UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB...

50
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING (Eclipta alba (L.) Hassk.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum sp. PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA (Skripsi) Oleh BILLI ANDREAS JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING(Eclipta alba (L.) Hassk.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR

Colletotrichum sp. PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA

(Skripsi)

Oleh

BILLI ANDREAS

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING(Eclipta alba (L.) Hassk.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR

Colletotrichum sp. PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA

Oleh

BILLI ANDREAS

Penyakit antraknosa disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Pengendalianyang umum digunakan adalah dengan menggunakan fungisida sintetik.Penggunaan fungisida sintetik memiliki dampak negatif antara lain,pencemaran lingkungan, dan berkembangnya resistensi karena kandunganresidu yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan pemanfaatanbahan alami dari tumbuhan sebagai biofungisida. Tumbuhan urang aringmengandung berbagai bahan aktif sebagai antifungi yaitu coumestans,alkaloids, flavonoids, glycosides, polyacetylenes, triterpenoids dan saponin.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak tumbuhan urangaring yang mampu menghambat pertumbuhan Colletotrichum sp. Penelitiandisusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan danempat ulangan. Konsentrasi yang digunakan yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%,dan 25%. Sebagai kontrol positif digunakan fungisida sintetik antracol dankontrol negatif menggunakan media PDA. Pengamatan dilakukan denganmenghitung jumlah koloni dan mengukur diameter pertumbuhan kolonihingga hari ke 7 setelah inokulasi pada suhu 270 C. Data yang diperolehdianalisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)dengan taraf α =5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi 25%paling baik dalam menghambat perkecambahan konidia, ditunjukkan denganrerata jumlah koloni terkecil yaitu 72,75 koloni, sedangkan pada kontrol 0%terdapat rerata jumlah koloni terbanyak yaitu 162,25. Konsentrasi ekstrak 25%juga paling baik dalam menghambat pembentukan konidia.

Kata kunci : Antraknosa, Colletotrichum sp., Ekstrak Tumbuhan UrangAring (Eclipta alba (L.) Hassk.), Biofungisida

Page 3: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING(Eclipta alba (L.) Hassk.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR

Colletotrichum sp. PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA

Oleh

BILLI ANDREAS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter
Page 5: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter
Page 6: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter
Page 7: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada

tanggal 19 Maret 1992. Penulis merupakan anak tunggal dari

pasangan Bapak Tjia Tjin An dan Ibu Tjia Tjoen Nio.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman Kanak-

kanak (TK) Immanuel pada tahun 1998. Pernah menerima pendidikan di Sekolah

Dasar (SD) Immanuel hingga tahun 2000, dilanjutkan ke Sekolah Dasar (SD)

Fransiskus Tanjung Karang dan selesai pada tahun 2004. Menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Menegah Petama (SMP) Kristen 5 pada tahun 2007, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Biologi Umum, Struktur Perkembangan Tumbuhan, Pengenalan Alat

Laboratorium, Genetika, dan Mikologi. Selain itu, penulis juga pernah aktif di

organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai anggota divisi Sains

dan Teknologi (SAINTEK) pada tahun 2011-2012.

Page 8: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

Kemudian penulis menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Rejomulyo, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, dan Program

Kerja Praktek (KP) di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

Dan Hortikultura (BPSB TPH) Bandar Lampung.

Page 9: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini didedikasikan sebagai bentuk bakti dan

syukur kepada :

Bapak dan ibu yang telah membesarkanku, mendidikku, menyayangiku dan selalu

memberikan dukungannya setiap saat.

Para guru dan dosen yang dengan tulus dan sabar dalam mendidik dan

memberikan ilmunya kepadaku.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 10: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

MOTTO

JUST DO IT(Shia LaBeouf)

為せば成るnaseba naru

為さねば成らぬ何事もnasaneba naranu nanigoto mo

(If You Try, You May Succeed.If You Don’t Try, You Will Not Succeed.

This Is True For of All Things)(Uesugi Youzan)

Page 11: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,

anugerah, dan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Skripsi yang berjudul “Uji Efektivitas Ekstrak Tumbuhan Urang Aring

(Eclipta alba (L.) Hassk) Terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum sp.

Penyebab Penyakit Antraknosa” ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra.C.N. Ekowati, M.Si., selaku pembimbing I dan pembimbing

akademik yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, saran, ilmu, dan

nasehat selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Dra. Yulianty, M.Si., selaku pembimbing II atas saran, ilmu, bimbingan,

dan dukunganya yang telah membantu penulis selama penelitian dan

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Sc., selaku pembahas yang telah memberikan

saran, ilmu, dan nasihat sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi MIPA

Universitas Lampung.

Page 12: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

iii

5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan FMIPA Universitas

Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen FMIPA dan segenap karyawan di Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung,

yang telah memberikan dukungan, doa, saran, dan bantuannya.

7. Kedua Orang Tuaku atas kesabaran, doa, dukungan, motivasi dan semangat

yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di laboratorium Mikrobiologi Komang,

Rosmalinda, Beni, Agung, Ketut, dan juga Doa, yang telah memberikan

dukungan, bantuan dan doanya selama penelitian dan penyelesaian skrispsi

9. Teman–teman angkatan 2010, kakak dan adik-adik angkatan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, kritikan, dan motivasi,

dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

Semoga Tuhan membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu

penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di

dalam penyusunan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang

bersifat membangun dari setiap pembaca sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 23 Januari 2018

Penulis,

Billi Andreas

Page 13: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................... i

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4C. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5D. Kerangka Pikir ................................................................................. 5E. Hipotesis........................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 7

A. Penyakit Antraknosa ........................................................................ 7B. Jamur Colletotrichum sp. ................................................................. 10

1. Biologi Jamur Colletotrichum sp. ............................................... 102. Pengendalian Jamur Colletotrichum sp. ..................................... 13

C. Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)......................... 171. Biologi Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)....... 172. Kandungan Kimia Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)........ 183. Mekanisme Penghambatan Senyawa Antifungi.......................... 19

III.METODE PENELITIAN .................................................................... 21

A. Waktu dan Tempat ........................................................................... 21B. Alat dan Bahan................................................................................. 21C. Rancangan Penelitian ....................................................................... 22D. Prosedur Penelitian........................................................................... 22

1. Pembuatan Ekstrak Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.) ...... 222. Pembuatan Media PDA ( Potato Dextrose Agar) ....................... 23

Page 14: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

3. Pembuatan Isolat murni jamur Colletotrichum sp. ..................... 234. Pembuatan Suspensi Jamur Colletotrichum sp. ......................... 245. Uji in-vitro Penghambatan Pertumbuhan

Jamur Colletotrichum sp. ........................................................... 24E. Analisi Data ...................................................................................... 25

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 26

A. Hasil ................................................................................................. 261. Jumlah Koloni Jamur Colletotrichum sp..................................... 262. Diameter Koloni Jamur Colletotrichum sp. ................................ 283. Waktu Pembentukkan Konidia ................................................... 30

B. Pembahasan...................................................................................... 31

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 36

A. Kesimpulan ...................................................................................... 36B. Saran ................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 37

LAMPIRAN

Page 15: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rerata Jumlah Koloni Jamur Colletotrichum sp.............................. 26

2. Data Jumlah Koloni Jamur Colletotrichum sp.Hari ke 7................. 28

3. Rerata Diameter Koloni Colletotrichum sp. .................................... 28

4. Data Diameter Koloni Jamur Colletotrichum sp.Hari ke 7 ............. 29

5. Waktu Pembentukkan Konidia........................................................ 30

6. Rerata Jumlah Koloni Colletotrichum sp. Hari Ketujuh ................. 50

7. Uji Kehomogenan (Kesamaan) Ragam Bartlett’s TestHari Ketujuh .................................................................................... 50

8. Analisis Ragam Hari Ketujuh.......................................................... 51

9. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Hari Ketujuh ................................ 51

10. Rerata Diameter Koloni Colletotrichum sp. Hari Ketujuh .............. 52

11. Uji Kehomogenan (Kesamaan) Ragam Bartlett’s TestHari Ketujuh .................................................................................... 52

12. Analisis Ragam Hari Ketujuh.......................................................... 53

13. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Hari Ketujuh ................................ 53

14. Rerata Hari Terbentuknya Konidia Colletotrichum sp. .................. 54

15. Uji Kehomogenan (Kesamaan) Ragam Bartlett’s Test ................... 54

16. Analisis Ragam................................................................................ 55

17. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) ...................................................... 55

Page 16: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Koloni dan Aservulus Jamur Colletotrichum sp............................. 11

2. Konidia Jamur Colletotrichum sp. ................................................. 11

3. Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.) ....................... 17

4. Grafik Rerata Jumlah Koloni Colletotrichum sp. ........................... 27

5. Grafik Rerata Diameter Koloni Jamur Colletotrichum sp.............. 29

6. Koloni Jamur Colletotrichum sp. Dengan PerlakuanEkstrak 0%...................................................................................... 46

7. Koloni Jamur Colletotrichum sp. Dengan PerlakuanEkstrak 5%...................................................................................... 46

8. Koloni Jamur Colletotrichum sp. Dengan PerlakuanEkstrak 10%.................................................................................... 47

9. Koloni Jamur Colletotrichum sp. Dengan PerlakuanEkstrak 15%.................................................................................... 47

10. Koloni Jamur Colletotrichum sp. Dengan PerlakuanEkstrak 20%.................................................................................... 48

11. Koloni Jamur Colletotrichum sp. DenganPerlakuan Ekstrak 25%................................................................... 48

12. Koloni Jamur Colletotrichum sp. Dengan PerlakuanFungisida Antracol ......................................................................... 49

Page 17: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antraknosa merupakan salah satu penyakit dan penyebab utama penurunan

produksi pada tanaman cabai. Antraknosa berasal dari bahasa Yunani yang

berarti batu bara, ditandai dengan munculya bercak dan cekungan berwarna

hitam berspora (Issac,1992). Penyakit ini telah menyebabkan kerugian di

berbagai negara, seperti di Thailand terjadi penurunan produksi cabai oleh

antraknosa sebanyak 80 % (Poonpolgul, 2007), di India 50%

(Pakdeevaraporn, 2005), di Korea 13% (Yoon, 2004) dan di Indonesia dapat

terjadi penurunan hasil panen sebesar 90% (Syukur, 2007). Antraknosa dapat

disebabkan oleh beberapa cendawan Colletotricum spp. antara lain, C. capsici,

C. acutatum, C. gloeosporioides, C. coccodes and C. dematium (Hong and

Hwang, 1998; Gopinath et al., 2006). C. capsici, C. gloeosporioides, C.

acutatum merupakan 3 spesies yang paling umum menyebabkan antraknosa

(Montri et al, 2009; Nayaka et al, 2009).

Penyakit ini dapat menyerang biji, tanaman dan buah. Serangan pada biji

dapat menyebabkan kegagalan berkecambah dan layu semai, pada tanaman

dapat menyebabkan mati pucuk dan busuk kering pada daun dan batang, pada

buah dapat terjadi perubahan warna seperti terbakar yang kemudian menjadi

Page 18: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

2

busuk basah berwarna hitam (Piay et al., 2010). Gejala yang parah

menyebabkan buah mengering dan mengerut serta berwarna seperti jerami

(Semangun, 2007). Antraknosa pada buah paling banyak menyebabkan

kebusukan dan kerontokan buah (Agrios, 1997). Kemampuan cendawan

Colletotrichum sp. untuk menginfeksi beragam tanaman dan kemampuannya

bertahan hidup tanpa tanaman host yang spesifik membuat penyakit

antraknosa sulit diatasi.

Salah satu cara yang paling sering digunakan dan dinilai cukup efektif untuk

mengendalikan penyakit antraknosa adalah dengan menggunakan fungisida

sintetik. Penanganan antraknosa dengan fungisida dapat dilakukan

menggunakan Derosal 60WP dengan konsentrasi 2g/l atau Derosal 60 WP

dicampur dengan Dithane M-45 dengan perbandingan 1:5 dan konsentrasi

campuran 2,5g/l (Prajnanta, 2003). Antracol 70 WP umum digunakan untuk

mengatasi antraknosa. Fungisida Antracol mengandung Propineb senyawa

dari kelompok dithiocarbamate, dan hexamethylenetetramine (Sila dan

Sopialena, 2016). Namun penggunaan fungisida sintetik juga memiliki sisi

negatif, seperti pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh residu fungisida

yang mengendap di tanah dan perairan. Penanganan yang tidak benar

memiliki resiko berbahaya, menyebabkan gangguan kesehatan serius bila

terkonsumsi atau terhirup dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi masalah ini, dapat dilakukan pemanfaatan bahan alami yang

berasal dari tumbuhan ataupun makhluk hidup lainnya sebagai biofungisida.

Penggunaan ekstrak dan minyak tanaman lebih aman, terjangkau dan mudah

Page 19: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

3

untuk ditangani oleh para petani (Olowe et al., 2003). Fungisida yang terbuat

dari bahan alami seperti ekstrak tanaman tidak meninggalkan residu dan

mudah terdegradasi sehingga lebih aman dan ramah lingkungan (Kardinan,

2002). Beberapa tanaman yang telah terbukti memiliki potensi untuk

digunakan sebagai fungisida nabati antara lain, Bawang Putih, Mimba

(Azadirachta indica A. Juss.), Sirih, Mengkudu, Widuri, Pepaya dan urang

aring.

Urang aring atau Eclipta alba (L.) Hassk. merupakan tumbuhan herbaceous

annual atau tahunan yang termasuk dalam suku Asteraceae. Tumbuhan ini

dapat ditemui di daerah tropis dan subtropis pada musim hujan (Wagner H. et

al., 1986; Chopra et al., 1966). Tumbuhan ini tumbuh di tempat lembab

seperti sawah, tepian kolam, dan saluran pengairan.

Tumbuhan urang aring mengandung coumestans, alkaloids, flavonoids,

glycosides, polyacetylenes, triterpenoids (Wagner H. et al., 1986). Tumbuhan

ini juga mengandung nicotine dan nicotinic acid (Jadhav et al., 2009). Hasil

penelitian Siahaan (2012) menunjukkan bahwa ekstrak etanol tumbuhan urang

aring mampu menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum f.

lycopersici mulai dari konsentrasi 1% dan daya hambatnya meningkat seiring

dengan peningkatan konsentrasi ekstrak. Berdasarkan Peraman et al. (2011)

ekstrak etanol dan ekstrak aquaeous urang aring dangan konsentrasi 50μg/disc

dan 100μg/disc menunjukkan kemampuan antifungi yang baik terhadap A.

Niger dan C. albicans . Terbentuknya zona hambatan berukuran 14-19mm,

mendekati ukuran zona hambatan yang dibentuk oleh larutan standar berupa

Page 20: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

4

clotrimazole (10μg/disc) sebesar 20-22mm. Ekstrak methanol daun dan

batang urang aring efektif menghambat pertumbuhan fungi Macrophomina

phaseolina, ditunjukkan dengan penurunan biomassa 10-64% untuk ekstrak

daun dan 3-61% untuk ekstrak batang urang aring (Banaras et al., 2015).

Penelitian Uddin et al. (2010) menunjukkan ekstrak ethanol tumbuhan urang

aring memiliki daya hambat sebesar 51.52% terhadap Aspergillus ochraceus.

Berdasarkan penelitian Zida et al. (2008) perendaman benih Sorgum dan Pearl

Millet yang terinfeksi alami oleh fungi dengan ekstrak aquaeous Acacia

gourmaensis dan Eclipta alba (L.) Hassk. menunjukkan bahwa ekstrak

aquaeous Eclipta alba mampu mengurangi infeksi Phoma sorghina sebesar

72% dan Colletotrichum graminicola sebesar 28%. Berdasarkan informasi

tersebut perlu dilakukan penelitian pengaruh ekstrak tumbuhan Urang Aring

terhadap cendawan Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa,

dikarenakan masih sedikitnya informasi mengenai pengaruh ekstrak tanaman

urang aring terhadap fungi patogen tanaman.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui daya hambat ekstrak tanaman urang aring terhadap

jamur Colletotrichum sp.

2. Untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang efektif dalam menghambat

jamur Colletotrichum sp.

Page 21: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

5

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai kemampuan ekstrak tumbuhan urang aring dalam menghambat

pertumbuhan jamur Colletotrichum sp. dan potensinya untuk dikembangkan

sebagai biofungisida dalam mengatasi penyakit antraknosa.

D. Kerangka Pikir

Antraknosa merupakan penyakit tanaman yang umum ditemukan pada

tanaman cabai dan telah menjadi masalah bagi pertanian cabai untuk

mencapai hasil produksi yang maksimal. Penyakit ini disebabkan oleh

cendawan Colletotrichum spp.

Beberapa fungisida yang digunakan untuk mengatasi antraknosa antara lain,

campuran Derosal 60 WP dengan Dithane M-45, (Prajnanta, 2003), dan

Antracol 70 WP. Namun pemakaian fungisida sintetik memiliki dampak

negatif yang dapat ditimbulkan. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan

pemanfaatan bahan alami dari ekstrak tumbuhan sebagai fungisida nabati.

Tumbuhan urang aring atau Eclipta alba (L.) Hassk. merupakan tumbuhan

yang memiliki banyak manfaat dan telah digunakan sebagai tumbuhan obat

dalam pengobatan ayuverda. Tumbuhan urang aring mengandung senyawa

coumestans, alkaloids, flavonoids, glycosides, polyacetylenes, triterpenoids.

Pada daun urang aring mengandung wedelolactone, a-terthienylmethanol,

stigmasterol, demethylwedelolactone-7-glucoside and dimethyl-wedelolactone

yang dapat berperan dalam aktifitas antifungi (Wagner et al., 1986).

Page 22: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

6

Menurut Dalal (2009) kandungan senyawa wedelolactone pada urang aring

berperan dalam aktifitas antifungi terhadap patogen. Senyawa saponin,

flavonoid dan minyak atsiri mempunyai target aktivitas pada sel jamur dengan

membentuk senyawa komplek dengan sterol dari dinding sel, dan selanjutnya

mempengaruhi permeabilitas membran sel, sintesis asam nukleat, fosforilasi

oksidatif dan transport elektron (Viaza, 1991).

Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak tumbuhan urang aring

memiliki kemampuan antifungi terhadap Fusarium oxysporum f. lycopersici,

A. Niger, C. albicans, Macrophomina phaseolina, Aspergillus ochraceus,

Phoma sorghina, dan Colletotrichum graminicola. Kemampuan menghambat

ekstrak dipengaruhi oleh banyaknya kandungan aktif yang didapatkan dari

tanaman, konsentrasi ekstrak, dan pelarut yang digunakan dalam proses

ekstraksi.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

kemampuan ekstrak tumbuhan urang aring dalam menghambat pertumbuhan

jamur Colletotrichum sp.dan konsentrasi ekstrak yang efektif.

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ekstrak tumbuhan urang aring (Eclipta alba (L.) Hassk.) pada konsentrasi

tertentu dapat menghambat pertumbuhan cendawan Colletotricum sp.

Page 23: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Antraknosa

Sebutan Antraknosa biasa digunakan untuk penyakit tanaman yang ditandai

dengan luka cekungan hitam berspora. Kata antraknosa berasal dari kata

Yunani yang berarti batu bara (Issac, 1992). Penyakit antraknosa disebabkan

oleh jamur Colletotrichum sp.

Colletotrichum sp. merupakan salah satu jamur yang agresif menyerang

sejumlah spesies Capsicum dan genotipnya yang resisten. Jamur ini tersebar

dan umum ditemukan di area pertanian cabai di daerah tropis (Taylor, 2007).

Tingkat infeksi jamur Colletotrichum sp. lebih tinggi pada buah cabai yang

sudah matang (Pakdeevaraporn et al, 2005, Than et al, 2008). Penyakit ini

ditandai dengan munculnya bercak coklat kehitaman, yang dapat meluas dan

berkembang menjadi busuk lunak. Serangan yang parah dapat menyebabkan

buah cabai mengering, mengerut, dan mengalami perubahan warna dari merah

menjadi kekuningan seperti jerami. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-

titik hitam yang merupakan kumpulan seta dan konidium cendawan. Pada

cuaca kering cendawan hanya membentuk bercak kecil dan tidak meluas,

namun setelah buah di petik cendawan akan berkembang dengan cepat karena

kelembapan udara yang tinggi selama penyimpanan dan

Page 24: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

8

pengangkutan (Semangun, 2007). Umumnya pada bagian bercak terdapat

susunan lingkaran cincin yang dibentuk oleh tubuh buah (acervulus). Dalam

beberapa kasus, bercak berwarna coklat bukan orange dan kemudian berubah

menjadi hitam oleh formasi seta dan sclerotia (Roberts et al., 2001).

Penyakit ini sedikit ditemui pada musim kemarau, di lahan yang mempunyai

drainasi baik, dan gulmanya terkendali dengan baik. Jamur Colletotrichum sp.

dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan selanjutnya

konidium disebarkan oleh angin (Semangun, 2007). Colletotrichum sp. juga

dapat ditularkan melalui benih dan dapat bertahan di dalam benih selama 9

bulan (Prajnata, 2002). Colletotrichum sp. dapat bertahan di dalam ataupun di

permukaan benih sebagai acervuli dan mikrosklerotia (Pernezny et al., 2003).

Tidak semua biji yang tercemar memperlihatkan gejala, ada kalanya nampak

seperti biji yang sehat, bersih dan bebas cemaran. Biji yang terkontaminasi

cendawan ini berwarna hitam atau coklat kehitaman dengan bentuk biji tidak

bernas (Duriat et al., 2007)

Umumnya infeksi terjadi selama cuaca hangat dan lembab, perkembangan

optimum antraknosa terjadi pada suhu sekitar 27º C dengan kelembaban

sekitar 80% (Robert et al., 2001). Johnson (2008) juga menyatakan bahwa

jenis gulma yang ada dipertanaman suku Solanaceae mempengaruhi tingginya

keterjadian penyakit yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. Jamur

Colletotrichum sp. juga dapat menyerang dan bertahan hidup pada tumbuhan

gulma yang terdapat di lahan pertanian. Hasil penelitian Ranathunge (2016)

tentang kemampuan bertahan hidup Colletotrichum truncatum pada spesies

Page 25: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

9

tanaman non-host membuktikan bahwa C. truncatum dapat bertahan hidup

pada ketujuh tanaman perlakuan, antara lain tanaman cabai curry chilli –

Capsicum annuum L.(var. CA8), tanaman terong – Solanum melongena L.

(var. Lena Iri), tanaman tomat – Solanum lycopersicum L. (var. Thilina),

tanaman cabai hijau – C. annuum (var. KA2) dan tiga spesies tanaman liar

atau rerumputan, antara lain Little Ironweed (Vernonia cinerea L.), Billygoat-

Weed (Ageratum conyzoides L.) dan Bengal Dayflower (Commelina

benghalensis L.), dengan ditemukanya patogen pada kultur PDA yang berasal

dari daun yg tidak menunjukan gejala, dalam interval dua minggu sekali

sampai delapan minggu setelah inokulasi. Pada penelitian Herwidyarti,et

al.(2013) menunjukkan kemampuan C.capsici untuk menginfeksi gulma

Cleome rutidosperma, Synedrella nodiflora, Ageratum conyzoides, dimana

terjadi peningkatan tingkat keparahan penyakit tiap minggunya dalam 4

minggu pengamatan.

Antraknosa dapat disebabkan oleh beberapa cendawan Colletotrichum spp.

antara lain, C. capsici, C. acutatum, C. gloeosporioides, C. coccodes and C.

dematium (Hong and Hwang, 1998; Gopinath et al., 2006).

Colletotrichum merupakan cendawan patogen dengan ruang lingkup serangan

yang luas. Beragam tanaman inang mampu diserang oleh satu spesies atau

satu tanaman inang diserang oleh beragam spesies (Freeman, 1998). Jamur ini

mencakup sejumlah fungi patogen penting pada tanaman yang bernilai

ekonomi, tersebar sebagian besar di berbagai daerah tropis dan subtropis di

dunia pada ruang lingkup jenis tanaman pertanian yang luas (Sharma et

al.,2014).

Page 26: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

10

C. capsici merupakan jenis yang agresif, mampu menyerang berbagai spesies

Capsicum bahkan yang memiliki genotip resisten (Taylor, 2007). Intensitas

serangan C.capsici lebih tinggi terjadi pada tanaman cabai yang sudah dewasa

(Suthin Raj et al., 2013) dan mampu menginfeksi buah cabai muda maupun

yang sudah matang, serta dapat menginfeksi dan bertahan hidup di dalam

benih dalam bentuk acervuli dan mikrosklerotia (Suthin Raj et al., 2009).

B. Jamur Colletotrichum sp.

1. Biologi Jamur Colletotrichum sp.

Berdasarkan Alexopoulus and Mims (1979) klasifikasi jamur

Colletotrichum sp. adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Myceteae

Divisi : Amastigomycota

Anak Divisi : Mycotina

Kelas : Deuteromycotina

Anak Kelas : Coelomycetidae

Bangsa : Melanconiales

Suku : Melanconiaceae

Marga : Colletotrichum

Jenis : Colletotrichum sp.

Colletotrichum sp. membentuk banyak sklerotium pada medium biakan

atau pada jaringan tanaman yang diserang, memiliki banyak aservulus yang

tersebar di permukaan atau dibawah kutikula, berwarna hitam, memiliki

Page 27: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

11

banyak seta, dan garis tengahnya sekitar 100µm. Seta meruncing ke atas,

kaku, memiliki sekat, berwarna cokelat tua, dan berukuran 75-100 x 2-6,2

µm. Konidia berwarna hialin, berbentuk silindris dengan ujung-ujungnya

yang tumpul dan melengkung seperti sabit, berukuran 18,6-25,0 x3,5-5,3

µm (Semangun, 2007).

Gambar 1. Koloni Jamur dan Aservulus Jamur Colletotrichum sp.Keterangan: A. Koloni Jamur Colletotrichum sp.

B. Acervulus Jamur Colletotrichum sp.(Sumber: dokumentasi pribadi)

Gambar 2. Konidia Jamur Colletotrichum sp.(Sumber: dokumentasi pribadi)

A B

Page 28: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

12

Spesies Colletotrichum telah menunjukkan beragam cara untuk

mendapatkan nutrisi. Banyak spesies yang hidup secara hemibiotrophic dan

atau necrotrophic menyerang tanaman inang, sementara beberapa bersifat

endofit hidup di dalam tanaman sehat tanpa merugikan tanaman inangnya.

Dalam beberapa kasus langka, beberapa spesies telah dilaporkan sebagai

agen penyebab penyakit pada manusia (keratitis dan infeksi subcutaneous)

atau pada hewan(seperti infeksi mycotic pada penyu laut) (Ritterband et al.

1997; Manire et al. 2002; Shiraishi et al. 2011; Shivaprakash et al. 2011).

Penyebaran cendawan Colletotrichum banyak yang berasal dari benih,

cendawan ini juga dapat bertahan hidup di tanah melalui sisa bagian tubuh

tanaman, konidianya dapat disebarkan melalui percikan air, dan penyebaran

ascospora melalui udara (Nicholson, 1980). Infeksi terjadi melalui spora

pada permukaan tanaman yang berkembang menjadi appresorium dan

kemudian diikuti oleh penembusan kutikula (Deising, 2000).

Jamur Colletotrichum juga dapat tumbuh pada tanaman dari suku

Solanaceae lainnya atau tanaman legum dan buah yang membusuk (Pring,

1995). Banyak spesies Colletotrichum memiliki tanaman inang alternatif

(Freeman et al., 2001). Hasil penelitian Ranathunge (2016) tentang

kemampuan bertahan hidup Colletotrichum truncatum pada spesies

tanaman non-host membuktikan bahwa C. truncatum dapat bertahan hidup

pada ketujuh tanaman perlakuan, antara lain tanaman Cabai Curry Chilli –

Capsicum annuum L.(var. CA8), Tanaman Terong – Solanum melongena

L. (var. Lena Iri), Tanaman Tomat – Solanum lycopersicum L. (var.

Page 29: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

13

Thilina), Tanaman Cabai Hijau – C. annuum (var. KA2) dan tiga spesies

tanaman liar atau rerumputan, antara lain Little Ironweed (Vernonia cinerea

L.), Billygoat-Weed (Ageratum conyzoides L.) dan Bengal Dayflower

(Commelina benghalensis L.).

2. Pengendalian Jamur Colletotrichum sp.

Didukung dengan kemampuan jamur Colletotrichum sp. yang mampu

bertahan hidup pada tanaman non host, sisa sisa tanaman yang terinfeksi,

dan faktor cuaca buruk, penyakit antraknosa masih menjadi penyakit

tanaman yang sulit di atasi. Berdasarkan Piay et al. (2010) beberapa usaha

yang telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit antraknosa antara lain,

• Penggunaan benih yang sehat dan bebas patogen di lahan yang juga bebas

dari patogen;

• Perawatan benih (biji) dengan merendam dalam air hangat (55°C) selama

30 menit, atau perawatan benih dengan fungisida efektif yang

direkomendasikan;

• Sanitasi pada pertanaman dengan cara membakar bagian tanaman yang

terserang untuk menekan populasi patogen sejak awal;

• Penanaman varietas cabai yang toleran terhadap penyakit;

• Pergiliran tanaman dengan menanam tanaman yang bukan sebagai inang

patogen;

• Sanitasi terhadap berbagai gulma yang menjadi inang alternatif patogen,

seperti Borreria sp. ;

Page 30: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

14

• Penanaman varietas cabai berumur genjah dalam upaya memperpendek

periode tanaman terekspos patogen;

• Prosesing (pascapanen) dengan cara mengeringkan buah cabai dengan

cepat atau disimpan pada suhu 0° C dapat membebaskan buah dari

serangan patogen selama 30 hari.

• Penggunaan fungisida efektif yang direkomendasikan menekan

perkembangan patogen secara bijaksana, terutama pada saat pematangan

buah.

Penggunaan fungisida merupakan cara yang paling umum digunakan dalam

mengatasi penyakit antraknosa, fungisida yang sering digunakan antara

lain, fungisida klorotalonil (Daconil ® 500 F, 2g/l) dan Propineb (Antracol

® 70 WP, 2g/l) (Duriat et al., 2007).

Fungisida merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk

membunuh atau menghambat pertumbuhan cendawan atau fungi,

sedangkan fungistatik adalah senyawa yang mampu menghambat

pertumbuhan tanpa membunuh cendawan atau fungi (Djafaruddin. 2000).

Menurut mekanisme kerjanya fungisida dapat dibedakan menjadi fungisida

sistemik, fungisida nonsistemik(kontak atau protektif) dan fungisida

sistemik lokal.

Fungisida sistemik merupakan fungisida dengan senyawa yang dapat

diserap oleh organ-organ tumbuhan dan disebarkan ke berbagai bagian

tumbuhan melalui aliran pembuluh angkut tumbuhan. Senyawa aktif yang

digunakan untuk fungisida sistemik memiliki kerja yang spesifik dalam

Page 31: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

15

mempengaruhi sel jamur. Hal ini dapat menyebabkan mudah terbentuknya

resistensi pada jamur, sering kali hanya dengan mutasi satu gen saja. Untuk

mengatasinya biasanya digunakan campuran fungisida sistemik dengan

fungisida kontak. Fungisida kontak atau protektan merupakan fungisida

yang tidak dapat diserap oleh tumbuhan tapi membentuk lapisan pelindung

yang menghambat perkecambahan spora dan miselia jamur pada

permukaan tumbuhan yang diaplikasikan. Fungisida sistemik lokal adalah

fungisida yang dapat diserap bagian tumbuhan yang diaplikasikan tapi tidak

dapat disebarkan ke jaringan yang lain (Djojosumarto, 2000; Deacon 2006).

Berdasarkan mode of action atau pengaruh fungisida pada sel jamur,

fungisida dapat dibedakan menjadi monoside inhibitor yaitu fungisida yang

memiliki kerja yang spesifik sehingga hanya mampu menghambat satu

proses metabolisme pada jamur dan multiside inhibitor yaitu fungisida yang

dapat menghambat beberapa proses metabolisme jamur, sehingga fungisida

jenis ini tidak mudah menimbulkan resistensi (Hriday dan Pundhir, 2006).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja fungisida antara lain, faktor

dosis dan konsentrasi, penggunaan dosis dan konsentrasi di bawah takaran

yang disarankan secara berulang-ulang dapat menimbulkan terjadinya

resistensi pada jamur target. Faktor lingkungan berupa cuaca, curah hujan

dapat mengurangi kinerja fungisida khususnya fungisida kontak

dikarenakan air hujan dapat membawa lapisan fungisida pada permukaan

tumbuhan, selain itu kondisi yang lembab dan basah mendukung

berkembangnya berbagai patogen tanaman (Suhardi, 2007), suhu yang

tinggi juga mempercepat penguapan lapisan fungisida pada tanaman.

Page 32: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

16

Penggunaan fungisida sintetik memiliki pengaruh negatif, seperti

pencemaran tanah dan air, residu fungisida pada produk pertanian, dan

memicu terjadinya resistensi pada fungi. Untuk mengatasi masalah ini

maka telah dilakukan berbagai penelitian yang bertujuan untuk mencari

fungisida yang berasal dari bahan alami yang tidak berbahaya bagi

lingkungan dan makhluk hidup seperti ekstrak tanaman. Fungisida yang

terbuat dari bahan alami seperti ekstrak tanaman tidak meninggalkan residu

dan mudah terdegradasi sehingga lebih aman dan ramah lingkungan

(Kardinan, 2002).

Hasil penelitian Nurhayati (2007) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak

tumbuhan sirih, biji jarak, kulit jeruk, daun dan biji nimba, laos, dan

brotowali mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai pestisida nabati

untuk mengendalikan C.capsici. Marlina (2012) menyatakan bahwa lateks

pepaya dapat menghambat perkembangan C.capsici pada konsentrasi 3%

pada media biakan (in vitro) dan konsentrasi 5% pada buah cabai (in vivo).

Ekstrak minyak bawang putih terbukti efektif menghambat pertumbuhan

cendawan C.capsici (Mark et al., 2016).

Page 33: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

17

C. Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)

1. Biologi Tumbuhan Urang Aring

Klasifikasi tanaman Urang Aring menurut sistem Cronquist (1981)adalah

sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Eclipta

Spesies : Eclipta alba (L.) Hassk.

Sinonim : Eclipta prostrata L.

Gambar 3. Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)

(Sumber: dokumentasi pribadi)

Page 34: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

18

Eclipta alba (L.) Hassk. berasal dari suku Asteraceae. Eclipta alba

memiliki sinonim antara lain, Eclipta erecta, Eclipta prostrata, and

Verbesina alba. Tumbuhan urang aring dapat tumbuh pada lingkungan

yang beragam, dapat ditemui di daerah yang terendam air, di tepian saluran

air, dan di daerah persawahan (Banji et al., 2007). Memiliki batang yang

bercabang , berambut, berwarna cokelat kemerahan, dan dapat tumbuh

hingga 40 cm. letak daun berlawanan berbentuk lancet, memiliki tepi yang

bergerigi dan berambut. Memiliki bunga berwarna putih berukuran kecil,

dan bergerombol. Tangkai bunga tumbuh dari ketiak daun. Akarnya

berbentuk silinder dan berwarna keabu-abuan (Chopra, 1966). Tanaman

Urang Aring merupakan tanaman yang umum ditemui di India, Cina,

Taiwan, Philipina, Jepang, dan Indonesia (Neethi and Kothari, 2005).

2. Kandungan Kimia Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)

Tumbuhan urang aring memiliki kandungan senyawa aktif beragam berupa,

Coumestans, Alkaloids, Flavonoids, Glycosides, Polyacetylenes,

Triterpenoids. Daunnya mengandung Stigmasterol, Β-Terthienylmethanol,

Wedelolactone, Demethylw-Edelolactone Dan Demethylwedelolactone-7-

Glucoside (Wagner H. et al.,1986). Akarnya mengandung Hentriacontanol

dan Heptacosanol, Polyacetylene Penganti Thiophenes. Polipeptida yang

diisolasi dari tanaman mengandung Cystine,Glutamic Acid, Phenyl Alanine,

Tyrosine dan Methionine setelah dihidrolisis. Nicotine dan Nicotinic Acid

juga dilaporkan ditemui pada tanaman ini (Jadhav et al., 2009).

Page 35: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

19

Berdasarkan Banaras (2015) ekstrak methanol daun dan batang tanaman

urang aring sangat efektif menghambat pertumbuhan jamur Macrophomina

phaseolina penyebab penyakit Charcoal Rot, Dry Rot, Leaf Blight, Ashy

Stem Blight dan Damping Off. Berdasarkan Siahaan (2012) ekstrak etanol

tumbuhan urang aring mampu menghambat pertumbuhan jamur Fusarium

oxysporum f. lycopersici mulai dari konsentrasi 1%. Menurut Zida et al.

(2008) ekstrak air tumbuhan urang aring mampu menghambat pertumbuhan

jamur Phoma sorghina yang menyerang biji tanaman sorgum dan millet.

Berdasarkan Peraman (2011) ekstrak air dan etanol daun urang aring

menunjukan aktifitas antifungi yang baik terhadap A. Niger dan C. albicans

3. Mekanisme Penghambatan Senyawa Antifungi

Kemampuan penghambatan tumbuhan urang aring disebabkan kandungan

senyawa aktif antifungi. Seyawa-senyawa tersebut merupakan hasil

metabolit sekunder daun urang-aring. Masing-masing metabolit sekunder

tersebut memiliki mekanisme aktivitas antifungi yang berbeda-beda.

Flavonoid mampu berikatan dengan enzim ekstraseluler dan protein terlarut

(Al-bayati, F. A. Dan H. F. Al-Mola.2008.). Selain itu flavonoid juga dapat

merusak membran sel jamur (Brooks et al. 2013). Rusaknya membran sel

akan mempengaruhi proses pertumbuhan jamur karena membran sel

merupakan tempat terjadinya beberapa reaksi enzimatis sel. Tanin mampu

menonaktifkan adhesin dan berikatan dengan polisakarida. Selain itu, tanin

dapat menghambat enzim dan protein ekstraseluler dan efek

langsungterhadap membran (Dayang, F. B, S, Razinah dan Paden. 2005).

Page 36: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

20

Mekanisme aktivitas antifungi alkaloid yaitu dengan menyisip di antara

dinding sel dan atau DNA kemudian mencegah replikasi DNA jamur

sehingga pertumbuhan jamur akan terganggu (Atta-ur-Rahman, dan M.I.

Choudhary, 1995, Doughari, J. H. dan J. S. Obidah, 2008). Berbeda

dengan flavonoid, tanin dan alkaloid, mekanisme penghambatan terpenoid

terhadap jamur disebabkan oleh perubahan permeabilitas membran.

Gangguan permeabilitas tersebut disebabkan karena terpenoid dapat

berperan sebagai pelarut yang mampu memasukkan metabolit sekunder

lainnya ke dalam membran (Gershenzon, J. dan N. Dudareva, 2007;

Brooks et al., 2013).

Senyawa lain yang merupakan metabolit sekunder pada tanaman yaitu

senyawa fenol, difenol dan polifenol. Menurut Djafaruddin (2004),

senyawa –senyawa tersebut dapat menjadi racun bagi cendawan atau

mikroorganisme . Senyawa tanin, flavonoid dan fenol dapat menghambat

pertumbuhan miselium dan perkecambahan spora jamur. Senyawa fenol

merupakan golongan alkohol yang dapat mengikat daerah hidrofobik

membran sel sehingga mengganggu dan mempengaruhi integritas membran

sel yang menyebabkan terbentuknya lubang pada membran sel. Adanya

lubang pada membran sel mengakibatkan lisis sel dan denaturasi protein,

menghambat pembentukan protein sitoplasma serta asam nukleat dan

menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel. Mekanisme tersebut

menghambat pembentukan komponen dinding sel sehingga pertumbuhan

miselium terhambat (Landecker, 1996).

Page 37: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Botani dan Mikrobiologi,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Lampung pada Juli 2017 sampai Oktober 2017. Pembuatan

ekstrak tumbuhan urang aring (Eclipta alba (L.) Hassk) telah dilakukan di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi,

jarum ose, object glass, cover glass, labu erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur,

corong, pipet tetes, mikropipet, pinset, bunsen, stirer, mikroskop, neraca

analitik, vortex mix, kompor listrik, autoklaf, inkubator, lemari es, aluminium

foil, penggaris, korek api, hemositometer, gunting, alat tulis dan laminar air

flow cabinet.

Bahan yang digunakan adalah tanaman urang aring (Eclipta alba (L.) Hassk.),

isolat fungi Colletotrichum sp. yang diperoleh dari cabai yang terserang

antraknosa, alkohol 70%, ethanol, aquades, spritus, dan media PDA

Page 38: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

22

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental untuk mengetahui konsentrasi ekstrak

tumbuhan urang aring yang mampu menghambat pertumbuhan Colletotrichum

sp. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Konsentrasi perlakuan

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%.

Sebagai kontrol positif digunakan fungisida sintetik Antracol dan kontrol

negatif menggunakan media PDA tanpa tambahan apapun. Hambatan

pertumbuhan ditunjukkan dengan jumlah koloni dan diameter pertumbuhan

koloni diukur dari hari ke 1 hingga hari ke 7 pada suhu 27 C (suhu ruangan).

D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Ekstrak Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)

Sebanyak 500 gr tanaman urang aring dicuci bersih dengan air mengalir

dan dikering anginkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari.

Tumbuhan urang aring kemudian dipotong kecil dan dihaluskan

menggunakan blender. Serbuk kemudian direndam dengan pelarut etanol

sebanyak 1: 4 (w/v) sambil diaduk dengan stirer kaca. Lama perendaman

3 x 24 jam. Kemudian larutan ekstrak disaring dengan kertas saring dan

dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator pada suhu 40°C hingga

diperoleh larutan ekstrak pekat.

Page 39: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

23

2. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)

Media PDA (Potato Dextrose Agar) sebagai media isolasi dan pembiakkan

jamur Colletotrichum sp. dibuat secara manual. Sebanyak 500 gram

kentang yang telah dibersihkan dan dibuang kulitnya dipotong dadu kecil.

Kemudian kentang direbus dalam 500 ml aquades selama 2 jam, setelah itu

air rebusan disaring dari kotoran atau potongan kentang. Kemudian air

rebusan kentang itu dipanaskan kembali dan ditambahkan dengan 20 gram

dekstrosa, 15 gram agar-agar dan aquades hingga volumenya menjadi 1000

ml. Larutan media diaduk hingga homogen, setelah itu media ditaruh ke

dalam labu Erlenmeyer, lalu ditutup dengan sumbat kapas dan aluminium

foil. Media disterilkan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan

suhu 121 °C dan tekanan 15 psi. Setelah itu media dapat langsung

digunakan atau disimpan dalam lemari es (Ganjar et al, 1999).

3. Pembuatan Isolat Murni Jamur Colletotrichum sp.

Jamur Colletotrichum sp. didapat dari buah cabai merah di pasar yang

terserang penyakit antraknose. Bagian buah cabai yang terserang penyakit

dipotong. Kemudian jamur yang diduga Colletotrichum sp. diambil dari

bagian tersebut dan diamati menggunakan mikroskop. Kemudian jamur

diinokulasikan ke cawan petri berisi media PDA dan diinkubasi selama 1

minggu pada suhu 28-30° C. Koloni jamur yang terbentuk kemudian

diidentifikasi kembali untuk mendapatkan isolat murni jamur

Colletotrichum sp.

Page 40: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

24

4. Pembuatan Suspensi Jamur Colletotrichum sp.

Suspensi jamur Colletotrichum sp. dibuat dengan mengambil konidia dari

koloni jamur sebanyak 1 ose dan disuspensikan ke dalam 9 ml aquades

steril. Kemudian suspensi dihomogenkan menggunakan vortex mix dan

dilakukan perhitungan kepadatan konidia dengan menggunakan

Hemositometer untuk mengetahui kepadatan awal konidia. Kemudian

suspensi diencerkan menggunakan metode pengenceran bertingkat.

Suspensi spora sebanyak 1 ml diinokulasikan ke dalam 9 ml aquades steril

hingga didapatkan kepadatan suspensi jamur sekitar 103sel/ml.

5. Uji in-vitro Penghambatan Pertumbuhan Jamur Colletotrichum sp.

Media PDA cair dengan suhu ± 40°C dituangkan sebanyak 9 ml ke dalam

cawan petri dan ditambahkan 1ml ekstrak urang aring. Kemudian cawan

petri digoyangkan secara memutar agar media dan ekstrak tercampur

merata, lalu media didiamkan hingga memadat. Kemudian suspensi

konidia Colletotrichum sp. dengan konsentrasi 103sel/ml diinokulasikan ke

dalam media sebanyak 0,1 ml dan diratakan pada permukaan media.

Selanjutnya media diinkubasi di dalam inkubator. Pengamatan dilakukan

dari hari ke 1 hingga hari ke 7. Pengukuran diameter koloni dilakukan

dengan memilih dan mengukur 10 koloni jamur yang letaknya saling

terpisah (tidak berdekatan) dan membuat garis vertikal dan horizontal yang

saling tegak lurus pada bagian bawah cawan petri tepat di bawah koloni,

sebagai diameter vertikal dan diameter horizontal. Kemudian diameter

koloni dihitung menggunakan rumus :

Page 41: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

25

Diameter koloni =

Keterangan : D1: Diameter Horizontal Koloni

D2: Diameter Vertikal Koloni

E. Analisis Data

Data hasil pengamatan yang diperoleh dilakukan uji homogenitas yaitu dengan

uji Bartlett, selanjutnya dianalisis ragam dan bila terdapat perbedaan nyata,

maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf α =5 %

D1

D2

Page 42: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah di

peroleh adalah sebagai berikut:

1. Ekstrak etanol tumbuhan urang aring (Eclipta alba (L.) Hassk.)

menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan koloni Colletotrichum sp.

2. Konsentrasi 25% paling baik dalam menghambat perkecambahan dan

pembentukkan konidia jamur Colletotrichum sp..

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang daya hambat ekstrak tumbuhan

urang aring menggunakan pelarut, metode dan konsentrasi berbeda yang

sesuai untuk aplikasi langsung ke tanaman cabai atau ke lapangan.

Page 43: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

DAFTAR PUSTAKA

Agrios , George N., 1997. Plant Pathology Fourth Edition. Harcourt AcademicPress. California

Al-bayati, F. A. dan H. F. Al-Mola. 2008. Antibacterial and Antifungal Activitiesof Different Parts of Tribulus terrestris L. Growing in Iraq. J ZhejiangUniv. Sci B, Vol 9 (2) : 154-159

Alexopaulos, C.J. and C.W. Mims. 1979. Introductory Mycology. Jhon Willeyand Son, Inc. New York. Hlm. 869.

Asmaliyah, Wati.E.E.H, Utami.S, Mulyadi. K, Yudhistira., & Sari.F.W. 2010.Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati dan PemanfaatannyaSecara Tradisional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Palembang.58 hlm

Atta-ur-Rahman, dan M.I. Choudhary.1995. Diterpenoid and Steroidal Alkaloids.Nat. Prod. Rep., 12 : 361-379.

Banaras, Saira, A.Javaid, dan S.M. Iqbal. 2015. Use of Methanolic Extracts of anAsteraceous Weed Eclipta alba for Control of Macrophominaphaseolina. Pak. J. Weed Sci. Res., 21(1): 101-110.

Banji, O., D. Banji, A.R. Annanmalai and R. Manavalan. 2007. Investigation onthe effect of Eclipta alba on animal models of learning and memory.Indian J. Physiol. And Pharmacol., 51: 274-280.

Brooks, G.F, K. C. Carrol, S. A. Morse ;T A. Mietzner, and J. S. Butel. 2013 .Jawetz, Melnick, & Adelberg’s :Medical Microbiology. 26 th Edition.McGraw-Hill Co. New York

Chopra, R.N, Nayar, S.L, Chopra,I.C. 1966. In: Glossary of Medicinal Plants.SIR Publication. New Delhi.

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.Columbia University Press. New York.

Dalal S, Rana S, Sastry KVS, Kataria S. 2009. Wedelolactone as an AntibactricalAgent extracted from Eclipta alba.The Internet J.of Micro.7:1-11.

Page 44: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

38

Damm U., Woudenberg J.H.C., Cannon P.F., Crous P.W. 2009. ColletotrichumSpecies With Curved Conidia From Herbaceous Hosts. Fungal Diversity39: 45–87.

Dayang, F. B, S, Razinah dan Paden. 2005. Antimicrobial Activities of Ethanoland Ethyl Acetate Extracts From The Fruits of Solanum torvum. Malays.Appl. Biol., Vol 34(1): 31–36

Deacon, J.W.2006. Fungal Biology 4th Edition. Blackwell Publishing Ltd.UnitedKingdom.

Deising, H.B., Wernitz, M., (2000). The Role Of Funal Appressoria in PlantInfection. Microbes and Infection, 2: 1631-1641.

Djafaruddin. 2004. Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. BumiAksara.Padang.

Djojosumarto, P.,2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.Yogyakarta.

Doughari, J. H. dan J. S. Obidah. 2008. In Vitro Antifungal Activity of Stem BarkExtract of Leptadenia lancifolia. IJIB, Vol 3 (2) : 111-117

Duriat , Ati S., Neni Gunaeni, Astri W. Wulandari. 2007. Penyakit Penting PadaTanaman Cabai Dan Pengendaliannya. Balai Penelitian TanamanSayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian .Bandung

Freeman, S., Katan, T., Shabj, E., 1998. Characterisation of ColletotrichumSpecies Responsible for Anthracnose Disease of Various Fruits. PlantDis, 82: 596-605.

Freeman S., Horowitz S., Sharon A. 2001. Pathogenic and NonpathogenicLifestyles in Colletotrichum acutatum from Strawberry and Other Plants.Phytopathology 91 (10): 986–992.

Freiesleben, Sara H., Jager, and Anna K. 2014. Correlation Between PlantSecondary Metabolites and Their Antifungal Mechanisms-A Review.Review Article. OMICS Publishing Group.

Gershenzon, J. dan N. Dudareva. 2007. The Function of Terpene Natural Productsin The Natural World. Nature Chemical Biology 5 (3) : 408-414

Gopinath, K. Radhakrishnan, N. V. and Jayaral, J. 2006. Effect of Propiconazoleand Difenoconazole on The Control of Anthracnose of Chili Fruit Causedby Colletotrichum capsici. Crop Protection 25: 1024-1031.

Page 45: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

39

Herwidyarti, Kristina H., Suskandini R., dan Dad R. J. S. 2013. KeparahanPenyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annuum L.) dan BerbagaiJenis Gulma. Jurnal Penelitian. Jurusan Agroteknologi, FakultasPertanian Universitas Lampung.

Hong, J. K. and Hwang, B. K.1998. Influence of Inoculum Density, WetnessDuration, Plant Age, Inoculation Method, and Cultivar Resistance onInfection of Pepper Plants by Colletotrichum coccodes. Plant Disease 82:1079-1083.

Hriday, Chaube, V.S. Pundhir. 2006. Crop Diseases and Their Management.Prentice-Hall of India Pvt.Ltd.ISBN 978-81-203-2674-3.

Hussain, I., N. Khan, R. Ullah, Shanzeb, S. Ahmed, F.A. Khan, and S. Yaz. 2011.Phytochemical, Physiochemical, and Anti-fungal Activity of Eclipta alba.African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 5 (19) : 2150-2155.Academic Journal. ISSN 1996-0816.

Issac, S., 1992. Fungal Plant Interaction. Chapman and Hall Press, London,p.115.

Jadhav V.M., Thorat R.M., Kadam V.J. and Salaskar K.P.2009. ChemicalComposition, Pharmacological Activities of Eclipta alba. Journal ofPharmacy. Research., 2(8): 1129-1231.

Jahan , Rownak, A. Al-Nahain, S. Majumder, and M. Rahmatullah. 2014.Ethnopharmacological Significance of Eclipta alba (L.) Hassk.(Asteraceae). Review Article, International Scholarly Research NoticesVolume 2014, Article ID 385969, Hindawi Publishing Corporation. 22pages

Johnson, L.A., P.J.White, dan R.Galloway. 2008. Soybeans Chemistry,Production, Processing and Utilization. AOCS Press. USA. 842 Hlm.

Junianto, Y.D., Semangun, H., Harsojo, A., dan Rahayu, E.S..2000. Viabilitas danVirulensi Blastokonidia Beauveria bassiana (Bals.) Vuill Kering-BekuPada Beberapa Suhu Simpan.Pelita Perkebunan,16, 30—39.

Jupriadi, L., 2011, Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.)Terhadap Jamur Malassezia furfur, Skripsi, Program Studi Farmasi StikesNgudi Waluyo Ungaran, Semarang.

Kang K., Fong W.P., Tsang P.W.2010. Antifungal Activity of Baicalein AgainstCandida krusei Does Not Involve Apoptosis. Mycopathologia.170: 391-396.

Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.Jakarta.

Page 46: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

40

Landecker, E. M. 1996. Fundamental of The Fungi.Fourth Edition. Prientice Hall,Upper SaddleRiver. New Jersey.

Lopez G et al. 2013. Antifungal Activity of Phlorotannins Against Dermatophytesand Yeasts: Approaches to The Mechanism of Action and Influence onCandida albicans Virulence Factor. Plosone.: 1-10

Manire CA, Rhinehart HL, Sutton DA, Thompson EH, Rinaldi MG, Buck JD, andJacobson E. 2002. Disseminated Mycotic Infection Caused byColletotrichum acutatum in a Kemp’s Ridley Sea Turtle (Lepidochelyskempi). J Clin Microbiol 40:4273–4280

Mark W.A., and Channya K.F. 2016. Control of Colletotrichum capsici(Pathogen of Brown Blotch of Cowpea in the Savanna) Using Garlic Oil.International Journal of Research in Agriculture and Forestry Volume3.Sryahwa Publications. PP 22-29 ISSN 2394-5907 (Print) & ISSN 2394-5915 (Online).

Marlina, Hafsah, S. dan Rahmah. 2012. Efektivitas Lateks Pepaya (Caricapapaya) Terhadap Perkembangan Colletotrichum capsici pada BuahCabai (Capcicum annuum L.). J. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains14 (1) : 57-62

Montri, P., Taylor, P.W.J., and Mongkolporn, O. 2009. Pathotypes ofColletotrichum capsici The Causal Agent of Chilli Anthracnose inThailand. Plant Dis. 93:17-20.

Morley, D.J., Moore D., dan Prior, C.1995. Screening of Metarhizium andBeauveria spp. Conidia with Exposure to Simulated Sunlight and a Rangeof Temperatures.Mycology. Res.100: 31–38

Nayaka, S.C., Shankar, A.C.U., Niranjana, S.R., Prakash, H.S., and Mortensen,C.N. 2009. Anthracnose Disease of Chili Pepper. Technical Bulletin.

Neethi, Dhaka and Kothari (2005). Micropropagtaion of Eclipta alba (L) hassk –an Important Medicinal Plant. In vitro Cell. Dev. Biol. Plant, 41: 658-661.

Nicholson, R.L., Moraes, W.B.C., 1980. Survival of Colletotrihcum graminicola:Importance of The Spore Matrix. Phytopathology, 70: 255-261.

Nurhayati. 2007. Pertumbuhan Colletotrichum Capsici Penyebab AntraknosaBuah CabaiPada Berbagai Media Yang Mengandung Ekstrak Tanaman.Jurnal Rafflesia Vol. 9 No. 1. ISSN : 1411 – 2434

Olowe, T., Dina, S.O., Oladiran, A.O. and Olunaga, B.A. (2003). The Control ofWeeds, Pests and Disease Complex in Cowpea (Vigna unguiculata(L.)Walp) by The Application of Pesticide Single and in Combination.Crop Protection 6: 222-225

Page 47: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

41

Pakdeevaraporn, P., Wasee, S., Taylor, P.W.J., and Mongkolporn, O. 2005.Inheritance of Resistance to Anthracnose Caused by Colletotrichumcapsici in Capsicum. Plant Breed, 124: 206-214.

Peraman, Muthi K., P. Ramalingam, dan Bapatla JNN Sai. 2011. Anti-Inflammatory and Antimicrobial Activities of The Extracts of Ecliptaalba Leaves. European Journal of Experimental Biology, 2011, 1(2):172-177

Perea, Sofia and T. F. Patterson. 2002. Antifungal Resistance in PathogenicFungi. Invited article Antimicrobial Resistance.https://academic.oup.com/cid/article-abstract /35/9/1073/330448. diakses 01/01/2018.

Pernezny, K., P. D., Roberts, J. F. Murphy and N. P. Goldberg. 2003.Compendium of Pepper Diseases. The American PhytopathologicalSociety, St. Paul, MN.

Piay, Sherly S., A. Tyasdjaja, Y. Ermawati, dan F.R.P. Hantoro, 2010. Budayadan Pascapanen Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Ungaran. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian TeknologiPertanian Jawa Tengah.

Poonpolgul, S., Kumphai, S., 2007. Chillli Pepper Anthracnose in Thailand.Country Report. In: Oh, D.G., Kim, K.T. (Eds.), Abstracts of FirstInternational Symposium on Chilli Anthracnose. National HorticulturalResearch Institute. Rural Development of Administration, Republic ofKorea, p.23.

Prajnanta, Final. 2003. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta

Pring, R.J., Nash, C., Zakaria, M., Bailey, J.A., 1995. Infection Process and HostRange of Colletotrichum capsici. Physiological and Molecular PlantPathology, 46(2): 137-152.

Ranathunge , Nalika P., Hewa Bajjamage P.S. 2016. Deceptive Behaviour ofColletotrichum truncatum: Strategic Survival as an AsymptomaticEndophyte on Non-Host Species. Journal of Plant Protection Research.Department of Agricultural Biology, Faculty of Agriculture, University ofRuhuna, Mapalana, 81100 Kamburupitiya, Sri Lanka

Ray, A. . P. Bharali, and B. K. Konwar, 2013. “Mode Of Antibacterial Activity OfEclalbasaponin Isolated From Eclipta Alba,” Applied Biochemistry andBiotechnology, vol. 171, no. 8, pp. 2003–2019

Ritterband, D.C., Shah, M., and Seedor, J.A., 1997. Colletotrichum graminicola: aNew Corneal Pathogen. Cornea. 16: 362-364.

Page 48: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

42

Roberts, P.D., Pernezny, K., and Kucharek, T.A. 2001. Anthracnose Caused byColletotrichum sp. on Pepper. Journal of University of Florida.Instituteof Food and Agricultural Sciences

Semangun, Haryono, 2007. Penyakit – Penyakit Tanaman Hortikultura diIndonesia, Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Shabeer, M, G.A. Khan, A. Ali, Z. Ullah, F.i Sattar. 2011. Standardization ofEclipta alba (L.) Hassk. Research Article. Asian J. Research Chem 4(12).

Sharma, K, Goss EM, van Bruggen AHC. 2014. Isolation and Identification ofColletotrichum cordylinicola Causing Anthracnose on Cordyline(Cordyline fruticosa) in Florida, USA. HortScience 49:911-916.

Shiraishi, A., Araki- Sasaki, A., Mitani, A., Miyamoto, and H., Sunada, A., 2011.Clinical characteristics of Keratitis due to Colletotrichumgloeosporioides. Journal of Ocular Pharmacology and Therapeutics. 27:487- 491.

Shivaprakash, M.R., Appannanavar, S.B., Dhaliwal, M., Gupta, A., and Gupata,S., 2011. Colletotrichum truncatum: an Unusual Pathogen CausingMycotic Keratitis and Endophtalmitis. Journal of Clinical Microbiology.49: 2894- 2898.

Siahaan, Parluhutan. 2012. Pengaruh Ekstrak Urang Aring (Eclipta alba ( L.)Hask.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Fusarium oxysporum f. lycopersici(Sacc.) Snyder & Hans. Jurnal Penelitian. 32-34.

Sila, S., dan Sopialena. 2016. Efektifitas Beberapa Fungisida TerhadapPerkembangan Penyakit Dan Produksi Tanaman Cabai (CapsicumFrutescens). Jurnal AGRIFOR Volume XV No.1 : ISSN : 1412 – 6885.

S. Dalal, S. K. Kataria, K. V. Sastry, and S. V. S. Rana, 2010. “Phytochemicalscreening of methanolic extract and antibacterial activity of activeprinciples of hepatoprotective herb, Eclipta alba,” EthnobotanicalLeaflets, vol. 14, pp. 248–258.

Sugianitri, N.K. 2011. Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) DapatMenghambat Pertumbuhan Koloni Candida albicans secara in vitro PadaResin Akrilik Heat Cured, Skripsi, Program Pascasarjana Program StudiIlmu Biomedik Universitas Udayana, Bali.

Suhardi. 2007. Efektivitas Fungisida Untuk Pengendalian Penyakit BerdasarkanCurah Hujan Pada Mawar. J. Hort. Balai Penelitian Tanaman Hias.Cianjur. 17(4):355-364.

Suthin, Raj T, John Christopher D. 2009. Effect of Bio-Control Agents andFungicides Against Colletotrichum capsici Causing Fruit Rot of Chilli.Ann. Plant. Protect. Sci.17: 143-145.

Page 49: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

43

Suthin, Raj T, John Christopher D., Ann Suji H. 2013. Evaluation of Virulenceand Method of Inoculation of Colletotrichum capsici (SYD) Butler andBisby. Int. J. Agric. Sci. 9(2):802-805.

Syukur, 2007. Pewarisan Ketahanan Cabai (Capsicum annuum L.) TerhadapAntraknosa Yang Disebabkan Oleh Colletotrichum acutatum.Pertanian.35(2),112-117.

Tanada Y, Kaya HK. 1993. Insect Pathology. San Diego (US): Academic Press,INC.

Than, P.P., Jeewon, R., Hyde, K.D., Pongsupasamit, S., Mongkolporn, O., andTaylor, P.W.J., 2008. Characterisation and Pathogenecity ofColletotrichum Species Associated With Anthracnose on Chilli(Capsicum spp.) in Thailand. Plant Pathol. 57: 562-572.

Taylor, P. W. J. 2007. Anthracnose Disease of Chilli Pepper in Thailand.Proceedings of The International Conference on Integration of Science &Technology for Sustainable Development (ICIST) “Biological Diversity,Food and Agricultural Technology”, Bangkok, Thailand. 26-27 April2007 : 134-138

Tsuchiya, H., M. Sato, T. Miyazaki, S. Fujiwara, S. Tanigaki, M. Ohyama, T.Tanaka, I. Takase dan M. Linuma. 1996. Comparative Study on TheAntibacterial Activity of Phytochemical Flavanones Against MethicillinResistant Staphylococcus aureus. J. Ethnopharmacol, 50 : 27-34.

Uddin , Nazim, A. Rahman, N.U. Ahmed, S. Rana , R. Akter, and A.M. MasudulAzad Chowdhury. 2010. Antioxidant, Cytotoxic and AntimicrobialProperties of Eclipta alba Ethanol Extract. International Journal ofBiological & Medical Research; 1(4): 341-346.

Viaza, E. 1991. Pemeriksaan Pendahuluan Efek Anti Jamur Trichophytonmentagrophytes, T. rubrum dan Microsporum canis, UI, buku Skripsi:42.

Wagner H, Geyer B, Yoshinobu K, Hikino Y, Govind SR. 1986. Coumestans asThe Main Active Principles of The Liver Drugs Eclipta alba and Wedeliacalendulacea. Planta Medica; 52 (5): 370-374.

Yoon, J.B., Yand, D,C., Lee, W.P., Ahn, S.Y., and Park, H.G., 2004. GeneticResources Resistant to Anthracnose in The Genus Capsicum. J KoreanSoc Hort Sci, 45:318- 323.

Yulianty. 2006. Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichumcapsici Penyebab Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annuum L.) AsalLampung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.Medan.

Page 50: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK TUMBUHAN URANG ARING ...digilib.unila.ac.id/30051/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni dan mengukur diameter

44

Zida, Elisabeth P., P. Sereme, V. Leth, dan P. Sankara. 2008. Effect of AquaeouExtracts of Acacia gourmaensis A. Chev and Eclipta alba (L.) Hassk. onSeed Health, Seedling Vigour and Grain Yield of Sorgum and PearlMillet. Asian Journal of Plant Pathology 2 (1): 40-47.