Implementasi Bimbingan Konseling Dalam Pembentukan Karakter Siswa-stain Salatiga
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa-stain Salatiga
-
Upload
rokhmat-setiawan -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
Transcript of Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa-stain Salatiga
-
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI BILANGAN
BULAT MELALUI STAD (STUDENT TEAM-
ACHIEVEMENT DIVISIONS)
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh ISWANTO 125 07 021
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
-
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Iswanto
NIM : 125 07 021
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Melalui
STAD (Student Team- Achievement Divisions) (Penelitian
Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2009/2010)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 8 Februari 2010
Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo
Nip. 195606031987031002
-
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara Iswanto dengan Nomor Induk Mahasiswa 125 07 021 yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Melalui STAD (Stu dent Team-Achievement Divisions) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010), telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 20 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 20 Maret 2010 4 Rabiul Akhir 1431
Panitia Ujian
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP 19580827 198303 1 002
Dr. Muh Saerozi, M.Ag
NIP 19660215 199103 1 001
Penguji I Penguji II
Drs. Abdul Syukur,M.Si Nip 19670307 199403 1 002
Dra. Maryatin
Nip 19690402 199803 2 001
Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo Nip 19560603 198703 1 002
-
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Iswanto
NIM : 125 07 021
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 8 Februari 2010
Yang menyatakan,
Iswanto
-
MOTTO
1. Don't let paradise lonely without our attendance
2. Be sure to be with your friends when you are away, there is always safety in
number, not alone
3. Be careful with your time ! never waste it ! youth is the hope for tomorrow
4. We have to be honest to ourselves, and be sincere to others !
-
PERSEMBAHAN
1. Tanda baktiku kepada kedua orang tuaku, Ayahku (Bpk. Suharto. Alm)
I will continue your Leadership and I hope peace and happiness always be with
you in Paradise.
2. My Beautiful Mother (Ibu Rochimah). Maafkanlah anakmu yang sampai saat ini belum bisa menghadirkan yang terbaik, tapi aku semakin optimis dan semangat
ketika mendengar indahnya do'a yang kau lantunkan di heningnya sepertiga
malam. I will do my best, wish me luck, Mom. 3. Ibu Siti Maryati, S.Pd. dan Bapak Slamet HS. S. Pd. Peranmu begitu agung, kau
telah membangun mental spiritualku, hingga aku bisa bangkit dan menikmati
dunia pendidikan tinggi.
4. Para dosenku dan saudara-saudaraku, Sahabat seperjuanganku
5. My Close Foreigner's in Salatiga.(Duncan Harry Barlow, Alison Janne Ellwood,
Jenna Derrick, Patrick Cheah, Candice Tan, Timothy Cheah Chu Shih, Amanda
Cheah Chen Ling, etc) thanks for your spirit to improve my English, So I'm more
optimists to face the brighter future.
And I'm sorry all my mistakes.
6. Dan teman-temanku semua yang mengenalku dan membaca tulisan ini.
-
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah Nya sehingga Laporan Penelitian Tidakan Kelas ini dapat kami laksanakan
dan kami selesaikan sesuai dengan rencana.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung selama 2 bulan yaitu sejak
bulan Desember 2009 dan berakhir sampai dengan penyusunan laporan pada minggu
terakhir bulan Januari 2010
Adopsi permainan sangat penting dalam pembelajaran matematika, guna
mengubah persepsi siswa tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit, maka
penelitian ini kami beri judul UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI
STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISIONS) (Penelitian Tindakan Kelas
Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2009/2010).
Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak akan terwujud tanpa
adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. Djoko Sutopo yang sangat sabar dan teliti didalam membimbing skripsi ini.
3. Ahmad Sulthoni, M.Pd. selaku Kaprogdi PGMI STAIN Salatiga.
4. Subandi, S.PdI Kepala Ma'arif Grabag I, atas kesempatannya sehingga kami bisa
melaksanakan penelitian.
-
5. Bapak Ibu Guru MI Ma'arif Grabag I, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
6. Siswa-siswi MI Ma'arif Grabag I, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang
7. Seluruh teman Ma'had Yakaomi STAIN Salatiga.
8. Keluarga besar PGMI.
9. Seluruh aktivis UKM/ UKK STAIN Salatiga.
10. Dan teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian Tidakan Kelas ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran
dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil
penelitian mendatang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan
petunjukNya kepada kita semua. Amiin
Salatiga, 8 Februari 2010
Peneliti
-
ABSTRAK
ISWANTO, 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bilangan Bulat Melalui STAD (Student Team-Achievement Divisions) (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Djoko Sutopo. Kata Kunci : STAD (Student Teams-Achievement Divisions)
Berdasarkan pengamatan peneliti di MI Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang kebanyakan para siswa mengalami kesulitan di dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, baik secara individu maupun bersamasama dalam satu kelompok. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) apakah metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. (2) apakah model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dapat meningkatkan prosentase pencapaian KKM. Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (2) untuk mengetahui prosentase peningkatan pencapaian KKM. Sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui model STAD (student teams-achievement divisions) dengan permainan tangga gor garis bilangan. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan dua siklus dengan model pembelajaran inkuiri dengan teknik permainan, dimana tahap atau siklus pertama dilaksanakan dengan permainan manik-manik dan pada tahap selanjutnya dilaksanakan dengan pembelajaran permainan tangga gor garis bilangan di halaman sekolah. Subyek penelitian sebanyak 24 siswa dan pengumpulan data menggunakan test dan dokumentasi.
Analisis data menunjukkan pada siklus I mean meningkat menjadi 66,67 dan siklus II menjadi 77,5. Prosentase pencapaian KKM pada siklus I meningkat sebesar 16,67% dan pada siklus II meningkat 33,34%. Analisis data tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan model STAD (student teams-achievement divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan juga meningkatkan prosentase pencapaian nilai KKM pada siswa kelas IV MI Ma'arif Grabag I kecamatan Grabag.
Sehingga hipotesis yang menyatakan model STAD (student teams-achievement divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat diterima.
-
Daftar isi
SAMPUL .................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............. ............................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...................................... 4
E. Kegunaan penelitian ................................................................................. 5
F. Definisi Operasional ................................................................................. 6
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 12
2. Subyek Penelitian .............................................................................. 13
-
3. Langkah-Langkah .............................................................................. 14
4. Pengumpulan Data ............................................................................. 15
5. Analisis Data ......... .......................................................................... 16
H. Sistematika Penulisan Skripsi. ............................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
1. Pengertian belajar .............................................................................. 19
2. Faktor yang mempengeruhi belajar ................................................... 20
B. Karakteristik Usia SD .............................................................................. 21
C. Strategi Belajar matematika ................................................................... 22
D. Operasi Bilangan Bulat ............................................................................ 23
E. STAD (Student Team Achievement Divisions) ........................................ 25
F. Operasi Bilangan Bulat Melalui STAD (Student Team
Achievement Divisions) dengan teknik permainan .................................. 28
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Profil Madrasah .....................................................................................40
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Pra siklus ........................................................................................ 43
2. Pelaksanaan Siklus I ....................................................................... 43
3. Pelaksanaan Siklus II ........................... ......................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra siklus ................................................................................................. 48
B. Siklus I
-
1. Hasil siklus I .................................................................................... 49
2. Pembahasan siklus I ........................................................................ 50
C. Siklus II
1. Hasil siklus II ................................................................................... 53
2. Pembahasan siklus II ....................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 57
B. Saran-Saran ............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
-
Daftar tabel
Tabel 1 Jadwal kegiatan penelitian ............................................................................ 36
Tabel 2 Data tenaga pendidik dan kependidikan ........................................................38
Tabel 3 Data jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010 ..............................................39
Tabel 4 Daftar siswa kelas IV Mi Ma'arif Grabag I ...................................................40
Tabel 5 Susunan Komite Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I ...............................41
Tabel 6 Data nilai semester I ............................ .........................................................48
Tabel 7 Data nilai siklus I ...........................................................................................49
Tabel 8 Data nilai siklus II ............................. ......................................................... 53
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adopsi permainan sangat penting dalam pembelajaran matematika.
Permainan yang menyenangkan akan merubah persepsi siswa tentang matematika
sebagai pelajaran yang sulit. Penggunaan model permainan secara optimal yang
pelaksanaannya secara kelompok akan memotivasi siswa untuk belajar matematika.
Pembelajaran yang masih di dominasi dengan metode ceramah membuat
siswa merasa berat dalam mencerna pelajaran matematika. Karena masa kanak-
kanak masih berfikir secara konkret. Sehingga perlu adanya variasi pembelajaran
dengan menggunakan berbagai metode yang mengarahkan siswa untuk bisa berfikir
secara realistis.
Begitu pentingnya kegembiraan bagi keseluruhan proses belajar, karena
selama saat-saat yang penuh kegembiraan, pikiran akan terhibur dan akhirnya
pelajaran yang disampaikan mudah diserap. Cukuplah untuk mengatakan bahwa
kelas-kelas seharusnya sebanyak mungkin berbasis pengalaman bukan didaktik.
(Donald Walters, 2004: 61).
Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius tetapi mengasyikkan.
Bermain adalah medium dimana si anak mencobakan diri bukan saja dalam
fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif (Conny R Semiawan, 2008: 21 ).
Perluasan himpunan bilangan asli menjadi bilangan bulat bukan hanya
sekedar memenuhi kebutuhan yang berbentuk a + ... = b, dengan a > b, melainkan
-
untuk proses penghitungan yang lebih luas lagi dalam kehidupan nyata, seperti untuk
melakukan pembukuan, pemasaran, perdagangan, industri dan IPTEK. Selain itu
tumbuh pula untuk melakukan proses hutang piutang, maju mundur, atas bawah
(Gatot Muhsetyo, 2007: 1.9)
Operasi bilangan bulat telah diperkenalkan di kelas IV SD/MI pada awal
semester II meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, dan secara
spiral lebih mendalam sampai di kelas VI. Selama ini sudah cukup banyak buku-buku
SD/MI yang menyampaikan ilustrasi dan materi bilangan bulat dengan berbagai
ragam bentuknya, namun para peserta didik masih kesulitan didalam menguasainya
karena konsep yang diberikan masih abstrak. Padahal dalam usia sekolah dasar,
proses abstraksi siswa masih perlu dibantu media lain. Hampir semua buku tidak
menjelaskan mengapa harus ada bilangan negatif dan bagaimana proses penentuan
bilangan negatifnya. Tidak dipergunakannya media tertentu yang dapat
memperlihatkan hasil operasi hitung secara konkrit. Penggunaan garis bilangan yang
diperagakan dalam buku-buku tersebut selalu berorientasi pada ujung panah dalam
menunjukkan hasil operasinya. Hal ini tidak salah namun jika orientasinya seperti ini,
maka dapat dipastikan bahwa guru akan kesulitan dalam menyampaikan operasi
pengurangan bilangan bulat yang berbentuk a-(-b).
Kemampuan siswa kelas IV dalam hal penyelesaian soal penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat relatif masih kurang. Hal ini ditunjukkan dalam proses
belajar mengajar berlangsung, terlihat rata-rata kelas pada semester I sebesar 55, 21,
banyaknya siswa yang telah memenuhi nilai KKM sebesar 66, 67% (16 dari 24
siswa). Masih sedikit siswa yang berani tunjuk jari, bila guru memberikan
-
pertanyaan. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, masih sedikit
siswa yang berani memberikan pendapat, masukan dan solusi, kurangnya
kemampuan bekerja sama dengan teman dalam satu kelompok dan terbatasnya siswa
yang menjawab dengan benar pertanyaan guru.
Oleh karena itu penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menyelesaikan
soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui Cooperative Learning
model STAD (Student Team-Achievement Divisions). Dalam hal ini permainan yang
digunakan adalah permainan manik-manik dan tangga gor garis bilangan. Permainan
dipilih, karena siswa umumnya sering melakukan permainan ini saat istirahat sekolah
dan mengisi waktu luang di rumah. Dalam kegiatan ini guru bertindak sebagai
pemandu, juri dan fasilitator.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah
1. Apakah model STAD (Student Team-Achievement Divisions) dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat?
2. Apakah model STAD (Student Team-Achievement Divisions) dapat meningkatkan
prosentase pencapaian KKM?
-
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat di kelas IV MI Ma'arif Grabag I, Kec. Grabag, Kab.
Magelang.
2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan prosentase pencapaian KKM
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV MI Ma'arif Grabag I,
Kec. Grabag, Kab. Magelang.
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya
(Husaini Usman, 2003: 119). Sedangkan dalam pengertian yang lain Hipotesis
adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang
diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran
yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1995: 71)
Dari pengertian diatas maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah model STAD (Student Team-Achievement
Divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
operasi bilangan bulat mata pelajaran matematika kelas IV MI Ma'arif Grabag I,
kec Grabag, kab. Magelang tahun pelajaran 2009/2010.
-
2. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
penulis membandingkan:
a. Perkembangan nilai ratarata dari post test siklus I, post test siklus II, semakin
baik nilai rata- rata tersebut berarti semakin meningkat kemampuan siswa
dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
b. Peningkatan yang signifikan nilai pelajaran matematika dari semester satu
(sebelum di lakukan Tindakan Kelas) dengan nilai matematika sesudah di
lakukan Tindakan Kelas (siklus I, dan siklus II). Berarti semakin meningkat
nilai rata-rata matematika, maka semakin meningkat kemampuan siswa dalam
melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
c. Peningkatan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM, berarti semakin
meningkat prosentasenya maka semakin meningkat kemampuan siswa dalam
melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan
manfaat yang berguna bagi perorangan maupun institusi / lembaga :
1. Bagi Guru :
Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini guru akan
mengetahui segala kekurangan yang ada dalam dirinya dan dapat dipergunakan
sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk proses pembelajaran berikutnya.
-
2. Guru lain :
Dengan membaca laporan penelitian tindakan kelas ini akan mendapat
gambaran yang jelas tentang bagaimana meningkatkan kemampuan meneliti dan
memperbaiki proses pembelajarannya.
3. Bagi Siswa:
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
4. Bagi sekolah:
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berguna untuk
perbaikan proses pembelajaran di sekolah itu sendiri khususnya dan sekolah lain
pada umumnya.
F. Definisi Operasional
1. Operasi Bilangan Bulat
Operasi bilangan bulat terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Dalam penelitian tindakan kelas ini operasi bilangan bulat yang
dibahas adalah hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
a. Mengenal bilangan bulat.
Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5 .disebut bilangan cacah.
Sedangkan 1, 2, 3, 4, 5 .disebut bilangan asli. Bilangan cacah adalah
gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli. Bilangan bulat negatif adalah
lawan dari bilangan asli dan bilangan nol. Jadi bilangan bulat positif adalah
-
sebutan lain dari bilangan asli. Sehingga dapat dijelaskan bahwa contoh
bilangan bulat yang dimaksud adalah . -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Berarti pada bilangan bulat terdiri dari ;
1) Bilangan yang bertanda negative (.., -3, -2, -1) yang selanjutnya
disebut bilangan bulat negatif.
2) Bilangan (0) nol dan
3) Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3 ...) yang selanjutnya
disebut bilangan bulat positif.
b. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
1). Di dalam penjumlahan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah
bagaimana kita dapat menjumlahkan dua buah bilangan bulat dengan
pendekatan yang semi abstrak dan sebaran penjumlahannya yang
mencakup:
a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Contoh; 2 + 5 =.
b) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh; 2 + (-5) = .
c) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh: (-2) + 5 = ..
d) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh: (-2) + (-5)
2). Di dalam pengurangan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah
bagaimana kita dapat melakukan pengurangan dua buah bilangan bulat
-
dengan pendekatan yang semi abstrak dan sebaran pengurangannya yang
mencakup:
a) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Contoh; 2 - 5 =.
b) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh; 2 - (-5) = .
c) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh: (-2) - 5 = ..
d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh: (-2) - (-5).
Dengan membahas operasi bilangan bulat pada
penjumlahan dan pengurangan sesuai dengan uraian diatas, maka
dapat ditarik delapan macam contoh variasi soal. Sehingga siswa
harus lebih teliti dan konsentrasi didalam melakukan operasi bilangan
bulat.
2. STAD (Student Team Achievement Divisions).
Menurut Slavin dalam (Isjoni, 1995: 74) STAD (Student Team
Achievement Divisions) merupakan tipe cooperatif learning yang menekankan
pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai potensi
yang maksimal.
-
Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD (Student
Team-Achievement Divisions) dapat dilalui atau disajikan melalui lima tahapan
yang meliputi:
a. Tahap penyajian materi.
b. Tahap kegiatan kelompok
c. Tahap tes individual.
d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu dan
e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.
Melalui tahapan tersebut maka suasana kelas akan lebih hidup dan
siswa tidak merasa jenuh disaat melakukan proses belajar mengajar.
3. Jenis permainan yang digunakan dalam kegiatan kelompok adalah
a. Alat peraga manik-manik dengan pendekatan konsep himpunan
Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang
terbuat dari kertas yang apabila sisi diameternya digabungkan akan
membentuk lingkaran penuh. Pemanfaatan alat ini menggunakan konsep
menggabungkan dan memisahkan dua himpunan. Alat ini biasanya terdiri
dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan positif (misal
biru), sedangkan warna lainnya untuk menandakan warna negatif
(misalnya kuning).
Dalam alat ini, bilangan nol (netral) diwakili oleh dua buah manik-
manik dengan warna yang berbeda yang dihimpitkan pada sisi
diameternya, sehingga membentuk lingkaran penuh dalam dua warna.
Nilai netral ini dipergunakan pada saat kita akan melakukan operasi
-
pengurangan a b dengan b > a atau b < 0. selanjutnya dalam
menggunakan alat peraga ini (dalam hal ini untuk melakukan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan) harus memperhatikan beberapa
prinsip kerjanya, yaitu:
Dalam operasi hitung, proses penggabungan dalam konsep
himpunan dapat diartikan sebagai penjumlahan, sedangkan proses
pemisahan dapat diartikan sebagai pengurangan. Berarti, kalau kita
menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik
lain sama halnya dengan melakukan penjumlahan. Namun demikian ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penjumlahan:
1) Jika a > 0 dan b > 0, maka sejumlah manik-manik digabungkan
ke dalam kelompok manik-manik lain yang warnanya sama.
2) Jika a > 0 dan b < 0 atau sebaliknya, maka sejumlah manik-manik
yang mewakili bilangan positif digabungkan ke dalam kelompok
manik-manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya dilakukan
proses penghimpitan diantara kedua kelompok manik-manik tersebut
agar ada yang menjadi lingkaran penuh. Tujuannya untuk mencari
sebanyak-banyaknya kelompok manik-manik yang bernilai nol.
Melalui proses ini akan menyisakan manik-manik yang tidak
berpasangan, inilah yang merupakan hasil penjumlahan.
Selanjutnya kalau kita melakukan proses pemisahan sejumlah
manik-manik keluar ke luar dari kelompok manik-manik, maka sama
-
halnya dengan melakukan pengurangan. Namun demikian, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pengurangan, yaitu:
a) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a > b, maka pisahkan secara langsung
sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok manik-manik yang
berjumlah a.
b) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a < b, maka sebelum memisahkan sejumlah
b manik-manik yang nilai bilangannya lebih besar dari a, terlebih
dahulu harus digabungkan dahulu sejumlah manik-manik yang bersifat
netral ke dalam kelompok manik-manik a, dan banyaknya tergantung
pada seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.
c) Jika a > 0 dan b < 0, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-
manik yang nilainya negatif, terlebih dahulu harus digabungkan
sejumlah manik-manik yang bersifat netral dan banyaknya tergantung
dari besarnya bilangan pengurangnya. ( b ).
d) Jika a < 0 dan b > 0, maka sebelum melakukan proses pemisahan
sejumlah b manik-manik yang bernilai positif dari kumpulan manik-
manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu harus digabungkan
sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam kumpulan manik-
manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa besarnya bilangan b.
e) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a > b, maka sebelum melakukan proses
pemissahan sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih kecil dari
a, terlebih dahulu harus dilakukan proses penggabungan sejumlah
manik-manik yang bersifat netral ke dalam kumpulan manik-manik a,
-
dan banyaknya tergantung dari seberapa kurangnya manik-manik yang
akan dipisahkan.
f) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a < b, maka secara langsung sejumlah
manik-manik b dipisahkan keluar dari kelompok manik-manik yang
berjumlah a.
b. Permainan tangga gor garis bilangan
Alat ini lebih cenderung merupakan alat permainan matematika,
dan digunakan untuk mengenalkan atau melakukan operasi hitung dasar
pada sistem bilangan bulat. Gor garis bilangan terbuat dari kertas duplek
memanjang. Pada potongan duplek tersebut dibuat skala yang berurutan
dan jarak antar skalanya sama. Alat ini disebut tangga gor garis bilangan,
sebab pada saat menggunakannya, siswa harus meniti dengan engklek (
bahasa jawa) gor berskala tersebut. Siswa melakukan loncatan-loncatan
maju ataupun mundur diatas gor garis bilangan dan setiap loncatannya
mengandung makna atau mewakili bilangan-bilangan yang dioperasikan.
Namun bila dirasa kesulitan mendapatkan kertas duplek, siswa dapat
membuat lapangan gor garis bilangan tersebut langsung di atas tanah atau
dihalaman sekolah. Sehingga memungkinkan setiap anak atau kelompok
dapat melakukan permainan.
Seperti halnya dalam alat peraga manik-manik, maka pada saat
menggunakan alat peraga gor garis bilangan, harus pula memperhatikan
prinsip kerja permainan ini. Prinsip kerja yang harus diperhatikan dalam
-
melakukan operasi hitung penjumlahan maupun pengurangan dengan
menggunakan permainan ini adalah sebagai berikut:
1) Posisi awal siswa harus berada pada skala nol.
2) Jika bilangan pertama bertanda positif, maka siswa menghadap
bilangan positif dan kemudian melangkah ke skala yang sesuai dengan
besarnya bilangan pertama tersebut. Jika bilangan pertamanya negatif,
maka siswa tetap menghadap bilangan positif, kemudian melangkah
mundur ke skala sesuai dengan besarnya bilangan pertama tersebut.
3) Bila operasi penjumlahan, maka siswa tetap menghadap bilangan
positif, tapi bila operasi pengurangan, maka siswa berbalik arah.
4) Jika bilangan yang kedua positif maka siswa bergerak maju, jika
negatif, maka siswa bergerak mundur ke skala sesuai dengan besarnya
bilangan kedua tersebut.
5) Skala terakhir yang ditempati siswa itulah sebagai hasil dari
penjumlahan atau pengurangan.
G. Metode penelitian.
1. Rancangan Penelitian.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas artinya penelitian yang
dilakukan mempunyai ruang lingkup tindakan guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar sebagai objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:5).
-
Alasan dipilihnya penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan
hasil pembelajaran terutama pada pelajaran matematika pada materi operasi
bilangan bulat (penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat).
Model yang digunakan adalah mulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I I Pelaksanaan
Pengamatan
?
-
2. Subyek Penelitian
Adapun subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas IV MI
Ma'arif Grabag I, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Adapun lokasi
penelitiannya adalah di Madrasah Ibtidaiyah Grabag I Jalan Raya Candi Umbul
Kauman, Grabag Kab. Magelang Telp. (0293) 711118. Siswa yang diteliti
berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
Latar belakang orang tua sangat heterogen mulai dari petani, buruh tani, pedagang,
pegawai negeri dll.
Dasar pertimbangan pemilihan subyek yakni perlunya penerapan tindakan
penelitian ini terhadap pembelajaran matematika pada operasi bilangan bulat
khususnya pada siswa kelas IV semester II.
Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari awal
bulan Desember 2009 mulai dari pembuatan proposal sampai dengan akhir bulan
Januari 2010.
3. Langkah-Langkah
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan persiapan perangkat
pembelajaran yang berupa:
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi
belajar mengajar dikelas dan
-
4) Menyusun alat evaluasi.
b. Tindakan
Dalam hal ini guru menyusun tindakan terhadap pelaksanaan
kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat kemampuan
belajar siswa.
2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode yang
sesuai dan menarik perhatian siswa.
3) Guru menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa tidak
merasa bosan.
4) Didalam tindakan ini peneliti melakukan simulasi pelaksanaan,
menyiapkan alat pendukung/ sarana lain yang diperlukan, memberikan
tugas dan lain sebagainya..
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, guru menggambarkan obyek yang diamati.
adapun cara pengamatannya yaitu :
1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan
yang telah diterapkan.
2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan.
-
d. Refleksi
Tahap refleksi, merupakan bagian terpenting sebagai perenungan
mengenai keberhasilan dan atau kegagalan yang ada, baik dengan prosedur,
alat, pelaku, sumber informasi dan cara analisisnya. Tahap ini untuk
mengetahui apakah tindakannya yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan atau tidak dan juga sebagai bahan untuk merancang perencanaan
selanjutnya.
4. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau
karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi (Iqbal Hasan, 2002: 17).
Adapun di dalam pengumpulan data peneliti menggunakan:
a. Observasi atau pengamatan.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang sikap dan
respon siswa setelah diadakan pre tes dan postes. Observasi atau pengamatan
adalah cara pengumpulan data dengan terjun langsung dan melihat langsung ke
lapangan (laboratorium), terhadap obyek yang diteliti (populasi). Pengamatan
disebut juga penelitian lapangan.
b. Tes
Penulis mengadakan tes yaitu pre-tes dan pos-tes dalam setiap siklus
yang harus dikerjakan oleh para siswa.
c. Dokumentasi.
Sebagai titik awal atau patokan keberhasilan, peneliti menggunakan
dokumen berupa nilai matematika siswa (populasi) pada semester satu.
-
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka teknik analisis yang akan digunakan adalah
dengan menggunakan analisis inverensial. Dan untuk mengetahui kenaikan yang
signifikan peneliti menggunakan rumus t-test.
Untuk mengetahui besarnya nilai rata-rata untuk data kuantitatif yang
terdapat dalam sebuah sampel atau populasi yang dihitung peneliti menggunakan
rumus mean. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut. (Husaini Usman, 2003:
89)
x =
1
1
n
x
Keterangan; x = rata-rata x 1x = jumlah seluruh nilai x 1 1n = jumlah anggota sampel. Dalam menghitung atau menguji perbedaan mean antara siklus satu
dengan siklus yang lainnya adalah menggunakan Varian dengan rumus
sebagai berikut (Hartono, 2004: 116):
SD =
22
n
x
n
x
SD 2 = n
X 21 - 2
1
n
x
Keterangan: SD = standar deviasi
-
1x = jumlah nilai dari populasi
n = jumlah atau banyaknya populasi
Untuk mengetahui adanya perubahan yang signifikan tersebut
menggunakan t-test sebagai berikut:
2
22
1
21
21
nSD
nSD
t
Setelah data diolah dengan rumus tersebut diatas kemudian
ditafsirkan mengunakan analisis deskriftif.
6. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN : Dalam bab ini berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, dan metode penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA: Dalam bab ini berisi uraian tentang teori
belajar, karakteristik anak usia SD, strategi belajar matematika, operasi bilangan
bulat, STAD (Student Team Achievement Divisions), dan operasi bilangan bulat
melalui STAD dengan teknik permainan.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN : Dalam bab ini berisi tentang
profil madrasah, pelaksanaan penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN : Pada bab ini berisi tentang
uraian hasil dan pembahasan pra siklus, siklus I dan siklus II.
BAB V PENUTUP : Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan
dan sikap (Martinis Yamin, 2005: 97). Sedangkan belajar menurut Burton dalam
(Uzer Usman, 1993: 4) adalah sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Dapat diterangkan pula bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar akan lebih
baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik (Sardiman, 1994: 22).
Proses belajar dengan mengedepankan partisipasi aktif dari peserta didik
akan menjadikan suasana kelas lebih hidup. Peserta didiklah yang mendominasi
proses belajar di kelas dan guru bertindak sebagai fasilitator.
Pembelajaran yang cocok untuk diterapkan di usia anak SD/MI adalah
menggunakan metode mengajar yang bisa mengantarkan siswa untuk berfikir
konkrit. Masa siswa yang masih dalam taraf berfikir abstrak, sehingga seorang
guru harus bisa menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bantuan
-
media lain. Sehingga peserta didik akan mudah mencerna pelajaran atau maksud
pesan yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga dengan demikian siswa akan
memiliki konsep yang jelas terhadap materi yang disampaikan.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Thomas F Staton dalam (Sardiman, 1994: 39) faktor
psikologis dalam kegiatan belajar adalah:
a. Motivasi
Motivasi adalah keinginan atau dorongan untuk belajar. Seseorang akan
berhasil dalam belajar jika pada dirinya terdapat keinginan untuk belajar.
Adapun fungsi motivasi adalah:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi tujuan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan.
b. Konsentrasi
Konsentrasi adalah memusatkan segenap perhatian pada suatu situasi
belajar. Unsur motivasi sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan
perhatian.
c. Reaksi
-
Didalam belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan
mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan kecermatan untuk
menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana disampaikan oleh pengajarnya.
Jadi orang yang belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala
panca inderanya secara optimal.
d. Organisasi
Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan,
menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu
kesatuan pengertian. Untuk membantu siswa agar cepat dapat
mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam fikirannya maka diperlukan
perumusan tujuan yang jelas dalam belajar.
e. Pemahaman
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan fikiran. Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang
meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu maka skill
pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.
B. Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar.
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang
bermain, selalu bergerak, bekerja sama atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa
ingin melaksanakan atau merasakan sendiri
Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tapi mengasikkan.
Bermain adalah medium dimana, si anak mencobakan diri bukan saja dalam
fantasinya tapi juga benar nyata secara aktif (Conny R Semiawan. 2008: 21)
-
Pada semua usia, minat memainkan peranan yang penting dalam kehidupan
seseorang dan punya dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Sepanjang masa
kanak-kanak minat menjadi sumber motivasi kuat untuk belajar (Elisabeth B
Hurlock, 1978: 114).
Kreativitas adalah memandang sebagai kreasi sesuatu yang baru dan orisinal
secara kebetulan, sebagaimana seseorang anak yang bermain dengan balok-balok
kayu dan kemudian anak menyebutnya rumah.
Dengan memahami arti bermain bagi anak, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa bermain adalah suatu kebutuhan bagi anak. Dengan merancang pelajaran
tertentu untuk dilakukan sambil bermain maka anak belajar sesuai dengan tuntutan
taraf perkembangannya.
C. Strategi Belajar Matematika.
Kecerdasan metematika logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan
dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Dari logika timbul pemikiran
ilmiah. Begitu pentingnya kecerdasan matematis logis bahkan tanpa kepekaan
terhadap bilangan seseorang juga tidak dapat memahami ekonomi, politik dan sosial
yang penting seperti anggaran pemerintah. Dengan menggunakan logika sebagai
dasarnya, pemikiran ilmiah telah benar-banar mengubah dunia kita (Andang Ismail,
2004: 61)
Semakin banyak berbuat, maka semakin bergunalah aktivitas tersebut bagi
usaha pengembangan kepribadiannya. Usia anak antara 8-12 tahun sangat aktif
dinamis dan segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat
perhatian anak. Lagi pula minatnya banyak tertuju pada macam-macam aktifitas.
-
Siswa yang sudah termotivasi secara otomatis akan semakin maksimal
didalam mengikuti proses belajar mengajar dikelas. Siswa akan merasa leluasa karena
pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Ada tiga variabel penting
yang saling ketergantungan yang bertumpu pada teori pembelajar sekolah yaitu
(Benjamin S Bloom, 1976: 8)
1. The extent to which the student has already learned the basic prerequisites to the
learning to be accomplished. (Keluasan yang mana para siswa sudah mempelajari
prasarat dasar terhadap pembelajaran yang tercapai )
2. The extent to which the student is (or can be) motivated to engage in the learning
process. (Tingkat keluasan siswa yang termotivasi untuk berlatih proses belajar)
3. The extent to which the instructions to be given appropriate to the learner.
(Keluasan yang mana instruksi yang diberikan sosok dengan si pembelajar)
Dengan melihat point diatas maka untuk bisa mempelajari dengan maksimal
maka perlu adanya persiapan yang kuat dari peserta didik. Faktor kesiapan tersebut
diantaranya adalah motivasi untuk berlatih dan juga peserta didik siap dalam
menerima instruksi yang diberikan oleh pendidik.
Sehingga dengan demikian didalam mempelajari matematika peserta didik
harus memahami konsep yang ada seperti rumus-rumus matematika. Selain itu
strategi yang paling penting adalah banyak berlatih dengan sungguh-sungguh.
D. Operasi Bilangan Bulat
Dalam hal ini operasi bilangan bulat yang dibahas adalah terbatas pada
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
-
1. Mengenal bilangan bulat.
Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5 .disebut bilangan cacah. Sedangkan 1,
2, 3, 4, 5 .disebut bilangan asli. Bilangan cacah adalah gabungan dari bilangan
nol dan bilangan asli. Bilangan bulat adalah lawan dari bilangan asli dan bilangan
nol. Jadi bilangan bulat positif adalah sebutan lain dari bilangan asli. Sedangkan
bilangan bulat negatif adalah lawan dari bilangan bulat positif. Sehingga dapat
dijelaskan contoh bilangan bulat adalah . -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Berarti pada bilangan bulat terdiri dari ;
4) Bilangan yang bertanda negatif (-1, -2, -3) yang selanjutnya disebut
bilangan bulat negative.
5) Bilangan (0) nol dan
6) Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3 ...)
2. Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
a. Didalam penjumlahan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah bagaimana
kita dapat menjumlahkan dua buah bilangan bulat dengan pendekatan yang
semi abstrak dan sebaran penumlahannya yang mencakup:
1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Contoh; 2 + 5 =.
2) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh; 2 + (-5) = .
3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh: (-2) + 5 = ..
4) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negative.
-
Contoh: (-2) + (-5)
b. Di dalam pengurangan bilangan bulat yang akan dijabarkan adalah bagaimana
kita dapat malakukan pengurangan dua buah bilangan bulat dengan pendekatan
yang semi abstrak dan sebaran pengurangannya yang mencakup
1) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Contoh; 2 - 5 =.
2) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh; 2 - (-5) = .
3) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh: (-2) - 5 = ..
4) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negative.
Contoh: (-2) - (-5)
E. STAD (Student Team Achievement Divisions)
STAD (Student Team Achievement Divisions) merupakan salah satu model
pembelajaran dari cooperatif learning. Model ini dikembangkan oleh Slavin, dan
merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 74)
1. Teknik yang digunakan dalam model STAD adalah sebagai berikut
a. Guru memberikan penjelasan. Maksudnya adalah guru menerangkan materi
baru, memberi contoh cara mengerjakan soal baru, meragakan keterampilan
baru dsb. Misalnya pelajaran baru matematika mengenai bilangan bulat.
-
b. Murid belajar dalam tim atau kelompok. Dalam kelompok ini murid-murid
secara bersama memperdalam atau memperluas pelajaran, berlatih bersama
(bekerja sama) dll. Jadi dalam tahap ini guru harus menyediakan tugas yang
harus dikerjakan oleh semua kelompok.
c. Tes akhir sesi. Dalam tahap ini tentunya tidak ada lagi kerjasama.
d. Penilaian dan pemberian penghargaan. Tes akhir sesi dikoreksi, yang
nantinyadiberitahukan kepada seluruh siswa dan ada pemberian bonus atau
penghargaan kepada tim terbaik.
2. Keuntungan menggunakan STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah
a. Siswa saling mendukung dan membantu.
Gagasan utama dari STAD (Student Team Achievement Divisions)
adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu
satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru (Robert
E Slavin, 2009: 12). Jadi didalam STAD (Student Team Achievement Divisions)
ada suatu kerjasama yang konstruktif artinya setiap individu berusaha
membantu individu lain untuk saling meninggikan derajat kemanusiaannya
masing-masing. Hal tersebut tercermin dalam sebuah dalil naqli sebagai
berikut:
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al Maidah; 2)
b. Adanya pemerataan kesempatan sukses yang sama.
-
Karakteristik unik dari metode pembelajran tim siswa adalah
penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan
yang sama untuk kontribusi dalam timnya. Didalam kerja kelompok siswa
memiliki kesempatan yang sama karena tujuan cooperative learning model
STAD adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan dan ketidak ampuannya.
(Isjoni, 2009: 40). Sehingga untuk mencapai sukses tersebut setiap siswa dalam
kelompok harus ada rasa saling menghargai dan menghormati. Dalil naqli yang
menunjuk pada kewajiban tersebut adalah (Salim Bahreisj, 1986: 291)
...
...
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berlaku baik terhadap tetangga, ...... dan barang siapa beriman kepada allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau diam saja. (H.R.Muslim)
c. Siswa lebih aktif.
Cooperative learning model STAD lebih mengedepankan pendekatan
student centered (berpusat pada siswa) sehingga siswa lebih aktif melakukan
kegiatan belajar, sedangkan posisi guru adalah sebagai pembimbing, yang
mengarahkan kegiatan belajar dan sebagai fasilitator dalam pelaksanaannya dan
lain sebagainya. Jadi dengan pendekatan ini, maka guru lebih efisien dalam
penggunaan waktu dan tenaga. Karena setelah mendengarkan penjelasan dari
guru, siswa bekerjasama dengan kelompoknya masing-masing.
d. Siswa lebih kreatif.
-
Dengan melakukan penyesuaian diri antar anggota kelompoknya maka
siswa akan melakukan aksi dan reaksi dengan tujuan yang jelas. Sehingga akan
timbul suatu kreasi untuk menghadirkan potensi masing-masing siswa. Didalam
kelompok siswa yang merasa mampu akan membimbing siswa lain yang
kurang mampu sehingga siswa akan belajar lebih maksimal. Hal-hal seperti itu
Rasulullah saw juga telah mengubah sikap dan pola pikir masyarakat menjadi
masyarakat belajar, sehingga berkembang menjadi masyarakat ilmu yang mau
dan mampu menghargai nilai-nilai ilmiah (Chabib Thoha, 1996:12).
e. Adanya rasa percaya diri pada diri sendiri.
Melalui STAD (Student Team-Achievemen Divisions) siswa akan
merasa senang dan semangat untuk melakukan kerja kelompok sehingga akan
menumbuhkan rasa percaya diri pada diri sendiri. Di dalam kerja kelompok
tersebut siswa yang kurang aktif akan semakin aktif karena bantuan dari teman
yang ainnya. Dengan kerja kelompok tersebut maka teman yang bisa, akan
semakin penting kedudukannya terhadap teman yang laninya. Selain itu siswa
yang lain semakin percaya diri dan tidak merasa ragu untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas kepada temannya. Allah telah memberinya potensi untuk
dapat mengembangkan kreativitas dan menemukan kebenaran.
Dalam alqur'an surat Al Mujadilah ayat 11 Allah berfirman.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad (Q.S. Al Mujadilah:11)
-
F. Operasi bilangan bulat melalui STAD (Student Team Achievement-
Divisions) dengan teknik permainan.
Operasi hitung bilangan bulat baru diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar
di kelas IV. Pada masa ini siswa masih dalam taraf berpikir operasional konkret,
berarti pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan mental anak
usia antara 10-11 tahun.
Banyak persoalan yang muncul pada sistem bilangan bulat bagi siswa sekolah
dasar kelas IV, misalkan waktu mereka akan melakukan operasi hitung seperti: 4 + (-
7); (-6) + 9; (-3) (-6); 2 7; dan sebagainya. Persoalan yang muncul berkaitan
dengan soal-soal tersebut adalah bagaimana memberikan penjelasan atau cara
menanamkan pengertian operasi tersebut secara konkret, karena kita tahu bahwa pada
umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret menuju hal-hal yang
bersifat abstrak. Variasi model pembelajaran yang digunakan untuk mengarahkan
peserta didik berfikir realistis diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Alat peraga manik-manik dengan pendekatan konsep himpunan
Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang apabila
sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Pemanfaatan
alat ini menggunakan konsep menggabungkan dan memisahkan dua himpunan.
Alat ini biasanya terdiri dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan
positif ( misal hitam ), sedangkan warna lainnya untuk menandakan warna
negatif ( misalnya merah ).
Dalam alat ini, bilangan nol ( netral ) diwakili oleh dua buah manik-
manik dengan warna yang berbeda yang dihimpitkan pada sisi diameternya,
-
sehingga membentuk lingkaran penuh dalam dua warna. Nilai netral ini
dipergunakan pada saat kita akan melakukan operasi pengurangan a b dengan b
> a atau b < 0. selanjutnya dalam menggunakan alat peraga ini (dalam hal ini
untuk melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan) harus
memperhatikan beberapa prinsip kerjanya, yaitu:
Dalam operasi hitung, proses penggabungan dalam konsep himpunan
dapat diartikan sebagai penjumlahan, sedangkan proses pemisahan dapat
diartikan sebagai pengurangan. Berarti, kalau kita menggabungkan sejumlah
manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain sama halnya dengan
melakukan penjumlahan. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses penjumlahan:
a. Jika a > 0 dan b > 0, maka sejumlah manik-manik digabungkan ke dalam
kelompok manik-manik lain yang warnanya sama.
b. Jika a > 0 dan b < 0 atau sebaliknya, maka sejumlah sejumlah manik-manik
yang mewakili bilangan positif digabungkan ke dalam kelompok manik-
manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya dilakukan proses
penghimpitan diantara kedua kelompok manik-manik tersebut agar ada
yang menjadi lingkaran penuh. Tujuannya untuk mencari sebanyak-
banyaknya kelompok manik-manik yang bernilai nol. Melalui proses ini akan
menyisakan manik-manik yang tidak berpasangan, inilah yang merupakan
hasil penjumlahan.
-
Misalkan 3 + (-5) = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan, bentuk
operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja penjumlahan nomor (b), yaitu
dengan proses kerja sebagai berikut:
1) Tempatkan 3 buah manik-manik yang bertanda positif ke dalam papan
peragaan. Hal ini untuk menunjukan bilangan positif 3.
2) Tambahkanlah ke dalam papan peragaan tersebut, manik-manik yang bertanda
negatif sebanyak 5 buah, yang menunjukkan bilangan kedua dari operasi
tersebut, yaitu -5
3) Lakukan pemetaan antara manik-manik yang bertanda positif dengan yang
bertanda negatif dengan tujuan untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan
yang bersifat netral (bernilai nol)
4) Dari hasil pemetaan pada langkah (c) di atas, maka akan ada 3 pasang manik-
manik yang membentuk lingkaran penuh ( bersifat netral ). Jika pasangan
manik-manik ini dikeluarkan, maka dalam papan peragaan terlihat ada 2 buah
manik-manik yang berwarna merah ( bernilai -2 ). Peragaan ini menunjukkan
kepada kita bahwa 3 + (-5) = -2
Selanjutnya kalau kita melakukan proses pemisahan sejumlah manik-
manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan
pengurangan. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan proses pengurangan, yaitu:
a) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a > b, maka pisahkan secara langsung sejumlah b
manik-manik-manik keluar dari kelompok manik-manik yang berjumlah a.
-
b) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a < b, maka sebelum memisahkan sejumlah b
manik-manik yang nilai bilangannya lebih besar dari a, terlebih dahulu harus
digabungkan dahulu sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam
kelompok manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa
kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.
c) Jika a > 0 dan b < 0, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik
yang nilainya negatif, terlebih dahulu harus digabungkan sejumlah manik-
manik yang bersifat netral dan banyaknya tergantung dari besarnya bilangan
pengurangnya. ( b ).
d) Jika a < 0 dan b > 0, maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b
manik-manik yang bernilai positif dari kumpulan manik-manik yang bernilai
negatif, terlebih dahulu harus digabungkan sejumlah manik-manik yang
bersifat netral ke dalam kumpulan manik-manik a, dan banyaknya tergantung
pada seberapa besarnya bilangan b.
e) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a > b, maka sebelum melakukan proses pemisahan
sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih kecil dari a, terlebih dahulu
harus dilakukan proses penggabungan sejumlah manik-manik yang bersifat
netral ke dalam kumpulan manik-manik a, dan banyaknya tergantung dari
seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.
f) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a < b, maka secara langsung sejumlah manik-manik
b dipisahkan keluar dari kelompok manik-manik yang berjumlah a.
-
Misalkan: 3 5 = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan bentuk
operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja nomor (b) bagian pengurangan,
yaitu dengan proses kerja sebagai berikut:
1) Tempatkan 3 buah manik-manik yang bertanda positif ke dalam papan
peragaan (untuk menunjukkan bilangan positif 3 ).
2) Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan yaitu oleh bilangan
positif 5, maka seharusnya kita memisahkan dari papan peragaan tersebut
manik-manik yang bertanda positif sebanyak 5 buah. Namun untuk sementara
pengambilan tidak dapat dilakukan, karena manik-manik yang ada hanya 3
buah.
3) Agar pemisahan dapat dilakukan, maka kita perlu menambahkan 2 pasang
manik-manik netral (2 buah manik-manik yang bertanda positif dan 2 buah
manik-manik bertanda negatif ) dan letaknya dihimpitkan ke dalam papan
peragaan.
4) Setelah melalui proses tersebut, dalam papan peragaan terlihat ada 5 buah
manik-manik yang bertanda positif dan 2 manik-manik yang bertanda negatif.
Selanjutnya kita dapat memisahkan ke 5 buah manik-manik bertanda positif
keluar dari peragaan.
5) Dari hasil pemisahan tersebut, di dalam papan peragaan sekarang terdapat 2
buah manik-manik yang bertanda negatif (bernilai -2). Hal ini menunjukkan
kepada kita bahwa 3 5 = -2.
Berdasarkan proses kerja dari kedua peragaan di atas, secara
realistik penggunaan alat peraga ini dapat memperlihatkan perbedaan proses
-
untuk mendapatkan hasil dari operasi hitung dalam sistem bilangan bulat yang
berbentuk a + (-b) dan a b, sekaligus memperlihatkan pula secara nyata
keberlakuan konsep a - b = a + (-b). Penggunaan peraga ini dapat
dimanfaatkan untuk melatih pola ( logika ) berpikir siswa dalam memahami
suatu persoalan.
2. Permainan gor garis bilangan
Alat ini lebih cenderung merupakan alat permainan matematika, dan
digunakan untuk mengenalkan atau melakukan operasi hitung dasar pada sistem
bilangan bulat. Gor garis bilangan terbuat dari kertas duplek memanjang. Pada
potongan duplek tersebut dibuat skala yang berurutan dan jarak antar skalanya
sama. Alat ini disebut gor garis bilangan, sebab pada saat menggunakannya,
siswa harus meniti dengan engklek (bahasa jawa) gor berskala tersebut. Siswa
melakukan loncatan-loncatan maju ataupun mundur diatas gor garis bilangan
dan setiap loncatannya mengandung makna atau mewakili bilangan-bilangan
yang dioperasikan. Namun bila dirasa kesulitan mendapatkan kertas duplek,
siswa dapat membuat lapangan gor garis bilangan tersebut langsung di atas tanah
atau dihalaman sekolah. Sehingga memungkinkan setiap anak atau kelompok
dapat melakukan permainan.
Seperti halnya dalam alat peraga manik-manik, maka pada saat
menggunakan alat peraga gor garis bilangan, harus pula memperhatikan prinsip
kerja permainan ini. Prinsip kerja yang harus diperhatikan dalam melakukan
operasi hitung penjumlahan maupun pengurangan dengan menggunakan
permainan ini adalah sebagai berikut:
-
a. Posisi awal siswa harus berada pada skala nol.
b. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka siswa menghadap bilangan
positif dan kemudian melangkah ke skala yang sesuai dengan besarnya
bilangan pertama tersebut. Jika bilangan pertamanya negatif, maka siswa tetap
menghadap bilangan positif, kemudian melangkah mundur ke skala sesuai
dengan besarnya bilangan pertama tersebut.
c. Bila operasi penjumlahan, maka siswa tetap menghadap bilangan positif, tapi
bila operasi pengurangan, maka siswa berbalik arah.
d. Jika bilangan yang kedua positif maka siswa bergerak maju, jika negatif,
maka siswa bergerak mundur ke skala sesuai dengan besarnya bilangan kedua
tersebut.
e. Skala terakhir yang ditempati siswa itulah sebagai hasil dari penjumlahan atau
pengurangan.
Misalkan: -3 + (-5) = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan bentuk
operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja sebagai berikut:
1) Dari 0, siswa melangkah mundur 3 satuan ke arah bilangan negatif. Hal ini
menunjukkan bilangan pertamanya ( -3 ).
2) Karena operasi hitungnya mengenai penjumlahan, yaitu oleh bilangan (-5),
berarti siswa harus melangkah mundur sebanyak 5 satuan dari posisi -3. Dan
ternyata berhenti di skala -8.
3) Posisi akhir pada langkah kedua tepat berada di atas skala -8, dan ini
menunjukkan hasil dari -3 + (-5). Jadi -3 + (-5) = -8
-
Misalkan: -3 (5) = ... ? Untuk menjalankan proses peragaan bentuk
operasi ini harus mengacu pada prinsip kerja sebagai berikut:
1) Dari 0, siswa melangkah mundur 3 satuan ke arah bilangan negatif. Hal ini
menunjukkan bilangan pertamanya ( -3 ).
2) Karena operasi hitungnya berupa pengurangan, maka siswa berbalik arah.
3) Karena bilangan pengurangnya adalah positif (5), berarti siswa harus
melangkah maju sebanyak 5 satuan dari posisi (-3). Dan ternyata berhenti di
bilangan (-8).
4) Posisi akhir pada langkah ketiga tepat berada di atas bilangan -8, dan ini
menunjukkan hasil dari -3 (5). Jadi -3 (5) = (-8)
Misalkan: -3 (-5) = ... ? Prinsip kerja permainannya adalah sebagai
berikut:
1) Dari 0, siswa melangkah mundur 3 satuan ke arah bilangan negatif. Hal ini
menunjukkan bilangan pertamanya ( -3 ).
2) Karena operasi hitungnya berupa pengurangan, maka siswa berbalik arah.
3) Karena bilangan pengurangnya adalah negatif (-5), berarti siswa harus
melangkah mundur sebanyak 5 satuan dari posisi (-3). Dan ternyata berhenti
di bilangan 2.
4) Posisi akhir pada langkah ketiga tepat berada di atas bilangan 2, dan ini
menunjukkan hasil dari -3 (-5). Jadi -3 (-5) = 2
-
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari awal bulan
Desember 2009 mulai dari pembuatan proposal sampai dengan akhir bulan Januari 2010
yaitu penyusunan laporan ini. Adapun jadwalnya adalah sebagai berikut
Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Pelaksanaan
1. Penyusunan Proposal 1 6 Desember 2009
2. Permohonan ijin penelitian di MI Ma'arif
Grabag I
8 Desember 2009
3. Pelaksanaan Penelitian
Pra siklus 4 Januari 2010
Siklus I 9 Januari 2010
Siklus II 23 Januari 2010
4. Penyusunan Laporan 23- 31 Januari 2010
5. Penandatanganan skripsi oleh dosen
pembimbing
8 Februari 2010
Tabel 1 Jadwal kegiatan
A. PROFIL MADRASAH
1. Identifikasi Madrasah :
Nama : Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I
NSM : 111233080258
Status : Terakreditasi B
-
SK. No.Kw. 114/4/PP/03.2/623.8.191/2005
Alamat : Jalan Candi Umbul Grabag
Telepon : (0293) 3148107
Nama yayasan : Yayasan Ma'arif
Nomor SK : 24/5/88/IV/93
Tahun berdiri : 1976
Status tanah : Hak milik dan sertifikat sendiri.
Visi, Misi dan Tujuan Madrasah. :
a. Visi
Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I sebagai lembaga pendidikan dasar
berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua
peserta didik, lembaga pengguna lulusan Madrasah dan masyarakat dalam
melakukan visinya Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I juga diharapkan
merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah
Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi
berikut:
"Terwujudnya Madrasah Yang Melahirkan Generasi Qur'ani, Kreatif,
Inovatif, Terampil dan Mandiri."
Indikator visi;
1) Terwujudnya peserta didik yang mampu membaca Al Qur'an dengan baik
dan benar (tartil)
-
2) Terwujudnya peserta didik yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun
Sunnah.
3) Terwujudnya peserta didik yang santun dalam bertutur dan berperilaku.
4) Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi akademik dan non
akademik sebagai bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan
atau hidup mandiri.
a. Misi
1) Menciptakan lingkungan belajar yang kreatif, menantang, menyenangkan,
dan terintegrasi dalam rangka mewujudkan visi.
2) Memberdayakan seluruh potensi peserta didik dan ragam kecerdasan agar
berprestasi maksimal secara intelektual, emosional dan spiritual.
b. Tujuan Pendidikan Madrasah.
Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag
I adalah memberikan bekal kemampuan dasar "baca, tulis dan menghitung"
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa, memberikan
bekal pengetahuan dasar tentang agama Islam dan pengamalannya sesuai
dengan tingkat perkembangan anak untuk mengikuti jenjang yang lebih
dengan penekatan integral learning serta KBM diselenggarakan dengan model
full day school.
2. Data tenaga pendidik dan kependidikan.
-
Tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I yang ada pada
tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 orang guru PNS
dan 10 orang guru.
NO. NAMA NIP PENDIDIKAN
TERAHIR
JABATAN
1. Subandi, S.PdI 150418149 S.I Kepala
madrasah
2. Asfiyatun, S.Ag 150266397 S.I Guru
3. M.Sumardi, S.PdI 150139725 S.I Guru /
bendahara
4. Nurul hikmah, S.Ag S.I Guru
5. Anni Baroroh, S.Ag S.I Guru
6. Farida Himawati,
S.PdI
S.I Guru
7. Fatkhul Mujib, A.Ma D II Guru
8. Puji Hartono, A.Ma D II Guru /
Sekretaris
9. M.Wildan, S.Ag S.I Guru
10. Darul Hikmah, A.Ma D II Guru
11. Uswatun H, A.Ma D II Guru
12. Mudjiburrahman MAN Guru
13. Mursidi, A.Ma D II Guru
Tabel 2 Data tenaga pendidik dan kependidikan
a. Data jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010
Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2009/ 2010 berjumlah 198 siswa
dengan rincian sebagai berikut:
-
NO. KELAS JUMLAH SISWA
1. 1 46
2. 2 42
3. 3 35
4. 4 25
5. 5 29
6. 6 21
JUMLAH 198
Tabel 3 Data jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010
b. Daftar siswa kelas IV Mi Ma'arif Grabag I, Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang.
NO NAMA JENIS KELAMIN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
M. KHAMDANI ABDURAHMAN KHAIRUL AMAL ZEN M. IRFANI RIFAN PAMUNGKAS NISA'US SYIFA KHOLID UMAR CANTIKA AMALIA RISKI AHMAD NAWAWI FEBRIYANTO TAUFIQ SEPTIANIGRUM M. NAJID JAUHAR ARZAQI YULIA SINTIAWATI SIROJUDIN MUSTOFA R. MUWALIDIL MAHMUDAH M. MAULANA SANTOSA FAJAR HASANI ARSYIQOTUL MAGHFIRAH REZA AULIYAWAN ASNA ALFIANA APRILIANTI AL KHUSNA EKA SAPUTRA TSINIYATUL ARSYI FILHAQI MUHAMMAD RIJAL ALI
L L L L P L P L L P L P L P L L P L P P L P L
-
c. Susunan Komite Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I
No Nama Jabatan
1. Puswito, BA Pelindung I
2 Mursidi Pelindung II
3 KH. Zainal Mustofa, Lc Penasihat I
4 KH. Abdurrahman, Penasihat II
5 KH.M.sholikin, Lc Penasihat III
6 Rohmad hadi S,M.Hum Ketua I
7 Aslahudin,S.Sos Ketua II
8 H.Mursidi Amin Bendahara I
9 Drs. Asrori Bendahara II
10 Ahmad saifudin, S Thl Sekretaris I
11 Puji hartono, A.Ma Sekretaris II
12 Marsudi, A.Ma Bid. Pendidikan
13 H Sutrisno Bid. Pendidikan
14 Drs. Muslih Bid. Pendidikan
15 Mahfud, S.Ag Bid. Pendidikan
16 Agus marzuki. S.Ag Bid. Pendidikan
17 H. Masturi Bid. Humas
18 Wahdatudin, S.Ag Bid. Humas
19 H. Ihsanudin Bid. Humas
20 H. Islahudin Bid. Pembangunan
21 Tolchah Mansur Bid. Pembangunan
22 Drs. Fauzan Bid. Pembangunan
23 Rohmat Efendi Bid. Pembangunan
24. IZZUL HAQ TAUFIQURRAHMAN L
-
24 Nasrodin Bid. Pembangunan
25 H. Dumaeri Bid. Keamanan
26 Sarmadi Bid. Keamanan
27 Hasan Bid. Keamanan
28 Taufiq Arifudin Bid. Keamanan
Tabel 5 Susunan Komite Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I
d. Fasilitas.
1) Gedung lantai 2 (sertifikat milik sendiri).
2) Lab. Computer.
3) Aula.
4) Mushola.
5) Sarana olahraga.
6) Perpustakaan.
7) Koperasi sekolah.
8) Unit Kesehatan Sekolah.
e. Program Unggulan
1) Lab Komputer.
2) Madin.
3) Kaligrafi
4) Bahasa arab
5) Bahasa inggris
6) Hafalan Juz Amma.
7) Seni rebana
-
8) Olahraga
9) Pramuka.
f. Prestasi
1) Juara 1 Mapel Bahasa Indonesia Depag Kab Magelang Tahun
2002.
2) Juara 1 lomba mapel PAI Depag se kab Magelang tahun 2005.
3) Juara 1 lomba kaligrafi Depag kab Magelang tahun 2002.
4) Juara 2 lomba Porseni Pidato Bahasa Jawa Depag kab Magelang
tahun 2005.
5) Juara 2 murotal tingkat Diknas kab Magelang tahun 2005.
6) Juara 3 mapel Matematika tingkat Depag keb Magelang tahun
2005.
7) Juara harapan 2 mapel Bahasa Arab Depag kab Magelang tahun
2005.
8) Lulusan terbaik tingkat Madrasah se Kecamatan Grabag sampai
sekarang.
9) Juara 1 Tennis Meja se kecamatan Grabag tahun 2005.
10) Juara 1 lomba Gerak Jalan Putri se kecamatan Grabag tahun 2005.
B. Pelaksanaan penelitian.
1. Pra siklus
Pelaksanaan awal sebelum diadakannya Penelitian Tiindakan Kelas adalah
peneliti mengambil data nilai matematika siswa pada semester I. Kemudian
-
mengadakan pre tes dan pos tes terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan siswa kelas IV MI Ma'arif Grabag I. Patokan awal yang digunakan
adalah nilai KKM sebesar 5,0. Dan mean semester I sebesar 55,21.
2. Pelaksanaan siklus I.
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP.
2) Menyiapkan instrument penelitian
3) Menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, manik-manik
setengah lingkaran.
4) Menyiapkan format evaluasi pre tes maupun post tes.
5) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan menggunakan
manik- manik
6) Kelompok yang nilainya terbaik akan mendapatkan hadiah
bintang sebagai tanda pemenang.
7) Kriteria ketuntasan adalah jika terjadi peningkatan yang
signifikan antara nilai matematika (semester sebelumnya) dan
sesudah diterapkannya model STAD.
b. Tindakan
1) Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa
memasuki materi yang akan diajarkan.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Guru Menjelaskan materi bilangan bulat.
4) Guru mempraktekkan penggunaan manik-manik didepan kelas.
-
5) Kelas dibagi menjadi 5 kelompok masingmasing beranggotakan
5 siswa.
6) Perwakilan dari masing-masing kelompok mempraktekkan
penggunaan manik-manik didepan kelas dengan panduan dari
guru dan siswa yang lain ikut memperhatikan
7) Setiap kelompok akan menerima soal penjumlahan dan pengurangan yang
harus diselesaikan bersama dalam diskusi kelompok.
8) Ketua kelompok (siswa yang sudah faham) membimbing temannya yang
belum faham.
9) Setiap kelompok bersama-sama menyelesaikan tugas diskusi
dengan permainan manik-manik.
10) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru bertindak sebagai
pembimbing dan pemandu. ke setiap kelompok dan sekaligus melakukan
pengamatan atas partisipasi anggota kelompok
11) Guru bersama siswa mengoreksi tugas diskusi didepan kelas.
12) Guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai
terbaik sebagai tanda pemenang.
13) Guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas.
14) Guru memberikan pos tes sebelum mengakhiri siklus I.
c. Pengamatan
1) Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat
-
pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan
instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa.
2) Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran.
3) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.
d. Refleksi
1) Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan
maksimal, terlihat 2 kelompok (Melati dan Jeruk) dari 5 kelompok belum
menyelesaikan tugas secara tepat waktu dari guru.
2) Siswa masih banyak merasa belum siap menerima pelajaran.
3) Kurangnya ketelitian dari siswa didalam menuliskan antara tanda positif
dan tanda negatif didalam menjawab soal dari guru.
4) Sebagian siswa masih kurang percaya diri untuk menanyakan hal yang
belum jelas kepada teman sekelompoknya
5) Kurangnya kerjasama antar anggota kelompok, sehingga diskusi hanya
dikuasai oleh siswa tertentu dimasing-masing kelompok.
6) Antusias siswa masih kurang, sehingga proses belajar mengajar kurang
maksimal.
7) Dengan melihat hasil tersebut, maka perlu diadakannya siklus selanjutnya.
3. Pelaksanaan siklus II.
a. Perencanaan
1) Guru menyusun RPP.
2) Menyiapkan instrument penelitian.
-
3) Menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, angka-angka yang
terbuat dari kertas berwarna, untuk membedakan antara bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif.
4) Menyiapkan format evaluasi pre tes maupun post tes.
5) Mengembangakan skenario pembelajaran dengan menggunakan
permainan tangga gor garis bilangan.
b. Tindakan
1) Guru menjelaskan materi bilangan bulat dengan menggunakan
permainan tangga gor garis bilangan.
2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masingmasing beranggotakan 5
siswa.
3) Tiap kelompok akan menerima soal penjumlahan dan pengurangan yang
harus diselesaikan bersama dalam diskusi kelompok dihalaman sekolah.
4) Setiap kelompok menyelesaikan tugas diskusi dengan permainan
tangga gor garis bilangan.
5) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru bertindak sebagai pembimbing
dan pemandu, ke setiap kelompok dan sekaligus melakukan pengamatan
atas partisipasi anggota kelompok.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk menanyakan
hal-hal yang belum jelas.
7) Guru memberikan pos tes sebelum mengakhiri siklus II.
c. Pengamatan
-
1) Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran
dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrument
pengamatan pembelajaran guru dan siswa.
2) Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran.
3) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.
d. Refleksi
1) Antusias siswa dalam mempraktekkan tugas kelompok sangat baik, terlihat
sebagian besar siswa berani mencoba permainan tersebut untuk
menemukan hasil yang sesungguhnya.
2) Ketelitian dari siswa sudah baik didalam menuliskan antara tanda positif
dan tanda negatif didalam menjawab soal dari guru.
3) Sebagian besar siswa semakin percaya diri untuk menanyakan hal yang
belum jelas kepada teman sekelompoknya maupun kepada guru sehingga
kerjasama antar anggota kelompok berjalan dengan maksimal.
4) Dari siklus ke-2 ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
permainan tangga gor garis bilangan proses belajar mengajar siswa sangat
maksimal, sehingga kegiatan tidak perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pra siklus.
Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan pengamatan
awal terhadap aktifitas siswa dan refleksi guru / peneliti pada proses pembelajaran
mata pelajaran matematika dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan
siswa sebelum pelaksanaan tindakan kelas.
Kemudian peneliti mengambil nilai mata pelajaran matematika pada semester I
(nilai sebelum dilakukan Tindakan Kelas) nilai KKM adalah sebesar 5,0 yang akan
dijadikan sebagai data awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui
peningkatan atau perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada
materi pokok, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil pengamatan dan
penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut:
Data nilai semester I
No Nama Nilai 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
M .Khamdani A
Khairul Amal Zen
M. Irfani
Rifan Pamungkas
Nisa'us Syifa
Kholid Umar
Cantika Amalia Riski
40
66
52
50
47
57
53
-
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Ahmad Nawawi
Febriyanto Taufiq
Septianigrum
M. Najid Jauhar A
Yulia Sintiawati
Sirojudin Mustofa
R.Muwalidil M
M. Maulana Santosa
Fajar Hasani
Arsyiqotul M
Reza Auliyawan
Asna Alfiana
Aprilianti Al Khusna
Eka Saputra
Tsiniyatul Arsyi F
Muhammad Rijal
Izzul Haq T
68
79
35
65
64
42
80
68
56
49
62
46
56
47
61
22
60
Rata-rata 55,21
Pada nilai pra siklus tersebut terlihat bahwa rata-rata kelas sebesar 55,21.
Pencapaian nilai KKM adalah sebanyak 16 siswa (66,67%). Hasil tersebut yang akan
menjadi patokan siklus I dan siklus II.
B. Siklus I
1. Data nilai pra siklus dan siklus I
No Nama NILAI
Pra siklus(x 1 ) (x 1)2 Siklus I
(x 2 ) (x 2 )
2
1.
2.
M .Khamdani A
Khairul Amal Zen
40
66
1600
4356
100
80
10000
6400
-
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
M. Irfani
Rifan Pamungkas
Nisa'us Syifa
Kholid Umar
Cantika Amalia R
Ahmad Nawawi
Febriyanto Taufiq
Septianigrum
M. Najid Jauhar A
Yulia Sintiawati
Sirojudin Mustofa
R.Muwalidil M
M. Maulana S
Fajar Hasani
Arsyiqotul M
Reza Auliyawan
Asna Alfiana
Aprilianti Al K
Eka Saputra
Tsiniyatul Arsyi F
Muhammad Rijal
Izzul Haq T
52
50
47
57
53
68
79
35
65
64
42
80
68
56
49
62
46
56
47
61
22
60
2704
2500
2209
3249
2809
4624
6241
1225
4225
4196
1764
6400
4624
3136
2401
3844
2116
3136
2209
3721
484
3600
70
80
60
60
80
70
80
60
40
80
60
80
80
40
60
80
50
40
60
70
40
80
4900
6400
3600
3600
6400
4900
6400
3600
1600
6400
3600
6400
6400
1600
3600
6400
2500
1600
3600
4900
1600
6400
Jumlah 1x =1325 ( 1x ) 2 =77273 2x=1600
( 2x ) 2
=107040
2. Pembahasan siklus I
a. Banyaknya siswa yang telah memenuhi nilai KKM pada siklus I adalah 20
dari 24 siswa (sebesar 83, 33%). Itu berarti dengan dilaksanakannya siklus I
telah terjadi peningkatan prosentase siswa yang memenuhi nilai KKM sebesar
16, 67%.
b. - Besarnya mean siklus I dan pra siklus adalah
-
x =
1
1
n
x
= 24
1600
= 66, 67
- Besarnya mean pada pra siklus adalah
x =
1
1
n
x
= 24
1325
= 55, 21
c. Pengujian perbedaan mean antara nilai pra siklus dan nilai siklus I
Varian nilai pra siklus dan siklus I adalah
1x = 1325 21x = 77.273 n = 24 2x = 1600 22x = 107040
SD = n
X 21 - 2
1
n
x
SD 21 = n
X 21 - 2
1
n
x
= 24273.77
-
24
1325 2
= 3219, 71 ( 2,55 1) 2 = 3219, 71 3048, 14
-
= 171, 57
SD 22 = n
X 22 - 2
2
n
x
= 24
040.107 -
24
1600 2
= 4460 (66, 67) 2 = 4460 4444, 89 = 15, 11 Nilai t antara nilai semester I dan siklus I adalah