Untuk Menguak Misteri Tersebut

9
Untuk menguak misteri tersebut, tim internasional mencoba untuk merekonstruksi genetika HIV. Untuk mencari tahu di mana nenek moyang tertuanya pada manusia berasal. Temuan dalam bidang arkeologi virus digunakan untuk menemukan asal pandemi. Demikian laporan tim dalam jurnal Science. Para ahli menggunakan arsip sampel kode genetik HIV untuk melacak sumbernya. Dan ternyata, asal usul pandemi terlacak dari tahun 1920-an di Kota Kinshasa yang kini menjadi bagian dari Republik Demokratik Kongo. Laporan mereka menyebut, perdagangan seks yang merajalela, pertumbuhan populasi yang cepat, dan jarum tak steril yang digunakan di klinik-klinik diduga menyebarkan virus tersebut. Menciptakan kondisi 'badai yang sempurna'. Sementara itu, rel kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia di mana 1 juta orang melintasi kota tiap tahunnya membawa virus HIV ke wilayah sekitarnya. Lalu ke dunia. Tim ilmuwan dari University of Oxford dan University of Leuven, Belgia mencoba merekonstruksi 'pohon keluarga' HIV dan menemukan asal muasal nenek moyang virus itu. "Anda bisa melihat jejak sejarahnya dalam genom saat ini data yang terekam, tanda mutasi dalam genom HIV tidak bisa dihapus," kata Profesor Oliver Pybus dari University of Oxford. Dengan membaca tanda mutasi tersebut, tim bisa menyusun kembali pohon keluarga dan melacak akarnya. HIV adalah versi mutasi dari virus simpanse, yang dikenal sebagai simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang mungkin melakukan lompatan spesies, ke manusia, melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Virus ini menyebar pertama kali pada para pemburu simpanse mungkin ketika menangani daging hewan itu. Kasus pertama dilaporkan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, pada 1930. Virus membuat lompatan pada beberapa kesempatan. Salah satunya mengarah pada HIV-1 subtipe O yang menyebar di Kamerun. Kemudian, HIV-1 subtipe M yang menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia. Pada tahun 1920-an, Kinshasa yang dulu disebut Leopoldville hingga 1966 adalah bagian dari Kongo yang dikuasai Belgia. "Kota itu sangat besar dan sangat cepat pertumbuhannya. Catatan medis era kolonial menunjukkan tingginya insiden

description

adwdadwd

Transcript of Untuk Menguak Misteri Tersebut

Page 1: Untuk Menguak Misteri Tersebut

Untuk menguak misteri tersebut, tim internasional mencoba untuk merekonstruksi genetika HIV.

Untuk mencari tahu di mana nenek moyang tertuanya pada manusia berasal. Temuan dalam bidang

arkeologi virus digunakan untuk menemukan asal pandemi. Demikian laporan tim dalam jurnal

Science. Para ahli menggunakan arsip sampel kode genetik HIV untuk melacak sumbernya.

Dan ternyata, asal usul pandemi terlacak dari tahun 1920-an di Kota Kinshasa yang kini menjadi

bagian dari Republik Demokratik Kongo. Laporan mereka menyebut, perdagangan seks yang

merajalela, pertumbuhan populasi yang cepat, dan jarum tak steril yang digunakan di klinik-klinik

diduga menyebarkan virus tersebut. Menciptakan kondisi 'badai yang sempurna'.

Sementara itu, rel kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia di mana 1 juta orang melintasi

kota tiap tahunnya  membawa virus HIV ke wilayah sekitarnya. Lalu ke dunia. Tim ilmuwan dari

University of Oxford dan University of Leuven, Belgia mencoba merekonstruksi 'pohon keluarga' HIV

dan menemukan asal muasal nenek moyang virus itu. "Anda bisa melihat jejak sejarahnya dalam

genom saat ini data yang terekam, tanda mutasi dalam genom HIV tidak bisa dihapus," kata

Profesor Oliver Pybus dari University of Oxford.

Dengan membaca tanda mutasi tersebut, tim bisa menyusun kembali pohon keluarga dan melacak

akarnya. HIV adalah versi mutasi dari virus simpanse, yang dikenal sebagai simian

immunodeficiency virus (SIVcpz) yang mungkin melakukan lompatan spesies, ke manusia, melalui

kontak dengan darah yang terinfeksi. Virus ini menyebar pertama kali pada para pemburu simpanse

mungkin ketika menangani daging hewan itu. Kasus pertama dilaporkan di Kinshasa, Republik

Demokratik Kongo, pada 1930.

Virus membuat lompatan pada beberapa kesempatan. Salah satunya mengarah pada HIV-1 subtipe

O yang menyebar di Kamerun. Kemudian, HIV-1 subtipe M yang menginfeksi jutaan orang di

seluruh dunia. Pada tahun 1920-an, Kinshasa yang dulu disebut Leopoldville hingga 1966 adalah

bagian dari Kongo yang dikuasai Belgia. "Kota itu sangat besar dan sangat cepat pertumbuhannya.

Catatan medis era kolonial menunjukkan tingginya insiden sejumlah penyakit seksual," kata

Profesor Oliver Pybus.

Kala itu, buruh-buruh pria mengalir ke kota, memicu ketudakseimbangan gender, dengan

perbandingan pria dan wanita 2:1 yang memicu maraknya perdagangan seksual. Plus faktor praktik

pengobatan penyakit dengan suntikan tak steril yang efektif menyebarkan virus. "Aspek menarik

lainnya adalah jaringan transportasi yang membuat orang-orang berpindah dengan mudah." Sekitar

1 juta orang menggunakan jaringan rel Kinshasa pada akhir tahun 1940-an."

Page 2: Untuk Menguak Misteri Tersebut

Dan virus pun menyebar luas, awalnya ke kota tetangga Brazzaville, lalu meluas ke area provinsi

yang perekonomiannya ditopang penambangan, Katanga. Kondisi 'badai sempurna', hanya

berlangsung selama beberapa dekade di Kinshasa. Namun saat itu berakhir, HIV terlanjur menyebar

ke seluruh dunia.  

Teori Green Monkey

ilustrasi teory green monkey

Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The

New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York

City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium

untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori

konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para

pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet

hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik

Page 3: Untuk Menguak Misteri Tersebut

hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan

dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul penyakit AIDS

ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.

Teori Konspirasi AIDS

Pada dasarnya teori konspirasi memberikan narasi tentang sejarah bangsa barat mengenai asal

usulkemunculan HIV/AIDS. Teori ini menyebutkan bahwa HIV/AIDS merupakan senjata biologis

yang sengaja dibuat oleh Amerika Serikat untuk mengendalikan jumlah penduduk dunia.

‘Pengurangan populasi merupakan prioritas tertinggi dari kebijakan luar negeri AS terhadap negara-

negara dunia ketiga. Pengurangan dari penduduk negara-negara ini merupakan masalah vital bagi

keamanan nasional AS’ – Henry Kissinger, 1974 (Gray, 2009 : 106). Asal usul HIV/AIDS diawali dari

bocornya catatan rahasia yang mengandung dua poin penting milik salah satu tim khusus di

Laboratorium Fort Detrick AS, Willace L. Pannier ke dunia maya (Ridaysmara, 2010 : 381-384).

Pertama, HIV merupakan istilah baru bagi virus lama bernama SV40 yang digunakan oleh Dokter

Page 4: Untuk Menguak Misteri Tersebut

Hilary Koprowski untuk menginfeksi sistem imun 300.000 orang negro Afrika pada tahun 1957

hingga 1960 (Gray, 2009 : .96-102). Koprowski melakukan ‘percobaan’ infeksi vaksin polio melalui

mulut (live oral polio vaccine) kepada ras kulit hitam di Afrika atas dasar rasisme. Namun demikian,

Koprowski menolak tuduhan bahwa ia terlibat dalam menciptakan AIDS dan mengatakan bahwa

demografi dari persebaran penyakit di Afrika dapat dijelaskan dengan faktor-faktor lain yang tidak

berhubungan dengan prosedur vaksinasi (Gray, 2009 : 97).

Kedua, disebutkan bahwa  kejahatan terhadap kemanusiaan ini digagas oleh George W. Bush,

George H.W Bush, Prescott Bush, Rockefeller, Harriman dan berbagai elit politik Amerika yang

difasilitasi oleh CIA, Rockefeller Foundation dan National Institute of Health (In Lies We Trust 2007).

Mereka sepakat untuk menjalankan agenda ‘Eugenic Movement’ sekitar tahun 1900-an. ‘Eugenic

Movement’ merupakan gerakan rasialis untuk menghancurkan ras manusia yang dianggap inferior

dan meningkatkan ras manusia superior. Selain itu, HIV/AIDS dibuat oleh CIA untuk menginfeksi

bangsa African-American yang berada di Amerika (TIME, 2013). Pada dasarnya, ‘Eugenic

Movement’ dilakukan oleh Amerika untuk menekan jumlah populasi dunia dengan sasaran utama

orang-orang berkulit hitam.

Selain informasi yang didapatkan dari catatan rahasia milik Pannier, munculnya berbagai persepsi

masyarakat dunia tentang vaksin HIV/AIDS menjadikan teori konspirasi semakin kompleks. Hingga

saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obat yang kini

diberikan hanya bersifat memperpanjang usia penderita dan memperbesar kemungkinan untuk

menularkan penyakit tersebut kepada individu lain, seperti Terapi Antiretroviral (ARV). Persepsi

tersebut mendorong pemikiran kritis tentang strategi kelompok elit dalam menciptakan penyakit

beserta obatnya. Fakta yang mengejutkan muncul dari ketiga penjahat kemanusiaan, yaitu keluarga

Bush, Rockefeller dan Harriman yang ternyata bergabung dalam satu komunitas dan berkuliah di

Yale University. Kemudian faktanya, Yale University adalah pemegang hak paten dari salah satu

obat utama HIV yang dikenal dengan ‘Zenit’ atau ‘d4t’ pada awal tahun 1990-an dengan royalti yang

diterima sebesar $328.000.000,00 (Arno, 1992 : 102). Namun, seperti yang diketahui bahwa ‘Zenit’

tidak menghilangkan HIV, tetapi hanya memperpanjang usia sang penderita yang otomatis dapat

terus meningkatkan keuntungan perusahaan.

Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)

Page 5: Untuk Menguak Misteri Tersebut

Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang

“disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun,

kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal

dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse.

Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa

takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para

dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari kumpulan

serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.

Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu,

ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar

tahun 1980-1981.

Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS?

Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak

lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada

Page 6: Untuk Menguak Misteri Tersebut

tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup

mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan

eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun

sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian

HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat

kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika

yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen

vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika.

Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan

vaksin tersebut.

Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika

Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan

kepada publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”, faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah

kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu

narkotika, dan pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi

preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?

Keserupaan dengan FLU Burung

Page 7: Untuk Menguak Misteri Tersebut

Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe

(strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain

pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan

rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay

Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks

(leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada

kalangan heteroseksual.

Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahwa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain

HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa

demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung

menginfeksi kelamin gay?

Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi

retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan

Page 8: Untuk Menguak Misteri Tersebut

perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa

menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial “tertentu”. Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien

dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute

menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara

orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin

merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan peristiwa alamiah.

Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia

sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981,

pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS

adalah penyakit gay” adalah jargon yang sering dikumandangkan media.

Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya pribadi

belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari

seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi

bahaya yang tak bisa teratasi bagi masyarakat umum.” Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo

mengetahui sesuatu yang tidak ia ceritakan?

Seperti yang anda ketahui sahabat anehdidunia.com bahwa belum ditemukan penawar atau obat

untuk penyakit yang satu ini, cara pencegahaannya hanya melalui kasih sayang, jaga kebersihan

dan bercintalah hanya kepada suami atau istri anda.