. Kegiatan pendahuluan diakhiri dengan melakukan
pemanasan.
Kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Pertama-
tama peneliti melakukan kegiatan eksplorasi, yaitu melakukan start lari
sambung dalam bentuk permainan lari bendera berantai. Pertama-tama
siswa dibariskan bersaf. Kemudian siswa berlomba lari bendera
berantai. Kelompok yang cepat menyelesaikan tugasnya dialah
kelompok yang menang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Setelah kegiatan eksplorasi, dilanjutkan dengan kegiatan
elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, peneliti melakukan strategi
pelaksanaan dengan menggunakan model peragaan dan penegasan.
Peneliti memberikan bahan ajar yang berisi deskripsi tugas dan
indikator gerak lari sambung. Siswa mempelajari tugas ajar dan
indikator keberhasilannya. Siswa memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar. Siswa melaksanakan
tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri.
Bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan
alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki
target waktu. Bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai
dengan waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk
mencoba lari sambung dengan dilombakan dengan kelompok lain.
Peneliti melakukan strategi pelaksanaan dengan menggunakan
respirokal/timbal balik. Yaitu peneliti mengatur siswa agar berpasang-
pasangan. Peneliti membagi bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas lari sambung kepada setiap pasangan. Siswa
mempelajari tugas lari sambung dan indikator keberhasilannya. Siswa
membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa
yang menjadi pengamat. Siswa melaksanakan tugas lari sambung dan
berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak lari
sambung dengan indicator yang telah ditentukan. Peneliti
memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa.
Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan konfirmasi. Dalam
kegiatan konfirmasi, peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui oleh siswa. Peneliti bersama-sama siswa bertanya
jawab meluruskan pemahaman, memberikan penguatan, dan
menyimpulkan inti dari pembelajaran.
Pertemuan 1 siklus 2 diakhiri dengan kegiatan penutup yaitu
pendinginan, refleksi pengalaman belajar siswa yaitu siswa diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang hal-hal yang
baru dikerjakannya/ dipelajarinya, kemudian evaluasi umum terhadap
proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap, dan keterampilan),
dan melakukan apersepsi yaitu peneliti memberikan penghargaan atas
hasil kerja siswa baik kelompok atau individu. Selanjutnya ditutup
dengan kegiatan tindak lanjut yaitu pembiasaan dalam kehidupan
sehari-hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya. Yang terakhir siswa
diberi tugas untuk pembelajaran yang akan datang kemudian
dilanjutkan berdo’a dan siswa dibubarkan.
Pertemuan 2 siklus 2, dilakukan sama halnya dengan
pertemuan 1 siklus 2. Materi sama dengan pertemuan 1, pada
pertemuan 2 materi yang akan diberikan adalah pembelajaran lari
sambung, dengan penerapan model bermain lari bendera berantai.
Kegiatan awal pertemuan 2 dilakukan serupa dengan pertemuan 1,
dimulai dari kegiatan persiapan hingga kegiatan pemanasan. Pada saat
presensi, siswa berbaris dengan tertib dan disiplin. Dari jumlah siswa
sebanyak 40 siswa, seluruh siswa hadir, dan dapat mengikuti
pembelajaran.
Kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit dengan
permainan lari bendera berantai. Pertama-tama peneliti melakukan
kegiatan eksplorasi, yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
kemudian dilakukan perlombaan lari bendera berantai. Kelompok yang
paling cepat menyelesaikan tugasnya dialah yang menang. Setelah itu,
sikap lari sambung dalam bentuk permainan lari bendera berantai
secara bertahap. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian
dilakukan perlombaan lari bendera berantai. Siswa yang paling cepat
dalam permainan in i dialah yang menang. Teknik lari sambung yang
digunakan dalam permainan ini sama halnya dengan permainan lari
bendera berantai pada pertemuan 1 siklus 2.
Setelah kegiatan ekplorasi dilanjutkan dengan kegiatan
elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, peneliti melakukan strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pelaksanaan dengan menggunakan model peragaan dan penugasan dan
strategi pelaksanaan dengan menggunakan respirokal/timbal balik
yang secara menyeluruh proseduralnya sama seperti pertemuan 1.
Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan konfirmasi dan kegiatan
penutup yang juga serupa dengan pertemuan 1.
Pertemuan 2 siklus 2 diakhiri dengan penilaian kepada setiap
siswa secara individu (post-test siklus 2) yang dilakukan oleh peneliti
dan guru kolaborator, dengan mengisi form yang telah ditentukan.
3) Observasi dan Interpretasi Siklus 2
Observasi dan Interpretasi Siklus 2 dilakukan selama
pembelajaran siklus 2 berlangsung. Peneliti dan kolaborator
melakukan observasi dan interpretasi pada siklus 2. Adapun
pelaksanaan tindakan pada siklus 2 yakni (1) sebelum pembelajaran
berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 2 sebagai pedoman atau acuan
proses pelaksanaan pembelajaran. (2). Peneliti mengamati proses
pembelajaran lari sambung dengan lebih fokus dan melakukan
observasi lebih luas agar dapat membantu siswa yang sedang kesulitan
dalam melakukan penerapan model bermain dan menerapkan teknik
lari sambung yang benar, ataupun siswa yang memiliki kemampuan
yang kurang dan minat yang kurang dalam lomba lari bendera berantai
pada pembelajaran lari sambung. Sehingga tidak ada lagi siswa yang
bermain/tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. (3) Peneliti
melakukan proses pembelajaran hasil lari sambung, dalam hal ini
peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model
pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi/unjuk
kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.
(4) Peneliti dan kolaborator lebih banyak memberikan arahan/petunjuk
kepada siswa dalam mengikuti permainan secara perlombaan, agar
kerjasama antar siswa terjalin lebih baik dan penerapan teknik lari
sambung dapat secara tepat diterapkan dalam melakukan permainan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
sehingga tujuan penelitian dan hasil pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. Peneliti juga mengarahkan siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Siswa pun dengan semangat melakukan apa
yang diperintahkan guru tidak cepat merasa lelah maupun bosan.
4) Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus 2
Berikut deskripsi data peningkatan hasil belajar lari sambung
dan kriteria ketuntasan minimal hasil belajar dengan penerapan model
bermain lomba lari bendera berantai pada siswa kelas V SD Negeri 02
Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Tahun Pelajaran
2011/2012:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 6 Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung dan Nilai Ketuntasan Minimal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus 1 ke Siklus 2
No Nama
Kondisi Siklus 1 Kondisi Siklus 2
Hasil Belajar Lari Sambung
Nilai Ketuntasan Minimal
Hasil Belajar Lari
Sambung
Nilai Ketuntasan
Minimal 1 Ari Wibowo 63
70,00
65
70,00
2 Puji Hartati 80 82 3 Hatta Alfarizi 68 73 4 Arif Nurfadilah 78 78 5 Fadila Erina Tasya 77 82 6 Jusuf Anwar 65 77 7 Ragil Agustian 75 82 8 Yoga Setiawan 78 73 9 Anggi Vina 78 78 10 Lupitasari 68 78 11 Dani Setianto 79 84 12 Dian Widiawati 77 82 13 Dwi Arif Prayoga 79 82 14 Ersa Gustiawan 77 82 15 Farhan 78 82 16 Marifatul Ilmi 68 68 17 Mufadilah 78 80 18 Nisa Amelia 78 78 19 Nugroho 61 78 20 Resi Wijayanti 66 73 21 Ridik 60 68 22 Riska 78 65 23 Sustanti 60 77 24 Wily Adistian 66 78 25 Wilu Deni Setyo 57 73 26 Diani Fitri 75 79 27 Dela Deastin 80 87 28 Fajar Yuliansyah 60 73 29 Jurianzah 61 73 30 M. Arif Aji Ananda 63 68 31 Marcelino Dwi A. 75 80 32 Muh. Falah 85 85 33 Muh. Adi Fernandi 75 80 34 Muh. Dicky Yusuf 70 75 35 Muh. Aldi Hermanto 75 80 36 M. Rozak 80 82 37 Abdul Kholik 80 82 38 Kuat Suprianto 65 70 39 Ardianto 80 82 40 Dodi Pratama 65 65
Jumlah 2881 3079 Rata-rata 72,03 76,98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan tabel di atas tentang data hasil belajar lari
sambung dan nilai ketuntasan minimal hasil belajar dari siklus 1 ke
siklus 2, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar lari sambung siswa
kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten
Pemalang, Tahun Pelajaran 2011/2012 naik menjadi 76,98 yang
semula siklus 1 hanya 72,03. Peningkatan terjadi sebesar 4,95.
Peningkatan kemampuan lari sambung siswa juga dapat dilihat
dari banyaknya siswa yang memiliki nilai di atas KKM, yaitu sebesar
100% (40 siswa) dari jumlah keseluruhan 40 siswa memiliki nilai di
atas nilai ketuntasan minimal (70,00). Data hasil pembelajaran tersebut
memberikan informasi bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus
2 dengan penambahan penerapan model bermain lomba lari bendera
berantai, kemampuan lari sambung pada siswa mengalami peningkatan
yang signifikan dan cukup optimal.
Di bawah ini disajikan grafik peningkatan rata-rata hasil
belajar lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang dari siklus 1 ke siklus 2:
Gambar 5. Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung
dari Siklus 1 ke Siklus 2
Selain itu, maka peningkatan hasil belajar lari sambung siswa
dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
72.03
76.98
4.95
0 20 40 60 80 100
siklus 1
siklus 2
peningkatan
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lari Sambung dari Siklus 1 ke SIklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 7 Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 2
No Nama
Peningkatan dari Kondisi Awal Ke Siklus 1 & 2
Nilai KKM Kondisi
Awal Siklus 1 Siklus 2
1 Ari Wibowo 59 63 65
70,00
2 Puji Hartati 78 80 82 3 Hatta Alfarizi 60 68 73 4 Arif Nurfadilah 77 78 78 5 Fadila Erina Tasya 75 77 82 6 Jusuf Anwar 56 65 77 7 Ragil Agustian 74 75 82 8 Yoga Setiawan 77 78 73 9 Anggi Vina 75 78 78 10 Lupitasari 66 68 78 11 Dani Setianto 77 79 84 12 Dian Widiawati 75 77 82 13 Dwi Arif Prayoga 75 79 82 14 Ersa Gustiawan 74 77 82 15 Farhan 78 78 82 16 Marifatul Ilmi 66 68 68 17 Mufadilah 75 78 80 18 Nisa Amelia 74 78 78 19 Nugroho 56 61 78 20 Resi Wijayanti 65 66 73 21 Ridik 55 60 68 22 Riska 75 78 65 23 Sustanti 56 60 77 24 Wily Adistian 60 66 78 25 Wilu Deni Setyo 55 57 73 26 Diani Fitri 75 75 79 27 Dela Deastin 75 80 87 28 Fajar Yuliansyah 54 60 73 29 Jurianzah 60 61 73 30 M. Arif Aji Ananda 62 63 68 31 Marcelino Dwi A. 60 75 80 32 Muh. Falah 80 85 85 33 Muh. Adi Fernandi 60 75 80 34 Muh. Dicky Yusuf 70 70 75 35 Muh. Aldi Hermanto 70 75 80 36 M. Rozak 75 80 82 37 Abdul Kholik 75 80 82 38 Kuat Suprianto 65 65 70 39 Ardianto 80 80 82 40 Dodi Pratama 60 65 65
Jumlah 2734 2881 3079 Rata-rata 68,35 72,03 76,98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dari tabel di atas mengenai data hasil belajar lari sambung
pada siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal s/d
siklus 1 dan 2, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar lari
sambung siswa. Dimana dari kondisi awal hingga siklus 2 rata-rata
hasil belajar siswa meningkat menjadi 76,98. Peningkatan terjadi
sebesar 8,63. Jika dilihat dari jumlah siswa yang memiliki nilai di atas
KKM, sebanyak 40 siswa memiliki nilai di atas KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa secara general, setelah diberi pembelajaran pada
siklus 1 dan 2, hasil belajar lari sambung siswa mengalami
peningkatan.
Berikut grafik perbandingan peningkatan hasil belajar lari
sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke
siklus 1 dan siklus 2.
Gambar 6. Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama
pelaksanaan siklus 2 berlangsung, hasil pekerjaan siswa dapat
diidentifikasi telah memenuhi target dengan capaian berhasil atau
68.35
72.03
76.98
64 66 68 70 72 74 76 78
kondisi awal
siklus 1
siklus 2
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lari Sambung dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan SIklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
tuntas sesuai dengan target pencapaian yang diharapkan yaitu 85%
pencapaian siswa memiliki nilai di atas KKM.
Beberapa kelemahan yang membuat kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus 2 pun masih muncul. Adapun
kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan siklus 2 tersebut
adalah masih kurangnya penerapan yang optimal pada teknik/cara lari
sambung ketika melakukan perlombaan. Siswa masih terfokus untuk
memenangkan permainan dalam perlombaan, dan kurang
memperhatikan inti dari pelaksanaan pembelajaran yang terkandung
dalam permainan tersebut, sehingga kurang memperhatikan secara
optimal teknik lari sambung yang dilakukan pada saat melakukan
perlombaan. Padahal teknik tersebut telah dijelaskan dan diperkuat
pada siklus 2.
Adapun kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2, antara lain :
a) Sebagian besar siswa telah mampu melatih kecepatan dan
kelincahan dalam kemampuan lari sambung.
b) Siswa tidak malas dan bosan lagi dalam melakukan pembelajaran
lari sambung.
c) Melalui penguatan pembelajaran dengan memodifikasi penerapan
model pembelajaran siswa lebih tertarik, termotivasi dan senang
melakukan pembelajaran materi lari sambung, sehingga siswa aktif
dalam pembelajaran.
5) Analisis dan Refleksi Pembelajaran Siklus 2
Berdasarkan observasi pada siklus 2 tersebut, peneliti dan
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
a) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana
yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus
2. Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus 2 telah
menunjukkan hasil yang sesuai yakni 2 kali pertemuan dan dengan
melakukan pengambilan data akhir siklus 2, sebab materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
diberikan merupakan penguatan pada sebagian siswa sedangkan
sebagian lain adalah penyempurnaan hasil pembelajaran yang
bervariasi.
b) Dari hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus 2, dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas telah memenuhi
target memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan.
Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
c) Model pembelajaran dengan penerapan model bermain lomba lari
bendera berantai yang diterapkan o leh peneliti dan guru
kolaborator cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan
minat siswa terhadap lari sambung, sehingga proses belajar
mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal,
serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus 2 dapat
terlaksana dengan baik.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berikut hasil penelitian pelaksanaan tindakan kelas pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
1) Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung dari Kondisi Awal ke
Siklus I
Perbandingan peningkatan hasil lari sambung siswa kelas V SD Negeri
02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 8 Perbandingan Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 1
Rata-rata Hasil Belajar
Lari sambung Kondisi Awal
Rata-Rata Hasil Belajar Lari sambung
Siklus 1
Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung
68,35
72,03
3,68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Berdasarkan tabel di atas tersebut diketahui bahwa, rata-rata hasil
belajar lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan
Taman, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami
peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 3,68.
2) Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Sambung dari Siklus 1 ke Siklus
2
Berikut perbandingan peningkatan hasil belajar lari sambung siswa
kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2011/2012 dari siklus 1 ke siklus 2.
Tabel 9 Perbandingan Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus 1 ke Siklus 2
Rata-Rata Hasil Belajar
Lari sambung Siklus 1
Rata-Rata Hasil Belajar Lari sambung
Siklus 2
Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung
72,03
76,98
4,95
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa, rata-rata hasil belajar lari
sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dari
siklus 1 ke siklus 2 sebesar 4,95.
3) Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung dari Kondisi Awal ke
Siklus 2
Berikut perbandingan peningkatan hasil belajar lari sambung siswa
kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 10 Perbandingan Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus 2
Rata-Rata Hasil Belajar
Lari sambung Kondis Awal
Rata-Rata Hasil Belajar Lari sambung
Siklus 2
Peningkatan Hasil Belajar Lari sambung
68,35
76,98
8,63
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa, rata-rata hasil belajar lari
sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dari
kondisi awal ke siklus 2 sebesar 8,63.
Gambar 7. Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Sambung dari Kondisi Awal ke Siklus 2
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar
lari sambung siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal hingga
siklus 2 mengalami peningkatan sebsar 8,55.
68.35
76.98
8.63
0 20 40 60 80 100
kondisi awal
siklus 2
peningkatan
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Lari Sambung dari Kondisi Awal ke SIklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4) Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal
Berikut tabel prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 pada kondisi awal.
Tabel 11. Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012
Rentang
Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
> 80 Baik Sekali Tuntas 2 5% 75 – 79 Baik Tuntas 13 32,5% 70 – 74 Cukup Tuntas 5 12,5% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 15%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 14 35% Jumlah 40 100%
Dari tabel tersebut diketahui bahwa kondisi awal ketuntasan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) 2
orang (5%), baik (tuntas) 13 orang (32,5%), cukup (tuntas) 5 orang (12,5%),
kurang (tidak tuntas) 6 orang (15%) dan kurang sekali (tidak tuntas) 14 orang
(35%).
Berikut prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lari sambung dalam kondisi awal jika dilihat dalam bentuk grafik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 8. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal
5) Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada S iklus 1
Berikut tabel prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 pada Siklus 1.
Tabel 12. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 1
Rentang
Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
> 80 Baik Sekali Tuntas 6 15% 75 – 79 Baik Tuntas 17 42,5% 70 – 74 Cukup Tuntas 1 2,5% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 8 20%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 8 20% Jumlah 40 100%
Dari tabel tersebut diketahui bahwa pada siklus 1 ketuntasan hasil
belajar s iswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) 6
orang (15%), baik (tuntas) 17 orang (42,5%), cukup (tuntas) 1 orang (2,5%),
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
5.00%
32.50%
12.50%
15.00%
35.00%
2
13
5
6
14
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Jumlah Anak Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kurang (tidak tuntas) 8 orang (20%) dan kurang sekali (tidak tuntas) 8 orang
(20%).
Berikut prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lari sambung dalam siklus 1 jika dilihat dalam bentuk grafik.
Gambar 9. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
6) Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar pada S iklus 2
Berikut tabel prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 pada Siklus 2.
Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus 2
Rentang
Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
> 80 Baik Sekali Tuntas 17 42,5% 75 – 79 Baik Tuntas 10 25% 70 – 74 Cukup Tuntas 7 17,5% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 15%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0 Jumlah 40 100%
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
15.00%
42.50%
2.50%
20.00%
20.00%
6
17
1
8
8
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
Jumlah Anak Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dari tabel tersebut diketahui bahwa pada siklus 2 ketuntasan hasil
belajar s iswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) 17
orang (42,5%), baik (tuntas) 10 orang (25%), cukup (tuntas) 7 orang (17,5%),
kurang (tidak tuntas) 6 orang (15%) dan kurang sekali (tidak tuntas) tidak ada
(0%).
Berikut prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lari sambung dalam siklus 2 jika dilihat dalam bentuk grafik.
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
7) Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus 1
dan Siklus 2.
Berikut rekap itulasi ketuntasan hasil belajar Siswa Kelas V SD Negeri
02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran
2011/2012 dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
42.50%
25.00%
17.50%
15.00%
0.00%
17
10
7
6
0
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
Jumlah Anak Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 14. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
Kondisi Rentang
Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
Kondisi Awal
> 80 Baik Sekali Tuntas 2 5% 75 – 79 Baik Tuntas 13 32,5% 70 – 74 Cukup Tuntas 5 12,5% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 15%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 14 35%
Siklus 1
> 80 Baik Sekali Tuntas 6 15% 75 – 79 Baik Tuntas 17 42,5% 70 – 74 Cukup Tuntas 1 2,5% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 8 20%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 8 20%
Siklus 2
> 80 Baik Sekali Tuntas 17 42,5% 75 – 79 Baik Tuntas 10 25% 70 – 74 Cukup Tuntas 7 17,5% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 15%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0
Berikut prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar Siswa Kelas V
SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dari kondisi
awal, siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam bentuk grafik.
Gambar 11. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
KurangSekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Kondisi Awal 35.00% 15.00% 12.50% 32.50% 5.00%Siklus 1 20.00% 20.00% 2.50% 42.50% 15.00%Siklus 2 0.00% 15.00% 17.50% 25.00% 42.50%
0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa, ketuntasna
hasil belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 memiliki peningkatan dari
kondisi awal sampai dengan siklus 2. Peningkatan ketuntasan hasil belajar
tersebut sebesar 37,5% untuk kategori baik sekali (tuntas), penurunan sebesar
7,5% untuk kategori baik (tuntas), peningkatan sebesar 5% untuk kategori
cukup baik (tuntas).
Penurunan sebesar 0% untuk kategori kurang (tidak tuntas) dan
penurunan sebesar 35% untuk kategori kurang sekali (tidak tuntas). Akan
tetapi besarnya penurunan prosentase ketuntasan belajar dalam dua kategori
tersebut tidak memberikan kesan bahwa ada penurunan hasil belajar siswa
pada pembelajaran lari sambung yang telah dilakukan pada siklus 1 dan 2
dalam penelitian kali ini, melainkan sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa, pembelajaran lari sambung dengan penerapan model bermain bendera
berantai yang dilakukan pada pembelajaran lari sambung siswa kelas V SD Negeri
02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi lari sambung,
meningkatkan minat serta motivasi siswa yang ditunjukkan dengan antusiasme
siswa, semangat siswa, keaktifan siswa, dan suasana kelas menjadi menyenangkan
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lari sambung meningkat dari kondisi
sebelumnya.
Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan pada hasil belajar
siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2, baik dari peningkatan nilai rata-
rata hasil pembelajaran lari sambung siswa maupun nilai ketuntasan hasil belajar.
Nilai rata-rata hasil pembelajaran lari sambung pada rata-rata kondisi awal
(68,35), rata-rata siklus 1 (72,03), dan rata-rata siklus 2 (76,98) sehingga
peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (8,63).
Peningkatan kemampuan gerak pada pembelajaran lari sambung siswa
kelas V SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012 juga dapat dilihat dari ketentuan nilai ketuntasan
minimal/KKM (70,00) adalah nilai rata-rata kondisi awal siswa hanya 19 siswa
dari 40 siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00) atau tuntas sebesar
(47,5%). Nilai rata-rata peningkatan hasil pembelajaran dari kondisi awal siswa
dengan pembelajaran pada siklus 1 sebanyak 24 siswa dari 40 siswa, atau tuntas
sebesar (60%) siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00). Nilai rata-rata pada
peningkatan siklus 2 sebanyak 34 siswa dari 40 siswa, atau tuntas sebesar (85%)
siswa yang memiliki nilai di atas KKM (70,00).
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu dampak yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik
yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari
siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya
dan khususnya di SD Negeri 02 Banjaran Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran atletik
dengan materi lari sambung dengan pendekatan model bermain. Pendekatan
pembelajaran dengan model bermain ini juga dapat digunakan untuk pembelajaran
atletik cabang dan nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan
daya tarik terhadap materi pembelajaran atletik.
C. Saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang
atletik, antara lain:
1. Bagi Siswa
Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran
yang diikuti akan lebih bermanfaat.
2. Bagi Guru
Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materinya
ditambah dengan permainan, yaitu permainan yang mengarah pada teknik atau
materi yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Bagi Sekolah
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau
dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa
dapat menerima materi dengan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user