perancangan ulang website teknik industri universitas sebelas ...
UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-3/20392986-TA-Ni...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-3/20392986-TA-Ni...
UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SOLUTION
UNTUK INDUSTRI PLASTIK: STUDI KASUS PT ABC
KARYA AKHIR
NI MADE ARI PUSPITA SARI
0906657905
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
JULI 2013
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SOLUTION
UNTUK INDUSTRI PLASTIK: STUDI KASUS PT ABC
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
NI MADE ARI PUSPITA SARI
0906657905
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
JULI 2013
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya akhir ini tepat pada waktunya. Penulisan Karya Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Dalam penulisan karya akhir ini, penulis mendapat bantuan dan masukan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Ir. Dana Indra Sensuse M.LIS., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu dan membimbing penulis dalam melakukan penyusunan Karya Akhir ini.
(2) Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto, S. Kom, M. Kom, selaku Ketua Program Magister Teknologi Informasi
(3) Novi Kurniadi selaku VP dari PT ABC yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dan menjadi nara sumber dan responden dari penelitian ini.
(4) Papa, mama dan saudara-saudara saya yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan doa dan dukungannya.
(5) Keluarga kecil saya, Edo dan Ilin yang selalu memberikan dukungan dan berkat mereka saya dapat menyelesaikan penelitian ini.
(6) Bu Dewi, pak Ganda, pak Wiryo dan Seluruh staf pengajar dan operasional di Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia.
(7) Teman-teman angkatan 2009f MTI UI. (8) Seluruh pihak lainnya yang telah membantu penulis dalam berbagai hal.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan untuk membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Sebagai harapan, semoga karya akhir ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu dan teknologi teknologi informasi.
Jakarta, 7 Juli 2013 Penulis
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Ni Made Ari Puspita Sari
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir : Perancangan Knowledge Management Solution
Untuk Industri Plastik: Studi Kasus PT ABC
Saat ini setiap organisasi mulai menyadari bahwa organisasi juga bergantung
kepada pengetahuan. Jika pengelolaan pengetahuan tidak dilakukan dengan baik
maka pengetahuan dapat hilang dan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dampak dari pengelolaan pengetahuan dapat dirasakan pada people, proses,
produk dan performa organisasi (Fernandez, 2010). Pengelolaan pengetahuan
dapat dilakukan dengan menerapkan Knowledge Management Solution.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat Knowledge Management Solution yang
sesuai dengan industri plastik PT ABC yang mengalami masalah dengan
pengelolaan pengetahuan dan juga prototipe Knowledge Management System.
Penelitian ini akan menghasilkan proses-proses knowledge management apa saja
yang dapat diterpakan pada PT ABC. Dari penelitian ini diharapkan dapat
menyelesaikan masalah tidak terkelolanya pengetahuan pada PT ABC.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode identifikasi yang dirancang
oleh Fernandez (2010) dan menggunakan metodologi throwaway prototyping
sebagai metodologi untuk mengembangkan prototipe KMS.
Kata Kunci: Knowledge Management System (KMS), Knowledge management
solution
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Ni Made Ari Puspita Sari
Study Program : Master of Information Technology
Title : Designing Knowledge Management Solution for
Plastics Industry: Case Study PT ABC
Nowadays organization starts to realize that knowledge is an important asset for
them. If knowledge isn’t properly managed then knowledge may be lost or not use
efficiently. The effect for not managing knowledge will impact to people, process,
product or organization performance (Fernandez, 2010). Knowledge management
can be implemented by creating a knowledge management solution.
This research is focus on creating a knowledge management solutionthat can be
used for plastic industry, PT ABC that has issue with knowledge management.To
support the knowledge management solution, a prototype of knowledge
management system is also implemented. Knowledge management process that
needed by PT ABC will be identified in this research.
This research is conducted by using the methodology of designing knowledge
management solution from Fernandez and also prototyping methodology to
design the knowledge management system.
Keyword: Knowledge Management System (KMS), Knowledge management
solution
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Ruang Lingkup ................................................................................... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................ 3
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................... 5
2.1. Tinjauan Literatur .............................................................................. 5
2.1.1. Data, Informasi dan Knowledge .......................................... 5
2.1.2. Knowledge Management Solution ...................................... 8
2.1.3. Analisa Faktor Kontingensi .............................................. 11
2.1.4. Identifikasi Solusi KM ...................................................... 16
2.1.5. Arsitektur Knowledge Management ................................. 19
2.1.6. UML .................................................................................. 20
2.1.7. Metodologi Throwaway Prototyping ................................ 22
2.2. Penelitian Sejenis ............................................................................. 24
2.2.1. Perancangan Solusi Knowledge Management dan Prototipe
Knowledge Management System : Studi Kasus PT KSEI . 24
2.2.2. Pengembangan Model Knowledge Management System
Untuk Mendukung Resource Sharing dan Kolaborasi Antar
Perekayasa : Studi Kasus BPPT ........................................ 24
2.2.3. Perancangan Knowledge Management Solution Pada Divisi
Operasional PT Visi Solusi Teknologi ............................. 25
2.2.4. Ringkasan Penelitian Sebelumnya .................................... 25
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
x Universitas Indonesia
2.3. Profil Organisasi .............................................................................. 27
2.4. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 33
3.1. Menganalisa Faktor Kontingensi ..................................................... 34
3.2. Identifikasi Proses KM .................................................................... 34
3.3. Menilai Prioritas proses KM ............................................................ 35
3.4. Identifikasi Proses KM yang sudah ada ........................................... 36
3.5. Identifikasi Proses KM tambahan .................................................... 36
3.6. Analisa infrastruktur dan urutan proses KM .................................... 36
3.7. Pengembangan KM system, mechanism dan technology ................ 36
3.8. Analisis ............................................................................................ 37
3.9. Design .............................................................................................. 37
3.10. Implementasi Prototipe .................................................................... 37
3.11. Testing .............................................................................................. 38
3.12. Analisa KMS .................................................................................... 38
BAB 4 ANALISIS ................................................................................................. 39
4.1. Menganalisa Faktor Kontingensi ..................................................... 39
4.1.1. Analisa Karakteristik Tugas .............................................. 39
4.1.2. Analisa Karakteristik Pengetahuan ................................... 41
4.1.3. Analisa Karakteristik Organisasi dan Lingkungan ........... 43
4.2. Identifikasi Proses KM .................................................................... 44
4.3. Menilai Prioritas Proses KM ............................................................ 46
4.4. Identifikasi Proses KM yang sudah ada ........................................... 49
4.5. Identifikasi Proses KM tambahan .................................................... 50
4.6. Analisa Infrastruktur dan Urutan Proses KM .................................. 53
4.6.1. Kultur Organisasi .............................................................. 53
4.6.2. Struktur Organisasi ........................................................... 54
4.6.3. Infrastruktur Teknologi Informasi .................................... 54
4.6.4. Lingkungan Fisik .............................................................. 56
4.6.5. Pengetahuan Umum .......................................................... 57
4.7. Pengembangan KMS berdasarkan Mekanisme dan Teknologi ....... 59
4.7.1. Mekanisme Knowledge Management ............................... 60
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
xi Universitas Indonesia
4.8. Perencanaan Knowledge Management System ................................ 66
4.8.1. Kebutuhan KMS ............................................................... 66
4.9. Analisis ............................................................................................ 68
4.9.1. Analisis Kebutuhan KMS ................................................. 68
4.10. Design .............................................................................................. 74
4.11. Implementasi Prototipe KMS PT ABC ............................................ 83
4.11.1. Halaman Login .................................................................. 83
4.11.2. Mengelola Artikel ............................................................. 84
4.11.3. Mengelola Dokumen ......................................................... 86
4.11.4. Mengelola Issue ................................................................ 88
4.11.5. Mengelola profil ................................................................ 91
4.11.6. Mengelola Pengguna ......................................................... 92
4.12. Testing .............................................................................................. 92
4.12.1. Skenario penanganan issue ............................................... 92
4.12.2. Skenario pergantian karyawan .......................................... 93
4.12.3. Hasil Testing ..................................................................... 93
4.12.4. Implementasi hasil testing ................................................. 94
4.12.5. Perbaikan prototipe KMS PT ABC ................................... 95
4.13. Implikasi Penelitian ......................................................................... 99
4.13.1. Implikasi bagi Managerial ................................................ 99
4.13.2. Implikasi bagi KMS ........................................................ 100
4.13.3. Implikasi bagi penelitian selanjutnya .............................. 100
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 101
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 101
5.2. Saran .............................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 103
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kategori Knowledge Berdasarkan Kalpic B (2006) ............................ 7
Gambar 2.2 Proses Knowledge Management (Fernandez, 2010) ........................... 8
Gambar 2.3 Overview Knowledge Management Solution ................................... 11
Gambar 2.4 Hubungan Faktor Kontingensi dengan KM Solution (Fernandez,
2010) ..................................................................................................................... 11
Gambar 2.5 Hubungan Karakteristik tugas dengan proses KM (Fernandez, 2010)
............................................................................................................................... 13
Gambar 2.6 Karakteristik knowledge dengan proses knowledge
management(Fernandez, 2010) ............................................................................. 15
Gambar 2.7 Throwaway prototyping .................................................................... 23
Gambar 2.8 Activity Diagram Product Developer ............................................... 29
Gambar 2.9 Struktur Organisasi ........................................................................... 31
Gambar 2.10 Struktur Divisi Produksi .................................................................. 31
Gambar 2.11 Kerangka Pikir ................................................................................ 32
Gambar 3.1 Metodologi penelitian ....................................................................... 33
Gambar 4.1 Topologi jaringan saat ini ................................................................. 54
Gambar 4.2 Topologi jarigan yang akan dikembangkan ...................................... 55
Gambar 4.3 Use Case ............................................................................................ 68
Gambar 4.4 Activity Diagram Mengelola Dokumen ............................................ 69
Gambar 4.5 Activity Diagram Mengelola Artikel ................................................ 70
Gambar 4.6 Activity Diagram Mengelola Issue ................................................... 71
Gambar 4.7 Activity Diagram Mengelola Profil .................................................. 72
Gambar 4.8 Activity Diagram Mengelola Pengguna ............................................ 73
Gambar 4.9 Navigasi ............................................................................................ 75
Gambar 4.10 Wireframe Halaman Login ............................................................. 76
Gambar 4.11 Wireframe Halaman Home Page .................................................... 76
Gambar 4.12 Wireframe Mengelola Artikel ......................................................... 77
Gambar 4.13 Wireframe Detil Artikel .................................................................. 77
Gambar 4.14 Wireframe Menambah Artikel ........................................................ 78
Gambar 4.15 Wireframe Mengelola Dokumen .................................................... 78
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
xiii Universitas Indonesia
Gambar 4.16 Wireframe Detil Dokumen .............................................................. 79
Gambar 4.17 Wireframe Menambah Dokumen .................................................... 79
Gambar 4.18 Wireframe Mengelola Issue ............................................................ 80
Gambar 4.19 Wireframe Detil Issue ..................................................................... 80
Gambar 4.20 Wireframe Menambah Issue ........................................................... 81
Gambar 4.22 Halaman Login ................................................................................ 83
Gambar 4.23 Halaman Home Page ....................................................................... 83
Gambar 4.24 Halaman Manajemen Artikel .......................................................... 84
Gambar 4.25 Halaman Detil Artikel ..................................................................... 85
Gambar 4.26 Halaman Edit Artikel ...................................................................... 85
Gambar 4.27 Halaman Tambah Artikel ................................................................ 86
Gambar 4.28 Halaman Manajemen Dokumen ...................................................... 86
Gambar 4.29 Halaman Detil Dokumen ................................................................ 87
Gambar 4.30 Halaman Edit Dokumen .................................................................. 87
Gambar 4.31 Halaman Tambah Dokumen ........................................................... 88
Gambar 4.32 Halaman Manajemen Issue ............................................................. 89
Gambar 4.33 Halaman Detil Issue ........................................................................ 89
Gambar 4.34 Halaman Edit Issue ......................................................................... 90
Gambar 4.35 Halaman Tambah Issue ................................................................... 91
Gambar 4.36 Halaman Mengelola Profil .............................................................. 91
Gambar 4.37 Halaman Mengelola Pengguna ....................................................... 92
Gambar 4.38 Halaman Tambah Dokumen ........................................................... 95
Gambar 4.39 Halaman Manajemen Dokumen ...................................................... 96
Gambar 4.40 Halaman Manajemen Artikel .......................................................... 96
Gambar 4.41 Halaman Tambah Artikel ................................................................ 97
Gambar 4.42 Halaman Manajemen Issue ............................................................. 97
Gambar 4.43 Halaman Tambah Issue ................................................................... 98
Gambar 4.44 Halaman Pencarian ......................................................................... 99
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Korelasi Faktor Kontingensi dengan proses KM(Fernandez, 2010) .... 12
Tabel 2.2 Karakteristik organisasi dan lingkungan(Fernandez, 2010) ................. 16
Tabel 2.3 12 steps Calabrese (Smuts, 2009) ......................................................... 19
Tabel 2.4 Notasi Activity Diagram ....................................................................... 21
Tabel 2.5 Notasi Use Case Diagram ..................................................................... 22
Tabel 2.6 RIngkasan penelitian sebelumnya ........................................................ 26
Tabel 3.1 Proses KM ............................................................................................. 35
Tabel 4.1 Task Uncertainty ................................................................................... 39
Tabel 4.2 Task Interdepemdence .......................................................................... 40
Tabel 4.3 Tacit vs Explicit .................................................................................... 42
Tabel 4.4 Procedural vs Declarative .................................................................... 42
Tabel 4.5 Analisa Faktor Kontingensi .................................................................. 45
Tabel 4.6 Analisis Kebutuhan Proses KM ............................................................ 47
Tabel 4.7 Portfolio Prioritas Kebutuhan KM ........................................................ 48
Tabel 4.8 Proses Knowledge Management ........................................................... 49
Tabel 4.9 Kecenderungan Pemanfaatan Proses KM ............................................. 50
Tabel 4.10 Peringkat proses KM .......................................................................... 51
Tabel 4.11 Pemetaan klasifikasi KM .................................................................... 52
Tabel 4.12 Pemetaan kebutuhan proses KM ......................................................... 53
Tabel 4.13 Tacit knowledge .................................................................................. 57
Tabel 4.14 Artifact ................................................................................................ 58
Tabel 4.15 Fitur KMS ........................................................................................... 59
Tabel 4.16 Rangkuman Fitur KMS ....................................................................... 60
Tabel 4.17 Mekanisme knowledge divisi product development .......................... 61
Tabel 4.18 Mekanisme knowledge divisi workshop ............................................. 62
Tabel 4.19 Mekanisme knowledge divisi Engineer .............................................. 63
Tabel 4.20 Mekansme knowledge divisi raw material ......................................... 64
Tabel 4.21 Mekanisme knowledge divisi waste material ..................................... 64
Tabel 4.22 Mekanisme knowledge divisi QC ....................................................... 65
Tabel 4.23 Mekanisme knowledge divisi operator ............................................... 65
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
xv Universitas Indonesia
Tabel 4.24 Mekanisme knowledge divisi packaging ............................................ 66
Tabel 4.25 Hasil Testing ....................................................................................... 94
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia perekonomian saat ini adalah era ekonomi berbasis pengetahuan,
dimana organisasi tidak hanya bergantung pada sumber daya alam, tenaga kerja
dan capital, tetapi juga bergantung kepada pengetahuan. Pengetahuan yang
dimiliki perusahaan antara lain adalah ide, pengalaman, dan keterampilan. Untuk
mengelola pengetahuan dibutuhkan knowledge management yang meliputi
knowledge capture, knowledge organizing, knowledge distribution dan knowledge
sharing.
PT ABC adalah perusahan manufaktur plastik yang berlokasi di Bandung.
Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1970 dan memiliki jumlah karyawan
sebanyak 250 yang tersebar pada 2 kantor dan 1 pabrik. Saat ini, PT ABC sedang
dalam proses mendirikan pabrik ke 2 untuk menunjang kebutuhan produksi yang
semakin meningkat. PT ABC memproduksi beragam kebutuhan plastik seperti
kaleng cat plastik, tutup botol, kotak tissue basah, sendok obat dan lain
sebagainya.
Setiap hari PT ABC memproduksi kebutuhan plastik berdasarkan order dari
klien, setiap order memiliki spesifikasi tersendiri, seperti warna, bahan dan
bentuk. Terdapat banyak pengetahuan yang digunakan dalam proses produksi,
seperti teknik membuat cetakan barang, komposisi campuran warna, kriteria
quality control dan proses finishing untuk setiap produk. Pengetahuan yang
digunakan dalam proses produksi ini dimiliki hanya oleh karyawan tertentu saja
dan tidak didokumentasikan dengan baik. Hal ini menyebabkan proses produksi
akan terhambat dan pengetahuan akan hilang ketika karyawan yang menguasai
pengetahuan dalam bidang produksi berhenti atau pensiun. Pegawai baru juga
mengalami kesulitan untuk mempelajari proses yang digunakan dalam produksi,
dikarenakan pegawai yang memiliki pengetahuan seringkali sibuk sehingga tidak
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
2
Universitas Indonesia
sempat melakukan transfer knowledge. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi
kesalahan yang disebabkan oleh pegawai baru yang dikarenakan kurang
memahami proses produksi.
PT ABC menyadari masalah ini dan mulai mencoba mengelola pengetahuan
yang ada dengan cara menyediakan komputer di setiap unit produksi, sehingga
setiap karyawan dapat mendokumentasikan pengetahuan yang dimilikinya. Tetapi
karena tidak adanya peraturan yang mengharuskan setiap karyawan
mendokumentasikan pengetahuan yang dimilikinya, tidak banyak karyawan yang
menggunakan. Selain itu banyak pegawai yang sudah bekerja cukup lama dan
tidak familiar dengan penggunaan komputer. Pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki pegawai akan didokumentasikan dalam bentuk word dokumen dan hanya
disimpan pada lokal komputer tersebut, hal ini menyebabkan kesulitan ketika
divisi lain mencari dokumen tersebut.
Dengan semakin meningkatnya jumlah pabrik dan jumlah karyawan,
dibutuhkan pengolaan pengetahuan dengan baik sehingga pengetahuan dapat
dimanfaatkan secara optimal . Diperlukan suatu Knowledge Management Solution
untuk dapat menunjang hal ini. Dengan penerapan Knowledge Management
System (KMS) diharapkan setiap pegawai dapat berkomunikasi dan dapat saling
bertukar pengetahuan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya ,
permasalahan yang dialami oleh PT ABC adalah:
1. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang pegawai
tidak didokumentasikan dengan baik sehingga menyulitkan
pegawai lain yang mengalami permasalahan serupa atau
menggantikan pegawai yang berhenti atau pindah ke bagian lain.
2. Saat ini belum ada media bagi pegawai untuk belajar tentang
knowledge yang ada diperusahaan
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Dari permasalahan diatas dapat diambil pertanyaan penelitian yaitu
“Bagaimana Knowledge Management Solution yang sesuai dengan PT ABC”
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada perancangan knowledge
management solution pada divisi produksi PT ABC. Kemudian pengembangan
sistem hanya akan dilakukan sampai dengan tahap prototipe, tidak sampai dengan
tahap implementasi KMS pada PT ABC. Pada sub bab berikutnya akan dijelaskan
mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
1.4. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan rancangan knowledge
management solution yang dapat digunakan oleh PT ABC. Manfaat yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah knowledge management solution dan prototipe
knowledge management system yang dapat digunakan oleh divisi produksi pada
PT ABC.
1.5. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan ditulis secara sistematis dalam lima bab, sebagai
berikut:
• Bab 1. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian ini,
permasalahan yang ada, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari
penelitian ini serta sistematika penulisan.
• Bab 2. Landasan Teori
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang
digunakan pada penelitian ini, seperti teori knowledge, knowledge
management solution, prototyping, UML. Selain itu akan dijelaskan
mengenai penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya,
profil organisasi PT ABC yang menjadi studi kasus serta kerangka
pikir penelitian yang menjadi acuan penelitian.
• Bab 3. Metodologi Penelitian
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
4
Universitas Indonesia
Bab ini membahas metodologi penelitian yang digunakan pada
penelitian ini. Tahapan penelitian, metode pengambilan data dan
pengolahan data akan dibahas secara detail pada bab ini.
• Bab 4. Perancangan Knowledge Management Solution
Pada bab ini akan membahas mengenai analisa dan perancangan
Knowledge Management Solution untuk PT ABC. Analisa mengenai
PT ABC seperti identifikasi faktor kontingensi, identifikasi proses
KM yang dibutuhkan, identifikasi proses KM yang sudah ada,
prioritasi proses KM, analisa infrastruktur dan mekanisme KM akan
dibahas pada bab ini. Selain itu juga akan dibahas perancangan
prototipe Knowledge Management System yang sesuai dengan analisa
sebelumnya. Perancangan KMS ini dimulai dari analisa kebutuhan
sistem, gambar UML yang sesuai dengan analisa kebutuhan sistem
dan rancangan antar muka.
• Bab 5. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai rancangan knowledge
management solution dan prototipe knowledge management system
untuk PT ABC.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
5 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab 2 ini akan dibahas mengenai teori yang digunakan pada
penelitian ini, penelitian yang sudah ada serta profil organisasi dari PT ABC.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai teori yang digunakan pada penelitian.
2.1. Tinjauan Literatur
2.1.1. Data, Informasi dan Knowledge
Data adalah representasi fakta dari suatu objek. Data comprise facts,
observations or perceptions (which may or may not be correct). Data represent
raw numbers or assertion and may therefore be dovoided of context, meaning or
intent. (Fernandez, 2010). Sedangkan informasi berdasarkan Tiwana (Tiwana,
2001) adalah Information is proceed data, formalized, captured, and replicated;
can easily be packaged into reusable form. Informasi berdasarkan Fernandes,
(Fernandez, 2010) Information is a subset of data, only including those data that
possess context, relevance and purpose. Information typically involves
manipulation of raw data to obtain more meaningful indication of trends or
pattern in the data. Dari kedua definisi ini informasi dapat diartikan sebagai data
yang telah diproses sehingga memiliki makna bagi pengguna. Terdapat lima cara
untuk mentransformasi data menjadi informasi, yaitu condensation,
contextualization, categorization, calculation dan correction. Sebuah fakta dapat
menjadi data dan dapat pula menjadi informasi, bergantung pada pengguna.
Knowledge berdasarkan Baker adalah kombinasi dari informasi, skill,
pengalaman dan kapabilitas seseorangatau berdasarkan formula,
Knowledge = information + [Skills + Experience + Personal Capability]
(Baker, 1997).
Sedangkan knowledge menurut Tiwana adalah informasi yang dapat
digunakan untuk mengambil keputusan, yang didapatkan melalui pengalaman
seseorang (Tiwana, 2001). Knowledge berdasarkan Fernandez knowledge refers to
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
6
Universitas Indonesia
information that enables action and decisions or information with direction
(Fernandez, 2010). Berdasarkan definisi ini dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan adalah informasi yang bisa digunakan dalam pengambilan
keputusan. Selain itu knowledge dapat digunakan untuk merubah data menjadi
informasi.
Terdapat beberapa kategori knowledge, antara lain implicit/tacit
knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan personal
yang diperoleh perorangan berdasarkan pengalaman, tidak diformalisasikan dan
sulit untuk dibagi, seperti skill dan pemahaman. Explicit knowledge adalah
pengetahuan yang sudah didokumentasikan, seperti jurnal, buku, artikel, tulisan,
dokumen, database dan email. Selain itu knowledge dapat digolongkan menjadi
procedural dan declarative.
Kalpic B mengkategorikan knowledge berdasarkan awareness,
internalized/externalized dan formal / non formal (Kalpic B, 2006). Awareness
berarti bahwa seseorang mengetahui bahwa ia memiki knowledge dan dapat
berbagi knowledge tersebut kepada orang lain dan juga dapat membuat konsep
knowledge tersebut. Internal knowledge berarti bahwa knowledge tersebut belum
didokumentasikan. Kategori formal dan non formal berlaku hanya untuk
knowledge eksternal, atau knowledge yang sudah didokumentasikan. Formal
berarti bahwa knowledge tersebut memiliki model yang baku dan konsisten atau
memiliki bentuk matematis / logika.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Kategori Knowledge Berdasarkan Kalpic B (2006)
Awad dan Ghaziri mengklasifikasikan knowledge menjadi beberapa
kategori, yaitu shallow dan deep knowledge. Knowledge sebagai how-how,
reasoning dan heuristic, common sense yaitu procedural, declarative, semantic,
episodic, serta explicit dan tacit knowledge (Awad & Ghaziri 2003). Shallow dan
deep knowledge adalah klasifikasi berdasarkan kedalaman pemahaman. Shallow
adalah pemahaman yang tidak mendalam sedangkan deep adalah pemahaman
pengetahuan secara mendalam. Know how adalah knowledge yang didpatkan dari
pengalaman dan seringkali tidak didokumentasikan, sedangkan reasoning adalah
pengetahuan berdasarkan alasan manusia.
Pengetahuan pada perusahaan terletak pada beberapa lokasi (Fernandez,
2010), yaitu:
• People
Pengetahuan ini bisa terdapat pada individu atau sebuah tim.
Pengetahuan ini akan hilang jika individu berhenti dari perusahaan.
• Artifak
Contohnya pengetahuan yang terletak pada artifak adalah pengetahuan
yang terdapat dalam peraturan, sistem informasi, database, dokumen
dan lain sebagainya.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
8
Universitas Indonesia
• Organisasi
Contoh pengetahuan yang berada pada organisasi adalah hubungan
antar departemen, satu unit bisnis dan juga hubungan antar organisasi,
seperti kustomer dengan supplier.
2.1.2. Knowledge Management Solution
Knowledge Management berdasarkan Tiwana (2001) adalah proses
pengelolaan knowledge untuk menambah nilai bisnis dan daya saing melalui
pembentukan, komunikasi dan penggunaan pengetahuan. Efektifitas dari suatu
knowledge management bergantung pada align atau tidaknya proses KM terhadap
infrastruktur dan proses organisasi (Biloslavo).
Terdapat empat proses dalam knowledge management yaitu discovery,
capture, sharing dan application. Proses dalam KM didukung oleh 8 sub proses
(Fernandez, 2010).
Gambar 2.2 Proses Knowledge Management (Fernandez, 2010)
Proses dalam KM:
• Discovery
Knowledge discovery adalah pembuatan suatu knowledge yang baru
baik eksplisit maupun tacit. Pengembangan knowledge ini dapat
dilakukan dengan menganalisa data dan informasi atau dengan
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
9
Universitas Indonesia
menggabungkan knowledge yang sudah ada. Sub proses dalam
knowledge discovery adalah:
o Combination
Combination adalah membuat suatu explicit knowledge
menggunakan knowledge yang sudah ada, data atau informasi
yang tersedia.
o Socialization
Socialization adalah pengembangan tacit knowledge yang
didapatkan dari individu lain.
• Capture
Knowledge capture adalah proses untuk mendapatkan knowledge baik
tacit maupun explicit yang tersebar di berbagai lokasi knowledge.
Terdapat dua sub proses dalam knowledge capture, yaitu:
o Externalization
Externalization adalah proses untuk merubah tacit knowledge
menjadi explicit knowledge.
o Internalization
Internalization adalah proses untuk merubah explicit
knowledge menjadi tacit knowledge, proses ini biasa disebut
dengan pembelajaran.
• Sharing
Knowledge sharing adalah proses berbagi tacit dan explicit knowledge.
Sub proses dalam knowledge sharing adalah:
o Socialization for knowledge sharing
Socialization for knowledge sharing adalah proses berbagi tacit
knowledge.
o Exchange
Exchange adalah proses berbagi explicit knowledge.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
10
Universitas Indonesia
• Application
Knowledge application adalah proses mengaplikasikan knowledge
sehingga dapat digunakan pada pengambilan keputusan. Sub proses
pada knowledge application adalah:
o Direction
Direction adalah proses dimana individu yang memiliki
knowledge memberikan arahan atau petunjuk pada individu
lain tanpa mentransfer knowledge yang menjadi dasar petunjuk
yang diberikan.
o Routines
Routines adalah penggunaan knowledge yang terdapat pada
prosedur atau peraturan.
Terdapat empat proses Knowlede Management berdasarkan Nonaka dan
Takeuchi, yaitu internalisasi, eksternalisasi, kombinasi dan sosialisasi. (Nonaka,
1995) Internalisasi adalah proses merubah explicit knowledge menjadi tacit.
Eksternalisasi adalah proses mernubah tacit knowledge menjadi explicit dengan
cara melalui dokumentasi atau verbalisasi. Kombinasi adalah proses
menghasilkan knowledge baru dari eksplisit knowledge. Proses yang terakhir
adalah sosialisasi, yaitu proses transfer tacit knowledge melalui observasi.
Terdapat empat klasifikasi Knowledge Management System (KMS), yaitu
knowledge discovery system, knowledge capture system, knowledge sharing
system dan knowledge application system (Fernandez, 2010). Penerapan
knowledge management dapat mempengaruhi process, people, product dan
performa dari suatu organisasi (Fernandez, 2010).
Knowledge management solutionadalah integrasi antara teknologi dan
mekanisme yang digunakan untuk mendukung proses knowledge management.
KM mechanism adalah cara yang digunakan untuk mempromosikan knowledge
management sedangkan KM technologies adalah teknologi yang digunakan untuk
memfasilitasi KM (Fernandez, 2010). KM teknologi dan mekanisme bergantung
kepada KM infrastruktur. KM infrastruktur meliputi budaya organisasi, struktur
organisasi, IT infrastruktur, common knowledge dan physical environment. KM
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
11
Universitas Indonesia
infrastruktur, KM technologies dan KM mechanism termasuk ke dalam KM
foundation. Knowledge Management Solution adalah bagaimana memenuhi dan
memfasilitasi empat aspek KM, yaitu discovery, capture, sharing dan application.
Gambar 2.3 Overview Knowledge Management Solution
2.1.3. Analisa Faktor Kontingensi
Analisa faktor kontingensi digunakan untuk mengetahui KM solution yang
dibutuhkan perusahaan. Faktor kontingensi akan mempengaruhi KM proses.
Setelah proses KM diketahui maka KM system yang dibutuhkan juga akan
teridentifikasi, hal ini berarti factor kontingensi juga mempengaruhi KM system
dan teknologi secara tidak langsung. Faktor kontingensi yang mempengaruhi KM
process adalah karakteristik tugas, karakteristik knowledge, karakteristik
perusahaan dan karakteristik lingkungan perusahaan.
Gambar 2.4 Hubungan Faktor Kontingensi dengan KM Solution (Fernandez, 2010)
Berikut ini adalah pemetaan proses KM dengan faktor kontingensi
(Fernandez, 2010)
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Korelasi Faktor Kontingensi dengan proses KM(Fernandez, 2010)
Task
U
ncer
tain
ty
Low
Hig
h
Hig
h
Low
Low
Low
Hig
h
Low
Task
In
terd
epe
nce
Hig
h
Hig
h
Hig
h
Hig
h
Low
Low
Hig
h/Lo
w
Hig
h/Lo
w
Expl
icit
atau
Ta
cit
Kno
wel
dge
E T T E T T T/E
T/E
Pros
edur
al a
tau
dekl
arat
if
P/D
P/D
P/D
P/D
P/D
P/D
P P
Uku
ran
Org
anis
asi Sm
all/L
arge
Smal
l
Smal
l
Smal
l
Larg
e
Smal
l/Lar
ge
Smal
l
Larg
e
Bis
nis
Stra
tegi
(D
iffer
entia
tion
or L
ow C
ost)
D
D
LC/D
LC/D
LC/D
LC/D
LC
LC
Envi
ronm
ent
al
Unc
erta
int
y Hig
h
Hig
h
Low
Low
Low
Low
Hig
h
Hig
h
Pros
es K
M
Com
bina
tion
Soci
aliz
attio
n fo
r K
now
ledg
e D
isco
very
Soci
aliz
atio
n fo
r K
now
ledg
e Sh
arin
g
Exch
ange
Exte
rnal
izat
ion
Inte
rnal
izat
ion
Dir
ectio
n
Rout
ines
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
13
Universitas Indonesia
2.1.3.1. Karakteristik Tugas
Faktor yang mempengaruhi karakteristik tugas adalah:
1. Ketidak pastian tugas
Jika masalah atau tugas cenderung berubah-ubah maka perusahaan
akan sulit untuk menerapkan internalization ataupun externalization.
Direction atau socialization adalah proses KM yang paling tepat ketika
ketidak pastian tugas tinggi, sedangkan jika ketidak pastian tugas
rendah makan routines adalah proses yang tepat.
2. Ketergantungan tugas
Ketergantungan tugas dilihat dari seberapa bergantung suatu unit
dengan unit yang lain. Ketergantungan tugas dikatakan tinggi jika
performa suatu unit bergantung pada unit lainnya. Proses KM yang
tepat untuk ketergantungan tugas yang tinggi adalah exchange,
combination dan socialization. Sedangkan proses KM yang tepat untuk
ketergantungan tugas yang rendah adalah internalization dan
externalization.
Gambar 2.5 Hubungan Karakteristik tugas dengan proses KM (Fernandez, 2010)
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Tidak semua proses cocok untuk diterapkan pada setiap tipe knowledge.
Suatu proses bisa menjadi tidak efektif ketika diterapkan pada salah satu tipe
knowledge, bisa menjadi terlalu mahal, terlalu lambat dan lain sebagainya. Maka
dari itu harus diketahui knowledge karakteristik pada perusahaan untuk
menentukan proses knowledge yang tepat. Untuk mengetahui karakteristik
knowledge yang terdapat pada perusahaan maka akan dibandingkan beberapa tipe
knowledge, yaitu membandingkan explicit dengan tacit dan procedural dengan
declarative (Fernandez, 2010).
• Tacit vs Explicit
Untuk knowledge discovery, combination lebih tepat digunakan jika
tipe knowledge adalah explicit knowledge. Sedangkan untuk tacit
knowledge, socialization lebih tepat. Untuk knowledge capture,
internalization tepat digunakan untuk explicitknowledge, sedangkan
externalization lebih tepat untuk tacit knowledge.
Untuk knowledge sharing, exchange digunakan untuk explicit
knowledge, sedangkan socialization digunakan untuk tacit
knowledge.Untuk knowledge application, routines dan direction dapat
digunakan baik tacit maupun explicit knowledge.
• Procedural vs Declarative
Proses yang tercakup dalam knowledge discovery, knowledge capture,
dan knowledge sharing dapat digunakan untuk procedural dan
declarative knowledge. Sementara untuk knowledge application hanya
tepat untuk digunakan oleh procedural knowledge.
Hubungan antara proses dengan tipe knowledge dapat digambarkan
sebagai berikut.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
15
Universitas Indonesia
Gambar 2.6 Karakteristik knowledge dengan proses knowledge management(Fernandez, 2010)
2.1.3.2. Karakteristik organisasi dan lingkungan
Terdapat dua faktor dalam karakteristik organisasi, yaitu ukuran organisasi
dan strategi bisnis. Dalam ukuran organisasi akan dilihat apakah perusahaan
berskala besar atau kecil. Untuk strategi bisnis akan dilihat apakah perusahaan
menerapkan strategi low cost atau differentiation. Strategi bisnis low cost adalah
strategi bisnis dimana perusahaan memfokuskan terhadap pasar tertentu untuk
menghindari saingan. Strategi bisnis differentiation adalah strategi bisnis dimana
perusahaan membuat produk yang berbeda atau unik dibandingkan dengan produk
sejenis dari pesaingnya, hal ini ditujukan untuk membentuk pasarnya sendiri.
Dalam faktor lingkungan akan dilihat tingkat ketidakpastian bisnis
perusahaan. Berikut ini adalah rekomendasi KM process yang digunakan untuk
karakteristik organisasi dan lingkungan.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Tabel 2.2 Karakteristik organisasi dan lingkungan(Fernandez, 2010)
Karakteristik Level / Tipe KM Proses yang direkomendasikan Ukuran organisasi Kecil Knowledge Sharing (application)
Knowledge Application (direction) Knowledge Discovery (combination, socialization) Knowledge capture (externalization, internalization)
Besar Knowledge sharing (exchange) Knowledge application (routines) Knowledge discovery (combination) Knowledge capture (externalization, internalization)
Strategi bisnis Low cost Knowledge application (direction, routines) Knowledge capture (externalization, internalization) Knowledge sharing (socialization, exchange)
Differentiation Knowledge discovery (combination, socialization) Knowledge capture (externalization, internalization) Knowledge sharing (socialization, exchange)
Tingkat ketidak pastian lingkungan
Rendah Knowledge sharing (socialization, exchange) Knowledge capture (externalization, internalization)
Tinggi Knowledge discovery (combination, socialization) Knowledge application (direction, routines)
2.1.4. Identifikasi Solusi KM
Terdapat beberapa metodologi dalam menerapkan solusi KM, antara lain
adalah roadmap dari amrit tiwana dan metodologi dari Fernandez. Berikut ini
akan dibahas mengenai metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi solusi
KM yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
17
Universitas Indonesia
2.1.4.1. Fernandez
Tahapan pada metodologi berdasarkan Fernandez (Fernandez, 2010)
adalah:
1. Menganalisa faktor kontingensi
Pada tahapan ini faktor kontingensi yang mempengaruhi perusahaan
akan dianalisa. Faktor-faktor kontingensi yang mempengaruhi proses
KM telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
2. Mengidentifikasi proses KM berdasarkan setiap faktor kontingensi
Proses KM yang mendukung faktor kontingensi akan dipilih pada
tahapan ini.
3. Memprioritaskan proses KM
Pada tahapan ini akan dilakukan scoring untuk setiap KM proses
berdasarkan faktor kontingensi. Nilai 1.0 akan diberikan jika proses
KM mendukung faktor kontingensi dan 0.0 jika tidak. Nilai 0.5 akan
diberikan jika proses KM mendukung setiap faktor kontingensi.
4. Mengidentifikasi proses KM yang telah diterapkan sebelumnya
Pada tahapan ini akan dilakukan identifikasi terhadap proses KM yang
ada diperusahaan.
5. Mengidentifikasi proses KM tambahan
Setelah mendapatkan hasil dari tahap 3 dan 4 maka akan dibandingkan
proses KM yang didapatkan pada tahap 4 dengan tahap 3, jika terdapat
perbedaan maka akan diidentifikasi apakah perlu ditambahkan atau
tidak proses KM tersebut.
6. Menganalisa infrastruktur KM dan mengidentifikasi urutan proses KM
Kultur organisasi, struktur organisasi dan kondisi lingkungan akan
dinilai untuk mengetahui infrastruktur KM.
7. Mengembangkan sistem KM yang dibutuhkan
Di tahapan terakhir ini, sistem KM akan dikembangkan sesuai dengan
hasil yang didapatkan dari tahapan 1 sampai dengan 6.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
18
Universitas Indonesia
2.1.4.2. Roadmap Amrit Tiwana
Terdapat 10 langkah dalam roadmap yang dikembangkan oleh Tiwana,
langkah-langkah ini dikelompokkan menjadi empat fase utama, yaitu:
A. Fase 1 adalah evaluasi infrastruktur, langkah didalamnya yaitu:
1. Analisa infrastruktur yang ada
2. Menyelaraskan KM dengan strategi bisnis.
B. Fase 2 adalah analisis perancangan dan pengembangan sistem KM,
langkah didalamnya yaitu:
3. Mendesain infrastruktur KM
4. Audit aset dan sistem knowledge yang ada
5. Menyusun tim KM
6. Membuat KM blue print
7. Mengembangkan sistem KM
C. Fase 3 adalah penyebaran sistem KM, langkah didalamnya yaitu:
8. Penyebaran KM sistem menggunakan Result Driven
Incremental methodology
9. Mengelola perubahan, kultur dan struktur
D. Fase 4 adalah evaluasi performa, yang terdiri dari:
10. Mengevaluasi performa, menghitung ROI, dan meningkatkan
sistem KM
2.1.4.3. Calabrese and Orlando 12 Step Process
Calabrese mengambil empat pilar, leadership, organization, technology
dan learning. Ke empat pilar ini berpotensial untuk terciptanya knowledge sharing
dan collaborative yang efektif (Smuts, 2009). Leadership mengacu pada adanya
nilai nilai knowledge creation dan knowledge sharing pada bisnis strategi
perusahaan. Organisasi akan mendukung terwujudnya nilai-nilai tersebut.
Teknologi menghubungkan knowledge dengan network sehingga dapat diakses
oleh seluruh perusahaan. Pilar yang terakhir adalah learning, yang berarti
menggunakan atau mempelajari knowledge dan berbagi hasil atau inovasi.Berikut
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
19
Universitas Indonesia
ini adalah 12 langkah untuk membuat knowledge management system berdasarkan
Calabrese.
Tabel 2.3 12 steps Calabrese (Smuts, 2009)
Pillar Steps 12-Step Process
Leadership 1 Identify knowledge critical to your business
2 Conduct work-centred analysis
3 Sell high-level plan of action to senior management
Organisation 4 Engage key stakeholders
5 Develop Process Model
6 Identify critical knowledge gaps, opportunities, and risks
7 Establish and prioritise goals
8 Develop requirements and measurement programme
Technology 9 Plan high-level strategy approach
10 Implement strategy, build, and deploy
11 Monitor, measure, and report metrics
Learning 12 Learn from results
2.1.5. Arsitektur Knowledge Management
Knowledge management system yang dibuat tanpa arsitektur yang baik
hanya akan menuju kepada kehancuran (Tiwana, 2000). Berikut ini adalah tujuh
layer yang diperlukan pada arsitektur knowledge management system berdasarkan
Tiwana.
• Interface layer
Layer ini adalah layer dimana pengguna berinteraksi dengan KMS.
Web based lebih disarankan untuk digunakan, karena akan
memudahkan pengguna untuk berinteraksi dengan KMS.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
20
Universitas Indonesia
• Access and Authentication layer
Pada layer ini akan terdapat autentikasi pengguna. Fitur login
digunakan sebagai cara untuk melakukan autentikasi pengguna. Setiap
pengguna dapat memiliki hak akses yang berbeda-beda terhadap KMS.
• Collaborative filtering and intelligence layer
Pada layer ini penambahan tag atau meta tag ke dalam setiap elemen
dilakukan. Penambahan tag dapat dilakukan secara manual maupun
otomatis.
• Application layer
Application layer adalah layer dimana aplikasi-aplikasi yang terdapat
pada KMS diintegrasikan. Contoh aplikasinya adalah collaborative
tools.
• Transport layer
Transposrt layer adalah layer yang memungkinkan terjadinya
perpindahan data melalui jaringan.
• Middleware and legacy integration layer
Layer ini digunakan untuk menghubungkan antara sistem yang lama
dengan sistem yang baru.
• Repository layer
Layer ini adalah layer penyimpanan, yang terdiri dari database, legacy
data, web forum archive.
2.1.6. UML
Terdapat 14 diagram pada UML v 2.0 yang terbagi menjadi dua kategori,
yaitu structure diagram dan behavioral diagram. Structure diagram
menggambarkan data dan relasi static pada sistem informasi atau struktur dari
sistem. Sedangkan behavioral diagram merepresentasikan relasi antar objek yang
mendefinisikan bisnis proses dari sistem informasi. Terdapat 6 jenis structure
diagram, yaitu class diagram, object diagram, package diagram, deployment
diagram, component diagram dan composite structure diagram. Terdapat 8 jenis
behavioral diagram, yaitu activity diagram, sequence diagram, communication
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
21
Universitas Indonesia
diagram, interaction overview diagram, timing diagram, behavioral state
machine diagram, protocol state machine dan use case diagram.
2.1.6.1. Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses dan
menggambarkan aktifitas utama dan relasi antar setiap aktifitas dalam satu proses.
Penelitian ini akan menggunakan activity diagram untuk memodelkan bisnis
proses. Notasi yang digunakan pada activity diagram adalah:
Tabel 2.4 Notasi Activity Diagram
Activity Menggambarkan Action Action
Decision Menggambarkan adanya alternative path
Merge Menggabungkan beberapa alternate flow
Initial State Menggambarkan awal dari diagram.
Final State Menggambarkan akhir dari diagram.
Action flow Menggambarkan hubungan antar activity
Object flow Menggambarkan hubungan antara object
dengan action. Jika panah berawal dari
activity menuju object, berarti bahwa action
mempengaruhi atau membuat object.
Sedangkan jika panah berawal dari object
menuju activity, berarti bahwa action
tersebut menggunakan object.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
22
Universitas Indonesia
2.1.6.2. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan high level sistem, apa yang dapat dilakukan
sistem dan juga relasi antara sistem dengan user atau sistem lainnya. Notasi yang
digunakan dalam use case diagram antara lain adalah
Tabel 2.5 Notasi Use Case Diagram
System Menggambarkan batasan dari suatu
sistem System
Actor Menggambarkan entitas yang
berinteraksi dengan sistem. Actor
digambarkan diluar sistem.
Use Case Menggambarkan fungsionalitas dari
sistem. Digambarkan dengan oval
yang mempunyai label. Label
adalah kata kerja yang
merepresentasikan fungsionalitas
dari sistem tersebut.
Use Case
Relationship Menggambarkan hubungan antara
actor dan use case. Dinotasikan
menggunakan anak panah dengan
label uses atau extends.
Use Case 1 Use Case 2«uses»
Use Case 1 Use Case 2«extends»
2.1.7. Metodologi Throwaway Prototyping
Pada throwaway prototyping, prototype dibuat untuk mendapatkan
feedback dari pengguna. Feedback ini digunakan untuk menganalisa, mendesain
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
23
Universitas Indonesia
dan mengimplementasikan prototipe berikutnya. Prototipe ini akhirnya akan
dibuang dan tidak akan digunakan pada produk final.Tahapan pada throwaway
prototyping adalah:
a) Planning
Pada tahapan ini akan ditentukan cara pengembangan sistem
informasi dan akan menganalisa technical feasibility, economy
feasibility dan organizational feasibility. Project plan merupakan
salah satu output pada tahapan ini.
b) Analysis
Fase ini meliputi analisa strategi, yaitu menganalisa sistem yang
sudah ada dan masalah yang ada saati ini. Selanjutnya pada fase ini
adalah requirement gathering, yaitu menangkap kebutuhan user.
c) Design
Tahapan ini menentukan bagaimana sistem akan beroperasi,
perangkat lunak atau infrastruktur jaringan seperti apa yang
dibutuhkan. Selain itu juga memulai rancangan tampilan antar
muka, form dan laporan. Arsitektur dari sistem akan mulai
dikembangkan pada tahapan ini.
d) Implementation
Fase ini adalah fase terakhir dari software development life cycle.
Pada fase ini sistem akan dikembangkan. Testing dan deployment
akan dilakukan pada fase ini.
Gambar 2.7 Throwaway prototyping
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
24
Universitas Indonesia
2.2. Penelitian Sejenis
Penelitian sejenis yang sudah ada sebelumnya akan dijelaskan pada sub
bab berikut.
2.2.1. Perancangan Solusi Knowledge Management dan Prototipe Knowledge
Management System : Studi Kasus PT KSEI
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa MTI-UI, Moh. Bayu Teguh
Santoso pada tahun 2011. Studi kasus yang digunakan pada penelitian ini adalah
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, lembaga ini memfasilitasi aktivitas pasar
modal di Indonesia. Pada penelitian ini, penulis merancang solusi KM yang dapat
diterapkan pada PT KSEI, serta membuat prototipe yang dapat menunjang solusi
KM tersebut.
Penulis mengadopsi metodologi Fernandez dalam melakukan penelitian
ini. Prioritas proses KM yang didapatkan menggunakan Fernandez adalah
externalization, combination, socialization, direction dan routine. Pembuatan
sistem KM yang dapat menunjang solusi KM dilakukan setelah penulis
mendapatkan proses KM yang menjadi prioritas untuk dikembangkan pada PT
KSEI. Penulis tidak mencantumkan secara detail mengenai metodologi yang akan
digunakan dalam mengembangkan prototipe untuk sistem KM. Penulis
menggunakan CMS Joomla dalam mengembangkan KMS. Fitur-fitur yang
terdapat pada sistem KM harus mengakomodasi solusi KM. Fitur-fitur yang
didapatkan oleh penulis adalah chatting, forum diskusi, manajemen dokumen,
dokumentasi artikel, perpustakaan online, pencarian dokumen, pencarian artikel.
2.2.2. Pengembangan Model Knowledge Management System Untuk
Mendukung Resource Sharing dan Kolaborasi Antar Perekayasa :
Studi Kasus BPPT
Penelitian ini dilakukan pada 2012 oleh mahasiswi MTI UI, Sari
Andarwati Kunharyanto. Studi kasus yang digunakan pada penelitian ini adalah
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk jabatan fungsional Perekayasa.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model knowledge management
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
25
Universitas Indonesia
system yang mendukung kolaborasi dan knowledge sharing antar perekayasa di
BPPT.
Penulis menggunakan metodologi Fernandez untuk menentukan prioritas
proses KM yang dibutuhkan perekayasa di BPPT. Prioritas KM yang didapatkan
pada penelitian ini adalah socialization for knowledge sharing, socialization for
knowledge discovery, direction, routine dan exchange. Kebutuhan fungsional
yang dibutuhkan untuk menunjang proses KM adalah pembuatan struktur
organisasi, forum diskusi, pencarian, upload dokumen dan download dokumen.
Untuk arsitektur KMS, penulis menggunakan model arsitektur dari Amrit
Tiwana yang terdiri dari tujuh layer. Pengembangan KM menggunakan software
engineering.
2.2.3. Perancangan Knowledge Management Solution Pada Divisi
Operasional PT Visi Solusi Teknologi
Penelitian dengan judul perancangan Knowledge Management Solution
pada divisi Operasional PT VISITEK ini dilakukan pada tahun 2012 oleh
mahasiswa MTI UI oleh Dimas Setiawan. PT Visitek adalah perusahaan IT yang
menyediakan berbagai layanan TI kepada pelanggan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan solusi knowledge management yang dapat diterapkan pada PT
Visitek.
Penulis menggunakan metodologi Fernandez untuk menentukan solusi
knowledge management dan menggunakan metodologi rapid prototyping dalam
membuat prototype knowledge management system. Proses yang diprioritaskan
pada KM di penelitian ini adalah socialization for knowledge discovery,
socialization for knowledge sharing, combination, externalization dan exchange.
Fitur yang diterapkan pada knowledge management system untuk menunjang
proses tersebut adalah chatting, forum discussion, management article,
management document, management issue dan customer helpdesk.
2.2.4. Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Berikut ini adalah ringkasan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Tabel 2.6 RIngkasan penelitian sebelumnya
Judul
Penelitian
Perancangan Solusi
Knowledge
Management dan
Prototipe Knowledge
Management System :
Studi Kasus PT KSEI
Pengembangan Model
Knowledge
Management System
Untuk Mendukung
Resource Sharing dan
Kolaborasi Antar
Perekayasa : Studi
Kasus BPPT
Perancangan Knowledge
Management Solution
Pada Divisi Operasional
PT Visi Solusi
Teknologi
Tujuan
Penelitian Rancangan solusi
KM dan Prototipe Design model KMS Rancangan solusi KM
dan Prototipe
Metode
Penelitian Fernandez Fernandez & Amrit
Tiwana Fernandez
Hasil
Penelitian Proses KM yang
dikembangkan:
externalization,
combination,
socialization,
direction dan routine
Fitur yang
dikebangkan:
chatting, forum
diskusi, manajemen
dokumen,
dokumentasi artikel,
perpustakaan online,
pencarian dokumen,
pencarian artikel.
Proses KM yang
dikembangkan:
socialization for
knowledge sharing,
socialization for
knowledge discovery,
direction, routine dan
exchange
Fitur yang
dikembangkan:
Pembuatan struktur
organisasi, Forum
diskusi, pencarian,
upload dokumen,
download dokumen
Proses KM yang
dikembangkan:
socialization for
knowledge discovery,
socialization for
knowledge sharing,
combination,
externalization dan
exchange
Fitur yang
dikembangkan:
chatting, forum
discussion, management
article, management
document, management
issue dan customer
helpdesk.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
27
Universitas Indonesia
Dari ketiga penelitian sebelumnya penulis mengadopsi metodologi
Fernandez. Selain itu penulis juga menggunakan tahapan penelitian yang
digunakan peneliti Dimas Setiawan yang menguraikan setiap tahapan dari input,
metode dan output.
2.3. Profil Organisasi
PT ABC adalah perusahaan industri injection molding plastic yang berdiri
sejak 1970. Perusahaan ini berlokasi di bandung, dan saat ini sedang dalam proses
membangun pabrik ke dua yang terletak di cimahi. Jumlah karyawan yang
terdapat pada PT ABC adalah 250 orang, jumlah karyawan ini akan meningkat
seiring dengan dibukanya pabrik baru. Servis yang ditawarkan oleh PT ABC
adalah memproduksi plastik sesuai pesanan dari klien dan konsultasi design
produk. Untuk jasa konsultasi design produk adalah servis baru yang ditawarkan
sejak tahun 2011, servis ini bertujuan untuk memberikan jasa design terhadap
perusahaan yang tidak paham terhadap proses injection molding ketika membuat
design produk.
Terdapat beberapa divisi pada PT ABC, antara lain adalah finance &
accounting, sales & marketing, IT, Storage & Delivery, Plant maintenance dan
production. Divisi finance bertugas mengatur keuangan PT ABC. Divisi sales
bertugas untuk memasarkan dan mengatur penjualan. Divisi purchasing bertugas
untuk membeli bahan material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Divisi IT
bertanggung jawab atas sistem informasi yang digunakan di PT ABC.
Divisi produksi adalah divisi terbesar yang terdapat pada PT ABC, divisi
ini terbagi menjadi beberapa sub divisi, yaitu Production Planning & Inventory
Control, Material Handling Department, Production Coordinator, Packaging &
labeling, Workshop & Maintenance dan Quality Assurance. Tugas dan fungsi dari
tiap divisi antara lain:
Product Developer memiliki tugas sebagai berikut:
• Menyiapkan gambar teknis dan cetakan
• Melakukan research warna dan material
• Memberikan jasa konsultasi design produk
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
28
Universitas Indonesia
Operator memiliki tugas untuk melakukan visual check pada proses produksi dan
melaporkan jika muncul permasalahan pada mesin atau cetakan atau produk.
Raw Material memiliki tugas sebagai berikut:
• Menyiapkan bijih plastik dan pewarna yang akan digunakan dalam proses
produksi.
• Menyiapkan bahan dan komposisi bahan yang akan digunakan.
Waste Material memiliki tugas untuk merapihkan sisa bahan yang digunakan
dalam proses produksi.
Engineer memiliki tugas sebagai berikut:
• Mengkoordinasi proses produksi
• Melakukan setting mesin
Packaging memiliki tugas sebagai berikut:
• Melakukan finishing terhadap produk
• Melakukan proses pengemasan
Workshop & Maintenance memiliki tugas sebagai berikut:
• Membuat cetakan
• Melakukan perawatan terhadap cetakan
Divisi QC bertugas untuk melakukan visual check dan measurement check.
Kegiatan pada PT ABC adalah pelaksaan proyek baru dan proses produksi
rutin. Proses produksi rutin adalah proses produksi untuk proyek-proyek yang
sudah pernah dikerjakan sebelumnya. Perbedaan proyek baru dengan proses
produksi rutin adalah pada awal tahapan produksi. Untuk proyek baru terdapat
masa research and development, pada proses ini divisi product development akan
menyiapkan design product atau menganalisa design yang dimiliki oleh client.
Berikut ini adalah kegiatan product development ketika menerima proyek
baru.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
29
Universitas Indonesia
Gambar 2.8 Activity Diagram Product Developer
Rangkaian kegiatan pada proses proyek baru sejak diterimanya order
penjualan dari klien adalah :
1. Product Development menyiapkan design produk berdasarkan keingingan
klien, gambar teknis produk dan rancangan untuk cetakan injection. Proses ini
dilakukan apabila customer belum memiliki design sendiri. Jika customer
telah memiliki design sendiri maka product development akan melakukan
analisa terhadap design yg dimiliki customer dan menginformasikan kepada
customer masalah-masalah yang mungkin timbul dengan design produk yang
diajukan customer. Jika customer sudah menyetujui design maka akan dibuat
dokumen spesifikasi produk.
2. Workshop membuat cetakan injection berdasarkan rancangan dari product
development.
3. Pembuatan produk trial, jika produk trial ini disetujui oleh customer maka
proses berkutnya akan dilakukan, jika tidak maka revisi pada cetakan akan
dilakukan. Setelah customer menyetujui produk trial maka proses berikutnya
adalah proses produksi rutin.
Sales Product Developer
Membuat spesifikasi produk Spesifikasi produk
Membuat order penjualan
Order penjualan
Membuat design produk Design produk
Menyerahkan design produk
Merevisi design produkTidak disetujui
DIsetujui
Proses Produksi Rutin
Terdapat Design
Menganalisa design
Ya
Tidak
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
30
Universitas Indonesia
Rangkaian kegiatan pada proses produksi rutin adalah :
1. PPIC mengeluarkan perintah produksi kepada production coordinator.
2. Production coordinator membuat dokumen persiapan percetakan untuk
bagian workshop dan dokumen persiapan bahan untuk bagian raw material.
3. Raw material menyiapkan bahan yang akan digunakan pada tahap produksi,
seperti bijih plastik, pewarna dan bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan
sesuai yang tertera pada dokumen persiapan bahan.
4. Workshop mempersiapkan cetakan yang sudah dibuat dan melakukan
pengecekan terhadap kondisi cetakan, seperti memeriksa besi baja dan sekrup.
5. Engineer akan melakukan setting terhadap setiap mesin yang digunakan pada
tahapan produksi.
6. Setelah tahap 3, 4, 5 dan 6 selesai, maka proses produksi akan mulai
dilaksanakan. Seorang engineer akan bertugas mengawasi kinerja mesin,
operator akan mengawasi produk yang keluar dari mesin dan melakukan
pensortiran awal.
7. Quality control melakukan visual check, measurement check dan memisahkan
produk yang tidak memiliki kualitas baik. Setelah melakukan pemeriksaan,
hasil pemeriksaan tersebut dicatat kedalam buku pemeriksaan barang.
8. Proses finishing seperti memasangkan segel, menghilangkan serabut secara
manual.
9. QC akan melakukan visual check kembali setelah dilakukan proses finishing
dan menyiapkan certificate of compliance menggunakan data yang terdapat
pada buku pemeriksaan barang.
10. Proses terakhir adalah proses packaging sebelum barang dikirimkan kepada
klien.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
31
Universitas Indonesia
Berikut ini adalah struktur organisasi pada PT ABC dan struktur pada divisi
Produksi
Gambar 2.9 Struktur Organisasi
Gambar 2.10 Struktur Divisi Produksi
(President Director)
(Vice-President Director)
Finance Department
(Tax Consultant)
(Financial Officer)
Administrative Department
(Purchasing Officer)
(Courier)
IT
(Executive Manager) (R&D Department Manager)
Production Department Storage &
Delivery
(Internal Ekspedisi)
Sales & Marketing
(Marketing Officer)
Plant Maintenance
(Security)
(Operational Consultant)
(Production Manager)
Production Planning & Inventory Control
Officer)
Product Developer
Operator
(Material Handling Department –
Manager)
(Raw Material
Preparation)
(Waste Material
Handling)
(Production Coordinator)
(Production Supervisor / Engineer)
Packaging & Labelling
(Packaging)
Workshop & Maintenance
(Chief Workshop Operation)
Quality Assurance
Department
QC Officers
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
32 Universitas Indonesia
2.4. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini dimulai dari adanya masalah mengenai
pengetahuan yang terdapat pada PT ABC, masalah ini diharapkan dapat
terselesaikan dengan adanya suatu Knowledge Management Solution. Untuk
membuat KMS dibutuhkan rancangan knowledge management solution yang
sesuai dengan PT ABC. Setelah rancangan knowleddge management solution
ditemukan, diperlukan suatu prototipe KMS untuk menguji rancangan tersebut
Scenario testing akan dilakukan user terhadap prototipe yang telah dikembangkan
untuk mengetahui apakah masalah yang ada pada PT ABC telah terpenuhi.
Feedback atau komentar dari tahapan testing akan digunakan untuk menganalisa
ulang rancangan knowledge management solution. Kerangka pikir penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.11 Kerangka Pikir
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
33
Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
metodologi yang dikembangkan oleh Fernandez untuk mendapatkan rancangan
knowledge management solution dan throwaway prototyping sebagai metodologi
untuk mengembangkan prototipe KMS. Metode penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
34
Universitas Indonesia
3.1. Menganalisa Faktor Kontingensi
Untuk menganalisa faktor kontingensi dibutuhkan data mengenai
karakteristik task, knowledge yang terdapat pada perusahaan serta karakteristik
organisasi dan lingkungan. Faktor yang dipertimbangkan dalam karakteristik task
adalah task uncertainty dan task interdependence. Data mengenai karakteristik
task dan knowledge yang terdapat pada divisi produksi akan didapatkan melalui
wawancara pada setiap pimpinan atau karyawan senior di setiap divisi.
Karakteristik organisasi dan lingkungan dinilai berdasarkan ukuran
organisasi, strategi bisnis dan tingkat ketidakpastian lingkungan. Interview
terhadap pemilik akan dilakukan untuk mengetahui ukuran organisasi dan strategi
bisnis. Skala perusahaan untuk sektor industri terbagi menjadi usaha kecil dan
besar. Usaha kecil adalah apabila modal penyertaannya antara 0 – 1.000.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan. Sedangkan usaha besar adalah yang modal
penyertaannya lebih dari 1.000.000.000. Hasil dari kontingensi faktor ini akan
digunakan untuk mengidentifikasi proses KM yang dibutuhkan oleh PT ABC
pada tahapan selanjutnya.
3.2. Identifikasi Proses KM
Berdasarkan hasil faktor kontingensi yang didapatkan pada tahapan
sebelumnya maka akan bisa didapatkan proses KM yang direkomendasikan
berdasarkan Fernandez. Proses KM digambarkan pada tabel berikut. Proses KM
yang direkomendasikan untuk PT ABC akan digunakan pada tahapan berikutnya.
Tahapan selanjutnya adalah melakukan skoring terhadap setiap proses KM untuk
mengetahui prioritas setiap proses.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Proses KM
Karakteristik Level / Tipe KM Proses yang direkomendasikan Ukuran organisasi Kecil Knowledge Sharing (application)
Knowledge Application (direction) Knowledge Discovery (combination, socialization) Knowledge capture (externalization, internalization)
Besar Knowledge sharing (exchange) Knowledge application (routines) Knowledge discovery (combination) Knowledge capture (externalization, internalization)
Strategi bisnis Low cost Knowledge application (direction, routines) Knowledge capture (externalization, internalization) Knowledge sharing (socialization, exchange)
Differentiation Knowledge discovery (combination, socialization) Knowledge capture (externalization, internalization) Knowledge sharing (socialization, exchange)
Tingkat ketidak pastian lingkungan
Rendah Knowledge sharing (socialization, exchange) Knowledge capture (externalization, internalization)
Tinggi Knowledge discovery (combination, socialization) Knowledge application (direction, routines)
3.3. Menilai Prioritas proses KM
Setiap proses KM akan diberikan scoring berdasarkan hasil dari analisa
faktor kontingensi. Terdapat 3 skor yang bisa didapatkan, yaitu 1, 0.5 dan 0. Nilai
1 diberikan jika proses KM mendukung faktor kontingensi, 0 jika proses KM
tidak mendukung faktor kontingensi dan 0.5 jika proses KM memungkinkan
untuk setiap kemungkinan dari faktor kontingensi. Sebagai contoh, jika ukuran
perusahaan kecil, maka untuk proses KM discovery akan mendapatkan nilai 1,
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
36
Universitas Indonesia
untuk proses KM exchange 0 dan untuk proses KM combination adalah 0.5,
karena proses KM combination cocok dengan skala perusahaan kecil dan besar.
Setelah melakukan skoring terhadap setiap proses KM, maka akan dihitung skor
kumulatif dari setiap proses KM. Proses KM yang memiliki skor lebih besar akan
lebih diprioritaskan dibandingkan dengan proses KM yang memiliki skor
kumulatif yang lebih rendah.
3.4. Identifikasi Proses KM yang sudah ada
Untuk mengetahui identifikasi proses KM yang telah diterapkan pada PT
ABC, maka akan dilakukan wawancara dengan karyawan di divisi produksi,
wawancara akan dilakukan dengan karywan di setiap sub divisi. Selain itu akan
dilakukan observasi terhadap kegiatan produksi di PT ABC.
3.5. Identifikasi Proses KM tambahan
Hasil yang didapatkan pada tahapan 3 akan dicocokkan dengan hasil yang
didapatkan pada tahap 4. Jika pada tahapan 4 terdapat proses KM yang tidak
terdapat pada tahapan 3 maka proses tersebut bisa diabaikan, sedangkan jika pada
tahapan 3 terdapat proses KM yang tidak ditemukan pada tahap 4, maka proses
tersebut dapat ditambahkan. Hasil dari tahapan ini adalah daftar proses KM yang
dibutuhkan oleh PT ABC
3.6. Analisa infrastruktur dan urutan proses KM
Untuk mengetahui infrastruktur yang terdapat pada PT ABC, maka akan
dilakukan observasi dan interview untuk mengetahui tentang kultur organisasi,
struktur organisasi dan kondisi lingkusan dari PT ABC. Pada tahapan ini juga
akan dihasilkan siklus proses KM.
3.7. Pengembangan KM system, mechanism dan technology
Pada tahapan ini akan dimulai pengembangan KM system, mekanisme dan
teknologi yang dapat menunjang proses KM yang telah ditentukan pada tahapan
sebelumnya.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
37
Universitas Indonesia
3.8. Analisis
Pada tahapan ini akan dibuat requirement mengenai fitur yang dibutuhkan
untuk menunjang solusi KM, selain itu akan dibuat activity diagram untuk
memodelkan bisnis proses. Setelah itu akan dibuat use case diagram untuk
menggambarkan high level dari sistem ini. Langkah-langkah untuk membuat use
case diagram adalah:
• Mengidentifikasi major use case
1. Review activity diagram
2. Menentukan subject boundaries
3. Mengidentifikasi primary actor dan goals
4. Mengidentifikasi major use case
5. Mereview ulang use case
• Membuat use case diagram
1. Gambarkan subject boundary
2. Masukkan use case pada diagram
3. Masukkan aktor
4. Gambarkan relasi
3.9. Design
Arsitektur dari sistem akan mulai dikembangkan. Peta navigasi dan
tampilan antar muka akan mulai didesain pada tahapan ini. Axure akan digunakan
untuk membuat sketsa tampilan antar muka. Design database juga akan didesain
pada tahapan ini.
3.10. Implementasi Prototipe
Prototipe akan dikembangkan menggunakan CMS drupal dan
menggunakan bahasa pemograman PHP.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
38
Universitas Indonesia
3.11. Testing
Pada tahapan ini akan dilakukan skenario testing yang menggambarkan
permasalahan yang dihadapi PT ABC. Skenario yang dibuat akan
merepresentasikan masalah tidak didokumentasikannya pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki karyawan sehingga menyulitkan pegawai baru atau
pegawai yang menggantikan. Skenario ke dua adalah tidak adanya media
pembelajaran bagi pegawai untuk belajar mengenai knowledge yang ada.
Feedback atau komentar dari pengguna akan digunakan untuk mereview ulang
model KMS yang didapatkan pada tahapan 7.
3.12. Analisa KMS
Feedback yang didapatkan dari tahapan testing akan digunakan untuk
mereview rancangan knowledge management solution, jika rancangan knowledge
management solution telah dapat memenuhi permasalahan pada PT ABC, maka
rancangan tersebut tidak perlu diperbaharui. Sedangkan jika rancangan belum
menyelesaikan semua permasalahan pada PT ABC maka perlu direview dan
kemudian dibuat prototipe kembali
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
39 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS
4.1. Menganalisa Faktor Kontingensi
Terdapat tiga faktor kontingensi yang harus dianalisa dalam menentukan
rancangan solusi knowledge management, yaitu analisa karakteristik tugas,
karakteristik pengetahuan dan analisa karakteristik organisasi dan lingkungan.
4.1.1. Analisa Karakteristik Tugas
Parameter yang digunakan dalam menganalisa karakterisitik tugas adalah
task uncertainty dan task interdependence.
4.1.1.1. Task uncertainty
Berdasarkan pertanyaan pada wawancara di bagian task uncertainty
didapatkan kecenderungan task uncertainty pada setiap sub divisi. Kecenderungan
task uncertainty dinyatakan dengan high (H) jika tugas yang pada sub divisi tidak
terdefinisikan dengan baik atau ambigu, jika tugas pada sub devisi terdefinisikan
dengan baik atau tidak ambigu maka task uncertainty dinyatakan dengan low (L).
Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara untuk kecenderungan
ketidaktentuan tugas pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Task Uncertainty
Divisi Sub Divisi Task Uncertainty
Production Planning & Inventory
Control
Product Developer L
Operator H
Material Handling Raw Material L
Waste Material H
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
40
Universitas Indonesia
Divisi Sub Divisi Task Uncertainty
Production Coordinator Engineer L
Packaging & Labelling Packaging L
Workshop & Maintenance Workshop L
Quality Assurance Department QA officers L
Dari 8 nara sumber 2 menjawab tingkat ketidaktentuan tugas tinggi
sedangkan 6 lainnya menjawab rendah. Berdasarkan ini maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat ketidaktentuan tugas pada PT ABC rendah.
4.1.1.2. Task interdependence
Berdasarkan pertanyaan pada wawancara di bagian task interdependence
didapatkan kecenderungan task interdependence pada setiap sub divisi.
Kecenderungan task interdependence dinyatakan dengan high (H) jika karyawan
merasa bahwa tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan bergantung pada
divisi lain tinggi. Jika karyawan merasa bahwa nilai tingkat ketergantungan
kesuksesan pekerjaan bergantung pada divisi lain adalah rendah, maka
dinotasikan dengan low (L). Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara untuk
kecenderungan ketergantungan tugas tugas pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Task Interdepemdence
Divisi Sub DIvisi Task
Interdependence
Production Planning &
Inventory Control
Product Developer H
Operator L
Material Handling Raw Material H
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Divisi Sub DIvisi Task
Interdependence
Waste Material L
Production Coordinator Engineer H
Packaging & Labelling Packaging L
Workshop & Maintenance Workshop H
Quality Assurance Department QA officers H
Dari delapan nara sumber, lima menjawab tingkat ketergantungan tugas
tinggi, sedangkan tiga menjawab rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
ketergantungan tugas pada PT ABC tinggi.
4.1.2. Analisa Karakteristik Pengetahuan
Parameter yang digunakan dalam menganalisa karakterisitik pengetahuan
adalah kecenderungan pengetahuan berupa tacit atau explicit dan procedural atau
deklaratif.
4.1.2.1. Tacit vs Explicit
Pada hasil wawancara untuk tingkat kecenderungan karakteristik
knowledge tacit atau explicit didapatkan karakteristik knowledge pada tiap sub
divisi. Jika karyawan merasa bahwa kecenderungan karakteristik knowledge
sudah terdokumentasikan atau explicit, maka pada tabel 4.3 akan dinotasikan
dengan E, sedangkan jika karyawan merasa bahwa kecenderungan karakteristik
adalah tacit knowledge, maka pada tabel 4.3 akan dinotasikan dengan T. Jika
karyawan merasa kedua knowledge banyak terdapat pada sub divisi, maka akan
dinotasikan dengan T & E, yang berarti tacit knowledge dan explicit knowledge
terdapat pada sub divisi tersebut. Hasil wawancara yang dilakukan pada tiap sub
divisi pada bagian produksi mengenai kecenderungan pengetahuan tacit atau
explicit adalah sebagai berikut.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
42
Universitas Indonesia
Tabel 4.3 Tacit vs Explicit
Divisi Sub Divisi Tacit vs Explicit
Production Planning &
Inventory Control
Product Developer T & E
Operator E
Material Handling Raw Material E
Waste Material E
Production Coordinator Engineer E
Packaging & Labelling Packaging E
Workshop & Maintenance Workshop T
Quality Assurance
Department
QA officers T & E
Dari delapan nara sumber, lima menjawab kecenderungan pengetahuan
adalah explicit sedangkan tiga menjawab explicit. Dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan pengetahuan pada PT ABC adalah explicit.
4.1.2.2. Procedural vs Declarative
Berdasarkan hasil wawancara pada bagian Procedural vs Declarative,
didapatkan kecenderungan knowledge pada tiap sub divisi. Jika karyawan
menjawab prosedural maka pada tabel 4.4 akan dinotasikan dengan P, sedangkan
jika karyawan merasa kecenderungan knowledge adalah deklaratif, maka akan
dinotasikan dengan D. Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara mengenai
kecenderungan karakteristik knowledge prosedural atau deklaratif.
Tabel 4.4 Procedural vs Declarative
Divisi Tugas Procedural vs
Declarative
Production Planning & Product Developer P
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
43
Universitas Indonesia
Divisi Tugas Procedural vs
Declarative
Inventory Control Operator P
Material Handling Raw Material D
Waste Material D
Production Coordinator Engineer P & D
Packaging & Labelling Packaging D
Workshop & Maintenance Workshop P
Quality Assurance
Department
QA officers P
Dari delapan nara sumber, 5 menjawab prosedural sedangkan 4 menjawab
deskriptif, maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pengetahuan pada PT
ABC adalah Prosedural.
4.1.3. Analisa Karakteristik Organisasi dan Lingkungan
Terdapat beberapa klasifikasi industri seperti klasifikasi berdasarkan
jumlah tenaga kerja, klasifikasi menurut bahan mentahnya, klasifikasi menurut
bahan bakunya, klasifikasi berdasarkan modal dan lain sebagainya. Klasifikasi
industri berdasarkan jumlah tenaga kerja adalah:
• Industri besar : Industri yang memiliki dari 100 orang atau lebih
• Industri sedang: Industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 20-99
orang
• Industri kecil: Industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang
• Industri rumah tangga: Industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 1- 4
orang
PT ABC adalah industri yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 250
orang. Berdasarkan klasifikasi industri menurut jumlah tenaga kerja, maka PT
ABC termasuk dalam industri besar.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
44
Universitas Indonesia
Strategi bisnis yang diterapkan oleh PT ABC adalah low cost strategy.
Biaya produksi ditekan seminim mungkin sehingga dapat memberikan harga yang
lebih murah kepada kustomer.
Pesaing PT ABC paling banyak terdapat pada daerah Jakarta dan
Tangerang. Di daerah Bandung terdapat 5 perusahaan yang memiliki usaha sama
dengan PT ABC. Pelanggan PT ABC biasanya berasal dari daerah Bandung dan
Jakarta, terkadang ada juga beberapa dari daerah Jawa Timur. Perusahaan sejenis
juga banyak terdapat di Surabaya, hal ini menyebabkan sulitnya perusahaan untuk
menembus pasar di luar Jawa Barat dan jakarta.
4.2. Identifikasi Proses KM
Dari faktor kontingensi yang didapat pada sub bab 4.1 dan 4.2, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Karakteristik Tugas
a. Task Uncertainty : Rendah
b. Task Interdependence : Tinggi
b) Karakteristik Pengetahuan
a. Tacit vs Explicit : Explicit
b. Deklaratif vs Prosedural : Prosedural
c) Karakteristik Organisasi
a. Ukuran Organisasi : Besar
b. Kecenderungan Strategi Bisnis : Low Cost
d) Karakteristik Lingkungan
a. Environmental Uncertainty : Rendah
Tabel analisa faktor kontingensi berdasarkan faktor kontingensi yang
didapatkan adalah sebagai berikut. Pada baris kedua adalah nilai faktor
kontingensi saat ini pada PT ABC. Baris-baris berikutnya adalah proses
berdasarkan Fernandez dan faktor kontingensi mana yang didukung oleh proses
tersebut.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Tabel 4.5 Analisa Faktor Kontingensi
Task
U
ncer
tain
ty
Low
Low
Hig
h
Hig
h
Low
Low
Low
Hig
h
Low
Task
In
terd
epe
nce
Hig
h
Hig
h
Hig
h
Hig
h
Hig
h
Low
Low
Hig
h/Lo
w
Hig
h/Lo
w
Expl
icit
atau
Tac
it K
now
eldg
e
E E T T E T E T/E
T/E
Pros
edur
al a
tau
dekl
arat
if
P P/D
P/D
P/D
P/D
P/D
P/D
P P
Uku
ran
Org
anis
asi La
rge
Smal
l/Lar
ge
Smal
l
Smal
l
Larg
e
Smal
l/Lar
ge
Smal
l/Lar
ge
Smal
l
Larg
e
Bis
nis S
trate
gi
(Diff
eren
tiatio
n or
Low
Cos
t) LC
D
D
LC/D
LC/D
LC/D
LC/D
LC
LC
Envi
ronm
enta
l U
ncer
tain
ty
Low
Hig
h
Hig
h
Low
Low
Low
Low
Hig
h
Hig
h
Pros
es K
M
Val
ue sa
at in
i
Com
bina
tion
Soci
aliz
attio
n fo
r K
now
ledg
e D
isco
very
So
cial
izat
ion
for
Kno
wle
dge
Shar
ing
Ex
chan
ge
Exte
rnal
izat
ion In
tern
aliz
atio
n Dir
ectio
n
Rout
ines
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
46
Universitas Indonesia
4.3. Menilai Prioritas Proses KM
Pada tahap ini akan dilakukan pembobotan pada faktor kontingensi untuk
menilai prioritas dari proses KM. Jika proses KM mendukung proses kontingensi
yang ada saat ini, maka berdasarkan Fernandez akan diberikan nilai Yes, dan
dikalikan faktor pengali 1. Jika tidak diberikan No dan dikalikan faktor pengali 0,
sedangkan jika proses mendukung kedua tipe faktor kontingensi maka akan
diberikan skor OK dan faktor pengali adalah 0.5.
Pada tabael 4.6 diberikan data mengenai proses mana yang mendukung
faktor kontingensi yang dimiliki oleh PT ABC (ditandai dengan kolom yang di
berikan highlight) dan juga total skor kumulatif berdasarkan formulasi fernandez.
Data ini akan digunakan pada sub bab berikutnya untuk menentukan mana proses
yang di prioritaskan berdasarkan Fernandez.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
47
Universitas Indonesia
Tabel 4.6 Analisis Kebutuhan Proses KM Sk
or
Kum
ulat
if
4 1.5
3 5 4 4.5
3 5
Jum
lah
O
K
2 1 2 2 2 3 2 2
Jum
lah
N
o
2 5 3 1 2 1 3 1
Jum
lah
Ye
s
3 1 2 4 3 3 2 4
Task
U
ncer
tai
nty
Yes
No
No
Yes
Yes
Yes
No
Yes
Task
In
terd
epe
nce
Yes
Yes
Yes
Yes
No
No
OK
OK
Expl
icit
atau
Ta
cit
Kno
wel
dge
Yes
No
No
Yes
No
Yes
OK
OK
Pros
edur
al
atau
de
klar
atif
OK
OK
OK
OK
OK
OK
Yes
Yes
Uku
ran
Org
anis
asi
OK
No
No
No
Yes
OK
No
Yes
Bis
nis St
rat
egi
No
No
OK
OK
OK
OK
Yes
Yes
Envi
ron
men
tal
Unc
erta
inty
N
o
No
Yes
Yes
Yes
Yes
No
No
Pros
es
KM
Com
bina
tion
Soci
ali
zatti
on
for
Kno
wl
edge
D
isco
ver
y
Soci
ali
zatio
n fo
r K
now
led
ge
Shar
ing
Exch
ang
e
Exte
rnal
izat
ion
Inte
rnal
izat
ion
Dir
ecti
on
Rout
ines
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Berdasarkan skor yang didapatkan oleh setiap proses KM pada tabel 4.6,
maka dapat dihasilkan prioritas kebutuhan proses KM pada tabel berikut.Kolom
skor kumulatif pada tabel berikut didapatkan dari tabel 4.6, yaitu perhitungan skor
kumulatif dari tiap proses, kemudian presentasi dihitung berdasarkan nilai skor
kumulatif dan maksimal skor setiap proses.
Tabel 4.7 Portfolio Prioritas Kebutuhan KM
Proses KM Skor Kumulatif
Maksimal skor
Presentasi Peringkat
Exchange 5 6 83.3% 1
Routines 5 6 83.3% 2
Internalization 4.5 5.5 81.8% 3
Externalization 4 5.5 72.7 % 4
Combination 4 6 66.7% 5
Socialization for Knowledge Sharing
3 6 50% 6
Direction 3 6 50% 7
Socialization for Knowledge Discovery
1.5 6.5 23% 8
Berdasarkan tabel 4.7, pada kolom peringkat merupakan prioritas proses
KM berdasarkan presentasi skor kumulatif terhadap maksimal skor. Berdasarkan
urutan ini makadapat disimpulkan bahwa proses KM yang paling dibutuhkan
berdasarkan Fernandez adalah exchange, routines, internalization,dan
externalization. Sedangkan proses yang tidak terlalu dibutuhkan, dalam tabel ini
termasuk dalam empat terbawah, yaitu socialization for knowledge sharing,
combination, direction dan socialization for knowledge discovery.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
49
Universitas Indonesia
4.4. Identifikasi Proses KM yang sudah ada
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan kecenderungan proses KM di PT
ABC pada tabel 4.8. Jika karyawan pada sub divisi merasa bahwa proses KM
sudah diterapkan maka dinyatakan dengan yes (Y), jika tidak maka dinyatakan
dengan no (N).
Tabel 4.8 Proses Knowledge Management
Proses KM Product Developer
Operator
Raw Material
Waste Material
Engineer
Packaging
Workshop
QA
Combination Y Y Y Y Y N N Y
Socialization for knowledge discovery
Y Y Y N Y N Y Y
Externalization
N Y Y Y Y N N Y
Internalization
Y Y Y Y Y N N Y
Socialization for knowledge sharing
N Y N N Y N N Y
Exchange Y Y N N Y N N Y
Direction N Y N Y Y N N Y
Routine Y Y Y N N Y N Y
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat dihitung jumlah karyawan yang merasa
bahwa proses knowledge management telah diterapkan. Ringkasan perhitungan
total karyawan untuk setiap proses ditampilkan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 di
urutkan berdasarkan proses yang memiliki jumlah karyawan terbanyak.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Tabel 4.9 Kecenderungan Pemanfaatan Proses KM
Proses KM Total karyawan Peringkat
Combination 6 1
Socialization for knowledge discovery 6 2
Internalization 6 3
Externalization 6 4
Routine 5 5
Exchange 4 6
Direction 4 7
Socialization for knowledge sharing 3 8
Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa proses KM yang
cenderung dimanfaatkan oleh divisi produksi adalah combination, socialization
for knowledge discovery, internalization, externalization dan routine. Sedangkan
tiga proses KM yaitu exchange, direction dan socialization for knowledge sharing
termasuk dalam proses KM yang jarang digunakan.
4.5. Identifikasi Proses KM tambahan
Berdasarkan dari 4.3 didapatkan prioritas proses-proses KM yang
dibutuhkan oleh PT ABC, sedangkan berdasarkan 4.4 didapatkan peringkat proses
KM yang sudah diterapkan saat ini. Rangkuman peringkat proses KM dari
tahapan 4.3 dan 4.4 adalah sebagai berikut.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
51
Universitas Indonesia
Tabel 4.10 Peringkat proses KM
KM Activity
KM Process Peringkat Kebutuhan
Peringkat pemanfaatan saat ini
Discovery Combination 5 1
Socialization for knowledge discovery
8 2
Capture Internalization 3 3
Externalization 4 4
Sharing Socialization for knowledge sharing
6 8
Exchange 1 6
Application Direction 7 7
Routines 2 5
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa beberapa proses KM yang
dibutuhkan, belum diterapkan dengan baik pada PT ABC, seperti routines dan
exchange. Sedangkan beberapa proses KM sudah mulai diterapkan, seperti
externalization dan internalization.
Untuk menentukan proses KM mana saja yang dibutuhkan oleh PT ABC,
digunakan aturan sebagai berikut [Santoso, 2011] :
a) Membagi proses KM pada prioritas kebutuhan proses KM dan prioritas proses
KM saat ini menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Proses KM
termasuk dalam kategori tinggi bila termasuk dalam lima peringkat teratas,
sedangkan proses KM yang termasuk dalam tiga peringkat terbawah akan
masuk ke dalam kategori rendah.
b) Pemetaan terhadap setiap proses KM akan dilakukan untuk menentukan
proses KM mana saja yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Klasifikasi
pemetaan proses KM adalah:
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
52
Universitas Indonesia
• Jika kebutuhan proses KM tinggi dan penggunaan proses KM saat ini juga
tinggi maka proses tersebut menjadi prioritas pertama untuk
dikembangkan.
• Jika kebutuhan proses KM tinggi dan penggunaan proses KM saat ini
rendah maka proses tersebut menjadi prioritas kedua untuk dikembangkan.
• Jika kebutuhan proses KM rendah dan penggunaan proses KM saat ini
tinggi, maka proses tersebut menjadi prioritas ketiga untuk dikembangkan.
• Jika kebutuhan proses KM rendah dan penggunaan proses KM saat ini
rendah maka proses tersebut menjadi prioritas terakhir untuk
dikembangkan.
Pemetaan terhadap proses KM adalah sebagai berikut.
Tabel 4.11 Pemetaan klasifikasi KM
Kebutuhan Proses KM
Proses KM saat ini
Prioritas pengembangan
Tinggi Tinggi 1
Tinggi Rendah 2
Rendah Tinggi 3
Rendah Rendah 4
Dengan menggunakan pemetaan tersebut maka didapatkan pemetaan terhadap
kebutuhan proses KM dan proses KM saat ini sebagai berikut
.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Tabel 4.12 Pemetaan kebutuhan proses KM
KM Activity KM Process Kebutuhan
Proses KM Proses KM saat ini Prioritas
Discovery Combination Tinggi Tinggi 1
Socialization for knowledge discovery
Rendah Tinggi 3
Capture Internalization Tinggi Tinggi 1
Externalization Tinggi Tinggi 1
Sharing Socialization for knowledge sharing
Rendah Rendah 4
Exchange Tinggi Rendah 2
Application Direction Rendah Rendah 4
Routines Tinggi Tinggi 1
Berdasarkan hasil pemetaan, maka proses KM yang perlu dikembangkan
adalah combination untuk aktifitas KM discovery, internalization dan
externalization untuk aktifitas KM capture, exchange untuk aktifitas KM sharing
dan routines untuk aktifitas KM application.
4.6. Analisa Infrastruktur dan Urutan Proses KM
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisa infrastruktur
KM adalah kultur organisasi, struktur organisasi, infrastruktur teknologi
informasi, lingkungan fisik dan pengetahuan umum.
4.6.1. Kultur Organisasi
PT ABC mendukung adanya knowledge management, hal ini
diwujudkan dengan meletakkan komputer di setiap divisi produksi, hal ini
diharapkan dapat memfasilitasi setiap pegawai untuk memasukkan data dan
informasi mengenai permasalahan yang ada serta cara menyelesaikannya.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
54
Universitas Indonesia
Sehingga jika terdapat maslaah yang sama dihadapi oleh pegawai lain, dapat
dengan mudah diselesaikan.
4.6.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT ABC adalah function structure, yaitu
pembagian divisi bergantung pada function/role yang dimiliki pegawai
tersebut. Selain itu struktur organisasi juga termasukke dalam sentralisasi
dimana pengambilan keputusan bergantung pada pimpinan organisasi dan
kepala divisi.
4.6.3. Infrastruktur Teknologi Informasi
Topologi jaringan yang dimiliki PT ABC saat ini digambarkan pada
gambar berikut. Terdapat beberapa komputer yang berada pada divisi
production yang tidak terhubung dengan jaringan, hal ini menyulitkan ketika
dibutuhkan pertukaran informasi.
Production
Finance & Adm
Gambar 4.1 Topologi jaringan saat ini
Topologi jaringan yang akan dikembangkan PT ABC seiring dengan
pembangunan pabrik ke 2 adalah sebagai berikut. Semua perangkat disetiap
pabrik akan terhubung dengan jaringan, sehingga memudahkan pertukaran
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
55
Universitas Indonesia
informasi. Pengembangan KMS akan menggunakan topologi jaringan yang
baru.
Pabrik 1Pabrik 2
Gambar 4.2 Topologi jarigan yang akan dikembangkan
Berikut ini akan dijelaskan mengenai empat aspek pada infrastruktur, yaitu
reach, depth, richness dan aggregation.
o Reach Pada struktur jaringan yang lama, masih terdapat komputer yang
tidak termasuk dalam jaringan, hal ini menyebabkan sulitnya pertukaran
informasi. Struktur jaringan yang baru memungkinkan pertukaran
informasi dari satu perangkat ke perangkat lainnya karena semua
perangkat terhubung dengan jaringan. Selain itu, pertukaran informasi
antar pabrik juga dapat dengan mudah dilakukan karena terhubung dalam
satu jaringan.
o Depth Bandwitdh yang disediakan oleh PT ABC untuk jaringan internet
sebesar 5 Mbps, hal ini dinilai cukup karena tidak terlalu banyak
pengguna. Sedangkan untuk jaringan intranet, bandwidth yang
disediakan sebesar 1GB Bandwidth ini cukup untuk melakukan
pertukaran informasi / dokumen.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
56
Universitas Indonesia
o Richness Data dan informasi yang terdapat pada PT ABC sebagian besar
mengenai client dan produk. Selain itu masih terdapat data dan informasi
mengenai keuangan, supplier, manual, SOP dan karyawan.
o Aggregation Saat ini terdapat dua jenis repository pada PT ABC, yaitu
repository elektronik dan non elektronik. Repositori elektronik yang
dimiliki PT ABC antara lain adalah database yang digunakan untuk
menyimpan data yang berasal dari system informasi yang dimiliki PT
ABC. Untuk menyimpan data non elektronik seperti dokumen dan data-
data non elektronik, digunakan filling cabinet yang terdapat pada setiap
divisi.
4.6.4. Lingkungan Fisik
Kondisi lingkungan fisik pabrik yang terletak di bandung terdiri dari dua
bangunan. Satu bangunan digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku
dan juga penyimpanan produk. Bangunan lainnya terdiri dari dua lantai, dimana
lantai pertama digunakan oleh bagian produksi sedangkan lantai dua digunakan
sebagai kantor untuk bagian administrasi, finance, marketing dan lain sebagainya.
Pada lantai dua ini terdapat 3 ruang meeting yang biasa digunakan untuk meeting
dengan client atau kebutuhan meeting lainnya.
Untuk pabrik ke dua yang sedang dibangun, kondisi lingkungan fisik
adalah, terbagi menjadi tiga gedung, dimana gedung pertama merupakan tempat
penyimpanan. Gedung kedua merupakan divisi produksi dan gedung terakhir
digunakan sebagai kantor.
Kedua pabrik ini memiliki bisnis proses yang sama, perbedaannya hanya
pada jenis client. Pada pabrik pertama akan digunakan untuk memproduksi
barang-barang yang berhubungan dengan kesehatan sedangkan pada pabrik ke
dua akan digunakan untuk memproduksi barang-barang non medis, seperti
kemasan air minum, produk kecantikan dan lain sebagainya.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
57
Universitas Indonesia
4.6.5. Pengetahuan Umum
Pengetahuan terbagi ke dalam tiga lokasi, yaitu people, artifact dan
organizational entities.
• People
Pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan di PT ABC didapatkan dari
pelatihan dan seminar. Selain itu juga terdapat pengetahuan yang
didapatkan dari pengalaman selama bekerja di PT ABC. Berikut ini
adalah detail dari tacit knowledge yang dimiliki karyawan.
Tabel 4.13 Tacit knowledge
Tacit Knowledge Divisi Keahlian graphic software Product Development Pengetahuan mengenai cetakan dan injection molding
Product development Workshop
Keahlian menganalisa design produk
Product development
Keahlian menggunakan mesin bubut & mesin CNC
Workshop
Keahlian menganalisa permasalahan dalam proses produksi
Engineer Operator
Pengetahuan mengenai produk Product development Operator QC
• Artifact
Pengetahuan yang terdapat dalam artifact antara lain adalah SOP yang
terdapat pada setiap divisi, guideline atau dokumen manual. Saat ini
dokumen-dokumen elektronik masih tersebar pada setiap lokal
komputer di setiap divisi. Sedangkan tempat penyimpanan untuk
dokumen non elektronik adalah di filing cabinet di setiap masing-
masing divisi. Berikut ini adalah detail dari explicit knowledge yang
dimiliki PT ABC.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Tabel 4.14 Artifact
Explicit Knowledge Jenis Dokumen
Elektronik Non Elektronik
Order Penjualan X
Formulir persiapan percetakan
X
Formulir perintah produksi X
Formulir persiapan bahan X
Buku catatan produksi X
Spesifikasi Produk X
Dokumen cara mencampur bahan dengan warna
X X
Dokumen panduan komposisi bahan
X X
Buku pemeriksaan barang X
Dokumen certificate of compliance
X
SOP-Workshop X X
SOP-QC X X
SOP-Operator X X
SOP-Engineer X X
SOP-Finishing
Dokumen Info Produk X
Dokumen sifat bahan plastik
X
Dokumen food safety X
Dokumen setting mesin X
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
59
Universitas Indonesia
Explicit Knowledge Jenis Dokumen
Elektronik Non Elektronik
Dokumen setting mesin untuk produksi
X
Artikel food safety X
Artikel bahan plastik X
• Organizational Entities
Pengetahuan organisasi tersebar di setiap divisi dari PT ABC. Dokumen-dokumen mengenai SOP, guideline dan pengalaman terdapat di masing-masing divisi.
4.7. Pengembangan KMS berdasarkan Mekanisme dan Teknologi
Berdasarkan 4.5 didapatkan prioritas pengembangan proses KM yang
dibutuhkan oleh PT ABC. Berikut ini adalah KMS berdasarkan prioritas proses
KM dan fitur yang dibutuhkan.
Tabel 4.15 Fitur KMS
Proses KM Deskripsi kebutuhan sistem KM Fitur
Combination Fitur yang memungkinkan untuk mengkolaborasi pengetahuan explicit menjadi pengetahuan explicit yang baru.
Manajemen dokumen Manajemen artikel
Internalization Fitur yang memungkinkan untuk mempelajari pengetahuan explicit yang ada.
Manajemen dokumen Manajemen artikel Manajemen issue
Externalization Fitur yang memungkinkan untuk mengubah pengetahuan tacit yang dimiliki menjadi pengetahuan explicit.
Manajemen dokumen Manajemen issue
Routines Fitur yang memungkinkan untuk mengelola pengetahuan yang ada menjadi suatu guideline.
Manajemen dokumen Manajemen artikel
Exchange Fitur yang memungkinkan untuk pertukaran pengetahuan eksplisit.
Manajemen dokumen Manajemen artikel Manajemen issue Pencarian
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
60
Universitas Indonesia
Dari tabel tersebut, fitur KMS yang akan dikembangkan pada divisi
produksi PT ABC adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16 Rangkuman Fitur KMS
No Fitur KMS
1 Manajemen dokumen
2 Manajemen artikel
3 Pencarian
4 Manajemen issue
4.7.1. Mekanisme Knowledge Management
Mekanisme knowledge management dibutuhkan untuk menunjang
knowledge management system. Mekanisme KM yang dapat diterapkan pada
divisi produksi PT ABC yang berhubungan dengan pihak manajemen dan
pengguna adalah.
1. Dukungan dari pihak management
Manajemen harus memberikan dukungan agar setiap karyawan mau
melakukan manajemen pengetahuan dengan cara memberlakukan aturan
mengenai manajemen pengetahuan atau dengan memberikan reward bagi agar
karyawan mau terlibat dalam manajemen pengetahuan.
Manajemen harus membuat team knowledge management tersendiri, tim
inilah yang akan membantu memasukkan data dan membantu pengguna untuk
mengoperasikan KMS.
2. Dukungan terhadap pengguna
Karena masih terdapat pengguna yang tidak mahir dalam menggunakan
komputer, maka akan ada seorang administrator yang bertugas untuk
membantu pengguna dalam menggunakan KMS. Selain itu perlu diadakan
training untuk pengguna yang tidak mahir menggunakan komputer.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
61
Universitas Indonesia
3. Perubahan Kultur
Baik pihak manajemen dan karyawan harus mulai merubah kultur yang ada
pada PT ABC, karena lebih banyak karyawan yang menyimpan knowledge
untuk dirinya sendiri dan tidak berbagi dengan karyawan lain. Kultur berbagi
knowledge harus mulai diterapkan dengan adanya SOP, mengadakan diskusi
dan manajemen harus mengawasi perubahan ini sehingga dapat tercipta
budaya knowledge sharing.. Berikut ini adalah mekanisme berdasarkan sub
divisi.
Sub divisi yang pertama adalah product development. Kegiatan yang ada
pada divisi ini adalah membuat design produk, membuat dokumen spesifikasi
produk, membuat dokumen analisa design produk dan melakukan
troubleshooting.
Tabel 4.17 Mekanisme knowledge divisi product development
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Membuat design produk
• Manajemen dokumen
• Manajemen artikel
• Mencari artikel food safety
• Mencari dokumen sifat bahan plastik
• Mencari dokumen atau artikel dari pengalaman sebelumnya
• Sharing dokumen
• Menyimpan dokumen design
Membuat dokumen spesifikasi produk
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen design produk atau dokumen analisa design produk
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
62
Universitas Indonesia
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Membuat dokumen analisa design produk
• Manajemen dokumen
• Manajemen artikel
• Mencari artikel food safety
• Mencari dokumen sifat bahan plastik
• Mencari dokumen atau artikel dari pengalaman sebelumnya
• Menyimpan dokumen
Troubleshooting issue dalam produksi
• Manajemen issue
• Manajemen dokumen
• Diskusi
• Mencari dokumen dari pengalaman sebelumnya
• Membuat dokumen troubleshooting
• Menyimpan dokumen
Sub divisi berikutnya adalah workshop, kegiatan yang dilakukan pada divisi ini
adalah membuat cetakan, melakukan perawatan pada cetakan dan melakukan
troubleshooting issue dalam produksi.
Tabel 4.18 Mekanisme knowledge divisi workshop
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Melakukan perawatan pada cetakan
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen persiapan percetakan • Mencari dokumen dari pengalaman
sebelumnya
• SOP-workshop
Membuat cetakan
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen atau artikel dari pengalaman sebelumnya
• Mencari dokumen user manual mesin CNC
• Mencari dokumen persiapan percetakan
• Mencari dokumen spesifikasi produk
Troubleshooting issue dalam produksi
• Manajemen issue
• Manajemen
• Diskusi
• Mencari dokumen dari pengalaman sebelumnya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
dokumen
• Membuat dokumen troubleshooting • Mencari dokumen SOP-workshop
• Sharing dokumen
• Menyimpan dokumen
Sub divisi berikutnya adalah divisi engineer, kegiatan yang dilakukan pada divisi
ini adalah melakukan setting pada mesin produksi, membuat dokumen setting
mesin awal, troubleshooting issue dalam produksi dan melakukan update setting
mesin.
Tabel 4.19 Mekanisme knowledge divisi Engineer
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Melakukan setting mesin produksi
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen manual setting mesin
• Mencari dokumen record setting mesin pada awal produksi
• Mencari dokumen perintah produksi
• Mencari dokumen dari pengalaman sebelumnya
Membuat dokumen record setting mesin awal produksi (proyek baru)
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen manual setting mesin
• Mencari dokumen perintah produksi
• Mencatat setting mesin awal
• Menyimpan dokumen
Troubleshooting issue dalam produksi
• Manajemen issue
• Manajemen dokumen
• Diskusi
• Mencari dokumen dari pengalaman sebelumnya
• Membuat dokumen troubleshooting • Mencari dokumen SOP-engineer • Sharing dokumen
Update dokumen setting mesin
• Pencarian
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen setting mesin awal
• Mengupdate dokumen setting mesin
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
64
Universitas Indonesia
Sub divisi berikutnya adalah divisi raw material. Kegiatan yang dilakukan
pada divisi ini adalah menyiapkan bahan dan warna yang akan digunakan,
mencampur bahan untuk produksi dan melakukan troubleshooting untuk
produksi.
Tabel 4.20 Mekansme knowledge divisi raw material
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Menyiapkan bahan dan warna yang akan digunakan
• Manajemen dokumen
• Pencarian
• Mencari dokumen persiapan bahan
• Mencari dokumen panduan komposisi bahan
Mencampur bahan untuk produksi
• Manajemen dokumen
• Pencarian
• Mencari dokumen pencampuran bahan
Troubleshooting issue dalam produksi
• Manajemen issue
• Manajemen dokumen
• Diskusi
• Mencari dokumen dari pengalaman sebelumnya
• Membuat dokumen troubleshooting
• Mencari dokumen SOP-raw material
• Sharing dokumen
• Menyimpan dokumen
Sub divisi berikutnya adalah divisi waste material. Divisi ini bertugas
untuk membereskan bahan sisa limbah produksi.
Tabel 4.21 Mekanisme knowledge divisi waste material
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Membereskan bahan sisa & limbah produksi
• Manajemen dokumen
• Pencarian
• SOP-waste material
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
65
Universitas Indonesia
Sub divisi berikutnya adalah divisi QC. Kegiatan pada divisi ini adalah
membuat dokumen COC, melakukan sampling hasil produksi dan melakukan
troubleshooting dalam produksi.
Tabel 4.22 Mekanisme knowledge divisi QC
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Membuat dokumen COC
• Manajemen dokumen
• Mencari buku pemeriksaan barang
• Menyimpan dokumen
Melakukan sampling hasil produksi
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen cara sampling • Mencari dokumen spesifikasi produk
• Mengisi buku pemeriksaan barang
Troubleshooting issue dalam produksi
• Manajemen issue
• Manajemen dokumen
• Diskusi • Mencari dokumen dari pengalaman
sebelumnya
• Menyimpan dokumen
Sub divisi berikutnya adalah divisi operator. Pada divisi ini, kegiatan yang
dilakukan adalah mengamati jika adad gejala produk yang bermasalah, melakukan
knowledge transfer dan membuat dokumentasi issue.
Tabel 4.23 Mekanisme knowledge divisi operator
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Mengamati jika ada gejala produk mengalami masalah
• Manajemen dokumen
• Manajemen issue
• Mencari dokumentasi info produk
• Mencari dokumen issue yang ada sebelumnya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
66
Universitas Indonesia
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Melakukan knowledge transfer ketika terjadi rotasi pegawai/ pergantian shift
• Manajemen dokumen
• Diskusi • Mencari SOP-operator
• Mencari dokumen info produk
Membuat dokumentasi issue selama produksi
• Manajemen dokumen
• Menyimpan dokumen
• Sharing dokumen
Sub divisi selanjutnya adalah divisi packaging, kegiatan utama yang
dilakukan pada divisi packaging adalah melakukan packaging terhadap produk.
Tabel 4.24 Mekanisme knowledge divisi packaging
Kegiatan Fitur KM Mekanisme KM
Melakukan packaging terhadap produk
• Manajemen dokumen
• Mencari dokumen info produk
• Mencari dokumen SOP-packaging
4.8. Perencanaan Knowledge Management System
4.8.1. Kebutuhan KMS
Kebutuhan KMS PT ABC terbagi menjadi 2, yaitu kebutuhan fungsional
dan kebutuhuan non fungsional.
4.8.1.1. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional dari Knowledge Management System
yangdibutuhkan divisi produksi PT ABC didapatkan pada sub bab sebelumnya.
Kebutuhan fungsionalnya adalah manajemen dokumen, manajemen artikel, dan
manajemen issue. Kebutuhan fungsional dijabarkan sebagai berikut.
1. Manajemen dokumen
Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk menyimpan dokumen yang
berhubungan dengan divisi produksi, seperti SOP, dokumen spesifikasi
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
67
Universitas Indonesia
produk, dokumen pelatihan, dokumen user manual dan design CAD.
Pengguna akan dapat melakukan upload dan download dokumen.
2. Manajemen artikel
Fitur ini akan memfasilitasi pengguna untuk berbagi artikel yang berhubungan
dengan divisi produksi, seperti artikel food safety, artikel sifat bahan plastik
dan lain sebagainya. Pengguna dapat membuat artikel baru, merubah artikel,
menghapus artikel.
3. Manajemen issue
Fitur ini digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi pada
divisi produksi, seperti kesalahan bahan, setting mesin dan cetakan. Pengguna
akan dapat membuat issue baru, merubah issue yang sudah ada atau
menghapus issue
4. Pencarian
Fitur ini digunakan untuk mencari tipe content yang dibutuhkan pengguna.
Pengguna dapat mencari artikel atau dokumen atau issue sesuai dengan
kriteria pencarian.
4.8.1.2. Kebutuhan non fungsional
Kebutuhan non fungsional dari KMS PT ABC akan terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu accessibility, availability dan security.
1. Accesibility
KMS PT ABC harus dapat diakses dari kedua pabrik.
2. Availability
Sistem KM harus dapat diakses selama 24 jam seminggu.
3. Security
Autentikasi dibutuhkan untuk dapat mengakses sistem. Fitur login
digunakan untuk membatasi pengguna dan juga untuk melakukan tracking
mengenai siapa yang mengakses KMS. Akan terdapat dua jenis pengguna yaitu
administrator dan pengguna umum. Adiministrator akan memiliki akses untuk
mengelola pengguna sistem.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
68
Universitas Indonesia
4.9. Analisis
4.9.1. Analisis Kebutuhan KMS
4.9.1.1. Use Case diagram
Fitur utama KMS berdasarkan sub bab sebelumnya adalah mengelola
dokumen, mengelola artikel dan mengelola issue. Selain itu akan ditambahkan
dua fitur lagi yaitu mengelola profil pengguna dan mengelola pengguna. Terdapat
dua jenis pengguna sistem KM, yaitu administrator dan pengguna umum.
Administrator dapat mengakses semua menu yang terdapat pada KMS, sedangkan
pengguna hanya dapat mengakses fitur utama KMS dan mengelola profil
pengguna. Fitur mengelola pengguna hanya dapat diakses oleh administrator.
Untuk dapat mengakses KMS, setiap pengguna harus melakukan login terlebih
dahulu. Kebutuhan fungsional dari KMS PT ABC dapat dimodelkan
menggunakan use case diagram pada gambar berikut
Gambar 4.3 Use Case
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
69
Universitas Indonesia
4.9.1.2. Mengelola dokumen
Pengguna harus melakukan login sebelum dapat memasuki menu
mengelola dokumen. Dalam menu ini, pengguna dapat mencari dokumen,
mengupload dokumen, menghapus dokumen, mengganti dokumen dan
mendownload dokumen. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh semua user. Dokumen
yang dapat diupload dapat berupa PDF, word document, excel document, ppt
document atau image. Setiap dokumen akan memiliki deskripsi dan juga tag
terhadap proyek dan divisi.
Memasuki menu dokumen
Mengupload dokumen Mencari dokumen
Menghapus dokumenMengganti dokumen
Menyimpan data
Login
Mendownload dokumen
Gambar 4.4 Activity Diagram Mengelola Dokumen
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
70
Universitas Indonesia
4.9.1.3. Mengelola artikel
Pengguna harus melakukan login sebelum dapat memasuki menu artikel.
Dalam menu ini pengguna dapat membuat artikel baru, mencari artikel, merubah
artikel yang sudah ada atau menghapus artikel yang sudah ada.
Memasuki menu artikel
Membuat artikel Mencari artikel
Menghapus artikelMengubah artikel
Menyimpan artikel
Login
Gambar 4.5 Activity Diagram Mengelola Artikel
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
71
Universitas Indonesia
4.9.1.4. Mengelola issue
Setiap pengguna dapat mengakses menu mengelola issue setelah
melakukan login. Pada menu ini pengguna dapat membuat issue, mencari issue,
merubah issue, memberikan komentar pada issue dan dapat menghapus issue.
Fitur ini digunakan untuk menyimpan issue yang terjadi selama produksi dan cara
mengatasi issue tersebut, sehingga jika terjadi issue yang serupa maka dapat
memudahkan pencarian solusi.
Memasuki menu issue
Membuat issue Mencari issue
Menghapus issueMengganti issue
Menyimpan data
Login
Gambar 4.6 Activity Diagram Mengelola Issue
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
72
Universitas Indonesia
4.9.1.5. Mengelola profil pengguna
Setiap pengguna dapat mengakses menu ini setelah melakukan login. Pada
menu ini pengguna dapat merubah detail nama dan juga password.
Memasuki menu profil
Mengganti password Mengganti nama
Menyimpan data
Login
Gambar 4.7 Activity Diagram Mengelola Profil
4.9.1.6. Mengelola pengguna
Menu ini hanya dapat diakses oleh administrator, pada menu ini
administrator dapat menambahkan pengguna, menghapus pengguna, mencari
pengguna dan merubah profil pengguna.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
73
Universitas Indonesia
Memasuki menu pengguna
Menambah pengguna Mencari pengguna
Menghapus penggunaMengubah profil pengguna
Menyimpan data
Login
Gambar 4.8 Activity Diagram Mengelola Pengguna
4.9.1.7. Pencarian
Pada fitur pencarian ini pengguna dapat melakukan pencarian berdasarkan
keyword tertentu. Semua tipe konten yang termasuk dalam kriteria pencarian akan
ditampilkan pada halaman hasil pencarian. Pencarian ini akan dapat dilakukan
melalui menu navigasi. Dari hasil pencarian pengguna dapat diarahkan pada detail
konten.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
74
Universitas Indonesia
Menggunakan fitur pencarian
Login
Hasil pencarian
Gambar 4.1 Activity Diagram Pencarian
4.10. Design
Berikut ini akan di identifikasi arsitektur knowledge management.
Terdapat tiga layer pada perancangan arsitektur ini, yaitu presentation layer,
business layer dan data layer.
4.10.1.1. Presentation layer
Pada layer ini akan menggunakan web based system sehingga KMS dapat
dengan mudah diakses dari mana saja dan juga tanpa harus melakukan instalasi
apapun. KMS dapat diakses dengan menggunakan browser seperti internet
explorer, firefox and chrome. Berikut ini adalah diagram navigasi KMS PT ABC.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
75
Universitas Indonesia
Gambar 4.9 Navigasi
Halaman login ditampilkan ketika pengguna membuka KMS PT ABC.
Setelah login dilakukan maka akan terdapat dua menu, yaitu menu utama dan
menu kiri. Pada menu utama pengguna dapat membuka halaman Mengeolola
dokumen, mengelola artikel dan mengelola issue. Sedangkan dari menu kiri
pengguna dapat langsung membuka halaman menambah dokumen, menambah
artikel dan menambah issue. Selain itu pengguna juga dapat langsung melakukan
pencarian dari menu kiri. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai wireframe
mengenai user interface. Wireframe ini digunakan sebagai dasar pembuatan KMS.
Ketika pengguna membuka KMS, maka akan ditampilkan halaman login.
Pada halaman login pengguna harus memasukkan username dan password.
Setelah pengguna berhasil login akan diarahkan ke halaman Home.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
76
Universitas Indonesia
Gambar 4.10 Wireframe Halaman Login
Pada halaman home pengguna kemudian dapat memilih menu
menggunakan navigation yang ada. Menu yang ditampilkan pada navigation
adalah, Mengelola Dokumen, Mengelola Issue, Mengelola Artikel dan Mengelola
Profil. Pada left hand side navigation terdapat menu menambah dokumen,
menambah issue, menambah artikel. Hal ini dapat memudahkan pengguna untuk
dapat langsung menambahkan konten.
Gambar 4.11 Wireframe Halaman Home Page
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
77
Universitas Indonesia
Ketika pengguna memilih menu Mengelola artikel maka akan ditampilkan
seluruh artikel yang ada, dan juga fitur untuk mencari artikel.Jika pengguna
menggunakan fitur pencarian maka hasil pencarian akan ditampilkan pada tabel.
Gambar 4.12 Wireframe Mengelola Artikel
Pengguna dapat membuka artikel dengan menekan judul artikel. Maka
pengguna akan masuk kedalam tampilan detil artikel. Pada halaman ini pengguna
dapat melihat detil artikel, merubah detil artikel dan menghapus artikel.
Gambar 4.13 Wireframe Detil Artikel
Untuk menambahkan artikel, pengguna dapat memilih menu menambah
artikel dari menu di sebelah kiri. Halaman menambah artikel akan ditampilkan,
pada halaman ini pengguna dapat membuat artikel yang diinginkan, memberikan
tag terhadap proyek dan sub divisi.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
78
Universitas Indonesia
Gambar 4.14 Wireframe Menambah Artikel
Ketika pengguna memilih menu Mengelola dokumen maka akan
ditampilkan seluruh dokumen yang ada dan juga fitur mencari artikel diatas tabel
dokumen. Jika pengguna menggunakan fitur pencarian, maka tabel dokumen akan
menampilkan dokumen yang sesuai dengan kriteria pencarian.
Gambar 4.15 Wireframe Mengelola Dokumen
Untuk melihat detil dari dokumen, pengguna dapat menekan judul
dokumen dan pengguna akan diarahkan kepada halaman detil dokumen. Pada
halaman ini pengguna dapat melihat detil dokumen, mendownload dokumen,
merubah detil dokumen dan menghapus dokumen.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
79
Universitas Indonesia
Gambar 4.16 Wireframe Detil Dokumen
Untuk menambahkan dokumen, pengguna dapat menekan pilihan
Menambah dokumen pada navigasi sebelah kiri. Halaman membuat dokumen
akan ditampilkan, pada halaman ini pengguna dapat mengupload dokumen dan
memberikan detil pada dokumen.
Gambar 4.17 Wireframe Menambah Dokumen
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
80
Universitas Indonesia
Pengguna dapat mengelola issue dengan memilih menu mengelola issue
pada primary navigation. Pengguna akan diarahkan pada halaman mengelola
issue. Pada halaman ini pengguna dapat melihat seluruh issue yang ada dan juga
melakukan pencarian terhadap issue tertentu.
Gambar 4.18 Wireframe Mengelola Issue
Untuk dapat melihat detil issue pengguna harus menekan link pada judul
issue. Pengguna akan diarahkan pada menu detil issue. Pada halaman ini
pengguna dapat melihat detil issue, merubah issue dan menghapus issue.
Gambar 4.19 Wireframe Detil Issue
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
81
Universitas Indonesia
Untuk menambahkan issue baru, pengguna dapat memilih menu
menambah issue pada navigasi sebelah ikiri. Pada halaman in pengguna dapat
memasukkan issue, memberikan solusi dan memberikan tag terhadap proyek dan
divisi.
Gambar 4.20 Wireframe Menambah Issue
4.10.1.2. Business Layer
Pada business layer, KMS PT ABC akan menggunakan web server tomcat
dan basis data yang digunakan adalah My SQL. Bahasa pemograman yang akan
digunakan adalah PHP dan container untuk sistem ini akan digunakan content
management system Drupal. CMS digunakan untuk memudahkan ketika PT ABC
ingin melakukan modifikasi pada KMS, seperti menambahkan tipe dokumen,
mengadaptasi workflow dan lain sebagainya.
4.10.1.3. Data Layer
KMS PT ABC akan menggunakan database my sql. Selain itu, KMS PT
ABC akan menggunakan CMS Drupal, maka dari itu database akan menggunakan
database bawaan ketika menginstalasi drupal. Berikut ini adalah erd dari database
drupal
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
82
Universitas Indonesia
Gambar 4.21 ERD CMS Drupal
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
83
Universitas Indonesia
4.11. Implementasi Prototipe KMS PT ABC
4.11.1. Halaman Login
Gambar 4.22 Halaman Login
Pada halaman login ini pengguna diharuskan memasukkan username dan
password. Fitur login yang digunakan merupaan bawaan dari CMS Drupal. Pada
sisi kanan, administrator dapat menambahkan intro text. Setelah pengguna
berhasil login maka akan masuk ke dalam halaman home dari KMS PT ABC.
Pada halaman home ini pengguna akan dapan melihat content terbaru dari KMS
PT ABC. Content ini dibagi berdasarkan tipe content (issue, dokumen, artikel).
Gambar 4.23 Halaman Home Page
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
84
Universitas Indonesia
4.11.2. Mengelola Artikel
Pada halaman ini pengguna dapat melihat seluruh artikel yang ada pada
KMS PT ABC. Pengguna dapat menggunakan fitur pencarian untuk mencari
artikel berdasarkan nama atau project atau divisi. Untuk melihat detil dari artikel,
maka pengguna dapat menekan link pada judul artikel.
Gambar 4.24 Halaman Manajemen Artikel
Pada halaman detil artikel, pengguna dapat melihat detil dari artikel,
berikut pula tag proyek dan sub divisi. Pengguna dapat melakukan perubahan atau
menghapus artikel dengan cara memilih tab “edit” yang terletak di atas konten.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
85
Universitas Indonesia
Gambar 4.25 Halaman Detil Artikel
Gambar 4.26 Halaman Edit Artikel
Untuk membuat artikel baru pengguna dapat memilih menu Menambah
artikel yang terletak di menu navigasi. Pada halaman ini pengguna dapat membuat
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
86
Universitas Indonesia
artikel dengan mengisi detil artikel pada field deskripsi. Pengguna juga dapat
memilih tag terhadap proyek dan sub divisi.
Gambar 4.27 Halaman Tambah Artikel
4.11.3. Mengelola Dokumen
Untuk masuk ke dalam fitur mengelola dokumen, pengguna harus memilih
menu Manajemen dokumen. Pada halaman ini pengguna akan melihat seluruh
dokumen yang terdapat pada KMS PT ABC. Pengguna dapat menggunakan fitur
pencarian untuk mencari dokumen sesuai dengan kriteria pencarian yang
diinginkan.
Gambar 4.28 Halaman Manajemen Dokumen
Pengguna dapat melihat detil dari dokumen dengan memilih judul dari
dokumen. Pada halaman detil dokumen pengguna dapat melihat deskripsi dari
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
87
Universitas Indonesia
dokumen yang diupload, mendownload dokumen, merubah deskripsi dokumen,
menghapus dokumen dan mengupload dokumen baru.
Gambar 4.29 Halaman Detil Dokumen
Untuk merubah detil dokumen, pengguna dapat memilih tab “Edit”. Pada
tab ini pengguna dapat merubah deskripsi, menghapus dokumen dan mengupload
dokumen baru.
Gambar 4.30 Halaman Edit Dokumen
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
88
Universitas Indonesia
Untuk membuat dokumen baru pengguna dapat memilih menu Tambah
Dokumen pada navigasi sebelah kiri. Pada halaman ini pengguna dapat
memberikan deskripsi dokumen yang akan diupload, member judul, mengupload
dokumen, memberikan tag terhadap proyek dan sub divisi.
Gambar 4.31 Halaman Tambah Dokumen
4.11.4. Mengelola Issue
Pengguna dapat masuk ke dalam fitur mengelola issue dengan memilih
menu Manajemen Issue. Pada halaman ini pengguna dapat melihat seluruh issue
yang terdapat pada KMS PT ABC. Pengguna dapat pula mencari issue yang
diinginkan dengan menggunakan fitur pencarian.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
89
Universitas Indonesia
Gambar 4.32 Halaman Manajemen Issue
Untuk melihat detil issue pengguna dapat memilih judul issue, kemudian
pengguna akan diarahkan pada halaman detil issue. Pada halaman detil issue
pengguna dapat melihat deskripsi issue dan solusi issue.
Gambar 4.33 Halaman Detil Issue
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
90
Universitas Indonesia
Untuk merubah detil issue, pengguna dapat memilih tab Edit. Pada tab ini
pengguna dapat merubah deskripsi issue, solusi, tag proyek dan tag sub divisi.
Selain itu, pengguna dapat pula menghapus issue dari halaman ini.
Gambar 4.34 Halaman Edit Issue
Untuk menambah issue, pengguna dapat memilih menu “Tambah Issue”
pada navigasi kiri. Pada halaman ini, pengguna dapat memberikan deskripsi issue,
solusi dan juga tag terhadap proyek dan sub divisi.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
91
Universitas Indonesia
Gambar 4.35 Halaman Tambah Issue
4.11.5. Mengelola profil
Pengelolaan profil akan menggunakan fitur bawaan dari drupal. Pada fitur
ini pengguna dapat merubah password, email dan foto.
Gambar 4.36 Halaman Mengelola Profil
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
92
Universitas Indonesia
4.11.6. Mengelola Pengguna
Menu ini menggunakan bawaan dari CMS drupal. Administrator dapat
menambahkan pengguna dan memberikan role pada pengguna tersebut.
Gambar 4.37 Halaman Mengelola Pengguna
4.12. Testing
Testing yang dilakukan pada KMS PT ABC adalah scenario testing.
Skenario ini akan diambil berdasarkan permasalahan yang sering terjadi pada
divisi produksi PT ABC. Skenario yang akan di uji coba kan adalah penanganan
issue dan pergantian karyawan. Feedback yang didapatkan selama masa testing
akan digunakan untuk memperbaiki KMS PT ABC.
4.12.1. Skenario penanganan issue
Skenario ini berdasarkan kegiatan ketika terdapat masalah dalam proses
produksi. Contoh masalah yang dapat terjadi dalam produksi adalah, produk yang
dihasilkan tidak sesuai, misalnya ukuran yang dihasilkan salah, warna yang
digunakan salah. Ketika terjadi masalah maka QC, engineer, raw material dan
product developer akan berdikusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tahapan
dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah.
• Mencari dokumen spesifikasi produk • Mencari masalah yang serupa dengan yang dihadapi • Face to face meeting untuk mencari penyebab issue • Membuat solusi dari permasalahan • Mencatat permasalahan dan solusinya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
93
Universitas Indonesia
Proses KM yang terlibat pada scenario ini adalah combination,
socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing,
exchange, externalization dan internalization.
4.12.2. Skenario pergantian karyawan
Skenario pada uji coba ini menggunakan kegiatan ketika terjadi pergantian
pegawai pada suatu proyek, baik untuk pegawai baru maupun karyawan lama
menggantikan karyawan lainnya. Ketika terjadi rotasi pegawai, pegawai yang
akan terlibat pada suatu proyek dapat melakukan proses pembelajaran
menggunakan dokumen-dokumen yang terdapat pada KMS PT ABC. Skenario
untuk pergantian karyawan adalah sebagai berikut.
• Pegawai mencari dokumen/artikel/issue yang sesuai dengan divisi atau
proyeknya.
• Pegawai dapat membuka artikel atau issue dan mendownload dokumen
yang dibutuhkan.
• Transfer knowledge juga akan dilakukan dari karyawan yang menangani
proyek sebelumnya ke karyawan yang akan menangani proyek baru.
• Untuk pegawai baru, transfer knowledge akan dilakukan dengan cara
pegawai barumelakukan pekerjaan dengan diawasi oleh pegawai senior
selama rentang waktu tertentu.
Proses KM yang terlibat pada skenario ini adalah socialization for
knowledge discovery, internalization, externalization, socialization for knowledge
sharing, exchange dan routines.
4.12.3. Hasil Testing
Selama masa testing pengguna memberikan beberapa feedback yang
dinilai mampu memperbaiki KMS PT ABC sehingga dapat berfungsi lebih baik.
Berikut ini adalah feedback yang didapatkan selama proses testing dilakukan.
• Fitur advanced search, fitur ini untuk memudahkan pengguna untuk mencari
dokumen/artikel/issue sesuai dengan proyek atau sub divisi.
• Pengguna menginginkan agar dapat melakukan tag pada lebih dari satu
proyek/divisi
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
94
Universitas Indonesia
• Sorting berdasarkan proyek/divisi pada halaman manajemen issue,
manajemen dokumen dan manajemen artikel.
• Kolom tanggal pada tabel di halaman manajemen issue, manajemen dokumen
dan manajemen artikel.
• Menambahkan file .jpg, .jpeg sebagai tipe file yang dapat diupload pada
manajenen dokumen.
4.12.4. Implementasi hasil testing
Pada tahapan ini, feedback yang diberikan oeh pengguna selama testing
akan dianalisa untuk mengetahui area mana saja yang memerlukan perbaikan.
Feedback yang didapatkan ini juga digunakan untuk melakukan perbaikan pada
design sistem KM.
Tabel 4.25 Hasil Testing
Feedback Perbaikan Modul
Advanced Search Menambahkan fitur pencarian dengan menambahkan opsi untuk mencari berdasarkan proyek atau divisi.
Navigasi kiri
Tag lebih dari satu proyek atau divisi
Mengganti dropdown list dengan select list yang memungkinkan pengguna memilih lebih dari satu.
Manajemen artikel, manajemen dokumen, manajemen issue.
Sorting berdasarkan proyek atau divisi.
Menambahkan fitur sorting pada setiap tabel.
Manajemen artikel, manajemen dokumen, manajemen issue.
Kolom tanggal update terakhir
Menambahkan kolom tanggal dan fitur sorting berdasarkan tanggal
Manajemen artikel, manajemen dokumen, manajemen issue.
Dapat mengupload tipe file .jpg, .jpeg
Menambahkan tipe file yang dapat diterima KMS PT ABC.
Manajemen dokumen.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
95
Universitas Indonesia
4.12.5. Perbaikan prototipe KMS PT ABC
Berdasarkan subbab sebelumnya didapatkan area-area yang perlu
mengalami perbaikan. Berikut ini akan dijelaskan perbaikan pada setiap area.
4.12.5.1. Perbaikan Modul Manajemen Dokumen
Pada halaman menambah dokumen, pengguna dapat mengupload file
dengan tipe .jpg, .jpeg dan .tiff. Selain itu pengguna dapat melakukan tagging
pada lebih dari satu proyek dan divisi.
Gambar 4.38 Halaman Tambah Dokumen
Pada halaman manajemen dokumen, terdapat kolom tanggal update, dan
juga sorting berdasar proyek, divisi dan tanggal update.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
96
Universitas Indonesia
Gambar 4.39 Halaman Manajemen Dokumen
4.12.5.2. Perbaikan Modul Manajemen Artikel
Perbaikan pada modul manajemen artikel adalah menambahkan kolom
updated date pada, fitur sorting berdasarkan title, project, sub divisi dan updated
date. Selain itu pada halaman menambah artikel, pengguna dapat melakukan
tagging terhadap lebih dari satu proyek dan sub divisi.
Gambar 4.40 Halaman Manajemen Artikel
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
97
Universitas Indonesia
Gambar 4.41 Halaman Tambah Artikel
4.12.5.3. Perbaikan Modul Manajemen Issue
Perbaikan pada modul manajemen Issue adalah menambahkan kolom
updated date pada, fitur sorting berdasarkan title, project, sub divisi dan updated
date. Selain itu pada halaman menambah artikel, pengguna dapat melakukan
tagging terhadap lebih dari satu proyek dan sub divisi.
Gambar 4.42 Halaman Manajemen Issue
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
98
Universitas Indonesia
Gambar 4.43 Halaman Tambah Issue
4.12.5.4. Perbaikan Fitur Search
Fitur search pada navigasi sisi kiri telah diperbaiki dengan menambahkan
filter tipe konten, divisi dan proyek. Pengguna dapat dengan mudah mencari
semua tipe konten yang berhubungan pada divisi atau proyek tertentu. Pengguna
dapat memilih lebih dari satu tipe konten, lebih dari satu divisi dan lebih dari satu
proyek. Sebagai contoh, pengguna dapat mencari artikel yang terdapat pada
proyek danone dan pada divisi QA. Selain itu terdapat juga satu field yang
memungkinkan pengguna untuk mencari berdasarkan keyword.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
99
Universitas Indonesia
Gambar 4.44 Halaman Pencarian
4.13. Implikasi Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan dampak dari penelitian ini terhadap tiga aspek,
yaitu managerial, knowledge management system dan penelitian selanjutnya.
4.13.1. Implikasi bagi Managerial
Agar KMS bermanfaat maka diperlukan dukungan dari manajemen.
Manajamen harus menjadikan penggunaan KM sebagai bagian dari standar
operasional prosedur karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Selain itu
mengingat bahwa masih banyak karyawan yang tidak mampu mengoperasikan
komputer maka manajemen harus menyiapkan team knowledge managemen
untuk memberikan training dan mengoperasikan KMS untuk pengguna yang tidak
memahami komputer.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
100
Universitas Indonesia
4.13.2. Implikasi bagi KMS
Implikasi penelitian bagi KMS, penulis menyarankan agar PT ABC bisa
mengembangkan rancangan prototipe menjadi sistem yang lebih matang. Selain
itu agar KMS lebih memanfaatkan modul lainnya untuk memenuhi kebutuhan
seluruh divisi di PT ABC, bukan hanya pada divisi produksi.
4.13.3. Implikasi bagi penelitian selanjutnya
Implikasi penelitian ini bagi penelitian sejenis selanjutnya adalah untuk
memberikan gambaran dan masukan solusi KM untuk perusahaan yang bergerak
di bidang manufaktur. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
sistem KM yang lebih beragam khususnya untuk perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
101 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah solusi knowledge
management yang dapat diterapkan pada divisi produk PT ABC meliputi proses
combination, internalization, externalization, routines dan exchange. Proses ini
didapatkan berdasarkan prioritas yang dihitung menggunakan teori Fernandez.
Proses ini memperhitungkan aspek kebutuhan knowledge management dan proses
knowledge management yang ada saat ini.
Untuk mendukung proses yang akan diterapkan, maka diperlukan
knowedge management system dengan fitur antara lain manajemen artikel,
manajemen dokumen, manajemen issue dan fitur pencarian.
5.2. Saran
Kesuksesan penerapan knowledge management sangat dipengaruhi oleh
dukungan dari manajemen. Maka dari itu penulis menyarankan agar pihak
manajemen dapat ikut berpartisipasi apabila solusi knowledge management akan
diterapkan. Partisipasi dari manajemen dapat berupa menyediakan team
knowledge management tersendiri untuk membantu pengguna, memberikan
training bagi karyawan yang tidak terbiasa menggunakan komputer. Selain itu
manajemen harus berusaha untuk merubah kultur yang ada di PT ABC sehingga
karyawan terbiasa dengan knowledge sharing. Perubahan ini dapat dilakukan
dengan melakukan meeting untuk membiasakan berbagi knowledge, memberikan
reward bagi karyawan yang mau untuk berbagi knowledge dan juga mengawasi
perkembangan knowledge sharing.
Berdasarkan implikasi penelitian terhadap knowledge management system,
penulis menyarankan agar proses pengembangan dilakukan untuk seluruh
perusahaan, bukan hanya pada divisi produksi.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
102
Universitas Indonesia
Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan solusi knowledge
management ini menjadi dasar penelitian untuk solusi knowledge management di
bidang manufaktur. Tema yang dapat dijadikan penelitian selanjutnya adalah
mengenai dampak penerapan knowledge management system kepada performa
suatu perusahaan manufaktur.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
103
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Awad, Elias M. & Ghaziri, Hasan M. Knowledge Management, New Jersey
,Person Education. Inc, . 2003
Baker and J. M. Sinkula, "Learning orientation, market orientation, and
innovation: integrating and extending models of or- ganizational performance,"
Journal of Market-Focused Management, vol. 4, pp. 295-308, 1999.
Biloslavo, Roberto. Zornada, Max. Development of a Knowledge Management
Framework Within The System Context.
Davenport, T.H. and L. Prusak, "Working Knowledge" Harvard Business School
Press, 1998.
Dennis, Alan. Wixom, Barbara Haley. Tegarden, David. System Analysis and
Design with UML An Object-Oriented Approach. Wiley. 2010.
Fernandez, Becerra, et al.Knowledge Management Systems and Process, Prentice
Hall. 2010.
Fischer, Uli. Stokic, Dragon. Organisational Knowledge Management in
Manufacturing Enterprises-Solutions and Open Issues. 2002.
Hou, Junming. Su, Chong. Su Yingying. Wang, Wanshan. A Methodology of
Knowledge Management Based on Ontology in Collaborative Design. 2008.
Jennex, Murray. Olfman, Lorne. Addo, Theopilus. The Need for an
Organizational Knowledge Management Strategy. Proceedings of the 36th Hawaii
International Conference on System Sciences (HICSS’03). IEEE 2002.
Kunharyanto, Sari Andarwati. Pengembangan Model Knowledge Management
System Untuk Mendukung Resource Sharing dan Kolaborasi Antar Perekayasa :
Studi Kasus BPPT. 2012
Kusumasari, Tien. Pembangunan Knowledge Base Menuju Knowledge
Management Dengan Menggunakan Wiki Pada PT Pupuk Kaltim. ITB. 2008
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
104
Universitas Indonesia
Lytras, Miltiadis. Russ, Meir. Mayer, Ronald. Nave, Ambjorn. Knowledge
Management Strategies. A Handbook of Applied Technologies. IGI Publishing
2008.
Newman, Bo. Conrad, Kurt. A Framework for Characterizing Knowledge
Management Methods, Practices, and Technologies. 1999.
Nonaka, I. Takeuchi, H. The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation, Oxford University Press, Oxford. 1995. Olaf Tergan, Sigmar. Digital Concept Maps for Managing Knowledge and Information. Springer 2005. Santoso, Moh. Bayu Teguh. Perancangan Solusi Knowledge Management dan
Prototipe Knowledge Management System Studi Kasus PT KSEI. MTI UI. 2011.
Schauer, Hanno. Schauer, Carola. Modeling techniques for Knowledge
Management. 2008.
Setiawan, Dimas. Perancangan Knowledge Management Solution Pada Divisi
Operasional PT Visi Solusi Teknologi. 2012.
Smuts, Hanlie. Merwe, Alta. Loock, Marianne. Kotze, Paula. A Framework and
Methodology for Knowledge Management Implementation. 2009.
Tellioglu, Hilda. Approaching Knowledge Management in Organisations.
Tiwana, Amrit. The Knowledge Management Toolkit, New Jersey, Prentice Hall.
2000
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
105
Universitas Indonesia
Lampiran
Wawancara Penelitian
Sub Divisi : Product Developer
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Ya, tugas pada divisi ini adalah menyiapkan design produk berdasarkan
keingingan klien, gambar dan spesifikasi teknis produk (khususnya warna
dan ukuran produk; yang lain contohnya: cara pengemasan dan berbagai
macam test untuk QC pass), dan rancangan untuk cetakan injection.
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Tidak
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban:
Tinggi
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Pemahaman sifat-sifat bahan plastik, misalnya PP dan HDPE, masing-
masing memiliki elastisitas yang berbeda. Peraturan-peraturan food safety,
biasa kita pakai FDA, ini berhubungan dengan pemilihan bahan dan
supplier yang akan digunakan. Pengetahuan mengenai “kapasitas” cetakan
dan proses injection molding agar produk yang dihasilkan dapat optimal
secara kualitas, kuantitas dan harga. Misal: Dalam proses injection
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
106
Universitas Indonesia
molding, penggunaan dua warna dalam satu produk yang sama harus
melalui proses finishing, yaitu pengecatan.
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Dokumentasi mengenai sifat plastik didapatkan dari supplier, kita tidak
ada dokumentasi sendiri. Mengenai food safety biasa research dari
internet. Untuk proses dan cetakan tidak ada dokumentasi.
o Procedural vs Declarative
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban:
Prosedur
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban:
Ada
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban:
Ada
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban:
Tidak
o Internalization
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
107
Universitas Indonesia
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban: Ada
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban: Tidak
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban: Ada
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban: Tidak
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
108
Universitas Indonesia
Sub Divisi: Raw material
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Cukup jelas.
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Tidak
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Cukup tinggi, terkadang bahan yang digunakan sudah benar tetapi karena
setting mesin yang salah, maka produk yang dihasilkan salah.
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban: Komposisi warna dan bahan.
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban: Sudah.
o Procedural vs Declarative
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
109
Universitas Indonesia
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban: Panduan.
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban: Ya
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban: Ya
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban: Ya
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban:
Ya
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban:
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
110
Universitas Indonesia
Tidak
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban:
Tidak
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban:
Tidak
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
111
Universitas Indonesia
Sub Divisi : Workshop
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Setiap karyawan tahu tugasnya masing masing.
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban: Tidak ada, satu produk akan diurus oleh satu karyawan sehingga tidak ada
kebingungan dalam maintenance cetakan dengan karyawan lainnya.
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban: Bisa dibilang tinggi karena bagus tidaknya cetakan baru akan terlihat
dalam tahap trial, disini juga bergantung pada bahan dan setting mesin.
Jika ada masalah maka cetakan akan diperbaiki.
B. Knowledge Characteristic o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban: Pengoperasian mesin CNC
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
112
Universitas Indonesia
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban: Dokumentasi tidak ada, lebih ke pengalaman setiap karyawan.
o Procedural vs Declarative
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban: Lebih berupa tahapan kerja
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban: Tidak
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban: Ada
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban: Tidak
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban:
Tidak
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
113
Universitas Indonesia
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban: Tidak
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban: Tidak
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban:
Tidak
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban: Tidak
Sub Divisi: Engineer
A. Task Characteristic
o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
114
Universitas Indonesia
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Tidak ada, tugasnya melakukan setting mesin untuk produksi dan
kemudian mengawasi kinerja mesin.
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban:
Tinggi
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban: Setting mesin agar dapat menghasilkan barang yang sesuai
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban: Sudah
o Procedural vs Declarative
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban:
Keduanya, tapi lebih banyak panduan masalah teknikal.
C. Identifikasi proses KM
o Combination
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
115
Universitas Indonesia
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban:
Ya
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban:
Ya
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban:
Ya
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban:
Ya
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban:
Ya
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban:
Ya
o Direction
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
116
Universitas Indonesia
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban: Ya
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban: Tidak
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
117
Universitas Indonesia
Sub Divisi: Operator
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Tidak terlalu jelas, terkadang ada kebingungan antara tugas operator
dengan bagian gudang bahan.
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Ya itu tadi, seperti tidak jelas siapa yang harus membersihkan workspace
atau membersihkan bahan yang tersisa di sekitar mesin. Seharusnya itu
tugas operator, tapi terkadang operator menyerahkan kepada bagian
gudang. Selain itu juga tugas melakukan penyortiran awal, hal ini
dilakukan juga oleh bagian QC, sehingga seperti tumpang tindih.
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban:
Rendah.
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban:
Pengetahuan mengenai deskripsi atau bentuk produk yang acceptable.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
118
Universitas Indonesia
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban: Terdokumentasi, dan selalu di-update dengan masalah baru yang timbul.
o Procedural vs Declarative
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban: Prosedur.
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban: Ya
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban: Ya
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban: Ya
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
119
Universitas Indonesia
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban: Ya
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban: Ya
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban:
Ya
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban: Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
120
Universitas Indonesia
Sub Divisi: Packaging
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Ya
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Tidak
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban:
Rendah
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban: Explicit
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban: Terdokumentasi
o Procedural vs Declarative
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban:
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
121
Universitas Indonesia
Panduan
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban:
Tidak
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban:
Tidak
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban:
Tidak
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban: Ya
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban: Tidak
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban:
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
122
Universitas Indonesia
Tidak
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban:
Tidak
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
123
Universitas Indonesia
Sub Divisi: Waste Material
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Tidak terlalu
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Ya
o Task Interdependence
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban:
Rendah
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban: Cara penanganan waste
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban: Sudah
o Procedural vs Declarative
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban:
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
124
Universitas Indonesia
Panduan
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban: Ya
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban: Tidak
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban: Ya
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban:
Ya
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban:
Tidak
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
125
Universitas Indonesia
Jawaban:
Tidak
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban: Ya
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban: Tidak
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
126
Universitas Indonesia
Sub Divisi: QA
A. Task Characteristic o Task Uncertainty
• Apakah di divisi ini tugas yang ada telah terdefinisikan dengan baik dan
setiap karyawan mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing
masing?
Jawaban: Ya
• Apakah masih ada tahapan tugas yang ambigu, yang menyebabkan
karyawan tidak mengetahui tugas yang harus dikerjakannya?
Jawaban:
Ya
o Task Interdependence
• Apakah tugas yang dikerjakan dapat dilakukan seorang diri atau
membutuhkan bantuan dari karyawan lain atau divisi lain?
Jawaban:
Ya
• Bagaimana tingkat ketergantungan kesuksesan pekerjaan Anda dari usaha
yang dilakukan oleh divisi lain, tinggi atau rendah ?
Jawaban: Tinggi
B. Knowledge Characteristic
o Tacit vs Explicit
• Knowledge apa saja yang dibutuhkan di divisi ini?
Jawaban:
Pengetahuan mengenai cetakan, plastik dan kebutuhan tiap produk
• Apakah knowledge ini sudah terdokumentasi?
Jawaban:
Mengenai produk iya, yang lainnya tidak.
o Procedural vs Declarative
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
127
Universitas Indonesia
• Apakah pekerjaan anda lebih banyak menggunakan rumus seperti panduan
mengenai permasalahan teknikal atau prosedur kerja yang ada (misal
rangkaian urutan kerja untuk melakukan suatu tugas yang diberikan)?
Jawaban: Prosedur
C. Identifikasi proses KM
o Combination
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan dari
dokumen kerja yang lama untuk membuat dokumen baru ?
Jawaban:
Ya
o Socialization
o Apakah ada proses memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang
didapat dari hasil diskusi untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Jawaban: Ya
o Externalization
o Apakah ada proses menuangkan ide dan pengetahuan seputar kerja ke
dalam media (dokumen, rekaman, dsb)
Jawaban: Ya
o Internalization
o Apakah ada proses menghasilkan pengetahuan dari membaca laporan
training, manual, berita, maupun dokumen-dokumen pengetahuan
yang dimiliki perusahaan
Jawaban:
Ya
o Socialization
o Apakah ada proses berdiskusi dan berbagi ide dan pengetahuan secara
langsung dengan rekan kerja
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
128
Universitas Indonesia
o Exchange
o Apakah ada proses bertukar dokumen, artikel, dan tulisan dengan
rekan kerja atau unit kerja yang lain
Jawaban: Ya
o Direction
o Apakah ada proses memberikan bantuan dan arahan kepada rekan
kerja yang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan kerja yang
muncul
Jawaban:
Ya
o Routine
o Apakah pekerjaan rutin dapat dilakukan dengan memahami prosedur
dan peraturan kerja yang ada
Jawaban:
Ya
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
129
Universitas Indonesia
Nama: Novi Kurniadi
Jabatan: Vice President Director
• Berapa jumlah karyawan yang terdapat pada PT ABC?
Jawaban: Kalau hanya divisi produksi kira-kira 250, ini hanya di pabrik ini saja,
mungkin akan menjadi 2x lipat jika pabrik berikutnya sudah mulai
beroperasi.
• Bagaimana bisnis strategi yang diterapkan disini? Apakah mencoba
menekan harga sehingga biaya produksi menjadi minim atau lebih suka
membuat produk yang khusus dan ekslusif ?
Jawaban: Menekan biaya seminim mungkin, karena kebanyakan client sudah tahu
mau mereka apa, jadi mereka mencari produsen yang bisa memberi harga
yang bersaing.
• Bagaimana tingkat persaingan dan pasar ?
Jawaban:
Competitor di Bandung dengan kapasitas atau kemampuan seperti kita
(kualitas sama atau lebih baik, juga management dan keamanan produk
yang sama atau lebih baik), di Bandung kira-kira ada sekitar 5, tapi
competitor lain yang mengedepankan harga murah dengan kualitas
kurang, mungkin lebih banyak lagi – biasa ini untuk barang-barang seperti
ember, tempat cat dan lain-lain yang diproduksi secara masal.
Tapi, saingan kita sendiri sebetulnya meliputi juga perusahaan-perusahaan
yang berpusat di Jakarta, Tangerang, dan daerah Jawa Barat lainnya, tidak
hanya perusahaan yang di Bandung, jadi kompetisi keseluruhannya sendiri
cukup besar.
Perusahaan-perusahaan sejenis juga banyak terdapat di daerah sekitar
Surabaya. Makanya, untuk saat ini, perusahaan kita susah menembus pasar
di luar Jawa Barat dan Jakarta.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
130
Universitas Indonesia
• Apakah pasar yang ada stabil ?
Jawaban:
Market bisa dibilang cukup stabil. Pelanggan jarang berganti-ganti
produser biasanya, tapi resikonya juga, sekali pelanggan beralih, biasanya
susah untuk berpaling kembali.
Customer kebanyakan daerah Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Ada 1 – 2
pelanggan dari Jawa Timur yang occasionally pesan.
• Apakah knowledge merupakan asset yang penting:
Jawaban:
Iya penting, kesalahan dari dulu adalah tidak mengelola knowledge dengan
baik, sehingga mulai terasa ketika banyak pegawai yang resign atau
pensiun
• Apakah knowledge yang ada mudah didapatkan / diakses ?
Jawaban: Penyimpanan dokumen masih berantakan dan tidak ada standar penamaan
sehingga sering kesulitan. Selain itu knowledge yang ada kebanyakan
diketahui oleh orangnya sendiri, tidak didokumentasikan, dan sekarang
sudah mulai banyak yang akan pensiun, sehingga sulit ketika ada pegawai
baru.
• Apa kesulitan mengelola knowledge pada divisi produksi?
Jawaban: Kita mencoba meletakkan 1 komputer pada setiap sub divisi, tapi
kendalanya adalah kebanyakan pegawai tidak mengerti cara
mengoperasikan computer. Kebanyakan masih tidak pernah, tidak bisa,
bahkan takut untuk mencoba.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013
131
Universitas Indonesia
• Apakah setiap orang pada organisasi mengetahui expert dari setiap
knowledge yang dibutuhkan?
Jawaban:
Dari setiap sub divisi terdapat orang yang sudah lama bekerja, orang itu
bias dibilang “senior”, sehingga jika terdapat masalah biasanya bertanya ke
mereka.
Perancangan knowledge…., Ni Made Ari Puspita Sari, FASILKOM UI, 2013