UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGlib.unnes.ac.id/30772/1/5101411022.pdf · perhitungan grafik volume...
Transcript of UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGlib.unnes.ac.id/30772/1/5101411022.pdf · perhitungan grafik volume...
i
ANALISIS EFISIENSI PENERANGAN JALAN UMUM
MENGGUNAKAN SISTEM PEREDUPAN STUDI KASUS DI
JALAN SULTAN AGUNG KOTA SEMARANG
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Radetia Prasetyo NIM.5101411022
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
ii
iii
iv
LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik sarjana, baik di Universitas Negeri Semarang (UNNES)
maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Perrnyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, Desember 2016
yang membuat pernyataan,
Radetia Prasetyo
NIM. 510141102
v
MOTTO
� Manusia hanya bisa berencana dan berusaha, semuanya Allah SWT yang
menentukan.
� Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyroh: 6).
� Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Maka selalu berusaha dan berdoa
selama nafas masih berhembus.
PERSEMBAHAN
� Allah SWT atas rahmat dan karunia yang sangat besar ini.
� Rasulku Muhammad SAW yang menjadi panutan sekaligus tauladanku.
� Kepada ibu tercinta (Sri Rukmini) yang tiada henti memberikan do’a,
kekuatan, dorongan serta motivasi untukku.
� Kepada bapak tercinta (Sugiyo) yang atas cintanya memberikan kekuatan yang
luar biasa didalam hidupku.
� Kepada mbah kakung, mbah putri, adek tersayang (Sindi) dan keluarga yang
selalu memberikan do’a, motivasi serta semangat.
� Kepada sahabatku Edwin, Agus, dan Wahyu yang senantiasa menemani dan
berjuang bersama selama kuliah.
� Kepada teman seperjuangan Indra, Iin. Ipang, Diana, Hartik, Rizal, Eko, Amri,
Nova, serta teman-teman PTB 2011 yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
� Kepada Septanabilla Kurniadewi yang selalu memberikan bantuan, dukungan,
dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
vi
ABSTRAK
Prasetyo, Radetia. 2016. Analisis Efisiensi Penerangan Jalan Umum Menggunakan Sistem Peredupan Studi Kasus Di Jalan Sultan Agung Kota Semarang. Dosen Pembimbing: Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd. dan
Aris Widodo, S.Pd., M.T. Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.
Penerangan Jalan Umum merupakan fasilitas vital yang dibutuhkan
sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan, meningkatkan keselamatan dan
kenyamanan pengguna jalan, mendukung keamanan lingkungan dan memberikan
keindahan lingkungan jalan pada malam hari. Penerangan jalan umum juga
diperlukan untuk menunjang aktifitas perekonomian dan mobilitas masyarakat di
malam hari.
Sistem peredupan merupakan salah satu cara untuk menghemat energi
listrik yang digunakan pada penerangan jalan umum, dengan cara mengurangi
arus daya pada lampu dengan menggunakan peredup (dimmer).
Tujuan dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui persentase
penghematan penggunaan daya pada PJU di Jalan Sultan Agung menggunakan
sistem peredupan dengan tolok ukur volume kepadatan arus lalu lintas pada jam
18:00-06:00 dihari kerja dan hari libur.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dimana
subjek pada penelitian ini adalah peredupan penerangan jalan umum. Dengan
pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Serta
perhitungan grafik volume kepadatan lalu lintas menggunakan teknik kuartil.
Hasil penelitian ini adalah seberapa besar persentase penghematan
penerangan jalan umum menggunakan sistem peredupan dengan tolok ukur
volume kepadatan lalu lintas dari pukul 18:00 sampai dengan pukul 06:00, pada
hari efektif dan hari libur.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa penerapan sistem peredupan pada penerangan jalan umum dapat
menghemat penggunaan daya lampu penerangan jalan umum sebesar 38,54%
pada hari efektif dan 36,46% pada hari libur.
Kata kunci: Sistem Peredupan; Penerangan Jalan Umum.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan
mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Penerangan Jalan Umum
Menggunakan Sistem Peredupan Studi Kasus Di Jalan Sultan Agung Kota
Semarang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada program studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di
yaumil akhir nanti, Aamiin.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk menerapkan sistem peredupan
pada penerangan jalan umum.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaiakan ucapan terimakasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
3. Dra. Sri Handayani, M.Pd Ketua Jurusan Teknik Sipil, dan ketua program
studi Pendidikan Teknik Bangunan yang telah memberi bimbingan dengan
menerima kehadiran penulis setiap saat disertai kesabaran, ketelitian,
masukan-masukan yang berharga untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd, dan Aris Widodo, S.Pd, M.T. sebagai
Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang penuh perhatian dan atas perkenaan
memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan
dalam memberikan bahan dan menunjukan sumber-sumber yang relevan
sangat membantu penulisan skripsi ini
viii
5. Drs. Supriyono, M.T. sebagai penguji yang telah memberi masukan yang
sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar,
tanggapan, menambah bobot dan kualitas skripsi ini.
6. Semua dosen Teknik Sipil FT UNNES yang telah memberi bekal
pengetahuan yang berharga.
7. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan
perkuliahan di Universitas Negeri Semarang.
Semarang, Desember 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL/COVER ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Pembatasan Masalah ................................................................................... 6
1.3 Peumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
1.6 Sistematika Skripsi ...................................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ................................ 11
2.1 Penerangan Jalan Raya .............................................................................. 11
2.2 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan ........................................................ 14
2.3 Struktur Lampu Penerangan Jalan Umum ................................................. 21
2.3.1 Lampu Penerangan Jalan ................................................................. 21
2.3.2 Armatur ........................................................................................... 21
2.3.3 Tiang Lampu Penerangan Jalan ...................................................... 24
2.4 Perancangan Penerangan Jalan .................................................................. 27
2.5 Peredupan Penerangan Jalan ..................................................................... 28
2.6 Satuan Mobil Penumpang ......................................................................... 29
2.7 Volume Kepadatan Lalu Lintas ................................................................. 30
x
2.8 Pengukuran Volume .................................................................................. 31
2.8.1 Perhitungan Secara Manual ............................................................. 31
2.9 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 31
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 33
3.1 Pengertian Metode Penelitian .................................................................... 33
3.2 Pengumpulan Data .................................................................................... 33
3.3 Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................. 36
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 37
3.6 Diagram Alur Penelitian ............................................................................ 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 41
4.1 Umum ........................................................................................................ 41
4.1.1 Kondisi Eksisting Jalan Sultan Agung Semarang ........................... 41
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 42
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................... 46
4.3 Pembahasan ............................................................................................... 66
BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 70
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 70
5.2 Saran .......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72
LAMPIRAN ......................................................................................................... 73
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut Karakteristik
dan Penggunaannya ............................................................................................17
Tabel 2.2 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan ............................................18
Tabel 2.3 Kode Indek Perlindungan IP (Index of ProtectionI) ....................22
Tabel 3.1 Tabel Instrumen Penelitian ....................................................................35
Tabel 4.1 Tabel Penelitian ................................................................................43
Tabel 4.2 Data Volume Kepadatan Lalu lintas Hari Efektif 1 ....................44
Tabel 4.3 Data Volume Kepadatan Lalu lintas Hari Efektif 2 ....................46
Tabel 4.4 Data Gabungan Volume Kepadatan Lalu lintas Hari Efektif ........47
Tabel 4.5 Data Volume Kepadatan Lalu lintas Hari Libur 1 ................................54
Tabel 4.6 Data Volume Kepadatan Lalu lintas Hari Libur 1 ................................55
Tabel 4.7 Data Gabungan Volume Kepadatan Lalu lintas Hari Libur ........57
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi Lampu Penerangan Pada Jalan Satu Arah .............................. 19
Gambar 2.2 Posisi Lampu Penerangan Pada Jalan Dua Arah ............................... 20
Gambar 2.3 Contoh Lampu Merkuri dan Lampu Sodium .................................... 21
Gambar 2.4 Tipikal Tiang Lampu Lengan Tunggal ............................................. 25
Gambar 2.5 Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda ................................................ 26
Gambar 2.6 Tipikal Tiang Lampu Tegak Tanpa Lengan ...................................... 27
Gambar 2.5 Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda ................................................ 26
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian.................................................................... 40
Gambar 4.1 Posisi Lampu Penerangan Jalan Umum ............................................ 42
Gambar 4.2 Lokasi Penelitian dan Titik Pengambilan Data ................................. 43
Gambar 4.3 Counter, Ballpoint, dan Clipboard .................................................... 44
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Data Gabungan/Rata-rata Hari Efektif ..................................... 54
Grafik 4.2 Grafik Data Gabungan/Rata-rata Hari Libur ....................................... 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Grafik Volume Kapadatan Lalu lintas Hari Efektif 1..................... 74
Lampiran 2. Grafik Volume Kapadatan Lalu lintas Hari Efektif 2..................... 75
Lampiran 3. Grafik Volume Kapadatan Lalu lintas Hari Libur 1 ....................... 76
Lampiran 4. Grafik Volume Kapadatan Lalu lintas Hari Libur 2 ....................... 77
Lampiran 5. Dokumentasi Kondisi Jalan Sultan Agung ..................................... 78
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian Hari Efektif .............................................. 79
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian Hari Libur ................................................ 80
Lampiran 8. Surat Usulan Topik ......................................................................... 81
Lampiran 9. Surat Usulan Pembimbing .............................................................. 82
Lampiran 10. Surat Tugas Pembimbing................................................................ 83
Lampiran 11. Surat Tugas Penguji Seminar Proposal Skripsi .............................. 84
Lampiran 12. Surat Berita Acara Seminar Proposal Skripsi ................................. 85
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 86
Lampiran 14. Surat Pembimbingan Penulisan Skripsi .......................................... 87
Lampiran 15. Surat Keterangan Selesai Bimbingan ............................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan suatu wilayah ditandai dengan adanya peningkatan laju
pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Peningkatan aktivitas penduduk sering
kali menimbulkan masalah bagi pengelola suatu wilayah, karena sering kali tidak
diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana serta pelayanan infrastruktur
untuk mendukung peningkatan aktivitas penduduk tersebut. Pelayanan
infrastruktur perkotaan meliputi penyediaan air bersih, drainase perkotaan, jalan,
pemukinan, persampahan, energi dan telekomunikasi, belum terintegrasi menjadi
satu kesatuan sistem yang utuh dalam penanganannya di perkotaan.
Kota Semarang merupakan kota yang strategis dan salah satu kota
terbesar kelima di negara Indonesia. Berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan
Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas
ekonomi Pulau Jawa serta merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah.
Dengan memiliki luas total 373.67 km² dan memiliki jumlah penduduk 1.773.905
jiwa. Dikota ini terdapat banyak ruas jalan umum yang membelah Kota Semarang
menjadi bagian-bagian kecil. Pada ruas-ruas jalan umum ini terdapat fasilitas
penerangan pada malam hari yang disebut penerangan jalan umum. Penerangan
yang prima mutlak diperlukan untuk jalan umum, karena jalan umum menurut
fungsinya di bagi menjadi tiga yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan
2
jalan lingkungan. Penerangan jalan umum merupakan salah satu infrastruktur
yang penggunaannya didukung menggunakan energi listrik.
Dalam kontek kota, kebutuhan infrastruktur ditentukan atau dipengaruhi
oleh struktur ruang kota. Perencana kota mengenal beberapa bentuk kota, yang
secara tidak langsung mencerminkan kemudahan interaksi antara aktivitas dan
penduduknya. Kota dapat berkembang berdasarkan suatu perencanaan yang dibuat
sebelumnya (planned city) atau berkembang begitu saja secara sepontan
(unplanned city), tanpa suatu pengendalian yang cukup. Kota-kota yang
berkembang dengan perencanaan, pada umumnya dirancang dengan
mempertimbangkan beberapa hal, seperti : kemudahan pencapaian, sirkulasi,
keamanan, keselamatan, kesehatan lingkungan dan efisiensi penggunaan dan
pengadaan infrastruktur penunjang. (Kodoatie, 2003:4)
Infrastuktur merujuk pada sisten fisik yang menyediakan transportasi,
pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial
dan ekonomi.
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem
sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Sistem
infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur
dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan
untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Definisi teknik
juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan
3
mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem
sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. (Kodoatie, 2003:9)
Salah satu pemakaian listrik yang banyak digunakan masyarakat saat ini
adalah sebagai sumber penerangan. Semakin meningkatnya tingkat mobilitas
masyarakat membuat semua kegiatan memerlukan penerangan adalah jalan raya
ataupun jalan umum. Penerangan jalan umum adalah lampu penerangan yang
bersifat publik (untuk kepentingan bersama) dan biasanya dipasang di ruas jalan
maupun ditempat tertentu seperti Taman, dan tempat umum lainnya. Energi listrik
secara nasional dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun kita sadari
bahwa penyediaan energi listrik oleh PLN tidak secepat pertumbuhan penduduk di
negara kita khususnya pertumbuhan penduduk di kota-kota besar. Oleh karena itu
kita selalu di himbau oleh pemerintah untuk menghemat penggunaan energi
listrik.
Jalan merupakan sarana transportasi yang penting. Keselamatan dan
kenyamanan pengguna jalan ditentukan oleh banyak faktor antara lain mutu jalan.
Namun demikian penerangan jalan pada malam hari juga merupakan salah satu
faktor yang penting dalam kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan serta
yang lebih utama adalah untuk keamanan, apalagi jalan-jalan di dalam kota yang
lalu lintas harian rata-rata (LHR) cukup tinggi.
Menurut Undang-Undang (UU) No 25 tahun 1999 Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. PAD terdiri atas : a) hasil pajak daerah, b)
4
hasil retribusi daerah, c) hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, dan d) lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah.
Ketentuan mengenai pajak daerah dan retribusi daerah diatur dengan
undang-undang. Jenis-jenis pajak Daerah dan retribusi Daerah disesuaikan dengan
kewenangan yang diserahkan kepada Daerah Propinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mengubah Undang-
undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
(Kodoatie 2003:61).
Penggelolaan penerangan jalan umum dilakukan oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) di tingkat Kabupaten atau Pemerintah Kota (Pemkot) di tingkat
Kotamadya. Pemda atau pemkot menarik retribusi Pajak Penerangan Jalan Umum
(PPJU) pada masyarakat melalui pembayaran rekering listrik setiap bulannya.
Prosentase pajak antar daerah atau kota berbeda beda tergantung dari pengelolaan
daerah atau kota masing-masing.
Efisiensi energi didefinisikan sebagai metode, teknik dan prinsip-prinsip
yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan output yang sama dengan
penggunaan energi lebih sedikit atau mendapatkan output yang lebih besar dengan
jumlah energi yang sama. Efisiensi energi saat ini menjadi topik yang sangat
populer karena kebutuhan dunia akan energi terus bertambah setiap tahunnya.
Dalam hal regulasi sudah banyak peraturan yang mengamanatkan melakukan
efisiensi energi. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 30 tahun 2007
dan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi,
5
efisiensi energi adalah tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah (pusat
maupun daerah), swasta, dan masyarakat.
Selain itu juga sudah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 13 tahun
2011 Tentang Penghematan Energi dan Air yang mewajibkan semua instansi
pemerintah pusat, daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) melakukan upaya penghematan energi dan air dan
melaporkannya setiap 3 (tiga) bulan kepada Presiden. Pada aktivitas penghematan
listrik, pemerintah menetapkan target penghematan sebesar 20 %.
Penerangan jalan umum (PJU) yang merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat, menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota
sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya PJU diharapkan
meningkatkan rasa aman masyarakat secara umum, meningkatkan keamanan
pengguna jalan maupun penerangan lingkungan. Dengan demikian di lokasi PJU
akan timbul rasa damai, aman, nyaman dan tentram bagi kehidupan masyarakat.
Disisi lain juga akan timbul keindahan, semarak, prestise dan terang.
Masyarakat merasa perlu dan punya hak mendapatkan dan menikmati
PJU sebagai bentuk kompensasi membayar iuran PJU melalui tagihan rekening
listrik. Minat masyarakat berswadaya memasang PJU sangat tinggi, sehingga
menimbulkan pertumbuhan PJU yang sangat pesat dan tidak terbendung, serta
sebagian besar tidak berijin, dan pada umumnya tidak menggunakan lampu yang
hemat energi dengan tingkat penerangan yang tinggi. Sehingga PJU perlu ditata
dengan cara menggunakan sistem peredupan. Sementara beban Pemerintah atas
tagihan PJU per bulan yang selalu meningkat, dapat ditekan.
6
Sebagai salah satu contoh pada pengambilan studi kasus di jalan Sultan
Agung kota Semarang yang merupakan jenis jalan arteri sekunder yang memiliki
dua arah dan menjadi jalur lintas Kota Semarang. Sehingga jenis kendaraan
pribadi, angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, dan kecepatan rata-rata
tinggi dapat melintasi pusat kota. Pada jalan tersebut terdapat PJU yang selalu
menyala selama 12 jam/hari secara penuh. Padahal sesuai dengan uraian di atas,
perlunya kita mengefisiensikan penggunakan daya pada PJU yang ada agar dapat
menghemat energi dan biaya.
Mencermati dari apa yang telah dijabarkan di atas maka dilakukan
penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi Penerangan Jalan Umum Kota
Semarang Menggunakan Sistem Peredupan Studi Kasus Jalan Sultan
Agung”.
1.2 Pembatasan Masalah
Batasan masalah digunakan peneliti untuk membatasi dan memfokuskan
penelitian pada Analisis Efisiensi Penerangan Jalan Umum Kota Semarang
Menggunakan Sistem Peredupan Studi Kasus Jalan Sultan Agung.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah hanya pada:
a) Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah titik lampu yang berjumlah
36 titik di ruas Jalan Sultan Agung yang dibatasi antara lampu
merah/pertigaan Jalan Dr. Wahidin sampai perempatan AKPOL
Semarang.
b) Subyek penelitian yaitu peredupan Penerangan Jalan Umum.
7
c) Penelitian dilakukan hanya untuk mendapatkan persentase penghematan
penggunaan daya pada Penerangan Jalan Umum jalan Sultan Agung
Semarang menggunakan sistem peredupan dengan tolok ukur volume
kepadatan lalu lintas.
d) Volume kepadatan lalu lintas didapatkan dengan menghitung banyaknya
mobil roda 4 dan lebih dari roda 4 yang melewati ruas Jalan Sultan Agung
dengan rentang waktu per 15 menitan mulai dari jam 18:00 sampai dengan
jam 06:00 WIB.
e) Penelitian dilakukan 4 hari yaitu pada hari Senin dan Rabu untuk mewakili
hari kerja serta hari Jumat dan Sabtu untuk mewakili hari libur namun
tidak pada hari libur nasional. Serta dilaksanakan pada malam hari (pukul
18:00) ketika lampu penerangan jalan umum menyala sampai dengan pagi
hari (pukul 06:00).
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan
diungkap dalam penelitian ini adalah tentang efisiensi penerangan jalan umum
dengan menggunakan sistem peredupan.
Kemudian rumusan masalah tersebut yaitu :
Seberapa besar persentase penghematan penggunaan daya dengan menggunakan
sistem peredupan pada PJU di jalan Sultan Agung Kota Semarang ?
8
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persentase penghematan penggunaan daya pada PJU di Jalan Sultan
Agung menggunakan sistem peredupan dengan tolok ukur volume kepadatan arus
lalulintas pada jam 18:00-06:00 dihari kerja dan hari libur.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan
dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta
dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Bangunan di Universitas Negeri Semarang.
1.5.2 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan kepada Pemerintah
Kota Semarang untuk perawatan dan perbaikan pelayanan Penerangan Jalan
Umum di Kota Semarang.
1.6 Sistematika Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu
bagian awal, isi, dan bagian akhir.
9
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi meliputi: judul, abstrak, lembar pengesahan,
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi
Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada
tiap babnya.
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi gambaran mengenai latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Bagian ini mengemukakan tentang landasan teori yang mendukung
dalam pelaksanaan penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan
teknik pengumpulan data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini mencakup analisis data penelitian serta pembahasannya.
BAB V : Penutup
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang
relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
10
3. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi berisikan daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penerangan Jalan Raya
Dengan adanya perkembangan pembangunan jalan raya yang terjadi di
kota-kota besar maka akan berdampak pada tingkat kepadatan jalan raya. Jalan
merupakan sarana yang penting dalam suatu wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Menurut (SNI 7391 Th 2008) jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi jalan menurut fungsinya :
a. Jalan Arteri
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
b. Jalan Kolektor
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
12
c. Jalan Lokal
Merupkan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Penerangan jalan raya mempunyai dua fungsi pokok yaitu fungsi
keamanan dan fungsi ekonomi. Keamanan pengguna jalan berkaitan dengan kuat
penerangan sesuai dengan kecepatan kendaraan, serta kerataan penerangan pada
bidang jalan. Kebutuhan daya (kW) penerangan pada suatu ruas jalan sangat
bervariasi tergantung pada geometri permukaan jalan, lampu yang digunakan dan
faktor refleksi permukaan jalan. Sedangkan fungsi ekonomi jalan berkaitan
dengan distribusi barang.
Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah lampu yang digunakan untuk
penerangan jalan dimalam hari sehingga mempermudah pejalan kaki, pesepeda
dan pengendara kendaraan dapat melihat dengan lebih jelas jalan/medan yang
akan dilalui pada malam hari, sehingga dapat meningkatkan keselamatan lalu
lintas dan keamanan dari para pengguna jalan dari kegiatan/aksi kriminal.
Selain itu menurut (SNI 7391Th 2008) lampu penerangan jalan adalah
bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di
kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk
menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk
persimpangan jalan, jalan layang, jembatan dan jalan di bawah tanah.
Berikut ini merupakan fungsi dari penerangan jalan di kawasan
perkotaan:
13
a. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan
b. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan
c. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan,
khususnya pada malam hari
d. Mendukung keamanan lingkungan
e. Memberikan keindahan lingkungan jalan
Penerangan jalan mempertimbangkan enam aspek yaitu : (1) Kuat rata
penerangan (E rata-rata) yang besarnya berdasarkan pada kecepatan maksimal
kendaraan yang diizinkan, (2) Distribusi cahaya pada tengah jalan dengan tepi
jalan dengan perbandingan 3:1, (3) Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan
keletihan mata, mengurangi kenyamanan berkendara sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan, (4) Arah cahaya menyudut 5º hingga 15º (5) Warna
cahaya lampu pelepasan gas berpengaruh terhadap warna tertentu, (6) Lingkungan
berkabut dan berdebu mempunyai faktor absorsi terhadap cahaya yang
dipancarkan oleh lampu. (Muhaimin, 2001: 180)
Terdapat klasifikasi jalan beserta kuat penerangan rata-rata sebagai
berikut
a. Jalan bebas hambatan atau jalan Tol (> 20 Lx)
b. Jalan utama, yaitu jalan yang menuju atau melingkar kota ( 15-20
Lx)
c. Jalan penghubung, yaitu jalan percabangan jalan utama ( 7-10 Lx)
d. Jalan kampung atau Lokal (3-5 Lx)
e. Jalan setapak atau gang (3-5Lx)
14
Faktor pemakaian merupakan perbandingan antara arus cahaya yang
sampai pada bidang yang diterangi dengan arus cahaya yang dihasilkan sumber
penerangan, sedangkan faktor kehilangan cahya lebih disebabkan sumber
cahayanya, misalnya depresi kerena umur pemakaian, lampu padam/putus,
pengotoran pada permukaan bola lampu atau armatur. Jika untuk penerangan jalan
raya digunakan lampu yang arus cahayanya besar maka kuat penerangan yang
sama jarak tiang menjadi lebih jauh.
Kehilangan cahya pada sumber penerangan jalan dipengaruhi dua faktor
yaitu : (1) Penurunan kemampuan sumber penerangan (lampu dan armatur)
karena umur pemakaian, (2) Pengotoran terhadap armaturnya dapat menyebabkan
perubahan sifat lastik maupun prismatik penutup armatur. (Muhaimin, 2001:182).
Untuk menghemat energi listrik, apabila kepadatan lalu lintas berkurang
maka kuat penerangan jalan dapat dikurangi dengan memadamkam sebagian
lampu tanpa mengurangi keamanan jalan. Cara lain untuk menghemat energi
adalah dengan menggunakan “rangkaian ekonomis” yaitu mengurangi arus sekitar
40% dengan cara menambah impendansi balast. Kedua metode dapat dilakukan
dengan menggunakan saklar waktu atau saklar otomatis yang kerjanya tergantung
pada kepadatan lalu lintas aktual. (Muhaimin, 2001:184)
2.2 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan
Pertimbangan keekonomian dalam perencanaan penerangan jalan
merupakan hal utama yang diperhatikan, oleh karena itu perlu ditetapkan kriteria
15
yang digunakan sebagai basis dalam perencanaan penerangan jalan. Perencanaan
penerangan jalan terkait dengan kriteria sebagai berikut ini :
a. Volume lalu lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang
bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dll.
b. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (lay-out) jalan dan
persimpangan jalan.
c. Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal,
dll.
d. Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi
pantulan cahaya lampu penerangan.
e. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik
lampu dan lokasi sumber listrik.
f. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-
lain, agar perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan
ekonomis.
g. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan
daerah sekitarnya.
h. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.
Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan
penerangan jalan antara lain sebagai berikut :
a. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
b. Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan)
tajam.
16
c. Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat
parkir, dll.
d. Jalan-jalan berpohon.
e. Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk
pemasangan lampu di bagian median.
f. Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah
(terowongan).
g. Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak
berinterferensi dengan jalannya.
Lampu penerangan jalan harus menggunakan armatur (perlindungan)
untuk melindungi dari air hujan, debu, atau kotoran lainnya. Hal ini sangat
penting agar lampu penerangan jalan lebih awet dan berumur panjang mengingat
lampu penerangan jalan merupakan sarana yang penting untuk menunjang segala
aktifitas di jalan raya.
Jenis-jenis lampu penerangan jalan secara umum menurut karakteristik
dan penggunaanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
17
Tabel 2.1
Jenis lampu penerangan jalan secara umum menurut karakteristik dan
penggunaannya
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
Penataan/pengaturan letak lampu penerangan jalan diatur seperti pada
table di bawah ini. Di daerah-daerah atau kondisi dimana median sangat lebar (>
18
10 meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap
arah) perlu dipertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu penerangan
jalan kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini,
pemilihan penempatan lampu penerangan jalan direncanakan sendiri-sendiri untuk
setiap arah lalu-lintas.
Berikut ini adalah penataan letak lampu penerangan jalan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2
Penataan letak lampu penerangan jalan
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
Posisi pemasangan lampu penerangan menurut Muhaimin (2001:185) ada
enam yaitu :
a. Pemasangan dengan menggantung pada tengah jalan.
b. Pemasangan pada satu sisi jalan.
c. Pemasangan pada dua sisi jalan.
19
d. Pemasangan pada dua sisi jalan berhadapan berselang seling.
e. Pemasangan pada dua sisi median jalan
f. Pemasangan pada dua sisi median jalan berselang seling.
Gambar 2.1 Posisi lampu penerangan pada jalan satu arah
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
20
Gambar 2.2 Posisi lampu penerangan pada jalan dua arah
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
2.3 Struktur Lampu Penerangan Jalan Umum
2.3.1 Lampu Penerangan Jalan
Berdasarkan jenis sumber cahaya, lampu penerangan jalan umum dapat
pula dibedakan atas 2 (dua) macam yaitu lampu mercuri dan lampu sodium.
21
a. Lampu merkuri b. Lampu Sodium
Gambar 2.3 Contoh lampu merkuri dan lampu sodium
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
2.3.2 Armatur
Armatur adalah rumah lampu yang digunakan untuk mengendalikan dan
mendistribusikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu yang dipasang di
dalamnya.
Rumah lampu diklasifikasikan menurut tingkat perlindungan terhadap
debu/benda dan air dengan istilah IP (Index of Protection) yang memiliki
2(dua) angka, angka pertama menyatakan indek perlindungan terhadap
debu/benda, dan angka kedua menyatakan indek perlindungan terhadap air.
Sistem IP merupakan penggolongan yang lebih awal terhadap penggunaan
peralatan yang tahan hujan dan sebagainya, dan ditandai dengan lambang.
Semakin tinggi indek perlindungan (IP), semakin baik standar perlindungannya.
Pada umumnya, indek perlindungan (IP) yang sering dipakai untuk klasifikasi
lampu penerangan adalah : IP 23, IP 24, IP 25, IP 54, IP 55, IP 64, IP 65, dan IP
66.
22
Berikut ini merupakan kode Indek Perlindungan (IP) pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Kode Indek Perlindungan IP (Index of Protection)
23
Lanjutan
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
24
2.3.3 Tiang Lampu Penerangan Jalan
Tiang merupakan komponen yang digunaka untuk menopang lampu.
Beberapa jenis tiang yang digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi dan
tiang octagonal. Berdasarkan bentuk lengannya (stang ornament), tiang lampu
jalan dapat dibagi :
1. Tiang lampu dengan lengan tunggal
2. Tiang lampu dengan lengan ganda
3. Tiang lampu tegak (tanpa lengan)
Agar lebih indah, maka lengan tiang lampu jalan dapat divariasikan
sehingga dapat menambah keindahan kota. Tiang lampu jalan, ditanam dalam
suatu pondasi tiang sehingga berdiri kokoh.
Tiang lampu dengan lengan tunggal ini pada umumnya diletakkan pada
sisi kiri atau kanan jalan. Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan
tunggal seperti diilustrasikan pada Gambar 2.4
25
Gambar 2.4 Tipikal tiang lampu lengan tunggal
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
Selanjutnya adalah tiang lampu dengan lengan ganda yang khusus
diletakkan di bagian tengah/median jalan, dengan catatan jika kondisi jalan yang
akan diterangi masih mampu dilayani oleh satu tiang. Tipikal bentuk dan struktur
tiang lampu dengan lengan ganda seperti diilustrasikan pada Gambar 2.5
26
Gambar 2.5 Tipikal tiang lampu lengan ganda
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
Tiang lampu tegak tanpa lengan ini terutama diperlukan untuk menopang
lampu menara, yang pada umumnya ditempatkan di persimpangan-persimpangan
jalan ataupun tempat-tempat yang luas seperti interchange, tempat parkir, dll.
Jenis tiang lampu ini sangat tinggi, sehingga sistem penggantian/perbaikan lampu
dilakukan di bawah dengan menurunkan dan menaikkan kembali lampu tersebut
menggunakan suspension cable.
27
Gambar 2.6 Tipikal tiang lampu tegak tanpa lengan
(Sumber SNI 7391 Th 2008)
2.4 Perancangan Penerangan Jalan
Ketika merancang penerangan jalan maka perlu diketahui lebar dan kelas
jalan, pengaruh lingkungannya untuk menentukan koefisien pemakaian, serta
Kurva Distribusi Kandeka (KDK) lampu yang akan digunakan.
28
Kuat penerangan rata-rata untuk penerangan jalan dapat ditentukan dengan
persamaan :
ФL . KP . FKC
Er =
J . L
Dimana :
ФL = Arus cahaya lampu (lumen)
KP = Koefisien pemakaian.
FKC = Faktor kerugian Cahaya.
Er = Kuat Penerangan (lux)
J = Jarak antar lampu (m)
L = Lebar jalan (m). (Muhaimin, 2001:186).
Untuk mensuplai penerangan jalan pada ruas yang panjang menimbulkan
tegangan anjlok yang besar. Untuk mengurangi kerugian tegangan sekaligus untuk
memperkecil penampang penghantar maka digunakan sistem instalasi dengan
tegangan 1 kV. Tegangan masukan untuk lampu adalah 220 V untuk itu
diperlukan transformator penurun tegangan.
2.5 Peredupan Penerangan Jalan
Untuk menghemat energi listrik, apabila kepadatan lalu lintas berkurang
maka kuat penerangan jalan dapat dikurangi dengan memadamkan sebagian
lampu tanpa mengurangi keamaanan jalan. Cara lain untuk menghemat energi
adalah dengan menggunakan “rangkaian ekonomis”/peredupan yaitu mengurangi
29
arus sekitar 40% dengan cara menambah impedansi balast. Kedua metode tersebut
dapat dilakukan menggunakan saklar waktu atau saklar otomatis yang kerjanya
tergantung pada kepadatan lalu lintas aktual. (Muhaimin 2001:184)
Pengaturan kuantitas pencahayaan sumber penerangan (lampu) terhadap
besaran listrik sering disebut peredup (dimmer). Pada prinsipnya peredupan
cahaya lampu adalah mereduksi arus cahaya yang dikeluarkan lampu. Peredup
memanfaatkan rangkaian kelistrikan menggunakan prinsip-prinsip pengaturan
tegangan masukan, pengaturan arus, dan pegaturan sudut penundaan. (Muhaimin
2001:92)
Penyalaan dan pemadaman penerangan jalan yang efisien pada waktu
yang tepat sangat penting bila memang akan diberikan pelayanan yang
memuaskan. Pengontrolan satu persatu biasanya mahal tetapi kadang-kadang
diperlukan. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan sakelar tangan, mekanis,
ataupun sakelat fotoelektronis yang disingkronisasikan (Hobbs 1995:554)
2.6 Satuan Mobil Penumpang
Satuan mobil penumpang (smp) adalah suatu ukuran yang menunjukkan
ruang jalan yang dipergunakan oleh suatu jenis kendaraan serta kemampuan
manuver kendaraan tersebut. Atas dasar definisi di atas maka secara sederhana
nilai smp mobil penumpang (kendaraan ringan) adalah 1, nilai smp sepeda motor
<1 dan nilai smp kendaraan berat >1. Dengan bertambah tingginya proporsi
sepeda motor dalam lalu lintas di Indonesia (Putranto dan Setyarini, 2011)
terdapat pemikiran untuk memperkenalkan ssm (satuan sepeda motor) seperti
30
yang banyak diusulkan di Vietnam yang punya masalah yang sama. Namun
mungkin para ahli dan pemerintah lebih baik berkonsentrasi untuk
mengembangkan angkutan umum yang baik sambl mengendalikan jumlah sepeda
motor. (Leksmono S 2003)
2.7 Volume Kepadatan Lalu Lintas
Volume adalah sebuah peubah (variabel) yang paling penting pada teknik
lalu lintas, dan pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan
dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Jumlah gerakan
yang dihitung dapat meliputi hanya tiap macam moda lalu lintas saja, seperti :
pejalan kaki, mobil, bis atau mobil barang, atau kelompok-kelompok campuran
moda. Periode-periode waktu yang dipilih tergantung pada tujuan studi dan
konsekuensinya, tingkat ketepatan yang dipersyaratkan akan menentukan
frekuensi, lama, dan pembagian arus tertentu (Hobbs 56:1995).
Kepadatan adalah jumlah kendaraan (atau smp) yang berada di lokasi
jalan pada jarak tertentu pada saat tertentu dalam kendaraan/km atau smp/km.
Istilah lain kepadatan adalah kerapatan, konsentrasi dan desnity. (Leksmono S
2003). Kepadatan lalu lintas jalan dapat diketahui dari nilai lalu lintas harian rata-
rata dengan indikator satuan mobil penumpang (smp). Berdasarkan MKJI
(Manajemen Kapasitas Jalan Indonesia) untuk kendaraan bermotor roda 2 (dua)
dengan indek koefisien 0,25 smp, untuk mobil atau kendaraan roda 4 (empat)
dengan indek koefisien 1 smp, sedangkan untuk kendaraan dengan roda lebih dari
4(empat) memiliki indek koefisien 1,5 smp.
31
Volume kepadatan lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang
melewati pada suatu titik ruas jalan tertentu dalam satuan waktu terentu
(kendaraan/jam, kendaraan/hari).
2.8 Pengukuran Volume
2.8.1 Perhitungan Secara Manual
Biasanya, sebagian perhitungan harus dibuat secara manual,
dengan alasan untuk mengecek beroperasinya alat-alat atau untuk melebarkan
kurun dan jenis observasi yang dikumpulkan secara otomatis. Dalam bentuk
yang paling sederhana, pengamat mencatat pada lembar formulir survei,
setiap kendaraan yang lewat menurut klasifikasi macam kendaraan dan
memakai formulir terpisah untuk setiap periode perhitungan. Lembaran-
lembaran ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah tiap macam
kendaraan yang melewati pengamat selama periode itu.
Tugas pengamat dapat dipermudah dengan memakai alat
penghitung mekanik atau elektrik, yang sering ditempelkan pada sebuah
papan sehingga jumlah total itu untuk setiap periode waktu dan kategori atau
macam kendaraan dapat dicatat dengan mudah sebelum angka pencatat pada
alat penghitung dikembalikan ke angka nol lagi. (Hobbs 57:1995)
2.9 Kerangka Berfikir
Dalam perkembangan suatu wilayah ditandai dengan adanya
peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Peningkatan aktivitas
32
penduduk sering kali menimbulkan masalah bagi pengelola suatu wilayah, karena
seringkali tidak diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana serta
pelayanan infrastruktur untuk mendukung peningkatan aktivitas penduduk
tersebut.
Penerangan jalan umum yang merupakan salah satu sarana dan prasarana
sebagai penerangan jalan dimalam hari sehingga mempermudah pejalan kaki,
pesepeda dan pengendara kendaraan dapat melihat dengan lebih jelas jalan/medan
yang akan dilalui pada malam hari, sehingga dapat meningkatkan keselamatan
lalu lintas dan keamanan dari para pengguna jalan dari kegiatan/aksi kriminal.
Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Semarang adalah
kurangnya perawatan untuk PJU dan dana pajak penerangan umum yang terbatas
dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang memasang penerangan jalan yang
sebagian besar tidak berijin serta pada umumnya tidak menggunakan lampu yang
hemat energi. Selain itu juga penyalaan PJU selama 12 jam/hari secara penuh
menyebabkan tidak optimalnya penggunaan PJU.
Oleh karena itu penghematan penggunaan daya pada PJU jalan Sultan
Agung Semarang perlu dilakukan. Yaitu dengan menerapkan atau menggunakan
sistem peredupan untuk PJU dengan tolok ukur volume kepadatan arus lalu lintas
pada jam 18:00-06:00 dihari kerja dan hari libur sehingga dapat menghemat
penggunaan daya untuk PJU jalan Sultan Agung Semarang
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu
penerapan sistem peredupan pada penerangan jalan umum dengan tolok ukur
volume kepadatan lalu lintas mempunyai pengaruh yang besar terhadap efisiensi
penggunaan daya pada penerangan jalan umum di jalan Sultan Agung Kota
Semarang. Dapat disimpulkan besar persentase penghematan daya penerangan
jalan umum pada hari efektif sebesar 38,54% dan persentase penghematan daya
penerangan jalan umum pada hari libur sebesar 36,46%. Melihat dari besarnya
persentase pengaruh di atas maka sistem peredupan pada penerangan jalan umum
di jalan Sultan Agung Kota Semarang dengan tolok ukur volume kepadatan lalu
lintas dapat menghemat penggunaan daya penerangan jalan umum.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :
a) Pemerintah Kota Semarang sebaiknya perlu melakukan penghematan
penggunaan daya pada penerangan jalan umum, agar dapat
menekan/menghemat biaya tagihan listrik kepada PLN. Sehingga dari
penghematan biaya tersebut dapat diaplikasikan pada perawatan struktur
71
lampu penerangan jalan seperti lampu, armatur, dan tiang lampu
penerangan jalan.
b) Melihat dari keterbatasan penelitian maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut sampai pada perhitungan persentase penghematan biaya
penggunaan daya penerangan jalan umum dan perhitungan investasi alat
peredupan yang disebut dimmer. Serta penelitian ini sebaiknya dapat
dilaksanakan pada seluruh ruas jalan yang terdapat lampu penerangan
jalan umum di Kota Semarang.
72
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 7391 Spesifikasi Penerangan Jalan di
Kawasan Perkotaan. Jakarta.
Direkrotat Jendral Bima Marga. 1997. Manual Kapasitas jalan Indonesia (MKJI).
Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Hobbs, F D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Kodoatie, Robert J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan, Bandung : Refika Aditama.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Semarang Tahun 2000-2010. Semarang.
Putranto, Leksmono S. 2013. Rekayasa Lalu-Lintas Edisi 2. Jakarta : Indeks
Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.