UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018
Transcript of UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018
Kode/Rumpun Ilmu: 773/Pendidikan Fisika
Bidang Fokus : V (Teknologi Informasi
dan Komunikasi)
LAPORAN TAHUNAN
PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
JUDUL PENELITIAN:
PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN LABORATORIUM
FISIKA SEKOLAH MENGGUNAKAN APLIKASI DARING
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
TIM PENGUSUL:
Dr. Nyoto Suseno, M.Si./0011056715
Drs. Partono, M.Pd../ 0013046603
Riswanto, M.Pd.Si./ 0215088901
Dibiayai oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
sesuai dengan Kontrak Penelitian
Nomor: 2108/SP2H/K2/KM/2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
OKTOBER 2018
ii
iii
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan membangun model pengelolaan laboratorium fisika
sekolah secara daring. Target yang ingin dicapai adalah dihasilkan sistem
pengelolaan laboratorium fisika sekolah daring yang memudahkan komunikasi
antara guru dan pengelola laboratorium, serta memudahkan dalam mencari alat
dan bahan yang tersedia di laboratorium sekolah. Hasil penelitian sebelumnya
menemukan bahwa setelah pengelolaan laboratorium IPA/Fisika sekolah dibenahi
dan dugunakan, dijumpai beberapa masalah, diantaranya terjadi ketidak-sinkronan
antara rencana praktikum guru dengan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Hal
tersebut terjadi karena para guru kesulitan dalam mengakses atau mendapatkan
informasi tentang persediaan alat dan bahan praktikum. Sehingga perlu adanya
komunikasi dan koordinasi yang lebih intens, namun hal tersebut sulit dilaksanakan
karena wajib berdiri guru 24 jam pelajaran dan tidak sempat lagi untuk koordinasi.
Guna mengatasi hal tersebut, maka dikembangkan sistem pengelolaan laboratorium
fisika sekolah daring, agar mempermudah komunikasi antar pengelola laboratorium
sekolah, terutama antara guru, kepala Laboratorium dan laboran.
Banyak sekolah telah memiliki laboratorium IPA/fisika serta memiliki
fasilitas internet. Para guru dan laboran juga sudah terbiasa menggunakan laptop
dan hand pone android. Maka penelitian ini akan mengembangkan model
Pengelolaan Laboratorium Fisika Sekolah Menggunakan Aplikasi Daring.
Penelitian ini meliputi 3 tahap, yaitu tahap studi pendahuluan (sudah dilaksanakan),
tahap pengembangan dan tahap desiminasi. Penelitian pendahuluan telah
dilaksnakan, sehingga penelitian direncanakan akan berlangsung selama dua tahun.
Tahun pertama tahap pengembangan yang meliputi pembuatan desain aplikasi
pengelolaan laboratorium dan validasi (validasi ahli dan uji coba), dan tahun kedua
desiminasi produk dan meneliti dampak yang ditimbulkan. Teknik pengambilan
data menggunaka koesioner, observasi, wawancara dan dokumen, sedangkan
analisis data menggunakan deskriftif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil pengembangan dan analsisi data sementara diperoleh kesimpulan:
produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring sudah terwujud meskipun
belum sempurna, yang memiliki menu: home, profil, data inventaris, sumber daya
manusia, standard operational procedure, panduan Praktikum, laboratorium
virtual, dan penelitian. Sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring ini dapat
mengatasi kendala komunikasi antara guru dengan pengelola laboratorium serta
mempermudah guru dalam mengakses data alat dan bahan laboratorium. Saran
yang dapat dikemukakan antara lain: produk sistem pengelolaan laboratorium
sekolah daring perlu disempurnakan baik desain, isi maupun kemudahan
penggunaan, serta perlu dilakukan sosialisasi dan kerjasama dengan sekolah, dinas
pendidikan ataupun dengan kemendikbud untuk memperluas penggunaan dan
implementasi produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring.
Key word: sistem pengelolaan daring, laboraturium fisika, implementasi produk
iv
PRAKATA
Alhamdulillah, kami bersyukur kehadirat Alloh SWT yang telah
memberikan karuniaNya, sehingga laporan penelitian akhir tahun pertama ini
dapat kami selesaikan. Selanjutnya kami juga mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam kegiatan penelitian ini. Terutama
ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Bapak Direktur DRPM Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan
Kemenristek-dikti Republik Indonesia
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Metro
3. Bapak Kepala LPPM Universitas Muhammadiyah Metro
4. Bapak Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
5. Bapak Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Metro
6. Ibu Kepala SMA Negeri 1 Metro
7. Kepala Laboratorium dan laboran dari laboratorium fisika SMA Negeri
1 Metro
8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Fisika di FKIP Universitas
Muhammadiyah Metro
9. Bapak dan Ibu Guru Fisika di SMA Negeri 1 Metro.
10. Mahasiswa Prodi pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah
Metro
11. Serta semua pihak yang telah berperan dalam pelaksanaan penelitian ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Semoga Laporan Penelitian ini bermanfaat dan dapat dikembangkan lebih lanjut.
Metro, 30 Oktober 2018
Ketua Peneliti,
Dr. Nyoto Suseno, M.Si
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………........... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
RINGKASAN…..…………………………………………………………… iii
PRAKATA…………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI…………...…………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ix
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….
1.2 Temuan yang Ditargetkan ……………………………………..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………... ……………………..
2.1 Laboratorium Fisika Sekolah …………... ……………………..
2.2 Peran Laboratorium Fisika dalam Pembelajaran ……………....
2.3 Perkembangan Pengelolaan Laboratorium Sekolah …………...
2.4 Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan
2.5 State of The Art Penelitian ……………………………………...
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………………………...
3.1 Tujuan Penelitian ……………………………………………….
3.2 Manfaat Penelitian ……………………………………………...
BAB 4 METODE PENELITIAN …………………………………………….
4.1 Jenis dan Desain Penelitian …………………………………..
4.2 Subjek dan Objek Penelitian ………………………………...
4.3 Waktu dan Lama Penelitian …………………………………
4.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian …………………………...
4.5 Variabel dan Instrumen Penelitian …………………………….
4.6 Pengolahan dan Analisis Data …………………………………
4.6.1 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif .........................
4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif ........................
4.7 Indikator Capaian Penelitian …………………………………..
1
1
3
5
5
5
7
8
8
10
10
10
12
12
12
12
12
15
16
16
16
16
vi
BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ……….. ……………….
5.1 Hasil Penelitian yang Sudah Dicapai ……… ………………..
5.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Laboratorium Sekolah ..............
5.1.2 Desain Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring
5.1.3 Hasil Penilaian terhadap Produk Melalui FGD .................
5.1.4 Pelaksanaan Ujicoba Produk ..............................................
5.2 HasilUjicoba Model Pengelolaan laboratorium Sekolah Sistem
Daring .........................................................................................
5.3 Luaran Penelitian yang Sudah Dicapai …..………………….
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………………………….
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..
7.1 Kesimpulan .................................................................................
7.2 Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
LAMPIRAN
18
18
18
19
20
21
22
24
26
28
28
29
30
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Target Capaian Penelitian 3
Tebel 2 Capaian Luaran yang Telah Dihasilkan 4
Tabel 3 Hasil Penelitian yang Relevan (Roadmap Penelitian) 9
Tabel 4 Variabel dan Instrumen Penelitian 15
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Ujicoba 15
Tabel 6 Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Metode
Praktikum di Laboratorium
23
Tabel 7 Aktivitas Laboran dalam Penyelenggaraan Praktikum 24
Tabel 8 Data Publikasi Artikel Ilmiah 24
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian ................................................. 13
Gambar 2 Desain Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring ............ 19
Gambar 3 Tampilan Awal Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring 20
Gambar 4 Tampilan Produk sistem Pengelolaan Laboratorium Daring .......... 22
Gambar 5 Data Hasil Penilaian dalam Ujicoba produk ................................... 22
Gambar 6 Code QR untuk Link Akses Sistem Pengelolaan laboratorium
Sekolah daring..................................................................................
25
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kontrak Penelitian
Lampiran 2 Ijin Penelitian
Lampiran 3 Halaman Muka Produk Sistem Pengelolaan laboratorium Sekolah
Daring
Lampiran 4. Artikel ilmiah yang sedang proses Publikasi pada Jurnal Ilmiah
Nasional Terakreditasi
Lampiran 5. Artikel Ilmiah yang sedang proses publikasi pada Seminar
Internasional
Lampiran 6. Artikel Ilmiah yang sedang proses publikasi pada Prosiding Seminar
Nasional
Lampiran 7. Sertifikat Hak Cipta Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah
Daring
Lampiran 8 Draft Panduan Penggunaan Sistem Pengelolaan Laboratorium
Sekolah Daring
Lampiran 9 Draft Buku dengan judul: Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah
Era Revolusi Industri 4.0.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan delapan standar
pendidikan melalui PP RI No. 19 Tahun 2005 yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan standar, standar pendidik dan kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian. Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007,
Laboratorium adalah salah satu standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi
oleh setiap satuan pendidikan formal. Oleh karena itu melalui berbagai program
pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan laboratorium IPA-fisika mulai
dari pengadaan gedung laboratorium, prasarana laboratorium, peralatan dan bahan
laboratorium serta penyiapan sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan
terhadap para guru tentang pengelolaan laboratorium.
Hasil penelitian Suseno (2012) tentang keberadaan laboratorium IPA
termasuk fisika di Kota Metro, dari 69 sekolah negeri dan swasta (SMP/MTs dan
SMA/MA) sebanyak 79,9 % sekolah telah memiliki laboratorium IPA yang cukup
memadai. Dari sekolah yang telah memiliki laboratorium IPA tersebut baru 21%
(hanya 17,4% dari seluruh sekolah) yang telah dikelola dan digunakan dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian juga menemukan beberapa
kendala dan masalah dalam pengelolaan laboratorium, yaitu: 1) kepala laboratorium
hanya sebagai profesi sampingan, sedangkan profesi kepala laboratorium yang
sesungguhnya adalah guru, 2) laboran belum menguasai dan memahami berbagai
alat laboratorium dan pekerjaan laboran, 3) motivasi guru untuk menggunakan
laboratorium dalam pembelajaran kurang, 4) laboratorium belum dikelola baik,
sehingga jika guru menggunakan laboratorium harus menyiapkan sendiri mulai dari
perencanaan, menyiapkan alat, serta pengembalian dan penyimpanan alat, 5) alat-
alat laboratorium IPA/fisika belum tersusun dengan baik, sehingga untuk mencari
satu jenis alat saja diperlukan curah waktu dan tenaga yang cukup banyak.
Renstra Penelitian UM Metro bidang unggulan (1) Pendidikan memiliki
agenda pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk
pengelolaan sumberdaya kependidikan, pembelajaran, lingkungan belajar, dan
keilmuan yang relevan. Karena itu upaya yang telah dilakukan oleh UM Metro
2
untuk mengatasi masalah dalam pemberdayaan laboratorium IPA/fisika,
diantaranya melalui pendampingan dalam pengelolaan laboratorium di sekolah baik
SMP maupun SMA di Kota Metro pada tahun 2015 dan 2016. Kegiatan yang
dilakukan dalam pendampingan pengelolaan laboratorium antara lain meliputi:
penataan dan pelabelan alat dan bahan; dihasilkan dokumen inventaris barang, alat
dan bahan laboratorium; dokumen Sistem Pengelolaan Laboratorium sekolah;
standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan Laboratorium; program kerja
Laboratorium; modul praktikum; dan jadwal praktikum.
Hasil kajian Suseno & Riswanto (2017) saat melakukan uji coba penggunaan
Laboratorium setelah dilakukan pembenahan, ditemukan bahwa pelaksanaan
praktikum sesuai jadwal pelajaran tidak mengganggu mata pelajaran lain. Dari
jadwal mata pelajaran fisika yang tersedia, saat pembelajaran menggunakan metode
praktikum di laboratorium hanya berlebih 3,7 menit, waktu perpindahan dari kelas
ke laboratorium atau sebaliknya rata-rata hanya memerlukan waktu 3,3 menit.
Waktu untuk persiapan alat praktikum memerlukan rata-rata 14,7 menit, dan proses
penyimpanan alat praktikum memerlukan waktu rata-rata 10,7 menit. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah manajemen dan administrasi laboratorium dibenahi,
laboratorium sekolah dapat dimanfaatkan dalam menunjang proses pembelajaran
IPA-fisika dengan baik dan memudahkan pelaksanaan praktikum.
Namun demikian dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa kendala teknis
diantaranya terjadi ketidak-sinkronan antara rencana praktikum guru dengan
persediaan alat dan bahan di laboratorium, misalnya spesifikasi alat tidak sesuai
atau alat dan bahan yang diperlukan tidak tersedia. Hal tersebut terjadi karena guru
kesulitan dalam mengakses atau mendapatkan informasi tentang keberadaan alat
dan bahan praktikum serta spesifikasinya yang tersedia di Laboratorium.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka para guru harus melakukan koordinasi
dengan laboran sebelum membuat rencana praktikum atau sebelum melaksanakan
pembelajaran. Dengan demikian, maka diperlukan tambahan curah waktu dari para
guru untuk merencanakan praktikum. Padahal jumlah jam wajib tatap muka guru
sebanyak 24 jam pelajaran. Karena itu Suseno & Riswanto (2017) menyarankan
untuk mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium sekolah dengan
memanfaatkan teknologi informasi, minimal dikembangkan sistem inventaris
3
daring, sehingga mempermudah komunikasi antar pengelola laboratorium sekolah,
baik guru maupun laboran. Berdasarkan uraian permasalahan dan saran tersebut,
serta sesuai dengan Renstra Penelitian UM Metro poin f tentang Pengembangan
dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) secara maksimal. Bidang keunggulan 1.
Pendidikan, dengan agenda pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) untuk pengelolaan sumberdaya kependidikan, pembelajaran, lingkungan
belajar, dan keilmuan yang relevan. Sesuai uraian tersebut, maka dilakukan
penelitian pengembangan dengan judul: Pengembangan model Pengelolaan
Laboratorium fisika Sekolah Menggunakan Aplikasi Daring.
1.2 Temuan yang Ditargetkan
Target luaran dari penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu: (1) produk berupa
model pengelolaan laboratorium fisika Sekolah menggunakan aplikasi Daring, (2)
hak cipta produk berupa sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring terdaftar
di Kemenkumham Republik Indonesia, (3) Publikasi ilmiah berupa artikel ilmiah
ke jurnal ilmiah maupun ke proseding seminar, dan (4) dihasilkan buku, serta (5)
tingkat kesiapterapan teknologinya (tkt) mencapai level 5 di tahun kedua. Secara
lengkap target keluaran dapat dikemukakan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Target Capaian Penelitian
No Jenis Luaran Indikator Capaian
Kategori Sub kategori Wajib Tambahan TS TS+1
1. Artikel ilmiah
dimuat di jurnal
Internasional
bereputasi
Tidak ada
Nasional Terakreditasi √ Draft Submitted
2.
Artikel Ilmiah
dimuat di
Proseding
Internasional terindeks Tidak ada
Nasional √ Terdaftar
Sudah
dilaksanakan
3. Invited speaker
dalam temu ilmiah
Internasional Tidak ada
Nasional Tidak ada
4. Visiting Lecturer Internasional Tidak ada
5. Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI)
Paten Tidak ada
Paten sederhana Tidak ada
Hak Cipta √ Terdaftar Granted
Merek Dagang Tidak ada
Rahasia Dagang Tidak ada
Desain Produk Industri Tidak ada
Indikasi Geografis Tidak ada
Perlindungan Varietas
Tanaman
Tidak ada
Perlindungan
Topografi Sirkuit
Terpadu
Tidak ada
4
6. Teknologi Tepat Guna √ Draft Produk
7. Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/
Rekayasa Sosial √ Draft Produk
8. Buku Ajar (ISBN)
√ Draft Sudah
terbit
9. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) √ 4 5
Pelaksanaan penelitian tahun pertama telah dilaksanakan dan target tahun
pertama telah tercapai. Beberapa luaran yang sudah dicapai pada penelitian tahun
pertama dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 2 Capaian Luaran yang Telah Dihasilkan
No Jenis Luaran Capaian
1. Artikel ilmiah dimuat di jurnal Nasional terakreditasi Submited
2. Artikel ilmiah dimuat pada proseding seminar terdaftar
3. Hak kekayaan Intelektual berupa Hak Cipta terdaftar
4. Model Pengelolaan Lab sekolah daring Produk
5. Buku Ajar (ISBN) Draft
6. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 4
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laboratorium Fisika Sekolah
Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan standar pendidikan,
melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, yang
meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga
pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Berdasarkan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007, Laboratorium adalah salah satu standar sarana dan
prasarana yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan formal.
Menurut Jones, dkk (2016) penggunaan laboratorium dapat meningkatkan
pengalaman peserta didik. Kemudian Gandhi, dkk (2016) mengemukakan bahwa
kegiatan laboratorium dapat meningkatkan dua aspek secara berulang, yaitu
perkembangan eksperimennya dan perkembangan pada diri peserta didik. Peserta
didik menunjukkan peningkatan secara berulang pada berbagai kondisi. Berkaitan
dengan peran eksperimen Laboratorium, Dittrich, dkk. (2016) menemukan bahwa
eksperimen laboratorium pada peristiwa entropy dapat meningkatkan pemahaman
intuisi tentang entropy, sebagai intuisinya adalah berupa pengetahuan dan
pengalaman. Kemudian Kemp, dkk (2016) menemukan bahwa pada fenomena
cahaya banyak bentuk-bentuk esensial pada gelombang yang torlokalisasi relatif
jelas, hemat dan sesuai untuk eksperimen laboratorium di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa peranan
laboratorium sekolah sangatlah penting dalam pengembangan pendidikan fisika,
baik pada aspek pedagogi maupun aspek peningkatan kemampuan peserta didik.
Dengan kegiatan laboratorium di sekolah maka selain dapat dikembangkan
kemampuan peserta didik (mind-on dan hands-on), metode atau strategi berbagai
praktikum juga dapat berkembang.
2.2 Peran Laboratorium Fisika dalam Pembelajaran
Para ahli pendidikan umumnya sependapat bahwa peserta didik akan lebih
mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika pembelajarannya melibatkan
contoh-contoh yang konkrit atau mengalaminya sendiri. Dalam membangun konsep
dan prinsip dalam pemahaman fisika, akan lebih mudah jika dilakukan melalui kegiatan
praktik (hands-on activity). Dengan kegiatan eksperimen pembelajaran dapat
6
berlangsung sebagaimana para ahli menemukan teori, yaitu melalui pengamatan,
merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data
dan membuat kesimpulan yang disebut dengan pendekatan ilmiah.
Rustaman (2010) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum,
yaitu: (1) praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar, (2) praktikum dapat
mengembangkan keterampilan proses sains (3) praktikum menjadi wahana belajar
dengan pendekatan ilmiah, dan (4) praktikum menguatkan pemahaman peserta didik
melalui penemuan atau pembuktian teori. Kahnle, dkk (2012) mengemukakan bahwa
kegiatan eksperimen dapat mengubah pandangan siswa tentang pelajaran fisika,
mereka lebih dapat memahami materi fisika dan juga memahami prosesnya. Kemudian
Jones, dkk (2016) menemukan bahwa dalam mempelajari fisika, peran laboratorium
dapat memperkuat pemahaman pada semua kondisi polarisasi melalui fakta
termasuk bentuk polarisasasi elips. Melalui laboratorium pengalaman siswa dalam
eksperimen bidang optika meningkat. Yolinda, dkk. (2011) juga menemukan bahwa
pembelajaran menggunakan praktikum pada konsep metabolisme dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kegiatan eksperimen
dalam pembelajaran memungkinkan berkembangnya berbagai potensi peserta didik,
baik minat, keterampilan proses, pemahaman materi fisika, serta kemampuan berpikir
kritis. Paetkau, dkk. (2013) menemukan bahwa penggunaan simulasi dapat membantu
siswa dalam persiapan praktikum hingga 20%. Level laboratorium tidak berkorelasi
dengan tingkat persiapan siswa, tingkat kesiapan tidak berpengaruh terhadap
kemampuan siswa secara menyeluruh, namun hal tersebut cukup memberi harapan.
Karena itu pengelolaan laboratorium, agar penggunaan laboratorium menjadi mudah
sangat dibutuhkan.
Penelitian Suseno (2012) menemukan bahwa perkuliahan menggunakan metode
eksperimen dapat mengembangkan hasil belajar baik pada aspek sikap, psikomotor
maupun aspek kognitif. Dengan berkembangnya berbagai potensi peserta didik yang
ditimbulkan dalam kegiatan eksperimen, maka sangat penting untuk memperhatikan
peran laboratorium dan memikirkan bagaimana sistem pengelolaan laboratorium
sekolah yang efektif dan efisien.
7
2.3 Perkembangan Pengelolaan Laboratorium Sekolah
Saat ini telah berkembang dua tipe laboratorium, yaitu laboratorium
sesungguhnya (berbentuk fisik/nyata) dan laboratorium virtuil (berupa simulasi atau
animasi). Keduanya memiliki peranan penting untuk saling melengkapi dalam proses
pembelajaran fisika. Untuk konsep atau fenomena konkrit sangat baik menggunakan
laboratorium fisik, namun untuk fenomena abstrak atau fenomena perubahan yang
memerlukan waktu lama atau singkat, maka laboratorium virtuil sangat membantu
dalam memperlihatkan fenomena yang abstrak sehingga teramati, serta
kejadian/perubahan yang lama/singkat dapat diamati/disimulasikan.
Penggunaan laboratorium virtuil berperan sebagai alat peraga yang memiliki
kecenderungan dalam membangun mind-on peserta didik dan kurang berperan dalam
membangun aktivitas hands-on. Sedangkan laboratorium fisik mampu
mengembangkan kedua potensi tersebut, melalui berbagai kegiatan eksperimen. Karena
itu laboratorium fisik sangat diperlukan. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam
mendukung terlaksananya kegiatan eksperimen dalam pembelajaran, diantaranya
adalah: kelengkapan sarana-prasarana, ketersediaan dan kecakapan SDM, sistem
pengelolaan laboratorium dan sebagainya. Bedasarkan Permendiknas RI Nomor 26
tahun 2008, pengelola laboratorium meliputi: kepala laboratorium, laboran dan teknisi
laboratorium, sedangkan standar sarana prasarana sekolah/madrasah termasuk
didalamnya memuat standar laboratorium IPA/Fisika tertuang dalam Permendiknas RI
Nomor 42 tahun 2007. Sedangkan untuk sistem pengelolaan laboratorium belum ada
standar yang ditetapkan.
Suseno, dkk. (2014) mengemukakan bahwa dalam administrasi laboratorium
terdapat enam jenis data inventaris, yaitu format A (denah dan data ruang), format
B (data barang), format C (data alat), format D (data bahan), format E (data
ketenagaan) dan format F (agenda kegiatan laboratorium). Hasil penelitian
Novianti (2011) menemukan bahwa: “kontribusi pengelolaan laboratorium IPA
dan motivasi belajar siswa terhadap efektivitas proses pembelajaran menunjukkan
tingkat kontribusi yang cukup kuat”.
Hasil implementasi sistem pengelolaan laboratorium IPA/Fisika sekolah
secara manual, ditemukan beberapa kendala diantaranya koordinasi antar guru dan
pengelola laboratorium kurang berjalan baik, karena kesibukan guru dalam
8
memenuhi 24 jam tatap muka, karena itu Suseno & Riswanto (2017) menyarankan
untuk mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium sekolah dengan
memanfaatkan teknologi informasi, minimal dikembangkan sistem inventaris
Daring, sehingga mempermudah komunikasi antar pengelola laboratorium sekolah,
baik guru maupun laboran.
2.4 Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat dan
sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan dan memudahkan
berbagai jenis pekerjaan. Aktivitas manusia termasuk di dalamnya profesi guru,
saat ini juga dirasakan sangat tinggi dan cepat, sehingga kita sering merasakan
kekurangan waktu dan tenaga dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Untuk itu
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam membantu tugas guru
menjadi alternatif pilihan yang tepat. Nadji (2016) mengemukakan bahwa
kenyataan sempitnya waktu dan biaya dalam pengembangan keprofesionalan guru
fisika untuk salaing bertemu, maka twitter dan blogs dapat dipertimbangan
sebagai alternatif minimal yang baik untuk menghemat biaya dan waktu yang
sempit.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan
dalam pendidikan. Berdasarkan ungkapan di atas, maka untuk mengatasi masalah
komunikasi antara laboran dan guru serta pengelola laboratorium lainnya,
pemanfaatan media Daring akan dapat membantu mengatasi keterbatasan waktu
dan tenaga guru sains yang pembelajarannya membutuhkan kegiatan praktikum di
laboratorium.
2.5 State of The Art Penelitian
Penelitian terdahulu yang relevan dengan pengembangan model pengelolaan
laboratorium fisika menggunakan aplikasi Daring dapat digunakan sebagai dasar,
sekaligus untuk mengetahui atau mengungkapkan posisi penelitian (State of the
Art). Beberapa penelitian yang relevan dikemukakan pada Tabel 3.
9
Tabel 3. Hasil Penelitian yang Relevan (Roadmap Penelitian)
Peneliti, tahun, sumber Hasil Penelitian
Suseno, 2012, Prosiding
Seminar Nasional di FKIP
UM Metro, 1 September
2012. Hal. 132 – 139
Metode eksperimen dapat mengembangkan hasil belajar
yang lebih lengkap dan bermakna, meliputi aspek sikap,
psikomotor dan kognitif.
Dittrich, dkk. (2016) The
Physics Teacher. Volume 54
Nomor 6, hal.: 348 – 350.
Eksperimen laboratorium pada peristiwa entropy dapat
meningkatkan pemahaman intuisi tentang entropy,
sebagai intuisinya adalah berupa pengetahuan dan
pengalaman.
Kemp, dkk . 2016. Amirican
Journal of Physics. Volume
84, No. 10, hal.: 746 – 751.
Banyak bentuk-bentuk esensial pada fenomena cahaya,
berupa gelombang yang torlokalisasi relatif jelas. Ini
cukup hemat dan sesuai untuk eksperimen laboratorium
di sekolah.
Jones, dkk. 2016. American
Journal of Physics. Volume
84. No. 11, hal.: 822 – 835
Penggunaan laboratorium dapat meningkatkan
pengalaman peserta didik.
Gandhi, dkk. 2016. .
American Journal of Physics.
Volume 84. No. 9. hal: 696 –
703.
Kegiatan laboratorium dapat meningkatkan dua aspek
secara berulang, yaitu perkembangan pada
eksperimennya dan perkembang pada diri peserta didik.
Kegiatan peserta didik menunjukkan peningkatan secara
berulang pada berbagai konteks/kondisi.
Nadji, 2016. The Physics
Teacher. Volume 54. Nomor
8. Halaman: 486 – 487.
Sempitnya waktu dan biaya dalam pengembangan
keprofesionalan guru fisika untuk salaing bertemu,
dapat diatasi dengan twitter dan blogs.
Suseno & Riswanto, 2017.
Jurnal Pendidikan Fisika.
Volume 5. Nomor 1. Hal.:
76- 86.
Untuk mempermudah komunikasi antar pengelola
laboratorium sekolah, baik guru maupun laboran, maka
perlu dikembangkan sistem pengelolaan laboratorium
sekolah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, minimal dikembangkan sistem inventaris
daring.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode pembelajaran
eksperimen menimbulkan dampak yang lebih baik terhadap peserta didik. Dengan
demikian, peran laboratorium sangat penting dalam pembelajaran fisika. Peran
penggunaan laboratorium tidak hanya memberikan pengalaman yang lebih
terhadap peserta didik, namun juga memungkinkan terjadinya perkembangan ilmu
pengetahuan melalui berbagai perkembangan eksperimennya. Dalam pengelolaan
dan pemanfaatan laboratorium sering dijumpai masalah keterbatasan waktu dan
tenaga, hal tersebut dapat diatasi melalui pemanfaatan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Karena itu penelitian ini akan mengembangkan model
pengelolaan laboratorium fisika sekolah menggunakan aplikasi Daring.
10
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengelolaan
laboratorium IPA/fisika sekolah secara daring. Untuk memfokuskan arah
penelitian ini, maka perlu diuraikan tujuan khusus penelitian sebagai berikut:
1) Memotret kebutuhan sekolah dalam pengelolaan laboratorium IPA secara
komprehensif.
2) Memotret sumberdaya sekolah untuk melihat potensi yang diperlukan dalam
pengembangan model pengelolaan laboratorium IPA sekolah berbasis daring
3) Menganalisis dan menentukan desain model pengelolaan laboratorium IPA
sekolah berbasis daring yang paling efektif dan efisien.
4) Membuat model pengelolaan laboratorium IPA Sekolah berbasis aplikasi
daring
5) Menguji efektifitas dan efisiensi model pengelolaan laboratorium IPA
berbasis aplikasi daring dalam menunjang proses pembelajaran.
6) Menganalisis keunggulan dan kelemahan dari model pengelolaan laboratorium
IPA berbasis aplikasi daring.
3.2 Manfaat Penelitian
Sebagian besar (79,9%) sekolah telah memiliki sarana dan prasarana
laboratorium IPA cukup memadai, namun hanya 17,4% sekolah yang telah
menggunakan laboratorium dalam mendukung proses pembelajaran. Karena itu
perlu segera dicarikan jalan keluar untuk memberdayakan sarana prasarana
laboratorium IPA sekolah. Banyak kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan
laboratorium IPA sekolah, diantaranya: (1) Sistem pengelolaan laboratorium IPA
sekolah yang belum efektif dan efisien, (2) Sistem inventaris alat dan bahan
laboratorium yang belum baik, sehingga untuk mencari satu jenis alat saja
diperlukan curah waktu dan curah tenaga yang cukup banyak, (3) Jam tatap muka
guru mata pelajaran yang cukup banyak (24 jam pelajaran) banyak, dan beberapa
kendala teknis lainnya, yang mengakibatkan kebanyakan sekolah tidak maksimal
dalam memanfaatkan laboratorium IPA. Karena itu pemanfaatan aplikasi daring
untuk pengembangan model pengelolaan laboratorium IPA sekolah menjadi
sangat penting dan mendesak untuk dilakukan.
11
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah mengatasi masalah sempitnya waktu
untuk koordinasi dan komunikasi antara guru, kepala laboratorium dan
laboratorium dalam mengoptimalkan potensi laboratorium sekolah untuk
menunjang proses pembelajaran. Karena itu dengan sistem pengelolaan
laboratorium sekolah daring ini, maka laboratorium sekolah akan dapat
dimanfaatkan secara maksimal dan efisien.
12
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R & D), untuk
memperoleh sistem pengelolaan laboratorium fisika sekolah daring, sehingga
penggunaan laboratorium sekolah dalam mendukung proses pembelajaran dapat
berjalan lebih optimal, efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran
yang lengkap mengenai kondisi laboratorium fisika di sekolah, kebutuhan
sekolah, keinginan para warga sekolah dan masalah-masalah yang dihadapi serta
potensi yang dapat diberdayakan dalam mengoptimalkan penggunaan
laboratorium fisika sekolah. Data kuantitatif digunakan untuk melihat dampak
pengembangan model laboratorium fisika menggunakan aplikasi Daring terhadap
kinerja guru dan siswa dalam kegiatan eksperimen di laboratorium fisika sekolah.
4.2 Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium fisika UM Metro dan
laboratorium Sekolah (fisika, kimia dan biologi) di Kota Metro. Objek
penelitiannya adalah pengelolaan Laboratorium fisika Sekolah dan potensi
pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dalam hal ini
media aplikasi daring.
4.3 Waktu dan Lama Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung selama 2
tahun, mulai tahun 2018 sampai 2019. Tahun pertama, melakukan
pengembangan model pengelolaan Laboratorium fisika sekolah menggunakan
aplikasi daring, dan tahun kedua melakukan desiminasi model pengelolaan
laboratorium fisika sekolah menggunakan aplikasi daring untuk melihat
keefektifan dan keefisienan model yang dikembangkan serta melihat dampak atau
hasil dari model yang dikembangkan terhadap kualitas pembelajaran di sekolah.
4.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian
Rancangan pengembangan model pengelolaan laboratorium fisika sekolah
menggunakan aplikasi daring meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah studi
13
pendahuluan yang meliputi studi lapangan dan studi literatur, tahap kedua adalah
pengembangan model dan tahap ketiga adalah desiminasi produk dan melihat
dampaknya. Tahap pertama (studi pendahuluan) telah dilaksanakan, karena itu
pada penelitian ini diusulkan untuk pelaksanaan tahap kedua dan ketiga yang akan
berlangsung selama dua tahun, sesuai berikut:
TAHUN PERTAMA Tahun Kedua
TAHAP PENGEMBANGAN TAHAP DESIMINASI
Pembuatan Desain Validasi Produk &
Revisi DESIMINASI PRODUK
Gambar 1. Rancangan Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi pelaksanaan penelitian setiap tahapan diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap I Studi Pendahuluan (Sudah Dilaksanakan)
Studi pendahuluan telah dilaksanakan di Kota Metro, malalui kegiatan
pendampingan dalam pengelolaan Laboratorium IPA SMP dan Laboratorium
Fisika SMA. Pada kegiatan tersebut ditemukan berbagai kendala dan peluang
diantaranya: (1) curah waktu guru yang sempit dalam penyiapan kegiatan
praktikum, karena jam wajib mengajar 24 jam, (2) Inventaris alat secara
manual dirasa masih menyulitkan guru dalam membuat rancangan kegiatan
praktikum, (3) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
Penerapan Produk
Penerapan Model Pengelolaan
Laboratorium fisika
menggunakan aplikasi Daring
pada Dua Sekolah Sebagai
Piloting
Validasi Ahli
1. Validasi ahli
/Expert Judgement
2. Merevisi produk
berdasarkan
review Para Ahli
Membuat Instrumen Validasii & Uji
Produk
1. Menetapkan kriteria
keberhasilan dan jenis
instrumen yang akan
digunakan
3. Merancang instrumen
Penelitian
4. Merancang desain uji
coba Produk
Uji Coba Produk
- Melakukan Uji Model
Pengelolaan Lab IPA
Daring skala terbatas
- Melihat respon
pengguna dari uji coba
pada perencanaan dan
pelaksanaan praktikum
di Lab
- Observasi
- Dokumentasi
- Refleksi dan evaluasi
Study Dampak
Penggunaan Produk
Melakuan penelitian terhadap
dampak penggunaan Model
Pengelolaan Laboratorium
fisika menggunakan aplikasi
Daring, terkait efisiensi dan
efektifitas produk, serta kajian
terhadap keunggulan dan
kelemahan produk.
Membuat Desain Produk
Model Pengelolaan
Laboratorium Fisika
Sekolah
Menggunakan
Aplikasi Daring
14
semakin pesat. Berdasarkan kendala dan peluang tersebut, maka perlu
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam
pengelolaan laboratorium fisika di sekolah guna mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi para guru dalam penyiapan kegiatan praktikum.
b. Tahap II Pengembangan (Tahun Pertama)
Tahap ini membuat produk awal pengelolaan laboratorium fisika
sekolah dengan memanfaatkan aplikasi Daring. Kemudian merumuskan
indikator dan kriteria ketercapaiannya, merancang instrumen untuk mengukur
setiap indikator dan melakukan validasi dan uji coba terhadap produk yang
dikembangkan. Validasi dilakukan terhadap desain produk yang telah
dikembangkan melalui dua bentuk validasi, yaitu validasi ahli (expert
judgement) dan validasi lapangan. Masing-masing validasi diuraikan sebagai
berikut:
1) Validasi Ahli (Expert Judgement), pada pelaksanaan validasi ahli
diperlukan 3 orang ahli untuk menilai kelayakan model pengelolaan
laboratorium fisika sekolah menggunakan aplikasi daring. Validasi terhadap
model yang dikembangkan meliputi aspek design, subtansi, dan
fleksibilitas model dalam penggunaanya. Dari validasi ahli tersebut
diperoleh beberapa catatan perbaikan, yang kemudian digunakan untuk
melakukan penyempurnaan model yang dikembangkan.
2) Validasi Lapangan, hasil rancangan yang telah divalidasi berdasarkan
pandangan dan pendapat para ahli, kemudian diuji coba pada Laboratorium fisika
UM Metro. Pada pelaksanaan uji lapangan ini semua aspek baik proses
maupun hasil pelaksanaan diamati sesuai indikator dan instrumen yang
telah dipersiapkan. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan melalui
observasi, test, wawancara, dokumentasi dan kuesioner.
3) Revisi Produk, berdasarkan hasil validasi ahli dan validasi lapangan,
maka dilakukan revisi terhadap Model Pengelolaan Laboratorium fisika
sekolah menggunakan aplikasi daring untuk penyempurnaan produk.
c. Tahap III Desiminasi Produk dan Dampaknya (Tahun Kedua)
Tahap ini adalah implementasi dari Model Pengelolaan Laboratorium
fisika menggunakan aplikasi daring yang telah dikembangkan di
15
Laboratorium Sekolah, untuk mengkaji dampak yang dihasilkan terkait
kefisienan dan keefektifan produk, serta mengkaji keunggulan dan
kelemahan produk. Desiminasi dilaksanakan di dua laboratorium fisika
sekolah sebagai piloting.
4.5 Variabel dan Instrumen Penelitian
Kaitan antara variable, indikator dan metode pengambilan data beserta
instrumen dan teknik analisis data, dikemukakan pada Tabel 3.
Tabel 4. Variabel dan Instrumen Penelitian
No. Variabel/Aspek Indikator Sumber Data Metode/
Instrumen
Teknik
Analisis Data
1. Fleksibilitas - Kemudahan akses
- Kemudahan
penggunaan
- Keterjangkauan dana
- keterjangkauan fasilitas
- Kepala
Sekolah
- Pengawas
- Guru
- Kepala Lab
- Laboran
- Kuesioner/
angket
- Wawancara
Analisis
Deskriptif
kualitatif
2. Efektivitas - Kesesuaian dengan
kebutuhan manajemen
- Kesesuaian dengan
kebutuhan proses
pembelajaran
- Kesesuaian dengan
kondisi sar-pras sekolah
- Kesesuaian dengan
kebutuhan SDM
- Dokumen
sarpras
- Dokumen
SDM
- Kondisi fisik
dan non fisik
sekolah
- Guru
- Kepala lab
- Laboran
-Observasi
-Dokumentasi
- Kuesioner
-wawancara
Analisis
Deskriptif
kualitatif
3. Efisiensi
- Kebutuhan Biaya
- Kebutuhan SDM
- Kebutuhan fasilitas
- Curah waktu
- Kepala
Sekolah
- Kepala Lab
- Guru
- Laboran
- Siswa
-Dokumentasi
- Observasi
- Kuesioner
- Wawancara
Analisis
deskriptif
Kuantitatif
Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan ujicoba model pengelolaan
laboratorium sekolah sistem daring, maka dikembangkan istrumen untuk ujicoba
dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen ujicoba
No Aspek Butir Penilaian
1. Desain/Layout Pemilihan warna menu dan warna website secara umum baik
Pemilihan tata letak menu navigasi dalam website baik dan konsisten
Teks/Tulisan/Jenis huruf pada website terbaca, dan tidak menggangu
Hierarki dan keseimbangan layout pada website secara keseluruhan
sudah sesuai
2. Konten/Isi Website menampilkan menu-menu yang sesuai dengan kebutuhan
pengelolaan laboratorium
Website menampilkan secara terperinci inventaris/kondisi alat,
bahan dan barang laboratorium
Website mempermudah pengelolaan laboratorium
16
Website menggambarkan profile dan kinerja laboratorium secara
lengkap, sehingga mudah dimonitor dan evaluasi
3. Kemudahan
Penggunaan
Menu-menu yang disajikan dalam website mudah dipahami dan
berfungsi dengan baik
Website dapat diakses dengan mudah dan cepat
Alamat Website mudah diingat
Pemilihan kata/istilah yang digunakan pada website mudah dipahami
sehingga jelas
4.6 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data deskriptif kualitatif dilakukan terhadap aspek fleksibilitas produk
dan efektivitasnya, serta keunggulan dan kelemahan produk. Sedangkan
pengolahan data kuantitatif dilakukan terhadap aspek efisiensi dari model
pengelolaan laboratorium fisika menggunakan aplikasi daring.
4.6.1 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif
Analisis data deskriptif kualitatif dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap
1, pemeriksaan dan pemilihan data yang penting kaitannya dengan masalah yang
diteliti. Tahap 2, data yang dipandang penting dikelompokkan sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahannya. Tahap 3, klasifikasi dan tabulasi data agar
tampak golongan, sifat, jenis serta frekuensi data sehingga mudah dalam
pembacaan, pengkategorian dan analisis. Tahap 4, analisis data dengan cara
menguraikan serta menghubungkan data dengan berpedoman pada fokus
penelitian. Tahap 5, adalah membuat interpretasi berkaitan dengan kebutuhan,
permasalahan dan tujuan/pertanyaan penelitian, serta membuat kesimpulan.
4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif
Pengolahan data deskriptif kuantitatif dilakukan terhadap efisiensi
penerapan model pengelolaan laboratorium fisika menggunakan aplikasi daring di
laboratorium sekolah. Analisis data dilakukan untuk melihat kebutuhan biaya,
fasilitas, sumber daya manusia serta efisiensi waktu yang diperlukan dalam
penerapan model pengelolaan laboratorium fisika menggunakan aplikasi daring
dibandingkan dengan model pengelolaan laboratorium fisika sekolah yang telah
ada selama ini.
4.7 Indikator Capaian Penelitian
Luaran Penelitian ini berupa model pengelolaan laboratorium fisika di
Sekolah menggunakan aplikasi Daring yang dapat diakses baik menggunakan
17
computer/laptop maupun handpone. Indikator capaian dalam penelitian ini adalah:
1) diperoleh model pengelolaan laboratorium fisika sekolah menggunakan
aplikasi daring, 2) diperoleh informasi tentang fleksibelitas produk, 3) diperoleh
informasi tentang efektivitas produk dalam pengelolaan laboratorium fisika di
Sekolah, 3) diperoleh informasi tentang efisiensi produk yang dihasilkan
dibandingkan dengan model yang selama ini sudah digunakan, 4) serta diperoleh
informasi tentang keunggulan dan kelemahan model pengelolaan laboratorium
fisika sekolah menggunakan aplikasi daring yang dikembangkan.
18
BAB 5 HASIL PENELITIAN YANG DICAPAI
5.1 Hasil Penelitian yang Sudah Dicapai
5.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Laboratorium Sekolah
SMA Negeri 1 Metro untuk bidang IPA saat ini memiliki tiga laboratorium,
yaitu: laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Ketiga
laboratorium tersebut masing-masing telah memiliki gedung sendiri dan
dilengkapi dengan alat dan bahan laboratorium serta sarana lainnya seperti meja,
kursi, lemari, listrik dan sebagainya. Laboratorium juga sudah dilengkapi dengan
tata pamong yang terdiri dari kepala laboratorium dan laboran.
Khusus laboratorium fisika saat ini sudah dimanfaatkan dalam mendukung
pembelajaran. Laboratorium sudah digunakan untuk kegiatan praktikum atau
digunakan dalam metode demostrasi di kelas dengan meminjam alat dan bahan
laboratorium. Namun demikian, penggunaanya masih sangat terbatas dan banyak
masalah dalam pemanfaatannya. Beberapa masalah yang ditemukan di lapangan
antara lain: (1) alat-alat laboratorium fisika belum tersusun dengan baik, sehingga
untuk mencari satu jenis alat saja diperlukan waktu dan curah tenaga yang cukup
banyak; (2) Kepala laboratorium hanya sebagai profesi sampingan atau tugas
tambahan dari guru fisika; (3) minat dan motivasi guru untuk menggunakan
laboratorium dalam pembelajaran kurang, karena jika guru ingin menggunakan
laboratorium fisika harus menyiapkan sendiri mulai dari perencanaan, penyiapan
alat dan bahan, meskipun dibantu oleh laboran dalam penyiapan, pengembalian
serta penyimpanan alat, (4) dokumen administrasi yang ada hanya data inventaris
alat dan bahan secara manual, dan tata tertib penggunaan laboratorium, sedangkan
program kerja, jadwal dan panduan praktikum tidak ditemukan di laboratorium.
Berdasarkan hasil temuan lapangan tersebut, maka dibangun sistem
pengelolaan laboratorium sekolah daring. Untuk mengatasi masalah poin (1)
dibangun data inventaris daring dengan ikon inventaris; untuk mengatasi masalah
poin (2) dibangun manual pengelolaan laboratorium yang memuat tupoksi masing-
masing pengelola laboratorium pada ikon SDM; untuk mengatasi masalah poin (3)
maka dikembangkan SOP penggunaan laboratorium dengan ikon SOP; sedangkan
untuk mengatasi masalah administrasi dan melengkapi panduan praktikum, maka
19
dikembangkan pada ikon panduan praktikum. Untuk menambah khasanah kegiatan
praktikum, terutama untuk konsep dan prinsip yang tidak dapat dipenuhi atau
ditunjukkan dengan alat dan bahan laboratorium yang ada, maka ditambahkan ikon
laboratorium virtual.
5.1.2 Desain Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dalam pengelolaan laboratorium
sekolah, maka sistem pengelolaan laboratorium daring desain rancangannya
meliputi 7 ikon sesuai kebutuhan lapangan, terdiri dari: home, profil, inventaris,
SDM, SOP, Panduan Praktikum dan Laboratorium virtual. Desain rancangan
dikemukakan sebagai berikut:
Gambar 2. Desain sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring
20
5.1.3 Hasil Penilaian Produk Melalui FGD
Berdasarkan desain sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring,
diimplementasikan kedalam aplikasi daring, dan dihasilkan tampilan sebagai
berikut:
Gambar 3. Tampilan awal sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring
Hasil FGD mendapatkan beberapa masukan sebagai berikut:
a. Aspek Desain/layout
- Perlu digunakan berbagai warna untuk memperoleh tampilan yang baik
- Tata letak menu navigasi perlu diatur agar tampilan baik dan agar
diperhatikan hirarki sesuai keperluan/kepentingan dalam mengakses
laboratorium
- Ukuran dan jenis huruf yang digunakan agar dipertimbangkan dan
diperhatikan
b. Aspek isi
- Sesuai kebutuhan dalam pengelolaan laboratorium sekolah, maka menu
yang diperlukan meliputi: home, profil, inventaris, sdm, sop, panduan
praktikum, laboratorium virtuial dan penelitian.
21
- pada menu home sebaiknya menampilkan nama laboratorium, alamat,
data inventaris, agenda dan informasi.
- pada menu profil meliputi informasi laboratorium sekolah secara umum
dan memuat denah pembagian ruang laboratorium
- pada menu inventaris, memuat data inventaris alat, data inventaris bahan
dan data inventaris barang
- pada menu SDM memuat tata pamong laboratorium dan tupoksinya
- pada menu SOP memuat sop pelaksanaan praktikum, sop peminjaman
alat, sop penelitian dan sebagainya
- pada menu panduan praktikum memuat panduan praktikum yang
dikelompokkan berdasarkan kelas dan semester (kelas X (semester 1 dan
semester2), kelas XI (semester 1 dan semester 2), kelas XII (semester 1
dan semester 2))
- pada menu lab virtual memuat animasi/simulasi softwere dan
panduannya yang dikelompokkan berdasarkan kelas dan semester
- pada menu penelitian memuat judul penelitian dan nama penelitinya serta
tahun pelaksanaan.
c. Aspek kemudahan Penggunaan
- Nama alamat website agar mudah diingat, agar menggunakan:
labfisika.smansametro.com
- menu login sebaiknya ditampilkan pada hompage, agar mudah dalam
pengelolaannya
- istilah yang digunakan pada menu tampilan agar menggunakan istilah
yang mudah dimengerti
- perlu dipertimbangkan kelancaran akses website dengan memilih server
hosting dan penyediaan jaringan internet, dengan daring maka sistem
pengelolaan laboratorium dapat diakses dimana saja baik menggunakan
komputer maupun handphone android.
5.1.4 Pelaksanaan Ujicoba Produk
Ujicoba dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, kepala
laboratorium, laboran, guru dan siswa. Kegiatan ujicoba telah dilaksanakan di
laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Metro dan dilakukan pengambilan data,
22
dengan melibatkan kepala laboratorium, laboran, para guru fisika, dan siswa.
Penelitian ini juga melibatkan 4 mahasiswa yang sedang tugas akhir dan pada
penelitian ini berperan sebagai petugas yang membantu dalam pengambilan data.
Tampilan produk model pengelolaan laboratorium fisika sistem daring yang
diujicoba adalah sebagai berikut yang diperlihatkan pada gambar 4.
Gambar 4. Tampilan Produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring
5.2. Hasil Ujicoba Model Pengelolaan Laboratorium Sekolah Sistem Daring
Hasil Penilaian terhadap produk berupa sistem pengelolaan laboratorium
sekolah daring, dilakukan terhadap 12 responden yang meliputi: kepala
laboratorium, laboran dan guru. Data hasil penilaian dikemukakan sebagaimana
diagram pada gambar 5.
Gambar 5. Data hasil penilaian dalam ujicoba produk
86 90 86 87.3
00
20
40
60
80
100
Desain Isi Usibilitas Rata-rata referen
23
Berdasarkan data pada gambar 5, maka dapat dikemukakan bahwa hasil
penilaian dari uji coba produk oleh para pengguna produk (pengelola laboratorium
fisika), diperoleh nilai rata-rata 87,3% dengan kategori sangat layak. Nilai yang
terbesar pada aspek isi dari sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring sebesar
90% kategori sangat layak, sedangkan aspek desian model dan kemudahan
penggunaan mendapatkan nilai 86 juga dengan kategori sangat layak.
Untuk mengetahui efisiensi waktu dalam penggunaan laboratorium sekolah
dengan sistem daring, maka dilakukan uji coba laboratorium dalam
penyelenggaraan kegiatan praktikum. Kondisi dan situasi sekolah dalam uji coba
digambarkan sebagai berikut: (1) alokasi waktu pembelajaran 2 jam pelajaran setara
dengan 80 menit; (2) jadwal pelajaran yang diuji coba yaitu 2 jam pertama (jam ke-
1&2), jam ke-3&4 (sebelum dan sesudahnya ada mata pelajaran lain) dan 2 jam
terakhir; (3) jarak rata-rata kelas ke laboratorium 16 meter.
Data hasil ujicoba terkait efisiensi penggunaan laboratorium sistem daring
dalam penyelenggaraan praktikum sesuai jadwal pelajaran diperoleh waktu rata-rata
yang diperlukan oleh siswa dalam aktivitas pembelajaran menggunakan metode
praktikum di laboratorium sistem daring dikemukakan pada Tabel 6. Sedangkan
data waktu rata-rata yang diperlukan laboran untuk penyiapan dan penyimpanan
alat prakrikum sebagaimana dikemukakan pada Tabel 7.
Tabel 6 Data Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode
praktikum di laboratorium
No Kegiatan Rata-rata waktu Keterangan
1. Pembukaan di kelas 13,5 menit alokasi waktu di RPP 10 menit
(lebih 3,5 menit)
2. Perpindahan siswa
dari kelas ke lab 3,5 menit
Tidak ada alokasi waktu dalam
RPP
3. Kegiatan praktikum
sampai kesimpulan 56,5 menit
Alokasi waktu di RPP 60 menit
(kegiatan inti (praktikum)
hingga menarik kesimpulan
4. Penutupan dan
merapihkan alat 6 menit
Alokasi waktu 5 menit (siswa
mengecek dan merapihkan alat
serta mengembalikan ke meja
persiapan
5. Kembali kekelas dari
laboratorium 3,5 menit
Tidak ada alokasi waktu dalam
RPP
Jumlah waktu yang
diperlukan 83 menit
Lebih 3 menit dari alokasi
waktu yang disediakan
24
Tabel 7 Aktivitas laboran dalam penyelenggaraan praktikum
No Kegiatan Rata-rata waktu yang diperlukan
1. Penyiapan alat praktikum 12,5 menit
2. Penyimpanan alat Praktikum 12 menit
Jumlah waktu yang diperlukan 24,5 menit
Data tabel 7 menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan oleh laboran dalam
menyiapkan dan menyimpan alat praktikum untuk satu kali praktikum adalah 24,5
menit. Kegiatan praktikum dalam satu hari maksimal 5 kali praktikum dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran. Karena itu dalam satu hari membutuhkan waktu
122,5 menit atau 2 jam 2,5 menit untuk penyiapan dan penyimpanan alat praktikum.
Dengan demikian alokasi waktu tersebut sangat efisien dan dapat dikerjakan oleh
seorang laboran yang memiliki kewajiban jam kerja 8 jam per-hari.
Data tabel 6 menunjukkan bahwa terjadi kelebihan waktu 3 menit dari alokasi
waktu pembelajaran 80 menit. Hal ini dikarenakan para guru tidak mengalokasikan
waktu perpindahan siswa dari kelas ke laboratorium. Sekiranya para guru
memperhitungkan dan memasukkan alokasi waktu perpindahan siswa, maka
kegiatan praktikum sesuai jadwal pelajaran dapat dilaksanakan dan tidak
mengganggu jadwal pelajaran lainnya. Dengan demikian, maka pelaksanaan
praktikum dapat dilaksanakan secara efisien sesuai jadwal mata pelajaran tanpa
harus menambah jadwal pada waktu lain diluar jam pelajaran, sehingga praktikum
dapat dilaksanakan secara efisien, baik dari aspek waktu, biaya dan tenaga.
5.3 Luaran yang Dihasilkan pada Tahun Pertama
Pelaksanaan penelitian pengembangan model pengelolaan laboratorium
fisika secara daring pada tahun pertama, telah menghasilkan beberapa luaran.
Luaran berupa atikel ilmiah sebanyak 3 artikel yang diterbitkan di proseding dan
jurnal ilmiah, sebagai berikut:
Tabel 8 Data Publikasi Artikel Ilmiah
No. Judul Artikel Tempat Publikasi
1. Optimalisasi Peran Laboratorium IPA
Sekolah untuk Mewujudkan Kegiatan
Praktikum yang Efisien dalam Proses
Pembelajaran
Jurnal Terakreditasi
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi)
Url:
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index
25
2. Sistem Pengelolaan Laboratorium
Sekolah Era Revolusi Industri 4.0
Prosiding seminar Nasional Pendidikan MIPA
FKIP Unila di Bandar lampung, tanggal 3
November 2018
3. School Laboratory Management
information System
International Conference of Computer Science
and Information Teknology
Penelitian tahun pertama ini juga telah menghasilkan produk berupa sistem
pengelolaan laboratorium sekolah daring yang telah tercatat sebagai hak cipta di
Kemenkumhan RI dengan nomor pencatatan 000115901, dimana produk tersebut
memiliki tingkat kesiapterapan teknologi level 5 yakni produk berupa model
pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring telah divalidasi dalam suatu
lingkungan yang relevan, produk dapat diakses melalui:
http://labfisika.smansametro.com/, atau melalui code QR seperti pada gambar 6.
Penelitian tahun pertama ini juga telah menghasilkan luaran berupa draft buku
dengan judul: Sistem Pengelolaan Laboratorium sekolah Era Revolusi Industri
4.0.
Gambar 6. Code QR untuk link akses ke sistem laboratorium sekolah
26
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Kegiatan penelitian tahun pertama ini telah produk berupa sistem
pengelolaan laboratorium sekolah secara daring telah terwujud dan telah
dilakukan ujicoba. Hasil pengembangan sistem pengelolaan laboratorium sekolah
daring ini secara umum layak digunakan dan dapat membantu sekolah dalam
pengelolaan laboratorium sekolah. Dengan sistem pengelolaan laboratorium
secara daring ini beberapa masalah seperti: kesulitan komunikasi antara guru dan
pengelola laboratorium, dan kesulitan dalam mengakses data alat dan bahan yang
dimiliki laboratorium sekolah dapat diatasi. Dengan sistem pengelolaan
laboratorium sekolah daring, maka penggunaan laboratorium lebih efisien dan
pemanfaatannya dapat dioptimalkan. Namun demikian produk yang dihasilkan
masih perlu dilakukan pembenahan sesuai data hasil ujicoba yang telah dilakukan.
Penelitian tahun kedua ini adalah tahap desiminasi, yang akan dilaksanakan
di 4 Laboratorium sekolah, yaitu laboratorium fisika UM Metro, Laboratorium
fisika SMA N 1 Metro, laboratorium biologi SMA N 1 Metro dan laboratorium
kimia SMA N 1 Metro. Tahun kedua ini melakukan desiminasi model
pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring untuk melihat keefektifan dan
keefisienan model yang dikembangkan serta melihat dampak atau hasil dari model
yang dikembangkan terhadap kualitas pembelajaran, serta mengkaji keunggulan
dan kelemahan laboratorium sekolah sistem daring. Penelitain tahun pertama
adalah menyelesaikan produk yang diakhiri dengan dua tahapan, yaitu: tahap
analisis data secara holistik dan tahap perbaikan akhir produk. Setelah dua
tahapan tersebut, maka penelitian tahun pertama ini akan dihasilkan laporan
penelitian pengembangan produk berupa sistem pengelolaan laboratorium sekolah
daring, pendaftaran hak cipta, pembuatan buku ajar dan artikel ilmiah yang akan
dipublikasikan pada seminar ataupun jurnal.
Penelitian tahun kedua akan dimulai dari pembuatan aplikasi android serta
QR code, agar mudah diakses melalui handphone, dalam pelaksanaan tahap
desiminasi produk dengan target mengkaji dampak penggunaan model
pengelolaan laboratorium sistem daring terhadap kualitas manajemen, kualitas
proses dan kualitas hasil pembelajaran dalam pemanfaatan laboratorium sekolah.
27
Pelaksanaan desiminasi produk pada tahun kedua ini adalah
mengimplementasikan Model Pengelolaan Laboratorium sekolah sistem daring
yang telah dikembangkan, untuk mengkaji dampak yang dihasilkan terkait
kefisienan dan keefektifan produk, serta mengkaji keunggulan dan kelemahan
produk. Desiminasi dilaksanakan di SMA pada laboratorium fisika, laboratorium
biologi dan laboratorium kimia serta di laboratorium fisika UM Metro sebagai
piloting.
Capaian penelitian tahun kedua ini adalah diperoleh luaran penelitian ini
berupa model pengelolaan laboratorium sekolah menggunakan sistem daring yang
dapat diakses baik menggunakan computer/laptop maupun handpone. Indikator
capaian dalam penelitian ini adalah: 1) diperoleh model pengelolaan laboratorium
sekolah sistem daring, 2) diperoleh informasi tentang efektivitas produk dalam
pengelolaan laboratorium sekolah, 3) diperoleh informasi tentang efisiensi produk
yang dihasilkan dibandingkan dengan model yang selama ini sudah digunakan, 4)
serta diperoleh informasi tentang keunggulan dan kelemahan model pengelolaan
laboratorium sekolah menggunakan aplikasi daring yang dikembangkan.
Sedangkan luaran yang ditargetkan adalah: (1) artikel ilmiah yang dipublikasi
melalui jurnal ilmiah terakreditasi sudah terbit; (2) artikel ilmiah yang dipublikasi
melalui proceeding international seminar sudah terbit; (3) Artikel ilmiah yang
dipublikasi melalui prosiding seminar nasional dengan kondisi sudah terbit; (4)
buku ajar dengan judul Sistem Pengelolaan laboratorium Sekolah era revolusi
industri 4.0 sudah terbit dan ber-ISBN; (5) mendapatkan hak cipta untuk buku; (6)
Teknologi tepat guna telah menjadi produk dengan tingkat kesiapterapan
teknologi (tkt) mencapai level 6.
28
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan sementara yang bisa dikemukakan pada laporan
kemajuan ini adalah:
1) Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa “Sistem Pengelolaan
Laboratorium Sekolah secara Daring” yang dapat diakses
melalaui:labfisika.smansametro.com yang meliputi sistem inventaris
daring, dokumen laboratorium daring dan sistem administrasi daring.
2) Sistem Pengelolaan laboratorium sekolah daring meliputi menu: home,
profil, data inventaris, sumber daya manusia, standard operational
procedure, panduan Praktikum, laboratorium virtual, dan penelitian.
3) Setelah digunakan sistem pengelolaan laboratorium sekolah secara daring,
kegiatan praktikum di laboratorium dalam menunjang proses
pembelajaran berjalan lebih efisien.
4) Sistem pengelolaan laboratorium sekolah secara daring lebih efektif,
karena memudahkan guru dan laboran, serta siswa dalam pelaksanaan
praktikum.
5) Sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring dapat mengatasi
kendala komunikasi antara guru dengan pengelola laboratorium serta
mempermudah guru dalam mengakses data alat dan bahan yang dimiliki
laboratorium
6) Kelebihan sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring adalah data
inventaris alat dan bahan dapat diakses tanpa terbatas waktu dan ruang,
dokumen laboratorium tersimpan secara virtuil, serta komunikasi antar
penyelenggara dan pengguna laboratorium menjadi efektif dan efisien.
7) Kelemahanya, sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring ini
adalah perlu malakukan inputing data awal dan tenaga laboratorium
harus memiliki kemampuan tambahan sebagai operator.
29
8) Capaian luaran yang sudah dihasilkan pada penelitian ini meliputi:
artikel ilmiah, teknologi tepat guna, model pengelolaan laboratorium
daring, pencatatan hak cipta dan draft buku ajar.
7.2 Saran
Beberapa saran yang dapat dikemukakan pada laporan kemajuan ini antara
lain: produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring perlu disempurnakan
baik desain, isi maupun kemudahan penggunaan, perlu dipersiapkan program
desiminasi produk hasil pengembangan melalui sosialisasi dan kerjasama dengan
sekolah, dinas pendidikan ataupun dengan kemendikbud untuk memperluas
penggunaan dan penerapan produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah
daring.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dittrich, W., Drosd, R., Minkin, L., and Shapovalov, A. S., 2016. The Law of
Entropy Increase – A Lab Experiment. The Physics Teacher. Volume 54
Nomor 6. Halaman: 348 – 350.
Gandhi, P. R., Livezey, J. A., Zaniewski, A. M. and Frazer, D. R. D. 2016.
Attending to Experimental Physics Practices and Lifelong Learning Skills in
an introductory Laboratory Course. American Journal of Physics. Volume
84. No. 9. Halaman: 696 – 703.
Jones, J.A., D’Addorio, A.J., Rojec, B.L., Milione, G. and Galvez, E.J. 2016. The
Poincare-sphere Approach to Polarization: Formalism and New Labs with
Poincare beams. American Journal of Physics. Volume 84. No. 11.
Halaman: 822 – 835.
Kemp, K. J., Barker, S., Guthrie, J., Hagood, B. and Havey, M. D. 2016. one-
Dimensional Light Localization with Classical Scatterers: An Advenced
Undergraduate Laboratory Experiment. Amirican Journal of Physics.
Volume 84, No. 10. Halaman: 746 – 751.
Nadji, T. 2016. Twitter and Physics professional Development. The Physics
Teacher. Volume 54. Nomor 8. Halaman: 486 – 487.
Novianti, N.R. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi
Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
MIPA. Edisi khusus. No. 1. Halaman: 158 – 166.
Paetkau, M., Bissonnette, D. & Toyler, C. 2013. Measuring the Effectiveness of
Simulations in Preparing Students for the Laboratory. The Phisics Teacher.
Volume 51. Nomor 2. Halaman:113 – 115.
Rustaman, N. Y. 2010. Pengembangan Pembelajaran Sains Menggunakan
Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah. Bandung: FMIPA UPI. 2011 – 247.
Suseno, N. & Riswanto. 2017. Sistem Pengelolaan Laboratorium Fisika untuk
Mewujudkan Praktikum yang efisien. Jurnal Pendidikan Fisika. Volume 5.
Nomor 1. Halaman 76- 86.
Suseno, N., dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah.
Kota Metro: Lembaga Penelitian UM Metro Press.
Suseno, N. 2012. Peran Praktikum dalam Mengembangkan Kemampuan dan
Karakter Mahasiswa Calon Guru Fisika. Metro: Prosiding Seminar
Nasional ke-1 UM Metro 2012. Tim Lesson Studi FKIP UM Metro,
halaman 132 -139.
Suseno, N., Partono & Harjati, P. 2011. Memadukan Alat Peraga dan Analogi
Sebagai Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep Abstrak
Fisika. Jurnal Nuansa Pendidikan, Vol. 15 No. 1, halaman: 1-8.
Yolanda, B., Tapillow, F.S. & Wulan, A. 2011. Implementasi Pembelajaran
Menggunakan Praktikum pada Pembelajaran Konsep Metabolisme untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.
12 No. 1, halaman: 59 – 66.
31
Kemendiknas, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Kemendiknas, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA).
Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan.
32
Lampiran 1 Kontrak Penelitian
33
Lampiran 2 Ijin Penelitian
34
35
Lampiran 3 Halaman Muka Produk Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah
Daring
a. Homepage produk awal
36
b. Hompage produk sementara setelah revisi
37
Lampiran 4 Artikel Ilmiah yang Dipublikasi pada Jurnal Ilmiah Nasional
Terakreditasi
a. Bukti submited di jurnal terakreditasi
38
b. Artikel yang dipublikasi
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Lampiran 5 Artikel yang akan dipublikasi pada seminar internasional
a. Alamat publikasi
School Laboratory Management Information System
Nyoto Suseno, Partono, Riswanto*, Purwiro Harjati and Dedy
HA
1Universitas Muhammadiyah Metro, Kota Metro, Lampung, Indonesia.
Abstract. School laboratories have an essential role in helping the development
of students' thinking processes. However, until now many school laboratories
have not functioned well in supporting the learning process. One of the causes
that there is no practical and efficient laboratory management system. Laboratory
work now feels very complex which requires persistent. On the other, technology
is developing very rapidly in the current era of the 4.0 industrial revolution,
which is demonstrated by cyber technology. This cyber system provides an
opportunity to develop a laboratory management system that is easier both in
administration and management. Therefore the purpose of this study is the
development of management systems for industrial revolutionary school
laboratories 4.0. This development research method includes needs analysis
(implemented), design, development, and implementation stages. Data analysis
uses a qualitative approach through documentation, focus group discourse and
questionnaire. The results of the research are daring school laboratory
management system products, which include daring inventory systems, daring
laboratory documents, and daring administration systems. The advantage of the
daring school laboratory management system is that inventory data of tools and
materials can be accessed without limited time and space, virtually stored
laboratory documents, and communication between laboratory administrators
and users to be effective and efficient. The weakness is that the daring school
laboratory management system is necessary to input the initial data and the
laboratory staff must have additional capabilities as an operator
50
1. Introduction
Not all scientific phenomena can be observed directly through the senses. There are scientific
phenomena that can be felt or known symptoms, but cannot be observed directly. This
phenomenon is called an abstract phenomenon. For example, the phenomenon of "electric current"
symptoms can be felt and known, but in the form of abstract concepts, it is necessary to study them
in contextual experiences that have been known to students, such as electric lights, or a sense of
electricity when touching an open electrical cable. To facilitate student understanding, it also
requires tools that one of them is a practicum tool. The practicum tool can be in the form of props
or measuring instruments to show the existence of the electric current phenomenon through
practicum activities. Therefore the role of practicum in the laboratory is significant in helping the
success of the learning process and results in school.
Many research results show that practicum and laboratory activities are significant in helping
students' thinking processes. Jones's research, et al. (2016) found that: laboratories can strengthen
students' understanding through facts. Gandhi et al. (2016) suggested that laboratory activities can
improve two aspects repeatedly, namely the development of experiments and developments in
students. Riswanto and Dewi, N.A.K (2017) suggested that laboratory-based learning is able to
improve students' science process skills and support the formation of the character of
responsibility in students
Based on the results of these studies, it can be stated that school laboratories have a
significant role in supporting the learning process in schools, especially for science learning
(physics, biology, and chemistry). To help students' understanding in studying natural science, the
laboratory plays a role to connect between field conditions (concrete operations) and laboratory
conditions (formal operations) as a bridge to deliver students' thinking patterns to facilitate the
process of students' thinking adaptation in the learning process from the real world into education
formal (school).
In connection with the role of the experimental activities, Dittrich et al. (2016) found that
laboratory experiments on entropy events can increase intuition understanding, in the form of
knowledge and experience. Yolinda et al. (2011) found that learning using practicum on the
concept of metabolism can improve critical thinking skills. Suseno (2012) found that experimental
methods can develop learning outcomes in aspects of attitudes, psychomotor aspects, and
cognitive aspects.
Based on the description above, it can be argued that the role of school laboratories is
significant, both in pedagogical aspects, (such as the development of practicum learning methods
and strategies), and aspects of improving students' abilities (both mid-on and hands-on). Education
experts agree that students more easily understand complex and abstract concepts if the learning
involves concrete examples and students experience it themselves. With experimental activities
learning can take place as experts find a theory, namely through observation, formulating
problems, making hypotheses, conducting experiments, analyzing data and making conclusions
called the scientific approach.
The results of field studies related to the management of school laboratories found several
obstacles, namely: 1) the school laboratory management system was not adequate and orderly, 2)
there were no professional and persistent human resources in managing the school laboratory, and
3) communication between the teacher and the laboratory manager was limited. This resulted in
less interest and motivation of teachers to use the laboratory because in the implementation of the
practicum the teacher must prepare his practicum tools. Besides, laboratory equipment and
materials have not been well arranged, so to find just one type of equipment, a lot of time and
energy is needed. The root of the problem is that there is no effective and efficient laboratory
management models/systems and are easy to implement.
Current laboratory work feels very complex and complicated, so it requires a strong and
persistent force. Much administrative work has to be done in laboratory management, according to
Suseno, et al. (2014) laboratory administration there are at least six types of inventory data,
namely format A (floor plan and data space), format B (item data), format C (tool data), format D
(material data), format E (labor data) and F format (laboratory activity agenda).
The development era of the 4.0 industrial revolution currently provides a communication and
storage system that is very practical using cyber systems. Various types of data can be stored and
accessed daring, making it easier for all stakeholders to find and know all the data needed. With an
daring system, communication between personnel also becomes more comfortable and smoother.
Nadji (2016) argues that the narrow reality of time and costs in developing the professionalism of
51
physics teachers to meet, then Twitter and blogs can be considered as an excellent minimal
alternative to save costs and small time.
Suseno & Riswanto (2017) found that after laboratory administration was improved, the
implementation of the practicum according to the lesson schedule did not interfere with other
subjects. However, in the implementation, there were technical problems, including the lack of
synchronization between the teacher practicum plan and the equipment and material inventory in
the laboratory, such as the specifications of the equipment and the materials needed not following
the order. This happens because teachers are difficult to access information about the existence of
tools and practicum materials and specifications available in the Laboratory. To overcome this, the
teachers must coordinate with the laboratory before making a practicum plan or before
implementing learning. Thus, it is necessary to add additional time from the teachers to plan the
practicum. The number of required hours for teacher face-to-face is currently 24 hours. Therefore
it is necessary to develop a school laboratory management system by utilizing technology
according to the industrial revolution 4.0. At least an daring inventory system was developed, thus
facilitating communication between school laboratory managers, both teachers and laboratory
assistants. Therefore, it is necessary to develop a school laboratory management system by
utilizing technological developments according to the industrial revolution era 4.0.
2. Methods
This research is Research and Development, to obtain an daring school laboratory management
system so that the use of school laboratories in supporting the learning process can run more
optimally, effectively and efficiently. The research design for the development of an daring school
laboratory management system includes three stages. The first stage is a preliminary study that
includes field studies and literature studies, the second stage is the development of models, and the
third stage is the dissemination of products and seeing their impact.
Data processing and analysis is carried out qualitatively and quantitatively. Qualitative data
analysis is carried out on aspects of product flexibility and effectiveness, as well as product
advantages and disadvantages. The quantitative data processing is carried out on the efficiency
aspects of applying daring school laboratory management models. Data analysis was carried out to
see the cost, facility, human resource requirements and time efficiency needed in the daring school
laboratory management system compared to the school laboratory management model that had
been using previously.
Outcomes This research is an daring school laboratory management system that can be
accessed using a computer or laptop or using a cellphone. Indicators of achievement of this
research are: 1) obtained daring school laboratory management system, 2) obtained information
about product feasibility, 3) obtained information about product effectiveness and efficiency, 4)
and obtained information about the advantages and disadvantages of daring school laboratory
management systems developed.
3. Result and Discussion
3.1 Need Assesment
a.Literature Study Results
Following the demands in the implementation of the 2013 curriculum, wherein science learning
emphasizes scientific approaches and methods of discovery (inquiry), then in each learning
process science requires laboratory-based activities. This is following the results of Suseno's,
Partono & Harjati (2011) that the use of teaching aids combined with analogies can help the
discovery process in the abstract concept of science. Besides Yolinda, Tapilouw & Wulan (2011)
also found that practicum-based learning on the concept of metabolism can improve critical
thinking skills.
Based on some of the opinions above, the role of school laboratories is significant in
supporting the learning process. So that it is necessary to strive for good school laboratory
management, and administration so that the school laboratory can be used more efficiently in
supporting the learning process. Research Novianti (2011), found that: "the contribution of science
laboratory management and student learning motivation for the effectiveness of the learning
process shows a fairly strong level of contribution."
b. Field Study Results
52
RI Minister of National Education Regulation No. 24 of 2007, mandates that the laboratory be one
of the standard facilities and infrastructure that must be met by each education unit. Therefore the
government has sought to meet the needs of the school laboratory through the procurement of
laboratory buildings, laboratory infrastructure, laboratory equipment and materials and the
preparation of human resources through workshops and training related to laboratory management.
Most of the school laboratories in the City of Metro have been formed, which consists of one
Head of Laboratory from the path of the teacher and one functional laboratory assistant, while for
private schools there is no functional laboratory. However, the use and empowerment of the school
laboratory are not optimal.
Some of the fundamental problems of school laboratory management are: 1) the standards of
laboratory personnel have not been met in accordance with Minister of National Education
Regulation No. 26 of 2008, where there are no technicians of school laboratories, only laboratory
heads from the laboratory and laboratory staff who are not from special laboratory education. 2)
the existing laboratory personnel have not mastered the principles and concepts of laboratory
management. 3) Laboratory equipment and materials have not been well arranged and the
inventory data held is not well documented. 4) schools do not have a school laboratory
management manual and do not have standard operating procedures (SOP ) in Laboratory services.
5) most work programs that have been made have not been carried out. 6) the Science Laboratory
has not been used optimally in supporting the learning process
2. Development of Daring School Laboratory Management Systems
Based on literature studies and field studies, a laboratory management system is designed by
utilizing an daring system. The daring school laboratory management component includes front
page, profile, inventory, HR, SOP, Practicum Guide, and Virtual Laboratory. In the profile icon
includes the history of the establishment of the laboratory and the shape of the building (building
and space), the inventory icon consists of an inventory of tools, materials, and goods. The HR icon
includes the head of the laboratory, laboratory staff, technicians and teachers. The SOP icon
includes various SOP, practicum guide icons containing various practicum guides and virtual
laboratory icons covering classes and semesters that are planned to be filled with simulation files.
The design is shown in Figure 1 as follows:
Figure 1. Design of daring school laboratory management systems
53
Figure 2. A prototype of daring school laboratory management system
Based on the design of Figure 1, then the initial product of the daring school
laboratory management system was built as shown in Figure 2. Then the validation
was done through focus group discussion (FGD). Some suggested improvements
are written as follows:
1) The display does not describe the lab icon and can be given a background
2) In the profile menu, there is an empty space, and the writing is too small
3) The selection of the wallpaper theme is not appropriate
4) Add news on the front page related to laboratory activities
5) The schedule menu is less practical, difficult to input and needs to be revised to
make it easier to use
6) Need to add a hyperlink to the research data in the laboratory
Based on the results of the FGD, improvements were made, especially for
points 1,2,3 and 5. Point 4 was not added because it would burden the work of
the laboratory manager, and it was feared to cause misinformation. The teacher
will convey communication and information to students in the performance
class according to the development of the learning process. For point 6, the
results data/research report, the file is directly uploaded to the system. The
results of the improvement of daring school laboratory are shown in Figure 3.
54
Figure 3. A layout of daring school laboratory management system products
3. Validation Results of Daring School Laboratory Management Systems
The results of the assessment of the product in the form of an daring school
laboratory management system were carried out on 12 respondents including a head
of the laboratory, laboratory, and teacher. The assessment results are presented as
shown in Figure 4. The results of the product assessment obtained an average value
of 87.3% in the very feasible category. The most significant value in the aspect of
the content of the daring school laboratory management system is 90% very
feasible category.
Figure 4. Product assessment data
8690
86 87.3
00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Desain Isi Usibilitas Rata-rata referen
55
The efficiency of time in the use of school laboratories with an daring system,
laboratory tests were carried in the implementation of practicum activities. The
conditions and situation of the school in the trial are described as follows: (1) the
allocation of learning time for 2 lessons is equivalent to 80 minutes; (2) the lesson
schedule tested is the first 2 hours (1 & 2 hours), 3 & 4 hours (before and after there
are other subjects) and the last 2 hours; (3) the average distance of the class to the
laboratory is 16 meters. The average time data needed by the laboratory assistant for
the preparation and storage of practicum tools is stated in Table 1 and the average
time data of student activities in learning using lab methods in the laboratory are
presented in Table 2.
Table 1. Laboratory activities
No Activity Average time needed
1. Preparation of practicum tools 12,5 minutes
2. Practicum tools storage 12 minutes
Total time needed 24,5 minutes
Table 2 Student activities in learning through laboratory work
No Activity Average time
needed Information
1. Opening in class 13,5 minutes
Time allocation for the 10-
minute Learning Plan (over
3.5 minutes)
2.
Movement of
students from class to
laboratory
3,5
minutes
There is no time allocation in
the learning implementation
plan
3. Practicum activities
and conclusions 56,5 minutes
Time allocation the 60-minute
in Learning Implementation
Plan core activities
(practicum) to draw
conclusions
4. Closing and tidying
practicum tools 6 minutes
Allocate 5 minutes (students
type and tidy up the tools and
return to the preparation table
5. Return to class from
the laboratory 3,5 minutes
There is no time allocation in
the learning implementation
plan
Total time needed 83 minutes More than 3 minutes from the
allocated time
Table 1 data shows that the time needed by the laboratory assistant in preparing
and storing practicum tools for a one-time practicum is 24.5 minutes. Practicum
activities in one-day maximum five times practicum with a time allocation of 2
hours of study. Therefore, in one day it takes 122.5 minutes or 2 hours 2.5 minutes
for the preparation and storage of practicum tools. Thus the time allocation is very
efficient and can be done by a laboratory assistant who has an 8-hour work hour
obligation per day.
56
Table 2 data shows that there is an excess of 3 minutes of 80 minutes learning
time allocation. This is because the teachers do not allocate the time to move
students from class to the laboratory. If the teachers take into account and enter the
allocation time of student transfer, then practicum activities according to the lesson
schedule can be implemented and do not interfere with other lesson schedules.
Thus, the implementation of the practicum can be carried out efficiently according
to the schedule of subjects without having to add a schedule at other times outside
of class hours, so that practicum can be carried out efficiently, both concerning time
and cost
Based on the results of table 1 and table 2, then reviewing the results of the planning
and implementation of practicum activities using an daring lab. It can be stated that
the practicum runs smoothly and can achieve the expected learning objectives. This
can be seen from the time of practicum activities that do not exceed the time
allocation that was prepared, of course by not reducing the activity of practicum
activities. Starting from the activity of arranging tools, conducting experiments,
recording practicum data, and presenting the results of the practicum. All of them
can be done well. Some activities appear to exceed the stipulated time, but this can
be overcome because some practicum activities provide the remaining time for
activities that can be mutually sufficient. Besides, through the use of daring
laboratories can facilitate communication between teachers and laboratory assistants
concerning ordering laboratory equipment and materials because the availability of
tools and materials in the laboratory for practicum activities is available daring.
Based on the above conditions, it can be stated that the use of daring laboratories is
useful to support the implementation of practicum activities in schools
4. Conclusion
Based on the results and discussion that has been stated above, some conclusions can be put
forward:
1. The product produced in this study is an "Daring School Laboratory Management System"
which can be accessed through http://labfisika.smansametro.com/which includes an daring
inventory system, daring laboratory documents, and an daring administration system.
Figure 4. link Acces Daring School Laboratory
57
2. After using the daring school laboratory management system, practicum activities in the
laboratory to support the learning process run more efficiently.
3. The daring school laboratory management system is more effective because it makes it easier
for teachers and laboratory staff, as well as students in practicing.
4. The advantages of the daring school laboratory management system are the inventory data of
tools and materials can be accessed without limited time and space, virtually stored laboratory
documents, and communication between laboratory administrators and users to be effective
and efficient.
5. Weaknesses, the daring school laboratory management system is necessary to input the initial
data and laboratory personnel must have additional capabilities as operators.
Acknowledgment
Thanks to all response involved in the preparation, review, analysis, and revision. Hopefully, it can
benefit research in the future.
References
[1] Dittrich, W., Drosd, R., Minkin, L., & Shapovalov, A. S, “The Law of Entropy Increase–A
Lab Experiment.,” The Physics Teacher, vol.54, no. 6, pp. 348-350, 2016
[2] Gandhi, P. R., Livezey, J. A., Zaniewski, A. M., Reinholz, D. L., & Dounas-Frazer, D. R,
“Attending to experimental physics practices and lifelong learning skills in an introductory
laboratory course.,” American Journal of Physics, vol 84, no. 9, pp. 696-703, 2016
[3] Jones, J. A., D’Addario, A. J., Rojec, B. L., Milione, G., & Galvez, E. J, “ The Poincaré-
sphere approach to polarization: Formalism and new labs with Poincaré beams.,” American
Journal of Physics, vol 84, no.11, pp. 822-835, 2016
[4] Nadji, T, “Twitter and Physics Professional Development.,” The Physics Teacher, vol. 54,
no. 8, pp. 486-487, 2016
[5] Novianti, N. R, “Kontribusi pengelolaan laboratorium dan motivasi belajar siswa terhadap
efektivitas proses pembelajaran.,” Jurnal Pendidikan MIPA. Edisi khusus, vol 1, pp. 158-166.
2012
[6] Republik Indonesia, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah
[7] Republik Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA).
[8] Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pendidikan.
[9] Riswanto, R., & Dewi, N. A. K, “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui
Pembelajaran Berbasis Laboratorium Untuk Mewujudkan pembelajaran
Berkarakter.,” Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika, vol. 4, no. 2, pp. 60-65, 2017
[10] Suseno, N. Partono & Purwiro Harjati, “Memadukan Alat Peraga dan Analogi Sebagai
Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep Abstrak Fisika.,” Jurnal Nuansa
Pendidikan, vol. 15, no. 1, pp. 1-8. 2011
[11] Suseno, N. (2012, November). Peran praktikum dalam mengembangkan kemampuan dan
karakter mahasiswa calon guru fisika pada mata kuliah keahlian program studi (Studi kasus
pada perkuliahan elektronika dan listrik magnet). In Membangun karakter guru dan dosen
untuk mewujudkan pendidikan berkarakter. Paper presented at Seminar Nasional Pendidikan
ke-1, Universitas Muhammadiyah Metro, Metro(pp. 132-139).
[12] Suseno, N. dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah. Lembaga
Penelitian UM Metro Press. Kota Metro.
58
[13] Suseno, N., & Riswanto, R, “SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA
UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN.,” Jurnal
Pendidikan Fisika, vol. 5, no. 1, pp. 76-86, 2017
[14] Yolanda, B. Tapillow, F.S. & Wulan, A, “Implementasi Pembelajaran Menggunakan
Praktikum pada Pembelajaran Konsep Metabolisme untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis.,” Jurnal Pendidikan MIPA, vol. 12, no. 1, pp. 59 – 66, 2011
59
Lampiran 6. Artikel yang Dipublikasi pada Prosiding Seminar Nasional
a. Brosur Seminar nasional
b. Artikel yang dipublikasi
SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Nyoto Suseno1, Partono2, *Riswanto3
Universitas Muhammadiyah Metro Lampung
E-mail: [email protected], Telp. 085838335446
ABSTRAK
Laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu
keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, pemerintah
melalui PP RI No.19 Tahun 2005 telah menetapkan 8 standar
laboratorium. Namun demikian, hingga saat ini banyak laboratorium
sekolah yang belum berfungsi dengan baik, hal ini dapat terjadi karena
sistem pengelolaan laboratorium sekolah yang kompleks
membutuhkan waktu dan curah tenaga yang ekstra. Perkembangan
zaman saat ini memasuki era revolusi Industri 4.0 yaitu era dimana
segala aktivitas manusia menggunakan internet, data dan berbagai
layanan melalui internet, media sosial, dan komunitas masyarakat
dalam dunia internet. Era ini menyediakan sarana komunikasi dan
penyimpanan yang sangat praktis menggunakan sistem cyber. Sistem
cyber ini memberikan peluang untuk dapat mengembangkan sistem
pengelolaan laboratorium dengan memanfaatkan internet sehingga
pengelolaan laboratorium menjadi lebih mudah. Oleh karena itu,
tujuan dalam penelitian ini adalah menghasilkan sistem pengelolaan
laboratorium sekolah yang usabel dan praktis pada era revolusi industri
4.0. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yang meliputi
tahap analisis kebutuhan, pembuatan desain, pengembangan produk,
penerapan produk dan evaluasi produk. Analisis data mengunakan
pendekatan kuantitatif melalui pemberian kuesioner kepada para ahli.
Hasil penelitian yang diperoleh berupa produk sistem pengelolaan
laboratorium era revolusi industri 4.0 secara daring berupa website
meliputi manajemen menu utama dan profil pengelola, manajemen
SOP Laboratorium, manajemen panduan praktikum, manajemen
inventaris alat/bahan/barang, manajemen lab virtual, manajemen
jadwal dan manajemen penelitian.. Hasil penilaian produk rata-rata
mencapai angka 87,3 dengan kriteria sangat layak yang terdiri dari
aspek desain mencapai angka 86, aspek isi mencapai 90, dan
Usabilitas mencapai angka 86.
Kata kunci: system cyber, Laboratorium Sekolah, revolusi industri 4.0
PENDAHULUAN
Laboratorium dimaknai sebagai ruang atau tempat untuk melakukan
percobaan atau penelitian. Pendapat lain laboratorium dimaknai sebagai bangunan
atau ruang yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan.
Laboratorium dapat juga diartikan lebih luas sebagai tempat untuk melakukan
percobaan atau penelitian, sehingga laboratorium juga bisa berupa lahan atau
wilayah untuk penelitian. Atau bisa juga laboratorium diartikan sebagai ruang kerja
seorang ilmuwan dan tempat menjalankan penelitian. Pada tulisan ini laboratorium
didefinisikan sebagai ruang atau tempat yang dilengkapi dengan peralatan untuk
melakukan percobaan atau penelitian
Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan delapan standar
pendidikan melalui PP RI No. 19 Tahun 2005 yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan standar, standar pendidik dan kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian. Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007,
Laboratorium adalah salah satu standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi
oleh setiap satuan pendidikan formal. Oleh karena itu melalui berbagai program
pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan laboratorium IPA-fisika mulai
dari pengadaan gedung laboratorium, prasarana laboratorium, peralatan dan bahan
laboratorium serta penyiapan sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan
terhadap para guru tentang pengelolaan laboratorium.
Sesuai tuntutan dalam penerapan kurikulum 2013, dimana dalam
pembelajaran IPA menekankan pendekatan ilmiah dan metode penemuan (inkuiri),
maka pada setiap proses pembelajaran IPA memerlukan kegiatan berbasis
laboratorium. Hal ini sesuai hasil penelitian Suseno, Partono & Harjati (2011)
bahwa penggunaan alat peraga yang dipadukan dengan analogi dapat membantu
proses penemuan pada konsep abstrak IPA. Selain itu Yolinda, Tapilouw & Wulan
(2011) juga menemukan bahwa pembelajaran berbasis praktikum pada konsep
metabolisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian
riswanto dan Novi (2017) mengungkapkan bahwa penggunaan laboratorium dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan membangun karakter tanggung
jawab siswa. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan
praktikum dan laboratorium sangat penting dalam membantu proses berpikir
siswa. Penelitian Jones, dkk (2016) menemukan bahwa: laboratorium dapat
memperkuat pemahaman siswa melalui fakta. Gandhi, dkk (2016) mengemukakan
bahwa kegiatan laboratorium dapat meningkatkan dua aspek secara berulang,
yaitu perkembangan eksperimennya dan perkembangan pada diri siswa. Berkaitan
dengan peran kegiatan eksperimen, Dittrich, dkk. (2016) menemukan bahwa
eksperimen laboratorium pada peristiwa entropy dapat meningkatkan pemahaman
intuisi, berupa pengetahuan dan pengalaman. Yolinda, dkk. (2011) menemukan
bahwa pembelajaran menggunakan praktikum pada konsep metabolisme dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Suseno (2012) menemukan bahwa metode
eksperimen dapat mengembangkan hasil belajar aspek sikap, aspek psikomotor
maupun aspek kognitif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peran
laboratorium sekolah sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran.
Sehingga perlu diupayakan manajemen dan administrasi laboratorium sekolah yang
baik agar laboratorium sekolah dapat digunakan lebih mudah dalam mendukung
proses pembelajaran.
Beberapa permasalahan mendasar dari pengelolaan laboratorium sekolah
adalah: 1) standar tenaga laboratorium belum dipenuhi sesuai Permendiknas Nomor
26 Tahun 2008, dimana pengelola laboratorium sekolah belum ada tenaga teknisi,
yang ada baru kepala laboratorium dari jalur guru dan tenaga laboran yang bukan
dari pendidikan khusus laboran, 2) tenaga laboratorium yang ada belum menguasai
prinsip dan konsep pengelolaan laboratorium, 3) Alat dan bahan laboratorium
belum tersusun baik dan data inventaris yang dimiliki tidak terdokumentasi dengan
baik.
Era perkembangan revolusi industri 4.0 saat ini menyediakan sistem
komunikasi dan penyimpanan yang sangat praktis menggunakan sistem cyber.
Berbagai jenis data dapat disimpan dan diakses secara daring, sehigga memudahkan
semua stakeholder untuk mencari dan mengetahui semua data yang dibutuhkan.
Dengan sistem daring, komunikasi antar personil juga menjadi lebih mudah dan
lancar. Nadji (2016) mengemukakan bahwa kenyataan sempitnya waktu dan biaya
dalam pengembangan keprofesionalan guru fisika untuk salaing bertemu, maka
twitter dan blogs dapat dipertimbangan sebagai alternatif minimal yang baik untuk
menghemat biaya dan waktu yang sempit.
Suseno & Riswanto (2017) menemukan bahwa setelah administrasi
laboratorium dibenahi, maka pelaksanaan praktikum sesuai jadwal pelajaran tidak
mengganggu mata pelajaran lain. Namun demikian dalam pelaksanaannya dijumpai
kendala teknis diantaranya terjadi ketidak-sinkronan antara rencana praktikum guru
dengan persediaan alat dan bahan di laboratorium, seperti spesifikasi alat dan bahan
yang diperlukan tidak sesuai dengan yang dipesanan. Hal tersebut terjadi karena
guru sulit dalam mengakses informasi tentang keberadaan alat dan bahan praktikum
serta spesifikasinya yang tersedia di Laboratorium. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka para guru harus melakukan koordinasi dengan laboran sebelum membuat
rencana praktikum atau sebelum melaksanakan pembelajaran. Dengan demikian,
maka diperlukan tambahan curah waktu dari para guru untuk merencanakan
praktikum. Padahal jumlah jam wajib tatap muka guru saat ini sebanyak 24 jam
pelajaran.
Guna mengatasi hal tersebut, maka perlu dikembangkan sistem pengelolaan
laboratorium sekolah dengan memanfaatkan teknologi sesuai revolusi industri 4.0.
minimal dikembangkan sistem inventaris daring, sehingga mempermudah
komunikasi antar pengelola laboratorium sekolah, baik guru maupun laboran.
Karena itu perlu dilakukan pengembangan sistem pengelolaan laboratorium sekolah
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sesuai era revolusi industri 4.0.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan
menggunakan model pengembangan ADDIE. Tahapan dalam pengembangan
produk meliputi Analisis kebutuhan, Pembuatan Desain produk, pengembangan
produk, Implementasi produk dan Evaluasi. Aspek-aspek pengembangan yang
ditinjau meliputi usabilitas, desain dan isi. Teknik analisis data menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner ahli.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengembangan produk berupa website pengelolaan laboratorium.
Desain website yang dikembangkan meliputi tampilan menu website, tampilan
menu login, tampilan manajemen profil, tampilan manajemen SOP Laboratorium,
Tampilan manajemen panduan praktikum, manajemen inventaris, manajemen lab
virtual, manajemen jadwal, dan manajemen penelitian. Berikut ini disajikan
barcode link akses produk penelitian:
Berikut ini disajikan hasil pengembangan produk pengelolaan
laboratorium daring yang meliputi tampilan menu awal laboratoium, tampilan
menu awal meliputi menu inventaris alat, inventaris bahan, dan inventaris barang,
adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Tampilan menu utama
Sementara itu, Tampilan login untuk memasukan data alat bahan dan
barang seperti ditunjukan pada gambar 2 berkut ini.
Gambar 2. Tampilan menu Login
Menu profil menunjukan data indentitas pengelola laboratorium yang meliputi
kepala laboratorium, laboran dan teknisi.
Gambar 3. Manajemen Profil
Menu SOP menunjukan tampilan berbagai jenis SOP yang diperlukan dalam
mendukung manajemen laboratorium yang ideal, seperti ditunjukan pada gambar
4.
Gambar 4. Manajemen SOP Lab
Menu panduan praktikum diperlukan untuk menyimpan dan menampilkan
berbagai panduan praktikum, sehingga baik para siswa dapat mengaksesnya
dengan mudah tanpa harus memfoto copynya.
Gambar 5. Manajemen Panduan Pratikum
Menu inventaris alat, bahan, dan barang diperlukan untuk membantu guru dalam
menyusun kegiatan praktikum dengan melihat ketersediaan alat dan bahan
praktikum.
Gambar 6. Manajemen Inventaris
Konsep fisika yang bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami siswa melalui
penyajian media animasi. Keberadaan laboratorium virtual diperuntukan sebagai
wadah untuk menyimpan berbagai bentuk media animasi untuk membantu proses
pembelajaran di sekolah.
Gambar 7. Manajemen lab virtual
Fitur manajemen jadwal seperti ditunjukan pada gambar 8 diperlukan agar
penyelenggaraan kegiatan di laboratorium antara satu kelas dengan kelas lainnya
dapat terkontrol dengan baik.
Gambar 8. Manajemen Jadwal
Menu yang terakhir adalah menu manajemen penelitian, keberadaan menu ini
diperuntukan sebagai wadah hasil proyek kerja para siswa dan juga hasil
penelitian para guru.
Gambar 9. Manajemen Penelitian.
Hasil uji kelayakan yang diberikan kepada para ahli menunjukan bahwa aspek
desain website mencapai angka 86, aspek isi mencapai angka 90, dan aspek
usabilitas mencapai angka 86, dengan rata-rata kelayakan mencapai angka 87,3.
Hasi nilai tersebut menggambarkan bahwa website yang dikembangakn berada
pada kriteria sangat layak.
Gambar 10. Data hasil penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa sistem pengelolaan laboratorium era revolusi 4.0 yang dikembangkan
meliputi manajemen menu utama dan profil pengelola, manajemen SOP
Laboratorium, manajemen panduan praktikum, manajemen inventaris
alat/bahan/barang, manajemen lab virtual, manajemen jadwal dan manajemen
penelitian. Hasil uji kelayakan menunjuka bahwa nilai rata-rata kelayakan produk
mencapai angka 87,3 dengan kriteria sangat layak.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Dittrich, W., Drosd, R., Minkin, L., & Shapovalov, A. S. (2016). The Law of
Entropy Increase–A Lab Experiment. The Physics Teacher, 54(6), 348-350.
[2] Gandhi, P. R., Livezey, J. A., Zaniewski, A. M., Reinholz, D. L., & Dounas-
Frazer, D. R. (2016). Attending to experimental physics practices and lifelong
learning skills in an introductory laboratory course. American Journal of
Physics, 84(9), 696-703.
84858687888990
86
90
86
87.3
[3] Jones, J. A., D’Addario, A. J., Rojec, B. L., Milione, G., & Galvez, E. J.
(2016). The Poincaré-sphere approach to polarization: Formalism and new
labs with Poincaré beams. American Journal of Physics, 84(11), 822-835.
[4] Nadji, T. (2016). Twitter and Physics Professional Development. The Physics
Teacher, 54(8), 486-487.
[5] Republik Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA).
[6] Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan.
[7] Riswanto, R., & Dewi, N. A. K. (2017). Peningkatan Keterampilan Proses
Sains Melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium Untuk Mewujudkan
pembelajaran Berkarakter. Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika, 4(2),
60-65.
[8] Suseno, N. Partono & Purwiro Harjati. 2011. Memadukan Alat Peraga dan
Analogi Sebagai Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep
Abstrak Fisika. Jurnal Nuansa Pendidikan, 15(1), 1-8.
[9] Suseno, N. (2012, November). Peran praktikum dalam mengembangkan
kemampuan dan karakter mahasiswa calon guru fisika pada mata kuliah
keahlian program studi (Studi kasus pada perkuliahan elektronika dan listrik
magnet). In Membangun karakter guru dan dosen untuk mewujudkan
pendidikan berkarakter. Paper presented at Seminar Nasional Pendidikan ke-
1, Universitas Muhammadiyah Metro, Metro(pp. 132-139).
[10] Suseno, N. dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium
Sekolah/Madrasah. Lembaga Penelitian UM Metro Press. Kota Metro.
[11] Suseno, N., & Riswanto, R. (2017). SISTEM PENGELOLAAN
LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN
PRAKTIKUM YANG EFISIEN. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 76-86.
[12] Yolanda, B. Tapillow, F.S. & Wulan, A. 2011. Implementasi
Pembelajaran Menggunakan Praktikum pada Pembelajaran Konsep
Metabolisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal
Pendidikan MIPA. 12(1), 59 – 66.
Lampiran 7 Sertifikat Hak Cipta dan Panduan Penggunaan Sistem pengelolaan
Laboratorium Sekolah daring
a. Sertifikat Hak Cipta
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullahirobbil alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan karuniaNya sehingga panduan pengelolaan laboratorium
daring/daring dapat diselesaikan. Panduan ini disusun dengan tujuan untuk
mempermudah penguna laboratorium daring untuk mengelola data pada website
laboratorium daring. Panduan pengelolaan laboratorium daring ini meliputi
manajamen pengelolaan profil, manajamen inventaris, manajemen SOP Lab,
manajemen SDM, Manajem laboratorium Virtual, Manajemen jadwal Praktikum,
dan Manajemen Penelitian. Panduan ini disusun sebagai upaya dalam
mempermudah sekolah melakukan pengelolaan laboratorium secara daring.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada DRPM Kemenristek
Dikti yang telah mendukung terselenggarannya kegiatan penelitian dalam
mengembangkan pengelolaan laboratorium secara daring. Kepada pihak
sekolah, para guru, dan rekan dosen yang telah banyak memberikan masukan
dalam penyempurnaan laboratorium daring. Semoga keberadaan laboratorium
daring ini dapat mendukung pelaksanaan kegiatann praktikum di sekolah
menjadi semakin baik dan berkualitas. Amiin
Metro, Agustus 2018 Tim Penyusun
DAFTAR ISI
A. Fungsi dan Tampilan Menu Utama Website Laboratorium Daring ................... 1
B. Login Admin (Mengelola Halaman Website) ..................................................... 2
C. Manajemen Halaman Profil ............................................................................... 3
D. Manajemen Halaman SDM ............................................................................... 4
E. Manajemen Standar Operating Procedure (SOP) ............................................. 6
F. Manajemen Panduan Pratikum ......................................................................... 7
G. Manajamen Inventaris ....................................................................................... 8
H. Manajemen Lab Virtual...................................................................................... 12
I. Manajemen Jadwal Laboratorium ....................................................................... 14
J. Manajemen Penelitian ........................................................................................ 15
MODUL LABORATORIUM DARING
A. Fungsi dan Tampilan Menu Utama Website Laboratorium Daring
Laboratorium daring yang dikembangkan merupakan laboratorium fisika pada tingkat
pendidikan SMA dengan link alamat websitenya (labfisika.smansametro.com). Website
laboratorium daring menampilkan pilihan menu seperti tampak pada gambar dibawah ini
terdiri dari menu bar; informasi inventaris alat, bahan, dan barang; dan Alamat/informasi
Laboratorium sekolah.
Tampilan Menu Utama Website Laboratorium Daring
Berikut ini diuraikan fungsi pada masing-masing tampilan menu bar pada website:
Tabel 1. Fungsi masing-masing bagian pada menu bar
Bagian Fungsi
Home Berfungsi untuk untuk kembali ke tampilan menu utama
Profil Menampilkan profil laboratorium yang terdiiri dari a. Denah Laboratorium b. Gedung laboratorium
Inventaris Menampilkan inventaris laboratorium yang terdiri dari: a. Inventaris Alat b. Inventaris Bahan c. Inventaris Barang
SDM Menampilkan Sumber Daya Manusia yang mengelola Laboratorium terdiri dari: a. Kepala Laboratorium b. Teknisi c. Pranata Laboratorium
SOP Berfungsi untuk menampilan buku Standar Operasiona Prosedure (SOP) yang digunakan dalam manajemen laboratorium.
Panduan Praktikum
Berfungsi untuk menampilkan buku panduan praktikum
Lab. Virtual Berfungsi untuk menampilkan animasi-animasi dalam bentuk video atau file berekstensi swf sebagai pendukung kegiatan pembelajaran maupun kegiatan praktikum.
Penelitian Berfungsi untuk menampilkan hasil penelitian guru maupun
penelitian siswa
Log in Berfungsi untuk masuk ke halaman admin panel, tujuannya untuk mengelola tampilan dan melakukan pembaruan data (updating) pada website
B. Login Admin (Mengelola Halaman Website)
Untuk mengelola halaman web, dilakukan dengan mengakses halaman admin panel,
untuk login admin panel melalui menu login di pojok kanan atas atau melalui URL.
http://labfisika.smansametro.com/login, untuk website laboratorium biologi dan kimia,
dilakukan dengan cara yang sama dengan menambahkan /login pada bagian akhir
alamat website.
Tampilan Menu Login Admin Laboratorium
Halaman login admin panel, masukan username dan password kemudian klik Login In
Halaman Admin Panel
Tabel 2. Fungsi Keterangan menu
Menu Fungsi
Dashboard Menampilkan halam utama, melihat info data inventaris dan penelitian
Sumber Daya Manusia Menampilkan halaman manajemen kontent SDM
Standar Operating Procedure
Menampilkan halaman manajemen konten SOP
Inventaris Menampilkan halaman manajemen data, invetaris barang, alat dan bahan
Lab. Virtual Menampilkan halaman manajemen konten lab virtual
Jadwal Lab Menampilkan halaman manajemen agenda lab
Penelitian Menampilkan halaman manajemen data penelitian
C. Manajemen Halaman Profil
Halaman admin panel untuk menajemen konten profil, untuk menampilkan halaman ini klik menu profil di sebalah kiri,
Halaman Manajemen Profil
Tabel 3. Keterangan Fungsi tombol icon
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menapilkan halaman input profil
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data profil
Button hapus, digunakan untuk menghapus halaman profil
Untuk keluar dari halaman admin panel
Untuk kembali melihat atau mengedit data profil
1. Menambah data profil
Untuk menambah data profil, klik menu , kemudian masukan nama menu dan
judul profil yang akan dibuat, jika sudah selesai kemudian klik , maka secara
otomatis data profil akan bertambah.
Halaman menambahkan profil
D. Manajemen halaman SDM
Halaman admin panel untuk menajemen data sumberdaya, untuk menampilkan halaman ini klik menu Sumber Daya Manusia di sebalah kiri,
Tabel 5. Keterangan Fungsi Tombol Icon
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menapilkan halaman input sdm
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data sdm
Button hapus, digunakan untuk menghapus data sdm
1. Menambah data SDM
Untuk menambah data sdm, klik menu , kemudian masukan nama menu dan
judul sdm yang akan dibuat, jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data sdm akan bertambah
E. Manajemen Standar Operating Procedure (SOP)
Halaman admin panel untuk menajemen SOP, untuk menampilkan halaman ini dengan mengklik menu Standar Operating Procedure di sebelah kiri.
Tampilan menu manajemen SOP
Tabel . Keterangan Fungsi Tombol Icon
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input buku Standar Operating Procedure
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data Standar Operating Procedure
Button hapus, digunakan untuk menghapus halaman Standar Operating Procedure
Untuk keluar dari halaman admin panel
Untuk kembali melihat atau mengedit data Standar Operating Procedure
Menginput data baru SOP (Standar Operating Procedure)
1. klik menu , kemudian masukan nama menu dan judul SOP yang akan dibuat,
2. Uploadlah file SOP yang akan dibuat dengan memilih ,pilih file
yang akan di upload pada file komputer anda.
3. jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data SOP akan
bertambah.
F. Manajemen Panduan Pratikum
Halaman admin panel untuk menajemen konten praktikum, untuk menampilkan halaman ini klik menu Panduan Praktikum di sebalah kiri,
Tampilan menu manajemen panduan praktikum
Tabel 6. Keterangan Fungsi Tombol Icon
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input data praktikum
Button ini di gunakan untuk menampilkan file yang di upload
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data praktikum
Button hapus, digunakan untuk menghapus data praktikum
Button menu pratikum, digunkan untuk menambah sub menu praktikum (kelas)
1. Menambah data Panduan Praktikum:
1) klik menu , kemudian pilih menu kelas dan judul panduan praktikum yang
akan dibuat.
2) Uploadlah file Panduan Praktikum yang akan dibuat dengan memilih
, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.
3) Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data Panduan
Praktikum akan bertambah
Disajikan tampilan menambah buku panduan praktikum pada gambar berikut ini:
G. Manajamen Inventaris
Halaman admin panel untuk menajemen inventaris barang, alat dan bahan, untuk menampilkan halaman ini dengan mengklik menu inventaris di sebelah kiri.
Halaman Manajemen Inventaris
Tabel 4. Keterangan Fungsi Tombol Icon
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input data inventaris
Button ini di gunakan untuk menampilkan gambar alat, bahan dan barang inventaris
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data barang, alat dan bahan
Button hapus, digunakan untuk menghapus data inventaris
1. Menginput Data Inventaris Alat
1) Klik inventaris, pilih alat, Pilih menu , kemudian akan muncul tampilan
baru untuk menambahkan alat baru.
2) Kemudian isilah data pada kolom isian yang disediakan
Nama kode masukan kode alat (sesuaikan dengan kebutuhan sekolah misal “DM/LF/RB/II.6/2000/10”
Nama Alat Masukan nama alat misal “Gelas ukur”
Merek Masukan nama merek dari alat tersebut misal “pudak”
Gol/Jenis Masukan golongan atau jenis alat misal “kaca/besi/plastik”
Satuan Masukan satuan dari alat tersebut misal “paket/buah/biji/kit”
Pabrik Masukanlah produsen/pabrik pembuat alat misal “haflah/pudak/buatan sendiri(smansa)”
Ukuran Masukanlah ukuran panjang lebar atau diameter (sesuaikan dengan bentuk alat) misal “2 x 10 cm”
Jumlah baik Masukanlah jumlah alat yang berada dalam kondisi baik, misal “10”
Jumlah rusak Masukanlah jumlah alat yang berada dalam kondisi rusak, misalkan “2”
Keterangan Masukanlah keterangan tambahan dari kondisi alat tersebut misal “rusak parah/hilang/pecah”
Lokasi Penyimpanan
Masukanlah lokasi penyimpanan alat tersebut, misalnya “Ruang B lemari II rak ke 6”
File gambar Upload file gambar alat, dengan cara memilih
, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.
3) Jika seluruh data sudah selesai terisi, kemudian klik , maka secara
otomatis data alat baru akan bertambah. Klik untuk melihat data alat
yang baru ditambahkan.
2. Menambah Inventaris Bahan (Habis Pakai)
1) Klik inventaris, pilih bahan, Pilih menu , kemudian akan muncul tampilan
baru untuk menambahkan bahan baru.
2) Kemudian isilah data pada kolom isian yang disediakan
Nama kode masukan kode bahan (sesuaikan dengan kebutuhan sekolah misal “Bat/LF/RA/LB/30”
Nama bahan Masukan nama bahan misal “Batu Battery”
Merek Masukan nama merek dari bahan tersebut misal “pudak”
Gol/Jenis Masukan golongan atau jenis bahan misal “larutan/padat”
Satuan Masukan satuan dari bahan tersebut misal “liter/paket/buah”
Pabrik Masukanlah produsen/pabrik pembuat bahan misal “haflah/pudak”
Ukuran Masukanlah ukuran panjang lebar atau diameter (sesuaikan dengan bentuk alat) misal “2 cm”
Jumlah baik Masukanlah jumlah bahan yang berada dalam kondisi baik, misal “10”
Jumlah rusak Masukanlah jumlah bahan yang berada dalam kondisi rusak, misalkan “2”
Keterangan Masukanlah keterangan tambahan dari kondisi bahan tersebut misal “sudah terpakai 90%/hilang”
Lokasi Penyimpanan
Masukanlah lokasi penyimpanan bahan tersebut, misalnya “Lemari B Ruang A”
File gambar Upload file gambar bahan, dengan cara memilih
, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.
4) Jika seluruh data sudah selesai terisi, kemudian klik , maka secara
otomatis data baru akan ditambahkan. Klik untuk melihat data
bahan yang baru ditambahkan,.
3. Menambah Inventaris Barang
1) Klik inventaris, pilih bahan, Kemudian klik menu , kemudian akan
muncul tampilan baru untuk menambahkan barang baru.
3) kemudian isilah data pada kolom isian yang disediakan
Nama kode masukan kode barang (sesuaikan dengan kebutuhan sekolah misal “Bat/LF/RA/LB/30”
Nama bahan Masukan nama alat misal “Meja praktikum”
Merek Masukan nama merek dari barang tersebut misal “olimpic”
Gol/Jenis Masukan golongan atau jenis barang misal “kayu/kaca/besi”
Satuan Masukan satuan dari barang tersebut misal “unit/buah”
Pabrik Masukanlah produsen/pabrik pembuat bahan misal “haflah/pudak”
Ukuran Masukanlah ukuran panjang lebar atau diameter (sesuaikan dengan bentuk barang) misal “2 cm”
Jumlah baik Masukanlah jumlah barang yang berada dalam kondisi baik, misal “10”
Jumlah rusak Masukanlah jumlah barang yang berada dalam kondisi rusak, misalkan “2”
Keterangan Masukanlah keterangan tambahan dari kondisi bbarang tersebut misal “rusak parah/hilang”
Lokasi Penyimpanan
Masukanlah lokasi penyimpanan barang tersebut, misalnya “Lemari B Ruang A”
File gambar Upload file gambar barang, dengan cara memilih
, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.
5) Jika seluruh data sudah selesai terisi, kemudian klik , maka secara
otomatis data alat baru akan bertambah. Klik untuk melihat data
barang yang baru ditambahkan,
H. Manajemen Lab Virtual
Halaman admin panel untuk menajemen konten lab. virtual, untuk menampilkan halaman ini klik menu Lab. Virtual di sebelah kiri,
Tampilan Menu manajemen Lab Virtual
Tabel 7. Keterangan Fungsi Tombol Icon
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input data materi
Button ini di gunakan untuk menampilkan file yang di upload
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data
Button hapus, digunakan untuk menghapus data
Button play, digunakan untuk memutar materi format SWF, pastikan adobe flash aktif
Button Data materi, digunakan untuk menampilkan data animasi berdasarkan kategori kelas
Cara menambahkan data animasi :
1. klik menu , kemudian akan muncul tampilan seperti dibawha ini.
2. kemudian pilih menu kelas (X, XI, XII), masukan judul materi yang berkaitan dengan
animasi tersebut.
3. Uploadlah file animasi dengan memilih , pilih file yang akan di
upload pada file komputer anda.
4. Uploadlah file panduan praktikum animasi tersebut dengan memilih
, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda
5. Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data animasi akan
bertambah
I. Manajemen Jadwal Laboratorium
Halaman admin panel untuk menajemen jadwal kegiatan praktikum di laboratorium, untuk menampilkan halaman ini klik menu Jadwal Lab di sebalah kiri.
Cara menambahkan jadwal praktikum di laboratorium :
1. klik menu , kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
2. kemudian masukan nama kelas, tanggal pelaksanaan kegiatan praktikum, jam waktu
dan jam keluar pelaksanaan praktikum di lab.
3. Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data jadawal akan
bertambah
J. Manajemen Penelitian
Halaman admin panel untuk menajemen data penelitian, untuk menampilkan halaman ini klik menu Penelitian di sebalah kiri,
Tampilan Menu Manajemen Penelitian
Tombol icon Fungsi
Button tambah, digunakan untuk menapilkan halaman input penelitian
Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data penelitian
Button hapus, digunakan untuk menghapus data penelitian
Cara menambahkan data penelitian :
4. klik menu , kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
5. kemudian masukan judul penelitian, penulis dan pilih tahun pelaksanaan penelitian
tersebut.
6. Uploadlah file hasil penelitian dengan memilih , pilih file yang
akan di upload pada file komputer anda.
7. Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data penelitian akan
bertambah
Lampiran 8 Draft Buku Hasil Penelitian
KATA PENGANTAR
Bersyukur kehadirat Alloh SWT atas segala bentuk kenikmatan dan segala
karunia yang diberikan kepada kami, sehingga buku yang diberi judul: “Sistem
Pengelolan Laboratorium Sekolah Era Revolusi Industri 4.0.” ini dapat kami
selesaikan. Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian bersama rekan-rekan
kerja dalam upaya mencari dan membuat model pengelolaan laboratorium sekolah
yang sederhana, efektif dan efisien. Kerena itu kami lakukan penelitian
pengembangan model pengelolaan laboratorium sekolah daring. Laboratorium
merupakan bagian sarana yang teramat penting dalam menunjang pelaksanaan
proses pembelajaran di sekolah. Melalui laboratorium sekolah, berbagai konsep
IPA yang awalnya berupa teori dan terkesan abstrak bagi peserta didik, dapat
diperlihatkan secara real melalui kegiatan praktik.
Buku sistem pengelolaan laboratorium sekolah era revolusi industri 4.0 ini
dibuat dalam ruang lingkup laboratorium sekolah untuk SMP, SMA, SMK dan
Perguruan Tinggi. Sebagai subjek dalam implementasi awal pengelolaan
Laboratorium Sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Kota Metro dan Laboratorium Fisika
UM Metro. Kami mengharapkan melalui pengalaman yang dituangkan dalam
buku ini, setiap laboratorium di Sekolah dapat membenahi pengelolaan
laboratoriumnya dengan mengaplikasikan buku ini sebagai pendoman
pengelolaan laboratoium di sekolahnya masing-masing. Buku ini membahas dan
mengungkapkan tentang Pengelolaan Laboratorium sekolah sistem manual (pada
BAB III) dan Model pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring (Bab IV).
Selain itu juga memuat berbagai manajemen laboratorium, seperti manual
Pengelolaan Laboratorium sekolah yang berisi Tupoksi Pengelolan Laboratorium,
Standard Operating Procedure (SOP) penggunaan Laboratorium IPA, dan
berbagai format administrasi Laboratorium sekolah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam kegiatan dan penyusunan buku Sistem Pengelolaan laboratorium Sekolah
Era Revolusi Industri 4.0 ini. Terutama DRPM Kemenristekdikti yang telah
membiayai penelitian yang mendukung dalam penulisan buku ini, Kepala LPPM
UM Metro beserta stafnya yang telah memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian,
Kepala SMA Negeri 1 Metro dan seluruh stafnya serta Kepala laboratorium fisika
UM Metro atas kesediaannya menjadi mitra dalam ujicoba sistem ini. Demikian
buku ini kami buat dengan sebaik-baiknya sebatas kemampuan kami, semoga
memberi manfaat dan dapat diimplementasikan di berbagai laboratorium sekolah.
Kota Metro, 11 Oktober 2018
Ketua Tim Penulis,
Nyoto Suseno
SAMBUTAN KETUA LPPM
Assalamua’laikum Wr. Wb,
Rasa syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan nikmat dan karunia yang tiada terbatas kepada kita semua.
Kami Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) yang
merupakan bagian integral dari Universitas Muhammadiyah Metro berkewajiban
dalam menjalankan dan mengembangkan kualitas catur dharma Perguruan Tinggi
Muhammadiyah yang salah satunya adalah dalam bidang penelitian. Kami terus
berupaya menjadikan LPPM Universitas Muhammadiyah Metro sebagai pelopor
yang kredibel, inovatif, dan profesional dalam menjalankan fungsi strategis sesuai
visi, misi, dan tujuan Universitas Muhammadiyah Metro.
LPPM Universitas Muhammadiyah Metro terus berupaya
mengaktualisasikan fungsinya menjadi agen perubahan dalam pengembangan dan
penerapan IPTEKS, baik di lingkungan internal Universitas Muhammadiyah
Metro, masyarakat maupun bangsa dan negara melalui hasil karya penelitian dan
pengabdian dosen dan mahasiswa melalui berbagai kesempatan. Penelitian dan
pengabdian ini dilakukan melalui berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai
lembaga negeri maupun swasta, serta berbagai lapisan masyarakat.
Salah satu bentuk aktulisasi yang LPPM lakukan adalah mendukung dan
memfasilitasi dosen dalam melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, dan salah satunya adalah kelompok dosen yang melakukan penelitian
pengembangan model pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring. LPPM
mewakili Universitas Muhammadiyah Metro mengucapkan terima kasih kepada
Pemerintah Kota Metro, SMA Negeri 1 Metro dan Kepala Laboratorium Fisika
UM Metro yang telah bersedia menjalin kerja sama menjadi Mitra dalam
pelaksanaan ujicoba produk “Model Pengelolaan Laboratorium Sekolah
Menggunakan Sistem Daring”. LPPM juga ucapkan terimakasih kepada DRPM
Kemenristekdikti yang telah membiayai kegiatan penelitian ini. Semoga segala
yang berjalan dapat terbina dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak dan
masyarakat, sehingga Alloh SWT senantiasa memberikan tuntunan dan
perlindungan kepada kita semua, Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Metro, 11 Oktober 2018
Ketua LPPM UM Metro,
Prof. Dr. Juhri AM., M.Pd.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..………………………………………………….... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
SAMBUTAN KEPALA LPPM UM Metro ……………………………….. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN …...…………………………………………
1.1 Pengertian Laboratorium…………………………………..
1.2 Jenis dan Bentuk Laboratorium ........................ ……………
1.3 Laboratorium Sekolah dan Perannya ………………………
1.4 Kendala dan Permasalahan dalam Pengelolaan Laboratorium
Sekolah ...................................................................................
BAB II REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ..........................................................
2.1 Sejarah Perkembangan Revolusi Industri .................................
2.2 Pengertian Revolusi Industri 4.0 ...............................................
2.3 Dampak Revolusi Industri 4.0 pada Berbagai Bidang ...............
2.4 Peluang Pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 dalam Pendidikan
BAB III MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LABORATORIUM
SEKOLAH
3.1 Pengertian Manajemen Laboratorium Sekolah …………
3.2 Komponen Manajemen Sekolah ......................……………
3.3 Administrasi Laboratorium Sekolah……………….................
BAB IV. IMPROVEMENT MUTU PENGELOLAAN LABORATORIUM
SEKOLAH ....................................................................................
4.1 Pengertian Pengembangan Mutu .............................................
4.2 Improvement Mutu dalam Pengelolaan laboratorium Sekolah
BAB V. SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ...........................................................
5.1 Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pengelolaan Laboratorium Sekolah ……..................
5.2 Model Pengelolaan Laboratorium Sekolah Menggunakan
Sistem Cyber ......... …………………………………………
BAB VI PENGGUNAAN SISTEM PENGELOLAAN
LABORATORIUM SEKOLAH SECARA DARING …………..
6.1 Pekerjaan Awal dalam Pengelolaan Laboratorium Sekolah
secara daring ………...............................................................
6.2 Pengoperasian Laboratorium Sekolah Daring dalam Kegiatan
Praktikum .................................................................................
6.3 Berbagai Penggunaan Laboratorium Sekolah daring
................
REFERENSI
GLOSARIUM
1
1
3
3
4
5
8
5
8
8
13
15
11
11
13
13
28
28
28
31
31
33
48
48
49
51