Tujuan Khusus Penelitianicebuss.org/paper/036.docx · Web viewTujuan penelitian ini adalah untuk...
Transcript of Tujuan Khusus Penelitianicebuss.org/paper/036.docx · Web viewTujuan penelitian ini adalah untuk...
MODEL PRAKTIK AKUNTANSI
DALAM RANGKA MENINGKATKAN AKSES PEMBIAYAAN KUR PADA UMKM DI KOTA PALU
Jurana, Nurdin1; Ni, Made, Suwitri, Parwati1
1 Economic Faculty, Tadulako University, Palu, Indonesia
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis-jenis infomasi yang dibutuhkan oleh lembaga
keuangan perbankan dalam memberikan pembiayaan KUR bagi UMKM di Kota Palu dan untuk menentukan
model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan dapat diimplementasikan pada UMKM, sehingga mampu
meningkatkan akses terhadap pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan. Penelitian ini timbul dikarenakan
kurangnya pelaku UMKM yang ada di Kota Palu yang memperoleh akses pinjaman KUR.Penelitian ini
menggunakan metode survei dan eksperimen. Survei dilakukan untuk menentukan jenis-jenis informasi yang
dibutuhkan dalam mengakses KUR, yaitu dengan menyebarkan instrument penelitian kepada responden yaitu
para pelaku analis kredit KUR di perbankan di Kota Palu berjumlah sampel 70 analis kredit KUR. Untuk
mendapatkan model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan implementatif menggunakan rancangan
eksperimen pola faktorial penuh 2x2 between-subject. Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan. Hasil
penelitian menunjukkan jenis-jenis informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan
dalam pemberian pembiayaan KUR bagi UMKM di kota Palu yaitu terkait dengan Aliran kas usaha, catatan
penjualan dan pembelian barang, serta terkait dengan capacity, capital, collateral, Condition of Economic.
Berdasarkan hal tersebut maka model praktik akuntansi yang efektif, efisien, dan dapat di implementasikan pada
UMKM adalah model praktik “Akuntansi Persamaan Sederhana” yaitu model praktik akuntansi pencatatan
sederhana setiap transaksi yang terjadi dalam tiap harinya, yang dicatat melalui rumus: Harta=Hutang+Modal.
Hal itu juga dapat dijabarkan melalui catatan kas kecil, catatan penjualan, dan catatan pembelian barang.
Selanjutnya untuk transaksi selain itu sebaiknya dilakukan melalui fasilitas perbankan, sehingga termuat dalam
catatan rekening koran.
Kata kunci: praktik akuntansi, usaha mikro kecil menengah, pembiayaan KUR (kredit usaha rakyat)
Latar Belakang Penelitian
Pengembangan kewirausahaan khususnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dipandang
sebagai langkah strategis dalam upaya turut mengatasi permasalahan ekonomi bangsa. Kewirausahaan memberi
sebuah solusi bagaimana berinovasi secara mendiri dan menghasilkan. Pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh
adanya aktifitas ekonomi yang dijalankan oleh kalangan dunia usaha. Namun demikian, sampai saat ini,
menurut Menteri Koperasi Usaha Kecil Menengah pada saat pencanangan Gerakan Nasional Kewirausahaan
(GNK) 2011, jumlah pengusaha/wirausaha baru mencapai 0,24 % dari total populasi penduduk Indonesia.
Padahal sebagaimana banyak dikemukakan para ahli, untuk dapat memajukan perekonomian nasional
dibutuhkan minimal 2 % wirausaha dari jumlah penduduk yang ada.
Upaya pemerintah dalam mengembangkan dan memajukan UMKM di Indonesia, telah dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan memberikan bantuan pinjaman berupa KUR (kredit Usaha
Rakyat) di berbagai bank yang ada di Indonesia. Pemerintah berharap dengan adanya bantuan pinjaman jenis ini
dapat membantu persoalan yang dihadapi oleh para UMKM dalam hal permodalan karena bantuan pinjaman
jenis ini memberikan suku bunga yang lebih rendah dibanding dengan jenis pinjaman yang lain dan tidak
dikenakan biaya provisi serta biaya administrasi.
Harapan pemerintah dalam memajukan UMKM yang ada di Indonesia melalui KUR belum sepenuhnya
berhasil.Dibalik prestasi gemilang yang ditunjukkan oleh keberadaan UMKM tersebut, ternyata masih banyak
UMKM yang diperhadapkan pada permasalahan rendahnya produktivitas dan keterbatasan akses kepada
sumberdaya produktif, terutama terhadap permodalan.Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya informasi
akuntansi secara lengkap.
Furqan & Karim (2012) menemukan bahwa salah satu penyebab sulitnya pengembangan UMKM adalah
ketidakmampuan UMKM mengakses kredit atau pembiayaan, yang mana hal ini dikarenakan tidak tersedianya
informasi akuntansi secara lengkap dan tidak optimalnya praktik akuntansi pada UMKM. Berdasarkan uraian
diatas penulis tertarik untuk meneliti “MODEL PRAKTIK AKUNTANSI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN AKSES PEMBIAYAAN KUR PADA UMKM DI KOTA PALU.”
Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian pada tahun kedua diarahkan pada pencapaian tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis jenis-jenis infomasi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan dalam
memberikan pembiayaan KUR bagi UMKM di Kota Palu.
b. Bagaimana model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan dapat diimplementasikan pada UMKM,
sehingga mampu meningkatkan akses terhadap pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan.
Keutamaan Rencana Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada salah satu misi Pemerintah Kota Palu adalah percepatan pengentasan
kemiskinan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Kota Palu
merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah dan merupakan pusat pemerintahan Propinsi Sulawesi Tengah
yang menjadi barometer pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sulawesi Tengah. Sehingga UMKM di Kota Palu
pertumbuhannya sangat pesat.
Selain untuk menunjang potensi pengembangan UMKM di Kota Palu, penelitian ini juga didasarkan pada
fenomena rendahnya kemampuan akses UMKM di Kota Palu terhadap pembiayaan KUR yang diakibatkan oleh
belum adanya model praktik akuntansi yang efisien, efektif, dan dapat diimplementasikan bagi pelaku UMKM.
Dimana selama ini pelaku UMKM di Kota Palu tidak menyediakan informasi keuangan. Sehingga seringkali
UMKM gagal dalam mengakses pembiayaan KUR.
Dari fenomena tersebut maka berdasarkan data empiris yang telah ditemukan dari hasil penelitian tim
pengusul pada tahun pertama, yang terkait dengan sejauh mana kontribusi praktik akuntansi pada akses
pinjaman KUR oleh UMKM di Kota Palu dan persepsi pelaku UMKM terhadap akses pinjaman KUR (Jurana
dan Parwati, 2015), dapat dirumuskan bahwa keutamaan penelitian ini adalah terletak pada target luarannya
yang berupa model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan implementatif bagi UMKM di Kota Palu, karena
dengan diterapkannya model model praktik akuntansi ini maka diharapkan permasalahan dalam mengakses
pembiayaan KUR oleh pelaku UMKM sehingga dapat menjadi sektor usaha unggulan dalam rangka
pengembangan ekonomi daerah. Selain itu, keutamaan lain penelitian ini adalah: (1). Metode pengumpulan data
yang digunakan merupakan gabungan metode survey dan eksperimental yang masih jarang dilakukan dalam
penelitian ilmu akuntansi; (2). Melibatkan secara langsung para pelaku UMKM di Kota Palu dan pihak lembaga
keuangan sebagai responden dalam survey; (3). Merupakan penelitian yang menggabungkan beberapa bidang
kajian ilmu akuntansi, yaitu akuntansi keuangan untuk UMKM, akuntansi biaya, dan akuntansi keperilakuan;
(4). Melibatkan mahasiswa jurusan Akuntansi sebagai tenaga enumorator dan partisipan dalam eksperimen yang
akan dilakukan.
Selanjutnya, agar hasil penelitian ini dapat disosialisakan kepada masyarakat umum dan dimanfaatkan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan maka luaran lainnya yang ditargetkan berupa: (1).Makalah yang dapat
dipaparkan pada pertemuan ilmiah nasional; (2). Artikel yang dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah terakreditasi
dan (3) Bahan ajar pada mata kuliah akuntansi.
Hasil yang Telah Dicapai Pada Penelitian Tahun I
Penelitian pada tahun pertama menemukan bahwa bahwa praktik akuntansi pada UMKM berkontribusi
pada akses pinjaman KUR oleh UMKM di Kota Palu artinya bahwa dengan adanya praktik akuntansi yang baik
pada UMKM maka akan berdampak pada mudahnya memperoleh akses pinjaman KUR.
Penelitian tahun pertama juga menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan praktek
akuntansi pada UMKM di Kota Palu adalah lama bekerja, pendidikan terakhir dan keahlian. Pengujian secara
parsial menyatakan bahwa lama bekerja, pendidikan terakhir dan keahlian berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penerapan praktek akuntansi UMKM di Kota Palu.
TINJAUAN PUSTAKA
Praktik Akuntansi
Praktik akuntansi pada suatu entitas ditandai dengan ketersediaan laporan keuangan pada entitas tersebut
yang disusun secara sistematis dan didukung dengan bukti yang memadai. Untuk menghasilkan laporan
keuangan suatu entitas maka akan terkait dengan ketersediaan sistem informasi akuntansi pada entitas tersebut.
Sistem informasiakuntansi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan teknologi
yang terintegrasi dan berfungsi untuk mendukung operasinal sehari- hari sebuah entitas, juga termasuk untuk
menyediakan kebutuhan informasi sebagai dasar pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.
Ada dua tipe sistem informasi, yaitu single user dan multiuser. Sistem informasi single user adalah sistem
informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari seorang pengguna tunggal.
Sedangkan sistem informasi multi user didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja
(departemen, kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk membangun sistem informasi, baik
single user maupun multi user, haruslah mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem
informasi sebagai berikut (Romney & Steinbart 2005):
a. Sumber Daya Manusia
Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi. Manusia merupakan unsur
sistem informasi akuntansi yang berperan dalam menjalankan sistem, pengambilan keputusan dan
pengendalian atas jalannya sistem informasi akuntansi.
b. Prosedur
Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan.
Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
c. Data
Data merupakan komponen sistem informasi akuntansi tentang proses-proses bisnis organisasi. Formulir
merupakan unsur pokok data yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Formulir juga
sering diistilahkan dengan dokumen. Karena denganformulir semua peristiwa yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.
d. Software
Softwareadalah suatu fasilitas yang telah dirancang secara terkomputerisasi dan dipakai untuk memproses
data organisasi dalam suatu perusahaan secara otomatis untuk menghasilkan laporan/informasi.
e. Infrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur Tekologi Informasi adalah peralatan yang berbasiskan teknologi untuk digunakan dalam
rangka memproses data, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device) dan peralatan untuk
komunikasi jaringan.
Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu akuntansi memenuhi tiga fungsi
pentingya dalam organisasi, yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber
daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai
aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat
meninjau ulang (review) hal-hal yang terjadi.
b. Mengubah data dalam informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam
aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
c. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi,
sehingga dapat memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
Dengan terlaksananya fungsi akuntansi tersebut pada suatu entitas maka dapat dikatakan bahwa praktik
akuntansi telah dijalankan pada entitas tersebut.
Pelaku UMKM
Dalam pembangunan ekonomi kerakyatan, UMKM mempunyai peranan yang penting dan strategis
untuk mewujudkan struktur dunia usaha nasional yang kokoh. Sehubungan dengan hal tersebut maka UMKM
perlu ditingkatkan jumlahnya dan diberdayakan menjadi usaha yang tangguh, mandiri dan unggul, sehingga
peranannya dalam penyerapan tenaga kerja, ekspor dan pembentukan produk domestik bruto semakin
meningkat. DalamUndang- Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2008TentangUsaha Mikro,
Kecil dan Menengah dinyatakan bahwa Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sebagai
berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00.
b. Kriteria Usaha Kecil adalah Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampaidengan paling
banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00.
c. Kriteria Usaha Menengah adalah Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00.
Berdasarkan kriteria UMKM tersebut maka pelaku UMKM merupakan pemilik atau pendiri usaha baik secara
perseorangan maupun berkelompok yang memenuhi kriteria UMKM sebagaimana diatur dalamUndang-Undang
tersebut.
KUR (Kredit Usaha Rakyat)
KUR adalah Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp.500
juta (total eksposur) yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang
sudah berjalan dan menghasilkan laba. KUR diperuntukkan bagi Individu, kelompok maupun Koperasi yang
melakukan usaha produktif yang layak namun belum bankable yg belum pernah mendapat pinjaman dan atau
tidak sedang menikmati pinjaman / kredit modal kerja atau investasi dari lembaga keuangan serta belum pernah
memperoleh fasilitas kredit program dari pemerintah.
Sampai bulan September 2013 ini, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 (tujuh) bank yaitu
Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN),
Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). Bank BRI
adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp. 79,9 triliun. Selain sektor ritel BRI juga
menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafondnya sebesar Rp. 16,03 triliun dan Rp. 63,9
triliun, debiturnya 94.710 UMK dan 8.650.164 UMK, rata-rata kredit Rp. 169,3 juta/debitur dan Rp. 7,4
juta/debitur,. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 12,6
triliun, debiturnya sebanyak 250.032 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 50,4 juta/debitur. Di urutan ketiga
adalah BNI dengan total plafond sebesar Rp. 12,11 triliun, debiturnya sebanyak 184.805 UMK, dengan rata-rata
kredit Rp. 65,5 juta/debitur. Selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4,1 triliun, BSM dengan
plafond Rp. 3,4 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,75 triliun dan BNI Syariah dengan plafond Rp.
142.876 miliar. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2.1.
Realisasi Penyaluran KUR Bank Nasional (30 September
2013)
NO BANK
REALISASI PENYALURAN KURPlafon Outstanding Debitur Rata-rata Kredit
(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta)1 BNI 12.113.648 4.660.865 184.805 65,52 BRI (KUR Ritel) 16.033.752 6.595.185 94.710 169,33 BRI (KUR Mikro) 63.927.884 18.810.794 8.650.164 7,44 Bank Mandiri 12.609.529 5.831.445 250.032 50,45 BTN 4.103.061 2.132.760 22.934 178,9
6 BUKOPIN 1.756.260 681.319 11.760 149,37 Bank Syariah Mandiri 3.491.661 1.733.069 46.876 74,58 BNI Syariah 142.876 105.426 897 159,3
TOTAL 114.178.672 40.550.864 9.262.178 12,3(Data Sebaran penyaluran KUR November2007- September 2013)
Dilihat dari sisi sektor ekonomi, penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana masih didominasi oleh sektor
perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai Rp. 72,51 triliun dengan jumlah debitur UMKM sebesar 6,264
juta debitur. Sektor pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana yaitu
sebesar Rp. 21,01 triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,4 juta debitur. Hal ini dapat dilihat dari tabel 2.2
berikut ini:
Tabel 2.2.Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi (30 September 2013)
NO SEKTOR EKONOMITOTAL
Plafon OutstandingDebitur
(Rp juta) (Rp juta)1 Pertanian 21.016.937 8.734.483 1.413.0922 Perikanan 764.881 207.311 7.2373 Pertambangan 106.184 53.714 2.8394 Industri pengolahan 3.563.073 1.625.964 180.5585 Listrik, gas dan air 67.665 33.539 1.8046 Konstruksi 1.995.002 674.963 10.1607 Perdagangan 72.513.683 26.607.741 6.264.2118 Penyediaan akomodasi 765.511 294.851 30.4709 Transportasi 1.723.620 971.010 40.23710 Perantara keuangan 973.818 397.570 6.76711 usaha persewaan 5.118.842 2.697.035 266.57312 Adm. Pemerintahan 9.456 1.397 3613 Jasa pendidikan 59.801 31.216 35514 Jasa kesehatan 276.729 107.092 1.87715 Jasa kemasyarakatan 2.910.419 1.213.957 102.36816 Jasa perorangan 89.537 46.430 87417 Badan internasional 75 - 118 Lainnya 14.409.970 2.550.398 1.087.890
Total 126.365.203 46.248.671 9.417.349(Data Sebaran penyaluran KUR November2007- September 2013)
Dari sebaran wilayahnya, penyerapan KUR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur dengan plafond masing-masing Rp. 19,5 triliun dan Rp. 19,1 triliun. Jawa Tengah masih merupakan
provinsi terbesar yang menyerap KUR sementara dari luar pulau jawa, khususnya Sulawesi tengah jauh
ketinggalan jika dibandingkan dengan daerah pulau jawa.Berikut tabel realisasi KUR menurut propinsi.
Tabel 2.3.
Realisasi KUR Menurut Propinsi (30 September
2013)
NO PROVINSI
TOTALTOTAL Outstanding Debitur(Rp juta) (Rp juta)
1 Aceh Darussalam 2.103.036 598.223 153.4312 Sumatera Utara 6.323.776 2.502.259 387.5873 Sumatera Barat 4.204.849 1.690.303 228.3084 Riau 3.818.372 1.768.695 159.2435 Jambi 1.985.540 735.857 126.8486 Sumatera Selatan 4.670.650 2.029.165 183.0567 Bengkulu 921.593 341.785 69.8328 Lampung 2.679.704 949.446 217.3469 Kepulauan Riau 903.819 364.990 31.59710 Bangka Belitung 450.647 193.874 23.25611 Dki Jakarta 5.837.467 2.380.359 222.825
12 Jawa Barat 16.279.965 5.600.806 1.339.361
Dari tabel 2.3 diketahui bahwa penyaluran KUR disulawesi tengah khususnya kota palu masih kurang
tersalurkan ke masyarakat. Hal ini disebabkan ketidakmampuan UMKM mengakses KUR, yang mana hal ini
dikarenakan tidak tersedianya informasi akuntansi secara lengkap dan tidak optimalnya praktik akuntansi pada
UMKM.
Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Informasi akuntansi memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mencapai keberhasilan usaha,
termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000 dalam Pinasti, 2007). Informasi akuntansi dapat menjadi
dasar yang andal bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan usaha kecil dan menengah, antara lain untuk
keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk keputusan investasi (Suhairi, et al., 2004).
Terkait hubungan antara praktik akuntansi dengan akses kredit, untuk menunjang dalam mengakses
kredit pada lembaga perbankan, penyediaan informasi akuntansi oleh UMKM juga sangat diperlukan. Karena
sebagaimana yang dikutip oleh Rudiantoro & Siregar (2011), Baas dan Schrooten (2006) menyatakan bahwa
salah satu teknik pemberian kredit yang paling banyak digunakan bank adalah financial statement lending yang
mendasarkan pemberian kreditnya atas informasi keuangan dari debiturnya, senada dengan hal tersebut, hasil
penelitian yang dilakukan Nair dan Rittenberg (1982) sebagaimana dikutip oleh Wahdini dan Suhairi (2006)
juga menyimpulkan bahwa pihak bank tidak melihat adanya perbedaan antara usaha besar dengan UMKM,
semuanya diwajibkan untuk memenuhi persyaratan termasuk harus menyediakan laporan keuangan untuk dapat
dijadikan dasar dalam memberikan pinjaman kepada calon debitur.
Begitupula di Indonesia, jika melihat persyaratan pemberian kredit pada hampir semua bank di Indonesia,
untuk meyakinkan kelancaran pembayaran angsuran dan pengembalian pinjaman oleh calon debitur, selain
pertimbangan karakter calon debitur, laporan keuangan yang menggambarkan pendapatan dan beban usaha serta
aset, kewajiban dan modal yang dimiliki calon debitur menjadi pertimbangan utama keputusan diterima
tidaknya permohonan kredit oleh Bank, tidak terkecuali bagi UMKM, apalagi untuk permohonan pembiayaan
KUR. Namun, dalam kenyataannya, terutama di Indonesia, pada umumnya pengusaha kecil tidak
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya (Pinasti, 2001),
sehingga kualitas laporan keuangan pada UMKM masih rendah (Rudiantoro & Siregar, 2011) dan praktek
akuntansi, khususnya akuntansi keuangan pada UMKM di Indonesia memiliki banyak kelemahan (Suhairi, et al,
2004). Semua kondisi ini mengakibatkan UMKM tidak mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh
bank tersebut (Rudiantoro & Siregar, 2011).
Disisi lain, walaupun pemerintah maupun komunitas akuntansi (Lembaga profesi akuntan atau Ikatan
Akuntan Indonesia/IAI) telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan informasi akuntansi bagi
UMKM. Dalam kenyataannya, desakan hukum (law enforcement) atas praktik akuntansi pada UMKM dari
regulator belum memadai (Pinasti, 2007), keberadaan SAK (sebelum diterbitkannya SAK ETAP) overload bagi
UKM (Wahdini & Suhairi, 2006) dan belum efektifnya sosialisasi implementasi SAK ETAP terhadap pihak
perbankan maupun lembaga UMKM (Rudiantoro & Siregar, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa untuk
mengefektifkan praktik akuntansi pada UMKM, baik pemerintah, masyarakat maupun lembaga profesi
akuntansi harus bersinergi dalam mendorong praktik akuntansi secara tepat, implementatif dan berkelanjutan.
PENGUSAHA KECILDI KOTA PALU
AKSES KREDIT UMKM
Salah satu penyebabPraktik akuntansi padasulitnya pengembangan UMKM berkontribusi padaUMKM adalah akses pinjaman KUR olehketidakmampuan UMKMUMKM di Kota Palumengakses kredit, yang artinya bahwa denganmana hal ini dikarenakan adanya praktik akuntansitidak tersedianya informasi yang baik pada UMKMakuntansi secara lengkap maka akan berdampakpada UMKM dan karenapada mudahnyatidak optimalnya praktikmemperoleh aksesakuntansi di UMKM pembiayaan KUR di Kota(Furqan & Karim, 2012)
salah satu teknikInformasipemberian kreditakuntansi memiliki yang paling banyakperanan yangdigunakan banksangat pentingadalah financialdalam upayastatement lendingmencapai yang mendasarkankeberhasilan usaha, pemberian kreditnyatermasuk bagiatas informasiusaha kecil keuangan dari(Megginson et al.,debiturnya,2000 dalam Pinasti, (Rudiantoro &2007).Siregar 2011)
TUJUAN PENELITIAN YANG AKAN DILAKUKANUntuk menganalisis jenis-jenis infomasi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan dalam memberikan pembiayaan/pinjaman KUR bagi UMKM di Kota Palu.Menentukan model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan dapat diimplementasikan pada UMKM, sehingga mampu meningkatkan akses terhadap pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan.
HASIL YANG DIHARAPKANDapat menganalisis jenis-jenis infomasi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan dalam memberikan pembiayaan/pinjaman KUR bagi UMKM di Kota Palu.Dapat menentukan model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan dapat diimplementasikan pada UMKM, sehingga mampu meningkatkan akses terhadap pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan.
Roadmap Penelitian
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun pertama yang telah dilaksanakan oleh peneliti
yang terkait dengan praktik akuntansi pada UMKM di Kota Palu. Parwati dan Jurana (2015) menemukan bahwa
praktik akuntansi pada UMKM berkontribusi pada akses pinjaman KUR oleh UMKM di Kota Palu artinya
bahwa dengan adanya praktik akuntansi yang baik pada UMKM maka akan berdampak pada mudahnya
memperoleh akses pembiayaan KUR di Kota Palu. Praktik akuntansi pada UMKM di Kota Palu belum
dilaksanakan secara maksimal, padahal salah satu penyebab sulitnya pengembangan UMKM adalah
ketidakmampuan UMKM mengakses pembiayaan KUR, yang mana hal ini dikarenakan tidak tersedianya
informasi akuntansi secara lengkap pada UMKM dan karena tidak optimalnya praktik akuntansi di UMKM.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun pertama tersebut maka penelitian ini diawali dengan
menganalisis jenis-jenis infomasi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan dalam memberikan
pembiayaan/pinjaman KUR bagi UMKM di Kota Palu. Selanjutnya menentukan model praktik akuntansi yang
efektif, efisien dan dapat diimplementasikan pada UMKM, sehingga mampu meningkatkan akses terhadap
pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan. Adapun roadmap penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Road Map Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian dari penelitian tahun pertama, penelitian ini akan dilakukan
selama 8 (delapan) bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis infomasi yang dibutuhkan oleh
lembaga keuangan perbankan dalam memberikan pembiayaan/pinjaman KUR bagi UMKM di Kota Palu. Dan
juga bertujuan dapat menentukan model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan dapat diimplementasikan
pada UMKM, sehingga mampu meningkatkan akses terhadap pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jenis-jenis informasi infomasi yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan dalam memberikan
pembiayaan KUR
Untuk mengukur jenis-jenis infomasi apa saja yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan perbankan dalam
memberikan pembiayaan/pinjaman KUR informasi pada akses pinjaman KUR oleh UMKM yang difasilitasi
oleh bank-bank yang ada di Kota Palu yang merupakan bantuan pinjaman dari pemerintah bersuku bunga
lebih rendah dibanding fasilitas pinjaman lainnya.
b. Model Praktik Akuntansi pada UMKM
Untuk mendapatkan model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan dapat diimplementasikan pada
UMKM, sehingga mampu meningkatkan akses terhadap pinjaman KUR di lembaga-lembaga keuangan.
Untuk mengukur variabel-variabel di atas maka kuisioner dikembangkan dan dimodifasikasi dari
penelitian Rudiantoro & Siregar (2011).
Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Data Primer, yaitu data penelitian yang diperoleh dari responden dengan menggunakan alat pengumpul data
berupa kuisioner.
b. Data Sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan- laporan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan
dengan metode survey, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pengedaran Kuisioner, yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun untuk
mendapatkan informasi atau keterangan dari beberapa orang. Jenis kuisioner yang digunakan adalah
kuisioner tertutup yaitu seperangkat daftar pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Responden hanya memilih salah satu dari alternatif jawaban yang telah disediakan.
b. Wawancara, yaitu yang dilakukan untuk melengkapi kuisioner. Wawancara ini dilakukan dengan responden
yang mempunyai hubungan dengan data yang dibutuhkan.
Untuk memperoleh tingkat respon yang tinggi dari pelaksanaan survey ini maka dalam pengedaran
kuisioner dilakukan beberapa cara berikut ini (Jogiyanto, 2008), yaitu: mengikutsertakan rekomendasi dari
instansi terkait dalam penyebaran kuisioner, adanya tindak lanjut setelah pengiriman kuesioner, petunjuk dan
perangkat pengembalian yang dijelaskan dengan baik dan pemberian imbalan untuk partisipasi.
Responden dan Partisipan
Populasi pada penelitian tahun kedua adalah para pelaku perbankan yang mengucurkan pinjaman KUR
di Kota Palu. Sesuai data terakhir yang diperoleh dari Bank Indonesia, maka ada 3 Bank Nasional yaitu BRI,
BNI, dan Bank Mandiri . Untuk itu, jumlah populasi yang ditetapkan sebanyak 70 responden dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Analis kredit yang bekerja pada lembaga perbankan yang mengucurkan KUR di Kota Palu.
b. Telah bekerja sebagai analis kredit KUR minimal selama 2 tahun pada lembaga perbankan yang
mengucurkan kredit KUR di Kota Palu.
Sedangkan yang berperan sebagai partisipan pada eksperimen yang dilakukan pada tahun kedua adalah
mahasiswa jurusan akuntansi yang telah lulus mata kuliah Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen serta
Analisis Laporan Keuangan dan menyatakan kesediaannya untuk mengikuti eksperimen yang berjumlah 40
orang. Hal ini dilakukan karena hampir semua karyawan bank (responden) yang mengucurkan KUR (para
responden) belum bersedia untuk mengikuti eksperimen ini, sehingga alternatif lain adalah para mahasiswa yang
dianggap layak dan dianggap hampir memiliki pengetahuan yang sama dengan para karyawan bank (responden)
tersebut.
Rancangan Eksperimen
Untuk mencapai tujuan penelitian dan mendapatkan model praktik akuntansi yang efektif, efisien dan
implementatif maka rancangan eksperimen yang akan digunakan adalah pola faktorial penuh 2 x 2 between-
subject dengan faktor Jenis-jenis infomasi (dua kondisi:Jenis Infomasi Rancangan Tim Peneliti dan Jenis
Informasi sesuai PSAK-ETAP) dan format laporan (dua kondisi: Format Laporan Rancangan Tim Peneliti dan
Fomat Laporan sesuai PSAK ETAP) yang secara jelas dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1Treatment Eksperimen
Format&Media Jenis-jenis Informasi
Format Laporan Rancangan Tim Peneliti (FLT)
Fomat Laporan sesuai PSAK ETAP (FLP)
Jenis-jenis informasi Rancangan Tim Peneliti (JIT)
Grup I (JIT : FLT)
Grup II (JIT : FLP)
Jenis-jenis informasi sesuai PSAK-ETAP (JIP)
Grup III (JIP : FLT)
Grup IV (JIP : FLP)
Berdasarkan treatment di atas, partisipan secara acak dikelompokkan pada 4 (empat) grup dengan 40 orang
partisipan pada masing-masing grup yang terdiri dari 10 orang pelaku UMKM. Dari treatment ini dapat dilihat
sejauhmana keefektifan model praktik akuntansi UMKM yang dirancang oleh tim peneliti berdasarkan hasil
penelitian ini. Sedangkan untuk mengukur sejauhmana pengetahuan partisipan maka diinstruksikan kepada
partisipan untuk mengisi kuisioner pengukuran pengetahuan pada pre test.
Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian ini, selain melakukan
analisis validitas dan reliabilitas untuk menguji keandalan data, juga dilakukan analisis data sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui jenis-jenis informasi yang dibutuhkan dalam penilaian kelayakan pinjaman KUR
dilakukan dengan menggunakan one sample t-test. Analisis ini digunakan untuk melihat mean dari sampel
tunggal terhadap suatu mean acuan. Peneliti menetapkan skor per item pernyataan dalam kuesioner harus ≥
4 sebagai skor minimum yang bisa mencerminkan derajat kepentingan responden.
b. Untuk menganalisis sejauhmana keefektifan model praktik akuntansi UMKM yang diusulkan dalam
penelitian ini maka dilakukan dengan analisis Independent Sample T Test. Model publikasi dapat diterima
jika rata-rata grup I dan III lebih besar dari rata-rata grup II dan IV. Begitupula jika rata-rata grup I dan II
lebih besar dari rata-rata grup III danIV, yang mana perbedaan tersebut signifikan secara statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuisioner sebagai alat instrumen penelitian ini diedarkan secara langsung kepada responden yang
pengembaliannya juga dilakukan secara langsung oleh peneliti. Namun, karena beberapa alasan tertentu, sebagian
responden tidak mengembalikan kuisioner tersebut, sehingga tingkat pengembalian sampai pada waktu yang
ditentukan hanya sebesar 44 buah kuisioner atau 62,86 %dari total kuisioner yang diedarkan. Dari kuisioner yang
kembali, terdapat 26 buah kuisioner tidak dapat diolah karena jawaban responden pada kuisioner tidak lengkap
dan beberapa responden tidak mengisi secara lengkap data demografi yang dibutuhkan untuk analisis, sehingga
tingkat keberhasilan pengedaran kuisioner hanya berjumlah 70 buah atau sekitar 93,33%.
secara keseluruhan dari 70 responden dapat mewakili perbedaan-perbedaan yang ada. Untuk posisi
karyawan pada perbankan, mayoritas responden adalah marketing dari pembiayaan KUR, sedangkan yang lainnya
adalah karyawan yang ditugaskan untuk mewakili pihak bank, baik yang bertugas sebagai staf bagian keuangan,
bagian pemasaran maupun bagian-bagian lainnya, sedangkan untuk perbedaan jenis kelamin, mayoritas responden
adalah laki-laki dengan umur rata-rata 35,55 tahun. Sehubungan dengan pendidikan terakhir, mayoritas responden
merupakan lulusan sarjana, yang mana bidang keahlian mayoritas berlatar belakang pendidikan ilmu ekonomi,
manajemen dan akuntansi, dengan rata-rata pengalaman kerja selama 1 tahun ke atas.
Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung maka sasaran program KUR adalah kelompok
masyarakat yang telah dilatih dan ditingkatkan keberdayaan serta kemandiriannya pada kluster program
sebelumnya. Harapannya agar kelompok masyarakat tersebut mampu untuk memanfaatkan skema pendanaan yang
berasal dari lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi, BPR dan sebagainya. Dilihat dari sisi kelembagaan,
maka sasaran KUR adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah). Sektor usaha yang diperbolehkan untuk
memperoleh KUR adalah semua sektor usaha produktif. Diantaranya:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usahaperorangan yang
memenuhi kriteria: memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha) atau memiliki hasilpenjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar. Kriterianya adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,-
(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memilikihasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,-
c. Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar.
Kriterianya adalah: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-s/d Rp. 10.000.000.000,- ( tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp.2.500.000.000,- s/d Rp. 50.000.000.000,-
Sementara itu, Informasi akuntansi yang dibutuhkan Pihak bank dalam melakukan penyeleksian
permohonan kredit usaha rakyat, adalah terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Capasity yaitu penilaian pihak bank bahwa piutangnya dapat dibayar kembali oleh debitur dari berbagai
sumber dana, termasuk hasil penjualan harta perusahaan, maupun dari penjamin kredit.
2. Capital yaitu kondisi harta operasional calon debitur yang mendukung kemampuan produk mereka untuk
bersaing di pasar akan meningkatkan hasil penjualan dan keuntungan yang dicapai. Pemilik perusahaan
akan mempunyai andil yang besar akan kepemilikan harta operasional perusahaanya. Harta operasional
perusahaan bukan berasal dari lease finansing. Berdasarkan kondisi diatas bank dapat menilai kemampuan
debitur untuk mengembalikan pinjamannya.
3. Collateral yaitu Fungsi utama jaminan bagi bank adalah memperkecil jumlah kerugian yang diderita oleh
bank, apalagi debitur tidak memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
4. Condition of Economic yakni Bank memperhatikan kondisi ekonomi internasional pada umumnya dan
kondisi nasional pada khususnya serta kebijaksanaan pemerintah yang berdampak langsung atau tidak
langsung terhadap kondisi ekonomi nasional.
Jika melihat bagaimana peranan laporan keuangan usaha mikro bagi bank pelaksana KUR, maka
dapat dilihat bahwa terjadi sebuah interaksi system mechanism. Interaksi system mechanism terjadi karena
adanya paksaan dari steering media , yaitu media money dan media power. Peranan laporan keuangan
menjadi interaksi sosial yang terjadi antara bank pelaksana KUR dengan usaha mikro, dimana bank
pelaksana KUR membutuhkan sebuah media untuk menganalisa usaha mikro dan menentukan berapa
besarnya plafon kredit yang layak diberikan kepada debitur KUR. Laporan keuangan usaha mikro menjadi
sangat penting didalam interaksi ini karena tanpa laporan keuangan, analis dan mantri KUR mungkin akan
merasa kesulitan dalam menganalisa usaha dan menentukan plafon kredit yang layak. Dalam hal ini, media
power yang berperan dalam interaksi sosial ini karena adanya peraturan yang mengharuskan para analis
dan mantri KUR untuk menyertakan laporan keuangan usaha mikro dalam draft kredit yang diajukan ke
bank pelaksana KUR.
Oleh karena itu, Jenis Informasi yang dirancang lebih sederhana daripada jenis informasi yang
diharuskan pada SAK-ETAP adalah hanya berupa catatan terkait aliran kas usaha, catatan penjualan, dan
catatan pembelian barang usaha yang disatukan dalam laporan harta perusahaan. Sementara itu, format
Penyajian yang dirancang lebih (sederhana) baik daripada format yang diharuskan pada SAK-ETAP adalah
berupa format akuntansi pencatatan sederhana atau lebih dikenal “Akuntansi Persamaan sederhana”.
Berdasarkan hal di atas, maka model praktik akuntansi yang efektif, efisien, dan dapat di
implementasikan pada UMKM adalah model praktik “Akuntansi Persamaan Sederhana” yaitu model
praktik akuntansi pencatatan sederhana, dimana setiap transaksi yang terjadi dalam tiap harinya dicatat
melalui rumus:
HARTA = HUTANG + MODAL
Kas+Piutang+persediaan+dll = hutang +(modal pokok+penjualan-biaya)
Selain itu, pencatatan lain juga dapat dilakukan dan dijabarkan melalui catatan kas kecil, catatan
penjualan, dan catatan pembelian barang. Selanjutnya untuk transaksi selain itu sebaiknya dilakukan
melalui fasilitas perbankan pada rekening usaha, sehingga termuat dalam catatan rekening koran dan
akan lebih mudah dievaluasi oleh pihak perbankan khususnya pelaksana KUR.
Akuntansi Persamaan Sederhana
Akuntansi persamaan sederhana merupakan sistem pencatatan yang menggambarkan hubungan
akun yang ada pada perusahaan, yaitu pengaruh transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan yang
meliputi harta (aktiva) dengan sumber dananya. Harta yang diperoleh dari pemilik perusahaan disebut
modal (ekuitas), sementara harta yang diperoleh dari pihak lain disebut kewajiban (utang). Setiap transaksi
yang terjadi akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pengaruh transaksi tersebut dapat
menambah atau mengurangi komponen keuangan perusahaan yaitu, harta,utang, dan modal. Perubahan
komponen posisi keuangan pada persamaan dasar akuntansi dapat dikelompokan berikut ini:
1. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat perubahan harta yang diikuti dengan
perubahan harta yang lain dalam jumlah yang sama.
2. setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan utang dalam jumlah yang sama.
3. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan modal dalam jumlah yang sama.
4. Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah yang sama.
Untuk lebih detail, lihatlah tabel di bawah ini:
No. Jenis Transaksi Pengaruh APS
1. Penanaman uang pemilik perusahaanPembelian tunai
Aset bertambah, ekuitas bertambah
2. Pembelian kredit Aset bertambah, mengurangi aset yang lain
3. Penerimaan penghasilan Aset bertambah, liabilitasbertambah4. Pembayaran hutang Aset bertambah, ekuitas bertambah5. Penerimaan tagihan Aset berkurang, liabilitasberkurang
6.Pembayaran beban Aset bertambah, aset lain berkurang
Harta berkurang, ekuitasBerkurang
7. Pengambilan uang untuk keperluan pribadi
Harta berkurang, ekuitas berkurang
Hasil penelitiaan juga menunjukkan selain akuntansi persamaan sederhana di atas, juga dapat
dijabarkan atau lebih dirinci ke dalam catatan kas kecil, catatan pembelian dan catatan penjualan barang
dan catatan dari transaksi rekening koran di perbankan. Dalam hal ini, aliran kas kecil digunakan untuk
pengeluaran-pengeluaran yang jumlah nominalnya kecil dari konteks umkm itu sendiri. Sedangkan
transaksi kas yang jumlah nominalnya besar dari konteks UMKMnya sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan fasilitas perbankan (via cek, transfer, dll). Hal ini dilakukan agar tiap transaksi yang
nominalnya besar dengan sendirinya tercatat secara otomatis melalui rekening usaha yang ada di bank.
Selain itu, dengan menggunakan fasilitas perbankan, pihak perbankan juga dapat melakukan penilaian dan
evaluasi aktivitas usaha dengan mudah dalam rangka pemberian KUR.
Catatan pembelian dan penjualan merupakan sistem pencatatan setiap melakukan pembelian dan
penjualan barang baik tunai maupun kredit. Catatan pembelian barang dilakukan terpisah dengan catatan
penjualan barang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah menghitung persediaan barang (stok) yang ada.
Berikut ini merupakan contoh pencatatan kas kecil, penjualan dan pembelian barang pada UMKM.
Contoh pencatatan kas kecil:
Contoh pencatatan Penjualan barang:
Contoh pencatatan Pembelian Barang:
Hasil Eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa persamaan akuntansi sederhana, catatan penjualan, catatan
pembelian dan catatan rekening koran di bank telah dapat digunakan untuk penilaian dan evaluasi pihak
perbankan dalam memberikan KUR bagi para pelaku UMKM.
SIMPULAN
Penelitian hanya berhasil mendapatkan data dari 44 bank yang ada di Kota Palu sebagai responden.
Berdasarkan data dari responden tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian sampai pada waktu yang
ditentukan hanya sebesar 44 buah kuisioner atau 62,86 %dari total kuisioner yang diedarkan. Dari kuisioner yang
kembali, terdapat 26 buah kuisioner tidak dapat diolah karena jawaban responden pada kuisioner tidak lengkap
dan beberapa responden tidak mengisi secara lengkap data demografi yang dibutuhkan untuk analisis, sehingga
tingkat keberhasilan pengedaran kuisioner hanya berjumlah 70 buah atau sekitar 93,33%.
Penelitian ini juga menemukan bahwa jenis-jenis informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh lembaga
keuangan perbankan dalam pemberian pembiayaan KUR bagi UMKM di kota Palu yaitu terkait dengan capacity,
capital, collateral, Condition of Economic. Oleh karena itu Model praktik akuntansi yang efektif, efisien, dan
dapat di implementasikan pada UMKM adalah model praktik “Akuntansi Persamaan Sederhana” yaitu model
praktik akuntansi pencatatan sederhana setiap transaksi yang terjadi dalam tiap harinya, melalui rumus:
HARTA = HUTANG + MODAL
Kas+Piutang+persediaan+dll = hutang +(modal pokok+penjualan-biaya)
Hasil penelitiaan juga menunjukkan selain akuntansi persamaan sederhana di atas, juga dapat dijabarkan
atau lebih dirinci ke dalam catatan kas kecil, catatan pembelian dan catatan penjualan barang dan catatan dari
transaksi rekening koran di perbankan. Dalam hal ini, aliran kas kecil digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran
yang jumlah nominalnya kecil dari konteks umkm itu sendiri. Sedangkan transaksi kas yang jumlah nominalnya
besar dari konteks UMKMnya sebaiknya dilakukan dengan menggunakan fasilitas perbankan (via cek, transfer,
dll). Hal ini dilakukan agar tiap transaksi yang nominalnya besar dengan sendirinya tercatat secara otomatis
melalui rekening usaha yang ada di bank. Selain itu, dengan menggunakan fasilitas perbankan, pihak perbankan
juga dapat melakukan penilaian dan evaluasi aktivitas usaha dengan mudah dalam rangka pemberian KUR
Hasil Eksperimen yang dilakukan juga menunjukkan bahwa persamaan akuntansi sederhana, catatan penjualan,
catatan pembelian dan catatan rekening koran di bank telah dapat digunakan untuk penilaian dan evaluasi pihak
perbankan dalam memberikan KUR bagi para pelaku UMKM.
REFERENSI:
Bank Indonesia. 2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2011. Direktorat Perbankan Syariah.
Cooper, Donald R. & Schindler, Pamela S. 2006.Metode Riset Bisnis. Volume 1.Edisi 9.Terjemahan.PT. Media
Global Edukasi. Jakarta.
Departemen Perdagangan. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025 – Rencana Pengembangan Ekonomi
Kreatif 2009-2015. Kelompok Kerja Indonesia Design Power Departemen Perdagangan Republik
Indonesia.
Dewan Syariah Nasional. 2000a. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh).
. 2000b. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah.
Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Palu. 2009. Data UMKM di Kota Palu.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Furqan, Andi Chairil. 2010. Monogaf: Pengaruh Ratio Keuangan Bank Terhadap Keputusan Pembiayaan pada
Bank Syariah di Kota Palu. Tadulako University Press, ISBN : 978- 079-3701-99-7
. 2011a. Monograf: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penentuan Laba Kena Pajak
Pada Perusahaan Berskala Kecil di Palu. RP-Karsel Publishing, ISBN : 978-602-98446-9-b.
. 2011b.Strategi Pemerataan Pengembangan Industri Kreatif Berbasiskan Telekomunikasi Seluler di
Indonesia. ht tp://ekonomi.kompasiana.com/ bisnis/2011/12/27/%E2%80%9Cstrata-pink-bts-indonesia
%E2%80%9D /
Furqan, Andi Chairil & Karim, Fikry. 2012. Problematika Praktik Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (UMKM), Serta Keterkaitannya Terhadap Akses Kredit. Media Litbang Sulawesi Tengah. Vol.
V No. 1 Juni 2012. ISSN: 1979-5971.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntablitas Publik. Dewan
Standar Akuntansi Keuangan IAI. Jakarta.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman.BPFE.Yogyakarta.
. 2008. Pedoman Survei Kuesioner. BPFE.Yogyakarta.
Pinasti, Margani. 2001. Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha Para Pedagang Kecil di
Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas.Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi No. 1/Vol. 3/Mei.
. 2007. Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha
Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10 (3).
Hal. 321-331.
Romney, Marshal B. &Steinbart, Paul John. 2005. Accounting Information Systems. Edisi
kesembilan.Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta.
Rudiantoro, Rizki & Siregar, Sylvia Veronica. 2011. Kualitas Laporan Keuangan UMKM Serta Prospek
Implementasi SAK ETAP. Makalah SNA XIV. Aceh
Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2008TentangUsaha Mikro, Kecil Dan Menengah. Undang-Undang
R.I. Nomor 21 Tahun 2008Tentang Perbankan Syariah.
Suhairi, Sofri Yahya & Hasnah Haron. 2004. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Dan Kepribadian Wirausaha
Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Investasi. MakalahSNA VII.
Denpasar.