UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya...

15
UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP SEL MCF-7 DAN SEL T47D PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi Oleh: SISKA HARIYANTI K 100 140 123 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya...

Page 1: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

TERHADAP SEL MCF-7 DAN SEL T47D

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi

Oleh:

SISKA HARIYANTI

K 100 140 123

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

1

i

Page 3: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

2

ii

Page 4: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

3

iii

Page 5: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

1

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

TERHADAP SEL MCF-7 DAN SEL T47D

Abstrak

Salah satu penyebab utama mortalitas pada wanita di Indonesia adalah kanker payudara.

Penanganan kanker melalui operasi, radiasi, dan terapi sistemik (kemoterapi).Namun

dijumpai efek samping pada fungsi jantung, gangguan siklus menstruasi, dan

mempengaruhi sistem imun. Adanya masalah tersebut maka perlu penelitian untuk

menemukan tanaman yang berpotensi sebagai agen antikanker yaitu pepaya (Carica

papaya). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa daun pepaya mampu menghambat

pertumbuhan sel MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 9,73 µg/mL. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etanol daun pepaya terhadap sel kanker

payudara MCF-7 dan T47D. Serbuk daun pepaya diekstraksi dengan etanol 96%. Uji

sitotoksik dengan metode MTT Assay. Seri konsentrasi ekstrak etanol daun papaya

yang digunakan adalah 31,25; 62,5; 125; 250; dan 500 μg/mL. Absorbasi dibaca dengan

ELISA reader pada λ595 nm. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel MCF-7 dan T47D. Ekstrak

etanol daun papaya pada konsentrasi 250 μg/mL hanya mampu menghambat

pertumbuhan sel MCF-7 sebanyak 8,43% dan pada konsentasi 500 μg/mL hanya

mampu menghambat pertumbuhan sel T47D sebesar 11,29%.

Kata kunci: Carica papaya, sel MCF-7, sel T47D, sitotoksik.

Abstract

One of the main causes of women’s mortality in Indonesia is breast cancer. Cancer

treatments such as surgery, radiation, and systemic therapy (chemotherapy). However

there are side effects on heart function, menstrual cycle disorders, and affect the

immune system. The existence of the this problem, research require to find plants that

have potential as an anticancer agent that is papaya (Carica papaya). Previous studies

have suggested that papaya leaf is able to inhibit the growth of MCF-7 cells with an

IC50 value of 9.73 μg /mL. The aim of this research is to know the cytotoxic effect of

ethanol extract of papaya leaves against breast cancer cells MCF-7. The powder of

simplicia was extracted with 96% ethanol. Cytotoxic test by MTT Assay. The

concentration of papaya leaves ethanol extract used were 31.25; 62.5; 125; 250; and

500 μg / mL. Absorbation is read by ELISA reader at λ595 nm.The result of cytotoxic

test showed that the papaya leaves ethanol extract did not have cytotoxic activity

against MCF-7 and T47D cells. Papaya leaves ethanol extract at 250 μg/mL was only

able to inhibit MCF-7growth by 8,43% and at 500 μg/mL concentration only inhibited

T47D cell growth by 11,29%.

Keywords: Carica papaya, MCF-7 cells, T47D cells, cytotoxic.

Page 6: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

2

1. PENDAHULUAN

Salah satu penyebab utama mortalitas pada wanita di Indonesia ialah kanker payudara dengan

persentase sejumlah 21,55% dan angka kejadian baru sebesar 30,5% (International Agency for

Research on Cancer, 2012). Kanker adalah penyakit pada sel tubuh yang mengalami mutasi, tumbuh

secara abnormal atau tidak terkendali, dan berdiferensiasi lebih cepat daripada sel normal. Sel kanker

bersifat invasif dan menyerang dengan cara mendesak sel lainnya bahkan menimbulkan kematian

pada sel normal (Sabrida, 2015).

Penanganan kanker secara konvensional dapat melalui operasi, terapi radiasi, dan terapi sistemik

menggunakan agen kemoterapi. Namun pengobatan kemoterapi pada kanker payudara dapat memicu

timbulnya efek samping misalnya pada fungsi jantung, siklus menstruasi yang akan berhenti

sementara atau permanen, dan mempengaruhi sistem imun dengan menekan produksi sel darah putih

(American Cancer Society, 2006). Adanya efek samping dan mahalnya biaya dalam pengobatan

tersebut, maka mendorong peneliti untuk menemukan tanaman obat herbal yang berpotensi sebagai

agen antikanker. Obat herbal tradisional yang dikombinasikan dengan terapi konvensional dapat

meningkatkan quality of life dan menurunkan kejadian hot flashes atau kepanasan per hari (Kim et

al., 2015). Salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan untuk terapi kanker adalah tanaman

pepaya (Carica papaya).

Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun papaya pada konsentrasi 100 µg/mL

memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker pankreas MiaPaCa-2 dan ASPC-1 dengan jumlah

persentase sel hidup masing-masing sebesar 18,96% dan 45,94% (Vuong et al., 2015). Pada fraksi

kloroform daun pepaya dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker myeloma dengan nilai LC50

sebesar 104,4 µg/mL. (Sukardiman et al., 2006). Fraksi kloroform daun pepaya mampu menginduksi

apoptosis sel HeLa pada ekspresi caspase-3 sebesar 73,3% dan menghambat proliferasi sel kanker

dengan antibodi KI67 berada pada nilai rata-rata sekitar 54,7% (Puspitasari and Peristiowati, 2016).

Penelitian lain menyebutkan ekstrak etanol 96% daun pepaya mempunyai efek sitotoksik terhadap

sel MCF-7 dengan IC50 sebesar 9,73 µg/mL dan 12,1338 µg/mL (Amalia, 2016; Kurniasari et al.,

2014). Pada penelitian ini dilakukan uji sitotoksik ekstrak etanol daun pepaya terhadap dua sel

kanker payudara yaitu sel MCF-7 dan sel T47D.

2. METODE

Alat

Alat-alat yang akan digunakan antara lain lemari pengering, bejana, rotary evaporator

(Heidolph), waterbath (Memmert), Cytotoxic Safety Cabinet (ESCO), incubator CO2 (BINDER),

Page 7: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

3

Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA reader) (Elx800 Bio Tech), flask, pipet pasteur, gelas

beker, mikropipet (Socorex), mikroskop (Olympus CKX41), vortex (Maxi Mix II), hemositometer

(Neubauer).

Bahan

Bahan-bahan yang akan dipakai berupa kultur sel MCF-7 dan sel T47D yang diperoleh di

Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,

daun pepaya (Carica papaya) yang diperoleh dari Pasar Kleco Sukoharjo, media Dulbecco’s

Modified Eagle Medium (DMEM) yang mengandung 10% fetal bovin serum (FBS) 2% (SERANA

SA), penisilin-streptomisin (Sigma), dan 1% fungizon (Gibco), media RPMI (Sigma), dimetil

sulfoksida (DMSO), reagen MTT (Invitrogen), etanol 96% teknis (Merck), tripsin-EDTA 0,25%

(Sigma), phospate buffered saline (PBS), sodium dodecyl sulfate (SDS), epirubisin (KalbeMed),

doksorubisin (KalbeMed), 96-well plate (Iwaki), blue tip, yellow tip, white tip, kertas saring, dan

microtube.

Jalannya penelitian

Ekstraksi daun pepaya

Daun pepaya dicuci, disobek kecil-kecil, dan dikeringkan di dalam lemari pengering. Sobekan

daun pepaya dihaluskan dengan bantuan blender hingga menjadi serbuk dan diayak dengan ayakan

berukuran 40 mesh. Kemudian simplisia ditimbang 70,2 gram dan diekstraksi menggunakan etanol

96% sebanyak 500 mL. Proses maserasi ini dilakukan selama tiga hari dan dibantu dengan

pengadukan pada suhu ruang. Setelah itu, larutan disaring menggunakan kertas saring dengan

bantuan vakum dan pelarutnya diuapkan dengan rotary evaporator dan waterbath hingga diperoleh

ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh disimpan ke dalam lemari pendingin.

Kultur sel MCF-7

Sel MCF-7 dikultur dalam media DMEM yang mengandung 10% FBS, 2% penisilin-

streptomisin, dan 1% fungizon. Perlakuan dilakukan di dalam LAF. Sel diinkubasi pada suhu 370C

di inkubator CO2 dan disubkultur setiap 3-4 hari.

Kultur sel T47D

Sel MCF-7 dikultur dalam media RPMI yang mengandung 10% FBS, 10 U/mL penisilin, dan

100 μg/mL streptomisin. Perlakuan dilakukan di dalam LAF. Sel diinkubasi pada suhu 370C di

inkubator CO2 dan disubkultur setiap 3-4 hari.

Page 8: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

4

Panen sel MCF-7

Pemanenan sel dengan cara mengambil sel dari inkubator CO2 dan diamati kondisi selnya. Sel

yang siap panen adalah sel yang 80% konfluen. Media dibuang dengan menggunakan pipet pasteur

steril dan sel dicuci dengan PBS sebanyak 5 mL. Lalu sel tersebut ditambahkan tripsin 0,25%

sebanyak 400 μL agar sel terlepas dari flask dan diinkubasi selama 5 menit. Kemudian, ditambahkan

media sebanyak 5 mL untuk menginaktifkan tripsin dan diresuspensi. Selanjutnya sel diamati di

bawah mikroskop. Sel yang memisah menjadi bagian tunggal atau terlepas satu-satu dipindahkan ke

dalam conical tube yang baru. Setelah itu, sel dihitung dengan cara mengambil 10 µL hasil panen sel

dan dipipetkan ke dalam hemositometer. Sel dihitung di bawah mikroskop dengan coulter counter.

Preparasi sampel

Larutan stok 1% dibuat baru (recentur paratus) dengan cara menimbang ekstrak etanol daun

pepaya sebesar 10 mg dan dilarutkan dengan 100 μL DMSO dengan bantuan vortex dan

ditambahkan media 500 μL. Lalu larutan tersebut dipindahkan ke dalam conical tube dan

ditambahkan media hingga10 mL.

MTT Assay

Sel hasil panen ditanam pada masing-masing sumuran 96-well plate dengan volume sebesar 100

μL, kecuali pada tiga sumuran tidak dimasukkan sel sebagai kontrol media. Kemudian ditunggu

hingga sel konfluen 80%. Selanjutnya media sel dibuang dengan cara membalikkan plate 1800 di atas

tempat pembuangan dan ditiriskan sisa media sel di atas tisu. Sel diberi perlakuan dengan

menambahkan seri konsentrasi esktrak (31,25; 62,5; 125; 250; dan 500 μL) pada tiga sumuran setiap

konsentrasinya (triplo) dengan volume 100 μL. Pada penelitian ini digunakan epirubisin sebagai

kontrol positif sel MCF-7 dan doksorubisin sebagai kontrol positif sel T47D dengan seri konsentrasi

yang digunakan (6,25; 12,5; 25; 50; dan 100 ppm). Kontrol sel menggunakan 100 μL suspensi sel,

kontrol pelarut menggunakan 100 μL campuran DMSO dan media, dan kontrol media menggunakan

100 μL DMEM untuk sel MCF-7 dan 100 µL RPMI untuk sel T47D. Setelah itu, 96-well plate

diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 370C.

Media dibuang dengan cara membalikkan plate 1800 di atas tempat pembuangan dan ditiriskan

sisa media sel di atas tisu. Pada masing-masing sumuran ditambahkan reagen MTT 100 μL dalam

PBS 5 mg/mL dan diinkubasi selama dua jam. Selanjutnya, ditambahkan stopper 100 μL SDS 10%

dalam HCl 0,01 N pada tiap sumuran dan 96-well plate tersebut dibungkus dengan kertas dan

simpan di dalam lemari kedap cahaya pada suhu ruangan selama semalam. Absorbansi dibaca

Page 9: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

5

dengan alat ELISA reader pada λ 595 nm. Data absorbasi digunakan untuk menghitung persentase

jumlah sel yang masih hidup.

Analisis data

Data absorbansi yang diperoleh dari pembacaan ELISA reader digunakan untuk menghitung

persentase jumlah sel hidup. Regresi linier dihitung dengan menghubungkan antara log konsentrasi

dengan persentase sel hidup sehingga diperoleh persamaan y=bx+a. Nilai IC50 diperoleh dengan

memasukkan angka 50 pada y yang hasilnya berupa antilog x. Berikut ini adalah perhitungan % sel

hidup.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi

Daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Pasar Kleco Sukoharjo.

Ekstrak daun pepaya diperoleh dengan metode maserasi. Maserasi merupakan metode yang paling

mudah dan sederhana untuk mendapatkan zat herbal (Alamgir, 2018).

Daun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak

kental yang diperoleh sebesar 12,31 gram dan rendemen yang didapatkan sebesar 17,53%. Ekstrak

kental yang dihasilkan berwarna hijau gelap dan berbau daun akibat adanya kandungan klorofil di

dalamnya.

Uji sitotoksik

Uji sitotoksik sel MCF-7 dan sel T47D dilakukan dengan metode MTT Assay (3-(4,5-

dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromid). Prinsip kerja metode MTT adalah garam

tetrazolium akan direduksi sel hidup dan menghasilkan produk kristal formazan biru atau keunguan

(Gambar 1) (Berridge and Tan, 1993). Kristal formazan terdeposisi di mitokondria dan kristal yang

dihasilkan sebanding dengan jumlah sel hidup dan berbanding terbalik dengan tingkat sitotoksiknya

(Bernas and Dobrucki, 2002; Thakkar et al., 2014).

Gambar 1. Reduksi MTT menjadi formazan

Persentase sel hidup =𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 − 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎

𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑠𝑒𝑙 −𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100%

Page 10: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

6

Morfologi sel MCF-7 sebelum diberi perlakuan berbentuk oval sedangkan pada sel T47D

berbentuk lonjong. Sebelum diberi perlakuan sel harus tidak bergerombol atau sel yang memisah

menjadi sel tunggal. Hal tersebut ditujukan agar mempermudah peneliti untuk menghitung jumlah

sel yang ditransfer. Sedangkan pada bagian sel yang mengalami kematian, maka sel akan berbentuk

bulat dengan warna hitam (Gambar 2 dan Gambar 3).

Gambar 2. Morfologi sel MCF-7: sel yang belum diberi perlakuan (A), sel yang memisah dari gerombolan sel

lainnya setelah diberi tripsin (B), sel yang telah diberi beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya (C), sel

yang diberi kontrol positif/ epirubisin (D).

Gambar 3. Morfologi sel T47D: sel yang belum diberi perlakuan (A), sel yang memisah dari gerombolan sel

lainnya setelah diberi tripsin (B), sel yang telah diberi beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya (C), sel

yang diberi kontrol positif/ doksorubisin (D).

Page 11: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

7

Pada uji sitotoksik ekstrak etanol daun pepaya terhadap sel MCF-7 terlihat bahwa peningkatan

konsentrasi ekstrak tidak menyebabkan penurunan persentase sel hidup yang signifikan. Pada

konsentrasi tertinggi yang diujikan (250 μg/mL), persentase sel hidup sebesar 91,57% atau

persenntase penghambatan selnya hanya 8,43% sehingga tidak dapat dihitung nilai IC50 ekstrak

etanol daun papaya terhadap sel MCF-7 karena responnya di bawah 50%. IC50 adalah hubungan

antara dosis senyawa pada pengujian dan konsisten respon 50% (Sebaugh, 2011) (Tabel 1 dan

Gambar 4). Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol tidak memiliki aktivitas sitotoksik.

Tabel 1. Data persentase sel hidup MCF-7 setelah diberi ekstrak etanol daun pepaya dengan berbagai

konsentrasi

Konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(μg/mL)

Persentase sel hidup (%)

SD Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata

31,25 98,52 94,73 102,73 98,66 4.00

62,5 96,84 95,15 88,42 93,47 4.45

250 100,63 88,84 85,26 91,57 8.04

Hal yang sama juga terlihat pada sel T47D. Seri konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya yang

diuji menujukkan nilai persentase sel hidup yang tidak berbeda signifikan. Pada konsentrasi

tertinggi (500 μg/mL), jumlah persentase sel hidup T47D adalah 88,71% atau persentase

penghambatan selnya sekitar 11,29% (Tabel 2 dan Gambar 5).

Tabel 2. Data persentase sel hidup T47D setelah diberi ekstrak etanol daun pepaya dengan berbagai konsentrasi

Konsentrasi ekstrak etanol

daun pepaya (μg/mL)

Persentase sel hidup (%)

SD Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata

62,5 89,78 95,84 90,00 91,88 3,43

125 98,38 94,85 81,76 91,67 8,75

250 91,90 90,14 88,66 90,23 1,62

500 88,87 86,54 90,70 88,71 2,08

Hasil tersebut memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya tidak poten terhadap aktivitas

sitotoksik sel MCF-7 dan sel T47D karena persentase sel hidup di atas 90% dan kemampuan

menghambat selnya hanya sekitar 10%.

Pada penelitian ini digunakan kontol positif epirubisin untuk sel MCF-7 dan doksorubisin untuk

sel T47D. Hasil uji menunjukkan bahwa epirubisin mempunyai efek sitotoksik pada konsentrasi

terendah (6,25 μg/mL) dengan persentase sel hidup 27,789% dan nilai IC50 sebesar 0,632 μg/mL

(Tabel 3). Pada pengujian doksorubisin terhadap sel T47D juga memiliki aktivitas sitotoksik pada

konsentrasi terendah (6,25 μg/mL) dengan persentase sel hidup 76,34% dan nilai IC50 sebesar

Page 12: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

8

416,067 μg/mL (Tabel 4). Suatu sampel dapat dikatakan poten terhadap sitotoksik jika nilai IC50

<100 μg/mL dan moderate jika nilai IC50 100-1000 μg/mL (Prayong et al., 2008).

Tabel 3. Data hasil persentase sel hidup MCF-7 setelah diberi epirubisin dengan berbagai konsentrasi

Konsentrasi epirubisin μg/mL % sel hidup Regresi linier IC50 (μg/mL)

6,25 27,789 y= -20,631x + 45,893

R2= 0,9352

0,632 12,5 26,316

25 16

50 10,526

Tabel 4. Data hasil persentase sel hidup T47D setelah diberi doksorubisin dengan berbagai konsentrasi

Konsentrasi doksorubisin (μg/mL) % sel hidup Regresi linier Nilai IC50 (μg/mL)

6,25 76,34

y= -13,943x + 86,519

R2= 0,9145 416,067

12,5 69,01

25 69,51

50 60,85

100 59,44

Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun papaya vs persentase sel hidup MCF-7

Gambar 5. Grafik hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya vs persentase sel hidup T47D

0102030405060708090

100

0 50 100 150 200 250

% s

el h

idu

p M

CF

-7

Konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya (µg/mL)

0102030405060708090

100

0 100 200 300 400 500

% s

el h

idu

p T

47

D

Konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya (µg/mL)

Page 13: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

9

Hasil penelitian lain menyebutkan ekstrak etanol daun pepaya mempunyai efek sitotoksik

terhadap sel MCF-7 dengan IC50 sebesar 9,73 µg/mL dan 12,1338 µg/mL (Amalia, 2016;

Kurniasari et al., 2014). Ekstrak air daun papaya mampu bermediasi dengan Th-1 yang berperan

pada sistem imun manusia dan secara signifikan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker

MCF-7 dan menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi IL-2 dan IL-4 (Otsuki et al., 2010).

Kemampuan tanaman pepaya terhadap sitotoksik sel kanker karena adanya senyawa metabolit

sekunder berupa enzim papain. Sel kanker sulit terdeteksi selama berbulan-bulan hingga tahunan

karena adanya fibrin yang menyaluti sel tersebut. Enzim papain mampu memecahkan dinding sel

kanker fibrin dan proteinnya menjadi asam amino (Fauziya and Krishnamurthy, 2013).

Flavonoid yang terkandung pada daun papaya yaitu kuersetin, kaempferol, L-penisilamin, dan

mirisetin (Nugroho et al., 2017). Kuersetin mampu menghambat apoptosis sel kanker payudara

MCF-7 dengan mekanime meningkatkan Bcl-2, menurunkan ekspresi Bax, menurunkan Her-2, dan

menghambat jalur PI3K-Atk (Duo et al., 2012). Pada siklus sel MCF-7, kuersetin memblokir

transisi dari fase S ke G2/ fase M (Choi et al., 2001).

Perbedaan hasil IC50 pada penelitian ini dengan penelitian lainnya mungkin disebabkan karena

perbedaan asal/ sumber diperolehnya daun pepaya sehingga jumlah metabolit sekunder yang

terkandung pun akan berbeda pula. Selain itu, juga dapat disebabkan karena adanya perbedaan

varietas daun pepaya. Hasil penelitian menyebutkan bahwa diantara lima varian pepaya yaitu

pepaya bangkok, pepaya emas, pepaya ungu, pepaya california, dan pepaya grendel, yang memiliki

kadar flavonoid tertinggi adalah pepaya grendel (Nisa et al., 2017).

4. PENUTUP

Pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki

aktivitas sitotoksik terhadap sel MCF-7 dan sel T47D.

PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih kepada seluruh staf Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta, dan pihak lainnya yang telah membantu dalam persiapan dan pengerjaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alamgir A.N.M., 2017, Therapeutic Use of Medicinal Plants and Their Extracts: Volume 1,

Springer Nature, Switzerland.

Amalia P.K., 2016, Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Thyponium flagelliforme L),

Kemangi (Ocimum sanctum L.), dan Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Sel MCF-7, Skripsi,

Page 14: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

10

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

American Cancer Society, 2006, Breast Cancer: Treatment Guideline for Patients, 8th ed.,

American Cancer Society, USA.

Aravind G., Bhowmik D., Duraivel S. and Harish G., 2013, Traditional and Medicinal Uses of

Carica papaya, Journal of Medicinal Plants Studies, 1 (1), 7–15.

Bernas T. and Dobrucki J., 2002, Mitochondrial and nonmitochondrial reduction of MTT:

Interaction of MTT with TMRE, JC-1, and NAO mitochondrial fluorescent probes, Cytometry,

47 (4), 236–242.

Berridge M. V. and Tan A.S., 1993, Characterization of the Cellular Reduction of 3-(4,5-

dimethylthiazol-2- yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT): Subcellular Localization,

Substrate Dependence, and Involvement of Mitochondrial Electron Transport in MTT

Reduction, Archives of Biochemistry and Biophysics, 303 (2), 474–482.

Choi J. a, Kim J.Y., Lee J.Y., Kang C.M., Kwon H.J., Yoo Y.D., Kim T.W., Lee Y.S. and Lee S.J.,

2001, Induction of cell cycle arrest and apoptosis in human breast cancer cells by quercetin, Int

J Oncol, 19 (4), 837–844. Terdapat di: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11562764.

Duo J., Ying G.-G., Wang G.-W. and Zhang L., 2012, Quercetin inhibits human breast cancer cell

proliferation and induces apoptosis via Bcl-2 and Bax regulation, Molecular Medicine Reports,

5, 1453–1456. Terdapat di: http://www.spandidos-publications.com/10.3892/mmr.2012.845.

Fauziya S. and Krishnamurthy R., 2013, Papaya (Carica Papaya): Source Material for Anticancer,

CIBTech Journal of Pharmaceutical Sciences, 2 (1), 2319–389125.

International Agency for Research on Cancer, 2012, Estimated Cancer Incidence, Mortality and

Prevalence Worldwide in 2012, World Health Organization, 1. Terdapat di:

http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx [Diakses pada January 1, 2017].

Kim W., Lee W.B., Lee J.W., Min B. Il, Baek S.K., Lee H.S. and Cho S.H., 2015, Traditional

herbal medicine as adjunctive therapy for breast cancer: A systematic review, Complementary

Therapies in Medicine, 23 (4), 626–632. Terdapat di:

http://dx.doi.org/10.1016/j.ctim.2015.03.011.

Krishna K.L., Paridhavi M. and Patel J.A., 2008, Review on nutritional, medicinal and

pharmacological properties of papaya (Carica papaya linn.), Indian Journal of Natural

Products and Resources, 7 (4), 364–373.

Kurniasari D., Kusmardi and Sunaryo H., 2014, Uji Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat dan Fraksi

Etanol Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Sel Kanker Payudara

MCF-7,. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta.

Nisa F.Z., Astuti M., Haryana S.M. and Murdiati A., 2017, Correlation between Antioxidant

Activity , Total Flavonoid and Green Color Index , Bitterness Value of Carica papaya Leaves,

The International Journal of Science and Technoledge, 5 (3), 113–117.

Nugroho A., Heryani H., Choi J.S. and Park H.J., 2017, Identification and quantification of

flavonoids in Carica papaya leaf and peroxynitrite-scavenging activity, Asian Pacific Journal

Page 15: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA ...eprints.ums.ac.id/59256/20/naspub_pdf.pdfDaun pepaya kering (70,2 gram) dimaserasi dalam 500 mL etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak Ekstrak

11

of Tropical Biomedicine, 7 (3), 208–213. Terdapat di:

http://dx.doi.org/10.1016/j.apjtb.2016.12.009.

Otsuki N., Dang N.H., Kumagai E., Kondo A., Iwata S. and Morimoto C., 2010, Aqueous extract of

Carica papaya leaves exhibits anti-tumor activity and immunomodulatory effects, Journal of

Ethnopharmacology, 127 (3), 760–767.

Prayong P., Barusrux S. and Weerapreeyakul N., 2008, Cytotoxic activity screening of some

indigenous Thai plants, Fitoterapia, 79 (7–8), 598–601. Terdapat di:

http://dx.doi.org/10.1016/j.fitote.2008.06.007.

Puspitasari Y. and Peristiowati Y., 2016, Effect of Papaya Leaf Extract on Cell Proliferation and

Apoptosis Activities in Cervical Cancer Mice Model, Journal of Applied Enviromental and

Biological Sciences, 6 (9), 78–83.

Sabrida H., 2015, Peranan Deteksi Dini Kanker untuk Menurunkan Penyakit Kanker Stadium

Lanjut, Dalam Aprianda, R., ed. Buletin Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit

Kanker, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, p. 16.

Sebaugh J.L., 2011, Guidelines for accurate EC50/IC50 estimation, Pharmaceutical Statistics, 10 (2),

128–134.

Sukardiman, Ekasari W. and Hapsari P.P., 2006, Aktivitas Antikanker dan Induksi Apoptosis Fraksi

Kloroform Daun Pepaya (Carica papaya L) terhadap Kultur Sel Kanker Mieloma, Media

Kedokteran Hewan, 22 (2), 104–111.

Thakkar K.N., Prasad A.K., Nayak J. and Iyer S. V, 2014, Antioxidant and in vitro cytotoxic

activity of extracts of aerial parts of Cocculus hirsutus ( L ) using cell line cultures ( breast cell

line ), The Journal of Phytopharmacology, 3 (6), 395–399.

Vuong Q. V., Hirun S., Chuen T.L.K., Goldsmith C.D., Murchie S., Bowyer M.C., Phillips P.A. and

Scarlett C.J., 2015, Antioxidant and anticancer capacity of saponin-enriched Carica papaya

leaf extracts, International Journal of Food Science and Technology, 50 (1), 169–177.