ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

15
ume omor 2 • Juli - Desember 2007 I Telah terakreditasi berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdiknas RI Nomor: 39/DIKTIIKep/2004 tanggal 10 November 2004

Transcript of ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Page 1: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

ume 7· omor 2 • Juli - Desember 2007 I

Telah terakreditasi berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdiknas RI Nomor: 39/DIKTIIKep/2004 tanggal 10 November 2004

Page 2: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et af Kajian Jenis Anemia Gizi Desi dan Status Gizi Anak

STUDY OF IRON DEFICIE CY ANEMIA AND NUTRITIONAL STATUS OFCHILDREN WITH IODINE DEFICIENCY IN ENDEMIC AREA, BOYOLALI REGENCY,

CENTRALJAVA 1

Ora. Diffah Hanim, Msi', Dr. RimbawanJ, Prof.Dr. Ir. Ali Khomsan, MSJ

, Dr. Ir. Drajal Martianlo,M .J

Sl

Abstract Anemia is still a public health problem in school-aged children living in endemicarea of iodine deficiency disorder (IDD). This condition might be worsen if thechildren have moderate or severe Protein Energy Malnutrition (PEM) and IDD.This interaction will be observed in this study. This study was aimed to investigatesome biochemical parameter levels in school-aged children with iodine deficiencyin endemic area ofBoyolali Regency, Central Java. The exploration study designis implemented. The sample of study school-aged children (/0-12 years) withiodine deficiency and PEM problem and atributed 6-10 sign of cretinism. Anumber of 57 children were selected as study sample. Sampling was conductedpurposively. Plasma of Fe, Haemoglobin (Hb) levels, Haematochryte (Ht) levels,and score of index Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean CorpuscularHaemoglobine (MCH) and Mean Corpuscular Haemoglobine Concentration(MCHC) activity were determined. The study showed that the prevalence anemiamicrocytic 36.84% macrocytic 63.16% (based on score of MCV); microcyticanemia 24.56 % macrocytic 8.78 % and monocytic anemia 66.66% (based onscore ofMCH); types ofhipochromic anemia 1. 75%, hiperchromic 8.78% (basedon score of MCHC). All of children had PEM problem (Moderate of PEM85.96%, Severe of PEM 14.04%) The more severe of PEM, the moreatributes/sign of IDD were appears. In addition the more severe the PEM, thetype ofanemia increased significantly.

Keywords Anemia, Hemoglobin Concentration and Haematochryte Concentration, MCV,MCN, MCHC, School Children with iodine deficiency disorder (IDD)

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. lui; - Desember 2007 I3

Page 3: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al

I. PENDAHULUAN

Anemia gizi besi adalah anemia yangterjadi karena kebutuhan besi untukeritropoesis tidak cukup, dan biasanyaditandai dengan eritrosit yang mikrositikhipokromik, kadar besi serum rendah,saturasi transferin mengurang, ataukurangnya besi dalam sumsum tulangmaupun tempat cadangan besi yang lain.Bentuk anemia ini merupakan yangterbanyak di antara anemia pada anak.Oolongan yang paling peka untukkekurangan besi adalah umur 6 bulansampai 3 tahun dan dilanjutkan saat growthspurt kedua (masa remaja awal) pada usia10-12 tahun.1.2

Pada tempat yang jauh di alaspermukaan air laut (pegunungan) terjadiadaptasi pada tubuh manusia. Oipegunungan, lapisan udara lebih tipis,sehingga orang menghirup molekuloksigen lebih sedikit, akan mengakibatkanmeningkatnya kemampuan untukmembawa lebih banyak oksigen dalameritrosit. Artinya, anak yang hidup ditempat yang tinggi mempunyaikemampuan untuk mengalirkan oksigen keselutuh tubuh lebih efektif dibandingkandengan anak yang hidup di dekatpermukaan laut. Kekurangan oksigen saatbemafas diimbangi dengan tingginya kadarHb dalam darah, untuk mengimbangi "efekhipoksia,,3

Anak yang menderita gangguan akibatkurang iodium (OAK!) biasanya dibarengidengan kekurangan zat gizi mikro lainseperti zat besi, sehingga anak yang tinggaldi daerah endemik OAK! umurnnya jugaakan menderita anemia. Namun karenadaerah endemik OAK! banyak dijumpai didaerah yang tinggi sehingga faktorVOzmax juga tinggi maka kadarhaemoglobin (Hb) darah anak di daerahtersebut juga tinggi. Penelitian inibertujuan untuk mempelajari jenis anemia

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

gizi besi menurut ukuran besarnya eritrosit(anemia makrositik, mikrositik dan dananemia monositik) maupun menurutkandungan Hb dalam eritrosit (anemiahiperkromik, hipokromik, monokromik)dan hubungannya dengan status gizi anakusia 10-12 tahun di daerah endemik OAKIdi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.Manfaat penelitian ini untuk menambahpengetahuan tentang spesifisitas kadar Hbsebagai indikator anemia gizi besi untukwilayah OAK! dan dataran tinggi sehinggaperlu pertimbangan mempelajari jenisanemia gizi besi dengan perhitunganukuran besarnya eritrosit dan kandunganHb dalam eritrosit.

I. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplorasijenis anemia dengan pendekatankrosseksional. Penelitian epidemiologidilaksanakan di SON Wonodoyo, SONOedangan, dan SON Jombong, KecamatanCepogo, Kabupaten Boyolali, JawaTengah, sedangkan penelitian laboratoriumdilakukan di Lab. Klinik Prodia dan Lab.Teknologi Maju BATAN Yogyakarta.Pemilihan lokasi atas pertimbangan bahwadaerah tersebut merupakan daerah endemikOAK! sedang dengan 11.89% anak sekolahdasar (SO) memiliki indikasi kretin4 dankejadian anemia (kadar Hb<12 g%) sebesar47.2%.5 Penelitian dilaksanakan mulaiJanuari-September 2006.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini anakSON/M! usia 10-12 tahun yang tercatat diKecamatan Cepogo, yaitu ada 1813 siswadari II SON/M! kelas !V-VI. Kemudiandiambil secara acak empat SON

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. luli - Desember 2007 14

Page 4: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al

(Wonodoyo ] dan II, Gedangan, dan SDNJombong) dan didapatkan 110 anak usia10-] 2 tahun. Besar sampel ditentukandengan menggunakan software EpiscoupeV 1.06 yaitu 57 anak. Pengambilan sampeldilakukan secara purposive sampling yaituanak yang memiliki indikasi kretin (dengan6-] 0 petanda khas kretin) yang masih aktifsekolah. Penentuan sampel jugaberdasarkan hasil pengukuran antropometri(BBIU) dan dipilih yang berstatus gizikurang (-3 < Z < - 2 SD) dan status giziburuk (Z < -3 SD).

C. Variabel Penelitian

I. Kadar Hb dan Ht dari whole blood2. MCV (Mean Corpuscular Volume),

MCH (Mean CorpuscularHemoglobin) dan MCHC (MeanCorpuscular HemoglobinConsentration) darah anak SD

3. Jenis anemia menurut ukuranbesamya eritrosit

4. Jenis anemia menurut kadar Hbdalam eritrosit

5. Jumlah 'tandal gejala kretin' padaanak SD di daerah endemik GAK]

6. Status gizi anak penderita GAK!

D. Teknik Pengukuran Data

I. Penentuan Kadar Hbmenggunakan metodeCyanmethemoglobin. Metode yangdirekomendasikan adalah denganmetode Cyanmethemoglobin.7

Perhitungan g% Hb sampel =

Densitas sampel dibagi Densitasstandar dikalikan g % Hb standar.8

2. Penentuan Kadar Ht : menggunakanvolume packed red cells (VPRC).Darah yang digunakan telah diberiantikoagulan (heparin). Darahdimasukkan ke dalam pipa kapiler.Ujung pipa kapiler berisi darahditutup. Normal VPRC untuk laki-

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

laki 45 % dan perempuan 41 % darivolume seluruhnya. 8

3. Perhitungan MCV (MeanCorpuscular Volume) adalah rata­rata volume masing-masing eritrosit,dihitung dari volume eritrosit dibagibanyaknya eritrosit dalam I literdarah. MCV dinyatakan dalamfemtoliter (fl). Normal MCV padasemua kelompok umur sarna, yaitu80-94 fl.9

4. Perhitungan MCH (MeanCorpuscular Hemoglobin)merupakan rata-rata banyaknya Hbdalam tiap eritrosit. MCHdinyatakan dalam pico-gram (pg).Normal MCH pada anak usiasekolah yaitu 20 - 27 pg9

5. Perhitungan MCHC (MeanCorpuscular HemoglobinConcentration) merupakanpersentase banyaknya Hb terhadapvolume eritrosit. MCHC dinyatakandalam gram II 00 mililiter (giIOOmI).Normal MCHC pada semuakelompok umur sama, yaitu 33 - 38gil 00 ml.9,lo

6. Jenis anemia menurut ukuranbesarnya eritrosit. MenurutDawiesah (1989) dan Gibson (1993)ada tiga jenis anemia, yaitu anemiamakrositik (jenis anemia yangmemiliki ukuran eritrosit lebih besardari normal), anemia mikrositik(jenis anemia yang memiliki ukuraneritrosit lebih kecil dari normal), dananemia monositik (jenis anemiayang memiliki ukuran eritrositnormal). Jenis anemia menurutkadar Hb dalam eritrosit ada tigajenis, yaitu anemia hiperkromik(jenis anemia yang memilikikandungan Hb dalam eritrosit lebih),anemia hipokromik (jenis anemiayang memiliki kandungan Hb dalameritrosit kurang), dan anemiamonokromik (jenis anemia dengan

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. luli - Desember 2007 15

Page 5: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et at Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

kandungan Hb dalam eritrosit yangtidak banyak berubah).

7. lumlah 'tanda/ gejala kretin' padaanak SO di daerah endemik GAKImerupakan jumlah petanda khasgejala kretin pada anak yang tinggaldidaerah endemik GAKI, ada 15tanda yaitu: 11 a) Gerakan anaktidak terkoordinasi, b) Motivasibelajar kurang, c) Bila berjalansering jatuh, terhuyung-huyung,langkah tidak teratur, d) Seringkejang, e) Sulit diajak bicara, f) Sulitmenangkap pembicaraan orang lain,g) Kurang/tidak dapat mendengar, h)luling (strabismus), i) Cebollkerdildibanding seusianya, j) Kulitberbintik / berbercak, k) Adabenjolan di leher, I) Apatis, tidakbersemangat, m) Anemia (pucat,lemah, malas), n) Muka, tanganbengkak, lidah membesar, 0)Mengalami gangguan pertumbuhanfisikoSampel dalam penelitian ini'memiliki 6 - 10 tanda, yaitu anakdengan motivasi belajar kurang, sulitdiajak bicara, sulit menangkappembicaraan orang lain, kurangdapat mendengar suara lemah/kecil,cebol /kerdil dibanding anakseusianya, kulit berbintik kasar /bercak, ada benjolan di leher, apatistidak bersemangat, anemia (pucat,lemah, malas), lidahmenebal/volume besar, mengalamigangguan pertumbuhan fisik yaituselama 4 bulan pengamatan tidakmengalami penambahan tinggibadan dan berat badan.

8. Untuk menentukan status gizi anakdigunakan standar NCHS yaitu :12

BB aktual - BB MedianStatus Gizi Anak =

BB Median - (BB - I SO)

Profesi Medika Volume 7 • Nomor 2. Jul; - Desember 2007

Oengan kriteria sebagai berikut :a) Termasuk Status Gizi Obese bila

:>3 SOb) Termasuk Status Gizi Lebih

(Gemuk = Over Weight) bila :+2 <2< 3 SO

c) Termasuk Status Gizi Normalbila : -2 S; 2 S; 2 SO

d) Termasuk Status Gizi Kurangbila : -3 < 2 < - 2 SO

e) Termasuk Status Gizi Buruk bila: 2 < -3 SO

E. Analisis Data

Oata dianalisis dengan menggunakansoftware SPSS for Windows Release II.Oata diuji dengan Chi-Square dilanjutkandengan analisis hubungan/korelasi, yaituhubungan status gizi dengan jumlahpetanda khas kretin; status gizi denganjenis kelamin dan jenis anemia, yaitu kadarHb dan jumlah eritrosit sebagai variabelbebas (X) dan nilai MCV, MCH, MCHCsebagai variabel tergantung (Y).Selanjutnya uji logistik multivariat untukmengetahui faktor risiko dengan jenisanemia anak SO di daerah endemik GAKI,Boyolali, lawa Tengah.III.HASIL PENELITIAN

Kecamatan Cepogo, KabupatenBoyolali terletak pada ketinggian antara600-1500 meter diatas permukaan air laut,yang terletak diantara gunung Merapi danGunung Merbabu serta bagian tengahkecamatan dibentengi Gunung Bibi.Gunung kecil Bibi tersebut melindungikecamatan Cepogo dari aktifitas GunungMerapi, sehingga relatif aman dari bahayasemburan lahar panas maupun lahar dingin.Hasil survey jumlah siswa kelas IV-VISON/MI di Kecamatan Cepogo ada 1813siswa. tJ

Siswa kelas IV-VI SDNIMI yangberusia 10-12 tahun dan tinggal didaerahendemik GAKI di Kecamatan Cepogo,

16

Page 6: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Dijfah Hanim et al

Boyolali, Jawa Tengah Inl umumnyaberaktifitas membantu orangtua di sawah,ladang atau memerah susu sapi setelahpulang sekolah. Mereka biasa jalan kakidari rumah menuju SON tempat sekolahyang berjarak antara 1-5 km.

A. Karakteristik Responden menurutStatus Gizi

Sebanyak 110 anak usia 10-12 tahunsebagai responden kemudian diukur status

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

gizinya menggunakan metode antropometriberat badan menurut umur (BBIU). Hasiltabulasi silang status gizi anak menurutkelas dan asal sekolah menunjukkan bahwapada siswa di Desa Jombong II danWonodoyo 1 masih ditemukan satu anakyang memiliki status gizi buruk. Di DesaOedangan terdapat satu anak dengan statusgizi lebih. Oambaran status gizi anakselengkapnya dapat dilihat pada Tabel I.

Tabell. Status Gizi Anak (BBIU) menurut Asal sekolahlDesa• Asaf Sekolah Status Gizi Anak K~laS V aan VI. ",,----:;::

'Buruk Kuran hdi<Normal IAlbih'Anlik % Anak %AlIak % Anak % -~

SONJombong I 0.91 19 17.27 5 4.552 1.82 27 24.55IISON 0.91 21 19.09 10 0.91 34 30.91Wonodo 0 I

SON 14 12.73 2 1.82 16 14.54Wonodo 0 II

SON 16 14.54 16 14.54 0.91 33 30Gedangan IJUMLAH 2 1.82 70 63.64 34 30.91 4 3.64 110 100

Sumber: Data Primer (Januari 2006)

Selanjutnya anak yang memiliki statusgizi nonnal, lebih, dan obese dikeluarkandari anal isis sehingga bila dilihat status gizianak hubungannya dengan jumlah petandakretin ternyata dari 33.34 % anak yangmemiliki 10 petanda kretin berhubungannyata dengan makin buruknya status gizi(p<0.05). Oambaran selengkapnyahubungan antara pengaruh kurangnya

status gizi terhadap banyaknya petandakretin pada anak yang tinggal didaerahendemik OAK! dapat dilihat pada Tabel 2.Dengan demikian dapat dikatakan bahwasemakin buruk status gizi anak akansemakin banyak jumlah petanda kretin danhal ini akan memungkinkan terjadinyakretin baru dikalangan anak usia SO didaerah endemic OAK!.

6 tanda 9 15.79 9 15.797 landa 12 21.05 12 21.058 tanda 5 8.77 5 8.779 tanda 2 3.51 10 17.54 12 21.0510 tanda 6 10.53 13 22.81 19 33.34Total anak 8 14.04 49 85.96 57 100

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. Juli - Oesember 2007 17

Page 7: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

Sumber : Data Primer (Januari - September 2006)

Kalau dilihatjumlah anak yangmemiliki status gizi buruk teroyata anakperempuan dan laki-Iaki memiliki risikoyang sama untuk menjadi kretin (Tabel 3).Artinya perbedaan gender pada anak yangmemiliki 6-10 petanda khas kretin danberstatus gizi buruk memiliki tingkat risikoterhadap kelangsungan hidup yang sama.

Pada status gizi normal dan kurang energiprotein ringan umurnnya berbagai hasi!penelitian menunjukkan anak peremf.uanlebih berisiko dibanding laki-Iaki. 13, 4 Jeniskelamin dan jumlah petanda khas kretinpada anak di daerah endemik OAK!hubungannya dengan jenis anemia belumbanyak diteliti.

Tabel 3. Status Gizi Anak dengan Petanda Kretin Menurut Jenis Kelamin

Jenis KelamiD ADak StalllS Gizl Anale Kelas Y dan Y1 . TotalBuruk Kurang

ADak % Anak % Anak %Perempuan 4 7.02 20 35.04 24 42.11

Laki-Iaki 4 7.02 29 50.87 33 57.89

Jumlah 8 14.04 49 85.96 57 100Sumber: Data Primer (Januan - September 2006)

B. Karakteristik Responden MenurutHasi! Pemeriksaan Laboratorium

Dalam penelitian ini kadar Hb anakpaling kecil 11.50 g/dl dan paling tinggimencapai 17.10 g/dl, rata-rata kadar Hb14.05 g/dl dengan standar deviasi sebesar0.793. Artinya tidak ada anak yangmenderita anemia menurut kadar Hb (Tabel4). Akan tetapi anak di daerah endemikOAKl ini memiliki kadar hematokrit (Ht)yang ekstrim rendah yaitu 18.0 % danmaksimum 48.5 %, rata-rata kadar Ht38.558 % dengan standar deviasi 4.423padahal nilai rujukan kadar Ht untuk anakdikatakan nonnal sebesar 35-45 %. Hasilanal isis darah dapat dilihat pada Tabel 4.

Zat besi dalam tubuh berfungsisebagai pembawa oksigen ke jaringan

Profesi Medika Volume 7 • Nomor 2. Juli - Desember 2007

dari paru-paru, sebagai mediumtransport elektron dalam sel dansebagai bagian integral dari reaksienzim penting dalam tubuh. Bagianutama besi tubuh berada dalam eritrositsebagai hemoglobin. Hemoglobinmempunyai berat molekul 68 000.Molekul hemoglobin terdiri dari empatunit masing-masing mengandung satukelompok heme dan satu rantai protein.16 Besi merupakan komponen pentingdalam hemoglobin, diperoleh darimakanan dan daur ulang besi darieritrosit yanf, sudah tua. Jumlaheritrosit (10 /ul) termasuk normal, yaitu4.41 - 6.44 berdasarkan nilai rujukan4.0 -5.2 untuk anak usia 10-12 tahundengan rata-rata 4.948 (1 06/ul) danstandar deviasi 0.339 (106/ul).

18

Page 8: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

Tabel 4. Hasit Analisis Darah Rutin Anak Dmur 10-12 tahun

Parameter Hasil Nilai j; Jenis Anemia Gizi BesiPemeriksaan pemeriksaan Ruiukan ¥ mikrositik makrositik monositik

Hb (g/dl) 11.50-17.10 11.5-15.5 Tidak ada (0 %Ht (%) 18.00 - 48.50 35 - 45 8 (14.04%) 8 (14.04%) 41 (71.93%)MCV (fl) 28.30 - 86.00 79 - 99 21(36.84%) - 36(63.16%)MCH (pg) 18.80 -31.40 27 - 31 14(24.56 %) 5 (8.78 %) 38(66.66 %)

Parameter HasH Nilai . Jenis Anemia Gizi BesiPemeriksaan pemeriksaan Rujukan ltipokromik hiperkromik monokromik

MCHC (d/dl) 32.90 -37.70 33 - 37 I (1.75 %) 5 (8.78 %) 51(89.47 %)Eritrosit 4.41 - 6.44 4.0 -5.2 Tampak normal(106/ul)

Sumber : Data Pnmer (Januan - September 2006)

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwakadar Hb anak penderita GAKI denganstatus gizi kurang dan buruk tetap tinggi(11.5 - 17.1 gldl). Hal ini disebabkankarena faktor V02max yang tinggi didaerah pegunungan. Oleh karena itu jenisanemia anak SO yang tinggal di daerahendemik GAK! di lereng Gunung Merapi .ini termasuk hiperkromik (kadar Hbberlebih dalam eritrosit). Hal ini jugasesuai dengan banyaknya eritrosit dalam Iliter darah anak mencapai 4.41 - 6.44(l 06/ul). Namun karena anak dipegunungan memiliki kebiasaan asupan zatbesi "heme" yang rendah, maka pada anaktersebut dikenal sebagai dilutionalpseudoanemia. 17

Menurut jenis kelamin anak ternyataanak laki-Iaki yang memiliki jenis anemiamikrositik maupun makrositik masing­masing ada 5 anak (8.78 %). Lainnyatermasuk anemia monositik yang tidakperlu penanganan khusus. Pada anakperempuan secara proporsional dari 57anak ada 6 anak (10.53 %) dengan jenisanemia mikrositik dan makrositik (Tabel5). Artinya tata laksana penanganan anemiaperlu mempertimbangkan jenis kelamin(gender) yaitu untuk pencegahan anemiamakrositik ditujukan kepada anak laki-Iakisedangkan pencegahan anemia pada anakperempuan berupa tata laksana diet anemiamikrositik.

Tabcl 5. Jenis Anemia Anak dengan Petanda Kretin Menurul Jenis Kelamin

Iren~ KelMnm Jenis Anemia Menurut Jdmlah H()matokt1t .~otal.Anal<ill,;.s.. 41'~sjtik41l .J};fikrosiOiIlIL It~ Moi\:/rsitik"'Hri

Anak,>0<

% Anak .1% Anak % Anak %Perempuan 3 5.26 3 5.26 18 31.58 24 42.11.Laki-Iaki 5 8.78 5 8.78 23 40.35 33 57.89Jumlah 8 14.04 8 14.04 41 71.93 57 100

Sumber. Data Pnmer (Januan - September 2006)

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. lui; - Desember 2007 19

Page 9: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al

Hasil penelitian ini lebih lanjutmenunjukkan bahwa perempuan cenderungmempunyai kadar Hb lebih rendahdibandingkan laki-Iaki. Hb yang relatiflebih rendah pada anak perempuan jugadapat disebabkan karena menstruasi,adanya gangguan keganasan fisiologisdalam jangka lama, dan perbedaankomponen besi dalam tubuh. Pada laki-Iakirata-rata terdapat 4 gr zat besi sedangperempuan 3 gr]

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

Tabel 6 dan Tabel 7 menunjukkanbahwa anak laki-laki maupun perempuandengan petanda kretin dan berstatus gizikurang maupun buruk temyata memilikiproporsi yang hampir seimbang untukmengalami anemia mikrositik hiperkromikataupun makrositik hipokromik.Sebenamya hal ini perlu menjadi perhatiansaat pemberian intervensi zat gizi,mengingatjumlahnya yang cukup banyak.

Tabel 6. Jenis Anemia Anak dengan Petanda Kretin menurut MCV

Jenis Kelamin Jenis Anemia menurut MCV· Total(%)Anak Makrositik Mikrositik Monositik

Anak % Anak % Anak % Anak %

Perempuan 1 1.75 8 14.04 15 26.31 24 42.11Laki-Iaki 3 5.26 12 21.05 18 31.58 33 57.89Jumlah 4 7.02 20 35.08 33 57.89 57 100

Sumber ; Data Primer (Januari - September 2006)

·MCV = Mean Corpuscular Volume

Tabel 7. Jenis Anemia Anak dengan Petanda Krelin menurut MCHC

JenisKelamin Jenis Anemia menurut MCHC· Total(%) .,Anak Hioerkromik HiDOkrOmik Monokromik. Anak % Anak

.•At~ ! Anak .mr&' W1i

~!••%

Perempuan 2 3.51 9 15.79 13 22.81 42.11Laki-Iaki 3 5.26 12 21.05 18 31.58 33 57.89Jumlah 5 8.78 21 36.84 31 54.39 57 100

Sumber ; Data Primer (Januan - September 2006)

·MCHC = Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration

Indikator yang paling umum untukmengetahui zat besi adalah pengukuranjumlah dan ukuran sel darah merah sertakadar Hb. Kadar Hb kurang peka padatahap awal kekurangan zat besi tetapiberguna untuk mengetahui beratnyaanemia. Serum besi, Total Iron-BindingCapacity (TlBC), dapat menggambarkanbesi dalam transit sistem retikuloendotelialke sumsum tulang. Kandungan besi serummerupakan ukuran jumlah atom besi yangterikat pada transferin. Besi serum

Profesi Medika Volume 7. 'omor 2. Juli - Desember 2007

meningkat pada anak yang mengalamigangguan thalassemia, hemokromatosis,penyakit hati, leukemia akut, keracunanlogam berat, penyakit ginjal, dan injeksibesi intramuskuler. Kadar besi serummenurun pada anemia gizi besi, kehilangandarah kronis, penyakit kronis (lupus,rheumatoid arthritis), menstruasiberlebihan. 1 Eritropoesis terjadi karenapenurunan kadar zat besi dalam feritinyang disimpan pada hati, limpa, dansumsum tulang. Hasil anal isis status gizi

20

Page 10: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al Kajian Jenis Anemia Gizi Resi dan Status Gizi Anak

anak dengan jenis anemia menurutperhitungan MCV dapat dilihat pada

TabeJ8.

Tabel 8 Distribusi Responden menurut Status Gizi dan Jenis Anemia.Status gizi it;" !if ,*, .Jenis Anemia menurut MCV· Toial(%) ~

anak Makrositik Mikrositik Monositik(BB/U) Anak % Anak % Anak % Anak %

Buruk - - 3 5.26 5 8.78 8 14.04Kurang - - 18 31.58 31 54.39 49 85.96Jumlah - - 57 10021 36.84 36 63.16

Sumber. Data Pnmer (Januan - September 2006)

'MeV = Mean Corpuscular Volullle

Pada Tabel 9 ditunjukkan bahwa jenisanemia menurut perhitungan meancorpuscular hemoglobin (MCH) temyataanak anak SO yang tinggal didaerahendemik OAKI rata-rata jenis anemianyamonositik (66.67%) sehingga mudah

dirawat dengan pil atau tablet besi saja.Anak dengan anemia makrositik (8.78%)maupun mikrositik (24.56%) sebaiknyaperlu tambahan multi vitamin dan mineraluntuk menormalkan ukuran besamyaeritrosit dan kadar oksihemoglobin.

Tabel 9. Distribusi Responden menurut Status Gizi dan Jenis Anemia. SttUUslzl' .'a:;;-;;.&' JlfiiS AnemutmenUrtrt MCH.--··.1!IT··.···g![1ii1'~t1i1lit~.,%1

anaIt I" Makrositik Mikrositik Monositik(BBIU) Anak % Anak % Anak %

Buruk 1.75 3 5.26 4 7.02 8 14.04Kurang 4 7.02 II 19.29 34 59.65 49 85.96Jumlah 5 8.78 14 24.56 38 66.67 57 100

Sumber : Data Primer (Januar; - September 2006)

'MCH = Mean Corpuscular Hemoglobin

Sedang 85.96 % dan KEP Berat 14.04 %)maka akan menjadi masalah kesehatanmasyarakat yang cukup serius setelahmereka dewasa. Hal ini sesuai denganhasil penelitian INACO,7 Husaini,18 danFrey. I

Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwahasil perhitungan MCHC yang merupakanpersentase banyaknya Hb terhadap volumeeritrosit menunjukkan jenis anemiamonokromik yaitu kandungan Hb dalameritrosit tidak banyak berubah, namunkarena disertai dengan status gizi (KEP

Tabel 10. Status Gizi Anak dan Jenis Anemia menurut MCHC

Status ~!zi Jenis Anemia menurut MCHC* w Total (ri~lilC" anak" It! Makrositik Mikrositik Monositikilt . fwe,

;"":I"'~ "'"

(BBIU) Anak % Anal< % Anak % Anak %

Buruk I 1.75 0 7 12.28 8 14.04

Kurang 4 7.02 I 1.75 44 77.19 49 85.96

Jumlah 5 8.78 I 1.75 51 89.97 57 100

Profesi Medika Volume 7 • Nomor 2 • luli - Desember 2007 21

Page 11: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et af

Sumber : Data Primer (Januari - September2006)

*MCHC = Mean CorpuscularHemoglobin Concentration

Hasil anal isis statistik menunjukkanbahwa pada anak usia 10-12 tahun yangberstatus gizi kurang dan buruk memilikihubungan negatif yang nyata (p<0.05)dengan jenis anemia menurut MCH dan

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

MCHC. Dapat dikatakan bahwa semakinbaik status gizi pada anak berstatus gizikurang dan buruk maka kadar Hb makintinggi tetapi tidak seimbang dengankualitas eritrositnya, sehingga kandunganHb akan lebih banyak atau lebih kecil dariukuran eritrositnya. Hasil uji regresilogistik multivariate antar faktor risikodengan jenis anemia dapat dilihat padaTabel 11.

Tabel 11. HasH Uji Regresi Logistik Multivariat antara Faktor-faktor Risiko dengan

Jenis Anemia Anak SD di Daerah Endemik GAKI

Faktor Risiko df Sign. R Exp.B Derajat Kema1tnaljn

!Ill

Status gizi anak I 0.023 0.369 5.706 Bermakna

Jumlah petanda Kretin I 0.155 0.011 1.303 Tidak Bermakna

Aktivitas tiap hari I 0.561 0.002 1.153 Tidak Bermakna

Jumlah eritrosit I 0.000 0.480 6.897 Sangat bermakna

Kadar Hb I 0.000 0.530 7.397 Sangat bermakna

Kadar Ht I 0.018 0.313 5.903 Bermakna

Jenis kelamin I 0.306 0.138 1.147 Tidak Bermakna

Sumber . Data pnmer (Januarl-September, 2006)

IV. PEMBAHASAN

Status gizi anak dengan sejumlahpetanda khas kretin di daerah endemikGAKI hubungannya dengan jenis anemiamasih belum banyak diteliti. Banyakkeberhasil intervensi gizi yang berupasuplementasi dan fortifikasi Fe (di Cina 5mg NaFeEDTA, di Guatemala I grambesilkg gula, di Venezuela 20 dan 50 mgbesi) dengan target anak usia sekolah, danremaja miskin yang kurang gizi selama 32minggu, dan remaja selama 2 bulan.Hasilnya menunjukkan peningkatan kadarHb, feritin daJam sel darah merah,simpanan besi hubungannya dengan fungsi

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. luli - Desember 2007

kognotif, dan kemampuan verbal. Akantetapi hasil perbaikan status gizi tersebuttidak berlangsung lama karena terj adinyapenurunan profit darah khususnya padaanak perempuan. 18 Dalam penelitianeksploratif ini ditemukan profit darah anakusia 10-12 tahun di daerah endemik GAKIyang berbeda dengan anak di dataranrendah. Suhanantyo5 menunjukkan bahwaprevalensi anemia anak usia 9-12 tahun didataran rendah Boyolali berdasar kadar Hbada 47.2%. Sementara hasil penelitian initidak ada satupun anak yang anemiamenurut kadar Hb.

Zat besi daJam tubuh sebagian besarterdapat dalam bentuk besi fungsionaJ,

22

Page 12: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al

sebagian lainnya dalarn bentuk besicadangan dan sisanya dalarn bentuk besitransport. Besi yang ada dalam makanansekitar 10 % yang diabsorbsi tubuh 1-2mg/hari. Besi diabsorbsi di duedenum danjejunum atas. Transfer besi melewati selepitel usus difasilitasi oleh protein yangdisebut divalent metal transporter 1(DMTI). Mayoritas besi yang diabsorbsidigunakan untuk 'eritropoesis' dalamsumsum tulang. Homeostatis besi diaturmelalui absorbsi intestinal. Sebanyak 75 %besi yang terabsorbsi terikat pada proteindalam hemoglobin yang terlibat dalamtranspor oksigen. Sekitar 10-20 % besiyang terabsorbsi dibawa ke pool cadanganyang juga didaur ulang dalam eritropoesissehingga terjadi keseimbangan antaracadangan dan penggunaan zat besi. 1

Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlaheritrosit (4.41-6.44), kadar Ht (18-48.5%),kadar Hb (I 1.5-17.1 g/dl) signifikanterhadap jenis anemia anak usia 10-12tahun (Tabel 11). Artinya pada anak KEPsedang dan KEP buruk disertai adanya 6 ­10 petanda kretin masih memilikikeseimbangan antara cadangan danpenggunaan zat besi.

Anemia gizi besi adalah keadaan yangditandai penurunan jumlah sel darah merahyang disebabkan oleh rendahnya kadar besidalam darah. Salah satu kelompok risikotinggi anemia defisiensi gizi besi adalahanak usia sekolah dan remaja karenamembutuhkan zat besi untuk pertumbuhanyang cepat atau Growth spurt (Lee, 1993).Dalam penelitian ini anak usia 10-12 tahunyang berstatus gizi KEP Sedang dan KEPBuruk mengalami anemia gizi besi(mikrositik hiperkromik dan makrositikhipokromik) karena tidak seimbangnyaukuran eritrosit dan kadar Hb. Anemia gizibesi jenis tersebut biasanya merupakanhasil akhir dari keseimbangan besi yangnegatif dalam jangka waktu lama. Apabilakadar besi total mulai menurun, sumsumtulang mengalami deplesi. Setelah

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

cadangan besi habis terjadi penurunankandungan besi plasma dan suplai besipada sumsum tulang tidak mencukupiuntuk regenerasi hemoglobin yang nonna!.Selanjutnya jumlah protoporphyrin eritrositmeningkat, mulai terjadi produksi eritrositmikrositik dan selanjutnya kadar Hb darahmenurun 21

Da!am penelitian ini tidak ditemukanjenis anemia gizi besi apabila didasarkanpada konsentrasi hemoglobin di bawahnilai nonnal. PadahaI telah diketahuibahwa besi (Fe) adalah mineral yang palingbanyak terdapat dalarn tubuh manusia.Orang dewasa mengandung antara 2,5 - 4gram yang tersebar dalam sirkulasi yaitudalam sel darah merah, sebagai komponenHb, mioglobin, dan beberapa enzim sepertisitokrom dan katalase. 21 Anemia gizi besiselain disebabkan karena masukan zat besiyang kurang juga disebabkan rendahnyapenyerapan besi yang berasal dari makanankarena tingginya penghambat danrendahnya pemacu. 22 Standar yangditetapkan WHO untuk melihat seseorangmenderita anemia apabila kadar Hb darahkurang dari 12 g% untuk wanita dewasa;kurang dari II g% untuk balita dan wanitahamil; kurang dari 13 g% untuk priadewasa. Untuk menghindari kesalahandiagnosa karena kelemahan metode apabilahanya menggunakan Hb sebagai indikator,maka Husaini (1993)17 telah menetapkanambang batas kadar Hb yaitu balita dananak usia sekolah 12 g%, dan wanitadewasa 13 g% .

Hasil pengamatan geja!a yangberhubungan dengan anemia pada anakusia 10-12 tahun dan memiliki 6-10petanda kretin adalah mudah lelah, lemas,kurang tenaga, sering berdebar-debar dansakit kepala. Walaupun tidak adahubungan antara kadar hemoglobin denganbanyaknya keluhan kesakitan anakpenderita GAKI, tetapi biasanya terjadikeluhan apabila kadar Hb turun sampai 7-8

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. Jul; - Desember 2007 23

Page 13: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

gm%.16 Absorbsi besi ada dua tahap yaituAbsorbsi oleh mukosa usus dan TransferFe dari mukosa usus ke plasma. Ada duafaktor dalam pengaturan absorbsi Fe yaitu :

I. Jumlah cadangan Fe. Bila cadanganberkurang maka absorbsi bertambah,bila cadan~an banyak maka absorbsiberkurang. 3

2. Proses eritropoesis. Bila eritropoesismeningkat, absorbsi Fe bertambah dansebaliknya. Kedua faktor tersebutmempengaruhi fungsi sel-sel mukosausus yang tetap. Dalam keadaanpatologis, terdapat destruksi eritrosityang berlebih, misalnya pada anemiahemolitik, akan terjadi kelebihan Fedan ini akan disimpan pada tempat­tempat tertentu dalam tubuh terutamapada kulit, timbul keadaan yang disebuthemosiderin. Pada kelebihan besitersebut di dalam urin akan didapatkanhemosiderin. 17 Penelitian inimenunjukkan bahwa dalam keadaan.kurang gizi dan gizi buruk pada anakdengan 6-10 petanda kretin di daerahendemik OAK! Kecamatan Cepogo inijumlah eritrositnya sangat erathubungannya dengan kadar Hbsehingga akan menetukan jenis anemiaanak dalam keadaan patologis (TabelII ).

Jenis kelamin dan aktivitas anak usia10-12 tahun dengan 6-10 petanda kretin didaerah endemik OAK! sebagai faktorrisiko temyata tidak signifikan (p>0.05)dengan jenis anemia yang dideritanya(Tabel II). Hasil anal isis ini mungkindisebabkan karena jumlah sampel anakperempuan dan anak laki-Iaki tidak sarna,sebagai akibat belum adanya kesetaraangender di bidang pendidikan, yaitu masihadanya budaya mementingkan anak laki­laki daripada anak perempuan.

Profesi Medika Volume 7. Nomor 2. Juli - Desember 2007

IV. KESIMPULAN

Jika dilihat dari kadar Hb anakpenderita OAK! antara 11.50 - 17.10 g/dlmaka seolah-olah tidak ada kasus anemiadi kalangan anak usia SD (10-12 tahun),namun setelah dianalisis kadar Hb dalameritrosit didapatkan jenis anemiahiperkromik sebesar 8.78% yangjikadibiarkan akan menjadi masalah gizi dankesehatan masyarakat. Artinya kadar Hbyang tinggi pada anak yang tinggal didaerah endemik OAKI (daerah pegununganyang tinggi) serta memiliki aktifitas yangbersifat anaerobik akan menurunkanvolume plasma sehingga meningkatkankonsentrasi eritrosit yang mengandung Hb.Namun karena anak di pegununganmemiliki kebiasaan asupan zat besi "heme"yang rendah maka keadaan anak tersebutdikenal sebagai "dilutionalpseudoanemia ". Hal ini dikenal sebagaiproses adaptasi terhadap hemokonsentrasieritrosit sehingga dalam penelitianditemukan jenis anemia mikrositik(24.56%), makrositik (14.04%), monositik(49.12%) dan jenis anemia menurutkandungan Hb dalam eritrosit (hipokromikada 1.75%, hiperkromik ada 8.78%,monokromik ada 89.47%).

Ada hubungan yang nyata antara statusgizi anak didaerah endemik dengan jumlahpetanda khas kretin (6-10 petanda), yaitusemakin buruk status gizi anak maka akansemakin banyak petanda khas kretin yangditemukan (p=0.023; r=0.369) danhubungan negatif antara status gizi denganjenis anemia menurut MCH dan MCHC(p=0.007; r=0.480). Aktivitas anak tiap haritidak signifikan dengan jenis anemia yangdideritanya (p=0.155; r=0.011).

Berdasarkan hasil penelitian ini makadapat direkomendasikan kepada lembagariset (misalnya: Balitbangkes, Puslitbang­Oizi) untuk menentukan status gizi baikindividu maupun masyarakat perlu disertai

24

Page 14: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al

anal isis biokimia darah khususnya padakelompok risiko tinggi terhadapkelangsungan hidup mereka untuk bisahidup sehat, aktif dan produktif.Selanjutnya untuk program di masa depansudah harus direncanakan denganmemberikan zat multigizi (seperti:selenium, zinc) untuk meningkatkankualitas ukuran eritrosit pada kelompokrisiko tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

I. Frey RJ. 2002. Serum Iron Level GaleEncyclopedia of Medicine, Gale Group

2. Bender.A.David. 2002. Introductionto Nutrition and Metabolism. 3th.Edition. Taylor and Francis Group.London.

3. CDC. 2004. Normal Iron Absorbsionand Storage.http://www.cdc.gov/hemochromatosis/traininglimages/iron cycle.jpg. :1-2

4. Depkes, RI. 2003. Mengenal KretinYang Disebabkan Gangguan AkibatKurang lodium (GAKI). DirektoratGizi Masyarakal. Jakarta

5. Suhanantyo. 2000. PengaruhSuplementasi Besi TerhadapHemoglobin dan Berat Badan AnakPerempuan Sekolah Dasar diKecamatan Banyudono, KabupatenBoyolali, Jawa Tengah. LaporanPenelitian, Lembaga Penelitian UNS,Suarakarta.

Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

8. Dawiesah Ismadi, 1999. PenentuanNutrient Dalam Jaringan dan PlasmaTubuh. Petunjuk Laboratorium. PusatAntar Universitas Pangan Gizi. UGM.Yogyakarta.

9. Irianto, K. Dan Waluyo,K. 2004. Gizidan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya,Bandung. Hal: 237-258.

10. Gibson,R.S. 1998. NutritionalAssessment a Laboratory Manual.Oxford University Press. New York.

II. Widodo,S.Untung 2000. KasusTersangka Kretin Baru di KecamatanSrumbung. Kabupaten Magelang.Balai Penelitian GAKI, BorobudurMagelang Jawa Tengah

12. World Health Organizaton. 1996. TraceElements in Human Nutrition andHealth. WHO Geneva.

13. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.2005. Profil Kesehatan KabupatenBoyolali : Plan of Action PuskesmasCepogo. DKK, Boyolali Jawa Tengah.

14. Salim, A. 1999. Uji modelPenanganan Anak Kretin dan GAKI DiSekolah Dasar Daerah GondokEndemik. Laporan Penelitian BagianProyek Pengembangan Kesehatan danGizi Masyarakat (CHN-III, IBRD LoanNo. 3550-IND) Direktorat Binlitabmas,Ditjen DIKTI - Depdikbud. Jakarta.

7. INACG. 1995. Measurement of IronStatl/s. The Nutrition Foundation Inc.Washington DC.

6. WHO.SoftwareGeneva.

1995. Episcoupe V. I.For Epidemiology Survey.

15. Hartono, B. 2001. Perkembangan Fetusdalam Kondisi Defisiensi lodium danCukup lodium. Makalah dalam TemuNasional GAK!. Semarang 4 - 5November 2001

Profes; Medika Volume 7 • Nomor 2. Juli - Desember 2007 25

Page 15: ume 7· omor 2 • Desember 2007 I

Dra. Diffah Hanim et al Kajian Jenis Anemia Gizi Besi dan Status Gizi Anak

23. ACC/SCN. 1993. Focus onMicronutrients. SCN News No.9.

20. ACC/SCN. 2001. Nutrition PolicyPaper SCN News No. 19

24. Sauberlich. H.E. 1999. LaboratoryTest For The Assessment ofNutritionalStatus Second Edition. CRC.Press,Washington DC.

21. Eichner E.R.2001. Anemia in BloodBoosting in Sport Medicine ExchaneVol. 14. No. 2.http://www.gssiweb.com/reflib/attachment.cfm.id

NutritionalMetabolism.

22. Linder,MC. 1991.Biochemestry andElsevier. New York.

16. Garrow J.S., James W.P.T., Ralph A.2000. Human Nutrition and Dietetics.tenth ed. Churchill Livingstones,London: 174-187.

18. Husaini, MA. 1993 PendiagnosaanStatus Besi Berdasarkan NilaiHemoglobin pada Anak Wanita diPerkebunan Teh, Jawa Barat. Penelit.Gizi Makanan; 16: 1-7

17. Lee G.R. 1993. Iron Deficiency andIron Deficiency Anemia in Wintrobe'sClinical Hematology, ninth ed., volumeI Lea & Febiger, London:808 - 817,826-828.

19. ADB Nutrition and DevelopmentSeries. 2001. ADB Report No.5

Profesi Medika Volume 7 • Nomor 2 • Juli - Desember 2007 26