UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

170
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP JUMLAH TOTAL LEUKOSIT, PERSENTASE LIMFOSIT, PERSENTASE MONOSIT DAN KADAR INTERLEUKIN-PADA MENCIT BALB/c SKRIPSI ZIKRIAH NIM.108102000069 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA MEI 2014

Transcript of UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

Page 1: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP JUMLAH TOTAL LEUKOSIT, PERSENTASE

LIMFOSIT, PERSENTASE MONOSIT DAN KADAR INTERLEUKIN-1β PADA MENCIT BALB/c

SKRIPSI

ZIKRIAH

NIM.108102000069

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

MEI 2014

Page 2: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP JUMLAH TOTAL LEUKOSIT, PERSENTASE

LIMFOSIT, PERSENTASE MONOSIT DAN KADAR INTERLEUKIN-1β PADA MENCIT BALB/c

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Far)

ZIKRIAH

NIM.108102000069

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

MEI 2014

ii

Page 3: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

iii

Page 4: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

iv

Page 5: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

v

Page 6: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

ABSTRAK

Nama : Zikriah Program Studi : Farmasi Judul : Uji Imunomodulator Ekstrak Etanol Jinten Hitam (Nigella

sativa L.) Terhadap Jumlah Total Leukosit, Persentase Limfosit, Persentase Monosit Dan Kadar Interleukin-1β Pada Mencit BALB/c

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek imunomodulator ekstrak etanol jinten hitam yang diberikan pada mencit BALB/c dengan dosis 125 mg/kgBB, dosis 250 mg/kgBB dan dosis 500 mg/kgBB melalui parameter jumlah total leukosit, persentase limfosit, persentase monosit dan kadar interleukin 1β. Uji total leukosit, limfosit dan monosit dilakukan dengan cara mencit diberikan ekstrak etanol jinten hitam selama 14 hari berturut - turut. Sampel darah diambil pada hari ke – 7, hari ke – 14 dan hari ke – 21. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol jinten hitam pada mencit mampu mempengaruhi jumlah total leukosit dan persentase limfosit dengan hasil berbeda nyata (p<0,05) tetapi tidak mampu mempengaruhi persentase monosit. Uji interleukin 1β dilakukan dengan cara mencit diberikan ekstrak etanol jinten hitam selama 5 hari berturut – turut. Pada hari kelima, dua jam setelah pemberian ekstrak etanol jinten hitam diberikan LPS 20 μg/mencit dan 6 jam kemudian diambil sampel darah. Hasil dari penelitian menunjukkan dosis 250mg/kg mampu menekan kadar interleukin 1β yang diinduksi lipopolisakarida tetapi secara uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05).

Kata kunci: jinten hitam, leukosit, interleukin 1β

vi

Page 7: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

ABSTRACT

Name : Zikriah Nim : Pharmacy Title : Immunomodulatory Effect Of Black Cumin Ethanol Extract

(Nigella sativa L.) in Levels Of Leukocytes , Lymphocytes, Monocytes And Interleukin - 1β In Mice BALB/c

This aims of this study was to determine the immunomodulatory effects from ethanol extract of black cumin in mice. Mice are given ethanol extract of black cumin dose 125 mg/kgBB, 250 mg/kg and 500 mg/kgBB through parameters the total number of leukocytes ,percentage of lymphocytes, percentage of monocytes and levels of interleukin 1β. The test of total leukocytes, percentage of lymphocytes and percentage of monocytes was done by using mice that given ethanol extract of black cumin for 14 days. Blood samples were taken 7th day, 14th day and 21th day. The results showed that ethanol extract of black cumin in mice were able to influence the total number of leukocytes and the percentage of lymphocytes with results significant different (p<0.05) but not able influence the percentage of monocytes. Test interleukin 1β was done by using mice that given ethanol extract of black cumin for 5 consecutive days. On the fifth day, two hours after administration of ethanol extract, mice are given LPS 20 μg/mice and 6 hours later blood sample was taken. The results showed that dose 250 mg/kg suppressed levels of interleukin 1β induced by lipopolysaccharide but the statistical analisis Kruskal-Wallis were not significant different (P>0.05)

Keyword: black cumin, leukocytes, interleukin 1β

vii

Page 8: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas

berkat dan Rahmat-Nya, Saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangantlah sulit bagi saya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh Karena saya mengucapkan terima kasih

kepada :

1) Ibu Farida Sulistiawati, M.Si, Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu drh.

Rr. Bhintarti S. Hastari, M.Biomed selaku pembimbing kedua, yang memiliki

andil besar dalam proses penelitian dan penyelesain tugas akhir saya, semoga

segala bantuan dan bimbingan ibu mendapat imbalan yang baik dari ALLAH

SWT.

2) Kementrian Agama RI selaku pemberi beasiswa, sehingga penulis dapat

menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Bapak Prof. DR. (hc) dr. M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univeritas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4) Bapak Drs Umar Mansur M.Sc, selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univeritas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5) Bapak dan Ibu dosen dan karyawan yang telah memberikan bimbingan dan

bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi

Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univeritas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

6) Kak Eris, drh. Dewi, mbak Rani serta staf laboratorium Farmasi yang telah

membantu dan membimbing selama penelitian

viii

Page 9: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

7) Ayahanda Drs. Arsyadi dan Ummi Dra. Rusmani yang selalu berdoa,

memberikan dukungan dan nasihat. Kak Zakiah dan Dik Zia Ulhaq tercinta

yang selalu memberikan inpirasi dan kebahagian.

8) Teman – teman farmasi, rekan – rekan CSS MoRA 2008, dan sahabat –

sahabatku Fafa, Aam, Mamyu, Vany, Eva, Aye dan Nia yang selalu menjadi

sahabat disaat suka duka dimasa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini

sehingga kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk menjadikan

skripsi ini lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap Allah Swt membalas segala

kebaikan, semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Ciputat, Februari 2014

Penulis

ix

Page 10: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

xi

Page 11: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................................... vi ABSTRACT .................................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................. xi DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvi BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 3 1.4 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3 1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5 2.1 Jinten Hitam (Nigella sativa L.) .................................................................... 5 2.2 Sistem Imun .................................................................................................. 9 2.3 Sitokin .......................................................................................................... 13 2.4 Interleukin – 1β ............................................................................................. 13 2.5 Leukosit ......................................................................................................... 15 2.6 ELISA ........................................................................................................... 18 2.7 Lipopolisakarisa ............................................................................................ 20

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 22 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 22 3.2 Bahan............................................................................................................. 22 3.3 Alat ................................................................................................................ 22 3.4 Hewan Uji ..................................................................................................... 22 3.5 Prosedur Penelitian........................................................................................ 23

3.5.1 Pembuatan Suspensi Na-CMC .......................................................... 23 3.5.2 Aklitimasi Hewan Uji ....................................................................... 23 3.5.3 Uji Peningkatan Total Leukosit, Limfosit dan Monosit................... 23 3.5.4 Uji Kadar Interleukin 1β ................................................................... 23 3.5.5 Pengambilan Darah .......................................................................... 25 3.5.6 Perhitungan Total Leukosit ............................................................... 25 3.5.7 Analisa Persentase Monosit dan Persentase Limfosit ....................... 26 3.5.8 Pengukuran Kadar IL-1β ................................................................... 26 3.5.9 Analisa Statistik ................................................................................ 27

BAB 4. PEMBAHASAN ............................................................................................. 28 4.1 Leukosit ....................................................................................................... 27 4.2 Monosit ........................................................................................................ 32 4.3 Limfosit ....................................................................................................... 35

xii

Page 12: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

4.4 Interleukin 1β ............................................................................................... 36 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 40 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 41

xiii

Page 13: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

DAFTAR TABEL 2.1 Kandungan kimia biji Nigella sativa L secara umum ......................................... 8 2.2 Kandungan kimia minyak Nigella sativa L ........................................................ 9 2.3 Kandungan biji nutrisi biji Nigella sativa L per 100 gram ................................ 9 3.1 Data perlakuan hewan uji untuk uji total leukosit, limfosit dan monosit........... 22 3.2 Data Perlakuan untuk uji kadar interleukin IL - 1β ............................................ 23 5.1 Hasil Jumlah Total Leukosit (per mm3) .............................................................. 27 5.2 Hasil Persentase Monosit (per mm3) ................................................................... 30 5.3 Hasil Persentase Limfosit (per mm3) .................................................................. 33 5.4 Rata – Rata Kadar IL-1β .................................................................................... 36

xiv

Page 14: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

DAFTAR GAMBAR 2.1 Nigella sativa L ................................................................................................. 6 2.2 Struktur kimia kandungan aktif minyak Nigella sativa L ................................... 7 2.3 Struktur Thymoquinone ...................................................................................... 11 2.4 Gambaran umum sistem imun ............................................................................ 15 3.1 Skema pembacaan diferensiasi leukosit .............................................................. 25 5.1 Perbandingan nilai total leukosit setiap kelompok.............................................. 29 5.2 Perbandingan nilai differensial monosit setiap kelompok .................................. 31 5.3 Perbandingan nilai differensial limfosit setiap kelompok ................................... 33 5.4 Perbandingan kadar Interleukin 1β ..................................................................... 35

xv

Page 15: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Hewan Uji ...................................................................... 48 Lampiran 2. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................................. 49 Lampiran 3. Alur Penelitian ............................................................................................ 51 Lampiran 4. Pembuatan Larutan Uji ............................................................................... 52 Lampiran 5.Kegiatan Penelitian ...................................................................................... 54 Lampiran 6. Gambar Pemeriksaan Total Leukosit, Monosit dan Limfosit..................... 55 Lampiran 7. Jumlah Total Leukosit, Persentase Monosit Dan Limfosit Hari 7 ............. 56 Lampiran 8. Jumlah Total Leukosit, Persentase Monosit Dan Limfosit Hari 14 ........... 63 Lampiran 9. Jumlah Total Leukosit, Persentase Monosit dan Limfosit Hari 2 .............. 70 Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 7 ............................................. 71 Lampiran 11. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit hari 7 .......... 72 Lampiran 12. Hasil Uji Uji Mann-Whitney Data total leukosit hari 7 ............................ 73 Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 14 ........................................... 74 Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas Data total leukosit hari 14 ................................... 75 Lampiran 15. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit hari 14 ........ 76 Lampiran 16. Hasil Uji Mann-Whitney Data Total Leukosit hari 14 ............................. 71 Lampiran 17. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 21 ........................................... 75 Lampiran 18. Hasil Uji Homogenitas Data total leukosit hari 21 ................................. 76 Lampiran 19. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Hari 21 ...................................... 77 Lampiran 20. Hasil Uji Post Hoc Data Total Leukosit hari 21 ....................................... 78 Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Monosit Hari 7 ....................................................... 79 Lampiran 22. Hasil Uji Homogenitas Data monosit hari 7 ........................................... 80 Lampiran 23. Hasil Uji ANOVA Data Monosit hari 7 ................................................... 81 Lampiran 24. Hasil Uji Normalitas Monosit Hari 14 ..................................................... 82 Lampiran 25. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Hari 14 ........................................ 83 Lampiran 26. Hasil Uji ANOVA Data Monosit hari 14 ................................................. 84 Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas Monosit Hari 21 ..................................................... 85 Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Hari 21 ....................................... 86 Lampiran 29. Hasil Uji ANOVA Data Monosit hari 21 ................................................. 87 Lampiran 30. Hasil Uji Post Hoc Data Monosit Hari 21 ................................................ 88 Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas Limfosit Hari 7 ....................................................... 89 Lampiran 32. Hasil Uji Homogenitas Data limfosit hari 7 ........................................... 90 Lampiran 33. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit hari 7 .................. 91 Lampiran 34. Hasil Uji Mann-Whitney Data Limfosit hari 7 ......................................... 92 Lampiran 35. Hasil Uji Normalitas Limfosit Hari 14 ..................................................... 95 Lampiran 36. Hasil Uji Homogenitas Data limfosit hari 14 .......................................... 96 Lampiran 37. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit hari 14 ................ 97 Lampiran 38. Hasil Uji Mann-Whitney Data Limfosit hari 14 ....................................... 98 Lampiran 39. Hasil Uji Normalitas Data Limfosit hari 21 ............................................. 102 Lampiran 40. Hasil Uji Homogenitas Data limfosit hari 21 ......................................... 103 Lampiran 41. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit hari 21 ................................................. 104 Lampiran 42. Hasil Uji Post Hoc Data Limfosit hari 21................................................. 105 Lampiran 43. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Kontrol ........................................... 106 Lampiran 44. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Total Leukosit Kontrol ............ 107 Lampiran 45. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis Rendah ................................. 108 Lampiran 46. Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit Dosis Rendah ..................... 109 Lampiran 47. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Dosis Rendah ............................ 110

xvi

Page 16: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

Lampiran 48. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis Sedang ................................. 111 Lampiran 49. Hasil Uji Homogenitas Data total Leukosit Dosis Sedang ....................... 112 Lampiran 50. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Dosis Sedang ............................ 113 Lampiran 51. Hasil Uji Post Hoc Data Total Leukosit Dosis Sedang ............................ 114 Lampiran 52. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis Tinggi ................................... 115 Lampiran 53. Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit Dosis Tinggi ..................... 116 Lampiran 54. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Dosis Tinggi ............................. 117 Lampiran 55. Hasil Uji Normalitas Monosit Kontrol ..................................................... 118 Lampiran 56. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Kontrol ......................................... 119 Lampiran 57. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Monosit Kontrol .............. 120 Lampiran 58. Hasil Uji Mann-Whitney Data Monosit Kontrol ...................................... 121 Lampiran 59. Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis rendah ............................................ 123 Lampiran 60. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Dosis Rendah ............................... 124 Lampiran 61. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Monosit Dosis Rendah ............. 125 Lampiran 62. Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis Sedang ............................................ 126 Lampiran 63. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Dosis Sedang ............................... 127 Lampiran 64. Hasil Uji ANOVA Data Monosit Dosis Sedang ...................................... 128 Lampiran 65. Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis Tinggi ............................................. 129 Lampiran 66. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Dosis Tinggi ................................. 130 Lampiran 67. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Monosit Dosis Tinggi .............. 131 Lampiran 68. Hasil Uji Normalitas Limfosit Kontrol ..................................................... 132 Lampiran 69. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Kontrol ........................................ 133 Lampiran 70. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Limfosit Kontrol ............. 134 Lampiran 71. Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis Rendah ........................................... 135 Lampiran 72. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Dosis Rendah ............................... 136 Lampiran 73. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit Dosis Rendah...................................... 137 Lampiran 74. Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis Sedang ........................................... 138 Lampiran 75. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Dosis Sedang ............................... 139 Lampiran 76. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit Dosis Sedang ...................................... 140 Lampiran 77. Hasil Uji Post Hoc Data Limfosit Dosis Sedang ...................................... 141 Lampiran 78. Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis Tinggi ............................................ 142 Lampiran 79. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Dosis Tinggi ................................ 143 Lampiran 80. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit Dosis Tinggi ....................................... 144 Lampiran 81. Uji Interleukin 1 β .................................................................................... 145

xvii

Page 17: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersusun dari 17.508

pulau beriklim tropis heterogen berada di antara dua benua dan dua

samudra juga kaya akan fauna dan flora. Iklim tropis juga sangat cocok

untuk pertumbuhan berbagai makhluk hidup termasuk bakteri dan agen

pembawa penyakit lainnya. Adanya agen pembawa penyakit ini

menyebabkan sistem imun melemah sehingga menimbulkan berbagai

penyakit (Sukowati, 2010).

Sistem imun merupakan sebuah mekanisme yang digunakan tubuh

untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap

bahaya yang ditimbulkan berbagai benda asing atau antigen. Sistem imun

adalah gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi

terhadap infeksi. Sistem imun diperlukan untuk mempertahankan keutuhan

tubuhnya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam

lingkungan hidup (Baratawidjaja, 2009).

Pemakaian obat tradisional masih banyak digunakan dalam

meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia meski sekarang sudah

banyak orang menggunakan obat–obatan modern sebagai pelengkap tetapi

obat tradisional masih mempunyai kedudukan khusus dalam masyarakat.

Pengobatan secara tradisional berdasarkan pada upaya untuk

mengembalikan dan memperkuat penyembuhan secara alami (Donatus,

1983).

Salah satu tanaman yang dipercaya dapat meningkatkan sistem

imun adalah jinten hitam (Nigella sativa L.) atau yang lebih dikenal di

masyarakat dengan habbatus saudah dan merupakan spesies famili

Ranunculaceae yang berasal dari mediterrania. Minyak jinten hitam

mengandung thymoquinon (TQ), dithymquinon (DTQ), nigellon,

thymohydroquinon (THQ), dan thymol (THY). Kandungan lainnya adalah

saponin, alkaloid, lemak, karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan

sembilan asam amino essensial. (Salem et al., 2005).

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 18: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

2

Selama berabad-abad biji dari tanaman jinten hitam telah

digunakan sebagai obat herbal untuk meningkatkan kesehatan dan

melawan penyakit terutama di Timur tengah dan Asia Tenggara (Gilani et

al., 2004). Jinten hitam dikenal sebagai salah satu herbal dalam

pengobatan nabi atau thibun nabawi. Dalam kitab Shahih Bukhari Muslim,

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa dia pernah mendengar Rasullah S.A.W.

bersabda sebagai berikut :

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Rasulullah Shallallahu

alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya pada jinten hitam itu terdapat

obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian.

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai efek

imunomodulator dari ekstrak etanol jinten hitam, salah satunya adalah

penelitian Suhatri et al. (2010) dimana pemberian ekstrak etanol biji jinten

hitam (Nigella sativa L.) tehadap mencit yang telah diberikan antigen

suspensi eritrosit kambing 5% dapat meningkatkan titer antibodi dengan

dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB dan dapat

meningkatkan jumlah limfosit, dan monosit serta menurunkan jumlah

neutrofil segmen dengan sangat signifikan (P<0,01).

Pada penelitian Suhatri pemberian ekstrak etanol jinten hitam

dilakukan terhadap mencit yang telah diinduksi antigen, sementara itu

belum diketahui data pengujian efek imunomodulator ekstrak etanol jinten

hitam terhadap mencit tanpa pemberian antigen. Pada penelitian ini

dilakukan uji imunomodulator dengan pemberian ekstrak etanol jinten

hitam tanpa pemberian antigen dengan melihat parameter jumlah total

leukosit, persentase limfosit dan persentase monosit.

Penelitian lain mengenai ekstrak etanol jinten hitam adalah

penelitian Michel et al. (2010) yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol

jinten hitam dapat menurunkan kadar IL-1β pada mencit yang diinduksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 19: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

3

kerusakan hati dengan CCl4. Interleukin-1β (IL-1β) sangat poten sebagai

sitokin pro inflamasi dan terlibat pada berbagai respons melawan antigen.

Pada proses inflamasi sistem imun akan melepaskan sitokin pro inflamasi

yaitu : IL-1β, Il-6 dan TNF-α. (Omar, 2001).

Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh ekstrak etanol jinten

hitam terhadap efek penekanan interleukin 1β pada mencit yang diinduksi

dengan lipopolisakarida. Lipopolisakarida merupakan komponen dinding

sel bakeri yang menstimulasi respons inflamasi dengan mengaktivasi

sitokin pro inflamasi (Manu dan Kuttan, 2008).

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol jinten hitam dapat mempengaruhi jumlah total

leukosit, persentase limfosit, persentase monosit serta kadar IL- 1β?

2. Berapa dosis ekstrak etanol jinten hitam yang dapat mempengaruhi

jumlah total leukosit, persentase limfosit, persentase monosit serta

kadar IL- 1β?

1.3 Hipotesis

Ekstrak etanol jinten hitam dapat mempengaruhi jumlah total

leukosit, persentase limfosit, persentase monosit serta kadar IL- 1β.

1.4 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol jinten hitam

terhadap jumlah IL- 1β pada mencit yang diberi lipopolisakarida dan

mengetahui efek imunomodulator ekstrak etanol jinten hitam yang

diberikan pada mencit BALB/c melalui parameter total leukosit.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 20: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

4

1.5 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui respon sistem imun mencit melalui gambaran total

leukosit, persentase limfosit dan persentase monosit yang diberi

ekstrak etanol jinten hitam.

2. Menyiarkan pengobatan thibun nabawi dan menjadi acuan untuk

pengembangan sediaan imunostimulant dari ekstrak etanol jinten

hitam.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 21: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Jinten Hitam (Nigella sativa L.)

2.1.1 Klasifikasi

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman jinten hitam

adalah sebagai berikut (Depkes RI, 1979):

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Traceabionta

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida dicotyledon

Subkelas : Magnoliidae

Ordo : Ranunculales

Famili : Ranunculaceae

Genus : Nigella Linn.

Spesies : Nigella sativa.

Nama lain Nigella sativa L. adalah : Kalonji (bahasa Hindi),

Kezah (Hebrew), Hamushka (Rusia), Habbatus Sauda’ (Arab), Siyah

daneh (Persian), Fennel Flower / Black Carraway / Nutmeg Flower /

Roman Coriander / Black Onian Seed (English), atau Jinten Hitam

(Indonesia).

2.1.2 Morfologi

Jinten hitam merupakan tanaman herba tahunan, tegak, dengan

tinggi berkisar antara 30 sampai 60 cm. Daun berbentuk lanset, linearis,

ujung lancip. Daun berwarna hijau keabu-abuan, halus dan berbulu. Bunga

berwana hijau pucat ketika muda dan biru terang ketika masak, kemudian

menjadi biru pucat atau putih. Daun bagian bawah bertangkai dan bagian

atas duduk. Daun membalut bunga kecil. Kelopak bunga ada lima, bundar

telur, ujungnya agak meruncing sampai agak tumpul, pangkal mengecil

membentuk sudut yang pendek dan besar. Mahkota bunga pada umumnya

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 22: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

6

delapan, agak memanjang, lebih kecil dari kelopak bunga, berbulu jarang

dan pendek.

Gambar 2.1 Jinten Hitam

Bibir bunga dua, bibir bagian atas pendek, lanset, ujung

memanjang berbentuk benang, ujung bibir bunga bagian bawah berbentuk

tumpul. Benang sari banyak, gundul. Kepala sari jorong dan sedikit tajam,

berwarna kuning. Buah berbentuk bulat telur atau agak bulat. Buah

memiliki kapsul nektar yang banyak, umumnya 10 dan berbentuk seperti

saku. bulat. Biji hitam, trigonal, panjang 1,5-3 mm dengan permukaan

kasar dan bagian dalam berwarna putih berminyak. Biji memiliki

rasa sedikit pahit dan pedas dengan tekstur renyah (Peter, 2004).

2.1.3 Budidaya, Ekologi dan penyebaran (Depkes, 1979)

Tanaman ini diperbanyak dengan biji. Di Indonesia tanaman ini

belum dibudidayakan secara umum. Tumbuh dari daerah Levant ke arah

timur Samudra Indonesia sebagai gulma semusim. Bagian tanaman yang

digunakan biji.

2.1.4 Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari biji jinten hitam minyak atsiri (0,5 – 1,6 %)

meliputi nigellon, thymoquinon (TQ), thymol, carvacrol, α dan β-pipene,

d-limoene, d-citronellot, thymohydroquinon, dithymoquinon, 4 - terpineol

dan p-cymene. Asam lemak (35.6 – 41,6 %) yaitu asam linoleat, asam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 23: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

7

linolenat, asam miristat, asam arakidonat, asam palmitat, asam oleat, sterol

dan asam stearat. Protein (22.7%) Asam amino meliputi albumin,

globulin, lisin, leusin, isoleusin, valin, glisin, alanin, fenilalanin, arginin,

asparagin, cystine, asam glutamat, asam aspartat, prolin, serin, treonin,

triptopan dan tirosin. Mineral seperti Fe, Na, Cu, Zn, P, dan Ca.

Gambar 2.2 Struktur kimia kandungan aktif minyak jinten hitam

TQ, DTQ, THY, dan THQ (Salem, 2005)

Jinten hitam mengandung vitamin seperti asam askorbat, tiamin,

niasin, piridoksin, asam folat dan gizi (Gilani et al., 2004). Alkaloid

meliputi indazol nigellicine, isoquinolin nigellimin dan N – Oksidannya

dan indozol alkaloid nigellidin (Tahir, 2006). Monosakarida dalam bentuk

glukosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa (Salem et al., 2005)

Tabel 2.1 Kandungan kimia biji jinten hitam secara umum Kandungan % (w/w) Oil 3 – 35,5

Protein 16-19,9

Karbohidrat 33-34

Serat 4,5-6,5

Kadar Abu 3,7-7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 24: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

8

Saponin 0,013

Kadar Air 5-7

Sumber : Tahir dan Bakeet, 2006

Tabel 2.2 Kandungan kimia minyak jinten hitam

Kandungan % (w/w)

Asam Linoleat 44,7-56

Asam Oleat 20,7-24,6

Asam Linolenat 0,6-1,8

Asam Arakidonat 2-3

Palmitoleic Acid 3

Eicosadienoic Acid 2-2.5

Asam Palmitat 12-14,3

Asam Stearat 2,7-3

Asam Miristat 0,16

Sumber: Tahir dan Bakeet, 2006)

Tabel 2.3 Kandungan nutrisi biji jinten hitam per 100 gram

Kandungan Biji Eropa Biji Etopia

Kadar Air (g) 4 6,6

Protein (g) 22 13,8

Lemak (g) 41 32,2

Karbohidrat (g) 17 –

Serat (g) 8 16,4

Kadar Abu (g) 4,5 7,5

N (g) – 2,2

Na (g) 0,5 –

Kalium (g) 0,5 –

Kalsium (g) 0,2 0,5

P (g) 0,5 0,6

Besi (mg) 10 17

Vitamin B1 (mg) 1,5 0,62

Niacin (mg) 6 9,5

Sumber: Peter, 2004

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 25: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

9

2.1.5 Farmakologi

Berdasarkan penelitian – penelitian yang telah dilakukan jinten

hitam memiliki aktivitas farmakologi sebagai berikut :

a. Sistem imun

Berdasarkan penelitian Suhatri et al., (2008) pemberian ekstrak

etanol biji jinten hitam dapat meningkatkan titer antibodi pada mencit

dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB dan dapat

meningkatkan jumlah limfosit dan monosit serta menurunkan jumlah

neutrofil segmen dengan sangat signifikan (P<0,01), namun tidak terhadap

sel eosinofil dan neutrofil batang.

b. Anti histamin

Minyak jinten hitam yang dapat menurunkan kadar IgE, jumlah

eosinofil dan kortisol endogen di dalam plasma dan urin pada penderita

asma (Salem et al., 2005)

c. Anti atherogenik

Jinten hitam menghasilkan efek antiatherogenic dengan

menurunkan LDL secara signifikan dan meningkatkan kadar HDL

kolesterol pada tikus (Buriro et al., 2011).

d. Anti mikroba

Hasil penelitian menunjukkan 90.3 % dari methichilin-resistant

Sthaphylococcus aureus (MRSA) sensitif terhadap ekstrak jinten hitam

dengan konsentrasi 5 mg/dics. Hal ini mengindikasikan jinten hitam dapat

menghambat efek dari MRSA (Aslam et al., 2011).

2.2 Sistem Imun

Sistem imun adalah gabungan sel, molekul, dan jaringan yang

berperan dalam resistensi terhadap infeksi. Imunitas adalah resistensi

terhadap penyakit terutama infeksi. Reaksi yang dikoordinasi sel – sel,

molekul – molekul dan bahan lainnya terhadap mikroba disebut respons

imun. Sistem imun tubuh diperlukan untuk mempertahankan keutuhannya

terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan

hidup (Baratawidjaja, 2009).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 26: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

10

Imunitas (kekebalan) merupakan terminologi yang digunakan

untuk respons spesifik dari sistem imun. Kekebalan terhadap infeksi, baik

yang terbentuk mengikuti paparan organisme penyebab maupun yang

dapat dirangsang secara buatan dengan imunisasi terutama untuk resiko

paparan. (Underwood, 1996).

Mekanisme sistem imun diklasifikasikan menjadi sistem imun non

spesifik dan sistem imun spesifik

2.2.1 Sistem imun non spesifik

a. Pertahanan fisik

Pertahanan fisik terdiri dari kulit yang utuh dan epitel lapisan

mukus yang dalam kondisi normal tidak dapat ditembus mikrobial.

Disamping itu, gerakan dapat membuang mikroorganisme, seperti pada

reflek batuk, bersin dan muntah, bersama – sama dengan gerakan yang

konstan seperti bergetarnya silia pada traktus respiratorius dan peristaltik

usus (Underwood, 1996).

b. Pertahanan biokimia

Lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu

melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dapat

menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri. Air susu ibu

mengandung laktosidase dan asam neuraminik yang bersifat antibakteri

terhadap E. coli dan asam dalam saluran pencernaan oleh enzim proteolitik

dan cairan empedu dalam usus halus; dan oleh asiditas vagina. Zat kimia

ini membentuk lingkungan yang tidak nyaman untuk bakteri yang bukan

flora normal (Baratawidjaja, 2009).

c. Pertahanan humoral

Sistem imun nonspesifik menggunakan berbagai molekul larut.

Molekul larut tertentu diproduksi di tempat infeksi atau cedera dan

berfungsi lokal. Molekul tersebut antara lain adalah peptide antimikroba

seperti defensing, katelisidin dan IFN dengan efek antiviral. Faktor larut

lainnya diproduksi di tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan

sasaran melalui sirkulasi seperti komplemen, protein fase akut, mediator

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 27: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

11

asal fosfolipid dan sitokin seperti IL-1, IL-6, dan TNF – α (Baratawidjaja,

2009).

d. Pertahanan Selular

Fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun

nonspesifik selular. Sel – sel sistem imun tersebut dapat ditemukan dalam

sirkulasi atau jaringan. Fagositosis adalah garis pertahanan kedua tubuh

terhadap agen infeksius. Pertahanan ini terdiri dari proses penelanan dan

pencernaan mikroorganisme serta toksin setelah berhasil menembus tubuh

(Baratawidjaja, 2009).

2.2.2 Sistem Imun Spesifik

a. Humoral

Pemeran utama dalam sistem sel imun spesifik humoral adalah sel

B atau limfosit B. Sel B berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang.

Sel B yang dirangsang oleh benda asingkan berpoliferasi, berdiferensiasi

dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Antibodi

yang dilepaskan dapat ditemukan di dalam serum (Baratawidjaja, 2009).

b. Selular

Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular.

Sel T berasal dari sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinya

terjadi dalam timus atas pengaruh berbagai faktor asal timus. Sel T terdiri

dari beberapa subset sel dengan fungsi yang berlainan yaitu CD4+ (Th1,

Th2), CD8+ ( CTL/Tc ) dan Ts ( sel Tr / Th. )

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 28: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

12

Gambar 2.4 Gambaran umum sistem imun (Baratawidjaja, 2009)

Fungsi sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap

bakteri yang hidup intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel

CD4+ mengaktifkan sel Th yang selanjutnya mengaktifkan makrofag

untuk menghancurkan mikroba. Sel CD8+ memusnahkan sel terinfeksi.

(Baratawidjaja, 2009)

2.2.3 Imunomodulator

Imunomodulator adalah obat yang diharapkan dapat

mengembalikan, memperbaiki dan mengembalikan ketidakseimbangan

sistem imun yang fungsinya terganggu atau menekan fungsinya yang

berlebihan. Imunorestorasi dan imunostimulasi disebut imunopotensiasi

atau up regulation, sedangkan imunosupresi disebut down regulation.

Imunorestorasi ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun

yang terganggu dengan memberikan berbagai komponen sistem imun,

seperti immunoglobulin dalam bentuk ISG, HSG, plasma, plasmapheresis,

leukopheresis, transparansi sumsum tulang, hati dan timus (Baratawidjaja,

2009).

Imunostimulan atau imunopotensiasi adalah cara memperbaiki

fungsi sistem imun dengan menggunakan imunostimulan yaitu bahan yang

merangsang sistem imun. Bahan yang disebut imunostimulator yaitu

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 29: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

13

hormon timus, limfokin, interferon, antibodi monoklonal, ekstrak leukosit,

bahan asal bakteri dan jamur juga bahan sintetik seperti levamisol,

isoprinosin, muramil dipeptida dan lain-lain. Imunosupresi merupakan

suatu tindakan untuk menekan respons imun. Kegunaannya di klinik

terutama pada transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan dan pada

berbagai penyakit inflamasi yang menimbulkan kerusakan atau gejala

sistemik, seperti autoimun atau autoinflamasi. Bahan yang berfungsi

sebagai imunosupresi seperti steroid (glukokortikoid dan kortikosteroid),

cytosan, metotreksat dan lain-lain. (Baratawidjaja, 2009).

2.3 Sitokin

Sitokin merupakan protein pemberi sinyal intraselular yang bekerja

secara lokal dengan parakrin atau autokrin dengan terikat pada reseptor

yang memiliki afinitas dan memacu reaktivitas sistem imun, baik pada

imunitas spesifik atau nonspesifik. Sitokin diproduksi oleh makrofag atau

monosit (monokin), limfokin (limfosit), sel – sel endotel, hepatosit, sel –

sel epitel keratinosit, dan firoblas. Sitokin jika dijumpai dalam sirkulasi,

biasanya terdapat dalam konsentrasi pikogram permililiter (pg/mL)

(Baratawidjaja, 2009; Isselbacher et al., 1999).

Sitokin berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan

mengawali, mempengaruhi dan meningkatkan respon nonspesifik.

Makrofag diransang oleh IFN-γ, TNF-α, dan IL – 1 disamping juga

memproduksi sitokin – sitokin tersebut. IL – 1, IL – 6, TNF-α, merupakan

sitokin proinflamasi dan inflamasi spesifik (Baratawidjaja, 2009).

2.4 Interleukin – 1 (IL – 1 )

Pada tahun 1970 diketahui bahwa makrofag penyaji antigen juga

melepaskan sebuah faktor telarut, interleukin-1, yang mengaktifkan

limfosit – T dan menginduksi produksi sebuah faktor sekunder,

interleukin-2, yang meransang proliferasi dan produksi immunoglobulin

oleh limfosit – B. Pembebasan faktor – faktor ini berfungsi untuk

melipatgandakan dan menunjang respon imun (Bloom, 1994).

Interleukin-1 dahulu dikenal sebagai leukocyte activating factor

(LAF), B cell activator factor (BAF), mononuclear cell factor (MCF),

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 30: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

14

leucocyte endogenous mediator (LEM), hemeopoetin-1 dan sejumlah

nama lain, tetapi dengan ditemukan antibodi terhadap IL-1 dan

rekombinan IL-1, saat ini nama IL-1 diberikan pada subtansi ini. Monosit

atau makrofag yang disebut sel kupffer, sel Langerhans, sel dendritik

maupun makrofag yang terdapat dalam paru – paru, limpa atau tempat

lain, merupakan sumber utama IL-1. IL-1 juga dapat disintesis oleh hampir

semua sel berinti yang lain, tetapi tidak oleh eritrosit. Saat ini sudah

diketahui bahwa fungsi utama IL-1 adalah mediator respons inflamasi

pejamu pada imunitas bawaan (Kresno, 1996)

Interleukin adalah bagian dari sitokin yang disintesis oleh limfosit,

monosit dan sel – sel lain yang merangsang pertumbuhan sel T, sel B dan

sel hematopoiesis. Interleukin 1 sampai interleukin 18 mempunyai fungsi

biologis yang variasi (Cruse dan Lewis, 2003). IL-1 adalah sitokin yang

diproduksi terutama dengan aktivasi mononuklear fagosit yang berfungsi

sebagai mediator inflamasi pada respon imun nonspesifik, meningkatkan

proliferasi sel Th dan pertumbuhan serta diferensiasi sel B (Abbas dan

Licthtman, 2004)

Interleukin – 1 terdiri dari dua bentuk yaitu α dan β. Keduanya

berikatan pada reseptor yang sama dan memiliki aktivitas biologi yang

sama termasuk berinteraksi dengan sel endotel untuk meningkatkan

pengaturan ekspresi molekul adhesi pada sel endotel, menstimulasi

produksi kemokin oleh sel endotel dan makrofag juga menginduksi

sintesis protein fase akut oleh hepar. IL α dan β mempunyai kesamaan

berat molekul umum kurang lebih 17,5 kDa dan mempunyai 26 % asam

amino yang homolog (Abbas dan Licthtman, 2004; Isselbacher et al.,

1999)

Fungsi utama IL – 1 adalah sama dengan TNF, yaitu mediator

terhadap infeksi dan ransangan lain. IL – 1 bersama TNF berperan pada

imunitas nonspesifik. Sumber utama IL – 1 yaitu fagosit mononuklear

yang diaktifkan, makrofag, sel – sel endotel, sel dendritik, sel – sel

Langerhans. Efek biologis IL – 1 sama seperti TNF yang tergantung dari

jumlah yang diproduksi (Baratawidjaja, 2009; Johnson et al., 2011).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 31: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

15

Dampak biologis IL-1 bergantung pada jumlah sitokin yang

dilepaskan pada kadar rendah fungsi utamanya adalah sebagai mediator

inflamasi lokal, misalnya berinteraksi dengan sel endotel untuk

meningkatkan koagulasi dan meningkatkan ekspresi molekul permukaan

yang membantu adhesi leukosit. Dalam kadar tinggi IL-1 masuk ke dalam

sirkulasi dan melancarkan efek endokrin, misalnya menyebabkan demam,

menginduksi sintesis protein fase akut oleh hepar dan mengawali kakeksia.

IL-1 berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi limfosit,

disamping itu IL-1 merangsang secara nonspesifik ekspresi berbagai

reseptor antigen pada permukaan sel sehingga secara tidak langsung

meningkatkan respons imun spesifik. (Kresno, 1996)

Daya kerja imunologik utama interleukin – 1 yaitu meransang

reseptor IL-2 muncul dalam sel – sel T, meningkatkan pengaktifan sel B,

menginduksi timbulnya demam, reaktan fase akut dan IL – 6.

Meningkatkan resistensi nonspesifik, (Johnson et al., 2011).

Interleukin-1β sangat poten sebagai sitokin pro inflamasi dan

terlibat pada berbagai respons melawan antigen. Pada proses inflamasi

sistem imun akan melepaskan sitokin pro inflamasi yaitu : IL-1β, Il-6 dan

TNF-α. (Omar, 2001). IL-1β dikeluarkan oleh peripheral blood

mononuklear jika terkena agen inflamasi. Ketika dikeluarkan ke dalam

darah IL-1β memiliki aktivitas yang luas dan berperan dalam penyakit

inflamasi (Haq et al., 1999). IL-1β, tetapi tidak IL-1α berpotensi ssebagai

aktivator respons imun humoral dan dan IL-Ra mempunyai peran penting

dalam mengatur fungsi sistem imun (Nakae et al., 2001).

2.5 Leukosit

Leukosit merupakan sel darah yang memiliki nukleus dan tidak

bewarna dalam keadaan segar. Bentuknya bulat dalam peredaran darah,

tetapi berupa sel ameboid pleimorfik dalam jaringan, atau pada substrat

padat invivo. Leukosit terdiri dari leukosit leukosit granular atau leukosit

nongranular. Leukosit granular terdiri dari eosinofil, basofil, dan neutrofil.

Leukosit bergranular terdiri dari dari limfosit dan monosit. Jumlah leukosit

dalam sirkulasi berkisar antara 5000 sampai 9000 permilimeter kubik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 32: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

16

darah, tetapi jumlah ini bervariasi sesuai umur, bahkan pada waktu yang

berbeda sepanjang hari. Jumlah leukosit dalam jaringan dan organ sangat

besar tetapi tidak dapat dihitung. Variasi kecil jumlah leukosit tidak

mempunyai arti klinik, tetapi adanya infeksi dalam tubuh, meningkatkan

leukosit sampai 20.000 bahkan 40.000 permilimeter kubik darah. Jumlah

relatif berbagai jenis leukosit, disebut hitung jenis leukosit, biasanya cukup

konstan: neutrofil 55-60%; eosinofil 1-3%; basofil 0.07%; limfosit 22-33%

dan monosit 3-7% . (Bloom, 1994).

Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda

asing, termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar aktivitas leukosit

berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah. Pelepasan zat

kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati

(kemotaksis positif) atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat.

Semua lekosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang

pada neutrofil dan monosit. Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit

bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke

jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa

minggu, atau beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya. Infeksi atau

kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah leukosit. (Sloane,

1995)

2.6 Limfosit

Sebanyak 20% dari semua leukosit dalam sirkulasi darah orang

dewasa merupakan limfosit yang terdiri dari sel B dan sel T yang

merupakan kunci pengontrol sitem imun. Biasanya sel limfosit hanya

memberikan reaksi terhadap zat asing tetapi tidak terhadap selnya sendiri

(Baratawidjaja, 2009).

Struktur limfosit mengandung nukleus bulat bewarna biru gelap

yang berkeliling lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi; ukuran

terkecil 5 μm sampai 8 μm; ukuran terbesar 15 μm. Limfosit berasal dari

sel – sel batang sumsum tulang merah, tetapi melanjutkan differensiasi dan

proliferasinya dalam organ lain. (Sloane, 1995)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 33: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

17

Tabel 2.4 Limfosit yang berperan dalam respon imun spesifik (Baratawidjaja, 2009)

Jenis Sel Fungsi Sel Produk Fungsi Produk

B Produksi antibodi

Presentasi antigen

Antibodi Neutralisasi

Opsonisasi

Lisis sel

Th2 Meningkatkan

prosuksi antibodi oleh

sel B

Meningkatkan Tc

Aktif

Sitokin IL-3, IL-

4, IL-5, IL-10,

IL-13

Membantu sel B

dan Tc

Th1 Mengawali dan

meningkatkan

inflamasi

IL-2, IFN γ ,

TNF

Mediator

inflamasi

Tr Menurukan produksi

antibodi sel B

Menurunkan sel T

aktif

Faktor

suppressor

Suppress Th

akibatnya

mensupress B

dan Tc juga

Tc Lisis sel target

antigenic

IFN γ

Perforin

Meningkatkan

ekspresi MHC

Aktivasi sel NK

Merusak

Membran sel

target

NKT Pemusnahan sel

sasaran

IL-4, IFN γ

2.7 Monosit

Monosit mencapai 3 % sampai 8 % dari jumlah total leukosit dan

merupakan sel darah terbesar, diameternya rata – rata berukuran 12 μm –

18 μm. Nukleus besar berbentuk telur atau seperti ginjal, yang dikelilingi

sitoplasma bewarna biru keabuan pucat. Monosit sangat aktif. Sel ini siap

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 34: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

18

bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan

aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap)

(Sloane, 1995). Monosit berperan sebagai APC, mengenal, menyerang

mikroba, dan sel kanker dan juga memproduksi sitokin, mengerahkan

pertahanan sebagai respon terhadap infeksi (Baratawidjaja, 2009).

2.8 Enzyme Linked Immunosorbent Assay ( Elisa )

Elisa adalah pemeriksaan yang praktis dan sensitif untuk

menemukan antibodi. Antigen mula – mula diikat benda padat kemudian

ditambah antibodi yang dicari. Setelah itu ditambahkan lagi antigen yang

bertanda enzim, seperti peroksidase dan fosfatase. Akhirnya ditambahkan

subtrat kromogen yang bila bereaksi dengan enzim dapat menimbulkan

warna. Perubahan warna yang terjadi sesuai dengan jumlah enzim yang

diikat dan sesuai pula dengan kadar antibodi yang dicari (Baratawidjaja,

2009; Johnson et al., 2011).

Prinsip dasar teknik ELISA adalah interaksi total antara antigen

dan antibodi yang teradsorpsi secara pasif pada permukaan fase padat

(permukaan microwellplate) yang terbuat dari plastik (polipropilen atau

polietilen). Hasil interaksi yang berupa lapisan monomolekuler tersebut

kemudian direaksikan dengan enzim peroksidase yang telah

dikonyugasikan dengan avidin. Enzim peroksidase yang terikat kemudian

akan bereaksi dengan larutan 2,2’-azino-bis-3ethylbenzothiozoline-6-

sulfonic acid (ABTS) yang ditambahkan dan membentuk warna hijau.

Warna hijau ini intensitasnya dapat diukur secara visual atau dengan alat

spektrofotometer. Makin banyak antigen yang berinteraksi dengan

antibodi makin tinggi intensitas warnanya. (Sumartini et al., 2002)

Interaksi antara antigen dan antibodi dapat terjadi karena ikatan

hidrogen antara gugus – gugus bermuatan yang terdapat pada keduanya,

selanjutnya terjadi ikatan elektrostatik yang timbul karena muatan listrik

yang muncul kemudian karena interaksi keduanya. Ikatan Van Der Waals

juga timbul karena muatan listrik yang muncul kemudian karena interaksi

keduanya. Ikatan Van Der Waals juga timbul karena muatan positif dan

negatif antara kelompok gugus pada antigen dan antibodi. Hasil interaksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 35: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

19

antigen dan antibodi ini akhirnya akan menghasilkan molekul air. Jadi agar

interaksi terjadi maksimum maka molekul air dalam microwellplate

sedapat mungkin dihindarkan keberadaannya. Setiap tahapan reaksi

tersebut diatas selesai maka selalu diikuti dengan pencucian larutan garam

jadi kelebihan pereaksi antibodi atau antigen akan terbuang bersama

larutan garam. Oleh karena itu bila tidak ada antigen dan antibodi yang

berinteraksi secara spesifik, reaksi selanjutnya takkan terjadi dan warna

yang diharapkan timbul tak ada (Sumartini et al., 2002)

1. Direct ELISA

Antigen ditambahkan sehingga teradsorbsi pada fase padat

selama proses inkubasi. Setelah diikunbasi, antigen yang tidak terikat

pada fase padat dicuci. Antibodi yang spesifik terhadap antigen yang

telah dilabel dengan enzim (konjugasi) ditambahkan dan diinkubasi.

Konjugat akan berikatan dengan antigen pada fase padat. Selanjutnya

konjugat yang tidak terikat dicuci. Kemudian ditambahkan substrat

atau kromogen. Sehingga menghasilkan warna melalui proses katalisis

enzim. Perubahan warna yang terjadi diukur menggunakan

spektrofotometer (Crowther, 2001).

2. Indirect ELISA

Antigen ditambahkan sehingga teradsorbsi pada fase padat

selama proses inkubasi. Antibodi ditambahkan dan diinkubasi

kemudian antibodi akan mengikat antigen spesifik pada fase padat.

Antibodi yang tidak terikat dengan antigen fase padat dicuci.

Kemudian Antibodi yang telah dilabel enzim (konjugat) berupa

antibodi antispesies ditambahkan, sehingga semua antibodi yang

terikat dengan antigen akan diikat selanjutnya diinkubasi dan konjugat

yang berlebih dicuci. Substrat ditambahkan untuk mengikat konjugat

dan setelah terjadi perubahan warna, reaksi dihentikan. Kemudian

warna yang terjadi dibaca pada spektrofometer (Crowther, 2001)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 36: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

20

3. Direct Sandwich ELISA

Antibodi ditambahkan sehingga teradsorbsi pada fase padat

selama proses inkubasi Antibodi yang bebas dicuci. Kemudian antigen

ditambahkan lalu diinkubasi sehingga antigen berikatan dengan

antibodi selama proses inkubasi dan antigen yang tidak terikat dicuci.

Kemudian ditambahkan konjugat antibodi yang sama atau berbeda

dengan antibodi pada fase padat. Setelah ditambahkan konjugat

diinkubasi, konjugat bebas dicuci. Penambahan substrat sampai terjadi

perubahan warna kemudian reaksi dihentikan dan diukur kuantitas

warnanya menggunakan spektrofotometer (Crowther, 2001).

4. Indirect Sandwich

Antibodi ditambahkan sehingga teradsorbsi pada fase padat

selama proses inkubasi. Antibodi yang bebas dicuci selanjutnya

ditambahkan antigen. Antigen akan berikatan dengan antibodi pada

fase padat selama proses inkubasi lalu antigen yang tidak terikat

dicuci. Selanjutnya ditambahkan antibodi (Ab2) yang berbeda dengan

antibodi pada fase padat. Kemudian diinkubasi, Ab2 bebas dicuci.

Konjugat antispesies ditambahkan yang dapat mengikat serum yang

berasal dari spesies yang sama dengan Ab2 tetapi tidak dapat bereaksi

dengan antibodi fase padat. Lalu ditambahkan substrat sampai terjadi

perubahan warna kemudian reaksi dihentikan dan diukur dengan

spektrofotometer (Crowther, 2001).

2.9 Lipopolisakarida

Lipolisakarida merupakan salah satu lapisan dinding sel bakteri

Gram negatif yang tersusun atas dua lapisan lipid, polisakarida, dan

protein. Lipid dan polisakarida terikat pada lapisan luar dari membrane

terluar membentuk struktur lipopolisakarida. Polisakarida dalam LPS

tersusun atas dua bagian, yaitu polisakarida inti dan O-polisakarida.

Bagian lipid dalam lipopolisakarida disebut dengan lipid A. Bagian lipid A

tersebut merupakan bagian yang toksik dalam lipopolisakarida (Madigan,

2003).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 37: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

21

Lipopolisakarida merupakan komponen dinding sel bakeri yang

menstimulasi respons inflamasi dengan mengaktivasi sitokin pro inflamasi

(Manu dan Kuttan, 2008)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 38: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Peneltian

Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penelitian dimulai sejak bulan

September hingga Desember 2013.

3.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Na CMC

0,5%, kit ELISA untuk IL-1β (Boster Biological Technology), ekstrak

etanol jinten hitam (Arifiani AA. 2012), lipopolisakarida (Sigma-Aldrich),

larutan Giemsa, larutan Turk, minyak emersi, methanol, dan aquades.

3.3 Alat

Alat – alat yang digunakan yaitu timbangan hewan, kandang

mencit beserta tempat makan dan minum, sonde, sentrifugator (Hettich

Zentrifugen), timbangan, alat gelas, mikropipet, tabung EDTA 1ml,

tabung Eppendorf, hemositometer yang terdiri dari pipet pengencer dan

kamar hitung Neubauer, gelas objek, cover glass, kotak preparat, dan

mikroskop cahaya.

3.4 Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit galur

BALB/c berumur 6 – 8 minggu dengan berat badan 20 – 23 gram yang

diperoleh dari UGM.

Diberikan makan berupa berupa butiran (pellet) dan minuman ad

libitum.

22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 39: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

23

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pembuatan Supensi Na-CMC 0.5 %

Lima ratus miligram Na-CMC ditimbang, kemudian dilarutkan dalam

sebagian akuades hangat, diaduk dan ditambah akuades sambil terus

diaduk memakai batang pengaduk. Setelah larut semua sisa akuades

ditambahkan sampai didapatkan volume larutan Na-CMC 100 ml dengan

memakai labu takar 100 ml.

3.5.2 Aklitimasi Hewan Uji

Hewan uji terlebih dahulu diadaptasikan (aklitimasi) terhadap

lingkungan selama 2 minggu. Hewan uji terdiri dari mencit galur BALB/c

setiap kelompok terdiri dari 5 hewan uji. Menurut WHO minimal hewan

uji untuk satu kelompok uji adalah 5 ekor.

3.5.3 Uji Peningkatan Total Leukosit, Persentase Limfosit dan Monosit

Mencit BALB/c sebanyak 24 ekor dibagi dalam 4 kelompok

perlakuan berdasarkan dosis ektrak etanol jinten hitam yang diberikan.

Pemberian ekstrak diberikan selama 14 hari berturut secara oral. Setiap

hari ke – 7, hari ke 14 dan hari ke 21. Darah diambil melalui pleksus retro

orbital mata mencit.

Tabel 3.1. Kelompok untuk uji total leukosit, limfosit dan monosit No Kelompok Perlakuan Pengambilan

Darah 1. Kontrol diberikan Na-CMC 0.5% 0.5

ml/kgBB selama 14 hari berturut - turut

Hari ke - 7, ke - 14, dan Ke 21

2. Dosis Rendah

diberikan ekstrak etanol jinten hitam 125 mg/kgBB selama 14 hari berturut – turut

Hari ke - 7, ke - 14, dan Ke 21

3. Dosis Sedang

diberikan ekstrak etanol jinten hitam 250 mg/kgBB selama 14 hari berturut – turut

Hari ke - 7, ke - 14, dan Ke 21

4. Dosis Tinggi

diberikan ekstrak etanol jinten hitam 500 mg/kgBB selama 14 hari berturut – turut

Hari ke - 7, ke - 14, dan Ke 21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 40: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

24

3.5.4 Uji Kadar Interleukin 1β (IL-1β)

Pada uji kadar IL-1β dilakukan pemberian ekstrak etanol jinten

hitam secara oral dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500

mg/kgBB. Selanjutnya pada hari ke – 5, dua jam setelah pemberian ekstrak

etanol jinten hitam diberikan LPS 20 μg/mencit. Darah mencit diambil 6

jam kemudian, melalui pleksus retro orbital mata mencit (Manu dan

Kuttan, 2008).

Tabel 3.2 Data Perlakuan untuk uji kadar IL - 1β No Kelompok Perlakuan Pengambilan

darah

1. Kontrol diberikan Na-CMC 0.5% 0.5

ml/kgBB selama 5 hari berturut -

turut

Hari ke – 5

2. LPS Diberikan LPS 20 μg/mencit pada

hari ke 5

Hari ke – 5

3. Ekstrak

Etanol Dosis

Rendah

diberikan ekstrak etanol jinten

hitam 125 mg/kgBB selama 5 hari

berturut - turut. Hari ke – 5 dua

jam setelah pemberian ekstrak,

diberikan LPS 20 μg/mencit

Hari ke – 5

4. Ekstrak

Etanol Dosis

Sedang

diberikan ekstrak etanol jinten

hitam 250 mg/kgBB selama 5 hari

berturut - turut. Hari ke – 5 dua

jam setelah pemberian ekstrak,

diberikan LPS 20 μg/mencit

Hari ke – 5

5. Ekstrak

Etanol Dosis

Tinggi

diberikan ekstrak etanol jinten

hitam 500 mg/kgBB selama 5 hari

berturut - turut. Hari ke – 5 dua

jam setelah pemberian ekstrak,

diberikan LPS 20 μg/mencit

Hari ke – 5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 41: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

25

3.5.5 Pengambilan darah

Darah diambil dari setiap hewan uji melalui pleksus retro orbital

mata mencit. Sampel darah untuk uji total leukosit dimasukkan ke dalam

tabung vacutainer EDTA dan sampel darah untuk uji IL-1β dimasukkan ke

tabung vacutainer EDTA yang berbeda. Darah untuk uji IL-1β disentrifus

pada 3000 rpm selama 20 menit, plasma yang muncul dimasukkan ke

dalam tabung Eppendorf disimpan pada suhu – 20oC sampai waktu

pemeriksaan IL-1β dengan ELISA.

3.5.6 Perhitungan Total Leukosit

Penghitungan jumlah leukosit total dilakukan menggunakan

hemositometer dengan pengenceran 1:20. Untuk memperoleh pengenceran

1:20 sampel darah dihomogenkan, kemudian dihisap dengan

menggunakan pipet leukosit dan aspirator sampai tera 0,5. Selanjutnya,

larutan Turk dihisap hingga tera 11, aspirator dicabut kemudian

dihomogenkan secara manual, yaitu dengan cara memutar membentuk

angka 8. Selanjutnya sampel dibuang sekitar 2-3 tetes, setelah itu

dimasukkan ke dalam kamar hitung Neubauer dan ditutup dengan gelas

penutup kemudian diperiksa dengan mikroskop perbesaran 40 x 10.

Leukosit dihitung pada empat kotak besar di tiap sudut tiap sisi kamar

hitung. Sel yang menempel di garis pemisah sebelah kiri dan di garis atas

kotak persegi ikut dihitung, sel yang menempel di kedua sisi kotak lain

tidak ikut dihitung (Anandika, 2011).

Karena kedalaman kamar kamar hitung Neubauer adalah 0,1 mm

dan luas adalah 4 mm2 (terdiri dari 4 kamar masing-masing dengan luas 1

mm2 jadi total 4 mm2). Maka volume kotak adalah 0,4 mm3(Kulisic, 2006)

Jumlah total leukosit per mm3 =N x faktor pengenceran

Volume Kotak

= Nx20

0,4 𝑚𝑚𝑚𝑚3

= 50 N

N : Jumlah total leukosit dari 4 kamar hitung

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 42: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

26

3.5.7 Analisa Persentase Monosit dan Limfosit

Sampel darah segar diteteskan pada gelas objek dan dibuat preparat

apus. Setelah dibiarkan mengering di udara, preparat apus kemudian

difiksasi dengan methanol selam 5 menit. Preparat kemudian diwarnai

dengan pewarna Giemsa dengan pengenceran 1 : 9 selama 30 menit..

Selanjutnya preparat dicuci menggunaan aquades dan dibiarkan

mengering. Setelah kering preparat diperiksa dibawah mikroskop dengan

pembesaran 100 x dengan dibubuhi minyak emersi pada permukaan

sediaan apus tersebut. Pertama – tama dihitung sampai 100 sel leukosit,

kemudian dari 100 sel leukosit dihitung jumlah monosit dan limfosit. Lalu

ditentukan persentase monosit dan limfosit dari total 100 leukosit tersebut

dengan rumus sebagai berikut (Handajani dan Dharmawan , 2009).

% Limfosit = ∑ 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 100

𝑥𝑥 100 %

% Monosit = ∑𝑙𝑙𝑙𝑙𝑚𝑚𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙100

𝑥𝑥 100 %

Gambar 4.1 Skema pembacaan diferensiasi leukosit

3.5.8 Pengukuran kadar IL-1β dengan ELISA

Sebanyak 0.1 ml sampel, kontrol dan standar dimasukkan ke dalam

microplate yang telah dilapisi anti - mouse IL - 1β antibodi kemudian

diinkubasi selama 90 menit pada suhu 370C lalu membuang isi plate dan

keringkan menunggunakan handuk, Tambahkan 0.1 ml biotinylated anti

mouse IL - 1β antibody inkubasi pada suhu 370C selama 60 menit lalu

mencuci microplate dengan 0.01M PBS sebanyak 3 kali. Tambahkan

0,1ml larutan ABC diinkubasi pada suhu 370C selama 30 menit lalu

mencuci microplate dengan 0.01M PBS sebanyak 5 kali.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 43: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

27

Menambahkan 90 ul dengan TMB Color developing agen dan

didiamkan selama 30 menit pada suhu ruangan di tempat yang gelap.

Ditambahkan 0.1 ml TMB stop solution. Dibaca optical density absorbasi

dengan ELISA reader yang diatur pada 450 nm.

3.5.9 Analisa Statistik

Analisa jumlah total leukosit, presentase monosit, presentase

limfosit dan kadar IL-1β menggunakan ANOVA (Analysis Of Variance)

dengan menggunakan program SPSS 17,0 for windows taraf kepercayaan

sebesar 95% dengan (α= 0,05).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 44: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Leukosit

Hasil dari perhitungan jumlah total leukosit hari 7, hari 14 dan hari

21 pada mencit BALB/c yang diberikan ekstrak etanol jinten hitam dosis

rendah (125 mg/kgBB), dosis sedang (250 mg/kgBB) dan dosis tinggi

(500 mg/kgBB) didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.1 Hasil Jumlah Total Leukosit (per mm3)

Hasil penelitian menunjukkan jumlah total leukosit kelompok

kontrol hari 7, 14 dan 21 berada dalam kisaran normal. Kisaran normal

jumlah total leukosit pada mencit BALB/c adalah 4 - 12 x 103 per mm3

(Arrington, 1972). Jumlah total leukosit hari 7 kelompok ekstrak etanol

jinten hitam dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Jumlah total leukosit meningkat seiring

meningkatnya dosis ekstrak etanol jinten hitam yang diberikan. Kelompok

ekstrak etanol jinten hitam dosis tinggi memiliki jumlah total leukosit

paling tinggi.

Jumlah total leukosit hari 7 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa jumlah total leukosit tidak terdistribusi normal (p>0,05) kemudian

dilakukan tranformasi agar didapatkan data yang normal tetapi hasil yang

diperoleh jumlah total leukosit tetap tidak terdistribusi normal. Syarat

Kelompok Mencit Rata – rata jumlah total leukosit ( x103 per mm3)

Hari ke – 7 Hari Ke – 14 Hari ke 21

Kontrol 4,3 ± 0,8 5,0 ± 1,9 4,8 ± 0,9

Dosis Rendah 6,3 ± 2,5 8,3 ± 1,4 9,1 ± 2,2

Dosis Sedang 7,6 ± 0,8 12,7 ± 1,0 11,2 ±2,2

Dosis Tinggi 11,1 ± 2,1 11,0 ± 3,5 11,3 ±3,5

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 45: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

29

normalitas tidak terpenuhi sehingga jumlah total leukosit harus dianalisis

dengan statistik non parametik Kruskal Wallis. Hasil uji Kruskal Wallis

menunjukan terdapat perbedaan bermakna dengan nilai signifikan p=0,03

(p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann

Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara

kelompok kontrol dengan kelompok dosis sedang (p=0,009), kelompok

kontrol dengan kelompok dosis tinggi (p=0,009) dan kelompok sedang

dengan kelompok dosis tinggi (p = 0,009)

Jumlah total leukosit hari 14 kelompok pemberian ekstrak etanol

jinten hitam dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi lebih tinggi

dibandingkan kontrol tetapi masih berada dalam kisaran normal. Jumlah

total leukosit meningkat seiring meningkatnya dosis ekstrak etanol jinten

hitam yang diberikan. Kelompok ekstrak etanol jinten hitam dosis sedang

memiliki jumlah total leukosit paling tinggi.

Jumlah total leukosit hari 14 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa jumlah total leukosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa jumlah total leukosit tidak bervariasi

homogen (p<0,05) kemudian dilakukan tranformasi data agar diteroleh

data yang homogen tetapi hasil yang diperoleh jumlah total leukosit tidak

bervariasi homogen. Syarat homogenitas tidak terpenuhi sehingga jumlah

total leukosit harus dianalisis dengan statistik non parametik Kruskal

Wallis.

Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan terdapat perbedaan bermakna

dengan nilai signifikan 0,005 (p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Mann

Whitney. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis rendah (p

= 0,028), kelompok kontrol dengan kelompok dosis sedang (p = 0,009),

kelompok kontrol dengan kelompok dosis tinggi (p=0,016) dan kelompok

rendah dengan kelompok dosis sedang (p = 0,009).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 46: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

30

Pengambilan darah hari 21 (pemberian ekstrak dihentikan sejak

hari 14 sampai hari 21), jumlah total leukosit kelompok ekstrak etanol

jinten hitam dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi lebih tinggi

dibandingkan kontrol tetapi masih berada dalam kisaran normal. Jumlah

total leukosit meningkat seiring meningkatnya dosis ekstrak etanol jinten

hitam yang diberikan. Kelompok ekstrak etanol jinten hitam dosis tinggi

memiliki jumlah total leukosit paling tinggi.

Jumlah total leukosit hari 21 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa jumlah total leukosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa jumlah total leukosit bervariasi homogen

(p>0,05). Data terdistribusi normal dan bervariasi sama, maka syarat uji

anova terpenuhi. Berdasarkan uji anova diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,002 (P<0,05) artinya ada perbedaan signifikan rata – rata total leukosit

pada kelompok kontrol, dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi. Untuk

mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara masing – masing

kelompok dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Berdasarkan uji Post Hoc

kelompok yang berbeda adalah kelompok kontrol dengan kelompok dosis

sedang (p = 0,04) dan kelompok kontrol dengan kelompok dosis tinggi

(p=0,04).

Perbandingan total leukosit antara hari 7, 14 dan 21 menggunakan

uji anova menunjukkan hanya kelompok dosis sedang yang memiliki

perbedaan yang signifikan antara hari 7, 14 dan 21 p= 0,00. Untuk

mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara masing – masing

kelompok dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Berdasarkan uji Post Hoc

kelompok yang berbeda adalah kelompok hari 7 dan hari 14.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 47: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

31

Gambar 5.1 Perbandingan nilai total leukosit antara Mencit BALB/c yang diberikan ekstrak etanol jinten hitam dan Mencit BALB/c yang tidak diberikan ekstrak etanol jinten hitam

Jumlah total leukosit tertinggi terdapat pada hari ke 14 kelompok

dosis sedang 12700 per rmm3. Peningkatan jumlah total leukosit masih

dalam kisaran normal dan tidak mengindikasi adanya infeksi. Indikasi

adanya infeksi jumlah total leukosit adalah 20,000 bahkan 40,000

permilimter kubik darah (Bloom dan Fawcett 1994). Pada hari ke 21 atau

setelah pemberian ekstrak etanol jinten hitam dihentikan selama 7 hari

jumlah total leukosit tetap lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

Tousson et al, (2011) menyebutkan bahwa konstituen darah kelinci

yang diberikan biji jinten hitam menunjukkan peningkatan yang signifikan

dalam persentase hemoglobin, hematokrit, rata-rata korpuskula

hemoglobin dan jumlah sel darah putih.

Hasil dari penelitian data jumlah total leukosit berada pada batas

tinggi normal menurut Vieira (2011) jumlah total leukosit yang berada

pada batas tertinggi normal menunjukkan sistem imun memproduksi

jumlah total leukosit yang cukup dalam sirkulasi darah untuk melawan

infeksi. Peningkatan jumlah total leukosit menunjukkan kemampuan

sistem imun untuk melawan infeksi atau benda asing. Leukosit yang

merupakan sistem imun alamiah (spesifik) berperan penting dalam

melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme. Penggunaan ekstrak

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Hari ke - 7 Hari Ke -14

Hari ke 21

KontrolDosis RendahDosis SedangDosis Tinggi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 48: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

32

etanol biji jinten hitam sangat efektif untuk meningkatkan sistem imun

atau imunostimulan (Suhatri dan Aldi, 2010).

Jumlah total leukosit pada hari 7, hari 14 dan hari 21 menunjukkan

perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap setiap kelompok perlakuan.

4.2 Monosit

Hasil perhitungan persentase monosit hari 7, hari 14 dan hari 21

pada mencit BALB/c yang diberikan ekstrak etanol jinten dosis rendah

(125 mg/kgBB), dosis sedang (250 mg/kgBB) dan dosis tinggi (500

mg/kgBB) didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.2 Hasil Persentase Monosit (per mm3)

Kelompok Mencit

Rata – rata monosit (x 103 per mm3)

Hari ke – 7 Hari Ke – 14 Hari ke 21

Kontrol 0,25 ± 0,14 0,30 ± 0,29 0,03 ± 0,03

Dosis Rendah 0,48 ± 0,41 0,15 ± 0,13 0,22 ± 0,06

Dosis Sedang 0,37 ± 0,18 0,21 ± 0,20 0,44 ± 0,33

Dosis Tinggi 0,19 ± 0,15 0,13 ± 0,10 0,25 ± 0,27

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase monosit

kelompok kontrol pada hari 7 dan 14 berada dalam kisaran normal

sedangkan pada hari 21 persentase monosit menurun. Kisaran normal

persentase monosit pada mencit BALB/c adalah 60 – 600 per mm3

(Research Animal Resources, University of Minnesota).

Pada hari 7 persentase monosit kelompok ekstrak etanol jinten

hitam dosis rendah dan dosis sedang lebih tinggi dibandingkan kontrol

sedangkan kelompok ekstrak etanol jinten hitam dosis tinggi memiliki

persentase monosit yang lebih rendah dibandingkan kontrol.

Persentase monosit hari 7 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa persentase monosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 49: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

33

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa persentase monosit bervariasi homogen

(p>0,05). Data terdistribusi normal dan bervariasi sama, maka syarat uji

anova terpenuhi. Berdasarkan uji anova diperoleh nilai probabilitas sebesar

0.281 (P>0,05) artinya tidak ada perbedaan signifikan rata – rata

persentase monosit pada kelompok kontrol, dosis rendah, dosis sedang dan

dosis tinggi.

Pada hari 14 persentase monosit kelompok ekstrak etanol jinten

hitam dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi lebih rendah

dibandingkan kontrol. Persentase monosit hari 14 dianalisis dengan

menggunakan SPSS 17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan

Saphiro-Wilk menunjukan bahwa persentase monosit terdistribusi normal

(p>0,05). Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene

test. Hasil uji homogenitas menunjukan bahwa persentase monosit

bervariasi homogen (p>0,05). Data terdistribusi normal dan bervariasi

sama, maka syarat uji anova terpenuhi. Berdasarkan uji anova diperoleh

nilai probabilitas sebesar 0.519 (P>0,05) artinya tidak ada perbedaan

signifikan rata – rata persentase monosit pada kelompok kontrol, dosis

rendah, dosis sedang dan dosis tinggi

Pada hari 21 persentase monosit kelompok ekstrak etanol jinten

hitam dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi lebih tinggi

dibandingkan kontrol. Kelompok dosis sedang memiliki persentase

monosit paling tinggi.

Persentase monosit hari 21 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa persentase monosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa persentase monosit tidak bervariasi

homogen (p>0,05) maka dilakukan tranformasi data hasil yang diperoleh

persentase monosit bervariasi homogen. Data terdistribusi normal dan

bervariasi sama, maka syarat uji anova terpenuhi. Berdasarkan uji anova

diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,00 (P<0,05) artinya ada perbedaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 50: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

34

signifikan rata – rata persentase monosit pada kelompok kontrol, dosis

rendah, dosis sedang dan dosis tinggi. Untuk mengetahui adanya

perbedaan yang bermakna antara masing – masing kelompok dilanjutkan

dengan uji Post Hoc. Berdasarkan uji Post Hoc kelompok yang berbeda

adalah kelompok kontrol dengan kelompok dosis rendah (p=0,002),

kelompok kontrol dengan kelompok dosis sedang (p=0,00) dan kelompok

kontrol dengan kelompok dosis tinggi (p=0,00)

Perbandingan data monosit dari hari 7, 14 dan 21 menunjukkan

hanya kelompok kontrol yang memiliki perbedaan yang signifikan dari

hari 7, 14 dan 21 dengan uji Kruskal Wallis p=0,018. Untuk mengetahui

adanya perbedaan yang bermakna antara masing – masing kelompok

dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Berdasarkan uji Mann Whitney

kelompok yang berbeda adalah kelompok hari 7 dengan hari 21 dan

kelompok hari 14 dan 21.

Gambar 5.2 Perbandingan persentase monosit antara Mencit BALB/c yang diberikan ekstrak etanol jinten hitam dan Mencit BALB/c yang tidak diberikan ekstrak etanol jinten hitam

Monosit berperan sebagai sel yang mampu mengenal, menyerang

mikroba, serta sel kanker dan juga memproduksi sitokin, mengerahkan

pertahanan sebagai respon terhadap infeksi (Baratawidjaja, 2009).

Persentase monosit yang tinggi didalam darah berperan penting dalam

0

100

200

300

400

500

600

Hari ke - 7 Hari Ke - 14 Hari ke 21

KontrolDosis RendahDosis SedangDosis Tinggi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 51: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

35

melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ekstrak etanol jinten hitam dosis rendah (125

mg/kgBB), dosis sedang (250 mg/kgBB) dan dosis tinggi (500 mg/kgBB)

tidak mampu mempengaruhi persentase monosit pada mencit BALB/c.

Secara statistik persentase monosit pada hari 7, hari 14 dan hari 21

menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan persentase monosit antar

kelompok perlakuan.

4.3 Limfosit

Hasil dari perhitungan persentase limfosit pada hari 7, hari 14 dan

hari 21 pada mencit BALB/c yang diberikan ekstrak etanol jinten hitam

dosis rendah (125 mg/kgBB), dosis sedang (250 mg/kgBB) dan dosis

tinggi (500 mg/kgBB) didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.3 Hasil Persentase Limfosit (per mm3)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase limfosit

kelompok kontrol pada hari 7, 14 dan hari 21 memiliki persentase limfosit

yang berada dalam kisaran normal. Kisaran normal persentase limfosit

pada mencit BALB/c adalah 3.300 – 14.250 per mm3 (Research Animal

Resources, University of Minnesota). Kelompok ekstrak etanol jinten

hitam dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi pada hari 7 persentase

limfosit lebih tinggi dibandingkan kontrol. Persentase limfosit meningkat

seiring dengan meningkatnya dosis ekstrak etanol jinten hitam yang

diberikan.

Persentase limfosit hari 7 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

Kelompok Mencit Rata – rata limfosit ( x103 per mm3)

Hari ke – 7 Hari Ke – 14 Hari ke 21

Kontrol 3,79 ± 0,84 4,21 ± 2,30 4,82 ± 0,94

Dosis Rendah 5,74 ± 2,10 8,09 ± 1,50 8,72 ± 2,23

Dosis Sedang 7,12 ± 0,67 12,34 ± 0,96 10,72 ± 2,61

Dosis Tinggi 10,92 ± 2,14 10,85 ± 3,41 10,91 ± 3,21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 52: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

36

bahwa persentase limfosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa persentase limfosit tidak bervariasi

homogen (p<0,05) kemudian dilakukan tranformasi data hasil yang

diperoleh persentase limfosit tidak bervariasi homogen. Syarat

homogenitas tidak terpenuhi maka persentase limfosit dianalisis dengan

statistik non parametik Kruskal Wallis. Hasil uji Kruskal Wallis

menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai signifikan

0,003 (p<0,05 ) maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji

Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis sedang (p = 0,009),

kelompok kontrol dengan kelompok dosis tinggi (p=0,009) dan

kelompok rendah dengan kelompok dosis tinggi (p = 0,016).

Pada hari 14 persentase limfosit kelompok pemberian ekstrak

etanol Jinten hitam dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi lebih tinggi

dibandingkan kontrol tetapi masih berada dalam kisaran normal.

Persentase limfosit meningkat seiring dengan meningkatnya dosis ekstrak

etanol jinten hitam yang diberikan. Persentase limfosit paling tinggi berada

pada kelompok dosis sedang.

Persentase limfosit hari 14 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa persentase limfosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa persentase limfosit tidak bervariasi

homogen (p<0,05) kemudian dilakukan tranformasi data hasil yang

diperoleh persentase limfosit tidak bervariasi homogen. Syarat

homogenitas tidak terpenuhi sehingga persentase limfosit harus dianalisis

dengan statistik non parametik Kruskal Wallis.

Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan nilai signifikan 0,005

(p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann

Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara

kelompok kontrol dengan kelompok dosis rendah (p=0,028), kelompok

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 53: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

37

kontrol dengan kelompok dosis sedang (p=0,009), kelompok kontrol

dengan kelompok dosis tinggi (p=0,016) dan kelompok rendah dengan

kelompok dosis sedang (p=0,009).

Persentase limfosit hari 21 (pemberian ekstrak dihentikan sejak

hari 14 sampai hari 21), kelompok ekstrak etanol jinten hitam dosis

rendah, sedang dan dosis tinggi lebih tinggi dibandingkan kontrol tetapi

masih berada dalam kisaran normal. Persentase limfosit meningkat seiring

dengan meningkatnya ekstrak etanol jinten hitam yang diberikan.

Persentase limfosit paling tinggi berada pada kelompok dosis tinggi.

Persentase limfosit hari 21 dianalisis dengan menggunakan SPSS

17. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan

bahwa persentase limfosit terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test. Hasil uji

homogenitas menunjukan bahwa persentase limfosit bervariasi homogen

(p>0,05). Data terdistribusi normal dan bervariasi sama, maka syarat uji

anova terpenuhi. Berdasarkan uji anova diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,003 (P<0,05) artinya ada perbedaan signifikan rata – rata persentase

limfosit pada kelompok kontrol, dosis rendah, dosis sedang dan dosis

tinggi. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara masing

– masing kelompok dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Berdasarkan uji Post

Hoc kelompok yang berbeda adalah kelompok kontrol dengan kelompok

dosis sedang (p=0,008) dan kelompok kontrol dengan kelompok dosis

tinggi (p= 0,006).

Perbandingan data limfosit dari hari 7, 14 dan 21 menggunakan uji

anova menunjukkan hanya kelompok dosis sedang yang memiliki

perbedaan yang signifikan dari hari 7, 14 dan 21 dengan p=0,01. Untuk

mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara masing – masing

kelompok dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Berdasarkan uji Post Hoc

kelompok yang berbeda adalah kelompok hari 7 dengan hari 14.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 54: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

38

Gambar 5.3 Perbandingan persentase limfosit antara Mencit BALB/c yang diberikan ekstrak etanol jinten hitam dan Mencit BALB/c yang tidak diberikan ekstrak etanol jinten hitam

Mekanisme jinten hitam terhadap sistem imun belum jelas

diperkirakan dengan cara meningkatkan aktivasi limfosit dan poliferasi

atau meningkatkan makrofaq dan limfosit T – helper (Banaceraf dan

Unanue, 1979)

Peningkatan limfosit dapat dindikasikan bahwa ekstrak etanol

jinten hitam mempunyai aktivitas imunostimulator. Limfosit merupakan

sel yang terlibat pada aktivitas respon imun spesifik Limfosit merupakan

kunci utama sistem kekebalan yang mampu melawan agen asing. Ada dua

jenis kekebalan, yaitu kekebalan humoral dan seluler. Kekebalan humoral

melibatkan peranan antibodi yang bersirkulasi sebagai gamma globulin,

yang dilakukan oleh limfosit B. Sedangkan kekebalan seluler adalah

sistem pertahanan yang dilakukan oleh limfosit T, bertanggung jawab

terhadap reaksi alergi tertunda (delayed allergy reaction) dan penolakan

transplantasi jaringan asing, membentuk pertahanan utama terhadap

infeksi virus, jamur dan beberapa bakteri (Ganong, 2003).

Persentase limfosit pada hari 7, hari 14 dan hari 21 menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap setiap kelompok

perlakuan.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Hari ke - 7 Hari Ke - 14 Hari ke 21

KontrolDosis RendahDosis SedangDosis Tinggi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 55: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

39

4.4 Interleukin 1 β (IL -1β)

Hasil pemeriksaan kadar IL-1β dengan menggunakan ELISA pada

mencit yang diinduksi dengan lipolisakarida didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 5.4 Rata – Rata Kadar IL-1β Kelompok Rata – Rata

IL-1β (ρg/ml) Kontrol 7,8 ± 0

Lipopolisakarida 78,5 ± 117,0

Dosis Rendah 123,8 ± 211,8

Dosis Sedang 70,0 ± 62,4

Dosis Tinggi 164,4 ± 202,7

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata – rata kadar IL-1β

pada kelompok kontrol adalah 7,8 ρg/ml. Kadar IL-1β pada kelompok LPS

meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan kadar IL-

1β dikarenakan pemberian lipopolisakarida. Lipopolisakarida merupakan

komponen dinding sel bakteri yang menstimulasi respons inflamasi

dengan mengaktivasi sitokin pro inflamasi (Manu dan Kuttan, 2008). Pada

proses inflamasi sistem imun akan melepaskan sitokin pro inflamasi yaitu :

IL-1β, Il-6 dan TNF-α. (Omar, 2001). IL-1β sangat poten sebagai sitokin

pro inflamasi dan terlibat pada berbagai respons melawan antigen. IL-1β

merupakan sitokin pro inflamasi yang akan dikeluarkan oleh peripheral

blood mononuklear jika terkena agen inflamasi. Ketika dikeluarkan ke

dalam darah IL-1β memiliki aktivitas yang luas dan berperan dalam

penyakit inflamasi (Haq et al., 1999).

Dampak biologis IL-1 bergantung pada jumlah sitokin yang

dilepaskan pada kadar rendah fungsi utamanya adalah sebagai mediator

inflamasi lokal, misalnya berinteraksi dengan sel endotel untuk

meningkatkan koagulasi dan meningkatkan ekspresi molekul permukaan

yang membantu adhesi leukosit. Dalam kadar tinggi IL-1 masuk ke dalam

sirkulasi dan melancarkan efek endokrin, misalnya menyebabkan demam,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 56: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

40

menginduksi sintesis protein fase akut oleh hepar dan mengawali kaheksia

(Kresno, 1996)

Kadar IL-1β pada kelompok dosis rendah (125 mg/kgBB) dan

dosis tinggi (500 mg/kgBB) lebih tinggi dibandingkan kelompok LPS

menunjukkan bahwa etanol dosis rendah (125 mg/kgBB) dan dosis tinggi

(500 mg/kgBB) tidak mampu menurunkan kadar IL-1β. Kadar IL-1β pada

kelompok dosis sedang lebih rendah dibandingkan dengan LPS, kelompok

dosis rendah, dan kelompok dosis tinggi hal ini menunjukkan bahwa dosis

sedang (250 mg/kgBB) mampu menurunkan kadar IL - 1β. Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol jinten hitam mengandung

timoquinon sebesar 0,2575% (Arifiani, 2012).

Aziz (2011) menyatakan timoquinon mampu menurunkan IL-1β

pada mencit BALB/c yang diinduksi dengan lipopolisakarida sehingga

adanya kandungan IL-1β dalam ekstrak etanol jinten hitam sehingga dapat

menurunkan kadar IL-1β yang diinduksi oleh lipopolisakarida. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dosis sedang (250 mg/kgBB) adalah dosis

yang terbaik dalam menurunkan kadar IL-1β yang distimulasi oleh

lipopolisakarida.

Data IL-1β dianalisis dengan menggunakan SPSS 17. Hasil uji

normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk menunjukan bahwa IL-1β

tidak terdistribusi normal (p>0,05). Syarat anova tidak terpenuhi sehingga

jumlah total leukosit harus dianalisis dengan statistik non parametik

Kruskal Wallis. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan tidak terdapat

perbedaan bermakna dengan nilai signifikan 0.121 (p<0,05 ).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 57: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

41

Gambar 5.6 Perbandingan kadar IL-1β antara kelompok kontrol, Kelompok lipopolisakarida dan dan kelompok yang diberikan lipopolisakarida diiringi ekstrak etanol Jinten Hitam. Hasil data IL-1β memiliki standar deviasi yang tidak memenuhi

syarat sehingga tidak bisa dijadikan sebagai referensi. Hal ini dikarenakan

beberapa sampel plasma darah yang diperoleh tidak terbaca oleh elisa

reader akibat hemolisis.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Kontrol LPS DosisRendah +

LPS

DosisSedang +

LPS

DosisTinggi +

LPS

Nilai

Kontrol

LPS

Dosis Rendah + LPS

Dosis Sedang + LPS

Dosis Tinggi + LPS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 58: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol jinten hitam dosis 125mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500

mg/ kgBB mampu mempengaruhi jumlah total leukosit dan

mempengaruhi persentase limfosit

2. Ekstrak etanol jinten hitam dosis 125mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500

mg/ kgBB tidak menunjukkan pengaruh terhadap persentase monosit

dan kadar IL-1β

3. Ekstrak etanol jinten hitam dosis 125mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500

mg/ kgBB mampu mempengaruhi jumlah total leukosit dan persentase

limfosit

5.2 Saran

Dilakukan uji lanjutan untuk melihat lama penurunan jumlah total leukosit

setelah pemberian ekstrak etanol jinten hitam.

40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 59: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Abul K, dan Andrew H. Lichtman, 2006. Basic Immunology 2nd Edition.

Elsevier – Health Sciences Div

Abdulelah, H.A.A. dan Zainal-Abidin, B. A. H. 2007. In Vivo Anti-malarial Tests

of Nigella sativa (Black Seed) Different Extracts. Science Publications. 2 (2): 46-

50

Adamu, harami, Ekanem, Bulama. 2010. Identification of Essential Oil

Components from Nigella sativa Seed by Gas Chromatography-Mass

Spectroscopy. Abubakar Tafawa Balewa University. 9 (10): 966-967.

Aggarwal, Bharat B., Kunnumakkara, Ajaikumar B. 2009. Molecular Targets and

Therapeutic Uses of Spices Modern Uses for Ancient Medicine. World Scientific.

Hal. 258-260.

Anington LR. 1972. Introductory Laboratory Animal Science. The Breeding, Care

and Managenment of Experinmenta1 Animals. New York: The Interstate Printers

& Publishers Inc.

Arifiani AA. 2012. Karakterisasi Simplisia Dan Standardisasi Ekstrak Etanol Biji

Jinten Hitam (Nigella sativa L.). Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arora, rajesh. 2008. Herbal Radiomodulators Applications in Medicine,

Homeland Defence and Space. CAB International. Hal. 76-77.

Aslam M, Khan M, Ahmad S. 2011. In Vitro Bactericidal Activity Of Seeds

Extract Of Nigella sativa Against Methicillin Resistant Staphylococcus aureus

Isolated From Tertiary Care Hospital Delhi Ncr Region India. IJRPD 90-93

Anandika, D.W. 2011. Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Menurunkan

Jumlah Leukosit pada Mencit Model Sepsis akibat Paparan Staphylococcus

aureus. CDK 183.Vol.38:2

41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 60: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

42

Anderson SP, Lorraine MW. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6. Jakarta. EGC.

Azis S. 2011. Standardisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta : Graha Ilmu

Aziz AEA, El Sayed NS, Mahran LG. 2011. Anti-Asthmatic And Anti-Allergic

Effects Of Thymoquinone On Airway-Induced Hypersensitivity In Experimental

Animals. Journal of Applied Pharmaceutical Science 01 (08); 2011: 109-117.

Banacerrfa B, Unanue . 1979. Textbook of Immunology

Bloom, Fawcet. 1994. A Textbook of Histology. Penerjemah: Jan Tambayong.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC) . 409

Boraschi, D., Villa, L., Volpini, G., BossaÁ, P., Censini, S., Ghiara, P., Scapigliat,

G., Nencioni, L., Bartalini, M., and Matteucci, G. 1990. Differential activity Of

Interleukin 1 Alpha And Interleukin 1 Beta In The Stimulation Of The Immune

Response In Vivo. Eur J Immunol 20, 317±321.

Buriro, M.A., Tayyab, M., Ditta, A. Effect Of Nigella sativa On Serum

Cholesterol Of Albino Rat. Professional Med J Mar 2011;18(1): 142-146

Crowther JR. 2001. The ELISA Guidebook. New Jersey : Humana Press.

Cruse JM, Lewis RE. 2003. Atlas Of Immunology. Florida: CRC Press

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal. 174-177.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal. 114-117.

Departemen Kesehatan RI. 1985. Tanaman Obat Indonesia Jilid I. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal. 33.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 61: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

43

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1989. Vadmekum Bahan Obat Alam. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal. 99-100.

Dinarello CA. IL-β. Department of Infectious Diseases, University of Colorado

Health Sciences Center.

Donatus IA. 1983, Peranan Farmakologi Dalam Pengembangan Obat

Tradisional, oleh Husin, M, Risalah Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III,

Fakultas Farmasi Gajah Mada, Jogjakarta.

El Bagir. N. 2010. Immune Response and Pasteurella Resistance in Rabbits Fed

Diets Containing Various Amounts of Black Cumin Seeds. Department of

Biochemistry, Faculty of Veterinary Medicine. 5 (2): 163-167.

Farnsworth, R. Norman. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants.

Wiley Company

Ganong WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-20. Widjajakusumah

HMD et al. penerjemah; Widjajakusumah HMD, editor. Jakarta: EGC.

Terjemahan dari: Review of Medical Physiology.

Gerige, Saptha., Gerige, Mahesh., 2008. GC-MS Analysis of Nigella sativa Seeds

and Antimicrobial Activity of its Volatile oil. Departament of Biotecnology; Sri

Krishnadeveraya University; Anantapura - A. P. – India. pp. 1189-1192.

Ghonime M, Eldomany R, Abdelaziz A, Soliman H, 2011. Evaluation Of

Immunomodulatory Effect Of Three Herbal Plants Growing In Egypt. Department

of Microbiology and Immunology, Helwan University: Helwan. 33(1):141 – 145.

Gilani Hassan A. 2004. A Review Of Medicinal Uses and Pharmacological

Activities of Nigella sativa L. Departement of Biological and Biomedical Science.

7 (4): 441-451.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 62: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

44

Gartner LP, Hiatt JL, Strum JM, 2012.Essential Biologi Sel dan Histologi.

Penerjemah : Fajar Arifin Gunawijaya. Pamulang: Bina Rupa Aksara Publisher

Hailat N., Al-Kahil S., Alkofahi A., Lafi S., Al-Ani F., Al-Darraji A., Bataineh Z.

1998. Effects of Nigella sativa Extracts on Antibody Response of Rats Vaccinated

with Brucella Vaccine. Faculty of Pharmacy Jordan University. pp. 217-221.

Halawani, Eman. 2009. Antibacterial Activity of Thymoquinone and

Thymohydroquinone of Nigella sativa L. and Their Interaction with Some

Antibiotics. Department of Biology Faculty of Science Taif University. 3 (5-6):

148-152.

Haq A, Lobo PI, Al Tufail M, Rama NR and Al-Sedairy ST. Immunmodulatory

effect of Nigella sativa proteins fractionated by ion exchange chromatography. Int

J Immunopharmacology 1999; 21: 288-5

Haq A, Abdullah M, Lobo PI, Al Tufail M, Khalid SA, Khabar, Kirtikant V.

Sheth, and Al-Sedairy ST. Nigella sativa: effect on human lymphocytes and

polymorphonuclear leukocyte phagocytic activity. Int J Immunopharmacology

30(1995): 147-155.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Penerbit ITB : Bandung. Hal 6-9.

Helmi, A., Anggraini, N., Handayani, D., Rasyid, R., 2006, Standarisasi Ekstrak

Etanol Daun Eugenia cumini Merr.,J. Sains Tek. Far., 11(2)

Isselbacher, dkk. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:

EGC;1999:2

Junquira Carlos, Carneiro Jose, Kelly Robert O. 1998. Basic Histology.

Penerjemah: Jan Tambayong. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC). 270.

Johnson GA, Zielger RJ, Hawley L. 2011. Essential Mikrobiologi dan Imunologi.

Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 63: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

45

Kanter, Mehmet. dkk. 2005. Gastroprotective Activity Of Nigella sativa L Oil And

Its Constituent, Thymoquinone Against Acute Alcohol-Induced Gastric Mucosal

Injury In Rats. Elsevier. 11(42):6662-6666.

Khanza, Abu. 2010. Fit and Fresh through Habbatussauda. Cicero Publishing:

Jakarta. Hal. 45-56.

Karmen Gama Baratawidjaja, 2009. Imunologi Dasar Edisi Delapan. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Kresno, S.B. 1996. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Ed. III,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kulisic Z, Tambur Z, Maličević Z, Bakrač NA, Misic Z. 2006. White Blood Cell

Differential Count In Rabbits Artificially Infected With Intestinal Coccidia. J.

Protozool. Res. 16, 42-50.

Luo Y, Su Y, Shen Y, Zhao L, Li K. 2004. The Levels of Plasma IL-1β, IL-6 of

C57BL/6J Mice Treated with MPTP and Brain Lateralization. Department of

Microbiology and Immunology, Shantou University Medical College, Shantou,

China.

Manu KA and Kuttan G. 2008. Immunomodulatory activities of Punarnavine, an

alkaloid from Boerhaavia diffusa. Immunopharmacology and Immunotoxicology:

377–387

Madigan, M.T., J.M. Martinko, dan J. Parker. 2003. Brock Biology of

Microorganisms. Pearson Education, Inc. New Jersey. Halaman 79-80.

Mbarek, L. Ait. dkk. 2007. Anti-tumor Properties of Blackseed (Nigella sativa l.)

Extracts. Cadi-Ayyad University. 40: 839-847

Musa, Daoud. dkk. 2004. Antitumor Activity Of An Ethanol Extract Of Nigella

Sativa Seeds. Harran university. 6: 735—740.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 64: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

46

Michel CG, dkk. 2010. Phytochemical And Biological Investigation Of The

Extracts Of Nigella sativa L. Seed Waste. Pharmacognosy Department, Faculty of

Pharmacy, Cairo University, Egypt

Nakae S, Asano M, Horai R, Iwakura Y. Interleukin-1β, bt not interleukin-1α is

required for T-Cell- dependent antibody production. Immunology 2001; 104: 402-

409.

Norsharina, ismail. dkk. 2011. Thymoquinone Rich Fraction From Nigella sativa

And Thymoquinone Are Cytotoxic Towards Colon And Leukemic Carcinoma Cell

Lines. Academic Journals. pp. 3359-3366.

Omar EM. 2001. Analysis of Single Nucleotide in the Interleukin-1β Gene Using

5' Nuclease Assays. In: Interleukin Protocols. New Jersey : Humana Press

Paarakh, Padmaa M. 2010. A comprehensive review Nigella sativa Linn.

Department of Pharmacognosy, The Oxford College of Pharmacy. pp.409-429.

Padhye, S., Banerjee, S. 2008. Therapeutic Potential Of Black Cumin Seeds And

Beyond. Department of Pathology and Division of Internal Medicine. 6(b): 495–

510.

Peter, K. V. 2004. Handbook of Herbs and Spices Volume 2. Cambridge England.

Woodhead Publishing Ltd.

RAR 2007. Reference values for laboratory animals: normal hematological

values. Research Animal Resources, University of Minnesota.

Salem Mohamed L. 2005. Immunomodulatory and therapeutic properties of the

Nigella sativa L. seed. Int. J. Immunopharmacol: 1749– 1770.

Santoso singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT. Elex Media

Komputindo. Jakarta: 239-247, 315-319

Shoieb AM, Elgayyar M, Dudrick PS, Bell JL, Tithof PK. In Vitro Inhibition Of

Growth And Induction Of Apoptosis In Cancer Cell Lines By Thymoquinone. Int J

Oncol 2003; 22: 107–13.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 65: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

47

Singh, gurdip. dkk. 2005. Chemical constituents and antimicrobial and

antioxidant potentials of essential oil and acetone extract of Nigella sativa

seeds.Chemistry Department, DDU Gorakhpur University. 85:2297–2306.

Sloane E. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Sutrisno, BB. 1986. Analisis Jamu Edisi I. Fakultas Farmasi Universitas

Pancasila: Jakarta. Hal. 6-9.

Suhatri, Aldi Y. 2010. Aktifitas Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa

Linn.) Terhadap Titer Antibodi Dan Jumlah Sel Leukosit Pada Mencit Putih

Jantan. Fakultas Farmasi Universitas Andalas.

Sukowati S, 2010. Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan

Pengedaliannya di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi. Vol 2

Sumartini S, Zuas O, Julismardiany R, Susilawati E. Aplikasi Elisa Kit Untuk

Mendeteksi Adanya Daging Babi Dalam Makanan. Pusat Penelitian Kimia:

Tangerang

Swamy S.M.K. 1998. Cytotoxic and Immunopotentiating Effects of Ethanolic

Extract of Nigella sativa L. Seeds. Department of Pharmacology, Faculty of

Medicine, National University of Singapore. 70 (2000) 1–7.

Tahir K, Bakeet D. 2006. A Plea for Urgent Clinical Evaluation of its Volatile

Oil. Department of Pharmacology, College of Pharmacy, King Saud University

Riyadh Saudi Arabia: 2 – 3

Tousson E, El-Moghazy E, El-Atrsh E. 2011.The possible effect of diets

containing Nigella sativa and Thymus vulgaris on blood parameters and some

organs structure in rabbit. Toxicology and Industrial Health

Underwood, JCE.1996. General and Systematic Pathology Second Edition.

Penerjemah: Sarjadi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC). 190

Virella G. 1997. Introduction to Medical Immunology Fourth Edition. New York:

Marcel Dekker

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 66: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

48

Vieira K. 2011. Improving Abnormal Results. University Of Florida College Of

Medicine

Yeheya M. 2009. A Review Therapeutic Role of Phrophetic Medicine Habbat El

Baraka (Nigella sativa L.). Departement of Pharmacy. 7 (9): 1203-1208.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 67: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

48

Lampiran 1. Surat Keterangan Hewan Uji

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 68: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

49

Lampiran 2 . Alat dan Bahan yang digunakan

Hemasitometer

Tabung Tamo

Mikroskop

Setrifus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 69: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

50

Differesial Leukosit Counter

Larutan Turk

Larutan Giemsa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 70: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

51

Lampiran 3. Alur Penelitian

Jinten hitam berpotensi sebagai anti inflamasi, anti oksidan, antitumor dan beberapa penelitian menunjukan bahwa jinten hitam berkhasiat sebagai

imunomodulator

Dilakukan peneletian untuk membandingkan dan mengetahui efektifitas ekstrak etanol Jinten hitam terhadap jumlah total leukosit mencit dan jumlah IL- 1β

pada mencit yang diberikan LPS

Serbuk Jinten hitam

Ekstrak Etanol

Aklitimasi Hewan Uji

Pemberian ekstrak etanol selama 14 hari berturut -turut

Hari ke – 5 dua jam setelah ekstrak etanol, diberikan LPS 20 μg/kgBB

mencit. Enam jam kemudian diambil darah melalui retro-orbital plexus

Pengambilan darah melalui retro-orbital plexus pada hari ke 7, hari ke 14 dan hari

ke 21

Pemberian ekstrak etanol selama 5 hari berturut -turut

Perhitungan Total Leukosit, Limfosit dan Monosit

Penentuan kadar IL-1β menggunakan ELISA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 71: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

52

Lampiran 4. Pembuatan Larutan Uji A. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Untuk Uji Total Leukosit 1. Dosis Rendah 2.5 mg/20 gr BB atau 125 mg/kg BB

VaO Mencit ∶ Dosis �mg

kg BB� × Berat Badan (kg)

Konsentrasi

0.5 ml ∶ 125 mg

kg ×0.02kg

Konsentrasi

Konsetrasi : 5 mg/ml VaO Total : VaO x Jumlah Mencit x Lama Pemberian : 0.5 ml x 8 x 14 : 56 ml x 2 : 112 ml Jumlah ekstrak yang ditimbang : VaO Total x Konsentrasi : 112 ml X 5 mg/ml : 560 mg

2. Dosis Sedang 5 mg/ 20 grBB atau 250 mg/kgBB

VaO Mencit ∶ Dosis �mg

kg BB� × Berat Badan (kg)

Konsentrasi

0.5 ml ∶ 250 mg

kg ×0.02kg

Konsentrasi

Konsetrasi : 10 mg/ml VaO Total : VaO x Jumlah Mencit x Lama Pemberian : 0.5 ml x 8 x 14 : 56 ml x 2 : 112 ml Jumlah ekstrak yang ditimbang : VaO Total x Konsentrasi : 112 ml X 10 mg/ml : 1120 mg

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 72: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

53

3. Dosis Tinggi 10 mg/20 grBB atau 500 mg/kgBB

VaO Mencit ∶ Dosis �mg

kg BB� × Berat Badan (kg)

Konsentrasi

0.5 ml ∶ 500 mg

kg ×0.02kg

Konsentrasi

Konsetrasi : 20 mg/ml VaO Total : VaO x Jumlah Mencit x Lama Pemberian : 0.5 ml x 8 x 14 : 56 ml x 2 : 112 ml Jumlah ekstrak yang ditimbang : VaO Total x Konsentrasi : 112 ml X 20 mg/ml : 2240 mg

B. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Untuk Uji Interleukin 1 Beta 1. Dosis Rendah 2.5 mg/20 gr BB atau 125 mg/kg BB

VaO Mencit ∶ Dosis �mg

kg BB� × Berat Badan (kg)

Konsentrasi

0.5 ml ∶ 125 mg

kg ×0.02kg

Konsentrasi

Konsetrasi : 5 mg/ml VaO Total : VaO x Jumlah Mencit x Lama Pemberian : 0.5 ml x 5 x 14 : 12.5 x 2 : 25 ml Jumlah ekstrak yang ditimbang : VaO Total x Konsentrasi :25 ml X 5 mg/ml :125 mg

2. Dosis Sedang 5 mg/ 20 grBB atau 250 mg/kgBB

VaO Mencit ∶ Dosis �mg

kg BB� × Berat Badan (kg)

Konsentrasi

0.5 ml ∶ 250 mg

kg ×0.02kg

Konsentrasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 73: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

54

Konsetrasi : 10 mg/ml VaO Total : VaO x Jumlah Mencit x Lama Pemberian : 0.5 ml x 5 x 14 : 12.5ml x 2 : 25 ml Jumlah ekstrak yang ditimbang : VaO Total x Konsentrasi : 25 ml X 10 mg/ml : 250 mg

3. Dosis Tinggi 10 mg/20 grBB atau 500 mg/kgBB

VaO Mencit ∶ Dosis �mg

kg BB� × Berat Badan (kg)

Konsentrasi

0.5 ml ∶ 500 mg

kg ×0.02kg

Konsentrasi

Konsetrasi : 20 mg/ml VaO Total : VaO x Jumlah Mencit x Lama Pemberian : 0.5 ml x 5 x 14 : 12.5 :25 ml Jumlah ekstrak yang ditimbang : VaO Total x Konsentrasi : 25 ml X 20 mg/ml : 500 mg

Lampiran 5.Kegiatan Penelitian

Apusan Darah

Fiksasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 74: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

55

Lampiran 6. Gambar Pemeriksaan Total Leukosit, Monosit dan Limfosit

Monosit

Limfosit

Total Leukosit

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 75: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

56

Lampiran 7. Jumlah Total Leukosit, Presendase Monosit Dan Limfosit Hari 7

1. Jumlah Total Leukosit Pengambilan Hari 7

Kelompok No

Total Lekosit

Rata - Rata Total Leukosit (mm3) I II

Kontrol

1 112 91 101.5 5075

2 59 86 72.5 3625

5 64 83 73.5 3675

7 37 110 73.5 3675

8 93 117 105 5250

Rata - Rata 85.2 4260.0

Etanol Dosis

Rendah

1 83 85 84 4200

2 167 131 149 7450

3 78 99 88.5 4425

4 185 217 201 10050

7 107 100 103.5 5175

Rata - Rata 125.2 6260.0

Etanol Dosis

Sedang

1 162 172 167 8350

2 158 182 170 8500

4 134 140 137 6850

7 144 140 142 7100

8 148 130 139 6950

Rata - Rata 151.0 7550.0

Etanol Dosis

Tinggi

1 211 178 194.5 9725

2 285 278 281.5 14075

3 192 150 171 8550

4 241 203 222 11100

6 250 234 242 12100

Rata - Rata 222.2 11110.0

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 76: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

57

2. Persentase Monosit dan Limfosit Hari 7

Kelompok No

% Differensial Lekosit

Jumlah Differensial Leukosit

Monosit Limfosit Eusonofil Basofil Monosit Limfosit Eusonofil Basofil

Kontrol

1 8% 86% 1% 5% 406 4364.5 50.75 253.75

2 9% 85% 1% 6% 326.25 3081.25 36.25 217.5

5 8% 89% 2% 2% 294 3270.75 73.5 73.5

7 4% 89% 2% 5% 147 3270.75 73.5 183.75

8 1% 95% 2% 2% 52.5 4987.5 105 105

Rata - Rata 6% 89% 2% 4% 245.2 3795.0 67.8 166.7

Etanol Dosis

Rendah

1 1% 99% 0% 0% 42 4158 0 0

2 5% 94% 0% 1% 372.5 7003 0 74.5

3 6% 94% 0% 0% 265.5 4159.5 0 0

4 11% 88% 1% 0% 1105.5 8844 100.5 0

7 12% 88% 0% 0% 621 4554 0 0

Rata - Rata 7% 93% 0% 0% 481.3 5743.7 20.1 14.9

Etanol Dosis

Sedang

1 4% 96% 0% 0% 334 8016 0 0

2 8% 90% 0% 2% 680 7650 0 170

4 4% 95% 1% 1% 274 6507.5 68.5 68.5

7 3% 96% 0% 1% 213 6816 0 71

8 5% 95% 0% 0% 347.5 6602.5 0 0

Rata – Rata 5% 94% 0% 1% 369.7 7118.4 13.7 61.9

Etanol Dosis

Tinggi

1 4% 96% 0% 0% 389 9336 0 0

2 2% 98% 0% 0% 281.5 13793.5 0 0

3 2% 98% 0% 0% 171 8379 0 0

4 0% 100% 0% 0% 0 11100 0 0

6 1% 99% 0% 0% 121 11979 0 0

Rata – Rata 2% 98% 0% 0% 192.5 10917.5 0 0

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 77: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

58

Lampiran 8. Jumlah Total Leukosit, Persentase Monosit Dan Limfosit Hari 14

1. Jumlah Total Leukosit Hari 14

Kelompok

No Total Lekosit

Rata - Rata

Total Leukosit

(per mm3)

I II

Kontrol

1 75 96 85.5 4275

2 162 152 157 7850

5 62 55 58.5 2925

7 137 98 117.5 5875

8 89 74 81.5 4075

Rata - Rata 100.0 5000.0

Etanol Dosis Rendah

1 149 137 143 7150

2 235 186 210.5 10525

3 144 135 139.5 6975

4 175 161 168 8400

7 173 156 164.5 8225

Rata - Rata 165.1 8255.0

Etanol Dosis Sedang

1 261 230 245.5 12275

2 317 240 278.5 13925

4 254 258 256 12800

7 226 222 224 11200

8 274 253 263.5 13175

Rata - Rata 253.5 12675.0

Etanol Dosis Tinggi

1 124 148 136 6800

2 289 251 270 13500

3 182 197 189.5 9475

4 217 171 194 9700

6 323 295 309 15450

Rata - Rata 219.7 10985.0

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 78: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

59

2. Persentase Monosit Dan Limfosit Hari 14

Kelompok No

% Differensial Lekosit

Jumlah Differensial Leukosit

Monosit Limfosit Eusonofil Basofil Monosit Limfosit Eusonofil B

Kontrol

1 18% 79% 0% 3% 769.5 3377.25 0 1

2 2% 97% 0% 1% 157 7614.5 0

5 2% 71% 25% 2% 58.5 2076.75 731.25

7 7% 93% 0% 0% 411.25 5463.75 0

8 3% 62% 34% 1% 122.25 2526.5 1385.5

Rata - Rata 6% 80% 12% 1% 303.7 4211.8 423.4

Etanol Dosis

Rendah

1 3% 97% 0% 0% 214.5 6935.5 0

2 1% 99% 0% 0% 105.25 10419.75 0

3 5% 95% 0% 0% 348.75 6626.25 0

4 0% 100% 0% 0% 0 8400 0

7 1% 98% 1% 0% 82.25 8060.5 82.25

Rata - Rata 2% 98% 0% 0% 150.2 8088.4 16.5

Etanol Dosis

Sedang

1 2% 96% 0% 2% 245.5 11784 0

2 1% 98% 1% 0% 139.25 13646.5 139.25

4 1% 99% 0% 0% 128 12672 0

7 0% 99% 1% 0% 0 11088 112

8 4% 95% 1% 0% 527 12516.25 131.75

Rata - Rata 2% 97% 1% 0% 208.0 12341.4 76.6

Etanol Dosis

Tinggi

1 2% 98% 0% 0% 136 6664 0

2 2% 98% 0% 0% 270 13230 0

3 1% 99% 0% 0% 94.75 9380.25 0

4 0% 100% 0% 0% 0 9700 0

6 1% 99% 0% 0% 154.5 15295.5 0

Rata - Rata 1% 99% 0% 0% 131.1 10854.0 0.0

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 79: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

60

Lampiran 9. Jumlah Total Leukosit, Persentase Monosit dan Limfosit Hari 21

1. Jumlah Total Leukosit Hari 21

Kelompok No Total Leukosit Rata - Rata Total Leukosit (mm3)

I II

Kontrol

1 76 61 68.5 3425

2 85 126 105.5 5275

5 98 86 92 4600

7 94 103 98.5 4925

8 127 113 120 6000

Rata - Rata 96.9 4845.0

Etanol Dosis Rendah

1 151 160 155.5 7775

2 121 129 125 6250

3 253 226 239.5 11975

4 195 176 185.5 9275

7 211 207 209 10450

Rata - Rata 182.9 9145.0

Etanol Dosis Sedang

1 323 272 297.5 14875

2 167 217 192 9600

4 226 232 229 11450

7 211 233 222 11100

8 175 192 183.5 9175

Rata - Rata 224.8 11240.0

Etanol Dosis Tinggi

1 341 264 302.5 15125

2 271 307 289 14450

3 148 166 157 7850

4 150 166 158 7900

6 186 253 219.5 10975

Rata - Rata

225.2 11260

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 80: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

61

2. Persentase Monosit Dan Limfosit Hari 21

Kelompok No

% Differensial Lekosit

Jumlah Differensial Leukosit

Monosit Limfosit Eusonofil Basofil Monosit Limfosit Eusonofil Basofil

Kontrol

1 1% 99% 0% 0% 34.25 3390.75 0 0

2 0% 100% 0% 0% 0 5275 0 0

5 0% 100% 0% 0% 0 4600 0 0

7 1% 99% 0% 0% 49.25 4875.75 0 0

8 1% 99% 0% 0% 60 5940 0 0

Rata - Rata 1% 99% 0% 0% 29 4816 0 0

Etanol Dosis

Rendah

1 2% 95% 3% 0% 155.5 7386.25 233.25 0

2 5% 94% 1% 0% 312.5 5875 62.5 0

3 2% 96% 2% 0% 239.5 11496 239.5 0

4 2% 93% 5% 0% 185.5 8625.75 463.75 0

7 2% 98% 0% 0% 209 10241 0 0

Rata - Rata 3% 95% 2% 0% 220.4 8725 199.8 0

Etanol Dosis

Sedang

1 0% 100% 0% 0% 0 14875 0 0

2 9% 91% 0% 0% 864 8736 0 0

4 2% 98% 0% 0% 229 11221 0 0

7 5% 94% 1% 0% 555 10434 111 0

8 6% 91% 0% 3% 550.5 8349.25 0 275.25

Rata - Rata 4% 95% 0% 1% 439.7 10723.05 22.2 55.1

Etanol Dosis

Tinggi

1 4% 95% 0% 1% 605 14368.75 0 151.25

2 3% 96% 0% 1% 433.5 13872 0 144.5

3 3% 96% 0% 1% 235.5 7536 0 78.5

4 0% 100% 0% 0% 0 7900 0 0

6 1% 99% 0% 0% 0 10865.25 0 0

Rata - Rata 2% 97% 0% 1% 254.8 10908.4 0 74.9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 81: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

62

Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 7

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit hari 7 terdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 7 terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit hari 7 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 7

Tests of Normality

Kadar Ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Leukosit (/mm3) Kontrol .360 5 .032 .736 5 .022

Dosis Rendah .269 5 .200* .868 5 .259

Dosis Sedang .312 5 .126 .793 5 .071

Dosis Tinggi .142 5 .200* .988 5 .972

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit hari 7 tidak terdistribusi normal sehingga

dilakukan uji non parametik Kruskal-Wallis.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 82: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

63

Lampiran 11. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit hari 7

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit

hari 7.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 7 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit hari 7 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit hari 7

Keputusan : Data total leukosit hari 7 berbeda secara bermakna.

Test Statisticsa,b

Total Leukosit (/mm3)

Chi-Square 13.685

df 3

Asymp. Sig. .003

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 83: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

64

Lampiran 12. Hasil Uji Uji Mann-Whitney Data total leukosit hari 7

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Kontrol 5 4.00 20.00

Dosis Rendah 5 7.00 35.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 5.000

Wilcoxon W 20.000

Z -1.571

Asymp. Sig. (2-tailed) .116

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .151a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Kontrol 5 3.00 15.00

Dosis Sedang 5 8.00 40.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 84: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

65

Test Statisticsb

Total Leukosit

(uL)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadarekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit /mm3) Kontrol 5 3.00 15.00

Dosis Tinggi 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Dosis Rendah 5 4.60 23.00

Dosis Sedang 5 6.40 32.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 85: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

66

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 8.000

Wilcoxon W 23.000

Z -.940

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Dosis Rendah 5 3.40 17.00

Dosis Tinggi 5 7.60 38.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 17.000

Z -2.193

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Dosis Sedang 5 3.00 15.00

Dosis Tinggi 5 8.00 40.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 86: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

67

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 87: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

68

Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 14

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit hari 14 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 14 terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit hari 14 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 14

Tests of Normality

Kadar Ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Leukosit (/mm3) Kontrol .248 5 .200* .943 5 .689

Dosis Rendah .259 5 .200* .881 5 .316

Dosis Sedang .149 5 .200* .988 5 .973

Dosis Tinggi .245 5 .200* .947 5 .714

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit hari 14 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 88: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

69

Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas Data total leukosit hari 14

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit hari 14 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 14 bervariasi homogen.

Ha : Data total leukosit hari 14 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit hari 14

Test of Homogeneity of Variances

Total Leukosit (/mm3)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.966 3 16 .027

Keputusan : Data total leukosit hari 14 tidak bervariasi homogen, sehingga

dilakukan uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 89: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

70

Lampiran 15. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit hari 14

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit hari

14.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 14 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit hari 14 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit hari 14 Test Statisticsa,b

Total Leukosit

(/mm3)

Chi-Square 12.806

df 3

Asymp. Sig. .005

a. Kruskal Wallis Test

Keputusan : Data total leukosit hari 14 berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 90: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

71

Lampiran 16. Hasil Uji Mann-Whitney Data Total Leukosit hari 14

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Kontrol 5 3.40 17.00

Dosis Rendah 5 7.60 38.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 17.000

Z -2.193

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Kontrol 5 3.00 15.00

Dosis Sedang 5 8.00 40.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 91: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

72

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Kontrol 5 3.20 16.00

Dosis Tinggi 5 7.80 39.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.402

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Dosis Rendah 5 3.00 15.00

Dosis Sedang 5 8.00 40.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 92: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

73

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit

(/mm3)

Dosis Rendah 5 4.40 22.00

Dosis Tinggi 5 6.60 33.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 7.000

Wilcoxon W 22.000

Z -1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

Ranks

Kadar Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Total Leukosit (/mm3) Dosis Sedang 5 6.20 31.00

Dosis Tinggi 5 4.80 24.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 93: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

74

Test Statisticsb

Total Leukosit

(/mm3)

Mann-Whitney U 9.000

Wilcoxon W 24.000

Z -.731

Asymp. Sig. (2-tailed) .465

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .548a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 94: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

75

Lampiran 17. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 21

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit hari 21 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 21 terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit hari 21 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Hari 21 Tests of Normality

Kadar Ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Total Leukosit (/mm3) Kontrol .198 5 .200* .975 5 .909

Dosis Rendah .130 5 .200* .991 5 .983

Dosis Sedang .263 5 .200* .887 5 .340

Dosis Tinggi .234 5 .200* .856 5 .213

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit hari 21 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 95: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

76

Lampiran 18. Hasil Uji Homogenitas Data total leukosit hari 21

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit hari 21 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 21 bervariasi homogen.

Ha : Data total leukosit hari 21 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit hari 21

Test of Homogeneity of Variances

Total Leukosit (/mm3\)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.668 3 16 .083

Keputusan : Data total leukosit hari 21 bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 96: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

77

Lampiran 19. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Hari 21

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit

hari 21.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit hari 21 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit hari 21 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Total Leukosit Hari 21 ANOVA

Total Leukosit (/mm3\)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.368E8 3 4.558E7 7.933 .002

Within Groups 9.193E7 16 5745781.250

Total 2.287E8 19

Keputusan : Data total leukosit hari 21 berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 97: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

78

Lampiran 20. Hasil Uji Post Hoc Data Total Leukosit hari 21

Multiple Comparisons

Total Leukosit (/mm3\)

Bonferroni

(I) Kadar Ekstrak (J) Kadar Ekstrak

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Dosis Rendah -4300.00000 1516.01863 .071 -8860.6902 260.6902

Dosis Sedang -6395.00000* 1516.01863 .004 -10955.6902 -1834.3098

Dosis Tinggi -6415.00000* 1516.01863 .004 -10975.6902 -1854.3098

Dosis Rendah Kontrol 4300.00000 1516.01863 .071 -260.6902 8860.6902

Dosis Sedang -2095.00000 1516.01863 1.000 -6655.6902 2465.6902

Dosis Tinggi -2115.00000 1516.01863 1.000 -6675.6902 2445.6902

Dosis Sedang Kontrol 6395.00000* 1516.01863 .004 1834.3098 10955.6902

Dosis Rendah 2095.00000 1516.01863 1.000 -2465.6902 6655.6902

Dosis Tinggi -20.00000 1516.01863 1.000 -4580.6902 4540.6902

Dosis Tinggi Kontrol 6415.00000* 1516.01863 .004 1854.3098 10975.6902

Dosis Rendah 2115.00000 1516.01863 1.000 -2445.6902 6675.6902

Dosis Sedang 20.00000 1516.01863 1.000 -4540.6902 4580.6902

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

b. Grouping Variable: Kadar Ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 98: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

79

Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Monosit Hari 7

Tujuan : Untuk melihat data monosit hari 7 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data Monosit Hari 7 terdistribusi normal.

Ha : Data monosit hari 7 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Monosit hari 7

Tests of Normality

Kadar ekstrak (mg/kgBB) Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Monosit (/mm3\) 0 .234 5 .200* .949 5 .729

125 .206 5 .200* .951 5 .745

250 .350 5 .045 .816 5 .109

500 .157 5 .200* .991 5 .984

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit hari 7 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 99: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

80

Lampiran 22. Hasil Uji Homogenitas Data monosit hari 7

Tujuan : Untuk melihat data monosit hari 7 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 7 bervariasi homogen.

Ha : Data monosit hari 7 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit hari 7 Test of Homogeneity of Variances

Monosit (mm3\)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.461 3 16 .100

Keputusan : Data monosit hari 7 bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 100: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

81

Lampiran 23. Hasil Uji ANOVA Data Monosit hari 7

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit hari

7.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 7 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit hari 7 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Monosit hari 7

ANOVA

Monosit (mm3\)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 251359.600 3 83786.533 1.392 .281

Within Groups 962834.400 16 60177.150

Total 1214194.000 19

Keputusan : Data monosit hari 7 tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 101: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

82

Lampiran 24. Hasil Uji Normalitas Monosit Hari 14

Tujuan : Untuk melihat data monosit hari 14 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 14 terdistribusi normal.

Ha : Data monosit hari 14 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Monosit hari 14

Tests of Normality

Kadar ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Monosit (mm3\) Kontrol .291 5 .191 .858 5 .220

Dosis Rendah .230 5 .200* .956 5 .779

Dosis Sedang .236 5 .200* .909 5 .463

Dosis Tinggi .206 5 .200* .979 5 .931

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit hari 14 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 102: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

83

Lampiran 25. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Hari 14

Tujuan : Untuk melihat data monosit hari 14 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 14 bervariasi homogen.

Ha : Data monosit hari 14 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit hari 14

Test of Homogeneity of Variances

Monosit (mm3\)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.278 3 16 .119

Keputusan : Data monosit hari 14 bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 103: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

84

Lampiran 26. Hasil Uji ANOVA Data Monosit hari 14

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit hari

14.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 14 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit hari 14 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Monosit hari 14

ANOVA

Monosit (mm3\)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 90221.350 3 30073.783 .787 .519

Within Groups 611329.600 16 38208.100

Total 701550.950 19

Keputusan : Data monosit hari 14 tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 104: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

85

Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas Monosit Hari 21

Tujuan : Untuk melihat data monosit hari 21 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 21 terdistribusi normal.

Ha : Data monosit hari 21 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Monosit hari 21

Tests of Normality

Kadar ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Trans_Monosit Kontrol .241 3 . .973 3 .687

Dosis Rendah .137 5 .200* .991 5 .981

Dosis Sedang .324 4 . .900 4 .430

Dosis Tinggi .243 3 . .972 3 .680

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit hari 21 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 105: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

86

Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Hari 21

Tujuan : Untuk melihat data monosit hari 21 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 21 bervariasi homogen.

Ha : Data monosit hari 21 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit hari 21 Test of Homogeneity of Variances

Trans_Monosit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.719 3 11 .561

Keputusan : Data monosit hari 14 bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 106: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

87

Lampiran 29. Hasil Uji ANOVA Data Monosit hari 21

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit hari

14.

Hipotesis :

Ho : Data monosit hari 14 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit hari 14 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Monosit hari 21

ANOVA

Trans_Monosit

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.062 3 .687 21.852 .000

Within Groups .346 11 .031

Total 2.408 14

Keputusan : Data monosit hari 12 tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 107: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

88

Lampiran 30. Hasil Uji Post Hoc Data Monosit Hari 21

Multiple Comparisons

Trans_Monosit

Bonferroni

(I) Kadar ekstrak (J) Kadar ekstrak

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Dosis Rendah -.66343* .12952 .002 -1.0789 -.2479

Dosis Sedang -1.02864* .13545 .000 -1.4632 -.5941

Dosis Tinggi -.92983* .14481 .000 -1.3944 -.4653

Dosis Rendah Kontrol .66343* .12952 .002 .2479 1.0789

Dosis Sedang -.36521 .11897 .064 -.7469 .0165

Dosis Tinggi -.26640 .12952 .385 -.6819 .1491

Dosis Sedang Kontrol 1.02864* .13545 .000 .5941 1.4632

Dosis Rendah .36521 .11897 .064 -.0165 .7469

Dosis Tinggi .09881 .13545 1.000 -.3357 .5334

Dosis Tinggi Kontrol .92983* .14481 .000 .4653 1.3944

Dosis Rendah .26640 .12952 .385 -.1491 .6819

Dosis Sedang -.09881 .13545 1.000 -.5334 .3357

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 108: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

89

Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas Limfosit Hari 7

Tujuan : Untuk melihat data limfosit hari 7 terdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 7 terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit hari 7 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Limfosit hari 7

Tests of Normality

Kadar

ekstrak

(mg/kgB

B)

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Limfosit (mm3) 0 .334 5 .070 .835 5 .153

125 .314 5 .119 .819 5 .115

250 .273 5 .200* .866 5 .252

500 .170 5 .200* .977 5 .916

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit hari 7 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 109: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

90

Lampiran 32. Hasil Uji Homogenitas Data limfosit hari 7

Tujuan : Untuk melihat data limfosit hari 7 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 7 bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit hari 7 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit hari 7

Test of Homogeneity of Variances

Limfosit (mm3)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.903 3 16 .029

Keputusan : Data limfosit hari 7 tidak bervariasi homogen, sehingga dilakukan

uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 110: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

91

Lampiran 33. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit hari 7

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit hari 7.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 7 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit hari 7 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit hari 7 Test Statisticsa,b

Limfosit (mm3)

Chi-Square 14.188

Df 3

Asymp. Sig. .003

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kadar

ekstrak

Keputusan : Data limfosit hari 7 berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 111: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

92

Lampiran 34. Hasil Uji Mann-Whitney Data Limfosit hari 7

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Kontrol 5 4.00 20.00

Dosis Rendah 5 7.00 35.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 5.000

Wilcoxon W 20.000

Z -1.571

Asymp. Sig. (2-tailed) .116

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .151a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Kontrol 5 3.00 15.00

Dosis Sedang 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 112: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

93

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Kontrol 5 3.00 15.00

Dosis Tinggi 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Dosis Rendah 5 4.60 23.00

Dosis Sedang 5 6.40 32.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 8.000

Wilcoxon W 23.000

Z -.940

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 113: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

94

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Dosis Rendah 5 3.20 16.00

Dosis Tinggi 5 7.80 39.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.402

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Dosis Sedang 5 3.00 15.00

Dosis Tinggi 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 114: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

95

Lampiran 35. Hasil Uji Normalitas Limfosit Hari 14

Tujuan : Untuk melihat data limfosit hari 14 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 14 terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit hari 14 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Limfosit hari 14

Tests of Normality

Kadar ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Limfosit (mm3) Kontrol .241 5 .200* .907 5 .451

Dosis Rendah .218 5 .200* .918 5 .519

Dosis Sedang .172 5 .200* .984 5 .956

Dosis Tinggi .233 5 .200* .957 5 .787

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit hari 14 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 115: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

96

Lampiran 36. Hasil Uji Homogenitas Data limfosit hari 14

Tujuan : Untuk melihat data limfosit hari 14 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 14 bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit hari 14 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit hari 14 Test of Homogeneity of Variances

Limfosit (mm3)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.623 3 16 .036

Keputusan : Data limfosit hari 14 tidak bervariasi homogen, sehingga

dilakukan uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 116: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

97

Lampiran 37. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit hari 14

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit hari 14.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 14 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit hari 14 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit hari 14 Test Statisticsa,b

Limfosit (mm3)

Chi-Square 13.057

Df 3

Asymp. Sig. .005

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kadar

ekstrak

Keputusan : Data limfosit hari 14 berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 117: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

98

Lampiran 38. Hasil Uji Mann-Whitney Data Limfosit hari 14

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Kontrol 5 3.40 17.00

Dosis Rendah 5 7.60 38.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 17.000

Z -2.193

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Kontrol 5 3.00 15.00

Dosis Sedang 5 8.00 40.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 118: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

99

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Kontrol 5 3.20 16.00

Dosis Tinggi 5 7.80 39.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.402

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Dosis Rendah 5 3.00 15.00

Dosis Sedang 5 8.00 40.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 119: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

100

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Dosis Rendah 5 4.20 21.00

Dosis Tinggi 5 6.80 34.00

Total 10

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 6.000

Wilcoxon W 21.000

Z -1.358

Asymp. Sig. (2-tailed) .175

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

Ranks

Kadar ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Limfosit (mm3) Dosis Sedang 5 6.20 31.00

Dosis Tinggi 5 4.80 24.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 120: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

101

Test Statisticsb

Limfosit (mm3)

Mann-Whitney U 9.000

Wilcoxon W 24.000

Z -.731

Asymp. Sig. (2-tailed) .465

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .548a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kadar ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 121: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

102

Lampiran 39. Hasil Uji Normalitas Data Limfosit hari 21

Tujuan : Untuk melihat data limfosit hari 21 terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 21 terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit hari 21 tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Limfosit hari 21

Tests of Normality

Kadar ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Limfosit (mm3) Kontrol .209 5 .200* .970 5 .876

Dosis Rendah .152 5 .200* .984 5 .954

Dosis Sedang .224 5 .200* .898 5 .397

Dosis Tinggi .226 5 .200* .869 5 .263

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit hari 21 terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 122: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

103

Lampiran 40. Hasil Uji Homogenitas Data limfosit hari 21

Tujuan : Untuk melihat data limfosit hari 21 homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 21 bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit hari 21 tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit hari 21 Test of Homogeneity of Variances

Limfosit (mm3)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.026 3 16 .151

Keputusan : Data limfosit hari 21 bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 123: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

104

Lampiran 41. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit hari 21

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit hari

21.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit hari 21 tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit hari 21 berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Limfosit hari 21 ANOVA

Limfosit (mm3)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.201E8 3 4.003E7 6.978 .003

Within Groups 9.179E7 16 5736978.375

Total 2.119E8 19

Keputusan : Data limfosit hari 21 berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 124: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

105

Lampiran 42. Hasil Uji Post Hoc Data Limfosit hari 21

Multiple Comparisons

Limfosit (mm3)

Bonferroni

(I) Kadar ekstrak (J) Kadar ekstrak

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Dosis Rendah -3908.60000 1514.85687 .121 -8465.7952 648.5952

Dosis Sedang -5907.00000* 1514.85687 .008 -10464.1952 -1349.8048

Dosis Tinggi -6092.20000* 1514.85687 .006 -10649.3952 -1535.0048

Dosis Rendah Kontrol 3908.60000 1514.85687 .121 -648.5952 8465.7952

Dosis Sedang -1998.40000 1514.85687 1.000 -6555.5952 2558.7952

Dosis Tinggi -2183.60000 1514.85687 1.000 -6740.7952 2373.5952

Dosis Sedang Kontrol 5907.00000* 1514.85687 .008 1349.8048 10464.1952

Dosis Rendah 1998.40000 1514.85687 1.000 -2558.7952 6555.5952

Dosis Tinggi -185.20000 1514.85687 1.000 -4742.3952 4371.9952

Dosis Tinggi Kontrol 6092.20000* 1514.85687 .006 1535.0048 10649.3952

Dosis Rendah 2183.60000 1514.85687 1.000 -2373.5952 6740.7952

Dosis Sedang 185.20000 1514.85687 1.000 -4371.9952 4742.3952

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 125: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

106

Lampiran 43. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Kontrol

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit Kontrol terdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit Kontrol terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit Kontrol tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Kontrol

Tests of Normality

HariKe

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TotalLeukosit Hari ke 7 .360 5 .032 .736 5 .022

Hari ke 14 .248 5 .200* .943 5 .689

Hari ke 21 .198 5 .200* .975 5 .909

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit kontrol tidak terdistribusi normal sehingga

dilakukan uji non parametik Kruskal-Wallis.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 126: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

107

Lampiran 44. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Total Leukosit Kontrol

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit

kontrol dari hari 7, hari 14 dan hari 21

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit kontrol tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit kontrol berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data total leukosit kontrol

Test Statisticsa,b

TotalLeukosit

Chi-Square .781

df 2

Asymp. Sig. .677

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: HariKe

Keputusan : Data total leukosit kontrol tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 127: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

108

Lampiran 45. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit dosis rendah terdistribusi normal

atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis rendah terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit dosis rendah tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis rendah

Tests of Normality

HariKe

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TotalLeukosit Hari ke 7 .269 5 .200* .868 5 .259

Hari ke 14 .259 5 .200* .881 5 .316

Hari ke 21 .130 5 .200* .991 5 .983

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit dosis rendah terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 128: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

109

Lampiran 46. Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit dosis rendah homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis rendah bervariasi homogen.

Ha : Data total leukosit dosis rendah tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit dosis rendah

Test of Homogeneity of Variances

TotalLeukosit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.243 2 12 .323

Keputusan : Data total leukosit dosis rendah bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 129: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

110

Lampiran 47. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit

dosis rendah.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis rendah tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit dosis rendah berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Total Leukosit Dosis rendah

ANOVA

TotalLeukosit

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.183E7 2 1.091E7 2.490 .125

Within Groups 5.259E7 12 4382437.500

Total 7.441E7 14

Keputusan : Data total leukosit dosis rendah tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 130: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

111

Lampiran 48. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit dosis sedang terdistribusi normal

atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis sedang terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit dosis sedang tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis sedang

Tests of Normality

HariKe

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TotalLeukosit Hari ke 7 .312 5 .126 .793 5 .071

Hari ke 14 .149 5 .200* .988 5 .973

Hari ke 21 .263 5 .200* .887 5 .340

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit dosis sedang terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 131: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

112

Lampiran 49. Hasil Uji Homogenitas Data total Leukosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit dosis sedang homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis sedang bervariasi homogen.

Ha : Data total leukosit dosis sedang tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit Dosis Sedang

Test of Homogeneity of Variances

TotalLeukosit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.339 2 12 .299

Keputusan : Data total leukosit dosis sedang bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 132: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

113

Lampiran 50. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Dosis Sedang

Tujuan :

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit dosis sedang.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis sedang tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit dosis sedang berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Total Leukosit Dosis Sedang

ANOVA

TotalLeukosit

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.990E7 2 3.495E7 15.540 .000

Within Groups 2.699E7 12 2249125.000

Total 9.689E7 14

Keputusan : Data total leukosit dosis sedang berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 133: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

114

Lampiran 51. Hasil Uji Post Hoc Data Total Leukosit Dosis Sedang

Multiple Comparisons

TotalLeukosit

Bonferroni

(I) HariKe (J) HariKe

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Hari ke 7 Hari ke 14 -5125.000* 948.499 .000 -7761.33 -2488.67

Hari ke 21 -3690.000* 948.499 .006 -6326.33 -1053.67

Hari ke 14 Hari ke 7 5125.000* 948.499 .000 2488.67 7761.33

Hari ke 21 1435.000 948.499 .469 -1201.33 4071.33

Hari ke 21 Hari ke 7 3690.000* 948.499 .006 1053.67 6326.33

Hari ke 14 -1435.000 948.499 .469 -4071.33 1201.33

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 134: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

115

Lampiran 52. Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit dosis tinggi terdistribusi normal

atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis tinggi terdistribusi normal.

Ha : Data total leukosit dosis tinggi tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Total Leukosit Dosis tinggi

Tests of Normality

HariKe

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TotalLeukosit Hari ke 7 .142 5 .200* .988 5 .972

Hari ke 14 .245 5 .200* .947 5 .714

Hari ke 21 .234 5 .200* .856 5 .213

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data total leukosit dosis tinggi terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 135: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

116

Lampiran 53. Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk melihat data total leukosit dosis tinggi homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis tinggi bervariasi homogen.

Ha : Data total leukosit dosis tinggi tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Total Leukosit dosis tinggi

Test of Homogeneity of Variances

TotalLeukosit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.320 2 12 .303

Keputusan : Data total leukosit dosis tinggi bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 136: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

117

Lampiran 54. Hasil Uji ANOVA Data Total Leukosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data total leukosit dosis

tinggi.

Hipotesis :

Ho : Data total leukosit dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data total leukosit dosis tinggi berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Total Leukosit Dosis tinggi

ANOVA

TotalLeukosit

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 189583.333 2 94791.667 .010 .990

Within Groups 1.141E8 12 9505291.667

Total 1.143E8 14

Keputusan : Data total leukosit dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 137: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

118

Lampiran 55. Hasil Uji Normalitas Monosit Kontrol

Tujuan : Untuk melihat data monosit Kontrol terdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit Kontrol terdistribusi normal.

Ha : Data monosit Kontrol tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Monosit Kontrol

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Monosit Kontrol Hari Ke 7 .234 5 .200* .949 5 .729

Hari Ke 14 .291 5 .191 .858 5 .220

Hari Ke 21 .249 5 .200* .872 5 .273

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit kontrol terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 138: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

119

Lampiran 56. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Kontrol

Tujuan : Untuk melihat data monosit kontrol homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit kontrol bervariasi homogen.

Ha : Data monosit kontrol tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Total Monosit Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6.781 2 12 .011

Keputusan : Data monosit kontrol tidak bervariasi homogen, sehingga dilakukan

uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 139: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

120

Lampiran 57. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Monosit Kontrol

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit kontrol.

Hipotesis :

Ho : Data monosit kontrol tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit kontrol berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data monosit kontrol

Test Statisticsa,b

Total Monosit

Kontrol

Chi-Square 7.994

df 2

Asymp. Sig. .018

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Hari Ke

Keputusan : Data monosit kontrol berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 140: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

121

Lampiran 58. Hasil Uji Mann-Whitney Data Monosit Kontrol

Ranks

Hari Ke N Mean Rank Sum of Ranks

Total Monosit Kontrol Hari Ke 7 5 5.20 26.00

Hari Ke 14 5 5.80 29.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Monosit

Kontrol

Mann-Whitney U 11.000

Wilcoxon W 26.000

Z -.313

Asymp. Sig. (2-tailed) .754

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .841a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Hari Ke

Ranks

Hari Ke N Mean Rank Sum of Ranks

Total Monosit Kontrol Hari Ke 7 5 7.80 39.00

Hari Ke 21 5 3.20 16.00

Total 10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 141: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

122

Test Statisticsb

Total Monosit

Kontrol

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.410

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Hari Ke

Ranks

Hari Ke N Mean Rank Sum of Ranks

Total Monosit Kontrol Hari Ke 14 5 7.80 39.00

Hari Ke 21 5 3.20 16.00

Total 10

Test Statisticsb

Total Monosit

Kontrol

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.410

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Hari Ke

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 142: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

123

Lampiran 59. Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis rendah

Tujuan : Untuk melihat data monosit Dosis rendah terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit Dosis rendah terdistribusi normal.

Ha : Data monosit Dosis rendah tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis rendah

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Monosit Dosis Rendah Hari Ke 7 .206 5 .200* .951 5 .745

Hari Ke 14 .230 5 .200* .956 5 .779

Hari Ke 21 .176 5 .200* .957 5 .788

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit dosis rendah terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 143: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

124

Lampiran 60. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk melihat data monosit dosis rendah homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis rendah bervariasi homogen.

Ha : Data monosit dosis rendah tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit dosis rendah

Test of Homogeneity of Variances

Total Monosit Dosis Rendah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.212 2 12 .023

Keputusan : Data monosit dosis rendah tidak bervariasi homogen, sehingga

dilakukan uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 144: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

125

Lampiran 61. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Monosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit dosis rendah.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis rendah tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit dosis rendah berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data monosit dosis rendah

Test Statisticsa,b

Total Monosit

Dosis Rendah

Chi-Square 3.440

Df 2

Asymp. Sig. .179

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Hari Ke

Keputusan : Data monosit dosis rendah berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 145: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

126

Lampiran 62. Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk melihat data monosit dosis sedang terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis sedang terdistribusi normal.

Ha : Data monosit dosis sedang tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Monosit dosis sedang

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Monosit Dosis Sedang Hari Ke 7 .350 5 .045 .816 5 .109

Hari Ke 14 .236 5 .200* .909 5 .463

Hari Ke 21 .230 5 .200* .962 5 .821

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit dosis sedang terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 146: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

127

Lampiran 63. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk melihat data monosit dosis sedang homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis sedang bervariasi homogen.

Ha : Data monosit dosis sedang tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit dosis sedang

Test of Homogeneity of Variances

Total Monosit Dosis Sedang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.513 2 12 .259

Keputusan : Data monosit dosis sedang bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 147: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

128

Lampiran 64. Hasil Uji ANOVA Data Monosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit dosis sedang.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis sedang tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit dosis sedang berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Monosit dosis sedang

ANOVA

Total Monosit Dosis Sedang

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 141350.800 2 70675.400 1.158 .347

Within Groups 732565.200 12 61047.100

Total 873916.000 14

Keputusan : Data monosit dosis sedang tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 148: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

129

Lampiran 65. Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk melihat data monosit Dosis tinggi terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit Dosis tinggi terdistribusi normal.

Ha : Data monosit Dosis tinggi tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Monosit Dosis tinggi

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Monosit Dosis Tinggi Hari Ke 7 .157 5 .200* .991 5 .984

Hari Ke 14 .206 5 .200* .979 5 .931

Hari Ke 21 .230 5 .200* .902 5 .419

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data monosit dosis tinggi terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 149: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

130

Lampiran 66. Hasil Uji Homogenitas Data Monosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk melihat data monosit dosis tinggi homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis tinggi bervariasi homogen.

Ha : Data monosit dosis tinggi tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Monosit dosis tinggi

Test of Homogeneity of Variances

Total Monosit Dosis Tinggi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.230 2 12 .075

Keputusan : Data monosit dosis tinggi tidak bervariasi homogen, sehingga

dilakukan uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 150: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

131

Lampiran 67. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Monosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data monosit dosis tinggi.

Hipotesis :

Ho : Data monosit dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data monosit dosis tinggi berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data monosit dosis tinggi

Test Statisticsa,b

Total Monosit

Dosis Tinggi

Chi-Square .657

Df 2

Asymp. Sig. .720

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Hari Ke

Keputusan : Data monosit dosis tinggi berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 151: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

132

Lampiran 68. Hasil Uji Normalitas Limfosit Kontrol

Tujuan : Untuk melihat data limfosit kontrol terdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit kontrol terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit kontrol tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Limfosit kontrol

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Limfosit Kontrol Hari Ke 7 .334 5 .070 .835 5 .153

Hari Ke 14 .241 5 .200* .907 5 .451

Hari Ke 21 .209 5 .200* .970 5 .876

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit kontrol terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 152: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

133

Lampiran 69. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Kontrol

Tujuan : Untuk melihat data limfosit kontrol homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit kontrol bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit kontrol tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Total Limfosit Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.960 2 12 .027

Keputusan : Data limfosit kontrol tidak bervariasi homogen, sehingga dilakukan

uji non parametik Kruskal-Wallis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 153: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

134

Lampiran 70. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data Limfosit Kontrol

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit kontrol.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit kontrol tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit kontrol berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data limfosit kontrol

Test Statisticsa,b

Total Limfosit

Kontrol

Chi-Square 2.344

df 2

Asymp. Sig. .310

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Hari Ke

Keputusan : Data limfosit kontrol berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 154: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

135

Lampiran 71. Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk melihat data limfosit dosis rendah terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis rendah terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit dosis rendah tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis rendah

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Limfosit Dosis Rendah Hari Ke 7 .314 5 .119 .819 5 .115

Hari Ke 14 .218 5 .200* .918 5 .519

Hari Ke 21 .152 5 .200* .984 5 .954

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit dosis rendah terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 155: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

136

Lampiran 72. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk melihat data limfosit dosis rendah homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis rendah bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit dosis rendah tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit dosis rendah

Test of Homogeneity of Variances

Total Limfosit Dosis Rendah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.820 2 12 .464

Keputusan : Data limfosit dosis rendah bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 156: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

137

Lampiran 73. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit Dosis Rendah

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit dosis rendah.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis rendah tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit dosis rendah berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Limfosit Dosis Rendah

ANOVA

Total Limfosit Dosis Rendah

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.464E7 2 1.232E7 3.177 .078

Within Groups 4.654E7 12 3878156.333

Total 7.118E7 14

Keputusan : Data limfosit dosis rendah tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 157: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

138

Lampiran 74. Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk melihat data limfosit dosis sedang terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis sedang terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit dosis sedang tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis sedang

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Limfosit Dosis Sedang Hari Ke 7 .273 5 .200* .866 5 .252

Hari Ke 14 .172 5 .200* .984 5 .956

Hari Ke 21 .224 5 .200* .898 5 .397

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit dosis sedang terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 158: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

139

Lampiran 75. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Dosis Sedang

Tujuan : Untuk melihat data limfosit dosis sedang homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis sedang bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit dosis sedang tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit dosis sedang

Test of Homogeneity of Variances

Total Limfosit Dosis Sedang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.668 2 12 .110

Keputusan : Data limfosit dosis sedang bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 159: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

140

Lampiran 76. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit Dosis Sedang

Tujuan :

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit dosis sedang.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis sedang tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit dosis sedang berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Limfosit Dosis sedang

ANOVA

Total Limfosit Dosis Sedang

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 7.148E7 2 3.574E7 13.117 .001

Within Groups 3.270E7 12 2724768.708

Total 1.042E8 14

Keputusan : Data limfosit dosis sedang berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 160: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

141

Lampiran 77. Hasil Uji Post Hoc Data Limfosit Dosis Sedang

Multiple Comparisons

Total Limfosit Dosis Sedang

Bonferroni

(I) Hari Ke (J) Hari Ke

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Hari Ke 7 Hari Ke 14 -5222.800* 1043.986 .001 -8124.53 -2321.07

Hari Ke 21 -3604.600* 1043.986 .014 -6506.33 -702.87

Hari Ke 14 Hari Ke 7 5222.800* 1043.986 .001 2321.07 8124.53

Hari Ke 21 1618.200 1043.986 .441 -1283.53 4519.93

Hari Ke 21 Hari Ke 7 3604.600* 1043.986 .014 702.87 6506.33

Hari Ke 14 -1618.200 1043.986 .441 -4519.93 1283.53

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 161: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

142

Lampiran 78. Hasil Uji Normalitas Limfosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk melihat data limfosit dosis tinggi terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis tinggi terdistribusi normal.

Ha : Data limfosit dosis tinggi tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Normalitas Limfosit dosis tinggi

Tests of Normality

Hari Ke

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Total Limfosit Dosis Tinggi Hari Ke 7 .170 5 .200* .977 5 .916

Hari Ke 14 .233 5 .200* .957 5 .787

Hari Ke 21 .226 5 .200* .869 5 .263

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Keputusan : Data limfosit dosis tinggi terdistribusi normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 162: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

143

Lampiran 79. Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit Dosis Tinggi

Tujuan : Untuk melihat data limfosit dosis tinggi homogen atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis tinggi bervariasi homogen.

Ha : Data limfosit dosis tinggi tidak bervariasi homogen.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

Hasil Uji Homogenitas Data Limfosit dosis tinggi

Test of Homogeneity of Variances

Total Limfosit Dosis Tinggi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.918 2 12 .426

Keputusan : Data limfosit dosis tinggi bervariasi homogen,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 163: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

144

Lampiran 80. Hasil Uji ANOVA Data Limfosit dosis tinggi

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data limfosit dosis tinggi.

Hipotesis :

Ho : Data limfosit dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data limfosit dosis tinggi berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Hasil Uji ANOVA Limfosit dosis tinggi

ANOVA

Total Limfosit Dosis Tinggi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 11814.933 2 5907.467 .001 .999

Within Groups 1.060E8 12 8831604.567

Total 1.060E8 14

Keputusan : Data limfosit dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 164: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

145

Lampiran 81. Uji Interleukin 1 β

1. Hasil Uji Interleukin 1β

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 165: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

146

Kelompok No Interleukin 1β per mm3 Rata – Rata Standar

deviasi

kontrol

1 7.8 7.8 0 2 7.8 3 7.8 4 7.8 5 7.8

LPS

1 6 78.54 117.0 2 4.4 3 284 4 55.2 5 43.1

Dosis Rendah

1 25 123.84 211.8 2 7.8 3 500 4 14.1 5 72.3

Dosis Sedang

1 47.6 69.96 62.4 2 9.7 3 107 4 160 5 25.5

Dosis Tinggi

1 41.8 164.4 202.7 2 209 3 63.4 4 7.8 5 500

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 166: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

147

2. Hasil Elisa Reader Interleukin 1β

Parameters

Fit to : Assay Fit type : Four Parameter Logistic Wavelenght : 450 Concentration transform : Linear Measurement transform : Linear Markers : Mean Formula : y = d + (a - d)/(1 + (x / c)^b Parameter a : 0.29489 Parameter b : 0.888088287412139 Parameter c : 1138.040557333319 Parameter d : 4.31853842156026 Coefficient R2 : 0.9512

Graph

Plate Well Sample Conc Original Abs

Fitted Abs

Residual

Cal_0001 0 0.295 0.295 0.000 200913 A01 Cal_0001 1/2 0 0.324 0.295 0.029 200913 A02 Cal_0001 2/2 0 0.266 0.295 - 0.029 Cal_0002 7.8 0.4 0.347 0.052 200913 B01 Cal_0002 1/2 7.8 0.434 0.347 0.086 200913 B02 Cal_0002 2/2 7.8 0.366 0.347 0.018 Cal_0003 15.6 0.425 0.39 0.036

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 167: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

148

Plate Well Sample Conc Original Abs

Fitted Abs

Residual

200913 C01 Cal_00031/2 15.6 0.412 0.39 0.022 200913 C02 Cal_0003 2/2 15.6 0.439 0.39 0.049 Cal_0004 31.2 0.479 0.465 0.014 200913 D01 Cal_0004 1/2 31.2 0.465 0.465 0.000 200913 D02 Cal_0004 2/2 31.2 0.492 0.465 0.028 Cal_0005 62.4 0.592 0.594 - 0.002 200913 E01 Cal_0005 1/2 62.4 0.586 0.594 - 0.008 200913 E02 Cal_0005 2/2 62.4 0.598 0.594 0.003 Cal_0006 124.8 0.792 0.81 - 0.018 200913 F01 Cal_0006 1/2 124.8 0.803 0.81 - 0.007 200913 F02 Cal_0006 2/2 124.8 0.781 0.81 - 0.029 Cal_0007 249.6 1.17 1.15 0.028 200913 G01 Cal_0007 1/2 249.6 1.16 1.15 0.018 200913 G02 Cal_0007 2/2 249.6 1.18 1.15 0.038 Cal_0008 499.2 1.61 1.62 - 0.010 200913 H01 Cal_0008 1/2 499.2 1.58 1.62 - 0.041 200913 H02 Cal_0008 2/2 499.2 1.64 1.62 0.021

3. Uji Anova Interleukin 1β

a. Hasil Uji Normalitas

Tujuan : Untuk melihat data interleukin 1β terdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data interleukin 1β terdistribusi normal.

Ha : Data interleukin 1β tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima.

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 168: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

149

Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Interleukin 1β

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TotalILB .307 25 .000 .627 25 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Keputusan : Data interleukin 1β tidak terdistribusi normal sehingga dilakukan

uji non parametik Kruskal-Wallis.

b. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data interleukin 1β

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data interleukin

1β.

Hipotesis :

Ho : Data interleukin 1β tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data interleukin 1β berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan.

Tabel 33. Hasil Uji Nonparametik Kruskal-Wallis Data interleukin 1β

Test Statisticsa,b

TotalILB

Chi-Square 7.307

df 4

Asymp. Sig. .121

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Kelompok Sampel Keputusan : Data interleukin 1β berbeda secara bermakna.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 169: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

150

4. Metode Uji Elisa

Pada ELISA Kit terdapat beberapa komponen, yaitu:

• Lyophilized recombinan mouse IL-1β standard: 10 ng /tube

• One well 96 well plate precoated with anti-mouse IL-1β

antibody.

• Sampel diluent buffer 30 ml.

• Biotinylated anti-mouse IL-1β antibody: 130 µl, dilution 1 :

100.

• Antibody diluent buffer

• Avidin-biotin-peroxidase complex (ABC) : 130 µl, dilution 1 :

100.

• ABC diluent buffer : 12 ml.

• TMB color developing agent : 10ml.

• TMB stop solution: 10 ml.

Dalam pelaksanaan uji menggunakan ELISA melalui beberapa tahap sebagai

berikut :

a. Preparasi

1. Tahap pengenceran : Karena serum yang dihasilkan berkisar

antara 500-5000 pg/ml. Pengenceran dilakukan sebanyak

1:10 (tambahkan 10 ul sampel kedalam 90 ul sampel diluent

buffer).

2. Persiapan reagen :

• Larutan standar 500 pg/ml IL-1β mencit : tambahkan

0.05 ml larutan standar IL-1β 10 ng /ml diatas ke

dalam 0.95 ml pelarut buffer sampel dan campur

merata. ( Catatan : sebaiknya preparasi dilakukan tidak

lebih dari 2 jam sebelum pengerjaan)

• Preparasi biotynillated anti-mouse IL-1β anti-body.

i. Total semua larutan harus 0,1 dikali banyak

sumur yang akan digunakan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 170: UJI IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL JINTEN HITAM …

151

ii. biotynillated anti-mouse IL-1β anti-body harus

di larutkan pada 1 : 100 dengan anti-body diluet

buffer dan dicampur merata.

• Reparasi Avidin-biotin-peroxidase complex (ABC) :

i. Total volume harus sama dengan 0,1 ml dikali

jumlah sumuran yang digunakan.

ii. Avidin-biotin-peroxidase complex harus

dilarutkan pada 1 : 100 dengan larutan buffer

ABC. Dan dicampur merata.

b. Prosedur Pelaksanaan Uji

1. Memasukkan 0.1 ml standar, kontrol dan sampel

dimasukkan ke dalam microplate yang telah dilapisi anti -

mouse IL - 1β antibodi kemudian diinkubasi selama 90

menit pada suhu 370C.

2. Buang isi plate dan keringkan menunggunakan handuk

3. Tambahkan 0.1 ml biotinylated anti mouse IL - 1β antibody

inkubasi pada suhu 370C selama 60 menit

4. Cuci microplate dengan 0.01M PBS sebanyak 3 kali

5. Tambahkan 0,1 ml ABC working Solutions diinkubasi pada

suhu 370C selama 30 menit.

6. Cuci microplate dengan 0.01M PBS sebanyak 5 kali.

7. Ditambahkan 90 ul dengan TMB Color developing agen

dan didiamkan selama 30 menit pada suhu ruangan di

tempat yang gelap.

8. Ditambahkan 0.1 ml TMB stop solution.

9. Dibaca O.D absorbasi dengan ELISA reader yang diatur

pada 450 nm.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta