unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

download unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

of 98

Transcript of unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    1/98

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    2/98

    2

    BAB I

    Pendahuluan

    1.1 Latar belakang masalah

    Perkembangan ilmu kedokteran semakin mengalami kemajuan, termasuk ilmu

    kedokteran anti penuaan atauAnti Aging Medicine(AAM) yang membawa paradigma baru

    dalam dunia kedokteran. Paradigma tersebut yakni dengan ilmu pengetahuan dan teknologikedokteran terkini, penuaan dapat dideteksi lebih dini, dicegah, diobati dan diperbaiki ke

    keadaan semula. Dengan adanya AAM ini, setiap orang dapat tetap hidup sehat dan berada

    dalam kualitas hidup yang optimal meskipun dengan bertambahnya usia. Proses penuaan

    dapat diperlambat, ditunda atau dihambat dan usia harapan hidup akan meningkat disertai

    kesehatan dan kebugaran tubuh serta kualitas hidup yang baik.

    Terdapat berbagai aktor yang menyebabkan orang menjadi tua melalui proses

    penuaan, yang kemudian menyebabkan sakit dan berakhir dengan kematian. Di antaranya

    adalah aktor radikal bebas, hormon yang berkurang, polusi lingkungan, stres dan gaya

    hidup tidak sehat. !ika aktor"aktor ini dibiarkan saja tanpa ada usaha untuk mencegah atau

    menanggulanginya, maka proses penuaan akan terjadi lebih cepat, bahkan angka morbiditas

    dan mortalitas akan ikut meningkat pula. #aya hidup tak sehat seperti diet tinggi

    karbohidrat dan lemak, serta pola hidup sedentari dimana akti$itas isik sehari"hari sangat

    minimal, akan menyebabkan terjadinya kelebihan lemak tubuh, terutama timbunan lemak

    abdomen. Penumpukan lemak abdomen, khususnya lemak $iseral merupakan salah satu

    penyebab meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas (Pangkahila, %&&').

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    3/98

    3

    elebihan lemak tubuh atau obesitas saat ini merupakan sebuah epidemi yang muncul di

    seluruh dunia, termasuk di negara"negara yang sedang berkembang. Di ndonesia,

    walaupun masalah nutrisi yang lebih diprioritaskan berhubungan dengan

    deisiensi nutrisi seperti Protein Energy Malnutrition(P*M), anemia, deisiensi $itamin

    dan mikronutrien, namun kelebihan dan ketidakseimbangan asupan gi+i yang berhubungan

    dengan pola hidup yang sedentary kini perlu diperhatikan karena meningkatnya angka

    kelebihan berat badan dan obesitas (Atmarita, %&&).

    nteraksi dari berbagai aktor seperti aktor genetik, lingkungan, dan psikososial

    berpengaruh terhadap timbulnya obesitas (Molina, %&&-). amun secara sederhana,

    obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi antara

    lain yang diakibatkan oleh pola hidup tidak sehat seperti diet tinggi karbohidrat, lemak

    jenuh, kurang serat, serta akti$itas isik yang sedikit (/ilborn et al., %&&).

    Peningkatan pre$alensi obesitas menarik perhatian baik peneliti maupun masyarakat

    luas oleh karena kelebihan lemak tubuh dihubungkan dengan berbagai penyakit kronik dan

    degenerati (Popkin, %&&-), yakni penyakit"penyakit ko"morbid obesitas seperti diabetes

    mellitus tipe %, hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit jantung koroner, penyakit batu

    empedu, dan osteoartritis (Turk et al., %&&0).

    Obesitas diyakini dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (McPhee dan

    Ganong, 2005. !da kem"ngkinan generasi mendatang akan men"a dalam kondisi k"rang sehat

    dikarenakan meningkatnya pre#alensi obesitas ($yles, 200%. &erdapatnya kelebihan lemak t"b"h

    akan mengancam tingkat kesehatan, k"alitas hid"p dan "sia harapan hid"p (Olshansky et al.,

    2005. Pada negara ma'" seperti !merika erikat, diramalkan akan ter'adi pen"r"nan "sia harapan

    hid"p akibat bertambahnya pend"d"k yang mas"k ke dalam kelompok obesitas (Olshansky et al.,

    2005. )ika peningkatan angka penderita obesitas tidak dicegah, peningkatan "sia harapan hid"p

    yang m"lai stabil di era modern ini, dapat segera berakhir dan masyarakat akan hid"p dalam

    1

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    4/98

    *

    kondisi yang k"rang sehat, dengan k"alitas hid"p yang k"rang baik bahkan ber"sia lebih pendek

    daripada generasi sebel"mnya (tein, 2005.

    Masalah yang diba+a obesitas b"kan sa'a mer"pakan masalah kesehatan nam"n '"ga

    mer"pakan masalah beban ekonomi. al ini diakibatkan meningkatnya biaya medis, seperti 'asa

    dokter, biaya pemeriksaan laboratori"m, ra+at inap, dan obat-obatan (&"rk, 200%. ampak dari

    obesitas pada kondisi kesehatan, ekonomi dan "sia harapan hid"p amatlah besar ($yles, 200%.

    engan demikian telah banyak dit"'"kan perhatian "nt"k mencari s"at" strategi "nt"k mencegah

    kenaikan berat badan dan pen"mp"kan lemak t"b"h, baik le+at inter#ensi medis, olahraga,

    n"trisi, dan s"plementasi (/ilborn, 2005 &"rk, 200%.

    &erdapat banyak sekali s"plemen yang dikatakan dapat membant" men"r"nkan berat

    badan. kstrak teh hi'a" mer"pakan salah sat" s"plemen yang dipercaya dapat membant"

    men"r"nkan berat badan serta mencegah pen"mp"kan lemak t"b"h. &eh hi'a" adalah min"man

    yang c"k"p pop"lar di sel"r"h d"nia. i ndia, ina, )epang dan &hailand min"man teh telah

    dikons"msi se'ak lama. Pada kedokteran tradisional ndia dan ina, praktisi kesehatan

    mengg"nakan teh hi'a" sebagai stim"lan, di"retik (meningkatkan ekskresi "rin, astringent

    (mengontrol perdarahan dan membant" penyemb"han l"ka, dan meningkatkan kesehatan

    'ant"ng. Pengobatan tradisional lainnya mengg"nakan teh hi'a" "nt"k mengobati 4lat"lens,

    mengat"r s"h" t"b"h dan men"r"nkan kadar g"la darah, membant" pencernaan dan

    meningkatkan proses berpikir (agle et al., 2006 7elay"tham et al., 2008 hako et al., 2010.

    egunaan teh hijau bagi kesehatan seperti perlindungan terhadap kanker, penyakit

    kardio$askular, hati, telah dilaporkan. *ek baik dari teh hijau ini berhubungan dengan

    kandungannya, yakni (2)"epigallocatechin"3"gallate (*#4#) adalah komponen

    polyphenolic utama yang ditemukan pada teh hijau. 5eberapa komponen polyphenolic

    yang dikenal dengan nama catechinjuga ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit pada

    teh hijau, yakni (2)"epicatechin-3-gallate (*4#), (2)"epigallocatechin (*#4), (2)"

    epicatechin(*4) and (")"catechin(agle et al., %&&-).

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    5/98

    5

    onsumsi teh hijau untuk jangka waktu yang lama dapat bermanaat terhadap

    obesitas yang diakibatkan oleh diet tinggi lemak, diabetes mellitus tipe % dan dapat

    mengurangi risiko dari penyakit jantung koroner (Maki et al., %&&06 7MM4, %&1&).

    *kstrak teh hijau juga dilaporkan dapat menurunkan kadar lipid darah, merelaksasi otot

    polos $askular, meningkatkan pengeluaran energi dan oksidasi lemak. 8ebih jauh lagi,

    konsumsi minuman yang kaya akan catechin menunjukkan dapat mengurangi lemak tubuh,

    kolesterol total dan tekanan darah sistolik pada subjek dengan obesitas lemak $iseral.

    9ehingga minuman yang kaya akan catechin dianggap bermanaat untuk pencegahan dan

    pengobatan gangguan kesehatan akibat pola hidup yang sedentari (agao et al., %&&0).

    4atechin pada teh hijau dilaporkan dapat menghambat en+im Catechol-O-methyl-

    transferase (4:MT), yakni en+im yang mendegradasi norepinerin. Dengan terhambatnya

    en+im 4:MT oleh catechin, terjadi reduksi degradasi norepinerin yang akan menghasilkan

    penambahan waktu kerja norepinerin pada sistem sara simpatis. Akti$asi sistem sara

    simpatis ini akan menstimulasi pengeluaran energi di antaranya dengan meningkatkan

    termogenesis dan oksidasi lemak (Diep$ens et al., %&&'6 5el+a et al., %&&0).

    $eberapa laporan '"ga menyatakan GG dapat menghambat proli4erasi adiposit dan

    meng"rangi #iabilitas adiposit le+at akti#asi adenosine monophosphate-activated protein kinase

    (!MP9. !MP9 mer"pakan target dari 4itokimia ini dalam 4"ngsi teh hi'a" sebagai anti obesitas.

    ecara "m"m !MP9 diakti#asi oleh berbagai rangsangan seperti olahraga, heat shock, dan

    Reactive Oxygen Species (:O. !kti#asi !MP9 mer"pakan 4aktor penting dalam penghambatan

    adipogenesis oleh GG (Moon et al., 200;.

    5erbagai penelitian yang dilakukan di luar negeri melaporkan pemberian ekstrak teh

    hijau baik pada hewan coba ataupun manusia dapat menurunkan berat badan, mengurangi

    kadar lemak tubuh, dan meningkatkan termogenesis serta oksidasi lemak (laus et al.,

    %&&6 Maki et al., %&&0). Data dari hasil penelitian yang dilakukan di ndonesia juga

    menunjukkan hasil serupa. ;akni pemberian ekstrak teh hijau menurunkan berat badan,

    lingkar perut, dan persentase lemak tubuh pada wanita obesitas (Adriani, %&1&).

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    6/98

    6

    Meski demikian terdapat laporan yang menyebutkan konsumsi teh hijau tak

    berkhasiat terhadap kesehatan. 5ahkan juga terdapat keraguan bahwa penambahan teh hijau

    ke dalam diet dapat mengakibatkan eek samping yang buruk bagi kesehatan, di antaranya

    insomnia, palpitasi jantung, sakit kepala, dan menurunkan bioa$ailibilitas +at besi dari diet

    (4hako et al., %&1&).

    Dari uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

    mengetahui eek dari teh hijau, apakah ekstrak teh hijau memiliki pengaruh baik bagi

    kesehatan khususnya bagi penurunan berat badan dan lemak abdominal. Pada penelitian ini

    digunakan dua dosis perlakuan, yang lebih besar dibandingkan yang pernah diteliti

    sebelumnya. Diharapkan dengan semakin besar dosis, penurunan berat badan dan berat

    lemak abdominal akan semakin besar pula.

    1.2 Rumusan Masalah

    Memperhatikan latar belakang yang disebutkan di atas, maka disusunlah perumusan

    masalah sebagai berikutasil penelitian akan membuktikan bahwa ekstrak teh hijau bermanaat untuk

    menurunkan berat badan.

    " >asil penelitian akan membuktikan bahwa ekstrak teh hijau bermanaat untuk

    menurunkan penumpukan lemak subkutan abdomen dan lemak $iseral abdomen.

    %. Manaat praktis

    " Diharapkan suatu saat ekstrak teh hijau akan terus diberikan sebagai salah satu cara untuk

    menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdominal.

    3. 7ntuk penelitian

    " Penelitian diharapkan dapat menambah inormasi mengenai pengaruh ekstrak teh hijau

    bermanaat untuk menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdomen." >asil penelitian dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut.

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    8/98

    8

    BAB II

    Tinjauan Pustaka

    2.1 Penuaan Aging! dan Anti Penuaan Anti Aging!

    9etelah mencapai usia dewasa, secara alami seluruh komponen tubuh tidak dapat

    berkembang lagi. 9ebaliknya terjadi penurunan akibat proses penuaan. Pada umumnya

    menjadi tua dianggap hal yang lumrah sehingga semua masalah yang muncul dianggap

    memang seharusnya dialami. Padahal terdapat banyak aktor yang berpengaruh terhadap

    proses penuaan. ?aktor"aktor ini dapat dibagi menjadi aktor internal dan aktor eksternal.

    5eberapa aktor internal adalah radikal bebas, hormon yang berkurang, dan genetik. ?aktor

    eksternal yang utama adalah pola hidup yang tidak sehat, polusi lingkungan dan stres.

    ?aktor"aktor ini dapat dicegah, diperlambat bahkan mungkin dihambat sehingga kualitas

    hidup dapat dipertahankan. 8ebih jauh lagi usia harapan hidup dapat lebih panjang dengan

    kualitas hidup yang baik (Pangkahila, %&&').

    7sia harapan hidup yang lebih panjang disertai kualitas hidup yang optimal inilah konsep

    baru dari ilmu kedokteran anti penuaan atauAnti Aging Medicine(AAM). AAM ini

    dideinisikan sebagai bagian ilmu kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu

    pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan,

    pengobatan, dan perbaikan ke keadaan semula berbagai disungsi, kelainan, dan penyakit

    yang berkaitan dengan penuaan, yang bertujuaan untuk memperpanjang hidup dalamkeadaan sehat. Dengan deinisi AAM tersebut, tampak bahwa terdapat paradigma yang

    baru. ;akni di antaranya manusia bukanlah orang terhukum yang terperangkap dalam takdir

    genetik dan penuaan dapat dianggap sama dengan penyakit yang dapat dicegah, diobati

    bahkan dikembalikan ke keadaan semula (Pangkahila, %&&').

    '

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    9/98

    %

    Dengan mengingat aktor"aktor yang berpengaruh dalam proses penuaan, dapatlah

    ditentukan aktor mana yang perlu dihindari atau diatasi sehingga proses penuaan dapat

    dicegah atau dihambat. 5ermodalkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan dan

    menghindari berbagai aktor penyebab proses penuaan dilengkapi dengan pengobatan,

    masyarakat memiliki kesempatan untuk hidup lebih sehat dan berusia lebih panjang dengan

    kualitas hidup yang baik (Pangkahila, %&&').

    5eberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghambat proses penuaan antara

    lain adalah menjaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan pola hidup sehat meliputi

    berolahraga teratur, makanan sehat dan cukup, atasi stres6 jangan merasa sehat dan normal

    hanya karena tidak ada keluhan serius6 melakukan pemeriksaan kesehatan berkala yang

    diperlukan dan disesuaikan dengan kondisi6 menggunakan obat dan suplemen yang

    diperlukan sesuai petunjuk ahli untuk mengembalikan ungsi berbagai organ tubuh yang

    menurun. amun, terdapat pula hambatan atau kesulitan melakukan upaya menghambat

    proses penuaan, antara lain karena lingkungan tidak sehat, pengetahuan rendah dan budaya

    yang tidak benar. ;ang juga termasuk hambatan adalah adanya pola hidup yang tidak sehat

    seperti diet yang tinggi karbohidrat dan lemak jenuh (Pangkahila, %&&').

    2.2 "iet Tinggi #arb$hidrat dan Lemak %enuh

    9esungguhnya makanan yang sehat dapat memenuhi kebutuhan tubuh agar tetap

    dapat berungsi normal. Pada dasarnya nutrisi sehat dan seimbang terdiri dari komposisi

    sebagai berikut < &@ karbohidrat denganglycemic indexyang rendah, 3&@ lemak dimana

    -&@ berupa monounsaturated fatty acidsdan 1&@polyunsaturated fatty acids dan %&@

    protein. amun yang seringkali terjadi adalah konsumsi makanan tidak seimbang, bahkan

    mengandung terlalu banyak karbohidrat terutama denganglycemic indexyang tinggi seperti

    gula, roti"rotian, makanan penutup, lemak hewani, dan terlalu sedikit makanan berserat dan

    buah (Pangkahila, %&&').

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    10/98

    10

    *nergi dikonsumsi dalam diet lewat masukan karbohidrat, protein dan lemak. !ika

    terdapat kelebihan kalori, yakni antara lain dari asupan tinggi karbohidrat dan lemak jenuh,

    yang melebihi takaran komposisi nutrisi yang sehat dan seimbang, maka tubuh akan

    mengubah dan menyimpan nutrien energi ini sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa.

    9eiring berjalannya waktu jika kelebihan kalori ini dikonsumsi terus tanpa ada peningkatan

    pengeluaran energi maka kelebihan lemak tubuh akan disimpan dan dapat berkembang

    menjadi obesitas (/ilborn et al., %&&).

    2.3 &besitas

    :besitas telah mencapai proporsi epidemik global, dengan lebih dari 1 milyar orang

    dewasa mengalami kelebihan berat badan (overweight) 2 dimana 3&& juta diantaranya

    mengalami obesitas. >al ini merupakan penyumbang yang besar terhadap beban global

    penyakit kronik dan disabilitas. *pidemi obesitas tidaklah terbatas pada negara"negara maju

    saja, peningkatan angka penderita obesitas terkadang lebih cepat di negara berkembang

    daripada negara maju (/>:, %&&3).

    !danya transisi n"trisi menyebabkan negara-negara berkembang "nt"k mengalami

    peningkatan pre#alensi kelebihan berat badan dan obesitas, dan '"ga penyakit-penyakit yang

    dih"b"ngkan dengan obesitas. al ini diakibatkan oleh per"bahan n"trisi yang dicirikan dengan

    diet tinggi lemak 'en"h dan karbohidrat serta pola hid"p sedentari yang menyebabkan t"b"h

    memb"t"hkan lebih sedikit energi "nt"k akti#itas sehari-hari. Per"bahan n"trisi ini ter'adi oleh

    karena adanya globalisasi keb"dayaan dan kebiasaan dari negara-negara ma'" yang mas"k ke

    negara berkembang (Popkin, 2006.

    Pada negara"negara sedang berkembang, selain masalah kelebihan dan

    ketidakseimbangan nutrisi juga ditemui keadaan kurang gi+i. :besitas dapat ditemukan

    pada semua kelompok usia dan sosioekonomi (/>:, %&&3). ndonesia sebagai negara

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    11/98

    11

    dengan populasi keempat terbesar di dunia setelah 4ina, ndia dan Amerika 9erikat

    diwarnai dengan kontras. 9ekitar &@ atau lebih dari 1&& juta penduduknya tergolong pada

    kelompok deisiensi nutrisi, dan 1@ populasi dewasa termasuk kelebihan berat badan

    sehingga angka penyakit ko"morbid yang dihubungkan dengan kelebihan berat badan turut

    meningkat (Atmarita, %&&).

    :besitas dideinisikan sebagai kelebihan jaringan adiposa. uantiikasi yang akurat

    dari lemak tubuh membutuhkan peralatan canggih seperti Computed Tomography (4T)

    can danMagnetic !esonance "maging(M) yang biasanya tidak tersedia pada tempat

    praktek dokter. Pemeriksaan isik umumnya cukup memadai untuk menentukan adanya

    kelebihan lemak tubuh. Metode yang paling sering digunakan untuk e$aluasi kuantitati

    adalah ndeks Massa Tubuh (MT). MT dikalkulasikan dengan cara membagi berat badan

    tubuh yang terukur dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Thierney et

    al., %&&).

    The #ational "nstitute of $ealth (>) mendeinisikan MT yang normal yakni

    1B,"%C,0. elebihan berat badan dideinisikan sebagai MT %"%0,0. :besitas elas

    adalah 3&"3C,0 :besitas elas adalah 3"30,0 dan elas C& (Thierney et al., %&&).

    :rganisasi kesehatan dunia (/>:) telah menentukan nilai MT untuk daerah Asia Pasiik.7ntuk orang Asia, dianggap o$erweight bila MT %3 dan dianggap obesitas bila MT

    %. e$isi ini didasarkan pada kenyataan bahwa morbiditas dan mortalitas orang Asia

    cenderung terjadi pada MT yang lebih rendah (Pangkahila, %&&').

    9elain berat badan, terdapat aktor lain yang juga tidak kalah penting. :besitas

    tubuh bagian atas (kelebihan berat badan di daerah pinggang) merupakan risiko kesehatan

    yang lebih besar dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah (lemak di paha bagian atas dan

    pantat) (Thierney et al., %&&). 9ekarang diketahui bahwa, dimana lemak berada lebih

    penting daripada berapa banyak lemak yang terakumulasi. :besitas sentral atau $iseral,

    merupakan aktor risiko yang lebih penting untuk morbiditas dan mortalitas yang

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    12/98

    12

    berhubungan dengan obesitas, dibandingkan dengan lemak sub"kutan (Thierney et al.,

    %&&6 Molina, %&&-).

    Tingkat keparahan komplikasi medis lebih berhubungan dengan distribusi lemak

    tubuh, khususnya obesitas tubuh bagian atas, dibandingkan lemak tubuh total. :besitas

    abdominal atau tubuh bagian atas direleksikan melalui rasio pinggang"pinggul yang tinggi,

    sebuah indeks yang digunakan untuk memprediksi risiko yang berhubungan dengan

    akumulai lemak (Molina, %&&-).

    Pasien obesitas dengan lingkar perut yang meningkat (1&% cm pada pria dan

    BBcm pada wanita) atau dengan rasio pinggang"pinggul yang tinggi (1,& pada pria dan

    &,B pada wanita) memiliki risiko yang lebih besar akan diabetes mellitus, stroke,

    penyakit jantung koroner, kematian yang lebih dini dibandingkan pasien obesitas dengan

    rasio yang lebih rendah (Thierney et al., %&&). ekomendasi />: untuk daerah Asia

    Pasiik ialah batas atas lingkar pinggang (waist circumference) bagi pria 0& cm dan bagi

    wanita B& cm. ekomendasi ini dibuat karena orang Asia cenderung mengalami

    akumulasi lemak $iseral tanpa obesitas secara umum (Pangkahila, %&&'). Dierensiasi yang

    lebih lanjut akan lokasi dari kelebihan lemak menunjukkan lemak $iseral dalam ka$itas

    abdomen lebih berbahaya bagi kesehatan daripada lemak subkutan di daerah abdomen(Thierney et al., %&&).

    asio lingkar pinggang dan pinggul atau %aist to $ip circumference !atio(/>)

    merupakan metode yang sederhana dan nyaman digunakan untuk penelitian epidemiologis

    dan memberikan estimasi yang berguna akan proporsi abdomen atau lemak tubuh bagian

    atas, namun /> tidak dapat membedakan akumulasi dari lemak abdominal $iseral

    dengan lemak abdominal subkutan ('aj(henberg) 2***!. Penanda adanya jaringan

    adiposa seperti indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan rasio pinggang dan pinggul

    secara umum mudah untuk dilakukan namun tidak secara konkret membedakan abdomen

    yang besar akibat penumpukan jaringan adiposa subkutan atau lemak $iseral (8e$y, %&1&).

    Teknik pencitraan, terutama 4T 9can, yang dapat secara jelas membedakan lemak dari

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    13/98

    13

    jaringan lainnya, dapat digunakan untuk mengukur lemak abdominal, baik yang $iseral

    maupun yang subkutan ('aj(henberg) 2***!.

    8emak $iseral lebih sensiti terhadap katekolamin dan kurang sensiti terhadap

    insulin, membuatnya menjadi penanda dari resistensi insulin. Temuan ini konsisten dengan

    pengamatan pada indi$idu obese yang melakukan akti$itas isik berat dimana obesitasnya

    disebabkan karena masukan kalori yang tinggi, seperti pada pesumo, memiliki lemak

    subkutan lebih banyak daripada lemak $iseral dan tidak menunjukkan peningkatan

    resistensi insulin yang substansial. 9ecara kontras, obesitas yang disebabkan oleh pola

    hidup sedentari, diduga sebagian besar merupakan obesitas $iseral dan dihubungkan

    dengan resistensi insulin dengan derajat yang lebih berat pada pasien baik dengan atau

    tanpa diagnosis diabetes melitus (McPhee dan #anong, %&&).

    Meningkatnya epidemi obesitas menggambarkan perubahan pada masyarakat dan

    pada pola tingkah laku dari komunitas dalam beberapa dekade terakhir (/>:, %&&3).

    :besitas terjadi sebagai akibat dari pola hidup yang sedentari ditambah dengan konsumsi

    kelebihan kalori dalam jangka waktu yang lama (Thierney et al., %&&), khususnya diet

    tinggi lemak jenuh dan karbohidrat (Popkin, %&&-). onsumsi yang meningkat dari

    makanan yang mengandung kalori tinggi, rendah nutrisi dengan kadar gula dan lemakjenuh yang tinggi, dikombinasikan dengan akti$itas isik yang berkurang, mengakibatkan

    angka penderita obesitas meningkat sampai dengan tiga kali lipat atau bahkan lebih sejak

    tahun 10B& di beberapa daerah di Amerika 7tara, nggris, *ropa Timur, Timur Tengah,

    Australia dan 4ina (/>:, %&&3).

    Meski demikian obesitas yang ditemukan pada manusia tanpa diragukan merupakan

    hasil dari interaksi berbagai gen, aktor isiologik, aktor lingkungan dan kebiasaan

    (Thierney et al., %&&6 /ilborn et al., %&&). /alaupun aktor genetik berperan dalam

    menentukan kerentanan seseorang terhadap peningkatan berat badan, keseimbangan energi

    ditentukan dengan masukan kalori dan akti$itas isik. Perubahan sosial, pertumbuhan

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    14/98

    1*

    ekonomi, modernisasi, urbanisasi dan globalisasi merupakan beberapa hal yang mendorong

    terjadinya epidemi ini (/>:, %&&36 5yles, %&&0).

    elebihan masukan energi daripada pengeluaran energi akan mengarah menjadi

    akumulasi lemak. Massa lemak sendiri ditentukan oleh keseimbangan antara pemecahan

    (lipolisis) dan sintesis (lipogenesis). 9istem sara simpatis adalah perangsang utama dari

    lipolisis, yang akan menyebabkan berkurangnya deposit lemak, terutama jika penggunaan

    energi indi$idu meningkat. !ika masukan melebihi penggunaan energi, akan terjadi

    lipogenesis di hati dan jaringan adiposa. 8ipogenesis dipengaruhi oleh diet (meningkat oleh

    asupan kaya karbohidrat) dan hormon (terutama &rowth $ormone (#>), insulin dan

    leptin). >ormon utama yang terlibat dalam penyimpanan lemak adalah insulin (akan

    menstimulasi lipogenesis), #>, leptin (yang akan mengurangi lipogenesis). >ormon lain

    yang terlibat dalam regulasi lemak tubuh termasuk hormon seks seperti testosteron (Molina,

    %&&-).

    elebihan lemak tubuh dihubungkan dengan meningkatnya morbiditas dan

    mortalitas. 8ebih banyak kelainan muncul dengan rekuensi yang lebih besar pada

    penderita obesitas. ;ang paling penting dan umum ditemui adalah hipertensi, diabetes

    mellitus tipe %, hiperlipidemia, penyakit jantung koroner, penyakit sendi degenerati, dandisabilitas psikososial. 9ebanyak -&@ indi$idu dengan obesitas di Amerika 9erikat juga

    terkena sindrom metabolik. 9indrom metabolik ini ditandai dengan adanya tiga atau lebih

    aktor berikut < meningkatnya lingkar perut, tekanan darah, trigliserida darah, glukosa darah

    puasa, dan rendahnya kadar kolesterol $igh 'ensity (ipoprotein (>D8). 5eberapa jenis

    kanker (seperti kolon, rektum, prostat pada pria6 uterus, payudara dan o$arium pada

    wanita), kelainan tromboemboli, penyakit traktus digesti$us (batu empedu, reluks

    esoagitis) dan kelainan kulit lebih banyak ditemukan pada penderita obesitas. isiko

    pembedahan dan obstetrik lebih besar. Penderita obesitas juga memiliki risiko yang lebih

    besar akan gangguan paru"paru ungsional, abnormalitas endokrin, proteinuria, dan

    meningkatnya konsentrasi hemoglobin. Pada dewasa muda dan paruh baya, kematian akibat

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    15/98

    15

    alasan apapun dan kematian dari penyakit kardio$askular meningkat dalam proporsi tingkat

    obesitas (Thierney et al., %&&). onsekuensi kesehatan ber$ariasi dari meningkatnya risiko

    kematian sampai ke kondisi kronik yang serius yang mengurangi kualitas hidup (/>:,

    %&&3).

    Penurunan berat badan dan menjaga agar berat badan tidak naik kembali dapat

    memperbaiki atau bahkan mencegah aktor risiko untuk penyakit kardio$askular dan

    penyakit ko"morbid lain yang berhubungan dengan obesitas. Penurunan berat badan yang

    sedang ("1&@ dari berat badan awal) dihubungkan dengan perbaikan dalam beberapa

    aktor risiko yang telah ditetapkan untuk penyakit kardio$askular, seperti hipertensi,

    dislipidemia, dan berkurangnya insiden diabetes mellitus tipe % dan perbaikan dalam

    kontrol diabetes. 9ebuah meta"analisis dari % randomi)ed controlled trials yang

    memeriksa tekanan darah menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebesar ,1 kilogram

    menghasilkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar C,CC mm>g dan penurunan tekanan

    darah diastolik sebesar 3,' mm>g. Penurunan yang lebih bermakna dari tekanan darah

    terlihat jika rata"rata penurunan berat badan lebih besar lagi. Meski demikian pengaruh

    baik dari penurunan berat badan terhadap aktor risiko dari penyakit kardio$askular tidak

    akan bertahan kecuali penurunan berat badan dipertahankan. >al ini menunjukkan betapapentingnya untuk mengurangi berat badan atau bahkan mencegah kenaikan berat badan

    (Turk et al., %&&0).

    2.4 Lemak Abd$minal +ada &besitas

    !aringan adiposa abdominal adalah organ yang kompleks dan terdiri dari beberapa

    kompartemen dan subkompartemen, termasuk lemak subkutan dan lemak intra"abdominal,

    yang dapat dibagi menjadi lemak retroperitoneal dan intraperitoneal, yang dapat dibagi lagi

    menjadi massa lemak mesenterik dan omental. 8emak intraperitoneal juga dikenal sebagai

    jaringan adiposa $iseral (visceral adipose tissue) dianggap sebagai penanda risiko

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    16/98

    16

    metabolik (lein, %&1&). 8emak abdominal terdiri dari lemak subkutan abdomen dan lemak

    intraabdomen, yang secara jelas nampak lewat 4T 9can dan M. !aringan adiposa

    intraabdomen terdiri dari lemak $iseral atau intraperitoneal yang terdiri dari lemak omental

    dan mesenterik dan massa lemak retroperitoneal yang dibatasi oleh batas dorsal dari intestin

    dan bagian $entral dari ginjal ('aj(henberg) 2***!.

    Dua kompartemen intraabdominal dapat dipisahkan pada M menggunakan titik

    anatomis, seperti kolon ascendens dan descendens, aorta dan $ena ca$a inerior, suatu

    prosedur yang telah di$alidasi pada kada$er manusia. Pada kada$er, massa jaringan adiposa

    intraperitoneal dan retroperitoneal yang diukur setelah diseksi adalah -1"'1@ dan %0"33@,

    secara berurutan, dari massa jaringan adiposa intraabdominal ('aj(henberg) 2***!.

    Penelitian"penelitian epidemiologis dan isiologis menunjukkan hubungan yang

    kuat antara kelebihan jaringan adiposa abdomen dengan aktor risiko metabolik untuk

    penyakit jantung koroner, termasuk resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, diabetes

    mellitus tipe %, dislipidemia, dan meningkatnya protein inlamasi yang bersirkulasi dalam

    darah (lein, %&1&). Penelitian epidemiologis yang ada melaporkan hubungan antara

    obesitas yang berat dengan mortalitas akibat meningkatnya penyakit kardio$askular dan

    serebro$askular serta diabetes mellitus. Pada obesitas tingkat sedang, distribusi regional

    nampaknya merupakan indikator yang penting akan perubahan metabolik dan

    kardio$askular, terutama sejak ditemukan korelasi yang tidak konstan antara indeks massa

    tubuh dan perubahan"perubahan ini. :besitas bukanlah kondisi yang homogen, serta

    distribusi regional dari jaringan adiposa penting untuk diketahui untuk memahami

    hubungan antara obesitas dengan gangguan metabolisme glukosa dan lipid 'aj(henberg)

    2***!.

    Penyebab 4"ndamental obesitas adalah ketidakseimbangan 'angka pan'ang akan mas"kan

    dan pengel"aran energi yang akan meningkatkan massa t"b"h termas"k ak"m"lasi lemak

    s"bk"tan dan #iseral. /ala"p"n obesitas secara "m"m adalah 4aktor risiko "nt"k berbagai

    penyakit, beberapa penelitian pada man"sia telah men"n'"kkan bah+a pen"mp"kan lemak

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    17/98

    1;

    #iseral, yakni lemak yang berlokasi pada #iseral, sebagai yang paling berpengar"h pada berbagai

    kondisi kesehatan termas"k penyakit serebro#ask"lar, resistensi ins"lin dan diabetes mellit"s tipe

    2 ("44man and $ar

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    18/98

    18

    berkurang pada adiposit omental manusia, yang dapat menerangkan resistensi insulin.

    8ebih jauh lagi adipokin lemak $iseral dari pasien"pasien obese yang sangat berat diukur

    sewaktu menjalani pembedahan bariatrik, yakni pembedahan yang dilakukan pada

    penderita obesitas untuk mengurangi berat badan dengan jalan mengurangi ukuran lambung

    dengan implantasi alat kesehatan (gastric *anding) atau lewat pemotongan sebagian dari

    lambung atau penjahitan usus halus ke bagian dari lambung (gastric *ypass surgery).

    onsentrasi nterleukin"- dari Eena portal meningkat secara substansial dan berhubungan

    erat dengan inlamasi sistemik, yang diindikasikan dengan tingginya kadar 4"!eactive

    Protein(4P). Tidak mengherankan jika iniltrasi makroag yang merangsang molekul dan

    jalur inlamasi meningkat pada lemak omental jika dibandingkan dengan lemak subkutan

    pada indi$idu obesitas (8e$y,%&1&).

    istrib"si lemak t"b"h berbeda antara pria dan +anita, dimana hal ini mer"pakan salah

    sat" tanda khas mask"linitas dan 4emininitas. )ika dibandingkan dengan pria, maka +anita

    premenopa"se memiliki lebih banyak lemak s"bk"tan, dan lemak t"b"hnya cender"ng

    diak"m"lasi di pay"dara, pingg"l dan paha atas (Pangkahila, 200;. :egio khas "nt"k penyimpanan

    lemak +anita ini "m"mnya diseb"t sebagai gynoid (/a'chenberg, 2000. Pada pria, lemak secara

    dominan berak"m"lasi di depot s"bk"tan abdomen dan #iseral (Pangkahila, 200;, dengan lebih

    sedikit ak"m"lasi lemak pada daerah pingg"l dan paha atas 'ika dibandingkan dengan +anita,

    dimana distrib"si lemak ini diseb"t sebagai sentral ata" android (/a'chenberg, 2000.

    Pria secara "m"m memiliki area lemak #iseral yang lebih besar dibandingkan +anita,

    dimana hal ini did"ga berh"b"ngan dengan perbedaan 4aktor risiko 'enis kelamin pada penyakit

    kardio#ask"lar. Oleh karena distrib"si lemak t"b"h mer"pakan salah sat" karakteristik seks

    sek"nder, dapat dilihat bah+a hormon seks mer"pakan salah sat" 4aktor penting dalam

    menent"kan deposisi lemak regional. $"kti-b"kti men"n'"kkan hormon seks +anita berh"b"ngan

    dengan ak"m"lasi lemak s"bk"tan di regio ba+ah t"b"h. Penyimpanan lemak khas +anita ini

    penting dalam 4"ngsi reprod"ksi. Obesitas abdominal pada pria ditem"kan berh"b"ngan dengan

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    19/98

    1%

    rendahnya kadar testosteron pada pria dan terapi s"lih hormon testosteron menghasilkan

    peng"rangan lemak abdominal (/a'chenberg, 2000.

    Distribusi lemak regional pada manusia secara jelas diatur oleh hormon, walaupun

    aktor"aktor lain ikut berperan penting. Tidak hanya hormon steroid seks saja yang

    berperan, namun kortikosteroid dari kelenjar adrenal juga memainkan peran yang besar.

    >ormon peptida seperti insulin dan #> merupakan aktor yang penting dalam distribusi

    jaringan adiposa (/ajchenberg, %&&&).

    Distribusi lemak gluteo"emoral yang tipikal untuk wanita dibedakan dengan

    distribusi lemak abdominal pada pria dengan pengukuran rasio pinggang dan pinggul

    dimana terdapat titik cutoff untuk pria dan wanita yang dapat diterima (8e$y, %&1&).

    elebihan lemak pada tubuh bagian atas (sentral atau abdominal) yang juga dikenal sebagai

    obesitas tipe pria atau android lebih sering dihubungkan dengan meningkatnya mortalitas

    dan risiko akan penyakit seperti diabetes, hiperlipidemia, hipertensi, dan aterosklerosis dari

    pembuluh darah koroner, serebral dan perier dibandingkan dengan obesitas tipe gynoid

    atau distribusi lemak tipe wanita (tubuh bagian bawah atau area gluteo"emoral)

    ('aj(henberg) 2***!.

    Perbedaan antara pria dan wanita setelah pubertas tidak hanya pada distribusilemak, melainkan juga pada metabolisme dan ukuran sel lemak. 9el lemak di bagian glutea

    dan emur lebih besar daripada di bagian abdomen. Akti$itas lipase lipoprotein, yaitu en+im

    yang bertanggungjawab bagi akumulasi trigliserida di dalam sel lemak, ternyata lebih tinggi

    di bagian gluteo"emoral daripada di bagian abdomen (Pangkahila, %&&').

    ndi$idu dengan massa lemak $iseral yang lebih besar, baik lewat peningkatan berat

    badan atau penumpukan lemak pada depot $iseral, akan kehilangan lebih banyak lemak

    $iseral jika disesuaikan dengan hilangnya lemak tubuh, terlepas dari metode inter$ensi

    yang dilakukan (restriksi kalori, terapi armakologis, atau olahraga) karena adiposit $iseral

    memiliki tingkat lipolitik yang lebih tinggi pada keadaan tetap (steady state)

    ('aj(henberg) 2***).

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    20/98

    20

    5erkurangnya lemak abdominal akan menjadi sangat bermakna, dikarenakan

    kelebihan lemak di bagian abdomen merupakan salah satu aktor risiko dari penyakit

    kardio$askular. 8emak intraabdominal ($iseral) memiliki kadar turnover trigliserida yang

    tertinggi dan kelebihan adiposit $iseral adalah hal yang paling berkaitan dengan gangguan

    metabolik terutama resistensi insulin dan hipertrigliseridemia. 8emak subkutan pada bagian

    tubuh atas adalah yang berikutnya, sedangkan lemak subkutan pada bagian tubuh bawah

    memiliki tingkat turnover trigliserid yang paling rendah, sehingga kelebihan lemak

    subkutan pada bagian tubuh bawah adalah yang paling kecil membawa dampak metabolik.

    Pada keadaanposta*sor*tive, adiposit yang teregang akan melepaskan lebih banyak jumlah

    asam lemak ke dalam sirkulasi. Meningkatnya kadar asam lemak bebas yang berada di

    sirkulasi akan meningkatkan sintesis hepar dan sekresi E8D8 yang kaya akan trigliserida

    (Maki et al., %&&0). /ehingga dengan demikian +erlu di(ari suatu met$de untuk da+at

    mengurangi bahkan men(egah +enum+ukan lemak abd$minal +ada umumna) dan

    terutama lemak -iseral.

    2.0 ubungan &besitas) Pr$ses Penuaan dan sia ara+an idu+

    Terdapatnya lemak tubuh yang berlebihan merupakan ancaman terhadap kualitas

    hidup dan usia harapan hidup. ecenderungan bertambahnya jumlah penduduk yang

    obesitas nampaknya akan memperburuk kondisi kesehatan, menurunkan kualitas hidup dan

    mengurangi usia harapan hidup dari generasi yang akan datang. :besitas memiliki

    pengaruh yang negati terhadap proses penuaan dan umur panjang, dimana pada orang"

    orang dengan tingkat obesitas yang parah usia harapan hidupnya berkurang sampai

    dengan %& tahun (:lshansky et al., %&&).

    Proses penuaan itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai aktor yang dapat

    dikelompokkan menjadi aktor internal dan eksternal. ?aktor internal berupa radikal bebas,

    menurunnya kadar hormon, terjadinya proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, menurunnya

    sistem imunitas dan aktor genetik. ?aktor eksternal diantaranya adalah gaya hidup yang

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    21/98

    21

    tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, dan stres

    (Pangkahila, %&&').

    Penelitian pada mencit menunjukkan adanya obesitas meningkatkan ormasi radikal

    bebas di dalam sel lemak, sehingga terjadi inlamasi dan menjadi cikal bakal terjadinya

    resistensi insulin (Ahima, %&&0).

    Anak"anak yang kelebihan berat badan meningkat risiko kematiannya ketika

    dewasa nanti, baik kematian oleh karena penyakit kardio$askular ataupun oleh penyebab

    lainnya, selain itu juga meningkat risikonya akan penyakit kardio$askular pada pria dan

    wanita. isiko terkena diabetes mellitus pada orang"orang yang lahir di Amerika 9erikat

    meningkat 3&"C&@, dimana hal ini dihubungkan dengan epidemi obesitas. :rang dewasa

    dengan diabetes mellitus meningkat risikonya untuk terkena serangan jantung sebesar orang

    yang telah mengalami serangan jantung sebelumnya, dan perlu diketahui diabetes mellitus

    mengurangi usia harapan hidup sebanyak 13 tahun (:lshansky et al., %&&).

    5ukti"bukti juga menunjukkan bahwa dengan meningkatnya angka obesitas,

    disabilitas juga meningkat dan tingkat kebugaran menurun di Amerika 9erikat (:lshansky

    et al., %&&). 5ila muncul berbagai kemunduran ungsi tubuh, baik karena penyakit atau

    proses penuaan yang dibiarkan, maka kualitas hidup akan menurun (Pangkahila, %&&').!ika tidak segera diatasi, semakin bertambahnya angka kelebihan berat badan dan

    obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya kondisi kesehatan yang atal dan non atal

    dengan bertambahnya usia, diantaranya gangguan pernapasan, masalah muskulo"skeletal,

    gout, gangguan tidur, inertilitas, penyakut kardio$askular, kondisi yang dihubungan

    dengan resistensi insulin seperti diabetes mellitus tipe %, beberapa jenis kanker terutama

    yang berhubungan dengan hormonal dan kanker usus besar, dan penyakit batu empedu

    (Thierney et al., %&&). Pre$alensi obesitas yang kian meningkat terutama pada usia yang

    lebih muda akan memberikan pengaruh negati pada kesehatan dan umur panjang di masa

    yang akan datang. :besitas yang terjadi pada usia lebih dini, akan menyebabkan anak"anak

    dan dewasa muda membawa risiko akan penyakit"penyakit yang dihubungkan dengan

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    22/98

    22

    obesitas lebih lama dibandingkan dengan generasi sebelumnya. >al ini mengakibatkan

    menurunnya kualitas hidup dan usia harapan hidup dari generasi mendatang lebih pendek

    daripada yang ada sekarang (:lshansky et al., %&&).

    Penurunan usia harapan hidup sebenarnya dapat dihindari. Temuan"temuan baru

    pada pengobatan medis untuk penyakit"penyakit termasuk komplikasi dari obesitas terus

    dikembangkan. amun besar harapan agar komunitas kesehatan masyarakat dan para

    pembuat kebijakan merespon terhadap bahaya yang dibawa oleh obesitas terhadap kualitas

    dan usia harapan hidup (:lshanksy et al., %&&). nter$ensi untuk mencegah dan

    mengurangi angka obesitas teramat perlu dikembangkan. !ika tidak, peningkatan usia

    harapan hidup yang mulai stabil teramati di era modern ini dapat segera berakhir, dan

    generasi muda saat ini hidup kurang sehat, dengan kualitas hidup yang lebih rendah dan

    bahkan berusia lebih pendek dibandingkan orang tua mereka (:lshansky, %&&6 9tein,

    %&&).

    2. Teh ijau

    5ukti"bukti menunjukkan ndia dan 4ina adalah negara"negara pertama yang

    menanam teh. Teh yang diseduh dari daun tanaman Camellia sinensis yang dikeringkan,

    adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia (7MM4,

    %&1&). Teh secara tradisional digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman

    dimana akti$itas isiologis dari komponen"komponen di dalam teh telah digambarkan pada

    negara"negara Asia terutama !epang dan 4ina (agao et al., %&&').atusan juta orang di

    dunia meminum teh, dan terdapat penelitian yang melaporkan bahwa teh hijau (Camellia

    sinensis) banyak memiliki kegunaan di bidang kesehatan (7MM4, %&1&).

    Dalam istilah kekerabatan dunia tumbuh"tumbuhan, teh digolongkan kedalamasilnya menunjukkan bahwa

    dosis tinggi dari ekstrak teh hijau ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis tunggal ekstrak

    teh hijau sampai dengan 1-&& mg ditoleransi dengan baik dan tidak terdapat eek samping(7llmann et all, %&&3). Terdapat jurnal lain yang juga menyatakan dosis ekstrak teh hijau

    sampai dengan 1-&& mg itu secara umum dapat ditoleransi dengan baik, dimana hanya

    menimbulkan eek samping gastrointestinal ringan saja, sehingga disarankan untuk

    mengkonsumsi ekstrak teh hijau bersamaan dengan makanan atau setelah makan (agle et

    al., %&&-).

    2.1* 9fek /am+ing dari Teh ijau

    Penggunaan herbal dipercaya dapat memperkuat tubuh dan mengobati penyakit

    secara alami, namun perlu diingat bahwa herbal mengandung berbagai +at akti yang dapat

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    41/98

    *1

    memicu eek samping dan dapat berinteraksi dengan +at"+at lainnya seperti dari herbal lain,

    suplemen, obat"obatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian konsumsi herbal harus

    dilakukan dengan hati"hati, dalam pengawasan praktisi yang memiliki pengetahuan dalam

    bidang botani kesehatan (4hako et al., %&1&6 7MM4, %&1&).

    /alaupun teh hijau memiliki beberapa pengaruh yang baik bagi kesehatan, eek teh

    hijau dan konstituennya bermanaat sampai pada dosis tertentu, dimana dosis yang lebih

    besar dapat menyebabkan eek samping yang buruk. 8ebih jauh lagi, eek catechin dari teh

    hijau mungkin ber$ariasi pada tiap indi$idu. Terdapat penelitian yang menyebutkan ekstrak

    *#4# dari teh hijau bersiat sitotoksik, dan bahwa konsumsi teh hijau yang berlebihan

    dapat menyebabkan sitotiksisitas akut pada sel hepar. 9ebuah penelitian lain menyebutkan

    konsumsi teh hijau yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan asam

    deoksiribonukleat (DA) oksidati pada pankreas dan hati dari hamster. ;un et al

    menyebutkan bahwa *#4# justru bersiat sebagai pro"oksidan dan bukan sebagai

    antioksidan pada sel beta pankreas in $i$o. Mengingat hal tersebut konsumsi teh hijau

    secara berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan (4hako et al., %&1&).

    Mereka yang mengkonsumsi kaein dalam jumlah tinggi, termasuk kaein dalam teh

    hijau untuk periode waktu yang lama dapat mengalami iritabilitas, insomnia, palpitasijantung, pusing. elebihan dosis dari kaein dapat menyebabkan nausea, muntah, diare,

    sakit kepala dan hilangnya nasu makan. !uga penting dilakukan pengaturan konsumsi teh

    hijau bersamaan dengan obat"obatan karena eek diuretik dari kaein (4hako et al., %&1&).

    5eberapa penelitian menunjukkan kemampuan tanaman teh untuk mengakumulasi

    kadar aluminium yang tinggi. Aspek ini penting bagi pasien dengan gagal ginjal karena

    alminium dapat diakumulasi dalam tubuh menyebabkan penyakit nerologis. 9ama halnya

    catechin teh hijau memiliki ainitas untuk besi, dan inusi teh hijau dapat menurunkan

    bioa$ailibitas +at besi dari diet (4hako et al., %&1&).

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    42/98

    *2

    BAB III

    #9RA;5#A B9RPI#IR) #&;/9P "A; IP&T9/I/

    P9;9LITIA;

    3.1 #erangka Ber+ikir

    Meskipun terdapat berbagai aktor seperti genetik, psikososial, hormonal dan

    lingkungan yang saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap terjadinya obesitas, secara

    sederhana obesitas terjadi oleh karena terdapatnya ketidakseimbangan antara pemasukandan pengeluaran energi. Meningkatnya masukan makanan yang mengandung kadar tinggi

    karbohidrat dan lemak jenuh serta berkurangnya akti$itas isik akibat pola hidup yang

    sedentari dapat menyebabkan tubuh mengalami kelebihan energi oleh karena dibutuhkan

    lebih sedikit energi untuk melakukan akti$itas sehari"hari. !ika kelebihan energi terus

    menerus dikonsumsi tanpa ada peningkatan pengeluaran energi maka akan terjadi kelebihan

    berat badan bahkan dapat berlanjut menjadi kelebihan lemak tubuh atau obesitas.

    Masalah kesehatan yang dihubungkan dengan obesitas ber$ariasi dari yang non"

    atal sampai dengan yang atal, di antaranya gangguan pernapasan, masalah muskulo"

    skeletal, gout, gangguan tidur, inertilitas, resistensi insulin, bahkan dapat sampai terjadi

    kematian mendadak. elebihan berat badan dan kelebihan lemak tubuh atau obesitas

    merupakan risiko yang besar akan penyakit ko"morbid yang kronik yang berhubungan

    dengan diet, termasuk di antaranya adalah diabetes mellitus tipe %, penyakit kardio$askular,

    hipertensi, stroke dan beberapa bentuk kanker, dengan demikian tak dapat dibantah jika

    dikatakan obesitas dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

    elebihan lemak tubuh dianggap sebagai ancaman terhadap kualitas hidup dan usiaharapan hidup. ecenderungan bertambahnya penduduk yang mengalami kelebihan lemak

    tubuh akan memperburuk kondisi kesehatan dan kebugaran, menurunkan kualitas hidup

    bahkan dapat mengurangi usia harapan hidup. !ika tidak segera dilakukan upaya

    C1

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    43/98

    *3

    pencegahan atau inter$ensi untuk mengurangi jumlah angka penderita obesitas maka

    peningkatan usia harapan hidup yang mulai stabil dapat segera berakhir, serta generasi

    mendatang akan hidup dalam kondisi kurang sehat dan kurang bugar dengan kualitas hidupyang lebih rendah dan usia lebih pendek dibandingkan orang tua mereka. :leh sebab itu,

    perlu dicari dan dilakukan strategi yang ampuh dan bermanaat untuk dapat membantu

    menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdominal.

    *kstrak teh hijau dilaporkan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, baik di

    luar maupun di dalam negeri, baik pada hewan coba ataupun manusia dapat membantu

    menurunkan berat badan, menurunkan massa jaringan adiposa, membantu rumatan setelah

    penurunan berat badan, sehingga suplementasi dengan herbal ini dapat memiliki pengaruh

    untuk membantu menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdominal.

    Teh hijau mengandung kadar polienol yang tinggi, dimana hal ini dihubungkan

    dengan pengaruh yang baik bagi kesehatan. andungan polienol terutama catechin di

    dalam teh hijau adalah +at akti yang dipercaya bermanaat bagi berbagai kondisi

    kesehatan seperti yang telah dilaporkan dalam jurnal"jurnal penelitian. Di antaranya adalah

    sebagai anti obesitas, meskipun mekanisme yang pasti bagaimana teh hijau dapat

    melakukan eek ini belum sepenuhnya dimengerti. Pemberian ekstrak teh hijau secara

    signiikan dilaporkan meningkatkan pengeluaran energi lewat akti$asi persaraan simpatis,yakni meningkatkan termogenesis dari *rown adipose tissue, meningkatkan oksidasi lemak

    dan menurunkan kandungan lemak tubuh.

    4atechin pada teh hijau bekerja dengan menghambat en+im 4:MT, yakni en+im

    yang mendegradasi norepinerin. Dengan terhambatnya en+im 4:MT oleh catechin, terjadi

    reduksi degradasi norepinerin yang akan menghasilkan penambahan waktu kerja

    norepinerin pada sistem sara simpatis. Akti$asi sistem sara simpatis ini akan

    menstimulasi pengeluaran energi di antaranya dengan meningkatkan termogenesis dan

    oksidasi lemak. 9elain bekerja dengan jalan menghambat 4:MT, *#4# dinyatakan dalam

    beberapa jurnal dapat menghambat prolierasi adiposit dan mengurangi $iabilitas adiposit

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    44/98

    **

    lewat akti$asi AMP. >asil dari beberapa penelitian menyatakan AMP dapat merupakan

    target utama dari *#4# dalam hal ungsi anti obesitasnya.

    !adi suplementasi dengan ekstrak teh hijau yang mengandung polienol catechin

    sebagai +at aktinya dihubungkan dengan penurunan berat badan dan penumpukan lemak

    abdominal yang akan bermanaat terutama bagi indi$idu dengan pola hidup sedentari yang

    memiliki diet tinggi karbohidrat dan lemak jenuh serta akti$itas isik yang sedikit atau

    bahkan tidak ada.

    3.2 #$nse+

    ?aktor nternalormon

    ?aktor *ksternalijau

    Tikus /istar !antanDiet tinggi karbohidrat dan lemak

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    45/98

    *5

    #ambar 3.1 onsep

    3.2 i+$tesis Penelitian

    1. Pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan berat badan tikus jantan yang diberi diet

    tinggi karbohidrat dan lemak.

    %. Pemberian ekstrak teh dapat menurunkan berat lemak subkutan abdomen tikus jantan

    yang diberi diet tinggi karbohidrat dan lemak.

    3. Pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan berat lemak $iseral abdomen tikus jantan

    yang diberi diet tinggi karbohidrat dan lemak.

    "5erat badan

    "5erat lemak $iseral abdomen

    " 5erat lemak subkutan abdomen

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    46/98

    *6

    BAB I6

    M9T&"9 P9;9LITIA;

    4.1 Ran(angan Penelitian

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    47/98

    *;

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan

    Pretest-PosttestControl &roup 'esign(Pocock, %&&B). Dengan rancangan sebagai berikutijau

    Dosis 1C,C mg

    Diet tinggi karbohidrat X lemakQ

    Plasebo (AGuadest)

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    55/98

    55

    5agan C.% Alur Penelitian

    4.: Analisis "ata

    Data yang diperoleh akan dianalisis dengan langkah"langkah sebagai berikutasilnya menunjukkan data homogen (p&,&), disajikan pada lampiran %.

    0.3 Berat Badan

    0.3.1 ji k$m+arabilitas

    5*

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    58/98

    58

    7ji omparabilitas bertujuan untuk membandingkan rerata berat badan antar

    kelompok sebelum diberikan perlakuan, yakni diet tinggi karbohidrat dan lemak dan

    ekstrak teh hijau. >asil analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova disajikan pada

    Tabel .1 berikut.

    Tabel 0.1

    Rerata Berat Badan antar #el$m+$k /ebelum diberikan Perlakuan

    Kelompok Subjek N

    Rerata

    Berat Badan

    (gram)

    SB F P

    P0

    P1

    P2

    6

    6

    6

    125,33

    12*,83

    125,6;

    2,;3

    2,56

    1,51

    0,1%* 0,825

    Tabel .1 di atas, menunjukkan bahwa rerata berat badan kelompok P& adalah

    1%,33%,'3, rerata kelompok P1 adalah 1%C,B3%,-, dan kelompok P% adalah

    1%,-'1,1. Analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova menunjukkan bahwa nilai/

    &,10C dan nilai p &,B%. >al ini berarti bahwa ketiga kelompok sebelum diberikan

    perlakuan, rerata berat badannya tidak berbeda secara bermakna (p &,&).

    0.3.2 Analisis efek +erlakuan

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    59/98

    5%

    Analisis eek perlakuan diuji berdasarkan rerata berat badan antar kelompok

    sesudah diberikan diet tinggi karbohidrat dan tinggi lemak dan ekstrak teh hijau. >asil

    analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova disajikan pada Tabel .% berikut.

    Tabel 0.2

    Rerata Berat Badan antar #el$m+$k /esudah "iberikan Perlakuan

    Kelompok Subjek n

    Rerata

    Berat Badan

    (gram)

    SB F P

    P0

    P1

    P2

    6

    6

    6

    165,33

    15;,1;

    152,50

    *,2;

    2,*8

    2,26

    25,;2 0,001

    Tabel .% di atas, menunjukkan bahwa rerata berat badan kelompok P& adalah

    1-,33C,%', rerata kelompok P1 adalah 1',1'%,CB, dan kelompok P% adalah

    1%,&%,%-. Analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova menunjukkan bahwa nilai/

    %,'% dan nilai p &,&&1. >al ini berarti bahwa rerata berat badan pada ketiga kelompok

    sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (pI&,&).

    #ambar .1 #raik Penurunan 5erat badan setelah Pemberian ekstrak teh hijau

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    60/98

    60

    #ambar .1 di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau dengan

    dosis 1C,C mg dan %B,B mg dapat menurunkan berat badan dibandingkan dengan plasebo.

    9erta pemberian ekstrak teh hijau dosis %B,B mg dapat menurunkan berat badan lebih

    banyak dibandingkan dengan dosis 1C,C mg.

    7ntuk mengetahui kelompok yang berbeda dengan kelompok kontrol perlu dilakuan uji

    lanjut dengan(east ignificant 'ifference test(89D). >asil uji disajikan di bawah ini.

    Tabel 0.3

    Analisis #$m+arasi Berat badan /esudah Perlakuan antar #el$m+$k

    elompok 5eda erata p nterpretasiP0 dan P1 B,1' &,&&1 5erbeda

    5erbeda

    5erbeda

    P& dan P% 1%,B3 &,&&1

    P1 dan P%C,-- &,&%1

    >asil uji lanjutan di atas menunjukan bahwaasil analisis kemaknaan dengan uji 4rusal-%allis disajikan

    pada Tabel .C berikutal ini berarti bahwa ketiga kelompok sebelum

    diberikan perlakuan, rerata berat lemak subkutan abdomennya tidak berbeda secara

    bermakna (p &,&).

    0.4.2 Analisis efek +erlakuan

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    62/98

    62

    Analisis eek perlakuan diuji berdasarkan rerata berat lemak subkutan antar

    kelompok sesudah diberikan perlakuan. >asil analisis kemaknaan dengan uji One %ay

    Anova disajikan pada Tabel . berikut.

    Tabel 0.0

    Rerata Berat lemak subkutan abd$men antar kel$m+$k sesudah diberikan +erlakuan

    Kelompok Subjek N

    Rerata

    Berat lemak

    !ubkutan

    abdomen (gram)

    SB F P

    P0

    P1

    P2

    6

    6

    6

    2,;6

    1,*2

    0,6%

    0,23

    0,23

    0,16

    21,0; 0,001

    Tabel . di atas, menunjukkan bahwa rerata berat lemak subkutan abdomen

    kelompok P& adalah %,'-&,%3, rerata kelompok P1 adalah 1,C%&,%3, dan kelompok P%

    adalah &,-0&,1-. Analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova menunjukkan bahwa

    nilai / %1,&' dan nilai p &,&&1. >al ini berarti bahwa sesudah diberikan perlakuan

    rerata berat lemak subkutan abdomen pada ketiga kelompok berbeda secara bermakna.

    #ambar .% #raik Penurunan berat lemak subkutan setelah Pemberian Teh >ijau

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    63/98

    63

    #ambar .% di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau 1C,C mg

    dan ekstrak teh hijau %B,B mg menurunkan 5erat lemak subkutan dibandingkan dengan

    plasebo. 9erta pemberian ekstrak teh hijau dosis %B,B menurunkan lemak subkutan

    abdomen lebih besar dibandingkam dosis 1C,C mg.

    7ji lanjut dengan (east ignificant 'ifference test (89D) digunakan untuk

    mengetahui beda nyata terkecil berat lemak subkutan. >asil uji disajikan di bawah ini.

    Tabel 0.

    Analisis #$m+arasi Berat lemak subkutan /esudah Perlakuan antar #el$m+$k

    elompok 5eda erata p nterpretasi

    P0 dan P1 1,33 &,&&1 5erbeda

    5erbeda

    5erbeda

    P& dan P% %,&- &,&&1

    P1 dan P%&,'3 &,&30

    >asil uji lanjutan di atas menunjukan bahwaasil analisis kemaknaan dengan uji

    4rusal-%allis disajikan pada Tabel .' berikutal ini berarti bahwa sesudah diberikan perlakuan rerata berat

    lemak $iseral pada ketiga kelompok berbeda secara bermakna.

    #ambar .3 #raik Penurunan 5erat lemak Eiseral setelah Pemberian Teh hijau

    #ambar .3 di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau 1C,C mg

    dan ekstrak teh hijau %B,B mg menurunkan berat lemak $iseral dibandingkan dengan

    plasebo. 9erta pemberian ekstrak teh hijau dosis %B,B mg menurunkan berat lemak $iseral

    lebih besar dibandingkan dosis 1C,C mg.

    7ji lanjut dengan (east ignificant 'ifference test (89D) digunakan untuk

    mengetahui beda nyata terkecil berat lemak $iseral, yang disajikan pada Tabel .0.

    Tabel 0.:

    Analisis #$m+arasi Berat Lemak 6iseral /esudah Perlakuan antar #el$m+$k

    elompok 5eda erata p nterpretasi

    9ontrol dan kstrak teh hi'a" 1*,* mg 1,&' &,&&1 5erbeda

    5erbeda

    5erbeda

    ontrol dan *kstrak teh hijau %B,B mg 1,3C &,&&1

    *kstrak teh hijau 1C,C mg dan %B,B mg&,%' &,&3

    >asil uji lanjutan di atas menunjukan bahwaijau Menurunkan 5erat 5adan, 8ingkar Perut,

    dan Prosentase 8emak Tubuh pada /anita :besitas. Tesis Program Magister

    Program 9tudi lmu 5iomedik Program Pascarsarjana 7ni$ersitas 7dayana,Denpasar.

    Ahima, .9. %&&0. 4onnecting obesity, aging and diabetes. ature Medicine 1, 00-"00'.A$ailable rom < http

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    86/98

    86

    http

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    87/98

    8;

    luwer, /. %&&0. #reen Tea. /olter luwers >ealth. Drugs normation :nline. A$ailable

    rom < https the 0isceral /at. MA! Eol 1%. A$ailable

    rom < http

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    88/98

    88

    :besity (%&&') 1 < %'1"%B%. A$ailable rom ealthy Eolunteers. The !ournal o nternational Medical esearch6 31 5*-63. !#ailable 4rom>

    http>EE+++.ncbi.nlm.nih.go#Ep"bmedE15;35368. !ccesed October 2%th, 2010.

    /orld >ealth :gani+ation. %&&3. O*esity and Overweight. A$ailable at T7#A D:99

    (8A7*4* X 5A4>AA4>, 10-C)

    Mencit%& gr

    Tikus%&& gr

    MarmotC&& gr

    elinci1, kg

    ucing% kg

    eraC kg

    Anjing1% kg

    Manusia'& kg

    Mencit

    %& gr1.& '.& 1%.% %'.B %0.' -C.1 1%C.% 3B'.0

    Tikus

    %&& gr&.1C 1.& 1.'C 3.0 C.% 0.% 1'.B -.&

    Marmot

    C&& gr&.&B &.' 1.& %.% %.C .% 1&.% 31.

    elinci

    1, kg&.&C &.% &.CC 1.& 1.&B %.C C. 1C.%

    ucing% kg &.&3 &.%3 &.C1 &.0% 1.& %.% C.1 13.&

    era

    C kg&.&1- &.11 &.10 &.C% &.C 1.& 1.0 -.1

    Anjing

    1% kg&.&&B &.&- &.1 &.%% &.%C &.% 1.& 3.1

    Manusia

    '& kg&.&&%- &.&1B &.&31 &.&' &.&'- &.1- &.3% 1.&

    8ampiran %7ji ormalitas Data

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    93/98

    %3

    Tests of Normality

    Kelompok

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic ! Sig" Statistic ! Sig"

    #iseral Post Kontrol "260 6 "200$ "%30 6 "10&

    Perlak'an 1 "2&2 6 "1%% "&&4 6 "114Perlak'an 2 "1%3 6 "200$ "(42 6 "6&4

    S')k'tan Post Kontrol "323 6 "050 "&56 6 "133

    Perlak'an 1 "1%% 6 "200$ "(02 6 "3%%Perlak'an 2 "216 6 "200$ "%6( 6 "224

    *erat *aan Pre Kontrol "146 6 "200$ "(%% 6 "(%5

    Perlak'an 1 "342 6 "02& "&%0 6 "13(Perlak'an 2 "312 6 "06( "&6& 6 "22(

    *erat *aan Post Kontrol "31% 6 "05& "%24 6 "0(6

    Perlak'an 1 "153 6 "200$ "(5& 6 "&(4

    Perlak'an 2 "1(( 6 "200$ "%6( 6 "221

    a" +illie!ors Signi!icance ,orrection

    $" his is a lo.er )o'n o! the tr'e signi!icance"

    8ampiran 37ji >omogenitas dan :ne /ay A:EA

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    94/98

    %*

    Descriptives

    / eanSt"

    eviationSt"rror

    (5 ,on!iencenterval !or ean

    inim'm

    aim'm

    +o.er*o'n

    pper*o'n

    #iseralPost

    Kontrol 6 "&633 "2641& "10&%5 1"2%61 1"%406 1"14 1"&%

    Perlak'an 1 6 "4(1& "21245 "0%6&3 "26%& "&146 "22 "6&

    Perlak'an 2 6 "21%3 "0(%06 "04003 "1154 "3212 "0% "34

    otal 1% "&5&% "62&1% "14&%3 "445( 1"06(& "0% 1"&%

    S')k'tanPost

    Kontrol6 2"&550 "22535 "3&&&& 1"&%3( 3"&261 2"0( 4"55

    Perlak'an 1 6 1"4233 "22((3 "0(3%& 1"1%20 1"6646 1"1& 1"&1

    Perlak'an 2 6 "6(33 "15616 "063&5 "52(5 "%5&2 "54 "(%

    otal 1% 1"623( "202&1 "24106 1"1153 2"1325 "54 4"55

    *erat*aan

    Pre

    Kontrol6 125"33 2"&33 1"116 122"4& 12%"20 121 12(

    Perlak'an 1 6 124"%3 2"563 1"046 122"14 12&"52 120 12&

    Perlak'an 2 6 125"6& 1"506 "615 124"0( 12&"25 124 12&

    otal 1% 125"2% 2"21% "523 124"1& 126"3% 120 12(

    *erat*aanPost

    Kontrol6 165"33 4"2&4 1"&45 160"%5 16("%2 160 1&0

    Perlak'an 1 6 15&"1& 2"4%3 1"014 154"56 15("&& 153 160

    Perlak'an 2 6 152"50 2"25% "(22 150"13 154"%& 150 155

    otal 1% 15%"33 6"202 1"462 155"25 161"42 150 1&0

    Test of Homogeneity of Variances

    +evene Statistic !1 !2 Sig"

    #iseral Post 3"(51 2 15 "062S')k'tan Post 2"(33 2 15 "0%4*erat *aan Pre "452 2 15 "645*erat *aan Post 2"%26 2 15 "0(1

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    95/98

    %5

    ANOVA

    S'm o!S7'ares ! ean S7'are 8 Sig"

    #iseral Post *et.een9ro'ps

    6"064 2 3"032 &3"042 "000

    Within 9ro'ps "623 15 "042

    otal 6"6%& 1&

    S')k'tan Post *et.een9ro'ps

    13"113 2 6"55& 21"0&1 "000

    Within 9ro'ps 4"66% 15 "311

    otal 1&"&%1 1&

    *erat *aan Pre *et.een9ro'ps

    2"111 2 1"056 "1(4 "%25

    Within 9ro'ps %1"500 15 5"433

    otal %3"611 1&

    *erat *aanPost

    *et.een9ro'ps

    506"333 2 253"16& 25"&1& "000

    Within 9ro'ps 14&"66& 15 ("%44

    otal 654"000 1&

    Post Hoc Tests

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    96/98

    %6

    Multiple Comparisons

    +S

    epenent#aria)le

    :;Kelompok :

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    97/98

    %;

    Mean9td.

    De$iation9td.

    *rror

    0@ 4onidence

    nter$al or Mean

    8ower5ound

    7pper5ound

    9ubkutan

    Pre

    ontrol % 1.1B& .1%&%1 .&B&& .1&& %.%-&

    Perlakuan 1 % 1.3B&& .&C%C3 .&3&&& .00BB 1.'-1%

    Perlakuan % % 1.%& .1-%-3 .11&& ".%&-% %.'1-%

    Total - 1.%'33 .1%'B .&%%& 1.130% 1.C&'

    Eiseral

    Pre

    ontrol % .&&& .&'&'1 .&&&& ".133 1.133

    Perlakuan 1 % .3&& .&-' .&C&&& .&%1B 1.&3B%

    Perlakuan % % .1&& .&1C1C .&1&&& .3B%0 .-3'1

    Total - .133 .&C3%& .&1'-C .C-B& .B'

    Ranks

    kelompok Mean ank

    9ubkutan Pre ontrol % %.&&

    Perlakuan 1 % .&&

    Perlakuan % % 3.&

    Total -

    Eiseral Pre ontrol % 3.&&

    Perlakuan 1 % C.&&

    Perlakuan % % 3.&

    Total -

    Test /tatisti(sa)b

    9ubkutan Post Eiseral Post4hi"9Guare %.'1 .%B-

    d % %

    Asymp. 9ig. .%'- .B-'

    a. ruskal /allis Test

  • 8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf

    98/98

    %8

    Test /tatisti(sa)b

    9ubkutan Post Eiseral Post

    4hi"9Guare %.'1 .%B-d % %

    Asymp. 9ig. .%'- .B-'

    b. #rouping Eariable< kelompok