UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI MENULIS …/Upaya...UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI MENULIS …/Upaya...UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI MENULIS KREATIF PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MAJALAH PADA SISWA KELAS VIII C
SMP KRISTEN 4 MONGINSIDI SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DYAH AYU RETNANINGRUM
K1208082
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dyah Ayu Retnaningrum
NIM : K1208082
Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN
MINAT DAN MOTIVASI MENULIS KREATIF PUISI DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA MAJALAH PADA SISWA KELAS VIII C SMP
KRISTEN 4 MONGINSIDI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Dyah Ayu R.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI MENULIS KREATIF PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MAJALAH PADA SISWA KELAS VIII C
SMP KRISTEN 4 MONGINSIDI SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
DYAH AYU RETNANINGRUM
K 1208082
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Budhi Setiawan, M.Pd Budi Waluyo, S.S, M.Pd
NIP 196105241989011001 NIP 197608252003121001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum
Sekretaris : Drs. Purwadi
Anggota I : Dr. Budhi Setiawan, M.Pd
Anggota II : Budi Waluyo,S.S., M.Pd
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
NIP 196604151991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Waktu adalah barang paling berharga untuk kau jaga. Menurutku dia adalah
barang yang mudah hilang darimu”
(Yahya Bin Hubairah)
“Masa depan bukan tergantung dari keadaan, tetapi masa depan tergantung pada
keputusan”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan rasa syukur, rasa cinta, kasih
sayang, dan terima kasihku, karya ini
kupersembahkan kepada:
1. “Bapak Suprapto dan “ Ibu Anik Gunarti”
Bapak dan Ibuku tercinta terima kasih atas
doa dan kasih sayang serta kepercayaan yang
diberikan kepada Ananda selama ini. Tiada
kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih
sayangmu.
2. “Prayoga Dwi Nugraha”
Terima kasih adikku tersayang yang selalu
memberikanku keceriaan. Bangganya memiliki
adik sepertimu.
3. “Muhammad Abdul Aziz”
Terima kasih atas semangat, dukungan, dan
perhatian yang kamu berikan selama ini.
Meskipun jauh, kamu ada di saat kutegar berdiri
maupun saat kujatuh dan terluka.
4. “Peppi, Adit, Icha, Nana, Riana, dan Fitri”
Sahabat-sahabatku tersayang terima kasih
untuk bingkai persahabatan yang indah selama
ini. Semoga persahabatan kita abadi.
5. “Rinda, Novi, dan Sucko”
Sahabat Kost Andri I, semoga persahabatan
ini tak pernah lekang oleh jarak dan waktu.
6. “Teman-teman Program Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia 2008”
7. Almamater Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Dyah Ayu Retnaningrum. UPAYA MENINGKATAN MINAT DAN
MOTIVASI MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA MAJALAH PADA SISWA KELAS VIII C SMP KRISTEN 4
MONGINSIDI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelah Maret Surakarta. Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) minat dalam menulis
kreatif puisi dan (2) motivasi dalam menulis kreatif puisi dengan menggunakan
media majalah pada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1)
tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan
interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta yang berjumlah 29 siswa (11
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan). Objek penelitian ini adalah penggunaan
media majalah dalam pembelajaran menulis kreatif puisi sebagai upaya untuk
meningkatkan minat dan motivasi menulis kreatif puisi siswa kelas VIII C SMP
Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1)
tempat dan peristiwa, (2) informan, dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data
melalui (1) observasi, (2) wawancara, (3) kuesioner/angket, (4) tes atau
pemberian tugas, dan (5) analisis dokumen. Uji validitas data dengan
menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data
dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik statistik deskripstif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media
majalah dapat meningkatkan minat dan motivasi dalam menulis kreatif puisi siswa
kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Peningkatan minat dan
motivasi siswa selama pembelajaran ditunjukkan dengan peningkatan persentase
ketuntasan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Persentase minat siswa dalam
menulis kreatif puisi dengan menggunakan media majalah pada siklus I sebesar
65%, sedangkan pada siklus II sebesar 79%. Selain peningkatan minat,
peningkatan juga terlihat pada motivasi siswa dalam menulis kreatif puisi dengan
menggunakan media majalah, yaitu pada siklus I sebesar 67% meningkat menjadi
80% pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media majalah sebagai kata
acuan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
kreatif puisi siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
Kata kunci: minat, motivasi, menulis kreatif puisi, media majalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA
MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI MENULIS KREATIF PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MAJALAH PADA SISWA KELAS
VIII C SMP KRISTEN 4 MONGINSIDI SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penyusunan skripsi;
2. Dr. Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini;
3. Dr. Kundharu Saddhono, S. S., M. Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang memberikan izin untuk menyusun skripsi;
4. Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. dan Budi Waluyo, S.S, M.Pd., selaku
pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan
dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar;
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. R. Yuwono Sulispriyanto, S.Pd, selaku Kepala SMP Kristen 4 Monginsidi
Surakarta yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah almamaternya;
7. Joko Mono, selaku guru Bahasa Indonesia kelas VIII C dan Anastasia Dwi
Anggraini, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Kristen 4
Monginsidi Surakarta yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif
dalam proses penelitian;
8. Siswa-siswi kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta yang telah
berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan
penelitian;
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2008 atas persahabatan dan kebersamaannya yang menjadi kenangan indah;
dan
Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, penulis
berharap karya ini bermanfaat bagi pembaca dan menambah khasanah keilmuan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
PERNYATAAN ............................................................................................... ii
PENGAJUAN……………………………………………….. ........................ iii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................................... v
PERSEMBAHAN…………………………………………… ........................ vi
MOTTO…………………………………………………… ........................... vii
ABSTRAK…………………………………………………… ....................... viii
KATA PENGANTAR……………………………………….. ....................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… .... xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. . xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. .. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 7
1. Hakikat Minat Menulis Kreatif Puisi ............................................... 7
2. Hakikat Motivasi Menulis Kreatif Puisi .......................................... 18
3. Hakikat Media Majalah .................................................................... 36
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 43
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 45
D. Hipotesis Tindakan............................................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 49
B. Subjek Penelitian ................................................................................. 50
C. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................. 50
D. Data dan Sumber Data ......................................................................... 51
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 51
F. Uji Validitas Data ................................................................................. 54
G. Analisis Data ........................................................................................ 55
H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 55
I. Indikator Kinerja Tindakan .................................................................. 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 61
A. Deskripsi Pratindakan .......................................................................... 61
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .................................................. 65
1. Siklus Pertama ................................................................................. 66
2. Siklus Kedua ................................................................................... 77
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus .......................................... 89
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 91
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 94
A. Simpulan ............................................................................................... 94
B. Implikasi ............................................................................................... 95
C. Saran ..................................................................................................... 96
Daftar Pustaka .................................................................................................. 99
Lampiran .......................................................................................................... 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Puisi............................................ 28
2. Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Puisi.............................................. 31
3. Pedoman Penskoran Hasil Pembelajaran Menulis Puisi ............................ 31
4. Rincian Waktu dan Jenis Tindakan Penelitian .......................................... 49
5. Indikator Keberhasilan Tindakan ............................................................... 60
6. Distribusi Frekuensi Angket Minat Menulis Kreatif Puisi Siswa
Sebelum Tindakan ...................................................................................... 63
7. Nilai Motivasi Siswa dalam Menulis Puisi (Pratindakan) ......................... 64
8. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Kreatif Puisi Siswa
pada Pratindakan ........................................................................................ 65
9. Pencapaian Indikator pada Siklus I ............................................................ 73
10. Hasil Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi Siswa
pada Siklus I ............................................................................................. 76
11. Pencapaian Indikator pada Siklus II ........................................................... 85
12. Hasil Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi Siswa
pada Siklus II ........................................................................................... 87
13. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Puisi Siswa pada Siklus II ................ 88
14. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hierarki Kebutuhan Maslow ..................................................................... 23
2. Kerangka Berpikir .................................................................................... 47
3. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 56
4. Contoh Puisi dengan Mengambil Kata-kata dari Majalah ........................ 70
5. Grafik Perbandingan Antarsiklus…………………………………. ......... 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII ......................... 103
2. Silabus Pembelajaran Menulis Puisi Kelas VIII ...................................... 104
3. Pedoman Wawancara terhadap Guru Bahasa Indonesia (Survai Awal) ... 106
4. Pedoman Wawancara terhadap Siswa (Survai Awal) …………… .......... 107
5. Pedoman Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar
(Survai Awal) …………… ...................................................................... 108
6. Angket Minat Menulis Kreatif Puisi ........................................................ 111
7. Angket Motivasi Menulis Kreatif Puisi ................................................... 113
8. Kisi-kisi Instrumen Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi .............. 115
9. Pedoman Penilaian Motivasi Selama Pembelajaran Menulis Puisi ......... 116
10. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa .......................... 118
11. Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru pada Survai Awal ..................... 122
12. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa 1 pada Surwai Awal ............... 125
13. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa 2 pada Surwai Awal ............... 128
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Survai Awal ........................... 131
15. Catatan Lapangan Hasil Observasi Survai Awal ..................................... 136
16. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Survai Awal ........ 141
17. Penilaian Motivasi Siswa pada Survai Awal ........................................... 144
18. Nilai Hasil Minat Siswa dalam Menulis Puisi pada Survai Awal ........... 145
19. Distribusi Frekuensi Minat Menulis Puisi Sebelum Tindakan ................ 146
20. Nilai Menulis Puisi Siswa pada Survai Awal ........................................... 147
21. Hasil Pekerjaan Siswa 1 pada Survai Awal ............................................. 149
22. Hasil Pekerjaan Siswa 2 pada Survai Awal ............................................. 150
23. Hasil Pekerjaan Siswa 3 pada Survai Awal ............................................. 151
24. Hasil Pekerjaan Siswa 4 pada Survai Awal ............................................. 152
25. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Saat Pratindakan ..................... 153
26. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................................... 155
27. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus I Pertemuan I ................ 163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
28. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus I Pertemuan II ............... 168
29. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus I ................ 172
30. Hasil Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi Siswa
Pada Siklus I ............................................................................................ 175
31. Penilaian Motivasi Menulis Puisi Siswa pada Siklus I ………………… 176
32. Nilai Hasil Menulis Puisi Siswa pada Siklus I ……………… ................. 178
33. Hasil Pekerjaan Siswa 1 pada Siklus I ..................................................... 180
34. Hasil Pekerjaan Siswa 2 pada Siklus I ..................................................... 181
35. Hasil Pekerjaan Siswa 3 pada Siklus I ..................................................... 182
36. Hasil Pekerjaan Siswa 4 pada Siklus I ..................................................... 183
37. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I .......................................... 184
38. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................................... 186
39. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus II Pertemuan I ……….. 195
40. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus II Pertemuan II …… ..... 199
41. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus II ............... 202
42. Hasil Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi Siswa
Pada Siklus II ............................................................................................ 205
43. Penilaian Motivasi Menulis Puisi Siswa pada Siklus II ........................... 206
44. Nilai Hasil Menulis Puisi Siswa pada Siklus II ........................................ 208
45. Hasil Pekerjaan Siswa 1 pada Siklus II .................................................... 210
46. Hasil Pekerjaan Siswa 2 pada Siklus II .................................................... 211
47. Hasil Pekerjaan Siswa 3 pada Siklus II .................................................... 212
48. Hasil Pekerjaan Siswa 4 pada Siklus II .................................................... 213
49. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................... 214
50. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru
Sesudah Tindakan .................................................................................... 216
51. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa 1
Sesudah Tindakan ..................................................................................... 220
52. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa 2
Sesudah Tindakan ..................................................................................... 223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang
menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek
tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Begitu juga
dengan pembelajaran berbahasa yang diharapkan dapat membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan
dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa
tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif
yang ada dalam dirinya (BSNP, 2006: 231).
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang
disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan
bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran
bahasa. Dalam kompetensi dasar tercakup kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra yang meliputi aspek keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Kemampuan bersastra diharapkan mampu untuk dapat menanamkan
pengalaman nyata dan bukan hanya sekedar memberi pengetahuan sastra semata.
Untuk itu, sistem pengajaran menghendaki agar peserta didik dilatih beraktivitas
dan tak sekadar duduk manis (Endraswara, 2003: 32).
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memegang peranan yang
sangat penting dalam pembelajaran di sekolah. Di dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (SKKD) SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta pembelajaran
sastra pada kelas VIII diajarkan dalam kegiatan menulis puisi. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan SKKD sekolah tersebut.
Standar Kompetensi dalam SKKD tersebut yaitu mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam puisi bebas. Kompetensi Dasar dalam SKKD tersebut yaitu
menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Standar
Kompetensi tersebut terdapat dalam aspek menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-
aktivitas dalam bidang tertentu. Keberhasilan belajar peserta didik tidak hanya
semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, tetapi juga ditentukan
oleh minat dan motivasi belajarnya. Sering ditemukan siswa yang mempunyai
kemampuan belajar tinggi gagal dalam belajarnya disebabkan oleh kurangnya
minat dan motivasinya. Jadi, minat merupakan aspek terpenting sebagai landasan
untuk melakukan suatu kegiatan. Sehubungan dengan proses belajar, minat
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik sendiri yang mencakup kondisi kesehatan, bakat dan intelegensi,
serta perhatian, dan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mencakup
faktor dari keluarga, sekolah, keadaan tempat tinggal serta teman bergaulnya.
Selain itu, minat menjadi salah satu pengaruh dalam kelancaran proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1998: 32) bahwa
pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat.
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting.
Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek
yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh
hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan
minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Efendi dan Praja (1993: 46)
bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat. Dari
keterangan tersebut, dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki minat dengan
siswa yang minatnya kurang dalam belajar akan terdapat perbedaan. Perbedaan
tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus-menerus, siswa yang memiliki
minat yang tinggi maka ia akan terus tekun ketika belajar. Lain halnya dengan
siswa yang minatnya kurang, walaupun ia mau untuk belajar akan tetapi ia tidak
terus untuk tekun dalam belajar.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pengajaran sastra
tidak lagi harus bersumber pada buku-buku teori, tetapi peserta didik diharapkan
mampu untuk mengembangkan pola pikirannya sendiri. Peserta didik diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
keleluasaan untuk menjadi dirinya sendiri, artinya peserta didik tidak lagi
dibentuk oleh pengajar, oleh kurikulum, atasan sekolah, dan seterusnya, tetapi
dibentuk oleh dirinya sendiri secara utuh untuk memunculkan minat dan
motivasinya dalam menulis puisi. Namun dalam kenyataannya, minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran sastra hingga kini masih terus menjadi
perbincangan hangat di kalangan pelaksana dan pemerhati pendidikan. Berbagai
upaya untuk meningkatkan minat dan motivasi menulis puisi pada siswa telah
dilaksanakan dengan jalan meningkatan penggunaan media pembelajaran,
penggunaan berbagai macam bentuk penyampaian materi pembelajaran yang
bervariasi, serta menghubungkan bahan pelajaran dengan peristiwa nyata dan
pengalaman yang dimiliki peserta didik.
Rendahnya minat dan motivasi dalam menulis puisi, juga terjadi pada
siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Kondisi nyata
berdasarkan hasil wawancara baik terhadap guru maupun siswa, serta arsip hasil
nilai menulis puisi siswa dapat diketahui bahwa minat dan motivasi siswa dalam
menulis puisi masih rendah. Hal tersebut terlihat dari siswa yang sulit untuk
berimajinasi, berkreasi, dan sebagian dari hasil puisi tulisan mereka cenderung
meniru puisi-puisi yang sudah jadi atau meniru lagu kemudian ditulis dalam
bentuk larik-larik puisi. Selain itu, kurangnya minat dan motivasi siswa juga
terlihat saat mereka mulai disuruh guru untuk menulis puisi. Sebagian dari mereka
ada yang hanya melamun, meletakkan kepalanya di meja, melihat pekerjaan
temannya, memainkan bolpoin dan dipukul-pukulkan ke meja. Strategi yang
dipakai guru selama ini belum dapat menumbuhkan minat dan motivasi yang ada
pada diri siswa agar secara leluasa dapat mengekspresikan perasaannya. Jika guru
terus memotivasi siswa, hal ini dapat melatih kepekaan dan kekayaan bahasa yang
pada gilirannya dapat mengembangkan pola pikiran siswa untuk bermain dengan
kata-kata, menafsirkan dunianya dengan suatu cara baru yang khas dan menyadari
bahwa imajinasinya dapat menjadi konkret bila dituangkan dalam sebuah puisi.
Berdasarkan arsip nilai yang didapat pada saat observasi, nilai pretes dalam
pembelajaran menulis puisi yang diperoleh siswa dari 29 siswa hanya ada 7 orang
siswa yang mendapatkan nilai 70 (kriteria ketuntasan minimal yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ditetapkan adalah 70), sedangkan 22 siswa lainnya masih jauh dari batas kriteria
ketuntasan minimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya keaktifan, minat dan
motivasi siswa di kelas dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Kendala
yang dihadapi siswa tersebut ditandai dengan (1) siswa kesulitan menemukan ide;
(2) siswa sulit mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan
kosakata; dan (3) siswa kesulitan menulis puisi karena tidak terbiasa
mengemukakan perasaan, pemikiran dan imajinasinya ke dalam bentuk puisi.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa minat menulis puisi siswa masih rendah.
Terkait dengan informasi yang diperoleh tentang permasalahan masih
rendahnya minat dan motivasi siswa dalam menulis kreatif puisi, guru harus
berusaha meningkatkan dan menumbuhkan minat dan motivasi belajarnya
termasuk meningkatkan minat siswa untuk mengakumulasi dan memperoleh
pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Salah satu cara atau strategi yang didapat
peneliti dari hasil diskusi dengan guru kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi
Surakarta, yaitu solusi berupa penggunaan majalah untuk meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam menulis puisi. Media merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat menyalurkan pesan sehingga dapat membantu mengatasi kesulitan
dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapai.
Media majalah yang termasuk dalam media hasil teknologi cetak atau
media visual ini dijadikan sebagai suatu alat yang dapat memotivasi siswa dalam
membuat sebuah puisi. Dalam penelitian ini majalah yang digunakan yaitu
majalah anak, majalah tersebut dijadikan sebagai kata acuan dalam menulis kreatif
puisi. Media tersebut dipilih sebab jika ditinjau dari isinya, majalah anak
merupakan bentuk majalah yang isinya khusus mengenai dunia anak-anak.
Biasanya di dalam majalah tersebut terdapat gambar-gambar dan cerita yang
berkaitan dengan dunia anak. Ketertarikan akan adanya gambar atau tulisan yang
berwarna-warni di dalam majalah anak tersebut diharapkan mampu menarik hati
siswa dan menumbuhkan kesenangan siswa dalam pembelajaran yang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
akhirnya dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam membuat sebuah
puisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan media majalah dapat meningkatkan minat menulis
kreatif puisi pada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta?
2. Apakah penggunaan media majalah dapat meningkatkan motivasi menulis
kreatif puisi pada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan minat menulis kreatif puisi dengan media majalah pada
siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta.
2. Untuk meningkatkan motivasi menulis kreatif puisi dengan media majalah
pada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan
memperkaya khasanah keilmuan dalam hal pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di tingkat SMP. Khusunya memberikan pengaruh pada
pembelajaran menulis puisi bagi siswa SMP. Selain itu juga sebagai perantara
memperkenalkan model pembelajaran dengan media majalah sebagai kata
acuan dalam dunia pembelajaran.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi siswa, dapat melakukan kegiatan menulis puisi melalui penerapan
media majalah sebagai kata acuan. Dengan demikian, dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pembelajaran menulis puisi mereka memilih kebebasan dalam
menuangkan pikiran, ide, gagasan, pengalaman, dan imajinasi dalam
bentuk karya sastra berupa puisi yang baik.
b. Bagi guru, dapat mengembangkan strategi pembelajaran menulis puisi
sebagai salah satu model alternarif dalam pembelajaran menulis kreatif
puisi sehingga kualitas dan hasil pembelajaran dapat meningkat.
c. Bagi sekolah, hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya
pengadaan inovasi pembelajaran menulis puisi, sehingga sekolah
mempunyai siswa yang terampil membuat puisi.
d. Bagi kolaborator, dapat memperoleh pengalaman dan wawasan nyata
tentang penerapan metode tersebut serta dapat meningkatkan kemitraan
antara kolaborator dengan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Minat Menulis Kreatif Puisi
a. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
aktivitas dan aktivitas tersebut dilaksanakan dalam suasana yang
menyenangkan (Sumirah, 2009: 9). Menurut Crow dan Crow (dalam Taufani,
2008) minat atau interest merupakan kegiatan individu yang menyebabkan
individu memberikan perhatian kepada orang, benda, atau aktivitas.
Sementara WS Winkels dalam Sutini (2005: 29) mengutarakan “minat adalah
kecenderungan yang menetap pada saat individu merasa tertarik dalam suatu
objek tertentu dan individu yang bersangkutan tersebut melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan objek itu, sehingga menganggap bahwa objek itu
berguna di dalam kehidupannya”.
Menurut Hilgrad seperti yang dikutip Slameto (2003: 57) mengemukakan
”Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or
content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda dengan
perhatian karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama
dan belum tentu diikuti rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti perasaan
senang dan dari situ dapat diperoleh kepuasan). Setiawan (2012) mengatakan
“minat merupakan kecederungan yang menetap untuk diperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu
aktivitas akan mempunyai kecenderungan dalam memperhatikan aktivitas
tersebut secara konsisten dan dengan rasa senang”.
Selanjutnya Hurlock berpendapat, “minat merupakan sumber motivasi
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mereka bebas memilih” (2005: 114). Menurut Hurlock, minat dapat terbagi
menjadi 3 aspek, yaitu:
1) Aspek kognitif, berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang
pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan
berbagai jenis media massa.
2) Aspek afektif, merupakan konsep yang membangun aspek kognitif,
minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat.
Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu
orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam
berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
3) Aspek psikomotor, berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi,
urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga
keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan
lambat.
Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu aktivitas tersebut dilaksanakan dalam suasana yang
menyenangkan. Minat yang besar akan menimbulkan dorongan untuk
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Dapat disimpulkan pula bahwa
minat mengandung unsur-unsur antara lain: (1) minat adalah suatu gejala
psikologis, (2) adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subjek
karena tertarik, (3) adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi
sasaran, dan (4) adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek
untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Minat menulis puisi merupakan suatu rasa atau suka dan rasa
ketertarikan pada suatu aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide,
pikiran dan perasaannya secara logis dan sistematis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat belajar siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Menurut Slameto (2003: 180) faktor
yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah faktor keadaan tempat
tinggal, teman bergaul, kondisi badan, bahan dan sarana belajar. Dengan kata
lain faktor yang mempengaruhi minat belajar anak adalah faktor yang datang
dari dalam diri anak dan faktor yang datang dari luar diri anak.
Menurut Zister seperti yang telah dikutip oleh Sutini (2005: 30) faktor
yang mempengaruhi minat dapat dikelompokkan menjadi:
1) Sosio economic status
Keadaan ekonomi dalam setiap keluarga dapat mempengaruhi minat
seseorang. Dalam suatu keluarga yang mempunyai ekonomi kuat, maka
dalam hal kebutuhan jasmani dapat terpenuhi. Dalam hal ini termasuk
kebutuhan akan hal fasilitas belajar. Apabila sarana dan prasarana
terpenuhi maka seseorang akan lebih bersemangat dalam belajar. Namun
akan berlainan halnya dengan yang mempunyai keadaan ekonomi
keluarga pas-pasan atau selalu kekurangan, mungkin anak-anak tidak
bersemangat dalam belajarnya.
2) Intelegence gence and aptitude
Intelegensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seseorang dapat dengan
mudah untuk menyesuaikan diri secara tepat dan cermat atas dasar
berpikir yang mendasari hasil belajar secara maksimal seperti halnya
apabila seseorang itu memang berbakat, ia akan lebih cepat dapat
mencapai keberhasilan dengan hasil yang memuaskan.
3) Social rule expection
Suatu perubahan yang diharapkan oleh individu dalam dan antar
relasi sosialnya, dalam hal ini berhubungan dengan status atau tingkat
sosialnya. Dalam praktik sehari-hari manusia tertarik pada suatu hal atau
objek tertentu dan profesional tertentu. Tentu saja seseorang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk dapat meraih yang ia
inginkan.
4) Personality
Dalam pembahasan motif dan minat tentu tidak akan terlepas dengan
masalah-masalah kepribadian. Motif merupakan pendorong yang berasal
dari dalam individu untuk menjalankan aktivitas yang juga dipengaruhi
oleh faktor kepribadian.
5) Exsperience
Setiap manusia normal, dalam hidupnya tidak akan lepas oleh
berbagai pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan maupun
pengalaman yang menyedihkan. Mengenai hubungan dengan masalah
minat, khususnya pengalaman yang menggembirakan atau suatu
kesuksesan yang dialami, maka motif sebagai landasan untuk
membangun minat akan timbul.
Selain kelima faktor yang diuraikan di atas, Sutini (2005: 32)
menambahkan faktor lain yang mempengaruhi minat, yaitu:
1) Keadaan jasmaniah, apabila keadaan kesehatan dalam kondisi yang
cukup baik, maka hal tersebut akan menjadi pendorong seseorang
untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi hobinya. Namun
sebaliknya bila kondisi kesehatannya tidak baik, tentu ia kan merasa
malas dan tidak mempunyai keinginan dalam menjalani aktivitasnya.
Maka kesehatan itu dapat mempengaruhi minat seseorang untuk
menjalankan aktivitasnya.
2) Status mental, berhubungan dengan batin seseorang. Hal ini juga
dapat mempengaruhi minat seseorang. Sebagai contoh, seseorang
yang dalam keadaan kacau atau menghadapi suatu problem yang
sulit untuk dipecahkan, maka ia akan merasa bahwa dirinya yang
paling jelek, dan yang lainnya. Dengan keadaan ini, minat akan
berkurang dan bahkann dapat hilang lenyap sama sekali.
3) Faktor perasaan dan lingkungan sosial, manusia sebagai makhluk
sosial hidupnya tidak dapat terlepas dari orang lain. Manusia satu
dengan yang lainnya saling membutuhkan dan bekerjasama. Melalui
pergaulan antara satu dengan yang lain mereka saling
mempengaruhi, maka minat seseorang dapat dipengaruhi antara satu
dengan yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi minat belajar ada dua, yaitu:
1) Faktor internal, merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar
peserta didik yang berasal dari peserta didik sendiri, di antaranya:
a) Keadaan Kesehatan
Keadaan kesehatan jasmani peserta didik sangat berpengaruh
terhadap minat belajar anak, sebab apabila kesehatannya terganggu
seperti sakit, maka keinginan belajarnya kurang atau tidak memiliki
semangat untuk belajar. Sebaliknya apabila anak tersebut dalam keadaan
sehat maka minat belajarnya ada, sehingga orang tua dan guru dalam
memberikan motivasi belajar tidak mengalami kesulitan.
Begitu pula dengan kesehatan rohani, peserta didik yang memiliki
rasa kecewa terhadap teman atau orang tua, menimbulkan rasa malas
untuk belajar dan tidak adanya konsentrasi terhadap pelajaran tersebut.
Dengan demikian kesehatan merupakan hal yang pokok dalam minat
belajar, karena. sehat jasmani dan rohani akan membuat anak tenang dan
terkonsentrasi dalam aktivitasnya.
b) Bakat dan Intelegensi
Bakat mempengaruhi belajar peserta didik, jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat terhadap
pelajaran tersebut. Begitu juga intelegensi, orang yang memiliki
intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya pun
cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan
mengalami kesulitan dalam belajar.
c) Perhatian
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai
perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Hal tersebut akan
menimbulkan minat dalam diri peserta didik dan memiliki semangat
dalam belajar sehingga mencapai prestasi yang bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Faktor Eksternal
a) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat
belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar
dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap
sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran
yang sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak,
juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus
terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari.
Selain itu, suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar,
kerapian dan ketenangan perlu dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak
merasa nyaman dan mudah membentuk konsentrasinya terhadap materi
yang dihadapi.
b) Sekolah
Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolah harus
dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik
menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi anak
didiknya. Dengan demikian, akan tercipta situasi yang menyenangkan
dan tidak membosankan bagi anak dalam proses pembelajaran.
Minat belajar peserta didik dapat tumbuh dalam lingkungan sekolah
dengan baik, apabila guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru
dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi mereka, seperti
memberikan hadiah pada anak yang mendapat nilai seratus. Guru juga
harus pandai dalam memilih pekerjaan rumah yang akan diberikan pada
peserta didik. Pekerjaan rumah tersebut jangan sampai membuat peserta
didik merasa bosan di depan soal-soal tersebut.
c) Keadaan Tempat Tinggal
Masalah tempat tinggal dapat juga dikatakan sebagai faktor yang
berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Sebab apabila lingkungan
tempat tinggalnya buruk dan masyarakatnya tidak ada yang bersekolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
tentunya tidak ada kemauan dan minat untuk melakukan kegiatan belajar,
tetapi sebaliknya apabila lingkungan tempat tinggainya baik dan
masyarakatnya rata-rata berpendidikan, maka tidak sulit untuk
memberikan motivasi terhadap anak untuk belajar.
Selain itu keadaan tempat tinggal seperti halnya apabila anak itu
bertempat tinggal jauh dengan sekolah tentunya akan membuat anak itu
jarang masuk sekolah sehingga minat untuk ikut pelajaran di sekolah
tidak ada. Namun sebaliknya, apabila anak itu bertempat tinggal dekat
dengan sekolah maka semangat dan gairah untuk mengikuti mata
pelajaran di sekolah ada sehingga akan menimbulkan adanya minat
belajar.
d) Teman Bergaul
Teman bergaul merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi
minat belajar anak, karena pada umumnya walaupun anak tersebut pintar,
namun apabila dia bergaulnya dengan teman yang tidak mempunyai
minat belajar maka minatnya untuk belajarpun akan berkurang sehingga
prestasi belajarnya menurun. Sebaliknya jika dia bergaul dengan anak
yang juga memiliki minat untuk belajar, maka dia akan sendirinya
mempunyai keinginan untuk belajar.
Dengan demikian minat belajar anak kadang-kadang tidak boleh
dipaksakan oleh orang tua sebab anak itu belajar bukan karena paksaan
orang tua melainkan timbul dari dalam diri anak itu sendiri baik karena
melihat temannya maupun kemauannya sendiri.
c. Jenis-jenis Minat
Mengenai macam atau jenis-jenis minat, beberapa ahli mengutarakan
pendapatnya. Menurut Witherington (dalam Sutini, 2005: 32) minat dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat primitif dan minat
kultural/budaya. Kedua minat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1) Minat Primitif
Minat primitif juga disebut sebagai minat biologis, minat ini
ditimbulkan oleh kebutuhan jasmani pada waktu organisme menyadari
akan sesuatu hal yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dengan
demikian, terbentuknya minat seseorang karena ingin memenuhi
kebutuhan biologisnya.
2) Minat Kultural/Budaya
Minat kultural/budaya ini timbul akibat adanya tingkat belajar
seseorang. Minat ini adalah suatu hasil dari suatu pendidikan. Minat ini
juga sering disebut sebagai minat sosial. Minat dalam taraf yang tinggi
merupakan hasil pendidikan yang penting. Individu juga benar-benar
tertarik ditandai adanya minat yang besar dan luas. Seseorang secara
serius memperhatikan pada sesuatu yang dianggap bernilai tinggi.
Selanjutnya, Moh. Surya (dalam Mulyana, 2012) mengemukakan tiga
macam minat yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, yaitu:
1) Minat volunter, adalah minat yang timbul dari seseorang dengan
sendirinya tanpa pengaruh dari pihak luar.
2) Minat involunter, adalah minat yang timbul akibat adanya pengaruh dari
luar yang sengaja diciptakan.
3) Minat nonvolunter, adalah minat yang timbul karena adanya paksaan dari
luar diri seseorang. Biasanya minat yang ditimbulkan ini tidak bertahan
lama.
d. Indikator Minat
Untuk mengetahui minat seseorang dapat dilakukan dengan
memperhatikan apa yang ia tanyakan, apa yang dibicarakan pada waktu-
waktu tertentu, apa yang ia baca dan apa yang ia gambar atau lukis secara
spontan. Menurut pendapat Hurlock yang dikutip oleh Prasetyaningsih
(2010), analisis minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1) Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu objek yang
diminatinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Objek-objek atau kegiatan yang disenanginya.
3) Jenis-jenis kegiatan untuk mencapai hal-hal yang disenangi.
4) Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu
yang diminatinya.
Krathwolh dkk (dalam Prasetyaningsih, 2010) mengemukakan bahwa
minat termasuk ranah afektif menurut istilah Bloom. Taksonomi afektif Bloom
menurut Notoatmodjo (dalam Nurhayati, 2006) ini meliputi lima kategori,
yaitu:
1) Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub kesadaran kemauan untuk
menerima perhatian yang terpilih. Merupakan masa di mana kita
menerima rangsangan melalui panca indera.
2) Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub kategori persetujuan
untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.
3) Penilaian (valuting) yang terdiri dari sub kategori penerimaan, pemilihan
dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
4) Organisasi (organization) yaitu kemampuan dalam melakukan
penyusunan langkah terhadap nilai yang baru diterima.
5) Pencirian (characterization) yaitu kemampuan dalam memahami ciri dari
nilai yang baru diterima.
e. Metode Pengukuran Minat
Minat merupakan suatu perasaan antara sikap yang timbul dari pada
pengalaman subjektif. Keberadaan dan kekuatan minat hanya dapat diketahui
melalui suatu pengukuran dengan menggunakan alat ukur tertentu. Metode
yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat
seseorang, dilakukan dengan cara berikut:
1) Observasi
Observasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengukur minat siswa, caranya yakni dengan mengamati kegiatan atau
aktivitasnya sehari-hari, misalnya hal-hal apakah yang disenanginya dan
mata pelajaran apa yang cenderung dipelajari. Observasi dapat dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun luar kelas. Pengukuran
dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena dapat
mengamati minat seseorang dalam kondisi yang wajar. Adapun
kelemahan menggunakan metode ini yakni tidak dapat dilakukan
terhadap situasi atau beberapa hasil observasi yang bersifat subjektif.
2) Interview
Interview atau wawancara baik digunakan untuk mengukur minat
anak-anak sebab biasanya anak-anak gemar membicarakan hobinya dan
aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan interview/wawancara
biasanya dilakukan dalam situasi yang tidak formal atau dalam situasi
yang santai, sehingga percakapan akan berlangsung secara lebih bebas.
Misalnya percakapan sehari-hari di luar jam pelajaran dengan
mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya.
3) Kuesioner
Kuesioner atau angket yaitu metode yang dilakukan dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis. Dengan
mempergunakan kuesioner, pengukuran minat dapat dilakukan sekaligus
pada sejumlah anak melalui penyebaran pertanyaan yang isinya antara
lain menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan anak di luar sekolah,
pelajaran yang disenangi, dan sebagainya. Kuesioner lebih efisien dalam
penggunaan waktu dibanding observasi dan interview.
4) Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau
penilaian yang sejenis dengan kuesioner, yaitu dengan mengajukan daftar
pertanyaan secara tertulis, responden dapat memberi jawaban dengan
memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang
berupa jawaban-jawaban singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang
ditanyakan. Perbedaannya adalah dalam kuesioner responden menulis
jawaban relatif panjang, sedangkan pada inventori responden
memberikan jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi
nomor atau dengan tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Lain halnya dengan pendapat Sipper dan Crites yang dikutip oleh
Nurhidayati (2006: 15) bahwa untuk mengukur minat seseorang antara lain
dapat dilakukan dengan cara:
1) Bertanya langsung kepada subjek.
2) Mengamati atau memperhatikan kegiatan atau perbuatan subjek yang
sering dilakukan.
3) Mengumpulkan informasi yang objektif tentang segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan minat yang akan diukur.
4) Inventory, yaitu menginventarisir atau mendaftar apa yang disukai dan
tidak disukai subjek dalam berbagai kegiatan yang merupakan ciri pokok
suatu jenis kegiatan.
Mengingat bahwa minat merupakan aspek kognitif dari sikap, maka
untuk mengungkap atau mengukur minat dapat menggunakan skala
penyusunan sikap atau biasa disebut Skala Likert. Skala Likert ini biasa
digunakan untuk mengukur mengungkapkan sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang terjadi.
Haryanto (1993: 11) mengatakan, “skala pengukuran model Likert diperoleh
melalui tes yang diberikan kepada sekelompok subjek”. Materi tes tersebut
dapat berupa pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sikap yang
diberikan kepada sekelompok subjek untuk memperoleh tanggapan. Skala
Likert biasanya menyajikan alternatif jawaban kepada responden dalam lima
alternatif, kendati demikian dalam kenyataannya dapat dimodifikasi jadi dua
atau tiga pilihan. Masing-masing jawaban memiliki bobot nilai tertentu
dengan arah sikap dan minat.
f. Cara Meningkatkan Minat
Sehubungan dengan kegiatan pembelajaran, cara meningkatkan minat
belajar anak sebenarnya tidak terlalu sulit akan tetapi tidak juga mudah. Cara
sederhana dalam meningkatkan minat belajar anak adalah mengenali hal-hal
apa yang disukai oleh anak dan mengajak anak melakukan hal tersebut.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara memadukan hal-hal yang disukai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dengan menambahkan pendidikan di dalamnya, maka dengan hal tersebut
minat belajarpun akan meningkat.
Cara meningkatkan minat yang dapat dilakukan oleh guru menurut
Malino (2012) adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan diri anak didik, sehingga anak
didik rela belajar tanpa paksaan.
2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan
pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah
menerima bahan pelajaran.
3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang
kreatif dan kondusif.
4. Menggunakan berbagai macam bentuk pembelajaran dan mengajar dalam
konteks perbedaan individual anak didik.
5. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu
bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang
lalu serta menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa akan datang.
6. Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang
sudah diketahui banyak siswa.
2. Hakikat Motivasi Menulis Kreatif Puisi
a. Pengertian Motivasi
Banyak pakar yang merumuskan definisi motivasi sesuai dengan kajian
yang diperdalamnya, rumusannya beranekaragam, sesuai dengan sudut
pandang dan kajian perspektif bidang telaahnya. Pengertian motivasi menurut
Nasution (2002: 58) adalah sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan
tingkah laku seseorang untuk beraktivitas. Senada dengan Nasution, Uno
(2008: 1) mengemukakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dorongan dalam dirinya. Berelson dan Steiner (dalam Kosasih, Herman J
Waluyo, dan Sunardi, 2004: 38) mengemukakan “a motive is an inner state
that energizer, activities or move (hence motivation) and that direct or
channels behaviour to ward goals”.
Motif pada hakikatnya merupakan terminologi umum yang memberikan
makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan serta kemauan. Ames dan Ames
(dalam Hermawan, 2010: 44) menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif.
Menurut pandangan ini, motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang
dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Tidak jauh
dengan beberapa pakar Mc. Donald (dalam Sardiman, 2004: 73)
mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Selanjutnya Brown (2000: 160) mengatakan, “Motivation is probably the
most frequently used catch-all term dor explaining the success or failure of
virtually any complex task. It is easy to assume that success in any task is due
simply to the fact that someone is motivated”. Motivasi dapat diartikan
mengenai sesuatu yang menjelaskan keberhasilan atau kegagalan seseorang
tentang suatu tugas. Asumsinya jika seseorang mempunyai motivasi tinggi,
maka ia akan berhasil dalam usahanya, namun jika motivasinya rendah maka
ia akan gagal.
Dari pendapat beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah sesuatu kekuatan atau energi yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan positif maupun tujuan negatif. Jika
seseorang yang dalam hidupnya memiliki motivasi yang kuat, maka apa yang
diinginkannya akan tercapai. Namun sebaliknya, jika seseorang tidak
mempunyai motivasi dalam hidupnya, ia tidak akan berhasil dalam
mewujudkan apa yang diinginkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Jenis Motivasi
Berbicara tentang jenis atau macam motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Menurut Sardiman (2004: 86) motivasi atau motif-
motif yang aktif itu sangat barvariasi, di antaranya motivasi yang dilihat dari
dasar pembentukannya, terdiri dari dua macam yaitu: (1) motif-motif bawaan,
dan (2) motif-motif yang dipelajari. Motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya,
dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk beristirahat,
dan sebagainya. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara biologis. Sedangkan motif yang dipelajari adalah motif
yang timbul karena dipelajari. Contohnya dorongan untuk belajar suatu
cabang ilmu pengetahuan. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-
motif yang diisyaratkan secara sosial. Hal ini dikarenakan manusia hidup
dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia lain, sehingga motivasi itu
terbentuk.
Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis (dalam
Sardiman, 2004: 88) yaitu:
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya kebutuhan untuk
minum, makan, bernafas, seksual, dan kebutuhan beristirahat.
2) Motif-motif darurat, antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu, dan
sebagainya. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari
luar.
3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia
luar secara efektif.
Berbeda dengan pendapat Yamin (2007: 226) yang mengemukakan
bahwa dalam perkembangannya motivasi dibagi menjadi dua yaitu (1)
motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dimaksudkan
dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang yang datangnya dari luar diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan.
Motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang bersifat internal maupun eksternal. Sudrajat (2008: 4) berpendapat:
Termasuk pada faktor internal adalah: (1) persepsi seseorang mengenai
diri sendiri, (2) harga diri, (3) harapan pribadi, (4) kebutuhan, (5)
keinginan, (6) kepuasan kerja, (7) prestasi kerja yang dihasilkan. Selain
faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi motivasi seseorang.
Faktor eksternal itu antara lain ialah: (1) jenis dan sifat pekerjaan, (2)
kelompok kerja di mana seseorang itu bergabung, (3) organisasi tempat
bekerja, (4) situasi lingkungan pada umumnya, (5) sistem imbalan yang
berlaku dan cara penerapannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah sesuatu kekuatan atau energi yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dan motivasi itu bisa datang
dari dalam diri seseorang itu sendiri dan bisa datang dari luar diri seseorang.
c. Fungsi Motivasi
Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya-daya
belajar tetapi juga memberi arah yang jelas. Dalam belajar motivasi sangat
diperlukan, Sardiman (2004) berpendapat, “Motivation is an essential
condition of learning”(hlm 84). Pendapat tersebut menunjukkan, hasil belajar
akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,
makin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan pula
bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal
tersebut, Sardiman (2004: 85) menyebutkan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2) Menentukan arah perbuatan, yakni menentukan ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Hamalik (2001: 161) menyatakan fungsi motivasi adalah: (1) mendorong
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, (2) motivasi berfungsi sebagai
pengarah perbuatan mencapai tujuan yang diinginkan, dan (3) motivasi
berfungsi sebagai penggerak. Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi
penguatan, sokongan, arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan
prinsip-prinsip dalam belajar yang telah ditemui oleh para ahli ilmu belajar.
Dengan adanya motivasi untuk menulis diharapkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran menulis puisi.
Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Menurut Davies (dalam
Ibrahim, 2003: 44), mengungkapkan bahwa:
Motivasi mempunyai pengaruh penting dalam pembelajaran; pertama,
motivasi memberi semangat siswa, hal ini membuat siswa menjadi aktif,
sibuk, dan tertarik; kedua, motivasi mengarahkan dan mengendalikan
tujuan. Siswa yang bermotivasi mampu mengarahkan dirinya untuk
melengkapi tugas-tugas, memungkinkan ia mencapai tujuan (khusus)
yang diinginkan; ketiga, motivasi itu adalah selektif, selektif dalam
menentukan kegiatan yang akan dilakukan. Artinya siswa terpusat
perhatian dan pikirannya terhadap apa yang sedang dihadapinya;
keempat, motivasi membentuk perilaku siswa. Motivasi mengorganisir
berbagai aktivitas siswa.
Dari uraian di atas, motivasi merupakan fungsi stimulus tugas dan
mendorong siswa untuk berusaha atau berupaya mencapai keberhasilan atau
menghindari kegagalan.
d. Pengertian Motivasi Menulis
. Motivasi adalah sesuatu kekuatan atau energi yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi tumbuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
karena adanya kebutuhan. Secara garis besar, menurut Uno (2008: 6, 13) teori
motivasi yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah teori kepuasan
(Maslow) dan teori tingkah laku (Skinner).
1) Teori Kepuasan (Maslow)
Maslow sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa
kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia.
Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan),
kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan
dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri (Maslow, 1993: 43-
57). Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan (needs) yang digambarkan
secara hierarkis sebagai berikut.
Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori Maslow ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan
manusia. Dalam dunia pendidikan, teori ini dilakukan dengan cara memenuhi
kebutuhan peserta didik, agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal
dan sebaik mungkin. Contohnya, profesionalisme guru dan kematangan
dalam melaksanakan tugas guru. Misalnya, guru dapat memahami keadaan
peserta didik secara perorangan, memelihara suasana belajar yang baik,
keberadaan peserta didik (rasa aman dalam belajar, kesiapan belajar, bebas
dari rasa cemas) dan memperhatikan lingkungan belajar, misalnya tempat
belajar yang menyenangkan, bebas dari kebisingan atau polusi, dan tanpa
gangguan dalam belajar. Dari pemikiran Maslow ini yang terpenting adalah
kebutuhan yang telah dipenuhi (sebagian atau keseluruhan) akan berhenti
Aktualisasi Diri
Penghargaan/Penghormatan
Rasa Memiliki dan Rasa Cinta/Sayang
Perasaan Aman dan Tenteram
Kebutuhan Fisiologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
daya motivasinya, kemudian motivasinya berpindah ke upaya untuk
memenuhi kebutuhan lainnya yang lebih tinggi.
2) Teori Tingkah Laku (Skinner)
Dalam teori tingkah laku Skinner ini, terdapat beberapa teori pendukung
dari pakar di antaranya Thorndike (dalam Uno, 2008: 11) yang
mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses antara stimulus (yang
mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons ( yang juga bisa
berupa pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike,
perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati)
atau yang nonkonkret (tidak bisa diamati). Dengan demikian kegiatan belajar
yang tampak dalam teori belajar tingkah laku dalam pandangan Thorndike
mengarah pada hasil belajar secara langsung, atau tingkah laku yang
ditampilkannya.
Selanjutnya hubungan antara stimulus dan respon dideskripsikan untuk
menjelaskan perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan
lingkungan) adalah deskripsi yang tidak lengkap. Respons yang diberikan
oleh siswa tidak sederhana, sebab pada dasarnya setiap stimulus yang
diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini akhirnya
mempengaruhi respons yang dihasilkan. Sementara itu, respons yang
diberikan, dapat menghasilkan beberapa konsekuensi yang pada gilirannya
akan mempengaruhi tingkah laku. Oleh karena itu, untuk memahami tingkah
laku siswa secara tuntas, kita harus memahami respons itu sendiri dan
berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut.
Dari paparan di atas, atau dalam hal ini yang dimaksud motivasi menulis
adalah sesuatu kekuatan atau energi yang mendorong seseorang untuk
melakukan kegiatan menulis untuk mencapai suatu tujuan. Dapat disimpulkan
pula, karakteristik adanya motivasi dalam diri siswa antara lain: (1) adanya
keinginan yang timbul dari diri seseorang dalam belajar, (2) konsentrasi
terhadap belajar, (3) adanya respons dalam belajar, dan (4) ketekunan dalam
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
e. Hakikat Menulis Kreatif Puisi
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain (Tarigan, 1998: 3). Dalam kehidupan globalisasi seperti sekarang
jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Jadi tidak berlebihan
jika kita menganggap keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang
terpelajar atau bangsa terpelajar. Sehubungan dengan hal ini ada seorang
penulis yang mengungkapkan:
“Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam,
meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan
maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh
orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya
dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi,
pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.” (Morsey dalam Tarigan,
1998: 4).
Menurut Lasa (2005: 7) menulis merupakan proses penuangan gagasan
dan pikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan. Aridah (2003: 106)
mengatakan, “Writing can be a means of developing ideas, reformulating
knowledge and discovering personal experiences”. Menulis merupakan
keterampilan penting untuk mendukung pengalaman bahasa lainnya. Menulis
bisa menjadi sarana untuk mengembangkan ide-ide, merumuskan
pengetahuan dan menemukan pengalaman pribadi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa
sebagai medianya. Menulis juga merupakan proses penyampaian gagasan,
pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau
lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan
pembaca.
Maybury (dalam Hadi, 2009: 15) mengemukakan bahwa menulis kreatif
merupakan kegiatan yang dapat mendorong anak-anak untuk menggunakan
segala yang telah dimiliki seperti gagasan, kesan, perasaan, harapan,
gambaran, dan bahasa yang dikuasai. Menulis kreatif adalah pengungkapan
pikiran yang mengalir dari pikiran seseorang ke selembar kertas. Pendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tersebut mengemukakan bahwa menulis kreatif perlu dilatihkan kepada anak
untuk dapat mengembangkan bakat dan potensi dirinya. Pada dasarnya Semi
(1990: 13-15) menyatakan bahwa proses kreatif dalam menulis terdiri dari:
(1) tahap persiapan, (2) tahap inkubasi, (3) tahap inspirasi, (4) tahap
perancangan penulisan, (5) tahap penulisan, (6) tahap penyuntingan atau
revisi, dan (7) penulisan naskah jadi.
Pengertian puisi menurut Nurgiyantoro (2010 312), adalah sebuah genre
yang sangat memperhatikan aspek kebahasaan sehingga tidak salah lagi jika
dikatakan bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang tersaring penggunaannya.
Sulistyono (2008: 57) mendefinisikan puisi sebagai bentuk tulisan yang kata-
katanya memiliki pemusatan atau kekuatan makna, serta adanya bentuk
khusus. Ia juga menambahkan “Menulis puisi berarti suatu proses belajar
melahirkan atau menuangkan gagasan, pikiran ke dalam bentuk tulisan yang
padat, bermakna dan bentuk tertentu”.
Menulis kreatif puisi perlu dilatihkan kepada siswa agar dapat memiliki
jiwa yang peka dan dapat berempati dengan lingkungan. Menurut Endraswara
(2003: 220-223) penciptaan atau penulisan puisi dapat diawali dari beberapa
proses. Proses tersebut adalah (1) penginderaan, (2) perenungan, (3)
pemainan fakta. Banyak orang berpendapat bahwa menulis puisi hanya dapat
dilakukan oleh orang-orang yang berbakat. Pernyataan itu tidak mutlak benar
karena sejumlah penyair menyatakan bahwa keberadaannya sebagai penyair
adalah efek dari proses kreatif dan latihan.
Menurut Rahmanto (dalam Aritonang, 2009: 32), puisi yang cocok
sebagai model untuk latihan menulis, biasanya puisi yang berbentuk bebas
dan sederhana, serta berisi hasil pengamatan yang berupa imbauan atau
pernyataan. Dalam pembelajaran menulis puisi, tentunya siswa tidak
langsung bisa melahirkan puisi yang berkategori bagus. Pada awal-awal
pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan dan menemui hambatan. Di
sinilah siswa perlu mendapat bimbingan dan latihan dari tahap demi tahap
agar potensi kreativitas berkembang hingga siswa mampu mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kreativitasnya dalam menulis puisi dengan memperhatikan aspek pribadi,
motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran.
Agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dengan baik, prosedur
dalam penulisan puisi juga perlu diperhatikan, prosedur tersebut menurut
Kasnadi (dalam Hadi, 2009: 28) menulis puisi biasanya berkaitan dengan
beberapa hal berikut: (1) pencarian ide, (2) pemilihan tema, (3) pemilihan
aliran, (4) penentuan jenis puisi, (5) pemilihan diksi (kata), (6) pemilihan
permainan bunyi, (7) pembuatan larik yang menarik, (8) pemilihan
pengucapan, (9) pemanfaatan gaya bahasa, (10) pembaitan yang memiliki
satu subject matter, (11) pemilihan tipografi, (12) pemuatan aspek psikologis
(kejiwaan), (13) pemuatan aspek sosiologis, (14) penentuan tone dan feeling
dalam puisi, (15) pemuatan pesan, dan (16) pemilihan judul yang menarik.
f. Penilaian dalam Menulis Puisi
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran secara umum. Tanpa mengadakan suatu penilaian, kita
tidak mungkin dapat menilai dan melaporkan hasil pembelajaran peserta didik
secara objektif. Nurgiyantoro (2010: 6) menyatakan bahwa penilaian diartikan
sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Sejalan dengan
pendapat Suwandi (2011: 9) yang menyatakan bahwa penilaian adalah suatu
proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan
telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Untuk
mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran dapat dilihat dari nilai (baik
proses maupun hasil) yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, diperlukan
penilaian yang sesuai yang dapat mengukur hal tersebut.
Berhubungan dengan hal tersebut, pembobotan penilaian tidaklah
bersifat mutlak. Setiap guru dapat memilih atau membuat model yang
dianggapnya paling sesuai. Dengan demikian, dalam menentukan bobot
penilaian guru hendaknya memperhatikan kriteria penilaian yang digunakan
serta tujuan yang hendak dicapai sehingga penilaian tersebut benar-benar
dapat mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran baik proses maupun hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan
proses memberi atau menentukan nilai kepada objek tertentu, sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
1) Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran merupakan upaya seorang guru
memberikan nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
siswa dengan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Penilaian
proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau
objek. Sikap erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki serta merupakan
refleksi dari nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga
terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Menurut Suwandi (2011:
92) secara umum sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (minat dan
motivasi mengikuti pelajaran); sikap terhadap guru/pengajar; sikap
terhadap proses pembelajaran; dan sikap berkaitan dengan nilai atau norma
yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Penilaian proses yang
diukur dalam penelitian ini dilihat dari minat dan motivasi siswa dalam
menulis kreatif puisi, sedangkan kualitas hasilnya berupa hasil
pembelajaran menulis puisi karya dari siswa. Berdasarkan hal tersebut
maka pedoman penilaian proses yang digunakan dalam pembelajaran
menulis narasi adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran
(Penilaian Motivasi Siswa dalam Menulis Puisi)
No. Nama Siswa Motivasi Siswa dalam
Menulis Puisi (1-5)
Ket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3= cukup
b) Menghitung Nilai
c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
(1) Nilai = 10-29 sangat kurang (4) Nilai = 70-89 baik
(2) Nilai = 30-49 kurang (5) Nilai = 90-100 sangat baik
(3) Nilai = 50-69 cukup
Keterangan:
a) Keaktifan siswa selama apersepsi
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya (sangat aktif) selama apersepsi.
Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi.
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi.
Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat kegiatan apersepsi.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif.
b) Minat dan morivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan
adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang
diberikan; tampak semangat, antusias, dan senang saat
diberi tugas menulis puisi (tidak bosan dan tidak
mengantuk).
Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan serta
tampak bersemangat dan antusias saat diberi tugas menulis
puisi (tidak bosan dan tidak mengantuk).
Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan tapi
kurang bersemangat dan antusias saat diberi tugas menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
puisi.
Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang
diberikan dan terlihat tidak bersemangat saat menulis puisi
(meletakkan kepala di meja).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak
bosan dan tertidur).
c) Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi
Skor 5 : Jika siswa pada saat guru menyampaikan materi,
sepenuhnya memperhatikan guru, sangat aktif bertanya,
menjawab, menamai, memberikan tanggapan, serta
mengerjakan tugas.
Skor 4 : Jika siswa memperhatikan guru menyampaikan materi,
sesekali mau bertanya, menjawab, memberikan tanggapan,
serta mengerjakan tugas.
Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat menyampaikan
materi, dan tidak mau bertanya, menjawab, memberikan
tanggapan, serta mengerjakan tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat
guru menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau
bertanya, menjawab, menamai, serta memberikan
tanggapan.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat
menyampaikan materi, tapi justru sibuk berbicara sendiri
dan membuat gaduh.
2) Penilaian Hasil Pembelajaran
Dalam menilai hasil belajar peserta didik, kita harus menentukan
kompetensi apa yang akan diukur dan sesuai dengan pengalaman belajar
yang dibelajarkan. Lebih jelasnya, melalui kerja penilaian itu dapat
diperoleh informasi tentang peserta didik sebagai capaian pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang telah dilakukannya untuk kemudian dianalisis dan ditafsirkan serta
dipergunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Penilaian hasil
belajar merupakan suatu cara menetapkan kuantitas dan kualitas hasil
belajar. Nurgiyantoro (2010: 57) menyatakan bahwa tes kesastraan
(termasuk puisi) mencakup tes kognitif, tes afektif, dan tes psikomotorik.
Tes kognitif berhubungan dengan kemampuan proses berpikir. Ranah
afektif berhubungan dengan sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang
diyakini seseorang. Tes psikomotorik adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas otot, fisik atau gerakan anggota badan.
Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi format dan bobot penilaian
hasil pemebelajaran menulis puisi sebagai berikut.
Tabel 2. Penilaian Hasil Pembelajaran
No. Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Skor Nilai Pengungkapan
gagasan/ide Diksi
Penempatan
larik-larik
puisi
Kesesuaian
isi dengan
tema
(Diadopsi dari Suwandi, 2009: 129)
Tabel 3. Pedoman Penskoran
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Pengungkapan gagasan/ide
Pengungkapan gagasan baik dan dapat dipahami
Pengungkapan gagasan cukup baik dan cukup dapat
dipahami
Pengungkapan gagasan kurang baik dan kurang dapat
dipahami
Belum dapat mengungkapkan gagasan secara jelas
(pengungkapan gagasan tidak jelas sama sekali)
Skor 1-4
4
3
2
1
2. Diksi
Kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat
mengekspresikan perasaan dengan baik
Kata-kata yang digunakan padat, singkat dan cukup
Skor 1-4
4
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dapat mengekspresikan perasaan dengan baik
Kata-kata yang digunakan kurang mampu
mengekspresikan perasaan
Kata-kata yang digunakan sama sekali tidak dapat
mengekspresikan perasaan
2
1
3. Penempatan Larik
Penempatan larik baik sesuai dengan pemenggalan kata
Penempatan larik cukup sesuai dengan pemenggalan
kata
Penempatan larik kurang baik dan tidak sesuai dengan
pemenggalan kata
Tidak dapat menempatkan larik dengan benar
Skor 1-4
4
3
2
1
4. Kesesuaian isi dengan tema
Isi puisi baik dan sesuai dengan tema
Isi puisi cukup sesuai dengan tema
Isi puisi kurang sesuai dengan tema
Isi sama sekali tidak sesuai dengan tema
Skor 1-4
4
3
2
1
(Diadopsi dari Suwandi, 2009: 130-131)
Keterangan:
4 = Sangat baik 2 = Cukup baik
3 = Baik 1 = Kurang baik
Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa tes atau penilaian yang
digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran maka
penilaian hasil dalam pembelajaran menulis di Kelas IV ini didasarkan
pada hasil pekerjaan siswa dalam bentuk menulis narasi. Hal tersebut
disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan
sekolah di semester II. Pada materi ini KKM yang ditentukan adalah 70,
ini berarti bahwa siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran jika
mendapatkan nilai 70.
g. Konsep Aktivitas dan Partisipasi
Proses pembelajaraan yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas
mentrasformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
diharapkan mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar, dan potensi
yang dimiliki oleh siswa secara penuh. Pembelajaran yang dilakukan lebih
berpusat pada siswa sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di
sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat
seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Diedrich (dalam
Sardiman, 2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan
siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bemain, berkebun,
beternak.
7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
8) Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti yang telah diuraikan di atas,
menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika
berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-
sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pusat aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar
peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.
Selanjutnya Dimyati dan Mudjiyono (2002: 119) mengemukakan 7 aspek
terjadinya keaktivan siswa, yaitu:
1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran.
2) Tekanan pada aspek afektif dalam pembelajaran.
3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama yang berbentuk
interaksi antar siswa.
4) Kekompakan kelas dalam kelompok belajar.
5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan berbuat
serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.
6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik
berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Bertitik tolak dari konsep dan teori aktivitas di atas, pembelajaran yang
dilakukan antara guru dan siswa, harus mengacu pada peningkatan dan
partisipasi siswa. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi harus mampu membawa
siswa untuk aktif dalam berbagai kelompok belajar, berupa belajar penemuan,
belajar mandiri, belajar kelompok, dan belajar memecahkan masalah dan
sebagainya. Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan pembelajaran,
berarti kita mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa
secara penuh.
h. Cara Menumbuhkan Aktivitas dan Partisipasi Siswa
Menurut Yamin (2007: 84) cara menumbuhkan aktivitas dan partisipasi
siswa adalah sebagai berikut:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan Menjelaskan tujuan yang akan dicapai kepada siswa.
3) Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep) yang akan dipelajari.
4) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
6) Memberikan umpan balik (feed back).
7) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes sehingga
kemampuan siswa terukur.
8) Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir
pembelajaran.
Sedangkan cara menumbuhkan motivasi belajar siswa menurut Astuti
dapat dilakukan dengan hal-hal seperti berikut:
1) Hal-hal yang dilakukan oleh guru
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan
permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui
beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa, diantaranya adalah:
a) Memilih cara dan metode yang tepat, termasuk memperhatikan
penampilan peserta didik.
b) Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
c) Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa.
d) Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,
misalnya melalui kerja kelompok.
e) Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa
mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan
dirinya.
f) Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk
menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan
belajar diselingi dengan tepuk tangan bagi siswa yang bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
g) Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil
melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa
berupa pujian, hadiah, atau pertanyaan positif-positif lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Hal-hal yang dilakukan oleh orang tua
a) Mengontrol perkembangan belajar anak.
b) Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak.
c) Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, sedangkan
orang tua melakukan pembimbingan seperlunya.
d) Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka, berikan dukungan
terhadap keinginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk
meraih cita-cita itu dengan benar.
e) Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.
3) Hal-hal yang dilakukan oleh guru dan orang tua secara bersama
a) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari faktor
penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa,
selanjutnya identifikasikan masalahnya.
b) Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada
anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang
bisa diatasi oleh orang tua.
c) Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak. Apabila mereka
sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus
mempunyai komitmen yang tinggi untuk tidak menambah beban
mereka dengan menyalahkan ataupun mencemooh anak-anak.
d) Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua,
guru, dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan
permasalahannya.
3. Hakikat Media Majalah
a. Pengertian Media
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011: 3) mengatakan “media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap”. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi
dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda tentang media, yaitu
media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual
serta peralatannya (Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono,
Rahardjito, 2011: 7).
Selanjutnya Santoso dalam Subana dan Sunarti (2009: 287)
mengemukakan beberapa pengertian media, yaitu sebagai berikut:
1) Secara umum, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai
orang sebagai penyebar ide/gagasan sehingga ide/gagasan itu sampai
pada penerima.
2) Medium yang paling utama dalam komunikasi sosial manusia adalah
bahasa.
3) Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan
dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk
mempertinggi mutu mengajar dan belajar.
4) Perbedaan istilah media pendidikan dengan teknologi pendidikan
adalah teknologi merupakan perluasan konsep tentang media.
Teknologi bukan sekedar benda, alat, atau bahan. Dalam istilah
teknologi tersimpul sikap, perbuatan, organisasi, manajemen yang
berhubungan dengan penerapan ilmu dan teknologi industri dalam
proses pendidikan. Dalam konsep ini, tersimpul sikap dan tindakan
inovatif yang menjadi watak dari ilmu dan teknologi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, serta apapun batasan yang
diberikan, dapat disimpulkan media adalah suatu wahana atau segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
b. Jenis Media
Media yang dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi
sudah lebih dari satu. Djamarah (dalam Sumirah, 2009: 44-45)
mengklafisikasikan jenis media dilihat dari jenisnya, daya liput, dan dari
bahan serta cara pembuatannya.
1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan suara saja
seperti radio, cassetie recorder, piringan hitam.
b) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan misalnya film strip, slides foto, gambar atau lukisan, dan
cetakan.
c) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar, misalnya televisi.
2) Dilihat dari liputnya, media dibagi ke dalam:
a) Media dengan daya liput luas dan media daya liput serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang
sama. Contohnya radio dan televisi.
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus, contohnya film, sound, film rangkai.
c) Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, misalnya modul
berprogram dan pengajaran melalui komputer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
a) Media sederhana, media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan
harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya
tidak sulit.
b) Media kompleks, media ini bahan dan alat pembuatannya sulit
diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
Sudjana dan Rivai menjelaskan beberapa jenis media pengajaran yang
biasa digunakan dalam proses pengajaran, antara lain:
Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,
poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut
media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti
model padat (solid model), model menampang, model susun, model
kerja, mock up, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti
slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat
penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran (2010: 3-4).
Penggunaan media-media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi
kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan
peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Oleh sebab
itu, penggunaan media pengajaran sangat bergantung kepada tujuan
pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang
diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses
pengajaran.
Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah
prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil
yang baik. Penggunaan media visual dapat membantu pemahaman siswa,
karena konsentrasi siswa dapat dikendalikan dan perhatian mereka tidak
mengarah ke hal-hal lain. Sudjana (2010: 4-5) menjelaskan dalam memilih
media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-
kriteria sebagai berikut:
1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran; artinya bahan pelajaran
yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan
mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada
waktu mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media
yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat
menggunakannya dalam proses pengajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pelajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga
makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para
siswa.
Profesor Ely dalam Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono,
Rahardjito (2011: 85) berpendapat “pemilihan media seyogyanya tidak
terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem
instruksional secara keseluruhan”. Untuk itu, meskipun tujuan dan isinya
sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar
mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi dan sumber, serta prosedur
penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
c. Peran dan Kegunaan Media dalam Pembelajaran
Menurut Subana dan Sunarti (2009: 289-290) media dapat digunakan
dalam proses belajar-mengajar dengan dua arah sebagai berikut:
1) Dependent media, adalah media yang dipakai sebagai alat bantu
mengajar dan sebagai media belajar yang digunakan sendiri oleh siswa.
Contohnya: gambar foto atau transparansi yang digunakan guru untuk
menerangkan suatu konsep.
2) Independent media, adalah media belajar yang dapat digunakan oleh
siswa dalam kegiatan belajar mandiri. Media ini dirancang,
dikembangkan dan diproduksi secara sistematik untuk menyalurkan
informasi secara terarah dan mencapai tujuan instruksional tertentu.
Contoh: media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio,
televisi, video, film, dan media cetak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Peranan media dalam proses penggajaran dapat ditempatkan sebagai:
1) Alat untuk memperluas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan
pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan
verbal mengenai bahan pengajaran.
2) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling
tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau
stimulasi belajar siswa.
3) Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan
yang harus dipelajari para siswa baik individual maupun kelompok.
Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan
mengajarnya (Sudjana dan Rivai, 2010: 6-7).
Selanjutnya Hamalik (dalam Arsyad, 2011: 15) mengatakan “pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa”. Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik
(1994: 15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran yang mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama
melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
Dari beberapa pendapat ahli mengenai peran dan kegunaan media di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi; meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi dan minat dalam belajar;
membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi; serta media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu.
d. Penerapan Media Majalah
Dalam pembelajaran menulis guru bisa menggunakan berbagai macam
media. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, guru bisa
memanfaatkan media visual, media audio, dan media audio visual. Media
sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga
membantu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran. Kesulitan siswa dalam
pembelajaran misalnya perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi,
keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, dan
jarak waktu dapat dibantu dengan media pembelajaran. Media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran, yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.
Media majalah yang termasuk dalam media hasil teknologi cetak atau
media visual ini dijadikan sebagai suatu alat yang dapat memotivasi siswa
dalam membuat suatu puisi. Materi hasil teknologi cetak merupakan dasar
pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya.
Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Sejalan
dengan hal tersebut Sudjana (2010: 9) mengatakan “Pengajaran akan lebih
efektif apabila objek dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai
keadaan yang sebenarnya”. Studi mengenai penggunaan pesan visual dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
hubungannya dengan hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual
yang moderat (berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan
pengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa.
Majalah anak yang digunakan sebagai media yang dijadikan sebagai kata
acuan dalam menulis kreatif puisi merupakan media yang sederhana, sebab
jika ditinjau dari isinya majalah anak merupakan bentuk majalah yang isinya
khusus mengenai dunia anak-anak. Biasanya di dalam majalah tersebut
terdapat gambar-gambar dan cerita yang berkaitan dengan dunia anak.
Majalah anak sebagai media pembelajaran yang dijadikan sebagai kata acuan
dalam menyusun kata dan kalimat yang puitis tidaklah sulit untuk didapatkan.
Karena sekarang sudah banyak majalah anak yang dijual di toko-toko buku
maupun di agen majalah. Pemilihan majalah anak sebagai media
pembelajaran dalam menulis kreatif puisi sejalan dengan prinsip pemilihan
media yang dikemukakan oleh Anitah (2009: 98) yaitu, media harus memiliki
tujuan, keterpaduan, ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, mutu teknis, dan
kesesuaian perkembangan peserta didik atau kemampuan sumber daya
manusia.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan panduan dari beberapa
penelitian pendahulunya, antara lain:
1. Penelitian Munirul Hadi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis
Puisi Pada Siswa Kelas V SDN Teguhan 2 Kecamatan Paron Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Tahun Ajaran 2008/2009”.
Penelitian ini memberikan simpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Penelitian ini dijadikan acuan untuk menyusun penelitian yang baru karena
sama-sama membahas penulisan puisi yang dijadikan sebagai hasil
ketercapaian KKM dalam standar kompetensi menulis puisi. Perbedaannya
terletak dalam penelitian tersebut yang ditingkatkan yaitu kemampuan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dalam menulis puisi, sedangkan dalam penelitian yang baru ini yang
ditingkatkan yaitu minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi.
2. Penelitian Ruslan, S.Pd. yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis
Kreatif Puisi Dengan Media Koran Sebagai Kata Acuan Pada Kelas VIII³
SMP Negeri 12 Makassar”. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan
pembelajaran dengan pemanfaatan media koran sebagai kata acuan pada
menulis kreatif puisi, sangat berdampak pada perubahan sikap anak, yaitu
terjadi persaingan dan sportifitas yang sangat tinggi, serta memicu minat dan
semangat siswa kelas VIII³ SMP Negeri 12 Makassar dalam belajar. Hal ini
sejalan dengan penelitian ini yang sama-sama ingin meningkatkan menulis
minat menulis kreatif puisi. Hanya saja dalam penelitian tersebut memakai
media koran, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan media majalah.
3. Tesis yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Keterampilan
Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Manyaran
melalui Penggunaan Media Gambar Berseri”, oleh Asih Subekti. Pada
penelitian ini terbukti bahwa dengan menggunakan media gambar berseri
mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi
siswa kelas IV SD Negeri 1 Manyaran. Dari penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa motivasi siswa dalam pembelajaran menulis narasi
mengalami adanya keberhasilan, siswa dapat menyusun gambar berseri sesuai
dengan urutan yang benar dan kemudian disusun menjadi sebuah cerita yang
padu. Berdasarkan penelitian ini bahwa media gambar dapat meningkatkan
motivasi dan keterampilan siswa dalam menulis narasi. Hal ini dijadikan
acuan dalam penelitian ini, karena sama-sama berupaya meningkatkan
motivasi keterampilan menulis. Namun, penelitian tersebut meningkatkan
motivasi dalam menulis narasi, sedangkan penelitian ini meningkatkan minat
dalam menulis puisi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sumirah, tesis (2009) mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret dengan judul “Peningkatan Minat dan Keterampilan Menulis Cerita
dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas V SDN Plosolor 02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Karangjati Ngawi Tahun 2008/2009”. Dari penelitian tersebut diketahui
bahwa dengan media gambar berseri dapat meningkatkan minat dan
keterampilan siswa dalam menulis cerita siswa kelas V Plosolor 02.
Penelitian tersebut dijadikan acuan dalam penelitian ini karena sama-sama
berupaya untuk meningkatkan minat menulis. Namun dalam penelitian
tersebut, meningkatkan minat dalam menulis cerita, sedangkan dalam
penelitian ini meningkatkan minat dalam menulis puisi.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Debra J. Prigge (2011) yang berjudul
“Promote Brain-Based Teaching and Learning”. Dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa pengaturan kelas yang sukses adalah salah satu yang
terpenting dari tugas seorang guru. Salah satu tugas yang dilakukan oleh guru
adalah untuk menciptakan lingkungan dimana semua murid yang sedang
belajar dapat belajar dan berkembang dengan pesat. Pendidikan umum
dimulai dari mengakui pentingnya penerapan penelitian kognitif dan teori
proses pembelajaran. Sedikit tekanan dalam otak mereka atau siswa akan
berpengaruh pada psikologi dasar mereka. Oleh karena itu, siswa
membutuhkan pemahaman terhadap otak mereka sendiri untuk mengatur
perilaku mereka saat belajar dan guru harus membantu siswa dalam
memahami pikirannya masing-masing agar kelas yang mereka jalankan
sukses.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis kreatif puisi dalam Kurikulum Berbasis
Kompertensi (KBK) yang diadopsi ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang juga dikenal dengan kurikulum 2006, dapat
diimplementasikan dengan pemanfaatan berbagai jenis media berdasarkan
karakteristik kompetensi dasar. Proses pembelajaran yang melaksanakan media
yang variatif dan multidimensi sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan
dipelajari akan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Menulis
kreatif puisi sebagai salah satu bagian dari aspek keterampilan menulis sastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dalam implementasi pembelajarannya sangat tepat menggunakan media majalah
anak sebagai kata acuan.
Kegiatan menulis puisi bukan hanya sekedar kegiatan yang bersifat alami
dan nalurih, tetapi diperlukan suatu proses latihan secara berkesinambungan
dengan pemanfaatan media sebagai pemicu imajinasi. Kenyataan di lapangan
ditemukan bahwa siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta masih
menghadapi kendala dalam menulis kreatif puisi. Kendala-kendala itu terlihat
pada saat akan memulai menulis puisi, mereka sulit untuk mau menulis puisi
tentang apa, mereka kesulitan mengembangkan tema, kesulitan pemilihan kata-
kata kunci. Untuk itu dalam proses pembelajaran menulis puisi diperlukan media
yang tepat untuk dijadikan dasar dalam mengembangkan ide dan pikiran ke dalam
larik-larik puitis.
Untuk mempercepat proses penemuan gagasan maka anak didik diajak
mengamati kata atau kalimat yang ada pada media majalah anak tersebut. Kata
atau kalimat yang ada pada media majalah digunting kemudian dijadikan sebagai
objek atau kata acuan dalam mengembangkan ide dan perasaan ke dalam
penyusunan larik-larik yang puitis. Pada tahap penulisan anak didik akan memulai
menulis sesuai yang mereka rasakan dan yang ada dalam pikirannya sesuai
dengan data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan. Saat dalam proses
penciptaan dan perevisian guru berfungsi sebagai pengarah. Situasi ini akan
dimanfaatkan oleh guru semaksimal mungkin untuk memberi pemahaman kepada
peserta didik tentang teknik-teknik penulisan puisi. Penerapan media majalah
sebagai kata acuan dalam inplementasinya dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam menulis kreatif puisi. Di samping itu, siswa juga diharapkan
agar dapat memiliki kemampuan yang bukan hanya sekedar mampu menulis puisi
tetapi mereka memiliki kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, dirangkum dalam bentuk
ilustrasi seperti berikut:
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis puisi sebelum menggunakan media majalah
Guru:
- Kesulitan untuk
membangkitkan minat siswa
dalam menulis puisi.
- Kesulitan menumbuhkan
motivasi siswa dalam
pembelajaran.
- Kesulitan mengarahkan siswa
untuk mengembangkan ide ke
dalam larik-larik puisi.
Siswa:
-Minat siswa rendah.
-Motivasi siswa kurang
dalam pembelajaran
menulis puisi di kelas.
Lingkungan:
Kurangnya lingkungan
pembelajaran yang
kurang kondusif dan
terbatasnya alternatif
media yang digunakan
oleh guru.
Perencanaan
Pembelajaran menulis puisi setelah
menggunakan media majalah Pelaksanaan Refleksi
Guru:
- Dapat membangkitkan minat
siswa dalam menulis puisi.
- Dapat menumbuhkan motivasi
siswa dalam pembelajaran.
- Dapat mengarahkan siswa untuk
mengembangkan ide ke dalam
larik-larik puisi.
Siswa:
-Minat siswa meningkat.
-Motivasi siswa
meningkat.
Lingkungan:
Tercipta lingkungan
pembelajaran yang
kondusif dan adanya
pemanfaatkan media
untuk mengoptimalkan
pembelajaran.
Pengamatan
Minat dan motivasi siswa menulis kreatif puisi
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan,
dapat ditarik hipotesis tindakan bahwa penerapan media majalah akan membantu
meningkatkan minat dan motivasi menulis kreatif puisi siswa dalam pembelajaran
di kelas. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan media
majalah dapat meningkatkan minat dan motivasi menulis puisi pada siswa kelas
VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Sekolah
ini terletak di kampung Tegalharjo, Purbowardayan, Kecamatan Jebres, Surakarta
atau di Jl. A. Yani No. 2 Surakarta. Sementara kelas yang akan dijadikan objek
penelitian adalah kelas VIII C yang terdiri dari 29 siswa, yaitu 11 siswa laki-laki
dan 18 siswa perempuan. Tahap persiapan hingga penyusunan laporan hasil
penelitian akan dilakukan selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Februari 2012 sampai
bulan Juni 2012. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Kegiatan Bulan
Februari
2012
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru
Bahasa Indonesia
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah
pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus 1
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi
- Refleksi
b. Siklus 2
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi
- Refleksi
3. Analisis Data
4. Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Subjek
dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta
tahun ajaran 2011/2012, sedangkan guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia berperan sebagai pelaku tindakan Rincian jumlah siswa kelas
VIII C yaitu 29 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Pemilihan subjek didasarkan atas kemampuan menulis puisi siswa yang dinilai
masih rendah.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Suwandi
(2010: 64) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif.
Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru
dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan
masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana
dan terukur
Arikunto (dalam Supardi, 2008: 110) menyatakan bahwa karakteristik
PTK meliputi: (1) inkuiri refleksi, yaitu kegiatan penelitian berdasarkan ada
pelaksanaan tindakan (proactive driven) dan pengambilan tindakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (action driven), (2) kolaboratif, yaitu upaya
perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh
peneliti di luar kelas, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru, dan (3) reflektif,
PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan minat
dan motivasi pembelajaran menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII C SMP
Kristen 4 Monginsidi Surakarta dengan menerapkan media majalah sebagai kata
acuannya. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Data yang sudah diperoleh dideskripsikan kemudian disimpulkan.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah minat dan motivasi siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pembelajaran menulis puisi sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa
penerapan media majalah.
D. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga
sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan pengumpulan data
serta informasi. Sumber data tersebut adalah:
1. Tempat dan peristiwa, yaitu proses pembelajaran menulis kreatif puisi yang
berlangsung di kelas dan dialami oleh siswa kelas VIII C SMP Kristen 4
Monginsidi Surakarta pada pratindakan, siklus I, dan siklus II. Observasi,
wawancara, dan pratindakan dilaksanakan pada
2. Informan, yaitu guru pelajaran Bahasa Indonesia serta siswa kelas VIIIC SMP
Kristen 4 Monginsidi Surakarta yang berjumlah 29 siswa.
3. Dokumen, yang dijadikan sumber data berupa hasil kerja siswa dalam kegiatan
menulis kreatif puisi berupa karya-karya puisi siswa, selain itu juga kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berjalan di sekolah tersebut, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar hasil observasi, daftar nilai, serta
hasil wawancara.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan
pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru dan siswa. Salah satu teknik
pengumpulan data adalah observasi dengan memahami apa yang diteliti
(Wiraatmadja, 2010: 104).
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas, mulai dari tahap tindakan, pelaksanaan tindakan,
sampai dengan akhir tindakan. Dalam observasi ini peneliti berperan serta
secara pasif. Peneliti hadir di dalam kelas tetapi tidak mengambil bagian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
tidak berkomunikasi dengan guru kelas pada saat proses belajar mengajar
sedang berlangsung. Peneliti mengambil tempat di bagian belakang tempat
duduk seraya melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung.
Data yang diperoleh dari pengamatan ini didiskusikan dengan guru
pembimbing yang bersangkutan untuk dianalisis bersama-sama sehingga dapat
diketahui kelemahan-kelemahan metode yang diterapkan serta dapat dicarikan
solusinya. Kelemahan-kelemahan yang terjadi tersebut merupakan pedoman
untuk menyusun kerangka tindakan selanjutnya.
Selain terhadap proses pembelajarannya, observasi terarah pada guru dan
siswa. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam
mengelola kelas dan kemampuan guru menumbuhkan kreativitas siswa dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung, observasi terhadap siswa difokuskan
pada keaktifan, kesungguhan, dan sikap dalam mengikuti proses pembelajaran
yang sedang berlangsung terutama pembelajaran menulis puisi dengan media
majalah sebagai kata acuannya. Peneliti melaksanakan observasi pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti melaksanakan prasiklus pada hari
pratindakan yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2012, siklus
I pada tanggal 26 April 2012, dan siklus II pada tanggal 10 Mei 2012
Peneliti dan guru kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta
mendiskusikan hasil observasi kemudian menganalisis untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada dan mencari solusinya. Solusi dari hasil
diskusi tersebut kemudian dibuat dalam instrumen penelitian dan catatan
lapangan dan selanjutnya diterapkan dalam siklus.
2. Wawancara
Teknik ini akan digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang
pelaksanaan pembelajaran menulis puisi di dalam kelas. Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur, yaitu pertanyaannya bersifat
lentur dan “open ended” guna menggali pandangan subjek tentang hal-hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
sangat bermanfaat bagi penelitian. Peneliti mencari tahu faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan menulis puisi siswa. Wawancara
dilakukan terhadap siswa, guru, dan informan lain. Wawancara yang dilakukan
mencoba mencari pangkal permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru
dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas, baik permasalahan yang
ditimbulkan dari faktor guru, siswa, ataupun faktor lainnya. Denzin (dalam
Wiraatmadja, 2010: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.
Wawancara dilakukan kepada guru serta siswa kelas VIII SMP Kristen 4
Monginsidi Surakarta Rabu tanggal 7 Maret 2012 dan Kamis tanggal 8 Maret
2012. Peneliti melakukan wawancara kepada guru bahasa Indonesia yang
bernama Bapak Joko Mono dan 4 siswa kelas VIII C SMP Kristen 4
Monginsidi Surakarta. Mereka adalah Sharon Shanas Samosir, Paul Newman,
Chryssantus Ivan, dan Teguh Kristiyanto.
3. Kuesioner/Angket
Kuesioner atau angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang yang
ingin diselidiki. Angket digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap
pembelajaran menulis puisi sebelum melalui tindakan dan sesudah tindakan
dengan pembelajaran menggunakan media majalah. responden. Pemberian
angket kepada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta
dimaksudkan untuk mengetahui minat siswa dalam menulis puisi. Angket yang
diberikan sebelum tindakan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
minat dan motivasi menulis puisi yang dimiliki siswa. Selanjutnya, angket
yang diberikan sesudah tindakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
minat dan motivasi menulis puisi yang diperoleh dari siswa dengan
menggunakan media majalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4. Tes atau Pemberian Tugas
Nurgiyantoro (2010: 161) di dalam pengajaran bahasa, tes kebahasaan
merupakan salah satu hal yang kruisal dan wajib dilakukan. Melalui kegiatan
tes tersebut dapat dilakukan penilaian secara objektif, khususnya terhadap hasil
belajar bahasa siswa. Pengajaran karya sastra Indonesia (Nurgiyantoro, 2010:
319). Pada umumnya, di dalam KTSP Sekolah Menengah Pertama pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan sastra
diintregasikan dengan kemampuan menulis.
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Tes yang diberikan pada penelitian ini dengan meminta
siswa beberapa kali menulis puisi menggunakan media majalah sebagai kata
acuan setelah pelaksanaan tindakan selesai, dan akan dijadikan pijakan dalam
menyusun kerangka tindakan selanjutnya.
5. Analisis Dokumen
Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis dokumen yang ada, yaitu
hasil kerja siswa dalam kegiatan menulis puisi dengan menggunakan media
majalah, berupa karya-karya puisi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
lembar hasil observasi, daftar nilai, serta hasil wawancara.
F. Uji Validitas Data
Teknik- teknik yang akan digunakan untuk memeriksa absahan data
adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi metode
Triangulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil
observasi dan wawancara. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap
kebenarannya apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara
dengan informan sebagai sumber lain (Sutopo, 2006 : 93-96).
Dalam hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari hasil
observasi dengan hasil data yang diperoleh dari hasil wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data adalah mengumpulkan data yang sama atau
sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda. (Sutopo, 2006 : 93-96).
Triangulasi sumber data digunakan peneliti untuk menguji kebenaran data yang
diperoleh dari suatu informan dengan informan lain.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif
dan analisis data kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif menggunakan teknik
deskriptif komparatif. Data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang berupa
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumen tugas siswa kemudian dianalisis
secara kritis dengan membandingkan hasil tindakan setiap siklus dengan indikator
ketercapaian tindakan yang telah ditentukan peneliti sebelumnya. Hasil analisis ini
menunjukkan kelebihan dan kekurangan kinerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran pada setiap siklus.
Analisis data kuantitatif menggunakan teknik statistik deskriptif. Data
yang dikumpulkan berupa hasil tes dan angket. Data yang berupa skor hasil tes
menulis puisi siswa dilakukan dengan cara mencari rerata sehingga dapat
diketahui peningkatan minat dan motivasi menulis puisi siswa dengan melihat
tabel dan grafik.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari
awal sampai dengan akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem
berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh (Arikunto,
Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74). Prosedur penelitian ini mencakup tahap-
tahap: (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan (Acting),
(3), pengamatan (Observing), (4) Refleksi (Reflecting). Berikut ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
gambaran secara singkat mengenai tahap-tahap penelitian yang akan
dilaksanakan.
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74)
Keterangan:
1. Tahap perencanaan tindakan (planning), meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Melakukan survei awal tentang pembelajaran menulis puisi kelas VIII C
SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta dengan melakukan analisis terhadap
nilai menulis puisi siswa serta melakukan pengamatan langsung terhadap
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran
menulis puisi yang terdapat di kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi
Permasalaha
n Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan
data
Refleksi
Pelaksanaan
tindakan II
Perencanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan
Refleksi II
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya Permasalahan
belum
terselesaikan
Permasalahan
baru hasil
refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Surakarta. Langkah yang ditempuh guna mengetahui permasalahan tersebut
adalah melakukan wawancara dengan siswa dan guru yang bersangkutan
kemudian mengaitkannya dengan hasil survei awal.
c. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan.
d. Mengajukan solusi alternatif berupa penggunaan media majalah sebagai
kata acuan dalam pembelajaran menulis kreatif puisi.
e. Menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan.
f. Mempersiapkan instrumen penelitian.
2. Tahap pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran menulis
puisi dengan mengoptimalkan penerapan media majalah sebagai kata acuan.
Setiap tindakan menunjukkan peningkatan indikator yang dirancang dalam satu
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan
tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi; serta (4) tahap
analisis dan refleksi guna perencanaan siklus berikutnya. Pada tahapan ini,
peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
mengatasi masalah yang ada. Selain itu, pemantauan dilakukan untuk
mengumpulkan data-data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Tahap observasi dan interpretasi (Observing)
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktifitas
penerapan media majalah sebagai kata acuan pada proses pembelajaran
menulis kreatif puisi. Langkah ini dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan kegiatan menulis puisi dengan media gambar sebagai kata
acuan. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang hanya mengamati dan
mencatat proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Setelah itu, peneliti
mengolah data untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah dapat
mengatasi permasalahan yang ada, juga untuk mengetahui segala kelemahan
yang mungkin muncul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4. Tahap Analisis dan refleksi (Reflecting)
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil
observasi dan interpretasi untuk mengetahui sejauh mana tercapaian tujuan
yang diinginkan sehingga dapat diketahui apakah penelitian itu berhasil atau
tidak dan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan tindakan yang telah
dilakukan. Dalam melakukan refleksi, peneliti bekerja sama dengan guru.
Kemudian, peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan (solusi pemecahan masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan). Setelah itu baru dapat ditarik
simpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat
menentukan langkah berikutnya.
I. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2011: 66).
Peningkatan minat dan motivasi dalam pembelajaran dikatakan berhasil jika
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat
secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Selain itu,
siswa juga menunjukkan kegiatan kegairahan dan semangat yang tinggi terhadap
pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pembelajaran pembelajaran dikatakan
berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa
mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi serta mendapat
ketuntasan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Kualitas peningkatan minat dan motivasi yang diukur dalam penelitian ini
meliputi minat dan motivasi siswa selama kegiatan menulis puisi dengan
menggunakan media majalah sebagai kata acuannya. Adanya minat dan motivasi
menyebabkan aktifnya siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang
menyangkut keaktifan siswa selama kegiatan menulis puisi dengan media majalah
sebagai kata acuan pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara itu,
kualitas hasil yang diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
menulis puisi. Siswa dikatakan berhasil dalam menulis puisi jika mendapatkan
nilai ≥ 70 dan siswa dinyatakan tidak berhasil (belum lulus) jika mendapatkan
nilai di bawah 70 (KKM yang ditetapkan adalah ≥ 70). Indikator yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan minat dan motivasi
pembelajaran menulis puisi. Indikator-indikator tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 5. Indikator Keberhasilan Tindakan
Aspek yang diukur Persentase Target
Capaian Siklus Akhir
Cara Mengukur
Minat siswa meningkat
saat mengikuti kegiatan
pembelajaran
75% dari 29 siswa Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi oleh peneliti dan
dihitung dari jumlah siswa
yang memperlihatkan
kesungguhan, antusias, dan
bersemangat dalam membuat
puisi.
Motivasi siswa
meningkat saat
mengikuti kegiatan
pembelajaran
75% dari 29 siswa Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi oleh peneliti dan
dihitung dari jumlah siswa
yang memperlihatkan
kesungguhan, antusias, dan
bersemangat dalam membuat
puisi.
Mampu menulis puisi
dan mencapai nilai 70
ke atas
75% dari 29 siswa Diamati dari hasil kerja siswa
berupa tulisan puisi dan
dihitung dari jumlah siswa
yang memperoleh nilai menulis
sebesar 70 ke atas (nilai 70
merupakan nilai standar
ketuntasan mata pelajaran
Bahasa Indonesia).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Pelaksanaan pratindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Maret 2012
selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) pada saat jam pelajaran pertama (pukul
07.00-08.20 WIB) di ruang kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta.
Sebelum melakukan tindakan atau siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan
survai awal untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Dalam pelaksanaannya,
guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan
peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran menulis puisi di kelas VIII C
dengan bertindak sebagai partisipan pasif untuk mengetahui ketertarikan atau
minat siswa terhadap puisi. Agar tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran
maka peneliti menempati posisi duduk di kursi paling belakang. Dalam
pratindakan ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1) mengamati
jalannya pembelajaran menulis puisi di kelas VIII C (observasi); (2) wawancara
dengan guru; dan (3) wawancara dengan siswa.
Berdasarkan hasil dari pengamatan, wawancara baik terhadap guru
maupun siswa, dan angket tentang pelaksanaan menulis puisi siswa kelas VIII C
SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta sebelum diberi tindakan yaitu, minat dan
motivasi menulis puisi siswa masih rendah. Hal ini tampak pada sikap dan
aktivitas siswa ketika diberi tugas oleh guru untuk menulis puisi. Sebagian dari
siswa mengeluh, mereka merasa kebingungan dengan tugas menulis puisinya.
Ketika proses menulis puisi dimulai sebagian dari mereka masih bermalas-
malasan, siswa hanya memegang-megang kertas dibolak-balik tidak tahu apa yang
harus ditulis. Bolpennya kadang-kadang digigit, dipukul-pukulkan ke meja,
menoleh ke kanan ke kiri melihat pekerjaan temannya sudah mulai menulis atau
belum (sambil bertanya, “Judulmu apa?”, sedangkan yang ditanya menjawab,
“Belum tahu masih bingung”. Bahkan ada yang masih asyik berbicara dan
bercanda dengan teman sebangku maupun teman dibelakangnya, mereka terlihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tidak bersemangat dan tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, sehingga suasana yang tercipta saat itu ramai dan gaduh.
Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menyebabkan
hasil penilaian menulis puisi siswa juga rendah. Siswa belum tertarik untuk
menulis puisi karena belum tahu tentang cara atau kaidah penulisan puisi yang
benar. Selain itu siswa juga kesulitan untuk menuangkan pikirannya yang harus
disusun menjadi larik-larik puisi karena minimnya kosakata yang dimiliki siswa.
Untuk itu, guru harus dapat menumbuhkan minat dan motivasi yang ada pada diri
siswa agar mereka merasa lebih bersemangat dan berantusias untuk melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan atau tugas tersebut akan berhasil apabila
siswa menyadari akan kebutuhannya. Kesadaran akan melaksanakan tugas akan
mengantarkan siswa untuk mencari dan bertindak untuk memperoleh hasil yang
maksimal, sehingga anak didik akan memperoleh kepuasan dalam pemenuhan
kebutuhannya.
Minat merupakan kesadaran seseorang, jika ada suatu hal yang kurang dari
dirinya, ada kebutuhan yang harus dipenuhi, maka dengan kesadaran yang tinggi
anak didik akan berusaha melaksanakan tugas dari guru, yaitu dengan menulis
puisi. kondisi seperti ini lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang mantap
pada diri siswa, sehingga tanpa disadari dalam diri siswa akan terbentuk minat
menulis puisi dengan sendirinya. Berdasarkan hasil angket minat menulis puisi
diketahui bahwa minat dan motivasi menulis puisi pada siswa kelas VIII C SMP
Kristen 4 Monginsidi masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 6 di
bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Angket Minat Menulis Kreatif Puisi pada Siswa
Kelas VIII C (Sebelum Tindakan)
Skor Frekuensi Persentase
35 1 3,45%
33 4 13,79%
32 4 13,79%
31 3 10,35%
30 1 3,45%
28 2 6,90%
27 4 13,79%
26 2 6,90%
25 4 13,79%
23 3 10,35%
21 1 3,45%
∑=311 N=29 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi minat menulis di atas, dapat
diketahui bahwa minat menulis puisi pada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4
Monginsidi Surakarta sebelum dilakukan tindakan adalah siswa yang memperoleh
nilai tertinggi hanya 1 orang atau 3,45% dan yang memperoleh nilai terendah juga
sama yaitu hanya 1 orang atau 3,45% sedangkan selebihnya yang memperoleh
nilai 33, 32, 27, 25 berjumlah 4 orang atau13,79%, yang mendapat nilai 31, 23
masing-masing berjumlah 3 orang atau 10,35%, dan yang memperoleh nilai 28,
26 masing-masing berjumlah 2 orang atau 6,90%.
Selain dari hasil angket, peneliti juga melakukan penilaian terhadap
motivasi siswa pada saat pembelajaran di kelas serta hasil dari puisi karangan
siswa. Berdasarkan hasil proses yang dilihat langsung oleh peneliti dapat
diketahui kurangnya minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabepl 7 dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 7. Nilai Motivasi Siswa dalam Menulis Puisi (Pratindakan)
No. Nama Siswa Motivasi siswa dalam
menulis puisi (1-5) Ket.
1. Anggraini E.A. 3 Cukup 2. Astri Lingga R. 4 Baik 3. Barito Adipura 4 Baik 4. Bunga Ayu N. 3 Cukup 5. Chryssantus I. 4 Baik 6. Cindy Handika 2 Kurang 7. Daniel Prandias 4 Baik 8. Deny Tri S. 3 Cukup 9. Eko Prasetyo 4 Baik 10. Eni Susilowati 2 Kurang 11. Francisca J.S. 4 Baik 12. Johana Evania 4 Baik 13. Marfendia K.D 4 Baik 14. Niken Putri B. 3 Cukup 15. Novi Pujiastuti 3 Cukup 16. Paul Newman 4 Baik 17. Putri Aureliana 3 Cukup 18. Rico Febriyanto 4 Baik 19. Rika Vrise Ovi 3 Cukup 20. Riki Ade S. 3 Cukup 21. Sharon Shanas 4 Baik 22. Sifa Sahirani 3 Cukup 23. Stefani Cahya N 3 Cukup 24. Teguh K 2 Kurang 25. Tutik Lestari 3 Cukup 26. Yesi Ardiana 3 Cukup 27. Yoshua Evando 4 Kurang 28. Yurnita Dyah K. 4 Kurang 29. Yustinus B.P. 3 Cukup Persentase: siswa
yang baik/sangat
baik
45%
(13 siswa)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tampak
berminat dan termotivasi selama pembelajaran sebanyak 13 siswa (45%),
sedangkan siswa lainnya sebanyak 16 siswa (55%) tampak diam, melamun,
berbicara dengan temannya, dan sibuk sendiri (memainkan bolpoin). Selanjutnya,
nilai dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat dalam tabel 8 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Kreatif Puisi pada Pratindakan
Nilai Frekuensi Persentase
81,25 2 6,90%
75 5 17,24%
68,75 10 34,48%
62,5 9 31,04%
50 1 3,45%
43,75 2 6,90%
∑=381,25 N=29 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai menulis kreatif puisi pada
pratindakan adalah siswa yang mendapatkan nilai 81,25 sebanyak 2 siswa atau
6,90%. Selanjutnya siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 5 siswa atau 17,24%,
siswa yang mendapat nilai 68,75 ini merupakan nilai terbanyak yang diperoleh
siswa yaitu sebanyak 10 siswa atau 34,48%. Siswa yang mendapat nilai 62,5
sebanyak 9 siswa atau 31,04%, siswa yang mendapat nilai 50 senbanyak 1 orang
atau 3,45%, dan terakhir siswa yang mendapat nilai 43,75 sebanyak 2 siswa atau
6,90%. Capaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebanyak 81,25 dan nilai
terendah yang dicapai oleh siswa adalah 43,75. Secara keseluruhan, siswa yang
sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 70
berjumlah 7 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal berjumlah 22 siswa.
Berdasarkan hasil angket, penilaian proses, dan penilaian hasil puisi siswa
dapat diketahui hal pokok yang perlu diatasi, yaitu minat siswa dan motivasi
siswa dalam menulis puisi masih rendah. Implikasinya tindakan perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu, peneliti berdiskusi dengan guru
untuk merencanakan tindakan selanjutnya pada hari Senin, 12 Maret 2012.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada survai perlu dilakukan suatu
tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VIII C SMP
Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Tindakan tersebut dilakukan dalam dua siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi
tindakan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2012 di ruang
guru SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Pada tahap ini, guru dan
peneliti berdiskusi tentang hasil pengamatan minat dan motivasi menulis
puisi pada waktu survai awal dan merencanakan hal-hal yang akan
dilakukan pada siklus I. Tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyamakan persepsi tentang penelitian yang
dilakukan.
2) Peneliti mengusulkan penggunaan media majalah dalam pembelajaran
menulis puisi.
3) Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran menulis puisi.
Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus pertama antara lain:
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengondisikan kelas dengan melakukan presensi terhadap
siswa.
c) Guru menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari.
d) Guru melakukan apersepsi mengenai pengalaman siswa dalam
menulis puisi melalui kegiatan tanya jawab.
e) Guru memberikan motivasi kepada siswa mengenai kebermaknaan
materi dengan kehidupan nyata siswa.
f) Guru menjelaskan materi tentang puisi kepada siswa dan
menjelaskan langkah-langkah membuat puisi dengan menggunakan
majalah sebagai medianya.
g) Siswa memperdengarkan penjelasan dari guru serta langkah-langkah
menulis puisi dengan mengggunakan majalah sebagai medianya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
h) Guru melibatkan siswa dalam penulisan puisi dengan tema
“Emansipasi Wanita” dengan mengambil kata-kata dari majalah.
i) Siswa mengamati secara teliti majalah tersebut untuk mencari kata-
kata yang sesuai untuk disusun menjadi larik puisi. Kemudian kata-
kata tersebut dipotong dan disusun menjadi sebuah puisi yang utuh.
j) Sampai pada langkah ini, bel selesai pelajaran berbunyi. Namun
siswa belum selesai menyelesaikan tugasnya. Guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk melanjutkan tugasnya pada pertemuan
berikutnya.
k) Guru dan siswa menyimpulkan dan melakukan refleksi
pembelajaran. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan salam.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan
kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah:
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengondisikan kelas dengan melakukan presensi terhadap
siswa.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran, bahwa menulis puisi itu tidak sulit jika
peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru pada pertemuan
sebelumnya.
d) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan pekerjaan/tugas siswa
pada pertemuan sebelumnya.
e) Guru menanyakan kesulitan siswa pada saat menulis puisi
menggunakan media majalah.
f) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan penuh perhatian.
g) Siswa melanjutkan tugas menulis puisinya yang belum terselesaikan
dengan menggunakan media majalah.
h) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
i) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan ini.
j) Guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
4) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menulis puisi.
5) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran yang lebih
menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, yaitu penggunaan media
majalah anak sebagai kata acuan.
6) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis
puisi sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan keaktifan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan, yaitu: Rabu, 25 April 2012 dan Kamis, 26 April
2012 di ruang kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Masing-
masing pertemuan berlangsung 2 x 40 menit. Pertemuan pertama dan
kedua, tindakan dilaksanakan pada pukul 07.00-08.20 (jam 1 - 2). Dari
hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, pelaksanaan tindakan siklus I
sebagai berikut.
1) Pada pertemuan pertama, sebelum pembelajaran dimulai guru dan siswa
melakukan doa bersama. Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan
salam kemudian dilanjutkan dengan mengecek presensi siswa. Setelah
mengecek daftar hadir siswa, guru mengisi jurnal kegiatan belajar
mengajar yang menunjukkan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari tersebut. Suasana kelas terlihat sedikit ramai,
bahkan terdengar ada beberapa siswa yang berbisik-bisik melihat
kehadiran peneliti di dalam kelas. Kondisi tersebut tidak berlangsung
lama, karena guru segera mengkondisikan kelas dan meminta siswa
untuk tetap fokus dalam pembelajaran sambil menjelaskan kehadiran
peneliti di dalam kelas.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
dengan siswa tentang puisi. Beberapa siswa ada yang menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pertanyaan dari guru dengan senang, tetapi ada juga yang menjawab
asal-asalan. Mendengar pernyataan siswa bahwa ada sebagian yang
mengetahui dan ada yang belum mengetahui tentang puisi dan
bagaimana cara penulisannya, maka guru memotivasi siswa untuk
memperhatikan penjelasan yang akan disampaikan guru pada
pembelajaran kali ini. Siswa pun menganggukkan kepala sebagai tanda
bahwa menyetujui apa yang diperintahkan oleh guru. Selanjutnya, guru
mulai memberi materi tentang puisi. Di sela-sela menjelaskan, guru
juga mengajak siswa untuk berpartisipasi mengungkapkan pikirannya
dengan menunjuk salah satu siswa menuliskan pengertiannya tentang
puisi di papan tulis. Siswa yang lain terlihat memperhatikan pendapat
temannya yang ditulis di papan tulis dan memperhatikan penjelasan dari
guru, meskipun masih ada beberapa siswa yang mulai tampak bosan
dan beraktivitas sendiri. Guru sesekali menegur dan mengingatkan
siswa untuk tidak ramai sendiri dan dapat memperhatikan pelajaran.
Pada tahap selanjutnya, guru memberi contoh puisi yang sudah jadi
dengan memotong kata-kata dari majalah yang sudah disusun menjadi
larik-larik puisi. Berikut contoh puisi dengan menggunakan media
majalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 4. Contoh Puisi dengan Mengambil Kata-kata dari
Majalah
Media tersebut digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa
karena tulisannya yang berwarna-warni. Selain itu media tersebut akan
menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi. Langkah
selanjutnya, guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat puisi
sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh guru yaitu dengan
memotong kata-kata dari majalah dan disusun menjadi sebuah puisi
yang utuh dengan tema “Emansipasi Wanita”. Pada kegiatan ini siswa
mulai ramai dan gaduh karena masih ada siswa yang belum jelas
tentang tugas yang harus dikerjakan serta saling bertanya dengan
sesama siswa. Guru mengingatkan siswa agar tidak gaduh dan segera
menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, terlihat ada siswa yang masih berdiam diri tidak
melakukan kegiatan apapun. Siswa tersebut hanya melihat ke kanan dan
ke kiri bagaimana pekerjaan temannya dan sesekali meletakkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kepalanya di atas meja, ia masih terlihat bermalas-malasan dan tidak
bersemangat dalam mengerjakan tugas. Setelah selesai mengerjakan,
guru menyuruh siswa untuk segera mengumpulkan pekerjaannya karena
jam pelajaran akan segera berakhir. Namun beberapa siswa menjawab
jika pekerjaannya belum selesai. Akhirnya guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Bel
berakhirnya pelajaran pun berbunyi dan guru menutup kegiatan belajar
mengajar dengan salam. Pembelajaran akan dilanjutkan kesesokan
harinya, pada hari Kamis, 26 April 2012 pukul 07.00 – 08.20 WIB (jam
ke 1 – 2).
2) Pada pertemuan kedua, seperti biasa setiap pelajaran pada jam pertama
guru dan siswa selalu berdoa bersama. Selanjutnya guru membuka
pelajaran dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir berjumlah 29 siswa. Kemudian guru memberikan
motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pelajaran bahwa
membuat puisi itu mudah, jika peserta didik memperhatikan penjelasan
guru dan contoh yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Suasana kelas hening sejenak dan setelah beberapa saat kemudian
terdengar suara bisik-bisik oleh beberapa siswa. Kemudian guru
meminta siswa untuk tetap tenang dan memperhatikan penjelasan guru.
Langkah selanjutnya, guru menanyakan kesulitan siswa dalam
membuat puisi dengan media majalah tersebut. Beberapa siswa
menanyakan pertanyaan yang sama yaitu mereka masih kesulitan
mencari kata-kata lalu dibuat puisi karangan sendiri atau mencari puisi
di majalah yang sudah jadi lalu ditempelkan seperti biasa. Kemudian
guru menjelaskan bahwa siswa disuruh membuat puisi karangan sendiri
yang kata-katanya diambil dari majalah. Guru menambahkan penjelasan
bahwa siswa belum terbiasa dan masih menyesuaikan diri karena baru
pertama kali membuat puisi dengan media majalah. Setelah berlatih
terus-menerus, siswa akan terbiasa dengan hal tersebut, jadi siswa harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
rajin berlatih agar semua dapat dikuasai dengan baik. Mendengar
penjelasan tersebut, siswa menganggukkan kepala. Selanjutnya siswa
diminta untuk segera menyelesaikan puisinya untuk mengefektifkan
waktu. Kondisi kelas mulai gaduh dengan aktivitas siswa yang mulai
menyelesaikan puisinya, ada yang saling bertanya antara siswa satu
dengan lainnya. Guru pun mengingatkan siswa untuk tidak
mengeluarkan suara dengan keras, karena dapat mengganggu kelas lain.
Setelah siswa menyelesaikan tugasnya, guru meminta hasil pekerjaan
siswa. Siswa pun mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. Di
akhir pebelajaran guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Setelah itu, guru bersama siswa
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Bel tanda
berakhirnya pelajaran pun berbunyi, lalu guru menutup pelajaran
dengan ucapan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilakukan selama pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media majalah berlangsung, yakni pada hari Rabu, 25 April
2012 dan hari Kamis, 26 April 2012. Keduanya dilaksanakan pada pukul
07.00-08.20 WIB (jam ke 1-2). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
keberjalanan pelaksanaan tindakan I pada siklus I apakah sudah sesuai
dengan yang diharapkan atau belum. Observasi difokuskan pada situasi
pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas
siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pada saat observasi, peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk dibangku paling belakang.
Sesekali, peneliti berkeliling kelas untuk mengambil gambar. Berdasarkan
hasil pengamatan yang yang dilakukan selama siklus I, diperoleh
gambaran sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil angket tentang minat dan motivasi menulis puisi
yang diberikan kepada siswa diperoleh 65% dari 29 siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berminat dan 67% dari 29 siswa yang termotivasi dalam menulis puisi
pada siklus I.
2) Berdasarkan nilai hasil siswa dalam menulis puisi menggunakan media
majalah, diketahui siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan
belajar sebanyak 22 siswa (76%) , sedangkan sebanyak 7 siswa (24%)
belum tuntas karena masih mendapatkan nilai dibawah 70 (KKM).
Secara keseluruhan nilai rata-rata kelas yaitu sebanyak 74. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Pencapaian indikator pada Siklus I
No. Aspek Persentase
Sudah Belum
1. Minat siswa dalam menulis puisi 65% 35%
2. Motivasi siswa dalam menulis
puisi
67% 33%
d. Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi dilaksanakan dengan menganalisis hasil
tindakan pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan berupa penggunaan
media majalah pada pembelajaran menulis puisi diperoleh hasil refleksi
sebagai berikut.
1) Sebesar 35% dari 29 siswa belum menunjukkan minatnya selama
proses pembelajaran menulis puisi.
2) Sebesar 33% dari 29 siswa belum menunjukkan motivasinya selama
proses pembelajaran menulis puisi.
3) Sebesar 24% atau sebanyak 7 siswa belum mampu menulis puisi
dengan baik karena belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 70.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa
indikator penelitian ini yang terkait dengan minat dan motivasi menulis
puisi belum tercapai, peneliti dan guru berupaya menggali faktor penyebab
hal tersebut, kemudian melakukan analisis bersama-sama. Adapun
hasilnya sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1) Siswa kurang memperhatikan pembelajaran, mereka kurang
memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Beberapa siswa masih
sibuk melakukan aktivitasnya sendiri. Dari awal sampai akhir
pembelajaran siswa kurang berminat dan kurang antusias mengikuti
pembelajaran. Hal ini diindikasikan dari sikap siswa yang tampak
bosan, mengantuk, menopang dagu dan memainkan bolpoin saat guru
menyampaikan materi.
2) Sebagian siswa masih kesulitan menulis puisi dengan menggunakan
media majalah karena baru pertama kali media tersebut digunakan
untuk membantu proses pembelajaran di kelas.
3) Sebagian siswa masih kesulitan menghubungkan larik-larik puisi yang
mereka buat dengan tema yang sudah ditentukan.
4) Masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM atau masih
mendapat nilai di bawah 70. Hal tersebut disebabkan karena masih
banyaknya kesalahan yang terdapat pada puisi siswa. Kesalahan
tersebut antara lain: (1) pengungkapan ide/gagasan yang belum sesuai
dengan tema; (2) diksi atau pilihan kata yang digunakan belum tepat;
dan (3) pemenggalan kata yang belum sesuai;
5) Guru tidak banyak memberikan balikan atau penguatan. Hal ini
menyebabkan siswa tidak mengetahui kekurangan-kekurangan dalam
puisi yang dibuatnya. Selain itu guru kurang memotivasi siswa untuk
lebih semangat mengikuti pembelajaran di kelas.
Solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi beberapa kekurngan
yang terjadi pada siklus I antara lain sebagai berikut.
1) Guru diharapkan secara rinci dan detail dalam menjelaskan materi agar
siswa mampu menangkap dengan baik apa yang disampaikan.
2) Guru sebaiknya memberikan tindakan tegas bagi siswa yang tidak
memperhatikan pembelajaran yang bersifat mendidik dan memotivasi
siswa, misalnya dengan memberi pertanyaan.
3) Untuk dapat meningkatkan minat dan motivasi serta keaktifan siswa
selama pembelajaran di kelas, guru dapat memberikan reward kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
siswa yang berani bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan
pendapat, memberikan sanggahan, ataupun yang mendapat nilai bagus.
Reward ini bisa berupa tepuk tangan, pujian, hadiah, atau bisa juga
tambahan nilai bagi siswa yang aktif.
4) Guru diharapkan untuk lebih banyak berinteraksi dengan siswa.
Sebaiknya guru berkeliling untuk memantau siswa secara keseluruhan
sehingga siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran karena merasa diperhatikan guru.
5) Guru diharapkan lebih banyak memberikan balikan atau penguatan
terutama pada tulisan yang telah dibuat siswa. Dengan adanya balikan
atau penguatan tersebut siswa dapat mengetahui kesalahannya sehingga
ada perbaikan-perbaikan pada tindakan selanjutnya.
Adapun dari pengamatan minat dan motivasi siswa pada siklus I
diketahui bahwa terjadi peningkatan minat dan motivasi siswa saat
pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut ditandai dengan persentase siswa
pada siklus I lebih banyak daripada observasi awal, yaitu pada pratindakan
persentase minat dan motivasi siswa sebanyak 45% dari 29 siswa,
sedangkan setelah diberi tindakan pada siklus I minat siswa naik menjadi
65% dan motivasi siswa naik menjadi 67% dari 29 siswa. Selain dari
proses pembelajaran, peningkatan juga terlihat pada hasil belajar menulis
siswa. Hasil menulis puisi siswa pada saat siklus I sudah mengalami
peningkatan dibandingkan pada waktu observasi awal atau saat
pratindakan. Persentase peningkatan tersebut diperoleh dari angket yang
didapat sesudah tindakan menunjukkan adanya peningkatan minat dan
motivasi siswa menulis puisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
tabel 10 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 10. Hasil Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi Siswa pada
Siklus I
No. Nama Siswa Skor Angket Minat Skor Angket Motivasi 1. Anggraini E.A. 45 53
2. Astri Lingga R. 65 70
3. Barito Adipura 53 56
4. Bunga Ayu N. 72 75
5. Chryssantus I. 69 74
6. Cindy Handiksia 68 75
7. Daniel Prandias 49 52
8. Deny Tri S. 65 68
9. Eko Prasetyo 67 70
10. Eni Susilowati 59 61
11. Francisca J.S. 69 72
12. Johana Evania 73 79
13. Marfendia K.D 68 69
14. Niken Putri B. 73 77
15. Novi Pujiastuti 66 69
16. Paul Newman 74 77
17. Putri Aureliana 62 65
18. Rico Febriyanto 66 69
19. Rika Vrise Ovi 67 63
20. Riki Ade S. 70 75
21. Sharon Shanas 65 63
22. Sifa Sahirani 69 76
23. Stefani Cahya N 63 68
24. Teguh K 62 59
25. Tutik Lestari 66 71`
26. Yesi Ardiana 59 63
27. Yoshua Evando 70 73
28. Yurnita Dyah K. 67 70
29. Yustinus B.P. 71 72
Jumlah Total 1889 1945
Persentase
65% 67%
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I
dikatakan belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan memang
sudah terjadi dibandingkan pada saat surwai awal, namun pada indikator
minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi belum mencapai target yang
diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan siklus II untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
memperbaiki hasil minat dan motivasi siswa pada siklus I. Siklus II akan
dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Mei 2012.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil yang diperolleh pada siklus I, perlu diadakan
tindakan lanjutan atau siklus II karena masih ada indikator yang belum
mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan tindakan dilaksanakan pada
hari Senin, 7 Mei 2012 di kantor guru SMP Kristen 4 Monginsidi
Surakarta. Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan
selanjutya, pada siklus II akan dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Mei 2012
(pertemuan pertama) dan Kamis, 10 Mei 2012 (pertemuan kedua).
Kemudian peneliti dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan dalam proses penelitian selanjutnya. Dalam kesempatan ini,
peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi pada guru terkait
dengan minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi pada siklus I.
Pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu
diperbaiki. Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, peneliti
dan guru mencari solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
tersebut. Hal-hal yang disepakati antara lain:
1) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi kepada siswa
bahwa menulis puisi itu menyenangkan, serta dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari.
2) Guru melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk
menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan
belajar diselingi dengan tepuk tangan bagi siswa yang bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
3) Guru hendaknya memberikan respon positif kepada siswa ketika
mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
positif ini bisa berupa pujian, hadiah (reward) untuk membangkitkan
minat dan motivasi siswa.
4) Hendaknya guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa, posisi guru
tidak hanya di depan kelas tetapi juga bisa berkeliling untuk mengontrol
pekerjaan siswa.
5) Guru bertindak tegas jika ada siswa yang tidak memperhatikan
pembelajaran, atau siswa yang ramai sendiri.
6) Guru memberikan penguatan yang lebih kepada siswa untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa.
Pada perencanaan tindakan ini, peneliti bersama dengan guru
menyusun skenario pembelajaran berdasarkan atas kekurangan pada siklus
I. Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada
siklus II ini sama seperti langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan
pada siklus I. Namun, pada siklus II ini terdapat tambahan prosedur
pembelajaran sebagai upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada
siklus I. Urutan kegiatan pembelajaran pada tahap ini meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1) Peneliti bersama dengan guru merancang skenario pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan majalah sebagai medianya.
Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengkondisikan kelas dengan melakukan presensi terhadap
siswa.
c) Guru menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari.
d) Guru memotivasi siswa bahwa mempelajari materi puisi dengan
menggunakan media majalah sebagai kata acuan dapat memberikan
manfaat pengetahuan atau keterampilan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan siswa sehari-hari
e) Guru membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan memberikan
cerita motivasi kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
f) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa saat menulis puisi
pdengan media majalah pada siklus I.
g) Guru dan siswa secara bersama-sama mengidentifikasi kesalahan
yang dilakukan dalam menulis puisi pada siklus I.
h) Guru menjelaskan hal-hal yang masih menjadi kendala bagi siswa
pada siklus I.
i) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
j) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk memperbaiki puisinya,
tetapi dalam siklus II kali ini guru membebaskan tema, atau dengan
kata lain siswa bebas memilih tema sesuai dengan yang
diinginkannya.
k) Sampai pada langkah ini, bel selesai pelajaran berbunyi. Guru
memberikn kesempatan pada siswa jika tugasnya belum selesai bisa
diteruskan pada pertemuan berikutnya.
l) Guru dan siswa menyimpulkan dan melakukan refleksi pembelajaran
lalu menutup dengan salam. Pembelajaran dilanjutkan hari Kamis, 1
Mei 2012 pukul 07.00 – 08.20 WIB (jam ke 1 – 2).
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan
kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus II adalah:
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengkondisikan kelas dengan melakukan presensi terhadap
siswa.
c) Guru membangkitkan semangat siswa dengan memberikan cerita
motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran.
d) Guru memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam mengikuti
pelajaran menulis karena menulis merupakan kunci kesuksesan.
e) Guru menanyakan kesulitan dalam menulis puisi dengan
menggunakan media majalah.
f) Guru meminta siswa untuk melanjutkan menyelesaikan tugasnya.
g) Siswa kembali melanjutkan tugasnya membuat puisi dengan tema
bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
h) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan puisi yang telah dibuat
untuk dikoreksi oleh guru. Siswapun melaksanakan apa yang
diperintah oleh guru.
i) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
dan melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
j) Guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.
2) Peneliti dan guru sepakat untuk tetap menggunakan majalah sebagai
media untuk menulis puisi.
3) Peneliti dan guru bersama-sama menyusun rancangan pembelajaran
(RPP) untuk siklus II.
4) Peneliti dan guru bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu
instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan
untuk menilai hasil puisi karangan siswa (penilaian hasil) dan instrumen
non tes digunakan untuk menilai sikap siswa (penilaian proses) dalam
pembelajaran menulis puisi. Instrumen untuk menilai kualitas proses
pembelajaran menulis narasi, dinilai berdasarkan rubrik penilaian
proses pembelajaran menulis puisi yang diukur dari minat dan motivasi
siswa dalam pembuatan puisi dengan menggunakan majalah sebagai
medianya yang ditandai dengan kesungguhan, semangat, dan antusias
siswa saat diberi tugas menulis puisi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu Rabu, 9 Mei 2012 dan
Kamis, 10 Mei 2012 di ruang kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi
Surakarta. Tiap-tiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit.
Pertemuan pertama dan kedua, tindakan ini dilaksanakan pada pukul
07.00-08.20 (jam 1 - 2). Adapun hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti, pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut.
1) Pada pertemuan pertama, sebelum pembelajaran dimulai guru dan siswa
melakukan doa bersama. Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
salam kemudian dilanjutkan dengan mengecek presensi siswa. Setelah
mengecek daftar hadir siswa, guru mengisi jurnal kegiatan belajar
mengajar yang menunjukkan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari tersebut. Jumlah siswa yang hadir saat itu 29
siswa. Suasana kelas sedikit berisik tetapi tidak berlangsung lama,
karena guru segera mengkondisikan kelas dengan menjelaskan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini. Di sela-sela menjelaskan,
guru juga memberi motivasi kepada siswa bahwa mempelajari materi
puisi dengan menggunakan media majalah sebagai kata acuan dapat
memberikan manfaat pengetahuan atau keterampilan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Guru memberikan
penjelasan bahwa seseorang jika mempunyai minat dan motivasi yang
kuat dalam hidupnya, maka ia akan memperoleh keberhasilan atau
kesuksesan. Selanjutnya, pengalaman sukses tersebut akan memotivasi
siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya. Semua siswa tampak
memperhatikan saat guru menyampaikan materi. Kemudian guru
mengatakan bahwa hasil puisi terbaik akan diberi hadiah. Mendengar
hal tersebut siswa menunjukkan antusiasnya untuk lebih
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru.
Langkah berikutnya, guru memperlihatkan hasil menulis puisi
siswa pada siklus I. Guru menanyakan kesulitan apa yang dihadapi
peserta didik dalam menulis puisi dengan menggunakan media majalah
pada siklus I. Ada siswa yang mengungkapkan bahwa dia masih
kesulitan menghubungkan larik-larik puisi dengan tema yang dia buat,
serta bagaimana cara penulisan puisi yang benar. Mendengar hal
tersebut, guru mengatakan bahwa sebagian hasil puisi mereka memang
masih terdapat beberapa kesalahan, baik dalam hal pemilihan kata-kata
yang sesuai dengan tema masing-masing siswa maupun dalam cara
penulisan puisi yang benar. Agar siswa lebih paham dan mengetahui
kesalahan mereka, guru mengajak siswa secara bersama-sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan dalam menulis puisi pada
siklus I.
Mempertimbangkan kesulitan yang masih menjadi kendala siswa,
kemudian guru memberikan penjelasan tentang cara menulis puisi yang
baik dan pemilihan kata yang sesuai dengan tema. Siswa tampak serius
memperhatikan penjelasan guru. Kegiatan berikutnya, guru
memberikan tugas kepada siswa untuk memperbaiki puisinya dan pada
penulisan puisi kali ini guru tidak menerapkan tema atau dengan kata
lain siswa diminta untuk membuat puisi dengan tema bebas. Siswa pun
mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan ini
siswa mulai tampak antusias, minat dan motivasi mereka terlihat
dengan langsung bersemangat dalam mengerjakan tugas. Tidak ada lagi
yang terlihat mengantuk, meletakkan kepalanya di atas meja, dan
mengganggu temannya. Semua siswa tampak serius mengerjakan
pekerjaannya masing-masing. Guru pun berkeliling mengontrol
pekerjaan siswa. Karena keterbatasan waktu, maka bagi siswa yang
belum selesai mengerjakan tugasnya, guru memberikan kesempatan
untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Di akhir pembelajaran
guru menyimpulkan dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan. Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan ucapan
salam. Tindakan siklus II dilanjutkan pada pertemuan berikutnya yaitu
hari Kamis, 10 Mei 2012.
2) Pada pertemuan kedua, seperti biasa setiap pelajaran pada jam pertama
guru dan siswa selalu berdoa bersama. Selanjutnya guru membuka
pelajaran dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir berjumlah 29 siswa. Guru membangkitkan minat dan
motivasi siswa dengan memberikan penjelasan hal-hal menarik yang
berhubungan dengan kehidupannya, dapat menggunakan minat yang
telah ada maupun membangun minat baru. Hal tersebut dilakukan guru
sebelum memulai pelajaran untuk menciptakan suasana yang nyaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dan tidak tegang. Kegiatan ini terlihat menarik bagi siswa. Siswa
mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru. Kemudian guru
memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam mengikuti pelajaran
menulis karena menulis merupakan kunci kesuksesan. Mendengarkan
penjelasan tersebut siswa mengangguk.
Langkah selanjutnya, guru menanyakan kesulitan apakah yang
masih dihadapi siswa dalam menulis puisi menggunakan media
majalah. Ada siswa yang mengacungkan jarinya dan mengatakan sudah
tidak lagi merasa kesulitan dalam menulis puisi menggunakan media
majalah. Dia mengatakan pelajaran menjadi menyenangkan dan tidak
membosankan karena tidak mengalami kesulitan lagi dalam menulis
puisi. Mereka mengaku sudah terbiasa dan tidak merasa kesulitan lagi
dalam menulis puisi. Mendengar hal tersebut, guru memberikan pujian
dan mengajak seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Kegiatan
berikutnya, guru meminta siswa untuk melanjutkan menulis puisinya
sesuai dengan ketentuan yang telah dijelaskan oleh guru. Siswa pun
mulai mengerjakan tugasnya masing-masing. Dalam kegiatan ini siswa
mulai tampak antusias, minat dan motivasi mereka terlihat dengan
langsung bersemangat dalam mengerjakan tugas. Tidak ada lagi yang
terlihat mengantuk, meletakkan kepalanya di atas meja, dan
mengganggu temannya. Mereka terlihat bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugasnya. Gurupun berkeliling kelas untuk mengontrol
pekerjaan siswa.
Setelah semua pekerjaan siswa selesai, guru meminta hasil karya
puisi siswa untuk segera dikumpulkan dan akan dikoreksi oleh guru.
Untuk pengumuman hasil puisi terbaik yang memperoleh hadiah seperti
yang sudah dijanjikan oleh guru akan diumumkan pada pertemuan
berikutnya, karena keterbatasan waktu. Siswa pun segera
mengumpulkan hasil pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. Di
akhir pembelajaran guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan ucapan salam.
Pada tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan
pembelajaran menulis puisi di dalam kelas, sedangkan peneliti hanya
bertindak sebagai partisipan pasif
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilakukan selama pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media majalah berlangsung, yakni pada hari Rabu, 25 April
2012 dan hari Kamis, 26 April 2012. Keduanya dilaksanakan pada pukul
07.00-08.20 WIB (jam ke 1-2). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
keberjalanan pelaksanaan tindakan II pada siklus II apakah sudah sesuai
dengan yang diharapkan atau belum. Observasi difokuskan pada situasi
pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas
siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pada saat observasi, peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk dibangku paling belakang.
Sesekali, peneliti berkeliling kelas untuk mengambil gambar.
Dalam kegiatan ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah
disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses
pembelajaran menulis puisi pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap minat dan motivasi selama proses pembelajaran menulis puisi
diperoleh gambaran ketercapaian indikator pelaksanaan siklus II sebagai
berikut.
1) Siswa yang tampak berminat dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media majalah berdasarkan hasil angket sebesar 79% dari
29 siswa.
2) Siswa yang tampak termotivasi dalam pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan media majalah berdasarkan hasil angket sebesar
80% dari 29 siswa.
3) Berdasarkan nilai hasil siswa dalam menulis puisi menggunakan media
majalah, diketahui siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
belajar sebanyak 28 siswa (97%) , sedangkan sebanyak 1 siswa (3%)
belum tuntas karena masih mendapatkan nilai dibawah 70 (KKM).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Pencapaian indikator pada Siklus II
No. Aspek Presentase
Sudah Belum
1. Minat siswa dalam menulis puisi 79% 21%
2. Motivasi siswa dalam menulis
puisi
80% 20%
d. Analisis dan Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tindakan siklus
II dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Pada saat guru menyampaikan materi, seluruh siswa sudah
memperhatikan dengan baik. Posisi guru tidak terpusat pada satu titik
saja, sehingga seluruh siswa dapat dipantau dan mendapatkan perhatian
dari guru.
2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis puisi dengan
menggunakan media majalah sebagai kata acuannya. Semangat dan
antusias siswa saat pembuatan peta pikiran meningkat secara signifikan.
Guru pun mengontrol pekerjaan siswa dengan baik.
3) Pada saat mengerjakan tugas, minat dan motivasi siswa sudah
menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan
dengan semangat siswa yang segera mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, selain itu sudah tidak terlihat lagi siswa yang bermalas-
malasan dalam mengerjakan tugas, ataupun meletakkan kepalanya di
atas meja.
4) Adanya reward dari guru yang berupa hadiah, efektif meningkatkan
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti apersepsi dan kegiatan
KBM dengan ditunjukkan aktif menyampaikan pendapat, serta
merespon pernyataan atau stimulus yang diberikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
5) Hasil puisi yang dibuat siswa sudah menunjukkan peningkatan, yaitu
terlihat pada pengembangan gagasan/ide yang menarik, pemakaian
diksi serta urutan larik-larik dalam puisi siswa, dan isi puisi yang sudah
sesuai dengan tema.
Berdasarkan pengamatan peneliti tentang minat dan motivasi siswa
pada siklus II diketahui bahwa terjadi peningkatan yang lebih signifikan
minat dan motivasi siswa saat pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut
ditandai dengan persentase siswa pada siklus II lebih banyak daripada saat
observasi awal dan tindakan siklus I, yaitu pada pratindakan persentase
minat dan motivasi siswa sebanyak 45% dari 29 orang siswa, sedangkan
setelah diberi tindakan pada siklus I minat siswa naik menjadi 65% dan
motivasi siswa naik menjadi 67% dari total keseluruhan 29 siswa.
Selanjutnya pada siklus II minat siswa naik lebih banyak menjadi 79% dan
motivasi siswa juga naik menjadi 80% dari total siswa sebanyak 29 orang
siswa. Persentase peningkatan tersebut diperoleh dari angket yang didapat
sesudah tindakan menunjukkan adanya peningkatan minat dan motivasi
sispwa menulis puisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 12 di
bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tabel 12. Hasil Angket Minat dan Motivasi Menulis Puisi Siswa pada
Siklus II (sesudah tindakan)
No. Nama Siswa Skor Angket Minat Skor Angket Motivasi 1. Anggraini E.A. 74 82
2. Astri Lingga R. 76 76
3. Barito Adipura 72 71
4. Bunga Ayu N. 83 88
5. Chryssantus I. 77 79
6. Cindy Handika 84 86
7. Daniel Prandias 74 73
8. Deny Tri S. 78 72
9. Eko Prasetyo 81 78
10. Eni Susilowati 71 74
11. Francisca J.S. 86 83
12. Johana Evania 85 82
13. Marfendia K.D 74 76
14. Niken Putri B. 84 85
15. Novi Pujiastuti 76 82
16. Paul Newman 85 87
17. Putri Aureliana 76 77
18. Rico Febriyanto 83 78
19. Rika Vrise Ovi 76 81
20. Riki Ade S. 88 86
21. Sharon Shanas 74 79
22. Sifa Sahirani 86 84
23. Stefani Cahya N 72 75
24. Teguh K 70 72
25. Tutik Lestari 82 84
26. Yesi Ardiana 76 80
27. Yoshua Evando 85 86
28. Yurnita Dyah K. 78 87
29. Yustinus B.P. 81 82
Jumlah 2285 2323
Persentase 79% 80%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi minat menulis di atas, dapat
diketahui bahwa minat menulis puisi pada siswa kelas VIII C SMP Kristen
4 Monginsidi Surakarta setelah dilakukan tindakan adalah siswa yang
memperoleh nilai tertinggi sebanyak 43, 37, dan 35 hanya 1 orang atau
3,4% dan yang memperoleh nilai terendah sebanyak 26 juga sama yaitu
hanya 1 orang atau 3,4% sedangkan selebihnya yang memperoleh nilai 34,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
33, dan 32 berjumlah 2 orang atau 6,8%, yang mendapat nilai 31
berjumlah 9 orang atau 31%, yang mendapat nilai 30 berjumlah 4 orang
atau 13,7%, dan yang memperoleh nilai 28 dan 29 masing-masing
berjumlah 3 orang atau 10,3%. Meningkatnya minat dan motivasi siswa
membawa dampak yang positif terhadap nilai hasil belajar menulis puisi
siswa. Hasil menulis puisi siswa pada saat siklus II mengalami
peningkatan yang lebih dibandingkan pada waktu observasi awal atau saat
pratindakan dan pada waktu tindakan siklus I. Hal tersebut dapat dilihat
dalam tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Puisi Siswa pada Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase
87 2 6,8%
82 12 41,3%
75 14 48,2%
69 1 3,4
∑= 313 N= 29 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai menulis kreatif puisi
pada pratindakan adalah siswa yang mendapatkan nilai 87 sebanyak 2
siswa atau 6,8%. Selanjutnya siswa yang mendapat nilai 82 sebanyak 12
siswa atau 41,3%, siswa yang mendapat nilai 75 ini merupakan nilai
terbanyak yang diperoleh siswa yaitu sebanyak 14 siswa atau 48,2%.
Siswa yang mendapat nilai 69 sebanyak 1 siswa atau 3,4%. Capaian nilai
tertinggi yang diperoleh siswa sebanyak 87 dan nilai terendah yang dicapai
oleh siswa adalah 69. Secara keseluruhan, siswa yang sudah mencapai
kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 70 berjumlah 28
siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
hanya 1 orang siswa.
Minat dan motivasi maupun hasil menulis puisi siswa mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah
diterapkan, seperti meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran. Di samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui
dalam siklus I telah dapat diatasi dengan baik oleh guru pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Teknik-teknik yang diterapkan guru terbukti dapat meningkatkan minat
dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Adapun dari puisi yang ditulis
siswa pada siklus II, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil menulis
puisi siswa. Skor dalam setiap aspek penulisan puisi mengalami
peningkatan, meskipun puisi yang dihasilkan siswa belum sempurna. Pada
siklus ini, masing-masing skor siswa meningkat tetapi terdapat satu orang
siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (70). Dari
wawancara yang dilakukan pada satu siswa tersebut, diketahui bahwa
sebenarnya ia kurang berminat pada pembelajaran menulis puisi. Dia
menganggap menulis puisi merupakan kegiatan yang sulit untuk
dilakukan, karena harus menuangkan pikiran dengan kata-kata yang puitis.
Meskipun begitu, siswa tersebut memiliki sikap yang positif terhadap
pembelajaran terbukti dari perhatiannya pada pembelajaran menulis puisi
yang berlangsung.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II
dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator
dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai yang diperoleh siswa sudah
mencapai batas ketuntasan meskipun masih ada satu siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan belajar minimal tersebut. Meskipun demikian,
penelitian dipandang cukup untuk dilaksanakan mengingat kesempatan
yang diberikan kepala sekolah untuk melaksanakan tindakan telah habis.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Tindakan-tindakan berupa penggunaan media majalah yang dilaksanakan
mampu meningkatkan minat dan motivasi menulis puisi pada siswa kelas VIII C
SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya
sejumlah indikator yang diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Setiap
siklus yang telah dilaksanakan mengalami peningkatan pada proses pembelajaran
dan berpengaruh dalam meningkatnya hasil pembelajaran menulis puisi siswa.
Setelah dilakukan deskripsi setiap siklusnya, selanjutnya dilakukan perbandingan
perkembangan antarsiklus untuk mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
satu siklus ke siklus berikutnya. Untuk memperjelas deskripsi perkembangannya,
perlu disampaikan hasilnya dalam bentuk tabel 14 dan gambar diagram berikut.
Tabel 14. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
No. Aspek Persentase
Siklus I Siklus II
1. Minat siswa dalam menulis
kreatif puisi
65 67%
2. Motivasi sisa dalam menulis
kreatif puisi siswa
79% 80%
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 5. Grafik Perbandingan Antarsiklus
Peningkatan minat dan motivasi pembelajaran menulis kreatif puisi
berimplikasi pada hasil menulis kreatif puisi siswa. Pembelajaran menulis kreatif
puisi mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari puisi yang ditulis siswa pada
setiap siklus.
Siklus I Siklus II
Minat Siswa 65% 79%
Motivasi Siswa 67% 80%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Per
sen
tase
Perbandingan Antarsiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
D. Pembahasan
Penelitian di atas, menghasilkan temuan-temuan penting yang muncul
setelah tindakan selesai dilaksanakan. Dari penelitian di atas pula, rumusan
masalah yang dipertanyakan peneliti terjawab. Dalam rumusan masalah,
penelitian ini mencari tahu tentang bagaimana penggunaan media majalah dalam
meningkatkan minat dan motivasi menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII C
SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari
angket yang menunjukkan peningkatan minat dan motivasi siswa saat
pembelajaran menulis puisi berlangsung, keaktifan siswa di kelas dan dari jumlah
nilai siswa yang tuntas setelah pembelajaran menggunakan media ini berlangsung.
Peningkatan minat dan motivasi menulis puisi ditandai dengan semangat
dan antusias siswa saat mengerjakan tugas menulis puisi yang diberikan tanpa rasa
enggan. Penggunaan media majalah dalam menulis kreatif puisi bagi siswa dapat
memicu semangat yang timbul dari diri siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran
di kelas. Sudah tidak terlihat lagi siswa ramai sendiri mengganggu temannya,
meletakkan kepalanya di atas meja, ataupun hanya sekedar memainkan kertas dan
bolpoin. Dari pantauan peneliti, minat dan motivasi siswa diindikasikan dari
pratindakan sebesar 45% (13 siswa), minat siswa naik menjadi 65% dan motivasi
siswa naik menjadi 67% pada siklus I. Pada siklus II minat siswa meningkat lagi
meningkat lagi menjadi 79% dan motivasi siswa dalam menulis puisi juga
meningkat lagi menjadi 80%. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator
yang ditentukan yaitu sebanyak 75%.
Dalam penelitian ini terdapat juga temuan-temuan penting yang dapat
mendukung keberhasilan proses atau peningkatan minat dan motivasi siswa, serta
hasil belajarnya. Temuan tersebut yaitu, siswa lebih komunikatif dengan guru
dalam pembelajaran. Siswa juga lebih percaya diri bertanya, menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru, memberikan maupun
menyanggah pendapat. Sementara itu, untuk guru sendiri, guru menjadi lebih
perhatian kepada siswa. Guru membantu kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
siswa dan guru juga menjadi tahu siswa mana yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran. Dengan memberikan cerita motivasi kepada siswa sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
memulai pembelajaran, guru dapat membangkitkan semangat dan antusias siswa
yang selama ini hal tersebut belum pernah dilakukan oleh guru.
Sementara itu, hambatan yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran menulis puisi di kelas dengan menggunakan media majalah sebagai
kata acuannya pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) siswa kurang
memperhatikan pembelajaran, mereka kurang memperhatikan guru saat
menyampaikan materi. Beberapa siswa masih sibuk melakukan aktivitasnya
sendiri. Dari awal sampai akhir pembelajaran siswa kurang berminat dan kurang
antusias mengikuti pembelajaran, hal ini diindikasikan dari sikap siswa yang
tampak bosan, mengantuk, menopang dagu dan memainkan bolpoin saat guru
menyampaikan materi; (2) masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM atau
masih mendapat nilai di bawah 70. Hal tersebut disebabkan karena masih
banyaknya kesalahan yang terdapat pada puisi siswa; (3) Guru tidak banyak
memberikan balikan atau penguatan. Hal ini menyebabkan siswa tidak
mengetahui kekurangan-kekurangan dalam puisi yang dibuatnya. Selain itu guru
kurang memotivasi siswa untuk lebih semangat mengikuti pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I, peneliti dan
guru berupaya untuk mencari solusi yang tepat demi kelancaran kegiatan
pembelajaran. Hal-hal yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) guru
sebaiknya memberikan tindakan tegas bagi siswa yang tidak memperhatikan
pembelajaran yang bersifat mendidik dan memotivasi siswa, misalnya dengan
memberi pertanyaan; (2) untuk dapat meningkatkan minat dan motivasi serta
keaktifan siswa selama pembelajaran di kelas, guru dapat memberikan reward
kepada siswa yang berani bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan
pendapat, memberikan sanggahan, ataupun yang mendapat nilai bagus. Reward
ini bisa berupa tepuk tangan, pujian, hadiah, atau bisa juga tambahan nilai bagi
siswa yang aktif; (3) guru diharapkan untuk lebih banyak berinteraksi dengan
siswa. Sebaiknya guru berkeliling untuk memantau siswa secara keseluruhan
sehingga siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
karena merasa diperhatikan guru, (4) guru diharapkan lebih banyak memberikan
balikan atau penguatan terutama pada tulisan yang telah dibuat siswa. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
adanya balikan atau penguatan tersebut siswa dapat mengetahui kesalahannya
sehingga ada perbaikan-perbaikan pada tindakan selanjutnya.
Upaya tersebut merupakan solusi yang digunakan untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang muncul pada siklus I. Upaya tersebut dilaksanakan pada
siklus II dalam upaya perbaikan. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran pada
siklus II sudah berhasil dilaksanakan. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator
dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai
batas ketuntasan meskipun masih ada satu siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan belajar minimal tersebut. Penggunaan media majalah sebagai kata
acuan yang digunakan siswa terbukti mampu meningkatkan minat dan motivasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tentang
penggunaan media majalah sebagai kata acuan untuk meningkatkan minat dan
motivasi menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi
Surakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan majalah sebagai kata acuan dapat meningkatkan minat menulis
kreatif siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta. Hal ini tampak
dari sikap mereka yang terlihat semangat dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Hampir tidak ada siswa yang terlihat meletakkan
kepalanya di atas meja karena malas mengerjakan tugas serta berbicara dengan
temannya sendiri. Mereka bersungguh-sungguh dalam menulis puisi dengan
menggunakan media majalah sebagai kata acuannya. Adanya peningkatan ini
terlihat dari usaha guru yang terus menumbuhkan minat siswa dengan cara
menghubungkan bahan pelajaran atau materi yang diberikan dengan persoalan
pengalaman yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa mudah menerima materi
pembelajaran. Selain itu guru juga memberikan informasi kepada siswa
mengenai hubungan suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan
pengajaran yang lalu serta menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa akan
datang.
2. Penggunaan majalah sebagai kata acuan dapat meningkatkan motivasi menulis
kreatif puisi siswa kelas VIII C SMP Kristen 4 Monginsidi Surakarta.
Peningkatan ini terlihat saat pembelajaran di kelas yang menunjukkan siswa
berantusias dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi dan siswa yang tampak
lebih memperhatikan guru saat menyampaikan materi maupun tugas. Guru
sudah dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas
dengan cara sebagai berikut: (1) menginformasikan dengan jelas tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai; (2) melibatkan siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran; (3) melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan
kegagalan dirinya; dan (4) melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan
untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar, misalnya kegiatan
belajar diselingi dengan tepuk tangan bagi siswa yang bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembuatan puisi menggunakan
majalah sebagai kata acuannya, minat dan motivasi siswa menunjukkan
peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang berminat sebesar 65%
dan siswa yang termotivasi sebesar 67% dan pada siklus berikutnya atau pada
siklus II terjadi peningkatan lagi, yaitu minat siswa naik menjadi 79% dan
motivasi siswa menjadi 80%. Adanya peningkatan minat dan motivasi menulis
puisi siswa juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatkan nilai siswa dalam pembelajaran menulis puisi, semakin banyak
siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM 70). Pada siklus I
siswa yang telah mencapai KKM sebesar 76% atau sebanyak 25 siswa, pada
siklus II meningkat lagi menjadi 97% atau sebanyak 28 siswa.
B. Implikasi
Penggunaan majalah sebagai kata acuan siswa dalam menulis puisi
terbukti dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
menulis puisi di kelas. Faktor yang menentukan keberhasilan penggunaan majalah
dalam penulisan puisi siswa ini tidak hanya ditentukan oleh siswa yang berperan
penting didalamnya. Akan tetapi, ada juga peran guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran. Faktor yang berasal dari guru menyangkut kemampuan guru dalam
melakukan apersepsi maupun dalam menyampaikan materi pembelajaran,
mengelola kondisi kelas, dan pemilihan media yang tepat dalam menyampaikan
materi yang akan disampaikan pada siswa. Selanjutnya, jika pemilihan media
maupun kemampuan guru saat menyampaikan materi itu menyenangkan bagi
siswa, maka minat dan motivasi yang berasal dari dalam diri siswa akan muncul
dan membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Penggunaan media majalah sebagai kata acuan dalam menulis kreatif puisi
siswa merupakan langkah pembelajaran yang efektif dan inovatif. Dimulai dari
apersepsi dengan cerita motivasi yang disampaikan oleh guru serta tepuk tangan
bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan maupun menyampaikan pendapat
yang bertujuan untuk membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran di
kelas. Kemudian di akhir pembelajaran diakhiri dengan guru memberikan
penghargaan atas usaha atau atau kerja keras yang telah dilakukan siswa serta
untuk memacu siswa agar lebih baik dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Oleh karenanya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
mengembangkan pengajaran bahasa yang lebih kreatif dan inovatif, seperti dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pengajar yang ingin
menerapkan media majalah di kelasnya.
Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa keberhasilan kegiatan
pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh ketersampaian materi saja, melainkan
penerapan media pembelajaran yang tepat juga sangat berpengaruh dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran dan upaya untuk meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam menulis puisi. Selain itu,
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang
sejenis yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa disarankan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hendaknya lebih
aktif dan mengikuti pembelajaran menulis puisi di kelas dengan perasaan
senang. Hal ini dikarenakan dengan adanya rasa senang pada diri siswa maka
akan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari,
sehingga akan berimplikasi pada terbentuknya minat dan motivasi siswa yang
akan memudahkan mereka untuk mendalami materi. Siswa diharapkan dapat
berlatih menulis secara mandiri, terutama dalam hal menulis puisi. Semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
banyak siswa berlatih akan mengasah kemampuan berpikirnya dan dengan
latihan tersebut siswa mengetahui di mana letak kekurangannya, sehingga pada
akhirnya puisi siswa menjadi lebih baik.
2. Bagi Guru
Dalam kegiatan pembelajaran puisi, guru hendaknya dapat memanfaatkan
media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan minat dan motivasi
siswa dalam belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang
kreatif, inovatif, dan menyenangkan yang dapat mendorong partisipasi aktif
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran ini
selain bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas juga
sebagai sarana bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu,
guru hendaknya juga melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap
segala tindakan yang akan ditenpuh. Hal ini penting dilakukan agar dalam
pelaksanaannya guru dapat memperkecil kemungkinan munculnya hambatan
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya menambah sarana atau fasilitas belajar-mengajar
yang dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk mendukung dan lebih
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran menulis puisi. Misalnya, dengan
menambah buku-buku referensi yang berkaitan dengan materi puisi. Selain itu,
hendaknya pihak sekolah dapat memotivasi dan senantiasa memberikan
dorongan kepada para guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
kegiatan belajar mengajar. Baik dengan mengikut sertakan guru dalam kegiatan
seminar, workshop, penataran, maupun dengan mendukung guru untuk
melakukan berbagai penelitian dalam pendidikan dan pengajaran. Pihak
sekolah juga dapat merekomendasikan model pembelajaran ini kepada guru
kelas lain, karena sudah terbukti dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
4. Bagi Peneliti Lain
Apabila peneliti lain hendak mengkaji permasalahan yang sama,
diharapkan lebih cermat dan dapat berkaitan dengan model pembelajarn puisi
dengan menggunakan majalah sebagai kata acuannya. Selain itu, bagi peneliti
lain diharapkan agar mampu berkolaborasi secara aktif dengan guru dan dapat
menciptakan pendekatan pembelajaran baru yang dapat mengembangkan
bakat, potensi, dan kreativitas siswa. Penelitian ini diharapkan mampu
memotivasi berkembangnya penelitian-penelitian lain yang lebih kreatif dan
inovatif sehingga kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat.