UNIT SIXMANGROVE: NURSERIES OF THE REEFSMANGROVE: Pembibitan DARI KARANGMangroves often go unappreciated by the casual obsever. Frequently too dense to get into, we only see there areas from a distance or the edge. However, the mangroves represent an extremely important part of the equation of life in all of the words tropical ocean ecosystems.Mangrove sering pergi tidak dihargai oleh pengamat biasa. Sering terlalu padat untuk masuk ke dalam, kita hanya melihat daerah sana dari jarak atau tepi. Namun, bakau merupakan bagian yang sangat penting dari persamaan kehidupan di semua ekosistem laut tropis dunia.Mangroves are plants living in the tidal coastal areas between sea and land. The term has been applied to any and all species of trees which occupy this zone of life. All share the trait of being able to tolerate partial submersion in high salinity water, and poor oxygen content in the ground where their roots penetrate. Different ways of dealing with these two limiting factors, but all true mangroves trees have envolved different ways of dealing with these two limiting factors, but all true mangrove trees most deal with them to survive. Mangroves grow only in the tropics. The riches mangroves comunitues occur in areas wear the daytime temperature is greater than 75 degrees F. (24 degrees C) and the annual rainfall exceeds 40 inchies (100 centimeters).Mangrove adalah tumbuhan yang hidup di daerah pesisir pasang surut antara laut dan darat. Istilah ini telah diterapkan untuk setiap dan semua jenis pohon yang menempati zona kehidupan ini. Semua berbagi sifat yang mampu mentolerir perendaman parsial dalam air salinitas tinggi, dan kadar oksigen miskin di tanah di mana akar mereka menembus. Berbagai cara berurusan dengan kedua faktor pembatas, tetapi semua benar bakau pohon telah berevolusi cara yang berbeda untuk menangani kedua faktor pembatas, tetapi semua pohon bakau sejati yang paling berurusan dengan mereka untuk bertahan hidup. Mangrove tumbuh hanya di daerah tropis. Bakau kekayaan masyarakat terjadi di daerah mengenakan suhu siang hari lebih besar dari 75 derajat F. (24 derajat C) dan curah hujan tahunan melebihi 40 inchies (100 cm).The fact that most mangrove plants can survive in a pot watered only with fresh water indicates that mangroves dont actually need salt to survive. Yet, the only grow in the salty waters of the oceans edge. This is not because they need salt, but rather because they have evolved the means surviving where other plants cannot, thus carving out a niche for themselves with little competition for space and nutrients from other plants.Fakta bahwa sebagian besar tanaman bakau dapat bertahan hidup dalam pot disiram hanya dengan air tawar menunjukkan bahwa mangrove tidak benar-benar membutuhkan garam untuk bertahan hidup. Namun, hanya tumbuh di perairan asin tepi laut. Ini bukan karena mereka membutuhkan garam, melainkan karena mereka telah berevolusi cara hidup di mana tanaman lain tidak bisa, sehingga mengukir ceruk untuk dirinya sendiri dengan sedikit kompetisi untuk ruang dan nutrisi dari tanaman lain.To deal with salt, many mangroves stop the salt from entering their tissues by filtering it out at root level. Some mangrove plants can execlude about 90% of the salt in the salt water they absorb with a special filter in the roots. But some salt still gets in. so the next trick is to excrete the unwanted salt. Some plants do this with salt glands in theirs leaves. In fact, the leaves of many mangrove plants have the most efficient salt-excreating systems now. In some spesies, excreted salt crystals can be seen or tasted on the leves! Another technique concentrates the unwanted salt in bark or older leaves. The plants periodicali sheds the bark and leaves, taking the salt away with it.Untuk menghadapi garam, banyak mangrove menghentikan garam masuk jaringan mereka dengan menyaring keluar di tingkat akar. Beberapa tanaman bakau dapat mengecualikan sekitar 90% garam dalam air garam mereka menyerap dengan filter khusus di akar. Tetapi beberapa garam masih mendapat di. Sehingga trik berikutnya adalah untuk mengeluarkan garam yang tidak diinginkan. Beberapa tanaman melakukan hal ini dengan kelenjar garam dalam daun mereka. Bahkan, daun banyak tanaman bakau memiliki paling efisien garam-excreating sistem sekarang. Dalam beberapa spesies, kristal garam diekskresikan dapat dilihat atau terasa pada leves! Teknik lain berkonsentrasi garam yang tidak diinginkan dalam kulit atau lebih daun. Tanaman berkala gudang kulit dan daun, mengambil garam begitu saja.Mangrove plants produce on average about a quarter of a pound of litter (bark, leaves, twigs, fruits, flowers, etc.) per square foot per year (1 kg/square/meter/yr). some of this is directly consumed by small animals, like crabs and fishe, but most the of it has to be broken down further before the nutrients are available to other animals or plants. Because of the amount of organis material tobe broken down, the at the bottom of the mangrove forest (which is underwater much or all of the time) has a very high concentration of bacteria. In fact, a typical teaspoon of mud from a mangroves has more than 10 billion bacteria in it. The bacteria consume the litter, digesting it and increasing the amount of protein it makes available to other animals. When fishes and invertebrates feed on this waste, they produce their own waste which feeds yet other animals. The smallest remains feeds plankton in the open ocean as it washes out to sea every day on the receding tide. The tides carry a cargo of food out to sea from the mangroves every time they retreat, making the mangrove an important food and nutrient source for animals and plants on the reefs and in open ocean.Tumbuhan mangrove menghasilkan rata-rata sekitar seperempat pon sampah (kulit kayu, daun, ranting, buah-buahan, bunga, dll) per kaki persegi per tahun (1 kg / persegi / meter / tahun). beberapa ini langsung dikonsumsi oleh hewan kecil, seperti kepiting dan ikan, tetapi kebanyakan dari itu harus dipecah lebih lanjut sebelum nutrisi yang tersedia untuk hewan atau tanaman lainnya. Karena jumlah bahan organik yang dipecah, di bagian bawah hutan mangrove (yang bawah air banyak atau sepanjang waktu) memiliki konsentrasi yang sangat tinggi dari bakteri. Bahkan, satu sendok teh khas lumpur dari hutan bakau memiliki lebih dari 10 miliar bakteri di dalamnya. Bakteri mengkonsumsi sampah, mencerna dan meningkatkan jumlah protein itu membuat tersedia untuk hewan lain. Ketika ikan dan invertebrata memakan sampah ini, mereka menghasilkan limbah mereka sendiri yang belum feed hewan lain. Sisa-sisa terkecil feed plankton di laut terbuka karena mencuci ke laut setiap hari di pasang surut. Gelombang membawa kargo makanan ke laut dari bakau setiap kali mereka mundur, membuat mangrove merupakan sumber makanan dan nutrisi penting untuk hewan dan tanaman di karang dan di laut terbuka.Since the mud in the mangrove is so thick with litter, bacteria and the end result of lots of decomposition, is has very little oxygen. So instead of absorbing oxygen through their underground roots, like many plants, the mangrove plant has developed long roots which come up out of the water into the air before joining the trunk of the plant. The roots have breating cells above water called lenticels which draw in air. These cells have one weakness, which is that they can be smothered by a light coating of oil. So an oil spill can very easly kill an entire mangrove forest by suffocation.Karena lumpur mangrove sangat kental dengan sampah, bakteri dan hasil akhir dari banyak dekomposisi, adalah sangat sedikit oksigen. Jadi, bukannya menyerap oksigen melalui akar bawah tanah mereka, seperti banyak tanaman, tanaman bakau telah mengembangkan akar panjang yang muncul keluar dari air ke udara sebelum bergabung batang tanaman. Akar memiliki "bernapas" sel di atas air yang disebut lentisel yang menarik di udara. Sel-sel ini memiliki satu kelemahan, yaitu bahwa mereka dapat tertutupi oleh lapisan cahaya minyak. Jadi tumpahan minyak bisa sangat easly membunuh hutan mangrove seluruh oleh mati lemas.

petroleum is the primary mangrove pollutan in the Carribbean. Drilling and shipping of petroleum products in and around the Caribbean proves a constant peril to mangroves. In 1962, the argea prima, an oil tanker, spilled about 3.7 million gallons (approx.. 14 million liters) of crude oil near the coast of Puerto rico, killing a large amount of mangroves and associated fauna. Over 25 year later, hydrocarbon residues were still measured at this aite in the soil, and the surviving mangroves had numerous mutated seedlings caused by the toxid spill. This is but one many examples of how tragically an oil spill can damage mangroves.minyak bumi adalah polusi bakau utama di Carribbean. Pengeboran dan pengiriman produk minyak bumi di dalam dan sekitar Karibia membuktikan bahaya konstan untuk mangrove. Pada tahun 1962, prima argea, sebuah kapal tanker minyak, tumpah sekitar 3,7 juta galon (sekitar 14 juta liter ..) minyak mentah di dekat pantai Puerto rico, menewaskan sejumlah besar mangrove dan fauna terkait. Lebih dari 25 tahun kemudian, residu hidrokarbon masih diukur pada aite ini di tanah, dan hutan bakau yang masih hidup memiliki banyak bibit bermutasi akibat tumpahan beracun. Ini hanyalah salah satu banyak contoh bagaimana tragis tumpahan minyak dapat merusak hutan bakau.Mangroves typically produce fruits or seeds that float. This makes sense for plants that live at least part of their lives in water. As the fruit or seeds are dropped, they float away on the tide, to hopefully mature elsewhere, thus spreading the population of mangroves.Mangrove biasanya menghasilkan buah atau biji yang mengapung. Ini masuk akal untuk tanaman yang hidup setidaknya sebagian dari hidupnya di air. Sebagai buah atau biji yang jatuh, mereka hanyut di air pasang, mudah-mudahan matang di tempat lain, sehingga penyebaran populasi bakau.Probably because mangrove plants can only thrive in a narow range of condition, many species have developed fascinating techniques of reproduction. While the dispersal of live, germinated seeds (known as vivipary) is very rare in most plants, many speciesof mangrove plants utilize this technique.Mungkin karena tanaman bakau hanya dapat berkembang dalam kisaran sempit kondisi, banyak spesies telah mengembangkan teknik menarik reproduksi. Sementara penyebaran hidup, benih berkecambah (dikenal sebagai Vivipar) sangat jarang di sebagian besar tanaman, banyak spesies tanaman bakau memanfaatkan teknik ini.Several species of viviparous mangrove plants produce seeds which have a bouyant outer coating. The seed floats until it reaches a favored water salinity (not too salty, not too fresh). When the salinity is right, the coating peels off, and the seed sinks to the bottom. With luck, it will take hold and grow. Other species produce seedlings which stay attached to the mangrove plant while a stem and some roots grow out of either side of the seed. After the seed has developed its starter root and stem, it falls into the water. In the bouyancy of salt water, the whole seedling floats horizontally on the tides and curents. But when the seedling reaches brackish coastal water, the less bouyant root sinks, flipping the whole seedling to a vertical position where the root can hopefully touch bottom and take hold. While not all mangrove trees utilize vivipary, they all seem to produce large seds or fruits which can survive a long time, suggesting that soometimes these seeds or fruits float for quite a while in suspended animation until they find a suitable place to germinate.Beberapa spesies tanaman bakau vivipar menghasilkan biji yang memiliki lapisan luar apung. Benih mengapung sampai mencapai salinitas air disukai (tidak terlalu asin, tidak terlalu segar). Ketika salinitas yang tepat, kulit lapisan off, dan tenggelam benih ke bawah. Dengan keberuntungan, ia akan memegang dan tumbuh. Spesies lain menghasilkan bibit yang tetap melekat pada tanaman bakau sementara batang dan beberapa akar tumbuh dari kedua sisi benih. Setelah benih telah mengembangkan "starter" akar dan batang, jatuh ke dalam air. Dalam daya apung air garam, seluruh bibit mengapung horizontal pada pasang surut dan curents. Tapi ketika bibit mencapai air payau pesisir, tenggelam akar kurang apung, membalik seluruh bibit ke posisi vertikal di mana akar diharapkan dapat menyentuh bawah dan memegang. Sementara tidak semua pohon bakau memanfaatkan Vivipar, mereka semua tampaknya menghasilkan seds besar atau buah-buahan yang dapat bertahan lama, menunjukkan bahwa kadang-kadang biji ini atau buah mengapung selama beberapa waktu di "mati suri" sampai mereka menemukan tempat yang cocok untuk berkecambah.Perhaps the most important contribution to the ecosystem made by mangroves is as a refuge. The tangled maze of roots in the mangrove forest creates a confusing shallow water labyrinth. Taking refuge in this protective maze, many animals suvive here when they couldnt survive anywhere else. The mangrove is a nursery for juvenile fishes and invertebrates of many species. In the protection of the calm sheltered waters of the mangroves where larger predators cannot find them, the juvenile fishes find ample food and safety. When they mature, they may head out into the mor dangeerous reef areas to the more dangerous reef areas to find mates or pursue their hidden fishy agenda. Mussels and sponges attach to the mangrove roots, often the only rigid structure to be found for invertebrates requiring a hand-hold.Mungkin kontribusi yang paling penting untuk ekosistem yang dibuat oleh mangrove adalah sebagai tempat berlindung. Labirin kusut akar di hutan mangrove menciptakan dangkal labirin air membingungkan. Berlindung di labirin pelindung ini, banyak hewan bertahan hidup di sini ketika mereka tidak bisa bertahan hidup di tempat lain. Mangrove adalah pembibitan ikan untuk remaja dan invertebrata dari banyak spesies. Dalam perlindungan perairan terlindung tenang bakau di mana predator yang lebih besar tidak dapat menemukan mereka, ikan remaja menemukan banyak makanan dan keamanan. Ketika mereka dewasa, mereka mungkin kepala keluar ke daerah terumbu lebih berbahaya ke daerah terumbu lebih berbahaya untuk menemukan pasangan atau mengejar agenda amis tersembunyi mereka. Kerang dan spons menempel pada akar bakau, seringkali satu-satunya struktur yang kaku dapat ditemukan untuk invertebrata membutuhkan "tangan-hold".Recent research has shown that some sponges liave actually formed a mutualistic partnership with certain mangrove trees. These sponges grow on the roots of the mangroves not only as a place to hold on, but as a way to obtain nutrients. It seems that when the sponge grows on the root, the root sends out rootlets into the sponge for the purpose of exchanging nutrients. The tree provides carbon to the sponge and the sponge provides inorganic nitrogen to the tree. Sponges engaged in such an association grow 2 to 10 times faster than the same species growing somewhere else, and the roots of the mangrove trees grow two to four times faster than bare roots without sponges.Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa spons hidup sebenarnya membentuk kemitraan mutualistik dengan pohon-pohon bakau tertentu. Spons ini tumbuh di akar bakau tidak hanya sebagai tempat untuk bertahan, tetapi sebagai cara untuk mendapatkan nutrisi. Tampaknya bahwa ketika spons tumbuh pada akar, akar mengirimkan "rootlets" ke dalam spons untuk tujuan pertukaran nutrisi. Pohon itu memberikan karbon untuk spons dan spons menyediakan nitrogen anorganik ke pohon. Spons terlibat dalam hubungan semacam itu tumbuh 2 sampai 10 kali lebih cepat dari spesies yang sama yang tumbuh di tempat lain, dan akar pohon bakau tumbuh dua sampai empat kali lebih cepat dari akar telanjang tanpa spons.Currently, the carribean is losing mangroves at a rate of about one percent per year. Most of the loss is on mainlands (like venezuella, columbia and panama) rather than islands, although the bahamas have lost nearly half their mangroves in the past ten years. People sometimes lament the loss of pretty mangroves, but rarely do they realize just how hard the destruction impacts the reef and the shoreline. Loss of mangroves effects not just mangrove fishing, but productivity on the reefs as well.Saat ini, Karibia adalah kehilangan mangrove pada tingkat sekitar satu persen per tahun. Sebagian besar kerugian adalah pada daratan (seperti venezuela, colombia dan panama) daripada pulau-pulau, meskipun Bahama telah kehilangan hampir setengah bakau mereka dalam sepuluh tahun terakhir. Orang kadang-kadang meratapi hilangnya mangrove cantik, tapi jarang mereka menyadari betapa sulitnya dampak kerusakan karang dan garis pantai. Hilangnya efek bakau tidak hanya bakau memancing, tapi produktivitas pada terumbu juga.Furthermore, mangroves are slow to recuperate from cutting. Several species, including red mangrove do not re-sprout after being cut. So, once they have been cut down they will never return unless replanted. When a large section of mangrove forest is cut, the roots can longer oxygenate the oxygen-deficient soil, and the large amount of bacteria in the soil extremly acidic. After that, the soil may not support any mangroves, even if it is replanted.Selain itu, mangrove lambat untuk memulihkan diri dari pemotongan. Beberapa spesies, termasuk bakau merah tidak kembali tumbuh setelah dipotong. Jadi, setelah mereka telah ditebang mereka tidak akan kembali kecuali ditanam kembali. Ketika bagian besar dari hutan mangrove dipotong, akar lagi dapat mengoksidasi tanah kekurangan oksigen, dan sejumlah besar bakteri dalam tanah sangat asam. Setelah itu, tanah mungkin tidak mendukung setiap bakau, bahkan jika ditanam kembali.Mangrove serve as a buffer zone between the ocean and the shore. Their roots hold the shoreline vulnerable to the erosive effects of the sea, and sighnificantly hinders the life cycle of fishes and invertebrates which need the mangroves to survive or breed. The colorful coral reefs and pretty fishes of the caribbean may get more peoples attention than the mangroves, but without the mangroves, life cannot continue to flourish on the reefs as it does now. It is imperative that as development of coastal areas continues, care is taken not to overlook the importance of the mangrove forests, the nurseries of the reefs.Mangrove berfungsi sebagai zona penyangga antara laut dan pantai. Akar mereka memegang garis pantai rentan terhadap efek erosif laut, dan secara signifikan menghambat siklus hidup ikan dan invertebrata yang membutuhkan bakau untuk bertahan hidup atau berkembang biak. Terumbu karang yang berwarna-warni dan ikan cantik Karibia mungkin mendapatkan perhatian lebih banyak orang daripada bakau, tapi tanpa bakau, hidup tidak bisa terus berkembang pada terumbu seperti halnya sekarang. Sangat penting bahwa pengembangan wilayah pesisir terus, perawatan diambil untuk tidak mengabaikan pentingnya hutan mangrove, pembibitan terumbu.