UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

43
UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL DENGAN BERBASIS WEB CLOUD PROPOSAL TESIS EKA MUSRIDHARTA NPM 1206192531 Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

UNIVERSITAS INDONESIA

RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PUSAT OTAK NASIONAL DENGAN BERBASIS WEB CLOUD

PROPOSAL TESIS

EKA MUSRIDHARTA

NPM 1206192531

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit

Universitas Indonesia

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan

kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial

yang diembannya, rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis

antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus

mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan

kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif,

efisien dan menguntungkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)

adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur

proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan

prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis teknologi komputer merupakan

sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk

operasional rumah sakit.

Berbagai pengalaman rumah sakit dalam menggunakan sistem administrasi

konvensional menunjukan pihak manajemen kesulitan mengambil keputusan

penting berbasis bukti terkini dan bahkan seringkali kehilangan kesempatan

memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun

kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.

Pengelolaan pelayanan rumah sakit harus dilakukan dengan konsep

manajemen yang jelas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan rumah

sakit yang semakin kompetitif dan mengalami transformasi besar. Persaingan tidak

hanya terhadap pelayanan kesehatan berbasis rumah sakit, namun juga pelayanan

kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib.

Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai

lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan

keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-

penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Teknologi

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

2

informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan

dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan

pelayanannya.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen

Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah

maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen

yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem

informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem

informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai

pengambilan keputusan.

Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif

dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien

cukup tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah

sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan

tersebut dapat tercapai.

Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini baik

dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses pelayanan

kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk mengembangkan

mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang

digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan

teknologi komputer.

Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data

di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit. Informasi merupakan aktiva (aset) penting suatu rumah sakit dalam

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Era saat ini, banyak rumah sakit

tidak menyadari berapa banyak informasi telah didapat dan diproses serta

didistribusikan baik secara manual maupun secara komputerisasi.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan

atau komponen yang berkaitan satu dengan lainnya dalam mengolah data untuk

mendapatkan informasi yang akurat, cepat, bermutu, tepat waktu dan berguna bagi

manajemen dalam pengambilan keputusan.

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

3

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah entitas yang terdiri

dari bagian-bagian yang saling berinteraksi yang dikoordinasikan untuk mencapai

satu atau lebih tujuan bersama yang meliputi pengumpulan, penyimpanan dan

pengolahan data serta penyebarluasan informasi dan pengetahuan sebagai hasil

pengolahan data tersebut untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

Dengan tujuan mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data yang berhubungan

dengan dunia kesehatan Indonesia, secara systematis, dan akurat, dan bahkan real

time, menyebarluaskan informasi dan pengetahuan sebagai hasil pengolahan data

kesehatan ke semua pihak yang membutuhkan dan berkepentingan, mendukung

proses pengambilan keputusan dan mengoptimalkan penerapan unsur unsur

managemen (Good Coorporate Governance). Dengan cara mengintegrasikan

seluruh unit operasional rumah sakit baik front office maupun back office.

Pengembangan System Informasi Manajemen di rumah sakit dengan

teknologi informasi yang terpadu seringkali tidak dianggap prioritas oleh karena

beberapa hal. Jadi bukan hanya masalah ketersediaan dana yang menjadi masalah,

namun antara lain pemahaman bahwa dukungan teknologi informasi merupakan

sesuatu yang sangat penting dari manajemen tertinggi di rumah sakit tuntutan saat

ini dalam pemenuhan kualitas layanan serta untuk pengambilan keputusan strategis

berdasarkan data yang sahih dari semua lini beserta kajiannya merupakan faktor

yang juga menonjol. Dukungan manajemen puncak yang merupakan faktor

karakter organisasi mempunyai korelasi yang kuat secara bermakna terhadap aspek

manfaat yang dirasakan oleh pengguna, demikian juga disimpulkan bahwa

kompetensi tim teknologi informasi dan kualitas dari sistem informasi mempunyai

korelasi secara bermakna dengan kemudahan penggunaan sistem informasi yang

dirasakan oleh pengguna.

Beberapa sistem yang sudah dibangun rumah sakit secara internal maupun

eksternal seringkali belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di

antaranya, karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai kepentingan dan

manfaat yang didapat oleh semua pihak melalui teknologi Informasi. Misalnya, saat

ini masih terjadi otomasi pelayanan yang terputus karena dokter yang tidak

mengerti transaksi rekam medik ke sistem informasi yang disediakan. Oleh karena

itu, solusi yang dipikirkan, selain menggunakan media yang sangat mudah untuk

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

4

dioperasikan oleh orang yang sangat awam, seperti phablet diperlukan juga

program peningkatan pemahaman teknologi Informasi dan kesadaran akan

pentingnya teknologi Informasi bagi pencapaian tujuan bersama.

Kondisi yang diinginkan ada di rumah sakit pada dasarnya harus terkait 3

kebutuhan pokok, yaitu :

Mendukung pendidikan, pelatihan, dan penelitian.

Meningkatkan efisiensi biaya dan waktu.

Mendukung kontinuitas informasi klinis

Dibutuhkan teknologi informasi untuk mendukung rumah sakit yang

bermutu, serta meningkatkan perlindungan pasien (patient safety). Sehingga untuk

mendukung tercapainya harapan tersebut maka langkah manajemen seharusnya

diawali dengan mengupayakan pembangunan sistem Informasi terpadu yang

mendukung semua lini pelayanan di rumah sakit dan sangat diharapkan sistem

informasi berbasis teknologi informasi yang bisa segera mendukung kegiatan ini.

Mahal atau besarnya dana yang perlu disiapkan untuk membangun sistem

informasi di rumah sakit karena Sistem Informasi harus merupakan :

Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi dan Ubiquitous (Anytime

Anywhere).

Dari sisi internal, diharapkan semua sistem informasi dan proses bisnis utama yang

berjalan dapat terintegrasi ke semua pihak.

Sistem eksternal yang dimaksud di sini, antara lain, adalah untuk keperluan

telemedicine dan customer relationship management, sistem manajemen supplier,

sistem Kementerian Kesehatan, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, Penjamin/asuransi

lainnya.

Selain terintegrasi, diharapkan sistem informasi juga mendukung mobilitas

personil-personil tertentu, seperti direksi dan dokter, dengan menciptakan sistem

yang ubiquitous (anytime, anywhere). Informasi-informasi tertentu dapat diakses

oleh personil- personil tertentu dari mana pun dan kapan pun diperlukan.

Sistem Informasi yang dapat mendukung proses analisis dan pengambilan

keputusan atau sebuah sistem yang dapat melakukan pengolahan data mentah

menjadi informasi yang bersifat analitis untuk pengambilan keputusan. Dengan

demikian, bagi dokter dibutuhkan data cepat dan akurat melalui sistem/teknologi

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

5

informasi yang serta merta (real-time) pada saat menghadapi pasien dalam

pelayanan kesehatan. Keseluruhan data yang terpapar harus memberikan informasi

klinis, data hasil pemeriksaan penunjang (dapat berupa text, gambar, grafik,

numerik), misalnya data laboratorium, data radiologis, dan sejenisnya, serta data

penggunaan obat-obatan. Data melalui sistem informasi ini ke depan harus dalam

bentuk suatu catatan elektronik (electronic medical record).

Secara umum, sistem/teknologi informasi yang diadakan harus dapat

memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi di front-end (segala yang terkait atau

berhubungan dengan pasien/ front office sampai dengan billing pasien) yang

terintegrasi dengan back-end (pelaporan, keuangan/finance, dan inventory) serta

aplikasi pendukung (kepegawaian, perangkat, dan sejenisnya). Sebagaimana

kebutuhan tersebut maka sesuai roadmap pembangunan dan penataan system

teknologi Informasi di rumah sakit sangat memerlukan dukungan alokasi dana

dengan prioritas agar dapat melakukan integrasi sistem informasi dalam rangka

menjalankan proses kegiatan rumah sakit.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah tipe A yang

mengkhususkan penanganan pasien neurologi, masalah otak dan saraf.

Permasalahan kesehatan otak dan saraf dikategorikan ke dalam tiga hal, yaitu:

tingginya angka kesakitan, angka kecacatan dan angka kematian yang ditimbulkan

oleh penyakit otak dan saraf,

semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia sehingga akan berdampak pada

proses penuaan otak dan jaringan saraf tepi,

masalah kesehatan otak lainnya seperti infeksi, trauma, tumor, kelainan bawaan,

autoimun dan lain-lain.

Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan penyebab

kecacatan nomor satu di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 8,3 per 1.000

penduduk. Data Riskesdas (2007) menunjukkan penyebab kematian utama di

rumah sakit adalah stroke yakni mencapai 15,4%. Berdasarkan beberapa penelitian

didapatkan tingkat kecacatan stroke mencapai 65% (Persi, 2009). Selain Stroke

masih banyak lagi permasalahan dalam bidang neurologi, peningkatan jumlah

penderita infeksi otak dan saraf seperti HIV dengan gejala awal dan lanjut pada otak

dan saraf, infeksi bakteri, jamur, dan Virus lain. Peningkatan angka kecelakaan lalu

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

6

lintas yang berdampak terhadap trauma otak dan medulla spinalis maupun saraf

tepi. Masih tingginya angka kecacatan pada anak baru lahir atau gangguan pada

perkembangan fungsi otak dan saraf anak. Prevalensi kasus kejang dan epilepsi

yang tinggi, serta tumor otak dan medulla spinalis yang semakin meningkat. Semua

kondisi tersebut merupakan permasalahan yang membutuhkan perhatian dan

penanganan yang serius.

Dalam perawatan pasienpun kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah

secara dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih

kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah

kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di samping

pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap kondisi pasien.

Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena selain bertugas

mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di dalam maupun luar

rumah sakit.

Saat ini belum tersedianya pusat pelayanan otak dan saraf di Indonesia yang

memberikan pelayanan kesehatan otak dan saraf yang lege-artis dan komprehensif,

dengan dukungan teknologi canggih dan SDM yang berkualitas, serta sebagai pusat

pendidikan dan latihan, sekaligus sebagai pusat penelitian pelayanan kesehatan otak

dan saraf membuat RS Pusat Otak Nasional menjadi uji coba implementasi disain

sistem berbasis web dan paperles.

1.2 Perumusan Masalah

Masih terdapatnya kesenjangan antara jumlah dokter spesialis saraf dengan

pasien-pasien yang memerlukan penanganan. Mobilitas dokter yang tinggi

memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang dapat memberikan data medis

pasien secara real time agar dapat segera di tindak lanjuti (telemedicine). Dalam

kaitan dengan visi dan misi RS Pusat Otak Nasional, perlu direncanakan suatu peta

jalan atau cetak biru Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang akan

mengikuti perkembangan RS agar manajemen dapat melaksanakan program-

program yang akan dikembangkan di RS Pusat Otak Nasional dalam bentuk suatu

Rencana Strategis.

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

7

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana analisis situasi terkait dengan kebutuhan Sistem Informasi RS

Pusat Otak Nasional ? (tupoksi, analisis internal dan eksternal)

2. Bagaimana kesesuaian visi, misi, dan tujuan 5 tahun ke depan berdasarkan

analisis situasi saat ini ?

3. Bagaimana penetapan Key Performance Indicator Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu dokumen Key Performance

Indicator Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional Jakarta.

1.4.2 Tujuan khusus

1.4.2.1 Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional

1.4.2.2 Adanya penyelarasan visi, misi dan tujuan RS Pusat Otak Nasional dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

1.4.2.3 Adanya Key Performance Indicator Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit RS Pusat Otak Nasional

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat bagi peneliti

Bagi peneliti bermanfaat sebagai proses pengayaan ilmu pengetahuan dan

kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, dan memiliki kesempatan

yang sangat berharga untuk membantu mengembangkan rumah sakit melalui

rencana strategis yang baik.

1.5.2 Manfaat bagi rumah sakit

1. dapat mendokumentasikan secara menyeluruh proses perencanaan dan

langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan pengembangan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

8

2. secara praktis dapat membantu jajaran direksi dan staf RS Pusat Otak

Nasional dalam menyusun renstra dan sebagai masukan bagi pihak RS

untuk upaya pengembangan RS

1.5.3 Manfaat bagi Kementerian Kesehatan

Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam perbaikan dan

pengembangan organisasi dan tatalaksana di rumah sakit khusus

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai perencanaan strategis ini dilakukan di RS Pusat Otak

Nasional pada Juni 2013. Perencanaan strategis yang dimaksud pada penelitian ini

meliputi proses analisa situasi, penetapan visi-misi sampai pada formulasi strategi.

Penelitian dibatasi sampai dengan tahap menentukan inisiatif strategi dan Key

Performance Indicator, namun tidak sampai pada tahap pengganggaran.

Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operational research).

Penyusunan rencana strategis ini melibatkan seluruh staf manajemen dan staf medik

RS Pusat Otak Nasional dalam suatu Consensus Decision Making Group (CDMG),

peranan peneliti sebagai fasilitator. Data-data bersumber pada data primer dan

sekunder.

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Data

Data merupakan fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan

tertentu dalam kondisi belum melalui proses pengolahan dan merupakan sumber

dari informasi. Kemudian data juga merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain

apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna

penyusunan keterangan pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan.

Data diklasifikasikan menurut jenisnya, sifatnya dan sumbernya. Menurut

jenisnya data terdiri dari:

1. Data hitung (enumeration/counting data)

Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu, seperti

persentase dari suatu jumlah tertentu.

2. Data ukur (measurement data)

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai

sesuatu, seperti angka yang ditunjukan alat hasil pengukuran.

Menurut sifatnya, data terdiri dari:

1. Data kuantitatif

Data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan

penjumlahan.

2. Data kualitatif

Data mengenai penggologan dalam hubungannya dengan kualitas

atau sifat tertentu.

Kemudian klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:

1. Data internal

Data internal adalah data asli, artinya data sebagai hasil obervasi

yang dilakukan sendiri, bukan dari hasil karya orang lain.

2. Data eksternal

Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Data eksternal

di bagi menjadi dua, yaitu

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

10

(1) data eksternal primer yaitu data dalam bentuk ucapan lisan atau

tulisan dari pemiliknya sendiri.

(2) data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari

orang lain yang melakukan observasi melainkan sesorang atau

sejumlah orang.

Dalam pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan

dengan beberapa metode, yaitu (Burhanudin):

1. Pengamatan Langsung

Hal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan secara langsung

terhadap catatan-catatan yang ada. Dalam hal ini yang harus

diperhatikan yaitu diketahuinya tujuan dari suatu kepentingan yang

terkait dengan masalah yang ada didalam catatan tersebut. Dengan

kata lain harus ada kesesuaian antara tujuan pengumpulan data

dengan data yang dikumpulkan. Keuntungan dari metode ini yaitu

lebih akurat karena dikumpulkan oleh petugas yang mengetahui

tujuan dari proses pengumpulan tersebut. Namun kerugian dari

metode ini adalah adanya keterbatasan proses pencermatan, biaya

mahal dan menjadi tidak efektif apabila banyak permasalahan yang

akan diambil.

2. Wawancara

Kualitas data dari metode ini sangat tergantung pada kemampuan

pewawancara serta terwawancara. Subjektifitas antara pewawancara

dan terwawancara akan mempengaruhi kualitas serta validitas data

yang dikumpulkan. Keuntungan metode ini yaitu data yang

terkumpul akan lebih akurat dan pemelihan sumber data akan sesuai

dengan tujuan. Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan biaya

yang cukup banyak karena harus mengirimkan pewawancara untuk

beberapa obyek masalah serta subyektifitas serta kemampuan

pewawancara sangat mempengaruhi keakuratan data.

3. Perkiraan Koresponden

Koresponden diminta untuk memberikan informasi yang diperlukan.

Oleh karena itu koresponden tidak mempunyai kepentingan,

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

11

dimungkinkan kualitas data dapat terabaikan, sehingga

keakuratannya sulit dipertanggungjawabkan. Namun metode ini

mempunyai keuntungan yaitu murah dan dapat menjangkau dalam

skala yang luas.

4. Daftar Pertanyaan

Daftar pertanyaan diberikan kepada responden yang memiliki data-

data yang dimungkinkan terkait dengan tujuan manajemen suatu

organisasi. Metode ini dapat dilakukan dalam skala yang luas dan

cukup efektif untuk mendapatkan data-data yang cukup banyak dan

cepat.

2.2 Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan

keputusan (Pangestu, 2003). Informasi merupakan data yang memiliki arti penting

dalam pengambilan keputusan dan telah melalui proses pengolahan. Proses

pengolahan yang dilakukan merupakan pengumpulan data dimana proses ini

merupakan hal penting untuk tersedianya informasi yang berkualitas (Burhanudin).

Informasi menurut Laudon & Laudon (1998) adalah data yang telah diolah menjadi

bermakna dan berguna bagi manusia. Informasi menurut Hoffer, dkk (1995) adalah

data yang diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang

yang menggunakannya. Sedangkan menurut Davis (1999) adalah data yang diolah

menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimaannya dan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Bagi Ery informasi adalah

suatu yang memberikan makna dan dan manfaat sebagai bahan pengambilan

keputusan bagi para manajer. Agus Mulyanto menyatakan, informasi adalah data

yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya. Jogiyanto juga menyatakan, informasi adalah data yang diolah

menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari beberapa data yang telah diolah

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

12

atau diproses dengan cara tertentu, sehingga sesuai dengan kebutuhan penerima

informasi dan memiliki nilai manfaat bagi penerima informasi. Informasi

merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan

menjadi sebuah kesimpulan. Nilai sebuah informasi sangat bergantung dari

pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna. Dengan kata lain, Informasi merupakan

sekumpulan data yang berkaitan yang diolah dan diproses menjadi bentuk yang

mudah dipahami, disukai dan mudah diakses. Informasi harus mempunyai nilai,

memperkaya pengkajian, mengurangi ketidakpastian dan dapat digunakan sebagai

bahan untuk pengambilan keputusan. Data merupakan sumber informasi yang

menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Beberapa data dapat dinyatakan

sebagai sebuah informasi jika dari sedikit data tersebut sudah dapat ditarik sebuah

kesimpulan.

2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan suatu fakta yang belum diolah dan belum dapat

memberikan informasi yang jelas, sehingga perlu untuk diolah lebih dahulu. Data

yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima

informasi tersebut kemudian menentukan keputusan berdasarkan informasi yang

telah diterimanya. Informasi memiliki sebuah siklus dimana data yang ditangkap

dianggap sebagai input, diproses kembali melalui sebuah model. Siklus ini

berlangsung secara terus-menerus. Konsep umpan balik informasi menjelaskan

perihal pencarian sasaran dan saling mempengaruhi antar bagian yang terlibat

dalam sistem. Keluaran dari satu bagian akan menjadi masukan untuk bagian yang

lain. Konsep umpan balik berkaitan dengan cara informasi digunakan untuk

keperluan pengendalian. Pengendalian sebagai konsepsi inti sistem sangat

membutuhkan umpan balik informasi. Hal ini berguna untuk menjaga agar sistem

mampu berjalan sesuan dengan rencana pencapaian sistem.

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

13

2.2.2 Kualitas Informasi

Informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama suatu organisasi

yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai

tujuan. Kualitas suatu informasi tergantung pada beberapa hal, yaitu :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat

juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

Komponen akurat meliputi :

(1) Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan

harus memiliki kelengkapan yang baik, karena akan mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan.

(2) Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan

harus memliki kebenaran.

(3) Security, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus

memiliki keamanan.

2. Tepat waktu

Informasi harus tepat waktu dikarenakan informasi yang terlambat

tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal.

3. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi

informasi untuk setiap orang berbeda.

Proses

Sumber

data Data

Input

Hasil

Penerimaan

Informasi

Tidakan

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

14

4. Ekonomis

Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar

dibandingkan dengan biaya yang mendapatkannya dan sebagian

besar informasi tidak dapat ditaksi keuntungannya dengan satuan

nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

5. Efisien

Informasi ringkas, jelas dan sederhana namun memiliki makna yang

mendalam bagi penerima informasi.

6. Dapat Dipercaya

Informasi berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber

informasi telah teruji tingkat kejujurannya.

2.3 Sistem

Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan

kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Menurut Agus Mulyanto, Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-

elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu

kesatuan. Menurut Ery Rustiyanto, Sistem adalah sekumpulan unsur yang

berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses mencapai

tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan dari berbagai unsur

yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas

lingkungan tertentu. Jogiyanto memberikan definisi sistem dengan dua pendekatan,

yaitu dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan

prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang

mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai faktor yang berhubungan

atau diperkirakan berhubungan, serta satu sama yang lain saling mempengaruhi,

yang kesemuanya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Secara lebih sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

15

atau himpunan dari unsure, komponen atau variabel yang terorganisir, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.

Berdasarkan definisi terhadap sistem yang dikemukakan oleh para pakar

diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen atau

komponen yang saling berinteraksi, saling bekerja sama satu dengan yang lain

untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Dengan kata lain sistem

dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan elemen atau komponen yang saling

berhubungan dan bekerja sama serta memiliki masukan (input) dan keluaran.

Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem,

yaitu sistem yang mendekatkan pada prosedur dan elemennya. Prosedur

didefinisikan sebagai sebuah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi

yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan yang

mengerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Gerald.J,1991). Penganut

pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai

bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai

beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem

sebagai suatu komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling

tergantung, satu sama lain dan terpadu.Sebuah sistem mempunyai tujuan atau

sasaran. McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga Robert G.

Murdick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama mencapai suatu tujuan yang sama.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa

sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan sebuah kegiatan atau menyelesaikan

suatu sasaran tertentu (Gerald. J. 1991)

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,

penghubung, masukan, pengeluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan.

Komponen Sistem

Batasan Sistem

Lingkungan Luar Sistem

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

16

Penghubung Sistem

Masukan Sistem

Pengeluaran Sistem

Pengolahan Sistem

Sasaran Sistem

2.4 Sistem Informasi

Menurut Sutabri, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang

mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan

strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan. Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku

Accounting Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi

sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk

mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Menurut

Turban, McLean, dan Waterbe (1990) dalam buku Information Technology for

Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefinisikan sistem

informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu

organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi

semua tingkatan dalam organisasi tersebut.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi

satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu sasaran.

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

17

Komponen-komponen tersebut adalah :

1. Blok Masukan (Input Block)

Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metode-

metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, dapat

berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran tertentu

3. Blok keluaran (Output Block)

Blok keluaran berupa data-data keluaran seperti dokumen output dan

informasi yang berkualitas.

4. Blok teknologi (Technology Block)

Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan

keluaran serta membantu pengendalian dari sistem secara

keseluruhan. Blok teknologi merupakan komponen bantu yang

memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam sistem

5. Blok Basis Data (Database Block)

Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya,

tersimpan di perangkat keras computer dan perangkat lunak untuk

memanpulasinya.

6. Blok Kendali (Controls Block)

Meliputi masalah pengendalian terhadap operasional sistem yang

berfungsi mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem

Sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem sebagai berikut:

1. Hardware

Merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem

informasi modern memiliki perangkat keras seperti, computer, printer

dan teknologi jaringan komputer

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

18

2. Software

Merupakan bagian lunak sistem informasi. Sistem informasi modern

memiliki perangkat lunak untuk memerintahkan computer

melaksanakan tugas yang harus dilakukannya.

3. Data

Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih

lanjut untuk menghasilkan informasi. Contoh, dokumen bukti-bukti

transaksi, nota, kuintasi dan sebagainya.

4. Prosedur

Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau proses-

proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku-buku

penuntun operasional seperti prosedur sistem pengendalian intern atau

buku penuntun teknis seperti buku manual menjalankan program

computer.

5. Manusia

Merupakan bagian utama dalam sistem informasi dan yang terlibat

dalam komponen manusia antara lain :

a. Clerical personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan

data dan melakukan inquiry = operator)

b. First lever manager, untuk mengelola pemrosesan data

didukung dengan perencanaan, penjadwalan, indentifikasi

situasi out of control dan pengembilan keputusan level

menengah kebawan

c. Management, untuk pembuatan laporan berkas, permintaan

khusus, analisis khusus, laporan khusus, pendukung

indentifikasi masalah dan peluang, pendukung analisis

pengembalian keputusan level atas.

Pengelola sistem informasi terorganisir dalam suatu struktur manajemen.

Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan

level manajemennya.

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

19

1. Manajemen level atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan

pengambilan keputusan

2. Manajemen level menengah, untuk perencanaan taktis dan

pengambilan keputusan

3. Manajemen level bawah, untuk perencanaan dan pengawasan operasi

dan pengambilan keputusan

4. Operator, untuk pemrosesan transaks dan merespon permintaan.

Sistem informasi memiliki tiga unsur atau kegiatan utama, yaitu menerima

data sebagai masukan (input), memproses data dengan melakukan perhitungan,

penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain dan memperoleh

informasi sebagai keluaran.

2.5 Rumah Sakit.

Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor

983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa:

Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan.

Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan

”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of

which is to provide for the population complete health care both curative and whose

outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is

also a center for the training of health workers and for bio social research”.

Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957)

diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis,

berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik

kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan

keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga

kesehatan serta untuk penelitian biososial.

Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang

kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh

berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

20

masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang

sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Dalam Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 disebutkan

bahwa rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,

diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,

cidera, dan melahirkan.

Sedangkan pada Keputusan Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997

definisi ini sedikit berbeda yaitu rumah sakit didefiniskan sebagai sarana kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan

upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara

serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan

penelitian.

Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,

Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada

satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

2.6 Manajemen

Manajemen merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Dalam penerapannya

sehari-hari, kegiatan manajemen sangat membutuhkan pengalaman seorang

manajer dalam melakukan kegiatan manajerialnya.

Menurut Sutabri, Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan

apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk

merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan operasi.

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

21

2.7 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk

melaksanakan pengolahan data yang akan bermanfaat bagi organisasi. Dengan

memanfaatkan komputer, maka tujuan dari sistem informasi manajemen akan lebih

mudah diwujudkan.

Sistem informasi manajemen membutuhkan perencanaan yang sangat matang

dan panjang, dengan memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa

mendatang. Sistem infomasi manajemen didesain untuk memberikan laporan

operasional sehari-hari, sehingga dapat memberi informasi untuk mengotrol

kegiatan operasional organisasi dengan lebih baik.

Menurut Gordon B Davis, sistem informasi manajemen adalah sistem

manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi

operasi, manajemen dan pengambilan keputusan didalam suatu organisasi.

Sedangkan menurut Komaruddin, sistem informasi manajemen adalah suatu

pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan

informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

manajemen adalah kumpulan dari manusia dan berbagai sumber daya didalam

organisasi yang akan mengumpulkan data untuk menghasilkan informasi yang

berguna bagi semua tingkat manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian dalam organisasi.

2.8 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, setiap Rumah

Sakit (RS) wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dimana

SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah

sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan RS kepada Kementerian

Kesehatan yang meliputi:

a. Data identitas RS

b. Data ketenagaan yang bekerja di RS

c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

22

d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap

e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.

Pelaksanaan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit bertujuan untuk

merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan, menyajikan informasi RS secara

nasional dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan

RS secara nasional. Pelaporan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit terdiri dari

(1) pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update), yaitu

ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan

program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan.

(2) pelaporan yang bersifat periodic, yaitu dilakukan 2 (dua) kali dalam

1 (satu) tahun.

Tujuan sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu dapat memberikan

informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat

administrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan

penilaian (evaluasi) di rumah sakit.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terdiri dari 3 komponen yaitu :

1. Input

Sumber data / informasi untuk menunjang untuk kesehatan dan

manajemen kesehatan.

Instrumen pencatatan data

Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)untuk pengelolaan untuk

pemanfaatan data / informasi.

2. Proses

Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data / informasi

termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit

pelayanan dan pengelolaan data

Pengelolaan data / informasi rumah sakit

3. Output

Pemanfaatan data / informasi untuk menunjang manajemen dan

pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

23

2.9 Rencana Strategi Rumah Sakit

Rencana Strategis merupakan kegiatan manajemen organisasi yang

digunakan untuk menetapkan prioritas, memperkuat operasi, dan kemudian

memastikan bahwa karyawan dan stakeholder lainnya bekerja menuju tujuan

bersama, membangun kesepakatan hasil yang diharapkan, dan menilai serta

menyesuaikan arah organisasi dalam respon terhadap peruabahan lingkungan.

(BSC, 2013). Pada dasarnya rencana strategis merupakan rencana jangka panjgan

yang disusun dengan telah mempertimbangkan kondisi lingkungan.

Dalam seiring berjalannya waktu perkembangan terus terjadi sehingga terjadi

perubahan baik bersifat eksternal maupun internal. Dengan demikian dibutuhkan

evaluasi terhadap rencana strategi yang telah ditetapkan untuk melihat apakah

rencana strategi tersebut masih relevan atau tidak untuk saat ini atau untuk melihat

apakah rencana strategis sudah tercapai atau belum. Evaluasi yang dilakukan dapat

menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan untuk saat pertama

kali membangun RS ataupun pada saat akan melakukan penambahan unit/klinik

atau cabang RS.

Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik. Dengan

menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal

dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan

cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. (Start, Daniel dan Ingie Hovland)

2.9.1 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk

menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk

mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)

untuk mencapai strategi ini (Carter M. Namara).

Perencanaan strategis dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses sistematis dan

berkelanjutan di mana orang-orang membuat keputusan-keputusan tentang hasil-

hasil masa depan yang diharapkan, bagaimana hasil-hasil ini dicapai, dan

bagaimana kesuksesan dapat diukur dan dievaluasi (GC. Canada, Steps to

Competitiveness)

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

24

Perencanaan strategis menjawab tiga pertanyaan, yaitu:

1. Di manakah posisi kita saat ini? Pertanyaan ini mengantar pada

analisa tentang situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu: analisa

eksternal, analisa internal dan analisa tentang kompetisi

2. Kemana dan kapan kita akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada

logika mengapa suatu perusahaan (organisasi) didirikan. Mission

statement hadir sebagai arahan korporasi/perusahaan (corporate

direction), sementara itu tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran

jangka pendek hadir dalam unit usaha (business unit direction)

3. Bagaimana cara kita bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi

disusun sebagai arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Formulasi strategi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok,

level korporasi (corporate level), level unit usaha (business unit

level), dan level fungsi manajemen (functional level).

Fokus perencanaan strategis biasanya adalah pada keseluruhan organisasi,

sedangkan fokus perencanaan bisnis adalah pada produk-produk yang kita hasilkan,

pelayanan ataupun program. Perencanaan strategis berkembang sesuai dengan

iklim dan kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, kompleksitas organisasi,

ukuran organisasi, kemampuan para pembuat rencana dan sebagainya. Begitu

banyak perspektif, model dan pendekatan yang digunakan pada perencanaan

strategis. Tujuan perencanaan strategis organik yang paling sering digunakan dan

dimulai dengan fokus pada misi organisasi tersebut (visi dan atau nilai-nilai), tujuan

dan bagaimana cara mencapainya. Isu dasar dari perencanaan strategis biasanya

dimulai dengan melihat isu apa yang sedang dihadapi oleh organisasi tersebut,

strategi tersebut kita lihat cocok untuk isu yang mana serta rencana kerja.

Perencanaan strategis bisa dimulai dengan mengakumulasikan visi dan nilai-nilai

dari organisasi tersebut kemudian bagaimana rencana kerja untuk mencapai visi

tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada.

Perencanaan strategis akan membantu kita untuk:

memaksimalkan kekuatan-kekuatan organisasi,

meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi,

mengambil keuntungan dari peluang, dan

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

25

mengatasi ancaman-ancaman organisasi

Perencanaan strategis sering dipandang sebagai suatu proses pembaharuan

organisatoris. Perencanaan strategis menawarkan suatu hal yang sistematis dalam

penganalisaan ekonomi dan kompetisi calon konsumen untuk organisasi anda dan

menolong anda dalam merencanakan suatu tindakan jangka panjang. Proses

perencanaan strategis harus dinamis.

Proses perencanaan strategis dilaksanakan tergantung pada keadaan dan

kebutuhan organisasi serta lingkungan eskternal organisasi.

1. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat organisasi dimulai.

2. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat mempersiapkan

bagian-bagian/produk/layanan baru.

Pada saat pengimplementasian perencanaan strategis, proses

pengimplementasian harus ditinjau ulang oleh pimpinan organisasi. Penekanan,

frekuensi dari peninjauan ulang perencanaan strategis yang telah dibuat bergantung

pada perubahan dari dalam dan sekitar organisasi.

2.9.2 Sasaran dari Perencanaan Strategis

Tujuan utama dari perencanaan strategis adalah untuk memperkuat

manajemen dalam proses membuat keputusan dengan mengerti, mengenali faktor-

faktor kunci internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis. Hal ini dilakukan

untuk memperbaiki kinerja organisasi dan juga sebagai dasar untuk tindakan-

tindakan manajemen di masa depan termasuk rencana bisnis dan rencana

operasional. Rencana strategis juga bermakna bagi organisasi dalam menyesuaikan

pelayanan dan aktivitasnya untuk memenuhi perubahan kebutuhan terhadap

lingkungan. Ia membantu organisasi yang berhubungan dengan apa yang harus

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kliennya.

2.10 Balance Scorecard

Balance Scorecard adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang

digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industry, pemerintah dan organisasi

nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan

strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan kinerja

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

26

organisasi memantau terhadap tujuan. Kemudian balance scored juga merupakan

sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk mengklarifikasi visi dan

strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. Ini memberikan umpan

balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan hasil ekstenal untuk terus

meningkatkan kinerja strategis dan hasil.

Balance scorecard telah berkembang dari penggunaan awal sebagai kerangka

pengukuran kinerja sederhana untuk perencanaan strategis dan sistem manajemen.

Pada saat ini balance scored menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya

menyedakan pengukuran kinerja tetapi membantu perencana mengidentifikasi apa

yang harus dilakukan dan di ukur. Hal ini mengakibatkan para eksekutif untuk

benar-benar menjalankan strategi mereka.

Balance Scorecard tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga

masalah manusia, Balance Scorecard membantu memberikan pandangan yang

lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu

organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem manajemen

strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil

menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan

karyawan.

Balanced Scorecard membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah

fundamental: mengukur performa organisasi secara efektif dan

mengimplementasikan strategi dengan sukses. Secara tradisional, pengukuran

terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak

mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis

saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo

fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa relevan

bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara efektif

menjadi permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat pembatas

implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas

sumberdaya, dan pembatas manajemen.

Balanced Scorecard memberi organisasi elemen yang dibutuhkan untuk

berpindah dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil

Scorecard menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

27

tentang strategi yang dipunya. Balanced Scorecard akan menerjemahkan visi dan

strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang

berimbang. Kita akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk dipertimbangkan

lebih dari sekedar ukuran finansial.

Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard terkait pada tiga area

berikut:

1. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non

finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk

mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan

menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang

mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari

sistem Balanced Scorecard ini.

2. Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari

organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan

konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara

karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal.

Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua

grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa

secara efektif mengimplementasikan strategi.

3. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag

secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya

semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran

tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan

mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah.

Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang

membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya

berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu,

semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag

kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan

antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh

ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan

diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

28

menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak

bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan

benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.

2.11 Cloud Computing

Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi computer dan

pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) metafora dari internet, sebagaimana

awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan dalam cloud

computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur komples yang

disembunyikan. Internet cloud adalah satuu model komputasi dimana kapabilitas

terkait terknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna

dapat mengaksesnya lewat internet. Meskipun cloud computing adalah layanan

teknologi informasi yang dimanfaatkan melalui jaringan internet, namun tidak

semua layanan yang ada di internet dapat dikategorikan sebagai layanan cloud

computing.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar layanan yang ada di internet

dikatakan sebagai layanan cloud computing, yaitu

1. Layanan bersifat on demand, yaitu pengguna dapat berlangganan

hanya yang dia butuhkan saja dan membayar hanya untuk yang

mereka gunakan saja.

2. Layanan bersifat elastic/scalable, dimana pengguna bisa menambah

atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan

kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan

tersebut.

3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh provider

4. Sumber daya terkelompok (resource pooling)

5. Akses pita lebar, layanan terhubung melalui jaringan pita lebar,

terutama dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet.

6. Layanan yang terukur, sumber daya cloud yang tersedia harus dapat

diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem

pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber

daya komputasi yang digunakan.

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

29

Dengan adanya cloud computing akan mengubah paradigma perusahaan

ataupun organisasi IT dalam memandang investasi teknologi komunikasi informasi.

Investasi untuk modal capital berubah menjadi biaya operasional dengan besaran

yang lebih efisien akibat adanya cloud computing, dan ini membuat para pengguna

(user) bebas berkreasi dan tidak perlu menyediakan infrastruktur (data center,

processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat memiliki

sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual.

Manfaat dari cloud computing yaitu :

1. Skalabilitas, mudah meningkatkan kapasitas, sebagai kebutuhan

komputasi berubah, tanpa membeli peralatan tambahan

2. Accessibility, akses data dan aplikasi melalui internet dari mana saja

3. Mengurangi biaya

4. Shift bebas, free staf IT internal dari pembaruan dan isu-isu konstan.

Cloud computing diperkirakan akan mengubah IT di perusahaan besar karena

memungkinkan enterprise dari berbagai ukuran untuk memanfaatkan skala

ekonomi dan mendapat keuntungan dari hanya membayar sumber daya yang

digunakan saja. Dengan cloud computing, heterogenitas telah menjadi sebuah

karakteristik utama dari komputansi. Sumber daya di awan bisa jadi proprietary

atau open-source atau gabungan dari keduanya.

Cloud computing mempunyai beberapa kelebihan yaitu

1. Reduce cost

Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk

menghemat biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan

anggaran yang rendah untuk biaya sumber daya dari sebuah

organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi

yang dianggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan

Reability dan kritikan sistem yang dibangun.

2. Increase Storage

Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud

computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data

tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau

cabang-cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

30

menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan

computer pribadi.

3. Highly Automated

Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau

memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena

sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau

penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari

seorang pengguna

4. Flexibility

Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi

yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan

perkembangan yang cepat dan berubah-ubah

5. More mobility

Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat

melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda,

cloud computing dapat membentuk manajemen serta operasional

yang lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung

dalam satu cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses,

memantau dan mengaturnya.

6. Allow IT to Shift Focus

Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud

computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus

diperbaharui dan isu-isu komputansi lainnya.

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

31

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL

3.1 Sejarah singkat RS Pusat Otak Nasional

Meningkatnya usia harapan hidup dan pola hidup yang berkembang saat ini

diprediksi akan meningkatkan risiko dan kasus penyakit Neurologi. Berdasarkan

hal tersebut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menimbang perlu untuk

membangun sebuah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre

Hospital). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

491/Menkes/SK/V/2009 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional (National Brain Centre Hospital) dan selanjutnya Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 602/Menkes/SK/V/2010 tentang Tim

Persiapan Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre

Hospital) dimulailah persiapan pembangunan RS Pusat Otak Nasional.

Pehimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) kemudian ditetapkan

sebagai tim teknis dalam rangka persiapan pendirian RS Pusat Otak Nasional. Tim

teknis ini kemudian diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 1872/Menkes/SK/IX/2011 tentang Tim Teknis Pendirian

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital). Tim teknis

mendapat tugas antara lain adalah menyusun Renstra dalam rangka pengadaan

SDM, pemenuhan persyaratan operasional, serta perencanaan anggaran operasional

RS Pusat Otak Nasional.

Perencanaan pembangunan RS Pusat Otak Nasional dimulai sejak tahun 2009

dan pelaksanaan pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 2011 dengan

sumber pembiayaan berasal dari APBN Kementerian Kesehatan Tahun 2011 dan

2012. Kementerian Keuangan telah membantu dengan memberikan sebidang tanah

seluas ± 1.2 ha ini kepada Kementerian Kesehatan RI melalui Surat Keputusan

Menteri Keuangan No. 151/KM.6/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Penetapan

Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan

Nasional (BPPN) pada Menteri Kesehatan sebagai tempat berdirinya Rumah Sakit

Pusat Otak Nasional dan juga memberikan persetujuan kontrak tahun jamak (multi

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

32

years) untuk pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain

Centre Hospital) ini.

Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini akan

menjadi Center of Excellent, yang mencakup bidang antara lain

(1) Advance Clinical; Restoration & Rehabilitation,

(2) Education & Training,

(3) Basic Clinical & Comprehensive Research,

(4) Product Development, dan

(5) Community Policy Development.

Konsep tersebut dilakukan secara terpadu melalui proses pelayanan,

pendidikan dan penelitian yang menjadi misi utama Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional (National Brain Centre Hospital), yang dapat bersaing di tingkat global.

Rumah Sakit ini akan menjadi pelopor dalam pelaksanaan Brain Check Up yang

komprehensif sebagai salah satu standar dalam pemeriksaan kesehatan. Dalam

bidang pelayanan klinis, RS Pusat Otak Nasional akan dikembangkan menjadi

pusat pelayanan terpadu dalam bidang Trauma Serebro Spinal, gangguan memori

dan neurobehavior, infeksi SSP dan HIV, epilepsi, neuro-onkologi yang

dikembangkan dengan penguatan dari kajian dan penelitian dibidang Neuroscience

(Basic dan Clinical).

Menteri Kesehatan mengharapkan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini dapat

menjadi inspirator dan membangun jejaring kerjasama dengan pihak swasta

nasional , rumah sakit lain, lembaga pendidikan, lembaga keuangan dan asuransi,

Lembaga Swadaya Masyarakat didalam dan luar negeri dalam meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan otak dan saraf di Indonesia.

Pemancangan tiang pertama pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

yang terletak Jalan MT Haryono, Cawang pada lahan seluas 11.955 m2 dilakukan

Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph , pada tanggal

01 Nopember 2011.

Pada tanggal 1 Februari 2013, Menteri Kesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA

berkenan melakukan Soft Launching Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang

diharapkan selanjutnya dapat diresmikan pada 1 Februari 2014.

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

33

3.2. Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional

Gambar 3.1. Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

34

3.3. Fasilitas dan Layanan RS

Saat ini luas tanah RS Pusat Otak Nasional 11.800 m2 dan luas bangunan

32.368 m2. terdiri atas 12 lantai. Bangunan ini diperuntukan sebagai bangunan

rumah sakit dan akan dibangun gedung kedua yang diperuntukan untuk kantor

manajemen, pusat penelitian, rumah singgah dan lahan parkir. Gedung kedua ini

akan dibangun tahun ini dengan luas bangunan 18.000 m2 yang terdiri dari 14 lantai.

Bangunan rumah sakit memiliki fasilitas sebagai berikut :

Lantai 1 sampai 4 merupakan unit medis sentral yang memiliki

fasilitas IGD dengan OK-IGD, 20 ruang poliklinik, 4 ruang bedah

sentral, 2 cathlab, Laboratorium, Radiologi, Unit Stroke, Neuro ICU,

Neuro HCU, pusat rehabilitasi, pusat Neurodiagnostik, farmasi,

CSSD, loundry, dapur dan lain lain.

Lantai 5 sampai 11 adalah ruang rawat inap yang memiliki fasilitas

Presidential suite, VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3.

Fasilitas ruangan, tempat tidur dan pelayanan di RS Pusat Otak

Nasional, selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2

NO KELAS Jumlah Ruang TT/Kamar Jumlah TT

1 Presidential Suite 2 1 TT 2 0.6%

2 VVIP 8 1 TT 8 2.3%

3 VIP 36 1 TT 36 10.2%

4 Kelas 1 36 1 TT 36 10.2%

5 Kelas 2 26 2 TT 52 14.7%

6 Kelas 3 55 5TT 275 67.23%

Sub Total 1 409

7 Neuro HCU 9

8 Neuro ICU 17

9 Stroke Care Unit 11

Sub Total 2 37

TOTAL 446

tabel 3.1. Fasilitas Ruangan dan Tempat Tidur RS Pusat Otak Nasional

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

35

NO LAYANAN JUMLAH RUANG/TT

1 UGD 12 TT

2 OK UGD 1 ruang

3 OK Sentral 4 ruang

4 Cath.lab. 2 ruang

5 Hemodialisis 2 ruang

6 Rehab Medik 1 set ruangan

7 Poliklinik Spesialis 20 ruang

8 Poliklinik Khusus Neurobehavior dewasa 3 ruang

9 Poliklinik Khusus Neurobehavior anak 3 ruang

tabel 3.2. Fasilitas Pelayanan RS Pusat Otak Nasional

Untuk menfasilitasi pelayanan, Rumah sakit Pusat otak nasional dilengkapi

dengan sumber listrik PLN dengan kapasitas 2770 KVA, genset 3 unit dengan

kapasitas masing-maasing 1.000 KVA, dan UPS 259 KVA dengan sistem

kelistrikan secara otomatis. Sistem pengolahan limbah bio filter dengan kapasitas

300 m3/ per hari. RS memiliki water treatment plant dengan sumber air PAM dan

deep wel.

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

36

BAB IV

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

beberapa konsep teori perencanaan strategis oleh Fred R. David, Pearce &

Robinson dan ditambah dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pada tiap-tiap

perspektif ditentukan tujuan, program, target, dan indikator-indikator sehingga

kinerja (performance) organisasi mudah dipantau dan dievaluasi.

Input Stage Matching Stage Decision Stage

(IFE dan EFE) (Matrix IE dan SWOT) (QSPM)

Faktor

Eksternal

Faktor

Internal

Visi

dan

Misi

Tujuan

5 tahun

Strategi SIMRS

(Balanced Scorecard)

Key

Performance

Indicators

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

37

4.2 Definisi Operasional

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor di luar RS Pusat Otak Nasional yang tidak

langsung berpengaruh sebagai peluang atau ancaman pada manajemen RS

Pusat Otak Nasional. Faktor eksternal dalam lingkup ini dibatasi pada

faktor geografi, sosio-demografi, sosio-ekonomi, life-style, politik, sisi

supply (terbatasnya dokter spesialis neurology, maldistribusi, beban kerja)

dan perkembangan teknologi kedokteran. Masing-masing akan dianalisis

sehingga dapat diidentifikasikan faktor-faktor kritis apa saja yang menjadi

ancaman atau peluang bagi manajemen RS Pusat Otak Nasional.

2. Faktor Internal

Faktor internal RS Pusat Otak Nasional adalah faktor di dalam manajemen

RS Pusat Otak Nasional yang langsung berpengaruh sebagai kekuatan atau

ancaman pada manajemen RS Pusat Otak Nasional. Faktor internal terdiri

dari perencanaan pelayanan, keuangan, SDM (pelatihan IT, brainware),

organisasi (keamanan data, otorisasi), pendidikan (pelatihan) dan

penelitian. Masing-masing akan dianalisis sehingga dapat

diidentifikasikan faktor-faktor kritis apa saja yang kekuatan atau

kelemahan bagi manajemen.

3. Visi dan Misi

Visi RS Pusat Otak Nasional adalah pernyataan tentang cita-cita, ingin

menjadi seperti apa RS Pusat Otak Nasional di masa depan. Misi RS Pusat

Otak Nasional adalah yang menjadi alasan mendasar tentang keberadaan

RS Pusat Otak Nasional, bisnis apa yang dikerjakan dan siapa saja yang

dilayani oleh RS Pusat Otak Nasional

4. Tujuan 5 tahun

Tujuan 5 tahun RS Pusat Otak Nasional adalah tujuan yang ingin dicapai

oleh RS Pusat Otak Nasional selaras dengan visi dan misi.

5. Strategi Strategi SIMRS RS Pusat Otak Nasional dengan Balanced Score

Card

Merupakan strategi sumber daya manusia untuk RS Pusat Otak Nasional

yang ditetapkan oleh CDMG melalui proses perencanaan strategis yang

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

38

selaras dengan visi, misi, dan tujuan 5 tahun. Strategi ini akan lebih

dipertajam dengan Balanced Score Card yang meliputi empat perspektif

yaitu keuangan (Financial), pelanggan (Customer), proses bisnis internal

(Internal Business Process), dan pembelajaran (Learning& Growth).

Balanced Scorecard berdampak signifikan terhadap perencanaan strategis,

dan berperan dalam memperluas ukuran kinerja dalam tahap

implementasi.

6. Key Performance Indicators (KPI)

Merupakan suatu sasaran terukur yang terdiri dari arahan, tolok ukur,

target, serta kerangka waktu yang akan memberikan informasi sejauh

mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah kita

tetapkan.

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

39

BAB V

METODE PENELITIAN

5.1. Disain Penelitian

Penelitian ini adalah riset operasional (operational research) dengan

menggunakan analitik strategik yang menggabungkan metode deskriptif analitik

dan penilaian intuisi terbaik (good intuitive judgement) melalui pendekatan

rancangan kualitatif. Secara keseluruhan penelitian ini menggambarkan apa yang

diharapkan akan terjadi di masa mendatang, dengan berbasis pada analisis

masalah/situasi yang sedang dihadapi saat ini. Setelah itu, data yang didapatkan

digunakan untuk menetapkan strategi apa yang harus dipilih untuk memecahkan

masalah saat ini dan yang akan datang serta menyusun rencana strategisnya.

Penggunaan teknik CDMG (Consensus Decision Making Group) dan teknik

Delphi. Teknik Delphi yaitu dengan mengumpulkan pendapat dari orang-orang

yang ikut aktif dalam analisis, kemudian dirangkum dan dikembalikan lagi ke

peserta untuk meminta pendapat atas simpulan hasil diskusi. Teknik CDMG

mempunyai keuntungan yaitu pihak manajemen mengetahui dan terlibat langsung

dan pada tahapan tertentu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Teknik ini

mengakomodir masukkan berbagai pihak dan menurunkan potensi bias terutama

dari pihak luar. Namun teknik CDMG ini mempunyai kerugian yang disebabkan

peserta dari CDMG terdiri dari jabatan yang berbeda sehingga tingkat pengetahuan

dan penalarannya menjadi berbeda pula.

5.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di RS Pusat Otak Nasional Jakarta jalan MT

Haryono, Jakarta Timur dengan waktu pelaksanaan penelitian pada Juni 2013.

5.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berbasis data primer dan data sekunder. Data primer

berasal dari CDMG dan wawancara mendalam dengan pihak manajemen dan

pejabat berwenang terkait lainnya. Menurut rancangan penelitian kualitatif maka

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

40

teknik sampling yang dilakukan pada penelitian ini adalah Quota Sampling dimana

informan terpilih adalah pihak-pihak yang diperkirakan dapat memberikan jawaban

untuk dianalisis dan dikaji sesuai fenomena yang ada dari berbagai sudut pandang.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data atau dokumen internal RS Pusat

Otak Nasional, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, hasil survey, hasil

penelitian, dan berbagai data pendukung lainnya.

Instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah dengan pedoman

wawancara mendalam beserta matriks yang disusun berdasarkan tujuan penelitian,

teori dan fakta yang mendukung. Dalam pelaksanaan wawancara, digunakan alat

perekam data, dan alat tulis. Pemilihan sumber informasi pada penelitian ini

dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip:

1. Kesesuaian (Appropriateness), yang berarti informan dipilih

berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya serta pengetahuan dan

ketrampilan yang dimiliki.

2. Kecukupan (Adequacy) yang berarti informan merupakan orang

yang mampu menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan

dengan topik penelitian.

Dalam CDMG, peneliti bertindak sebagai fasilitator. Adapun anggota CDMG

meliputi seluruh jajaran manajemen dalam struktur organisasi , kelompok jabatan

fungsional dan Instalasi.

5.4 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini validitas data merupakan hal penting yang harus

diperhatikan seperti penelitian pada umumnya. Adapun teknik uji validitasnya

disesuaikan dengan rancangan kualitatif yaitu metode triangulasi. Teknik

triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data hasil wawancara dari

informan dengan dokumen yang berkaitan dengan kepentingan

penelitianini.

2. Triangulasi metoda yaitu melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data secara bersamaan

yaitu telaah dokumen serta wawancara mendalam.

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

41

5.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data primer dan sekunder terkumpul

sesuai tahapan – tahapan penelitian. Dimulai dengan analisa situasi baik pada

lingkungan eksternal untuk mengembangkan peluang yang dapat dimanfaatkan dan

ancaman yang harus dihindari maupun lingkungan internal untuk menilai kekuatan

dan kelemahan.

Untuk menetapkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

dilakukan dengan kuesioner, diskusi dan CDMG. Rencana strategi sampai lima

tahun ke depan dan KPI dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah data, dan

CDMG.

5.6 Penyajian Data

Dalam penelitian ini analisis data akan disajikan dengan berbagai bentuk baik

tabel, matriks maupun narasi. Adapun susunan dalam penyajian data akan

mengikuti kerangka konsep yang ada seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PAPERLESS HOSPITAL

42

Kepustakaan