UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH...

45
UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti NIM : 168114091 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH...

  • UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH

    EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)

    SECARA IN VITRO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti

    NIM : 168114091

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=ANPA2

  • i

    UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH

    EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)

    SECARA IN VITRO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti

    NIM : 168114091

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=ANPA2

  • ii

    Persetujuan Pembimbing

    UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH

    EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)

    SECARA IN VITRO

    Skripsi yang diajukan oleh:

    Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti

    NIM : 168114091

    telah disetujui oleh:

    Pembimbing Utama

    (Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt.) tanggal, 12 Februari 2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=ANPA2

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai

    engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan

    engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.

    (Ulangan 31:8)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana

    layaknya karya ilmiah.

    Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

    ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Yogyakarta, 12 Februari 2020

    Penulis,

    Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti

    v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti

    Nomor Mahasiswa : 168114091

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

    UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA AMILASE OLEH

    EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)

    SECARA IN VITRO

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

    mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

    data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

    media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

    maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya,

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 12 Februari 2020

    Yang menyatakan

    (Maria Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti)

    vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=ANPA2

  • viii

    PRAKATA

    Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala berkat, pernyertaan serta kasih dan karunia-Nya dari awal penyusunan

    sampai akhir penelitiaan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa Amilase oleh Ekstrak Etanol

    Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees.) secara In Vitro” dengan baik

    dan lancar.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

    memperoleh gelar sarjana Strasta Satu Program Studi Farmasi (S.Farm.) Fakultas

    Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa

    selama proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan

    pengarahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

    1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang telah senantiasa

    memberikan arahan, masukan, serta pendampingan dengan sabar selama

    proses awal penyusunan sampai akhir penelitian.

    2. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku dosen penguji pada skripsi ini yang

    telah memberikan bantuan serta saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

    3. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. selaku dosen penguji pada skripsi ini yang

    telah memberikan saran serta bantuan untuk kesempurnaan skripsi ini.

    4. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik

    yang selalu memberikan pendampingan sejak awal memasuki dunia

    perkuliahaan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

    5. Pak Yohanes Wagiran yang telah membantu kelancaran penelitian penulis.

    6. Mas Antonius Dwi Priyana dan Mas Sarwanto selaku Sekretariat S1 Fakultas

    Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan

    informasi selama perkuliahan.

    7. Bapak, Ibu, dan Adek yang selalu memberikan dukungan baik secara

    psikologis maupun material sejak aku lahir

    vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=ANPA2

  • viii

    8. Rekan penelitian atas segala kerja sama, solidaritas, serta seluruh suka duka

    sedari awal penyusunan hingga akhir penelitian.

    9. Albertus Magnus Arya Abisatya selaku partner yang senantiasa memberikan

    motivasi, nasihat, serta dukungan.

    10. Teman-teman FSMB 2016 yang telah hadir sejak awal masuk dunia

    perkuliahan hingga saat ini.

    11. Teman-teman oscaranger yang selalu menjadi support system sejak awal

    memasuki dunia perkuliahan hingga kapanpun.

    12. Serta seluruh pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Selama proses penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa masih terdapat

    banyak kekurangan dalam naskah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

    adanya kritik, saran, dan masukan yang membangun agar naskah kripsi ini dapat

    menjadi lebih baik lagi dan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu

    pengetahuan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi semua pembaca.

    Yogyakarta, 12 Februari 2020

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... vi

    PRAKATA ................................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

    ABSTRAK ................................................................................................ xiii

    ABSTRACT ................................................................................................ xiv

    PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    METODE PENELITIAN ......................................................................... 3

    HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 13

    KESIMPULAN ........................................................................................ 24

    SARAN .................................................................................................... 24

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25

    LAMPIRAN ............................................................................................. 27

    BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Nilai Rf dan warna hasil uji KLT serbuk simplisia dan

    ekstrak etanol daun sambiloto .....................................................................

    17

    Tabel II. Persen penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh

    ekstrak etanol daun sambiloto…………………………….

    19

    Tabel III. Persen penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh

    ekstrak etanol daun sambiloto…………………………….

    19

    Tabel IV. Tabel hasil analisis uji Mann-Whitney pada persen

    penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh ekstrak

    etanol daun sambiloto .................................................................................

    21

    Tabel V. Nilai IC50 larutan acarbose…………………………………. 22

    Tabel VI. Nilai IC50 larutan sampel uji ....................................................................... 22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Hasil elusi KLT ......................................................................................... 16

    Gambar 2. Serbuk Simplisia Daun Sambiloto ............................................................ 27

    Gambar 3. Ekstrak Etanol Daun Sambiloto ................................................................ 27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Gambar Serbuk Simplisia Daun Sambiloto dan Ekstrak

    Etanol Daun Sambiloto ................................................................................

    Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman

    Andrographis paniculata Nees. Oleh Fakultas Farmasi

    UGM .........................................................................................................

    Lampiran 3. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian

    CE&BU Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat,

    dan Keperawatan UGM ............................................................................

    28

    27

    29

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRAK

    Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan

    karakteristik hiperglikemi, kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan

    tubuh untuk memproduksi cukup insulin atau ketidakmampuan untuk

    menggunakan insulin. Salah satu tanaman Indonesia yang banyak

    digunakan secara tradisional di masyarakat sebagai obat penyakit diabetes

    mellitus adalah sambiloto. Berdasarkan aktivitas antihiperglikemi dari

    tanaman sambiloto, maka dilakukan penelitian mengenahi efek

    penghambatan enzim alfa amilase oleh ekstrak etanol daun sambiloto

    secara invitro. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, didapatkan

    hasil bahwa terdapat aktivitas penghambatan aktivitas enzim alfa amilase

    oleh ekstrak etanol daun sambiloto, dilihat dari nilai % penghambatan dan

    nilai IC50. Berdasarkan analisis statistika dari nilai persen penghambatan,

    didapatkan hasil bahwa seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak

    etanol daun sambiloto, maka persen (%) penghambatan yang dihasilkan

    semakin baik hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva yang linier serta hasil

    yang berbeda bermakna antar konsentrasi (p-value

  • xiv

    ABSTRACT

    Diabetes is a metabolic disease with hyperglycemic characteristic,

    this condition is caused of inability to produce enough insulin or inability

    of the body to use it. One of many plants in Indonesia that has been used

    traditionally to cure diabetes such as sambiloto. Based on it is anti-

    hyperglycemic activity from sambiloto, so the research of it’s alpha

    amylase enzyme inhibition from sambiloto ethanol extract as in vitro.

    Based on the results of tests, it was found that there was an inhibitory

    activity of the alpha amylase enzyme activity by the ethanol extract of the

    sambiloto leaf, seen from %inhibitory and IC50 value. Based on statistical

    analysis of the value of %inhibition, it was found that along with the

    increase in the concentration of ethanol extract of sambiloto leaf, the

    %inhibition produced the better this can be seen from the linear curve

    shape and the significantly different results between concentrations.

    Acarbose IC50 mean value is 0,972±0,044 mg/ml and sambiloto ethanol

    extract IC50 mean value is 9,253±0,116 mg/ml. Based on statistic result of

    these two groups it can be concluded that the result has a significant

    different (p-value

  • 1

    PENDAHULUAN

    Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

    karakteristik hiperglikemi, kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh

    untuk memproduksi cukup insulin atau ketidakmampuan untuk menggunakan

    insulin (International Diabetes Federation, 2015). Tingkat prevalensi penderita

    diabetes di dunia pada tahun 2017 terdapat sebanyak 425 juta penduduk menderita

    diabetes, diperkirakan pada tahun 2045 jumlah tersebut akan meningkat sebesar

    48% menjadi 629 juta penduduk. Sedangkan tingkat prevalensi di Indonesia pada

    tahun 2017, terdapat sebanyak 10 juta penduduk Indonesia menderita diabetes,

    dan dengan angka tersebut Indonesia menduduki urutan ke enam dengan jumlah

    penderita diabetes terbanyak di Dunia (International Diabetes Federation, 2017).

    Pemberian penghambat enzim alfa amilase merupakan salah satu talaksana

    keadaan hiperglikemi pada pasien penderita diabetes melitus. Pemberian

    penghambat enzim alfa amilase ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa

    darah postprandial dengan mekanisme kerja menghambat pemecahan karbohidrat

    sehingga dapat mengurangi absorbsi glukosa (Ali, Houghton, and Soumyanath,

    2006). World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa hingga saat ini

    sebanyak 65% dari penduduk negara-negara maju telah menggunakan pengobatan

    tradisional, termasuk penggunaan obat-obat dari bahan alam (Departemen

    Kesehatan RI, 2007). Selain itu, menurut hasil penelitian Supardi dan Susyanty

    (2010), dalam kurun waktu tujuh tahun, presentase penduduk Indonesia yang

    menggunakan obat tradisional dalam pengobata sendiri terus meningkat. Salah

    satu tanaman Indonesia yang banyak digunakan secara tradisional di masyarakat

    sebagai obat penyakit diabetes mellitus adalah sambiloto

    (Andrographis paniculata Nees.).

    Menurut penelitian Chao and Lin (2010), tanaman sambiloto mengandung

    beberapa senyawa utama seperti diterpen lakton dan flavonoid. Andrografolid

    merupakan salah satu senyawa yang masuk ke dalam golongan diterpen lakton

    dan banyak terdapat pada tanaman sambiloto terutama pada bagian daun. Ekstrak

    daun dari tanaman sambiloto mengandung 0,5 - 6% senyawa. Menurut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Subramanian et al (2008), andrografolid dilaporkan memiliki bebagai macam

    aktivitas biologis salah satunya adalah antidiabetes. Kandungan senyawa

    andrografolid dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dengan

    membantu menghambat penyerapan glukosa melalui penghambatan enzim alfa

    glukosidase dan alfa amilase. Pada penelitian ini ektraksi dilakukan dengan

    menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Menurut Farmakope Herbal

    Indonesia (2008), pembuatan ekstrak dari serbuk kering simplisia dibuat dengan

    menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang sesuai, pelarut yang sesuai

    untuk pembuatan ekstrak tanaman sambiloto adalah etanol.

    Sampai saat ini sudah terdapat banyak penelitian mengenahi ekstrak etanol

    daun sambiloto yang mampu menghambat penyerapan glukosa melalui

    penghambatan enzim alfa amilase. Menurut penelitian Subramanian, Asmawi, dan

    Sadikun (2008), ekstrak etanol daun sambiloto mampu menghambat aktivitas

    enzim alfa amilase secara in vitro. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode

    maserasi dengan pelarut etanol 20% dan dilakukan dengan metode microplate.

    Penelitian ini dilakukan padaa enam tingkat konsentrasi yakni 1,95 ; 3,9 ; 7,8 ;

    15,6 ; 31,25 ; 62,5 mg/mL, dari enam konsentrasi tersebut dihasilkan nilai persen

    penghambatan berkisar antara 12,5 hingga 52,5%. Selain itu menurut penelitian

    Rais dkk (2013), pemberian isolate andrografolide memiliki aktivitas

    penghambatan terhadap enzim alfa amilase. Konsentrasi paling rendah

    menunjukan aktivitas penghambatan sebesar 16%, sedangkan aktivitas tertinggi

    daya hambat enzim alfa amilase ditunjukkan pada dosis 5 mg/mL dengan persen

    penghambatan 28%. Pada penelitian dilakukan dengan menggunakan metode

    microplate. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

    potensi dari ekstrak etanol daun sambiloto dalam menghambat aktivitas enzim

    alfa amilase, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif

    untuk penderita diabetes.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    METODE PENELITIAN

    Bahan Penelitian

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi senyawa baku

    andrografolide (SIGMA), etanol teknis 70%, etanol pro analysis (E.Merck),

    toluene pro analysis (E.Merck), kloroform pro analysis (E.Merck), methanol pro

    analysis (E.Merck), aqua bidestilata, dimethylsulfoxide pro analysis (E.Merck),

    enzim alfa amilase (SIGMA), tablet acarbose, amilum, natrium fosfat, dan

    natrium klorida. Seluruh bahan yang digunakan diperoleh dari laboratorium

    Farmakognosi dan Fitokimia Universitas Sanata Dharma. Serta serbuk simplisia

    daun sambiloto yang diperoleh dari PT. HRL Internasional, Jawa Timur.

    Alat Penelitian

    Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah timbangan analitik

    (Mettler Toledo®), seperangkat alat penyulingan untuk penetapan kadar air

    (MTOPS®), alumunium foil, shaker (Innova® 2100), corong buchner, kertas

    saring whatman no. 1, pompa vakum (GAST®), waterbath, hot plate, vortex,

    spektrofotometer (Shimadzu), rotary evaporator (BUCHI ®), mikropipet, corong

    pisah, glass firn, cawan porselin, sendok sagu, mortir, stamper serta alat-alat

    gelas (Pyrex®).

    Tata Cara Penelitian

    Pengumpulan Bahan Uji dan Identifikasi Serbuk Simplisia Daun Sambiloto

    Bahan uji yang digunakan adalah serbuk simplisia daun sambiloto yang

    diperoleh dari PT. HRL Internasional, Jawa Timur. Kemudian dilakukan

    identifikasi serbuk simplisia daun sambiloto di Laboratorium Biologi Farmasi,

    Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

    Uji Kualitatif Serbuk Simplisia Daun Sambiloto

    Uji kualitatif kandungan andrografolid dalam penelitian ini menggunakan

    metode KLT sesuai yang tertera dalam Farmakope Herbal Indonesia (2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan penjenuhan bejana

    dengan menggunakan kertas saring yang telah disesuaikan tinggi dan lebarnya

    dengan bejana yang digunakan. Pengujian secara kualitatif dengan KLT dilakukan

    dengan menyiapkan 1 g serbuk simplisia dalam 10 ml etanol pa yang kemudian

    dikocok diatas penangas air selama 10 menit dan 0,01 g pembanding

    andrografolid dalam 10 mL etanol pa. Fase gerak yang digunakan adalah

    kloroform : methanol dengan perbandingan 9 : 1, sedangkan fase diam yang

    digunakan adalah plat KLT silica gel 60 GF245. Volume penotolan larutan uji dan

    larutan senyawa pembanding sebanyak 4 µL. Pengamatan noda dilakukan pada

    UV254. Parameter yang diukur dalam identifikasi senyawa aktif adalah warna

    bercak yang dibandingkan dengan senyawa pembanding dan nilai Rf dari bercak

    yang terelusi (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2008).

    Adapun plat KLT yang digunakan dengan rancangan : tinggi plat 15 cm lebar plat

    5 cm, batas tepi bawah sebesar 1,5 cm, jarak elusi senyawa 10 cm, jarak antar

    totolan perlakuan 1 cm.

    Penetapan Kadar Air Simplisia Daun Sambiloto

    Penetapan kadar air dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia

    Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Menurut Farmakope

    Herbal Indonesia (2008) penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan

    metode destilasi toluen. Pertama tama terlebih dahulu dibuat pereaksi toluen jenuh

    air dengan cara mengocok toluen P dengan sedikit air dengan menggunakan

    corong pisah kemudian dibiarkan terpisah dan lapisan air dibuang. Setelah itu, 10

    gram simplisia kering daun sambiloto dan 200 ml toluen jenuh air dimasukan

    kedalam labu. Kemudian labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah

    toluen mulai mulai mendidih, penyulingan diatur dengan kecepatan lebih kurang 2

    tetes tiap detik, hingga sebagian besar air tersuling, kemudian kecepatan

    penyulingan dinaikan hingga 4 tetes tiap detik, dan penyulingan dilanjutkan

    selama 5 menit. Setelah selesai, tabung didinginkan hingga suhu ruang dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    kemudian volume air dibaca setelah toluen dan air terpisah. Kadar air dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus:

    adar olume air

    erat simplisia yang ditimbang g

    Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sambiloto

    Pembuatan ekstrak etanol daun sambiloto dilakukan dengan metode

    maserasi sesuai dengan Thangraj (2016) dan Farmakope Herbal Indonesia (2008).

    Sebanyak 10 gram serbuk simplisia ditimbang dan dilarutkan ke dalam 100 mL

    pelarut etanol 70% , ditutup, kemudian dibiarkan selama 24 jam, terlindung dari

    cahaya matahari, dan sambil terus diaduk dengan menggunakan alat shaker

    dengan kecepatan 200 rpm. Hasil maserat kemudian disaring dengan

    menggunakan corong Buchner yang telah dilapisi kertas saring Whatman No. 1

    sambil di vakum. Serbuk hasil penyarian dimaserasi kembali dengan pelarut

    etanol yang baru sebanyak 100 mL selama 24 jam, proses maserasi ini dilakukan

    sebanyak 3 kali untuk mengoptimalkan penyarian senyawa andrografolid pada

    serbuk simplisia daun sambiloto.

    Hasil maserat pertama, kedua, dan ketiga kemudian dimasukkan ke

    dalam rotary evaporator pada suhu 60 oC untuk menguapkan pelarut etanol yang

    terdapat pada ekstrak. Kemudian, ekstrak diletakkan pada cawan petri dan

    diuapkan kembali dengan menggunakan waterbath pada suhu 60-75 oC untuk

    menghilangkan pelarut yang masih terdapat dalam ekstrak. Ekstrak yang

    didapatkan merupakan ekstrak kental dengan bobot tetap sesuai dengan syarat

    yang ada. Selanjutnya, rendemen dihitung dengan menggunakan rumus:

    endeman obot ekstrak g

    obot simplisia yang hitung g

    (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Uji Kualitatif Ekstrak Etanol Daun Sambiloto

    Uji kualitatif kandungan andrografolid yang terdapat pada ekstrak etanol

    daun sambiloto dilakukan dengan menggunakan metode KLT. Sebelum

    melakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan penjenuhan bejana dengan

    menggunakan kertas saring yang telah disesuaikan tinggi dan lebarnya dengan

    bejana yang digunakan. Larutan uji yang masih berupa ekstrak kental ekstrak

    etanol daun sambiloto, diencerkan dengan menggunakan pelarut DMSO 1%

    sesuai dengan perlakuan ekstrak pada uji penghambatan aktivitas enzim alfa

    amilase. Konsentrasi larutan uji yang digunakan merupakan konsentrasi terkecil

    pada uji penghambatan aktivitas enzim alfa amilase yakni sebesar 2,5 mg/ml.

    Senyawa pembanding yang digunakan yaitu andrografolid 0,1%.

    Fase gerak yang digunakan adalah kloroform : methanol dengan

    perbandingan 9 : 1, sedangkan fase diam yang digunakan adalah plat KLT silica

    gel 60 GF245. Adapun plat KLT yang digunakan dengan rancangan : tinggi plat

    15 cm lebar plat 5 cm, batas tepi bawah sebesar 1,5 cm, jarak elusi senyawa 10

    cm, jarak antar totolan perlakuan 1 cm. Volume penotolan larutan uji dan larutan

    senyawa pembanding sebanyak 4 µL. Pengamatan noda dilakukan pada UV254.

    Parameter yang diukur dalam identifikasi senyawa aktif adalah warna bercak

    yang dibandingkan dengan senyawa pembanding dan nilai Rf dari bercak yang

    terleusi (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2008).

    Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa Amilase

    Uji aktivitas penghambatan enzim alfa amilase merujuk pada modifikasi

    penelitian milik Bhutkar et al. (2018).

    Pembuatan Larutan Dapar Fosfat pH 6,9

    Natrium fosfat (NaOH) sebanyak 328 mg dilarutkan ke dalam 40 mL aqua

    bidestilata dan dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan 39,195 mg

    natrium klorida (NaCl) yang telah diencerkan dengan aqua bidestilata sebanyak

    10 mL, kemudian larutan buffer diencerkan dengan aqua bidestilata hingga 100

    mL.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Pembuatan Larutan Enzim Alfa Amilase

    Pembuatan larutan enzim alfa amilase dilakukan dengan mengambil

    sebanyak 2,5 µL enzim alfa amilase SIGMA, kemudian diencerkan dengan

    menggunakan buffer fosfat pH 6,9 hingga 50 mL.

    Pembuatan Larutan DMSO 1%

    Dimethylsulfoxide pro analysis (DMSO) 1 ml diencerkan dengan aqua

    bidestilata hingga 100 ml.

    Pembuatan Larutan Pati 1%

    Pembuatan larutan pati 1% dilakukan dengan melarutkan serbuk pati

    sebanyak 0,5 gram ke dalam 50 mL aqua bidestilata.

    Pembuatan Seri Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Sambiloto

    Seri konsentrasi Ekstrak dibuat dalam konsentrasi 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10

    mg/mL. Sebanyak 100 mg ekstrak kental daun sambiloto dilarutkan kedalam labu

    ukur 10 mL dengan menggunakan DMSO 1%, dihasilkan konsentrasi ekstrak 10

    mg/mL (labu 1). Diambil sebanyak 7,5 mL dari labu pertama, dan dimasukan

    kedalam labu ukur kedua, kemudian ditambah DMSO 1% hingga tanda batas, dan

    dihasilkan konsentrasi ekstrak 7,5 mg/mL (labu 2). Diambil 6,67 mL larutan dari

    labu kedua, dan dimasukan ke dalam labu ukur ketiga, kemudian ditambah

    DMSO 1% hingga tanda batas dan dihasilkan konsentrasi ekstrak 5 mg/mL (labu

    3). Konsentrasi 2,5 mg/mL dibuat dengan mengambil sebanyak 5 mL larutan dari

    labu ketiga dan dimasukan ke dalam labu ukur keempat, kemudian ditambah

    DMSO 1% hingga tanda batas.

    Pembuatan Seri Konsentrasi Acarbose

    Seri konsentrasi acarbose dibuat dalam konsentrasi 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10

    mg/mL. Sebanyak 2 tablet acarbose digerus kemudian dilarutkan kedalam labu

    ukur 10 mL dengan menggunakan aqua bidestilata, dihasilkan konsentrasi

    acarbose 10 mg/mL (labu 1). Diambil sebanyak 7,5 mL dari labu pertama, dan

    dimasukan kedalam labu ukur kedua, kemudian ditambah aqua bidestilata hingga

    tanda batas, dan dihasilkan konsentrasi acarbose 7,5 mg/mL (labu 2). Diambil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    6,67 mL larutan dari labu kedua, dan dimasukan ke dalam labu ukur ketiga,

    kemudian ditambah aqua bidestilata hingga tanda batas dan dihasilkan

    konsentrasi acarbose 5 mg/mL (labu 3). Konsentrasi 2,5 mg/mL dibuat dengan

    mengambil sebanyak 5 mL larutan dari labu ketiga dan dimasukan ke dalam labu

    ukur keempat, kemudian ditambah aqua bidestilata hingga tanda batas.

    Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    Penentuan panjang gelombang dilakukan sebelum dilakukan pengujian

    untuk menentukan kondisi optimum. Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan

    dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan sebanyak 1 mL ekstrak

    dengan konsentrasi terkecil yang digunakan dalam pengujian efek penghambatan,

    yakni 2,5 mg/ml . Setelah itu, ditambahkan 1 mL enzim alfa amilase dan 2 mL

    buffer fosfat pH 6,9, kemudian larutan digojog hingga homogen dengan

    menggunakan vortex kemudian diinkubasi selama 30 menit. Reaksinya dihentikan

    dengan penambahan 1 mL HCL 1 N, kemudian ditambahkan 0,1 ml indikator

    iodine-iodide. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer

    pada panjang gelombang 400-800 nm. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.

    Penentuan Optimization Time

    Penentuan optimization time dilakukan sebelum dilakukan pengujian untuk

    menentukan waktu optimum yang dibutuhkan oleh enzim untuk bereaksi. Larutan

    pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung reaksi dan

    ditambahkan sebanyak 1 mL ekstrak dengan konsentrasi terkecil yang digunakan

    dalam pengujian efek penghambatan, yakni 2,5 mg/ml . Setelah itu, ditambahkan

    1 mL enzim alfa amilase dan 2 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian larutan

    digojog hingga homogen dengan menggunakan vortex kemudian diinkubasi

    selama 5 ; 10 ; 15 ; 30 menit untuk menentukan waktu optimum enzim untuk

    beraksi. Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL HCL 1 N, kemudian

    ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur dengan

    menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum

    yang telah dicari sebelumnya

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Blanko Acarbose

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 mL aqua bidestilata. Setelah itu,

    ditambahkan 1 mL enzim alfa amilase dan 2 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian

    larutan digojog hingga homogen dengan menggunakan vortex kemudian

    diinkubasi selama 10 menit. Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL

    HCL 1 N, kemudian ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur

    dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

    maksimum yang telah dicari sebelumnya dan dilakukan pengujian sebanyak 3

    kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Kontrol Blanko Acarbose

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 mL aqua bidestilata. Setelah itu,

    ditambahkan sebanyak 3 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian larutan digojog

    hingga homogen dengan menggunakan vortex kemudian diinkubasi selama 10

    menit. Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL HCL 1 N, kemudian

    ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur dengan menggunakan

    spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yang telah dicari

    sebelumnya dan dilakukan pengujian sebanyak 3 kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Acarbose

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian larutan acarbose dengan konsentrasi 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10 mg/ml

    diambil masing masing 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu,

    ditambahkan 1 mL enzim alfa amilase dan 2 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian

    larutan digojog hingga homogen dengan menggunakan vortex kemudian

    diinkubasi selama 10 menit. Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL

    HCL 1 N, kemudian ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur

    dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

    maksimum yang telah dicari sebelumnya dan dilakukan pengujian sebanyak 3

    kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Kontrol Acarbose

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian larutan acarbose dengan konsentrasi 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10 mg/ml

    diambil masing masing 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu,

    ditambahkan 3 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian larutan digojog hingga

    homogen dengan menggunakan vortex kemudian diinkubasi selama 10 menit.

    Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL HCL 1 N, kemudian

    ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur dengan menggunakan

    spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yang telah dicari

    sebelumnya dan dilakukan pengujian sebanyak 3 kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Blanko Sampel

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 mL DMSO 1%. Setelah itu, ditambahkan

    1 mL enzim alfa amilase dan 2 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian larutan digojog

    hingga homogen dengan menggunakan vortex kemudian diinkubasi selama 10

    menit. Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL HCL 1 N. , kemudian

    ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur dengan menggunakan

    spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yang telah dicari

    sebelumnya dan dilakukan pengujian sebanyak 3 kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Kontrol Blanko Sampel

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian ditambahkan dengan 1 mL DMSO 1%. Setelah itu, ditambahkan

    3 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian larutan digojog hingga homogen dengan

    menggunakan vortex kemudian diinkubasi selama 10 menit. Reaksinya dihentikan

    dengan penambahan 1 mL HCL 1 N, kemudian ditambahkan 0,1 ml indikator

    iodine-iodide. Serapan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

    pada panjang gelombang maksimum yang telah dicari sebelumnya dan dilakukan

    pengujian sebanyak 3 kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Sampel

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian larutan uji ekstrak etanol daun sambiloto dengan konsentrasi 2,5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    ; 5 ; 7,5 ; dan 10 mg/ml diambil masing masing 1 ml dan dimasukan ke dalam

    tabung reaksi. Setelah itu, ditambahkan 1 mL enzim alfa amilase dan 2 mL buffer

    fosfat pH 6,9, kemudian larutan digojog hingga homogen dengan menggunakan

    vortex kemudian diinkubasi selama 10 menit. Reaksinya dihentikan dengan

    penambahan 1 mL HCL 1 N, kemudian ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-

    iodide. Serapan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

    panjang gelombang maksimum yang telah dicari sebelumnya dan dilakukan

    pengujian sebanyak 3 kali.

    Pengujian Efek Penghambatan Larutan Kontrol Sampel

    Larutan pati 1% diambil sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung

    reaksi, kemudian larutan uji ekstrak etanol daun sambiloto dengan konsentrasi 2,5

    ; 5 ; 7,5 ; dan 10 mg/ml diambil masing masing 1 ml dan dimasukan ke dalam

    tabung reaksi. Setelah itu, ditambahkan 3 mL buffer fosfat pH 6,9, kemudian

    larutan digojog hingga homogen dengan menggunakan vortex kemudian

    diinkubasi selama 10 menit. Reaksinya dihentikan dengan penambahan 1 mL

    HCL 1 N, kemudian ditambahkan 0,1 ml indikator iodine-iodide. Serapan diukur

    dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

    maksimum yang telah dicari sebelumnya dan dilakukan pengujian sebanyak 3

    kali.

    Perhitungan Nilai IC50

    Perhitungan % aktivitas penghambatan enzim alfa amilase dapat dihitung

    dengan menggunakan rumus:

    nhibisi As

    Ac

    (Bhutkar et al. 2018)

    Keterangan:

    Ac : Perubahan absorbansi larutan uji tanpa ekstrak etanol daun sambiloto

    (Blanko (abs dengan enzim) – Kontrol blanko (abs tanpa enzim))

    As : Perubahan absorbansi larutan uji dengan ekstrak etanol daun sambiloto

    (Sampel (abs dengan enzim) – Kontrol Sampel (abs tanpa enzim))

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Nilai IC50 dihitung dengan menggunakan rumus persamaan regresi linier

    untuk menentukan persaman y = bx + a. Aktivitas penghambatan dinyatakan

    dengan Inhibition Concentration 50% (IC50) yaitu konsentrasi dari sampel yang

    dapat menghambat aktivitas enzim sebesar 50% (Subramanian et al, 2008). Nilai

    konsentrasi sampel sebagai variable x sedangkan % inhibisi sebagai variable y.

    Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah mengganti y = 50. Atau dihitung dengan

    menggunakan rumus:

    a

    b

    Analisis Hasil

    Data uji KLT dibuat dalam bentuk tabel dan grafik, selanjutnya hasil di

    deskripsikan. Data uji aktivitas penghambatan enzim alfa amilase dihitung dari

    nilai absorbansi dan persen penghambatan yang di dapatkan, kemudian

    menghitung nilai IC50 dengan menggunakan regresi linier.

    Analisis data persen penghambatan diukur secara statistik yang diawali

    dengan menguji distribusi normalitas dengan uji Shapiro-Wilk. Apabila data yang

    didapatkan terdistribusi normal (nilai P > 0,05), maka dilanjutkan dengan uji One

    Way ANOVA, dan apabila ditemukan perbedaan maka dilanjutkan dengan Post-

    Hoc Tukey pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan apabila didapatkan data yang

    tidak terdistribusi normal (nilai P < 0,05), maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-

    Wallis, dan apabila ditemukan perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Mann-

    Whitney pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan analisis data nilai IC50 dilakukan

    dengan menguji distribusi normalitas dengan uji Shapiro-Wilk, yang kemudian

    dlanjutkkan dengan uji T tidak berpasangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Serbuk simplisia daun sambiloto yang digunakan dalam penelitian ini

    didapatkan dari PT. HRL Internasional, Jawa Timur. Serbuk simplisia tersebut

    diidentifikasi dengan menggunakan metode mikroskopis. Hasil Identifikasi serbuk

    menunjukan bahwa serbuk simplisia yang digunakan adalah daun sambiloto

    dengan nama latin Andrographis paniculata Nees. yang ditunjukan pada surat

    keterangan (Lampiran 2) sehingga serbuk simplisia yang digunakan dalam

    penelitian ini sudah tepat.

    Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar air pada serbuk simplisia

    daun sambiloto dengan menggunakan metode destilasi toluen sesuai yang tertera

    dalam Farmakope Herbal Indonesia. Prinsip dari penetapan kadar air dalam

    simplisia adalah pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan, yang

    dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi, destilasi, atau gravimetri,

    sedangkan tujuan dari penetapan kadar air adalah memberikan batasan minimal

    atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan (Badan Pengawas

    Obat dan Makanan, 2000). Persyaratan kadar air untuk serbuk simplisia yang

    dapat diterima adalah ≤ 1 adan Pengawas Obat dan Makanan, 2 14 ;

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Kelebihan air di dalam serbuk

    simplisia dapat menyebabkan memudahkan pertumbuhan mikroba, jamur, dan

    mikroorganisme lainnya. Dalam penetapan kadar air serbuk simplisia daun

    sambiloto didapatkan volume air sebesar 0,7 ml dan berat serbuk simplisia yang

    ditimbang adalah 10 gram sehingga kadar air serbuk simplisia daun sambiloto

    yang didapatkan dalam penelitian ini sebesar 7%. Dari hasil penelitian tersebut,

    menunjukan bahwa kadar air serbuk simplisia daun sambiloto telah memenuhi

    persyaratan kadar air yang telah ditetapkan yaitu ≤ 1 .

    Ekstraksi serbuk simplisia daun sambiloto dilakukan dengan

    menggunakan metode maserasi. Metode maserasi merupakan suatu metode

    ekstraksi cara dingin dengan cara perendaman dengan menggunakan pelarut

    dengan sesekali pengocokan atau pengadukan dengan temperatur kamar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). Prinsip dari metode maserasi

    adalah pelarut masuk ke dalam rongga sel yang mengandung suatu zat aktif,

    sehingga zat aktif akan larut ke dalam cairan penyari. Perbedaan konsentrasi

    antara larutan zat aktif di dalam sel dengan larutan zat aktif di luar sel, akan

    menyebabkan terjadinya distribusi zat aktif ke luar sel. Peristiwa tersebut terjadi

    secara berulang, sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat aktif antara

    larutan di dalam sel dengan di luar sel (Sulistyani, 2018).

    Proses maserasi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan

    menggunakan pelarut dan jumlah pelarut yang sama untuk mengoptimalkan

    penyarian senyawa andrografolid pada serbuk simplisia daun sambiloto. Setelah

    dilakukan proses maserasi berulang (remaserasi) sebanyak 3 kali, kemudian

    maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan dengan Rotary evaporator pada suhu

    60oC sesuai informasi yang tertera dalam layar Rotary evaporator. Kemudian

    filtrat yang sudah dipekatkan diupkan kembali diatas waterbath dengan suhu

    78oC untuk menghilangkan pelarut yang masih terdapat dalam ekstrak. Ekstrak

    yang di dapatkan merupakan ekstrak kental dengan bobot tetap. Menurut

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008), bobot tetap diperoleh apabila

    2 kali penimbangan secara berturut-turut setelah dipijarkan selama 1 jam tidak

    lebih dari 0,25% atau perbedaan penimbanagn tidak melebihi 0,5 mg.

    Dilakukan 3 kali replikasi dalam pembuatan ekstrak kental daun

    sambiloto. Bobot ekstrak kental yang didapatkan pada replikasi pertama adalah

    2,1242 dan serbuk yang ditimbang adalah 10,0011 gram sehingga didapatkan %

    rendeman sebesar 21,2397%. Pada replikasi kedua, bobot ekstrak kental yang

    didapatkan adalah 1,5404 dan serbuk yang ditimbang adalah 10,0052 gram

    sehingga didapatkan % rendeman sebesar 15,3960%. Sedangan pada replikasi

    ketiga, bobot ekstrak kental yang didapatkan adalah 2,0406 dan serbuk yang

    ditimbang adalah 10,0048 gram sehingga didapatkan % rendeman sebesar

    20,3962%. Hasil dari % rendemen menunjukan besarnya nilai ekstrak yang

    dihasilkan, semakin tinggi nilai rendemen yang didapatkan menendakan nilai

    ekstrak yang dihasilkan semakin banyak (Wijaya, 2018).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Pada penelitian ini dilakukan uji kandungan kimia pada serbuk simplisia

    dan ekstrak secara kualitatif sesuai yang tertera dalam Farmakope Herbal

    Indonesia dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Tujuan

    dari uji kualitatif adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan senyawa

    andrografolid pada serbuk simplisia daun sambiloto dan ekstrak etanol daun

    sambiloto. Uji kualitatif dilakukan dengan membandingkan nilai Rf larutan uji

    dengan senyawa standar andrografolid. Penetuan kandungan kimia dalam ekstrak

    dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) karena metode ini

    merupakan metode kromatografi yang paling mudah dilakukan, pemisahan

    berlangsung cepat, banyak digunakan, serta dapat memisahkan sampel uji dalam

    jumlah yang kecil. Bejana yang digunakan dalam penelitian harus berada dalam

    posisi yang rata dan terlebih dahulu dilakukan penjenuhan bejana, supaya elusi

    dapat berjalan dengan baik. Bejana yang telah jenuh, ditandai dengan kertas saring

    yang telah terbasahi seluruhnya oleh fase gerak yang digunakan (kloroform :

    metanol). Penggunaan kertas saring bertujuan untuk meratakan penjenuhan uap di

    dalam bejana yang digunakan. Selama proses elusi, bejana kromatografi harus

    ditutup dengan rapat agar proses pemisahan senyawa dalam ekstrak berjalan

    dengan baik (Gandjar dan Rohman, 2007).

    Fase diam yang digunakan dalam penelitian ini adalah silica gel GF254.

    Lempeng silica yang digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu dengan

    memanaskan di dalam oven untuk menghilangkan kelembaban air yang terdapat

    pada lempeng karena jika silica masih dalam keadaan basah maka akan sulit

    untuk menyerap senyawa yang akan dipisahkan. Lempengan silica dipanaskan

    terlebih dahulu di dalam oven selama 30 menit dengan suhu 120oC (Wulandari,

    2011). Penelitian yang dilakukan menggunakan sampel berupa serbuk simplisia

    daun sambiloto dan ekstrak etanol daun sambiloto.

    Elusi yang dihasilkan dideteksi dibawah sinar Ultraviolet (UV). Deteksi

    dapat dilakukan dengan pemeriksaan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm. Pada

    metode KLT, identifikasi awal suatu senyawa didasarkan pada perbandingan nilai

    Rf larutan uji dibandingkan dengan nilai Rf standar (Gandjar dan Rohman, 2007).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    (Wulandari, 2011).

    (a) (b)

    Gambar 1. Hasil elusi KLT dengan lampu UV 254 (a) Hasil uji KLT serbuk

    simplisia daun sambiloto; (b) Hasil uji KLT ekstrak etanol daun

    sambiloto

    Keterangan :

    A = Baku Andrografolid; B = Replikasi Ekstrak dan serbuk simplisia 1; C =

    Replikasi Ekstrak dan serbuk simplisia 2; D = Replikasi Ekstrak dan serbuk

    simplisia 3.

    A B

    C

    D

    A B

    C D

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Tabel I. Nilai Rf dan warna hasil uji KLT serbuk simplisia dan ekstrak

    etanol daun sambiloto dengan lampu UV 254

    No Sampel Serbuk simplisia daun

    sambiloto

    Ekstrak etanol daun

    sambiloto

    Rf Warna Rf Warna

    1 Standar

    Andrografolid

    0,50 Kuning kecoklatan 0,40 Kuning kecoklatan

    2

    Replikasi 1

    0,48 Kuning kecoklatan 0,37 Kuning kecoklatan

    0,72 Coklat 0,57 Kuning kecoklatan

    0,96 Coklat kehitaman 0,77 Hijau kecoklatan

    3

    Replikasi 2

    0,48 Kuning kecoklatan 0,37 Kuning kecoklatan

    0,72 Coklat 0,48 Kuning kecoklatan

    0,97 Coklat kehitaman 0,68 Hijau kecoklatan

    4

    Replikai 3

    0,50 Kuning kecoklatan 0,33 Kuning kecoklatan

    0,74 Coklat 0,48 Kuning kecoklatan

    0,97 Coklat kehitaman 0,68 Hijau kecoklatan

    Gambar 2 merupakan hasil elusi dari serbuk simplisia daun sambiloto

    dan ekstrak etanol daun sambiloto. Pengujian KLT pada penelitian ini dilakukan

    dengan menggunakan fase gerak kloroform : methanol dengan perbandingan 9 : 1,

    sedangkan fase diam yang digunakan adalah plat KLT silica gel 60 GF245.

    Volume penotolan larutan uji dan larutan senyawa pembanding sebanyak 4 µL

    dan dilakukan pengamatan dibawah sinar ultraviolet 254 nm sesuai yang tertera

    dalam Farmakope Herbal Indonesia (2008). Senyawa andrografolid dijadikan

    standar pada pengujian kromatografi untuk membandingkan bercak yang didapat

    oleh sampel dengan bercak yang dihasilkan oleh standar setelah keduanya

    dielusikan dengan menggunakan fase gerak. Berdasarkan hasil yang didapat pada

    pengujian KLT serbuk simplisia, nilai Rf standar andrografolid adalah 0,5

    sedangkan nilai Rf serbuk simplisia daun sambiloto replikasi satu hingga tiga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    secara berturut turut adalah 0,48 ; 0,48 ; 0,5. Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam

    mengidentifikasikan senyawa. Berdasarkan nilai Rf yang didapatkan, uji KLT ini

    sudah cukup membuktikan bahwa terdapat kandungan senyawa andrografolid

    pada serbuk simplisia daun sambiloto. Sedangkan berdasar hasil yang didapatkan

    pada pengujian KLT ekstrak, nilai Rf standar andrografolid adalah 0,40

    sedangkan nilai Rf pada ekstrak etanol daun sambiloto replikasi satu hingga tiga

    secara berturut turut adalah 0,37 ; 0,37 ; 0,33. Dalam penelitian ini, nilai Rf pada

    ekstrak hampir mirip dengan standar andrografolid, hal ini dapat disebabkan

    karena volume totolan terlalu kecil, kadar sampel yang terlalu kecil serta sampel

    belum murni, sehingga terdapat senyawa lain dalam sampel. Warna bercak

    standar andrografolid dibawah sinar UV 254 nm adalah kuning kecoklatan,

    sedangkan warna bercak ekstrak etanol daun sambiloto adalah kuning kecoklatan.

    Berdasarkan warna bercak dan nilai Rf yang dihasilkan, uji KLT ini sudah cukup

    membuktikan adanya senyawa andrografolid pada ekstrak etanol daun sambiloto.

    Selain itu, perbedaan nilai Rf larutan pembanding pada pengujian serbuk dengan

    pengujian ekstrak berbeda, dapat dikarenakan akhibat dari penyimpanan larutan

    yang cukup lama.

    Ekstrak etanol daun sambiloto diuji secara in vitro. Prinsip dasar dari

    pengujian ini adalah mengetahui aktivitas penghambatan enzim alfa amilase

    dengan mengamati penurunan intensitas warna biru pada kompleks iodin-pati

    karena berkurangnya substrat pati akibat hidrolisis yang dilakukan oleh enzim alfa

    amilase (Wardani, 2017). Pengukuran penurunan intensitas warna dilakukan

    dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu) pada panjang

    gelombang 568,5 nm yang sebelumnya telah dilakukan inkubasi selama 10 menit.

    Panjang gelombang yang digunakan diperoleh dari penentuan panjang gelombang

    maksimum larutan enzim alfa amilase dengan tujuan untuk menentukan panjang

    gelombang yang menghasilkan serapan maksimum dari larutan uji. Sedangkan

    waktu inkubasi yang digunakan diperoleh dari penentuan Optimization Time. Uji

    aktivitas penghambatan dilakukan pada larutan blanko acarbose, kontrol blanko

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    acarbose, blanko sampel uji, kontrol blanko sampel uji, larutan acarbose, kontrol

    acarbose, larutan sampel uji, kontrol sampel uji.

    Pengujian larutan blanko dan kontrol blanko bertujuan untuk mengetahui

    aktivitas dari enzim alfa amilase tanpa penambahan larutan sampel uji dan larutan

    acarbose. Pengujian kontrol sampel uji dan kontrol acarbose dilakukan sebagai

    faktor koreksi terhadap larutan sampel uji dan larutan acarbose. Sedangkan

    pengujian larutan sampel uji dan larutan acarbose dilakukan untuk mengetahui

    aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa amilae.

    Pengujian sampel ekstrak etanol daun sambiloto dan acarbose dibagi

    menjadi empat peringkat konsentrasi, yaitu 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10 mg/ml dengan

    kondisi pengujian yang sama. Pengujian dilakukan pada beberapa konsentrasi

    yang berbeda untuk melihat pengaruh penambahan konsentrasi pada peningkatan

    kemampuan dalam menghambat enzim alfa amilase. Hasil yang didapatkan pada

    penelitian adalah nilai absorbansi larutan. Nilai absorbansi tersebut digunakan

    untuk mendapatkan nilai persen (%) penghambatan dan nilai IC50.

    Tabel II. Persen penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh ekstrak

    etanol daun sambiloto

    Tabel III. Persen penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh acarbose

    Konsentrasi

    (mg/ml)

    Replikasi 1

    (%)

    Replikasi 2

    (%)

    Replikasi 3

    (%)

    2,5 41,98 41,88 42,07

    5 45,01 45,01 44,87

    7,5 48,09 48,13 47,53

    10 50,89 50,47 51,31

    Konsentrasi

    (mg/ml)

    Replikasi 1

    (%)

    Replikasi 2

    (%)

    Replikasi 3

    (%)

    2,5 52,21 52,16 52,16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Berdasarkan nilai persen penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh

    ekstrak etanol daun sambiloto (Tabel II) didapatkan nilai r secara berurutan dari

    replikasi 1 hingga replikasi 3 sebesar 0,999 ; 0,998 ; dan 0,997 dengan rata rata

    nilai persen penghambatan secara berurutan konsentrasi terendah hingga tertinggi

    sebesar 41,98% ; 44,96% ; 47,92% ; dan 50,89%. Sedangkan nilai r yang

    dihasikan pada larutan acarbose secara berurutan dari replikasi 1 hingga replikasi

    3 sebesar 0,998 ; 0,997 ; dan 0,998 dengan nilai rata rata persen penghambatan

    aktivitas enzim alfa amilase oleh acarbose (Tabel III) secara berurutan dari

    konsentrasi terendah hingga tertinggi sebesar 52,18% ; 55,12% ; 59,15% ; dan

    62,11%.

    Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk memastikan kebermaknaan nilai

    persen penghambatan antar konsentrasi. Uji pertama yang dilakukan adalah uji

    normalitas. Uji normalitas data digunakan untuk melihat apakah data tersebut

    terdistribusi secara normal atau tidak. Jika data

  • 21

    Tabel IV. Tabel hasil analisis uji Mann-Whitney pada persen penghambatan

    aktivitas enzim alfa amilase oleh ekstrak etanol daun sambiloto

    EDS

    2,5

    mg/ml

    EDS

    5

    mg/ml

    EDS

    7,5

    mg/ml

    EDS

    10

    mg/ml

    EDS

    2,5

    mg/ml

    BB

    BB

    BB

    EDS

    5

    mg/ml

    BB

    BB

    BB

    EDS

    7,5

    mg/ml

    BB

    BB

    BB

    EDS

    10

    mg/ml

    BB

    BB

    BB

    Keterangan : BB = Berbeda Bermakna (p < 0,05)

    EDS = Ekstrak Etanol Daun Sambiloto

    Selanjutnya, nilai persen penghambatan yang didapatkan pada empat

    peringkat konsentrasi kemudian dibandingkan satu dengan yang lainnya dengan

    menggunakan uji Mann-Whitney, dan didapatkan hasil yang berbeda bermakna

    antar semua konsentrasi, baik pada ekstrak etanol daun sambiloto maupun pada

    acarbose, hal ini kemungkinan terjadi karena semakin besar konsentrasi yang

    digunakan maka kandungan senyawa yang berperan semakin banyak pula,

    sehingga nilai persen penghambatan semakin tinggi. Kemudian selain itu,

    berdasarkan kurva yang dihasilkan dari replikasi 1 hingga replikasi 3, baik pada

    ekstrak etanol daun sambiloto maupun acarbose dihasilkan nilai r yang baik, yakni

    mendekati angka 1, sehingga pada hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa

    seiring dengan peningkatan konsentrasi, maka persen (%) penghambatan yang

    dihasilkan semakin baik.

    Parameter aktivitas penghambatan pada suatu senyawa atau ekstrak

    dinyatakan dalam IC50. IC50 merupakan konsentrasi dari senyawa atau ekstrak

    yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa amilase sebesar 50%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Nilai IC50 diperoleh dari suatu persamaan regresi linier yang menyatakan

    hubungan antara konsentrasi senyawa atau ekstrak sebagai variabel x dengan %

    nilai penghambatan sebagai variabel y. Semakin kecil konsentrasi yang

    menimbulkan IC50, maka aktivitas penghambatan senyawa atau ekstrak semakin

    baik.

    Tabel V. Nilai IC50 larutan acarbose

    Acarbose

    Replikasi IC50 (mg/ml) Rata-rata (mg/ml)

    1 0,921

    0,972 ± 0,044 2 0,994

    3 1,001

    Persamaan linier dari kurva acarbose pada 3 replikasi berturut turut

    adalah y = 1,357x + 48,750; y = 1,333x + 48,675; dan y = 1,368x + 48,63,

    dengan nilai r secara berturut turut adalah 0,998; 0,997; dan 0,998. Berdasarkan

    tabel V, hasil replikasi pengujian menunjukan bahwa larutan uji acarbose

    memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa amilase dengan nilai IC50

    sebesar 0,921 ; 0,994 ; dan 1,001 mg/ml dengan rata rata IC50 sebesar 0,972 ±

    0,044 mg/ml.

    Tabel VI. Nilai IC50 larutan sampel uji

    Ekstrak etanol daun sambiloto

    Replikasi IC50 (mg/ml) Rata-rata (mg/ml)

    1 9,195

    9,253 ± 0,116 2 9,386

    3 9,177

    Persamaan linier dari kurva sampel uji ekstrak etanol daun sambiloto

    pada 3 replikasi berturut turut adalah y = 1,192x + 39,040 ; y = 1,156x + 39,150 ;

    dan y = 1,215x + 38,850. dengan nilai r secara berturut turut adalah 0,999 ; 0,998 ;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    dan 0,997. Berdasarkan tabel VI, hasil pengujian menunjukan bahwa ekstrak

    etanol daun sambiloto memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa

    amilase dengan nilai IC50 sebesar 9,195 ; 9,386 ; 9,177 mg/mL dengan rata rata

    IC50 sebesar 9,253 ± 0,116 mg/ml.

    Nilai IC50 yang kecil disebabkan oleh persen penghambatan yang besar

    dari beberapa variasi konsentrasi sampel ekstrak, sedangkan nilai IC50 yang besar

    disebabkan oleh kandungan senyawa memiliki efek yang kecil dalam

    menghambat aktivitas enzim alfa amilase. Berdasarkan nilai rata rata IC50 sampel

    ekstrak dan acarbose, menunjukan bahwa acarbose memiliki nilai IC50 yang lebih

    kecil dibandingkan dengan sampel ekstrak. Berdasarkan dengan hasil tersebut

    dapat dikatakan bahwa persen penghambatan aktivitas enzim alfa amilase oleh

    ekstrak etanol daun sambiloto lebih rendah dibandingkan dengan acarbose.

    Data IC50 acarbose dan ekstrak etanol daun sambiloto dibandingkan

    dengan melakukan uji statistik dengan menggunakan program SPSS (Lampiran

    10) dengan tujuan untuk membandingkan antara kedua kelompok tersebut.

    Berdasarkan hasil statistika, didapatkan hasil yang berbeda bermakna, dilihat dari

    nilai p yang dihasilkan yakni p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    terdapat perbedaan efek penghambatan terhadap aktivitas enzim alfa amilase

    antara ekstrak etanol daun sambiloto dengan acarbose.

    Apabila dibandingkan dengan penelitian Subramanian, et al (2008), nilai

    % penghambatan dan nilai IC50 dari ekstrak etanol daun sambiloto berbeda

    dengan yang didapatkan pada penelitian ini. Konsentrasi terkecil ekstrak etanol

    daun sambiloto (7,8 mg/ml) pada penelitian Subramanian menghasilkan nilai %

    penghambatan sebesar 12,5% sedangkan pada konsentrasi terbesar (62,5 mg/ml)

    menghasilkan nilai % penghambatan sebesar 52,5%. Sedangkan untuk nilai IC50

    yang dihasilkan pada penelitian Subramanian sebesar 50,9 ± 0,17. Perbedaan hasil

    penelitian tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan konsentarsi pelarut yang

    digunakan, metode penelitian yang digunakan, serta perbedaan asal bahan baku

    daun tanaman sambiloto yang digunakan dalam penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Senyawa pada daun tanaman sambiloto yang diduga memiliki aktivitas

    penghambatan terhadap enzim alfa amilase adalah andrografolide. Andrografolid

    merupakan salah satu senyawa yang masuk ke dalam golongan diterpenoid,.

    Berdasarkan penelitian Al-Asri (2014), sampai saat ini belum diketaui makanisme

    aksi struktur diterpenoid dalam menghambat aktivitas enzim alfa amilase. Namun

    berdasarkan hasil permodelan molekuler, didapatkan hasil yang menunjukan

    penghambatan secara kompetitif dari enzim alfa amilase oleh senyawa

    diterpenoid. Penghambatan secara kompetitif ini, diduga karena adanya kesamaan

    struktur cincin benzene dan gugus hidroksil pada senyawa diterpenoid.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan uji aktivitas penghambatan yang telah dilakukan,

    menunjukan hasil bahwa seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol

    daun sambiloto, maka nilai persen (%) penghambatan yang dihasilkan semakin

    tinggi, dengan nilai presisi (r) yang baik yakni mendekati angka 1 dan hasil

    statistik yang berbeda bermakna antar konsentrasi (p > 0,05). Berdasarkan hasil

    statistika dari nilai rata rata IC50 acarbose dan ekstrak etanol daun sambiloto,

    didapatkan hasil berbeda bermakna (p > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    terdapat aktivitas penghambatan enzim alfa amilase oleh ekstrak etanol daun

    sambiloto dan terdapat perbedaan efek antara daya hambat acarbose dengan

    ekstrak etanol daun sambiloto.

    SARAN

    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengukur kadar

    andrografolid yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sambiloto. Selain itu, perlu

    juga dilakukan uji lanjut secara in vivo dalam membuktikan bahwa ekstrak etanol

    daun sambiloto dapat menurunkan kadar gula darah pada hewan uji.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, H., Houghton, P.J., dan Soumyanath, A., 2 6. α-Amylase Inhibitory Activity

    of Some Malaysian Plants Used to Treat Diabetes; with Particular

    Reference to Phyllanthus Amarus. Journal of Ethnopharmacology.,

    107(2006), 449-455.

    Al-Asri, J., 2014. Controlling Hyperglycemia: Discovery of Novel Small α-

    Amylase Inhibitors Using Structure-Based Virtual Screening. Freien

    Universität Berlin, Berlin.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014. Peraturan Kepala

    Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12

    Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Badan

    Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta

    Bhutkar, M. A., Bhinge, S.D., Randive, D.S., Wadkar, G.H., and Todkar, S.S.,

    2018. In Vitro Studies on Alpha Amylase Inhibitory Activity of Some

    Indigenous Plants. Modern Applications in Pharmacy and

    Pharmacology., 1 (4), 1-5.

    Chao, W.W. and Lin, B.F., 2010. Isolation and Identification of Bioactive

    Compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chinese

    Medicine., 5 (17), 1-15.

    Dahlan, M. S., 2014. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, edisi 6.

    Epidemiologi Indonesia, Jakarta, pp. 92-99, 110-127.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Parameter Standar Umum

    Ekstrak Tumbuhan Obat. Badan POM Republik Indonesia, Jakarta.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Kebijakan Obat Tradisional

    Nasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia.

    Edisi 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

    Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Pelajar.

    Yogyakarta, pp. 353-361.

    International Diabetes Federation, 2015. IDF Diabetes Atlas. Ed. 7.

    International Diabetes Federation, 2017. IDF Diabetes Atlas. Ed. 8.

    Rais, I.R., Samudra, A.G., Widyarini, S., dan Nugroho, A. E., 2013. Penentuan

    Aktivitas solat Andrografolid terhadap α-Amilase dan α- Glukosidase

    menggunakan Metode Apostolidis dan Mayur. Traditional Medicine

    Journal., 18(3), 162-166.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    S GMA Aldrich. 2 19. Product Specification of α-Amylase, heat-stable-solution,

    for use in Total Dietary Fiber Assay, TDF-100A. URL

    https://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sigma/a3306?lang=en&reg

    ion= ID (accessed 09.10.19).

    Subramanian, ., Asmawi, M. Z., and Sadikun, A., 2 8. n itro α-Glucosidase

    and α-Amylase Enzyme Inhibitory Effects of Andrographis paniculata

    Extract and Andrographolide. Acta Biochimica Polonica., 55 (2), 391-398.

    Sulistyani, N., 2018. Modul 006: Pengembangan Sediaan Obat Tradisional.

    Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jakarta.

    Supardi, S., dan Susyanty, A. L., 2010. Penggunaan Obat Tradisional dalam

    Upaya Pengobatan Sendiri di Indonesia (Analisis Data Susenas Tahun

    2007). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan

    Kesehatan Jakarta., 38 (2), 80-89.

    Thangaraj, P., 2016. Pharmacological Assays of Plant Based Natural Products.

    Springer, United Kingdom, pp. 20, 139-140

    Wardani, N. A. K., 2017. Enzim Alfa Amilase Inhibutor pada Ekstrak Air Kacang

    Merah (Phaseolus vulgaris L.) untuk penanggulangan Diabetes Melitus.

    Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian.1 (2), 50-59.

    Wijaya, H., Novitasari, Jubaidah, S., 2018. Perbandingan Metode Ekstraksi

    terhadap Rendemen Ekstrak Daun Rambai Laut (Sonneratia caseolaris L.

    Engl). Jurnal Ilmiah Manuntung. 4 (1), 79-83.

    Wulandari, L., 2011. Kromatografi Lapis Tipis. Taman Kampus Presindo.

    Jember, pp. 17-18, 26-27, 33, 54-55.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sigma/a3306?lang=en&reg%09ion=%09IDhttps://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sigma/a3306?lang=en&reg%09ion=%09ID

  • 27

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Gambar Serbuk Simplisia Daun Sambiloto dan Ekstrak Etanol

    Daun Sambiloto

    Gambar 2. Serbuk Simplisia Daun Sambiloto

    Gambar 3. Ekstrak Etanol Daun Sambiloto

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman

    Andrographis paniculata Nees. Oleh Fakultas Farmasi UGM

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Lampiran 3. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian CE&BU

    Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis naskah skripsi dengan judul “Uji Aktivitas

    Penghambatan Enzim Alfa Amilase oleh Ekstrak Etanol

    Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees.)

    secara In Vitro” yang memiliki nama lengkap Maria

    Cyrilla Iglesia Adi Nugrahanti, lahir di Yogyakarta, 28

    Oktober 1997. Penulis merupakan putri pertama dari dua

    bersaudara pasangan Bapak Nicansius Esmu Wardoyo

    dengan Ibu Seraphine Neni Trianawati. Pendidikan

    formal yang tempuh oleh penulis yaitu pendidikan

    Sekolah Dasar di SD Kanisius Demangan Baru (2004-2010), pendidikan Sekolah

    Menengah Pertama di SMP Negeri 8 Yogyakarta (2010-2013), dan pendidikan

    Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Yogyakarta (2013-2016). Penulis

    melanjutkan pendidiikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta pada tahun 2016. Semasa menempuh pendidikan sarjana, penulis aktif

    dalam berbagai kepanitiaan dan organisasi atara lain menjadi angota divisi

    Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi

    (2018/2019), anggota divisi konsumsi Pharmacy performance (2016), dan sebagai

    koordinator divisi konsumsi TITRASI (2018). Selain itu penulis pernah menjadi

    asisten praktikum Percikan obat (2018), FTSF (2019), dan Botani Farmasi (2019).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=ANPA2