Tutorial Meningitis
-
Upload
niya-kurniya -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
description
Transcript of Tutorial Meningitis
JOURNAL READING
TUTORIALMENINGITIS
Disusun oleh :
Mualimatul Kurniyawati01.211.6451
Fakultas Kedoteran
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
2015
Definisi dari meningitis adalah infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan spinal cord (Meningitis Foundation of America). Mengetahui meningitis disebabkan oleh bakteri atau virus dapat membantu dalam menentukan keparahan penyakit dan pengobatannya. Viral meningitis biasanya kurang parah dan dapat sembuh tanpa pengobatan spesifik, sementara bacterial meningitis biasanya cukup parah dan dapat menimbulkan kerusakan fungsi otak (Meningitis Foundation of America).
DEFINISI
ETIOLOGI
Meningea terdiri dari tiga
lapis, yaitu:
Pia meter :
Bagian terdalam, lapisan
piameter masuk kedalam
celah otak untuk menyedia-
kan dan mengarahkan pembuluh darah di otak.
ANATOMI FISIOLOGI
Arachnoid :
Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter :
Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.
Cont
Aliran cairan serebrospinal dari pembentukan sampai penyerapan di sinus dura
Meningitis Jamur
Meningitis oleh karena jamur merupakan penyakit yang relatif jarang ditemukan, namun dengan meningkatnya pasien dengan gangguan imunitas, angka kejadian meningitis jamur semakin meningkat.
Sebagai contoh, jamur tidak langsung dipikirkan sebagai penyebab gejala penyakit / infeksi dan jamur tidak sering ditemukan dalam cairan serebrospinal (CSS) pasien yang terinfeksi oleh karena jamur hanya dapat ditemukan dalam beberapa hari sampai minggu pertumbuhannya
Etilogi dari meningitis jamur antara lain:
1. Cryptococcus neoformans
2. Coccidioides immitris
TIPE MENINGITIS
DIAGNOSIS
Tes CRAG (Serum Cryptococcal Antigen)
Tes yang disebut CRAG mencari antigen ( sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasil pada hari yang sama.
Meningitis Viral/ Meningitis Aseptik
Terjadi sebagai akibat dari penyakit yang disebabkan oleh virus seperti campak, mumps, herpes simpleks, dan herpes zooster.
Tidak terbentuk eksudat dan pada pemeriksaan cairan serebrospinal(CSS) tidak ditemukan adanya organisme.
Inflamasi terjadi pada korteks serebri, dan lapisan menigens
Terjadinya kerusakan jaringan otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada herpes simpleks, virus ini akan mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis virus lain bisa menyebabkan gangguan produksi enzim neurotransmiter, dimana hal ini akan berlanjut terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologis
Meningitis Bakterial
Meningitis bakterial merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang susunan saraf pusat, mempunyai resiko tinggi dalam menimbulkan kematian, dan kecacatan. Meningitis bakterial selalu bersifat purulenta , diagnosis yang cepat dan tepat merupakan tujuan dari penanganan meningitis bakteri
Gejala :
Demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang terus-menerus, kaku kuduk, kesadaran menurun, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum, rasa nyeri pada punggung serta sendi.
Etiologi dari meningitis bakterial antara lain :
1. S. pneumonie
2. N. meningitis
3. Group B streptococcus atau S. agalactiae
4. L. monocytogenes
5. H. influenza
6. Staphylococcus aureus
Meningitis Tuberkulosa
Terjadinya meningitis tuberkulosa bukan karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid.
Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel.
Etiologi dari meningitis tuberkulosa adalah Mycobacterium tuberculosis
TANDA DAN GEJALA
Perbedaan meningitis bacterial, viral, dan jamur
Perbedaan Encephalitis dan Meningitis
Secara umum patofisiologi dari meningitis adalah sebagai berikut
Agen penyebab
Invasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darah
Bermigrasi ke lapisan subarakhnoid
Respon inflamasi di piamater, arakhnoid, cairan serebrospinal, dan ventrikuler
Eksudat menyebar di seluruh saraf kranial dan saraf spinal
Kerusakan neurologis
PATOFISIOLOGI
BTA masuk tubuh
Tersering melalui inhalasi, jarang pada kulit, saluran cerna
Multiplikasi
Infeksi paru/focus infeksi lain
Penyebaran homogen
Meningens
Membentuk tuberkel
BTA tidak aktif/dorman
Bila daya tahan tubuh lemah
Ruptur tuberkel meningen
Pelepasan BTA ke ruang subarakhnoid
Meningitis
Terjadi peningkatan inflamasi granulomatus di leptomeningen (piamater dan arakhnoid) dan korteks serebri di sekitarnya menyebabkan eksudat cenderung terkumpul di daerah basal otak
1.Meningitis Tuberkulosa
2.Meningitis Viral
Bakteri dalam SSP akan mengaktifkan sel lain seperti mikroglia, yang dapat mensekresi IL-1 dan TNF [tumor necrosis factor] alpha yang akan dipertahankan sebagai antigen dan dalam jalur imunogenik ke limfosit. Reaksi imun intra SSP ini memicu sebuah sirkulus sejak perangsangan netrofil untuk melepaskan protease dan mediator toksin lain seperti radikal bebas O2, yang selanjutnya akan meningkatkan jejas inflamasi pada sawar darah otak, sehingga memudahkan lebih banyak bakteri dan netrofil yang berada pada sirkulasi untuk masuk ke cairan serebrospinalis. Akhirnya respon inflamasi yang timbul pada meningitis bakterial akan mengganggu Sawar Darah Otak [Blood Brain Barier], menyebabkan vasogenik edema, hidrosefalus dan infark serebral.
3. Meningitis Bakterial
Sedangkan mekanisme bagaimana bakteri dapat menembus sawar darah otak sampai saat ini belum jelas. Adanya komponen dinding sel bakteri yang dilepaskan kedalam cairan serebrospinal merangsang produksi dari sitokine inflamasi seperti Interleukin 1 dan 6, prostaglandin dan TNF. Semua faktor inilah yang barangkali menginduksi terjadinya inflamasi dan kerusakan sawar darah
otak.
Pada infeksi Cryptococcal jaringan menunjukkan adanya meningitis kronis pada leptomeningen basal yang dapat menebal dan mengeras oleh reaksi jaringan penyokong dan dapat mengobstruksi aliran likuor dari foramen luschka dan magendi sehingga terjadi hidrosepalus.
4. Meningitis Jamur
DIAGNOSIS
Anamnesa
Px. Fisik
Pemeriksaan Kaku Kuduk
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.
Pemeriksaan Rangsangan Meningeal
2. Kernig Sign
Pasien berbaring terlentang, tangan
diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi
panggul kemudian ekstensi tungkai bawah
pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa
nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi
sendi lutut tidak mencapai sudut 135
(kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna)
disertai spasme otot paha biasanya diikuti
rasa nyeri.
3. Brudzinski I ( Brudzinski Leher)
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher.
4. Brudzinski II ( Brudzinski Kontra Lateral Tungkai)
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.
5. Brudzinski III (Brudzinskis Check Sign)
Pasien tidur terlentang tekan pipi kiri kanan dengan kedua ibu jari
pemeriksa tepat di bawah os ozygomaticum.
6. Brudzinski IV (Brudzinskis Symphisis Sign)
Pasien tidur terlentang tekan simpisis pubis dengan kebua ibu jari tangan pemeriksaan.
1. Lumbal Punksi:
Untuk membedakan meningitis bakterial, tuberkulosa,
viral dan jamur
Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Darah
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.
Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.
Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.
3. Pemeriksaan Radiologis
a. Pada meningitis purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal) dan foto dada.
b. Pada meningitis serosa dilakukan foto dada, foto kepala, dan bila mungkin dilakukan CT Scan.
TERAPI
Meningitis dapat diobati dengan obat antijamur seperti amfoterisin B, flukonazol dan flusitosin. amfoterisin B adalah yang paling manjur, tetapi obat ini dapat merusak ginjal. Obat lain mengakibatkan efek samping yang lebih ringan, tetapi kurang efektif memberantas kriptokokus.
Jika meningitis didiagnosis cukup dini, penyakit ini dapat diobati tanpa memakai amfoterisin B. Namun, pengobatan umum adalah amfoterisin B untuk dua minggu diikuti dengan flukonazol oral (pil). Flukonazol harus dipakai terus untuk seumur hidup. Tanpa ini, meningitis kemungkinan akan kambuh.
Meningitis Jamur
Tumor otak
Abses otak
Encephalitis
Diagnosis Banding
a. cairan subdural.
b. Hidrosefalus.
c. Sembab otak
d. Abses otak
e. Pneumonia (karena aspirasi)
g. Koagulasi intravaskuler menyeluruh.
Komplikasi
Umur penderita.
Jenis kuman penyebab
Berat ringan infeksi
Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
Adanya dan penanganan penyakit
Prognosis
TERIMAKASIH