Tutorial Uin

43
Dr. Sylvia, SpM RSUP FATMAWATI

Transcript of Tutorial Uin

Dr. Sylvia, SpM

RSUP FATMAWATI

TU : Mahasiswa mampu melakukan proses anamnesis keluhan yang berkaitan dengan gangguan pada mata.

TK : Mahasiswa mampu melakukan komunikasi efektif untuk mendapatkan keterangan mengenai mata merah dan gangguan penglihatan.

1 Menyapa pasien , menyambut pasien sambil berdiri, memperkenalkan diri sambil menjabat tangan pasien, menyilakan pasien duduk

2 Menunjukkan wajah ramah, Berbasa-basi

3 Suara ramah, vokal jelas, kecepatan cukup, volume cukup, Sikap tubuh condong ke depan, kaki tidak bersilang, Kontak mata dipertahankan 70%

4 Tidak melakukan gerakan/ hal-hal yang tak berhubungan dengan tindakan anamnesis, pertanyaan diajukan satu-persatu , mengajukan pertanyaan terbuka dan mendalam, selain pertanyaan tertutup, melakukan refleksi perasaan bila diperlukan, menunjukkan empati secara verbal dan non-verbal

5 Mendapatkan identitas pasienNama, usia, alamat,pendidikan, suku, status pernikahan, pekerjaan

6 Mendapatkan keluhan utama: Keluhan utama adalah keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat (pada saat dilakukan anamnesa).

7 Menanyakan riwayat penyakit sekarang yang sesuai: - Waktu dan lamanya keluhan berlangsung - Sifat dan beratnya serangan: mendadak, perlahan-lahan, terus menerus, hilang timbul, progresif/tidak - Lokalisasi dan penyebarannya (bila kasus nyeri) - Hubungan dengan waktu ada/tidak - Hubungan dengan aktivitas - Keluhan pertama kali atau sudah berulang - Pertanyaan lain yang spesifik/khas untuk suatu penyakit, misalnya: riwayat perjalanan ke daerah endemis pada - Upaya pengobatan yang telah dilakukan dan efeknya terhadap keluhan

8 Menanyakan keluhan/penyakit penyerta:

- keluhan spesifik/khas lainnya yang sesuai dengan keluhan dan dugaan penyakit sekarang - keluhan/penyakit yang diduga berperan sebagai penyebab dari keluhan utama

- keluhan/penyakit yang diduga sebagai dampak/komplikasi dari keluhan utama

9 Menanyakan penyakit dahulu: (tergantung kasus)

- riwayat penyakit sebelumnya yang diduga berhubungan dengan keluhan atau dugaan penyakit sekarang

- riwayat penyakit yang sama seperti keluhan sekarang

- riwayat penyakit penting lain yang tidak ada hubungannya dengan keluhan sekarang

10 Menanyakan Penyakit Keluarga (tergantung kasus)

- riwayat penyakit yang ada hubungannya dengan keluhan dan dugaan penyakit sekarang - riwayat penyakit degeneratif

11 Menanyakan Riwayat /Keadaan Sosial, dikaitkan dengan keluhan dan dugaan penyakit tertentu

- pola makan dan aktivitas fisik

- kebiasaan buruk: merokok, minum alkohol

- kebiasaan/hal lain yang spesifik untuk penyakit tertentu, terutama yang ada kaitannya dengan keluhan sekarang

- keadaan rumah dan lingkungan, bila ada hubungannya dengan keluhan sekarang

Menanyakan riwayat penyakit sekarang yang sesuai:Anamnesa secara jelas dan tepat segala sesuatu yang akan mendukung diagnosa dan menyingkirkan differential diagnosaDisusun secara sistematis

12 Mengucapkan terima kasih

13 Menuliskan hasil anamnesis ke dalam rekam medik/status pasien

14 Menyebutkan kesimpulan/kemungkinan diagnosis dan menjelaskan tata laksana selanjutnya

Konjungtivitis Akut Baterial

Konjungtivitis Viral

Konjungtivitis Kronis

Konjungtivitis Alergi

BlanoresGonoreaDifteri

FolikulerKataral

Blefarokonjung

KerakotonjEpidemikHarpetik

Demam FaringoKonjungtivitis

New-CastleBlefarokonjung

Trakoma K.VernalK. Flikten

MERAH MERATA

MATA

MATA MERAH

MATA TENANG

VISUS NORMAL (GOL 1 )

MERAH TAK MERATA

EpiskleritisSkleritis

Perd.Subkonjungtiva

PterigiumPsedopterigium

Konjungtivitis FliktenPinguekula iritans

VISUS TURUN (GOL 2 )

KeratitisUlkus KorneaEndoftalmitis

Glaukoma Akut

Iridosiklitis Akut

OftalmiaSimpatika

PanoftalmitisHifema

VISUS TURUN MENDADAK

VISUS TURUN

PERLAHAN

Ablatio RetinaPerdarahan Badan KacaSumbatan A/V. Retina

sentralNeuritis Optikal

Iskermis Optika Neuropati Akut

Gangguan Jalur penglihatan

Retinopati Serosa sentralIntroksikasi Metil Alkohol

Retinopati Eklampsia

Kelainan RefraksiKatarakRetinopatiRetinitis PigmentosaDegenerasi makulaIntoksikasi makulaGlaukoma kronis

TU : Mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah pemeriksaan oftalmoskopi direk dan tonometer

TK : Mahasiswa mampu menerapkan langkah-langkah pemeriksaan, mengetahui indikasi, dan kontraindikasi oftalmoskopi direk dan tonometer sebagai bagian dari penatalaksanaan pasien dengan keluhan penglihatan.

Mengetahui tujuan, indikasi, komplikasi dan kontraindikasi oftalmoskopi direk dan tonometri schiotz.

Dapat melakukan langkah-langkah pemeriksaan oftalmoskopi direk dan tonometri schiotz.

Menggunakan prinsip komunikasi efektif dalam mengkomunikasikan tujuan, langkah-langkah pemeriksaan, dan hasilnya pada pasien.

Menilai kekeruhan media refraksi yaitu kornea, aquos humor, dan korpus vitreus.

Menilai Papil : bentuk, warna, batas, c/d Arteri vena : perbandingan penampang,

penyempitan, dilatasi, crossing, dll Retina : normal atau ada perdarahan,

eksudat, sikatriks, ablasio, degenerasi, dll Makula : refleks fovea normal atau ada

kelainan

Tajam penglihatan tidak dapat

dikoreksi sampai 6/6

Kecurigaan adanya kelainan

segmen posterior

Infeksi segmen anterior (resiko

penularan)

Pemeriksaan dengan pupil lebar

pada :

bilik mata depan dangkal

Tekanan bola mata tinggi

1

Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada pasien

Informasi yang dijelaskan adalah indikasi yaitu pasien dengan keluhan pada mata, kontraindikasinya adalah infeksi atau trauma/ulkus pada mata.

2 Mempersilahkan pasien duduk di tempat yang telah disediakan

3Menyuruh pasien melihat terfiksasi ke satu titik jauh di dinding arah depan. Pasien diminta tidak menggerakkan bola matanya selama pemeriksaan

4 Melakukan setting gigi power dan aperture oftalmoskop

5Melakukan pemeriksaan mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, dengan oftalmoskop dipegang dg tangan kanan dengan jarak dimulai dari terjauh 30 cm

6 Meletakkan tangan kiri pemeriksa ke dahi atau bahu pasien sebagai fiksasi

7Perlahan-lahan mendekat dengan sumbu 15° temporal dari sumbu penglihatan, dengan memutar tombol fokus hingga jelas terlihat papil saraf optik, retina, pembuluh darah retina, dan makula

8 Melakukan pemeriksaan mata kiri pasien dengan prosedur yang sama9 Melakukan pemeriksaan dengan lege artis10 Mengucapkan terima kasih11 Melaporkan dan menuliskan/menggambarkan hasil pemeriksaan ke rekam medik/status pasien

dengan benar

Untuk mengetahui tekanan bola mata (normal 10 – 20 mmHg).

Pasien yang dicurigai kelainan

tekanan bola mata (TIO) seperti :

Peninggian TIO : Glaukoma, Uveitis, Katarak

Hipermatur

Penurunan TIO : Ablatio, perforasi, Uveitis

kronis

Terdapat defek pada permukaan kornea seperti : Erosi kornea Infiltrat kornea Ulkus kornea Perforasi kornea Sikatriks kornea Pterigium yang luas

Infeksi : karena desinfeksi alat yang

tidak benar

Erosi kornea karena sisa alkohol

pada alat atau tindakan tonometri

yang berulang-ulang.

1

Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada pasienInformasi yang diberikan adalah indikasi yaitu pada kasus dengan kecurigaan peningkatan tekanan bola mata, dan komplikasi yaitu erosi kornea.

2Mempersilahkan pasien tidur terlentang atau setengah duduk di tempat yang telah disediakan

3Memasang tonometer dengan beban 5.5 gram dan melakukan desinfeksi tip tonometer dengan swab alkohol dan membiarkannya kering

4 Simulasi anestesi kornea dengan tetes mata pantocain

5Simulasi menyuruh pasien melihat ke satu titik jauh di atap atau kearah ibu jari tangan yang diacungkan ke atas

6 Melakukan pemeriksaan tonometri pada berbagai permukaan7 Simulasi memberikan tetes mata antibiotik pada mata yang diperiksa

8Mencatat hasil pemeriksaan dalam satuan mm Hg dengan merujuk tabel konversi tonometer Schiotz

9 Melakukan pemeriksaan dengan lege artis10 Mengucapkan terima kasih11 Mencatat hasil pemeriksaan dalam satuan mm Hg dengan merujuk tabel konversi tonometer

Schiotz

TU : Mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah pemeriksaan tajam penglihatan .

TK : Mahasiswa mampu menerapkan langkah-langkah pemeriksaan tajam penglihatan sebagai bagian dari penatalaksanaan pasien dengan keluhan penglihatan.

Mengetahui tujuan dan indikasi

pemeriksaan tajam penglihatan

Dapat melakukan langkah-langkah

pemeriksaan tajam penglihatan

Menggunakan prinsip komunikasi efektif

dalam mengkomunikasikan tujuan,

langkah-langkah pemeriksaan, dan hasilnya

pada pasien

INDIKASI

Merupakan pemeriksaan rutin mata. Jadi semua pasien harus dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan kecuali tidak kooperatif.

TUJUANUntuk menilai tajam penglihatan normal atau tidak

Mempergunakan kartu snellen Tajam penglihatan : baris terakhir yang dapat

dibaca dengan benar semuanya. Kalau ada salah (f) <1/2 jumlah huruf dalam

baris tersebut, visus sesuai baris tersebut ditambah berapa salah (f1, f2).

Kalau ada salah (f) >1/2 jumlah huruf dalam baris tersebut, visus sesuai baris diatasnya.

Kalau tidak dapat membaca huruf terbesar pada kartu snellen, pemeriksaan visus tanpa kartu snellen.

Menggunakan Hitung jari (CF / Counting Finger)Hitung jari jarak 1 meter visus 1/60

diteruskan 2 meter, 3 meter, sampai 5 meter.

Menggunakan Hand Movement ( Gerakan tangan) Pasien hanya mengetahui arah gerakan

tangan, visus 1/300 Menggunakan Sinar (Light Perception)

Pasien hanya mengetahui ada atau tidak cahaya lampu senter, visus 1/~

Visus 1/~ proyeksi baik atau proyeksi jelek

1Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada pasien

2Mempersilahkan pasien duduk di tempat yang telah disediakan, 6 meter dari snellen chart, dengan pencahayaan cukup

3Menyuruh pasien menutup mata kiri dengan occluder atau telapak tanganApabila pasien biasa memakai kacamata biarkan pasien memakai kacamatanya

4

Meminta pasien menyebutkan obyek yang ditunjuk pada Kartu Snellen/E chart/ Autochart projector dari obyek terbesar sampai terkecil yang masih bisa dibaca. Untuk E chart pasien diminta menyebutkan arah huruf E

5 Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole occluder bila visus 6/12 atau kurang

6

Mengetahui prosedur bila pasien tidak bisa melihat objek terbesar pada chart. Jarak diperkecil menjadi 2 m, penghitungan jari (CF 1m: 1/60), lambaian tangan (HM: 1/300), membedakan gelap-terang saja (LP: 1/~), atau visus nol (No Light Perception)

7 Mengulang prosedur pemeriksaan untuk mata kiri 8 Mengucapkan terima kasih9 Melaporkan dan menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam medik/status pasien dengan

benar

TU :

Mahasiswa mampu menulis resep obat

topikal untuk mata .TK :

Mahasiswa mampu menulis resep obat

topikal untuk mata dengan

menggunakan bahasa resep dalam

bahasa Latin .

1 Memilih sediaan obat2 Menghitung dosis/jumlah obat3 Mampu menulis resep (sesuai bagian-bagian resep) a. Superscriptio b. Inscriptio c. Subscriptio d. Signatura4 Edukasi kepada pasien dengan menjelaskan jenis dan khasiat

obat yang diberikan, cara pemakaiannya, dosis, dan lama pengobatan.

5 Tulisan rapi dan jelas

LENGKAP : Nama, alamat, No SIP Dokter Tanggal penulisan resep Nama setiap/komponen obat Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep Paraf dokter penulis resep Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung

obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum, atau bila meresepkan obat gol. opioid

 JELAS Tulisan terbaca Tulisan nama obat yang betul Tulisan nama obat sempurna

Codein → Codein HCl/FosfatLuminal → Luminal Na

Obatnya tepat

Dosisnya tepat

Bentuk sediaan obat yang tepat

Waktu yang tepat

Cara pemakaian yang tepat

Penderita yang tepat.

1. Superscription Mencantumkan tanggal resep dibuat,nama, alamat dan usia

pasien, dan symbol R/ (singkatan dari “recipe”, atau ambilah). 2. Inscription

mencantumkan nama obat, kuantitas/banyaknya kandungan utama obat yang diresepkan (termasuk bahan adjuvant, dan vehikulum), dosis dan bentuk sediaan obat, misalnya tablet, suspensi, kapsul atau sirup.

3. Subscription Bagian resep yang menyatakan petunjuk spesifik untuk farmasis

tentang cara membuat obat. Contohnya : m f pulv da in caps4. Signatura

artinya menulis, membuat atau melabelkan. Bagian ini menyatakan petunjuk cara minum obat bagi pasien. Umumnya tertulis dalam bahasa Latin, contohnya : S 3 d d tab 1. Bagian ini mencakup paraf dokter.

dr. Gilman

Jl. Kertamukti no 1

Tlp : 7123456

SIP : 678890________

No. 2 Jakarta, 2 Maret 2011

R/ Kloramfenikol eye drops fls No. I

S 4 dd gtt I ODS ____ paraf

Pro: Tn. Fulan

Umur: 25 tahun

Alamat : Jl. Kertamukti no 3

Tanda R/ segera :

Cito : segera

Urgent : penting

Statim : penting

Pim : periculum in mora : berbahaya bila ditunda (dapat menyebabkan

kematian)

Tanda-tanda ini ditulis di sebelah atas dari blanko resep

Tanda resep diulang, ditulis iter. Contoh iter 3x, artinya resep

dapat dilayani 1 resep asli ditambah 3 kali ulangan, jadi totalnya 4

kali mengambil obat.

Tanda resep tidak boleh diulang, ditulis “ni” atau “ne it” (ne

iteretur), di bagian atas blanko resep.