Tumor Cavum Oral

download Tumor Cavum Oral

of 19

Transcript of Tumor Cavum Oral

I. PENDAHULUAN Tumor rongga mulut meliputi beberapa bagian, antara lain: bibir, dua pertiga anterior lidah, mukosa pipi, dasar mulut, palatum durum, atas dan bawah gingiva, dan trigonum retromolar. diperkirakan 30.000 kejadian kanker oral pertahun di Amerika Serikat dengan sekitar 4800 kematian per tahun. Pria yang terkena 2-4 kali lebih sering daripada perempuan untuk semua kelompok ras dan etnis. Insiden kanker mulut meningkat dengan meningkatnya umur.1 Tumor jinak rungga mulut yang sering ditemukan adalah papiloma skuamosa. Tidak seperti pada hidung dan laring, papiloma pada mulut tidak lokal invasif, dan jarang berubah menjadi ganas.2 Kebanyakan terdapat kelainan yang menyerupai tumor yang melibatkan rongga mulut dan orofaring. Keadaan tersebut akan lebih sering muncul dan familiar yang biasa disajikan oleh ahli bedah otolaryngologist-kepala leher. Lesi nonmalignant seperti ini mudah untuk dikelompokan kedalam kelainan kongential, inflamasi / trauma, dan neoplastik ketika merumuskan diferensial diagnosa.3 Tumor yang ukurannya lebih kecil mudah diangkat dengan angka morbiditas kecil. Lesi yang lebih besar cenderung untuk menyerang tulang dan lebih baik diterapi dengan operasi diikuti dengan radiasi. Jika kedalaman invasi sangat luas, pengobatan terhadap leher sangat dianjurkan. Tergantung pada ukuran dan lokasi, defek dapat dibiarkan bergranulasi, atau menutup dengan cangkok kulit atau flap.4 II. ANATOMI DAN FISIOLOGI RONGGA MULUT Rongga mulut adalah bagian dari saluran cerna dimulai dari vermillion sampai perbatasan soft dengan hard palate dan papilla circumvallate lidah. Jadi yang termasuk dalam region ini terdiri dari bibir, mukosa bukal, lidah dua pertiga depan, rahang atas (maksila) rahang bawah (mandibula) dan gigi, dasar mulut, hard palate dan soft palate. Fungsi utama dari rongga mulut ini adalah sebagai jalur masuk utama1

ke dalam saluran pencernaan sehingga dapat dilakukan proses pencernaan lebih lanjut. Selain itu, rongga mulut juga berfungsi sebagai saluran pernapasan sekunder, memodifikasi suara sehingga dapat berbicara, dan sebagai organ kemosensoris.5,4

Gambar 1. Gambar organ nasofaring dan oror faring (dikutip dari kepustakaan 6 ) Rongga mulut bagian anterior dibatasi oleh bibir, pada bagian lateral oleh pipi, pada daerah inferior dibatasi oleh otot-otot dasar mulut, dan pada bagian atas oleh hard palate dan soft palate. Bagian rongga mulut bagian belakang (tenggorok) dibentuk oleh ismus orofaring, yang terdiri dari bagian anterior dan posterior ( arkus palatoglossal dan arkus palatofaringeal) dan di antaranya terdapat uvula pada bagian tengah. Diantara arkus anterior dan posterior terdapat tonsil palatina. 6

Gambar 2. Gambar rongga mulut (dikutip dari kepustakaan 6 ) Makanan masuk ke dalam rongga mulut, di cerna secara mekanik, di trasformasikan dalam bentuk semilikuid, dan dibawa ke faring. Gigi, bibir,dan lidah berfungsi untuk menggiling makanan lalu membantu menelannya.Reseptor rasa dan bau juga ikut bekerja dalam proses pencernaan. Sekresi dari kelenjar ludah juga memudahkan makanan agar dapat ditelan dan masuk ke saluran pencernaan berikutnya, dan selain itu pada kelenjar ludah juga terdapat enzim pencernaan tertentu (amilase) yang berguna untuk memecah karbohidrat.6 1. Bibir

2

Bibir yang membentuk celah terbuka pada mulut merupakan bagian organ yang special pada manusia. Bibir berperan dalam menahan makanan dalam mulut dan membentuk kata-kata sat berbicara. Fungsi lain adalah membentuk ekpresi wajah seperti tersenyum dan mengerutkan dahi. Bibir berwarna lebih gelap dari kulit di sekitarnya karena mengandung sangat banyak pembuluh darah (kapiler)1 Bibir merupakan portal membranomuskular sebagai tempat masuk ke dalam rongga mulut untuk proses mastikasi atau pengunyahan makanan. Dengan lapisan submukosa yang sebagian terdiri dari serosa dan kelenjar saliva dapat berfungsi sebagai lubrikasi dan memudahkan dalam proses pencernaan. Pergerakan bibir juga memeiliki fungsi penting lainnya, seperti berbicara, bersiul,bernyanyi, mencium, dan mengeluarkan dahak. Bibir juga berfungsi sebagai alat komunikasi bahasa tubuh seperti tersenyum,seringai, cemberut, memeprlihatkan gigi, dan lainlain.Vermilion merupakan batas trasnsisi antara kulit dan mukosa bibir. Pada daerah ini tidak terdapat kelenjar keringat ataupun kelenjar sebasea, dan fungsinya sebagai pelembab bibir.4 Bibir atas dan bibir bawah dihubungkan satu sama lain dengan komisura lanialis pada sudut mulut. Bibir dipisahkan dari pipi oleh lipatan nasolabial, dan slukus oblik yang berada pada lateral dan inferior dari nasal alae. Otot orbikularis oris merupakan otot dasar pembentukan bibir. Bibir menerima suplai darah dari arteri labialis superior dan inferior, yang berasal dari arteri fasialis. Bila terjadi lesi radang pada bibir maka bisa terjadi penyebaran organisme yang dapat menyebabkan infeksi ke cranial cavity melalui vena orbita dan pleksus kavernosus.7 Kelenjar limfe pada bibir penting untuk diketahui agar nantinya dapat memahami metastasis tumor malignan pada bibir melalui penjalaran aliran kelenjar limfe. Kelenjar submandibula dan submental menerima aliran limfatik dari bibir. Bibir bagian atas menerima persarafan sensoris dari nervus orbita, dan bibir bagian bawah menerima persarafan dari nervus mental 43

Gambar 3. Arteri dan nervus palatum (dikutip dari kepustakaan 7 ) 2. Pipi Bucinator membentuk kerangka otot pipi. Seperti orbikularis okuli, bucinator juga sebagai otot mimic wajah dan menerima persarafan motorik dari cabang nervus facialis.Duktus ekskretorius dari kelenjar parotis berjalan melalui otot bucinator dan ke mukosa pipi pada molar kedua bagian atas.7

Gambar 4. Gambar otot-otot mastikasi (dikutip dari kepustakaan 7 ) 3. Lidah Lidah merupakan organ muscular yang sangat fleksibel dalam rongga mulut yang berperan dalam proses pengunyahan, pengecapan, dan menelan makanan serta untuk berbicara. Organ ini melekat ke dasar mulut dengan permukaan atas dilapisi papillae yang memberikan tekstur permukaan yang4

kasar. Papillae mengandung pori-pori kecil yang terdapat reseptor pengecapan (taste bud). Terdapat 4 jenis reseptor pengecapan (manis, asin, asam, pahit) yang berada pada lokasi tertentu di permukaan lidah.5 Otot-otot ekstrinsik melekatkan lidah ke bagian eksternal, yang termasuk otot ini adalah hioglosus, genioglosus, palatoglosus, pharingoglosus dan stiloglosus. Otot-otot intrinsik yang berada di dalam lidah, merupakan pembentuk masa lidah yang paling banyak. Otot intrinsic ini berjalan vertical, transversal, dan longitudinal. Dengan struktur otot ekstrinsik dan instrinsik seperti ni memungkinkan lidah untuk bergerak lincah. Otot-otot lidah di inervasi oleh nervus hipoglosus (N XII). Sensasi untuk perabaan (touch sensation) dari lidah 2/3 depan dibawa oleh N. Trigeminus (N. V cabang lingualis) dan dari 1/3 belakang lidah dibawa oleh N. glosopharingeus (N. IX). Sensasi untuk pengecapan (taste sensation) dari lidah 2/3 depan dibawa oleh N. fasialis (N. VII) dan dari 1/3 belakang lidah melalui N. glosopharingeus. Vaskularisasi lidah terutama disediakan oleh arteri linualis.5

Gambar 5. Gambar lidah dan otot-otot intrinsic dan ekstrinsik lidah (dikutip dari kepustakaan 7 ) 4. Gigi Gigi manusia tersusun atas dua baris, atas dan bawah dari arkus gigi, pada rahang atas dan bawah. Gigi yang terbentuk pertama kali ialah gigi susu (deciduous) yang kemudian akan diganti menjadi gigi permanen. Gigi pada manusia memiliki berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Gigi seri5

berfunsi unutk memotong-motong makanan, di sebelahnya terdapat gigi taring yang berfungsi untuk merobek dan mencabik, kemudian gigi premolar yang berfungsi untuk mengunyah makanan, dan gigi molar berfungsi untuk menggiling makanan dan sebgaina besar berfungsi juga dalam mengunyah makanan. Gigi seri dan gigi taring juga biasa disebut dengan gigi anterior (labial), sedangkan gigi premolar dan molar disebut dengan gigi posterior (bukal) 6

Gambar 6. Gambar penampang gigi (dikutip dari kepustakaan 6 ) Gigi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu mahkota, leher, dan akar. Mahkota sendiri terletak diatas gusi ditutupi oleh enamel. Akar gigi terletak pada alveolus pada rahang atas dan bawah dan ditutupi oleh sementum. Tempat pertemuan sementum dan enamel pada gigi disebut leher gigi. Rongga gigi terdiri dari pulpa gigi, yang mengandung pembuluh darah dan saraf sehingga gigi dapat memperoleh nutrisi. 6 5. Palatum Atap dari rongga mulut adalah palatum, yang memisahkan dengan rongga hidung. Bagian depan yang berupa tulang dilapisi mukosa adalah palatum durum (hard palate), bagian belakang yang tersusun oleh jaringan lunak disebut soft pale (palatum mole). Palatum durum memiliki tulang melintang (rugae) untuk membantu dalam membentuk bolus makanan. Palatum mole cukup lebih mobile dan bersama-sama dengan otot-otot6

faringeal, ,menutup jalan ke nasofaringeal, guna mencegah terjadinya regurgitasi ke nasal5,4

Gambar 7. Gambar palatum (dikutip dari kepustakaan 7 )

III. PENGERTIAN Tumor rongga mulut merupakan tumor yang mengenai beberapa bagian rongga mulut, antara lain: bibir, dua pertiga anterior lidah, mukosa pipi, dasar mulut, palatum durum, atas dan bawah gingiva, dan trigonum retromolar. Beberapa contoh lesi jinak yang menyerupai tumor, seperti papilloma, granular cell tumor, neurofibroma, lipoma, hemangioma, ameloblastoma dan pleomorphic adenoma.1,3,8 IV. EPIDEMIOLOGI Menurut data American Cancer Society, kanker rongga mulut, faring, dan laring menyumbang hampir 3% dari insiden kanker di Amerika Serikat dan 2% kematian akibat kanker laki-laki di AS terkena lebih dari dua kali sesering wanita. Lebih dari setengah kanker ini melibatkan seluruh rongga mulut, terbagi rata antara laring dan faring.4 Berbagai jenis skuamosa berasal dari rongga mulut dan orofaring, namun salah satu kondisi yang paling sering terjadi adalah papiloma skuamosa. Sekitar 4 dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat menderita tumor rongga mulut atau orofaring ini. Papilloma skuamosa merupakan jenis yang paling sering ditemukan.37

V. ETIOPATOGENESIS Penggunaan tembakau (baik mengunyah dan merokok), alkohol, dan kebersihan mulut yang buruk dapat meningkatkan resiko kanker rongga mulut. Mengunyah sirih, yang merupakan kebiasaan umum orang di Asia Tenggara, juga diketahui penyebab kanker mukosa pipi. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi HSV-1 dan HPV-2, 11, dan 16 sebagai kemungkinan agen penyebab lainnya.1 Faktor yang paling penting yang merupakan predisposisi munculnya Head and Neck Squamousa Cell Carcinoma (HNSCC) adalah tembakau dan penggunaan alkohol. Kontak yang terlalu lama dan berulang pada mukosa saluran aerodigestive terhadap karsinogen menghasilkan proses kanker yang mengarah ke jenis malignant skuamosa neoplasma epitel, yang dapat berkembang baik secara langsung atau secara bertahap. Studi terhadap HNSCC, tergantung pada jenis produk tembakau yang digunakan, dan jumlah paparan, risiko perokok dapat 40 kali lipat dari bukan perokok. Penggunaan alkohol tampaknya menjadi faktor risiko independen dan bertindak secara sinergis terhadap penggunaan tembakau dalam menyebabkan HNSCC. Kerentanan dan interaksi gen-lingkungan mungkin memainkan peran dalam HNSCC. Hanya sebagian kecil saja dari individu terpapar yang menggunakan tembakau dan alkohol akan berkembang menyadi penyakit. Bukti menunjukkan bahwa riwayat keluarga kanker mungkin merupakan faktor risiko. Polimorfisme gen yang berpengaruh terhadap metabolisme karsinogen telah terlibat dalam risiko HNSCC. Perbaikan kapasitas Deoksiribonukleat Acide (DNA) penting untuk fungsi sel normal, dan varian gen yang telah terlibat dalam reparasi DNA dikaitkan dengan peningkatan risiko HNSCC. Karena sekitar 15% kasus HNSCC terjadi pada bukan peminum dan bukan perokok, faktor risiko lain telah diselidiki. Tidak menunjukkan sebesar risiko sebagai penggunaan tembakau dan alkohol. Faktor risiko diakui yang telah didiskusikan termasuk asap tembakau lingkungan, Human papillomavirus, pola makan yang buruk, pekerjaan tertentu dan eksposur pekerjaan, pendidikan rendah dan

8

status sosial ekonomi, imunodefisiensi, menggunakan obat kumur serta kebersihan mulut yang buruk.4 VI. GEJALA KLINIK Tanda-tanda dan gejala lesi jinak dan ganas rongga mulut dan orofaring berupa benjolan di bibir atau mulut dan bercak putih atau merah dalam rongga mulut. Gejala lain yang menunjukkan pertumbuhan yang ganas antara lain berupa ulkus yang tidak sembuh-sembuh pada bibir atau mulut, rasa nyeri atau perdarahan di mulut, kesulitan atau rasa sakit bila mengunyah, menelan, atau berbicara, perubahan dalam suara; telinga terasa sakit; dan massa di leher. 1 Papilloma Berbagai jenis skuamosa berasal dari rongga mulut dan orofaring, namun salah satu jenis skuamosa yang paling sering terjadi adalah papilloma skuamosa. Sekitar 4 dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat menderita papilloma skuamosa rongga mulut atau orofaring. Papiloma skuamosa yang paling sering dikaitkan dengan HPV-6 dan HPV-11 subtipe virus. Lesi biasanya terdapat pada orang dewasa dan umumnya memiliki tingkat kekambuhan lebih rendah dari papiloma skuamosa proliferasi pada bagian kepala dan leher lainnya seperti laring. Papilloma adalah tumor yang pertumbuhannya lambat. Perkembangan leukoplakia verrucous prakanker menjadi papiloma skuamosa proliferatif sangat jarang. Lokasi terjadinya biasanya melibatkan mukosa pipi, lidah, atau bibir. Skuamosa biasanya tampak sebagai soft massa tunggal yang asimptomatik, pedunkulata dengan gambaran seperti jari-jari banyak di permukaan papiloma. Gambaran histologi, tampak jaringan fibrovascular dan menunjukkan dasar yang relatif sempit. Pengobatan melibatkan bedah eksisi atau ablasi dengan menggunakan laser CO2. Kekambuhan pada rongga mulut atau orofaring jarang.3,10

9

Gambar 8. Gambar makroskopik dan mikroskopik papilloma (dikutip dari kepustakaan 8) Granular Cell Tumor Granular Cell Tumor pada umumnya berasal dari sel saraf. Granular Cell Tumor biasanya didiagnosis selama atau setelah dekade ketiga kehidupan. Meskipun jenis tumor ini dapat ditemukan di seluruh bagian tubuh, lebih dari setengah dari semua kasus Granular Cell Tumor terjadi di rongga mulut. Lebih dari sepertiga dari tumor sel granular melibatkan dorsum lidah. Lokasi lain terjadinya termasuk palatum mole, uvula, dan mukosa bibir. Sampai dengan 15% pasien akan memiliki lesi sinkron. Tumor sel granular biasanya tidak nyeri, relatif tak bergerak sessile lesi nodular yang muncul