UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN...

126
UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN METODE DEMONTRASI MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK MAHMUDAH KELAS IV SEMESTER I DI MI MIFTAHUL ULUM KARANGWOTAN PUCAKWANGI PATI TAHUN PERIODE 2010-2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: HARYANTO NIM 093111293 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN

METODE DEMONTRASI MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK MAHMUDAH KELAS IV SEMESTER I

DI MI MIFTAHUL ULUM KARANGWOTAN PUCAKWANGI PATI

TAHUN PERIODE 2010-2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

HARYANTO

NIM 093111293

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Haryanto

NIM : 093111293

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Prodi : Kualifikasi SI

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 20 Juni 20011

Yang menyatakan

Haryanto NIM. 093111293

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax. (024)7601295,7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan: Judul UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA

DENGAN METODE DEMONTRASI MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK MAHMUDAH KELAS IV SEMESTER I DI MI MIFTAHUL ULUM KARANGWOTAN PUCAKWANGI PATI TAHUN PERIODE 2010-2011

Nama : Haryanto NIM : 093111293 Jurusan : PAI Program Studi : Kualifikasi SI Telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh dewan penguji fakultasTarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu pendidikan agama islam.

Semarang, 24 Juni 2011

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

iv

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

v

ABSTRAK

Judul : UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA

DENGAN METODE DEMONTRASI MATA PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK MAHMUDAH KELAS

IV SEMESTER I DI MI MIFTAHUL ULUM KARANGWOTAN

PUCAKWANGI PATI TAHUN PERIODE 2010-2011

Nama : Haryanto

NIM : 093111293

Skripsi ini membahas pelaksanaan tindakan kelas yang dilaksanakan di MI

Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati. MI Miftahul Ulum Karangwotan

Pucakwangi merupakan satu-satunya MI Negeri yang ada di Kota Pati. Kajian ini

dilatarbelakangi oleh adanya tingkat kedisiplinan siswa yang rendah. Studi ini

dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) bagaimanakah kediplinan siswa

yang terjadi? (2) apakah metode hukuman mampu meningkatkan kedisiplinan

siswa?. Permasalahan tersebut dibahas melalui pelaksanaan tindakan kelas.

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Karangwotan

Pucakwangi Pati. Sebagai subyek penelitian ini adalah kelas VI tahun ajaran

2010/2011. Data penelitian tindakan kelas ini diperoleh dengan cara wawancara

dengan guru kelas VI, dan guru Mapel yang mengajar di kelas tersebut, observasi

dan studi dokumentasi. Semua data dianalisa dengan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kediplinan siswa MI Miftahul

Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati mengalami penurunan lebih-lebih yang

berkaitan dengan proses pembelajaran. Banyak siswa yang terlambat masuk kelas,

di dalam kelas banyak siswa yang hanya bermain atau dengan istilahnya “gojek”

tatkala diberi pelajaran, terhadap pekerjaan rumah juga demikian siswa

mengerjakannya tatkala masuk ke kelas. Siswa banyak yang menyontek, meminta

jawaban kepada siswa lain tatkala mengerjakan ulangan. (2) Setelah diadakannya

tindakan dengan penerapan kedisiplinan dengan menggunakan hukuman melalui

pemberian poin terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan siswa dimana dari

akumulasi jumlah poin pelanggaran tersebut siswa yang melanggar mendapatkan

jenis hukuman seperti membaca surat pendek, menulis surat pendek, menghafal

asmaul husna, dan menghafalkan surat pendek, maka kediplinan siswa mengalami

peningkatan yang signifikan. (3) Tingkat ketidakdisiplinan siswa mengalami

penurunan bahkan hanya ada satu siswa yang masih melakukan indisipliner. (4)

Hukuman ini bisa dilaksanakan pada sekup yang lebih luas yaitu madrasah secara

umum dengan pembuatan peraturan yang disetujui oleh semua komponen

madrasah yang kemudian menjadi peraturan madrasah.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

vi

TRSNSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf arab Latin dalam skripsi ini

berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan kata sandang

[al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

ا a ض d}

{t ط b ب

{z ظ t ت

‘ ع \s ث

g غ j ج

f ف {h ح

q ق kh خ

k ك d د

l ل \z ذ

m م r ر

n ن z ز

و s س w

h ه sy ش

‘ ء {s ص

y ي

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan

bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada

semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara

khusus penulis sampaikan kepada :

1. Bapak dan Ibu yang selalu memberi do’a restu serta kakak dan adik tercinta.

2. Dr. Sudja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan

dengan baik, selama masa penelitian

3. Drs. Miswari, M. Ag selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan sekripsi ini.

4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5. MI Miftahul Ulum Karangwotan, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati.

6. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

Kepada mereka semua, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a

semoga budi baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan

berlipat ganda dari Allah SWT.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

viii

Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam

menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Semarang, juni 2011

Penulis

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

TRANSLITERASI ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Penegasan Istilah ............................................................................. 6

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 10

Bab II : LANDASAN TEORI .......................................................................... 11

A. Etika Pergaulan .............................................................................. 11

1. Dimensi Sosial Insught ............................................................ 11

2. Dimensi Sosial Sensitivity ....................................................... 15

3. Dimensi Social Comunication ................................................. 17

B. Metode Demonstrasi ...................................................................... 17

1. Pengertian Metode Demonstrasi .............................................. 17

2. Tujuan Metode Demonstrasi .................................................... 18

3. Fungsi Metode demonstrasi................................................... .. 19

4. Aspek-aspek dalam Metode Demonstrasi ................................ 20

5. Syarat-syarat Penggunaan Metode Demonstrasi................ ...... 20

6. Langkah-langkah Demonstrasi................................................. 21

7. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ..................... 22

C. Hasil Belajar ................................................................................... 24

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

x

1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 24

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 25

3. Aspek-aspek Hasil Belajar ....................................................... 27

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran PAI ............ 29

E. Kajian Pustaka yang Relevan ......................................................... 34

F. Hipotesis Tindakan......................................................................... 35

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 37

A. Metode Penelitian……………………………………………….. 37

B. Indikator Penelitian…………………………………………….. 46

C. Tekhnik Pengumpulan Data....................................................... 46

D. Metode Analisis Data................................................................ 48

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN ................................................. 53

A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................. 53

B. Hasil Penelitian .............................................................................. 54

1. Hasil Penelitian Pra siklus ........................................................ 54

C. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 56

D. Hasil Penelitian Siklus II ................................................................ 62

E. Pembahasan .................................................................................... 67

1. Siklus I ..................................................................................... 67

2. Siklus II .................................................................................... 68

BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 71

A. Simpulan ........................................................................................ 71

B. Saran-saran ..................................................................................... 72

C. Penutup ........................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran. Di

dalam PBM terdapat kunci-kunci bagaimana supaya seorang guru dalam

mengajar peserta didik bisa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengajar

maupun oleh lembaga yang terkait. Dalam PBM juga ada yang dinamakan

metode, media dan pendekatan dalam pembelajaran, semua ini adalah

bertujuan bahwa pesan yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar

mengajar bisa di terima oleh anak dengan baik dan bisa menghasilkan tujuan

yang optimal.

Seorang guru atau pendidik hendaknya mampu memilih dan

menggunakan pola atau cara pembelajarannya dengan baik dan benar

sehingga dalam hal ini, seorang guru maupun anak didik dapat memperoleh

kondisi belajar yang lebih rilek, meningkatkan semangat dan konsentrasi

dalam proses belajar mengajar. Di mulai dari hal inilah, peneliti tertarik

mengadakan penelitian terhadap penerapan metode demonstrasi terkait

sebagai upaya meningkatkan etika pergaulan siswa.

Sementara itu, anak sekolah dasar dan madrasah membutuhkan

pembelajaran secara langsung dalam setiap pembelajarannya, sebagaimana

diungkapkan oleh Edga Dale yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa

belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam

belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya.1

Dengan demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa

seorang guru, orang luar yang sengaja diminta, atau siswa sekali pun dapat

1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,

1999), hlm. 45

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

2

memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses, misalnya bagaimana cara

bekerjanya sebuah printer. Metode Demonstrasi adalah sebuah metode yang

bersifat Ekspositori atau metode belajar yang bersifat memberi dan menerima

(guru memberi ilmu kepada murid). Metode ini cukup efektif karena

membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu

proses atau peristiwa tertentu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak dari

pihak guru.

Dengan metodologi eksperimen, dimaksudkan bahwa guru atau siswa

mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan

itu. Jika dalam metode demonstrasi, keaktifan lebih banyak dari pihak guru,

metode eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan

untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab

I pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”2.

Dari rumusan tersebut dapat dinyatakan bahwa tujuan dari pendidikan

salah satunya adalah mempertinggi akhlak mulia (budi pekerti luhur). Hal ini

membuktikan bahwa pemerintah sangat mengharapkan kepada lembaga

pendidikan manapun di Indonesia untuk membantu terwujudnya program

tersebut sehingga akan terbentuk generasi Indonesia yang mempunyai budi

pekerti luhur. Sejalan dengan konsep Islam, maka pendidikan budi pekerti

merupakan hal yang sangat penting. Dalam Islam budi pekerti sering disebut

dengan akhlak. Karena secara etimologi arti kata budi pekerti3 dan akhlak

4

2 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 4 3 Budi pekerti artinya tingkah laku, perangai, akhlak (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. I, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 170

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

3

itu sama, keduanya hanya berbeda sumber bahasanya saja. Kata akhlak

berasal dari bahasa arab, sedangkan budi pekerti berasal dari bahasa

Indonesia. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khulk yang berarti

budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat5. Dalam ensiklopedi

pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan

(kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari

sikap jiwa yang benar terhadap kholiknya dan sesama manusia6.

Pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi

atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari

situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah

tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi

timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal

pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya7.

Pembinaan akhlak mulia harus ditanamkan kepada seluruh lapisan dan

tingkatan masyarakat, mulai dari tingkat atas sampai ke lapisan bawah. Dari

lapisan atas itulah yang pertama wajib memberikan tauladan yang baik pada

masyarakat dan rakyatnya. Tetapi manakala para pemimpin memberikan

contoh yang buruk, maka akan berlaku pepatah: “kalau guru kencing berdiri,

murid akan kencing berlari. Andaikata guru kencing berdiri, niscaya murid

akan kencing menari-nari”8. Orang pintar yang tak berakhlak (budi pekerti

yang luhur) akan berbahaya namun orang yang berbudi pekerti luhur tetapi

tidak pintar juga kurang berguna. Itulah manusia yang akan menyelamatkan

dirinya, keluarga, bangsa, dan negaranya. Namun untuk mencapai yang

demikian, tidak bisa dibiarkan tumbuh sesukanya. Ia perlu tuntunan yang

4 Akhlak artinya budi pekerti, kelakuan, (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 2, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th,)

hlm.17 5 Asmaran, As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet.

III, hlm. 1 6 Ibid, hlm. 2

7 Ibid, hlm. 2

8 Ibid.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

4

disebut sebagai pendidikan. Ki Hadjar Dewantara mengibaratkan pendidikan

itu sebagai pemeliharaan bagi tumbuh berkembangnya tanaman9.

Untuk mencapai manusia Indonesia yang berkualitas yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, menurut Dr. Zakiyah Daradjat

hanya mungkin lewat pendidikan agama.10

Pendidikan agama yang meliputi qur'an dan hadits, Aqidah dan Akhlak,

fiqih dan sejarah kebudayaan Islam di madrasah yang dijadikan landasan

pengembangan nilai spiritual, jika dilakukan dengan baik maka kehidupan

masyarakat akan lebih baik.

Pendidikan Aqidah Akhlak di MI sebagai bagian integral dari

pendidikan, agama, memang bukan satu-satunya faktor yang memerlukan

dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara

substansial mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperhatikan nilai-nilai

keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-

hari.

Pendidikan Aqidah dan Akhlak adalah upaya sadar dan berencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan

mengimani Allah SWT, dan menaati-Nya dalam perilaku Akhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk

dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada Aqidah di satu

sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut

agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

Pergaulan anak dengan lingkungan sosial (teman sebaya), juga

berpengaruh terhadap perhatian anak dalam melaksanakan ajaran agamanya.

Jika teman-temannya pergi mengaji, mereka akan ikut mengaji, temanya rajin

9 Ki Hadjar Dewantara, Karya Bagian I, Pendidikan, (Yogyakarta: MLPTS, 1977), hlm.

20 10

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Mental, (Jakarta : Bulan

Bintang, 1982), Cet. IV, hlm. 27

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

5

salat jamaah ke masjid atau mushola juga akan turut serta pergi ke tempat

ibadah tersebut. Untuk itu, harus ada kontrol dari orang tua dalam mengamati

pergaulan anaknya. Sebab apabila kelompok anaknya, merupakan kelompok

yang tidak baik, dikhawatirkan akan mempengaruhi moralitas anak kearah

negatif.

Al-Ghazali menegaskan bahwa usaha untuk melatih anak-anak agar

mereka memperoleh akhlak yang mulia termasuk hal yang amat penting.

Seorang anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah swt kepada orang

tuanya. Hatinya yang suci adalah bagaikan mutiara yang yang belum

dibentuk. Karena itu, dengan mudah saja ia menerima segala bentuk rekayasa

yang ditujukan kepadanya. Jika dibiasakan melakukan kebaikan dan

menerima pengajaran yang baik, ia akan tumbuh dewasa dalam keadaan baik

dan bahagia, dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Dan kedua orang

tuanya, gurunya serta pendidikannyapun ikut pula menerima pahala yang

disediakan baginya. Tetapi jika dibiasakan kepadanya perbuatan yang buruk

atau ditelantarkan seperti halnya hewan yang berkeliaran tak menentu,

niscaya ia akan sengsara dan binasa, dosanya akan dipikul juga oleh kedua

orang tuanya, walinya atau siapa saja yang bertanggung jawab atas

pendidikannya.11

Oleh karena seorang anak siap menerima pengaruh apapun dari orang

lain, maka pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini sekali. Sejak awal anak

harus dihindarkan dari lingkungan yang jelek dan mesti diasuh dan disusui

oleh wanita yang shalihah, kuat dalam melaksanakan ajaran agama, dan tidak

makan kecuali yang halal saja.12

Kemudian pada saat kemampuan

membedakan antara yang baik dan buruk (tamyiz) mulai muncul dalam diri

anak, perhatian harus lebih ditingkatkan lagi untuk memastikan bahwa ia

mengaitkan nilai kebaikan dengan hal-hal yang memang baik dan nilai

keburukan kepada hal-hal yang memang buruk (asosiasi nilai).

11

Al-Ghazali, Ihya Al-Ghazali, Terj. Ismail Ya’kub, (Jakarta: Cv. Faisan, 1986, Jilid

IV), hal. 193 12 Ibid

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

6

Apabila dasar dari keagamaan telah sedikit dan dilupakan maka akan

terjadi banyak kejahatan dan tindak kriminal yang merugikan banyak orang.

Begitu pula tayangan yang ada di layar kaca (televisi) sekarang ini banyak

yang kurang bahkan tidak mendidik sama sekali, dan hal itu yang sekarang

menjadi trend dan banyak ditiru oleh kalangan anak-anak bahkan orang

dewasa sekalipun.

MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati mempunyai peserta

didik yang cukup banyak, maka tugas guru dalam mendidik terkait dengan

etika pergaulan siswa sangatlah penting. Dalam rangka hal itulah, di MI ini

banyak memberikan pembelajaran akidah akhlak banyak menggunakan

metode demonstrasi.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran di MI

Miftahul Ulum Karang Wotan Pucakwangi Pati dengan menggunakan metode

demonstrasi, siswa dapat aktif mengambil bagian bereksperimen untuk dirinya

sendiri. Siswa tidak hanya melihat seseorang menyelesaikan sesuatu

eksperimen tetapi juga dengan melakukan langsung ia mernperoleh

kepandaian-kepandaian yang diperlukan. Selain itu, siswa mendapat

kesempatan yang sebesar-besamya untuk melaksanakan langkah-langkah

dalam cara-cara berpikir ilmiah. Ramalan-ramalan atau hipotesa-hipotesa

dapat diuji kebenarannya dengan mengumpulkan data-data hasil observasi

kemudian menafsirkannya dan terakhir siswa membuat

kesimpulan.kesimpulan dari hasil observasi tersebut. Namun hal itu perlu

diteliti dan diuji.

Sehingga dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan etika pergaulan siswa dengan

menggunakan metode demontrasi dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak materi

akhlak mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul Ulum Karangwotan

Pucakwangi Pati periode 2010-2011”.

B. PENEGASAN ISTILAH

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

7

Agar tidak terjadi kesalahanfahaman dalam memahami judul diatas,

maka penulis perlu memberikan penegasan terlebih dahulu mengenai

beberapa istilah pada judul skripsi ini. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Etika

Teori etika adalah gambaran umum rasional mengenai hakekat dan

dasar perbuatan dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang

menentukan klaim bahwa perbuatan dan keputusan tersebut secara moral

diperintahkan dan dilarang. Oleh karena itu penelitian etika selalu

menempatkan tekanan khusus terhadap definisi konsep-konsep etika,

justifikasi, dan penelitian terhadap keputusan moral, sekaligus

membedakan antara perbuatan atau keputusan yang baik dan buruk.13

2. Metode Demonstrasi

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa

Yunani”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang

berarti melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai

tujuan.14

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang

teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan.15

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tata cara melakukan atau

mengerjakan sesuatu.16

Menurut Abdul Ghafir, dalam buku metodologi

pendidikan agama demonstrasi merupakan metode interaktif yang sangat

13 Majid fakhry, Etika Dalam Islam, alih bahasa Zakiyuddin Baidawi, cet. ke-1,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hlm.xv.

14

Armai arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hlm. 40 15

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Bandung:

Balai Pustaka, 1990) hlm. 652 16

Ibid., 221

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

8

efektif dalam membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan

sesuatu dan unsur yang terkandung di dalamnya.17

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang

memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, dimana keaktifan

biasanya lebih banyak pada pihak guru.18

Jadi yang dimaksud metode demonstrasi dalam skripsi ini adalah

pelaksanaan metode dalam pembelajaran Akidah Akhlak melalui proses

demonstrasi yang dilakukan oleh guru akidah akhlak di MI Miftahul Ulum

Pucakwangi Pati kepada peserta didiknya.

3. Aqidah Akhlak

Pengertian aqidah menurut Muslim Nurdin adalah: aqidah berasal

dari kata ”aqada-ya’qidu-aqdan”, yang berarti mengikat atau meyakini.19

Jadi secara bahasa aqidah berarti ikatan atau keyakinan antara manusia

dengan Tuhan. Relevansi kata aqidah berarti yang terpaut dihati, yang

bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Hal ini tidak lain dari apa

yang diyakini oleh hati sebagai ide yang benar (sesuai dengan kenyataan)

atau ide yang baik (menghasilkan kebaikan bila diamalkan).

Sedang menurut istilah sebagaimana hadis Nabi Muhammad

SAW: “Rasulullah SAW bersabda; iman ialah engkau percaya dengan

yakin kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-

utusan-Nya, Hari akhir dan yakin kepada takdir baik dan buruk”. (H. R.

Muslim).20

Jadi kesimpulannya aqidah adalah segala daya dan upaya untuk

memajukan bertumbuhnya aspek keyakinan dalam arti yang sebenarnya

tentang hakekat baik dan buruk. Sedangkan definisi akhlak menurut Al

Ghozali adalah

17

Abdul Ghafir, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 82 18

R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1995), hlm. 107 19

Muslim Nurdin, dkk, Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: Alfabeta, 1993), hlm. 77 20

Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj Al Qusyairi Annisaburry, Shahih Muslim, Juz I,

(Semarang: Thoha Putra, t. th), hlm. 22

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

9

“Khuluq (jamaknya akhlak) adalah ibarat (keterangan) tentang

keadaan yang tertanam dalam jiwa, dari padanyalah timbul perbuatan-

perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan”.21

Dengan demikian yang penulis maksudkan dengan pembelajaran

aqidah akhlak adalah: usaha atau bimbingan secara sadar oleh orang

dewasa terhadap anak didik untuk menanamkan ajaran kepercayaan atau

keimanan terhadap keEsaan Allah SWT, yaitu keyakinan penuh yang

dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan oleh amal

perbuatan.

Selain itu pembelajaran aqidah akhlak adalah salah satu bagian

dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan sebagai

wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada

siswa agar dapat memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran

Islam sehingga dapat membentuk prilaku-prilaku siswa yang sesuai

dengan norma dan syariat yang ada.

4. Siswa Kelas VI

Pengertian siswa berdasarkan UU RI no 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan siswa atau peserta

didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,

dan jenis pendidikan tertentu.22

Jadi, siswa kelas VI yang dimaksud ialah

peserta didik yang tercatat sebagai siswa kelas VI di MI Miftahul Ulum

Karangwotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011.

5. MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi

Pati merupakan tempat penelitian ini dilaksanakan. Madrasah Ibtidaiyah

ini adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang setaraf sekolah dasar

21

Imam Al Ghazali, Ihya’ Ulum Al-Din, Juz III, (Beirut: Darul Fikri, 1997), hlm. 63 22

UU RI no. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Nuansa

Aulia, 2005), hlm. 11.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

10

(SD) di bawah naungan Departemen Agama RI yang beralamat di

Pucakwangi.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penggunaan metode demontrasi dalam mata pelajaran Aqidah

Akhlak materi akhlak mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul

Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011?

2. Adakah peningkatan etika pergaulan siswa dengan menggunakan metode

demontrasi dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak

mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul Ulum Karangwotan

Pucakwangi Pati periode 2010-2011?

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan

ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Psikologi Islam

b. Mampu menambah khazanah keilmuan Psikologi Islam dalam

memberikan pemahaman terhadap diri pribadi yang kaitannya tentang

kekerasan anak dalam lingkungan sosial, dan pola hidup yang Islami.

2. Secara Praktis

a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman orang tua dan

masyarakat dalam mengembangkan emosi positif anak di Pucakwangi

Pati sehingga bisa berakhlak yang baik serta berguna bagi diri sendiri,

agama dan bangsa.

b. Memberi motivasi orang tua agar lebih semangat dalam membimbing

anak di Daerah Pucakwangi Pati sehingga budaya kekerasan pada anak

terkikis demi kemajuan bangsa dan negara.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

11

E. TUJUAN PENELITIAN

Setiap mengadakan suatu penelitian, perlu tujuan yang jelas, agar dapat

memahamkan orang yang akan pembaca, maka peneliti mempunyai tujuan

melakukan penelitian ilmiah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode demontrasi dalam mata

pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak mahmudah kelas IV semester I di

MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011.

2. Untuk mengetahui adakah peningkatan etika pergaulan siswa dengan

menggunakan metode demontrasi dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak

materi akhlak mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul Ulum Karang

Wotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Etika Pergaulan

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metha” dan “Hodos”

metha berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara, jadi metode adalah jalan

atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan1. Ada beberapa metode yang

digunakan dalam pengajaran. Salah satu metode yang digunakan dalam

pengajaran adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode

mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu siswa untuk melihat secara

langsung proses terjadinya sesuatu.

Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode demonstrasi:

a. Tayar Yusuf, demonstrasi berasal dari kata demonstration (to slow) yang

berarti memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu2.

b. Pius A. Partanto, demonstrasi berarti unjuk rasa, tindakan bersama-sama untuk

menyatakan proses pertunjukan mengenai cara penggunaan suatu hal3.

c. Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau

orang lain yang sengaja diminta murid sendiri memperlihatkan pada seluruh

kelas tentang sesuatu proses suatu kaifah melakukan sesuatu4.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang

digunakan adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode

mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk melihat

secara langsung proses terjadinya sesuatu. Metode demonstrasi adalah cara

penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada

1 Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.

40. 2 Tayar Yusuf dkk, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: Raja Grafindo,

1999), hlm. 45. 3 Pius. A. Partanto, dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1990), hlm. 100.

4 Muhammad Zein, Metodologi Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana), hlm. 177.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik

sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.5

Metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana seorang guru atau

orang lain yang sengaja diminta peserta didik sendiri memperlihatkan kepada

seluruh anak di dalam kelas, suatu kaifiyah melakukan sesuatu.6

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi

adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid

sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau

jalannya suatu proses perbuatan tertentu.

2. Tujuan Metode Demonstrasi

Sesuai dengan definisi metode demonstrasi yaitu memperlihatkan,

memperagakan dan mempraktekkan, maka tujuan demonstrasi yaitu anak

diarahkan dan dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu

sebagai hasil dari pengamatan.

Penerapan metode demonstrasi lebih banyak digunakan untuk

memperjelas cara mengerjakan atau kaifiyah suatu proses ibadah, misalnya

wudlu, shalat, haji, dan materi lain yang bersifat motorik.7 Metode demonstrasi

merupakan suatu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat

menguasai pelajaran lebih baik. Metode demonstrasi anak dilatih untuk

menangkap unsur-unsur penting untuk proses pengamatan, maka kemungkinan

melakukan kesalahan sangat kecil bila terus menirukan apa yang telah

didemonstrasikan oleh guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya

berdasarkan penjelasan lisan.

Demonstrasi memiliki makna penting bagi anak antara lain:

a. Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/ dilaksanakan/

diperagakan.

b. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan.

c. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat.

5Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 90

6Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,

1995), hlm. 177 7Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramdani, 2000), hlm. 83

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

d. Membantu mengembangkan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti

dan cermat.

e. Membantu mengembangkan kemampuan menirukan dan pengenalan secara

tepat.8

Metode demonstrasi mempunyai pengaruh terhadap proses belajar peserta

didik dan bertujuan sebagai berikut:

a. Memberikan latihan keterampilan tertentu pada peserta didik.

b. Memudahkan penjelasan dan peserta didik terampil melakukannya.

c. Membantu peserta didik dalam memahami suatu proses secara cermat dan

teliti.9

3. Fungsi Metode Demontrasi

Demonstrasi sebagai suatu metode mengajar tentunya mempunyai fungsi

yang diharapkan dalam proses belajar mengajar antara lain:

a. Memberi gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang suatu

proses atau ketrampilan dalam mempelajari konsep ilmu fiqih dari pada hanya

dengan mendengar penjelasan atau keterangan lisan saja dari guru

b. Menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses atau ketrampilan-

ketrampilan ibadah pada siswa

4. Aspek-Aspek dalam Metode Demonstrasi

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati oleh peserta didik.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti oleh aktivitas peserta

didik.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.

d. Hendaknya dilakukan dalam hal yang bersifat praktis.

e. Beri pengertian dan landasan teori yang akan didemonstrasikan.

f. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.10

5. Syarat-syarat Penggunanan Metode Demonstrasi

8Moeslihaton R., op, cit., hlm. 27

9Basyiruddin Usman, op, cit., hlm. 45-46

10Armai Arief, op, cit., hlm. 190

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki

keahlian mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan

tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan

tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah

mendemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan ketrampilan

seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih. Metode demonstrasi ini

sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti:

Bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang terbaik bagaimana

dapat diketahui kebenarannya? melalui pengamatan induktif.

Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:

a. Manakala pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan kerja,

b. Bila materi pelajaran berupa ketrampilan gerak, petunjuk sederhana untuk

melakukan ketrampilan gerak dengan menggunakan bahsa asing, dan prosedur

melaksanakan suatu kegiatan.

c. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian

kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur

maupun dasar teorinya.

d. Pengajar bermaksud menunjukkan sesuatu standar penampilan.

e. Untuk menumbuh motivasi siswa tentang latihan/praktek yang kita laksanakan.

f. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku, karena

siswa memperoleh gambaran yang jela dari hasil pengamatannya.

g. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.11

Batas-batas metode demonstrasi sebagai berikut:

a. Demonstrasi akan merupakan kegiatan yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.

11

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007), hlm.10-141

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti dengan aktivitas dimana

para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu

pengalaman pribadi.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan secara kelompok. Kadang-kadang,

bila suatu alat dibawa didalam kelas kemudian didemonstrasikan, terjadi

proses yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata.

e. Jika siswa diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu yang banyak, dan

membosankan bagi peserta lain.12

6. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar

metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:

a. Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan

yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.

2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan.

3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri

apakah:

a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta

didik.

b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik

sehingga setiap peserta didik dapat melihat.

c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

b. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.

2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.

12

Ibid, 141-142

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar

demonstrasi mencapai sasaran.

4) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik.

5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan

lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk

mengajukan pertanyaan.

6) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu

menciptakan suasana yang harmonis.

c. Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi

dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa

pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,

mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik

mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah

berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.13

7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

a. Kelebihan metode demonstrasi

1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,

sehingga menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.14

b. Kekurangan metode demonstrasi

1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

2) Memerlukan waktu yang banyak.

3) Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.

13

Ibid., hlm. 192-195 14

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, op, cit., hlm. 91

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

4) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus

dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan.15

Dalam buku Ramayulis menyebutkan kelebihan dan kelemahan metode

demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Kebaikan Metode Demonstrasi

1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada peserta didik

yang diikutsertakan.

2) Pengalaman peserta didik bertambah

3) Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi

pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar,

tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung.

4) Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran

dalam waktu relatif singkat.

5) Dapat memusatkan perhatian anak didik.

6) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih jelas

dan konkrit.

7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa

karena mereka ikut serta berperan secara langsung.

8) Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu belajar.16

b. Kelemahan Metode Demonstrasi

1) Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang cukup.

2) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang

efektif.

3) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.

4) Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik dan

peserta didik.

5) Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif.17

15

Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 90 16

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 282 17

Armai Arif, op. cit., hlm. 192

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.18

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara

keseluruhan yang dimiliki seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik.19

Hasil belajar merupakan penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang

dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau

nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan sikap/tingkah laku

yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.

Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai

(dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata pelajaran

yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula. Hasil belajar dapat

diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang yang melakukan

suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Untuk

mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari kegiatan

pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.20

Suatu proses belajar mengajar

dapat dikatakan berhasil apabila:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh peserta

didik, baik secara individual maupun klasikal.21

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan

menjadi dua kategori. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor

18

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999), hlm. 37 19

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), hlm. 179 20

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.

22 21

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, op, cit., hlm. 106

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar peserta didik.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor

eksternal ini meliputi:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu.

Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif bagi kegiatan belajar seseorang.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang

mempengaruhi proses belajar adalah:

a) kecerdasan/ intelegensi peserta didik

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang mendorong

peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi

keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang,

peristiwa, dan sebagainya.

e) Bakat

Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada

masa yang akan datang.22

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman

sekelas dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Hubungan

yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta

didik untuk belajar lebih baik di sekolah.

b) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik

akan mempengaruhi belajarnya.

c) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.

Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak

rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak bagi aktivitas

belajar peserta didik.

2) Lingkungan non sosial

a) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin

dan suasana yang sejuk dan tenang. Hal tersebut akan membawa pada

kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam

yang tidak mendukung, proses belajar peserta didik akan terhambat.

b) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam,

yaitu:

22

Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm.

19-25

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

(1) Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas

belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

(2) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,

panduan silabi dan lain sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran. Faktor ini hendak disesuaikan dengan usia

perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar

guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik.23

3. Aspek-aspek Hasil Belajar

Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Belajar

tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap dan

keterampilan.

Oleh karena itu proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang

serius dengan melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar

mengajar, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.24

a. Aspek kognitif

Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom

terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan (knowledge), yaitu meliputi menyebutkan, menampilkan, dan

menjelaskan.

2) Pemahaman (comprehension), yaitu meliputi menjelaskan, mengurutkan,

dan memberi contoh.

3) Penerapan (aplication), yaitu meliputi menerapkan, menyerasikan.

4) Analisis (analysis), yaitu pada taraf mampu memahami proses dan cara

kerjanya suatu proses.

5) Sintesis (synthesis), yaitu mampu menyatukan dari berbagai unsur menjadi

satu.

6) Evaluasi (evaluation)25

, yaitu mampu menjawab pertanyaan guru.

b. Aspek afektif

23

Ibid., hlm. 26-28 24

Mudhofir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 64 25

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 57

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat sikap/ emosi

juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma. Dalam aspek

afektif terdiri atas 5 level, yaitu:

1) Penerimaan (receiving/ attending), yaitu memperhatikan, menyimak, dan

mendengarkan.

2) Penanggapan (responding), yaitu dengan mengajukan pertanyaan, dan

menjawab pertanyaan.

3) Penilaian (valuing), yaitu dengan ditandai penerimaan terhadap nilai yang

diperoleh.

4) Pengorganisasian (organizing), yaitu dengan memilah-milah nilai yang

diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik.

5) Karakteristik (characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter

seseorang.26

c. Aspek psikomotorik

Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan

gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang

dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu. Sampson membagi aspek ini

menjadi lima level, yaitu:

1) Kesiapan (set), yaitu dengan menyiapkan alat untuk demonstrasi, kesiapan

dalam menerima pelajaran.

2) Meniru (imitation), yaitu dengan melakukan sesuatu sesuai dengan contoh

yang diamati.

3) Membiasakan (habitual), yaitu dapat melakukan sesuatu tanpa melihat

contoh.

4) Menyesuaikan (adaption), yaitu dapat menguasai garakan-gerakan

tertentu.

5) Menciptakan (Origination), yaitu sudah sampai pada taraf mahir, dapat

membuat variasi sendiri.27

26

Ibid, hlm. 66 27

Ibid, hlm. 69

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak bisa

dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan tiga

aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan pembelajaran.

Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang

peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang

khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan

pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran PAI

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada peserta

didik, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan. Pemberian kecakapan

dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan proses pembelajaran,

dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan metode-metode tertentu, cara inilah

yang sering disebut metode pembelajaran.

Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang efektif dan

efisien sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode, diharapkan makin

efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Sebuah metode pembelajaran harus mampu diterima peserta didik dengan

baik, metode mengajar harus disajikan seefektif mungkin agar peserta didik dapat

mudah menerima materi pelajaran.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode

demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif,

karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran dan membantu

peserta didik untuk mudah menerima materi pembelajaran.

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang digunakan

guru bila bahan ajarnya berupa keterampilan motorik yang berkaitan dengan proses

kerja sesuatu. Sebagai contoh dalam pembelajaran shalat lebih tepat apabila

menggunakan metode demonstrasi, sebab dengan guru memperagakan atau

mempraktekkan shalat kemudian peserta didik menirukan hasilnya akan lebih efektif

dan mudah dipahami oleh peserta didik. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi

Muhammad SAW ketika mengajarkan shalat kepada para sahabatnya.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

عه أبى قالبة قال حدثىا مالك قال اتىا الى الىب صلى اهلل عل سلم وحه شببة متقاربن فأقمىا عىدي عشرىا

رحما رفقا فلما ظه اوا قد اشتىا الىا ا قدشتقىا سألىا عمه ما للة كان رسل اهلل صلى اهلل عل سلم

تركىا بعدوا فأخبرواي قال ارجعا الى الكم فأقما فم علمم مرم ذكر اشاء احفظا صلا كما

(راي البخاري). راتموى اصلى فاذا حضرت الصالت فلؤذن لكم احدكم لؤمكم اكبركم

Artinya: ”Malik Ra meriwayatkan: Kami datang kepada Nabi dan tinggal

bersamanya dua puluh hari dan malam. Kami semua adalah anak-anak

muda dengan umur yang hamper sama. Nabi ramah dan bersahabat dengan

kami. Sewaktu beliau mengetahui kerinduan kami kepada kelurga-keluarga

kami, beliau menanya kami tentang orang yang kami tinggal (di rumah) dan

kami pun memberitahukannya. Lalu beliau meminta kami supaya pulang ke

keluarga-keluarga kami dan tinggal bersama mereka dan mengajar mereka

(agama) dan agar menyuruh mereka supaya melakukan hal-hal yang baik

dan menyebutkan beberapa hal lain yang telah aku (ingat) dan yang aku

lupa. Nabi lalu menambahkan, “Shalatlah sebagaimana engkau melihatku

shalat dan kalau sudah waktunya shalat hendaknya seseorang diantara

kalian mengumandangkan adzan dan yang tertua diantara kalian

hendaknya mengimami shalat.”29

Hadits di atas merupakan implementasi dari metode demonstrasi yang

diterapkan oleh Nabi dalam mengajarkan shalat kepada para sahabatnya. Penerapan

kembali metode-metode yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam proses

pendidikan agama Islam adalah suatu konsep sistem yang relevan dengan

perkembangan pendidikan sekarang.

Pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI, dalam pokok

bahasan shalat mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Perencanaan/ persiapan

Perencanaan meliputi:

a. Penentuan tujuan demonstrasi

28

Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al- Bukhari, Shahih Bukhari, ( Beirut : Dar Al- kutb Al

Islamiyah, 1981), hlm.155 29

Ahmadie Thaha, terjemah Shahih bukhari, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), hlm.543

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Dalam perencanaan/ persiapan ini, peserta didik diharapkan terampil

melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan bacaannya dan mampu

menyerasikan antara gerakan dengan bacaan shalat serta terbiasa

melaksanakannya.

b. Penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi

Setelah penentuan tujuan demonstrasi sudah jelas, langkah selanjutnya

yaitu penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi. Misalnya gerakan dan

bacaan shalat.

1) Gerakan shalat

Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes : berdiri,

tegak, takbir, bersedekap, rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud,

duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam.

2) Bacaan shalat

Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu bacaan

shalat pada waktu : takbir, rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud,

duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam

3) Keserasian antara gerakan dan bacaan shalat

Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan bacaannya.

c. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan

Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih dahulu

mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam demonstrasi.

Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk demonstrasi.

2. Pelaksanaan demonstrasi

Selama pelaksanaan demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:

a. Mengusahakan agar demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh semua peserta

didik di dalam kelas

b. Menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, sehingga terdapat tanya jawab,

dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan

c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba, sehingga merasa

yakin tentang kebenaran suatu proses.

d. Membuat penilaian dari kegiatan peserta didik dalam demonstrasi tersebut.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

3. Tindak lanjut demonstrasi

Setelah demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas kepada

siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi pertanyaan-

pertanyaan peserta didik dan selanjutnya memintanya untuk praktek.

Secara garis besar, persiapan guru untuk menggunakan metode

demonstrasi sama dengan metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada metode

demonstrasi, tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta didik, tetapi oleh

satu atau dua peserta didik, dan yang lain sebagai pengamat. Setelah proses

pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI selesai, kemudian guru

mengadakan evaluasi.

Yang dimaksud dengan evaluasi PAI adalah suatu kegiatan untuk

menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama Islam.

Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana penjelasan murid terhadap

bahan pendidikan yang telah diberikan.30

Sasaran dan fungsi evaluasi tersebut merumuskan ke dalam item-item

pertanyaan atau statement yang disajikan kepada peserta didik untuk direspon.

Hasil dari tanggapan mereka kemudian dianalisis secara psikologis, karena yang

menjadi pokok persoalan evaluasi adalah sikap mental dan pandangan dasar dari

mereka sebagai manifestasi keimanan dan keislaman serta ilmu pengetahuannya.31

Untuk mengevaluasi seorang guru dapat menggunakan berbagai alat untuk

melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain:

a. Teknik penilaian melalui tes

Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang

dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu.32

Tes

hasil belajar tersebut berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai

setelah melakukan proses belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh

dari tes yang dilakukan pada tiap akhir siklus.

Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain:

30

Ibid., hlm. 154. 31

Departemen Agama RI, Kendali Mutu PAI, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam, 2001), hlm. 28. 32

Muhammad Ali, Srategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 83

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

1) Tes penempatan, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran untuk

mengukur kesiapan peserta didik dan mengetahui tingkat pengetahuan

yang telah dicapai.

2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan proses

belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta didik.

3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/ akhir suatu

jenjang pendidikan.

4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk mendiagnosa kesulitan

belajar peserta didik untuk mengupayakan perbaikan.33

b. Teknik penilaian melalui observasi

Observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.34

Dalam penelitian

ini hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta didik dalam melakukan

proses pembelajaran.

Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya:

1). Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi

dalam waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok

yang sedang diamati.

2). Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati

sudah di daftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

3). Observasi eksperimental, yaitu pengamat tidak berpartisipasi dalam

kelompok.35

Seorang guru melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui peserta didik yang pandai dan yang bodoh.

2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi

pelajaran.

33

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993), hlm. 25 34

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 30 35

Ibid, hlm. 30-31

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah

mengalami didikan dan ajaran.

4) Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesama peserta didik.

5) Untuk mengetahui tepat dan tidak guru dalam memilih bahan, metode dan

berbagai penyesuaian di dalam kelas.36

E. Kajian Pustaka yang Relevan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa pustaka sebagai acuan

dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:

1. Chodhori Supaat. Pendidikan Akhlaq dan Implementasiya pada Madrasah Aliyah

Negeri (Studi Kasus tentang MAN 01 Pati dan MAN 02 Pati). Program Pasca

Sarjana IAIN Walisongo Semarang, 2001.

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Chodori Supaat, dikemukakan

beberapa masalah, yaitu adanya penyimpangan perilaku peserta didik yang

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Isi atau materi kurikulum yang

tidak diimbangi dengan implementasi dan sistem evaluasi yang objektif, kontinyu,

integral terutama evaluasi ranah afektif, serta metode pengajaran yang masih

monoton untuk mata pelajaran akhlaq. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Munculnya gejala penyimpangan perilaku peserta didik baik ringan maupun

berat pada umumnya disebabkan oleh faktor eksternal atau faktor yang timbul

dari pengaruh luar, tidak timbul dari keinginan diri peserta didik sendiri. Hal

ini berarti kurang optimalnya guru akhlak dalam melaksanakan tugas secara

profesional.

b. Kurang tegasnya dalam menerapkan tata tertib madrasah, tidak ada sangsi

yang edukatif. Disamping itu adanya sikap dasar atas pembawaan peserta

didik itu sendiri, karakteristik negatif, yang kurang mendapatkan perhatian

serius.

c. Problematika yang ada dalam pendidikan akhlak diantaranya problematika

pengelolaan kelas, problematika penilaian, terbatasnya alokasi waktu,

36

Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama,

2001), hlm. 28

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

interaksi antara guru dengan peserta didik yang kurang akrab, rendahnya

partisipasi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

2. Anita Nur Fitiana, Skripsi, berjudul “Metode Demonstrasi, Peranannya Dalam

Meningkatkan Keterampilan Ibadah Shalat Pada Anak Prasekolah Di TKIT

Permata Hati Ngaliyan Semarang Tahun 2006”, Penelitian ini berisi bahwa anak

usia dini membutuhkan bentuk pembelajaran dimana mereka dapat merasakan

langsung pembelajaran itu, oleh karena setiap pengajar di tuntut untuk dapat

memberikan satu bentuk metode dimana peserta didik tidak hanya mengerti tapi

memahami dan merasakan langsung pembelajaran itu, terutama dalam hal

keterampilan ibadah. Di TKIT Permata Hati Ngaliyan untuk lebih memfokuskan

pada pelaksanaan metode Demonstrasi dan peranan metode demonstrasi dalam

meningkatkan ketrampilan ibadah sholat anak prasekolah. 37

3. Azwiratul Mubarokah, Skripsi, berjudul “Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Dalam Pembelajaran PAI Pada Anak Autisme Di SLB Negeri Semarang Tahun

Ajaran 2004/2005”. Pendidikan bagi anak luar biasa memerlukan pelayanan

tersendiri, yaitu suatu jenis pelayanan lain dari yang lain (normal) yaitu jenis

keluarbiasaan dari yang disandangnya. Dengan demikian mereka itu memerlukan

program pendidikan tersendiri yang harus disajikan dengan metode-metode

khusus oleh guru-guru di SLB Negeri Semarang yang dididik secara khusus pula.

Anak autisme karena hambatanya dalam bidang berkomunikasi dan berelasi

dengan lingkungannya, sehingga sulit mencerna pelajaran yang bersifat teori.

Oleh karenanya pengajaran pada mereka dititik beratkan pada hal-hal yang praktis

dan konkrit serta pengulangan-pengulangan, begitu juga dalam Pendidikan

Agama Islam. Berdasarkan analisis data dasar konsepsi teoritis dan lapangan,

maka metode yang paling tepat dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam, pada

materi yang berupa kejadian atau proses dan pengulangan atau latihan pada anak

autisme di SLB Negeri Semarang adalah metode demonstrasi.38

37

Anita Nur Fitriana NIM 3101386, Metode Demonstrasi, Peranannya Dalam Meningkatkan

Keterampilan Ibadah Shalat Pada Anak Prasekolah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

2006). 38

Azwirotul Mubarokah NIM 3101114, Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran

PAI Pada Anak Autisme Di SLB Negeri Semarang Tahun Ajaran 2004/2005, (Semarang: Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo, 2006).

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Dari beberapa penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

peneliti lakukan yaitu penggunaan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran,

akan tetapi fokus kajian peneliti mengarah pada penggunaan metode tersebut bagi

peningkatan etika pergaulan siswa.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi dalam

pembelajaran akidah akhlak materi pokok akhlak mahmudah dapat meningkatkan

etika pergaulan siswa. Metode demonstrasi sendiri bertujuan untuk memudahkan

peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena guru

menjelaskan disertai dengan praktek. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas

permasalahan yang diteliti. Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung

pembuktian di lapangan. Seperti dikatakan, S. Margono, bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling

mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya39

.

Proses pembelajaran secara langsung yang diterapkan dalam metode

Demonstrasi ini, diduga akan menciptakan pembelajaran yang kondusif sehingga

peserta didik akan dengan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Maka kemaksimalan pemahaman tersebut menjadikan etika pergaulan peserta

didik dapat meningkat lebih baik.

39

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistemematis. Jadi secara sederhana metodologi

penelitian adalah cara penelitian yang meliputi prosedur dan tehnik. Adapun

penentuan metode dalam penyusunan skripsi ini adalah :

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch

(CAR).1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah

yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan

dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.2 PTK dapat diartikan sebagai

upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan

masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan

cara merubah kebiasaan (misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam

kegiatan pembelajaran, perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi

kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan

(2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini

sebagai sebagai peneliti sekaligus pengamat.3 Dalam penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kolaborasi.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. 93, Cet. 13. 2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8.

3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori

Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2.

37

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

38

Sumber data penelitian ini adalah peserta didik dan guru. Jenis data yang

diperoleh adalah kuntitatif dan kualitatif. Adapun lokasi penelitian di MI

Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati. Penelitian ini mengkaji tentang

penerapan metode demonstrasi dan etika pergaulan siswa dalam mata pelajaran

akidah akhlak meteri akhlak mahmudah kelas IV.

1. Model Penelitian

PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai

kegiatan pembelajaran. Secara garis besar prosedur penelitian tindakan

mencakup empat daur: perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara lebih rinci

prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut4

Belum Terselesaikan

4 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Mahasiswa IAIN Walisongo (Semarang: -----

,2008), hlm.7.

Gambar.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Pencana Tindakan I

(Alternatif Pemecahan)

(Rencana tindakan II)

Penerapan model

pembelajaran model

Demonstrasi dalam

pembelajaran akidahakhlak

Materi akhlak mahmudah

Pelaksanaan Tindakan II Guru mengadakan proses

pembelajaran materi pokok

akhlak ,mahmudah sesuai

dengan model pembelajaran

Demonstrasi.

Refleksi II Jika belum berhasil,

refleksi siklus II

digunakan untuk acuan

perbaikan pada

pelaksanaan siklus

selanjutnya.

Analisis Data II:

Menganalisis hasil tes

belajar dan hasil

observasi kinerja peserta

didik dalam kelompok.

Pengamatan II Mengobservasi kinerja peserta

didik dalam kelompok,

memberikan tes hasil belajar

akidah akhlak materi pokok

akhlak mahmudah, dan

memberi angket..

Refleksi I Hasil refleksi siklus 1

digunakan untuk acuan

perbaikan pada

pelaksanaan siklus II

Analisis Data I:

Menganalisis hasil

tes belajar dan hasil

observasi kinerja

peserta didik dalam

kelompok.

Pengamatan I Mengobservasi kinerja

peserta didik dalam

kelompok, memberikan tes

hasil belajar akidah akhlak

materi akhlak mahmudah

dan memberi angket.

Permasalahan Materi akhlak

mahmudah peserta

didik pada materi

akidah akhlak masih

rendah,peserta didik

kurang aktif dalam

pembelajaran

Pencana Tindakan I

(Alternatif Pemecahan)

(Rencana tindakan I)

Penerapan model

pembelajaran demonstrasi

dalam pembelajaran akidah

akhlak Materi akhlak

mahmudah

Pelaksanaan Tindakan I Guru mengadakan proses

pembelajaran materi pokok

akhlak mahmudah sesuai

dengan prosedur model

pembelajaran Demonstrasi .

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

39

Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap,

secara rinci sebagai berikut:

a. Perencanaan

1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator

keberhasilan penelitian.

2). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas.

3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses

dan hasil tindakan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan

model Demonstrasi pada materi pokok akhlak mahmudah dalam

meningkatkan etika pergaulan siswa peserta didik yang telah

direncanakan.

c. Pengamatan

Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran dan mencatat peserta

didik dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan,

dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

40

akidah akhlak dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang

telah berlangsung guna perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih

dahulu diadakan pre tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan

peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya.

Nilai dari kuis akan digunakan sebagai skor awal dalam menentukan poin

bagi kemajuan tim dalam game. Sedangkan untuk tiap – tiap siklus terdiri

dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipasif

antara guru mata Pelajaran akidah akhlak kelas VI MI Miftahul Ulum

dengan peneliti.

a Pra siklus

Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang

akan ditawarkan pada guru pelajaran sehingga pengajaran yang di

gunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti. Model

pembelajaran yang dipakai oleh guru kelas adalah model pembelajaran

yang masih bersifat konvensional dan kurang menarik minat peserta

didik untuk belajar akidah akhlak sehingga proses pembelajaran

akidah akhlak materi pokok akhlak mahmudah pada dua tahun

sebelumnya belum memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 70.

Perolehan ini perlu ditingkatkan menjadi 70 sesuai KKM.

Siklus I

1) Perencanaan

a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada Materi

pokok aklak mahmudah kemudian peneliti mencari apa penyebab

peserta didik kurang aktif saat pembelajaran tersebut

berlangsung.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

41

b) Peneliti menyiapkan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

materi pokok akhlak mahmudah.

c) Peneliti menyiapkan lembar kegiatan pada materi pokok akhlak

mahmudah beserta kunci jawabannya.

d) Peneliti menyiapkan soal untuk kuis.

e) Peneliti menyiapkan soal – soal game.

f) Peneliti menyiapkan soal evaluasi.

g) Peneliti menyiapkan tugas rumah.

h) Peneliti merencanakan pembentukan kelompok

i) Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran Demonstrasi

untuk peserta didik.

j) Peneliti menyiapkan lembar angket untuk mengetahui motivasi

peserta didik.

k) Peneliti menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang memperoleh

nilai tertinggi.

2) Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu

sebagai berikut:

a) Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan dan memberikan motivasi belajar.

b) Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari

peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.

c) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang

akhlak mahmudah.

d) Menyampaikan materi secara singkat.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

42

e) Membagi lembar kegiatan untuk membantu peserta didik

memahami materi yang akan diajarkan.

f) Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila

diperlukan.

g) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan lembar

kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab untuk

menjelaskan kepada temannya.

h) Berikan kunci lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek

pekerjaannya sendiri.

i) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa

besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah

diberikan.

j) Memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap – tiap

kelompok.

k) Guru mengocok kartu soal.

l) Dengan cara rebutan anggota kelompok mengerjakan soal game

didepan kelas.

m) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang

dihasilkan oleh individu maupun kelompok.

n) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil

belajar.

o) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah.

p) Memberikan lembar angket etika pergaulan Siswa.

q) Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan

hadiah kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.

3) Pengamatan

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

43

a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi

kelompok dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan

tugas.

b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi lembar kegiatan.

c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani

bertanya kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari

teman yang belum paham dan berani mengerjakan tugas di papan

tulis.

d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP.

4) Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan

sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

pelaksnaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

Siklus II

Pada siklus II, topik yang dibahas adalah akhlak mahmudah. Pada

prinsipnya, semua kegiatan sklus II mirip dengan kegiatan siklus I,. Siklus

II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil

refleksi pada siklus I.

1) Tahapannya tetap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

2) Materi pelajaran berkelanjutan.

3) Diharapkan, kerjasama kelompok semakin meningkat.

Data hasil belajar diambil dari hasil kuis dan nilai evaluasi akhir

pada tiap siklus. Data tentang proses belajar mengajar pada saat

dilaksanakan penelitian tindakan kelas diambil dengan lembar observasi.

Data tentang refleksi dan perubahan – perubahan yang terjadi di kelas

diambil dari jurnal, angket, dan hasil tes akhir pembelajaran.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

44

Nilai hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata

kuis ditambah dengan evaluasi akhir pada siklus II lebih besar dari siklus

I. Motivasi belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata angket

semua peserta didik pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.

3. Sumber Data dan Jenis Data

a. Sumber data adalah subyek penelitian itu sendiri. Subyek yang akan

diteliti adalah peserta didik pada kelas IV yang berjumlah 45 peserta

didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.5

b. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan kualitatif yang berupa (a)

penilaian hasil kuis, (b) hasil tes, dan (c) angket etika pergaulan.

4. Kolaborator

Kolaborasi (kerjasama) dalam PTK antara guru dengan peneliti

menjadi hal penting terutama dalam pemahaman, kesepakatan tentang

permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan

tindakan (action). Melalui kerjasama, mereka secara bersama dan mengkaji

permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/ atau peserta didik di sekolah.

Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru

itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang

melakukan tindakan. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif,

kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran yang saling

membutukan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerja

sama sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan

mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melakukan tindakan, observasi,

merekam data, evaluasi, refleksi, menyeminarkan hasil, dan menyusun

laporan akhir.6

5 Dokumen MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati 2010/2011

6 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo, (Semarang: ----

---, 2008), hlm.7.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

45

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

46

5. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV yang berjumlah 45

peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.

6. Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 30 hari, dimulai tanggal 25

Januari sampai 25 Februari 2011 di kelas IV di MI Miftahul Ulum

Karangwaton Pucakwangi Pati.

B. Indikator Keberhasilan

1. Tercapainya tujuan pertama, yaitu adanya peningkatan etika pergaulan

peserta didik kelas IV MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati

dalam pada materi pokok akhlak mahmudah 65%.

2. Tercapainya tujuan kedua, yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta didik

kelas IV di MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati dalam pada

materi pokok akhlak mahmudah yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah

70 dengan ketuntasan klasikal 85%.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang

mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

triangulasi metode yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara. Interviu digunakan untuk menilai keadaan

seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang

murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.7

7 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 155.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

47

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian

tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran matematika, motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik sebelum pemberian tindakan pada materi pokok logaritma di tahun

pelajaran sebelumnya.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang–barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda–benda tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen, peraturan–

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.8 Metode

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nama

peserta didik dan guru, dokumen (catatan hasil belajar) 9

, dan arsip–arsip

lain yang berhubungan dengan penelitian.

Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik

yang termasuk dalam subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir

sebelum pemberian tindakan dan sebagainya. Selain itu juga digunakan

untuk pengambilan gambar peserta didik dalam melaksanakan model

Demonstrasi.

3. Metode Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

mendapatkan jawaban–jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau

secara lisan atau secara perbuatan.10

Metode tes digunakan untuk mengukur

hasil belajar yang telah dicapai peserta didik kelas IV MI Miftahul Ulum

Karangwotan Pucakwangi Pati dalam belajar akidah akhlak pada materi

pokok akhlak mahmudah. Tes disusun oleh peneliti. Tes dalam penelitian ini

8 Ibid., hlm. 158.

9 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 125. 10

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2007), hlm. 100, Cet. 4.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

48

ada dua yaitu kuis dan evaluasi akhir. Hasil tes tersebut dalam penelitian ini

disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar pada siklus I dipakai untuk

melihat keberhasilan sementara dalam pembelajaran menggunakan model

Demonstrasi, yang akan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus,

dan siklus I sebagai evaluasi untuk merefleksi pada siklus II. Sedangkan

hasil belajar pada siklus II adalah untuk melihat keberhasilan model

pembelajaran akidah akhlak dengan model pembelajaran Demonstrasi.

Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang kemampuan

menyelesaikan soal tentang aklak mahmudah sebagai hasil belajar peserta

didik setelah penerapan pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan

soal uraian.

4. Metode Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan.11

a. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang,

menggolongkan, menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data

untuk mendukung tujuan dari penelitian.

Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang

menggambarkan peningkatan etika pergaulan siswa.

2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta

didik dan perolehan skor dengan menggunakan metode demonstrasi pada

materi pokok akhlak mahmudah.

11

Ibid., hlm. 109.

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

49

Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari

nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar akhlak mahmudah.

Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk

menghitung prosentase etika pergaulan peserta didik yang dilihat dari angket

dan mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik.

1. Hasil kuesioner (angket) etika pergaulan siswa

Untuk mengetahui etika pergaulan terhadap penerapan pembelajaran

demonstrasi, analisis ini dilakukan pada instumen angket dengan

menggunakan teknik diskriptif melalui prosentase dan rata–rata skor etika

pergaulan peserta didik secara klasikal.

Instrumen angket terdiri dari 30 pertanyaan. Kriteria penilaian untuk

tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:

a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan

b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan.

c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan.

d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.

Sehingga jumlah skor maksimal adalah 90.

Adapun perhitungan prosentase hasil angket motivasi belajar adalah:

Prosentase (%) = %100xN

n

Keterangan:

N = Jumlah seluruh skor

n = Jumlah skor yang diperoleh oleh peserta didik

% = Tingkat prosentase yang dicapai

Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

Skor %85 : motivasi belajar peserta didik tinggi.

65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.

45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.

Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

50

Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata nilai motivasi belajar

semua peserta didik adalah:

P

Xx

Keterangan:

x = Rata – rata nilai motivasi peserta didik

X = Jumlah seluruh nilai

P = Jumlah peserta didik

Adapun rumus yang digunakan untuk prosentase dari rata-rata nilai

motivasi belajar peserta didik adalah:

Prosentase (%) = %100xR

r

Keterangan:

R = Jumlah seluruh skor

r = Jumlah rata-rata skor motivasi belajar peserta didik

% = Tingkat prosentase yang dicapai

2. Hasil evaluasi siklus peserta didik

Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

soal–soal, sianalisis dengan cara menghitung rata–rata nilai ketuntasan

belajar secara klasikal.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis (kuis

individu dan evaluasi akhir). Kuis pada siklus I terdiri dari 2 soal essay dan

di setiap soal terdapat 3 item dan evaluasi akhirnya terdiri dari 4 soal essay

sehingga jumlah seluruhnya 10 soal. Jika setiap jawaban benar maka

bernilai 10, jika kurang sedikit nilainya 8,mendekati benar 5 namun jika

jawaban salah bernilai 3, bila tidak diisi bernilai 0. Sedangkan pada siklus II

kuis terdiri dari 2 soal essay dan evaluasi akhirnya terdiri dari 3 soal essay

sehingga jumlah seluruhnya 5 soal. Jika setiap jawaban benar maka bernilai

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

51

20, jika mendekati benar nilainya 12, namun jika jawaban salah bernilai 8,

bila tidak diisi bernilai 0.

Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih

dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu 70 .

b. Ketuntasan Klasikal

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat

menentukan belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif prosentase,

dengan perhitungan:

Ketuntasan belajar klasikal = %100xM

m

Keterangan: M = Jumlah seluruh peserta didik

m = Jumlah peserta didik belajar individu

% = Tingkat prosentase yang dicapai

Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika

rata–rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 85%

dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan 70.

c. Nilai perkembangan peserta didik

Hasil dari kuis individu selain untuk mengetahui kemampuan

individu juga dapat digunakan untuk penambahan skor tim/kelompok

selain skor yang didapat dari game.

Nilai rata – rata kuis siklus I:30

otaisemuaanggjumlahnila

Nilai rata – rata kuis siklus II:20

otaisemuaanggjumlahnila

Setiap soal game bernilai 2.

Nilai kelompok : Nilai rata – rata kuis + nilai perolehan saat game.

Nilai kelompok yang diperoleh kemudian diberikan penghargaan

menurut penggolongan sebagai berikut:

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

52

Nilai kelompok < 9 : Tim Kurang

9 ≤ Nilai kelompok < 10 : Tim Baik

10 ≤ Nilai kelompok < 12 : Tim Hebat

Nilai kelompok ≥ 12 : Tim Supe

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MI Miftahul Ulum Karangwotan

Lokasi penelitian di MI Miftahul Ulum Karangwotan, terletak di kawasan,

Desa Karangwotan Pati. Secara geografis, batas wilayah utara Desa Karangwotan

berbatasan dengan Desa Kebo Lampang, selatan berbatasan dengan Desa Bodeh,

timur berbatasan dengan Desa Ngampel. Sedangkan Barat berbatasan dengan Desa

Kebolampang,.

Sejak berdirinya Madrasah Ibtidiyah Miftahul Ulum berdiri pada tanggal 22

februari 1960 yang dipunggawai para ulama setempat, yayasan ini mengalami

perkembangan pesat. Hingga saat ini, suasana belajar di sekolah ini cukup kondusif

sehingga mendukung proses pembelajaran. Visi misi mengembangkan ilmu

pengetahuan agama dengan sasaran masyarakat menegah ke bawah dengan rata-rata

berprofesi sebagai petani, pedagang dan pegawai negeri1.

Sarana dan prasarana cukup memadai. Madrasah Ibtidiyah Miftahul Ulum

mempunyai ruang media, perpustakaan dan mushala yang dapat digunakan sebagai

penduduk proses pembelajaran yang kondusif dan baik.

Penelitian ini mengambil tempat di kelas IV yang terletak pada deretan

samping ruang guru. Suasana kelas yang bersih, rapi dan udara yang sejuk sehingga

suasana belajar nyaman dan menyenangkan. Jumlah Peserta didik 37, yang terdiri

dari 20 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

Sebelum diadakannya tindakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan

observasi di kelas IV saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran PAI materi

akhlak mahmudah dengan menggunakan metode ceramah membuat peserta didik

jenuh dan kurang memahami materi. Namun setelah menggunakan metode

demonstrasi peserta didik tampak lebih aktif dan dengan mudah memahami materi.

Diterapkannya metode demonstrasi peserta didik tampak serius dalam melakukan

kegiatan pembelajaran untuk memahami materi pelajaran. Bagi peserta

1 Wawancara Kepala Sekolah MI Miftahul Ulum Karangwotan Sunaryo Spd, pada tanggal 2 Juni 2011.

52

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

53

didik yang pandai dapat dengan mudah memahami materi dan sebagian ada

yang memerlukan bimbingan guru.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Pra siklus

Peneliti melakukan pra siklus. Tahan ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran umum tingkat pemahaman peserta didik sebelum menggunakan metode

demontrasi. Proses pembelajaran dalam tahap ini adalah dengan menggunakan

metode ceramah. Pada prosesnya guru akan memberikan sebuah catatan

kemudian meninggalkan kelas.

Hasil eksperimen awal itu, peneliti menemukan fakta bahwa metode ini

dinilai tidak efektif. Pasalnya, setelah guru meninggalkan ruang kelas, suasana

tidak kondusif. Rata-rata peserta didik merasa tidak mendapat pantauan sehingga

menjadi bebas bermain sendiri, suasana ruang kelas menjadi ramai. Ruang kelas

menjadi gaduh karena peserta didik berbicara dengan temannya sendiri bahkan

banyak peserta didik yang berjalan ke sana dan ke sini.

a. Hasil belajar

Sebelum memasuki proses siklus, peneliti mengumpulkan data awal

berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai awal

peserta didik diambil dari nilai pre-test berupa nilai terakhir peserta didik

materi pokok akhlak mahmudah sebelum menggunakan metode demonstrasi.

Nilai pre-test dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Nilai Pre-test

No Nama Siswa Nilai

1 Alfin Hadi saputra (L) 60

2 Ajib Mahendra (L) 50

3 Aria Aji Saputra (L) 55

4 Yusril Irfansyah (L) 65

5 Dimas (L) 40

6 Ferry Indra (L) 50

7 Lia Indah Puspita (P) 55

8 Putri (P) 60

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P)

75

10 Mailani Eka Safitri (P) 80

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

54

11 Helmi Nasarrudin (L) 75

12 Abid Taufiqirrahman (L) 65

13 Amsyar Azri (L) 75

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 75

15 Rudi Saputra (L) 60

16 Lenita Agustina (P) 70

17 Diah Ayu Saskiya (P) 70

18 Bahrus Sifa Dika (L) 60

19 Abdul Kholik (L) 60

20 Syahrul (L) 30

21 Noviana (P) 70

22 M Syaiful Qolbi (L) 50

23 Melinda Salsabila (P) 55

24 Leo Rezaldi (L) 60

25 Nur Baiti (P) 70

26 Muhammad Najib (L) 75

27 Siti Khoerunnisa (P) 65

28 Zahra (P) 45

29 Zulaiha Fitriani (P) 40

30 Siswati Ariani (P) 70

31 Nikmatul Auliya (P) 35

32 Mar’atus Sholihah (P) 65

33 Durratun Nafisah (P) 70

34 Alma Zaen (P) 65

35 Syifa Nurriya (P) 70

36 Sita Armayani (P) 75

37 Niswah (P) 65

Prosentase ketuntasan klasikal 37,8%

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta

didik berada pada klasifikasi rendah. Hal ini dapat dibuktikan pada ketuntasan

klasikal peserta didik hanya mencapai 37, 8%. Sebelumnya, dalam proses pra

siklus terdapat 23 peserta didik tidak tuntas. Sementara peserta didik yang

berhasil menuntaskan sebanyak 14 peserta. Asumsinya, penggunaan metode

yang digunakan sebelum metode demonstrasi kurang efektif. Hal itu

menyebabkan peserta didik kurang aktif akibat penggunaan metode yang

monoton.

Maka untuk langkah berikutnya adalah menyusun rencana untuk

perbaikan hasil belajar peserta didik. Peneliti beserta guru mata pelajaran

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

55

mengubah metode pembelajaran lama menjadi metode demonstrasi pada

pembelajaran akidah akhlak materi pokok akhlak mahmudah.

C. Hasil Penelitian Siklus I

Pada siklus I, hasil observasi yang dilakukan di kelas IV semester I di MI

Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011 menunjukkan

perubahan positif. Metode ini dinilai efektif karena secara fisik, peserta didik terlibat

aktif berfikir secara rileks. Dalam metode ini melibatkan semua indra peserta didi.

Dengan memperhatikan beberapa unsur kemampuan pada peserta didik, yakni

kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik.

Hasil penelitian pada mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak mahmudah

menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Setelah dilakukan proses identifikasi masalah secara sistematis, maka

peneliti menyusun rencana tindakan yang akan laksanakan, yaitu berupa

penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

Beberapa perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh guru dan peneliti antara

lain: RPP, kisi-kisi soal, LOS dan soal-soal tes.

2. Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan acuan yang tersusun dalam RPP, Guru kemudian melakukan

kegiatan pembelajaran. Peserta didik dikondusifkan kemudian guru

menyampaikan penjelasan tentang materi pokok akhlak mahmudah dengan

menggunakan metode demonstrasi. Guru mendemonstrasikan materi akhlak

mahmudah, baik melalui media gambar maupun dengan contoh sikap di depan

kelas tentang akhla mahmudah, semisal cara berbahasa yang santun. Di sela-sela

proses pembelajaran, guru mengingatkan kepada para peserta didik untuk tetap

memperhatikan. Guru meminta peseta didik maju di depan kelas untuk

mendemonstrasikan bahasa santun. Apabila peserta didik terdapat ketidak

maksimalan dalam mendemonstrasikan dengan baik, guru melakukan

pembimbingan.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

56

Dengan menggunakan lembar observasi siswa yang telah disiapkan terlebih

dahulu, peneliti melakukan pantauan secara cermat terkait kondisi dalam ruang

kelas. Mencatat segala aktifitas peserta didik yang berkaitan dengan kelemahan

saat berlangsung proses pembelajaran. Sehingga akan diketahui mana peserta

didik yang banyak mengobrol atau belum konsentrasi pada pembelajaran. Atau

seballiknya, mana peserta didik yang aktif dalam pembelajaran.

Guru memberikan tes tertulis kepada peserta didik di akhir siklus untuk

mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam

kelas. Guru mengulangi contoh akhlak mahmudah kemudian peserta didik

mempraktekkan secara bergantian.

Dalam proses ini (Siklus I) ternyata peneliti masih menemukan ketidak-

optimalan proses pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan masih

ditemukannya beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

Ada beberapa peserta didik yang lain berbicara sendiri. Hal itu menunjukkan

bahwa proses pembelajaran pada proses ini belum mampu memancing

ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran akidah akhlak materi akhlak

mahmudah. Asumsi sementara karena peserta didik belum terbiasa menggunakan

metode demonstrasi.

3. Observasi

Peneliti masih melakukan observasi dengan menggunakan lembar

observasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Observasi ini dilaksanakan

saat proses pembelajaran akidah akhlak materi pokok akhlak mahmudah sedang

berlangsung.

a. Hasil belajar

Pada akhir siklus I, peserta didik mengerjakan 20 butir soal yang

nantinya menjadi nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I dengan

menggunakan metode demonstrasi.

Berikut ini nilai akhir siklus I:

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

57

Tabel 4.2 Nilai Test Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfin Hadi saputra (L) 65 Tidak Tuntas

2 Ajib Mahendra (L) 55 Tidak Tuntas

3 Aria Aji Saputra (L) 60 Tidak Tuntas

4 Yusril Irfansyah (L) 70 Tuntas

5 Dimas (L) 60 Tidak Tuntas

6 Ferry Indra (L) 55 Tidak Tuntas

7 Lia Indah Puspita (P) 80 Tuntas

8 Putri (P) 60 Tidak Tuntas

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 75 Tuntas

10 Mailani Eka Safitri (P) 70 Tuntas

11 Helmi Nasarrudin (L) 70 Tuntas

12 Abid Taufiqirrahman (L) 80 Tuntas

13 Amsyar Azri (L) 75 Tuntas

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 80 Tuntas

15 Rudi Saputra (L) 70 Tuntas

16 Lenita Agustina (P) 65 Tidak Tuntas

17 Diah Ayu Saskiya (P) 60 Tidak Tuntas

18 Bahrus Sifa Dika (L) 80 Tuntas

19 Abdul Kholik (L) 80 Tuntas

20 Syahrul (L) 60 Tidak Tuntas

21 Noviana (P) 90 Tuntas

22 M Syaiful Qolbi (L) 65 Tidak Tuntas

23 Melinda Salsabila (P) 65 Tidak Tuntas

24 Leo Rezaldi (L) 75 Tuntas

25 Nur Baiti (P) 85 Tuntas

26 Muhammad Najib (L) 70 Tuntas

27 Siti Khoerunnisa (P) 75 Tuntas

28 Zahra (P) 60 Tidak Tuntas

29 Zulaiha Fitriani (P) 50 Tidak Tuntas

30 Siswati Ariani (P) 75 Tuntas

31 Nikmatul Auliya (P) 55 Tidak Tuntas

32 Mar’atus Sholihah (P) 85 Tuntas

33 Durratun Nafisah (P) 75 Tuntas

34 Alma Zaen (P) 70 Tuntas

35 Syifa Nurriya (P) 75 Tuntas

36 Sita Armayani (P) 75 Tuntas

37 Niswah (P) 70 Tuntas

Prosentase ketuntasan klasikal 62,2% Tuntas

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

58

Berdasarkan data hasil tes di atas, terdapat 14 peserta didik belum

mencapai nilai 70. Terdapat 7 peserta didik mendapat nilai 70. Sementara 16

peserta didik berhasil memperoleh nilai di atas 70.

Data hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa siklus I ini belum

mencapai titik optimal. Terbukti dengan masih adanya 14 peserta didik yang

belum tuntas belajar dan baru 23 peserta didik mampu menuntaskan

pembelajaran.

Berdasarkan catatan lembar observasi, ketidak-optimalan ini

disebabkan karena masih ditemukannya peserta didik yang tidak mengikuti

atau memperhatikan demonstrasi guru saat proses pembelajaran. Terlihat

adanya beberapa peserta didik belum bisa menirukan bahasa santun dengan

benar. Beberapa di antara peserta didik yang lain terlihat mengobrol saat

proses pembelajaran berlangsung.

a. Hasil proses

Analisa peneliti terkait hasil proses menemukan beberapa bentuk

aktivitas dalam metode demonstrasi. Materi pokok akhlak mahmudah yang

dilakukan oleh peserta didik dapat peneliti gambarkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Aktivitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Keaktifan yang dilakukan Jumlah

Keaktifan A B C D

1 Alfin Hadi saputra (L) 0 1 1 0 2

2 Ajib Mahendra (L) 1 0 1 0 2

3 Aria Aji Saputra (L) 1 1 1 0 3

4 Yusril Irfansyah (L) 1 0 1 0 2

5 Dimas (L) 1 0 1 1 3

6 Ferry Indra (L) 0 1 1 0 2

7 Lia Indah Puspita (P) 1 1 1 1 4

8 Putri (P) 1 1 0 0 2

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 1 0 1 1 3

10 Mailani Eka Safitri (P) 0 1 1 0 2

11 Helmi Nasarrudin (L) 1 1 0 1 3

12 Abid Taufiqirrahman (L) 1 1 1 1 4

13 Amsyar Azri (L) 1 0 1 1 3

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 1 1 1 1 4

15 Rudi Saputra (L) 0 1 1 0 2

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

59

16 Lenita Agustina (P) 1 1 1 0 3

17 Diah Ayu Saskiya (P) 0 1 1 0 2

18 Bahrus Sifa Dika (L) 1 0 1 1 3

19 Abdul Kholik (L) 0 1 1 1 3

20 Syahrul (L) 1 0 1 0 2

21 Noviana (P) 1 1 1 1 4

22 M Syaiful Qolbi (L) 0 1 1 0 2

23 Melinda Salsabila (P) 1 0 1 0 2

24 Leo Rezaldi (L) 1 0 1 1 3

25 Nur Baiti (P) 1 1 1 1 4

26 Muhammad Najib (L) 0 1 1 1 3

27 Siti Khoerunnisa (P) 1 1 0 1 3

28 Zahra (P) 1 0 1 0 2

29 Zulaiha Fitriani (P) 1 0 1 0 2

30 Siswati Ariani (P) 1 0 1 1 3

31 Nikmatul Auliya (P) 1 1 0 0 2

32 Mar’atus Sholihah (P) 1 1 0 1 3

33 Durratun Nafisah (P) 0 0 1 1 2

34 Alma Zaen (P) 0 1 1 0 2

35 Syifa Nurriya (P) 1 0 1 0 2

36 Sita Armayani (P) 1 1 1 1 4

37 Niswah (P) 0 1 1 1 3

Jumlah 100

Berdasarkan data observasi di atas, peneliti mengetahui aktifitas peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

Setelah dilakukan metode demonstrasi secara sistematis dan sesuai skenario

pembelajaran, metode demontrasi dinilai efektif. Meskipun secara keseluruhan

belum semua peserta didik menuntaskan tes secara maksimal. Hal itu disebabkan

masih ditemukan peserta didik yang tidak aktif dan kurang memperhatikan

penjelasan guru.

4. Refleksi

Nilai tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa metode demonstrasi

belum maksimal. Hal ini dibuktikan masih banyak peserta didik yang masih

kurang aktif, masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Peserta

didik cenderung terlihat pasif, sehingga tidak mau bertanya saat mengalami

kesulitan. Peserta didik dinilai belum terbiasa mengikuti proses pembelajaran

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

60

dengan menggunakan metode demonstrasi. Peserta didik masih terpengaruh

dengan metode lama.

Pada siklus I guru menggunakan metode demonstrasi. Guru menjelaskan

di depan kelas, guru mempraktekkan cara mengungkap kan adab sopan santun

dengan menggunakan bahasa yang santun, peserta didik diminta untuk

mendengarkan dengan seksama, kemudian siswa diminta oleh guru untuk

mendemonstrasikan contoh akhlak mahmudah itu dengan baik dan benar. Guru

membimbing peserta didik yang belum bisa mendemonstrasikan dengan baik.

Data hasil belajar peserta didik pada siklus I menunjukkan kekurangan

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan demontrasi, maka berdampak

pada kurangnya tingkat pemahaman. Hal ini terlihat pada yang menunjukkan

bahwa indikator ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai,

peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai 62,2%.

Dalam siklus ini ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai 70, 7

anak mendapat nilai 70 dan 16 anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar.

Selanjutnya di akhir kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa

pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi

kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang

ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan selanjutnya.

Upaya meningkatkan semangat dan motivasi harus ditingkatkan. Peneliti

memotivasi peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Peneliti berupaya menghidupkan suasanan kelas dengan

variasi humor agar suasana tidak tegang dan lebih menyenangkan agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai indikator

keberhasilan.

Pada tahap berikutnya adalah merencanakan dan melaksanakan kembali

upaya perbaikan dengan menyusun kembali sekenario pembelajaran pada siklus II

yang berupa RPP, LOS, kisi-kisi soal dan soal tes siklus II.

Peneliti menemukan beberapa solusi terhadap permasalahan proses belajar

mengajar mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak mahmudah di kelas IV

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

61

semester I di MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati periode 2010-

2011.

Analisis hasil refleksi pada tahap ini kemudian dijadikan oleh peneliti

sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus II. Hal ini bertujuan untuk

melakukan upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran peserta didik pada

siklus I.

D. Hasil Penelitian Siklus II

1. Perencanaan

Dari hasil refleksi pada siklus I yang dinilai belum mencapai maksimal.

Terbukti adanya peserta didik belum memperhatikan penjelasan guru, ada yang

masih berbicara sendiri dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Adanya

pesrta didik yang belum mau bertanya saat peserta didik belum paham. Hal itu

adalah bukti bahwa peserta didik belum belum merasa tertarik dengan proses

pembelajaran.

Dari permasalahan tersebut, peneliti dan guru melakukan upaya perbaikan

pada proses siklus II. Hal ini peneliti menyusun kembali RPP, kisi-kisi soal, LOS

dan soal tes siklus II.

Agar peserta didik tidak merasa jenuh, guru mengupayakan agar proses

pembelajaran menjadi lebih menarik, berupa variasi-variasi dalam proses belajar

mengajar. Sehingga bagi peserta didik yang sebelumnya masih belum aktif

menjadi lebih aktif dan lebih tertarik.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam proses ini guru menjelaskan kembali materi yang sedang

disampaikan. Kemudian mendemonstrasikan perilaku akhlak mahmudah. Dalam

proses itu peserta didik mengamati guru yang sedang mendemonstrasikan di

depan kelas. Kemudian peserta didik diminta mendemonstrasikan apa yang

disampaikan guru di depan kelas sesuai nomor urut paserta didik.

Dalam proses akhir pada siklus II, peneliti dan guru memberi tes yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi peserta didik. Guru

memberikan arahan agar peserta didik dapat melaksanakan tatacara berbahasa

yang santun. Guru membuka tanya jawab, apabila ada peserta didik yang belum

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

62

faham. Guru menjelaskan kembali dan bila perlu mendemonstrasikan kembali

contoh-contoh akhlak mahmudah.

3. Observasi

Pada proses observasi peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh

peserta didik. Peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa.

a. Hasil belajar

Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus II diambil dari ulangan

peserta didik dengan soal sebanyak 20 butir soal dapat peneliti gambarkan

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Nilai Test Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfin Hadi saputra (L) 65 Tidak tuntas

2 Ajib Mahendra (L) 70 tuntas

3 Aria Aji Saputra (L) 80 tuntas

4 Yusril Irfansyah (L) 75

5 Dimas (L) 65 Tidak tuntas

6 Ferry Indra (L) 70 tuntas

7 Lia Indah Puspita (P) 85 Tuntas

8 Putri (P) 80 Tuntas

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 90 Tuntas

10 Mailani Eka Safitri (P) 95 Tuntas

11 Helmi Nasarrudin (L) 80 Tuntas

12 Abid Taufiqirrahman (L) 100 Tuntas

13 Amsyar Azri (L) 95 Tuntas

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 85 Tuntas

15 Rudi Saputra (L) 70 Tuntas

16 Lenita Agustina (P) 75 Tuntas

17 Diah Ayu Saskiya (P) 75 Tuntas

18 Bahrus Sifa Dika (L) 85 Tuntas

19 Abdul Kholik (L) 85 Tuntas

20 Syahrul (L) 75 Tuntas

21 Noviana (P) 100 Tuntas

22 M Syaiful Qolbi (L) 75 Tuntas

23 Melinda Salsabila (P) 70 Tuntas

24 Leo Rezaldi (L) 95 Tuntas

25 Nur Baiti (P) 90 Tuntas

26 Muhammad Najib (L) 95 Tuntas

27 Siti Khoerunnisa (P) 80 Tuntas

28 Zahra (P) 70 Tuntas

29 Zulaiha Fitriani (P) 60 Tidak tuntas

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

63

30 Siswati Ariani (P) 80 Tuntas

31 Nikmatul Auliya (P) 65 Tidak tuntas

32 Mar’atus Sholihah (P) 90 Tuntas

33 Durratun Nafisah (P) 80 Tuntas

34 Alma Zaen (P) 75 Tuntas

35 Syifa Nurriya (P) 80 Tuntas

36 Sita Armayani (P) 90 Tuntas

37 Niswah (P) 85 Tuntas

Prosentase ketuntasan klasikal 89,2%

Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil belajar

peserta didik mengalami peningkatan, peserta didik yang telah tuntas belajar

ada 33 anak dan 4 anak tidak tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa

indikator keberhasilan peserta didik telah tercapai. Ada 5 peserta didik yang

mendapat nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan hanya 4

peserta didik yang belum mencapai nilai 70. Ketuntasan secara klasikal telah

mencapai 89,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran akidah akhlak

pada materi akhlak mahmudah dengan menggunakan metode demonstrasi

telah mendekati berhasil.

b. Hasil proses

Setelah proses peneliti melakukan observasi melalui lembar observasi

siswa yang dipegang peneliti. Peneliti menemukan perubahan yang terjadi

pada proses pembelajaran. Pada siklus II, peserta didik menjadi lebih aktif dan

serius saat proses pembelajaran berlangsung dan peserta didik sudah bisa

mendemonstrasikan contoh-contoh perilaku yang termasuk akhlak

mahmudah.

Bentuk aktivitas dalam metode demonstrasi materi akhlak mahmudah

yang dilakukan oleh peserta didik dapat peneliti gambarkan sebagai berikut

dengan bentuk penilaian terlampir :

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

64

Tabel 4.5 Aktivitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Siklus II

No Nama Siswa Keaktifan yang dilakukan Jumlah

Keaktifan A B C D

1 Alfin Hadi saputra (L) 1 1 1 0 3

2 Ajib Mahendra (L) 1 1 0 1 3

3 Aria Aji Saputra (L) 1 1 1 1 4

4 Yusril Irfansyah (L) 1 0 1 1 3

5 Dimas (L) 1 1 1 0 3

6 Ferry Indra (L) 0 1 1 0 2

7 Lia Indah Puspita (P) 1 1 1 1 4

8 Putri (P) 1 1 0 1 3

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 1 1 1 1 4

10 Mailani Eka Safitri (P) 1 1 0 1 3

11 Helmi Nasarrudin (L) 1 1 1 1 4

12 Abid Taufiqirrahman (L) 1 1 0 1 3

13 Amsyar Azri (L) 1 1 1 1 4

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 0 1 1 1 3

15 Rudi Saputra (L) 1 1 1 0 3

16 Lenita Agustina (P) 1 0 1 1 3

17 Diah Ayu Saskiya (P) 0 1 1 1 3

18 Bahrus Sifa Dika (L) 1 1 0 1 3

19 Abdul Kholik (L) 1 1 1 1 4

20 Syahrul (L) 1 0 1 1 3

21 Noviana (P) 1 1 1 1 4

22 M Syaiful Qolbi (L) 1 1 0 1 3

23 Melinda Salsabila (P) 1 0 1 1 3

24 Leo Rezaldi (L) 1 1 1 1 4

25 Nur Baiti (P) 1 1 1 1 4

26 Muhammad Najib (L) 1 1 1 1 4

27 Siti Khoerunnisa (P) 1 1 0 1 3

28 Zahra (P) 1 0 1 1 3

29 Zulaiha Fitriani (P) 1 1 1 0 3

30 Siswati Ariani (P) 1 1 1 1 4

31 Nikmatul Auliya (P) 1 0 0 1 2

32 Mar’atus Sholihah (P) 1 1 1 1 4

33 Durratun Nafisah (P) 1 1 1 1 4

34 Alma Zaen (P) 1 0 1 1 3

35 Syifa Nurriya (P) 1 1 0 1 3

36 Sita Armayani (P) 1 1 1 1 4

37 Niswah (P) 1 1 0 1 3

Jumlah 123

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

65

Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Dalam

pelaksanaan pembelajaran guru telah melaksanakan sesuai dengan skenario

pembelajaran, guru telah mampu menciptakan pembelajaran menjadi lebih

menarik, peserta didik mulai aktif saat proses pembelajaran berlangsung, peserta

didik memperhatikan penjelasan guru, dan banyak peserta didik yang telah

mampu mempraktekkan beberapa perilaku akhlak mahmudah dengan baik dan

benar. Data di atas menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik mengalami

peningkatan, berarti bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah

berhasil.

4. Refleksi

Berdasarkan data hasil tes siklus II diperoleh ketuntasan belajar peserta

didik adalah 89,2%. Pada siklus II menunjukkan terjadi peningkatan pada hasil

belajar peserta didik. Guru berhasil menciptakan suasana pembelajaran menjadi

menarik sehingga peserta didik sudah mulai tertarik dengan proses pembelajaran.

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru sehingga peserta didik merasa lebih

mudah dalam memahami pelajaran, karena guru mempraktekkan didepan kelas

dan peserta didik memperhatikan. Setelah semua peserta didik dianggap paham,

guru meminta peserta didik mendemonstrasikan contoh-contoh perilaku akhlak

mahmudah di depan kelas dengan baik dan benar. Terdapat 5 peserta didik yang

mendapat nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan ada 4 peserta

didik belum mencapai nilai 70.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II indikator kinerja guru mengalami

peningkatan. Dari siklus I dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak

62,2%. Siklus II dengan ketuntasan belajar secara klasikal 89,2%. Pada siklus I

ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar, dan setelah diadakan perbaikan

pada siklus II ada 4 peserta didik yang tidak tuntas belajar.

Analisis data keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan praktek

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai praktek dari siklus I ke siklus II.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

66

Setelah diadakan langkah-langkah perbaikan tindakan pada siklus II, memberi

dampak positif bagi peningkatan hasil belajar peserta didik.

Dari hasil refleksi ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran akidah

akhlak pada materei akhlak mahmudah dengan menggunakan metode demonstrasi

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, untuk itu siklus dihentikan.

E. Pembahasan

1. Siklus I

Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik melakukan

kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh peneliti di dalam RPP dan LOS. Kegiatan

yang dilakukan antara lain peneliti memberikan penjelasan apa yang harus

dilakukan pada saat mendemonstrasikan contoh-contoh akhlak mahmudah.

Peserta didik diminta untuk mengamati secara cermat dan teliti pada saat guru

mendemonstrasikan di depan kelas. Guru membimbing peserta didik pada saat

proses demonstrasi berlangsung. Di akhir kegiatan pembelajaran peserta didik

diminta untuk menarik kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal

di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi

pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.

Selama pelaksanaan siklus I, diperoleh data bahwa masih banyak peserta

didik yang kurang aktif, banyak yang tidak memperhatikan guru. Hasil belajar

peserta didik pada pembelajaran siklus I dengan ketuntasan 62, 2% belum dapat

mencapai nilai ketuntasan yang peneliti tetapkan. Pada siklus I ada 14 peserta

didik yang belum tuntas belajar.

Hal ini diakibatkan karena:

a. Banyak peserta didik yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat

mengalami kesulitan

b. Banyak peserta didik yang kurang sepenuhnya memperhatikan demonstrasi

guru

c. Banyak peserta didik yang belum terbiasa mendemonstrasikan perilaku akhlak

mahmudah.

Untuk itu guru bersama peneliti menyusun kembali upaya perbaikan pada

siklus II.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

67

2. Siklus II

Untuk pelaksanaan siklus II, guru mempersiapkan RPP dan LOS. Guru

memperbaiki cara mengajarnya supaya peserta didik termotifasi untuk

memperhatikan, bertanya dan serius dalam mendemonstrasikan contoh-contoh

akhlak mahmudah. Guru memacu peserta didik untuk memperhatikan dan

mengamati dengan lebih seksama lalu mendemonstrasikan hasil pengamatannya

dengan benar. Guru memberi sanksi yang mendidik bagi peserta didik yang tidak

memperhatikan guru. Guru membimbing peserta didik saat demonstrasi

berlangsung. Guru mengajari peserta didik yang kesulitan dalam

mendemonstrasikan tindakan akhlak mahmudah.

Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I adalah sebagai

berikut:

a. Guru menjelaskan secara rinci beberapa contoh akhlak mahmudah.

b. Memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam proses

pembelajaran

c. Peserta didik diminta untuk lebih serius dalam mendemonstrasikan salah satu

contoh akhlak mahmudah.

Langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran

siklus II memberi dampak positif pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Hasil tes akhir siklus II menunjukkan 89,2% peserta didik telah tuntas belajar.

Peningkatan hasil belajar peserta didik dari pra siklus, siklus I dan siklus II

membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi memberikan hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil pengamatan dan tes yang telah

dikemukakan di atas, pada pelaksanaan tindakan siklus I dan Siklus II dapat

diketahui perubahan-perubahan baik dari cara belajar siswa dan hasil belajarnya

dengan diadakannya pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.

Interaksi dalam kegiatan belajar dengan metode demonstrasi pada

permulaan siklus I siswa masih belum bisa sepenuhnya aktif dan masih banyak

siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa dalam

mendemonstrasikan masih sepenuhnya mendapat bimbingan guru. Dengan

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

68

diadakan perbaikan pada tindakan siklus II peserta didik dapat melakukan kerja

metode demonstrasi dengan mandiri tanpa bantuan guru dan guru membimbing

seperlunya saja.

Table 4.6 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik

pada Siklus I dan Siklus II

Kriteria

.

Tingkat

ketuntasan

Siklus I Siklus II

prosentas

e

Peserta

didik

Prosenta

se Peserta didik

<70 Tidak Tuntas 37,8% 14 11% 4

70 Tuntas 19% 7 13,5% 5

>70 Tuntas 43,2% 16 75,6% 28

Dari tabel diatas membuktikan dengan beberapa tindakan yang dilakukan

peneliti dan guru terutama dalam membimbing siswa dan memotivasi untuk aktif

dalam proses pembelajaran akidah akhlak pada materi akhlak mahmudah telah

meningkatkan tingkat ketuntasan peserta didik dalam proses pembelajaran akidah

Akhlak materi akhlak mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul Ulum

Karang Wotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011.

Peserta didik yang semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak

tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Setelah

diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik

yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar. Berarti

bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran akhlak mahmudah. Untuk itu siklus dihentikan.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan teori, uraian data dan analisis dalam bab-bab sebelumnya.

Maka skripsi yang berjudul: “Upaya meningkatkan etika pergaulan siswa

dengan menggunakan metode demontrasi dalam mata pelajaran Akidah

Akhlak materi akhlak mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul Ulum

Karangwotan Pucakwangi Pati periode 2010-2011”, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Penggunaan metode demontrasi pada mata pelajaran akidah akhlak materi

akhlak mahmudah kelas IV semester I di MI Miftahul Ulum Karangwotan

Pucakwangi Pati, yaitu guru menyiapkan bahan pelajaran sebelum proses

pembelajaran berlangsung. Guru menyiapkan RPP dan skenario

pembelajaran. Guru mendemonstrasikan beberapa contoh akhlak

mahmudah dengan jelas di depan kelas, guru meminta peserta didik untuk

memperhatikan. Setelah selesai guru meminta peserta didik untuk

mempraktekkan di hadapan teman-temannya. Guru menyuruh peserta

didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh

guru dan teman yang berdemonstrasi. Selama awal proses demonstrasi

guru mengalami kesulitan, karena peserta didik belum terbiasa

menggunakan metode demonstrasi, peserta didik masih terbiasa dengan

metode lama, peserta didik belum aktif saat proses pembelajaran

berlangsung, mereka masih malu saat diminta mendemonstrasikan di

depan kelas. Namun selelah diadakannya siklus II, peserta didik mulai

terbiasa menggunakan metode demonstrasi, mereka memperhatikan

penjelasan guru dengan seksama, peserta didik dapat mendemonstrasikan

dengan baik dan benar. Guru membimbing dan memantau proses

demonstrasi, guru membuka tanya jawab bagi peserta didik ynag belum

paham. Guru sering berkeliling mendekati peserta didik, mencatat kegiatan

69

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

70

yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi berlangsung dan

mengisi Lembar Observasi Siswa. Metode demonstrasi efektif karena

dengan metode demonstrasi peserta didik mengamati saat proses

berlangsung, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil,

apabila ia sering menirukan apa yang didemonstrasikan oleh guru.

2. Etika pergaulan siswa sebelum menggunakan metode demontrasi pada

mata pelajaran akidah akhlak belum memenuhi standar maksimal.

Kemudian setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode demontrasi, etika pergaulan peserta didik mengalamai mengalami

peningkatan. Terlihat bahwa pada siklus kedua telah mengalami

peningkatan yaitu telah mencapai tingkat sempurna, pada siklus I yaitu

mencapai 62,2 % atau sebanyak 23 peserta didik yang tuntas belajar dan

meningkat pada siklus II ada 89,2% atau 33 peserta didik yang tuntas

belajarnya. Ini artinya metode demontrasi yang digunakan dalam

pembelajaran akidah akhlak materi akhlak mahmudah efektif untuk

meningkatkan etika pergaulan pada peserta didik.

B. Saran-saran

Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran

dengan maksud proses pembelajaran akidah akhlak dengan metode

demonstrasi yang diterapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

1. Kepada guru

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik hendaknya

menggunakan penerapan metode demonstrasi dalam penyampaian materi

yang berupa proses atau bahan ajar yang berupa kemampuan

psikomotorik.

2. Kepala sekolah dan pengurus yayasan

a. Untuk semakin lancarnya proses belajar mengajar, maka hendaknya

lebih dilengkapi sarana dan prasarana yang sekiranya bisa menunjang

keberhasilan metode yang digunakan.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

71

b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada

lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat

keagamaan. Dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah

pengetahuan agamanya.

3. Kepada Siswa

Siswa harus terus meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan

hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan berusaha

membiasakan melaksanakan akhlak mahmudah sebagai etika pergaulan

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kepada Orang Tua

Orang tua harus mendukung program belajar yang di desain

sekolah dengan membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih

baik serta memantau kegiatan anak di rumah.

C. Penutup

Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

terselesainya skripsi ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan

yang ada pada diri penulis, memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan dalam

skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran demi lebih

sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, dengan

harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi

pahala dunia dan akhirat.

Dengan teriring doa dan harapan semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1999)

Abi, Abdillah Muhammad bin Ismail Al- Bukhari, Shahih Bukhari, (

Beirut : Dar Al- kutb Al Islamiyah, 1981)

Al Ghazali Imam, Ihya’ Ulum Al-Din, Juz III, (Beirut: Darul Fikri, 1997).

---------------------, Ihya Al-Ghazali, Terj. Ismail Ya’kub, (Jakarta: Cv.

Faisan, 1986, Jilid IV)

Ali, Muhammad, Srategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa,

1993)

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002)

Arif Armai, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet.

13., (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

Asmaran, As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), cet. III.

Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2010)

Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Mental, (Jakarta

: Bulan Bintang, 1982)

Departemen Agama RI, Kendali Mutu PAI, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001)

Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

Departemen Agama, 2001)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,(Bandung: Balai Pustaka, 1990) hlm. 652

Dewantara Ki Hadjar, Karya Bagian I, Pendidikan, (Yogyakarta: MLPTS,

1977)

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta, 1999)

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Fakhry Majid, Etika Dalam Islam, alih bahasa Zakiyuddin Baidawi, cet.

ke-1, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996)

Fitriana Anita Nur, Metode Demonstrasi, Peranannya Dalam

Meningkatkan Keterampilan Ibadah Shalat Pada Anak Prasekolah, (Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2006).

Ghafir Abdul, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani,

1993)

Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang

Press, 2008)

Gulo W., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2002)

Husain Imam Abi Muslim bin Hajaj Al Qusyairi Annisaburry, Shahih

Muslim, Juz I, (Semarang: Thoha Putra, t. th)

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008).

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2000)

Mubarokah, Azwirotul, Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam

Pembelajaran PAI Pada Anak Autisme Di SLB Negeri Semarang Tahun Ajaran

2004/2005, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2006).

Mudhofir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999)

Mufarokah, Anissatul, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras,

2009)

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)

Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002)

Nurdin, Muslim, dkk, Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: Alfabeta, 1993)

Partanto, Pius. A., dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1990)

Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Mahasiswa IAIN

Walisongo (Semarang: -----,2008)

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN

Walisongo, (Semarang: -------, 2008)

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

(Bandung)

R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1995)

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,

2005)Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara.

Sudjana Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan,

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), Cet. 4.

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006)

Thaha Ahmadie, terjemah Shahih bukhari, (Jakarta: Pustaka Panjimas,

1986)

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Semarang: Aneka Ilmu, 2003)

UU RI no. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:

Nuansa Aulia, 2005)

Wahidmurni dan Ali Nur, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama

dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian,

(Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. 2.

Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP, (Jakarta:

Gaung)

Yusuf, Tayar dkk, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,

Jakarta: Raja Grafindo, 1999)

Zein, Muhammad, Metodologi Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra

Buana)

Zein, Muhammad, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK

Group dan Indra Buana, 1995)

Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramdani, 2000),

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran RPP Pra Siklus.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Madrasah

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

Kelas / Semester

:

:

:

:

MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati

Aqidah Akhlak

IV / I

8 x 35 menit (4 x pert)

Standar Kompetensi : Membiasakan Akhlak tepuji

Kompetensi dasar

:

Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam

kehidupan sehari-hari

Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam

menghadapi cobaan malalui kisah Mashitoh.

Indikator : Menemukan pengertian hormat dan patuh

Menunjukkan contoh-contoh sifat-sifat hormat

dan patuh.

Menyadari pentingnya bersikap dan berperilaku

hormat dan patuh.

Membiasakan untuk sikap hormat dan patuh

dalam kehidupan sehari-hari

Menemukan pengertian tabah dan sabar.

Memilih sikap tabah dan sabar

Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar

dalam menghadapi cobaan malalui kisah

Mashitoh

Menyebutkan pelajaran yang berharga yang

dapat di ambil dari kisah Mashitoh.

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Menemukan pengertian hormat dan patuh.

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

2. Menunjukkan contoh-contoh sifat hormat dan patuh.

3. Berperilaku hormat dan patuh.

4. Membiasakan bersikap hormat dan patuh.

5. Menemukan pengertian tabah dan sabar.

6. Memilih sikap tabah dan sabar

7. Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar.

8. Mengambil hikmah dari keteguhan Masyitoh.

II. Materi Ajar

“Akhlak terpuji“

III. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Demonstrasi

- Drill.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

c. Guru memberikan Motivasi tentang pemahaman materi yang lalu

d. Menjelaskan materi yang akan di ajarkan.

2. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajarn yang lalu.

b. Siswa diminta menemukan pengertian hormat dan patuh.

c. Siswa membagikan potongan kertas kepada semua siswa.

d. Siswa diminta menuliskan definisi kembali hormat dan patuh

e. Siswa menjelaskan kembali dan meminta siswa untuk membiasakan

bersikap hormat dan patuh

3. Kegiatan akhir

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

a. Siswa diberi tugas soal-soal latihan.

b. Siswa di beri tugas soal-soal latihan.

V. Alat / Sumber Bahan

Buku Aqidah Ahklak kelas IV, Tiga Serangkai, LKS Agama kelas IV, Buku

bacaan tentang kisah para Nabi, VCD Kisah terpuji.

VI. Penilaian

Pertemuan Pertama

a. Tehnik : tes tertulis

b. Bentuk : Uraian

c. Instrumen :

Contoh : Jelaskan pengetian hormat dan patuh dalam kehidupan

sehari-hari!

Mengetahui

Kepala Madrasah

(SUNARYO)

Guru Mapel

(HARYANTO)

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

LAMPIRAN RPP SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Madrasah

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

Kelas / Semester

:

:

:

:

MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati

Aqidah Akhlak

IV / I

8 x 35 menit (4 x pert)

Standar Kompetensi : Membiasakan Akhlak tepuji

Kompetensi dasar

:

Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam

kehidupan sehari-hari

Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam

menghadapi cobaan malalui kisah Mashitoh.

Indikator : Menemukan pengertian hormat dan patuh

Menunjukkan contoh-contoh sifat-sifat hormat

dan patuh.

Menyadari pentingnya bersikap dan berperilaku

hormat dan patuh.

Membiasakan untuk sikap hormat dan patuh

dalam kehidupan sehari-hari

Menemukan pengertian tabah dan sabar.

Memilih sikap tabah dan sabar

Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar

dalam menghadapi cobaan malalui kisah

Mashitoh

Menyebutkan pelajaran yang berharga yang

dapat di ambil dari kisah Mashitoh.

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

9. Menemukan pengertian hormat dan patuh.

10. Menunjukkan contoh-contoh sifat hormat dan patuh.

11. Berperilaku hormat dan patuh.

12. Membiasakan bersikap hormat dan patuh.

13. Menemukan pengertian tabah dan sabar.

14. Memilih sikap tabah dan sabar

15. Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar.

16. Mengambil hikmah dari keteguhan Masyitoh.

V. Materi Ajar

“Akhlak terpuji“

VI. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Demonstrasi

- Drill.

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

4. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

c. Menjelaskan materi yang akan di ajarkan.

5. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajarn yang lalu.

b. Siswa diminta menemukan pengertian hormat dan patuh.

c. Siswa membagikan potongan kertas kepada semua siswa.

d. Siswa diminta menuliskan definisi kembali hormat dan patuh

e. Siswa menjelaskan kembali dan meminta siswa untuk membiasakan

bersikap hormat dan patuh

6. Kegiatan akhir

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

a. Siswa diberi tugas soal-soal latihan.

b. Siswa di beri tugas soal-soal latihan.

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam.

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu

2. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajaran yang lalu.

b. Siswa diminta untuk menyadari pentingnya bersikap dan berperilaku

hormat dan patuh

c. Siswa diminta.untuk membiasakan bersikap hormat dan patuh.

3. Kegiatan akhir

a. Guru berdemonstrasi dengan cara berinteraksi dengan siswa.

b. Siswa diminta menuliskan satu contoh sikap hormat dan patuh.

c. Guru meminta siswa untuk mempraktikkan contoh sikap hormat dan

patuh yang telah dituliskan di depan kelas.

d. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar

e. Siswa di beri latihan soal.

Pertemuan Ketiga

1. Kegiatan Awal

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di pelajari.

b. Guru mengulang kembali pelajaran yasng telah lalu dengan melakukan

tanya jawab.

2. Kegiatan Inti

a. Siswa diajak untuk menemukan pengertian dari tabah dan sabar.

b. Siswa diminta untuk memilih sikap dari tabah dan sabar dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Guru mendemonstrasikan sikap sabar dan tabah dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

b. Siswa diberi latihan-latihan soal.

Pertemuan IV

2. Kegiatan Awal

a. Guru membuka salam untuk membuka pelajaran.

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

3. Kegiatan Inti

a. Guru merespon siswa untuk mengulang materi yang lain.

b. Guru menyuruh siswa untuk membiasakan besikap tabah dan sabar

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Guru meminta siswa untuk mengambil pelajaran yag berharga dari

kisah masyitoh.

4. Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab.

b. Siswa di beri soal-soal latihan.

VIII. Alat / Sumber Bahan

Buku Aqidah Ahklak kelas IV, Tiga Serangkai, LKS Agama kelas IV, Buku

bacaan tentang kisah para Nabi, VCD Kisah terpuji.

IX. Penilaian

Pertemuan Pertama

a. Tehnik : tes tertulis

b. Bentuk : Uraian

c. Instrumen :

Contoh : Jelaskan pengetian hormat dan patuh dalam kehidupan

sehari-hari!

Pertemuan Kedua

a. Tehnik : tes tertulis

b. Bentuk : uraian

c. Instrumen :

Contoh :Berikan contoh sikap patuh terhadap guru di sekolah.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Pertemuan Tiga

a. Tehnik : tes tertulis

b. Bentuk : uraian

c. Instrumen :

Contoh :Jelaskan pengertian tabah dan sabar !

Pertemuan Empat

a. Tehnik : tes tertulis dan praktikum demonstrasi siswa

b. Bentuk : performance

c. Instrumen :

Contoh :Sebutkan pelajaran yang berharga yang dapat kita ambil

hikmahnya

dari kisah masyitoh !

Mengetahui

Kepala Madrasah

(SUNARYO)

Guru Mapel

(HARYANTO)

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

LAMPIRAN RPP SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Madrasah

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

Kelas / Semester

:

:

:

:

MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati

Aqidah Akhlak

IV / I

8 x 35 menit (4 x pert)

Standar Kompetensi : Membiasakan Akhlak tepuji

Kompetensi dasar

:

Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam

kehidupan sehari-hari

Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam

menghadapi cobaan malalui kisah Mashitoh.

Indikator : Menemukan pengertian hormat dan patuh

Menunjukkan contoh-contoh sifat-sifat hormat

dan patuh.

Menyadari pentingnya bersikap dan berperilaku

hormat dan patuh.

Membiasakan untuk sikap hormat dan patuh

dalam kehidupan sehari-hari

Menemukan pengertian tabah dan sabar.

Memilih sikap tabah dan sabar

Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar

dalam menghadapi cobaan malalui kisah

Mashitoh

Menyebutkan pelajaran yang berharga yang

dapat di ambil dari kisah Mashitoh.

VII. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

17. Menemukan pengertian hormat dan patuh.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

18. Menunjukkan contoh-contoh sifat hormat dan patuh.

19. Berperilaku hormat dan patuh.

20. Membiasakan bersikap hormat dan patuh.

21. Menemukan pengertian tabah dan sabar.

22. Memilih sikap tabah dan sabar

23. Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar.

24. Mengambil hikmah dari keteguhan Masyitoh.

VIII. Materi Ajar

“Akhlak terpuji“

IX. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Demonstrasi

- Drill.

X. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

c. Menjelaskan materi yang akan di ajarkan.

2. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajarn yang lalu.

b. Siswa diminta menemukan pengertian hormat dan patuh.

c. Guru membagikan potongan kertas kembali kepada semua siswa.

d. Siswa diminta menuliskan definisi kembali hormat dan patuh dengan

bimbingan dari guru

e. Guru dan siswa bersama-sama mendemonstrasikan kembali contoh sikap

hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari,.

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

f. Guru menjelaskan kembali dan meminta siswa untuk membiasakan

bersikap hormat dan patuh

3. Kegiatan akhir

a. Siswa di beri tugas soal-soal latihan.

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam.

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu

2. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajaran yang lalu.

b. Guru memberikan motifasi kepada siswa tentang arti penting perilaku

hormat dan patuh.

c. Siswa diminta untuk menyadari arti pentingnya bersikap dan

berperilaku hormat dan patuh

d. Siswa diminta.untuk membiasakan bersikap hormat dan patuh.

3. Kegiatan akhir

a. Guru berdemonstrasi kembali tentang contoh praktik hormat dan patuh

dengan cara berinteraksi dengan siswa.

b. Siswa diminta menuliskan contoh sikap hormat dan patuh yang

didemonstrasikan oleh guru..

c. Guru meminta siswa untuk mempraktikkan ulang contoh sikap hormat

dan patuh yang telah didemonstrasikan guru di depan kelas.

d. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar

e. Siswa di beri latihan soal.

Pertemuan Ketiga

4. Kegiatan Awal

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di pelajari.

b. Guru mengulang kembali pelajaran yasng telah lalu dengan melakukan

tanya jawab.

5. Kegiatan Inti

a. Siswa dimotifasi untuk menemukan pengertian dari tabah dan sabar.

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

b. Siswa diminta untuk memilih sikap dari tabah dan sabar dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Guru mendemonstrasikan sikap sabar dan tabah dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Siswa diminta mendemonstrasikan ulang sikap sabar dan tabah dalam

kehidupan sehari-hari seperti yang telah dicontohkan guru.

6. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.

b. Siswa diberi latihan-latihan soal.

Pertemuan IV

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka salam untuk membuka pelajaran.

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

2. Kegiatan Inti

a. Guru merespon siswa untuk mengulang materi yang lain.

b. Guru menyuruh siswa untuk membiasakan besikap tabah dan sabar

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Guru meminta siswa untuk mengambil pelajaran yag berharga dari

kisah masyitoh.

d. Guru mendemonstrasikan tentang cerita masyitoh di depan kelas

e. Siswa diminta mengkaji ulang cerita tentang masitoh yang telah

didemonstrasikan guru serta menjadikannya cermin dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Kegiatan Akhir

c. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab.

d. Siswa di beri soal-soal latihan.

XI. Alat / Sumber Bahan

Buku Aqidah Ahklak kelas IV, Tiga Serangkai, LKS Agama kelas IV, Buku

bacaan tentang kisah para Nabi, VCD Kisah terpuji.

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

XII. Penilaian

Pertemuan Pertama

d. Tehnik : tes tertulis

e. Bentuk : Uraian

f. Instrumen :

Contoh : Jelaskan pengetian hormat dan patuh dalam kehidupan

sehari-hari!

Pertemuan Kedua

d. Tehnik : tes tertulis

e. Bentuk : uraian

f. Instrumen :

Contoh :Berikan contoh sikap patuh terhadap guru di sekolah.

Pertemuan Tiga

d. Tehnik : tes tertulis

e. Bentuk : uraian

f. Instrumen :

Contoh :Jelaskan pengertian tabah dan sabar !

Pertemuan Empat

d. Tehnik : tes tertulis dan praktikum demonstrasi siswa

e. Bentuk : performance

f. Instrumen :

Contoh :Sebutkan pelajaran yang berharga yang dapat kita ambil

hikmahnya

dari kisah masyitoh !

Mengetahui

Kepala Madrasah

(SUNARYO)

Guru Mapel

(HARYANTO)

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Madrasah

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

Kelas / Semester

:

:

:

:

MI Miftahul Ulum Karangwotan Pucakwangi Pati

Aqidah Akhlak

IV / I

8 x 35 menit (4 x pert)

Standar Kompetensi : Membiasakan Akhlak tepuji

Kompetensi dasar

:

Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam

kehidupan sehari-hari

Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam

menghadapi cobaan malalui kisah Mashitoh.

Indikator : Menemukan pengertian hormat dan patuh

Menunjukkan contoh-contoh sifat-sifat hormat

dan patuh.

Menyadari pentingnya bersikap dan berperilaku

hormat dan patuh.

Membiasakan untuk sikap hormat dan patuh

dalam kehidupan sehari-hari

Menemukan pengertian tabah dan sabar.

Memilih sikap tabah dan sabar

Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar

dalam menghadapi cobaan malalui kisah

Mashitoh

Menyebutkan pelajaran yang berharga yang

dapat di ambil dari kisah Mashitoh.

X. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

25. Menemukan pengertian hormat dan patuh.

26. Menunjukkan contoh-contoh sifat hormat dan patuh.

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

27. Berperilaku hormat dan patuh.

28. Membiasakan bersikap hormat dan patuh.

29. Menemukan pengertian tabah dan sabar.

30. Memilih sikap tabah dan sabar

31. Membiasakan untuk bersikap tabah dan sabar.

32. Mengambil hikmah dari keteguhan Masyitoh.

XI. Materi Ajar

“Akhlak terpuji“

XII. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Demonstrasi

- Drill.

XIII. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

7. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

c. Menjelaskan materi yang akan di ajarkan.

8. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajarn yang lalu.

b. Siswa diminta menemukan pengertian hormat dan patuh.

c. Siswa membagikan potongan kertas kepada semua siswa.

d. Siswa diminta menuliskan definisi kembali hormat dan patuh

e. Siswa menjelaskan kembali dan meminta siswa untuk membiasakan

bersikap hormat dan patuh

9. Kegiatan akhir

a. Siswa diberi tugas soal-soal latihan.

b. Siswa di beri tugas soal-soal latihan.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Pertemuan Kedua

4. Kegiatan awal

a. Guru membuka salam.

b. Tanya jawab tentang materi yang lalu

5. Kegiatan inti

a. Guru merespon siswa mengulang materi pelajaran yang lalu.

b. Siswa diminta untuk menyadari pentingnya bersikap dan berperilaku

hormat dan patuh

c. Siswa diminta.untuk membiasakan bersikap hormat dan patuh.

6. Kegiatan akhir

a. Guru berdemonstrasi dengan cara berinteraksi dengan siswa.

b. Siswa diminta menuliskan satu contoh sikap hormat dan patuh.

c. Guru meminta siswa untuk mempraktikkan contoh sikap hormat dan

patuh yang telah dituliskan di depan kelas.

d. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar

e. Siswa di beri latihan soal.

Pertemuan Ketiga

7. Kegiatan Awal

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di pelajari.

b. Guru mengulang kembali pelajaran yasng telah lalu dengan melakukan

tanya jawab.

8. Kegiatan Inti

a. Siswa diajak untuk menemukan pengertian dari tabah dan sabar.

b. Siswa diminta untuk memilih sikap dari tabah dan sabar dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Guru mendemonstrasikan sikap sabar dan tabah dalam kehidupan

sehari-hari.

9. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.

b. Siswa diberi latihan-latihan soal.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Pertemuan IV

5. Kegiatan Awal

c. Guru membuka salam untuk membuka pelajaran.

d. Tanya jawab tentang materi yang lalu.

6. Kegiatan Inti

d. Guru merespon siswa untuk mengulang materi yang lain.

e. Guru menyuruh siswa untuk membiasakan besikap tabah dan sabar

dalam kehidupan sehari-hari.

f. Guru meminta siswa untuk mengambil pelajaran yag berharga dari

kisah masyitoh.

7. Kegiatan Akhir

e. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab.

f. Siswa di beri soal-soal latihan.

XIV. Alat / Sumber Bahan

Buku Aqidah Ahklak kelas IV, Tiga Serangkai, LKS Agama kelas IV, Buku

bacaan tentang kisah para Nabi, VCD Kisah terpuji.

XV. Penilaian

Pertemuan Pertama

a. Tehnik : tes tertulis

b. Bentuk : Uraian

c. Instrumen :

Contoh : Jelaskan pengetian hormat dan patuh dalam kehidupan

sehari-hari!

Pertemuan Kedua

g. Tehnik : tes tertulis

h. Bentuk : uraian

i. Instrumen :

Contoh :Berikan contoh sikap patuh terhadap guru di sekolah.

Pertemuan Tiga

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

g. Tehnik : tes tertulis

h. Bentuk : uraian

i. Instrumen :

Contoh :Jelaskan pengertian tabah dan sabar !

Pertemuan Empat

g. Tehnik : tes tertulis dan praktikum demonstrasi siswa

h. Bentuk : performance

i. Instrumen :

Contoh :Sebutkan pelajaran yang berharga yang dapat kita ambil

hikmahnya dari kisah masyitoh !

Mengetahui

Kepala Madrasah

Sunaryo

Guru Mapel

Haryanto

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Contoh soal tertulis Pelajaran Aqidah Akhlak MI Kelas IV

Semester I

materi Akhlak Mahmudah

Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang benar di bawah ini !

1. Akhlak makhmudah disebut juga akhlak…..

a. akhlak tercela

b. akhlak terpuji

c. akhlak biasa

d. akhlah jelek

2. Kepada yang lebih tua kita harus…..

a. menyayangi

b. menjauhi

c. menghormati

d. membenci

3. Sopan termasuk jenis akhlak….

a. akhlak tercela

b. akhlak biasa

b. akhlak terpuji

c. akhlak jelek

4. Kepada yang lebih kecil kita harus…

a. menjauhi

b. menyayangi

c. menghormati

d. membenci

5. Tabah dalam menerima cobaan disebut…..

a. fasik

b. munafik

c. tabah

d. syukur

6. Salah satu sikap patuh adalah…

a. Menghiraukan perintah ibu

b. mengejek polisi

c. melaksanakan tugas guru

d. mengejek teman

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

7. Apabila kita kena musibah sikap kita adalah…

a. sedih

b. malu

c. pesimis

d. sabar

8. Kepada perintah bapak ibu kita harus….

a. membiarkan

b. mendengarkan saja

c. menghiraukan

d. melaksanakan

9. Sombong termasuk salah satu akhlak….

a. mazmumah

b. jelak

c. makhmudah

d. sabar

10. Orang yang sabar akan di…….Tuhan

a. benci

b. sakiti

c. saying

d. murkai

11. Allah akan selalu bersama orang-orang yang….

a. hianat

b. sabar

c. jahat

d. bodoh

12. Orang yang beriman pasti akan melakukan akhlak yang….

a. tercela

b. terjahat

c. terpuji

d. terjelek

13. Dalam kehidupan sehari hari kita harus membiasakan akhlak…

a. terburuk

b. terjelek

c. terpuji

d. terhormat

14. Sikap kita jika diberi tugas oleh guru adalah….

a. melaksanakan dengan baik

b. menghiraukan

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

c. melupakan

d. tidur

15. Dalam keadaan miskin, sebagai orang Islam sikap

kita adalah…

a. menangis

b. merana

c. bunuh diri

d. sabar dan berusaha

16. Pemberian yang baik adalah dilakukan dengan…..

a. disertai hinaan

b. tulus ikhlas

c. mengharap pujian

d. ejekkan

17. Yang dapat kita ambil teladan dari kisah masyitoh…

a. kejahatanya

b. kecantikanya

c. kekayaanya

d. kesabaran

18. Orang yang sabar kelak masuk…

a. neraka

b. rumah

c. surga

d. jurang

19. Sikap kita terhadap tetangga lain agama adalah…

a. membiarkan

b. mengejek

c. menghormati

d. mencemooh

20. Bersyukur termasuk akhlak yang……

a. tercela

b. terjelek

c. terpuji

d. terburuk

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

CONTOH SOAL SIKLUS I

Contoh soal tertulis Pelajaran Aqidah Akhlak MI Kelas IV

Semester I

materi Akhlak Mahmudah

Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang benar di bawah ini !

21. Akhlak makhmudah disebut juga akhlak…..

a. akhlak tercela

b. akhlak terpuji

c. akhlak biasa

d. akhlah jelek

22. Kepada yang lebih tua kita harus…..

a. menyayangi

b. menjauhi

c. menghormati

d. membenci

23. Sopan termasuk jenis akhlak….

a. akhlak tercela

b. b. akhlak biasa

c. akhlak terpuji

d. akhlak jelek

24. Kepada yang lebih kecil kita harus…

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

a. menjauhi

b. menyayangi

c. menghormati

d. membenci

25. Tabah dalam menerima cobaan disebut…..

a. fasik

b. munafik

c. tabah

d. syukur

26. Salah satu sikap patuh adalah…

a. Menghiraukan perintah ibu

b. mengejek polisi

c. melaksanakan tugas guru

d. mengejek teman

27. Apabila kita kena musibah sikap kita adalah…

a. sedih

b. malu

c. pesimis

d. sabar

28. Kepada perintah bapak ibu kita harus….

a. membiarkan

b. mendengarkan saja

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

c. menghiraukan

d. melaksanakan

29. Sombong termasuk salah satu akhlak….

a. mazmumah

b. jelak

c. makhmudah

d. sabar

30. Orang yang sabar akan di…….Tuhan

a. benci

b. sakiti

c. saying

d. murkai

31. Allah akan selalu bersama orang-orang yang….

e. hianat

f. sabar

g. jahat

h. bodoh

32. Orang yang beriman pasti akan melakukan akhlak yang….

a. tercela

b. terjahat

c. terpuji

d. terjelek

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

33. Dalam kehidupan sehari hari kita harus membiasakan akhlak…

a. terburuk

b. terjelek

c. terpuji

d. terhormat

34. Sikap kita jika diberi tugas oleh guru adalah….

a. melaksanakan dengan baik

b. menghiraukan

c. melupakan

d. tidur

35. Dalam keadaan miskin, sebagai orang Islam sikap kita adalah…

a. menangis

b. merana

c. bunuh diri

d. sabar dan berusaha

36. Pemberian yang baik adalah dilakukan dengan…..

a. disertai hinaan

b. tulus ikhlas

c. mengharap pujian

d. ejekkan

37. Yang dapat kita ambil teladan dari kisah masyitoh…

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

a. kejahatanya

b. kecantikanya

c. kekayaanya

d. kesabaran

38. Orang yang sabar kelak masuk…

a. neraka

b. rumah

c. surga

d. jurang

39. Sikap kita terhadap tetangga lain agama adalah…

a. membiarkan

b. mengejek

c. menghormati

d. mencemooh

40. Bersyukur termasuk akhlak yang……

a. tercela

b. terjelek

c. terpuji

d. terburuk

Contoh soal tertulis Pelajaran Aqidah Akhlak MI Kelas IV

Semester I

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

materi Akhlak Mahmudah

Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang benar di bawah ini !

1. Akhlak makhmudah disebut juga akhlak…..

a. akhlak tercela

b. akhlak terpuji

c. akhlak biasa

d. akhlah jelek

2. Kepada yang lebih tua kita harus…..

a. menyayangi

b. menjauhi

c. menghormati

d. membenci

3. Sopan termasuk jenis akhlak….

a. akhlak tercela

b. akhlak biasa

c. akhlak terpuji

d. akhlak jelek

4. Kepada yang lebih kecil kita harus…

a. menjauhi

b. menyayangi

c. menghormati

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

d. membenci

5. Tabah dalam menerima cobaan disebut…..

a. fasik

b. munafik

c. tabah

d. syukur

6. Salah satu sikap patuh adalah…

a. Menghiraukan perintah ibu

b. mengejek polisi

c. melaksanakan tugas guru

d. mengejek teman

7. Apabila kita kena musibah sikap kita adalah…

a. sedih

b. malu

c. pesimis

d. sabar

8. Kepada perintah bapak ibu kita harus….

a. membiarkan

b. mendengarkan saja

c. menghiraukan

d. melaksanakan

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

9. Sombong termasuk salah satu akhlak….

a. mazmumah

b. jelak

c. makhmudah

d. sabar

10. Orang yang sabar akan di…….Tuhan

a. benci

b. sakiti

c. saying

d. murkai

11. Allah akan selalu bersama orang-orang yang….

a. Hianat

b. Sabar

c. Jahat

d. bodoh

12. Orang yang beriman pasti akan melakukan akhlak yang….

a. tercela

b. terjahat

c. terpuji

d. terjelek

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

13. Dalam kehidupan sehari hari kita harus membiasakan akhlak…

a. terburuk

b. terjelek

c. terpuji

d. terhormat

14. Sikap kita jika diberi tugas oleh guru adalah….

a. melaksanakan dengan baik

b. menghiraukan

c. melupakan

d. tidur

15. Dalam keadaan miskin, sebagai orang Islam sikap kita adalah…

a. menangis

b. merana

c. bunuh diri

d. sabar dan berusaha

16. Pemberian yang baik adalah dilakukan dengan…..

a. disertai hinaan

b. tulus ikhlas

c. mengharap pujian

d. ejekkan

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

17. Yang dapat kita ambil teladan dari kisah masyitoh…

a. kejahatanya

b. kecantikanya

c. kekayaanya

d. kesabaran

18. Orang yang sabar kelak masuk…

a. neraka

b. rumah

c. surga

d. jurang

19. Sikap kita terhadap tetangga lain agama adalah…

a. membiarkan

b. mengejek

c. menghormati

d. mencemooh

20. Bersyukur termasuk akhlak yang……

a. tercela

b. terjelek

c. terpuji

d. terburuk

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

CONTOH SOAL SIKLUS II

Contoh soal tertulis Pelajaran Aqidah Akhlak MI Kelas IV

Semester I

materi Akhlak Mahmudah

Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang benar di bawah ini !

41. Akhlak makhmudah disebut juga akhlak…..

a. akhlak tercela

b. akhlak terpuji

c. akhlak biasa

d. akhlah jelek

42. Kepada yang lebih tua kita harus…..

a. menyayangi

b. menjauhi

c. menghormati

d. membenci

43. Sopan termasuk jenis akhlak….

a. akhlak tercela

b. b. akhlak biasa

c. akhlak terpuji

d. akhlak jelek

44. Kepada yang lebih kecil kita harus…

a. menjauhi

b. menyayangi

c. menghormati

d. membenci

45. Tabah dalam menerima cobaan disebut…..

a. fasik

b. munafik

c. tabah

d. syukur

46. Salah satu sikap patuh adalah…

a. Menghiraukan perintah ibu

b. mengejek polisi

c. melaksanakan tugas guru

d. mengejek teman

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

47. Apabila kita kena musibah sikap kita adalah…

a. sedih

b. malu

c. pesimis

d. sabar

48. Kepada perintah bapak ibu kita harus….

a. membiarkan

b. mendengarkan saja

c. menghiraukan

d. melaksanakan

49. Sombong termasuk salah satu akhlak….

a. mazmumah

b. jelak

c. makhmudah

d. sabar

50. Orang yang sabar akan di…….Tuhan

a. benci

b. sakiti

c. saying

d. murkai

51. Allah akan selalu bersama orang-orang yang….

i. hianat

j. sabar

k. jahat

l. bodoh

52. Orang yang beriman pasti akan melakukan akhlak yang….

a. tercela

b. terjahat

c. terpuji

d. terjelek

53. Dalam kehidupan sehari hari kita harus membiasakan akhlak…

a. terburuk

b. terjelek

c. terpuji

d. terhormat

54. Sikap kita jika diberi tugas oleh guru adalah….

a. melaksanakan dengan baik

b. menghiraukan

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

c. melupakan

d. tidur

55. Dalam keadaan miskin, sebagai orang Islam sikap kita adalah…

a. menangis

b. merana

c. bunuh diri

d. sabar dan berusaha

56. Pemberian yang baik adalah dilakukan dengan…..

a. disertai hinaan

b. tulus ikhlas

c. mengharap pujian

d. ejekkan

57. Yang dapat kita ambil teladan dari kisah masyitoh…

a. kejahatanya

b. kecantikanya

c. kekayaanya

d. kesabaran

58. Orang yang sabar kelak masuk…

a. neraka

b. rumah

c. surga

d. jurang

59. Sikap kita terhadap tetangga lain agama adalah…

a. membiarkan

b. mengejek

c. menghormati

d. mencemooh

60. Bersyukur termasuk akhlak yang……

a. tercela

b. terjelek

c. terpuji

d. terburuk

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran Tabel 4.1 Nilai Pre-test

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfin Hadi saputra (L) 60 Tidak Tuntas

2 Ajib Mahendra (L) 50 Tidak Tuntas

3 Aria Aji Saputra (L) 55 Tidak Tuntas

4 Yusril Irfansyah (L) 65 Tidak Tuntas

5 Dimas (L) 40 Tidak Tuntas

6 Ferry Indra (L) 50 Tidak Tuntas

7 Lia Indah Puspita (P) 55 Tidak Tuntas

8 Putri (P) 60 Tidak Tuntas

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 75 Tuntas

10 Mailani Eka Safitri (P) 80 Tuntas

11 Helmi Nasarrudin (L) 75 Tuntas

12 Abid Taufiqirrahman (L) 65 Tidak Tuntas

13 Amsyar Azri (L) 75 Tuntas

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 75 Tuntas

15 Rudi Saputra (L) 60 Tidak Tuntas

16 Lenita Agustina (P) 70 Tuntas

17 Diah Ayu Saskiya (P) 70 Tuntas

18 Bahrus Sifa Dika (L) 60 Tidak Tuntas

19 Abdul Kholik (L) 60 Tidak Tuntas

20 Syahrul (L) 30 Tidak Tuntas

21 Noviana (P) 70 Tuntas

22 M Syaiful Qolbi (L) 50 Tidak Tuntas

23 Melinda Salsabila (P) 55 Tidak Tuntas

24 Leo Rezaldi (L) 60 Tidak Tuntas

25 Nur Baiti (P) 70 Tuntas

26 Muhammad Najib (L) 75 Tuntas

27 Siti Khoerunnisa (P) 65 Tidak Tuntas

28 Zahra (P) 45 Tidak Tuntas

29 Zulaiha Fitriani (P) 40 Tidak Tuntas

30 Siswati Ariani (P) 70 Tuntas

31 Nikmatul Auliya (P) 35 Tidak Tuntas

32 Mar’atus Sholihah (P) 65 Tidak Tuntas

33 Durratun Nafisah (P) 70 Tuntas

34 Alma Zaen (P) 65 Tidak Tuntas

35 Syifa Nurriya (P) 70 Tuntas

36 Sita Armayani (P) 75 Tuntas

37 Niswah (P) 65 Tidak Tuntas

Prosentase ketuntasan klasikal 37,8%

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran

Tabel 4.2 Nilai Test Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfin Hadi saputra (L) 65 Tidak Tuntas

2 Ajib Mahendra (L) 55 Tidak Tuntas

3 Aria Aji Saputra (L) 60 Tidak Tuntas

4 Yusril Irfansyah (L) 70 Tuntas

5 Dimas (L) 60 Tidak Tuntas

6 Ferry Indra (L) 55 Tidak Tuntas

7 Lia Indah Puspita (P) 80 Tuntas

8 Putri (P) 60 Tidak Tuntas

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 75 Tuntas

10 Mailani Eka Safitri (P) 70 Tuntas

11 Helmi Nasarrudin (L) 70 Tuntas

12 Abid Taufiqirrahman (L) 80 Tuntas

13 Amsyar Azri (L) 75 Tuntas

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 80 Tuntas

15 Rudi Saputra (L) 70 Tuntas

16 Lenita Agustina (P) 65 Tidak Tuntas

17 Diah Ayu Saskiya (P) 60 Tidak Tuntas

18 Bahrus Sifa Dika (L) 80 Tuntas

19 Abdul Kholik (L) 80 Tuntas

20 Syahrul (L) 60 Tidak Tuntas

21 Noviana (P) 90 Tuntas

22 M Syaiful Qolbi (L) 65 Tidak Tuntas

23 Melinda Salsabila (P) 65 Tidak Tuntas

24 Leo Rezaldi (L) 75 Tuntas

25 Nur Baiti (P) 85 Tuntas

26 Muhammad Najib (L) 70 Tuntas

27 Siti Khoerunnisa (P) 75 Tuntas

28 Zahra (P) 60 Tidak Tuntas

29 Zulaiha Fitriani (P) 50 Tidak Tuntas

30 Siswati Ariani (P) 75 Tuntas

31 Nikmatul Auliya (P) 55 Tidak Tuntas

32 Mar’atus Sholihah (P) 85 Tuntas

33 Durratun Nafisah (P) 75 Tuntas

34 Alma Zaen (P) 70 Tuntas

35 Syifa Nurriya (P) 75 Tuntas

36 Sita Armayani (P) 75 Tuntas

37 Niswah (P) 70 Tuntas

Prosentase ketuntasan klasikal 62,2%

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran

Tabel 4.3 Aktivitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Keaktifan yang

dilakukan

Jumlah

Keaktifan

A B C D

1 Alfin Hadi saputra (L) 0 1 1 0 2

2 Ajib Mahendra (L) 1 0 1 0 2

3 Aria Aji Saputra (L) 1 1 1 0 3

4 Yusril Irfansyah (L) 1 0 1 0 2

5 Dimas (L) 1 0 1 1 3

6 Ferry Indra (L) 0 1 1 0 2

7 Lia Indah Puspita (P) 1 1 1 1 4

8 Putri (P) 1 1 0 0 2

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 1 0 1 1 3

10 Mailani Eka Safitri (P) 0 1 1 0 2

11 Helmi Nasarrudin (L) 1 1 0 1 3

12 Abid Taufiqirrahman (L) 1 1 1 1 4

13 Amsyar Azri (L) 1 0 1 1 3

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 1 1 1 1 4

15 Rudi Saputra (L) 0 1 1 0 2

16 Lenita Agustina (P) 1 1 1 0 3

17 Diah Ayu Saskiya (P) 0 1 1 0 2

18 Bahrus Sifa Dika (L) 1 0 1 1 3

19 Abdul Kholik (L) 0 1 1 1 3

20 Syahrul (L) 1 0 1 0 2

21 Noviana (P) 1 1 1 1 4

22 M Syaiful Qolbi (L) 0 1 1 0 2

23 Melinda Salsabila (P) 1 0 1 0 2

24 Leo Rezaldi (L) 1 0 1 1 3

25 Nur Baiti (P) 1 1 1 1 4

26 Muhammad Najib (L) 0 1 1 1 3

27 Siti Khoerunnisa (P) 1 1 0 1 3

28 Zahra (P) 1 0 1 0 2

29 Zulaiha Fitriani (P) 1 0 1 0 2

30 Siswati Ariani (P) 1 0 1 1 3

31 Nikmatul Auliya (P) 1 1 0 0 2

32 Mar’atus Sholihah (P) 1 1 0 1 3

33 Durratun Nafisah (P) 0 0 1 1 2

34 Alma Zaen (P) 0 1 1 0 2

35 Syifa Nurriya (P) 1 0 1 0 2

36 Sita Armayani (P) 1 1 1 1 4

37 Niswah (P) 0 1 1 1 3

Jumlah 100

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran

Tabel 4.4 Nilai Test Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Alfin Hadi saputra (L) 65 Tidak Tuntas

2 Ajib Mahendra (L) 70 Tuntas

3 Aria Aji Saputra (L) 80 Tuntas

4 Yusril Irfansyah (L) 75 Tuntas

5 Dimas (L) 65 Tidak Tuntas

6 Ferry Indra (L) 70 Tuntas

7 Lia Indah Puspita (P) 85 Tuntas

8 Putri (P) 80 Tuntas

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 90 Tuntas

10 Mailani Eka Safitri (P) 95 Tuntas

11 Helmi Nasarrudin (L) 80 Tuntas

12 Abid Taufiqirrahman (L) 100 Tuntas

13 Amsyar Azri (L) 95 Tuntas

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 85 Tuntas

15 Rudi Saputra (L) 70 Tuntas

16 Lenita Agustina (P) 75 Tuntas

17 Diah Ayu Saskiya (P) 75 Tuntas

18 Bahrus Sifa Dika (L) 85 Tuntas

19 Abdul Kholik (L) 85 Tuntas

20 Syahrul (L) 75 Tuntas

21 Noviana (P) 100 Tuntas

22 M Syaiful Qolbi (L) 75 Tuntas

23 Melinda Salsabila (P) 70 Tuntas

24 Leo Rezaldi (L) 95 Tuntas

25 Nur Baiti (P) 90 Tuntas

26 Muhammad Najib (L) 95 Tuntas

27 Siti Khoerunnisa (P) 80 Tuntas

28 Zahra (P) 70 Tuntas

29 Zulaiha Fitriani (P) 60 Tidak Tuntas

30 Siswati Ariani (P) 80 Tuntas

31 Nikmatul Auliya (P) 65 Tidak Tuntas

32 Mar’atus Sholihah (P) 90 Tuntas

33 Durratun Nafisah (P) 80 Tuntas

34 Alma Zaen (P) 75 Tuntas

35 Syifa Nurriya (P) 80 Tuntas

36 Sita Armayani (P) 90 Tuntas

37 Niswah (P) 85 Tuntas

Prosentase ketuntasan klasikal 89,2%

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran Tabel 4.5

Aktivitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Siklus II

No Nama Siswa Keaktifan yang

dilakukan

Jumlah

Keaktif

an A B C D

1 Alfin Hadi saputra (L) 1 1 1 0 3

2 Ajib Mahendra (L) 1 1 0 1 3

3 Aria Aji Saputra (L) 1 1 1 1 4

4 Yusril Irfansyah (L) 1 0 1 1 3

5 Dimas (L) 1 1 1 0 3

6 Ferry Indra (L) 0 1 1 0 2

7 Lia Indah Puspita (P) 1 1 1 1 4

8 Putri (P) 1 1 0 1 3

9 Siti Roiyadhotul Jannah (P) 1 1 1 1 4

10 Mailani Eka Safitri (P) 1 1 0 1 3

11 Helmi Nasarrudin (L) 1 1 1 1 4

12 Abid Taufiqirrahman (L) 1 1 0 1 3

13 Amsyar Azri (L) 1 1 1 1 4

14 Fiqqy Bagus Ariyanto (L) 0 1 1 1 3

15 Rudi Saputra (L) 1 1 1 0 3

16 Lenita Agustina (P) 1 0 1 1 3

17 Diah Ayu Saskiya (P) 0 1 1 1 3

18 Bahrus Sifa Dika (L) 1 1 0 1 3

19 Abdul Kholik (L) 1 1 1 1 4

20 Syahrul (L) 1 0 1 1 3

21 Noviana (P) 1 1 1 1 4

22 M Syaiful Qolbi (L) 1 1 0 1 3

23 Melinda Salsabila (P) 1 0 1 1 3

24 Leo Rezaldi (L) 1 1 1 1 4

25 Nur Baiti (P) 1 1 1 1 4

26 Muhammad Najib (L) 1 1 1 1 4

27 Siti Khoerunnisa (P) 1 1 0 1 3

28 Zahra (P) 1 0 1 1 3

29 Zulaiha Fitriani (P) 1 1 1 0 3

30 Siswati Ariani (P) 1 1 1 1 4

31 Nikmatul Auliya (P) 1 0 0 1 2

32 Mar’atus Sholihah (P) 1 1 1 1 4

33 Durratun Nafisah (P) 1 1 1 1 4

34 Alma Zaen (P) 1 0 1 1 3

35 Syifa Nurriya (P) 1 1 0 1 3

36 Sita Armayani (P) 1 1 1 1 4

37 Niswah (P) 1 1 0 1 3

Jumlah 123

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

TABEL HASIL TES SIKLUS I

No Kode No Butir Soal

Jumlah Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 S-01 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 11 55 TT

2 S-02 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 13 65 TT

3 S-03 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 70 T

4 S-04 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12 60 TT

5 S-05 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 12 60 TT

6 S-06 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11 55 TT

7 S-07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16 80 T

8 S-08 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12 60 TT

9 S-09 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15 75 T

10 S-10 1 1 0 1 1 14 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14 70 T

11 S-11 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14 70 T

12 S-12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 80 T

13 S-13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 75 T

14 S-14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T

15 S-15 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 14 70 T

16 S-16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 13 65 TT

17 S-17 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 12 60 TT

18 S-18 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16 80 T

19 S-19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T

20 S-20 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 12 60 TT

21 S-21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18 90 T

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

22 S-22 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 13 65 TT

23 S-23 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 13 65 TT

24 S-24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T

25 S-25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 17 85 T

26 S-26 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14 70 T

27 S-27 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T

28 S-28 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12 60 TT

29 S-29 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 10 50 TT

30 S-30 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15 75 T

31 S-31 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 11 55 TT

32 S-32 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T

33 S-33 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15 75 T

34 S-34 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 70 T

35 S-35 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 15 75 T

36 S-36 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T

37 S-37 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14 70 T

Jumlah 34 26 24 27 38 48 20 21 45 42 31 36 30 37 48 44 47 44 51 36 517 2585

Nilai tertinggi 1 90

Nilai terendah 1 50

Rata-rata 70

Ketuntasan 62,2% 23

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

TABEL HASIL TES SIKLUS II

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

No Kode No Butir Soal

Jumlah Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 S-01 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 13 65 TT

2 S-02 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70 T

3 S-03 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 16 80 T

4 S-04 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 75 T

5 S-05 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 13 65 TT

6 S-06 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70 T

7 S-07 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 T

8 S-08 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T

9 S-09 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 90 T

10 S-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 T

11 S-11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 80 T

12 S-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100 T

13 S-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 95 T

14 S-14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T

15 S-15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14 70 T

16 S-16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T

17 S-17 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 75 T

18 S-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 T

19 S-19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T

20 S-20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 15 75 T

21 S-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100 T

22 S-22 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 75 T

23 S-23 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14 70 T

24 S-24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 T

25 S-25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 T

26 S-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 T

27 S-27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 16 80 T

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lam

pira

n 7

28 S-28 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 14 70 T

29 S-29 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 60 TT

30 S-30 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80 T

31 S-31 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 13 65 TT

32 S-32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90 T

33 S-33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 80 T

34 S-34 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T

35 S-35 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 80 T

36 S-36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 T

37 S-37 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T

Jumlah 29 23 33 35 35 31 40 37 45 45 31 42 43 44 46 49 47 52 49 47 596 2980

Nilai tertinggi 2 100

Nilai terendah 1 60

Rata-rata 80,5

Ketuntasan 89,2% 33

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

Lampiran 8

Tabel keaktifan siswa selama pembelajaran siklus I - II

No Kode

Jenis Keaktifan

A B C D

Siklus I Siklus

II

Siklus I Siklus

II

Siklus I Siklus

II

Siklus I Siklus

II

1 S-01 0 1 1 1 1 1 0 0

2 S-02 1 1 0 1 1 0 0 1

3 S-03 1 1 1 1 1 1 0 1

4 S-04 1 1 0 0 1 1 0 1

5 S-05 1 1 0 1 1 1 1 0

6 S-06 0 0 1 1 1 1 0 0

7 S-07 1 1 1 1 1 1 1 1

8 S-08 1 1 1 1 0 0 0 1

9 S-09 1 1 0 1 1 1 1 1

10 S-10 0 1 1 1 1 0 0 1

11 S-11 1 1 1 1 0 1 1 1

12 S-12 1 1 1 1 1 0 1 1

13 S-13 1 1 0 1 1 1 1 1

14 S-14 1 0 1 1 1 1 1 1

15 S-15 0 1 1 1 1 1 0 0

16 S-16 1 1 1 0 1 1 0 1

17 S-17 0 0 1 1 1 1 0 1

18 S-18 1 1 0 1 1 0 1 1

19 S-19 0 1 1 1 1 1 1 1

20 S-20 1 1 0 0 1 1 0 1

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/...6609-1-haryanto.pdf · UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN SISWA DENGAN ... Naskah

21 S-21 1 1 1 1 1 1 1 1

22 S-22 0 1 1 1 1 0 0 1

23 S-23 1 1 0 0 1 1 0 1

24 S-24 1 1 0 1 1 1 1 1

25 S-25 1 1 1 1 1 1 1 1

26 S-26 0 1 1 1 1 1 1 1

27 S-27 1 1 1 1 0 0 1 1

28 S-28 1 1 0 0 1 1 0 1

29 S-29 1 1 0 1 1 1 0 0

30 S-30 1 1 0 1 1 1 1 1

31 S-31 1 1 1 0 0 0 0 1

32 S-32 1 1 1 1 0 1 1 1

33 S-33 0 1 0 1 1 1 1 1

34 S-34 0 1 1 0 1 1 0 1

35 S-35 1 1 0 1 1 0 0 1

36 S-36 1 1 1 1 1 1 1 1

37 S-37 0 1 1 1 1 0 1 1