UNIMED Undergraduate 22550 5.BAB II
Transcript of UNIMED Undergraduate 22550 5.BAB II
4
.1. Tumbuhan Ra
Ranti atau
erung-terungan (So
nti (Solanum nigr
leunca (Solanum n
lanaceae) yang b
um L.)
igrum L.) adalah t
ahnya dikenal seb
umbuhan anggota s
agai sayuran dan
menjadi bahan pen
ndonesia melalui M
mampu hidup dala
ikenal sebagai (Eur
gobatan. Tumbuha
alaysia dan telah
m kondisi tertekan.
opean) black night
n ini berasal dari
menyebar ke seluru
Dalam bahasa In
shade (Anonim (1),
Asia Barat,
dibawa h penjuru
dunia ka ggris ia
paling ban
2.1.1. Nama Um
Indonesia
Sunda
Inggris
um
: Ranti
: Leunca
: Black nig
htshade
Melayu
Filipina
Cina
2.1.2. Sistematik
: Ranti
: Kama-ka
: Long Kui
an Tumbuhan
matisan
(Anonim (2), 2012).
Kingdom
Subkingdo
Super Divi
Divisi
: Plantae (Tu
m : Tracheobio
si : Spermatoph
: Magnolioph
mbuhan)
nta (Tumbuhan
berp yta
(Menghasilkan yta
(Tumbuhan ber
embuluh)
biji)
bunga)
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
: Magnoliops
: Asteridae
: Solanales (s
: Solanaceae
: Solanum
ida (berkeping dua/
uku terung-terunga
dikotil)
n)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
uku
t u
juga ke
I rena
yak
d
Spesies : Solanum nigrum L. (Prima, 2012).
urang 1,5 m. Me
egak, berbentuk bu
ersebar dengan pan
meruncing dengan
miliki akar tunggan
lat, lunak, dan ber
jang 5-7,5 cm ; l
tepi rata. Pertula
g dengan warna pu
warna hijau. Berdau
ebar 2,5-3,5 cm. P
ngan daun menyi
tih kocoklatan. Ba
n tunggal, lonjong,
angkal dan ujung
rip. Daun mempu
angkai dengan pa
majemuk dengan
erwarna kehijauna
an berbulu. Buah
erwarna hitam
njang ± 1 cm da
mahkota kecil, bang
n dengan jumlah 5
berbentuk bulat,
gkilat jika sudah tu
n berwarna hijau.
un bintang, berwa
buah. Tangkai bung
jika masih muda
a ukurannya kira-ki
Bunga berupa bu
rna putih, benang
a berwarna hijau p
berwarna hijau,
ra sebesar kacang k
Biji berbentuk bulat pipih, kecil-kecil, dan berwarna putih. (Prima, 2012).
Gambar 2.1. Tumbuhan i
2.1.4. Kandung
Leunca (S
olamargine dan cha
n Kimia dan Man
olanum nigrum
conine. Serta diket
faat Ranti (Solanu
L.) mengandung
ahui pada buah leu
m nigrum L.)
solanine, solason
ca yang belum ma
5
2.1.3. Morfologi Tumbuhan
Tanaman ini termasuk ke dalam golongan semak, dengan tinggi lebih
k
tang t
dan t
daun nyai
t nga
sari b
ucat d
dan
b apri
ine,
s n
tang mengandung steroidal alkaloid solasodine serta steroidal sapogenin
diosgenin dan tigogenin. Serta terdapat kandungan signifikan dari
diosgenin (1,2%) dan
Struktur b
olanum nigrum L.
erbagai macam
m adalah sebagai
beri
etabolit yang dih
kut:
asilkan dari tumb
Gambar 2.2.
Disamping
lmiah menunjukkan
Struktur Kimia α
chaconine, solasodi
penggunaannya se
-Solanine, solaso
ne, diosgenin dan t
bagai ramuan trad
ktivitas antiulserog
ine, solamargine,
igogenin
isional, beberapa s
enik yang berhubun
engan lambung,
memiliki peran sito
uga dapat melanca
mampu pula menu
umlah sel darah put
sistem saraf pusa
protektif melawan
rkan buang air kec
runkan tekanan da
ih dalam tubuh (Jo
t dan sebagai ag
kerusakan sel ginja
il, menyembuhkan
rah tinggi serta b
an, 2005).
en antineoplastik
. Rebusan air daun
sakit perut, batuk
ermanfaat mengur
6
solasodine (0,65%) pada buah leunca (Solan u m nigrum L.) yang masih hijau
(belum matang) (Prima, 2012).
uhan
n α-
tudi
i gan
d
dan l nya
j dan
angi
j
Kandungan metabolit sekundernya seperti Solasodine mempunyai efek
menghilangkan sakit (analgetik), penurunan panas, antiradang, dan antishok.
anker payudara, le
.2. Imunostimula
Imunostim
meningkatkan mek
er rahim, lambung
n
lan atau imunomo
anisme pertahanan
dan saluran pernap
dulator adalah seny
tubuh baik secara
asan (Kabayan, 200
awa tertentu yang d
spesifik maupun
pesifik. Yang teru
ertahanan seluler
isebut paraimunita
nduktor semacam i
tama terjadi adala
maupun humoral. Pe
s, dan zat bersang
ni biasanya tidak a
h induksi non spe
rtahanan non spesi
kutan disebut pen
au sedikit sekali ke
sifik baik mekani
fik terhadap antigen
ginduksi paraimuni
rja antigennya, bah
ebagian bekerja se
ada imunitas. Sel
nduktor paramunit
itogen ini dapat
bagai mitogen yait
ujuan adalah makr
as ini terutama me
bekerja langsung
u menaikkan prolif
ofag, granulosit, li
nstimulasi mekanis
maupun tak langs
erasi sel yang berp
mfosit T dan B; ka
me pertahanan selu
ung (misalnya mel
istem komplemen
isosomal) untuk
ertahanan spesifik
al ini pengaruh p
mempersulit penggu
atau limfosit,
meningkatkan fago
maupun non spesi
ada beberapa sist
naan imunomodula
melalui produksi i
sitosis mikro da
fik umumnya salin
em pertahanan m
tor ini dalam prakte
nterferon atau en
n makro. Mekani g
berpengaruh. Da
ungkin terjadi, hin
k (Widianto, 1987)Imunomod
engobatan. Imuno
istem imun yang m
i mana kebanya
ulator tampak m
modulator memban
erupakan sistem uta
kan orang muda
enjadi bagian ter
tu tubuh untuk
ma yang berperan
d h mengalami
ga
penting dalam d
mengoptimalkan fu
alam pertahanan tu
ngguan sistem i
Berdasarkan peneli
ahwa dalam daun
Flavonoid memiliki
Penelitian ini juga
d
ian yang telah dil
mahkota dewa ter
bermacam-macam
ilakukan oleh Sanj
akukan oleh Mara
kandung alkaloid,
efek, antara lain s
aya, (2006) terhad
tani, (2006) dikata
saponin dan polyfe
ebagai imunostimu
ap buah mahkota d
7
Solamargine dan solasonine mempunyai efek antibakteri, sedangkan solanine
sebagai antimitosis. Senyawa-senyawa itu bisa mengatasi gangguan kanker, yakni
k h 9).
u
apat non s
sme p
ini d
tas. I t
kan s
eran p t
rena i
ler. M
alui s
zim l
sme p
lam h
gga
.
unia
p
ngsi s
buh d
mun. t kan b
nol. lan.
ewa
(Phaleria macrocarpa). Dikatakan bahwa buah mahkota dewa mengandung
saponin dan flavonoid, kedua senyawa tersebut dipercaya paling berperan sebagai
Penelitian
kk., (2006) yang
mikrobia dan mens
enelitian oleh Jen
ain terkait imunost
mengatakan bah
timulasi imun kar
n-Haung, (2002) d
imulan juga telah d
wa kemampuan pro
ena kandungan flav
ikatakan bahwa a
ilakukan oleh Tyas
polis dalam mela
onoidnya yang tin
kaloid memiliki p
alam peningkatan
mengatakan bahwa,
lavonoid, lignan,
munomodulator ad
istem kekebalan tu
respon iminunitas
komponen aktif
isolignan, dan
alah dari golongan
buh hingga mamp
ubuh. Suhirman da
metabolit sekunder
alkaloid. Komp
flavonoid, yang
u menangkal seran
n winarti, (2009)
dalam meniran ad
onen yang ber
mampu meningka
gan virus, bakteri
mikroba lainnya.
.3. Ekstraksi
Ekstraksi a
ujuan dari ekstraks
dalah penyarian za
i yaitu untuk
t-zat aktif dari bag
rik komponen kim
ian tumbuhan.
Ada a yang
uatu sampel. Ekstr
adat ke dalam pela
emudian berdifusi
Secara um
aksi ini didasarka
rut dimana
perpinda masuk ke
dalam pel um,
terdapat bebe
n pada perpindahan
han mulai terjadi p
arut.
rapa keadaan dala
massa komponen
ada lapisan antar m
m menentukan tuj
kstraksi, yaitu:
. Senyawa kimia t
Dalam kasus ini,
modifikasi yang
elah diketahui iden
prosedur yang tela
sesuai untuk me
titasnya untuk diek
h dipublikasikan d
ngembangkan pros
straksi dari tumbu
apat diikuti dan di
es atau menyesua
dengan kebutuha
. Bahan diperiksa
misalnya terpeno
sebetulnya dari s
n pemakai.
untuk menemuk
id, alkaloid, flavan
enyawa ini bahkan
an kelompok sen
oid atau saponin, m
keberadaannya be
yawa kimia terte
eskipun struktur ki
lum diketahui.
Hal
8
imunostimulan sehingga dapat menurunkan jumlah koloni kuman pada organ
yang terinfeksi, terutama hepar.
l tuti,
d
wan ggi.
P l eran
d t
juga alah
f sifat
i tk an
s
atau
2
pun
t i lam
s
zat p
uka,
k
uan
e
1 han.
buat
ikan
2 ntu,
mia
ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok
senyawa kimia tersebut.
tujuannya adalah
didasarkan pada
dengan aktivitas
Penyarian
untuk menguji org
penggunaan tradis
biologi khusus (Sud
zat-zat aktif tum
anisme, baik yang
ional untuk meng
jadi dalam Maniur,
buhan dengan m
dipilih secara acak
etahui adanya seny
1986).
etode ekstraksi d
ilakukan dengan be
1. Maserasi
Maserasi
rganik pada temp
berapa cara, yaitu:
merupakan proses p
eratur ruangan. D
erendaman
sampel engan
perendaman
menggunakan pel
sampel, akan
teremecahan dinding
alam dan luar sel,
erlarut dalam pelaru
iatur lama perenda
sel dan membran
sehingga metabolit
t organik dan ekstr
man yang dilakukan
sel karena
perbed sekunder
yang ada aksi
senyawa akan
.
aan tekanan antar
dalam sitoplasma a
sempurna karena d
2. Perkolasi
Perkolasi a
airan penyari mel
erperan pada perk
ermukaan, difusi,
dalah cara penyar
alui serbuk simpli
lasi antara lain: ga
osmosa, adesi,
ian yang dilakuka
sia yang telah dib
ya berat, kekentala
a kapiler dan daya
n dengan mengalir
asahi. Kekuatan y
n, daya larut, tegan
geseran (friksi).
erkolasi lebih baik
a. Aliran cairan p
dengan larutan
derajat perbeda
dibandingkan deng
enyari menyebabka
yang konsentrasin
an konsentrasi.
an cara maserasi ka
n adanya perganti
ya lebih rendah, s
ena:
an larutan yang
ter ehingga
meningka
b. Ruangan diant
mengalir caira
kecepatan pela
meningkatkan p
ara serbuk-serbuk
n penyari.karena
rut cukup untuk
erbedaan konsentra
simplisia memb
kecilnya saluran
mengurangi lapisan
si (Irwanto, 2010).
entuk saluran te
kapiler tersebut,m
batas,sehingga d
9
3. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara
apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika
atau
awa
apat
arut
o
jadi p
a di d
kan t
apat
d
kan
c ang
b o
gan p
Cara
p r
jadi
tkan
mpat
aka
apat
Perkolasi dengan cara panas dapat dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut:
1010
elama waktu terte
danya pendingin b
b. Sokleta
Sokletasi
tu dan jumlah pe
lik.
si
adalah ekstraksi
arut terbatas yang
menggunakan pela
relatif konstan den
rut yang selalu b
mumnya dilakukan
umlah pelarut relati
c. Digest
Digesti ad
emperatur yang leb
dengan alat khusu
f konstan dengan a
alah maserasi kin
ih tinggi dari temp
s sehingga terjadi ek
danya pendingin bal
etik (dengan peng
eratur ruangan, yai
straksi kontinu den
ik.
adukan kontinu) p
tu pada temperatur
0°C.
d. Infuda
Infuudasi a
ir (bejana infus
te
si
dalah ekstraksi den
rcelup dalam pena
gan pelarut air pad
ngas air mendidih
a temperatur penan
, temperatur 96-98
elama waktu tertent
e. Dekok
Dekok ada
itik didih air (Sarid
u (15-20 menit).
ah infus pada
wakt ewi, 2011).
u yang lebih lama dan temperatur sa
Proses ek
omponen lain dal
erajat kepolarann
onstanta dielektrik
straksi didasarkan
am campuran. Kel
ya. Tingkat polari
pelarut (Saridewi,
pada kelarutan
arutan suatu komp
tas pelarut dapat
2011). Urutan ting
komponen terha
onen tergantung p
ditentukan dari n
kat kepolaran bebe
elarut organik berd
.1 berikut.
asarkan nilai konstanta dieletriknya dapat dilihat pada t
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya
s n l
gan a a
aru,
u
gan
j
i
ada
t 40-
5
gas
a °C)
s
l mpai
t
dap
k
ada d
ilai k
rapa p
abel
2
1. Heksana
2. Benzena
CH3-CH2-CH2-C
CH2-CH3
C6H6
H2- 690C
800C
2,0
2,3
3. Toluena
4. Dietil eter
5. Kloroform
Etil asetat
C6H5-CH3
CH3CH2-O-CH2-
CHCl3
CH -C(=O)-O-C
1110C
CH3 350C
610C
H - 770C
2,4
4,3
4,8
6,06.
7. n-butanol
8. n-propanol
3
CH3
CH3-CH2-CH2-C
OH
CH3-CH2-CH2-O
2
H2- 1180C
H 970C
18
20
9. Etanol
10. Metanol
11. Air
CH3-CH2-OH
CH3-OH
H-O-H
790C
650C
1000C
30
33
80
Sumber : Anonim (3
.4. Uji Fitokimia
Fitokimia
), 2012
merupakan suatu disiplin ilmu yang bidang perhatian
dalah aneka raga
truktur kimianya,
ecara ilmiah dan
merupakan bagian
spek yang berhub
m senyawa organik
biosintesisnya, peru
fungsi biologisn
intergral dari selur
ungan. Hasil setia
yang dibentuk ol
bahan serta metab
ya. Setiap tahap
uh rangkaian peng
p tahap berkaitan
eh tumbuhan meli
olismenya, penyeb
pengerjaan fitoki
erjaan dan merupa
satu sama lain,
1111
Tabel 2.1. Nilai Konstanta Dieletrik Berbagai Pelarut Organik
No Pelarut Rumus kimia Titik didih Konstanta dieletrik
nya
a puti
s
aran s
mia kan
a oleh
karenanya harus dilakukan dengan cara yang tepat dan teknik yang benar.
Penapisan fitokimia dimulai dengan pengumpulan sampel sebanyak
mungkin. Oleh karena kegiatan ini memakan waktu cukup lama maka penapisan
manfaat hasil pene
kan diinventarisasi
enyawa aktifnya.
.5. Senyawa Alkal
itian. Spesies-spes
untuk ditelaah lebi
oid, Flavonoid da
ies yang telah dia
h lanjut mengenai s
n Terpenoid
alisis secara
fitoki truktur kimia
senya
2.5.1. Senyawa
Alkaloid
itemukan di alam
umbuhan dan ters
Alkaloid
adalah suatu golo
. Hampir seluruh
ebar luas dalam b
ngan senyawa or
senyawa alkaloid
erbagai jenis tumb
ganik yang terban
berasal dari tumb
uhan. Semua alka
mengandung paling
alam sebagian besa
Hampir se
iologis tertentu, ad
sedikit satu atom
r atom nitrogen ini
mua alkaloida yang
a yang sangat ber
nitrogen yang bias
merupakan bagian
ditemukan di ala
acun tetapi ada pul
anya bersifat basa
dari cincin heterosik
m mempunyai keakt
a yang sangat berg
alam pengobatan.
erkenal dan
mem itemukan
dalam b atang.
Alkaloida
Misalnya kuinin,
punyai efek sifio
erbagai bagian tum
umumnya ditemuk
mpuran senyawa
morfin dan stiknin
logis dan
psikolo buhan
seperti biji, an
dalam kadar
adalah alkaloida y
gis. Alkaloida d
daun, ranting dan k
yang kecil dan h
berasal dari jarin
umbuhan (Lenny, 2006).
Kebanyak
a itik lebur yang
Ga
n alkaloid yang tel
entu atau mempun
mbar 2.3. Piridin
ah diisolasi berupa
yai kisaran dekom
padatan kristal
den posisi. Sedikit
1212
fitokimia memegang peranan terbesar dari kegiatan kimia bahan alam. Sekalipun
kegiatan ini bertitik tolak pada daya tarik kimiawi, hal ini tidaklah mengurangi
l n mia
a wa-
s
yak
d
uh- t
loid dan d
lik.
ifan
b
una d
ang t
apat d
ulit b
arus d
gan t
gan
t t loid
yang bersifat amorf dan beberapa seperti nikotin dan koniin berupa cairan
(Sastrohamidjojo, 1996).
ang ditemukan di
a an biru dan
sebag
006). Flavonoid
lam. Senyawa-sen
ai zat warna kunin
merupakan kan
dan hornwort. Fl
yawa ini merupakan
g yang ditemukan p
ungan khas tum
avonoid sebenarny
zat warna merah, u
ada tumbuhan (Le
buhan hijau de
a terdapat pada se
agian tubuh tumb
unga, buah buni da
Senyawa F
ua inti fenolat yan
uhan termasuk dau
n biji ( Markham, 1
lavonoid adalah se
g dihubungkan den
n, akar, kayu, kul
988).
nyawa yang menga
gan tiga satuan karb
t, tepung sari, nek
ndung C15 terdiri
on. Cincin A memarakterisasi
bentuk iasanya
4,3,4- atau
hidroksilasi phlor
3,4,5-terhidroksilas
oglusinol atau res
i (Sastrohamidjojo,
orsinol, dan cincic
1996).
Senyawa-s
Gambar
2 enyawa flavonoid
t
.4. Struktur Flavon
erdiri dari beberapa
ol
jenis tergantung p
ingkat oksidasi dari
an antosianidin ad
isebut sebagai flav
oleh berbagai tingka
Lenny, 2006).
rantai propana dari
alah jenis yang ba
onoida utama. Ban
t hidroksilasi, alkok
sistem 1,3-diarilpr
nyak ditemukan di
yaknya senyawa fla
silasi atau glikosila
opana. Flavon, flav
alam sehingga se
vonoida ini disebab
si dari struktur ters
2.5.3. Senyaw
Terpenoida
mempunyai bau
dan
a Terpenoid
adalah merupak
dapat diisolasi dar
an komponen tu
bahan nabati
deng
mbuh-tumbuhan y
an penyulingan dis
1313
2.5.2. Senyawa Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar
y n gu
d
nny,
2 d
ngan mua b i
tar,
b
atas
d
iliki k
n B
b
ada
t onol
d
ring d
kan
ebut
(
ang
i ebut
sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya
dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan atom
hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan
Sebagian b
leh dua atau lebih u
arena kerangka kar
Gambar 2.5. Sku
esar terpenoid me
nit C5 yang disebu
bonnnya sama sepe
alena dan Ursana
mpunyai kerangka k
t isopren. Unit C5 i
rti senyawa isopren
arbon yangg diban
ni dinamakan demi
(Lenny, 2006).
Senyawa Saponin
Saponin
teroida yang meru
erta dapat didete
merupakan senyawa
pakan senyawa ak
ksi berdasarkan
glikosida
triterpen tif
permukaan dan
oida ataupun gliko
bersifat seperti sa
membentuk busa
menghemolisa sel
anyak saponin yan
mum ialah asam g
enyawa berasa pah
darah merah. Pola
g mempunyai satu
ukuronat (Harborn
it menusuk dan dap
glikosida saponin
an gula sampai lim
e dalam Yenni, 199
at menyebabkan b
kadang-kadang ru a
dan komponen y
6). Saponin merupa
ersin dan bersifat ra
agi hewan berdara
Gunawan dan Muly
h dingin, banyak d
ani, 2004).
i antaranya digunakan sebagai racun
Gambar 2.6. Sapogenin Triterpe
noida
1414
perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan
terpenoid.
gun
o
kian
k
sida
s
bun s
dan mit, b
ang u l
kan s
cun b
ikan
(
Dikenal ada dua jenis saponin yaitu, glikosida triterpenoid alkohol dan
glikosida struktur steroid tertentu. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan
etanol, tetapi tidak larut dalam eter (Patmawinata, 1995).
an ini dike
=ngkan deng
nal
sebag
an kecepatan
ai harga Rf, da ℎ
pelarut yang mend
n didefisikan sebagℎℎahuluinya
. ai:
omponen campura
ntara padatan peny
tau plastik kaku
dsorbent (padata
n senyawa-senyaw
erap (adsorbent, f
engan suatu pela
penyerap). Pen
a yang melibatkan p
asa diam) yang dila
ut (fasa gerak) ya
galiran pelarut di
artisi suatu
senyaw piskan
pada pelat ng
mengalir mele
engembangan
ole nalisisnya,
KLT enyawa
yang vol enyawa
anorganik.
h pelarut (elusi)
mempunyai peran
atilitasnya relatif
. Karena kesede
an penting dalam
rendah, baik seny
haan dan kecep
pemisahan senya
awa organik mau
Di dalam a
ecil ditempatkan (
adsorbent), kemudi
yang berisi sedikit
aik sepanjang per
nalisis dengan KL
sebagai titik noda)
an pelat diletakkan
pelarut pengemban
mukaan lapisan
T, suatu contoh dal
di atas permukaa
dengan tegak
dala
g. Oleh aksi kapile
am jumlah yang sa
n pelat tipis fasa d
m bejana pengemb
, pelarut mengemb
komponen-kompo
ontoh. Komponen
yang berbeda-beda
erajat kekutan kom
ercak-becak (noda
komponen contoh
tergantung pada
ponen teradsorbsi
-noda) yang tegak
memanjat pelat K
kelarutan kompon
pada fasa diam. Ha
lurus terhadap per
LT dengan kecep
en dalam pelarut
silnya adalah seder
mukaan pelarut da
ejana (Firdaus, 201
Kecepatan
memanjat pelat dib
Harga perbandin
1).
senyawa-
senyawa andi
sebagai kompo en-komponen co
1515
2.6. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik pemisahan komponen-
k a
di a
kaca a d r
wati a n
oses p r
atan a
wa- s
pun
s
ngat
k
iam (
ang r ang n
nen c -
atan
, d an
d
etan b
lam
b
n ntoh
g