TUTER MIKOLOGI
-
Upload
medina-fadlilatus-syaadah -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of TUTER MIKOLOGI
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
1/12
Rhi zopus oryzae
Oleh:
Fuji Maghfiroh B1J011037
Annisa Rahmawati B1J011039
Medina Fadilatus S B1J011045
TUGAS TERSTRUKTUR MIKOLOGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
2/12
I. PENDAHULUAN
Menurut Diah Aryulina dalam bukunya Biologi 1 SMA dan MA untuk
Kelas X 2006: 118,dikatakan bahwa jamur adalah organisme eukariotik dengan
dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil untuk
melakukan fotosintesis. Jamur menyerap zat organik dari lingkungannya. Sebelum
diserap, zat organik kompleks akan diuraikan menjadi zat organik sederhana oleh
enzim yang dikeluarkan jamur.
Menurut Eva Latifah Hanum dalam bukunya Biologi SMA dan MA X
2009: 134, dikatakan bahwa bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur
tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil
sehingga tidak mampu berfotosintesis. Dengan demikian, jamur merupakan
organisme heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya
dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum
mengabsorbsi makanan yang masih berupa senyawa kompleks, ia mensekresikan
enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment untuk menguraikannya lebih dahulu di
luar selnya. Jamur ada yang hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit.
Selain itu, ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme.
Sebagai parasit, jamur mengambil makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis
ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung
dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil makanan dari sisa-sisa
organisme lain yang telah mati. Jamur yang bersimbiosis, mengambil nutrisi
berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan zat
tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut. Jamur dapat berkembang biak secara
aseksual dan seksual. Meski demikian, perkembangbiakan secara seksual lebihmendominasi karena dilakukan hampir semua jamur.
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam
pembuatan tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin
dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzaemempunyai kemampuan
mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur
ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986),
Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
3/12
lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga
jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan
jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi
kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH
dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
4/12
II.PEMBAHASAN
Menurut Drs. Sudjino dalam bukunya Biologi Kelas X 2005: 151,
dikatakan bahwa tanpa kita sadari tempe yang kita makan mengandung jamur.
Setelah hari pertama pembuatan tempe, mulailah muncul benang-benang halus
berwarna putih. Hari berikutnya, benang-banang tersebut semakin menebal dan
biji kedelai tidak nampak lagi. Benang-banang putih pada tempe itu sebenarnya
adalah hifa. Hifa-hifa tersebut tumbuh bercabang-cabang sehingga menyerupai
kapas. Jamur yang berperan dalam pembuatan tempe tersebut merupakan salah
satu dari jamur Rhizopus yang tergolong dalam Divisi Zygomycotina. Nama
Zygomycotina berasal dari istilah zigosporangium yaitu badan penghasil spora
(zigospora). Zigospora merupakan spora istirahat yang memiliki dinding tebal.
Menurut D dan L Foods dalam artikelnya Tempe 2009:1, dikatakan
bahwa ragi yang digunakan dalam pembuatan tempe adalah Rhizoporous oryzae.
Ini adalah jamur berjenis filamentous, dan bukan dari jenis bakteri. Jamur jenis ini
adalah jamur baik. Jamur ini memainkan peranan penting pada mencerna dini
sebagian besar protein kedelai, merubah protein menjadi asam amino yang
menjadikan tempe mudah dicerna oleh manusia. Jamur ini juga menghasilkan
ensim phytase yang mengurai phytase pada kedelai. Dengan demikian, membantu
penyerapan lebih optimal untuk mineral seperti zinc, zat besi dan kalsium pada
pencernaan manusia.
Rhizopus termasuk jamur berfilamen. Jamur berfilamen sering disebut
kapang. Rhizopus merupakan anggota Zygomycetes. Anggota Rhizopus yang
sering dipakai dalam proses fermentasi makanan adalahRhizopus oligosporus dan
Rhizopus oryzae. Kedua kapang ini sering digunakan dalam produk fermentasi diIndonesia. Rhizopus oryzae memiliki karakteristik, yaitu miselia berwarna putih,
ketika dewasa maka miselia putih akan tertutup oleh sporangium yang berwarna
abu-abu kecoklatan. Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid,
sporangiofor, dan sporangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang menyerupai
akar (tumbuh ke bawah). Sporangiofor adalah hifa yang menyerupai batang
(tumbuh ke atas). Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat.
Suhu pertumbuhan optimum adalah 30C (Rahmi, 2008).
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
5/12
Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae yaitu koloni
berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon halus atau sedikit kasar
dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan, sporangiofora tumbuh dari stolon
dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5
sporangiofora), rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama
dengan sporangiofora, sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila
telah masak, kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar,
spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder, suhu optimal untuk
pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat
yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto
dan Slamet, 1989).
Koloni Rhizopus oryzae yang ditumbuhkan pada Sabouraud's dextrose
agar tumbuh cepat pada suhu 25C, panjang 5-8 mm, berbentuk seperti kapas
putih awalnya kemudian menjadi abu-abu kecoklatan dan abu-abu kehitaman
tergantung pada jumlah sporulasi. Sporangiospora mencapai panjang hingga 1500
m dan lebar 18 m, berdinding halus, tidak bersepta, tunggal atau bercabang,
tumbuh dari stolon berlawanan dengan rhizoid. Sporangia berbentuk globus,
hitam keabu-abuan, terlihat seperti bubuk, diameter mencapai 175 m dan
mengandung banyak spora. Kolumela dan apofisis bersama-sama berbentuk
globosa, subglobosa atau oval, panjang mencapai 130 m dan segera pecah
berbentuk seperti payung setelah spora terlepas keluar. Sporangiospora berbentuk
bulat, subglobosa mendekati elipsoidal, dengan kepadatan pada permukaan, dan
panjang mencapai 8 m. Rhizopus oryzae tidak tumbuh pada 45C, tumbuh baik
pada 40C (Ellis, 1997).
Menurut Sitoresmi Triwibowo dalam bukunya Cermin Dunia kedokteran
1996: 53, dikatakan bahwaRhizopus oryzaemenghasilkan enzim-enzim protease.
Perombakan senyawa kompleks protein menjadi senyawa-senyawa lebih
sederhana adalah penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah satu
faktor utama penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang
memiliki nilai cerna amat tinggi.
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
6/12
Menurut Cillperqueen dalam artikelnya zygomycotina 2010:7, dikatakan
bahwa Rhizopus yang terdapat pada ragi tempe mempunyai daya untuk memecah
putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam pembuatan tempe dan
oncom. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan
dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut
akan membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe. Selain pada tempe,
jamur ini juga dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembab.
Klasifikasi Rhizopus oryzae menurut Germain (2006) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species :Rhizopus oryzae
Ciri-ciri Rhizopus oryzae secara umum, antara lain ialah hifa tidak
bersekat (senositik), hidup sebagai saprotrof, yaitu dengan menguraikan senyawa
organik. Pembuatan tempe dilakukan secara aerobik. Reproduksi aseksual
cendawan R. oryzae dilakukan dengan cara membentuk sporangium yang di
dalamnya terdapat sporangiospora. Pada Rhizopus oryzae terdapat stolon, yaitu
hifa yang terletak di antara dua kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium).
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk
progamentangium. Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah
terbentuk gamentangium, akan terjadi penyatuan plasma yang disebutplasmogami. Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang kemudian
tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan
penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi
sporangium kecambah. Di dalamsporangium kecambah setelah meiosis akan
terbentuk spora (+) dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa
(+) dan hifa (-).
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
7/12
PERANAN
PeranRhizopus oryzaeadalah sebagai bahan pangan dan penghasil enzim.
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam
pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi
karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat
(Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai
kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino
(Septiani, 2004). Selain itu jamurRhizopus oryzaemampu menghasilkan protease
(Margiono, 1992).
Jamur Rhizopus oryzae juga sering digunakan sebagai starter dalam
pembuatan berbagai jenis keju. Agar tumbuh pada susu, kultur starter harus
mampu untuk memfermentasikan laktosa, menghasilkan asam amino dari proses
proteolisis. Peran utama jamur dalam pembuatan keju adalah mempertajam cita
rasa dan aroma, serta sedikit memodifikasi penampakan tekstur tahu keju.Tempat
hidupRhizopus Oryzae adalaht di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme
mati (Daulay, 1991).
Rhizopus oryzaejuga mempunyai kemampuan memfermentasi karbohidrat
(pati dan glukosa) menjadi etanol dan asam laktat secara aerob (Purwoko, 2007).
Jalur metabolisme yang digunakan Rhizopus oryzae untuk menghasilkan etanol
adalah dengan menggunakan jalur HMP (Heksosa Monofosfat). Moat dan Foster
(1988) menyebutkan bahwa jamur Rhizopus termasuk spesies heterofermentatif
yang menggunakan jalur fosfoketolase sebagai jalur utama dari metabolisme
glukosa. Pada spesies heterofermentatif, fermentasi glukosa menghasilkan lebih
dari satu produk dalam jumlah relatif sama, sedangkan pada spesieshomofermentatif hanya menghasilkan satu produk fermentasi yang dominan.
Lockwood et al. (1936) menyebutkan bahwa Rhizopus oryzae mampu
mengubah glukosa menjadi asam laktat dalam suasana aerob apabila kadar
mineral dalam medium fermentasi terbatas. Asam laktat yang diproduksiRhizopus
oryzae bukan merupakan satu-satunya produk metabolisme seperti pada bakteri-
bakteri homofermentatif asam laktat. yang dihasilkan Rhizopus oryzae sebesar
363,45 U/ml dan glukoamilase sebesar 479,02 U/ml. Aktifitas -amilase yang
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
8/12
dihasilkan Rhizopus oryzae tersebut tidak berbeda signifikan dengan aktifitas -
amilase yang dihasilkan olehAspergillus oryzae danAspergillus niger sedangkan
aktifitas glukoamilase yang dihasilkanRhizopus oryzaeberbeda signifikan dengan
aktifitas glukoamilase yang dihasilkan Aspergillus oryzae dan Aspergillus niger.
Aktifitas -amilase menyebabkan pengurangan kadar pati dan menghasilkan gula
pereduksi berupa maltosa, maltotriosa dan dekstrin sedangkan aktifitas
glukoamilase menghasilkan gula pereduksi berupa glukosa (Melliawati dkk., 2006
dalam Saidin, 2008).
Rhizopus oryzaejuga mempunyai kemampuan memfermentasi karbohidrat
(pati dan glukosa) menjadi etanol dan asam laktat secara aerob (Purwoko, 2007).
Jalur metabolisme yang digunakan Rhizopus oryzae untuk menghasilkan etanol
adalah dengan menggunakan jalur HMP (Heksosa Monofosfat). Moat dan Foster
(1988) menyebutkan bahwa jamur Rhizopus termasuk spesies heterofermentatif
yang menggunakan jalur fosfoketolase sebagai jalur utama dari metabolisme
glukosa. Pada spesies heterofermentatif, fermentasi glukosa menghasilkan lebih
dari satu produk dalam jumlah relatif sama, sedangkan pada spesies
homofermentatif hanya menghasilkan satu produk fermentasi yang dominan.
Lockwood et al. (1936) menyebutkan bahwa Rhizopus oryzae mampu
mengubah glukosa menjadi asam laktat dalam suasana aerob apabila kadar
mineral dalam medium fermentasi terbatas. Asam laktat yang diproduksiRhizopus
oryzae bukan merupakan satu-satunya produk metabolisme seperti pada bakteri-
bakteri homofermentatif asam laktat.
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
9/12
III.KESIMPULAN
Kasimulan dari pembahasan diatas adalah jamur Rhizopus oryzae
merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur
Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu
menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan
mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur
Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease. Rhizopus oryzae tumbuh baik
pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe
semakin meningkat sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin menurun karena pH
tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga
membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit
dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk
pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur.
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
10/12
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
11/12
DAFTAR REFERENSI
Aryulina, Diah. 2006. Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Daulay D. 1991. Fermentation of cheese. Bogor Agricultural University. Bogor.
Drs. Sudjino. 2005. Biologi Kelas X. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti.
Bandung.
Germain, Grant, dan McDonald. 2006. Successful treatment of invasive Rhizopus
infection in a child with thalassemia. Med Mycol . 44(8):771-5.
Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta.
Hanum, Eva Latifah. 2009. Biologi SMA dan MA X. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kuswanto, Kapti Rahayu dan Slamet Sudarmaji. 1989. Mikrobiologi Pangan.
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada
Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Paket Industri Pangan untuk Daerah Pedesaan. 1982. Tempe Kedelai. Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan Institut
Pertanian Bogor.
Pratiwi, D. A. Maryati, Sri, Srikini, Suharno, Bambang, S. 2006. Biologi Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Puji Astuti, Nurita. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwoko T, Pramudyanti IR. 2004. Effect of CaCO3 on the fermentation of lactic
acid byRhizopus oryzae. J Mikrobiol Indon 9: 19-22.
Septiana AT. 2004. Study of the inoculated cheese ripening Lactobacillus
bulgaris and Streptococcus thermophilus. [Thesis]. Gadjah Mada
University. Yogyakarta.
Setiawati, Tetty, Furqanita, Deswaty. 2005. Biologi Interaktif. Bandung: AZKA
-
5/22/2018 TUTER MIKOLOGI
12/12
Soetrisno. 1996. Taksonomi Spermatophyta Untuk Farmasi edisis I. Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila: Jakarta.
Supriono,SP. 2003. Memproduksi Tempe. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Triwibowo, Sitoresmi. 1996. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.