UIN SYARIF HIDAYATULLAH...

48
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF N-HEKSAN KULIT BIJI JAMBU MONYET (Anacardium occidentale Linn) TERHADAP ENZIM DIHYDROOROTATE DEHYDROGENASE (DHODH) SEBAGAI PENGOBATAN RHEUMATOID ARTHRITIS SKRIPSI NASYIDAH HANNUM HSB 1113102000020 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN SEPTEMBER 2017

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF N-HEKSAN

KULIT BIJI JAMBU MONYET (Anacardium occidentale

Linn) TERHADAP ENZIM DIHYDROOROTATE

DEHYDROGENASE (DHODH) SEBAGAI PENGOBATAN

RHEUMATOID ARTHRITIS

SKRIPSI

NASYIDAH HANNUM HSB

1113102000020

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

SEPTEMBER

2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF N-HEKSAN

KULIT BIJI JAMBU MONYET (Anacardium occidentale

Linn) TERHADAP ENZIM DIHYDROOROTATE

DEHYDROGENASE (DHODH) SEBAGAI PENGOBATAN

RHEUMATOID ARTHRITIS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

NASYIDAH HANNUM HSB

1113102000020

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

SEPTEMBER

2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Nasyidah Hannum Hsb

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Aktif N-Heksan Kulit Biji Jambu

Monyet (Anacardium occidentale Linn) terhadap Enzim

Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH) sebagai Pengobatan

Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis (RA) merupakan gangguan inflamasi kronik di membran

sinovial yang berhubungan dengan kekebalan tubuh. Pencarian senyawa-senyawa

sebagai inhibitor enzim pada penyakit rheumatoid terus dilakukan karena efek

samping hepatotoksisitas, ruam, leukopenia, dan gangguan gastrointestinal. Enzim

Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH) merupakan salah satu target pada

pengobatan RA, DHODH merupakan target essensial pada biosintesis pirimidin.

Kulit biji jambu monyet (Anacardium occcidentale L.) (Anacardiaceae) digunakan

secara tradisional dan ilmiah sebagai pengobatan RA, tetapi belum ada yang

melaporkan aktivitasnya dengan enzim DHODH. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak terhadap enzim DHODH dan memurnikan

senyawa aktif dari kulit biji jambu monyet yang memilki aktivitas inhibisi enzim

DHODH. Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas penghambatan enzim

adalah assay HsDHODH. Pemurnian senyawa dilakukan dengan HPLC dan HPLC

preparatif. Dari hasil penelitian diperoleh 3 fraksi aktif pada konsentrasi 7,5 ppm

dengan nilai inhibisi 77,5%, 57,8% dan 58,8%. Pemurnian senyawa yang diperoleh

menghasilkan puncak yang yang sudah murni.

Kata kunci : Ekstrak kulit biji jambu monyet (Anacardium occidentale L), enzim

Dihidroorotat Dehydrogenase (DHODH), rheumatoid arthritis.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Nasyidah Hannum Hsb

Program study : Pharmacy

Title : Activity Test of Inhibition of Active Fraction N-Hexane of

Cashew Nut Shell (Anacardium occidentale Linn) Against

Enzyme Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH) as

Rheumatoid Arthritis Treatment

Rheumatoid arthritis (RA) is a chronic inflammatory disorder in the immune-related

synovial membrane. The search for compounds as enzyme inhibitors in rheumatoid

disease remaining continues because of adverse effects hepatotoxicity, rashes,

leucopenia and gastrointestinal disorders. Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH)

is one of drug target for RA, DHODH has essential role in pyrimidine biosynthesis.

Cashew nut shell (Anacardium occcidentale L) (Anacardiaceae) is preventing

regulated traditionally and scientificaly as a RA, no reported it’s activity against

DHODH. The aim of this research is to know the activity of inhibition of extract on

DHODH enzyme and to purify the active compound cashew nut shell which has the

activity of DHODH enzyme inhibition. The method used to measure enzyme

inhibitory activity is the HsDHODH assay. The purification of the compound by

HPLC and HPLC preparative. From the research results obtained 3 active fractions at

a concentration of 7.5 ppm with an inhibition value of 77.5%, 57.8% and 58.8%.

Purification of the obtained compound produces a pure peak.

Keywords : Extract cashew nut shell (Anacardium occidentale L), Enzyme

Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH), rheumatoid arthritis.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Uji Aktivitas

Inhibisi Fraksi Aktif N-Heksan Kulit Biji Jambu Monyet (Anacardium

occidentale Linn) terhadap Enzim Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH)

sebagai Pengobatan Rheumatoid Arthritis”. Shalawat beserta salam tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, panutan bagi seluruh umat manusia sampai akhir

zaman.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak sekali tantangan

dan rintangan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, dalam hal perkenankan

saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. M. Payungan Hasibuan dan ibunda Hj.

Mahrani Harahap, yang telah memberikan kasih sayang dan do’a yang tiada

henti yang mengiringi setiap langkah dalam mengiringi perjalanan hidup

ananda, dan dukungan baik moral maupun material. Tiada apapun di dunia ini

yang dapat membalas semua yang telah engkau berikan, semoga segala

amalan dan jerih payah keduanya mendapat balasan yang baik dari Allah

SWT.

2. Bapak Hendri Aldrat, Ph.D., Apt. selaku pembimbing pertama dan bapak

Danang Waluyo, M.Eng. selaku pembimbing kedua, yang telah memberikan

banyak ilmu, arahan dan nasehat serta waktu dalam membimbing mulai dari

proses penelitian hingga skripsi.

3. Dr. Arief Soemantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Dr. Nurmeilis, Apt. selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Eka Putri, M. Si., Apt. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama proses perkuliahan sampai penyusunan

skripsi.

6. Sensei Dr. Daniel Ken Inaoka yang telah membantu dalam proses penelitian.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan ilmu dan

bimbingan selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak dan Ibu staf peneliti Balai Bioteknologi (BPPT) Serpong terkhusus

kepada ibu Eka Siska, S.Si yang telah memberikan ilmu, arahan dan

bimbingan dalam proses penelitian.

9. Kepada Kakak tercinta Patimah Fitrian Sari Hsb dan adik-adik tercinta Rizky

Mawaddah Hsb dan M. Yazid Hsb yang telah memberikan do’a dan dukungan

serta semangat dalam penulisan skripsi ini selesai.

10. Seluruh laboran, Mbak Rani, Ka Walid, Ka Tiwi, Ka Zainab, Ka Rahmadi,

dan Ka Eris yang telah banyak membantu dalam penelitian.

11. Teman-teman penelitian SoulMETE, Irham Pratama Putra, Muzi Latunil

Isma, Nurul Fitria Pakpahan, dan Akbar yang senantiasa berjuang dalam suka

dan duka dalam proses penelitian.

12. Kepada Sahabat sehati yaitu Putri Agni K I, Sri Mardiah Islami, Nurul Fitria

Pakpahan dan Tri Wahyuni.

13. Kepada Hidayana Putri, Aulia Bayu Fitri, M. Zaki Yusuf, Alfathu Amarullah,

yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam penulisan skripsi.

14. Buat yang Terkasih terima kasih do’a dan supportnya.

15. Teman-teman Kac’s yaitu Citra Lilis Anjarwati, Rahma Atikah O P, Muzi

Latunil Isma, Sri Mardiah Islami, Nurul Fitria Pakpahan, Almira

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rosentadewi, teman sekamar Safizah Ummu Harisah yang selalu memberikan

dukungan dan semangat.

16. Seluruh teman-teman Phoenix Farmasi 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalas setiap do’a dan dukungan

yang diberikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Akhir kata kesempurnaan hanya milik-Nya dan kesalahan hanya datang dari

penulis. Dengan penuh kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, September 2017

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN SKRIPSI

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nasyidah Hannum Hsb

NIM : 1113102000020

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi, dengan judul:

UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF N-HEKSAN KULIT BIJI JAMBU

MONYET (Anacardium occidentale Linn) TERHADAP ENZIM

DIHYDROOROTATE DEHYDROGENASE (DHODH) SEBAGAI

PENGOBATAN RHEUMATOID ARTHRITIS

untuk dipublikasi atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library

Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Demikian

pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 15 September 2017

Yang menyatakan

(Nasyidah Hannum Hsb)

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. ........................................................................................... Latar

Belakang ........................................................................................ 1

1.2. ........................................................................................... Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3. ........................................................................................... Tujuan

Penelitian ........................................................................................ 3

1.4. ........................................................................................... Hipotesis ......................................................................................... 3

1.5. ........................................................................................... Manfaat

Penelitian ........................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1. ........................................................................................... Tinjauan

Botani Anacardium occidentale Linn .......................................... 4

2.1.1. ................................................................................... Morfolo

gi Tumbuhan Jambu Monyet ............................................... 5

2.1.2. ................................................................................... Sistemati

ka Tumbuhan Jambu Monyet .............................................. 6

2.1.3. ................................................................................... Nama

Daerah Tumbuhan Jambu Monyet ...................................... 6

2.1.4. ................................................................................... Kegunaa

n Tumbuhan Jambu Monyet ................................................ 6

2.1.5. ................................................................................... Kandung

an Tumbuhan Jambu Monyet .............................................. 7

2.2. ........................................................................................... Rheumat

oid Arthritis ................................................................................... 7

2.2.1. ................................................................................... Definisi

............................................................................................. 7

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2. ................................................................................... Patogene

sis ......................................................................................... 8

2.3. ........................................................................................... Biosintes

is Pirimidin .................................................................................... 9

2.4. ........................................................................................... Enzim

....................................................................................................... 12

2.4.1. ................................................................................... Reaksi

Enzim Dihidroorotat Dehydrogenase (DHODH) ............... 13

2.4.2. ................................................................................... Faktor

yang mempengaruhi Aktivitas Enzim.................................. 14

2.5. ........................................................................................... Enzim

DHODH sebagai Target Obat Rheumatoid Arthritis .................... 16

2.6. ........................................................................................... Simplisi

a .................................................................................................... 18

2.6.1. ................................................................................... Pembuat

an Simplisia.......................................................................... 18

2.7. ........................................................................................... Pemiliha

n Pelarut......................................................................................... 19

2.8. ........................................................................................... Ekstraksi

....................................................................................................... 19

2.9. ........................................................................................... Ekstrak

....................................................................................................... 22

2.10........................................................................................... Metode

Fraksinasi ..................................................................................... 22

2.10.1. Kromatografi Lapis Tipis ................................................ 22

2.10.2. Kromatografi Kolom ...................................................... 23

2.10.3. HPLC (High Performance Liquid Chromatography) ..... 24

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 26

3.1. ........................................................................................... Tempat

dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26

3.2. ........................................................................................... Alat dan

Bahan ............................................................................................ 26

3.2.1. ................................................................................... Alat-alat

............................................................................................. 26

3.2.2. ................................................................................... Bahan

............................................................................................. 26

3.3. ........................................................................................... Prosedur Penelitian......................................................................... 27

3.3.1. ................................................................................... Penyedia

an Sampel ............................................................................. 27

3.3.2. ................................................................................... Determi

nasi Tumbuhan ..................................................................... 27

3.3.3. ................................................................................... Ekstraksi

............................................................................................. 27

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4. ........................................................................................... Metode

Fraksinasi dengan Kolom Kromatografi ........................................ 28

3.5. ........................................................................................... Uji

Aktivitas Ekstrak dan Fraksi inhibisi Enzim DHODH .................. 29

3.5.1. ................................................................................... Penyedia

an Enzim .............................................................................. 29

3.5.2. ................................................................................... Pembuat

an Sampel Uji....................................................................... 29

3.5.3. ................................................................................... Pembuat

an Assay Mix ........................................................................ 30

3.5.4. ................................................................................... Pengujia

n Enzim DHODH................................................................. 30

3.5.5. ................................................................................... Penentua

n Persen Inhibisi................................................................... 30

3.5.6. ................................................................................... Pemurni

an Fraksi dengan HPLC ....................................................... 30

3.5.7. ................................................................................... Persiapa

n Fase Gerak ....................................................................... 30

3.5.8. ................................................................................... Persiapa

n Sampel .............................................................................. 31

3.6. ........................................................................................... Pemurnian Fraksi dengan HPLC Preparatif ................................... 31

3.6.1. ................................................................................... Persiapa

n Fase Gerak ........................................................................ 31

3.6.2. ................................................................................... Persiapa

n Sampel .............................................................................. 31

3.6.3. ................................................................................... Wadah

Penampung Fraksi................................................................ 31

3.7. ........................................................................................... Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Terhadap Reaksi Enzim DHODH .... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 33

4.1. Determinasi Tumbuhan ................................................................ 33

4.2. Penyiapan Sampel ........................................................................ 33

4.3. Ekstraksi ........................................................................................ 34

4.4. Penapisan Fitokimia ...................................................................... 35

4.5. Pembuatan Assay Mix ................................................................... 37

4.6. Uji Aktivitas Inhibisi Ekstrak terhadap Enzim DHODH .............. 38

4.7. Fraksinasi dengan Kolom Kromatografi ....................................... 40

4.8. Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi terhadap Enzim DHODH ................ 41

4.9. Pemurnian Fraksi dengan HPLC ................................................... 42

4.10.Pemurnian Fraksi dengan HPLC Preparatif ................................. 43

4.11.Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi terhadap Enzim DHODH ............... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 50

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 50

5.2. Saran .............................................................................................. 50

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

LAMPIRAN .................................................................................................... 55

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Persen Rendemen Hasil Ekstraksi Kulit Biji Jambu Monyet yang

Diperoleh dari Simplisia Kering 2 kg ........................................... 35

Tabel 4.2. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak n-heksan Kulit Biji Jambu

Monyet .......................................................................................... 36

Tabel 4.3. Hasil Perolehan Bobot dan Konsentrasi Fraksi Kulit Biji Jambu

Monyet .......................................................................................... 46

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kulit Biji Jambu Monyet ................................................................ 4

Gambar 2. Patogenesis Rheumatoid Arthritis .................................................. 8

Gambar 3. Model Sintesis Pirimidin de novo dan salvage ............................. 10

Gambar 4. Biosintesis Pirimidin ...................................................................... 12

Gambar 5. Reaksi Enzimatik DHODH ............................................................ 13

Gambar 6.Efek Inhibisi Biosintesis Pirimidin De novo pada Mekanisme

Limfosit ......................................................................................... 16

Gambar 7. Grafik Aktivitas Ekstrak Kulit Biji Jambu Monyet terhadap

Enzim DHODH ............................................................................. 39

Gambar 8. Grafik Aktivitas Fraksi Kulit Biji Jambu Monyet terhadap

Enzim DHODH ............................................................................. 41

Gambar 9. Hasil Pemurnian Fraksi A2 dengan HPLC Konsentrasi

2000 ppm ....................................................................................... 43

Gambar 10.Hasil Pemurnian Fraksi A2 dengan HPLC Preparatif

Konsentrasi 10.000 ppm ............................................................... 44

Gambar 11.Grafik Aktivitas Fraksi 1-30 terhadap Enzim DHODH ................ 45

Gambar 12.Grafik Aktivitas Fraksi 20-30 terhadap Enzim DHODH .............. 45

Gambar 13.Grafik Aktivitas Fraksi 20-30 terhadap Enzim DHODH .............. 47

Gambar 14.Profil HPLC Nomor Fraksi 24 Konsentrasi 8000 ppm ................. 48

Gambar 15.Profil HPLC Nomor Fraksi 25 Konsentrasi 8000 ppm ................. 48

Gambar 16.Profil HPLC Nomor Fraksi 26 Konsentrasi 1700 ppm ................. 49

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Determinasi Anacardium occidentale L ............................ 55

Lampiran 2. Alur Kerja Penelitian ................................................................... 56

Lampiran 3. Alur Kerja Persiapan Ekstrak Kulit Biji Jambu Monyet ............. 57

Lampiran 4. Alur Kerja Uji Aktivitas Inhibisi Ekstrak dan Fraksi

terhadap Enzim DHODH ............................................................ 58

Lampiran 5. Alur Kerja Fraksinasi Kolom Kromatografi Kulit Biji

Jambu Monyet ............................................................................. 59

Lampiran 6. Alur Kerja Pemurnian Fraksi dengan HPLC ............................... 60

Lampiran 7. Alur Kerja Pemurnian Fraksi dengan HPLC Preparatif .............. 61

Lampiran 8. Alur Kerja Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi terhadap

Enzim DHODH ........................................................................... 62

Lampiran 9. Perhitungan Rendemen Ekstrak Kulit Biji Jambu Monyet ......... 63

Lampiran 10.Perhitungan Pengenceran Konsentrasi Ekstrak dan Fraksi

PengujianAktivitas Inhibisi Enzim DHODH .............................. 64

Lampiran 11.Perhitungan Jumlah Ekstrak dan Fraksi Kulit Biji Jambu

Monyet pada Pengujian Aktivitas Enzim DHODH .................... 63

Lampiran 12.Hasil Uji Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Biji Jambu

Monyet terhadap Enzim DHODH .............................................. 66

Lampiran 13.Hasil Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Kulit Biji Jambu Monyet

terhadap Enzim DHODH ............................................................ 67

Lampiran 14.Hasil Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Kulit Biji Jambu Monyet

terhadap Enzim DHODH ............................................................ 69

Lampiran 15.Perhitungan Persen Inhibisi Hasil Fraksi Ekstrak Kulit Biji

Jambu Monyet terhadap Enzim DHODH ................................... 73

Lampiran 16.Gambar Alat dan Dokumentasi Penelitian ................................. 74

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR SINGKATAN

RA : Rheumatoid arthritis

DHODH : Dihidroorotat dehidrogenase

DMARD’s : Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs

NSAID : Non Steroid Anti Inflammation Drugs

AST/ALT : Aspartate aminotransaminase / Alanin aminotransferase

HPLC : High Performance Liquid Chromatography

DNA : Deoxyribonucleic acid

RNA : Ribonucleic acid

CPS : Karbamoil fosfat sintetase

HCO3- : Bikarbonat

ATP : Adenosina trifosfat

NAD+ : Nikotinamida adenine dinukleotida

UMP : Uridin monofosfat

UDP : Uridin difosfat

UTP : Uridin trifosfat

CMP : Sitidin monofosfat

CDP : Sitidin difosfat

CTP : Sitidin trifosfat

DCIP : 2,6 - Dichlorofenolindofenol

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rheumatoid arthritis adalah gangguan inflamasi kronik yang

berhubungan dengan autoimun dan terjadi pada jaringan sinovial (Wang et al.,

2011). Penyakit arthritis bukan penyakit yang mendapat sorotan seperti

penyakit hipertensi, diabetes atau AIDS, namun penyakit ini menjadi masalah

kesehatan yang cukup mengganggu. Prevalensi rheumatoid di Indonesia

sekitar 24,7% (Kemenkes RI, 2013). Rheumatoid arthritis dapat mulai pada

usia berapa pun (Hochberg et al., 2012).

DMARD’s (Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs) merupakan

obat yang diberikan pada pasien rheumatoid. Obat-obat DMARD yang sering

digunakan pada pengobatan rheumatoid arthritis adalah metotrexat (MTX),

leflunamida. Obat-obat ini memiliki khasiat antiradang kuat dan berdaya

antierosif, artinya dapat menghentikan atau memperlambat proses kerusakan

tulang rawan. Pemberian obat ini dapat diberikan tunggal atau kombinasi

dengan Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID’s) untuk memperkuat

efeknya. DMARD’s bersifat toksik bagi darah dan ginjal juga dapat

mengakibatkan perdarahan pada gastrointestinal, ulserasi mulut dan

hepatotoksik (Subramoniam, Madhavachandran, & Gangaprasad, 2013). Dari

128 pasien yang diberikan terapi DMARD’S menunjukkan bahwa 21 pasien

mengalami efek samping, yang paling sering adalah peningkatan kadar

glukosa hati (AST/ALT) (40,9%), ruam (31,8%), leukopenia (13,6%) dan

gejala ringan seperti mual dan muntah (Sulaiman, Toib, Chandrashekhar, &

Arshad, 2009). Akibatnya banyak penderita rheumatoid arthritis yang beralih

ke pengobatan alternatif seperti obat-obatan yang berasal dari alam.

Strategi pengembangan obat baru dengan menggunakan enzim sebagai

daya hambat adalah dengan mencari senyawa baru yang dapat menghambat

jalur perkembangan penyakit tetapi tidak mengganggu metabolisme manusia.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Salah satu target yang menjanjikan untuk pengembangan obat adalah jalur de

novo biosintesis pirimidin yaitu dengan menggunakan enzim dihidroorotat

dehidrogenase (DHODH). Beberapa penelitian telah dilakukan dalam rangka

meneliti aktivitas inhibisi beberapa senyawa terhadap DHODH pada manusia

(Davis et al., 1996; Shih et al., 2014). Inhibisi enzim DHODH telah

membuktikan khasiat untuk penyakit autoimun, rheumatoid arthritis dan

psoriasis (Walse et al., 2008).

Jambu monyet merupakan tanaman obat Indonesia untuk pengobatan

rheumatoid arthritis (Dalimartha, 2000). Secara tradisional jambu monyet

digunakan masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit seperti obat

diabetes, malaria, demam kuning. Pemanfaatan kulit biji jambu monyet

sebagai pengobatan rheumatoid arthritis, dan pengujian secara lengkap dengan

menggunakan enzim sebagai inhibitor belum pernah diteliti.

Pemanfaatan jambu monyet baik daun, buah dan kulit kayu telah

dilaporkan memiliki aktivitas yang beragam. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh (Pawar & Pal, 2002) bahwa daun jambu monyet memiliki

efek antiinflamasi, seperti yang telah ditunjukkan pada tikus yang edema

diinduksi karagenan. Senyawa tanin terhidrolisis dan non terhidrolisis

diperoleh dari kulit kayu jambu monyet menunjukkan aktivitas antiinflamasi

juga. Mekanisme lain juga menunjukkan efek antiinflamasi melalui inhibisi

nitrat oksida untuk memproduksi sel-sel inflamasi (Olajide et al., 2004).

Pada penelitian ini yang digunakan adalah bagian kulit biji dari

Anacardium occidentale L. Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap ekstrak

n-heksan, etil asetat dan etanol dari kulit biji jambu monyet, menunjukkan

bahwa ketiga ekstrak tersebut positif dapat menginhibisi enzim DHODH yang

berasal dari manusia. Pemurnian senyawa dilakukan dengan kromatografi

kolom, dilanjutkan dengan HPLC dan HPLC preparatif. Hasil fraksi yang

diperoleh dilakukan kembali uji aktivitas inhibisinya sehingga diperoleh

senyawa aktif yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim DHODH.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ekstrak kulit biji jambu monyet memiliki aktivitas inhibisi

terhadap enzim DHODH?

2. Apakah senyawa aktif yang memiliki aktivitas inhibisi enzim DHODH

dari kulit biji jambu monyet dapat dimurnikan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dijelaskan tujuan

penelitian adalah mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak kulit biji jambu monyet

terhadap enzim DHODH dan melakukan pemurnian senyawa aktif dari kulit

biji jambu monyet yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim DHODH.

1.4. Hipotesis

Ekstrak dari kulit biji jambu monyet memiliki aktivitas inhibisi

terhadap enzim DHODH.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti dan manfaat sebagai

salah satu kandidat obat baru pada pengembangan obat rheumatoid arthritis.

Penggunaan kulit biji jambu monyet sebagai obat tradisional, diharapkan

dapat lebih diyakinkan pemakaiannya secara ilmiah dan efektif untuk

mendapatkan kepastian efek obat yang dikonsumsi. Dari penelitian ini

diharapkan pula dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap

pengembangan ilmu pengobatan di negara kita.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Botani Anacardium occidentale Linn

Jambu monyet merupakan sejenis tumbuhan dari suku Anacardiaceae

yang juga termasuk mangga, pistachio, dan beberapa tanaman beracun seperti

bunga oleander dan tanaman jarak. Anacardiaceae terdiri atas 73 genus dan

600 spesies. Jambu monyet memiliki buah sejati berukuran kecil dan keras

yang biasa disebut kacang mete (Duke, 2001). Jambu monyet dikenal juga

dengan nama jambu mete atau jambu mede.

Gambar 1. Kulit biji jambu monyet

Sumber: Dokumentasi pribadi

Jambu monyet merupakan buah berupa pohon yang berasal dari Brasil

Tenggara. Tumbuhan ini menyebar ke seluruh dunia melalui pelaut Portugis

ke India 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke daerah tropis dan

subtropis lainnya seperti Bahama, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik,

Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Biji jambu monyet

memiliki nilai komersial untuk bahan makanan seperti untuk kue, coklat, roti

dan es krim. Oleh karena itu, beberapa daerah terkenal sebagai sentra

penghasil jambu monyet di Indonesia, contohnya Wonogiri, Nusa Tenggara

Barat, dan Sulawesi Utara (Anonim, 2010).

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.1. Morfologi Tumbuhan Jambu Monyet

Daun jambu monyet bertangkai pendek, berbentuk oval, bagian

belakangnya berbentuk lonjong dengan tepi berlekuk dan memiliki goresan.

Daunnya memiliki basis runcing dan ujung membulat, dan melengkung ke

dalam. Daunya sederhana, berwarna hijau kekuningan sampai kecoklatan dan

warna hijau gelap, panjang 4-22 cm dan lebar 2-15 cm. Daunnya memiliki

ujung yang membulat dengan lekukan kecil di tengah, dasar meruncing

(acutus) dan tepi rata (truncatus). Tangkai daun adalah sekitar 3 cm,

menyirip, permukaan daun bagian atas dan bawah halus dan tidak berbulu.

Bunga jambu monyet diproduksi dari panikula yang panjangnya

hingga 26 cm. Bunga jambu monyet memiliki ukuran yang kecil, berwarna

hijau pucat pada awalnya kemudian berubah warna menjadi kemerahan.

Kelopak bunga akut memiliki panjang 7-15 mm, dan mahkota bunga

berwarna putih dengan panjang 6-12 mm. Bunganya memiliki bau yang

harum, berwarna kekuningan, dan ramai di ujung cabang.

Tangkai buah jambu monyet adalah buah aksesori (kadang-kadang

disebut pseudocarp atau buah palsu). Secara visual buah tampak memiliki

struktur oval atau berbentuk buah pir yang berkembang dari pedikel dan

wadah dari bunga jambu monyet. Jambu monyet dikenal di Amerika Tengah

sebagai "Marañón". Buah jambu monyet jika sudah matang akan berwarna

kuning dengan panjang sekitar 5-11 cm. Buahnya dapat dimakan dan

memiliki bau yang kuat dan rasa manis. Pulp dari jambu monyet sangat juicy.

Buah (kacang jambu monyet) adalah berwarna abu-abu, berbentuk ginjal

dengan panjang sekitar 2 cm.

Buah sebenarnya dari jambu monyet adalah berbentuk ginjal atau

sarung tinju. Buah jambu monyet tebal, bijinya berbentuk oval dengan

panjang 2-3 cm. Kulit jambu monyet berwarna putih keabu-abuan.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2. Sistematika Tumbuhan Jambu Monyet

Sistematika tumbuhan jambu monyet adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta

Klas : Magnoliopsida

Subklas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Anacardium

Species : Anacardium occidentale L.

2.1.3. Nama Daerah

Masyarakat Indonesia umumnya mengenal tumbuhan ini sebagai

jambu monyet. Nama daerah tumbuhan ini yaitu: jambu erang, jambu monyet,

jambu mede, jambu mete (Jawa), jambu jipang, jambu dwipa (Nusa

Tenggara), jambu parang, jambu sepal, jambu gayus, jambu seran, janggus

(Kalimantan), jambu dare, jambu sereng (Sulawesi), kanoke, masapana,

buwa yakis, buwa jaki (Maluku) (Dalimartha, 2008).

2.1.4. Kegunaan Tumbuhan Jambu Monyet

Beberapa studi terdahulu telah melaporkan khasiat-khasiat

farmakologis dari jambu monyet. Aktivitas biologis dari tanaman jambu

monyet dilaporkan diantaranya antimikroba, antifungi, antiprotozoa,

pengobatan malaria, antihelmintik, antivirus, pengobatan alergi/inflamasi,

antikanker, antitumor, antidiabetes, pengobatan disentri, pengobatan asma,

pengobatan bronkitis, demam kuning, dan pengobatan infeksi saluran kemih

(BI, David, & Atere, 2005).

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.5. Kandungan Tumbuhan Jambu Monyet

Daun muda jambu monyet mengandung vitamin A, vitamin C, protein,

lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan air. Menurut (Bicalho et al.,

2000) kulit biji jambu monyet mengandung senyawa volatil asam resorsinol,

asam anakardat, karotenoid (α-karoten, β-karoten dan β-cryptoxanthin),

vitamin C, fenol dan tannin. Selain itu, (Paramashivappa, R Kumar, P Phani

Vithayathil, PJ Rao, & Srinivasa., 2001) juga melaporkan bahwa kulit biji

jambu monyet juga mengandung komponen fenolik lain seperti kardol dan

kardanol.

Kulit batang jambu monyet mengandung campuran tanin (terhidrolisa

dan non terhidrolisa) dengan aktivitas antiinflamasi. Akar pohon jambu

monyet telah dilaporkan memiliki potensi hipoglikemik (Egwim, 2005). Buah

jambu monyet mengandung flavanoid volatil aromatik, aldehida, karotenoid,

asam anakardat dan asam askorbat (Assunção & Mercadante, 2003).

2.2. Rheumatoid Arthritis

2.2.1. Definisi

Rheumatoid arthritis (RA) adalah inflamasi autoimun yang paling

umum pada orang dewasa dan terjadi pada jaringan sinovial (Singh et al.,

2016).

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2. Patogenesis

Gambar 2. Patogenesis rheumatoid arthritis (Kumar et al., 2015).

Rheumatoid arthtritis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang

menyebabkan degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang

biasanya mengalami kerusakan adalah membran sinovial yang melapisi

persendian. Inflamasi akan menyebar ke struktur sekitar sendi, termasuk

kartilago artikular dan kapsula sendi fibrosa. Akhirnya, ligamen dan tendon

mengalami inflamasi. Inflamasi ini ditandai oleh akumulasi sel darah putih,

aktivasi komplemen, fagositosis ekstensif, dan pembentukan jaringan parut.

Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun tersebut terutama terjadi

pada jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema,

proliferasi membran sinovial.

Pada inflamasi kronis, membran sinovial mengalami hipertrofi dan

menebal sehingga menyumbat aliran darah dan lebih lanjut menstimulasi

nekrosis sel dan respon inflamasi. Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi

sinovial disertai edema, kongesti vaskular eksudat fibrin dan inflamasi selular.

Peradangan yang berkelanjutan menyebabkan sinovial menjadi menebal

terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.

Pada persendian ini granulasi membentuk pannus atau penutup yang

menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang subkondral. Jaringan granulasi

menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago

artikuler. Kartilago menjadi nekrosis. Pannus akan meghancurkan tulang

rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya menghilangkan permukaan

sendi yang akan mengalami perubahan generatif dengan menghilangnya

elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

Tingkat erosi dari kartilago persendian menentukan tingkat

ketidakmampuan sendi. Pannus ini dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga

menyebabkan inflamasi dan pembentukan jaringan parut lebih lanjut. Bila

kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi di antara permukaan

sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis) sehingga sendi

tidak dapat digerakkan terutama pada sendi tangan dan kaki. Kerusakan

kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen menjadi lemah dan

bisa menimbulkan dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang subcondral

bisa menyebabkan osteoporosis setempat. Lamanya rheumatoid arthritis

berbeda pada setiap orang ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak

adanya serangan.

2.3. Biosintesis Pirimidin (Garrett & Grisham, 2005)

Biosintesis asam nukleat sangat penting sekali dalam proses

kelangsungan hidup manusia khususnya. Dalam biosintesis terjadi proses-

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

proses kompleks. Asam nukleat merupakan polimer besar dengan ukuran

yang bervariasi. Purin utama asam nukleat adalah adenin dan guanin,

sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin dan urasil. Biosintesis asam

nukleat mencakup biosintesis nukleotida purin dan biosintesis nukleotida

pirimidin.

Purin dan Pirimidin ditemukan pada asam nukleat dan nukleotida

DNA dan RNA. Semua sel dalam tubuh dapat mensintesis purin dan

pirimidin. Asam nukleat dari makanan akan dikatabolis menjadi asam urat

(Purin) dan β-alanin atau dapat juga dibentuk β-amino isobutirat (Pirimidin)

dan CO2, NH2 (Marks, Marks, & Smith, 2000).

Pada pengembangan obat penyakit rheumatoid arthtiris target

penghambatan obat yang digunakan adalah biosintesis pirimidin. Salah satu

target pengembangan obat adalah dengan menggunakan inhibisi enzim. Enzim

DHODH adalah katalisis enzim yang mengubah dihidroorotat menjadi orotat.

Dalam pengembangan obat rheumatoid arthritis, enzim DHODH dari manusia

dihambat aktivitasnya sehingga kebutuhan biosintesisnya terhambat.

Gambar 3. Model sintesis pirimidin de novo dan salvage (Huang, Wang,

Collins, Mitchell, & Graves, 2002).

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam penyakit rheumatoid arthritis memenuhi kebutuhan proliferasi

limfosit T sangat bergantung pada ketersediaan biosintesis pirimidin. Pada sel

mamalia, ribonukleotida pirimidin disintesis oleh 2 jalur utama, baik melalui

sintesis de novo dari glutamin, ATP dan bikarbonat atau jalur salvage. Pada

kelainan herediter untuk memenuhi biosintesis pirimidin memerlukan jalur de

novo dan jalur salvage yang sangat meningkat selama proliferasi (Breedveld &

Dayer, 2000). Jalur inhibisi enzim DHDOH pada Plasmodium berbeda dengan

manusia, pada Plasmodium falciparum tidak memiliki jalur salvage sehingga

ketika jalur biosintesis dihambat maka biosintesis pirimidin tidak akan

terpenuhi.

Mekanisme biosintesis pirimidin de novo adalah sebagai berikut:

Karbamoil fosfat untuk biosintesis pirimidin dibentuk oleh karbamoil fosfat

sintetase II (CPS II) enzim ini berada di sitosol, sedangkan (CPS I) adalah

enzim yang berada di mitokondria yang didedikasikan untuk siklus urea dan

biosintesis arginin. Substrat dari CPS II adalah HCO3-, H2O, glutamin, dan 2

ATP yang merupakan langkah pertama.

Langkah kedua yaitu karbamoil fosfat mengalami kondensasi dengan

aspartat untuk membentuk karbamoil-aspartat. Dalam langkah ini tidak ada

masukan ATP karena karbamoil fosfat dikatalisis oleh enzim aspartat

transkarbamoilase.

Langkah ketiga terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan

H2O dari molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dihidroorotat

yaitu senyawa dengan 6 cincin karbon. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim

dihidroorotase.

Langkah keempat terjadi oksidasi dihidroorotat dengan katalisis

dihidroorotat dehidrogenase menghasilkan orotat (pada bakteri, NAD+ adalah

akseptor elektron dari DHODH).

Pada langkah kelima terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada

orotat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan

dihasilkan orotidilat OMP (orotidin monofosfat).

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi

dikarboksilasi orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin monofosfat) yaitu

produk nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.

Gambar 4. Biosintesis Pirimidin (Garrett & Grisham, 2005).

2.4. Enzim

Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular),

yang terdiri atas satu rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida

(Wirahadikusumah, 1989). Enzim berfungsi sebagai katalis atau senyawa

yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Dengan adanya

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

enzim, molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya

menjadi molekul lain yang disebut produk (Garrett & Grisham, 2005).

Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain memiliki

spesifitas tinggi, mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukan produk

samping, produktivitas tinggi dan dapat menghasilkan produk akhir yang

tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek

kerusakan lingkungan (Chaplin & Bucke, 1990).

2.4.1. Reaksi Enzim Dihydroorotat Dehydrogenase (DHODH)

Enzim DHODH merupakan katalisis pada langkah ke empat pada

biosintesis de novo pirimidin. Aktivitas enzim DHODH telah diukur untuk

evaluasi inhibitor sintetis DHODH dengan menggunakan metode assay

DHODH. Mekanisme reaksi enzimatik DHODH sebagai berikut:

*

Gambar 5. Reaksi enzimatik DHODH (Reis, Calil, Feliciano, Pinheiro, &

Nonato, 2017).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada gambar 5 menerangkan bahwa DHODH mengkatalisis oksidasi

dihidroorotat menjadi orotat dan secara bersamaan terjadi juga reduksi dari

ubiquinon menjadi ubiquinol. Elektron yang dilepaskan digunakan DCIP untuk

melakukan reduksi menghasilkan perubahan warna DCIP dari warna biru

menjadi tidak berwarna yang dapat diukur dengan menggunakan

spektrofotometer. Metode ini telah digunakan untuk mengevaluasi inhibisi

sintesis DHODH. Namun, bila digunakan untuk menguji aktivitas DHODH

pada sampel yang secara biologis kompleks yang mengandung membran

mitokondria, komplek rantai respirasi pada matriks membran mitokondria

secara signifikan menghambat reaksi redoks antara DCIP dan DHO (Yin,

Kabashima, Zhu, Shibata, & Kai, 2017) .

Mekanisme inhibitor terhadap enzim DHODH dijelaskan bahwa

inhibitor menghambat enzim DHODH untuk mengkatalisis oksidasi

dihidroorotat sehingga tidak terbentuk produk yaitu orotat dan tidak terjadi

juga reduksi dari ubiquinon menjadi ubiquinol. Perubahan warna dari DCIP

bergantung kepada elektron yang dilepaskan pada saat terjadi reaksi oksidasi

dan reduksi, sehingga semakin banyak elektron yang dilepas maka DCIP akan

menangkap elektron tersebut untuk melakukan reduksi sehingga terjadi

perubahan warna dari biru menjadi tidak berwarna, tetapi apabila elektron yang

dilepas sedikit maka DCIP akan sulit untuk mereduksi sehingga warna dari

DCIP akan tetap yaitu warna biru. Intensitas warna biru yang dihasilkan

bergantung kepada seberapa poten inhibitor menghambat enzim DHODH.

2.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah:

a. Suhu

Enzim dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel

hidup. Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis

enzim akan meningkat seiring dengan naiknya suhu. Reaksi yang paling cepat

terjadi pada suhu optimum (Mayes, Granner, Rodwell, & Martin, 1987). Suhu

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang terlalu tinggi akan menyebabkan enzim terdenaturasi (Poedjiadi &

Supriyanti, 1994).

b. pH

Enzim pada umumnya bersifat amfolitik, yang berarti enzim

mempunyai konstanta disosiasi pada gugus asam maupun gugus basanya,

terutama gugus terminal karboksil dan gugus terminal amino. Perubahan

kereaktifan enzim diperkirakan merupakan akibat dari perubahan pH

lingkungan (Winarno, 1989).

c. Konsentrasi enzim dan substrat

Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan

meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil hidrolisis substrat

akan konstan dengan naiknya konsentrasi enzim. Hal ini disebabkan

penambahan enzim sudah tidak efektif lagi (Reed, 1975).

Kecepatan reaksi enzimatis pada umumnya tergantung pada

konsentrasi substrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi

substrat meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil

hingga tercapai suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi

substrat hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan reaksi (AL Lehninger,

1982).

d. Aktivator dan inhibitor

Beberapa enzim memerlukan aktivator dalam reaksi katalisnya.

Aktivator adalah senyawa atau ion yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi

enzimatis. Komponen kimia yang membentuk enzim disebut juga kofaktor

(Martoharsono, 1997).

Menurut (Wirahadikusumah, 1989), inhibitor merupakan suatu zat

kimia tertentu yang dapat menghambat aktivitas enzim. Pada umumnya cara

kerja inhibitor adalah dengan menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim

tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga fungsi katalitiknya terganggu

(Winarno, 1989).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5. Enzim DHODH sebagai Target Obat Rheumatoid Arthritis

Biosintesis pirimidin dan purin sangat penting untuk metabolisme sel

dan pertumbuhan sel. Jalur ini dianggap sebagai prekursor penting yang

digunakan dalam DNA (timin dan sitosin), RNA (urasil dan sitosin),

glikoprotein dan biosintesis fosfolipid.

Aktivasi

Jalur de novo

DHODH

Pyrimidine pool

CTP, UTP Nukleotida CDP-Lipid

Glikoprotein, glikolipid DNA, RNA Fosfolipid

Adesi, diapedesis Proliferasi Membran seluler

limfosit

Gambar 6. Efek inhibisi biosintesis pirimidin de novo pada mekanisme

limfosit (Herrmann, Schleyerbach, & Kirschbaum, 2000).

Jalur de novo merupakan jalur penghambatan yang sangat penting

untuk pengobatan rheumatoid artritis. Jalur biosintesis pirimidin terdapat

banyak sekali enzim, salah satunya adalah DHODH yang dijadikan sebagai

target pengembangan obat pada penyakit rheumatoid arthritis. Enzim

DHODH merupakan katalisis pada langkah ke empat pada biosintesis de novo

Uridin

Jalur salvage

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pirimidin, yang mana jalur ini merupakan tempat limfosit berproliferasi dan

sel-sel kanker (Munier-Lehmann, Vidalain, Tangy, & Janin, 2013). Enzim

DHODH berada di permukaan luar membran dalam mitokondria pada

mamalia (Jones, 1980).

Dalam patofisiologi rheumatoid arthritis, limfosit T melakukan

proliferasi ke dalam ruang sinovial sehingga memainkan peran penting dalam

peradangan artikular dan kerusakan sendi. Bahkan, autoreaktif dari limfosit

dalam sendi merangsang sel-sel plasma, sel mast, makrofag, dan fibroblas

sinovial untuk menghasilkan mediator inflamasi, yang pada pada akhirnya

akan merangsang degradasi matriks. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

pengobatan yang dapat menghambat enzim DHODH sehingga menghambat

proliferasi limfosit tersebut.

Aktivitas semua enzim dalam jalur de novo dikendalikan secara

alosterik oleh konsentrasi prekursor dan produk. Dua pengamatan

menunjukkan bahwa regulasi sintesis pirimidin sangat sensitif terhadap

langkah katalitik yang dimediasi oleh DHODH. Pertama, limfosit memiliki

lebih sedikit mitokondria daripada kebanyakan sel. Kedua, prekursor

(dihidroorotat) dan produk (orotat) yang dimediasi DHODH harus melintasi

membran mitokondria secara difusi. Kedua faktor ini menyebabkan DHODH

berada pada posisi strategis sebagai langkah kunci dalam mengatur sintesis de

novo (Breedveld & Dayer, 2000).

Hasil inhibisi DHODH adalah terjadi penurunan basa-basa nitrogen

sebagai hasil dari biosintesis pirimidin de novo pada penyakit rheumatoid

arthritis, sehingga terjadi penurunan level uridin untuk mensintesis DNA dan

RNA akibatnya menghambat proliferasi limfosit (Breedveld & Dayer, 2000).

Penghambatan de novo pirimidin menyebabkan limfosit tidak dapat menjalani

klonal ekspansi ketika jalur ini diblokir. Hal ini menyebabkan limfosit tidak

teraktivasi untuk menghasilkan sitotoksin yang berguna untuk proses

inflamasi. Sehingga pembentukan erosi tulang terhambat.

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6. Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan

yang telah dikeringkan (Anonim, 1983 ).

2.6.1. Pembuatan Simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun

tahapan tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu dimulai dari pengumpulan

bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, sortasi kering,

pengepakan dan penyimpanan (Gunawan & Mulyani, 2004).

1. Pengumpulan bahan baku

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran

atau bahan-basan asing lainnya dari bahan simplisia (Prasetyo,

2013) .

3. Pencucian bahan

Pencucian bahan dilakukan untuk menghilangkan tanah dan

kotoran lainnya yang melekat pada simplisia. Pencucian dilakukan

dengan air bersih misalnya dengan air sumur atau air PAM. Cara

sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah

mikroba awal simplisia (Prasetyo, 2013).

4. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses

perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk

mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.

Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau alat mesin perajang

khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan

ukuran yang dikehendaki. Semakin tipis bahan yang dikeringkan,

semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu

pengeringan (Prasetyo, 2013) .

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang

tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang

lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi

enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.

Pengeringan simplisia dengan menggunakan sinar matahari atau

menggunakan alat pengering. Hal-hal yang perlu diperhatikan

selama pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembapan udara,

aliran udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan

(Prasetyo, 2013).

2.7. Pemilihan Pelarut

Keberhasilan dalam menentukan aktivitas biologis dari material

tumbuhan berdasarkan pada pemilihan pelarut yang digunakan dalam proses

ekstraksi. Sifat-sifat dari pelarut dalam ekstraksi tumbuhan terdiri dari

toksisitas yang rendah, mudah untuk diuapkan pada suhu rendah, absorpsi

yang cepat pada tumbuhan, memiliki aksi untuk pengawetan, tidak

menyebabkan ekstrak menjadi kompleks atau terpisah (Tiwari, Kumar, Kaur,

Kaur, & Kaur, 2011)

Faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut yaitu dalam banyaknya

fitokimia yang diekstrak, kecepatan dalam pengekstraksian, perbedaan dari

senyawa yang berbeda yang diekstrak, ekstrak mudah ditangani selanjutnya,

perbedaan dalam penghambatan senyawa yang diekstraksi, toksisitas pelarut

dalam proses bioassay, potensi bahaya kesehatan dari ekstraktan (Tiwari et

al., 2011).

2.8. Ekstraksi

Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional

adalah metode ekstraksi. Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau

zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanaman

dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode

ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya (Harborne, 1987).

Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia

yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip

perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan

mulai terjadi pada lapisan antarmuka kemudian berdifusi masuk ke dalam

pelarut (Harborne, 1987).

Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa

yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu

ditentukan terlebih dahulu. Ada beberapa target ekstraksi, diantaranya (Sarker

& Nahar, 2006):

1. Senyawa bioaktif yang tidak diketahui

2. Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme

3. Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan

secara struktural.

Jenis-jenis ekstraksi Jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan

adalah ekstraksi secara panas dengan cara refluks dan ekstraksi secara dingin

dengan cara maserasi, perkolasi dan alat soxhlet.

Cara-cara ekstraksi (J. B. Harborne & Baxter, 1999)

1. Ekstraksi secara maserasi

Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia

dengan derajat yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi

dengan penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari,

terlindung dari cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu

diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari.

Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak berwarna lagi, lalu

dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan pada tempat yang

tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ekstraksi secara refluks

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi

berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan

cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat

pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari

akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak

dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian

seterusnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali

diekstraksi selama 4 jam.

3. Ekstraksi secara soxhletasi

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara

berkesinambungan. Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih. Uap

penyari akan naik melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi

oleh pendingin tegak. Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif

dalam simplisia. Selanjutnya bila cairan penyari mencapai sifon, maka

seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses

sirkulasi. Demikian seterusnya sampai zat aktif yang terdapat dalam

simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat

pada tabung sifon.

4. Ekstraksi secara perkolasi

Perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia

dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5-5 bagian cairan

penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam.

Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator,

ditambahkan cairan penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24

jam, kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml permenit, sehingga

simplisia tetap terendam. Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup

dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya.

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan

pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan

massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi

baku yang telah ditentukan (Depkes RI, 1995 ).

2.10. Metode Fraksinasi

Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair dengan zat

cair. Fraksinasi dilakukan secara bertingkat berdasarkan tingkat kepolarannya

yaitu dari nonpolar, semi polar, dan polar. Senyawa yang memiliki sifat non

polar akan larut dalam pelarut non polar, yang semi polar akan larut dalam

pelarut semi polar, dan yang bersifat polar akan larut ke dalam pelarut polar

(Harborne, 1987).

Untuk menganalisis senyawa hasil isolasi dengan struktur yang

komplek, pada umumnya membutuhkan materian yang kemurniannya 89-100

%. Jika senyawa berada pada konsentrasi yang tinggi dalam material awal dan

ada standar yang siap untuk pembanding, analisis struktur bias dilakukan

dengan kemurnian material yang rendah dan pemurnian mungkin akan

membutuhkan langkah yang lebih singkat (Cannell, 1998).

2.10.1. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan kromatograsi kolom pada

prinsipnya sama. Apabila suatu cuplikan yang merupakan campuran dari

beberapa komponen yang diserap lemah oleh adsorben akan keluar lebih cepat

bersama eluen, sedangkan komponen yang diserap kuat akan keluar lebih

lama (Hostettmann, Hostettmann, & Marston, 1995).

KLT merupakan suatu teknik pemisahan dengan menggunakan

adsorben (fase stasioner) berupa lapisan tipis seragam yang disalut-kan pada

permukaan bidang datar berupa lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

plastik. Pengembangan kromatografi terjadi ketika fase gerak tertapis

melewati adsorben (Hahn-Deinstrop, 2007).

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran

kecil dengan diameter partikel antara 10-30 μm. Semakin kecil ukuran rata-

rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka

semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang

paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara

mekanisme adsorpsi yang utama pada KLT adalah adsorpsi dan partisi

(Gandjar & Rohman, 2007).

Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak

sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara

menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan

secara menurun (descending)(Gandjar & Rohman, 2007).

Mengidentifikasi noda-noda dalam lapisan tipis lazim menggunakan

harga Rf yang diidentifikasikan sebagai perbandingan antara jarak perambatan

suatu zat dengan jarak perambatan pelarut yang dihitung dari titik penotolan

pelarut zat. Jarak yang ditempuh oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur

dari pusat bercak. Untuk mengidentifikasi suatu senyawa, maka harga Rf

senyawa tersebut dapat dibandingkan dengan harga Rf senyawa pembanding.

Jarak perambatan bercak dari titik penotolan (Sastrohamidjojo, 1991).

2.10.2. Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom digunakan untuk pemisahan campuran beberapa

senyawa yang diperoleh dari isolasi tumbuhan. Dengan menggunakan fase

padat dan fase cair (pelarut organik), maka fraksi-fraksi senyawa akan

menghasilkan kemurnian yang cukup tinggi (Ibrahim, 2000).

Penentuan pelarut terbaik dilakukan dengan uji pendahuluan pada plat

KLT dan kemudian pemisahan dilanjutkan menggunakan kromatografi kolom

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan memperhatikan bahwa penjerap diaktifkan dulu dengan tepat. Jika kita

melakukan pemisahan memakai silika gel, kita harus memakai silika gel

untuk kromatografi kolom (Hostettmann et al., 1995)

Kromatografi cair yang dilakukan dalam kolom besar merupakan

metode kromatografi terbaik untuk pemisahan dalam jumlah besar (lebih dari

1 g). Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan

berupa pita pada bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca,

tabung logam, dan tabung plastik. Pelarut atau fasa gerak dibiarkan mengalir

melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong

dengan tekanan. Pita senyawa bergerak melalui kolom dengan laju yang

berbeda, memisah, dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari atas

kolom (R. J. Gritter, Bobbit, & Schwarting, 1991).

2.10.3. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

HPLC dikembangkan pada akhir tahun 1960-an atau 1970-an. Saat ini,

HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis

dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel.

Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa

organic, anorganik, maupun senyawa biologis; analisa ketidakmurnian

(impurities); analisa senyawa yang tidak muah menguap (non-volatil);

penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan

pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir

sama; pemisahan senyawa-senyawa dengan jumlah sekelumit, dalam jumlah

banyak dan skala proses industri. HPLC merupakan metode yang tidak

destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif

(Gandjar & Rohman, 2007).

Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut

terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati

suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi

dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair secara sukses

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap suatu masalah yang dihadapi membutuhkan penggabungan secara

tepat dari berbagai macam kondisi operasional seperti jenis kolom, fase gerak,

panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom dan

ukuran sampel.

Instrument HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen, yaitu

wadah fase gerak, sistem penghantaran fase gerak, alat untuk memasukkan

sampel, kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gerak, tabung

penghubung, dan suatu komputer atau integrator atau perekam (Gandjar &

Rohman, 2007).

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji ekstrak kulit biji jambu monyet terhadap aktivitas

inhibisi enzim DHODH diperoleh ekstrak n-heksan yang memiliki

inhibisi tertinggi pada konsentrasi 20 ppm dengan nilai 90,3% dan 100

ppm dengan nilai 98,2%.

2. Berdasarkan hasil pemurnian senyawa didapatkan 3 subfraksi aktif kulit

biji jambu monyet yang memiliki aktivitas inhibisi enzim DHODH yaitu

24,25 dan 29 dengan konsentrasi terkecil yaitu 7,5 ppm dengan nilai

77,5%, 57,8% dan 58,8%.

3. Pemurnian senyawa fraksi nomor 24 dihasilkan puncak yang tidak terlihat

kromatogramnya pada panjang gelombang 254 nm.

4. Pemurnian senyawa fraksi nomor 25 diperoleh 1 puncak utama pada

waktu retensi 27,63 menit.

5. Pemurnian senyawa fraksi nomor 29 diperoleh 3 puncak dengan waktu

retensi 27,97 menit; 29,22 menit dan 29,33 menit namun memiliki

intensitas yang rendah.

5.2. Saran

1. Perlu diidentifikasi PDA dari profiling HPLC pada panjang gelombang

yang berbeda untuk menentukan senyawa aktif dari subfraksi 24 kulit biji

jambu monyet.

2. Perlu dilakukan pemurnian skala besar sehingga dapat dilakukan elusidasi

struktur dan konfirmasi LC-MS terhadap subfraksi kulit biji jambu

monyet

3. Perlu dilakukan uji toksisitas subfraksi kulit biji jambu monyet secara dan

in vivo.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1983 ). "Cara pembuatan simplisia". . Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Anonim. (2010). Teknik Budidaya Jambu Mente. Lokakarya, Bandung".

Assunção, R. B., & Mercadante, A. Z. (2003). Carotenoids and ascorbic acid

composition from commercial products of cashew apple (Anacardium

occidentale L.). Journal of Food Composition and Analysis, 16(6), 647-657.

Baraja M. (2008). Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus elastica Nois ex Blume

Terhadap Artemia salina Leach dan Profil Kromatografi lapis Tipis, Skripsi,

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

BI, A., David, O., & Atere, V. (2005). Administration of cashew extracts in the

treatment of some infections and diseases.

Bicalho, B Pereira, AS Aquino Neto, FR Pinto, AC Rezende, & CM. (2000).

Application of high-temperature gas chromatography− mass spectrometry to

the investigation of glycosidically bound components related to cashew apple

(Anacardium occidentale L. Var. nanum) volatiles. Journal of agricultural

and food chemistry, 48(4), 1167-1174.

Breedveld, F., & Dayer, J. (2000). Leflunomide: mode of action in the treatment of

rheumatoid arthritis. Annals of the rheumatic diseases, 59(11), 841-849.

Cannell, R. J. (1998). How to approach the isolation of a natural product. Natural

products isolation, 1-51.

Chaplin, M. F., & Bucke, C. (1990). Enzyme technology: CUP Archive.

Dalimartha, S. (2008). Atlas tumbuhan obat Indonesia (Vol. 2): Niaga Swadaya.

Davis, June P Cain, Gary A Pitts, William J Magolda, Ronald L Copeland, & A., R.

(1996). The immunosuppressive metabolite of leflunomide is a potent

inhibitor of human dihydroorotate dehydrogenase. Biochemistry, 35(4), 1270-

1273.

Depkes RI. (1995 ). materia medika indonesia. jilid IV. Depkes RI.

Duke. (2001). Handbook of Edible Weeds. CRC Press, London, 1.

Gandjar, I. G., & Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 224, 228.

Garrett, R., & Grisham, C. (2005). The synthesis and degradation of nucleotides.

Belmont (CA): Thomson Brooks/Cole, 853-878.

Gaylord Chemical Company. (2007). Dimethyl Sufoxide (DMSO) Solubility Data.

GCC Bulletin 102 B, Los Angels. Halaman 1. .

Gritter, R., J., Bobbits, J. M., and A. E. Schwarting. (1987). Introduction to

Chromatography (Pengantar Kromatografi), Edisi ke-2, diterjemahkan oleh

K.Padmawinata, Bandung: Penerbit ITB.

Gritter, R. J., Bobbit, J. M., & Schwarting, A. E. (1991). Pengantar kromatografi.

Penerbit ITB, Bandung, 6(83), 107.

Gunawan, D., & Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid, 1, 31-

34.

Hahn-Deinstrop, E. (2007). Applied thin-layer chromatography: John Wiley & Sons.

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Harborne. (1987). Metode fitokimia. Edisi ke-2. Padmawinata K, Soediro I,

penerjemah. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Terjemahan dari:

Phytochemical Methods.

Harborne, J. B., & Baxter, H. (1999). The handbook of natural flavonoids. Volume 1

and Volume 2: John Wiley and Sons.

Herrmann, M. L., Schleyerbach, R., & Kirschbaum, B. J. (2000). Leflunomide: an

immunomodulatory drug for the treatment of rheumatoid arthritis and other

autoimmune diseases. Immunopharmacology, 47(2), 273-289.

Hochberg, M. C., Altman, R. D., April, K. T., Benkhalti, M., Guyatt, G., McGowan,

J., . . . Tugwell, P. (2012). American College of Rheumatology 2012

recommendations for the use of nonpharmacologic and pharmacologic

therapies in osteoarthritis of the hand, hip, and knee. Arthritis care &

research, 64(4), 465-474.

Hostettmann, K., Hostettmann, M., & Marston, A. (1995). Cara Kromatografi

Preparatif. Penggunaan Pada Isolasi Senyawa Alam, Penerbit ITB, Bandung.

Huang, M., Wang, Y., Collins, M., Mitchell, B. S., & Graves, L. M. (2002). A77

1726 induces differentiation of human myeloid leukemia K562 cells by

depletion of intracellular CTP pools. Molecular pharmacology, 62(3), 463-

472.

Jones, M. E. (1980). Pyrimidine nucleotide biosynthesis in animals: genes, enzymes,

and regulation of UMP biosynthesis. Annual review of biochemistry, 49(1),

253-279.

Kumar, S. S., Bhosle, D., Janghel, A., Deo, S., Raut, P., Verma, C., . . . Giri, T.

(2015). Indian Medicinal Plants Used for Treatment of Rheumatoid Arthritis.

Research Journal of Pharmacy and Technology, 8(5), 597-610.

Lehninger, A. (1982). Principles of biochemistry (Dasar-dasar biokimia, Jilid 2,

diterjemahkan oleh M. Thenawijaya. 1992). Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lehninger, A. (2000). Dasar-dasar Biokimia Jilid 3 . Thenawijaya M, penerjemah.

Jakarta : Erlangga. Terjemah dari : principles of Biochemistry. .

Marks, D. B., Marks, A. D., & Smith, C. M. (2000). Biokimia kedokteran dasar:

sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC, 91.

Martoharsono, S. (1997). Biokimia Jilid I. UGM Press. Yogyakarta. 91.

Mayes, P. A., Granner, D., Rodwell, V., & Martin, D. (1987). Biokimia harper.

Darmawan, Penerjemah. Terjemahan dari: Harper’s Review of Biochemistry.

EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Meyer, V. R. (2004). Practical High-Performance Liquid Chromatography.

Chichester: John Wiley and Sons Inc. p. 7-8, 15-16, 20-28, 37-38, 52-55, 67-

71.

Munier-Lehmann, H. l. n., Vidalain, P.-O., Tangy, F. d. r., & Janin, Y. L. (2013). On

dihydroorotate dehydrogenases and their inhibitors and uses. Journal of

medicinal chemistry, 56(8), 3148-3167.

Olajide, O., Verena, M., Angelika, M., Mutallib, A., Aduragbemi, D., & Janet, M.

(2004). The effects of some Nigerian plant extracts on nitric oxide production

from Lipopolysaccharide-stimulated raw 264: 7 macrophages. Paper

presented at the A paper presented at the international Society of

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ethnobiology–Ninth international congress at University of Kent, Canterbury

UK 13th–17th June.

Paramashivappa, R Kumar, P Phani Vithayathil, PJ Rao, & Srinivasa., A. (2001).

Novel method for isolation of major phenolic constituents from cashew

(Anacardium occidentale L.) nut shell liquid. Journal of agricultural and food

chemistry, 49(5), 2548-2551.

Pawar, S., & Pal, S. (2002). Analgesic and anti-inflammatory activity of Anacardium

occidentale Root extracts. Hamdard Medicus (Pakistan).

Poedjiadi, A., & Supriyanti, F. T. (1994). Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Prasetyo, E. i. (2013). pengelolaan budidaya tanaman obat (bahan simplisia ).

Reed, G. (1975). Enzymes in Food Processing. Academic Press. New York. 212.

Reis, R. A., Calil, F. A., Feliciano, P. R., Pinheiro, M. P., & Nonato, M. C. (2017).

The dihydroorotate dehydrogenases: Past and present. Archives of

Biochemistry and Biophysics.

Sarker, S. D., & Nahar, L. (2006). An Introduction to Natural Products Isolation.

Series Editor John M. Walker School of Life Sciences University of

Hertfordshire Hatfield, Hertfordshire, AL10 9AB, UK, 1.

Sastrohamidjojo, H. (1991). Kromatografi. Liberty, Yogyakarta, hal, 98-100.

Shih, Kuei-Chung Lee, Chi-Ching Tsai, Chi-Neu Lin, Yu-Shan Tang, & Chuan-Yi.

(2014). Development of a Human Dihydroorotate Dehydrogenase (hDHODH)

Pharma-Similarity Index Approach with Scaffold-Hopping Strategy for the

Design of Novel Potential Inhibitors. PloS one, 9(2), e87960.

Singh, J. A., Saag, K. G., Bridges, S. L., Akl, E. A., Bannuru, R. R., Sullivan, M. C., .

. . Shmerling, R. H. (2016). 2015 American College of Rheumatology

guideline for the treatment of rheumatoid arthritis. Arthritis & Rheumatology,

68(1), 1-26.

Subramoniam, A., Madhavachandran, V., & Gangaprasad, A. (2013). Medicinal

plants in the treatment of arthritis. Ann Phytomedicine, 2, 3-36.

Sulaiman, W., Toib, A., Chandrashekhar, G., & Arshad, A. (2009). The trends of

DMARDS prescribed in rheumatoid arthritis patients in Malaysia. Oman

medical journal, 24(4), 260.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., & Kaur, H. (2011). Phytochemical

screening and extraction: a review. Internationale pharmaceutica sciencia,

1(1), 98-106.

Walse, B. r., Svensson, B., Fritzson, I., Dahlberg, L., Khairoullina, A., Wellmar, U.,

& Al-Karadaghi, S. (2008). The structures of human dihydroorotate

dehydrogenase with and without inhibitor reveal conformational flexibility in

the inhibitor and substrate binding sites. Biochemistry, 47(34), 8929-8936.

Wang, Mengyue Li, Ke Nie, Yuxiao Wei, Yingfang Li, & Xiaobo. (2011).

Antirheumatoid arthritis activities and chemical compositions of phenolic

compounds-rich fraction from urtica atrichocaulis, an endemic plant to China.

Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2012.

Winarno, F. G. (1989). Enzim Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. 155 halaman.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36712/1/NASYIDAH... · ananda, dan dukungan baik moral maupun material. ... Fraksinasi ... 4.4. Penapisan

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Wirahadikusumah, M. (1989). Biokimia: Protein, Enzim dan Asam Nukleat. ITB.

Press. Bandung. 91 halaman.

Yin, S., Kabashima, T., Zhu, Q., Shibata, T., & Kai, M. (2017). Fluorescence assay of

dihydroorotate dehydrogenase that may become a cancer biomarker. Scientific

Reports, 7.