Untuk Di Print
-
Upload
acelya-kencana-puri -
Category
Documents
-
view
33 -
download
0
Transcript of Untuk Di Print
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 1/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah atau sekolah
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri
merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan
sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Untuk
satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling
ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Namun, untuk satuan pendidikan
khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan
kebutuhan khusus peserta didik
. Dalam konteks bimbingan dan konseling, komponen BK sangat berperan
signifikan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini
diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana managemen layanan BK
dalam pengembangan diri siswa. Setiap konselor harus mampu memahami bagaimana
cara pengembangan diri siswa berdasarkan keanekaragaman karakter siswa. Oleh karena
itu, setiap komponen pengajar harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam manajemen layanan BK agar terjadi optimalisasi pengembangan diri
siswa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, ada beberapa masalah yang dirumuskan, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan program dalam manajemen layanan BK?
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 2/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
2
2. Bagaimana implementasi tugas seorang konselor?
3. Bagaimana pengarahan, supervisi, dan evaluasi dalam manajemen layanan BK?
4. Bagaimana implementasi layanan BK untuk pengembangan diri siswa?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mahasiswa dapat memahami perencanaan program dalam manajemen layanan BK.
2. Mahasiswa dapat memahami implementasi tugas dari seorang konselor.
3. Mahasiswa mampu memahami pengarahan, supervise dan evaluasi dalam manajemen
layanan BK.
4. Mahasiswa dapat memahami implementasi layanan BK untuk pengembangan diri
siswa.
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 3/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen dan Penyusunan Program BK Berbasis Sekolah
Menurut T. Handoko (1999) menyimpulkan bahwa manajemen adalah : bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penyusunan personalia atau kepegawaian (staff-ing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling).1
Sebelum memasuki tahun pelajaran baru, setiap guru pasti memiliki sebuah silabus yang
mana akan digunakan sebagai bahan acuan, kegiatan apa saja yang nantinya akan diberikan
kepada peserta didik. Hal ini juga semestinya dilakukan oleh seorang guru bimbingan dan
konseling. Guru bimbingan dan konseling sebelum melaksanakan tugasnya semestinya
melakukan need assasment terlebih dahulu kepada peserta didik. Hasil need assasment
tersebut dianalisis dan dibuatlah sebuah satlan (satuan layanan) yang berisi rencana program
baik tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, bahkan harian yang akan diberikan kepada
peserta didik. Program bimbingan dan konseling disusun untuk memudahkan guru BK
dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pesrta didik.2
Sekolah merupakan bagian dari pendidikan, dimana di sekolah terdapat peserta didik
yang mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Sekolah memiliki banyak sekali kegaiatan, sehingga perlu adanya suatu
management sekolah yang baik agar kegiatan – kegiatan di sekolah dapat dilaksanakan
denagan sebaik-baiknya. Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima
layanan bimbingan dan konseling, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, seorang guru bimbingan dan konseling diharuskan
1Drs. Tohirin, M.Pd. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). (PT. Raja Graffindo :
Jakarta, 2007) hlm. 271-2722 Sukardi, Dewa Ketut. Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (Alfabeta : Bandung, 2003) hlm : 22-23
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 4/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
4
membuat suatu perencanaan penyusunan program terlebih dahulu untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan
kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.3
B. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Pelayanan Konseling Berbasis Sekolah
Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur dan
persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan
menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang
dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan
jenis layanan, volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap
siswa. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi
pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan. kelengkapan
program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada
satuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan
menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis,
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka sebesar-besamya
memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan
keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan
3 Sukardi, Dewa Ketut. Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (Alfabeta : Bandung, 2003) hlm : 37-38
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 5/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
5
keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan konseling pada
umumnya.4
Sedangkan menurut Kaufan, F. W. Miller dalam Natawidjaja menyebutkan bahwa suatu
program dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para
siswa sekolah yang bersangkutan.
2. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan
kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
3. Program itu dikembangkan berangsur-angsur dengan melibatkan semuatenaga
kependidikan di sekolah dalam merencanakannya.
4. Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistik dalam pelaksanaannya.
5. Program itu mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan diantara semua
anggota staf pelaksananya.
6. Menyediakan fasilitas yang diperlukan.
7. Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan sekolah yang
bersangkutan.
8. Memberikan kemungkinan pelayanan semua siswa.
9. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan memadukan
sekolah dengan masyarakat.
10. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu sendiri
maupun kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap petugas pelaksanaanya.
11. Program itu hendaknya menjamin keseimbangan dan kesinambungan seluruh
pelayanan bimbingan.5
C. Keuntungan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berbasis Sekolah
Penyusunan program bimbingan dan konseling yang baik akan memberikan beberapa
keuntungan. Keuntungan yang dimaksud diantaranya:
1. Tujuan setiap langkah kegiatan bimbingan dan konseling akan lebih terarah dan
lebih jelas.
2. Setiap guru pembimbing akan menyadari peranan tugasnya.
4 http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/05/program-bimbingan-konseling-unsur-dan.html
5 Amti, Erman dan Marjohan. Bimbingan dan Konseling. (Depdikbud : Jakarta, 1991) hlm. 66
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 6/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
6
3. Penyediaan sarana akan lebih sempurna.
4. Pelayanan bimbingan dan konseling lebih teratur dan memadai.
5. Memungkinkan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak yang
berkepentingan dengan kegiatan bimbingan dan konseling.
6. Adanya kejelasan kegiatan-kegaiatn bimbingan dan konseling di antara
keseluruhan kegiatan sekolah.
7. Dengan adanya program bimbingan dan konseling, pelaksanaannya akan lebih
mudah untuk dipantau atau dievaluasi6
D. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berbasis Sekolah
Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan prinsip-
prinsip bimbingan dan konseling, maka dalam penyusunan perlu diperhatikan langkah-
langkah berikut:
1. Melakukan studi kelayakan.
Studi kelayakan adalah seperangkat kegiatan dalam mengumpulkan berbagai
informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk penyusunan program bimbingan
dan konseling di sekolah. dengan adanya studi kelayakan ini, kesimpulan dan saran-
saran yang disajikan pada saat akhir studi dipakai sbagai tolak ukur untuk
menentukan program bimbingan dan konseling yang perlu dikembangkan di sekolah.
dalam studi kelayakan yang dapat dipertimbangkan ialah beberapa aspek,
diantaranya: (1) sarana dan prasarana, yang kemungkinan bisa digali, (2)
pengendalian pelaksanaan program, dan (3) pembiayaan kegiatan secara keseluruhan
yang menunjang pelaksanaan program, dan berbagai aspek lainnya yang bisa digali.
Dari hasil pengkajian aspek-aspek tersebut, beberapa kemungkinan yang akan
diamnil sebagai kesimpulan bahwa: (1) suatu kegiatan sangat layak untuk
dilaksanakan, (2) suatu kegiatan layak untuk dilaksanakan, (3) suatu kegiatan kurang
layak untuk dilaksanakan, dan (4) suatu kegiatan tidak layak untuk dilaksanakan.
Sebelum program bimbingan dan konseling disusun perlu dilakukan inventarisasi
masalah dan kebutuhan berkenaan dengan pelayanan yang akan dilaksanaan. Untuk
6Nelly Nurmelly, 2012 (http://bdkpalembang.kemenag.go.id/penyusunan-program-bk-berbasis-sekolah/)
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 7/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
7
tujuan ini perlu dikumpulkan berbagai data dari semua pihak yang terkait dengan
masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang dimaksudkan itu.
2. Penetapan prioritas masalah dan kebutuhan yang akan ditangani melalui pelayanan
bimbingan dan konseling.
Menurut Schmidt (1993) prosedur pengembangan program bimbingan dan konseling di
sekolah meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Planning
Memuat prosedur dan keputusan konselor mengevaluasi ketercapaian goals pada
program yang lalu, mengakses kebutuhan-kebutuhan peserta didik, serta menyeleksi
tujuan-tujuan dan kebutuhan untuk penentuan program kegiatan. Planning dilakukan
pada awal tahun ajaran. Dari hasil asesmen kebutuhan, konselor menetapkan
keputusan yang sesuai untuk layanan preventif, developmental dan remedial.
b. Organizing
Merupakan bagian dari proses perencanaan yang memuat seleksi tujuan-tujuan utama
dan menetapkan saluran-saluran kegiatan atau layanan yang dapat mencapai tujuan-
tujuan itu. Organisasi program juga memuat penugasan (uraian tugas) dan jadwal
pelaksanaan kegiatan yang spesifik yang membantu sekolah untuk menetapkan siapayang bertanggunga jawab pada layanan yang mana dan kapan mereka harus
melaksanaan kegiatan-kegiatan itu.
c. Implementing
Merupakan fase aksi dari program bimbingan dan konseling di sekolah. Pada fase ini,
konselor, para guru dan pelaku-pelaku lainnya melaksanakan layanan-layanan yang
termuat dalam program, seperti layanan konseling individual dan kelompok, konsultasi
dengan guru dan orang tua, classroom and small group guidance, layanan testing,
crisis interventions, dan layanan referral.
d. Evaluating
Berisi prosedur yang memungkinkan konselor melihat dan menimbang keberhasilan
layanan-layanan program bimbingan dan konseling, mengidentifikasi kelemahan dan
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 8/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
8
hambatan yang muncul, dan merekomendasikan perbaikan bagi program selanjutnya.
Fase ini sangat essensial bagi identitas professional konselor, kredibilitas, dan
akuntabilitas mereka. Evaluasi program yang tepat dan menyeluruh juga
memungkinkan konselor untuk meninjai kembali tujuan-tujuan awal program dan
mengasses perkembangan/ kemajuan yang telah dicapai.7
E. Konsultasi Usulan Program Bimbingan dan Konseling
Dalam kegiatan konsultasi adalah berupa pertemuan atau rapat konselor dan petugas lain
yang terkait untuk membahas usulan atau rancangan program bimbingan dan konseling.
Beberapa kegiatan yang bissa dilakukan sebagaimana telah dikemukakan terdahulu adalah
sebagai berikut:
1. Pertemuan-pertemuan permulaan
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk menanamkan pengertian bagi para
peserta pertemuan (konselor, wali kelas, guru mata pelajaran, staf administrasi
bimbingan dan konseling, dan personel lainnya) tentang pertemuan ini melibatkan
petugas-petugas terkait, yang berminat dan tertarik, serta memiliki kemampuan dalam
bimbingan dan konseling.
2. Pembentukan panitia sementara
Kegiatan ini adalah bertujuan untuk merumuskan program bimbingan dan konseling.
Tugas-tugas dari panitia sementara ini adalah mencakup tugas menentukan program
bimbingan, rincian kegiatan, mempersiapkan bagan atau pola organisasi dari program
bimbingan dan konseling serta membuat kerangka dasar dari program bimbingan dan
konseling.
3. Pembentukan panitia penyelenggaraan program
Terbentuknya panitia penyelenggara bimbingan dan konseling selanjutnya mempunyai
tugas-tugas diantaranya: mempersiapkan pelaksanaanprogram pelayanan bimbingan
dan konseling, mempersiapkan pelaksanaan sistem pencatatan, dan mempersiapkan
pelaksanaan pelatihan bagi para pelaksana program bimbingan dan konseling.
7Drs. Tohirin, M.Pd. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). (PT. Raja Graffindo :
Jakarta, 2007) hlm. 274-277
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 9/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
9
Kegiatan berupa rapat, pertemuan, atau konsultasi dengan petugas terkait dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling, baik secara rutin maupun secara
iinsidental, secara langsung memberikan suasana yang menguntungkan, terutama untuk
menghindari kecenderungan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah, serta berusaha mewujudkan satu kesatuan cara
bertindak dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk itu peranan kepala
sekolah sebagai administrator dan pemegang peran kunci di sekolah perlu dilibatkan
dalam kegiatan ini, baik berperan sebagai policy maker maupun sebagai decicion maker
4. Penyediaan fasilitas
Fasilitas yang dimaksud disini adalah fasilitas fisik dan teknis. Kedua fasilitas ini
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan program bimbingan dankonseling di sekolah. fasilitas yang perlu disediakan diantaranya:
a. Fasilitas fisik
Meliputi : Ruang bimbingan dan konseling (Ruang kerja konselor, Ruang pertemuan,
Ruang administrasi/tata usaha bimbingan dan konseling, ruang penyimpanan data
catatan-catatan dan Ruang tunggu. Alat-alat perlengkapan ruangan bimbingan dan
konseling (Meja dan kursi-kursi, Tempat penyiapan catatan-catatan (loker, lemri, rak,
dan sebagainya), Papan tulis dan papan pengumuman)
b. Fasilitas taknis
Fasilitas teknis yang dimaksud adalah alat-alat penghimpun data, seperti angket, tes
inventori, daftar cek masalah, maupun sosiometri.
c. Penyediaan anggaran biaya
d. Pengorganisasian
e. Kriteria penilaian keberhasilan program bimbingan dan kosneling
f. Pola program bimbingan dan konseling8
8Nelly Nurmelly, 2012 (http://bdkpalembang.kemenag.go.id/penyusunan-program-bk-berbasis-sekolah/)
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 10/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
10
Penyusunan program bimbingan dan konseling berbasis sekolah didasarkan pada
kebutuhan sekolah dan di buat priorotas dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa,
konselor, dan kepala sekolah, yang disusun dengan memperhatikan berbagai aspek termasuk
fasilitas sekolah, anggaran pembiayaan yang diperlukan, bentuk-bentuk kegiatan yang akan
dilakukan, serta tenaga dari personel yang ada.
Dalam menyusun program bimbingan dan konseling berbasis sekolah yang baik, harus
memperhatikan tahap-tahap dan prosedur penyusunan program yang sudah ada demi
kelancaran dan kemudahan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
F. Implementasi Tugas Konselor dalam Pengembangan Diri Siswa
Pengembangan diri sebagaimana dimaksud dalam KTSP merupakan wilayah komplementer
antara guru dan konselor. Penjelasan tentang pengembangan diri yang tertulis dalam struktur
kurikulum dijelaskan bahwa :
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
konseli sesuai dengan kondisi Sekolah/Madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar,
dan pengembangan karir konseli.9
Dari penjelasan yang disebutkan itu ada beberapa hal yang perlu memperoleh penegasan dan
reposisi terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal,
sehingga dapat menghindari kerancuan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.10
1. Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, mengandung arti bahwa bentuk,
rancangan, dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan sebagai sebuah adegan
mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi. Namun, manakala masuk ke dalam
pelayanan pengembangan minat dan bakat tak dapat dihindari akan terkait dengan substansi
9 Suherman, Uman. 2008. Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konseling . Diakses pada tanggal 06 Mei 2013
dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/posisi-pengembangan-diri-dalam-bimbingan-dan-konseling/ 10
Suherman, Uman. 2008. Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konseling . Diakses pada tanggal 06 Mei 2013
dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/posisi-pengembangan-diri-dalam-bimbingan-dan-konseling/
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 11/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
11
bidang studi dan/atau bahan ajar yang relevan dengan bakat dan minat konseli dan disitu
adegan pembelajaran akan terjadi. Ini berarti bahwa pelayanan pengembangan diri tidak
semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan
konseling.
2. Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler mengandung arti bahwa di
dalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan bakat yang memerlukan
pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya. Inipun berarti bahwa pelayanan
pengem-bangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai
wilayah bimbingan dan konseling.
3. Kedua hal di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan substitusi atau pengganti
pelayanan bimbingan dan konseling, melainkan di dalamnya mengandung sebagian saja dari
pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual) bimbingan dan konseling yang harusdiperankan oleh konselor (periksa gambar 2).
Telaahan di atas menegaskan bahwa bimbingan dan konseling tetap sebagai bagian yang
terintegrasi dari sistem pendidikan (khususnya jalur pendidikan formal). Pelayanan
pengembangan diri yang terkandung dalam KTSP merupakan bagian dari kurikulum. Sebagian
dari pengembangan diri dilaksanakan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan
demikian pengembangan diri hanya merupakan sebgian dari aktivitas pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan. Jika dilakukan telaahan anatomis terhadap posisi bimbingan dan
konseling pada jalur pendidikan formal dapat terlukiskan sebagai berikut (lihat gambar 1).
Gambar 1. Posisi Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum (KTSP) dalam Jalur Pendidikan
Formal
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 12/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
12
Dapat ditegaskan di sini bahwa KTSP adalah salah satu subsistem pendidikan formal
yang harus bersinergi dengan komponen/subsitem lain yaitu manajemen dan bimbingan dan
konseling dalam upaya memfasilitasi konseli mencapai perkembangan optimum yang
diwujudkan dalam ukuran pencapaian standar kompetensi. Dengan demikian pengembangan diri
tidak menggantikan fungsi bimbingan dan konseling melainkan sebagai wilayah komplementer
dimana guru dan konselor memberikan kontribusi dalam pengembangan diri konseli.11
G. Pengarahan
a) Pengertian Pengarahan
Pengarahan merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling. Hatch dan Steffre mengemukakan pengarahan sebagai suatu
fase administratif yang mencakup koordinasi, kontrol, dan stimulasi terhadap yang lain.
Dalam pengarahan kegiatan bimbingan, koordinasi sebagai pemimpin lembaga
atau unit bimbingan hendaknya memiliki sifat kepemimipinan yang baik yang dapat
memungkinkan terciptanya suatu komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada.
Personil-personil yang terlibat di dalam program, hendaknya benar-benar memiliki
tanggungjawab, baik tanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya
maupun tanggungjawab terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil.
Pengarahan dalam program bimbingan itu penting : untuk menciptakan suatu
koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang ada, untuk mendorong
staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan memungkinkan kelan caran dan
efektifitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.12
b) Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai dengan pembagian
tugas layanan di sekolah
11 Suherman, Uman. 2008. Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konseling . Diakses pada tanggal 06 Mei
2013 dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/posisi-pengembangan-diri-dalam-bimbingan-dan-
konseling/
12 http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/163/jiptiain--ikalilissu-8135-3-babii.pdf diakses pada tanggal 01 Mei
2013
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 13/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
13
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan (satlan)
badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan
kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada
masing-masing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan
dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan
program kegiatan layanan bimbingan dan konseling sesuia dengan tujuan yang ingin
dicapai maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu tata kerja yang diwarnai oleh
koordinasi dan komunikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling.
Pengarahan ini juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya
sehingga memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah
direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam
pembelajaran sekolah / madarasah dapat dibentuk :
1. Kegiatan tatap muka secara klasikal dan,
2. Kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten,
kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan referensi kasus, himpunan data,
kunjungan rumah, pemanfaatan, kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam pembelajaran sekolah /
madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan pesertadidik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat
dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam
laporan pelaksanaan program. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan
peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 14/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
14
Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran
dan lain-lain.
Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya
cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-
mengajar.
Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.13
Adapun pentingnya pengarahan dalam program bimbingan ialah:
Untuk menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf
bimbingan yang ada
Untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya
Memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah
direncanakan.14
13 Karunia. 2012. Makalah Manajemen Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
http://my.opera.com/karuniayenisusilowaty/blog/2012/11/12/makalah-manajemen-program-bimbingan-dan-
konseling-di-sekolah diakses pada hari jum’at tanggal 03 Mei 2013
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 15/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
15
H. Supervisi
a) Pengertian Supervisi
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah
berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan
yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Azwar,
1996).
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian
proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).
Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-
sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan
pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan perencanaan dan
pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian
setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui
aktivitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006).
b) Manfaat dan Tujuan Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar,
2009) :
1) Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini
erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan,
14Nurjanah, Eka. 2011. Manajemen Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Dalam
http://www.infodiknas.com/manajemen-pendidikan-dan-bimbingan-konseling.htmldiakses pada hari jum’at
tanggal 03 Mei 2013
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 16/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
16
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dan bawahan.
2) Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja
ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-
sia akan dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin
pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam
arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat
dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).15
c) Langkah-langkah Supervisi
Dalam supervisi sekarang ini, pengamatan oleh pengawas dan kepala sekolah
bukan satu-satunya cara untuk mengetahui kualitas pembelajaran, mestinya pengawas
selaku penanggung jawab supervisi perlu terus-menerus berpikir untuk mencari
variasi langkah kegiatan dengan maksud memperoleh data yang lebih baik dan model
pembinaan yang lebih baik dan model pembinaan yang lebih efektif. Langkah-
langkah yang sifatnya rutin akan menghasilkan data yang rutin pula dan bentuk
pembinaanya pun menjadi rutin.
Dalam supervisi model baru yang dikaitkan dengan supervisi klinis ini disarankan
langkah-langkah alternatif berikut:
a. Pengawas bersama kepala sekolah sewilayah pembinaanya berdiskusi menyusun
rencana kerja untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun kemudian di
penggal-penggal menjadi rencana caturwulan dan bulan. Dalam rencana tersebuttertuang:
1) Aspek yang menjadi titik pusat perhatian dalam program supervisi untuk
tahun tersebut. Karena supervisi pengamatan kelas meskipun cara tersebut
15 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20582/4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 01 mei 2013
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 17/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
17
masih digunakan sebagai salah satu metode, dalam menyusun rencana tersebut
perlu disebutkan dengan jelas apa yang menjadi titik pusat perhatian, paling
tepat untuk saat tersebut.
2) Penjadwalan pelaksanaan yang mencakup lama kurun waktu dan penggalan
untuk setiap langkah kegiatan. Dalam langkah-langkah tersebut disebutkan isi,
pihak, dan sarana yang digunakan.
b. Perencanaan yang rinci dan disusun bersama antara pengawas dan kepala sekolah,
ini dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara keduanya sehingga
pelaksanaan supervisi tidak simpang siur.
c. Pengawas dan kepala sekolah menelaah instrumen yang di perlukan. Jika
pengawas dan kepala sekolah bermaksud mengaktifkan bagian lain dari hal-hal
yang biasa disupervisi, tentu saja di buku pedoman supervisi belum tersedia
instrumen untuk memantaunya. Oleh sebab itu kepala sekolah perlu menyusun
sendiri instrumen pemantauan yang diperlukan.
d. Pengawas dan kepala sekolah menyelenggarakan rapat pleno guru untuk
menjelaskan langkah program yang disusun bersama pengawas. Dalam rapat
tersebut dibagikan blangko pada semua guru, berisi tawaran kepada guru yang
ingin menggunakan kesempatan untuk mengemukakan masalah dan memerlukan
pembinaan. Untuk ini guru diberi waktu yang cukup agar dapat berpikir dengan
sungguh-sungguh masalah apa saja yang perlu mendapatkan pembinaan secara
intensif, baik apa yang dilakukan sendiri, dilakukan bersama pimpinan sekolah,
atau pengawas dan orang tua siswa.
e. Kepala sekolah menyampaikan usulan guru tersebut kepada pengawas sehingga di
antara kedua petugas supervisi tersebut dapat mengadakan pembagian tugas.
f. Pengawas dan kepala sekolah menyusun rencana operasional untuk melaksanakan
supervisi.
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 18/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
18
g. Pengawas dan kepala sekolah menyusun laporan tentang pelaksanaan supervisi
untuk lingkup wilayah yang menjadi tanggung jawabnya kepada Dinas
Pendidikan tingkat kabupaten/kota.16
c) Menurut Arhtur Jones (1970) supervisi itu mencakup dua bentuk kegiatan yaitu:
Sebagai kontrol kualitas yang direncanakan untuk memelihara,
menyelenggarakan, dan menentang perubahan
Mengadakan perubahan, penataran, dan mengadakan perubahan perilaku
Adapun manfaat supervisi dalam program bimbingan ialah:
Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing
Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para
personel bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing
Melaksanakan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-hambatan dan
permasalahan-permasalahan yang ditemui
Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar ke arah
pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.17
d) Supervisi terbagi menjadi 2 macam menurt Prof. Nana Sujana, dkk adalah :
Supervisi pendidikan adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan
aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.
Supervisi manajarial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan dan
efektivitas sekolah yang mencakup : 1) perencanaan, 2) koordinasi, 3)
16 Heru. 2012. Langkah-langkah Supervisi. http://heru-moerdhani.blogspot.com/2012/06/langkah-langkah-
supervisi.html diakses pada hari jum’at tanggal 03 Mei 2013
17Nurjanah, Eka. 2011. Manajemen Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Dalam
http://www.infodiknas.com/manajemen-pendidikan-dan-bimbingan-konseling.htmldiakses pada hari jum’at
tanggal 03 Mei 2013
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 19/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
19
pelaksanaan, 4) penilaian, dan 5) pengembangan kompetensi SDM
kependidikan dan sumber daya lainnya.18
I. Evaluasi
a) Pengertian Evaluasi
Penilaian merupakan langkah penting dalam majemen program
bimbingan. Tanpa penilaian keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program
bimbingan yang telah direncanakan tidak mungkin diketahui/ diidentifikasi.
Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana
pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain
bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi
yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
Sehubungan dengan penilaian ini, Shetzer dan Stone (1996)
mengemukakan pendapatnya bahwa evaluasi adalah kegiatan: “... making
systematic judgements of the relative effectiveness with which goals are
attained in relation to special standar ds”.
Evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi
(data) untuk mengetahui efektifitas (keterlaksanaan dan ketercapaian kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan.
Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, bekesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku atau tugas-tugas
perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.
Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan
atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan yang berkaitan dengan
pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
18Solahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : Pustaka Setia. Hal 214
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 20/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
20
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan
pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu
siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi kearah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap kefektivan layanan
bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui
sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan.
Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk
memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
19
b) Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan upaya
menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada
khususnya dan program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan
dan konseling pada umunya. Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan
konseling yang dievaluasi diantaranya: Konseling individual dan kelompok,
Konsultasi dengan siswa, orang tua, dan guru baik individual maupun kelompok,
Pengukuran minat, kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, Koordinasi
layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah. Dengan demikian
evaluasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen sistem
bimbingan dan konseling yang sangat penting karena mengacu pada hasil evaluasi
itulah dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang telah direncanakan telah dapat
mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu
dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan sebagainya.
c) Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai berikut :
19Direktorat Tenaga Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional (Surya Dharma : Direktur Tenaga Kpendidikan). 2008. Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Dalam http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195608101981011-
D._NUNU_HERYANTO/konsep_dasar,_prinsip,_asas,_fungsi,_tujuan_BPPLS.PDF diakses pada tanggal 03 Mei 2013
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 21/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
21
Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subyek yang
telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan program
dalam kurun waktu tertentu.
d) Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus, antara lain :
Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program yang telah dicapai.
Memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas dan efisiensi layanan
bimbingan dan konseling yang ada.
Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun belum dilaksanakaan dan jenis
layanan yang memerlukan perbaikan atau pengembangan.
Mengetahui tingkat partisipasi staf atau personil sekolah dalam menunjangkeberhasilan pelakanaan program.
Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan dan konseling
terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
Memperoleh informasi yang cermat dan memadai untuk kepentingan
perencanaan langkah-langkah pengembangan program.
Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik.
e) Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Agar diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan program yang diharapkan,
disamping menuntut pengelolaan yang baik, juga harus mengacu kepada prinsip-
prinsip evaluasi program. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
Evaluasi program yang efektif menuntut pengenalan yang cermat dan rini
terhadap tujuan yang akan dicapai.
Evaluai program yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang jelas. Evaluasi program membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak yang
mmiliki kompetensi profesional.
Evaluasi program menuntut umpan balik dan tindak lanjut sehingga hasilnya
dapat dicapai untuk dasar pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan.
Evaluasi program hendaknya terencana dan berkesinambuangan.
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 22/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
22
f) Langkah-langkah dalam Evaluasi
1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi
adalah memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan,
konselor harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
hal-hal yang akan dievaluasi : 1) tingkat keterlaksanaan program (proses), 2)
tingkat ketercapaian tujuan program (proses).
2. Mengembangkan atau menyususn instrumen pengumpulan data. Seperti :
inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi
dokumentasi.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data.
4. Melakukan tindak lanjut (follow up) : 1) Memperbaiki hal-hal yang
dipandang lemah, kurang tepat dengan tujuan yang ingin dicapai, 2)
Mengembangkan program.20
g) Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Shetzer dab Stone (1983) membagi pendekatan evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling ke dalam tiga pendekatan pokok, yaitu :
Pendekatan dan Metode Survei
Prosedur yag dipakai dalam pendekatan dan metode survei biasanya dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang masukan (siswa), proses, dan
hasil yang merupakan keluaran program. Temuan yang diperoleh dirumuskan
dalam profil yang bersifat deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.
Pendekatan dan Metode Eksperimen
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara riset dan evaluasi. Artinya
kegiatannya melakukan evaluasi tetapi prosedurnya memakai model riset
eksperimental. Lazimya dipakai untuk mengetahui pengaruh layanan
bimbingan dan konseling terhadap perilaku siswa. Kebutuhan pendekatan dan
metode ini muncul ketika layanan bimbingan dan konseling di sekolah
bertujuan untuk terjadinya perubahan perilaku
Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang
20Solahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : Pustaka Setia. Hal 222
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 23/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
23
siswa yang dijadikan sebagai onyek telaah kasus. Salah satu alasan
pemakaian pendekatan ini adalah dalam layanan konseling diperlukan telaah
cermat atas proses dan hasil perubahan akibat perlakuan (treatment) terhadap
diri siswa yang bermasalah (klien). Metode ini membutuhkan waktu dan
tenaga yang banyak karena bersifat longitudinal. Metode ini bermanfaat
untuk mengetahui perkembangan kepribadian klien sejak dari awal ketika ia
bermasalah, selama dibantu sampai akhirnya setelah dibantu dengan layanan
konseling.
Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Manfaat pokok dari supervisi ini adalah untuk mengendalikan
personil pelaksana bimbingan dan konseling, memantau kemungkinan-
kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil dalam pelaksanaan
tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam
pelaksanaan program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar ke arah
pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.21
J. Hakikat pengembangan diri
Pengembangan diri pada hakikatnya merupakan sasaran utama dan pertama dalam proses dan
hasil pendidikan secara keseluruhan. Hal itu mengandung makna bahwa keberhasilan proses
pendidikan akan terlihat secara nyara sampai sejauh mana siswa dapat berkembang optimal
sesuai dengan kondisi pribadi dan lingkungan masing-masing. Dalam pelaksanaa pendidikan di
tingkat satuan pendidikan, layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu strategi utama
untuk membantu siswa dalam proses pengembangan diri. Pengembangan diri siswa akan dicapai
dengan sebaik-baiknya apabila dilaksanakan melalui layanan konseling yang dikembangkan
secara terprogram dan sistematis, disertai dengan sarana yang memadai serta didukung oleh
konselor dan berpengalaman.
22
21Karunia. 2012. Makalah Manajemen Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
http://my.opera.com/karuniayenisusilowaty/blog/2012/11/12/makalah-manajemen-program-bimbingan-dan-
konseling-di-sekolah diakses pada hari jum’at tanggal 03 Mei 2013 22
Endang Sri Asturi. 2000. “Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid 1.
Jakarta: Grafindo.
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 24/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
24
K. Pengertian pengembangan diri
Pengembangan ialah proses pendidikan jangka panjang yang dipergunakan prosedur
sistematis dan terorganisasi dengan mana tenaga kerja managerial mempelajari pengetahuan
konseptual dan teoritik untuk tujuan-tujuan umum.23
Aspek-aspek pengmbangan bisa dilihat dari table berikut24
:
No Aspek Perkembangan
1 Pengembangan kemampuan Holistic
2 Penekanan kapasitas Kognitif
3 Jangka waktu Lama (panjang)
4 Materi Umum5 Akhir proses Personality
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan :
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemampuan kehidupan keagamaan
f. Kemampuan sosial
g. Kemampuan belajar
h. Wawasan dan perencanaan karir
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian
23 Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa. 2006. “Psikologi Industri dan Organisasi”. Ciputat: UIN Press. Hal. 38
24 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. hal. 38
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 25/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
25
L. Implementasi pengembangan diri siswa
Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu siswa dalam
mengembangkan kehidupan pribadi,sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karier. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan diri
siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan serta peluang yang dimiliki.
Bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling guna menunjang pengembangan diri
siswa meliputi:
1. Bidang pengembangan Pribadi.
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada
terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi
dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dengan baik.25
Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah bisa diwujudkan melalui layanan bimbingan pribadi. Bimbingan
pribadi adalah sejenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi
mencakup pengembangan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut dengan
Tuhannya dan dirinya sendiri.26
Menurut Surya dan Winkel dalam bukunya Drs. Thohirin menyebutkan bahwa
aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan pribadi adalah: (1).
Kemampuan individu memahami dirinya sendiri, (2) kemampuan individu mengambil
keputusan sendiri (3) kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut
keadaan batinnya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang menyangkut hubungannya
dengan Tuhan.Bimbingan pribadi berdasarkan yang dikemukakan Thohirin (2007) bertujuan
untuk: (1) mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi (2) mewujudkan pribadi
yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
25 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo
26 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. Hal 124
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 26/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
26
Dalam bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (Berbasis Integrasi), Thohirin menyatakan ada beberapa macam bentuk
pelayanan pribadi, yaitu
a. Layanan informasi.
Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan fisik,
motorik, bicara, emosi, social, penyesuaian social, bermain, kreatifitas, pengertian,
moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan
masyarakat dewasa ini dapat mencakup tentang cirri-ciri masyarakat maju, makna
ilmu pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
b. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan pribadi meliputi: identitas
individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat dan pendidikan, prestasi, bakat, minat,
dll.
c. Orientasi
Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup suasana, lembaga dan
objek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat, pusat kebugaran
dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi dan lain sebagainya.
2. Bidang pengembagan social27
Bimbingan social bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah social seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik,
penyesuaian diri, dan sebagainya. Bimbingan social juga bermakna suatu bantuan dari
pembimbing kepada individu agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu
bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Tujuan bimbingan social adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan
interaksi social secara baik dengan lingkungannya. Bimbingan social juga bertujuan
untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan dalam masalah
social sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan baik dan wajar dalam
lingkungan sosialnya.
27 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. Hal 127-
129
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 27/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
27
Bentuk-entuk layanan tersebut, diantaranya:
a. Layanan informasi yang mencakup : (1)Informasi tentang keadaan masyarakat
dewasa ini yang mencakup: informasi tentang cirri-ciri masyarakat maju atau modern,
makna ilmu pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia (2) Informasi
tentang cara bergaul
b. Layanan orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan social
adalah: suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan social seperti berbagai
suasana hubungan social antarindividu, dalam keluarga, organisasi atau lembaga
tertentu.
3. Pengembangan belajar
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik menurut Winkel (1991) adalah suatu
bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar
yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-
kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi
pendidikan.
Surya (1988) menyatakan bahwa bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan yang
membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan.
Menurut Surya pula, beberapa aspek masalah individu (siswa) yang memerlukan
layanan bimbingan belajar adalah: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara
belajar yang tepat, perencanaan pendidikan, dan sebagainya.28
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar atau
bimbingan akademik adalah: kemampuan belajar yang rendah, motivasi belajar yang
rendah, minat belajar yang rendah, tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu,
kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, sikap belajar yang tidak terarah, prilaku mal
adaptif dalam belajar seperti suka mengganggu teman ketika belajar, prestasi belajar
yang rendah, penyaluran kelompok belajar, dan tuntutan dari lapangan pekerjaan yang
telah dimasuki.29
28 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo hal. 130.
29 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo, hal. 129
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 28/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
28
Tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mampu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah belajar. Dalam konteks kemandirian, tujuan
bimbinganbelajar adalah agar siswa mandiri dalam belajar.30
Beberapa bentuk bimbingan layanan belajar untuk pengembangan diri siswa yang bisa
diberikan kepada siswa adalah:31
a. Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru_ tentang tujuan institusional
(tujuan sekolah dan madrasah), isis kurikulim pembelajaran, struktur organisasi
sekolah, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak pendidikan di
sekolah atau madrasah32
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang belajar yang tepat selama mengikuti
pelajaran di sekolah dan madrasah, maupun di rumah baik secara individual maupun
kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan
non akademik yang sesuai menunjang usaha belajar dan memilih program studi
lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup
penyebaran informasi (layanan informasi tentang program studi yang tersedia pada
jenjang pendidikan tertentu)
d. Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan dengan
kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program
studi tertentu dan lain sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi masalah belajar seperti kurang mampu menyusun dan
mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian,
kurang dapat berkontrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata
pelajaran, menghadapi kesulitan di rumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin, dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok belajar dan mengatur kegiatan belajar
kelompok agar dapat berjalan efektif dan efisien.
30 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo, hal. 131
31 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. Hal 131-
13232
Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. Hal 131
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 29/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
29
4. Bidang Pengembangan Karir
Tujuan pelayanan bimbingan karies di sekolah adalah agar siswa memiliki informasi
mengenai karier, jabatan atau profesi tertentu; agar siswa memperoleh pemahaman
tentang karier, pekerjaan atau jabatan tertentu secara benar; agar siswa mampumerencanakan diri dan menentukan pilihan-pilihan karier tertentu kelak setelah selesai
dari pendidikan; agar siswa mampu menyesuaikan dengan karier yang akan dipilihnya
kelak; agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari pendidikannya33
.
Selain itu bimbingan karier juga bermanfaat untuk: mengenal berbagai jenis jabatan
yang terbuka bagi dirinya dan sekaligus bermakna, serta memuaskan dan menghayati
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang berorientasi pada karier; mampu membuat
keputusan-keputusan rasional sehubungan dengan tujuan-tujuan yang ingin
diperjuangkan dalam bidang karier tertentu; melaksanaKan keputusan-keputusan
tersebut dan mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karier serta sikap-
sikap yang dituntut dalam berkarier.34
Bentuk-bentuk layanan bimbingan karir adalah:
a. Layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup: kemampuan intelektual;
bakat-bakat khusus di bidang akademik; minat-minat umum dan khusus; hasil
belajar dalam berbagai bidang studi; sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya
dengan karier seperti potensi kepemimpinan,kerajinan, kejujuran, keterbukaan dan
lain sebagainya; nilai kehidupan dan cita-cita masa depan; keterampilan-
keterampilan khusus yang dimiliki mahasiswa; kesehatan fisik dan mental;
kematangan vokasional dan lain sebagainya.
b. Layanan informasi yang berhubungan dengan lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier yang mencakup informasi pendidikan, informasi jabatan atau
informasi karier.
c. Layanan penempatan, yakni usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa
depannya selama masih di bangsku sekolah atau maadrasa dan sesudah tamat,
33 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. Hal 134
34 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo Hal 135
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 30/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
30
dalam mengambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau langsung
bekerja.
d. Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier mencakup
suasana, lembaga, dan objek karier (kerja) seperti kantor, bengkel, pabrik,
pengoperasionalan perangkat kerja tertentu, dan lain sebagainya.
5. Bidang pengembangan kehidupan beragama
Makna bimbingan pengembangan kehidupan beragama adalah bantuan yang
diberikan pembimbing kepada siswa agar mereka mampu menghadapi masalah-
masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama. Melalui layanan bimbingan dan
konseling, para siswa dibantu mencarikan alternative bagi pemecahan masalah-masalah
yang berkenaan dengan kehidupan beragama.35
Tujuan layanan bimbingan dan konseling bidang kehidupan beragama adalah agar
siswa dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran
agamanya.
Bentuk-bentuk layanan bimbingan kehidupan beragama adalah diantaranya:
a. Layanan penyampaian informasi, yang mencakup: informasi tentang
kehidupan beragama, upacara atau ritual keagamaan, tempat-tempat ibadah,
hari-hari besar keagamaan, dll.
b. Layanan orientasi yang mencakup: suasana keagamaan, lembaga dan objek
keagamaan, sarana ibadah keagamaan, ritual keagamaan, peninggalan-
peninggalan keagamaan dan lain-lain.
35 Thohirin. 2007. “Bimbingan Konseling sekolah dan madrasah berbasis integrasi”.Jakarta: Raja Grafindo. hal 139
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 31/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
31
Sementara itu, menurut Syahril dalam bukunya Ajar Profesi Pendidikan.Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang, pelayanan bimbingan dan konseling dapat dikelompokan
pada pengembangan diri bidang akademik, nonakademik, serta psikologis.
1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Akademik
Guru Bimbingan dan Konseling tidak mengajar pada kelompok mata pelajaran, namun
demikian bukan berarti mereka tidak memiliki peranan pada bidang akademik. Justru Guru
Bimbingan dan Konseling dapat menjadi penunjang keberhasilan siswa pada bidang
akademik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang akademik dimulai dari saat
pertama peserta didik memasuki sekolah, dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan
potensidirinya pada bidang akademik.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Non Akademik
Disamping pada bidang akademik, pelayanan Bimbingan dan Konseling juga dilaksanakan
pada bidangnon akademik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk mengembangkan potensi
siswa pada bidang non akademik,sehingga bakat maupun minat peserta didik dapat
berkembang secara optimal.
3. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Psikologis
4. Pemahaman aspek psikologis siswa pada institusi pendidikan memiliki kontribusi yang
sangat berarti dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sesuai
dengan karakteristik siswa yang unik dilihatdari segi perilaku, kepribadian, sikap, minat
motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, intelegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis
yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain.Tidak ada dua individu yang sama.
Perbedaan karakteristik psikologis siswa harus dipahami oleh semua guru. Namun
kenyataan tidak semua guru dapat memperhatikan hal tersebut, apalagi guru mata pelajaran
yang sering kalidikejar dengan target kurikulum yang harus dipenuhi.Pelayanan Bimbingan
dan Konseling pada bidang psikologis meliputi pengembangan pribadi siswa pada
bidang psikologis seperti pemahaman terhadap diri sendiri, konsep diri, minat, bakat,
kemampuan, sikap, sifat dansebagainya. Pelayanan ini bertujuan agar siswa lebih memahami
dirinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
5. Pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 32/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
32
Secara konseptual, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri, sebagai berikut : Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harusdiasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuaidengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atautenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diridilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
karir peserta didik.Berdasarkan rumusan di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Diri
bukan merupakan mata pelajaran yangharus diasuh oleh guru. Dengan sendirinya,
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri jelas berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran. Seperti pada umumnya, kegiatan belajar mengajar untuk setiap
mata pelajaran dilaksanakan dengan lebih mengutamakan pada kegiatan tatap muka di kelas,
sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum (pembelajaran
reguler), di bawah tanggung jawab guruyang berkelayakan dan memiliki kompetensi di
bidangnya. Walaupun untuk hal ini dimungkinkan dan bahkansangat disarankan untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran di luar kelas guna memperdalam materi
dankompetensi yang sedang dikaji dari setiap mata pelajaran.
Sedangkan kegiatan pengembangan diri seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam
reguler (jam efektif),melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat
disalurkan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan sekolah, di bawah
bimbingan pembina ekstra kurikuler terkait, baik pembina dari unsur sekolah maupun luar
sekolah. Namun perlu diingat bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang lazim diselenggarakan
disekolah, seperti: pramuka, olah raga, kesenian, PMR, kerohanian atau jenis-jenis ekstra
kurikuler lainnya yang sudahterorganisir dan melembaga bukanlah satu-satunya kegiatan
untuk pengembangan diri.Di bawah bimbingan guru maupun orang lain yang memiliki
kompetensi di bidangnya, kegiatan pengembangan diridapat pula dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan di luar jam efektif yang bersifat temporer, seperti mengadakandiskusi
kelompok, permainan kelompok, bimbingan kelompok, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
bersifatkelompok. Selain dilakukan melalui kegiatan yang bersifat kelompok, kegiatan
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 33/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
33
pengembangan diri dapat dilakukan pula melalui kegiatan mandiri, misalnya seorang siswa
diberi tugas untuk mengkaji buku, mengunjungi nara sumber atau mengunjungi suatu tempat
tertentu untuk kepentingan pembelajaran dan pengembangan diri siswa itu sendiri.
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 34/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
34
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada makalah ini, yaitu:
1. Dalam menyusun program bimbingan dan konseling berbasis sekolah yang baik,
harus memperhatikan tahap-tahap dan prosedur penyusunan program yang sudah ada
demi kelancaran dan kemudahan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir konseli.
3. Manajemen dan layanan BK dalam pengembangan diri siswa perlu melalui tahapan-
tahapan yakni pengarahan, supervisi dan evaluasi. Pengarahan berawal dari
penyusunan program BK pada siswa akan dilakukan supervisi untuk mengumpulkan
berbagai data berupa masalah ataupun data-data mengenai program dan siswa dan
diakhiri dengan evaluasi agar hasil yang didapat bisa diperbaiki ataupun dikurangi
dalam program BK selanjutnya.
4. Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang optimal akan membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan dirinya secara maksimal. Pelaksanaan itu sendiri dapat
dilakukan oleh konselor dengan cara memberikan berbagai layanan-layanan secara
terpadu dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Dengan adanya layanan
tersebut, diharapkan siswa akan berkembang dalam aspek-aspek berikut ini:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemampuan kehidupan keagamaan
7/14/2019 Untuk Di Print
http://slidepdf.com/reader/full/untuk-di-print 35/35
Kelompok 6: Gantina, Fajar, Acel, Ricky Manajemen Layanan BK dalam Pengembangan Diri Siswa
f. Kemampuan sosial
g. Kemampuan belajar
h. Wawasan dan perencanaan karir
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian
Dengan terlakasananya pengembangan aspek tersebut, maka program layanan BK
oleh konselor baru dapat dikatakan sukses.
B. SARAN
Saran yang dapat diambil dari makalah ini yaitu penyaji menyarankan agar setiap sekolah
membuat program suatu manajemen program bimbingan konseling yang terstruktur dan dikelola
dengan baik agar dapat mengembangkan potensi yang dimilki pleh setiap siswa secara optimal
dengan bantuan bimbingan dan konseling.