Uji Sulfat
-
Upload
serokeretamasarowidiar -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Uji Sulfat
-
7/26/2019 Uji Sulfat
1/9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, masalah pencemaran lingkungan menjadi salah satu topik yang ramai
dibicarakan. Salah satunya adalah pencemaran air. Hal ini disebabkan karena air merupakan
salah satu kebutuhan esensial bagi makhluk hidup. Seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk dunia, maka kebutuhan akan air pun ikut meningkat. Oleh karena itu, masih
banyak penduduk yang menggunakan sumber air alam untuk memenuhi kebutuhan airnya.
Namun, telah banyak sumber air yang mengalami pencemaran. Akibatnya, sumber air
tersebut menjadi berbahaya untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bahan
pencemar dalam pencemaran air adalah ion sulat. !on sulat berasal dari air limbah cucian,
seperti cucian laundry dan mobil. "andungan sulat dalam air limbah ini diperoleh dari
penggunaan detergen.
Salah satu bahan tambahan pada detergen adalahfiller#bahan pengisi$. %ahan pengisi
merupakan bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya
cuci, tetapi hanya menambah kuantitas. Salah satu contohnya adalah sodium sulat
#Na&SO'$. Oleh karena itu, air limbah cucian yang menggunakan detergen memiliki
kandungan sulat. (ika air limbah cucian ini dibuang ke lingkungan maka akan memberikan
dampak negati yang tergantung dari konsentrasi sulat dalam air limbah tersebut. Oleh
karena itu, perlu diketahui kandungan ion sulat di dalam air limbah cucian sehingga dapat
memperkirakan apakah kandungan sulatnya masih berada di bawah ambang batas danlingkungan masih sanggup untuk menetralisis ion sulat tersebut atau tidak.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini di antaranya adalah sebagai berikut.
1. )empelajari metode analisis kandungan sulat dalam sampel cair.
2. )engetahui kandungan sulat dalam air limbah laundrysehingga dapat
menyimpulkan apakah masih berada dalam ambang batas lingkungan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Detergen
Detergen merupakan salah satu produk industri yang banyak digunakan di dalam
kehidupan manusia. Detergen biasanya digunakan sebagai bahan pencuci atau pembersih,
seperti untuk mencuci pakaian. Detergen umumnya mengandung suraktan, yang berungsi
sebagai bahan pembasah #wetting agents) yang menyebabkan turunnya tegangan permukaan
air. *enurunan tegangan permukaan air mengakibatkan air lebih mudah meresap ke dalam
pakaian yang dicuci. Selain itu, molekul-molekul suraktan membentuk ikatan di antara
-
7/26/2019 Uji Sulfat
2/9
partikel kotoran dan air karena siatnya yang bipolar. Oleh karena itu, partikel kotoran yang
menempel pada pakaian terlepas dan terlarut dalam air#Adinata, &+&$.
(enis suraktan yang biasa digunakan dalam detergen adalah alkylbenzene
sulphonate #A%S$ yang bersiat resisten terhadap dekomposisi biologis. Namun, suraktan
jenis A%S telah digantikan oleh linear alkyl sulphonate #AS$ yang dapat diuraikan oleh
bakteri, contohnya dodesilbenensulonat. AS memiliki tingkat biodegradasi sebesar /+0,
sedangkan A%S hanya sebesar 1+-2+0. Suraktan memberikan beberapa dampak negati,
seperti dapat menyebabkan permukaan kulit menjadi kasar, menghilangkan kelembaban
alami kulit, serta menyebabkan iritasi pada tangan #panas, gatal, dan mengelupas$ jika pH-
nya tinggi #Adinata, &+&$.
Air sungai yang tercemar limbah detergen dapat menyebabkan kematian bagi lora
dan auna yang hidup di sungai. Selain itu, at yang terdapat dalam limbah detergen dapat
memacu pertumbuhan eceng gondok dan gulma air sehingga dapat mengakibatkan ledakan
jumlah tanaman tersebut. edakan jumlah tanaman tersebut akan mengakibatkan
pendangkalan dan menyumbat aliran air sungai. Di sisi lain, tanaman yang menutupi
permukaan air akan menghambat masuknya sinar matahari dan oksigen ke air. Hal ini akan
berdampak pada kualitas air dan ikan-ikan menjadi sulit untuk bertahan hidup #Adinata,
&+&$.
Detergen terurai dalam hitungan minggu hingga bulan. *adahal, persyaratan ekolabel
memberikan jangka waktu penguraian limbah detergen di lingkungan alam hanya dua hari.
Selain itu, detergen dalam air buangan dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumurmasyarakat. Air yang tercemar limbah detergen ini tidak baik bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan kanker akibat menumpuknya suraktan di dalam tubuh #Adinata, &+&$.
%ahan lain yang terkandung dalam detergen adalahfiller#pengisi$.Filleradalah
bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi
hanya menambah kuantitas. Salah satu contohnya adalah sodium sulat #Na&SO'$. 3at tersebut
terkadang tidak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme sehingga menyebabkan pencemaran
lingkungan, seperti menurunnya kualitas kesuburan tanah #Adinata, &+&$.
Sulat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus SO '&-
yang memiliki massamolekul /2,+2 satuan massa atom. !on sulat terdiri dari atom pusat sulur yang dikelilingi
oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahedral. !on sulat bermuatan negati dua dan
merupakan basa konjugat dari ion hidrogen sulat #bisulat$, HSO'-, yang merupakan basa
konjugat dari asam sulat, H&SO'#Aprianti, &++4$.
Sulat secara luas terdistribusi di alam dan dalam air alam, terutama dalam air limbah
industri. Salah satunya adalah air buangan limbah industri kertas dan pertambangan yang
memiliki kadar sulat yang tinggi karena oksidasi dari pirit. "onsentrasi sulat di dalam airalam umumnya terdapat dalam jumlah yang sangat besar #Aprianti, &++4$.
-
7/26/2019 Uji Sulfat
3/9
*eningkatan kadar sulat dapat ditentukan dengan timbulnya bau, rasa tidak enak dari
air serta masalah korosi pada perpipaan. Hal ini diakibatkan oleh reduksi sulat menjadi
hidrogen sulida dalam kondisi anaerobik sesuai dengan persamaan berikut.
SO'&-5 bahan organik anaerobik S&-5 H&O 5 6O&
S&-5 &H5 H&S
H&S 5 &O& bakteria H&SO'
H&SO'merupakan asam kuat yang selanjutnya akan bereaksi dengan logam-logam yang
merupakan bahan dari pipa yang digunakan sehingga terjadi korosi. Sementara itu, masalah
bau disebabkan karena terbentuknya H&S yang merupakan suatu gas yang berbau #Aprianti,
&++4$.
2.3. Penentuan Sulfat (SNI !"!#$#.2"2%&
*enentuan sulat dilakukan dengan metode turbidimetri. *ada metode ini digunakanreagen kondisi dan kristal barium klorida. *rinsipnya yaitu terbentuknya koloid %aSO'berupa
larutan keruh karena anion sulat akan bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam.
arutan ini kemudian diukur dengan menggunakan spektrootometer pada panjang
gelombang '&+ nm #Aprianti, &++4$.
%atas kadar sulat terlarut yang terdapat dalam air yang dapat diukur adalah -'+
mg7 pada panjang gelombang '&+ nm #SN! +2-&'&2-//$. !on sulat diendapkan dalam
suatu medium H6l dengan %a6l&sehingga terbentuk koloid barium sulat.
SO'&-5 %a6l&89 putih %aSO'5 &6l
-
BAB III
'ETDL)I PENELITIAN
3.1. Alat *an Ba+an
Alat-alat yang digunakan antara lain spektrootometer :;-;is &++$, serta peralatan
gelas yang umum digunakan di laboratorium. Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan
terdiri dari sampel air limbah laundry, natrium sulat #Na&SO'$, reagen kondisi, kristal barium
klorida dihidrat #%a6l&.&H&O$ dan a?uadest.
3.2. Per,-aan Sa/el
Sampel air limbah laundrydiambil dari salah satu laundrydi daerah *anam,
*ekanbaru. Sampling dilakukan pada tanggal @ )ei &+ mulai pukul 1.++ B!%. Sampel
yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik dan ditutup rapat. Selanjutnya
sampel dibawa ke laboratorium dan dilakukan proses pengukuran.
3.3. Pe/0uatan Larutan
-
7/26/2019 Uji Sulfat
4/9
3.3.1. Larutan Induk Sulfat 100 ppm
arutan induk sulat ++ ppm dibuat dengan cara melarutkan +,'@/ gram garam
Na&SO' dalam larutan. angkah kerjanya dimulai dengan menimbang +,'@/ gram garam
Na&SO' lalu melarutkannya dalam air suling. Selanjutnya, larutan ini dipindahkan ke dalam
labu takar . *eralatan yang digunakan untuk melarutkan garam Na&SO' tersebut dibilasdengan air suling lalu air bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu takar tersebut. Air suling
ditambahkan kembali hingga mencapai tanda batas pada labu takar. arutan kemudian
dihomogenkan.
..&. Larutan Standar Sulfat
arutan induk sulat ++ ppm dipipet sebanyak 1, +, 1, &+ dan &1 m ke dalam labu
takar ++ m. )asing-masing larutan diencerkan dengan a?uadest sampai tanda batas lalu
dihomogenkan sehingga diperoleh larutan standar sulat 1, +, 1, &+ dan &1 ppm.
3.3.3. Larutan ondisi
arutan kondisi dibuat dengan cara mencampurkan &,1 m gliserol dengan suatu
larutan yang mengandung ,1 m H6l, 1 m etanol /10, 1 m a?uadest dan ,@1 gram
Na6l.
3.%. Pr,e*ur Kerja
3.!.1. Identifikasi Sulfat dalam Sampel se"ara ualitatif
a. Sampel dipipet sebanyak &+ m dan dimasukkan ke dalam >rlenmeyer.
b. Ceagen kondisi ditambahkan sebanyak m lalu campuran distirer hingga homogen.c. "ristal %a6l&.&H&Osebanyak +,+4 g ditambahkan lalu distirer kembali selama
menit. (ika terbentuk larutan yang keruh #berwarna putih$ maka sampel positi mengandung
sulat.
3.!.#. Identifikasi Sulfat dalam Sampel se"ara uantitatif
.'.&.. *enentuan *anjang =elombang Optimum
a. arutan standar + ppm dipipet sebanyak &+ m dan dimasukkan ke dalam >rlenmeyer.
b. Ceagen kondisi ditambahkan sebanyak m lalu campuran distirer hingga homogen.
c. "ristal %a6l&.&H&Osebanyak +,+4 g ditambahkan lalu distirer kembali selama menit.
d. arutan dimasukkan ke dalam kuet pada alat spektrootometer dan diukur absorbansinya
pada rentang panjang gelombang '++-'1+ nm dengan interal 1 nm.
e. "ura antara absorbansi dan panjang gelombang dibuat.
.'.&.&. *enentuan Baktu "estabilan Barna
a. arutan standar + ppm dipipet sebanyak &+ m dan dimasukkan ke dalam >rlenmeyer.
b. Ceagen kondisi ditambahkan sebanyak m lalu campuran distirer hingga homogen.
c. "ristal %a6l&.&H&Osebanyak +,+4 g ditambahkan lalu distirer kembali selama menit.
d. arutan dimasukkan ke dalam kuet pada alat spektrootometer dan absorbansinya
diukur tiap interal menit pada menit 1-&+ pada panjang gelombang optimumnya.
e. "ura antara absorbansi dan waktu dibuat.
-
7/26/2019 Uji Sulfat
5/9
.'.&.. *embuatan "ura "alibrasi
a. arutan standar +, 1, +, 1, &+ dan &1 ppm dipipet sebanyak &+ m dan masing-masing
dimasukkan ke dalam >rlenmeyer.
b. Ceagen kondisi ditambahkan sebanyak m lalu campuran distirer hingga homogen.
c. "ristal %a6l&.&H&Osebanyak +,+4 g ditambahkan lalu distirer kembali selama menit.
d. arutan dibiarkan hingga tercapai waktu kestabilan warna.e. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang optimum dengan spektrootometer.
. "ura kalibrasi dari data-data yang diperoleh dibuat sehingga diperoleh persamaan regresi
linier.
.'.&.'. *enentuan "andungan Sulat dalam Sampel
a. Sampel dipipetsebanyak &+ m dan dimasukkan ke dalam >rlenmeyer.
b. Ceagen kondisi ditambahkan sebanyak m lalu campuran distirer hingga homogen.
c. "ristal %a6l&.&H&Osebanyak +,+4 g ditambahkan lalu distirer kembali selama menit.
d. arutan dibiarkan hingga tercapai waktu kestabilan warna, yaitu + menit.
e. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang optimum dengan spektrootometer.
. "andungan sulat dalam sampel dapat diketahui dari kura kalibrasi dengan membuat plot
dari absorban dan konsentrasi sulat standard serta hasilnya dinyatakan dalam ppm.
BAB I
HASIL DAN PE'BAHASAN
1.1. Ha,-l
1.1.1. ur$a alibrasi Sulfat
*engukuran absorbansi larutan standar sulat #SO'&-$ dilakukan pada waktu kestabilan
koloid + menit dan panjang gelombang '&+ nm. Data pengukuran absorbansi yang diperoleh
ditampilkan dalam
-
7/26/2019 Uji Sulfat
6/9
1.1.#. %enentuan onsentrasi Sulfat dalam Sampel
Nilai absorbansi terukur dari sampel yang telah diencerkan &+ kali adalah +,+1.
Adapun perhitungan konsentrasi sulat dalam sampel adalah sebagai berikut.
ppm
"onsentrasi sulat yang sebenarnya adalahE
FsampelG Fhasil pengenceranG I actor pengenceran
+,22@ I &+
&,' ppm
%.2. Pe/0a+a,an
*ada praktikum ini dilakukan analisis kadar sulat dalam sampel air
limbahlaundrydengan menggunakan spektrootometer :;-;!S berdasarkan prinsip
turbiditas7kekeruhan. "ekeruhan ini terjadi karena sulat yang ada dalam sampel bereaksi
dengan kristal %a6l&.&H&O dan reagen kondisi sehingga membentuk koloid tersuspensi.
Semakin tinggi konsentrasi sulat dalam sampel maka akan semakin keruh pula larutan yang
terbentuk.
Ada dua at yang ditambahkan ke dalam sampel, yaitu kristal %a6l&.&H&O dan reagen
kondisi. *enambahan kristal %a6l&.&H&O bertujuan agar ion sulat dalam sampel berikatan
dengan ion %a&5dari kristal sehingga terbentuk garam %aSO'. "elarutan garam ini sangat
kecil dalam air sehingga akan mengendap dalam bentuk endapan koloid putih. *engukuran
spekrootometri tidak dapat dilakukan jika sulat berada dalam bentuk endapan. Oleh karena
itu, ditambahkan reagen kondisi untuk menstabilkan koloid yang terbentuk sehingga garam
%aSO'berada dalam bentuk koloid tersuspensi.
Ceagen kondisi terbuat dari campuran H6l @ 0, Na6l, etanol /2 0, gliserol, dan
a?uadest. Adanya campuran H6l @ 0 dan Na6l menyebabkan reagen kondisi bersiat
sebagai buer asam. Oleh karena itu, penambahan reagen kondisi ini bertujuan untukmenjaga pH larutan agar tetap konstan karena jika pH berubah maka sulat di dalam sampel
-
7/26/2019 Uji Sulfat
7/9
pun akan berubah bentuk. Apabila pH J 4, sulat akan membentuk ion sulida #S&-$,
sedangkan jika pH K 4, sulat cenderung berada dalam bentuk H &S yang merupakan suatu gas
yang berbau busuk. Selain itu, gliserol dan etanol dalam reagen kondisi bertujuan untuk
menstabilkan suspensi koloid %aSO'yang terbentuk setelah ditambahkan %a6l&.&H&O dan
menghasilkan larutan yang menjadi agak kental. "ekentalan ini akan menjaga suspensi
koloid stabil dan merata #endapan tidak mengendap$ sehingga kekeruhan dapat diukur pada
spektrootometer.
Namun, sebelum pengukuran absorbansi dilakukan, terlebih dahulu harus diketahui
panjang gelombang optimum dan waktu kestabilan warna dari suspensi koloid yang akan
diukur. *anjang gelombang optimum adalah panjang gelombang yang memberikan nilai
absorbansi tertinggi. *engukuran panjang gelombang optimum ini diariasikan dari '++ nm
hingga '1+ nm dengan interal 1 nm. Dari pengukuran ini didapatkan bahwa panjang
gelombang optimumnya berada pada '&+ nm, yaitu dengan nilai absorbansi sebesar +,+@@.
Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan panjang gelombang optimum pada berbagai literatur.
Setelah data panjang gelombang optimum diperoleh, dilakukan pengukuran waktu
kestabilan warna, yaitu waktu ketika suspensi koloid yang terbentuk berada dalam kondisi
stabil. Baktu kestabilan warna ini ditandai dengan nilai absorbansi yang sama pada range
waktu tertentu. *engukuran waktu kestabilan warna dilakukan pada menit 1-&+ dengan
interal menit. *engukuran ini memperoleh hasil bahwa kestabilan warna terjadi pada range
/- menit dengan nilai absorbansi sebesar +,+/. Oleh karena itu, pengukuran nilai
absorbansi larutan harus dilakukan pada rentang waktu kestabilan tersebut, yang dalam hal
ini kami memilih pengukuran pada menit ke-+.Hasil pengukuran panjang gelombang optimum dan waktu kestabilan warna
kemudian digunakan untuk mengukur absorbansi larutan standar dengan ariasi konsentrasi
+, 1, +, 1, &+, dan &1 ppm. arutan standar + ppm merupakan larutan blanko yang
berungsi sebagai aktor koreksi terhadap pelarut dan reagen yang digunakan. Oleh karena
itu, pada pengukuran blanko ini nilai absorbansi yang diperoleh harus + #nol$ karena yang
diukur adalah serapan untuk pelarut dan reagennya. Dengan demikian, diharapkan pada
pengukuran larutan standar dan sampel yang diukur adalah serapan sulatnya. Data
pengukuran ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan standar maka
semakin tinggi pula nilai absorbansinya. Hubungan ini membentuk garis linier dalam graik
yang menunjukan bahwa absorbansi adalah ungsi dari konsentrasi.
=aris regresi yang diperoleh memiliki persamaan y +,++/I 5 +,++/ dengan nilai
C& sebesar +,/4+. Nilai ini menunjukan bahwa linearitas dari kura adalah baik dan dapat
digunakan dalam penentuan konsentrasi sampel. Nilai absorbansi sampel air
limbah laundryyang diperoleh adalah +,+1 setelah diencerkan sebanyak &+ kali. Hal ini
dilakukan karena nilai absorbansi sampel berada di luar range kura kalibrasi sehingga harus
dilakukan pengenceran agar nilai absorbansi yang terukur berada pada range kura kalibrasi.
Setelah melalui perhitungan, diperoleh konsentrasi sulat dalam sampel tersebut
adalah &,' ppm.
-
7/26/2019 Uji Sulfat
8/9
*enelitian ini menunjukkan bahwa kadar sulat dalam sampel air limbah laundryyang
diambil masih berada di bawah ambang batas menurut *ermenkes
No.'27)>N">S7*>C7!L7//+, yaitu '++ ppm untuk kualitas air bersih dan *ermenkes
No.'&/7)>N">S7*>C7!;7&++, yaitu &1+ ppm untuk kualitas air minum. Namun demikian,
sampel air limbah ini tetap tidak baik untuk dikonsumsi karena dari segi isik telah berwarna
keruh sehingga tidak sesuai dengan parameter air bersih. Selain itu, di dalam sampel tersebut
kemungkinan juga mengandung at-at lainnya yang berbahaya jika dikonsumsi. Di sisi lain,
ditinjau dari segi kualitas air bersih, penelitian ini menunjukkan bahwa kadar sulat ini masih
dapat diterima oleh lingkungan karena daya dukung lingkungan masih sanggup untuk
menetralkannya. Namun, sampel ini tidak hanya mengandung sulat sehingga belum dapat
disimpulkan apakah sampel ini ikut berkontribusi dalam mencemari lingkungan perairan
sekitar atau tidak.
BAB
PENUTUP
.1. Ke,-/ulan
%eberapa hal yang dapat disimpulkan dari laporan praktikum ini adalah sebagai
berikut.
. Air limbah laundry mengandung ion sulat yang dapat mencemari lingkungan perairan jika
kadarnya melebihi ambang batas.&. *engukuran sulat dilakukan menggunakan spektrootometer :;-;is dengan prinsip
turbiditas #kekeruhan$.
. "onsentrasi sulat dalam sampel air limbah laundryyang diambil adalah &,' ppm.
'. "onsentrasi sulat dalam sampel ini masih berada di bawah ambang batas untuk kualitas air
minum, yaitu &1+ ppm dan untuk kualitas air bersih, yaitu '++ ppm.
.2. Saran
*enelitian ini sebaiknya terus dikembangkan, misalnya dengan melakukan penelitian
lanjutan untuk menguji kandungan sulat dalam air limbah cucian yang menggunakan
detergen dari berbagai jenis. Selain itu, dapat pula dilakukan analisis untuk mengetahui
kandungan parameter lainnya dalam air limbah cucian sehingga dapat disimpulkan apakah
limbah tersebut turut berpartisipasi dalam pencemaran lingkungan atau tidak.
-
7/26/2019 Uji Sulfat
9/9
DA4TA5 PUSTAKA
Adinata, H. &+&.%enentuan andungan Fosfat& Sulfat dan Sulfida 'ir Sungai Siak dan Sungai
ampar dari (asil %enyaringan on$ensional yang imodifikasi untuk *endapatkan 'ir
+aku 'ir *inum.M)!*A-:C, *ekanbaru.
Aprianti, ). &++4.'nalisis andungan +oron& Seng& *angan dan Sulfat dalam 'ir Sungai *es,id
sebagai 'ir +aku %'* umai. M)!*A-:C, *ekanbaru.
"hopkar, S. ). &++.onsep asar imia 'nalitik. :!-*ress, (akarta.
Ciskanita, S. &+&.'nalisis andungan Seng& Sulfat dan Sulfida dalam 'ir Lindi -%' *uara
Fa,ar %ekanbaru. M)!*A-:C, *ekanbaru.