UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA...

114
UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN KOTA JAMBI SKRIPSI LINA RUKMANA NIM. TPG. 161909 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA...

Page 1: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER

TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS IV

MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL

IHSAN KOTA JAMBI

SKRIPSI

LINA RUKMANA

NIM. TPG. 161909

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

i

UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER

TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS IV

MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL

IHSAN KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

LINA RUKMANA

NIM. TPG. 161909

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

ii

Page 4: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

iii

Page 5: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

iv

Page 6: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

v

Page 7: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

vi

Page 8: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

vii

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaaniraahiim

Segala puja dan puji bagi Allah Tuhan semesta alam, tempat meminta

pertolongan, pengampunan serta petunjuk kepada-Nya.

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk:

Ibu dan Bapak Tercinta

Ibu ku Wiwik Nurhayati dan Bapak ku Subagiyo, terima kasih atas doa, motivasi,

semangat, cinta, kasih, dan sayang. Yang telah berkorban dan berjasa, baik berupa

moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan ini..

Adik Ku Tersayang

Adik ku Jannatin Aliyah terima kasih telah memberikan semangat serta doa

selama ini, semoga kita menjadi orang yang berguna di masa yang akan datang..

Teman-Teman Ku

Terima kasih telah menjadi motivasi tersendiri bagi penulis untuk segera

menyelesaikan Pendidikan ini..

Page 9: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

viii

MOTTO

.يزَْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنوُا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أوُتوُا الْعِلْمَ درََجَات

Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)

Page 10: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang

kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradah-Nya hingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW pembawa

risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi

baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan

terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE,ME, selaku wakil

Rektor I, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, selaku wakil Rektor II, Bapak Dr.

Bahrul Ulum, selaku wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Ibu Dr. Risnita, M.Pd, selaku wakil dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I, selaku wakil dekan II Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, dan Ibu Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag, selaku wakil dekan III Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I dan Nasyariah Siregar, M.Pd.I, Selaku Ketua Program

Studi Dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd.I, selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Kiki

Fatmawati, M.Pd.I, selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

x

Page 12: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xi

ABSTRAK

Nama : Lina Rukmana

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab

Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang upaya guru dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan tentang upaya guru dalam membentuk karakter tanggung jawab

siswa melalui kegiatan keagamaan. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis

adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kegiatan keagamaan yang

diterapkan dalam upaya membentuk karakter tanggung jawab siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi antara lain rutinitas sholat dhuha berjamaah,

rutinitas sholat dhuhur berjamaah, tahfiz juz 30, dan kegiatan muhadharah.

Adapun faktor pendukung dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa

melalui kegiatan keagamaan yaitu sarana prasarana dan adanya kerjasama pihak

sekolah dengan orang tua siswa sedangkan faktor yang menghambat yaitu

keterbatasan waktu, minimnya perhatian orang tua terhadap perkembangan

karakter siswa dan pengaruh lingkungan sekitar. Adapun solusi untuk mengatasi

hambatan dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa yaitu pengintegrasian

Pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran serta menjalin kerjasama

dengan orang tua siswa.

Kata Kunci: Pendidikan karakter tanggung jawab, kegiatan keagamaan.

Page 13: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xii

ABSTRACT

Name : Lina Rukmana

Study Program : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Title : Teachers Efforts In Shaping The Character Of Responsibility

Through Religious Activities To Students Class IV Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

This thesis discusses the efforts of teachers in shaping the character of

responsibility through religious activities in fourth grade students of Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan, Jambi City. The purpose of this study is to describe the

efforts of teachers in shaping the character of student responsibility through

religious activities. This type of research used by the writer is descriptive

qualitative field research. The data collection methods used are the method of

observation, interviews, and documentation.

The results showed that the types of religious activities that were

implemented in an effort to shape the character of student responsibility in

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan, Jambi City included the routine of Dhuha

prayer in congregation, the routine of Dhuhr prayer in congregation, tahfiz juz 30,

and muhadharah activities. The supporting factors in shaping the character of

student responsibility through religious activities are infrastructure and the

cooperation of the school with parents of students while the inhibiting factors are

time constraints, lack of parents' attention to the development of student character

and the influence of the surrounding environment. The solution to overcome

obstacles in shaping the character of student responsibility is the integration of

character education into the learning process and collaborating with students'

parents.

Keywords: Responsibility character education, religious activities.

Page 14: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

PERNYATAN ORISINALITAS .................................................................. vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

ABTRACT ...................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ....................................................................................... 6

1. Pendidikan Karakter ....................................................................... 6

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ........................................ 8

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .................................................... 9

4. Prinsip Pendidikan Karakter .......................................................... 12

5. Faktor Pembentuk Karakter ........................................................... 14

6. Nilai Tanggung Jawab.................................................................... 16

7. Kegiatan Keagamaan ..................................................................... 18

B. Studi Relevan ......................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ........................................................... 23

B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................................. 24

Page 15: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xiv

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 24

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 25

E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 27

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 28

G. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ....................................................................................... 32

B. Temuan Khusus dan Pembahasan .......................................................... 40

1. Temuan Khusus ................................................................................

a. Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab

Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi .............................. 40

b. Faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk

Karakter Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Keagamaan Pada

Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi ..... 50

c. Solusi untuk mengatasi hambatan dalam membentuk

karakter tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada

siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi ...... 57

2. Pembahasan ....................................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 66

B. Saran ........................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xv

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Tenaga Kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi ...................................................................................... 36

Table 4.2 Daftar Nama Guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi ...................................................................................... 37

Table 4.3 Data Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi. 38

Table 4.4 keadaan sarana dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi ............................................................................ 39

Page 17: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Siswa Kelas IV Melaksanakan Sholat Dhuha ............................. 43

Gambar 4.2 Siswa Kelas IV Melaksanakan Sholat Dhuhur ........................... 44

Gambar 4.3 Siswa Melakukan Setoran Tahfiz ............................................... 46

Gambar 4.4 Siswa Mengikuti Kegiatan Muhadharah ..................................... 49

Page 18: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrument Pengumpulan Data (IPD)

a. Pedoman Observasi

b. Pedoman Wawancara

c. Pedoman Dokumentasi

2. Hasil Wawancara

3. Daftar Riwayat Hidup

Page 19: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun

2018 Pasal 2 tentang penguatan Pendidikan karakter (PPK), yang menyebutkan

bahwa: “Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan menerapkan nilai-

nilai Pancasila dalam Pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius,

jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung

jawab”.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,

kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bergotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan Pancasila. (Gunawan, 2017, hal. 30)

Namun pada kenyataannya pelaksanaan Pendidikan karakter khususnya pada

anak tingkat usia sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah belum tercapai seutuhnya.

Dilihat dari semakin bergesernya nilai-nilai moral seperti, kurangnya tingkat

kesopanan, budaya tidak tertib, tidak disiplin, kurang peduli akan kebersihan

lingkungan sekolah, kurangnya rasa tanggung jawab, dan bentuk-bentuk

kenakalan terhadap teman entah hanya sekedar lelucon atau ikut-ikutan, terkadang

anak secara sadar atau tidak mengejek temannya, misalnya memanggil julukan

yang tidak pantas terhadap temannya.

Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian, dan

teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan

berbuat baik, berlaku jujur, bertanggung jawab, menghindari perbuatan curang,

selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan sebagainya. Karakter tidak

terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara terus menerus agar mencapai

bentuk dan kekuatan yang ideal. (Gunawan, 2017, hal. 33)

Page 20: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

2

Karakter yang harus dibentuk pada diri peserta didik tentu banyak macamnya,

salah satunya tangggung jawab yang merupakan bagian dari nilai karakter yang

penting untuk diterapkan pada peserta didik. Tanggung jawab itu sendiri

merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang untuk dapat melaksanakan tugas

dan kewajiban yang harus dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat dan

lingkungan sekitar. Dengan adanya tanggung jawab maka peserta didik akan

memiliki beban yang harus diselesaikan terkait masalah yang sedang dialami.

Apabila karakter tanggung jawab dapat diterapkan dengan baik pada peserta didik

khususnya peserta didik pada sekolah tingkat dasar, maka akan meningkatkan

kualitas Pendidikan di Indonesia.(Lickona, 2013, hal. 72)

Upaya pengembangan nilai-nilai karakter di lembaga Pendidikan, seorang

guru dituntut untuk tidak hanya terfokus dalam kegiatan belajar mengajar

didalam kelas saja, tetapi juga harus mengarahkan kepada siswanya dalam bentuk

implementasi keagamaan. Pembinaan keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah tentu

masih membutuhkan bimbingan guru, dimana guru membimbing, menuntun,

memberikan contoh, bahkan menghantarkan anak pada kedewasaan yang muslim.

Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara

lain, membaca doa bersama sebelum jam pelajaran di mulai, membaca surat-surat

pendek, sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah, melaksanakan peringatan hari

besar islam (PHBI), dan pesantren kilat.

Selain kegiatan keagamaan yang mendukung pendidikan karakter, lingkungan

sekolah hendaknya juga harus membiasakan kegiatan yang dapat membentuk

karakter siswa seperti, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kedisiplinan,

sikap saling menghormati, dan lain sebagainya, serta keteladanan yang diberikan

oleh guru. Salah satu lembaga yang peduli akan Pendidikan karakter dalam bidang

keagamaan adalah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, yang mana

merupakan salah satu sekolah yang mengusung Pendidikan karakter sebagai

terwujudnya visi dan misi Madrasah yaitu untuk membentuk karakter siswanya

sesuai dengan karakter islam.

Jenis kegiatan keagamaan yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi antara lain, melaksanakan sholat dhuha berjamaah, sholat

Page 21: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

3

dzuhur berjamaah, melaksanakan tahfidz sebelum memulai proses pembelajaran,

dan melaksanakan kegiatan muhadharah. Namun pada saat peneliti melakukan

observasi awal, masih melihat beberapa siswa kelas IV ketika akan melaksanakan

sholat dhuha maupun sholat dhuhur berjamaah siswa satu dengan yang lainnya

saling menunjuk antara yang menjadi muadzin, imam sholat, dan yang memimpin

doa setelah sholat, bahkan sebagian besar siswa tidak melakukan setoran tahfiz

dengan alasan belum menghapal. Dalam hal ini kurangnya rasa tanggung jawab

dari masing-masing siswa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Hal

tersebut menunjukkan bahwasannya pendidikan karakter melalui kegiatan

keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi belum tertanam dalam

diri siswa sepenuhya. Oleh karena itu perlu adanya pembinaan yang lebih intensif

dari guru dalam melaksanakan Pendidikan karakter pada siswa. (Observasi, Juni

2019)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi,

dengan mengambil judul “Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter

Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi”.

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, untuk mempermudah peneliti

dalam menganalisis hasil penelitian dan menghindari penyimpangan dalam

pembahasan penelitian ini, maka penelitian memfokuskan pada lingkup upaya

guru dalam membentuk karakter tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan

yang dilakukan pihak sekolah dan mengambil fokus di kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.

Page 22: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

4

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya guru kelas dalam membentuk karakter tanggung jawab

melalui kegiatan keagamaan siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi ?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi?

D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan upaya guru kelas dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

b. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam

membentuk karakter tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada

siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

c. Untuk mendeskripsikan solusi dalam mengatasi hambatan pembentukan

karakter tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas

IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi

kepada stake holder sekolah dan para guru dalam mengintegrasikan

Pendidikan karakter salah satunya melalui kegiatan keagamaan

b. Menjadi acuan teoritis bagi penelitian-penelitan lain yang sejenis

Page 23: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

5

c. Sebagai salah satu persyaratan bagi peneliti untuk menyelesaikan tugas

akhir dan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1).

Page 24: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan pada intinya adalah bimbingan yang diberikan kepada anak

sehingga anak mampu mengeluarkan potensi yang berada dalam dirinya

untuk keberlangsungan hidupnya dikemudian hari. Sedangkan kata karakter

dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai tabiat, sifat-

sifat kejiwaan,akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dengan

yang lain.

Secara terminology D.Yahya khan (2010) menyatakan bahwa karakter

adalah sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif

dan dinamis, integrasi antara pernyataan dan tindakan. Sedangkan Suyanto,

menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang

menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam

lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yag

berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuat. (Muslich,

2018, hal. 70)

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap

individu untuk dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa, dan negara. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku

manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri,

sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,

sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,

hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. (Mukhlas&

Hariyanto, 2017, hal. 41)

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseoarang dengan

yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang

Page 25: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

7

terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Nilai-nilai yang

unik, baik itu kemudian dalam desain induk pembangunan karakter bangsa

2010-2025 dimaknai sebagai tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan

nyata berkehidupan baik. (Kementrian Pendidikan Nasional. 2010)

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa karakter

adalah segala sesuatu yang terdapat pada diri seseorang yang berbeda

dengan orang lain berupa sifat, akhlak, tabiat atau nilai-nilai perilaku yang

yang terwujud melalui perkataan, ataupun perbuatan.

Sedangkan pengertian pendidikan karakter adalah hal positif apa saja

yang dilakaukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang

diajarnya. Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan Pendidikan

yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan

pengembangan etika para siswa. Dan merupakan suatu upaya proaktif yang

dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa

mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian,

kejujuran, kerajinan, keuletan, ketabahan , tanggung jawab, menghargai diri

sendiri dan orang lain. (Mukhlas &Hariyanto, 2017, hal. 43)

Pendapat lain mengenai pendidikan karakter yakni, Pendidikan karakter

adalah Pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori

pengetahuan (cognitive), perasan (feeling), dan tindakan (action). Menurut

Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan karakter tidak

akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan

berkelanjutan. Dengan Pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi

cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam

mempersiapkan anak menyongsong masa depan. (Muslich, 2018, hal. 29)

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari Pendidikan

moral, karena Pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah

benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebisaan tentang hal-hal yang

baik dalam kehidupan, sehingga anak atau peserta didik memiliki kesadaran,

dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk

Page 26: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

8

menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. (Hermino, 2014, hal.

159)

Pendidikan karakter juga dapat didefinisikan sebagai Pendidikan yang

mengembangkan karakter yang mulia dari peserta didik dengan

mempraktikan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan

keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan sesama manusia

maupun hubungannya dengan Tuhannya.

Berdasarkan uraian diatas, jadi Pendidikan karakter merupakan proses

pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya

yang berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga serta karsa. Pendidikan

karakter dapat dimaknai sebagai Pendidikan nilai, budi pekerti, moral,

watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong

royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis berorientasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Dengan demikian, tujuan pendidikan karakter adalah untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah

pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik

secara utuh, terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan

peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari. (Muslich, 2018, hal. 81)

Page 27: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

9

Pendidikan karakter berfungsi:

a. Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan

berprilaku baik

b. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur

c. Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia. (Aqib&Amrullah, 2017, hal. 4-5)

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Kemendiknas mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang dikembangkan

dalam Pendidikan budaya dan karakter bangsa berasal dari beberapa sumber

berikut: yaitu agama, Pancasila, budaya, dan tujuan Pendidikan Nasional.

Agama menjadi sumber Pendidikan karakter karena Indonesia merupakan

negara yang beragama sehingga nilai yang terkandung dalam agamanya

dijadikan dasar dalam membentuk karakter. Pancasila digunakan sebagai

sumber karena Pancasila adalah dasar negara sehingga nilai-nilai Pancasila

menjadi sumber Pendidikan karakter.

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku bangsa dan

budaya sehingga nilai-nilai budaya dalam masyarakat menjadi sumber

dalam Pendidikan karakter. Sedangkan tujuan Pendidikan Nasional menjadi

sumber pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter dikarenakan semua

bentuk Pendidikan tidak boleh bertentangan dengan tujuan Pendidikan

Nasional. Berikut adalah sejumlah bentuk nilai-nilai Pendidikan karakter.

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan Pendidikan karakter,

telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya

dan tujuan Pendidikan nasional, yaitu: : (1) Reigius, (2) Jujur, (3) Toleransi,

(4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9)

Rasa ingin tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11) Cinta tanah air, (12)

Menghargai prestasi, (13) Bersahabat /komunikatif, (14) Cinta damai, (15)

Gemar membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli social, dan (18)

Tanggung jawab. (Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya

dan Karakter Bangsa:Pedoman Sekolah, 2009:9-10)

Page 28: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

10

Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun

satuan Pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan

cara melanjutkan nilai prakondisi (takwa, bersih, rapih, nyaman, dan

santun), yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18

nilai diatas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih

tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan

yang lainnya.

Hal diatas tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan Pendidikan

masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam

pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan

mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/

wilayah, yakni bersih,nyaman, rapih, disiplin, sopan dan santun. Berikut

adalah butir nilai-nilai pengembangan Pendidikan budaya dan karakter

bangsa menurut Diknas adalah sebagai berikut:

a. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur

Perilaku yang didasari pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan.

c. Toleran

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras

Page 29: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

11

Tindakan yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

j. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

k. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa,

lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai Prestasi.

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memeperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan

bekerja sama dengan orang lain.

Page 30: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

12

n. Cinta Damai

Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadirannya, diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, social dan budaya) dan negara.

o. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa. (Syamsul Kurniawan, 2017, hal. 41)

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter disekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru

dan pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip Pendidikan karakter.

Kemendiknas (2010) memberikan rekomendasi 11 prinsip untuk

mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan dan perilaku

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk

membangun karakter

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

Page 31: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

13

e. Memberi kesempatan kepada pesrta didik untuk menunjukan perilaku

yang baik

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang

yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka,

dan membantu mereka untuk sukses

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk Pendidikan karakter dan setia pada nilai

dasar yang sama

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif Pendidikan karakter

j. Memfugsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam

usaha membangun karakter

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru

karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta

didik.

Schwartz (2008) dalam Samani & Hariyanto (2013, hal. 168-175)

menguraikan prinsip-prinsip pendidikan karakter yang efektif, yaitu:

a. Pendidikan karakter harus mempromosikan nilai-nilai inti (ethical core

values) sebagai landasan bagi pembentukkan karakter yang baik

b. Karakter harus dapat dipahami secara komperhensif termasuk dalam

pemikiran, perasaan, dan perilaku

c. Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang

sungguh-sungguh dan proaktif serta mempromosikan nilai-nilai inti ke

semua fase kehidupan

d. Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli

e. Menyediakan peluang bagi para siswa untuk melakukan tindakan

bermoral

f. Pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan kurikulum

akademis yang bermakna dan menantang, yang menghargai semua

pembelajar dan membantu mereka untuk mencapai sukses

Page 32: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

14

g. Pendidikan karakter harus secara nyata mengembangkan motivasi

pribadi siswa

h. Seluruh staf sekolah harus menjadi komunitas belajar dan komunitas

moral yang semuanya saling berbagi tanggung jawab bagi

berlangsungnya pendidikan karakter, dan berupaya untuk

mengembangkan nilai-nilai inti yang sama menjadi panduan pendidikan

karakter bagi para siswa

i. Implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan moral

yang diperlukan bagi staf sekolah maupun para siswa

j. Sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai

partner penuh dalam upaya pembangunan karakter

k. Evaluasi terhadap pendidikan karakter harus juga menilai karakter

sekolah, menilai fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, sampai

pada penilaian terhadap bagaimana cara para siswa memanifestasikan

karakter yang baik.

5. Faktor-Faktor Pembentukan Karakter

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata pembentukan berarti

proses, cara, perbuatan membentuk sesuatu dengan cara-cara tertentu.

(https://kbbi. web. id/bentuk diakses pada tanggal 10 september 2019 pada

pukul 14.23 WIB). Dalam hal ini, karakter yang di maksudkan adalah

karakter mulia yang diharapkan dan dapat dikembangkan oleh siswa,

pembentukan karakter siswa mengarah pada pengertian tentang

pembentukan siswa agar memiliki kepribadian, perilaku, sifat, dan watak

yang mulia. Berbicara masalah pembentukan karakter sama halnya

berbicara tentang tujuan Pendidikan, karena menurut beberapa pendapat

tujuan Pendidikan kita adalah sama halnya dengan pembentukan karakter.

Pembentukan karakter dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh

dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana Pendidikan

dan pembinaan yang terprogram dengan baik, dilaksanakan dengan

Page 33: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

15

sungguh-sungguh dan konsisten. Berikut merupakan factor-faktor dalam

pembentukan karakter:

a. Faktor Internal

1). Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang

menyampaikan tujuan dengan berfikir lebih dahulu kearah tujuan itu.

Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakkan

oleh naluri. Pengaruh naluri pada diri seseorang tergantung pada

bagaimana seseorang menyalurkan naluri tersebut. (Gunawan, 2012,

hal. 19)

2). Adat atau Kebiasaan

Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah

kebiasaan, karena sikap dan perilaku yang menjadi karakter sangat erat

sekali dengan kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu

diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan. Faktor kebiasaan ini

memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan

membina karakter.

3). Kehendak atau Kemauan

Kehendak atau kemauan ialah keinginan untuk melangsungkan

segala ide walau disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran.

4). Suara Hati atau Hati Nurani

Hati nurani adalah suatu benih yang telah diciptakan oleh Allah

dalam jiwa manusia. Nurani dapat tumbuh berkembang karena

pengaruh Pendidikan, oleh karenanya, pendidikan karakter tidak akan

mencapai sasarannya tanpa disertai pemupukan hati nurani, yang

merupakan kekuatan dari dalam diri manusia, yang dapat menilai baik

dan buruk suatu perbuatan.

5).Hereditas atau Keturunan

Keturunan merupakan suatu factor yang dapat mempengaruhi sifat

manusia. Sifat-sifat atau ciri yang diperoleh oleh seorang anak atas

Page 34: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

16

dasar keturunan. Sifat yang diturunkan itu pada garis besarnya ada dua

macam yaitu:

a) Sifat jasmaniyah, yakni kekuatan dan kelemahan otot-otot dan

urat sarap orang tua yang dapat diwariskan kepada anaknya

b) Sifat ruhaniyah, yakni lemah dan kuatnya suatu naluri dapat

diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi

perilaku anak cucunya.

b. Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Pertumbuhan karakter tidak dapat dipisahkan dari proses Pendidikan.

Tujuan pendidikan ialah menyiapkan manusia supaya hidup dengan

kehidupan yang sempurna. Pendidikan mempunyai peran yang sangat

penting dalam pembentukan karakter seseorang. Begitu pentingnya

faktor pendidikan itu sehingga dengan pendidikan naluri yang terdapat

pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah.

2) Lingkungan

Disamping faktor hereditas, faktor lingkungan sangat berpengaruh

terhadap pembentukan karakter, misalnya seorang anak yang dilahirkan

tumbuh besar dan bergaul dengan orang disekitarnya. Terutama keluarga,

keluarga memiliki konstribusi dalam pembentukan karakter anak.

Keluarga adalah lingkungan pertama yang membina dan

mengembangkan pribadi seorang anak.

6. Nilai Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), Negara, dan Tuhan. Apabila dalam penggunaan hak dan

kewajiban itu bisa tertib, maka akan timbul rasa tanggung jawab. Tanggung

jawab yang baik itu apabila antara perolehan hak dan penunaian kewajiban

bisa saling seimbang. ( Mustari, 2014, hal. 19)

Page 35: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

17

Indikator karakter tanggung jawab menurut Wibowo dan Gunawan

(2015) adalah sebagai berikut: (1) peserta didik melaksanakan tugas dengan

sepenuh hati, (2) peserta didik belajar dengan semangat tinggi, (3) peserta

didik berusaha mencapai prestasi, (4) peserta didik mampu mengontrol diri,

(5) peserta didik akuntabel terhadap pilihan yang diambil, (6) peserta didik

memiliki kedisiplinan, (7) peserta didik mengerjakan tugas dengan baik, (8)

peserta didik tertib melaksanakan tugas, dan (9) peserta didik melakukan

perbaikan bila terjadi kesalahan.

Dalam kehidupan manusia tanggung jawab dapat dibedakan menjadi 5,

diantaranya sebagai berikut:

a. Tanggung jawab pada diri sendiri; kesadaran setiap orang untuk

memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian

sebagai manusia pribadi. Dia dapat memecahkan masalah mengenai

dirinya sendiri.

b. Tanggung jawab pada keluarga; kesadaran atas keluarga sebagai

masyarakat kecil, yang terdiri dari beberapa anggota yang saling

melengkapi dan memiliki kewajiban.

c. Tanggung jawab pada masyarakat; kesadaran akan keberadaannya

sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi

membutuhkan bantuan orang lain. Ia juga mempunyai tanggung jawab

seperti anggota masyarakat lainnya agar bisa melanjutkan hidupnya

dalam masyarakat.

d. Tanggung jawab pada bangsa dan negara; kesadaran akan kewajiban

sebagai warga negara yang diartikan sebagai perbuatan sebab-akibat.

e. Tanggung jawab pada Tuhan; kesadaran akan adanya Tuhan yang

meguasai kehidupan dirinya dan apa yang ia lakukan harus

dipertanggung jawabkan semuanya kelak.

Karena pentingnya tangggung jawab pada diri seseorang maka sifat

tersebut penting untuk ditanamkan sejak dini pada peserta didik di

lingkungan sekolah. Agar guru dapat mengajari tanggung jawab secara

Page 36: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

18

lebih efektif dan efisien kepada peserta didiknya, guru dapat melakukan

beberapa cara sebagai berikut:

a. Memberi pengertian pada peserta didik apa itu sebenarnya tanggung

jawab. Tanggung jawab adalah sikap ketika kita harus bersedia menerima

akibat dari apa yang telah kita perbuat.

b. Perlu adanya pembagian tanggung jawab peserta didik satu dengan yang

lain. Batas-batas dan aturan-aturannya harus jelas dan tegas agar peserta

didik lebih diarahkan.

c. Mulailah memberikan pelajaran kepada peserta didik tentang rasa

tanggung jawab dari hal-hal kecil, tentunya jika hal-hal kecil bisa

dijalankan dengan baik, berikutnya peserta didik bisa diajarkan rasa

tanggung jawab yang lebih besar. (Syamsul Kurniawan, 2016, hal.158)

Berikut ini merupakan indikator tanggung jawab yang akan digunakan

oleh peneliti sebagai pedoman penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan:

a. Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan tidak lari dari tugas

yang harus diselesaikan

b. Berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan, dan perilaku

c. Menyelesaikan kewajiban disekolah

d. Memiliki kedisiplinan

7. Kegiatan Keagamaan

a. Pengertian Kegiatan Keagamaan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kegiatan berasal dari kata

giat yang berarti rajin, bergairah dan bersemangat. Terdapat imbuhan

ke-an yang mempunyai makna melakukan suatu pekerjaan. Jadi

kegiatan adalah aktifitas, usaha, pekerjaan. (http//kamus besar Bahasa

Indonesia.org/kegiatan, diakses pada tanggal 10 september 2019 pada

pukul 15.20 WIB)

Sedangkan pengertian dari keagamaan itu sendiri berasal dari

agama yang kemudian mendapat awalan “ke” dan akhiran”an”,

sehingga membentuk kata baru yaitu “keagamaan”. Jadi keagamaan

Page 37: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

19

disini mempunyai arti yang berhubungan dengan agama. (Depatemen

Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indinesia, 2005, hal. 234).

Jalaludin ( 2001, hal. 199) menjelaskan bahwa keagamaan merupakan

suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk

bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

keagamaan adalah usaha yang dilakukan seseorang atau per kelompok

yang dilaksanakan secara kontinu maupun yang ada hubungannya

dengan nilai-nilai keagamaan. Dalam hal ini kegiatan keagamaan yang

berhubungan dengan nilai-nilai agama islam.

b. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Kegamaan di Madrasah Ibtidaiyah

1) Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu

mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan

mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan budaya.

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota

masyarakat dalam megadakan hubungan timbal balik dengan

lingkungan sosisl, budaya dan alam sekitar.

3) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik

agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh

karya.

4) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggung jawab

dalam menjalani tugas.

5) Menumbuh kembangkan akhlak islami yang mengintegrasikan

hubungan dengan Allah, Rasul, manusia, alam semesta bahkan diri

sendiri.

6) Mengembangkan sensifitas peserta didik dalam melihat persoalan

persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif

terhadap permasalahan sosial dan dakwah.

Page 38: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

20

7) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta

didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan

terampil.

8) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

berkomunikasi dengan baik, secara verbal maupun non verbal.

9) Melatih kemampuan peserta didik untuk bekeja dengan sebaik-

baiknya, secara mandiri, maupun kelompok.

10) Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik untuk

memecahkan masalah sehari-hari.

c. Bentuk-Bentuk Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan mempunyai beberapa bentuk atau macam

dilihat dari segi ataupun sudut pandang yang berbeda-beda pula. Dalam

bukunya Daradjat (1983) menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan

keagamaan islam berdasarkan beberapa sudut pandangnya, sebagai

berikut:

1) Kegiatan keagamaan Islam yang bersifat umum dan khusus.

Pertama, Khasahah adalah kegiatan keagamaan Islam yang

ketentuannya telah ditetapkan oleh nash, seperti: shalat, zakat,

puasa, dan haji. Kedua, „Aamah adalah semua perbuatan baik yang

dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah,

seperti makan dan minum, bekerja dan lain sebagainya.

2) Kegiatan keagamaan Islam dari segi pelaksanaannya dibagi

menjadi tiga, yaitu jasmaniyah ruhiyah (shalat dan puasa), ruhiyah

dan maliyah (zakat), dan jasmaniyah ruhiyah dan maliyah,

(mengerjakan haji).

3) Kegiatan keagamaan Islam dari segi kepentingan perseorangan atau

masyarakat dibagi menjadi dua yaitu Fardhi, sepeti shalat dan

puasa, kedua ijtima‟i seperti zakat dan haji.

4) Kegiatan keagamaan Islam dari segi bentuk dan sifatnya dibedakan

menjadi tiga yaitu: Pertama, Kegiatan keagamaan Islam yang

berupa perkataan atau ucapan lidah seperti: membaca doa,

Page 39: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

21

membaca Al-Quran, membaca zikir, membaca tahmid, dan

mendoakan orang yang bersin. Kedua, Kegiatan keagamaan Islam

yang berupa pekerjaan tertentu yang bentuknya meliputi perkataan

dan perbuatan, seperti shalat, zakat, puasa, haji. Ketiga, Kegiatan

keagamaan Islam yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan

bentuknya, seperti: menolong orang lain, berjihad, dan membela

diri.

B. Studi Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Afriyanto pada tahun 2018,

Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul “ Pembentukan

karakter tanggung jawab dan bersahabat melalui kegiatan karawitan”.

Pembentukan karakter tanggung jawab dalam penelitian ini tercermin

dari pemberian pemahaman wawasan global tentang perkembangan

karawitan yang sudah mendunia agar pesrta didik melaksanakan tugas

dengan sepenuh hati, adanya rangsangan event sehingga anak merasa

ada kesempatan untuk tampil, giat latihan, konsekuensi untuk selalu

hadir latihan secara rutin.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama membahas tentang pembentukan karakter

tanggung jawab pada siswa. Sedangkan perbedaannya terletak pada

proses pelaksanaan,, dalam penelitian ini yakni melalui kegiatan

karawitan sedangkan penulis akan mengkaji upaya pembentukan

karakter siswa melalui kegiatan keagamaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Listya Rani Aulia pada tahun 2016,

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Implementasi religius

dalam pendidikan karakter bagi peserta didik di sekolah dasar juara

Yogyakarta”. Dari hasil penelitian ini bahwasannya pelaksanaan

Pendidikan karakter yang telah diterapkan di sekolah dasar juara

Yogyakarta yaitu bagaimana sekolah mempersiapkan peserta didik agar

menjadi generasi yang dekat dengan Allah dan Rosul-Nya. Pendidikan

Page 40: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

22

karakter dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan di sekolah dan di

rumah seperti mengurus kegiatan kantin, PBB, tahfidz, sholat

berjamaah, dan kegiatan-kegiatan yang ada di syiar bulanan.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama membahas tentang pembentukan karakter

pada peserta didik usia sekolah dasar. Sedangkan perbedaannya terletak

pada pelaksanaannya, dalam penelitian ini yaitu melalui pembiasaan-

pembiasaan di sekolah maupun di rumah sedangkan penulis akan

mengkaji mengenai upaya pembentukan karakter siswa melalui

kegiatan keagamaan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Muktadin pada tahun 2008

Universitas Islam Negeri Malang dengan judul “Pelaksanaan kegiatan

keagamaan dalam membentuk tingkah laku siswa di MTs Negeri

Malang III Sepanjang Gondanglegi” dari hasil penelitian ini

bahwasannya bentuk kegiatan keagamaan untuk membentuk tingkah

laku siswa yaitu rutinitas membaca ayat suci al-quran sebelum memulai

pembelajaran selama 15 menit, melaksanakan sholat dhuha berjamaah,

berdoa sebelum dan sesudah pelajaran di kelas, membelakukan sanksi

da sanksi tersebut nantinya akan dikomulasikan, serta memberikan

reword kepada siswa yang berprestasi. Adapun tujuan dari program

tersebut yaitu menumbuhkan kesadaran siswa tentang berprilaku islami,

menciptakan lingkungan sekolah yang islami serta dapat mencegah

siswa dari perilaku menyimpang.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama mengkaji tentang jenis kegiatan keagamaan

yang dilaksanakan di sekolah. Sedangkan perbedaannya yaitu jika

dalam penelitian ini subjek penelitiannya ditujukan pada anak usia

remaja yakni tingkat sekolah menengah pertama sedangkan penulis

akan mengakaji tentang upaya pembentukan karakter pada anak usia

sekolah dasar.

Page 41: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang

dialami oleh subjek penelitian. Dasar penelitian adalah kontruktivisme yang

berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu

pertukaran pengalaman social yang ditemukan oleh setiap individu

(Sukmadinata, 2005, hal. 578).

Pendekatan ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi (Sugiyono,

2009 ,hal. 9).

Penelitian kualitatif menurut Moleong (2006) adalah sebuah penelitan

yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap,

pandangan, perasaan, dan perilaku individua tau sekelompok orang. Penelitian

dengan pendekatan kualitatif merupakan analisis proses dari proses berpikir

secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena

yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah (Gunawan, 2015, hal.

80).

Menurut Fiks (2000), penlitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada

studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia

kehidupan. Metode diterapkan untuk melihat dan memahami, subjek dan objek

yang meliputi orang, Lembaga, berdasarkan fakta yang tampil secara apa

adanya.

Page 42: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

24

Jadi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan data yang telah diperoleh berupa kata-kata, gambar, tabel,

grafik ataupun tampilan lainnya berdasarkan hasil temuan di lapangan.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini ditujukan kepada Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas IV, dan

beberapa siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan

tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan data yang

berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka di perlukan dua

jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data tersebut yang meliputi:

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. ( Sugiyono, 2016, hal. 225)

Data primer yang akan diperoleh oleh peneliti adalah:

1) Hasil wawancara dengan kepala sekolah/madrasah, tentang seputar

gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota (sejarah

berdirinya, letak geografis, visi dan misi, kondisi siswa, guru dan

staf, serta sarana prasarana) dan upaya kepala sekolah/madrasah

dalam membentuk karakter tanggung jawab pada siswa.

2) Hasil wawancara dengan wali kelas IV, tentang seputar upaya yang

dilakukan wali kelas dalam membentuk karakter tanggung jawab

melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV.

Page 43: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

25

3) Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IV tentang kewajiban

siswa dalam melaksanakan segala bentuk kegiatan keagamaan yang

ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen, misalnya data dari majalah, koran, keterangan - keterangan

atau publikasi lainnya. (sugiyono, 2016, hal. 225). Dalam hal ini adalah

data yang diambil dari gambaran umum di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi sebagai berikut:

1) Sejarah dan Geografis

2) Sarana dan prasarana

3) Struktur organisasi

4) Keadaan guru, tata usaha, dan Peserta didik.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek penelitian dari mana data

diperoleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang

didapat melalui wawancara, sumber data peristiwa (situasi) yang didapat

melalui observasi, dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi

terkait. Sedangkan menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong, sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. ( Lexi

Moleong, 2013, hal.157).

D. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa cara yaitu:

1) Observasi

Observasi adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi selama penelitian dengan

mengamati secara langsung. (Sugiyono, 2015, hal .203). Cara ini juga

Page 44: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

26

efektif untuk menggambarkan kondisi kelas, perilaku siswa, atau respon

dan tanggapan dari siswa tentang penelitian ini.

Peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif. Dalam penelitian

ini, peneliti dating di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut

terlibat dalam kegiatan tersebut. (Sugiyono, 2016, hal. 227). Dalam

penelitian ini hal-hal yang akan di observasi adalah segala bentuk kegiatan

keagamaan yang di lakukan oleh siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi.

2) Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung (Usman dan Purnomo, 2011, hal. 55). Wawancara di

gunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

(Sugiyono, 2016, hal. 137).

Peneliti menggunakan wawancara tersetruktur sebagai teknik

pengumpulan data yang telah menyiapkan instrument penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dalam melakukan wawancara, selain

harus membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka

pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder,

gambar, brosur dan material yang lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara menjadi lancar. (Sugiyono,2016, hal. 138)

Dalam penelitian ini Teknik wawancara dimaksudkan untuk

memperoleh data dari narasumber seperti kepala sekolah , wali kelas IV

dan beberapa siswa kelas IV terkait dengan upaya pembentukan

karakter tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi ialah metode pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,

maupun elektronik. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

Page 45: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

27

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam pnenelitian

kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif akan semakin

tinggi jika melibatkan dan menggunakan studi dokumen.yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen. (Sugiyono, 2016, hal. 240)

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data berupa: sejarah

berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, data tentang

guru dan staf-staf, data siswa, fasilitas yang digunakan, struktur

organisasi, program pengembangan penanaman niai-nilai karakter, serta

dokumentasi lain yang menguatkan hasil penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sabelum peneliti memasuki

lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data

skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun

demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang

setelah peneliti masuk dan selama dilapangan. (Sugiyono,2016, hal. 245)

Berikut komponen dalam analisis data:

1. Reduksi Data (Reduction Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

Page 46: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

28

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori , flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan

Huberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.

(Sugiyono, 2016, hal. 249)

Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan teks yang bersifat

naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai

dengan sub babnya masing-masing, data yang telah didapatkan dari hasil

wawancara, sumber tulisan maupun dari sumber pustaka .

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan berdasarkan analisis

data. Peneliti menjumlah dan mengklasifikasi data yang telah didapatkan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori. ( Sugiyono, 2016, hal. 253)

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Meningkatkan ketekunan

Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara lebih

cermat. Menurut Sugiyono (2016, hal. 272) Meningkatkan ketekunan ini

dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh hasil penelitian dengan

cermat. sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan dengan

membaca berbagai referensi buku maupun hasil peneliti atau dokumentasi

yang terkait dengan upaya guru dalam membentuk karakter tanggung

jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV.

Page 47: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

29

2. Kecukupan referensi

Referensi disini adalah adanya pendukung untuk membeuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti (Sugiyono, 2016, hal.275). kecukupan

referensi, peneliti menggunakan alat bantu perekam, kamera atau video.

Kecukupan referensi membantu peneliti dalam waancara kepada informan

dan mengamati fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan fokus

penelitian dengan mengambil gambar atau video. Data dan informasi yang

diperoleh dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji data ketika

diadakan analisis data dan penafsiran sehingga peneliti tidak lagi

mengalami kesulitan ketika menyusun laporan dari penelitian tersebut.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data atau pembanding

data. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data. Triangulasi berarti peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. (Sugiyono, 2016, hal. 241)

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi yaitu

triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

a. Triangulasi sumber

Adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai

metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara,

peneliti juga melakukan observasi, dokumen tertulis, arsif, catatan resmi,

gambar atau foto. Peneliti melakukan perbandingan dari sumber data

yang telah didapatkan.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik juga digunakan dalam penelitian ini, peneliti

mengecek hasil data yang diperoleh melalui beberapa teknik

pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk

Page 48: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

30

memastikan bahwa data yang diperoleh tidak saling bertentangan.

Misalnya dari data wawancara dipadukan dengan observasi, kemudian

dipadukan dengan dokumenter, dan sebaliknya sehingga ditemukan

kenyataan yang sesungguhnya.

Page 49: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

G. Jadwal Penelitian

NO

Jenis

Kegiatan

Juli

2019

Agustus 2019

September 2019

Oktober 2019

November 2019

Desember 2019

Januari 2020

Februari 2020

Maret 2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Judul

Proposal √

2 Penyusunan Proposal √ √

3 Bimbingan Proposal √ √ √

4 Seminar Proposal √

5 Perbaikan Proposal √

6 Pembuatan Izin Riset √

7 Pelaksanaan Riset √ √ √ √ √ √ √

8 Penyusunan Data √

9 Bimbingan Skripsi √ √ √

10 ACC Skripsi √

11 Munaqosah

Page 50: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

32

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Historis dan Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan letak dan geografisnya sangatlah

strategis, yang mana terletak di Jl. Masjid Nurul Ihsan RT. 02. No. 01.

Kel. Pematang Sulur Telanaipura Kota Jambi. Yang mana terletak

ditengah-tengah lingkungan masyarakat, namun jauh dari keramaian

sehingga memberikan ketenangan kepada siswa saat melaksanakan

proses pembelajaran dan adanya pagar yang mengelilingi bangunan

sekolah sehingga dapat meningkatkan rasa aman dari gangguan pihak

luar terhadap sekolah. Keberadaan lokasi Madrasah Nurul Ihsan

sangatlah mudah dijangkau dan ditemukan oleh masyarakat.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan berdiri sejak tanggal 22 mei

1992, sebagai Madrasah sore sampai tahun 2008. Madrasah mengalami

perubahan menjadi Madrasah pagi yakni mulai tanggal 04 Maret 2008.

Sejalan dengan perkembangan zaman, Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan terus mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Berbagai

prestasi akademik dan non akademik banyak diraih oleh siswa setiap

tahunnya. Pada awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

menerima 24 siswa dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,

dan saat ini jumlah seluruh siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

sebanyak 155 siswa/i. Dan terus berbenah dibawah kepemimpinan

kepala madrasah yang telah beberapa kali mengalami pergantian yakni

sebagai berikut:

1. Bapak Musyafiruddin, A.Md periode 2008-2010

2. Ibu Azizah, S.Ag periode 2010-2013

3. Ibu Rostini, S.Pd.I periode 2013-2014

4. Ibu Hj. Three hartati, S.Ag periode 2014-2016

5. Ibu Endang Susilawati, S.Pd.I periode 2016 sampai sekarang.

Page 51: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

33

Adapun tata letak Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Masjid Nurul Ihsan

b. Sebelah Timur : Perkebunan warga

c. Sebelah Selatan : Jalan setapak

d. Sebelah Barat : Perumahan warga

2. Visi, Misi Serta Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota

Jambi

a. Visi

Menjadikan MI Nurul Ihsan sebagai lembaga pendidikan yang

cerdas, berkarakter dan islami.

b. Misi

Melakukan perubahan yang mengembangkan potensi kecerdasan

peserta didik secara professional dengan cara :

1) Memberikan bimbingan dan pembinaan dengan optimal dalam

mengoptimalkan potensi kecerdasan, spiritual, social,

matematis, interpersonal, linguistik, spasial, musikal dan

kinestetik.

2) Membentuk insan yang soleh dan solehah dengan berjiwa

mujahid, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, disiplin serta mandiri.

3) Mengembangkan dan membina jaringan kerja sama dengan

semua elemen masyarakat secara lokal, regional, nasional dan

internasional.

c. Tujuan

1) Mewujudkan peserta didik menjadi generasi yang berkarakter

rabbaniah dan ilmiah

2) Menciptakan lingkungan masyarakat yang tangguh dengan

generasi beriman, berilmu, dengan pemahaman dan pengalaman

Al-qur‟an Hadits secara kaffah

3) Mewujudkan generasi yang mujahid dan mujahidah.

Page 52: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

34

3. Strukur Organisasi

Dalam suatu Lembaga Pendidikan tentunya ada setruktur

organisasi yang dijadikan sebagai pedoman menjalankan tugas pokok

dan fungsi dari masing-masing personel sekolah. Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Ihsan Kota Jambi saat ini dipimpin oleh oleh Ibu Endang

Susilawati, S.Pd.I yang bertugas sebagai kepala sekolah yang tentunya

mengkoordinir kegiatan sekolah, agar kegiatan belajar mengajar dapat

berjalan dengan semestinya.

Selain Kepala Sekolah sebagai pimpinan, disamping itu wali kelas

juga memegang peranan penting yaitu bertanggung jawab dalam

melaksanakan administrasi kelas yang diercayakan kepadanya, untuk

menunjang kelancaran proses pembelajaran dalam Pendidikan.

Dengan adanya struktur organisasi akan memudahkan kepala

sekolah mengadakan pengawasan, koordinasi dan pengambilan

keputusan-keputusan yang diperlukan dalam tubuh organisasi,

sedangkan organisasi tanpa struktur, membuat personil sulit untuk

melaksanakan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan program kerja

berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing personil.

Kemudian dalam organisasi harus mempunyai program kerja yang

jelas, sehingga mempermudah dalam pencapaian tujuan organisasi.

Untuk itulah mengenai struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 53: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

35

Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

]‟

uuu\e

Ketua Yayasan

M. Yusuf Munir, S.KM

Kepala Madrasah

Endang Susilawati, S.Pd.I

Ketua Komite

Prof.Dr.H.M. Rachmad,

R.SE, ME

TU

Rahma

Bendahara

Dewi Kusmala S, S.Pd

Waka Prasarana

Eka Diawati, S.Ag

Waka Kurikulum

Nurul Rahmawan, S.Pd

Majelis Guru

MI Nurul Ihsan

Siswa

MI Nurul Ihsan

Waka Kesiswaan

Nova Arilawati R, M.Pd

Page 54: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

36

Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka jelas bahwa

Lembaga Pendidikan itu memiliki pimpinan tertinggi yaitu kepala

sekolah selaku pelaksana di lapangan dan bertugas selaku supervisor

Pendidikan yang bertanggung jawab dalam mengawasi dan

mengkoordinir semua kegiatan yang dilakukan oleh bawahan. Dalam

hal ini kepala sekolah, mempunyai tanggung jawab, baik yag

berkenaan dengan tugas proses pembelajaran maupun tugas dalam

memperlancar jalannya administrasi Pendidikan itu sendiri.

4. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

Pendidikan. Yang termasuk kedalam tenaga kependidikan adalah

kepala satuan Pendidikan, pendidik, dan tenaga Pendidikan lainnya.

Berikut tenaga kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota

Jambi.

Tabel 4.1

Tenaga kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi

No Nama Jabatan

1 Endang Susilawati, S.Pd.I Kepala Madrasah

2 Hj.Rostini, S.Pd.I Guru Kelas

3 Hj.Three Hartati S.Ag Guru Kelas

4 Eka Diawati, S.Ag Guru Kelas

5 Nova Arilawati Ritonga,M.Pd Guru Kelas

6 Dewi Kusmalasari, S.Pd Guru Kelas

7 Heri Ariansyah, S.Pd Guru Kelas

Page 55: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

37

8 Idawati, S.Pd Guru Mapel

9 Nurul Rahmawan Saputra,

S.Pd

Guru Mapel

10 Mashar, A.Ma Guru Mapel

11 Rahma TU/Operator

(Sumber: Arsip MI Nurul Ihsan Kota Jambi)

a. Keadaan Guru

Guru adalah pelaksanaan dan pengembangan program

kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dimana guru merupakan

tenaga edukatif yang bertugas mengajar, mendidik, membimbing

siswa dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan. Guru di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan kota Jambi mempunyai tugas

utama dalam mengolah pelajaran untuk disampaikan kepada

siswanya. Selain itu guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan kota

Jambi juga harus menjalankan tugas piket dan sebagai wali kelas.

Berikut adalah daftar nama guru kelas dan bidang studi di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi pada tahun ajaran

2019/2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Daftar Nama Guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi

No Nama Keterangan

1 Eka Diawati, S.Ag Guru Kelas I

2 Hj.Three Hartati S.Ag Guru Kelas II

3 Hj.Rostini, S.Pd.I Guru Kelas III

4 Nova Arilawati Ritonga, M.Pd Guru Kelas IV

Page 56: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

38

5 Heri Ariansyah,S.Pd Guru Kelas V

6 Dewi Kusmalasari, S.Pd Guru Kelas VI

7 Idawati, S.Pd Guru Mapel

8 Nurul Rahmawan Saputra, S.Pd Guru Mapel

10 Mashar, A.Ma Guru Mapel

(Sumber: Arsip MI Nurul Ihsan Kota Jambi)

b. Keadaan Siswa

Didalam Pendidikan ada beberapa unsur yang harus ada, agar

proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Salah satu unsur

tersebut adalah anak didik. Anak didik merupakan unsur yang tidak

dapat diabaikan keberadaannya dalam proses pembelajaran, sebab

anak didik merupakan objek dari Pendidikan. Demikian juga

halnya dengan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.

Berikut merupakan data siswa Madrash Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.3

Data Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi

Tahun

2019/

2020

Kelas To-

tal

Kelas

I

Kelas II Kelas

III

Kelas

IV

Kelas

V

Kelas

VI

LK PR LK Pr L

K

Pr LK Pr LK Pr LK Pr

9 14 13 16 15 7 10 10 19 9 19 14

Jumlh 23 29 22 20 28 33 155

(Sumber: Arsip MI Nurul Ihsan Kota Jambi )

Page 57: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

39

5. Sarana dan Prasarana

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan , kualitas

suatu pendidikan juga di dukung dengan adanya sarana dan prasarana,

yang menjadi standar sekolah. Sarana dan prasarana sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan

bahwa peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang

kualitas belajar siswa. Sarana Pendidikan merupakan tempat

berlangsungnya proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik

dan juga dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar,

sementara prasarana merupakan fasilitas yang membantu dan

menunjang proses pembelajaran.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu objek yang sangat

urgen dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan dalam proses

belajar mengajar. Diera sekarang ini berbagai macam cara telah

dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah

dengan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Begitu pula

dengan sarana dan prasarana yang terdapat di Madrasah Ibtidaiyah

Nrul Ihsan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.4

Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi

No Jenis Bangunan Jumlah Kondisi

1. Ruang Kelas 6 Baik

2. Ruang Guru dan Kepala Sekolah 1 Baik

3. Ruang TU 1 Baik

4. Ruang Gudang 1 Baik

5. Lapangan Upacara 1 Baik

Page 58: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

40

(

S

(

S

u

m

b

(Sumber: Arsip MI Nurul Ihsan Kota Jambi)

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Temuan khusus

a. Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab

Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

Upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya. Maka

upaya adalah suatu usaha yang dilakukan dengan maksud tertentu

agar semua permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik

dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam hal ini, upaya guru dalam pembentukan karakter siswa

adalah peranan seorang guru membentuk karakter siswa dengan

suatu kegiatan secara terus-menerus yang dilakukan oleh para

pendidik terhadap peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi.

1) Melalui rutinitas sholat dhuha berjamaah

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, bahwasannya sebelum siswa

masuk kelas untuk mengikuti proses pembelajaran, siswa

melaksanakan sholat dhuha berjamaah terlebih dahulu di masjid.

Dalam pelaksanaan sholat dhuha tersebut siswa tidak hanya

6. Kantin 2 Baik

7. Tempat Parkir 1 Baik

8. Masjid 1 Baik

9. Tempat Wudhu 3 Baik

10. Toilet 2 Baik

Page 59: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

41

diajarkan untuk memilki karakter religius namun juga ditanamkan

rasa tanggung jawab pada diri masing-masing siswa yaitu dengan

menjalankan tugas piket yakni antara yang menjadi muadzin,

imam sholat, dan memimpin doa setelah sholat. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu Nova Arilawati

Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV dalam upaya membentuk

karakter tanggung jawab siswa melalui kegiatan keagamaan di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi:

“Mengenai pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan

itu yang rutin dilaksanakan setiap hari dan tentunya dalam

pengawasan dan bimbingan guru. Yang pertama itu ada

sholat dhuha berjamaah, yang mana setiap paginya itu kita

melakukan sholat sebelum masuk kelas, jam tujuh kita mulai

sholat sampai setengah delapan, baru masuk kelas. Nah itu

kan kalau sebelum sholat itu kan ada yang jadi muadzin,

imam sholat dan memimpin doa setelah sholat. Jadi kalau ibu

sendiri membimbing anak kelas empat ini ibu atur sesuai

jadwal piket, siapa- siapa saja yang bertugas pada hari itu jadi

nggak ada lagi yang namanya saling tunjuk menunjuk antara

yang adzan, terus yang jadi imam sholat kemudian yang

mimpin doa setelah sholat. Itu semua kan termasuk upaya ibu

sebagai wali kelas dalam membentuk karakter tanggung

jawab anak. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum

menjalankannya. Contohnya harus ibu suruh beberapa kali

baru mau jadi imam, adzan, mimpin doa. Namanya juga

proses kan harus perlahan-lahan”. (wawancara, 16 januari

2020)

Hal senada juga diungkapkan ibu Endang Susilawati, S.Pd.I

selaku kepala madrasah yang mengatakan:

“Kalau mengenai pendidikan karakter itu sendiri tentunya

semua sekolah pasti menerapkan ya, tapi dengan caranya

masin-masing. Untuk di madrasah ini memang kita ada

beberapa program yang kita jalankan disekolah ini salah

satunya sholat dhuha yang di laksanakan oleh semua kelas

mulai dari kelas satu sampai enam, yang mana kalau selain

hari jumat itu dilaksanaknnya per kelas dan dibimbing oleh

wali kelas masing-masing. Agar bisa lebih mudah dalam

membimbing, mengarahkan dalam artian lebih terfokus

kepada anak masing-masing. Apalagi kalau anak kelas

Page 60: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

42

rendah satu, dua, dan tiga itu kan masih pada tahap belajar

ya, jadi lebih membutuhkan bimbingan dari seorang guru,

mulai dari bacaan sholat sampai doa. Tapi bukan berarti yang

kelas tinggi terlepas dari bimbingan guru ya, Namanya juga

anak tingkat dasar, ada gurunya ada mereka ribut sana-sini

apalagi kalau tidak diawasi. Intinya guru itu harus

membimbing, mengarahkan dan tentunya juga menjadi

teladan bagi siswanya. (wawancara, 11 januari 2020)

Harapan kepala sekolah disekolah tersebut begitu besar, agar

semua guru khususnya wali kelas untuk selalu memberikan

bimbingan serta mengarahkan siswa-siswinya agar memiliki

karakter yang baik dari segala segi. Dan tentunya guru dapat

dijadikan contoh dan panutan bagi anak didik.

Sebagaimana wawancara penulis dengan Muhammad Alqis,

salah satu siswa kelas IV yang mengatakan:

“Sebelum masuk kelas kami sholat dhuha dulu di masjid, sama

ibuk Nova. Kalau nggak ada ibuk kami ribut, lari-lari sampe

kena marah sama ustad. Soalnya gak ada yang mau adzan,

terus buk Endang datang nyuruh kami adzan sama bilang gak

boleh ribut sampai buk Nova datang. Tapi kami ribut lagi

kalau ibu kepala sekolah keluar, kalau ibuk Nova sudah

datang baru kami diam semua takut soalnya. Terus ibuk

nanya biasanya sudah adzan, kalau belum ibuk nanya lagi

siapa yang piket hari ini, terus suruh adzan sama jadi imam

sholat”. (wawancara, 18 januari 2020)

Selain wali kelas yang secara langsung membimbing siswa

ketika melaksanakan sholat dhuha, kepala sekolah juga ikut serta

dalam mengarahkan siswa. Berdasarkan observasi, peneliti

melihat secara langsung ketika kepala sekolah yang turut

mengarahkan siswa dan berdiri tepat di samping pintu masjid

bahkan secara tegas memanggil siswa yang masih berada diatas

untuk segera turun kebawah agar segera mengambil wudhu dan

langsung menuju masjid. (observasi, 17 januari 2020)

Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti

menyajikan gambar siswa saat melaksanakan sholat dhuha

berjamaah.

Page 61: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

43

Gambar 4.1 Siswa sedang melaksanakan sholat dhuha berjamaah

Berdasarkan wawancara dan observasi penulis, dapat

disimpulkan bahwasannya guru selalu memberikan bimbingan,

mengarahkan anak didik agar selalu menjalankan kewajibannya

serta mengerti akan tanggung jawab sebagai siswa. Guru tidak

hanya memberikan ilmu pengetahuan dan mengajarkan teori pada

anak didik, akan tetapi guru juga merupakan teladan bagi anak

didik.

2) Melalui rutinitas sholat dhuhur berjamaah

Sebagaimana wawancara penulis dengan ibu Nova Arilawati

Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV yang mengatakan:

“Sebelum pulang kita sholat dhuhur berjamaah dulu,

biasanya kalau kelas empat itu turun kebawah untuk sholat

jam setengah dua setelah selesai pembelajaran baru kita

pulang nya itu jam dua. Sama halnya dengan sholat dhuha ya

waktu sebelum masuk kelas, ini juga rutinitas yang harus kita

laksanakan. Karna kan sholat ini wajib ya, jadi kita tanamkan

sejak dini kepada anak-anak mengenai kewajiban. Nah dari

sini kita juga dapat menanamkan karakter ke siswa, seperti

yang ibuk katakan tadi selain religius juga dapat

menanamkan karakter tanggung jawab, siapa-siapa saja yang

bertugas untuk yang adzan, imam, dan mimpin doa.

Berhubung kita sudah sholat dhuha waktu pagi jadi untuk

sholat dhuhur ini bisa tukaran yang jadi petugasnya kalau

waktu sholat dhuha adzan berarti siangnya jadi imam dan

sebaliknya”. (wawancara, 16 januari 2020)

Page 62: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

44

Hal serupa juga di katakan oleh ibu Endang Susilawati,

S.Pd.I selaku kepala madrasah yang mengatakan:

“Untuk siswa kelas empat, lima, dan enam mereka memang

harus melaksanakan sholat dhuhur berjamaah terlebih dahulu

sebelum pulang kerumah. Kecuali kelas rendah karena kan

mereka pulang lebih awal. Kenapa ini kita terapkan, ya

karena untuk membiasakan anak agar tau akan kewajibannya

sebagai umat islam, selain itu juga salah satu cara kita untuk

membentuk karakter anak. Dari sini bisa kita lihat ada tidak

rasa tanggung jawab mereka untuk menjalankan kewajiban

tadi. Meskipun kebanyakan orang tua mereka sudah lama

menunggu untuk menjemput anaknya, tapi anak-anak tidak

ada yang boleh pulang dulu sebelum sholat dhuhur

berjamaah. Itu semua juga tidak terlepas dari bimbingan guru

kelas masing-masing”. (wawancara, 11 januari 2020)

Sebagaimana wawancara penulis dengan Muhammad Alqis

siswa kelas IV yang mengatakan:

“Sebelum pulang sholat dhuhur dulu habis itu setoran tahfiz ,

kalau sudah selesai baru pulang ke rumah”. (wawancara, 18

januari 2020)

Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti

menyajikan gambar siswa kelas IV saat melaksanakan sholat

dhuhur berjamaah.

Gambar 4.2 Siswa kelas IV melaksanakan

sholat dhuhur berjamaah.

Page 63: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

45

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, dapat

disimpulkan bahwa salah satu upaya guru dalam membentuk

karakter tanggung jawab peserta didik yaitu dengan membuat

program sholat dhuhur berjamaah yang harus di ikuti oleh siswa

kelas empat, lima, dan enam. Dalam hal ini siswa bukan hanya

dapat melaksanakan kewajibannya sebagai umat islam namun

siswa juga dapat menjalankan tanggung jawab sebagai peserta

didik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan dengan mengikuti

semua peraturan yang ada disekolah tersebut.

3) Program tahfiz jus 30

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan ibu Nova

Arilawati Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV yang mengatakan:

“Disini kita ada tahfiz jus 30 yang wajib diikuti oleh semua

siswa. Kalau dikelas empat ini, ibu nerapkannya itu tidak

setiap hari biasanya dua hari sekali untuk setorannya. Kita

juga ada lembar bukti setoran tahfiz, jadi sebelum anak-anak

setoran ke ibuk terlebih dahulu mereka setoran sama orang

tuanya dirumah dan juga harus ada tanda tangan orang tua

sebagai bukti bahwa mereka sudah benar-benar hapal, baru

mereka setoran ke ibuk waktu di sekolah. Kalau memang

sudah selesai satu surat dengan lancar baru ibuk tanda tangan

juga sebagai wali kelasnya. Hapalan ini kan tidak sekaligus

satu surat apalagi suratnya panjang, biasanya ibuk kasih

batasan minimal lima ayat dalam satu kali setoran dan

setorannya itu kita lakukan setelah sholat dhuha atau sebelum

pembelajaran dimulai bagi yang belum mendapat giliran bisa

dilajutkan waktu setelah sholat dhuhur. Kalau dikaitkan ke

pendidikan karakter sudah pasti tanggung jawab ya, karena

kan anak dituntut untuk mengahapal dirumah, ada tidak rasa

tanggung jawabnya, bisa dikatakan seperti PR lah ya”

(wawancara, 16 januari 2020).

Hal serupa juga dikatakan oleh ibu Endang Susilawati, S.Pd.I

selaku kepala madrasah yang mengatakan:

“Untuk program tahfiz itu memang salah satu program yang

ada di MI Nurul Ihsan ini, semua anak wajib mengikuti tahfiz

atau melakukan setoran ke wali kelas masing-masing. Itu

sebagai syarat untuk mengikuti ujian semester, itukan bisa

Page 64: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

46

dilihat dari lembar setorannya, dan setiap anak itu punya

lembaran bukti setoran itu. Dan cara untuk melakukan

setoran tergantung wali kelasnya, apa mau pagi atau saat mau

pulang. Ini salah satu cara sekolah untuk menjadikan anak

mempunyai keunggulan dibidang keagamaan ya. Yang mana

diharapkan setelah anak-anak lulus dari sekolah MI ini

mereka hapal juz 30 dan setidaknya pasti anak tadi bisa

mengaji, sehingga mereka nantinya bisa dengan mudah untuk

masuk sekolah tingkat selanjutnya”. (wawancara, 11 januari

2020)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Muhammad Alqis siswa

kelas kelas IV berikut:

“iya emang ada hapalan juz‟amma biasanya kalau sama ibuk

Nova dikasih batesan biasanya lima ayat kalau setoran”.

Untuk memperkuat hasil penelitian ini, berikut peneliti

menyajikan gambar salah satu siswa kelas IV sedang melakukan

setoran tahfiz juz 30.

Gambar 4.3 Salah satu siswa kelas IV sedang

melakukan setoran tahfiz.

Berdasrkan hasil wawancara dan observasi peneliti, dapat

disimpulkan bahwa upaya lain yang dilakukan guru dalam

membentuk karakter tanggung jawab siswa yaitu dengan

diadakannya program tahfiz jus 30. Yang mana dari program ini

dapat menanamkan rasa tangung jawab kepada masing- masing

anak untuk menghapal surat-surat pendek atau jus 30 dan

Page 65: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

47

melakukan setoran ke wali kelas sebagai syarat dalam mengikuti

ujian semester.

4) Program muhadharah

Pengembangan karakter siswa dapat ditempuh melalui

berbagai kegiatan pembinaan siswa salah satunya yaitu program

muhadharah, seperti yang telah diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Ihsan Kota Jambi. Sebagaimana hasil wawancara dengan

ibu Nova Arilawati Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV yang

menjelaskan berikut ini:

“Disini ada program mingguan yang dilaksanakan setiap hari

jumat yang disebut muhadharah. Kita lakukan setelah sholat

dhuha berjamaah, kegiatan ini khusus anak-anak yang

mengisi semuanya, biasanya dalam satu kelas itu harus ikut

semua itu kan banyak petugasnya dari mulai pembawa acara,

sholawat putra dan putri, terus ada tilawah, pembacaan

asmaul husna, pembacaan tahfiz jus 30 , ada ceramah juga

dan terakhir ada doa. Nah kalau untuk pembagian petugasnya

itu giliran setiap minggunya jadi dapat semua, misalnya

minggu ini nampil sholawat untuk penampilan yang

selajutnya apa jadi pembawa acara begitu seterusnya.

Biasanya mulai hari senin itu sudah ibuk latih sampai hari

kamis jumatnya nampil, karena itu harus dipersiapkan

matang-matang. Siapa-siapa saja orangnya, jadi setiap anak

punya tanggung jawab untuk latihan benar-benar baik

disekolah maupun dirumah, jangan sampai pas hari jumat

mau nampil anaknya gak datang. Tapi yang namanya anak-

anak kadang dia merasa tidak siap untuk tampil dan akhirnya

memilih untuk tidak berangkat sekolah. Ini kan juga diambil

nilai jadi semua harus ikut kegiatan ini”. (wawancara, 16

januari 2020)

Hal serupa juga ditegaskan oleh Ibu Endang Susilawati,

S.Pd.I selaku kepala madrasah berikut ini:

“Meskipun ibu tidak masuk lokal untuk mengajar, tapi ibu

selalu memantau anak baik dari kegiatan pembelajaran

ataupun kegiatan lainnya. Seperti ketika anak-anak sedang

melaksanakan sholat atau latihan muhadharah ibu langsung

koordinasi dengan wali kelas, apakah anak muridnya sudah

Page 66: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

48

latihan atau belum intinya kerjasama lah. Tidak lepas tangan

begitu saja, dan juga kita kan ada apel pagi ya disitu ibu

selalu mengingatkan giliran siapa yang hari jumat tampil

untuk muhadharah dan apakah sudah latihan. Yang ikut

muhadharah ini kan cuman kelas empat sampai enam, karena

kalau untuk kelas bawah itu belum ikut karena masih sulit lah

ya belum begitu mengerti mereka, jadi setelah sholat dhuha

berjamaah langsung masuk kelas.” (wawancara, 11 januari

2020)

Selain mendapatkan informasi dari kegiatan wawancara

peneliti juga mendapatkan data dari hasil observasi. Berdasarkan

hasil observasi ( 17 januari 2020) pada hari jumat ketika siswa

masih berada didalam masjid setelah selesai melaksanakan sholat

dhuha, siswa diarahkan untuk menuju kelapangan untuk

mengikuti kegiatan muhadharah, dalam hal ini bukan hanya guru

saja yang membimbing/mengarahkan siswa, namun kepala

sekolah juga secara langsung ikut mengarahkan siswa agar

kondusif dalam mengikuti kegiatan muhadharah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, bahwasannya

upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter tanggung

jawab siswa melalui kegiatan keagamaan diantaranya yaitu

melalui rutinitas sholat dhuha berjamaah, rutinitas sholat dhuhur

berjamaah, program tahfiz juz 30, dan program muhadharah yang

di laksanakan setiap hari jumat setelah sholat dhuha berjamaah

yang diikuti oleh siswa kelas empat, lima, dan enam. Dalam

mengikuti kegiatan ini setiap anak diberi tanggung jawab untuk

berlatih sesuai dengan tugas yang didapat secara matang baik

disekolah maupun dirumah, sehingga dapat menampilkan yang

terbaik.

Page 67: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

49

Berikut gambar siswa kelas IV-VI saat mengikuti kegiatan

muhadharah.

Gambar 4.4 Siswa kelas IV-VI saat mengikuti kegiatan muhadharah.

UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG

JAWAB MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS

IV MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN KOTA JAMBI

Rutinitas sholat dhuha

berjamaah

Rutinitas sholat dhuhur

berjamaah

Program tahfiz juz 30

Program muhadharah

Page 68: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

50

b. Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam

Membentuk Karakter Tanggung Jawab Melalui Kegiatan

Keagamaan Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor pendukung dalam membentuk karakter

tanggung jawab siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota

Jambi adalah sebagai berikut:

a) Sarana dan Prasarana

Dalam membentuk karakter tanggung jawab pada siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, keberadaan

sarana prasarana sangat dibutuhkan, tanpa adanya sarana dan

prasarana maka pembentukan karakter siswa tidak akan

berjalan dengan optimal. Sebagaimana hasil wawancara

peneliti dengan ibu Endang Susilawati, S.Pd.I selaku kepala

Madarasah berikut ini.

“Tentunya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang

seperti ibuk jelaskan diawal tadi pasti harus adanya sarana

prasarana, sholat itu kan harus ada tempat yang luas disini

kita sholatnya di masjid karena sekolah ini langsung

berdampingan dengan masjid, sebelum sholat tentunya

wudhu misalkan saja kalau tidak ada tempat wudhu kan

pasti menghambat ya, alhamdulillah tempat wudhu disini

bisa dikatakan banyak ada yang memang milik sekolah

dan juga milik masjid jadi anak tidak berebut saat ngambil

wudhu. Kemudian, karena kita ada tahfiz jadi disetiap

kelas itu ada juz‟amma dan al-quran. Dan juga meskipun

kita belum punya ruang khusus untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan seperti muhadharah tapi kita bisa

melaksanakannya di lapangan. Dan yang pasti harus ada

pengeras suara ya karena kan yang namanya anak-anak

sudah pasti ribut ketika mau sholat. Apalagi muhadharah

kalau tidak pakai sound ya pasti nggak kedengaran, dan

tentunya mikrofonnya juga harus lebih dari satu kalau

nggak salah kita punya tiga atau berapa itu”. (wawancara,

11 januari 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, jadi

faktor pendukung dalam membentuk karakter tanggung jawab

Page 69: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

51

siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan yaitu dengan adanya

sarana prasarana, seperti keberadaan masjid Nurul Ihsan yang

berdampingan dengan madrasah sehingga mempermudah

peserta didik maupun tenaga pendidik dalam melaksanakan

ibadah sholat dhuha maupun sholat dhuhur berjamaah, adanya

juz‟amma dan al-quran disetiap kelas untuk mempermudah

siswa dalam menghapal juz 30, tempat wudhu yang memadai,

dan loudspeaker yang dapat menunjang berjalannya kegiatan

keagamaan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan.

b) Adanya kerjasama pihak sekolah dengan orang tua siswa

Kerjasama merupakan sebuah usaha yang dilakukan

antara beberapa belah pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Sama halnya dalam membentuk karakter peserta didik, pihak

sekolah dan orang tua siswa tentunya harus berperan aktif

dalam menumbuhkan karakter siswa.

Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nova Arilawati

Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV yang menyatakan :

“ Untuk faktor pendukung tentunya kerjasama dengan

orang tua siswa, mengenai kerjasama berarti itu kan

adanya tujuan yang ingin dicapai bersama. Apalagi

tentang pendidikan karakter itu tidak bisa hanya dari

sekolah saja yang menerapkan justru keluarga itulah yang

utama dari orang tua khususnya seperti anak rajin

melaksanakan sholat saat disekolah tapi jika dirumah saja

orang tua atau keluarganya tidak sholat maka anak pasti

ikut terbawa itu misal ya. Dan disinikan kita ada grup wa

wali murid jadi biasanya ibu sering konfirmasi disitu, Pada

dasarnya kita selaku guru harus melibatkan orang tua

dalam menumbuhkan karakter siswa. Orang tua memiliki

peran yang sangat penting dalam menumbuhkan karakter

anak. keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan karakter

anak yaitu dengan membimbing anak di rumah, membagi

waktu belajar dan bermain anak. intinya peran orang tua

sangat penting, anak tidak bisa hanya dididik di sekolah

saja tapi harus ada bimbingan dari orang tua”.

(wawancara, 16 januari 2020)

Page 70: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

52

Dari pernyataan wali kelas IV tersebut bahwasannya orang

tua adalah pendidik pertama dan yang paling utama. Walaupun

anak telah dididik di sekolah dengan sedemikian rupa, namun

tanpa adanya bantuan dan arahan dari orang tua maka

pendidikan anak tidak akan sempurna. Oleh karena itu perlu

adanya kerjasama antara sekolah dan orang tua.

Sebagaimana diungkapkan oleh ibu Endang Susilawati,

S.Pd.I selaku kepala madrasah berikut:

“Kerjasama antara guru dan orang tua siswa itu tentu

harus terjalin, apa lagi tentang karakter anak. karakter

anak itu sebenarnya terbentuk dari apa yang diajarkan di

rumah. Dan waktu yang tersedia di sekolah pun juga

terbatas, anak itu kan lebih sering bergaul di rumah

ketimbang di sekolah. Contohya kerjasama dengan orang

tua itu seperti mengadakan rapat wali murid untuk

membicarakan perkembangan siswa di sekolah, selain itu

kegiatan rapat ini bertujuan untuk membahas atau

bermusyawarah dengan orang tua siswa mengenai

permasalah pembelajaran dan tentunya mengenai akhlak

juga. Sehingga dengan adanya rapat tadi kita bisa

menemukan solusi dari masalah tadi”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat diketahui

bahwa tujuan kerjasama sekolah dengan orang tua adalah

untuk menjembatani kebutuhan sekolah dan orang tua.

Meningkatkan kepercayaan orang tua terhadap sekolah dalam

mendidik anak-anak mereka. Serta sebagai suatu pembenahan

agar pendidikan anak kedepannya menjadi lebih baik seperti

yang diharapkan.

2. Faktor penghambat

Adapun faktor yang menghambat dalam pembentukan karakter

siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi sebagai

berikut.

Page 71: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

53

a) Keterbatasan waktu

Berikut hasil wawancara peneliti dengan ibu Nova Arilawati

Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV berikut:

“Faktor penghambat menurut ibu mungkin soal waktu, anak

sekolah dalam sehari itu kan cuman beberapa jam itu pun

dikurangi jam keluar main dua kali. Mengenai Pendidikan

karakter itu bukan hal yang mudah untuk membentuknya

maupun merubah. Jadi tugas guru disekolah itu kan sebagai

pengganti orang tua saat disekolah yang bukan hanya

mengajarkan materi saja tapi juga mendidik seperti

membentuk karakter anak, karakter itu kan banyak tidak

hanya satu,dua, atau tiga saja. Jadi sudah pasti memerlukan

waktu yang lama dan itu juga harus dilakukan secara terus

menerus barulah bisa karaker itu ada pada diri anak. Apalagi

setiap tahun itu guruya ganti, seperti yang kita ketahui, beda

guru beda juga cara mendidiknya”. (wawancara, 16 januari

2020)

Hal serupa juga ditegaskan oleh ibu Endang Susilawati,

S.Pd.I selaku kepala madarasah berikut:

“Faktor penghambat sudah pasti ada ya, yang pertama itu

waktu ya kita di sekolah kurang lebih tujuh jam. Mulai sholat

dhuha itu jam tujuh dan pulang jam dua untuk kelas atas,

sedangkan kelas bawah mereka pulangnya cepat dan mereka

itu justru lebih lama menghabiskan waktunya dirumah dari

pada disekolah. Jadi kalau dikatakan guru harus bisa merubah

semua karakter siswa itu saya rasa ya tidak mungkin karena

setiap anak itukan bawaannya beda-beda. Ada yang memang

penurut ada juga yang susah, tapi kita berusaha sebisa

mungkin untuk menjadikan anak berkepribadian yang baik.

Apalagi untuk K13 ini sekolah dituntut untuk mencapai tiga

ranah kan, kognitif, afektif, dan psikomotorik”. (wawancara,

11 januari 2020)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, jadi salah satu faktor

yang menghambat pembentukan karakter siswa yaitu keterbatasan

waktu saat di sekolah. Membentuk karakter anak bukanlah hal

yang mudah atau dapat terbentuk secara instan, oleh karenanya

Page 72: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

54

dibutuhkan waktu yang relative lama dan dilakukan secara terus

menerus agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.

b) Minimnya perhatian orang tua terhadap perkembangan karakter

siswa

Dalam pembinaan karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Ihsan Kota Jambi khususnya pada kelas IV terdapat

kendala yaitu masih lemahnya perhatian orang tua siswa terhadap

perkembangan karakter anak mereka, hal ini sesuai dengan hasil

wawancara peneliti dengan ibu Nova Arilawati Ritonga, M.Pd

selaku wali kelas IV yang mengatakan:

“Menurut ibuk faktor penghambat lainnya itu kurangnnya

perhatian orang tua dalam perkembangan karakter siswa.

Tidak semua orang tua itu punya waktu untuk anak-anak

mereka, memberikan perhatian, kasih sayang karena orang

tua sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga anak

terabaikan. Berdasarkan pengalaman selama ibuk mengajar

banyak ya ibuk menemukan kasus-kasus seperti itu. Seperti

anak punya perilaku yang kurang baik disekolah atau bisa

diperhatikan langsung dari penampilannya misal dari

pakaiannya rapi atau tidak nah itu kan keliatan. Kita tidak

bisa menyalahkan sepenuhnya ke anak, mereka kan masih

usia sekolah dasar dan belum mengerti tentang semuanya.

Jadi tentu harus ada peran orang tua, jadi gimana kalau orang

tuanya saja sibuk tidak memperhatikan anaknya bisa

dikatakan kurangnya didikan yang diberikan oleh orang

tuanya dirumah. Apalagi mengenai karakter itu kan tidak bisa

hanya guru saja yang berperan tapi harus ada peran orang tua

yang sejalan sehingga bisa mencapai tujuan bersama”.

(wawancara, 16 januari 2020)

Hal senada juga disampaikan oleh ibu Endang Susilawati,

S.Pd,I selaku kepala madrasah berikut:

“Kendala sekolah dalam membina karakter siswa kearah

yang lebih baik diantaranya adalah kurangnya perhatian

orang tua dalam perkembangan siswa. Orang tua terkadang

lebih sibuk dengan pekerjaan sehingga anak terlupakan,

orang tua yang mempunyai pemikiran bahwasannya kalau

anak sudah dididik di sekolah itu sudah cukup sehingga para

Page 73: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

55

orang tua dirumah tidak memberikan bimbingan lagi ke anak

mereka”. (wawancara, 11 januari 2020)

Sebagaimana diketahui bahwa orang tua merupakan pendidik

yang utama dalam lingkungan keluarga, jika orang tua kurang

memperhatikan perkembangan anak baik dari segi pendidikan

maupun karakter maka anak tersebut merasa kurang mendapat

perhatian sehingga mereka mencari perhatian lebih pada saat

belajar disekolah, hal ini tentu saja membawa pengaruh negatif

terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah.

c) Pengaruh lingkungan sekitar

Anak lebih sering berinteraksi dengan lingkungan sekitar

dibanding dengan sekolah. Pergaulan sehari-hari tentunya

mempengaruhi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan

sekolah. Pergaulan siswa di luar lingkungan sekolah tentunya

membawa pengaruh, baik positif maupun negatif di lingkungan

sekolah.

Sebagaimana dikatakan oleh ibu Nova Arilawati Ritonga,

M.Pd selaku wali kelas IV yang mengatakan:

“Kendala lainnya menurut ibuk dalam membina karakter

siswa adalah pengaruh lingkungan sekitar dalam keseharian

anak yang dapat membawa dampak negatif. Pergaulan di

lingkungan masyarakat sekitar akan membawa dampak bagi

perkembangan siswa. Pergaulan positif akan membawa

dampak positif begitupun sebaliknya. Sebagai contoh nyata

yaitu dari perkataan siswa, mereka sering mengucapkan kata-

kata yang tidak pantas seperti memanggil nama teman

dengan sebutan yang tidak baik, bahkan suka menjahili

teman, itu semua mereka dapatkan dari pengaruh teman

bermain saat di luar lingkungan sekolah. Dan pada akhirnya

terbawa sampai ke sekolah. Itu sebagai wujud dari pergaulan,

hal inilah yang menjadi salah satu kendala bagi sekolah

dalam membina karakter siswa”. (wawancara, 17 januari

2020)

Page 74: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

56

Hal serupa juga ditegaskan oleh ibu Endang Susilawati,

S.Pd.I selaku kepala madrasah yang mengungkapkan:

“Penghambat lainnya bisa dari pergaulan di luar sekolah

seperti dari lingkungan sekitar tempat tinggal,seperti teman

main, tetangga intinya dari lingkungan lah ya, apalagi seusia

mereka sudah pasti banyak berinteraksi dengan lingkungan

contohnya bermain dengan teman sebaya dan pastinya sedikit

banyaknya berpengaruh terhadap diri anak tadi, seperti yang

kita ketahui misalnya dari omongan yang kurang sopan

padahal terkadang anak itu tidak paham dengan apa yang

mereka ucapkan, tapi karena mereka sering mendengar waktu

bermain di luar lingkungan sekolah dan akhirnya terbawalah

sampai ke sekolah dan ini harusnya menjadi tugas orang tua

untuk selalu mengawasi anak-anaknya agar tidak salah

pergaulan”. (wawancara, 11 januari 2020)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, bahwa lingkungan

sekitar dapat mempengaruhi karakter siswa yang kurang baik saat

di sekolah. Karena siswa lebih banyak berinteraksi dengan

lingkungan masyarakat dari pada sekolah. Untuk itulah

diharapkan peran aktif orang tua dalam memperhatikan

perkembangan siswa kearah yang lebih baik.

Page 75: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

57

c. Bagaimana Solusi Untuk Mengatasi Hambatan Dalam

Membentuk Karakter Tanggung Jawab Melalui Kegiatan

Keagamaan Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi

Solusi adalah cara atau jalan yang digunakan untuk

memecahkan masalah atau menyelesaikan masalah tanpa adanya

tekanan. Maksud tanpa adanya tekanan adalah adanya objektivitas

dalam menentukan pemecahan masalah dimana oarng yang mencari

solusi tidak memaksakan pendapat pribadinya dan berpedoman pada

kaidah atau aturan yang ada.

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM

MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS IV MADRASAH

IBTIDAIYAH NURUL IHSAN KOTA JAMBI

Faktor pendukung

Sarana dan

prasarana

Adanya kerjasama

pihak sekolah dengan

orang tua siswa

Faktor penghambat

Keterbatasan

waktu

Minimnya perhatian

orang tua terhadap

perkembangan

karakter siswa

Pengaruh lingkungan

sekitar

Page 76: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

58

1. Pengintegrasian Pendidikan karakter kedalam proses

pembelajaran

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan ibu Endang

Susilawati, S.Pd.I selaku kepala madrasah berikut:

“Untuk solusi mengenai kendala yang ada mengenai

pendidikan karakter, kemungkinan dari pihak guru yang

pertama jadi di harapkan guru itu bisa/istilahnya

mengaitkan materi pembelajaran dengan Pendidikan

karakter dalam proses pembelajaran sehingga penanaman

karakter terhadap siswa tidak hanya melalui kegiatan

keagamaan yang rutin kita laksanakan setiap hari tapi juga

melalui kegiatan pembelajaran”. (wawancara, 11 januari

2020)

Pengintegrasian Pendidikan karakter ke dalam mata

pelajaran, hendaknya guru lebih perduli, mau, dan mampu

mengaitkan konsep-konsep Pendidikan karakter pada materi-

materi pembelajaran yang akan di ajarkan kepada siswa. Dalam

hal ini, setiap guru dituntut untuk terus menambah wawasan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Pendidikan karakter,

yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran.

2. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik

Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam Pendidikan

mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh, mendidik,

membimbing, dan membina anak. Oleh karenanya menjalin

kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa sangat

penting untuk terjaminnya keberhasilan siswa, baik dari segi

akademik maupun karakter.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan ibu Nova

Arilawati Ritonga, M.Pd selaku wali kelas IV yang

mengungkapkan:

Page 77: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

59

“Disetiap kendala pasti ada solusi tentunya, begitu pula

dengan masalah pembentukan karakter siswa. Tidak bisa

dipungkiri antara pihak sekolah sudah pasti menjalin

kerjasama dengan wali murid. Apalagi masalah karakter

tentunya harus ada komunikasi antara ibuk selaku wali

kelas dengan orang tua siswa, gimana orang tua mereka bisa

tau tentang perkembangan anaknya di sekolah kalau guru

saja tidak memberi tau”. (wawancara, 16 januari 2020)

Lebih lanjut dikatakan oleh ibu Endang Susilawati, S.Pd.I

selaku kepala madrasah berikut:

“Mengenai solusi dari kendala yang ada tentunya kembali

lagi ke orang tua siswa. Dalam menanamkan pendiikan

karakter itu kan tidak hanya dari sekolah saja melainkan ada

campur tangan orang tua. Karena orang tua lah yang lebih

mengenal anak mereka segala kelebihan dan kekurangan

anak pasti orang tua itu tau dan segala kebutuhan anak

Kalau untuk karakter tanggung jawab, disini ibu tidak bisa

bilang semua anak mempunyai tanggung jawab yang sama,

setiap anak kan berbeda-beda ada yang bertanggung jawab

ada yang tidak, fifty-fifty lah. Mengenai Pendidikan

karakter melalui kegiatan keagamaan disekolah kita sudah

terapkan semaksimal mungkin, tergantung lagi orang tuanya

di rumah dalam mengarahkan anak mereka. Intinya sekolah

harus saling kerjasama lah dengan orang tua siswa dari segi

apapun. Bentuk kerjasamanya contoh melakukan rapat wali

murid untuk membahas perkembangan siswa di sekolah”.

(wawancara, 11 januari 2020)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan

bahwasannya solusi untuk mengatasi hambatan dalam

membentuk karakter tanggung jawab siswa yaitu yang pertama,

melalui pengintegrasian pendidikan karakter kedalam proses

pembelajaran yang mana guru dituntut untuk bisa

mengintegrasikan pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran di kelas. Dan yang kedua, yaitu terjalinnya

kerjasama antara guru dengan orang tua siswa, melalui

kerjasama tersebut orang tua akan memperoleh pengetahuan dan

pengalaman tentang tingkat keberhasilan anaknya dalam

Page 78: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

60

mengikuti aktivitas sekolah baik dari segi akademik maupun

karakter anak. Disamping itu, orang tua juga akan mengetahui

kesulitan-kesulitan apa yang sering dihadapi anak-anaknya

disekolah.

2. Pembahasan

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan

dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik

memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan, kemudian nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pikiran,

sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Dalam membentuk karakter siswa tentunya tidak terlepas dari

upaya yang dilakukan oleh guru itu sendiri. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

Kota Jambi, bahwasannya upaya yang dilakukan guru dalam

membentuk karakter tanggung jawab siswa yaitu melalui kegiatan-

kegiatan keagamaan yang sudah terprogramkan dengan baik dalam

kegiatan rutin setiap harinya maupun kegiatan keagamaan pada hari

SOLUSI UNTUK MENGATASI HAMBATAN DALAM MEMBENTUK

KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH

NURUL IHSAN KOTA JAMBI

Pengintegrasian

pendidikan karakter

kedalam proses

pembelajaran

Menjalin kerjasama

dengan orang tua

peserta didik

Page 79: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

61

tertentu. Menurut Jalaludin (2001, hal. 199) keagamaan merupakan

suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk

bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Jadi

kegiatan keagamaan merupakan sejumlah aktivitas yang berhubungan

dengan keagamaan yang dilaksanakan di sekolah.

Bentuk kegiatan keagamaan yang diterapkan di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi dalam membentuk karakter

tanggung jawab, diantaranya rutinitas sholat dhuha berjamaah, rutinitas

sholat dhuhur berjamaah, tahfidz juz 30, dan program muhadharah.

Kegiatan keagamaan yang ada di Madrasah tersebut sesuai dengan yang

tertera dalam Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Islam nomor

DJ.1/12A tahun 2009 tentang penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan agama islam pada sekolah. kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan agama islam adalah upaya pemantapan, pengayaan dan

perbaikan nilai-nilai norma serta pengembangan bakat, minat dan

kepribadian peserta didik dalam aspek pengalaman dan penguasaan

kitab suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni

dan kebudayaan, dilakukan diluar intrakurikuler melalui bimbingan

guru PAI, guru mata pelajaran lain, tenaga kependidikan dan tenaga

lainnya yang berkompeten, dilaksanakan di sekolah atau di luar

sekolah.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa melalui bentuk-bentuk

kegiatan keagamaan guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter

peserta didiknya. Karena peran guru tidak hanya mentransfer ilmu saja,

melainkan mendidik peserta didik agar menjadi manusia yang

berakademis tinggi serta dibarengi dengan berakhlakul karimah sesuai

tujuan Pendidikan islam. Bentuk -bentuk kegiatan keagamaan di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi dirancang dalam rangka

peningkatan karakter peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Thomas Lickona bahwa Pendidikan karakter adalah Pendidikan budi

pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan ( cognitive), perasaan

Page 80: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

62

(feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona dalam

Salahudin dan Alkrienciehie (2013, hal.45), dengan ketiga aspek

tersebut, jika Pendidikan karakter diterapkan secara sistematis dan

berkelanjutan akan membuat anak menjadi cerdas emosinya.

Selain dari upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan, terdapat pula faktor

pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter tanggung

jawab melalui kegiatan keagamaan. Faktor pendukung dalam

membentuk karakter tanggung jawab siswa yaitu adanya sarana

prasarana dan adanya kerjasama pihak sekolah dengan orang tua siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hermino (2014) bahwasannya

Pendidikan yang bermutu dapat dihasilkan melalui transformasi sebuah

system Pendidikan yang didukung dengan komponen input yang

bermutu, salah satu komponen input tesebut adalah sarana prasarana.

Faktor pendukung lainnya yaitu adanya kerjasama antara pihak

sekolah dan orang tua siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto

(2004, hal. 126) dengan adanya kerjasama antara sekolah dan keluarga,

orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari

guru dalam hal mendidik anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat

pula memperoleh keterangan-keterangan dari orang tua tentang

kehidupan dan sifat-sifat anaknya. Keterangan-keterangan orang tua itu

sungguh besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan

pendidikan terhadap murid-muridnya.

Adapun faktor yang menghambat dalam proses pembentukan

karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan adalah keterbatasan

waktu saat di sekolah, anak berada di sekolah hanya beberapa jam saja,

selebihnya mereka menghabiskan waktunya di rumah. Hal ini menjadi

salah satu penghambat guru dalam membentuk karakter siswa,

membentuk karakter anak bukanlah hal yang mudah atau dapat

terbentuk secara instan, oleh karenanya dibutuhkan waktu yang relative

lama dan dilakukan secara terus menerus.

Page 81: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

63

Penghambat lainnya yaitu minimnya perhatian orang tua terhadap

perkembangan karakter anak, dukungan dalam menumbuhkan karakter

yang baik bagi siswa dari orang tua sangat berpengaruh dalam

menumbuhkan karakter siswa tersebut, karena bagaimanapun juga

peranan orang tua dalam membimbing anak-anaknya jauh lebih besar

dibanding dengan peranan guru di lingkungan sekolah yang dalam

menumbuhkan kecerdasan siswa. Kurangnya perhatian atau

pengawasan orang tua juga menjadi kendala bagi guru dalam

menumbuhkan karakter siswa, karena bagaimanapun guru hanya

sebagai jambatan bagi pendidikan anak, yang lebih banyak bertanggung

jawab terhadap anak adalah orang tua, karena waktu anak di sekolah

hanyalah beberapa jam saja.

Orang tua merupakan pendidikan pertama bagi anaknya, orang tua

tugasnya bukan hanya menyerahkan anaknya ke Pendidikan Madrasah

kemudian setelahnya tidak ada rasa tanggung jawab sebagai orang tua,

hal seperti ini adalah anggapan yang salah. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Yusuf dan Sughandi (2011, hal. 23) Pendidikan dalam

lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan

utama bagi setiap anak yang lahir, tumbuh dan berkembang secara

manusiawi dalam mencapai kematangan fisik dan mental masing-

masing anak. dalam keluarga, setiap anak memperoleh pengaruh yang

mendasar sebagai landasan pembentukan pribadi dan peningkatan

potensi pada diri anak. Selain itu, faktor lingkungan sekitar juga dapat

mempengaruhi kakter seorang anak, lingkungan sekitar adalah

lingkungan diluar rumah tempat individu bersosialisasi dengan

tetangga, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, sehingga

memberikan pengaruh terhadap kepribadian, mental dan perilakunya.

Seseorang yang tinggal di lingkungan yang baik, dalam dirinya

tertanam sifat-sifat yang baik pula. Sebaliknya, individu yang tinggal di

lingkungan yang buruk akan cenderung memiliki perilaku yang buruk

pula terutama pada naka-anak. Dalam hal ini interaksi anak dengan

Page 82: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

64

lingkungan tidak dapat dielakkan, karena anak membutuhkan teman

bermain dan kawan sebaya untuk bisa diajak bicara sebagai bentuk

sosialisasi, sedikit banyak informasi yang diterima akan terekam

dibenak anak. Contoh nyata dari pengaruh lingkungan sekitar yaitu

penggunaan bahasa yang kurang baik pada anak.

Dari beberapa faktor penghambat diatas tentunya ada solusi untuk

mengatasi hambatan tersebut. Dari hasil observasi dan wawancara

dengan wali kelas IV dan kepala madrasah bahwa mengenai solusi

dalam mengatasi hambatan pembentukan karakter tanggung jawab

siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi yakni pertama,

mengintegrasikan Pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran,

hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ghufron (2010) yang

menuturkan bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter bangsa dalam

kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukkan, dan

menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka

membentuk, mengembangkan, dan membina tabiat atau kepribadian

peserta didik sesuai jati diri bangsa tatkala kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga tahapan kegiatan, yaitu

pendahuluan, inti, dan penutup. Ketiga tahapan kegiatan pembelajaran

hendaknya memfasilitasi peserta didik dalam mempraktikkan nilai-niai

karakter yang ditargetkan. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus

merancang langkah-langkah pembelajaran yang memfasilitasi peserta

didik aktif dalam proses pembelajaran mulai dari pendahuluan, inti, dan

penutup.

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran peserta didik difasilitasi

untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan

sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Kemendiknas (2011) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam

kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan

pendekatan belajar konstektual, kooperatif, pembelajaran berbasis

Page 83: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

65

masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan,

pembelajaran berbasis kerja, ICARE (introduction, connection,

application, reflection, extention) dapat digunakan untuk Pendidikan

karakter. Dalam hal ini guru bisa memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif (contoh nilai yang ditanamkan adalah percaya

diri, saling menghargai, dan tanggung jawab).

Menurut Wibowo (2013) Pada tahap kegiatan penutup

pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar

internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif, diantaranya selain

simpulan yang terkait dengan pengetahuan, siswa difasilitasi untuk

membuat pelajaran moral dari pelajaran yang telah dilalui, penilaian

tidaka hanya mencakup pengetahuan dan keterampilan saja tapi juga

perkembangan karakter, karya-karya siswa dipajang untuk

mengembangkan karakter siswa salah satunya sikap saling menghargai

karya orang lain, dan kegiatan tindak lanjut remedy maupun pengayaan

tidak hanya terkait dengan intelektual saja namun juga kepribadian

siswa.

Kedua, menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik, sesuai

dengan pendapat Zuchdi (2010, hal. 133) yang mengatakan bahwa

kerjasma antara pihak sekolah dan keluarga perlu ditingkatkan supaya

tidak terjadi kontradiksi atau ketidakserasian antara nilai-nilai yang

harus dipegang teguh oleh anak-anak disekolah dan yang harus mereka

ikuti dilingkungan keluarga atau masyarakat. Hubungan kerjasama

sekolah dengan orang tua siswa merupakan hubungan timbal balik

antara sekolah dengan orang tua dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa solusi untuk mengatasi

hambatan dalam membentuk karakter tanggung jawab siswa melalui

kegiatan keagamaan ada dua yaitu pengintegrasian pendidikan karakter

dalam proses pembelajaran dan menjalin kerjasama antara pihak

sekolah dengan orang tua peserta didik.

Page 84: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis di Madrasah Ibtidayah Nurul

Ihsan Kota Jambi mengenai Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter

Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi.

Maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya guru dalam membentuk karakter tanggung jawab melalui

kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Ihsan Kota Jambi adalah melalui kegiatan rutinitas yakni

melaksanakan sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah,

program tahfiz juz 30, dan program muhadharah.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, faktor pendukung

meliputi: 1) Adanya sarana dan prasarana, 2) Adanya kejasama pihak

sekolah dengan orang tua siswa sedangkan faktor yang menghambat

antara lain: 1)Keterbatasan waktu, 2) Minimnya perhatian orang tua

terhadap perkembangan karakter siswa, 3) Pengaruh lingkungan

sekitar.

3. Solusi untuk mengatasi hambatan dalam membentuk karakter

tanggung jawab melalui kegiatan keagamaan siswa kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi, yaitu: 1) Mengintegrasian

pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran, 2) Pihak sekolah

menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik.

Page 85: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

67

B. Saran

Adapun saran-saran penulis setelah membuat kesimpulan adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Madrasah, diharapkan dapat selalu memberikan

kontribusi dengan berbagai pendekatan yang dilakukan baik kepada

siswa, orang tua dalam pembinaan karakter siswa kearah yang lebih

baik.

2. Bagi guru, baik guru kelas maupun guru umum hendaknya

meningkatkan kerjasama dalam mengimplementasikan Pendidikan

karakter tanggung jawab pada siswa, guru juga harus memberikan

keteladanan yang baik untuk siswanya dalam segala hal baik didalam

maupun diluar sekolah.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat belajar dengan sungguh-sungguh

sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas disertai

dengan karakter yang baik dan luhur.

Page 86: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

68

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Ahmad Amrullah. 2017. Pedoman Pendidikan Budaya dan

Karakter Bangsa. Yogyakarta : Gava Media.

Ani nur aeni. 2014. Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD Dalam Perspektif

Islam. Mimbar Sekolah Dasar. Vol.1. No.1.Hal. 50-58.

Direktorat Jendral. 2010. Draf Grand Design Pendidikan Karakter Arah Serta

Tahapan dan Prioritas Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 – 2025.

Diroktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005. Pedoman Integrasi

Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Eko Afriyanto. 2018. Pembentukan karakter tanggung jawab dan bersahabat

melalui kegiatan karawitan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kurikulum Berbasis Krakter. Bandung :

Alfabeta.

Hidayatullah, M Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban

Bangsa. Yuma Pustaka.

Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2011. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

Http://kbbi.web.id/bentuk diakses pada tanggal 10 september 2019. Pukul 14.23

WIB.

Http://kamus besar Bahasa Indonesia.org/kegiatan diakses pada tanggal 10

september 2019. Pukul 15.20 WIB.

Jalaludin. 2001. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan

Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Page 87: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

69

Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kurniawan, Syamsul. 2017.Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Implementasinya

Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga. Yogyakarta: Ar-Rozz Media.

Listya Rani Aulia. 2016. Implementasi Religius dalam Pendidikan Karakter Bagi

Peserta Didik Di Sekolah Dasar Juara Yogyakarta. Jurnal Kebijakan

Pendidikan. Vol.5.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2010. Pendidikan Karakter dalam Perpspektif

Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy. J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muslich, Masnur.2018. Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.

Mustari, Mohammad. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Penulis. T. (2018). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Peraturan Direktorat Jendral Pendidikan Islam. 2009. No. DJ.1/2A

Purwanto, M. Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan.Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Samani, Muchlas. 2017. Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Page 88: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

70

. 2009. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2015. Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung : Alfabeta.

. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana. S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. 2013. Pendidkan Karakter

Pendidikan Berbasis Agama Budaya dan Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.

Wibowo, Agus dan Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan

Lokal di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yahya, Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta :

Pelangi Publishing.

Yusuf, Syamsu dan Nani Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Zuchdi, Darmiyati. 2010. Humanisasi Pendidikan Meneguhkan Kembali

Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 89: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Lampiran I

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Skripsi : Upaya Guru dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab

Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

A. Pedoman Observasi

1. Kondisi tempat ibadah

2. Mengamati bentuk-bentuk pembentukan karakter siswa

3. Mengamati pelaksanaan kegiatan keagamaanm

4. Mengamati perilaku siswa

5. Mengamati kondisi sarana dan prasarana

B. Pedoman Wawancara

1. Wawancara dengan kepala madrasah

a. Bagaimana gambaran singkat mengenai latar belakang Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

1) Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota

Jambi

2) Letak geografis Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

3) Tujuan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

4) Visi dan misi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi

5) Keadaan staf, tenaga pengajar/pendidik dan peserta didik

b. Bagaimana kualifikasi akademik guru dimadrasah ini

c. Apa yang ibu ketahui tentang Pendidikan karakter

d. Sejauh mana madrasah ini menerapkan Pendidikan karakter

e. Kegiatan apa saja yang mendukung keberhasilan Pendidikan

karakter di madrasah ini

f. Apa saja kegiatan keagamaan yang diterapkan dimadrasah ini

Page 90: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

g. Bagaimana kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua

dalam membentuk karakter siswa

h. Apa saja faktor pendukung serta penghambat dalam membentuk

karakter siswa

i. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan yang ada dalam

membentuk karakter tanggung jawab siswa melalui kegiatan

keagamaan

2. Wawancara dengan wali kelas IV

a. Sudah berapa lama ibu mengajar di madrasah ini

b. Apa yang ibu ketahui tentang Pendidikan karakter dan seberapa

pentingnya Pendidikan karakter itu

c. Sejauh mana ibu menerapkan Pendidikan karakter di kelas IV ini

d. Bagaimana karakter siswa di kelas IV ini, khususnya mengenai

karakter tanggung jawab

e. Bagaimana upaya ibu dalam membentuk karakter tanggung jawab

siswa

f. Bagaimana pandangan ibu mengenai kegiatan keagamaan yang

diterapkan di madrasah ini

g. Bagaimana upaya ibu dalam menerapkan karakter tanggung jawab

melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV ini

h. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk

karakter tanggung jawab siswa di kelas IV ini

i. Bagaimanakah solusi ibu untuk mengatasi hambatan dalam upaya

membentuk karakter tanggung jawab siswa di kelas IV

3. Wawancara dengan siswa kelas IV

a. Siapa nama kamu

b. Kenapa kamu berkeinginan masuk di madrasah ini

c. Apa saja jenis kegiatan yang ada di madrasah ini

Page 91: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

d. Apakah guru disini sering memberi sanksi kepada siswa ketika

siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

e. Apakah guru disini selalu membimbing siswa ketika akan

melaksanakan kegiatan seperti sholat duha, dan sholat dhuhur

f. Apakah siswa selalu melakukan setoran tahfiz setiap harinya

g. Sudahkah guru menjadi teladan/contoh yang baik bagi siswa-siswi

di madrasah ini

h. Apakah kamu merasa senang atau terbebani dengan arahan guru

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di madrasah ini

C. Pedoman Dokumentasi

1. Keadaan geografis sekolah

2. Struktur organisasai sekolah

3. Visi dan misi sekolah

4. Keadaan guru dan siswa

5. Keadaan sarana dan prasarana

6. Macam-macam kegiatan keagamaan yang diterapkan sekolah

Page 92: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Lampiran II

HASIL WAWANCARA

Informan : Endang Susilawati, S.Pd.I

Jabatan : Kepala Madrasah

Tanggal : 11 januari 2020

Tempat : Ruang Kepala Madrasah

Peneliti : Assalamualaikum buk?

Informan : Waalaikumsalam..

Peneliti : Terimakasih atas waktunya buk, langsung saja saya ingin bertanya

yang pertama tentang sejarah singkat berdirinya Madrasah ini?

Informan : iya, sejarah berdirinya singkat saja ya, dulu sebenarnya sore

madrasah ini tapi tahun 2008 itu harus pagi seandainya mau

ditetapkan dana bos kita harus bisa bukak pagi. Jadi itu kan

sebagian guru bekerjasama supaya bisa berdiri pagi terus

alhamdulillah dapat siswa, terus dengan adanya siswa setahun

kemudian kita dapat bantuan dana dari pemerintah bloggren waktu

itu. Dulu kan madrasah ini kayak emperan kayak sekolah jaman

dulu bentuknya sederhana, karena kita bisa berdiri pagi di 2008

sehingga pemerintah pun dapat memberi bantuan ke Nurul Ihsan

ini sehingga dapat dibangun enam kelas ini, tiga kelas dibawah dan

tiga kelas lagi diatas. Dan mulai berdiri pagi dan siswanya pun

terus bertambah sampai sekarang ini, meskipun disebelah ini kan

ada SD ya tapi alhamdulillah kita bisa bersaing dengan sekolah lain

hingga saat ini.

Peneliti : Kemudian tentang letak geografis madrasah ini buk?

Informan : Letak geografis..perbatasan ya, yang jelas depan ini berbatasan

dengan kebun warga untuk samping kiri itu langsung dengan

masjid dibelakang perumahan kompleks sebelah kanan jalan jugo

dan perumahan.

Page 93: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Peneliti : Selanjutnya buk, pada tahun berapa ibuk mulai menjadi tenaga

pendidik di Madrasah ini?

Informan : Tahun 2005 sayo ngajar disini dari mulai tamat kuliah sampai

sekarang. Dulu sayo jadi guru mata pelajaran mulai tahun 2005 itu

kan sekolah sore, eee terus 2008 kan beralih pagi tetap guru kelas

sore guru mata pelajaran. Terus jadi bendahara sampai jadi kepala

madrasah itu 2016 keluar SK nya sampai sekarang.

Peneliti : Kemudian visi dan misi madrasah ini buk?

Informan : Visi dan misi intinya kita membentuk anak yang berakhlakul

karimah mengedepankan akhlak yang utama

Peneliti : Bagaimana kualifikasi akademik guru disini buk

Informan : Untuk kualifikasi guru disini alhamdulillah linear semuanya, latar

belakang Pendidikan sarjana Pendidikan semuanya. Untuk staf kita

ada ibu Rahma yang memang tugasnya khusus dan tidak pegang

kelas, tujuan kami memang ke operator tentang administrasi saja.

Selain wali kelas juga ada guru mata pelajaran seperti guru

matematika, Bahasa inggris, Bahasa arab dan juga PJOK.

Peneliti : kemudian saya ingin bertanya mengenai Pendidikan karakter buk,

menurut ibuk Pendidikan karakter itu apa dan sejauh mana sekolah

ini menerapkan Pendidikan karakter buk?

Informan : Pendidikan karakter menurut ibuk lebih ke akhlak, kepribadian

yang baik dalam segala hal dan sejauh mana sekolah ini

menerapkan ya sejauh mata memandang tentunya, sebenarnya gini

ya kadang keinginan kita itu hasil dengan keinginan itu maksimal

tapi ya kita ini kan anak-anak, tapi kami patut bersyukur lah dari

apa yang dicapai anak gitu kan yang namanya proses itu kan dan

mungkin kito naik tangga langsung keatas. Lebih mengedepankan

nilai agama kalau kami dari situlah yang nantinya akan bisa

menanamkan karakter-karakter lainnya.

Peneliti : kegiatan apa saja yang mendukung keberhasilan Pendidikan

karakter di madrasah ini buk?

Page 94: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Informan : Kegiatan yang ada di madrasah ini, banyaknya dari segi

keagamaan ya seperti sholat dhuha, sholat dhuhur, tahfiz, tilawah

dan muhadharah terus kalau untuk ekskulnya ada pramuka itu

semua kita terapkan.

Peneliti : Apa saja kegiatan keagamaan yang diterapkan di madrasah ini

buk?

Informan : Kegiatan keagamaan yang pertama ada sholat dhuha berjamaah,

sholat dhuhu berjamaah, tahfiz juz 30, dan muhadharah, itu saja

sih.

Peneliti : Kemudian mengenai karakter tanggung jawab buk, bagaimana

karakter tanggung jawab siswa di madrasah ini buk?

Informan : Kalau untuk karakter tanggung jawab, disini ibu tidak bisa bilang

semua anak mempunyai tanggung jawab yang sama, setiap anak

kan berbeda-beda ada yang bertanggung jawab ada yang tidak,

fifty-fifty lah.

Peneliti : Bagaimana upaya guru dalam membentuk karakter tanggung jawab

melalui kegiatan keagamaan di madrasah ini?

Informan : Kalau mengenai pendidikan karakter itu sendiri tentunya semua

sekolah pasti menerapkan ya, tapi dengan caranya masin-masing.

Untuk di madrasah ini memang kita ada beberapa program yang

kita jalankan disekolah ini salah satunya sholat dhuha yang di

laksanakan oleh semua kelas mulai dari kelas satu sampai enam,

yang mana kalau selain hari jumat itu dilaksanaknnya per kelas dan

dibimbing oleh wali kelas masing-masing. Agar bisa lebih mudah

dalam membimbing, mengarahkan dalam artian lebih terfokus

kepada anak masing-masing. Apalagi kalu anak kelas rendah satu,

dua, dan tiga itu kan masih pada tahap belajar ya, jadi lebih

membutuhkan bimbingan dari seorang guru, mulai dari bacaan

sholat sampai doa. Tapi bukan berarti yang kelas tinggi terlepas

dari bimbingan guru ya, Namanya juga anak tingkat dasar, ada

gurunya ada mereka ribut sana-sini apalagi kalau tidak diawasi.

Page 95: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Intinya guru itu harus membimbing, mengarahkan dan tentunya

juga menjadi teladan bagi siswanya.

Kemudian sholat dhuhur Untuk siswa kelas empat, lima, dan enam

mereka memang harus melaksanakan sholat dhuhur berjamaah

terlebih dahulu sebelum pulang kerumah. Kecuali kelas rendah

karena kan mereka pulang lebih awal. Kenapa ini kita terapkan, ya

karena untuk membiasakan anak agar tau akan kewajibannya

sebagai umat islam, selain itu juga salah satu cara kita untuk

membentuk karakter anak. Dari sini bisa kita lihat ada tidak rasa

tanggung jawab mereka untuk menjalankan kewajiban tadi.

Meskipun kebanyakan orang tua mereka sudah lama menunggu

untuk menjemput anaknya, tapi anak-anak tidak ada yang boleh

pulang dulu sebelum sholat dhuhur berjamaah. Itu semua juga

tidak terlepas dari bimbingan guru kelas masing-masing.

Selanjutnya ada program tahfiz itu memang salah satu program

yang ada di MI Nurul Ihsan ini, semua anak wajib mengikuti tahfiz

atau melakukan setoran ke wali kelas masing-masing. Itu sebagai

syarat untuk mengikuti ujian semester, itukan bisa dilihat dari

lembar setorannya, dan setiap anak itu punya lembaran bukti

setoran itu. Dan cara untuk melakukan setoran tergantung wali

kelasnya, apa mau pagi atau saat mau pulang. Ini salah satu cara

sekolah untuk menjadikan anak mempunyai keunggulan dibidang

keagamaan ya. Yang mana diharapkan setelah anak-anak lulus dari

sekolah MI ini mereka hapal juz 30 dan setidaknya pasti anak tadi

bisa mengaji, sehingga mereka nantinya bisa dengan mudah untuk

masuk sekolah tingkat selanjutnya.

Kemudian ada program muhadharah, meskipun ibu tidak masuk

lokal untuk mengajar, tapi ibu selalu memantau anak baik dari

kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan lainnya. Seperti ketika

anak-anak sedang melaksanakan sholat atau latihan muhadharah

ibu langsung koordinasi dengan wali kelas, apakah anak muridnya

Page 96: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

sudah latihan atau belum intinya kerjasama lah. Tidak lepas tangan

begitu saja, dan juga kita kan ada apel pagi ya disitu ibu selalu

mengingatkan giliran siapa yang hari jumat tampil untuk

muhadharah dan apakah sudah latihan. Yang ikut muhadharah ini

kan cuman kelas empat sampai enam, karena kalau untuk kelas

bawah itu belum ikut karena masih sulit lah ya belum begitu

mengerti mereka, jadi setelah sholat dhuha berjamaah langsung

masuk kelas.

Peneliti : Apa saja faktor pendukung dalam membentuk karakter tanggung

jawab melalui kegiatan keagamaan buk?

Informan : Tentunya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang seperti ibuk

jelaskan diawal tadi pasti harus adanya sarana prasarana, sholat itu

kan harus ada tempat yang luas disini kita sholatnya di masjid

karena sekolah ini langsung berdampingan dengan masjid, sebelum

sholat tentunya wudhu misalkan saja kalau tidak ada tempat wudhu

kan pasti menghambat ya, alhamdulillah tempat wudhu disini bisa

dikatakan banyak ada yang memang milik sekolah dan juga milik

masjid jadi anak tidak berebut saat ngambil wudhu.

Kemudian, karena kita ada tahfiz jadi disetiap kelas itu ada

juz‟amma dan al-quran. Dan juga meskipun kita belum punya

ruang khusus untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti

muhadharah tapi kita bisa melaksanakannya di lapangan. Dan yang

pasti harus ada pengeras suara ya karena kan yang namanya anak-

anak sudah pasti ribut ketika mau sholat. Apalagi muhadharah

kalau tidak pakai sound ya pasti nggak kedengaran, dan tentunya

mikrofonnya juga harus lebih dari satu kalau nggak salah kita

punya tiga atau berapa itu.

Kemudian Kerjasama antara guru dan orang tua siswa itu tentu

harus terjalin, apa lagi tentang karakter anak. karakter anak itu

sebenarnya terbentuk dari apa yang diajarkan di rumah. Dan waktu

yang tersedia di sekolah pun juga terbatas, anak itu kan lebih

Page 97: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

sering bergaul di rumah ketimbang di sekolah. Contohya kerjasama

dengan orang tua itu seperti mengadakan rapat wali murid untuk

membicarakan perkembangan siswa di sekolah, selain itu kegiatan

rapat ini bertujuan untuk membahas atau bermusyawarah dengan

orang tua siswa mengenai permasalah pembelajaran dan tentunya

mengenai akhlak juga. Sehingga dengan adanya rapat tadi kita bisa

menemukan solusi dari masalah tadi itu saja sih menurut ibu untuk

factor pendukungnya.

Peneliti : Untuk faktor penghambatnya buk apakah ada?

Informan : Faktor penghambat sudah pasti ada ya, yang pertama itu waktu ya

kita di sekolah kurang lebih tujuh jam. Mulai sholat dhuha itu jam

tujuh dan pulang jam dua untuk kelas atas, sedangkan kelas bawah

mereka pulangnya cepat dan mereka itu justru lebih lama

menghabiskan waktunya dirumah dari pada disekolah. Jadi kalau

dikatakan guru harus bisa merubah semua karakter siswa itu saya

rasa ya tidak mungkin karena setiap anak itukan bawaannya beda-

beda. Ada yang memang penurut ada juga yang susah, tapi kita

berusaha sebisa mungkin untuk menjadikan anak berkepribadian

yang baik. Apalagi untuk K13 ini sekolah dituntut untuk mencapai

tiga ranah kan, kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Yang kedua, kendala sekolah dalam membina karakter siswa

kearah yang lebih baik diantaranya adalah kurangnya perhatian

orang tua dalam perkembangan siswa. Orang tua terkadang lebih

sibuk dengan pekerjaan sehingga anak terlupakan, orang tua yang

mempunyai pemikiran bahwasannya kalau anak sudah dididik di

sekolah itu sudah cukup sehingga para orang tua dirumah tidak

memberikan bimbingan lagi ke anak mereka. Kemudian

penghambat lainnya bisa dari pergaulan di luar sekolah seperti dari

lingkungan sekitar tempat tinggal,seperti teman main, tetangga

intinya dari lingkungan lah ya, apalagi seusia mereka sudah pasti

banyak berinteraksi dengan lingkungan contohnya bermain dengan

Page 98: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

teman sebaya dan pastinya sedikit banyaknya berpengaruh terhadap

diri anak tadi, seperti yang kita ketahui misalnya dari omongan

yang kurang sopan padahal terkadang anak itu tidak paham dengan

apa yang mereka ucapkan, tapi karena mereka sering mendengar

waktu bermain di luar lingkungan sekolah dan akhirnya terbawalah

sampai ke sekolah dan ini harusnya menjadi tugas orang tua untuk

selalu mengawasi anak-anaknya agar tidak salah pergaulan.

Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalam membentuk

karakter siswa ?

Informan : Untuk solusi mengenai kendala/hambatan yang ada mengenai

pendidikan karakter, kemungkinan dari pihak guru yang pertama

jadi di harapkan guru itu bisa/istilahnya mengaitkan materi

pembelajaran dengan Pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran sehingga penanaman karakter terhadap siswa tidak

hanya melalui kegiatan keagamaan yang rutin kita laksanakan

setiap hari tapi juga melalui kegiatan pembelajaran. Dan juga

solusi yang kedua dari kendala yang ada tentunya kembali lagi ke

orang tua siswa. Dalam menanamkan pendiikan karakter itu kan

tidak hanya dari sekolah saja melainkan ada campur tangan orang

tua. Karena orang tua lah yang lebih mengenal anak mereka segala

kelebihan dan kekurangan anak pasti orang tua itu tau dan segala

kebutuhan anak. Kalau untuk karakter tanggung jawab, disini ibu

tidak bisa bilang semua anak mempunyai tanggung jawab yang

sama, setiap anak kan berbeda-beda ada yang bertanggung jawab

ada yang tidak, fifty-fifty lah. Mengenai Pendidikan karakter

melalui kegiatan keagamaan disekolah kita sudah terapkan

semaksimal mungkin, tergantung lagi orang tuanya di rumah dalam

mengarahkan anak mereka. Intinya sekolah harus saling kerjasama

lah dengan orang tua siswa dari segi apapun. Bentuk kerjasamanya

contoh melakukan rapat wali murid untuk membahas

perkembangan siswa di sekolah.

Page 99: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Peneliti : Baik buk, terimakasih banyak atas waktu dan penejelasan yang

telah ibuk berikan (sambil berjabat tangan)

Informan : Iya sama-sama, kalau ada yang kurang silahkan kesini lagi.

Page 100: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Lampiran III

HASIL WAWANCARA

Informan : Nova Arilawati Ritonga, M.Pd

Jabatan : Wali Kelas IV

Tanggal : 16 januari 2020

Tempat : Ruang Kelas IV

Peneliti : Assalamualaikum buk?

Informan : Waalaikumsalam..

Peneliti : Sebelumnya terimakasih banyak buk atas waktunya, langsung saja

ke pertanyaan pertama buk, sudah berapa lama ibuk mengajar di

madrasah ini?

Informan : Ibu mulai ngajar tahun 2008. Kurang lebih sebelas tahun lah dak

Peneliti : Iya buk, langsung saja buk saya ingin bertanya mengenai

Pendidikan karakter, yang pertama apa yang ibu ketahui tentang

Pendidikan karakter dan seberapa pentingnya Pendidikan karakter

menurut ibuk?

Informan : Sebelum membahas mengenai karakter yang diterapkan disini

lebih lanjut lagi, ibu akan menjelaskan tentang pentingnya

Pendidikan karakter itu sendiri. Terkadang Pendidikan itu lebih

mementingkan pintarnya, padahal sebenarnya Pendidikan itu lebih

ke akhlaknya, makanya sekarang itu mendidik anak itu ya memang

benar-benar dari karakternya atau akhlaknya. Makanya yang

seperti ibu katakan tadi begitu pentingnya Pendidikan karakter itu,

apalagi kan kita ini MI ya. Jadi pasti setiap orang tua berharap saat

menyekolahkan anaknya di MI ini mempunyai akhlak yang baik,

karena dapat kita ketahui bahwasannya pelajaran di MI ini bukan

hanya mata pelajaran yang umum saja tapi juga mata pelajaran

agama juga banyak.

Peneliti : Sejauh mana ibu menerapkan Pendidikan karakter di kelas IV ini?

Page 101: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Informan : Kalau sejauh mana ya pasti ibuk selaku wali kelas berusaha baik

dari sehari-hari siswa baik di kelas maupun kegiatan yang

dilakukan di luar kelas.

Peneliti : Bagaimana karakter siswa di kelas IV ini, khususnya mengenai

karakter tanggung jawab?

Informan : Tentunya pasti berbeda-beda ya, ada yang penurut ada juga yang

susah. Kalau karakter tanggung jawab misalnya ini yang sering

masalah piket sebagian anak itu tau dan menjalankan tugasnya, tapi

banyak juga yang tidak mau tau, kalau tidak ibuk suruh tidak

dikerjakan. Nah, itulah yang nantinya menjadi tugas guru untuk

merubah karakter anak yang kurang baik menjadi lebih baik lagi.

Peneliti : Bagaimana upaya ibu dalam membentuk karakter tanggung jawab

siswa?

Informan : Upaya pasti banyak, dari proses pembelajaran bisa kita masukkan

nilai-nilai karakternya dan bisa juga melalui kegiatan rutinitas kita

kan ada kegiatan seperti sholat dhuha, dhuhur dan lainnya. Itu

semua tergantung masing-masing guru sih bagaimana cara

menerapkannya.

Peneliti : Bagaimana pandangan ibu mengenai kegiatan keagamaan yang

diterapkan di madrasah ini

Informan : yaa pasti bagus lah, dan emang harus begitu karena kita ini MI jadi

sudah harus banyak kegiatan yang mengarah pada agama. Dan

kegiatan keagamaan yang ada di sekolah ini tidak semua MI

melakukannya itu, inilah yang menjadi niai plus MI Nurul Ihsan

ini.

Peneliti : Bagaimana upaya ibu dalam menerapkan karakter tanggung jawab

melalui kegiatan keagamaan pada siswa kelas IV ini?

Informan : Mengenai pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan itu

yang rutin dilaksanakan setiap hari, dan tentunya dalam

pengawasan dan bimbingan guru. Yang pertama ada sholat dhuha

berjamaah, yang mana setiap paginya itu kita melakukan sholat

Page 102: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

sebelum masuk kelas, jam tujuh kita mulai sholat sampai setengah

delapan, baru masuk kelas. Nah itu kan kalau sebelum sholat itu

kan ada yang jadi muadzin, imam sholat dan memimpin doa

setelah sholat. Jadi kalau ibu sendiri membimbing anak kelas

empat ini ibu atur sesuai jadwal piket, siapa- siapa saja yang

bertugas pada hari itu jadi nggak ada lagi yang namanya saling

tunjuk menunjuk antara yang adzan, terus yang jadi imam sholat

kemudian yang mimpin doa setelah sholat. Itu semua kan termasuk

upaya ibu sebagai wali kelas dalam membentuk karakter tanggung

jawab anak. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum

menjalankannya. Contohnya harus ibu suruh beberapa kali baru

mau jadi imam, adzan, mimpin doa. Namanya juga proses kan

harus perlahan-lahan.

Yang kedua, Sebelum pulang kita sholat dhuhur berjamaah dulu,

biasanya kalau kelas empat itu turun kebawah untuk sholat jam

setengah dua setelah selesai pembelajaran baru kita pulang nya itu

jam dua. Sama halnya dengan sholat dhuha ya waktu sebelum

masuk kelas, ini juga rutinitas yang harus kita laksanakan. Karna

kan sholat ini wajib ya, jadi kita tanamkan sejak dini kepada anak-

anak mengenai kewajiban. Nah dari sini kita juga dapat

menanamkan karakter ke siswa, seperti yang ibuk katakan tadi

selain religius juga dapat menanamkan karakter tanggung jawab,

siapa-siapa saja yang bertugas untuk yang adzan, imam, dan

mimpin doa. Berhubung kita sudah sholat dhuha waktu pagi jadi

untuk sholat dhuhur ini bisa tukaran yang jadi petugasnya kalau

waktu sholat dhuha adzan berarti siangnya jadi imam dan

sebaliknya.

Kemudian disini kita ada tahfiz jus 30 yang wajib diikuti oleh

semua siswa. Kalau dikelas empat ini, ibu nerapkannya itu tidak

setiap hari biasanya dua hari sekali untuk setorannya. Kita juga ada

lembar bukti setoran tahfiz, jadi sebelum anak-anak setoran ke ibuk

Page 103: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

terlebih dahulu mereka setoran sama orang tuanya dirumah dan

juga harus ada tanda tangan orang tua sebagai bukti bahwa mereka

sudah benar-benar hapal, baru mereka setoran ke ibuk waktu di

sekolah. Kalau memang sudah selesai satu surat dengan lancar baru

ibuk tanda tangan juga sebagai wali kelasnya. Hapalan ini kan

tidak sekaligus satu surat apalagi suratnya panjang, biasanya ibuk

kasih batasan minimal lima ayat dalam satu kali setoran dan

setorannya itu kita lakukan setelah sholat dhuha atau sebelum

pembelajaran dimulai bagi yang belum mendapat giliran bisa

dilajutkan waktu setelah sholat dhuhur. Kalau dikaitkan ke

pendidikan karakter sudah pasti tanggung jawab ya, karena kan

anak dituntut untuk mengahapal dirumah, ada tidak rasa tanggung

jawabnya, bisa dikatakan seperti PR lah ya.

Dan juga disini ada program mingguan yang dilaksanakan setiap

hari jumat yang disebut muhadharah. Kita lakukan setelah sholat

dhuha berjamaah, kegiatan ini khusus anak-anak yang mengisi

semuanya, biasanya dalam satu kelas itu harus ikut semua itu kan

banyak petugasnya dari mulai pembawa acara, sholawat putra dan

putri, terus ada tilawah, pembacaan asmaul husna, pembacaan

tahfiz jus 30 , ada ceramah juga dan terakhir ada doa. Nah kalau

untuk pembagian petugasnya itu giliran setiap minggunya jadi

dapat semua, misalnya minggu ini nampil sholawat untuk

penampilan yang selajutnya apa jadi pembawa acara begitu

seterusnya. Biasanya mulai hari senin itu sudah ibuk latih sampai

hari kamis jumatnya nampil, karena itu harus dipersiapkan matang-

matang. Siapa-siapa saja orangnya, jadi setiap anak punya

tanggung jawab untuk latihan benar-benar baik disekolah maupun

dirumah, jangan sampai pas hari jumat mau nampil anaknya gak

datang. Tapi yang namanya anak-anak kadang dia merasa tidak

siap untuk tampil dan akhirnya memilih untuk tidak berangkat

Page 104: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

sekolah. Ini kan juga diambil nilai jadi semua harus ikut kegiatan

ini.

Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk

karakter tanggung jawab siswa di kelas IV ini buk?

Informan : Untuk faktor pendukung menurut ibuk kerjasama dengan orang tua

siswa, mengenai kerjasama berarti itu kan adanya tujuan yang

ingin dicapai bersama. Apalagi tentang pendidikan karakter itu

tidak bisa hanya dari sekolah saja yang menerapkan justru keluarga

itulah yang utama dari orang tua khususnya seperti anak rajin

melaksanakan sholat saat disekolah tapi jika dirumah saja orang

tua atau keluarganya tidak sholat maka anak pasti ikut terbawa itu

misal ya. Dan disinikan kita ada grup wa wali murid jadi biasanya

ibu sering konfirmasi disitu, Pada dasarnya kita selaku guru harus

melibatkan orang tua dalam menumbuhkan karakter siswa. Orang

tua memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan

karakter anak. keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan karakter

anak yaitu dengan membimbing anak di rumah, membagi waktu

belajar dan bermain anak. intinya peran orang tua sangat penting,

anak tidak bisa hanya dididik di sekolah saja tapi harus ada

bimbingan dari orang tua. Itu menurut ibuk termasuk factor

pendukungnya.

Kalau faktor yang menghambat mungkin yang pertama soal

waktu, anak sekolah dalam sehari itu kan cuman beberapa jam itu

pun dikurangi jam keluar main dua kali. Mengenai Pendidikan

karakter itu bukan hal yang mudah untuk membentuknya maupun

merubah. Jadi tugas guru disekolah itu kan sebagai pengganti

orang tua disekolah yang bukan hanya mengajarkan materi saja

tapi juga mendidik seperti membentuk karakter anak, karakter itu

kan banyak tidak hanya satu,dua, atau tiga saja. Jadi sudah pasti

memerlukan waktu yang lama dan itu juga harus dilakukan secara

terus menerus barulah bisa karaker itu ada pada diri anak. Apalagi

Page 105: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

setiap tahun itu guruya ganti, seperti yang kita ketahui, beda guru

beda juga cara mendidiknya. Kalau untuk kelas empat ini yah

seperti yang ibuk jelaskan tadi, trik-trik ibuk dalam menanamkan

karakter kepada siswa sebisa mungkin lah ibuk masukkan

Pendidikan karakter itu kesetiap kegiatan yang dilakukan siswa

bukan hanya dari pembelajaran saja. Ibuk rasa semua guru sebisa

mungkin pasti berupaya lah dalam membentuk watak/kepribadian

yang baik untuk anak didiknya dengan segala caranya sendiri.

Kemudian menurut ibuk faktor penghambat lainnya itu kurangnnya

perhatian orang tua dalam perkembangan karakter siswa. Tidak

semua orang tua itu punya waktu untuk anak-anak mereka,

memberikan perhatian, kasih sayang karena orang tua sibuk

dengan pekerjaan masing-masing sehingga anak terabaikan.

Berdasarkan pengalaman selama ibuk mengajar banyak ya ibuk

menemukan kasus-kasus seperti itu. Seperti anak punya perilaku

yang kurang baik disekolah atau bisa diperhatikan langsung dari

penampilannya misal dari pakaiannya rapi atau tidak nah itu kan

keliatan. Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya ke anak, mereka

kan masih usia sekolah dasar dan belum mengerti tentang

semuanya. Jadi tentu harus ada peran orang tua, jadi gimana kalau

orang tuanya saja sibuk tidak memperhatikan anaknya bisa

dikatakan kurangnya didikan yang diberikan oleh orang tuanya

dirumah. Apalagi mengenai karakter itu kan tidak bisa hanya guru

saja yang berperan tapi harus ada peran orang tua yang sejalan

sehingga bisa mencapai tujuan bersama.

Kendala lainnya menurut ibuk dalam membina karakter siswa

adalah pengaruh lingkungan sekitar dalam keseharian anak yang

dapat membawa dampak negatif. Pergaulan di lingkungan

masyarakat sekitar akan membawa dampak bagi perkembangan

siswa. Pergaulan positif akan membawa dampak positif begitupun

sebaliknya. Sebagai contoh nyata yaitu dari perkataan siswa,

Page 106: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

mereka sering mengucapkan kata-kata yang tidak pantas seperti

memanggil nama teman dengan sebutan yang tidak baik, bahkan

suka menjahili teman, itu semua mereka dapatkan dari pengaruh

teman bermain saat di luar lingkungan sekolah. Dan pada akhirnya

terbawa sampai ke sekolah. Itu sebagai wujud dari pergaulan, hal

inilah yang menjadi salah satu kendala bagi sekolah dalam

membina karakter siswa.

Peneliti : Bagaimanakah solusi ibu untuk mengatasi hambatan dalam upaya

membentuk karakter tanggung jawab siswa di kelas IV?

Informan : Disetiap kendala pasti ada solusi tentunya, begitu pula dengan

masalah pembentukan karakter siswa. Tidak bisa dipungkiri antara

pihak sekolah sudah pasti menjalin kerjasama dengan wali murid.

Apalagi masalah karakter tentunya harus ada komunikasi antara

ibuk selaku wali kelas dengan orang tua siswa, gimana orang tua

mereka bisa tau tentang perkembangan anaknya di sekolah kalau

guru saja tidak memberi tau. Solusinya itu saja menurut ibuk,

kerjasama lah intinya.

Peneliti : Baik buk, terimakasih banyak atas waktu dan penjelasannya

mengenai Pendidikan karakter tanggung jawab khususnya pada

siswa kelas IV ini.

Informan : Iya, sama-sama, semoga sukses untuk kedepannya.

Page 107: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Lampiran IV

HASIL WAWANCARA

Informan : Muhammad Alqis (siswa kelas IV)

Tanggal : 17 januari 2020

Tempat : Ruang kelas

Peneliti : Maaf ya dek, kakak minta waktunya sebentar mau wawancara,

siapa nama kamu?

Informan : Muhammad alqis kak

Peneliti : Kenapa kamu berkeinginan masuk di madrasah ini

Informan : Emang disekolahkan disini kak

Peneliti : kakak mau nanya jenis kegiatan yang ada di madrasah ini apa saja?

Informan : Eee.. sholat dhuha, sholat dhuhur, terus tahfiz, tiga muhadharah

sama tilawah, pramuka juga.

Peneliti : Apakah guru disini sering memberi sanksi kepada siswa ketika

siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru?

Informan : Eee.. suruh bersih-bersih kelas biasanya

Peneliti : Pertanyaan selanjutnya, kalau kalian melaksanakan sholat

dibimbing tidak sama ibuk guru dan kalau ibuk guru belum datang

apakah kalian melaksanakan sholat dengan tertib?

Informan : Sebelum masuk kelas kami sholat dhuha dulu di masjid, sama ibuk

Nova. Kalau nggak ada ibuk kami ribut, lari-lari sampe kena marah

sama ustad. Soalnya gak ada yang mau adzan, terus buk Endang

datang nyuruh kami adzan sama bilang gak boleh ribut sampai buk

Nova datang. Tapi kami ribut lagi kalau ibu kepala sekolah keluar,

kalau ibuk Nova sudah datang baru kami diam semua takut

soalnya. Terus ibuk nanya biasanya sudah adzan, kalau belum ibuk

nanya lagi siapa yang piket hari ini, terus suruh adzan sama jadi

imam sholat

Page 108: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Peneliti : Sebelum pulang apakah kalian melaksanakan sholat dhuhur

terlebih dahulu?

Informan : Iya sebelum pulang sholat dhuhur dulu habis itu setoran tahfiz ,

kalau sudah selesai baru pulang ke rumah.

Peneliti : Apakah kalian melaksanakan setoran tahfiz setiap harinya?

Informan : Iya emang ada hapalan juz”amma biasanya kalau sama ibuk Nova

dikasih batesan biasanya lima ayat kalau setoran”.

Peneliti : Sudahkah guru menjadi teladan/contoh yang baik bagi siswa-siswi

di madrasah ini?

Informan : Sudah ( tersenyum tipis)

Peneliti : Apakah kamu merasa senang atau terbebani dengan arahan guru

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di madrasah ini?

Informan : Iya senang.

Peneliti : Kakak rasa sudah cukup, terimakasih banyak sudah memberikan

jawaban atas pertanyaan kakak tadi

Informan : Iya kak sama-sama.

Page 109: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Lampiran V

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Kegiatan Wawancara Dengan Kepala

Madrasah

(Dokumentasi, 11 januari 2020)

Gambar 2. Kegiatan Wawancara Dengan Wali Kelas IV

( Dokumentasi, 16 januari 2020)

Page 110: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

Gambar 3. Kegiatan Wawancara Dengan Salah Satu

Siswa Kelas IV

(Dokumentasi, 18 januari 2020)

Gambar 4. Suasana siswa kelas IV saat mengikuti proses

pembelajaran

(Dokumentasi, 16 januari 2020)

Page 111: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca
Page 112: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca
Page 113: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Lina Rukmana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : Trimulya, 30 Desember 1998

Alamat : Jl. Kapten Hasan, Kel

Simpang IV Sipin, Kec

Telanaipura

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. MA Negeri 1 Tanjab Timur, 2016

2. SMP Negeri 29 Tanjab Timur, 2013

3. SD Negeri 149/X Trimulya, 2010

MOTTO Hidup

Man Jadda Wajada

Page 114: UPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ...repository.uinjambi.ac.id/3472/1/SKRIPSI LINA RUKMANA...Contoh kegiatan keagamaan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah antara lain, membaca