uas_kasus konseling karir

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karir dapat diartikan sebagai suatu perwujudan diri yang bermakna melalui pencapaian sukses dalam perjalanan hidup yang bermakna pula. Seseorang dapat dikatakan telah mencapai karirnya apabila telah menunjukkan perwujudan diri secara optimal dalam perjalanan hidupnya. Keberadaannya dilingkungan kehidupan mendapat pengakuan dan penerimaan dari dirinya sendiri dan orang lain. Pencapaian karir diperoleh melalui upaya individu dengan menyerasikan, menyelaraskan, dan menyeimbangkan aspek-aspek dirinya dengan berbagai aspek dilingkungan kehidupan, kemudian mewujudkannya dalam bentuk nyata. Kesuksesan seseorang dapat diraih melalui usaha yang sungguh-sungguh penuh pengorbanan dan perjuangan. Mereka belajar dan bekerja secara tekun untuk mewujudkan kesuksesan dalam karirnya. Mereka akan merasa senang dalam belajar dan bekerja sesuai dengan dirinya. Mereka bahagia karena lingkungan di sekitarnya dapat menerima diri dan menerima pekerjaannya. Mereka bahagia karena mampu berprestasi dibidang pekerjaan yang dipilihnya. 1

Transcript of uas_kasus konseling karir

Page 1: uas_kasus konseling karir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karir dapat diartikan sebagai suatu perwujudan diri yang bermakna

melalui pencapaian sukses dalam perjalanan hidup yang bermakna pula.

Seseorang dapat dikatakan telah mencapai karirnya apabila telah menunjukkan

perwujudan diri secara optimal dalam perjalanan hidupnya. Keberadaannya

dilingkungan kehidupan mendapat pengakuan dan penerimaan dari dirinya

sendiri dan orang lain. Pencapaian karir diperoleh melalui upaya individu

dengan menyerasikan, menyelaraskan, dan menyeimbangkan aspek-aspek

dirinya dengan berbagai aspek dilingkungan kehidupan, kemudian

mewujudkannya dalam bentuk nyata.

Kesuksesan seseorang dapat diraih melalui usaha yang sungguh-

sungguh penuh pengorbanan dan perjuangan. Mereka belajar dan bekerja

secara tekun untuk mewujudkan kesuksesan dalam karirnya. Mereka akan

merasa senang dalam belajar dan bekerja sesuai dengan dirinya. Mereka

bahagia karena lingkungan di sekitarnya dapat menerima diri dan menerima

pekerjaannya. Mereka bahagia karena mampu berprestasi dibidang pekerjaan

yang dipilihnya.

Untuk memperoleh kesuksesan, biasanya seseorang mempersiapkan

dirinya dengan belajar dan berlatih secara tekun dibidang karir yang

dipilihnya. Mereka berusaha untuk memahami bakat, minat, kepribadian,

nilai, dan peluang-peluang pekerjaan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya mereka mengembangkan bakat, minat, kepribadian, nilai yang

sesuai dengan dirinya dan yang dapat menunjang karirnya.

Dengan kata lain, pencapaian kompetensi siswa yang optimal

diperlukan suatu layanan, bantuan, atau pendekatan terhadap siswa untuk

memecahkan masalah karir, memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-

baiknya antara kemampuan dan lingkungan hidupnya, memperoleh

1

Page 2: uas_kasus konseling karir

keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya. Itu semua dapat

dilakukan melalui bimbingan karir.

B. Tujuan

Observasi ini mempunyai tujuan untuk:

1. Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam

pemilihan program jurusan

2. Menginterpretasikan hasil tes psikologis yang berhubungan dengan

kepribadian, bakat, serta minat siswa

C. Metodologi

Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode, yaitu:

1. Wawancara

2. Studi dokumentasi

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu pelaksanaan : 17 dan 19 Januari 2011

2. Tempat pelaksanaan : SMA Negeri 4 Cimahi

E. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TEORI KARIR JOHN HOLLAND

BAB III PELAKSANAAN KONSELING KARIR

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: uas_kasus konseling karir

BAB II

TEORI KARIR JOHN HOLLAND

1. Teori Karir Jhon Holland sebagai Teori yang berorientasi Traits-Factor

Teori pemilihan karir Hollad merupakan salah satu teori pemilihan karir yang

beorientasi taits (sifat). Traits-Factor (T-F) adalah karakter-karakter, hal-hal

yang ada dalam diri individu. Informasi tentang karakter individu dapat diperoleh

melalui berbagai macam test standar. T-F muncul diprakarsai oleh Frank

Parson. Beberapa entitas psikis yang dipandang menjadi bagian dari traits dan

relatif stabil adalah minat (interest) bakat khusus (special aptitudes), kemampuan

intelektual/belajar/akademik (scholastic aptitudes).

Factor adalah bukti statistik bahwa traits benar-benar ada. Dengan demikian

factor dapat diartikan sebagai traits yang sudah terukur dengan berbagai macam

alat dengan tehnik analisis faktor. Beberapa ahli percaya bahwa traits adalah

entitas yang dapat dipelajari (ada karena proses belajar), meskipun demikian

memiliki kecenderungan menetap. Meskipun demikian traits tidak dapat diukur

secara sangat akurat sebagaimana kondisi mental manusia yang lain.

Beberapa kesimpulan penting tentang traits adalah sebagai berikut (yang

akan menjelaskan hakikat traits). Pertama, setiap individu memiliki

seperangkat traits yang unik yang dapat diukur secara valid dan reliabel (akurat

dan stabil). Kedua, bidang pekerjaan menuntut individu memiliki traits tertentu

untuk mencapai keberhasilan, meskipun individu pekerja yang memiliki traits

dengan rentangan dan jenis karakteristik (kemampuan) yang beragam akan

menuai keberhasilan dalam pekerjaan yang tersedia. Ketiga, memilih pekerjaan

adalah proses yang agak linier/langsung dan mungkin dilakukan dengan

mencocokkan traits yang dimiliki individu dengan tuntutan bidang kerja

tertentu. Keempat, semakin dekat hubungan (sesuai) antara karakteristik

personal (traits) dengan tuntutan kerja, akan semakin besar kemungkinan sukses

kerja yang berupa produktivitas dan kepuasan kerja (productivity and satisfaction)

Dari sekian banyak uraian mengenai teori perkembangan karir yang

dikemukakan oleh John Hollad, salah satu inti terpenting dari teori tersebut adalah

3

Page 4: uas_kasus konseling karir

penjelasan mengenai hubungan antara karakteristik kepribadian dengan

karakteristik lingkungan okupasional. Dalam hal ini bila kita meninjau makna dari

trait-factor itu sendiri, maka dalam teori Holland ini, hubungan antartipe

kepribadian dengan lingkungan okupasional merupakan hubungan traits-factor.

Tipe kepribadian merupakan unsur traits dari teori Holland sedangkan lingkungan

okupasional merupakan unsur factor itu sendiri.

Tarsidi (2008), merangkum tentang hubungan antara tipe/karakteristik

kepribadian (traits) dengan lingkungan okupasional (factor) dalam tabel sebagai

berikut

Gaya Pribadi Tema Lingkungan Okupasional

Agresif, lebih menyukai tugas-tugas pekerjaan konkret daripada abstrak, pada dasarnya kurang dapat bergaul, interaksi interpersonal buruk

Realistic

Pekerja terampil seperti tukang pipa, tukang listrik, dan operator mesin. Keterampilan teknisi seperti juru mesin pesawat terbang, juru foto, juru draft dan pekerjaan servis tertentu.

Intelektual, abstrak, analitik, mandiri, kadang-kadang radikal dan terlalu berorientasi pada tugas

Investigative

Ilmiah seperti ahli kimia, ahli fisika, dan ahli matematik. Teknisi seperti teknisi lab, programmer komputer, dan pekerja elektronik.

Imaginatif, menghargai estetika, lebih menyukai ekspresi diri melalui seni, agak mandiri dan extrovert

Artistic

Artistik seperti pematung, pelukis, dan desainer. Musikal seperti guru musik, pemimpin orkestra, dan musisi. Sastrais seperti editor, penulis, dan kritikus.

Lebih menyukai interaksi sosial, senang bergaul, memperhatikan masalah-masalah sosial, religius, berorientasi layanan masyarakat, dan tertarik pada kegiatan pendidikan

Social

Edukasional seperti guru, administrator pendidikan, dan profesor. Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial, sosiolog, konselor rehabilitasi, dan perawat profesional.

Extrovert, agresif, petualang, lebih menyukai peran-peran pemimpin, dominant, persuasif, dan memanfaatkan keterampilan verbal yang baik

Enterprising

Managerial seperti menejer personalia, produksi, dan menejer pemasaran. Berbagai posisi pemasaran seperti sales person asuransi, real estate, dan mobil.

Praktis, terkendali, bisa bergaul, agak konservatif, lebih menyukai

Conventional Pekerja kantor dan administrasi seperti penjaga waktu, petugas

4

Page 5: uas_kasus konseling karir

tugas-tugas terstruktur dan menyukai aturan-aturan dengan sanksi masyarakat

file, teller, akuntan, operator, sekretaris, petugas pembukuan, resepsionis, dan menejer kredit.

Asumsi dasar teori T-F adalah pilihan karir individu ditentukan oleh

Traits-Factor dan lapangan kerja (occupation). Oleh karena itu bimbingan

karir/vokasional (career/vocational guidance) dilakukan dengan melakukan tiga

model aktivitas. Pertama, analisis diri (personal analysis) yaitu mempelajari

individu dengan cara menggali informasi tentang diri dengan mengandalkan

berbagai alat tes terstandar. Analisis diri individu akan membantu individu

memperolah gambaran diri yang komprehensif. Kedua, analisis pekerjaan (job

analysis) yaitu mempelajari lapangan kerja sehingga individu memperoleh

gambaran tentang ciri-ciri, tuntutan, imbalan yang akan diperoleh, dan segala

resiko yang terkandung, tantangan yang akan dihadapi, trend bidang pekerjaan

mutakhir, dan peluang sukses dalam pekerjaan tertentu. Ketiga,

mengintegrasikan T-F dengan lapangan kerja dengan cara mencocokkan karakter

diri individu dengan lapangan kerja, sehingga individu memiliki dasar yang kuat

dalam menentukan pilihan pekerjaan.

T-F dalam bidang bimbingan dan konseling karir menjadi pendekatan dan

teknik konseling yang dipakai untuk membantu konseli memilih pekerjaan

yang sesuai bagi diri konseli. Meskipun layanan konseling dengan

pendekatan T-F berupa interaksi antar pribadi dalam waktu yang relatif

pendek, pada dasarnya proses analisis diri, analisis dunia kerja, dan

mengintegrasikan hasil analisis diri dan analis lingkungan kerja mengarahkan

konseli pada pilihan karir tertentu tidaklah sesingkat waktu yang dihabiskan oleh

konseli bersama konselor selama proses konseling. Pendekatan T-F sebagai

kerangka pikir juga menjadi dasar pemberian bantuan pendahuluan bagi siswa

untuk melakukan analisis diri, analisis pekerjaan (misalnya kegiatan bimbingan

kelompok yang bertujuan memperoleh gambaran diri vokasional, pemberian dan

eksplorasi informasi karir), dan mengintegrasikannya dalam wujud penentuan

pilihan karir dalam layanan-layanan bimbingan yang kontinue baik berupa

pertemuan individual maupun layanan-layanan lain.

5

Page 6: uas_kasus konseling karir

Dalam proses pembuatan keputusan karir, Holland berasumsi bahwa tingkat

pencapaian dalam sebuah karir ditentukan terutama oleh individual self-

evaluations. Intelegensi dipandang kurang penting dibanding kepribadian dan

minat. Lebih jauh, faktor inteligensi sudah tercakup di dalam klasifikasi tipe-tipe

kepribadian; misalnya, individu yang investigatif pada umumnya cerdas dan

secara alami memiliki keterampilan penalaran analitik dan abstrak. Menurut

Holland, stabilitas pilihan karir sangat tergantung pada dominansi orientasi

personal individu, yang dipengaruhi oleh lingkungannya.

Teori Holland memberikan penekanan pada ketepatan self-knowledge dan

informasi karir yang diperlukan untuk pembuatan keputusan karir. Dampaknya

sangat besar pada prosedur asesmen minat dan prosedur konseling karir.

Implikasinya untuk konseling adalah bahwa tujuan utama konseling adalah

mengembangkan strategi untuk meningkatkan pengetahuan tentang diri, berbagai

persyaratan okupasional dan berbagai macam lingkungan kerja.

B. Proses

Dalam proses konseling karir trait and factor terdapat sejumlah tahapan.

Menurut Williamson (1939b, halaman 214) ada enam tahap dalam proses

konseling karir dalam pendekatan ini yaitu :

1. Analisis. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dari klien tentang

sikap, latar belakang keluarga, tingkat pendidikan, minat dan bakat.

2. Sintesis. Membandingkan dan menyimpulkan data yang telah didapat dari

klien sebagai acuan dalam teknik studi kasus dan tes profil untuk melihat

keunikan dan ciri khas yang di miliki klien.

3. Diagnosis. Dalam tahap diagnosis menguraikan karakteristik dan masalah

klien, dan membandingkan (mencocokan) antara profil individu dengan

tingkat pendidikan dan profil standar jabatan.

4. Prognosis. Mengambil keputusan atas konsekuensi yang akan didapat dari

masalah dan kemungkinan untuk penyesuaian dan untuk mengambil

alternatif tindakan yang menjadi pertimbangan klien.

6

Page 7: uas_kasus konseling karir

5. Konseling atau treatmen. Disini berupa kerjasama antara konselor dan

klien yang mengarah kepada penyesuaian yang diinginkan oleh klien pada

saat ini maupun pada saat yang akan datang.

6. Follow-up atau tindak lanjut. Merupakan pengulangan dari tahapan-

tahapan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan acuan dalam langkah

tindak lanjut dalam penyelesaian masalah yang dihadapi klien, juga

sebagai usaha dalam mengantisipasi timbulnya masalah baru pada klien.

C. Implikasi Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir di

Sekolah

Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karir dan konseling karir

di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal

pendidikan tinggi (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Tekanan yang diberikan pada

pemahaman diri sehubungan dengan beberapa kualitas vokasional yang dimiliki

seseorang dan pada informasi yang akurat mengenai berbagai lingkungan

okupasi, menyadarkan lembaga bimbingan akan tugasnya untuk membantu orang

muda mengenal diri sendiri dan mengenal ciri-ciri lingkungan,  kedua hal ini

sangat diperlukan sebagai masukan dalam memikirkan pilihan okupasi secara

matang (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Alat-alat yang dikembangkan oleh

Holland, yaitu The Occupations Finder dan The Self-directed Search, yang

menanyakan kegiatan/aktivitas yang disukai, berbagai kompetensi yang dimiliki,

bidang-bidang pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri dalam beberapa

keterampilan, harus dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi yang

berlandaskan pada teori yang sama, dengan demikian. orang muda dapat

menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk dipertimbangkan lebih

lanjut (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Cara bekerja ini pada dasarnya

menerapkan suatu pendekatan yang mirip dengan pendekatan Trait and Factor,

namun maju lebih jauh dari pada teori Trait and Factor tradisional (Winkel &

Hastuti, 2005: 639). 

Secara sederhana penerapan teori Holland pada proses bimbingan dan

konseling di sekolah, diantaranya

7

Page 8: uas_kasus konseling karir

1. Individu memiliki sifat-sifat yang berhubungan dengan pilihan karir yang

dapat diukur, maka konselor diharapkan dapat membantunya untuk bisa

memahami diri sendiri, bakat, minat, dan keterampilan yang dimiliki,

sehingga penggunaan instrumen tes psikologis sangat dibutuhkan

2. Konselor harus membantu individu memahami tugas-tugas dan

karakteristik berbagai pekerjaan/jurusan sehingga dapat membedakan dan

menggambarkan pekerjaan-pekerjaan/jurusan-jurusan

3. Membantu individu mempelajari keterampilan dalam mengumpulkan,

memahami, dan menerapkan informasi tentang diri dan program jurusan

untuk mengambil keputusan karir

4. Dalam menunjang keberhasilan layanan bimbingan karir yang didasari

teori John Holland, seorang konselor hendaknya mengusai dan memahami

bagaimana menginterpretasikan hasil tes psikologis yang berhubungan

dengan kepribadian, bakat, serta minat siswa terhadap suatu lingkungan

pekerjaan, sehingga bisa menjelaskan kepada siswa tentang makna dari

hasil tes tersebut dan aplikasinya dalam menentukan pilihan karir.

5. Didasarkan pada belum optimalnya pemanfaatan hasil tes psikologis (tes

kepribadian, bakat, dan minat) dalam rangka pemilihan karir siswa, oleh

karena itu diperlukan suatu pengembangan terhadap instrumen tes dan

form hasil tes psikologis yang khusus mengarah pada bidang pemilihan

karir sehingga bisa lebih menarik, mudah dipahami serta lebih mudah

diaplikasikan oleh siswa itu sendiri.

BAB IIILAPORAN KONSELING KARIR

Biodata Siswa1. Nama Lengkap : Diandra Aditia Pramesti

8

Page 9: uas_kasus konseling karir

2. Jenis Kelamin : Perempuan3. NIS : -4. Kelas : X - 65. TTL : Tangerang, 6 April 19956. Agama : Islam7. Anak ke : 1 dari 3 bersaudara8. Alamat : Jl. Panorama No. 16 Rt. 01 Rw. 06 Bandung9. No Telpon : 08562443018410. Hobi : Online internet, baca, dan jalan-jalan11. Cita-cita : Entertainer12. Pelajaran fav : Bahasa Inggris 13. Pel. tidak disukai : Fisika dan Matematika14. Tinggal dengan : Ayah dan Ibu

Orang Tua1. Nama Ayah : Budi Hendar Gunawan2. Alamat : sda3. Pekerjaan : Wiraswasta4. Pendidikan Terakhir : Diploma

1. Nama Ibu : Kesti Dwi Aruni2. Alamat : sda3. Pekerjaan : Wiraswasta4. Pendidikan Terakhir : Diploma

Indikator

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru bk, teman satu kelas dan

wawancara langsung dengan Diandra

a. Aktif di kelas

b. Memiliki keterampilan sosial yang baik

c. Selalu membuat contekan atau menyontek pada teman saat ulangan fisika

dan matematika

d. Nilai ulangan bagus, kecuali nilai mata pelajaran fisika

e. Jarang mengerjakan tugas (PR) mata pelajaran matematika dan fisika

Rentang Masalah: Saat duduk dibangku SMA, Diandra selalu mendapat nilai

yang kurang dalam setiap ulangan harian, uts, dan uas

matematika maupun fisika. Namun, ketika ditanya oleh guru

9

Page 10: uas_kasus konseling karir

pembimbing, wali kelas dan juga saya mengenai penjurusan di

kelas XI, ternyata Diandra ingin masuk program IPA.

A. Analisis

Diandra anak yang berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Kedua

orang tuanya bekerja. Ayah dan Ibunya seorang wiraswasta. Saat SMP kelas

VIII, Diandra pernah menjabat sebagai bendahara studi tour di kelasnya. Saat

menyetorkan uang studi tour, ternyata uang yang harus disetorkan kurang.

Diandra mengatakan bahwa dia tidak pernah memakai uang studi tour teman-

temannya. Setelah diselidiki, ternyata Diandra salah memberikan uang kembalian

pada temannya. Bukan hanya satu orang, tapi beberapa orang. Sejak saat itu,

Diandra tidak menyukai hal yang berhubungan dengan hitung-menghitung.

Menginjak SMA, mata pelajaran matematika semakin rumit dibandingkan SMP.

Diandra pun semakin tidak menyukai pelajaran matematika, ditambah dengan

fisika yang sangat sulit menurutnya. Orang tua Diandra menginginkan Diandra

masuk program IPA saat penjurusan di kelas XI dan Diandra pun ingin masuk

program IPA karena ada mata pelajaran yang sangat disukainya, yaitu biologi.

Namun di sisi lain, Diandra tidak ingin ‘bertemu lagi’ dengan mata pelajaran

matematika dan fisika.

Praktikan menganalisis hasil psikotes yang pernah diikuti konseli ketika

duduk di kelas X. Dari hasil psikotes tersebut diperoleh data bahwa konseli

memiliki kemampuan umum (intelegensi) ± 120. Minat pekerjaan yang termasuk

kualifikasi tinggi terdapat pada aspek persuasive, dan kualifikasi sedang pada

aspek literary. Kemudian dari bakat terungkap bahwa konseli mempunyai bakat

dalam kemampuan berbahasa yang termasuk kualifikasi tinggi. Secara

keseluruhan saran dari hasil psikotes ini yaitu disarankan konseli untuk masuk

dalam bidang studi bahasa & komunikasi, dan jurnalistik. Dari data psikotes ini,

diperoleh data bahwa kurang ada kesesuaian antara minat konseli dengan hasil

psikotes. Pada aspek kepribadian, kualifikasi tinggi pada aspek affiliation dan

succorance. Ini menandakan bahwa konseli memiliki solidaritas yang tinggi, setia

10

Page 11: uas_kasus konseling karir

kawan dan memiliki kecenderungan untuk memahami serta selalu membantu

orang lain yang kesulitan.

Merujuk pada hasil psikotes, berdasarkan enam perkembangan tipe-tipe

kepribadian Holland, Dian (konseli) termasuk kedalam tipe sosial. Tipe model ini

memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat

membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan

berbicara, bersifat responsif, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius,

membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi,

menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada

perasaan.

Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan

kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat

untuk berkomunikasi dengan orang lain.

B. Diagnosis

Dari indikator yang diperoleh mengindikasikan bahwa minat Diandra

belum terarah dalam pemilihan program jurusan yang sesuai dengan potensi

akademik yang dimilikinya.

C. Prognosis

Analisis SWOT

a. Potensi yang dimiliki konseli

a) Sehat (jarang sakit)

b) Ramah

c) Mudah bersosialisasi

b. Hambatan/kelemahan yang dialami oleh konseli

Tidak menyukai pelajaran menghitung, khususnya fisika

c. Peluang yang ada di lingkungan

Orang tua mendukung pemilihan jurusan yang diinginkan siswa

d. Tantangan yang diperoleh dari lingkungan

11

Page 12: uas_kasus konseling karir

Teman-teman satu gank Diandra mengajaknya untuk masuk jurusan yang

sama dengan mereka yaitu IPS, padahal Diandra tidak berminat masuk

jurusan IPS. Disisi lain Diandra ingin tetap satu kelas dengan ganknya di

kelas XI nanti.

D. Treatment

Bantuan yang mungkin dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap

potensi konseli, hambatan konseli, peluang serta tantangan dari lingkungan yang

disesuaikan dengan kondisi dan berbagai keterbatasan di lapangan, maka didapat

beberapa bantuan yang mungkin dilakukan.

1. Konselor memberikan informasi mengenai jurusan yang dapat dipilih di

kelas XI, mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari pada setiap

jurusan, dan pengetahuan yang perlu dikuasai pada setiap jurusan

2. Konselor menginterpretasikan hasil tes psikologis yang berhubungan

dengan kepribadian, bakat, serta minat konseli. Adapun teknik wawancara

itu. meliputi kegiatan berikut :

a. Mengarahkan atau menasehatkan (Direct advising), konselor

mempunyai alasan untuk percaya akan mendorong kearah masa depan

dan menghindari kegagalan moril yang serius.

b. Bujukan (Persuasion), konselor membujuk siswa memahami implikasi

dan hasil diagnosa untuk langkah berikutnya. Konselor tidak menekan

pilihan siswa tetapi membujuk siswa untuk menghindari

permasalahan baru. Misalnya, jika konseli masuk jurusan IPA, konseli

akan memperoleh kesulitan-kesulitan yang lebih dalam mengerjakan

tugas-tugas untuk mata pelajaran eksak, khususnya matematika dan

fisika.

c. Penjelasan (Explanation), konselor menyelidiki penafsiran arti dari

hasil diagnosa test dan data nontest dalam suatu usaha untuk

meningkatkan pemahaman konseli tentang hasil dan pilihan mereka.

Masing-Masing pilihan karir yang dipertimbangkan oleh konseli

secara sistematis ditinjau dan diproyeksikan ke masa depan yang

12

Page 13: uas_kasus konseling karir

secara psikologis dapat memprediksi kepuasan dan kesuksesan jabatan

dalam kedudukan berbeda.

Konselor berinisiatif dalam proses konseling dengan memperkenalkan

atau memberikan hasil tes (lembar hasil psikotes). Satu hasil tes dihubungkan

untuk mempermudah pilihan karir konseli. Konselor memusatkan perhatian pada

saat wawancara dalam membuat keputusan. Alternatif mana yang akan dipilih

tergantung pada konseli sendiri.

E. Follow up (Tindak Lanjut)

Pada akhrinya konseli menyadari bahwa minat dan bakat konseli bukan

pada bidang science atau eksak, melainkan social. Konselor mendapatkan timbal

balik bawah diagnosa masalah Diandra sebagai pilihan karir yang belum terarah

adalah benar. Lebih jauh, penyedia tes dan informasi lain mengenai diri sendiri

dan informasi program jurusan dalam menyimpulkan sebuah karir muncul

menjadi strategi konseling yang efektif dan tidak langsung bahwa Diandra

meningkatkan fasilitasnya untuk membuat keputusan. Selanjutnya bukan tujuan

eksplisit pada konseling tetapi lebih menjadi sebuah produk yang terdapat dalam

rencana masa depan Diandra.

Tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa setelah

informasi diberikan dan layanan bimbingan karir yang berbasis teori trait and

factor. Tindak lanjut ini membahas:

1. Sesuai atau tidaknya keadaan diri dengan pilihan karir berdasarkan data

2. Siswa menerima kenyataan minta dan kemampuan berdasarkan tipe

kepribadiannya

3. Langkah selanjutnya bagi siswa setelah mengetahui tipe kepribadiaannya

4. Melihat pengaruh informasi yang telah diberikan dengan perilaku

keseharian siswa

5. Melihat pengaruh informasi baru dengan hubungan sosial siswa

6. Siswa dapat memilih alternatif pilihan karir yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya

13

Page 14: uas_kasus konseling karir

BAB IV

KESIMPULAN

14

Page 15: uas_kasus konseling karir

Akhrinya konseli (Diandra) menyadari bahwa minat dan bakat konseli

bukan pada bidang science atau eksak, melainkan social. Pola minat berhubungan

dengan skor dalam intelegensi, sikap khusus dan tes prestasi. Yang mendasari

prinsip sebagai indikator minat adalah kesesuaian antara kemampuan Diandra

dengan kenyataan yang ada sebagai dasar dalam memilih karir.

Sebenarnya proses konseling karir trait and factor terbagi dalam 3

wilayah permasalahan

a. Latar belakang masalah (Kumpulan data diri)

b. Pernyataan masalah (Menginterpretasikan tes)

c. Resolusi masalah (Informasi Program jurusan/pekerjaan)

Bimbingan karir berbasis pendekatan trait and factor akan membantu

siswa dalam berbagai dimensi yang didambakan oleh siswa sendiri yang kerap

kali berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan dalam hidup

untuk menyadari tentang berbagai faktor-faktor seperti sifat-sifat atau ciri-ciri

kepribadian yang akan memberikan corak khas yang melekat pada diri siswa yang

berpengaruh terhadap perkembangan karir serta mengidentifikasi faktor tersebut

dalam pribadinya sendiri yang akan mempengaruhi siswa dalam membuat pilihan

jurusan atau karir secara bijaksana, dan bertanggung jawab serta

mengimplementasikan pilihannya tersebut dalam suatu rencana persiapan jangka

pendek dan panjang.

15