unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
-
Upload
fitri-yani -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
1/98
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
2/98
2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Perkembangan ilmu kedokteran semakin mengalami kemajuan, termasuk ilmu
kedokteran anti penuaan atauAnti Aging Medicine(AAM) yang membawa paradigma baru
dalam dunia kedokteran. Paradigma tersebut yakni dengan ilmu pengetahuan dan teknologikedokteran terkini, penuaan dapat dideteksi lebih dini, dicegah, diobati dan diperbaiki ke
keadaan semula. Dengan adanya AAM ini, setiap orang dapat tetap hidup sehat dan berada
dalam kualitas hidup yang optimal meskipun dengan bertambahnya usia. Proses penuaan
dapat diperlambat, ditunda atau dihambat dan usia harapan hidup akan meningkat disertai
kesehatan dan kebugaran tubuh serta kualitas hidup yang baik.
Terdapat berbagai aktor yang menyebabkan orang menjadi tua melalui proses
penuaan, yang kemudian menyebabkan sakit dan berakhir dengan kematian. Di antaranya
adalah aktor radikal bebas, hormon yang berkurang, polusi lingkungan, stres dan gaya
hidup tidak sehat. !ika aktor"aktor ini dibiarkan saja tanpa ada usaha untuk mencegah atau
menanggulanginya, maka proses penuaan akan terjadi lebih cepat, bahkan angka morbiditas
dan mortalitas akan ikut meningkat pula. #aya hidup tak sehat seperti diet tinggi
karbohidrat dan lemak, serta pola hidup sedentari dimana akti$itas isik sehari"hari sangat
minimal, akan menyebabkan terjadinya kelebihan lemak tubuh, terutama timbunan lemak
abdomen. Penumpukan lemak abdomen, khususnya lemak $iseral merupakan salah satu
penyebab meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas (Pangkahila, %&&').
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
3/98
3
elebihan lemak tubuh atau obesitas saat ini merupakan sebuah epidemi yang muncul di
seluruh dunia, termasuk di negara"negara yang sedang berkembang. Di ndonesia,
walaupun masalah nutrisi yang lebih diprioritaskan berhubungan dengan
deisiensi nutrisi seperti Protein Energy Malnutrition(P*M), anemia, deisiensi $itamin
dan mikronutrien, namun kelebihan dan ketidakseimbangan asupan gi+i yang berhubungan
dengan pola hidup yang sedentary kini perlu diperhatikan karena meningkatnya angka
kelebihan berat badan dan obesitas (Atmarita, %&&).
nteraksi dari berbagai aktor seperti aktor genetik, lingkungan, dan psikososial
berpengaruh terhadap timbulnya obesitas (Molina, %&&-). amun secara sederhana,
obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi antara
lain yang diakibatkan oleh pola hidup tidak sehat seperti diet tinggi karbohidrat, lemak
jenuh, kurang serat, serta akti$itas isik yang sedikit (/ilborn et al., %&&).
Peningkatan pre$alensi obesitas menarik perhatian baik peneliti maupun masyarakat
luas oleh karena kelebihan lemak tubuh dihubungkan dengan berbagai penyakit kronik dan
degenerati (Popkin, %&&-), yakni penyakit"penyakit ko"morbid obesitas seperti diabetes
mellitus tipe %, hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit jantung koroner, penyakit batu
empedu, dan osteoartritis (Turk et al., %&&0).
Obesitas diyakini dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (McPhee dan
Ganong, 2005. !da kem"ngkinan generasi mendatang akan men"a dalam kondisi k"rang sehat
dikarenakan meningkatnya pre#alensi obesitas ($yles, 200%. &erdapatnya kelebihan lemak t"b"h
akan mengancam tingkat kesehatan, k"alitas hid"p dan "sia harapan hid"p (Olshansky et al.,
2005. Pada negara ma'" seperti !merika erikat, diramalkan akan ter'adi pen"r"nan "sia harapan
hid"p akibat bertambahnya pend"d"k yang mas"k ke dalam kelompok obesitas (Olshansky et al.,
2005. )ika peningkatan angka penderita obesitas tidak dicegah, peningkatan "sia harapan hid"p
yang m"lai stabil di era modern ini, dapat segera berakhir dan masyarakat akan hid"p dalam
1
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
4/98
*
kondisi yang k"rang sehat, dengan k"alitas hid"p yang k"rang baik bahkan ber"sia lebih pendek
daripada generasi sebel"mnya (tein, 2005.
Masalah yang diba+a obesitas b"kan sa'a mer"pakan masalah kesehatan nam"n '"ga
mer"pakan masalah beban ekonomi. al ini diakibatkan meningkatnya biaya medis, seperti 'asa
dokter, biaya pemeriksaan laboratori"m, ra+at inap, dan obat-obatan (&"rk, 200%. ampak dari
obesitas pada kondisi kesehatan, ekonomi dan "sia harapan hid"p amatlah besar ($yles, 200%.
engan demikian telah banyak dit"'"kan perhatian "nt"k mencari s"at" strategi "nt"k mencegah
kenaikan berat badan dan pen"mp"kan lemak t"b"h, baik le+at inter#ensi medis, olahraga,
n"trisi, dan s"plementasi (/ilborn, 2005 &"rk, 200%.
&erdapat banyak sekali s"plemen yang dikatakan dapat membant" men"r"nkan berat
badan. kstrak teh hi'a" mer"pakan salah sat" s"plemen yang dipercaya dapat membant"
men"r"nkan berat badan serta mencegah pen"mp"kan lemak t"b"h. &eh hi'a" adalah min"man
yang c"k"p pop"lar di sel"r"h d"nia. i ndia, ina, )epang dan &hailand min"man teh telah
dikons"msi se'ak lama. Pada kedokteran tradisional ndia dan ina, praktisi kesehatan
mengg"nakan teh hi'a" sebagai stim"lan, di"retik (meningkatkan ekskresi "rin, astringent
(mengontrol perdarahan dan membant" penyemb"han l"ka, dan meningkatkan kesehatan
'ant"ng. Pengobatan tradisional lainnya mengg"nakan teh hi'a" "nt"k mengobati 4lat"lens,
mengat"r s"h" t"b"h dan men"r"nkan kadar g"la darah, membant" pencernaan dan
meningkatkan proses berpikir (agle et al., 2006 7elay"tham et al., 2008 hako et al., 2010.
egunaan teh hijau bagi kesehatan seperti perlindungan terhadap kanker, penyakit
kardio$askular, hati, telah dilaporkan. *ek baik dari teh hijau ini berhubungan dengan
kandungannya, yakni (2)"epigallocatechin"3"gallate (*#4#) adalah komponen
polyphenolic utama yang ditemukan pada teh hijau. 5eberapa komponen polyphenolic
yang dikenal dengan nama catechinjuga ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit pada
teh hijau, yakni (2)"epicatechin-3-gallate (*4#), (2)"epigallocatechin (*#4), (2)"
epicatechin(*4) and (")"catechin(agle et al., %&&-).
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
5/98
5
onsumsi teh hijau untuk jangka waktu yang lama dapat bermanaat terhadap
obesitas yang diakibatkan oleh diet tinggi lemak, diabetes mellitus tipe % dan dapat
mengurangi risiko dari penyakit jantung koroner (Maki et al., %&&06 7MM4, %&1&).
*kstrak teh hijau juga dilaporkan dapat menurunkan kadar lipid darah, merelaksasi otot
polos $askular, meningkatkan pengeluaran energi dan oksidasi lemak. 8ebih jauh lagi,
konsumsi minuman yang kaya akan catechin menunjukkan dapat mengurangi lemak tubuh,
kolesterol total dan tekanan darah sistolik pada subjek dengan obesitas lemak $iseral.
9ehingga minuman yang kaya akan catechin dianggap bermanaat untuk pencegahan dan
pengobatan gangguan kesehatan akibat pola hidup yang sedentari (agao et al., %&&0).
4atechin pada teh hijau dilaporkan dapat menghambat en+im Catechol-O-methyl-
transferase (4:MT), yakni en+im yang mendegradasi norepinerin. Dengan terhambatnya
en+im 4:MT oleh catechin, terjadi reduksi degradasi norepinerin yang akan menghasilkan
penambahan waktu kerja norepinerin pada sistem sara simpatis. Akti$asi sistem sara
simpatis ini akan menstimulasi pengeluaran energi di antaranya dengan meningkatkan
termogenesis dan oksidasi lemak (Diep$ens et al., %&&'6 5el+a et al., %&&0).
$eberapa laporan '"ga menyatakan GG dapat menghambat proli4erasi adiposit dan
meng"rangi #iabilitas adiposit le+at akti#asi adenosine monophosphate-activated protein kinase
(!MP9. !MP9 mer"pakan target dari 4itokimia ini dalam 4"ngsi teh hi'a" sebagai anti obesitas.
ecara "m"m !MP9 diakti#asi oleh berbagai rangsangan seperti olahraga, heat shock, dan
Reactive Oxygen Species (:O. !kti#asi !MP9 mer"pakan 4aktor penting dalam penghambatan
adipogenesis oleh GG (Moon et al., 200;.
5erbagai penelitian yang dilakukan di luar negeri melaporkan pemberian ekstrak teh
hijau baik pada hewan coba ataupun manusia dapat menurunkan berat badan, mengurangi
kadar lemak tubuh, dan meningkatkan termogenesis serta oksidasi lemak (laus et al.,
%&&6 Maki et al., %&&0). Data dari hasil penelitian yang dilakukan di ndonesia juga
menunjukkan hasil serupa. ;akni pemberian ekstrak teh hijau menurunkan berat badan,
lingkar perut, dan persentase lemak tubuh pada wanita obesitas (Adriani, %&1&).
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
6/98
6
Meski demikian terdapat laporan yang menyebutkan konsumsi teh hijau tak
berkhasiat terhadap kesehatan. 5ahkan juga terdapat keraguan bahwa penambahan teh hijau
ke dalam diet dapat mengakibatkan eek samping yang buruk bagi kesehatan, di antaranya
insomnia, palpitasi jantung, sakit kepala, dan menurunkan bioa$ailibilitas +at besi dari diet
(4hako et al., %&1&).
Dari uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui eek dari teh hijau, apakah ekstrak teh hijau memiliki pengaruh baik bagi
kesehatan khususnya bagi penurunan berat badan dan lemak abdominal. Pada penelitian ini
digunakan dua dosis perlakuan, yang lebih besar dibandingkan yang pernah diteliti
sebelumnya. Diharapkan dengan semakin besar dosis, penurunan berat badan dan berat
lemak abdominal akan semakin besar pula.
1.2 Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang yang disebutkan di atas, maka disusunlah perumusan
masalah sebagai berikutasil penelitian akan membuktikan bahwa ekstrak teh hijau bermanaat untuk
menurunkan berat badan.
" >asil penelitian akan membuktikan bahwa ekstrak teh hijau bermanaat untuk
menurunkan penumpukan lemak subkutan abdomen dan lemak $iseral abdomen.
%. Manaat praktis
" Diharapkan suatu saat ekstrak teh hijau akan terus diberikan sebagai salah satu cara untuk
menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdominal.
3. 7ntuk penelitian
" Penelitian diharapkan dapat menambah inormasi mengenai pengaruh ekstrak teh hijau
bermanaat untuk menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdomen." >asil penelitian dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut.
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
8/98
8
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Penuaan Aging! dan Anti Penuaan Anti Aging!
9etelah mencapai usia dewasa, secara alami seluruh komponen tubuh tidak dapat
berkembang lagi. 9ebaliknya terjadi penurunan akibat proses penuaan. Pada umumnya
menjadi tua dianggap hal yang lumrah sehingga semua masalah yang muncul dianggap
memang seharusnya dialami. Padahal terdapat banyak aktor yang berpengaruh terhadap
proses penuaan. ?aktor"aktor ini dapat dibagi menjadi aktor internal dan aktor eksternal.
5eberapa aktor internal adalah radikal bebas, hormon yang berkurang, dan genetik. ?aktor
eksternal yang utama adalah pola hidup yang tidak sehat, polusi lingkungan dan stres.
?aktor"aktor ini dapat dicegah, diperlambat bahkan mungkin dihambat sehingga kualitas
hidup dapat dipertahankan. 8ebih jauh lagi usia harapan hidup dapat lebih panjang dengan
kualitas hidup yang baik (Pangkahila, %&&').
7sia harapan hidup yang lebih panjang disertai kualitas hidup yang optimal inilah konsep
baru dari ilmu kedokteran anti penuaan atauAnti Aging Medicine(AAM). AAM ini
dideinisikan sebagai bagian ilmu kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan,
pengobatan, dan perbaikan ke keadaan semula berbagai disungsi, kelainan, dan penyakit
yang berkaitan dengan penuaan, yang bertujuaan untuk memperpanjang hidup dalamkeadaan sehat. Dengan deinisi AAM tersebut, tampak bahwa terdapat paradigma yang
baru. ;akni di antaranya manusia bukanlah orang terhukum yang terperangkap dalam takdir
genetik dan penuaan dapat dianggap sama dengan penyakit yang dapat dicegah, diobati
bahkan dikembalikan ke keadaan semula (Pangkahila, %&&').
'
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
9/98
%
Dengan mengingat aktor"aktor yang berpengaruh dalam proses penuaan, dapatlah
ditentukan aktor mana yang perlu dihindari atau diatasi sehingga proses penuaan dapat
dicegah atau dihambat. 5ermodalkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan dan
menghindari berbagai aktor penyebab proses penuaan dilengkapi dengan pengobatan,
masyarakat memiliki kesempatan untuk hidup lebih sehat dan berusia lebih panjang dengan
kualitas hidup yang baik (Pangkahila, %&&').
5eberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghambat proses penuaan antara
lain adalah menjaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan pola hidup sehat meliputi
berolahraga teratur, makanan sehat dan cukup, atasi stres6 jangan merasa sehat dan normal
hanya karena tidak ada keluhan serius6 melakukan pemeriksaan kesehatan berkala yang
diperlukan dan disesuaikan dengan kondisi6 menggunakan obat dan suplemen yang
diperlukan sesuai petunjuk ahli untuk mengembalikan ungsi berbagai organ tubuh yang
menurun. amun, terdapat pula hambatan atau kesulitan melakukan upaya menghambat
proses penuaan, antara lain karena lingkungan tidak sehat, pengetahuan rendah dan budaya
yang tidak benar. ;ang juga termasuk hambatan adalah adanya pola hidup yang tidak sehat
seperti diet yang tinggi karbohidrat dan lemak jenuh (Pangkahila, %&&').
2.2 "iet Tinggi #arb$hidrat dan Lemak %enuh
9esungguhnya makanan yang sehat dapat memenuhi kebutuhan tubuh agar tetap
dapat berungsi normal. Pada dasarnya nutrisi sehat dan seimbang terdiri dari komposisi
sebagai berikut < &@ karbohidrat denganglycemic indexyang rendah, 3&@ lemak dimana
-&@ berupa monounsaturated fatty acidsdan 1&@polyunsaturated fatty acids dan %&@
protein. amun yang seringkali terjadi adalah konsumsi makanan tidak seimbang, bahkan
mengandung terlalu banyak karbohidrat terutama denganglycemic indexyang tinggi seperti
gula, roti"rotian, makanan penutup, lemak hewani, dan terlalu sedikit makanan berserat dan
buah (Pangkahila, %&&').
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
10/98
10
*nergi dikonsumsi dalam diet lewat masukan karbohidrat, protein dan lemak. !ika
terdapat kelebihan kalori, yakni antara lain dari asupan tinggi karbohidrat dan lemak jenuh,
yang melebihi takaran komposisi nutrisi yang sehat dan seimbang, maka tubuh akan
mengubah dan menyimpan nutrien energi ini sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa.
9eiring berjalannya waktu jika kelebihan kalori ini dikonsumsi terus tanpa ada peningkatan
pengeluaran energi maka kelebihan lemak tubuh akan disimpan dan dapat berkembang
menjadi obesitas (/ilborn et al., %&&).
2.3 &besitas
:besitas telah mencapai proporsi epidemik global, dengan lebih dari 1 milyar orang
dewasa mengalami kelebihan berat badan (overweight) 2 dimana 3&& juta diantaranya
mengalami obesitas. >al ini merupakan penyumbang yang besar terhadap beban global
penyakit kronik dan disabilitas. *pidemi obesitas tidaklah terbatas pada negara"negara maju
saja, peningkatan angka penderita obesitas terkadang lebih cepat di negara berkembang
daripada negara maju (/>:, %&&3).
!danya transisi n"trisi menyebabkan negara-negara berkembang "nt"k mengalami
peningkatan pre#alensi kelebihan berat badan dan obesitas, dan '"ga penyakit-penyakit yang
dih"b"ngkan dengan obesitas. al ini diakibatkan oleh per"bahan n"trisi yang dicirikan dengan
diet tinggi lemak 'en"h dan karbohidrat serta pola hid"p sedentari yang menyebabkan t"b"h
memb"t"hkan lebih sedikit energi "nt"k akti#itas sehari-hari. Per"bahan n"trisi ini ter'adi oleh
karena adanya globalisasi keb"dayaan dan kebiasaan dari negara-negara ma'" yang mas"k ke
negara berkembang (Popkin, 2006.
Pada negara"negara sedang berkembang, selain masalah kelebihan dan
ketidakseimbangan nutrisi juga ditemui keadaan kurang gi+i. :besitas dapat ditemukan
pada semua kelompok usia dan sosioekonomi (/>:, %&&3). ndonesia sebagai negara
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
11/98
11
dengan populasi keempat terbesar di dunia setelah 4ina, ndia dan Amerika 9erikat
diwarnai dengan kontras. 9ekitar &@ atau lebih dari 1&& juta penduduknya tergolong pada
kelompok deisiensi nutrisi, dan 1@ populasi dewasa termasuk kelebihan berat badan
sehingga angka penyakit ko"morbid yang dihubungkan dengan kelebihan berat badan turut
meningkat (Atmarita, %&&).
:besitas dideinisikan sebagai kelebihan jaringan adiposa. uantiikasi yang akurat
dari lemak tubuh membutuhkan peralatan canggih seperti Computed Tomography (4T)
can danMagnetic !esonance "maging(M) yang biasanya tidak tersedia pada tempat
praktek dokter. Pemeriksaan isik umumnya cukup memadai untuk menentukan adanya
kelebihan lemak tubuh. Metode yang paling sering digunakan untuk e$aluasi kuantitati
adalah ndeks Massa Tubuh (MT). MT dikalkulasikan dengan cara membagi berat badan
tubuh yang terukur dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Thierney et
al., %&&).
The #ational "nstitute of $ealth (>) mendeinisikan MT yang normal yakni
1B,"%C,0. elebihan berat badan dideinisikan sebagai MT %"%0,0. :besitas elas
adalah 3&"3C,0 :besitas elas adalah 3"30,0 dan elas C& (Thierney et al., %&&).
:rganisasi kesehatan dunia (/>:) telah menentukan nilai MT untuk daerah Asia Pasiik.7ntuk orang Asia, dianggap o$erweight bila MT %3 dan dianggap obesitas bila MT
%. e$isi ini didasarkan pada kenyataan bahwa morbiditas dan mortalitas orang Asia
cenderung terjadi pada MT yang lebih rendah (Pangkahila, %&&').
9elain berat badan, terdapat aktor lain yang juga tidak kalah penting. :besitas
tubuh bagian atas (kelebihan berat badan di daerah pinggang) merupakan risiko kesehatan
yang lebih besar dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah (lemak di paha bagian atas dan
pantat) (Thierney et al., %&&). 9ekarang diketahui bahwa, dimana lemak berada lebih
penting daripada berapa banyak lemak yang terakumulasi. :besitas sentral atau $iseral,
merupakan aktor risiko yang lebih penting untuk morbiditas dan mortalitas yang
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
12/98
12
berhubungan dengan obesitas, dibandingkan dengan lemak sub"kutan (Thierney et al.,
%&&6 Molina, %&&-).
Tingkat keparahan komplikasi medis lebih berhubungan dengan distribusi lemak
tubuh, khususnya obesitas tubuh bagian atas, dibandingkan lemak tubuh total. :besitas
abdominal atau tubuh bagian atas direleksikan melalui rasio pinggang"pinggul yang tinggi,
sebuah indeks yang digunakan untuk memprediksi risiko yang berhubungan dengan
akumulai lemak (Molina, %&&-).
Pasien obesitas dengan lingkar perut yang meningkat (1&% cm pada pria dan
BBcm pada wanita) atau dengan rasio pinggang"pinggul yang tinggi (1,& pada pria dan
&,B pada wanita) memiliki risiko yang lebih besar akan diabetes mellitus, stroke,
penyakit jantung koroner, kematian yang lebih dini dibandingkan pasien obesitas dengan
rasio yang lebih rendah (Thierney et al., %&&). ekomendasi />: untuk daerah Asia
Pasiik ialah batas atas lingkar pinggang (waist circumference) bagi pria 0& cm dan bagi
wanita B& cm. ekomendasi ini dibuat karena orang Asia cenderung mengalami
akumulasi lemak $iseral tanpa obesitas secara umum (Pangkahila, %&&'). Dierensiasi yang
lebih lanjut akan lokasi dari kelebihan lemak menunjukkan lemak $iseral dalam ka$itas
abdomen lebih berbahaya bagi kesehatan daripada lemak subkutan di daerah abdomen(Thierney et al., %&&).
asio lingkar pinggang dan pinggul atau %aist to $ip circumference !atio(/>)
merupakan metode yang sederhana dan nyaman digunakan untuk penelitian epidemiologis
dan memberikan estimasi yang berguna akan proporsi abdomen atau lemak tubuh bagian
atas, namun /> tidak dapat membedakan akumulasi dari lemak abdominal $iseral
dengan lemak abdominal subkutan ('aj(henberg) 2***!. Penanda adanya jaringan
adiposa seperti indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan rasio pinggang dan pinggul
secara umum mudah untuk dilakukan namun tidak secara konkret membedakan abdomen
yang besar akibat penumpukan jaringan adiposa subkutan atau lemak $iseral (8e$y, %&1&).
Teknik pencitraan, terutama 4T 9can, yang dapat secara jelas membedakan lemak dari
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
13/98
13
jaringan lainnya, dapat digunakan untuk mengukur lemak abdominal, baik yang $iseral
maupun yang subkutan ('aj(henberg) 2***!.
8emak $iseral lebih sensiti terhadap katekolamin dan kurang sensiti terhadap
insulin, membuatnya menjadi penanda dari resistensi insulin. Temuan ini konsisten dengan
pengamatan pada indi$idu obese yang melakukan akti$itas isik berat dimana obesitasnya
disebabkan karena masukan kalori yang tinggi, seperti pada pesumo, memiliki lemak
subkutan lebih banyak daripada lemak $iseral dan tidak menunjukkan peningkatan
resistensi insulin yang substansial. 9ecara kontras, obesitas yang disebabkan oleh pola
hidup sedentari, diduga sebagian besar merupakan obesitas $iseral dan dihubungkan
dengan resistensi insulin dengan derajat yang lebih berat pada pasien baik dengan atau
tanpa diagnosis diabetes melitus (McPhee dan #anong, %&&).
Meningkatnya epidemi obesitas menggambarkan perubahan pada masyarakat dan
pada pola tingkah laku dari komunitas dalam beberapa dekade terakhir (/>:, %&&3).
:besitas terjadi sebagai akibat dari pola hidup yang sedentari ditambah dengan konsumsi
kelebihan kalori dalam jangka waktu yang lama (Thierney et al., %&&), khususnya diet
tinggi lemak jenuh dan karbohidrat (Popkin, %&&-). onsumsi yang meningkat dari
makanan yang mengandung kalori tinggi, rendah nutrisi dengan kadar gula dan lemakjenuh yang tinggi, dikombinasikan dengan akti$itas isik yang berkurang, mengakibatkan
angka penderita obesitas meningkat sampai dengan tiga kali lipat atau bahkan lebih sejak
tahun 10B& di beberapa daerah di Amerika 7tara, nggris, *ropa Timur, Timur Tengah,
Australia dan 4ina (/>:, %&&3).
Meski demikian obesitas yang ditemukan pada manusia tanpa diragukan merupakan
hasil dari interaksi berbagai gen, aktor isiologik, aktor lingkungan dan kebiasaan
(Thierney et al., %&&6 /ilborn et al., %&&). /alaupun aktor genetik berperan dalam
menentukan kerentanan seseorang terhadap peningkatan berat badan, keseimbangan energi
ditentukan dengan masukan kalori dan akti$itas isik. Perubahan sosial, pertumbuhan
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
14/98
1*
ekonomi, modernisasi, urbanisasi dan globalisasi merupakan beberapa hal yang mendorong
terjadinya epidemi ini (/>:, %&&36 5yles, %&&0).
elebihan masukan energi daripada pengeluaran energi akan mengarah menjadi
akumulasi lemak. Massa lemak sendiri ditentukan oleh keseimbangan antara pemecahan
(lipolisis) dan sintesis (lipogenesis). 9istem sara simpatis adalah perangsang utama dari
lipolisis, yang akan menyebabkan berkurangnya deposit lemak, terutama jika penggunaan
energi indi$idu meningkat. !ika masukan melebihi penggunaan energi, akan terjadi
lipogenesis di hati dan jaringan adiposa. 8ipogenesis dipengaruhi oleh diet (meningkat oleh
asupan kaya karbohidrat) dan hormon (terutama &rowth $ormone (#>), insulin dan
leptin). >ormon utama yang terlibat dalam penyimpanan lemak adalah insulin (akan
menstimulasi lipogenesis), #>, leptin (yang akan mengurangi lipogenesis). >ormon lain
yang terlibat dalam regulasi lemak tubuh termasuk hormon seks seperti testosteron (Molina,
%&&-).
elebihan lemak tubuh dihubungkan dengan meningkatnya morbiditas dan
mortalitas. 8ebih banyak kelainan muncul dengan rekuensi yang lebih besar pada
penderita obesitas. ;ang paling penting dan umum ditemui adalah hipertensi, diabetes
mellitus tipe %, hiperlipidemia, penyakit jantung koroner, penyakit sendi degenerati, dandisabilitas psikososial. 9ebanyak -&@ indi$idu dengan obesitas di Amerika 9erikat juga
terkena sindrom metabolik. 9indrom metabolik ini ditandai dengan adanya tiga atau lebih
aktor berikut < meningkatnya lingkar perut, tekanan darah, trigliserida darah, glukosa darah
puasa, dan rendahnya kadar kolesterol $igh 'ensity (ipoprotein (>D8). 5eberapa jenis
kanker (seperti kolon, rektum, prostat pada pria6 uterus, payudara dan o$arium pada
wanita), kelainan tromboemboli, penyakit traktus digesti$us (batu empedu, reluks
esoagitis) dan kelainan kulit lebih banyak ditemukan pada penderita obesitas. isiko
pembedahan dan obstetrik lebih besar. Penderita obesitas juga memiliki risiko yang lebih
besar akan gangguan paru"paru ungsional, abnormalitas endokrin, proteinuria, dan
meningkatnya konsentrasi hemoglobin. Pada dewasa muda dan paruh baya, kematian akibat
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
15/98
15
alasan apapun dan kematian dari penyakit kardio$askular meningkat dalam proporsi tingkat
obesitas (Thierney et al., %&&). onsekuensi kesehatan ber$ariasi dari meningkatnya risiko
kematian sampai ke kondisi kronik yang serius yang mengurangi kualitas hidup (/>:,
%&&3).
Penurunan berat badan dan menjaga agar berat badan tidak naik kembali dapat
memperbaiki atau bahkan mencegah aktor risiko untuk penyakit kardio$askular dan
penyakit ko"morbid lain yang berhubungan dengan obesitas. Penurunan berat badan yang
sedang ("1&@ dari berat badan awal) dihubungkan dengan perbaikan dalam beberapa
aktor risiko yang telah ditetapkan untuk penyakit kardio$askular, seperti hipertensi,
dislipidemia, dan berkurangnya insiden diabetes mellitus tipe % dan perbaikan dalam
kontrol diabetes. 9ebuah meta"analisis dari % randomi)ed controlled trials yang
memeriksa tekanan darah menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebesar ,1 kilogram
menghasilkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar C,CC mm>g dan penurunan tekanan
darah diastolik sebesar 3,' mm>g. Penurunan yang lebih bermakna dari tekanan darah
terlihat jika rata"rata penurunan berat badan lebih besar lagi. Meski demikian pengaruh
baik dari penurunan berat badan terhadap aktor risiko dari penyakit kardio$askular tidak
akan bertahan kecuali penurunan berat badan dipertahankan. >al ini menunjukkan betapapentingnya untuk mengurangi berat badan atau bahkan mencegah kenaikan berat badan
(Turk et al., %&&0).
2.4 Lemak Abd$minal +ada &besitas
!aringan adiposa abdominal adalah organ yang kompleks dan terdiri dari beberapa
kompartemen dan subkompartemen, termasuk lemak subkutan dan lemak intra"abdominal,
yang dapat dibagi menjadi lemak retroperitoneal dan intraperitoneal, yang dapat dibagi lagi
menjadi massa lemak mesenterik dan omental. 8emak intraperitoneal juga dikenal sebagai
jaringan adiposa $iseral (visceral adipose tissue) dianggap sebagai penanda risiko
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
16/98
16
metabolik (lein, %&1&). 8emak abdominal terdiri dari lemak subkutan abdomen dan lemak
intraabdomen, yang secara jelas nampak lewat 4T 9can dan M. !aringan adiposa
intraabdomen terdiri dari lemak $iseral atau intraperitoneal yang terdiri dari lemak omental
dan mesenterik dan massa lemak retroperitoneal yang dibatasi oleh batas dorsal dari intestin
dan bagian $entral dari ginjal ('aj(henberg) 2***!.
Dua kompartemen intraabdominal dapat dipisahkan pada M menggunakan titik
anatomis, seperti kolon ascendens dan descendens, aorta dan $ena ca$a inerior, suatu
prosedur yang telah di$alidasi pada kada$er manusia. Pada kada$er, massa jaringan adiposa
intraperitoneal dan retroperitoneal yang diukur setelah diseksi adalah -1"'1@ dan %0"33@,
secara berurutan, dari massa jaringan adiposa intraabdominal ('aj(henberg) 2***!.
Penelitian"penelitian epidemiologis dan isiologis menunjukkan hubungan yang
kuat antara kelebihan jaringan adiposa abdomen dengan aktor risiko metabolik untuk
penyakit jantung koroner, termasuk resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, diabetes
mellitus tipe %, dislipidemia, dan meningkatnya protein inlamasi yang bersirkulasi dalam
darah (lein, %&1&). Penelitian epidemiologis yang ada melaporkan hubungan antara
obesitas yang berat dengan mortalitas akibat meningkatnya penyakit kardio$askular dan
serebro$askular serta diabetes mellitus. Pada obesitas tingkat sedang, distribusi regional
nampaknya merupakan indikator yang penting akan perubahan metabolik dan
kardio$askular, terutama sejak ditemukan korelasi yang tidak konstan antara indeks massa
tubuh dan perubahan"perubahan ini. :besitas bukanlah kondisi yang homogen, serta
distribusi regional dari jaringan adiposa penting untuk diketahui untuk memahami
hubungan antara obesitas dengan gangguan metabolisme glukosa dan lipid 'aj(henberg)
2***!.
Penyebab 4"ndamental obesitas adalah ketidakseimbangan 'angka pan'ang akan mas"kan
dan pengel"aran energi yang akan meningkatkan massa t"b"h termas"k ak"m"lasi lemak
s"bk"tan dan #iseral. /ala"p"n obesitas secara "m"m adalah 4aktor risiko "nt"k berbagai
penyakit, beberapa penelitian pada man"sia telah men"n'"kkan bah+a pen"mp"kan lemak
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
17/98
1;
#iseral, yakni lemak yang berlokasi pada #iseral, sebagai yang paling berpengar"h pada berbagai
kondisi kesehatan termas"k penyakit serebro#ask"lar, resistensi ins"lin dan diabetes mellit"s tipe
2 ("44man and $ar
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
18/98
18
berkurang pada adiposit omental manusia, yang dapat menerangkan resistensi insulin.
8ebih jauh lagi adipokin lemak $iseral dari pasien"pasien obese yang sangat berat diukur
sewaktu menjalani pembedahan bariatrik, yakni pembedahan yang dilakukan pada
penderita obesitas untuk mengurangi berat badan dengan jalan mengurangi ukuran lambung
dengan implantasi alat kesehatan (gastric *anding) atau lewat pemotongan sebagian dari
lambung atau penjahitan usus halus ke bagian dari lambung (gastric *ypass surgery).
onsentrasi nterleukin"- dari Eena portal meningkat secara substansial dan berhubungan
erat dengan inlamasi sistemik, yang diindikasikan dengan tingginya kadar 4"!eactive
Protein(4P). Tidak mengherankan jika iniltrasi makroag yang merangsang molekul dan
jalur inlamasi meningkat pada lemak omental jika dibandingkan dengan lemak subkutan
pada indi$idu obesitas (8e$y,%&1&).
istrib"si lemak t"b"h berbeda antara pria dan +anita, dimana hal ini mer"pakan salah
sat" tanda khas mask"linitas dan 4emininitas. )ika dibandingkan dengan pria, maka +anita
premenopa"se memiliki lebih banyak lemak s"bk"tan, dan lemak t"b"hnya cender"ng
diak"m"lasi di pay"dara, pingg"l dan paha atas (Pangkahila, 200;. :egio khas "nt"k penyimpanan
lemak +anita ini "m"mnya diseb"t sebagai gynoid (/a'chenberg, 2000. Pada pria, lemak secara
dominan berak"m"lasi di depot s"bk"tan abdomen dan #iseral (Pangkahila, 200;, dengan lebih
sedikit ak"m"lasi lemak pada daerah pingg"l dan paha atas 'ika dibandingkan dengan +anita,
dimana distrib"si lemak ini diseb"t sebagai sentral ata" android (/a'chenberg, 2000.
Pria secara "m"m memiliki area lemak #iseral yang lebih besar dibandingkan +anita,
dimana hal ini did"ga berh"b"ngan dengan perbedaan 4aktor risiko 'enis kelamin pada penyakit
kardio#ask"lar. Oleh karena distrib"si lemak t"b"h mer"pakan salah sat" karakteristik seks
sek"nder, dapat dilihat bah+a hormon seks mer"pakan salah sat" 4aktor penting dalam
menent"kan deposisi lemak regional. $"kti-b"kti men"n'"kkan hormon seks +anita berh"b"ngan
dengan ak"m"lasi lemak s"bk"tan di regio ba+ah t"b"h. Penyimpanan lemak khas +anita ini
penting dalam 4"ngsi reprod"ksi. Obesitas abdominal pada pria ditem"kan berh"b"ngan dengan
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
19/98
1%
rendahnya kadar testosteron pada pria dan terapi s"lih hormon testosteron menghasilkan
peng"rangan lemak abdominal (/a'chenberg, 2000.
Distribusi lemak regional pada manusia secara jelas diatur oleh hormon, walaupun
aktor"aktor lain ikut berperan penting. Tidak hanya hormon steroid seks saja yang
berperan, namun kortikosteroid dari kelenjar adrenal juga memainkan peran yang besar.
>ormon peptida seperti insulin dan #> merupakan aktor yang penting dalam distribusi
jaringan adiposa (/ajchenberg, %&&&).
Distribusi lemak gluteo"emoral yang tipikal untuk wanita dibedakan dengan
distribusi lemak abdominal pada pria dengan pengukuran rasio pinggang dan pinggul
dimana terdapat titik cutoff untuk pria dan wanita yang dapat diterima (8e$y, %&1&).
elebihan lemak pada tubuh bagian atas (sentral atau abdominal) yang juga dikenal sebagai
obesitas tipe pria atau android lebih sering dihubungkan dengan meningkatnya mortalitas
dan risiko akan penyakit seperti diabetes, hiperlipidemia, hipertensi, dan aterosklerosis dari
pembuluh darah koroner, serebral dan perier dibandingkan dengan obesitas tipe gynoid
atau distribusi lemak tipe wanita (tubuh bagian bawah atau area gluteo"emoral)
('aj(henberg) 2***!.
Perbedaan antara pria dan wanita setelah pubertas tidak hanya pada distribusilemak, melainkan juga pada metabolisme dan ukuran sel lemak. 9el lemak di bagian glutea
dan emur lebih besar daripada di bagian abdomen. Akti$itas lipase lipoprotein, yaitu en+im
yang bertanggungjawab bagi akumulasi trigliserida di dalam sel lemak, ternyata lebih tinggi
di bagian gluteo"emoral daripada di bagian abdomen (Pangkahila, %&&').
ndi$idu dengan massa lemak $iseral yang lebih besar, baik lewat peningkatan berat
badan atau penumpukan lemak pada depot $iseral, akan kehilangan lebih banyak lemak
$iseral jika disesuaikan dengan hilangnya lemak tubuh, terlepas dari metode inter$ensi
yang dilakukan (restriksi kalori, terapi armakologis, atau olahraga) karena adiposit $iseral
memiliki tingkat lipolitik yang lebih tinggi pada keadaan tetap (steady state)
('aj(henberg) 2***).
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
20/98
20
5erkurangnya lemak abdominal akan menjadi sangat bermakna, dikarenakan
kelebihan lemak di bagian abdomen merupakan salah satu aktor risiko dari penyakit
kardio$askular. 8emak intraabdominal ($iseral) memiliki kadar turnover trigliserida yang
tertinggi dan kelebihan adiposit $iseral adalah hal yang paling berkaitan dengan gangguan
metabolik terutama resistensi insulin dan hipertrigliseridemia. 8emak subkutan pada bagian
tubuh atas adalah yang berikutnya, sedangkan lemak subkutan pada bagian tubuh bawah
memiliki tingkat turnover trigliserid yang paling rendah, sehingga kelebihan lemak
subkutan pada bagian tubuh bawah adalah yang paling kecil membawa dampak metabolik.
Pada keadaanposta*sor*tive, adiposit yang teregang akan melepaskan lebih banyak jumlah
asam lemak ke dalam sirkulasi. Meningkatnya kadar asam lemak bebas yang berada di
sirkulasi akan meningkatkan sintesis hepar dan sekresi E8D8 yang kaya akan trigliserida
(Maki et al., %&&0). /ehingga dengan demikian +erlu di(ari suatu met$de untuk da+at
mengurangi bahkan men(egah +enum+ukan lemak abd$minal +ada umumna) dan
terutama lemak -iseral.
2.0 ubungan &besitas) Pr$ses Penuaan dan sia ara+an idu+
Terdapatnya lemak tubuh yang berlebihan merupakan ancaman terhadap kualitas
hidup dan usia harapan hidup. ecenderungan bertambahnya jumlah penduduk yang
obesitas nampaknya akan memperburuk kondisi kesehatan, menurunkan kualitas hidup dan
mengurangi usia harapan hidup dari generasi yang akan datang. :besitas memiliki
pengaruh yang negati terhadap proses penuaan dan umur panjang, dimana pada orang"
orang dengan tingkat obesitas yang parah usia harapan hidupnya berkurang sampai
dengan %& tahun (:lshansky et al., %&&).
Proses penuaan itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai aktor yang dapat
dikelompokkan menjadi aktor internal dan eksternal. ?aktor internal berupa radikal bebas,
menurunnya kadar hormon, terjadinya proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, menurunnya
sistem imunitas dan aktor genetik. ?aktor eksternal diantaranya adalah gaya hidup yang
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
21/98
21
tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, dan stres
(Pangkahila, %&&').
Penelitian pada mencit menunjukkan adanya obesitas meningkatkan ormasi radikal
bebas di dalam sel lemak, sehingga terjadi inlamasi dan menjadi cikal bakal terjadinya
resistensi insulin (Ahima, %&&0).
Anak"anak yang kelebihan berat badan meningkat risiko kematiannya ketika
dewasa nanti, baik kematian oleh karena penyakit kardio$askular ataupun oleh penyebab
lainnya, selain itu juga meningkat risikonya akan penyakit kardio$askular pada pria dan
wanita. isiko terkena diabetes mellitus pada orang"orang yang lahir di Amerika 9erikat
meningkat 3&"C&@, dimana hal ini dihubungkan dengan epidemi obesitas. :rang dewasa
dengan diabetes mellitus meningkat risikonya untuk terkena serangan jantung sebesar orang
yang telah mengalami serangan jantung sebelumnya, dan perlu diketahui diabetes mellitus
mengurangi usia harapan hidup sebanyak 13 tahun (:lshansky et al., %&&).
5ukti"bukti juga menunjukkan bahwa dengan meningkatnya angka obesitas,
disabilitas juga meningkat dan tingkat kebugaran menurun di Amerika 9erikat (:lshansky
et al., %&&). 5ila muncul berbagai kemunduran ungsi tubuh, baik karena penyakit atau
proses penuaan yang dibiarkan, maka kualitas hidup akan menurun (Pangkahila, %&&').!ika tidak segera diatasi, semakin bertambahnya angka kelebihan berat badan dan
obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya kondisi kesehatan yang atal dan non atal
dengan bertambahnya usia, diantaranya gangguan pernapasan, masalah muskulo"skeletal,
gout, gangguan tidur, inertilitas, penyakut kardio$askular, kondisi yang dihubungan
dengan resistensi insulin seperti diabetes mellitus tipe %, beberapa jenis kanker terutama
yang berhubungan dengan hormonal dan kanker usus besar, dan penyakit batu empedu
(Thierney et al., %&&). Pre$alensi obesitas yang kian meningkat terutama pada usia yang
lebih muda akan memberikan pengaruh negati pada kesehatan dan umur panjang di masa
yang akan datang. :besitas yang terjadi pada usia lebih dini, akan menyebabkan anak"anak
dan dewasa muda membawa risiko akan penyakit"penyakit yang dihubungkan dengan
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
22/98
22
obesitas lebih lama dibandingkan dengan generasi sebelumnya. >al ini mengakibatkan
menurunnya kualitas hidup dan usia harapan hidup dari generasi mendatang lebih pendek
daripada yang ada sekarang (:lshansky et al., %&&).
Penurunan usia harapan hidup sebenarnya dapat dihindari. Temuan"temuan baru
pada pengobatan medis untuk penyakit"penyakit termasuk komplikasi dari obesitas terus
dikembangkan. amun besar harapan agar komunitas kesehatan masyarakat dan para
pembuat kebijakan merespon terhadap bahaya yang dibawa oleh obesitas terhadap kualitas
dan usia harapan hidup (:lshanksy et al., %&&). nter$ensi untuk mencegah dan
mengurangi angka obesitas teramat perlu dikembangkan. !ika tidak, peningkatan usia
harapan hidup yang mulai stabil teramati di era modern ini dapat segera berakhir, dan
generasi muda saat ini hidup kurang sehat, dengan kualitas hidup yang lebih rendah dan
bahkan berusia lebih pendek dibandingkan orang tua mereka (:lshansky, %&&6 9tein,
%&&).
2. Teh ijau
5ukti"bukti menunjukkan ndia dan 4ina adalah negara"negara pertama yang
menanam teh. Teh yang diseduh dari daun tanaman Camellia sinensis yang dikeringkan,
adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia (7MM4,
%&1&). Teh secara tradisional digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman
dimana akti$itas isiologis dari komponen"komponen di dalam teh telah digambarkan pada
negara"negara Asia terutama !epang dan 4ina (agao et al., %&&').atusan juta orang di
dunia meminum teh, dan terdapat penelitian yang melaporkan bahwa teh hijau (Camellia
sinensis) banyak memiliki kegunaan di bidang kesehatan (7MM4, %&1&).
Dalam istilah kekerabatan dunia tumbuh"tumbuhan, teh digolongkan kedalamasilnya menunjukkan bahwa
dosis tinggi dari ekstrak teh hijau ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis tunggal ekstrak
teh hijau sampai dengan 1-&& mg ditoleransi dengan baik dan tidak terdapat eek samping(7llmann et all, %&&3). Terdapat jurnal lain yang juga menyatakan dosis ekstrak teh hijau
sampai dengan 1-&& mg itu secara umum dapat ditoleransi dengan baik, dimana hanya
menimbulkan eek samping gastrointestinal ringan saja, sehingga disarankan untuk
mengkonsumsi ekstrak teh hijau bersamaan dengan makanan atau setelah makan (agle et
al., %&&-).
2.1* 9fek /am+ing dari Teh ijau
Penggunaan herbal dipercaya dapat memperkuat tubuh dan mengobati penyakit
secara alami, namun perlu diingat bahwa herbal mengandung berbagai +at akti yang dapat
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
41/98
*1
memicu eek samping dan dapat berinteraksi dengan +at"+at lainnya seperti dari herbal lain,
suplemen, obat"obatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian konsumsi herbal harus
dilakukan dengan hati"hati, dalam pengawasan praktisi yang memiliki pengetahuan dalam
bidang botani kesehatan (4hako et al., %&1&6 7MM4, %&1&).
/alaupun teh hijau memiliki beberapa pengaruh yang baik bagi kesehatan, eek teh
hijau dan konstituennya bermanaat sampai pada dosis tertentu, dimana dosis yang lebih
besar dapat menyebabkan eek samping yang buruk. 8ebih jauh lagi, eek catechin dari teh
hijau mungkin ber$ariasi pada tiap indi$idu. Terdapat penelitian yang menyebutkan ekstrak
*#4# dari teh hijau bersiat sitotoksik, dan bahwa konsumsi teh hijau yang berlebihan
dapat menyebabkan sitotiksisitas akut pada sel hepar. 9ebuah penelitian lain menyebutkan
konsumsi teh hijau yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan asam
deoksiribonukleat (DA) oksidati pada pankreas dan hati dari hamster. ;un et al
menyebutkan bahwa *#4# justru bersiat sebagai pro"oksidan dan bukan sebagai
antioksidan pada sel beta pankreas in $i$o. Mengingat hal tersebut konsumsi teh hijau
secara berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan (4hako et al., %&1&).
Mereka yang mengkonsumsi kaein dalam jumlah tinggi, termasuk kaein dalam teh
hijau untuk periode waktu yang lama dapat mengalami iritabilitas, insomnia, palpitasijantung, pusing. elebihan dosis dari kaein dapat menyebabkan nausea, muntah, diare,
sakit kepala dan hilangnya nasu makan. !uga penting dilakukan pengaturan konsumsi teh
hijau bersamaan dengan obat"obatan karena eek diuretik dari kaein (4hako et al., %&1&).
5eberapa penelitian menunjukkan kemampuan tanaman teh untuk mengakumulasi
kadar aluminium yang tinggi. Aspek ini penting bagi pasien dengan gagal ginjal karena
alminium dapat diakumulasi dalam tubuh menyebabkan penyakit nerologis. 9ama halnya
catechin teh hijau memiliki ainitas untuk besi, dan inusi teh hijau dapat menurunkan
bioa$ailibitas +at besi dari diet (4hako et al., %&1&).
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
42/98
*2
BAB III
#9RA;5#A B9RPI#IR) #&;/9P "A; IP&T9/I/
P9;9LITIA;
3.1 #erangka Ber+ikir
Meskipun terdapat berbagai aktor seperti genetik, psikososial, hormonal dan
lingkungan yang saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap terjadinya obesitas, secara
sederhana obesitas terjadi oleh karena terdapatnya ketidakseimbangan antara pemasukandan pengeluaran energi. Meningkatnya masukan makanan yang mengandung kadar tinggi
karbohidrat dan lemak jenuh serta berkurangnya akti$itas isik akibat pola hidup yang
sedentari dapat menyebabkan tubuh mengalami kelebihan energi oleh karena dibutuhkan
lebih sedikit energi untuk melakukan akti$itas sehari"hari. !ika kelebihan energi terus
menerus dikonsumsi tanpa ada peningkatan pengeluaran energi maka akan terjadi kelebihan
berat badan bahkan dapat berlanjut menjadi kelebihan lemak tubuh atau obesitas.
Masalah kesehatan yang dihubungkan dengan obesitas ber$ariasi dari yang non"
atal sampai dengan yang atal, di antaranya gangguan pernapasan, masalah muskulo"
skeletal, gout, gangguan tidur, inertilitas, resistensi insulin, bahkan dapat sampai terjadi
kematian mendadak. elebihan berat badan dan kelebihan lemak tubuh atau obesitas
merupakan risiko yang besar akan penyakit ko"morbid yang kronik yang berhubungan
dengan diet, termasuk di antaranya adalah diabetes mellitus tipe %, penyakit kardio$askular,
hipertensi, stroke dan beberapa bentuk kanker, dengan demikian tak dapat dibantah jika
dikatakan obesitas dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
elebihan lemak tubuh dianggap sebagai ancaman terhadap kualitas hidup dan usiaharapan hidup. ecenderungan bertambahnya penduduk yang mengalami kelebihan lemak
tubuh akan memperburuk kondisi kesehatan dan kebugaran, menurunkan kualitas hidup
bahkan dapat mengurangi usia harapan hidup. !ika tidak segera dilakukan upaya
C1
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
43/98
*3
pencegahan atau inter$ensi untuk mengurangi jumlah angka penderita obesitas maka
peningkatan usia harapan hidup yang mulai stabil dapat segera berakhir, serta generasi
mendatang akan hidup dalam kondisi kurang sehat dan kurang bugar dengan kualitas hidupyang lebih rendah dan usia lebih pendek dibandingkan orang tua mereka. :leh sebab itu,
perlu dicari dan dilakukan strategi yang ampuh dan bermanaat untuk dapat membantu
menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdominal.
*kstrak teh hijau dilaporkan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, baik di
luar maupun di dalam negeri, baik pada hewan coba ataupun manusia dapat membantu
menurunkan berat badan, menurunkan massa jaringan adiposa, membantu rumatan setelah
penurunan berat badan, sehingga suplementasi dengan herbal ini dapat memiliki pengaruh
untuk membantu menurunkan berat badan dan penumpukan lemak abdominal.
Teh hijau mengandung kadar polienol yang tinggi, dimana hal ini dihubungkan
dengan pengaruh yang baik bagi kesehatan. andungan polienol terutama catechin di
dalam teh hijau adalah +at akti yang dipercaya bermanaat bagi berbagai kondisi
kesehatan seperti yang telah dilaporkan dalam jurnal"jurnal penelitian. Di antaranya adalah
sebagai anti obesitas, meskipun mekanisme yang pasti bagaimana teh hijau dapat
melakukan eek ini belum sepenuhnya dimengerti. Pemberian ekstrak teh hijau secara
signiikan dilaporkan meningkatkan pengeluaran energi lewat akti$asi persaraan simpatis,yakni meningkatkan termogenesis dari *rown adipose tissue, meningkatkan oksidasi lemak
dan menurunkan kandungan lemak tubuh.
4atechin pada teh hijau bekerja dengan menghambat en+im 4:MT, yakni en+im
yang mendegradasi norepinerin. Dengan terhambatnya en+im 4:MT oleh catechin, terjadi
reduksi degradasi norepinerin yang akan menghasilkan penambahan waktu kerja
norepinerin pada sistem sara simpatis. Akti$asi sistem sara simpatis ini akan
menstimulasi pengeluaran energi di antaranya dengan meningkatkan termogenesis dan
oksidasi lemak. 9elain bekerja dengan jalan menghambat 4:MT, *#4# dinyatakan dalam
beberapa jurnal dapat menghambat prolierasi adiposit dan mengurangi $iabilitas adiposit
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
44/98
**
lewat akti$asi AMP. >asil dari beberapa penelitian menyatakan AMP dapat merupakan
target utama dari *#4# dalam hal ungsi anti obesitasnya.
!adi suplementasi dengan ekstrak teh hijau yang mengandung polienol catechin
sebagai +at aktinya dihubungkan dengan penurunan berat badan dan penumpukan lemak
abdominal yang akan bermanaat terutama bagi indi$idu dengan pola hidup sedentari yang
memiliki diet tinggi karbohidrat dan lemak jenuh serta akti$itas isik yang sedikit atau
bahkan tidak ada.
3.2 #$nse+
?aktor nternalormon
?aktor *ksternalijau
Tikus /istar !antanDiet tinggi karbohidrat dan lemak
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
45/98
*5
#ambar 3.1 onsep
3.2 i+$tesis Penelitian
1. Pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan berat badan tikus jantan yang diberi diet
tinggi karbohidrat dan lemak.
%. Pemberian ekstrak teh dapat menurunkan berat lemak subkutan abdomen tikus jantan
yang diberi diet tinggi karbohidrat dan lemak.
3. Pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan berat lemak $iseral abdomen tikus jantan
yang diberi diet tinggi karbohidrat dan lemak.
"5erat badan
"5erat lemak $iseral abdomen
" 5erat lemak subkutan abdomen
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
46/98
*6
BAB I6
M9T&"9 P9;9LITIA;
4.1 Ran(angan Penelitian
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
47/98
*;
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan
Pretest-PosttestControl &roup 'esign(Pocock, %&&B). Dengan rancangan sebagai berikutijau
Dosis 1C,C mg
Diet tinggi karbohidrat X lemakQ
Plasebo (AGuadest)
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
55/98
55
5agan C.% Alur Penelitian
4.: Analisis "ata
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan langkah"langkah sebagai berikutasilnya menunjukkan data homogen (p&,&), disajikan pada lampiran %.
0.3 Berat Badan
0.3.1 ji k$m+arabilitas
5*
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
58/98
58
7ji omparabilitas bertujuan untuk membandingkan rerata berat badan antar
kelompok sebelum diberikan perlakuan, yakni diet tinggi karbohidrat dan lemak dan
ekstrak teh hijau. >asil analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova disajikan pada
Tabel .1 berikut.
Tabel 0.1
Rerata Berat Badan antar #el$m+$k /ebelum diberikan Perlakuan
Kelompok Subjek N
Rerata
Berat Badan
(gram)
SB F P
P0
P1
P2
6
6
6
125,33
12*,83
125,6;
2,;3
2,56
1,51
0,1%* 0,825
Tabel .1 di atas, menunjukkan bahwa rerata berat badan kelompok P& adalah
1%,33%,'3, rerata kelompok P1 adalah 1%C,B3%,-, dan kelompok P% adalah
1%,-'1,1. Analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova menunjukkan bahwa nilai/
&,10C dan nilai p &,B%. >al ini berarti bahwa ketiga kelompok sebelum diberikan
perlakuan, rerata berat badannya tidak berbeda secara bermakna (p &,&).
0.3.2 Analisis efek +erlakuan
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
59/98
5%
Analisis eek perlakuan diuji berdasarkan rerata berat badan antar kelompok
sesudah diberikan diet tinggi karbohidrat dan tinggi lemak dan ekstrak teh hijau. >asil
analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova disajikan pada Tabel .% berikut.
Tabel 0.2
Rerata Berat Badan antar #el$m+$k /esudah "iberikan Perlakuan
Kelompok Subjek n
Rerata
Berat Badan
(gram)
SB F P
P0
P1
P2
6
6
6
165,33
15;,1;
152,50
*,2;
2,*8
2,26
25,;2 0,001
Tabel .% di atas, menunjukkan bahwa rerata berat badan kelompok P& adalah
1-,33C,%', rerata kelompok P1 adalah 1',1'%,CB, dan kelompok P% adalah
1%,&%,%-. Analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova menunjukkan bahwa nilai/
%,'% dan nilai p &,&&1. >al ini berarti bahwa rerata berat badan pada ketiga kelompok
sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (pI&,&).
#ambar .1 #raik Penurunan 5erat badan setelah Pemberian ekstrak teh hijau
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
60/98
60
#ambar .1 di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau dengan
dosis 1C,C mg dan %B,B mg dapat menurunkan berat badan dibandingkan dengan plasebo.
9erta pemberian ekstrak teh hijau dosis %B,B mg dapat menurunkan berat badan lebih
banyak dibandingkan dengan dosis 1C,C mg.
7ntuk mengetahui kelompok yang berbeda dengan kelompok kontrol perlu dilakuan uji
lanjut dengan(east ignificant 'ifference test(89D). >asil uji disajikan di bawah ini.
Tabel 0.3
Analisis #$m+arasi Berat badan /esudah Perlakuan antar #el$m+$k
elompok 5eda erata p nterpretasiP0 dan P1 B,1' &,&&1 5erbeda
5erbeda
5erbeda
P& dan P% 1%,B3 &,&&1
P1 dan P%C,-- &,&%1
>asil uji lanjutan di atas menunjukan bahwaasil analisis kemaknaan dengan uji 4rusal-%allis disajikan
pada Tabel .C berikutal ini berarti bahwa ketiga kelompok sebelum
diberikan perlakuan, rerata berat lemak subkutan abdomennya tidak berbeda secara
bermakna (p &,&).
0.4.2 Analisis efek +erlakuan
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
62/98
62
Analisis eek perlakuan diuji berdasarkan rerata berat lemak subkutan antar
kelompok sesudah diberikan perlakuan. >asil analisis kemaknaan dengan uji One %ay
Anova disajikan pada Tabel . berikut.
Tabel 0.0
Rerata Berat lemak subkutan abd$men antar kel$m+$k sesudah diberikan +erlakuan
Kelompok Subjek N
Rerata
Berat lemak
!ubkutan
abdomen (gram)
SB F P
P0
P1
P2
6
6
6
2,;6
1,*2
0,6%
0,23
0,23
0,16
21,0; 0,001
Tabel . di atas, menunjukkan bahwa rerata berat lemak subkutan abdomen
kelompok P& adalah %,'-&,%3, rerata kelompok P1 adalah 1,C%&,%3, dan kelompok P%
adalah &,-0&,1-. Analisis kemaknaan dengan uji One %ay Anova menunjukkan bahwa
nilai / %1,&' dan nilai p &,&&1. >al ini berarti bahwa sesudah diberikan perlakuan
rerata berat lemak subkutan abdomen pada ketiga kelompok berbeda secara bermakna.
#ambar .% #raik Penurunan berat lemak subkutan setelah Pemberian Teh >ijau
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
63/98
63
#ambar .% di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau 1C,C mg
dan ekstrak teh hijau %B,B mg menurunkan 5erat lemak subkutan dibandingkan dengan
plasebo. 9erta pemberian ekstrak teh hijau dosis %B,B menurunkan lemak subkutan
abdomen lebih besar dibandingkam dosis 1C,C mg.
7ji lanjut dengan (east ignificant 'ifference test (89D) digunakan untuk
mengetahui beda nyata terkecil berat lemak subkutan. >asil uji disajikan di bawah ini.
Tabel 0.
Analisis #$m+arasi Berat lemak subkutan /esudah Perlakuan antar #el$m+$k
elompok 5eda erata p nterpretasi
P0 dan P1 1,33 &,&&1 5erbeda
5erbeda
5erbeda
P& dan P% %,&- &,&&1
P1 dan P%&,'3 &,&30
>asil uji lanjutan di atas menunjukan bahwaasil analisis kemaknaan dengan uji
4rusal-%allis disajikan pada Tabel .' berikutal ini berarti bahwa sesudah diberikan perlakuan rerata berat
lemak $iseral pada ketiga kelompok berbeda secara bermakna.
#ambar .3 #raik Penurunan 5erat lemak Eiseral setelah Pemberian Teh hijau
#ambar .3 di atas menggambarkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau 1C,C mg
dan ekstrak teh hijau %B,B mg menurunkan berat lemak $iseral dibandingkan dengan
plasebo. 9erta pemberian ekstrak teh hijau dosis %B,B mg menurunkan berat lemak $iseral
lebih besar dibandingkan dosis 1C,C mg.
7ji lanjut dengan (east ignificant 'ifference test (89D) digunakan untuk
mengetahui beda nyata terkecil berat lemak $iseral, yang disajikan pada Tabel .0.
Tabel 0.:
Analisis #$m+arasi Berat Lemak 6iseral /esudah Perlakuan antar #el$m+$k
elompok 5eda erata p nterpretasi
9ontrol dan kstrak teh hi'a" 1*,* mg 1,&' &,&&1 5erbeda
5erbeda
5erbeda
ontrol dan *kstrak teh hijau %B,B mg 1,3C &,&&1
*kstrak teh hijau 1C,C mg dan %B,B mg&,%' &,&3
>asil uji lanjutan di atas menunjukan bahwaijau Menurunkan 5erat 5adan, 8ingkar Perut,
dan Prosentase 8emak Tubuh pada /anita :besitas. Tesis Program Magister
Program 9tudi lmu 5iomedik Program Pascarsarjana 7ni$ersitas 7dayana,Denpasar.
Ahima, .9. %&&0. 4onnecting obesity, aging and diabetes. ature Medicine 1, 00-"00'.A$ailable rom < http
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
86/98
86
http
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
87/98
8;
luwer, /. %&&0. #reen Tea. /olter luwers >ealth. Drugs normation :nline. A$ailable
rom < https the 0isceral /at. MA! Eol 1%. A$ailable
rom < http
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
88/98
88
:besity (%&&') 1 < %'1"%B%. A$ailable rom ealthy Eolunteers. The !ournal o nternational Medical esearch6 31 5*-63. !#ailable 4rom>
http>EE+++.ncbi.nlm.nih.go#Ep"bmedE15;35368. !ccesed October 2%th, 2010.
/orld >ealth :gani+ation. %&&3. O*esity and Overweight. A$ailable at T7#A D:99
(8A7*4* X 5A4>AA4>, 10-C)
Mencit%& gr
Tikus%&& gr
MarmotC&& gr
elinci1, kg
ucing% kg
eraC kg
Anjing1% kg
Manusia'& kg
Mencit
%& gr1.& '.& 1%.% %'.B %0.' -C.1 1%C.% 3B'.0
Tikus
%&& gr&.1C 1.& 1.'C 3.0 C.% 0.% 1'.B -.&
Marmot
C&& gr&.&B &.' 1.& %.% %.C .% 1&.% 31.
elinci
1, kg&.&C &.% &.CC 1.& 1.&B %.C C. 1C.%
ucing% kg &.&3 &.%3 &.C1 &.0% 1.& %.% C.1 13.&
era
C kg&.&1- &.11 &.10 &.C% &.C 1.& 1.0 -.1
Anjing
1% kg&.&&B &.&- &.1 &.%% &.%C &.% 1.& 3.1
Manusia
'& kg&.&&%- &.&1B &.&31 &.&' &.&'- &.1- &.3% 1.&
8ampiran %7ji ormalitas Data
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
93/98
%3
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic ! Sig" Statistic ! Sig"
#iseral Post Kontrol "260 6 "200$ "%30 6 "10&
Perlak'an 1 "2&2 6 "1%% "&&4 6 "114Perlak'an 2 "1%3 6 "200$ "(42 6 "6&4
S')k'tan Post Kontrol "323 6 "050 "&56 6 "133
Perlak'an 1 "1%% 6 "200$ "(02 6 "3%%Perlak'an 2 "216 6 "200$ "%6( 6 "224
*erat *aan Pre Kontrol "146 6 "200$ "(%% 6 "(%5
Perlak'an 1 "342 6 "02& "&%0 6 "13(Perlak'an 2 "312 6 "06( "&6& 6 "22(
*erat *aan Post Kontrol "31% 6 "05& "%24 6 "0(6
Perlak'an 1 "153 6 "200$ "(5& 6 "&(4
Perlak'an 2 "1(( 6 "200$ "%6( 6 "221
a" +illie!ors Signi!icance ,orrection
$" his is a lo.er )o'n o! the tr'e signi!icance"
8ampiran 37ji >omogenitas dan :ne /ay A:EA
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
94/98
%*
Descriptives
/ eanSt"
eviationSt"rror
(5 ,on!iencenterval !or ean
inim'm
aim'm
+o.er*o'n
pper*o'n
#iseralPost
Kontrol 6 "&633 "2641& "10&%5 1"2%61 1"%406 1"14 1"&%
Perlak'an 1 6 "4(1& "21245 "0%6&3 "26%& "&146 "22 "6&
Perlak'an 2 6 "21%3 "0(%06 "04003 "1154 "3212 "0% "34
otal 1% "&5&% "62&1% "14&%3 "445( 1"06(& "0% 1"&%
S')k'tanPost
Kontrol6 2"&550 "22535 "3&&&& 1"&%3( 3"&261 2"0( 4"55
Perlak'an 1 6 1"4233 "22((3 "0(3%& 1"1%20 1"6646 1"1& 1"&1
Perlak'an 2 6 "6(33 "15616 "063&5 "52(5 "%5&2 "54 "(%
otal 1% 1"623( "202&1 "24106 1"1153 2"1325 "54 4"55
*erat*aan
Pre
Kontrol6 125"33 2"&33 1"116 122"4& 12%"20 121 12(
Perlak'an 1 6 124"%3 2"563 1"046 122"14 12&"52 120 12&
Perlak'an 2 6 125"6& 1"506 "615 124"0( 12&"25 124 12&
otal 1% 125"2% 2"21% "523 124"1& 126"3% 120 12(
*erat*aanPost
Kontrol6 165"33 4"2&4 1"&45 160"%5 16("%2 160 1&0
Perlak'an 1 6 15&"1& 2"4%3 1"014 154"56 15("&& 153 160
Perlak'an 2 6 152"50 2"25% "(22 150"13 154"%& 150 155
otal 1% 15%"33 6"202 1"462 155"25 161"42 150 1&0
Test of Homogeneity of Variances
+evene Statistic !1 !2 Sig"
#iseral Post 3"(51 2 15 "062S')k'tan Post 2"(33 2 15 "0%4*erat *aan Pre "452 2 15 "645*erat *aan Post 2"%26 2 15 "0(1
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
95/98
%5
ANOVA
S'm o!S7'ares ! ean S7'are 8 Sig"
#iseral Post *et.een9ro'ps
6"064 2 3"032 &3"042 "000
Within 9ro'ps "623 15 "042
otal 6"6%& 1&
S')k'tan Post *et.een9ro'ps
13"113 2 6"55& 21"0&1 "000
Within 9ro'ps 4"66% 15 "311
otal 1&"&%1 1&
*erat *aan Pre *et.een9ro'ps
2"111 2 1"056 "1(4 "%25
Within 9ro'ps %1"500 15 5"433
otal %3"611 1&
*erat *aanPost
*et.een9ro'ps
506"333 2 253"16& 25"&1& "000
Within 9ro'ps 14&"66& 15 ("%44
otal 654"000 1&
Post Hoc Tests
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
96/98
%6
Multiple Comparisons
+S
epenent#aria)le
:;Kelompok :
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
97/98
%;
Mean9td.
De$iation9td.
*rror
0@ 4onidence
nter$al or Mean
8ower5ound
7pper5ound
9ubkutan
Pre
ontrol % 1.1B& .1%&%1 .&B&& .1&& %.%-&
Perlakuan 1 % 1.3B&& .&C%C3 .&3&&& .00BB 1.'-1%
Perlakuan % % 1.%& .1-%-3 .11&& ".%&-% %.'1-%
Total - 1.%'33 .1%'B .&%%& 1.130% 1.C&'
Eiseral
Pre
ontrol % .&&& .&'&'1 .&&&& ".133 1.133
Perlakuan 1 % .3&& .&-' .&C&&& .&%1B 1.&3B%
Perlakuan % % .1&& .&1C1C .&1&&& .3B%0 .-3'1
Total - .133 .&C3%& .&1'-C .C-B& .B'
Ranks
kelompok Mean ank
9ubkutan Pre ontrol % %.&&
Perlakuan 1 % .&&
Perlakuan % % 3.&
Total -
Eiseral Pre ontrol % 3.&&
Perlakuan 1 % C.&&
Perlakuan % % 3.&
Total -
Test /tatisti(sa)b
9ubkutan Post Eiseral Post4hi"9Guare %.'1 .%B-
d % %
Asymp. 9ig. .%'- .B-'
a. ruskal /allis Test
-
8/13/2019 unud-223-1468200044-tesis jess revisi kelayakan.pdf
98/98
%8
Test /tatisti(sa)b
9ubkutan Post Eiseral Post
4hi"9Guare %.'1 .%B-d % %
Asymp. 9ig. .%'- .B-'
b. #rouping Eariable< kelompok