tunanetra 2

3
A.Definisi Tunanetra Dari segi bahasa kata tunanetraterdiri dari katatunadannetra . Dalamkamus lengkap Bahasa Indonesiakata tuna berarti tidak memiliki, tidak punya, luka atau ru sak. Sedangkankata netra berarti penglihatan. Dengandemikian tunanetra berarti buta, tetapi buta belum tentu sama sekali gelap atau sama sekali tidak dap at melihat.Dalam literatur bahasa inggris istilah tunanetra juga disebut dengan “VisualImpairment (Kerusakan Penglihatan)” atau “Sight Loss (KehilanganPenglihatan)”. Dari kutipan Dr. Asep Supena, M.Psi mengatakan bahwatunanetra (Visual Imprairment) adalah “mereka yang mengalami gangguan hambatan penglihatan secara signifikan (berarti). Sehingga membutuhkan layanan pendidikan atau pembelajaran yang khusus”. Contohnya penggunaan sistem baca tulis braille, alat pembesar bahan bacaan dan bentuk modifikasilainnya.Menurut Pertuni (persatuan tunanetra indonesia) tunanetra adalah merekayang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yangmasih memiliki sisah penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatanya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 p oint dalamkeadaan cahaya normal meski pun dibantu dengan kacamata (kurang awas). . Ada anak tunanetrayang sama sekali tidak ada penglihatan, anak semacam ini biasanya disebut buta total. Disamping buta total, masih ada juga anak yang m empunyai sisa penglihatan tetapi tidak dapat dipergunakan untuk memb aca dan menulishuruf biasa.Istilah buta ini mencakup pengertian yang sama dengan istilah tunanetraatau istilah asingnya blind

description

wawan

Transcript of tunanetra 2

Page 1: tunanetra 2

A.Definisi TunanetraDari segi bahasa kata tunanetraterdiri dari katatunadannetra. Dalamkamus lengkap Bahasa Indonesiakata tuna berarti tidak memiliki, tidak punya, luka atau rusak. Sedangkankata netra berarti penglihatan. Dengandemikian tunanetra berarti buta, tetapi buta belum tentu sama sekali gelap atau sama sekali tidak dapat melihat.Dalam literatur bahasa inggris istilah tunanetra juga disebut dengan“VisualImpairment (Kerusakan Penglihatan)” atau“Sight Loss (KehilanganPenglihatan)”. Dari kutipan Dr. Asep Supena, M.Psi mengatakan bahwatunanetra (Visual Imprairment)adalah “mereka yang mengalami gangguanhambatan penglihatan secara signifikan (berarti). Sehingga membutuhkanlayanan pendidikan atau pembelajaran yang khusus”. Contohnya penggunaansistem baca tulis braille, alat pembesar bahan bacaan dan bentuk modifikasilainnya.Menurut Pertuni (persatuan tunanetra indonesia) tunanetra adalah merekayang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yangmasih memiliki sisah penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatanya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalamkeadaan cahaya normal meski pun dibantu dengan kacamata (kurang awas).

 . Ada anak tunanetrayang sama sekali tidak ada penglihatan, anak semacam ini biasanya disebut buta total. Disamping buta total, masih ada juga anak yang mempunyai sisa penglihatan tetapi tidak dapat dipergunakan untuk membaca dan menulishuruf biasa.Istilah buta ini mencakup pengertian yang sama dengan istilah tunanetraatau istilah asingnyablind . Istilah buta yang sering digunakan masyarakatumum hendaknya tidak digunakan untuk sebutan atau panggilan terhadaporang yang memiliki kelainan penglihatan, tetapi hanya digunakan dalam pengelompokan untuk keperluan layanan pendidikan yang sesuai dengantingkat kemampuan penglihatan. Klasifikasi Tunanetra dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

  Buta (Blind) Barraga dalam Samuel A.Kirk (1989 : 343) mengemukakan bahwa oranguang buta memiliki persepsi sinar tanpa proyeksi(yang berarti merekamerasakan adanya sinar tetapi tidak mampu untuk memproyeksi ataumengidentifikasi sumber sinarnya) atau sama sekali tidak memiliki persepsi sinar. De Mott (1982 : 272) mengemukakan bahwa istilah buta,diberikan kepada orang yang sama sekali tidak memiliki penglihatan atauyang hanya memiliki persepsi cahaya. Siswa yang buta akan diajarkan braile, maka membutuhkan bantuan khusus atau modifikasi materi ataumembutuhkan kedua-duanya dalam pendidikannya disekolah. GeraldineT.Scholl (1986 : 26) mengemukakan bahwa orang yang memilikikebutaan menurut hukum (legal blindness) apabila ketajaman penglihatansentralnya 20/200 feet atau kurang pada penglihatan terbaiknya. setelahdikoreksi dengan kacamata atau ketajaman penglihatan sentralnya

Page 2: tunanetra 2

lebih buruk dari 20/200 feet, serta ada kerusakan pada lantang pandangnyamembentuk sudut yang tidak lebih besar dari 20 derajat pada mataterbaiknya.

Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara 6/60 m atau 20/200 feetatau kurang.Tingkat ketajaman seperti ini sudah dikatakan tunanetra beratatau secara umum dapat dikatakan buta (bind). Kelompok ini masih dapatterbagi menjadi dua yaitu kelompok tunanetra yang masih dapat melihatgerakan tangan. Dan Kelompok tunanetra yang hanya dapat membedakanterang dan gelap.

B. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan.

Secara ilmiah ketunanetraan anak dapat disebabkan oleh berbagai factor, apakah itu

factor dalam diri anak (internal) ataupun factor dari luar anak (eksternal).

Hal-hal yang termasuk factor internal yaitu factor-faktor yang erat hubungannya

dengan keadaan bayi selama masih dalam kandungan : factor gen (sifat pembawa

keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan gizi, keracunan obat dan sebagainnya.

Factor eksternal yaitu factor-faktor yang terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan.

Misalnya : kecelakaan, terkena penyakit siphilis yang mengenai matanya saat

dilahirkan, pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga system sayafnya

rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun, virus trachoma, panas badan yang

terlalu tinggi, dan peradangan mata karena penyakit, bakteri, atau virus.