UP bi

10
Kabayan dan Profesor Kabayan dan profesor duduk berhadapan di kereta api yang membawa mereka dari Bandung ke Jakarta. Mereka belum pernah bertemu sebelumnya, itulah sebabnya sepanjang perjalanan mereka tidak saling bercakapcakap. Untuk mengusir kebosanan, profesor menawarkan sesuatu pada Kabayan, “Hai Kabayan, bagaimana kalau kita main tebaktebakan?” Kabayan diam saja sambil menatap pemandangan di luar jendela kereta. Hal ini membuat Profesor menjadi gusar. Katanya, “Kabayan, ayo kita main tebaktebakan! Aku akan mengajukan pertanyaan untuk kau tebak. Kalau kau tak bisa menjawabnya, kau harus membayarku Rp.5.000, Tetapi kalau kau bisa menjawabnya, aku bayar kau Rp.50.000, Kabayan mulai tertarik dengan tawaran itu. Profesor melanjutkan, “Kemudian, kau Ajukan pertanyaan padaku. Kalau aku bisa menjawabnya, cukup kau bayar aku Rp.5.000, Tapi kalau aku tak bisa menjawabnya, aku bayar kau Rp.50.000, Bagaimana?” Mata Kabayan berbinarbinar. Katanya, “Baik kalau begitu. Sekarang ajukan pertanyaanmu.” “Ok,” sahut profesor dengan cepat. “Pertanyaanku, berapa jarak yang tepat antara bumi dan bulan?” Kabayan tersenyum karena tak tahu apa jawabannya. ia langsung merogoh sakunya dan menyerahkan Rp.5.000, kepada profesor. Dengan gembira Profesor menerima uang itu, “Nah, sekarang giliranmu.” Kabayan berpikir sejenak, lalu bertanya, “Binatang apa yang sewaktu mendaki gunung berkaki dua. Tapi sewaktu turun gunung berkaki empat?” Profesor lalu berpikir keras mencari jawabannya. Ia melakukan coretcoretan perhitungan dengan kalkulatornya. Kemudian ia mengeluarkan laptop, menghubungkannya dengan internet dan melakukan pencarian di berbagai situs ensiklopedi. Beberapa lama, profesor itu mencoba. Akhirnya ia menyerah. Sambil bersungutsungut ia memberi uang Rp.50.000, pada Kabayan yang menerimanya dengan hati senang. “Hai, tunggu dulu!” profesor itu berteriak. “Aku tidak terima. Apa jawaban atas pertanyaanmu tadi?” Si Kabayan tersenyum pada profesor. Dengan santai ia merogoh saku celananya dan menyerahkan Rp.5.000, pada profesor.

description

bi

Transcript of UP bi

  • Kabayan dan Profesor

    Kabayan dan profesor duduk berhadapan di kereta api yang membawa mereka dari Bandung ke Jakarta. Mereka belum pernah bertemu sebelumnya, itulah sebabnya sepanjang perjalanan mereka tidak saling bercakapcakap.

    Untuk mengusir kebosanan, profesor menawarkan sesuatu pada Kabayan, Hai Kabayan, bagaimana kalau kita main tebaktebakan?

    Kabayan diam saja sambil menatap pemandangan di luar jendela kereta. Hal ini membuat Profesor menjadi gusar.

    Katanya, Kabayan, ayo kita main tebaktebakan! Aku akan mengajukan pertanyaan untuk kau tebak. Kalau kau tak bisa menjawabnya, kau harus membayarku Rp.5.000, Tetapi kalau kau bisa menjawabnya, aku bayar kau Rp.50.000,

    Kabayan mulai tertarik dengan tawaran itu. Profesor melanjutkan, Kemudian, kau Ajukan pertanyaan padaku. Kalau aku bisa menjawabnya, cukup kau bayar aku Rp.5.000, Tapi

    kalau aku tak bisa menjawabnya, aku bayar kau Rp.50.000, Bagaimana? Mata Kabayan berbinarbinar. Katanya, Baik kalau begitu. Sekarang ajukan pertanyaanmu. Ok, sahut profesor dengan cepat. Pertanyaanku, berapa jarak yang tepat antara bumi dan bulan? Kabayan tersenyum karena tak tahu apa jawabannya. ia langsung merogoh sakunya dan

    menyerahkan Rp.5.000, kepada profesor. Dengan gembira Profesor menerima uang itu, Nah, sekarang giliranmu. Kabayan berpikir sejenak, lalu bertanya, Binatang apa yang sewaktu mendaki gunung berkaki

    dua. Tapi sewaktu turun gunung berkaki empat? Profesor lalu berpikir keras mencari jawabannya. Ia melakukan coretcoretan perhitungan dengan

    kalkulatornya. Kemudian ia mengeluarkan laptop, menghubungkannya dengan internet dan melakukan pencarian di berbagai situs ensiklopedi.

    Beberapa lama, profesor itu mencoba. Akhirnya ia menyerah. Sambil bersungutsungut ia memberi uang Rp.50.000, pada Kabayan yang menerimanya dengan hati senang.

    Hai, tunggu dulu! profesor itu berteriak. Aku tidak terima. Apa jawaban atas pertanyaanmu tadi?

    Si Kabayan tersenyum pada profesor. Dengan santai ia merogoh saku celananya dan menyerahkan Rp.5.000, pada profesor.

  • Malin Kundang

    Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak lakilaki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.

    Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah berganti tahun, ayah Malin Kundang

    tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin Kundang untuk mencari nafkah.

    Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan

    memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

    Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang

    mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin Kundang tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.

    Malin Kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang . Tetapi karena Malin Kundang terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati.

    Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin Kundang segera menuju

    ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.

    Di tengah perjalanan, tibatiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut.

    Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut . Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin Kundang segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatungkatung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya

    terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai . Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya.

    Desa tempat Malin Kundang terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan

    kegigihannya dalam bekerja, Malin Kundang lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada

    ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

  • Joko Tarub

    Dahulu kala, di Desa Tarub, tinggallah seorang janda bernama Mbok Randa Tarub. Sejak suaminya meninggal dunia, ia mengangkat seorang bocah lakilaki sebagai anaknya. Setelah dewasa, anak itu dipanggilnya Jaka Tarub.

    Jaka Tarub anak yang baik. Tangannya ringan melakukan pekerjaan. Setiap hari, ia membantu

    Mbok Randha mengerjakan sawah ladangnya. Dari hasil sawah ladang itulah mereka hidup. Mbok Randha amat mengasihi Jaka Tarub seperti anaknya sendiri.

    Waktu terus berlalu. Jaka Tarub beranjak dewasa. Wajahnya tampan, tingkah lakunya pun

    sopan. Banyak gadis yang mendambakan untuk menjadi istrinya. Namun Jaka Tarub belum ingin beristri. Ia ingin berbakti kepada Mbok Randha yang dianggapnya sebagai ibunya sendiri. Ia bekerja semakin tekun, sehingga hasil sawah ladangnya melimpah. Mbok Randha yang pemurah akan membaginya dengan tetangganya yang kekurangan. Jaka Tarub, Anakku. Mbok lihat kamu sudah dewasa. Sudah pantas meminang gadis. Lekaslah menikah, Simbok ingin menimang cucu, kata Mbok Randha suatu hari.

    Tarub belum ingin, Mbok, jawab Jaka Tarub. Tapi jika Simbok tiada kelak, siapa yang akan mengurusmu? tanya Mbok Randha lagi. Sudahlah, Mbok. Semoga saja Simbok berumur panjang, jawab Jaka Tarub singkat. Hari sudah siang, tetapi Simbok belum bangun. Kadingaren , gumam Jaka Tarub suatu pagi.

    Simbok sakit ya? tanya Jaka Tarub meraba kening simboknya. Iya, Le, jawab Mbok Randha lemah. Badan Simbok panas sekali, kata Jaka Tarub cemas. Ia segera mencari daun dhadhap serep

    untuk mengompres simboknya. Namun rupanya umur Mbok Randha hanya sampai hari itu. Menjelang siang, Mbok Randha menghembuskan napas terakhirnya.

    Sejak kematian Mbok Randha, Jaka Tarub sering melamun. Kini sawah ladangnya terbengkalai. Siasia aku bekerja. Untuk siapa hasilnya? demikian gumam Jaka Tarub.

    Suatu malam, Jaka Tarub bermimpi memakan daging rusa. Saat terbangun dari mimpinya,

    Jaka Tarub menjadi berselera ingin makan daging rusa. Maka pagi itu, Jaka Tarub pergi ke hutan sambil membawa sumpitnya. Ia ingin menyumpit rusa. Hingga siang ia berjalan, namun tak seekor rusa pun dijumpainya. Jangankan rusa, kancil pun tak ada. Padahal Jaka Tarub sudah masuk ke hutan yang jarang diambah manusia. Ia kemudian duduk di bawah pohon dekat telaga melepas lelah. Angin sepoisepoi membuatnya tertidur.

    Tibatiba, sayupsayup terdengar derai tawa perempuan yang bersuka ria. Jaka Tarub

    tergagap. Suara orangkah itu? gumamnya. Pandangannya ditujukan ke telaga. Di telaga tampak tujuh perempuan cantik tengah bermainmain air, bercanda, bersuka ria. Jaka Tarub menganga melihat kecantikan mereka. Tak jauh dari telaga, tergeletak selendang mereka. Tanpa pikir panjang, diambilnya satu selendang, kemudian disembunyikannya.

    Nimas, ayo cepat naik ke darat. Hari sudah sore. Kita harus segera kembali ke kahyangan,

    kata Bidadari tertua. Bidadari yang lain pun naik ke darat. Mereka kembali mengenakan selendang masingmasing. Namun salah satu bidadari itu tak menemukan selendangnya.

    Kakangmbok, selendangku tidak ada, katanya. Keenam kakaknya turut membantu mencari, namun hingga senja tak ditemukan juga. Nimas

    Nawang Wulan, kami tak bisa menunggumu lamalama. Mungkin sudah nasibmu tinggal dimayapada, kata Bidadari tertua. Kami kembali ke kahyangan, tambahnya.

  • peran siswa siswi melestarikan budaya Indonesia dalam melestarikan budaya Indonesia Selamat pagi yang saya hormati Ibu Delima dan Ibu Masta, serta temanteman yang saya

    kasihi. Mari kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya kita semua dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan yang sehat. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato tentang peran siswasiswi SMAK 1 BPK PENABUR BANDUNG dalam melestarikan keebudyaan Indonesia.

    Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman budaya serta agama. Tetapi sayangnya, dari tahun ke tahun seiring dengan berkembangnya gaya hidup yang semakin modern dan teknologi yang semakin maju, kebudayaan asli indonesia semakin memudar bahkan ada banyak orang yang tidak mengetahui kebudayaan daerahnya sendiri. Hal inilah yang seringkali menyebabkan budaya Indonesia dicuri oleh Negara lain karena tidak dijaga dengan baik. Kita marah ketika budaya kita dicuri oleh Negara lain, tetapi kita tidak menjaganya dengan baik. Maka dari itu melalui pidato ini, saya mau menghimbau temanteman sekalian untuk menjaga budaya Indonesia ini sebaik mungkin. Sebagai pelajar, kita bisa memelihara budaya kita mulai dari halhal yang kecil. Misalnya dengan diadakannya hari batik, kita ikut serta menggunakan batik di hari itu. Dan tidak lupa juga kita harus saling menghargai budaya orang lain juga.

    Terlebih lagi kita juga harus mau belajar untuk mempelajari lebih lagi budaya yang kita miliki dibanding dengan budaya Negara lain dan belajar untuk lebih mencintai lagi budaya kita. Jika kita mempelajari budaya kita, lama kelamaan kecintaan akan budaya itu sendiri pun akan muncul. Lebih baik lagi jika sekolah kita mengadakan acara tentang kebudayaan Indonesia. Acara dimana tiap anak dapat berkreasi tentang budaya Indonesia yang beranekaragam, baik dalam menggunakan pakaian tradisional, lomba menyanyi lagu tradisional, menari tarian tradisional, memainkan alat music tradisional dan lain sebagainya.

    Diharapkan dengan adanya acaraacara yang berkaitan dengan kebudayaan, dapat menanamkan rasa cinta kebudayaan sendiri lebih dalam, dan dapat mengenal kebudayaan Indonesia lebih lagi.

    Sekian pidato yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan. Selamat pagi dan saya ucapkan terimakasih.

  • peran siswa siswa smak1 bpk penabur bandung menangani kemacetan di lingkungan sekolah. Selamat pagi yang saya hormati Ibu Delima dan Ibu Masta serta temanteman yang saya

    kasihi. Pertamatama mari kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan karna rahmatNya kita dapat berkumpul disini pada pagi hari yang cerah ini. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato tentang peran siswa siswi SMAK1 BPK PENABUR Bandung dalam menangani kemacetan di lingkungan sekolah.

    Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemacetan sudah menjadi hal yang wajar kita temukan dalam kehidupan seharihari di saat kita menjalankan aktivitas kita di luar rumah. Kemacetan tentu memberi dampak negative bagi kita terutama pada jadwal kegiatan kita di hari tersebut. Tidak sedikit kegiatan yang kita korbankan hanya karena kemacetan yang makin hari makin buruk. Kemacetan memang bukan lagi hal yang dapat kita hindarkan keberadaannya namun kemacetan masih dapat kita kurangi. Mengurangi kemacetan butuh usaha bersamasama dan pengorbanan yang tentu bermanfaat untuk kelangsungan aktivitas kita bersamasama.

    Pada kawasan SMAK 1 BPK PENABUR Bandung misalnya siswa siswi diharapkan dapat mengurangi kendaraan pribadi yang biasa digunakan ke sekolah dengan cara mengunakan alternatif lain seperti berjalan kaki bagi yang rumahnya tidak seberapa jauh dari sekolah, menggunakan sepeda hingga menggunakan kendaraan umum. Selain dapat mengurangi kemacetan hal tersebut tentu dapat mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh gas yang di hasilkan oleh kendaraan bermotor. Dengan demikian kendaraan pribadi pun akan semakin berkurang dan tindakan tersebut tentu berdampak pada pengurangan kemacetan di jalan raya khususnya di kawasan SMAK1 BPK PENABUR Bandung. Para siswa siswi harus mulai menyadari dari sekarang bahwa jika kemacetan tidak di kurangi dengan kesadaran kita masingmasing maka bukan hal yang mustahil bahwa kemacetan yang terjadi pada harihari ini akan bertambah parah dan merusak jadwal kegiatan kita di hari ke depannya.

    Diharapkan dengan adanya kesadaran dalam diri siswa siswi SMAK 1 BPK PENABUR Bandung maka kita dapat meminimalisir kemacetan yang terjadi di kawasan sekolah kita sehingga berkurang juga muridmurid yang terlambat masuk sekolah karena kemacetan.

    Sekian pidato yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan pada Ibu atau temanteman sekalian. Selamat pagi dan saya ucapkan terima kasih.

  • peran siswa siswi SMAK1 BPK PENABUR Bandung mewujudkan kota bandung yang indah dan segar.

    Selamat pagi yang saya hormati Ibu Delima dan Ibu Masta serta temanteman yang saya

    kasihi. Pertamatama mari kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan karna rahmatNya kita dapat berkumpul disini pada pagi hari yang cerah ini. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato tentang peran siswa siswi SMAK1 BPK PENABUR Bandung mewujudkan kota bandung yang indah dan segar.

    Dewasa ini sudah semakin banyak polusi yang memberi banyak dampak negative pada kehidupan kita. Polusi tersebut berasal dari banyak hal di mulai dari asap kendaraan bermotor hingga pembuangan limbah pabrik. Banyak aktivitas kita seharihari yang menyebabkan polusi baik itu polusi air, udara ataupun tanah. Polusi merupakan hal yang perlu kita perhatikan sejak dini dikarenakan dampak yang dihasilkan dari polusi tersebut tidaklah mainmain.

    Bandung juga termasuk kota yang berpolusi sehingga kita harus memperhatikan penyelesaiannya. Sebagai siswa siswi SMAK1 BPK PENABUR Bandung kita dapat memperhatikan polusi udara yang makin hari makin memburuk, di lihat dari hal tersebut kita sebagai siswa siswi dapat merencanakan untuk melakukan reboisasi atau penanaman 1000 pohon untuk mengurangi polusi udara di Bandung. Sebagai siswa siswi SMAK1 BPK PENABUR Bandung pun kita dapat membuat Bandung menjadi tempat yang lebih bersih dan nyaman dengan membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya karena sampah merupakan salah satu hal utama yang disorot dari Bandung.

    Diharapkan dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh siswa siswi SMAK1 BPK PENABUR bandung dapat menjadi kota yang lebih indah dan segar serta terhindar dari polusi yang kian memburuk.

    Sekian pidato yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan pada Ibu atau temanteman sekalian. Selamat pagi dan saya ucapkan terima kasih.

  • Diponegoro karya Chairil Anwar

    Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderangberpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang

    Amanat: Kita sebagai pemuda harus bersemangat dalam memperjuangkan negara kita, bukan dengan senjata dan berperang, tapi kita bisa membuat Indonesia menjadi negara yang lebih maju

  • Krawang Bekasi karya Chairil Anwar

    Kami yang kini terbaring antara KarawangBekasi Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, Terbayang kami maju dan mendegap hati ? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 45 ribu nyawa Kami cuma tulangtulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulangtulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan Atau tidak untuk apaapa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami Yang tinggal tulangtulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara KarawangBekasi Amanat: Tidak melupakan perjuangan para pejuang yang telah gugur Mewujudkan impian para pejuang

  • Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W. S. Rendra

    Dengan kukukuku besi kuda menebah perut bumi Bulan berkhianat gosokgosokkan tubuhnya di pucukpucuk para Mengepit kuatkuat lutut menunggang perampok yang diburu Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang Segenap warga desa mengepung hutan itu Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri Satu demi satu yang maju terhadap darahnya Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka Nyawamu barang pasar, hai orangorang bebal! Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa Majulah Joko Pandan! Di mana ia? Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa Anak panah empat arah dan musuh tiga silang Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang. Joko Pandan! Di mana ia! Hanya padanya seorang kukandung dosa. Bedah perutnya tapi masih setan ia Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala Joko Pandan! Di manakah ia! Hanya padanya seorang kukandung dosa. Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba. Pada langkah pertama keduanya sama baja. Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo Panas lukaluka, terbuka daging kelopakkelopak angsoka. Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang Ia telah membunuh bapanya.

    Amanat:

  • WilliamE.S.

    XIIF/32