tumor paru.docx

26
TUMOR PARU BAB I 1.1 PENDAHULUAN Tumor paru adalah pertumbuhan sel-sel yang baru yang dikatakan abnormal . Secara umum tumor dada (tumor of the chest) dibagi atas: 1.Tumor Paru Jinak :Adenoma ,Hematoma, dll. Ganas :Karsinoma bronkogenik 2. Tumor Pleura :Mesotelioma 3. Tumor Mediastinum:Timoma, teratoma,limfoma, dan lain-lain 4.Tumor Esofagus :Karsinoma Esofagus 5. Tumor Jantung :Amat jarang dijumpai Keluhan dan Gejala hampir sama dengan penyakit paru lain,sehingga sering tidak terpikirkan dan menyebabkan diagnosis lambat ditegakkan.Sehingga deteksi dini pada tumor paru sangat penting dan perlu diusahakan.Pada tumor yang sudah mengalami keganasan biasanya disebut atau dikenal dengan kanker paru. TUMOR PARU 1

description

tumor paru.docx

Transcript of tumor paru.docx

Page 1: tumor paru.docx

TUMOR PARU

BAB I

1.1 PENDAHULUAN

Tumor paru adalah pertumbuhan sel-sel yang baru yang dikatakan abnormal .

Secara umum tumor dada (tumor of the chest) dibagi atas:

1.Tumor Paru

Jinak :Adenoma ,Hematoma, dll.

Ganas :Karsinoma bronkogenik

2. Tumor Pleura :Mesotelioma

3. Tumor Mediastinum:Timoma, teratoma,limfoma, dan lain-lain

4.Tumor Esofagus :Karsinoma Esofagus

5. Tumor Jantung :Amat jarang dijumpai

Keluhan dan Gejala hampir sama dengan penyakit paru lain,sehingga sering tidak

terpikirkan dan menyebabkan diagnosis lambat ditegakkan.Sehingga deteksi dini pada tumor

paru sangat penting dan perlu diusahakan.Pada tumor yang sudah mengalami keganasan

biasanya disebut atau dikenal dengan kanker paru.

1.2 EPIDEMIOLOGI

Data satatistik WHO 1974 memperkirakan terdapat 83.000 kasus baru karsinoma

bronkogenik pertahun dan dapat mengakibatkan 754.000 kematian.Data RSUD dr.

Sutomo surabaya untuk kurun waktu 1974-1978 menunjukkan bahwa karsinoma

bronkogenik menduduki urutan kelima dari seluruhkasus kanker yang dirawat, bahkan

TUMOR PARU 1

Page 2: tumor paru.docx

pada penderita pria , kanker menduduki peringkat kedua setelah kanker hati.Namun pada

laporan tengah tahunan catatan medis RSUD dr.sutomo kurun waktu juni sampai dengan

desmber 1984, didapatkan karsinoma bronkogenik telah menduduki peringkat pertama

untuk kasus kanker paru pada pria. Hal ini diperjelas dengan data pada catatan medis

bagian paru RSUD dr.sutomo dari tahun 1985 sampai 1992, Yaiyu kanker paru

menduduki peringkat kedua setelah tuberkulosis paru

TUMOR PARU 2

Page 3: tumor paru.docx

BAB II

2.1 KANKER PARU

Definisi Kanker Paru

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau

epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak

terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus

didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut

metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.

2.2. Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Paru

Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum

diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik

TUMOR PARU 3

Page 4: tumor paru.docx

merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,

genetik, dan lain-lain (Amin, 2006). Dibawah ini akan diuraikan mengenai faktor risiko

penyebab terjadinya kanker paru :

a. Merokok

Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling penting, yaitu

85% dari seluruh kasus ( Wilson, 2005). Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia,

diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada

perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari,

lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok (Stoppler,2010).

b. Perokok pasif

Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau

mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko

terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang

yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru

meningkat dua kali (Wilson, 2005).

Diduga ada 3.000 kematian akibat kanker paru tiap tahun di Amerika Serikat terjadi pada

perokok pasif (Stoppler,2010).

c. Polusi udara

Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya

kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua

kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik

juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas

tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang

lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial

ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka,

tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang

ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren

(Wilson, 2005).

TUMOR PARU 4

Page 5: tumor paru.docx

d. Paparan zat karsinogen

Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel,

polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru (Amin, 2006).

Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar

daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun

uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.

e. Diet

Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene,

selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).

f. Genetik

Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar

terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa

mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul

dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk

juga gen-gen K-ras dan myc)

dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53, dan CDKN2) (Wilson,

2005).

`g. Penyakit paru

Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat

menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat

sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan

(Stoppler, 2010).

2.3. Klasifikasi Kanker Paru

TUMOR PARU 5

Page 6: tumor paru.docx

Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC) dan

kanker paru sel tidak kecil (non-small lung cancer, NSCLC). Klasifikasi ini digunakan untuk

menentukan terapi. Termasuk didalam golongan kanker paru sel tidak kecil adalah

epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar, atau campuran dari ketiganya.

Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) merupakan tipe histologik kanker paru yang paling

sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk

metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya

tumor. Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke

dalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan cenderung

menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum.

Karsinoma ini lebih sering pada laki-laki daripada perempuan (Wilson, 2005).

Adenokarsinoma, memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat

mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus

dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis

interstisial kronik. Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada stadium dini

dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala-gejala.

Karsinoma bronkoalveolus dimasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasifikasi

terbaru tumor paru dari WHO. Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan

berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar

dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru

perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.

Karsinoma sel kecil umumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral

dengan perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus

dan mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga lonjong,

sedikit sitoplasma, dan kromatin granular. Gambaran mitotik sering ditemukan. Biasanya

ditemukan nekrosis dan mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan

fragmentasi dan “crush artifact” pada sediaan biopsi. Gambaran lain pada karsinoma sel

kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak

sel tumor dengan sedikit sitoplasma yang saling berdekatan (Kumar, 2007).

Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk

dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung

timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke

tempat-tempat yang jauh (Wilson, 2005).

TUMOR PARU 6

Page 7: tumor paru.docx

Bentuk lain dari kanker paru primer adalah adenoma, sarkoma, dan mesotelioma

bronkus. Walaupun jarang, tumor-tumor ini penting karena dapat menyerupai karsinoma

bronkogenik dan mengancam jiwa.

2.4. Stadium Klinis

Pembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM menurut

International Union Against (IUAC)/The American Joint Comittee on Cancer (AJCC) 1997

adalah sebagai berikut :

TUMOR PARU 7

Page 8: tumor paru.docx

TUMOR PARU

Tabel 2.1. Stadium Klinis Kanker Paru. STADIUM TNM

Karsinoma tersembunyi Tx, N0, M0

Stadium 0 Tis, N0, M0

Stadium IA T1, N0, M0

Stadium IB T2, N0, M0

Stadium IIA T1, N1, M0

Stadium IIB T2, N1, M0

T3, N0, M0

Stadium IIIA T3, N1, M0

T1-3, N2, M0

Stadium IIIB T berapa pun, N3, M0

T4, N berapa pun, M0

Stadium IV T berapa pun, N berapa pun, M1

Keterangan :

Status Tumor Primer (T)

T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer.

Tx : Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tetapi tidak terlihat pada

radiogram atau bronkoskopi.

Tis : Karsinoma in situ.

T1 : Tumor berdiameter ≤ 3 cm dikelilingi paru atau pleura viseralis yang normal.

T2 : Tumor berdiameter > 3 cm atau ukuran berapa pun yang sudah menyerang pleura

viseralis atau mengakibatkan ateletaksis yang meluas ke hilus; harus berjarak > 2 cm distal

dari karina.

T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura

mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang terletak 2 cm dari

distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar,

trakea, esofagus, atau korpus vertebra.

T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar,

trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleura/perikardium yang disertai efusi

pleura/perikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer.

8

Page 9: tumor paru.docx

TUMOR PARU

Keterlibatan Kelenjar Getah Bening Regional (N)

N0 : Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional.

N1 : Metastasis pada peribronkial dan/atau kelenjar hilus ipsilateral.

N2 : Metastasis pada mediastinal ipsilateral atau kelenjar getah bening subkarina.

N3 : Metastasis pada mediastinal atau kelenjar getah bening hilus kontralateral; kelenjar

getah bening skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral.

Metastasis Jauh (M)

M0 : Tidak diketahui adanya metastasis jauh.

M1 : Metastasis jauh terdapat pada tempat tertentu misalnya otak (Huq, 2010).

2.5. Gejala Klinis

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila

sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut. Gejala-gejala dapat bersifat :

• Lokal (tumor tumbuh setempat) :

• Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis

• Hemoptisis

• Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas

• Kadang terdapat kavitas seperti abses paru

• Ateletaksis

• Invasi lokal : • Nyeri dada

• Dispnea karena efusi pleura

• Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau aritmia

• Sindrom vena cava superior

• Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)

• Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent

9

Page 10: tumor paru.docx

TUMOR PARU

Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakhialis dan saraf simpatis servikalis

• Gejala Penyakit Metastasis :

• Pada otak, tulang, hati, adrenal

• Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)

.

Sindrom Paraneoplastik : terdapat 10% kanker paru dengan gejala :

• Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam

• Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi

• Hipertrofi osteoartropati

• Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer

• Neuromiopati

• Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)

• Dermatologik : eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh

• Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone

• Asimtomatik dengan kelainan radiologis

• Sering terdapat pada perokok dengan COPD yang terdeteksi secara radiologis.

• Kelainan berupa nodul soliter (Amin, 2006).

2. 6. Diagnosis

. Anamnesis

Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk diagnosis

tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit kanker paru.

Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas dengan

suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia

merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pasien

10

Page 11: tumor paru.docx

TUMOR PARU

tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat

karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa perubahan

bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda

obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.

2.7 Pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :

a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru. Kerusakan pada paru

dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.

b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ

lainnya.

c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh

baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.

Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk

mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran

tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada

pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks,

bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer tidak hanya

memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding

toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi

lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan.

11

Page 12: tumor paru.docx

TUMOR PARU

Sitologi

Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai

diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan

mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan

sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga menunjukkan proses

dan sebab peradangan. Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang

dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan.

12

Page 13: tumor paru.docx

TUMOR PARU

13

Page 14: tumor paru.docx

TUMOR PARU

yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun

invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang

letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru

pada golongan risiko tinggi.

Bronkoskopi

Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk

bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik mukosa

bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah

dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di perifer sulit dicapai

oleh ujung bronkoskop.

Biopsi Transtorakal

Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor

pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan radiologi untuk

menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak

tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan

dengan tumor.

Torakoskopi

Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan

histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop

yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil

sebahagian jaringan paru yang tampak.

Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan

menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan

pengisapan jaringan tumor yang ada (Soeroso, 1992).

14

Page 15: tumor paru.docx

TUMOR PARU

2.8 Penatalaksanaan

Pembedahan

Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total berikut

kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada kanker paru yang tumbuh

terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada kanker paru

jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahan

15

Page 16: tumor paru.docx

TUMOR PARU

tergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada

stadium lanjut, akan tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar

radioterapi dan kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker

paru dapat menjadi lebih baik.

Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dilakukan dengan cara :

a. Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru yang berisi tumor,

bersamaan dengan margin jaringan normal.

b. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu paru.

c. Pneumonectomy, yaitu pengangkatan paru secara keseluruhan. Hal ini dilakukan jika

diperlukan dan jika pasien memang sanggup bernafas dengan satu paru.

Radioterapi

Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan tumor

yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium awal atau

karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada

bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien tidak

mendukung untuk dilakukan pembedahan.

Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada

beberapa kasus, radiasi diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang

diberikan secara internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan

menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak

dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi.

Kemoterapi

Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum diberikan pada

SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah bermetastasis ke luar paru seperti

otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker,

memperlambat pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain. Kadang-

kadang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau radioterapi.

Universitas Sumatera Utara

16

Page 17: tumor paru.docx

TUMOR PARU

Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh sel kanker.

Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan, dalam periode

yang memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi tubuh penderita

dapat pulih (ASCO, 2010).

2.9 Prognosis

Yang terpenting pada prognosis kanker paru adalah menentukan stadium penyakit.

Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan pembedahan, kemungkinan

hidup 5 tahun adalah 30%. Pada karsinoma in situ, kemampuan hidup setelah dilakukan

pembedahan adalah 70%, pada stadium I, sebesar 35-40% pada stadium II, sebesar 10-15%

pada stadium III, dan kurang dari 10% pada stadium IV. Kemungkinan hidup rata-rata tumor

metastasis bervariasi dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Hal ini tergantung pada status

penderita dan luasnya tumor. Sedangkan untuk kasus SCLC, kemungkinan hidup rata-rata

adalah 1-2 tahun pasca pengobatan. Sedangkan ketahanan hidup SCLC tanpa terapi hanya 3-

5 bulan (Wilson, 2005).

Angka harapan hidup 1 tahun untuk kanker paru sedikit meningkat dari 35 % pada

tahun 1975-1979 menjadi 41% di tahun 2000-2003. Walaupun begitu, angka harapan hidup 5

tahun untuk semua stadium hanya 15%. Angka ketahanan sebesar 49% untuk kasus yang

dideteksi ketika penyakit masih bersifat lokal, tetapi hanya 16% kanker paru yang didiagnosis

pada stadium dini (American Cancer Society, 2008).

17

Page 18: tumor paru.docx

TUMOR PARU

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Gambaran yang mungkin terlihat pada tumor paru :

• Atelektasis

• Pembesaran Hilus Unilateral

• Emfisema Lokal

• Kavitas atau abses soliter

• Pneumonitis yang sukar sembuh

• Massa di paru

• Tumor Paru

• Nodul soliter pada paru

• Efusi pleura

• Elevasi diafragma

• Perselubungan dengan destruksi tulang sekitarnya

2. Jenis pemeriksaan radiologik untuk mencari tumor paru

Bronkografi invasif

Foto thoraks PA lateral

CT Scan dengan pesawat yang canggih

Kekurangan foto thoraks dengan CT ScKekurangan dari foto toraks dan CT-scan

toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu

dibutuhkanpemeriksaan radiologik lain, misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasisdi

tulang kepala / jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapatmendeteksi metastasis

diseluruh jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati,

kelenjar adrenal dan organ laindalam rongga perut.

18

Page 19: tumor paru.docx

TUMOR PARU

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, Hood.DASAR – DASAR ILMU PENYAKIT PARU. Penerbit erlangga University

press. Surabaya :2009

Danusantoso,Halim. ILMU PENYAKIT PARU . Penerbit Hipokrates.Jakarta :2000

Pratel.r.pradip. lecture notes RADIOLOGI edisi kedua.2007.Erlangga. Jakarta

Rasad.sjahriar.radiologi diagnostik edisi kedua. 2005.Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.Jakarta

Rab, prof dr H Tabrani.ILMU PENYAKIT PARU . Penerbit trans info media . Jakarta: 2010

L.tao .K, Kendall . SINOPSIS ORGAN SYSTEM PULMONOLOGI.Penerbit kharisma

publishing group :tangerang Selatan 2010

19