Uji Praktikum Identifikasi Asam Basa Menggungakan Indikator Alami
description
Transcript of Uji Praktikum Identifikasi Asam Basa Menggungakan Indikator Alami
LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA
“Identifikasi Asam-Basa Menggunakan Indikator
Alami”
Oleh :Riesz Riazy Rohman
XI – MIA 3 / 22
SMA NEGERI 3 SURAKARTA
A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain.
Asam, basa dan garam merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk membedakannya. Karena pada umumnya asam bersifat masam dan basa berasa agak pahit. Akan tetapi rasa sebaiknya jangan dipergunakan untuk menguji adanya asam atau basa, karena Anda tidak boleh begitu saja mencicipi zat-zat kimia yang belum dikenal karena banyak diantaranya yang bersifat racun atau bersifat korosif.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan , yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun.
B. TujuanMengidentifikasi larutan asam-basa menggunakan indikator alami
C. Dasar TeoriIndikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau
basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.Teori asam-basa:
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan. Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut. Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
A. ASAM
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
§ Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
§ Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
§ Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Nama Rumus molekul
Terdapat dalam
Asam asetat
Asam askorbat
Asam sitrat
Asam karbonat
Asam klorida
Asam nitrat
Asam fosfat
Asam tartrat
Asam malat
Asam format
Asam laktat
Asam benzoat
CH3COOH
C6H8O6
C6H8O7
H2CO3
HCl
HNO3
H3PO4
C4H6O6
C4H6O5
HCOOH
C3H6O3
C6H5COOH
Cuka dapur
Jeruk, tomat, sayuran
Jeruk atau vitamin C
Minuman berkarbonasi
Asam lambung
Pupuk
Deterjen, pupuk
Anggur
Apel
Sengatan lebah
Keju
Bahan pengawet makanan
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
§ Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air.§ Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam
kuat.§ Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.§ Hantaran listrik : asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
B. BASAIstilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan
dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus.
Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida [OH], bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan
kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat ————> Kalsium Sulfat + AirCa(OH)2 (aq) + H2SO4 ————> CaSO4(aq) + 2H2O
Sifat basa adalah sebagai berikut : Nilai pH lebih dari 7 Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Rasa : pahit Sentuhan : licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit) Kereaktifan : Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh
cairan kimia) Hantaran listrik : Larutan Basa pada air akan membentuk ion sehingga
merupakan larutan elektrolit
D. Alat dan Bahan1. Sedotan2. Cobek3. Saringan4. Gelas kertas5. Air jeruk nipis6. Minuman bersoda7. Air sabun8. Air detergen9. Akuades10. Bunga mawar merah11. Kulit manggis12. Bunga bugenvil13. Kunyit
E. Cara Kerja1. Membuat indikator alami dari bunga bugenvil, bungan mawar merah, kulit
manggis, dan kunyit.2. Menumbuk bahan-bahan tersebut menggunakan cobek sambil diberi sedikit air. 3. Memeras hasil tumbukan menggunakan saringan untuk diambil ekstrak dari bahan-
bahan tersebut.4. Menampung ekstrak dalam empat gelas kertas yang berbeda.5. Mengambil ekstrak indikator bunga bugenvil dengan sedotan dan meneteskan
masing-masing 5 tetes pada 5 gelas kertas kosong.6. Meneteskan masing-masing 5 tetes air jeruk nipis, 5 tetes minuman bersoda, 5
tetes air sabun, 5 air detergen, dan 5 tetes akuades ke dalam 5 gelas yang berisi indikator bunga bugenvil.
7. Membandingkan perubahan warna indikator bunga bugenvil yang ditetesi air jeruk nipis, minuman bersoda, air sabun, air detergen, dan akuades dengan warna indikator bunga bugenvil yang tidak ditetesi apa pun.
8. Mengambil ekstrak indikator bunga mawar merah dengan sedotan dan meneteskan masing-masing 5 tetes pada 5 gelas kertas kosong.
9. Meneteskan masing-masing 5 tetes air jeruk nipis, 5 tetes minuman bersoda, 5 tetes air sabun, 5 air detergen, dan 5 tetes akuades ke dalam 5 gelas yang berisi indikator bunga mawar merah.
10. Membandingkan perubahan warna indikator bunga mawar merah yang ditetesi air jeruk nipis, minuman bersoda, air sabun, air detergen, dan akuades dengan warna indikator bunga mawar merah yang tidak ditetesi apa pun.
11. Mengambil ekstrak indikator kulit manggis dengan sedotan dan meneteskan masing-masing 5 tetes pada 5 gelas kertas kosong.
12. Meneteskan masing-masing 5 tetes air jeruk nipis, 5 tetes minuman bersoda, 5 tetes air sabun, 5 air detergen, dan 5 tetes akuades ke dalam 5 gelas yang berisi indikator kulit manggis.
13. Membandingkan perubahan warna indikator kulit manggis yang ditetesi air jeruk nipis, minuman bersoda, air sabun, air detergen, dan akuades dengan warna indikator kulit manggis yang tidak ditetesi apa pun.
14. Mengambil ekstrak indikator kunyit dengan sedotan dan meneteskan masing-masing 5 tetes pada 5 gelas kertas kosong.
15. Meneteskan masing-masing 5 tetes air jeruk nipis, 5 tetes minuman bersoda, 5 tetes air sabun, 5 air detergen, dan 5 tetes akuades ke dalam 5 gelas yang berisi indikator kunyit.
16. Membandingkan perubahan warna indikator kunyit yang ditetesi air jeruk nipis, minuman bersoda, air sabun, air detergen, dan akuades dengan warna indikator kunyit yang tidak ditetesi apa pun.
17. Mencatat hasil pengamatan.
F. Hasil Pengamatan
No. Indikator alami
Air detergen Minuman bersoda Air sabunSebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. Ekstrak bunga
bugenvil
Merah Kuning Merah Merah muda Merah Merah
2. Ekstrak bunga mawar merah
Ungu Hitam kehijauan
Ungu Ungu muda Ungu Ungu tua
3. Ekstrak kulit
manggis
Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
4. Ekstrak kunyit
Kuning Merah Kuning Kuning muda Kuning Kuning tua
No. Indikator alami
Air jeruk nipis AkuadesSebelum Sesudah Sebelum Setelah
1. Ekstrak bunga
bugenvil
Merah Merah muda Merah Merah
2. Ekstrak bunga mawar merah
Ungu Merah Ungu Ungu
3. Ekstrak kulit
manggis
Coklat Coklat Coklat Coklat
4. Ekstrak kunyit
Kuning Kuning muda Kuning Kuning
G. Pertanyaan dan Pembahasan1. Sebutkan larutan yang bersifat asam!2. Sebutkan larutan yang bersifat basa!3. Sebutkan larutan yang bersifat netral!4. Selain indikator-indikator tersebut, adakah bahan-bahan di sekitar yang dapat
berfungsi sebagai indikator?Jawab :
1. Yang termasuk larutan asam, yaitu : minuman bersoda, air jeruk nipis, air sabun2. Yang termasuk larutan basa, yaitu : air detergen3. Yang termasuk larutan netral, yaitu : akuades4. Ada, seperti : bunga anggrek, bunga sepatu, dan bunga kamboja
H. KesimpulanLarutan yang dicampur dengan ekstrak bunga bugenvil dan mengalami
perubahan warna menjadi ungu bersifat asam. Larutan yang dicampur dengan ekstrak bunga bugenvil dan mengalami perubahan warna menjadi kuning bersifat basa.
Larutan yang dicampur dengan ekstrak bunga mawar merah dan mengalami perubahan warna menjadi merah muda bersifat asam. Larutan yang dicampur dengan ekstrak bunga mawar merah dan mengalami perubahan warna menjadi hijau bersifat basa.
Larutan yang dicampur dengan ekstrak kulit manggis dan mengalami perubahan warna menjadi coklat kemerahan bersifat asam. Larutan yang dicampur dengan ekstrak kulit manggis dan mengalami perubahan warna menjadi biru kehitaman bersifat basa.
Larutan yang dicampur dengan ekstrak kunyit dan mengalami perubahan warna menjadi kuning bersifat asam. Larutan yang dicampur dengan ekstrak kunyit dan mengalami perubahan warna menjadi jingga bersifat basa.
I. LampiranEkstrak kulit manggis Ekstrak bunga mawar merah
Ekstrak kunyit Ekstrak bunga bugenvil