Tujuh Menit, Selamatkan Beijing Dari Kiamat

download Tujuh Menit, Selamatkan Beijing Dari Kiamat

of 2

Transcript of Tujuh Menit, Selamatkan Beijing Dari Kiamat

  • 8/3/2019 Tujuh Menit, Selamatkan Beijing Dari Kiamat

    1/2

    Tujuh Menit, Selamatkan Beijing dari

    'Kiamat'

    Ibukota China itu berada di jalur luncuran satelit milikJerman, Rosat, saat jatuh ke bumi

    Rabu, 1 Februari 2012, 09:52 WIB

    Ita Lismawati F. Malau

    Beijing, China (REUTERS/ Jason Lee)

    VIVAnews - Hitungan waktu menjadi sangat berarti dalam urusan nyawa. Oktober tahun

    lalu, tujuh menit menjadi detik-detik mendebarkan saat 2,5 ton satelit meluncur ke arah

    Bumi, tepatnya ke arah Kota Beijing, China.

    Ibukota China itu berada di jalur luncuran satelit penelitian milik Jerman, Rosat, saat jatuh kebumi.

    Bayangan jatuhnya potongan satelit berbobot 2,5 ton itu sudah di depan mata: bencana,

    kawah besar, saluran bahan bakar hancur, ledakan, bangunan hancur, dan korban jiwa yang

    tak terelakkan di kota berpenduduk 20 juta jiwa itu.

    Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan potongan satelit diperhitungkan akan jatuh di

    tengah kota dan menghancurkan semua yang dilalui dengan kecepatan 300 mph atau sekitar

    480 kilometer/jam!

    Pada 22 Oktober 2011, satelit ini kembali memasuki bumi dengan kecepatan yang sangattinggi, tapi gesekan atmosfer memperlambat dan membakar bagian satelit. "Beijing berada

    tepat di jalur orbit terakhir," kata Manfred Warhaut dari Pusat Operasi Antariksa Eropa di

    Darmstadt, Jerman seperti dikutip dari Dailymail.

    Untungnya, potongan-potongan satelit hanya sampai di Teluk Benggala saja, 23 Oktober2011. Jika satelit ini masuk ke bumi lebih lambat 6-7 menit, dipastikan Beijing akan porak

    poranda.

  • 8/3/2019 Tujuh Menit, Selamatkan Beijing Dari Kiamat

    2/2

    Ilmuwan tak punya cara mengontrol satelit ini saat berada di atas bumi. "Perhitungan kami,jika Rosat jatuh ke bumi, hanya 7-10 menit kemudian akan menghantam Beijing," kata

    Heiner Klinkrad, Kepala Tim Puing ESA.

    Bobot Rosat 2,5 ton. Biasanya, hanya 20 - 40 persen bagian satelit yang mencapai bumi saat

    keluar dari orbit dan jatuh. "Tapi untuk Rosat, kami tahu bagian yang sampai bumi itu bisa

    sampai 60 persen karena dia terbuat dari bahan yang sangat berat dan tahan lama," jelasKlinkrad.

    Rosat diluncurkan ke orbit pada 1 Juni 1990 dari Cape Canaveral dengan misi mencari

    sumber-sumber radiasi sinar-X selama 18 bulan. Tapi, satelit ini tetap memberikan transmisi

    data mengenai lubang hitam (black hole) dan galaksi selama 9 tahun.

    Setelah belasan tahun 'kerja melewati batas waktu,' satelit ini jatuh ke bumi, 22 Oktober

    2011. (umi)

    VIVAnews