ULKUS KORNEA

13

Click here to load reader

Transcript of ULKUS KORNEA

Page 1: ULKUS KORNEA

Tugas Baca

ULKUS KORNEA

Oleh

Priadinata Suardi, S.Ked

NIM I1A001083

Pembimbing

Dr. Etty Eko Setyowati, Sp.M

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

FK UNLAM – RSUD ULIN

BANJARMASIN

Februari, 2008

Page 2: ULKUS KORNEA

ULKUS KORNEA

A. Definisi

Ulkus Kornea adalah luka terbuka pada lapisan kornea yang paling luar.

Ulkus kornea merupakan keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya

infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung dimana diskontinuitas jaringan

kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma, dan disertai hiperemi perikornea.1,2

B. Penyebab

Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di

Indonesia, dimana predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena

trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak diketahui

penyebabnya.3

Terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu

rusaknya sistem barier epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti :1,4

Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air

mata, sumbatan saluranlakrimal) dsb.

Oleh karena faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosio kornea)

karena trauma, penggunaan lensa kontak, luka bakar pada daerah muka.

Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : edema kornea kronik,

exposure-keratitis (pada lagoftalmus, bius umum, koma); keratitis karena

defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis superfisialis virus.

Kelainan-kelainan sistemik : malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-

Johnson, sindrom defisiensi immun.

1

Page 3: ULKUS KORNEA

Obat-obatan yang menurunkan mekanisme immun misalnya :

kortikosteroid, IDU (Idoxyuridine), anestetik lokal dan golongan

imunosupresif.

Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :1,4

Bakteri : kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah

streptokok pneumoniae sedangkan bakteri yang lain menimbulkan ulkus

kornea melalui faktor-faktor pencetus di atas.

Virus : herpes simpleks, zoster, vaksinia, variola.

Jamur : Golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium.

Reaksi hipersensitivitas : terhadap stafilokokus (ulkus marginal), TBC

(keratokonjungtivitis flikten), alergen tak diketahui (ulkus cincin).

Berdasarkan penyebabnya, ulkus kornea disebabkan terutama oleh

golongan bakteri dan diikuti jamur. Jenis bakteri yang dominan adalah basil gram

negatif, kemudian diikuti oleh coccus gram negatif.3

Faktor resiko terbentuknya ulkus:5,6

Cedera mata

Ada benda asing di mata

Iritasi akibat lensa kontak

C. Gejala dan Tanda

Ulkus kornea menyebabkan nyeri, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan

peningkatan pembentukan air mata, yang kesemuanya bisa bersifat ringan. Pada

kornea akan tampak bintik nanah yang berwarna kuning keputihan.5

2

Page 4: ULKUS KORNEA

Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala keratitis.

Gejala obyektif berupa injeksi siliar, hilangnya sebagian jaringan kornea, dan

adanya infiltrat. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis dan hipopion.1

Gejala lainnya adalah :5

- gangguan penglihatan

- mata merah

- mata terasa gatal

- kotoran mata.

Ulkus kornea dapat meluas kedua arah yaitu melebar dan mendalam.

Ulkus yang kecil dan superficial akan lebih cepat sembuh, kornea dapat jernih

kembali. Pada ulkus yang menghancurkan membran Bowman dan stroma, akan

menimbulkan sikatriks kornea.1

Kadang ulkus terbentuk di seluruh permukaan kornea dan menembus ke

dalam. Pus juga bisa terbentuk di belakang kornea. Semakin dalam ulkus yang

terbentuk, maka gejala dan komplikasinya semakin berat.1

Gambar 1. Mata dengan ulkus kornea7

D. Diagnosa

Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang baik dibantu

slit lamp, sedangkan kausanya/penyebabnya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

3

Page 5: ULKUS KORNEA

mikroskopik dan kultur. Diagnosis juga ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil

pemeriksaan mata. Keberhasilan penanganan ulkus kornea tergantung pada

ketepatan diagnosis, penyebab infeksi, dan besarnya kerusakan yang terjadi.3,5

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah :5

- Ketajaman penglihatan

- Tes air mata

- Pemeriksaan slit-lamp

- Keratometri (pengukuran kornea)

- Respon refleks pupil

- Goresan ulkus untuk analisa atau kultur

- Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi

E. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan ulkus kornea adalah eradikasi bakteri dari kornea,

menekan reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea,

mempercepat penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, serta

memperbaiki tajam penglihatan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian

terapi yang tepat dan cepat sesuai dengan kultur serta hasil uji sensitivitas mikro

organisme penyebab.3

Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat

untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel,

perforasi, endaftalmitis, bahkan kebutaan. Dengan pengobatan, ulkus kornea dapat

sembuh tetapi mungkin akan meninggalkan serat-serat keruh yang menyebabkan

4

Page 6: ULKUS KORNEA

pembentukan jaringan parut dan menganggu fungsi penglihatan. Komplikasi

lainnya adalah infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea

(pembentukan lubang), kelainan letak iris dan kerusakan mata.1,3

Tergantung kepada penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang

mengandung antibiotik, anti-virus atau anti-jamur. Untuk mengurangi peradangan

bisa diberikan tetes mata corticosteroid. Ulkus yang berat mungkin perlu diatasi

dengan pembedahan (pencangkokan kornea).3,5

Pemberian antibiotik seawal mungkin sangat membantu, karena bakteri

merupakan penyebab yang paling sering. Setelah dilakukan pemeriksaan

laboratorium, pengobatan dilanjutkan dengan obat yang sesuai. Mengetahui faktor

predisposisi, etiologi, dan terapi yang tepat akan membantu dalam diagnosis serta

penatalaksanaan ulkus kornea.3

Penatalaksanaan ulkus kornea yang dianjurkan :8

Ukuran Ulkus Lokasi Pada Kornea Penatalaksanaan

< 3 mm Tidak pada sumbu mata

- Rawat jalan

- Antibiotika topikal tiap

jam

> 3 mm ataupun ≤ 3 mm

(Berapapun ukurannya)Pada sumbu mata

- rawat tinggal

- antibiotika topikal tiap ¼

jm

- antibiotika

subkonjungtiva

> 3 mm + hipopion Di segala tempat - rawat tinggal

- antibiotika topikal tiap ¼

5

Page 7: ULKUS KORNEA

jam

- antibiotika

subkonjungtiva

- antibiotika parenteral

F. Prognosis

Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama,

karena jaringan kornea bersifat avaskuler. Penyembuhan yang lama mungkin juga

mempengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila ketaatan

penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotik maka dapat menimbulkan

masalah baru, yaitu resistensi.3

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat

lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikro organisme penyebabnya, dan ada

tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan

kekeruhan kornea dan merupakan penyebab kebutaan nomer dua di Indonesia.3

G. Pencegahan

Usaha yang terbaik dalam hal mengurangi insidensi ulkus kornea adalah

pencegahan. Setiap trauma yang mengenai kornea harus segera ditangani di

tingkat layanan primer (puskesmas) dengan pemberian antibiotik spektrum luas

atau kombinasi antibiotik untuk bakteri gram negatif, bakteri gram positif yang

sering dalam hari-hari pertama. Di samping itu, perlu pemberian penyuluhan

berkala bagi tenaga di bidang layanan kesehatan mata primer. Kegagalan dalam

6

Page 8: ULKUS KORNEA

pengobatan awal akan menimbulkan kesulitan dalam pengobatan ulkus kornea

yang lebih luas.3

7

Page 9: ULKUS KORNEA

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamurwono GB, Ilyas R, Marsetio M, et al. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto, 2002, h.116-137

2. Setiawan A, Bani AP, Widjaja AC, et al. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta, EGC, 2002, h.1145

3. Suhardjo, Widodo F, Dewi UM. Tingkat Keparahan Ulkus Kornea di RS Dr. Sardjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. http://www.google.com 2000

4. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kedua. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2003, h.164-171

5. Anonimous. Ulkus Kornea. http://www.medicastore.com 2004

6. Mansjoer Arif, dkk. Ilmu Penyakit Mata dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta, FKUI, 2000, h.56-57

7. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta, Penerbit Erlangga, 2006, h.191-192

8. Aminoe, Gumansalangi EA, Suhendro G, et al. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata RSUD Dr. Soetomo, 1994, h.25-28

8