UJI BAKTERI COLIFORM DAN Escherichia coli PADA AIR ...
Transcript of UJI BAKTERI COLIFORM DAN Escherichia coli PADA AIR ...
“UJI BAKTERI COLIFORM DAN Escherichia coli PADA AIR TERCEMAR DENGAN
PENGGUNAAN SUSUNAN FILTER”
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata (SI) Jurusan
Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang
Oleh :
LINDA PURWANTI
21601061029
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
ABSTRAK
Linda Purwanti (21601061029) Uji Bakteri Coliform dan Escherichia coli pada Air
Tercemar dengan Penggunaan Susunan Filter
Pembimbing (1): Ir. Ahmad Syauqi, M.Si.
Pembimbing (2): Ir. H. Saimul Laili, M.Si.
Ketersediaan air bersih menjadi permasalahan serius di negara Indonesia, kuantitas air
bersih menurun drastis, yang disebabkan buruknya kualitas lingkungan. Air minum yang
memenuhi standar keamanaan semakin sulit ditemukan. Media filter mampu menghilangkan
zat kimia dalam air seperti keruh, bau, berminyak, kekuningan, berkarat dan berlumpur
menjadikan tidak layak dikonsumsi. Selain itu, fungsi dari proses penyaringan ialah
menjadikan air layak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Penelitian ini mengunakan media Lauryl Triptose Broth (LTB) dan media petrifilm.
Pada hasil petrifilm menunjukan bahwa sangat mudah untuk mengitung bakteri Coliform dan
Escerichia coli menggunakan media petrifilm. Dari hasil analisa perhitungan yang
menggunakan Paired Samples T-Test pada sampel sebelum di filter dan sesudah di filter
didapatkan nilai Thitung sebesar 2,28 dengan nilai P adalah 0,015 yang menunjukkan hasil
sangat berhasil atau segnifikan antara sampel sebelum dan sesudah di filter. Dalam analisa ini,
diperoleh hasil data terdistribusi secara normal dengan nilai signifikan P = 0,015 (< 0,05).
Dalam hal ini uji Paired Samples T-Test dilakukan uji normalitas (Shapiro-Wilk) dan
didapatkan hasil berupa nilai P sebesar <.001 yang akan menunjukan bahwa data tersebut
terdistribusi noraml yang ditandai dengan adanya nilai P < 0,05. Penyaring pada filter ini
sangat berguna untuk penyaring pada bakteri Escerichia coli dikarenakan penyaring ini
meniadakan bakteri tersebut, akan tetapi bakteri Coliform masih bisa lolos pada penggunaan
alat penyaring filter tersebut, dikarenakan tergantung kondisi lingkungan sekitar. Terjadi
bakteri Coliform dan Escerichia coli ini dilihat dari hubungan antara sumber pencemaran
seperti contoh yakni, seperti septic tank, jarak sumur dengan limbah, tempat sampah, dan
pencemaran hewan ternak. Kualitas air minum sangat erat dengan adanya bakteri Coliform
dan Escerichia coli yang kemungkinan adanya pencemaran bakteri patogen yang berbahaya
bagi kesehatan pada kualitas air sumur. Sampel air yang akan di amati menggunakan air
sumur dengan menggunakan 2 perlakuan sebanyak 12 kali pengulangan. Dengan demikian
total sampel yang di dapatkan sebanyak 24 sampel air yang akan diamati. Sedangkan uji
pembuatan medium Lauryl Triptose Broth diamati dengan inkubasi 48 jam dengan suhu 35oC
+ gas. Sebelum pembuatan medium tabung reaksi harus disteril terlebih dahulu. Uji
selanjutnya diamati dengan medium petrifilm untuk mengetahui ada dan tidaknya baktri
Coliform dan Escherichia coli dengan cara meliat warna bateri yang dicari.
Kata Kunci : Air Minum, Bakteri Coliform dan Escherichia coli
ABSTRACT
Linda Purwanti (21601061029) Coliform and Escherichia coli Bacteria Tests in Polluted
Water by Using Filter Arrangements
Supervisor (1): Ir. Ahmad Syauqi, M.Si.
Supervisor (2): Ir. H. Saimul Laili, M.Si.
Clean water is a serious problem in Indonesia, the availability of clean water has shrunk
drastically due to deteriorating environment and pollution. Drinking water that meets safety
standards is increasingly scarce. More than 100 million people need safe water sources. Filter
media is able to remove chemicals in water such as turbid, odor, oily, yellowish, rusty and
muddy making it unfit for consumption. In addition, the purpose of the clarification results
must also be considered whether to drink household needs or other needs. This study uses
Lauryl Tryptose Broth (LTB) media and petrifilm media. Petrifilm results show that it is very
easy to count the bacteria Colifrom and Escerichia coli using petrifilm media. From the
analysis of calculations using the Paired Samples T-Test on the sample before filtering and
after filtering it was obtained the Tcount value of 2.28 with a P value 0.015 which showed
very successful or significant results between the samples before and after the filter. In this
analysis have normally distributed data with a significant value of P = 0.015 (<0.05). In this
case the Paired Samples T-Test was tested for normality (Shapiro-Wilk) and the results were
obtained in the form of a P value of <.001 which would indicate that the data was normally
distributed, indicated by a P value <0.05. The filter on this filter is very useful for filtering on
Escerichia coli bacteria because this filter removes the bacteria, but Colifrom bacteria can
still escape the use of the filter, because it depends on environmental conditions. Colifrom and
Escerichia coli bacteria occur is seen from the relationship between sources of pollution such
as, for example, such as septic tanks, distance of wells with waste, trash, and livestock
pollution. The quality of drinking water is very close to the presence of Colifrom and
Escerichia coli bacteria which are likely to have pathogenic bacteria that are harmful to
health in the quality of well water. Water samples to be observed using well water using 2
treatments as many as 12 repetitions. Thus the total sample obtained as many as 24 water
samples will be observed. While the test making of Lauryl Triptose Broth medium was
observed by incubating 48 hours at 35oC + gas. Before making the test tube medium must be
sterilized first. Subsequent tests were observed with a petrifilm medium to determine the
presence or absence of Colifrom and Escherichia coli bacteria by looking at the color of the
battery being sought.
Keywords: Drinking Water, Coliform Bacteria and Escherichia coli
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersediaan air bersih menjadi permasalahan serius di negara Indonesia. Kuantitas air
bersih menurun drastis yang disebabkan buruknya kondisi lingkungan. Air bersih yang
memenuhi standar keamanan semakin sulit ditemukan. Lebih dari 100 juta orang
membutuhkan sumber air yang baik, akan tetapi lebih dari 70% warga negara menggunakan
air dari sumber-sumber yang terkontaminasi. Sehingga air yang mereka pakai untuk kehidupan
sehari-hari tidak aman, yang pada akhirnya menimbulkan beberapa penyakit. Setiap tahunnya,
sekitar 20% terjadi kematian anak yang disebabkan karena penyakit yang berhubungan dengan
air minum (Anwar, 2004). Secara kualitas, air bersih dapat dilihat dari bentuk fisik, kimia dan
mikrobiologi. Secara fisik, air yang bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berasa
dan tidak berwarna. Secara kimia, air bersih adalah air yang tidak boleh mengandung senyawa
kimia. Sedangkan secara mikrobiologi, air bersih adalah air yang tidak mengandung bakteri
E.coli (Anwar, 2004).
Bakteri E.coli merupakan kelompok bakteri Coliform. Adanya bakteri Coliform di dalam
air menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang
berbahaya bagi kesehatan. Semakin tinggi kontaminasi E.coli di air dapat menyebabkan
gangguan pencernaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, mensyaratkan bahwa
angka E.coli dalam air minum adalah 0/100 ml air.
Perkembangan teknologi saat ini begitu cepat, berbagai jenis produk modern telah banyak
dibuat untuk menunjang kehidupan manusia. Berkembangnya teknologi informasi ini
menjadikan banyak perusahaan dan instansi terus berusaha meningkatkan pengolahan yang
lebih efektif dan efisien guna menunjang produktifitas kerja. Diantara manfaat perkembangaan
teknologi informasi adalah alat pengolah data yang berfungsi menghasilkan informasi yang
dibutuhkan secara cepat, akurat, releven dan tepat sasaran. Teknologi penyaringan secara
umum dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu berdasarkan karakteristik kimia yang
meliputi desinfeksi, dan berdasarkan karakteristik fisika yang meliputi teknik penyaringan,
pemanasan dan radiasi ( Hollander A, 1995 dalam Ariyadi dan Dewi, 2009).
Pada proses desinfeksi, teknik yang digunakan adalah dengan bahan kimia Chlorine atau
alkohol 70% yang hanya mampu membunuh sel vegetatif saja, akan tetapi tidak bisa
membunuh spora bakteri. Sehingga cara ini tidak efektif jika digunakan untuk proses
sterilisasi (Dhirgo, 2007). Sedangkan dalam metode fisika, teknik yang digunakan dalan
proses penyaringan adalah dengan filter yang terbatas untuk bakteri dengan ukuran tertentu
saja dan sejatinya tidak membunuh bakteri, melainkan hanya memisahkan bakteri tersebut dari
suatu bahan, sehingga bakteri akan tetap hidup (Gabriel, 1988).
Penggunaan autoklaf seringkali masih terjadi adanya udara dalam autoklaf, sehingga suhu
di dalam ruang tersebut menjadi turun, akibatnya proses sterilisasi menjadi tidak sempuma.
Selain itu, juga terjadi kegagalan kontak yang diakibatkan uap yang menyebar ke seluruh
permukaan autoklaf (Dhirgo,2007). Sterilisasi merupakan salah satu teknik yang dilakukan
untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat dalam suatu sediaan (Block,
2001).”Banyak diantara metode sterilisasi yang dapat digunakan untuk mensterilkan suatu
sediaan farmasi, namun metode sterilisasi dengan pemanasan lebih sering digunakan dalam
dunia industri karena lebih cepat dan juga lebih ekonomis.”
Sterilisasi dengan pemanasan termasuk dalam sterilisasi fisika. Dalam penelitian ini
dilakukan sterilisasi metode panas basah dengan menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf
dalam membunuh bakteri adalah dengan panas lembab dengan tekanan yang mengakibatkan
denaturasi protein sel bakteri. Adapun prinsip kerja inkubator dalam membunuh bakteri yaitu
dengan suhu panas tinggi yang dapat mengakibatkab dehidrasi sel dan denaturasi protein
bakteri.
Proses penyaringan air miunum ini menjadi solusi untuk mendapatkan air minum yang
layak minum dan 100% aman. Setelah proses penyaringan, air PDAM, air sumur, bahkan air
hujan dapat diminum langsung tanpa harus direbus terlebih dahulu dan tanpa menggunakan
listrik, sehingga jauh lebih hemat daripada membeli air kemasan maupun memasak air. Filter
air ini sangat terjangkau, dan sangat mudah digunakan. Filter ini juga sangat efektif dan tepat
sasaran, dikarenakan pada alat ini tinggal menuangkan air menggunakan gayung atau gelas
yang berukuran besar lalu masukkan pada wadah filter dari bagian atas kemudian di tutup
kembali wadah tersebut, selanjutnya ditunggu beberapa setelah dituang, air akan tersaring dan
menetes ke wadah bagian bawah dengan tutup yang kedap udara sehingga air tidak akan
terkontaminasi (tetap segar), selanjutnya langsung diminum jika air yang telah tersaring dirasa
cukup lama.
Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya filter tersebut
dalam membunuh bakteri yang terkandung pada air sumur yang masih layak untuk digunakan.
Jumlah bakteri yang terkandung pada air bersih sangat relatif, dalam artian yaitu jumlahnya
dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografis, sehingga perlu diperiksa secara
laboratorium. Apabila keadaan kualitas dan kuantitas air tidak diperhatikan dan dikendalikan
maka akan mengakibatkan pengaruh langsung dan tidak langsung yang berdampak negatif
yaitu dengan munculnya atau meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman,
virus yang penularannya terjadi melalui air.
Bakteri Coliform dan E.coli merupakan jasad indikator dalam air, bahkan makanan dan
lain sebagainya, yang termasuk golongan sifat gram negatif, berbentuk batang, tidak
membentuk spora, serta mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada terperatur 350C dengan
membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam. E.coli ini menjadi salah satu contoh bakteri
Coliform yang memiliki beberapa spesies hidup dalam saluran pencernaan makanan manusia
dan hewan berdarah panas. Sejak diketahui bahwa jasad tersebut tersebar luas pada semua
individu, analisis bakteriologis terhadap air minum ditunjukan kepada kehadiran jasad
tersebut. Walaupun adanya jasad tersebut tidak dapat memastikan adanya jasad pathogen
secara langsung, dari hasil yang didapat memberikan kesimpulan bahawa E.coli dalam jumlah
tertentu dalam air dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad pathogen (Suriawiria,
2003).
1.2 Rumusan Masalah
1. Dapatkah alat filter air mengurangi atau meniadakan bakteri total Coliform dan E.coli?
2. Bagaimana mengetahui ada tidaknya bakteri total Coliform dan E.coli. Pada kerja
filter alat penjernih air?
1.3 Tujuan Penelitan
1. Mempelajari alat filter air atau penjernih untuk air sumur tehadap bakteri total
Coliform dan E.coli dengan menggunakan.
2. Melakukan Uji bakteri total Coliform dan E.coli.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan pengetahuan biologi sebagai sumber pembelajaran dan memberi
informasi kepada masyarakat bahwa manfaat air minum menggunkan filter air sangat
praktis, hemat waktu dan ekonomis.
2. Manfaat alat filter air agar para pembaca dapat mengetahui bagaimana proses secara
sederhana dan menerapakan di kehidupan sehari-hari.
1.5 Batasan Masalah
1. Menjelaskan cara kerja alat filter air dalam membunuh bakteri total Coliform dan
E.coli.
2. Mengenali alat filter air ini dengan sederhana dan hemat waktu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan”
“Berdasarkan penelitian”yang telahdilakukan untuk”mempelajari alat filter atau penjernih
air sumur ini sangat berguna untuk kebutuhan rumah tangga, dikarenakan sangat praktis dan
simpel untuk menghilangkan bakteri Coliform dan E.coli tanpa proses merbus terlebih dahulu.
Pada hasil yang didapatkan alat filter tersebut mengalami penurunan atau mengurangi bakteri
Coliform dan E.coli pada alat filter tersebut.
Hasil analisa yang didapatkan yaitu terdapat rata-rata sebelum dan sesudah difilter
didapatkan nilai Thitung sebesar 2,28 dengan nilai P adalah 0,015 (< 0,05). Analisa ini memiliki
data terdistribusi normal, kesimpulan yang didapatkan yaitu apabila data yang dihasilkan antar
perlakuan berbeda nyata.
5.2 Saran
Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk disarankan kepada masyarakat
memperhatikan jarak dekatnya dengan septic tank, limbah rumah tangga dan hewan ternak,
agar menggetahui bahayanya berdekatan dengan sumber pencemaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Alizar. 2004. Pelayanan Air Minum Wilayah Perkotaan Di Indonesia. Disampaikan dalam
Journalist Workshop on Water Issues 5-8 desember 2004. Badan regulator pelayanan air
minum Jakarta.
Ayuningtyas, Y. Harvita. P Sugeng. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi Obyektifitas,
Intergritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit” Diponegoro Journal Of
Accounting. Vol. 1 No. (online), (http://ejournal-sl.undip.ac.id/index.php/accounting). Diakses
tanggal 27 Maret 2013
Block, S. 2001.”Disinfection, Sterilization and Preservation, edisi 4, Williams and Wilkins. USA,
Page 38.”
BPPK Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kemenkes RI, h. 114: Jakarta.
Cahyadi, A.; W. Hidayat, dan Wulandari. 2013. Adaptasi Masyarakat Terhadap Keterbatasan
Sumberdaya Air di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial,
12 (2): 207 – 213. DKI Jaarta.
Dahlan, M.S. 2009. “Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan” Edisi 4 (Deskriptif, Bivariat dan
Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS). Jakarta: Salemba Medika.”
Daud, A. 2007. “Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih”. CV Healthy And Sanitation: Makasar.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depatermen
Kesehatan RI: Jakarta (ID).
Dhirgo , Adji, Zuliyanti Dan L Herny. 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70
%,Inframerah, Otoklaf Dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus Subtilis. Jurnal.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Yogyakarta: Yogyajarta.
Entjang, I. 2003.”Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga
Kesehatan yang Sederajat, 58-61, PT. Citra Aditya”Bakti, Jakarta.
Eukene, O., Flores, M.J.L. & Maglangit, F.F. 2014. Water Quality Asessment of Bulacao River,
Cebu, Philipphines Using Fecal and Total Coliform as Indicator. Journal of Biodiversity and
Environmental Science (JBES), 5(1), 470-475.
Febriyanti, N. 2013.”Hubungan Kualitas Air PDAM dengan Kejadian Diare (Suatu Penelitian di
Desa Tintingan Kecamatan Pagimana”Kabupaten Banggai Tahun 2013).
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/view/2750/0 Diakses pada 20 Maret 2018.
Friedheim. 2001. Bacteriological Analytical Manual. John Wiley & Sons Inc. New York. Dikutip
dari tulisan Hariyono Purbowarsito. 2011. Uji Bakteriologis Air Sumur di Kecamatan
Semampir Surabaya. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga : Surabaya.
Gabriel, J.F. 1988. Ringkasan Biologi. Ganeca Exack: Bandung.
Gleick, P.H., Ed. 1993.”Air dalam krisis: panduan untuk sumber air tawar’dunia. s. p. 13, tabel 2,1
“air cadangan di bumi”.”Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 April 2013. Oxford University
Pres.
Hardjoeno UL. 2007.”Kapita selekta hepatitis virus dan interpretasi”hasil laboratorium. Cahya
Dinan Rucitra: hlm. 5-14. Makassar.
Hollaender, A. 1995 , Radiation Biology. Vol IL Effects Of Radiation On Bacteria. Cornell
University, Itacha N.Y
Jawetz, E., J.L. Melnick.,”E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N. Ornston. 1995.
Mikrobiologi Kedokteran.”Edisi ke-20 (Alih bahasa : Nugroho & R.F.Maulany). Penerbit
Buku Kedokteran EGC. hal. 211,213,215. Jakarta.
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Bina Gizi.
Jakarta.
Kemenkes RI. 2017.”Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer 32 tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan”Iiigiene”Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.”
Kementerian Sekretaris Negara. 2001. Peraturan Pemerintah Nomer 82 tentang Pengolahan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Keputusan Mentri Kesehatan Nomer 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta: Jakarta.
Novel, S., S. Wulandari, A.P dan R. Safitri. 2010. Praktium Mikrobiologi Dasar. CV Trans Info
Media: Jakarta.
Onwumere, G. 2007. Willapa River Fecal Coliform Bacteria Verification Study. Water Quality
Monitoring Report. Environmental Assessment Program. Washington State Department of
Ecology Olympia, Washington. available on the Department of Ecology’s website (www.ecy.
wa.gov/biblio/0703039.html).
Pratiwi, R. 2013. Distribusi Bakteri Colifrom di SITU Cilodong Depok Jawa Barat, Universitas
Indraprasta PGRI. Faktor Exacta 6(4): 290-297.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Grasindo: Jakarta.
Razali, N.M. 2011. Power Comparision of Shapiro-Wilk, Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, dan
Anderson-Darling tests. Journal of Statistical modeling and Analytics Volume 2 No. 1. 21-33.
Said, N.I. 1999.”Kesehatan Masyarakat dan Teknologi”Peningkatan, Kualitas Air. Direktorat
Teknologi Lingkungan: Jakarta.
Sanropie, Djasio. 1984. “Buku Pedoman Study Penyediaan Air Bersih.”Akademi Pemilik
Kesehatan- Teknologi Sanitasi. Pusdiknakes: Jakarta.”
Sumampouw,”O.J. and Risjani, Y., 2014. Bacteria as Indicatos”of”Environmental Pollution.
International Journal of Ecosystem, 4(6), pp.251-258.”
Sumampouw, O.J., 2018.”The Antibiotics Sensitivity Test On Escherchia Coli That Cause Diarrhea
In Manado City. JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Seiences), 2(1),pp.104-110.”
Sumampouw,”O.J., Andarini, S. and Sriwahyuni, E., 2015. Environment Risk Factors of Diarrhea
Incidence in the Manado City. Public Health Research, 5(5),pp.139-143.”
Suriawiria, U. 2003.”Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. PT.
Alami. Bandung.”
Sutrisno, T. E. Suciastuti. 1991.”Teknologi Penyediaan Air Bersih.”Jakarta: Bhineka Cipta.
Syauqi, A. 2017. Buku Mikrobiologi Lingkungan Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan.
Universitas Islam Malang: Malang.
Taminaa, 2019. Karbon Aktif Bubuk Activated Charcol Arang: Surabaya.
Tendean, N., Umboh, J. M. L., A.Wuntu. 2015. Hubungan Antara Jarak Sumber Pencemaran
Dengan Kandungan Bakteri Colifrom Pada Air Sumur Gali di Desa Kapita Kecamatan
Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Fakultas Kesehatan Masyaarakat Universitas Sam Ratulangi: Manado.