Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik...

32

Transcript of Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik...

Page 1: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah
Page 2: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah
Page 3: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

Tuhan menciptakan segalanya dengan baik

Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah dasar yang sangat penting untuk memahami apa artinya menjadi manusia, pria dan wanita. Manusia sangat berbeda dengan ciptaan lain karena hanya manusialah yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hal ini mengandung banyak arti yang mengasumsikan: kesetaraan gender, kesetaraan martabat, saling menghormati, saling melengkapi, serta harmoni. Kesetaraan bukan berarti bahwa pria dan wanita identik. Perbedaan yang mereka miliki dimaksudkan untuk saling melengkapi sebagaimana rencana Allah, bukan berarti bahwa ciptaan-Nya kurang sempurna. Allah menciptakan pria dan wanita dengan sempurna. Diskriminasi gender sering terjadi karena salah satu gender menganggap diri lebih tinggi dari pada yang lain. Sikapdan anggapan itu menyimpang dari Rencana Allah. Inilah yang menimbulkan kesengsaraan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan. Syukur bahwa masih ada banyak orang yang berusaha untuk kembali kepada rencana Allah dan memperjuangkan kesetaraan gender, martabat dan saling menghormati, memandang satu sama lain sebagaimana Allah memandangnya.

Sikap hormat terhadap ciptaan lain, Ibu Bumi dan alam semesta berarti pula menghormati Sang Penciptanya. Allah menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memeliharanya bukan untuk menguasainya (kej. 2.15). Manusia sering bertanya:”Tuhan, mengapa ada bencana alam, perang, penindasan dan diskriminasi? Padahal Engkau menciptakan segalanya dengan baik dan sempurna?” Allah menyerahkan ciptaan kepada manusia untuk dipelihara, dijaga bukan untuk dikuasainya. Namun faktanya manusia menguasainya, memeras dan menguras habis Ibu Bumi hingga hancur. Ibu bumi kita tidak dapat lagi menanggung pederitaannya akibat keserakahan manusia.

Lagi-lagi manusia menyimpang dari rencana Allah.Banyak orang mulai sadar dan berusaha mengembalikan keutuhan Ibu Bumi kita untuk menghindari situasi yang lebih buruk lagi. Kita tidak dapat hidup tanpa keberadaan Ibu Bumi yang sehat dan subur. Untuk itu orang mulai mengadakan penghijauan kembali (reboisasi) menghemat energi, memilah sampah, mendaurulang barang-barang yang masih bisa dimaanfaatkan. Jika masing-masing memulai dari diri sendiri suatu tindakan nyata demi menyelamatkan Ibu Bumi kita, maka kitapun akan terselamatkan dari penderitaan yang lebih buruk. Marilah kita mencoba dan semoga berhasil!

Atas nama redaksiSr. Yulita

Daftar IsiPengantar Redaksi 3

Usaha Penyetaraan Gender Dalam Gereja 4

Duyong-Tanum Reboisasi Mangrovedan Merawat Bumi 7

Anugerah Allah 10

Pengalamanku Mengajar di Papua 12

Yang Saya Buat Ini Untuk Siapa? 14

Kebijaksanaan Suster Sesepuh 15

Menjadi Relawan di Klevarie 17

Menjadi Malaikat Bagi Satu Sama Lain 20

Pengalaman Saya di ‘Bergweide’ 22

Pengosongan Diri Yang Kreatif 24

Doa Novena Peringatan 150 th WafatBunda Elisabeth 27

Kolofon 30

PengantarRedaksi

Page 4: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

USAHA PENYETARAAN GENDER DALAM GEREJA

Sr. Cecil PerlasQuezon City, Filipina

Anak -anak korban pelecehan seksual, dalam sesi “creative healing”

Bunda Elisabeth selalu peka terhadap kebutuhan

orang-orang di sekelilingnya. Dia melihat kota

Maastricht dalam reruntuhan dan masyarakatnya

mengalami kemerosotan. Didorong oleh ‘Sang

Kekasih’ di hatinya, Bunda Elisabeth memberikan

cinta istimewa kepada orang-orang miskin dan

tersisih. Ia merasakan dorongan yang kuat untuk

menanggapi situasi tersebut. Saya kira ini adalah

alasan mengapa Kongregasi selalu mendesak kita

untuk tidak membatasi diri pada hal-hal internal

Kongregsi tetapi juga menembus melintasi tembok

biara kita untuk melihat dan membedakan situasi

mana yang membutuhkan pewartaan Injil kembali.

Konsili Vatikan II yang ditulis lima puluh tahun yang

lalu tetap menggemakan undangan yang sama

untuk peka terhadap tanda-tanda jaman.

Salah satu situasi tersebut adalah kekerasan

terhadap perempuan dan anak-anak di semua

jenjang sosial-ekonomi dan budaya. Jumlah

kekerasan yang meningkat di Zamboanga del Sur

telah mengkhawatirkan (seperti halnya di tempat

lain di dunia) vis-à-vis masyarakat yang membisu

dan kurangnya tempat yang aman di mana korban

dapat lari untuk mencari perlindungan, mendorong

seorang misionaris Irlandia Columban enam belas

tahun yang lalu untuk mendirikan Sabakan1,

apostolat untuk menolong perempuan dan anak-

Page 5: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

anak. Sabakan berbasis di Pagadian City dan bekerja

di Keuskupan Pagadian di Provinsi Zamboanga del

Sur di Mindanao , Filipina.

Apostolat ini terutama bekerja dalam struktur

Gereja Katolik tetapi juga berkoordinasi dengan

instansi pemerintah, organisasi non-pemerintah dan

kelompok-kelompok keagamaan lainnya. Sabakan

langsung menangani masalah kekerasan gender.

Pelayanan ini bertujuan untuk mendampingi dalam

proses penyembuhan perempuan dan anak korban

kekerasan dan pelecehan, terutama mereka

yang tersisihkan. Program-program Kesadaran

Masyarakat Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

dan ‘Children, Creative Healing’, Bantuan

Hukum, Jaringan Advokasi merupakan sarana

untuk memberi kesempatan perempuan dan laki-

laki bekerja sama untuk saling mengembangkan,

menghormati, melindungi hak-hak mereka dan

berbagi kekuasaan serta tanggung jawab.

Salah satu hal yang sangat saya hargai dalam

keterlibatan saya selama lebih dari tiga tahun

dalam pelayanan saya sebagai Koordinator

umum kerasulan ini, adalah bagaimana proses

penyembuhan ini benar-benar dapat menjadi

perjalanan menuju keadilan dan kesetaraan

gender. Perempuan dan anak-anak yang telah

berpartisipasi dalam sesi penyembuhan, baik secara

individual maupun dalam kelompok, dimampukan

untuk menangani pengalaman menyakitkan yang

mereka alami dengan lebih baik dan akhirnya

rasa percaya diri dan harga diri mereka kembali.

Hal ini, pada gilirannya, memberdayakan mereka

untuk berani dan tegas mencari resolusi hukum

untuk penyembuhan holistik mereka.

Dalam pertengahan tahun 2013, Anggota Dewan

Sabakan dan saya merasa beruntung karena

diundang untuk berbagi pengalaman kami dalam

melaksanakan program gender ‘Sabakan’ di

keuskupan, dalam pertemuan “Multi-Country

Partners’Learning Exchange”, Program Gender

dalam Gereja, yang diselenggarakan oleh CAFOD,

(salah satu lembaga pendanaan) di Mombasa, Kenya

pada 26-28 Juni 2013. Pertemuan itu bertujuan

untuk memperkuat mekanisme Gereja terkait

gender dalam pendekatan yang efektif dalam

konteks Gereja, dan mengidentifikasi strategi-

strategi untuk memaksimalkan status organisasi

Gereja dalam mempengaruhi organisasi lain

(termasuk pemerintah) tentang isu-isu kesetaraan

gender. Dua puluh peserta dari lima negara, yaitu

Kenya, Zambia, Zimbabwe, Mozambik dan Filipina

(Sabakan) yang diwakili oleh Abeth Monteza dan

saya, berkumpul untuk berbagi pengalaman dan

membahas strategi, serta belajar bersama terutama

mengenai bagaimana kami dapat meningkatkan

kerja kami yang berkaitan dengan gender.

Di antara sekian banyak tema, tema yang menarik

bagi saya pribadi adalah diskusi mengenai hal-hal

berikut:

1. Gender Mainstreaming. Hal ini berhubungan

dengan gender yang merupakan bagian

integral dari program Gereja, bersama dengan

partisipasipan gender dalam pengambilan

keputusan (misalnya, memastikan ada proporsi

yang sama antara perempuan dan laki-laki

dalam kepemimpinan organisasi Gereja)

2. Gender Aud. Alat penting untuk meningkat

kesetaraan gender, menilai sejauh mana

kebijakan, praktik, sistem dan prosedur, staf,

dan sumber daya organisasi mempromosikan

kesetaraan gender dan pemberdayaan

perempuan. ‘The Caritas’ dari Zambia dan

Kenya Keuskupan dari Lusaka dan Mombasa

telah melakukan audit organisasi gender

mereka masing-masing.

3. Gender Policy. Kebijakan ini menyajikan

kerangka pedoman untuk mempromosikan/

meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender.

Kebijakan ini didasarkan pada pandangan

Page 6: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

Gereja Katolik tentang martabat setiap

pribadi manusia. Dalam pertukaran/diskusi

para peserta memiliki tiga contoh kebijakan

Gereja mengenai gender: (a) Kebijakan

Gender Nasional Konferensi Waligereja Kenya;

(b) Kebijakan Gender Nasional Konferensi

Waligereja Zambia, dan (c) Kebijakan Gender

Keuskupan Agung Lusaka (Zambia) (konsep

akhir).

Kerja demi kesetaraan gender masih selalu

dianggap sebagai pelayanan yang muncul dalam

Gereja. Untuk alasan tertentu, penerimaan akan

hal itu tidak mudah -atau mungkin terutama- di

antara orang-orang Gereja sendiri. Namun demikian

masih ada banyak harapan. Sebagaimana yang

telah dilihat oleh para peserta Learning Exchange,

ada hasil signifikan yang telah dicapainya. Adanya

kebijakan Gereja yang berorientasi pada gender

nasional, program bagi korban kekerasan gender dan

pembangunan proyek-proyek untuk meningkatkan

partisipasi perempuan dalam masyarakat hanya

dengan beberapa hal saja telah membuat optimis.

Ini adalah prospek masa depan yang menjanjikan.

Upaya-upaya kreatif terus-menerus diberikan

oleh sejumlah kelompok berbasis Gereja untuk

menghilangkan berbagai bentuk kekerasan

terhadap perempuan dan anak-anak, dan untuk

mempromosikan kesetaraan gender dan keadilan.

Akhirnya semua, kesetaraan - pria dan wanita-

adalah nilai yang sangat tinggi sesuai dengan visi

kristeni ‘Kerajaan Allah yang baru di bumi’.n

Sr. Cecil berceritera tentang karya apostolat ’Sabakan’ kepada sesama peserta ‘Partner’s

Learning Exchange Program’ yang diselenggarakan oleh Cafod di Mombassa Kenya.

Apostolat ini memfokuskan diri pada penyusunan program dan mengorganisir kegiatan-

kegiatan bagi perempuan dan anak-anak.

Page 7: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

DUYONG-TANUM REBOISASI MANGROVEDAN MERAWAT BUMI

Sr. Maria My, (novis)Quezon City, Filipina

Sr. My (t-shirt hitam bergambar Bunda Elisabeth) bersama peserta Duyong-Tanum

proyek reboisasi mangrove di Pitogo, Samboanga del Sur

Akhir-akhir ini ada banyak hal yang telah berubah

di bumi kita. Misalnya telah terjadi perubahan

iklim, semakin banyak terjadi bencana alam

yang bahkan terjadi lebih dahsyat dari pada

saa-saat sebelumnya. Kita sering mendengar

orang mengatakan: “Dahulu di sini tidak pernah

terjadi topan tapi sekarang sering terjadi bahkan

lebih dahsyat”. Apa yang salah dengan iklim

kita? Ibu Pertiwi, bumi kita harus menanggung

konsekuensi yang ditimbulkan oleh ulah manusia.

Populasi manusia semakin meningkat jumlahnya

oleh karenanya kita membutuhkan lahan untuk

membangun banyak perumahan dan pabrik. Untuk

tujuan ini hutan kita ludes dibabat sehingga

panas suhu udara meningkat terus-menerus dan

es di kutub mencair dengan cepatnya. Kita harus

melakukan sesuatu untuk melindungi Ibu Pertiwi

dan mencegah agar bumi kita tidak mengalami

hal-hal yang lebih buruk lagi. Untuk itu bumi

kita membutuhkan bantuan kita semua dan bukan

hanya dari segelintir orang saja. Inilah mengapa

negara-negara memulai proyek untuk memperbaiki

lingkungan hidupnya. Misalnya penggunaan kantong

plastik sesedikit mungkin dan sebanyak mungkin

menanam pohon di lingkungan kita.

Page 8: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

Saya ingin berbagi pengalaman saya dengan Anda.

Pada tanggal 7 September 2013 ‘Baganian Vikariat’

dari Keuskupan Pagadian yang meliputi, paroki-

paroki Pitogo, Dimataling, Margo sa Tubig, Dinas,

dan San Miguel Tabina kembali mengadakan hari

penanaman pohon bersama dengan tema: “Lihok

Alang sa Pag-amping sa Kinaiyahan”. Seperti di

Belanda aksi ini disebut tindakan untuk menjamin

konservasi alam. Inisiatif kedua dalam serangkaian

kegiatan Vikariat adalah reboisasi bakau/

mangrove. Panitia mengundang orang-orang dari

paroki-paroki dan kelompok lain. Oleh karena itu

‘Sabakan’ ikut berpartisipasi. Menurut Sr. Cecil

Perlas, sangat bagus bahwa kami para suster CB

juga berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Sebelum hari yang ditentukan tiba kami semua sudah

merasa bersemangat. Kami besiap-siap. Segala

sesuatu yang dibutuhkan untuk menanam pohon

sudah kami pikirkan sebelumnya. Kami meminjam

sepatu boot/lars karena kami mendengar bahwa

dalam lumpur ada banyak pecahan kulit kerang

tajam yang mungkin dapat melukai kaki kami.

Akhirnya hari besar itupun tiba. Hari yang tak

pernah dapat kulupakan.

Pada pukul 07.45, kami berangkat menuju Bgy,

Balabawan di Pitogo, tempat di mana penanaman

kembali pohon mangrove akan berlangsung.

Di sana kami masih sempat bercakap-cakap

dengan orang-orang. Sr. Cecil memperkenalkan

kami kepada beberapa pastor di sana. Tak lama

setelah perayaan Ekaristi selesai, tanaman

bakau/mangrove diberkati. Sesudah itu orientasi

singkat yang dipandu oleh pemimpin proyek lokal.

Kemudian … perjuanganpun dimulai!

Kami merasa gagah melangkah dengan sepatu

lars meskipun pinjaman. Kecuali kami bertiga

ada orang lain yang juga memakai sepatu bot/

lars. Kami berjalan ke tempat di mana kami akan

menanam bibit pohon bakau. Beberapa rekan kami

datang menyambut kami. Mereka telah menanam

stek bakau jatah mereka. Mereka sudah hadir

mendahului kami di tempat reboisasi. Karena itu

mereka dapat memilih tempat yang dangkal dekat

pantai. Ketika kami tiba di sana, daerah-daerah

tersebut sudah sama sekali penuh ditanami bakau.

Walaupun demikian dengan penuh semangat kami

mencari tempat lain untuk menanam bibit bakau

jatah kami.

Sekarang tibalah saat yang paling menegangkan,

saat yang tidak pernah dapat kulupakan.....

Ketika kami tiba di kawasan itu masih ada banyak

lahan untuk ditanami. Sr. Quang, sesama penanam

bakau dengan sepontan melompat ke dalam

lumpur. Dengan menghibur diri dia menanam

steknya yang sangat berharga. Sebaliknya Sr. Cecil

dan aku masuk ke lumpur dengan sangat hati-hati.

Kami berjalan dalam lumpur dengan sepatu lars,

bergerak perlahan-lahan, karena kami tidak biasa

bersepatu lars. Akhirnya aku menemukan tempat

di mana aku dapat menanam stekku. Namun tiba-

tiba saya terjebak dalam lumpur yang dalam! Pada

awalnya saya mencoba untuk membebaskan diri,

tetapi aku tidak berhasil. ‘Suster Cecil!’: teriak

Eugene, karyawan Sabakan, meminta Sr. Cecil

untuk menolongku.

Dia mengatakan: “Suster, sepatu botnya dilepas

dan cobalah kakinya ditarik dari lumpur!” Saya

berhasil menariknya tetapi hanya kaki kiri saja.

Ketika saya melihat ke sekeliling, saya melihat

bahwa hampir semua orang anggota kelompok kami

sudah pergi. Saya hampir menangis karena takut

terjebak di lumpur yang makin dalam dan terasa

sakit jika saya mencoba untuk menarik kakiku

keluar dari lumpur. Karena kaki yang lain masih

terjebak dilumpur. Sr. Cecil memanggil Jimmy,

karyawan Sabakan untuk membantu saya. Dengan

bantuannya akhirnya saya bisa keluar dari lumpur

dan berhasil membebaskan diri dari penderitaan.

Saya merasa sangat senang dan lega. Kemudian

kami pergi ke tempat di mana kami dapat mencuci

Page 9: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

kaki kami. Karena sepatu lars kami masih basah,

kami berjalan tanpa alas kaki di tanah merah yang

panas. Ketika kami tiba di tempat itu beberapa

orang sudah mulai makan siang.

Dalam perjalanan pulang kami merasa sangat

gembira mengingat apa yang telah kami alami

pada hari itu. Mereka semua menggoda saya

dengan mengatakan apa yang akan menjadi jika

saya tetap terjebak dalam lumpur dan air pasang

datang. Apa yang akan terjadi pada saya karena

saya tidak tahu bagaimana harus berenang! Kami

semua tertawa. Sr. Cecil mengatakan karena saya

telah berhasil keluar dari lumpur dan saya sudah

diselamatkan, maka kami akan makan bersama

untuk merayakan “hidup baru”. Aku benar-benar

berterima kasih kepada dua orang penyelamat

yang telah membebaskankan saya dari lumpur.

Setiap kali saya ingat dan merenungkan kembali

ketika saya dibebaskan oleh orang lain, keluar

dari lumpur, saya teringat para korban bencana

meskipun saya tidak dapat membantunya. Mereka

merasa beruntung bahwa ada orang-orang yang

menyelamatkan mereka dari kematian. Saya juga

bertanya-tanya mengapa kami harus mengalami

semua ini? Kita bersalah atas apa yang telah

kita lakukan terhadap Ibu Pertiwi. Saya juga

menganggap diri saya beruntung karena saya bisa

berpartisipasi dalam kegiatan reboisasi bersama.

Meskipun saya terjebak dalam lumpur, tetapi

saya masih dapat mengatakan bahwa saya sangat

menikmati kegiatan bersama tersebut. Mengapa?

Karena setidaknya saya bisa berkontribusi untuk

melestarikan lingkungan hidup kita.

Sebenarnya setiap hari kita dapat membantu

merawat lingkungan kita dengan cara sederhana

seperti memilah sampah, menggunakan kantong

kertas bukan kantong plastik. Saya berharap

dan berdoa semoga kita yang tinggal di bumi

menyadari konsekuensi dari tindakan kita. Ini

adalah tantangan bagi kita semua, terutama bagi

kita kaum religius. Kita harus menjadi teladan

bagi orang-orang yang kita temui dalam kehidupan

sehari-hari.

Terima kasih, Tuhan, untuk pengalaman yang

indah ini. Bagi saya ini adalah pertama kalinya

menanam pohon mangrove/bakau dan terjebak ke

dalam lumpur dan tidak bisa keluar tanpa bantuan

orang lain. Terima kasih untuk membiarkan saya

mengalami hal ini. Saya berharap pohon-pohon

mangrove yang kami tanam akan tumbuh dan

berguna bagi bumi kita. Terima kasih kepada

Sr.Cecil yang telah mengizinkan saya bergabung

dengan kegiatan ini. Dan tak lupa saya berterima

kasih juga kepada penyelamat saya, Eugene dan

Jimmy, serta semua orang yang ambil bagian

dalam kegiatan penanaman mangrove ini.n

Sr. My yang terjebak di dalam lumpur

sedang ditolong oleh dua karyawan Sabakan

Page 10: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

10

ANUGERAH ALLAH

Sr. Teresa Quang (novis)Tagaytay City, Filipina

Sr. My, Sr. Agnes, Sr. Quang, Sr. Cecil dan Sr. Gloria

Cerita-cerita negatif dari beberapa orang,

membuat saya mempunyai gambaran yang salah

tentang Dumalino, tempat di mana saya akan

menimba pengalaman praktis. Selama enam bulan

saya akan tinggal di sana untuk pelatihan sosial.

Pada awalnya kemana saja saya pergi, saya selalu

merasa takut diculik. Perasaan takut itu membuat

saya tidak berani bergaul dengan orang lain. Namun

setelah satu bulan tinggal di Dumalino rasa takut

itu sedikit demi sedikit hilang, dan aku merasa

benih cinta tumbuh dalam diriku. Saya senang

dengan orang-orang karena mereka memiliki

kelembutan, kesederhanaan dan kemurahhatian.

Setiap Minggu kami menerima ikan, sayuran dan

buah-buahan dari seorang perempuan yang sangat

baik hati. Keramahan dan hospitalitas mereka

membuat saya merasa krasan tinggal di sana.

Permpuan itu mengingatkan saya pada orang-orang

di desa tempat saya dahulu tinggal dan terutama

tetangga saya yang dermawan. Desa tempat saya

lahir, dibesarkan dan dikelilingi dengan cinta. Saya

bersyukur kepada Tuhan, lagi dan lagi untuk kasih

dan pemeliharaan-Nya, terutama bagi orang-orang

yang tinggal di sini. Saya menemukan kekuatan

dari mereka dan menyadari bahwa Allah selalu

hadir dan berkarya di dalamnya.

Sr. Cecil menyarankan bahwa perginya ke ladang/

peternakan lebih baik saya bersama Sr. Gloria.

Saya sangat senang karena ini adalah yang pertama

kalinya saya akan pergi ke sana. Pagi-pagi benar

perjalanan ke ladangpun kami mulai. Untuk

sampai ke tempat itu kami harus mendaki gunung

dan melewati sebuah sumber. Setibanya di puncak

gunung saya menikmati pemandangan indah daerah

yang terletak di lembah. Saya tidak merasa lelah

tapi merasa bahagia dan damai. Terima kasih,

Tuhan, untuk karya penciptaan-Mu yang indah.

Page 11: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

11

Ketika kami tiba di tempat tujuan

pertama-tama kami berkeliling kebun.

Sr. Gloria menunjukkan beberapa pohon

yang ia tanam di sana. Sr. Gloria merasa

sedih karena beberapa pohon sudah

mati. Setelah berkeliling kebun kami

mengunjungi rumah tempat tinggal

petani yang mengelola ladang kami. Hal

pertama yang saya lihat ketika kami tiba

di sana adalah jemuran penuh pakaian.

Tidak ada pakaian yang tampak bersih

dan rapi. Ketika kami semakin dekat,

saya melihat sebuah rumah kecil dan di

sekitar rumah itu kotor dan berantakan. WC- nya

penuh dengan dedaunan dan di bawah rumah ada

kandang babi. Di rumah itu ada empat anak sedang

bermain di dalamnya. Teman seperjalananku dan

saya mencoba untuk berkomunikasi dengan anak-

anak tersebut sementara Sr. Gloria berbicara

dengan ibu mereka.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, di depan

mataku terbayang kembali situasi pengelola

kebun kami. Sesampainya di rumah saya langsung

pergi ke kamarku, aku melihat pakaian, tempat

tidur, sandal, semuanya saya miliki… air mataku

membasahi pipiku. Sebagai anggota komunitas

saya sangat merasakan betapa saya diberkati

Allah dan oleh semua orang yang ada di sekitar

saya. Saya renungkan kasih Allah dan betapa besar

pemberian Kongregasi bagi saya. Aku tidak perlu

bertanya-tanya apakah akan ada sesuatu untuk

dimakan atau dari mana uang akan diperolehnya

untuk membeli makanan dan pakaian. Namun di

luar biara, ada banyak orang berjuang, mengalami

kesulitan untuk bisa membeli makanan. Kadang-

kadang mereka bahkan pergi tidur dengan perut

kosong, beberapa orang tidak memiliki tempat

tidur karena itu mereka tidur bersama-sama dalam

sebuah ruangan kecil dan kotor. Sementara itu di

sini, di biara, saya memiliki semuanya dan jika sakit

ada orang yang merawat saya. Tetapi orang-orang

luar sangat prihatin bagaimana untuk mendapatkan

uang tidak hanya untuk membeli makanan dan

pakaian, tetapi juga untuk membeli obat yang

sangat dibutuhkan. Sementara saya mendapatkan

uang saku setiap bulan untuk membeli kebutuhan

pribadi. Semuanya itu saya terima dari kemurahan

hati Kongregasi.

Saya ingin berterima kasih kepada Kongregasi

atas kemurahannya, cinta dan dukungannya yang

boleh saya terima dan alami. Ini adalah alasan

dan inspirasi mengapa saya ingin memberikan

diri apapun adaku kepada Tuhan dan Kongregasi

sepenuhnya. Sebagai novis, saya bertanya pada

diri sendiri: Apa yang dapat saya lakukan untuk

Kogregasi? Saya mau mengabdikan diri sepenuhnya

untuk dibina dan mencoba mengambil sesuatu yang

terbaik dari saya pada setiap kesempatan yang

ditawarkan kepada saya. “Tuhan adalah gembalaku,

aku takkan kekurangan sesuatu. Dia menuntunku

ke padang rumput yang hijau. Ia membimbingku ke

air yang tenang kebajikan dan kemurahan belaka

akan mengikuti aku seumur hidupku” (Mzm 23:1-

2,6). Mazmur 23 mengingatkan saya pada cinta

Allah yang abadi dan tanpa syarat dan Ia telah

mencurahkan cinta-Nya itu dalam hidupku.n

Page 12: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

12

PENGALAMANKU MENGAJAR DI PAPUA

Sr. Emi Beda TopenAimas, Indonesia Timur

Sr. Emi di antara murid-muridnya

Saat ini saya bertugas mengajar di SD St. Paulus

Aimas Sorong, Papua. Ketiadaan guru Agama

Katolik mendorong sayamemberanikan diri

mengambil inisiatif untuk mengajar agama di

sekolah tersebut. Jumlah murid yang terdaftar di

sekolah ini ada 74 anak camapuran laki-laki dan

perempuan. Namun setiap harinya yang datang ke

sekolah hanya berjumlah kurang lebih 45 anak.

Murid-murid di sekolah ini 93% adalah penduduk

asli Papua. Mereka kebanyakan berasal dari daerah

Maybrat, Keuskupan Manokwari, Sorong.

Di sekolah ini saya mendapat tugas mengajar kelas

satu dan secara otomatis saya juga menjadi wali

kelasnya. Hari-hari pertama jumlah murid kelas I

masih lengkap yakni 14 anak. Namun seiring dengan

perjalanan waktu jumlah murid kelas I ini semakin

berkurang. Kini tinggal 11 anak yang masih sering

datang ke sekolah. Pada akhir tahun pelajaran

jumlah murid yang dapat naik kelas sebanyak 7

anak dan 4 anak lainnya tetap tinggal di kelas I.

Anak-anak di sekolah ini sering bergantian

membolos. Jika sekolah mengadakan tes mereka

banyak yang tidak mengikutinya. Situsi belajar

Page 13: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

13

semacam ini akibat dari masyarakat yang belum

mempunyai kesadaran penuh akan pentingnya

pendidikan formal bagi anak-anak mereka. Anak-

anak belum mengenal disiplin dan tujuan belajar.

Saya sebagai tenaga pengajar di sekolah ini harus

bersabar dan tidak putus asa untuk tetap berusaha

mendidik mereka. Anak-anak masih perlu bimbingan

dan pengarahan baik di sekolah maupun di rumah

mereka masing-masing. Kurangnya dukungan dan

bimbingan dari para orangtua mereka, maka anak-

anak menjadi liar dan semaunya sendiri. Dapat

dimengerti bahwa anak belum menyadari perlunya

pendidikan sekolah. Mereka hanya merasakan

bahwa sekolah merupakan keharusan yang menekan

mereka. Anak-anak masih sangat membutuhkan

teladan dan dukungan dari orangtua. Jadi

kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan

sekolah mempunyai peranan sangat penting bagi

anak-anak mereka. Saya tidak merasa heran jika

ada anak yang sudah duduk di kelas VI tetapi

belum dapat membaca dengan lancar.

Melihat situasi ini, tentu saja sebagai suster CB tidak

bisa tinggal diam. Dengan meneladan semangat

Bunda Elisabeth: “setiap hari kutebarkan jala

ikanku”, sayapun mencoba untuk tidak berputus

asa. Setiap hari berangkat ke sekolah untuk

mengajar sebelas anak yang setiap pagi masih rajin

ke sekolah. Jika aku masuk kelas mereka selalu

dengan gembira memberi salam kepadaku secara

bersama-sama: “Selamat pagi suster….”! Sungguh

mengharukan. Anak-anak inilah membuat saya

bersemangat untuk tetap mengajar dan setia pada

tugas pelayanku.

SEMOGA DI MULIAKANLAH Nama Tuhan, yang tidak

pernah mengabaikan kerinduan umat-Nya yang hina

dina! Semangat Bunda Elisabeth yang menjiwai

hati para suster CB juga akan mengalir kepada

anak-anak ini. Setiap pagi, begitu saya masuk

ruangan kelas I selalu mendengar suara anak-

anak yang menceritakan bahwa: mereka sebelum

berangkat ke sekolah sudah mandi, gosok gigi, dan

dirumah sudah belajar dan membantu orangtua

mereka. Melalui perjumpaan, pengalaman, dan

tugas pelayanan kita masing-masing kita boleh

mengalami penghiburan dan suka cita.

Kegembiraan, kepolosan dari sahabat-sahabat

kecilku menjadi dukungan bagiku untuk semakin

bertumbuh dan berkembang dalam Iman, Harapan

dan Kasih. Bunda Elisabeth pasti akan tersenyum bila

melihat anak-anak yang dengan penuh semangat

selalu hadir di sekolah. Walaupun mereka hanya

berpakaian sederhana, dengans arana belajar yang

sederna pula namun mereka tetap bergembira dan

bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang saya

berikan. Mereka belajar dengan sungguh dan ingin

menggapai cita-cita mereka demi masa depan yang

lebih baik.n

Page 14: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

1�

YANG SAYA BUAT INI UNTUK SIAPA?

Sr. M. Vidensia dan Sr. BenediktaNovisiat CB, Lili, Kupang

Indonesia Timur

Setiap tahun kita merayakan empat kali pesta

Kongregasi: 29 April, 26 Juni, 15 Agustus, dan

4 November. Dalam setiap pesta kami selalu

memanfaatkan peristiwa tersebut sebagai

moment untuk berefleksi. Sebagaimana ketika

kita merayakan pesta besar 175 tahun Kongregasi

yang telah lalu, kami mengadakan pertemuan

komunitas untuk membicarakan rencana kegiatan

untuk merayakan pesta tersebut. Banyak kegiatan

yang direncanakan terutama kegiatan rohani

pendalaman EG dan kegiatan bakti sosial. Dalam

kegiatan sosial kami mengajak anak-anak mengolah

tanah untuk menanam sayur mayur, membuat kartu,

kerajinan tangan, dll. Kegiatan-kegiatan semacam

itu hingga kini masih tetap kami lakukan.

Gagasan-gagasan kami sangat bagus, namun

untuk mewujudkan gagasan tersebut kami harus

menghadapi banyak tantangan dan perjuangan.

Misalnya dalam menyiapkan lahan untuk menanam

sayuran, kami ditantang untuk berani berpanas-

panas di bawah terik matahari, mencangkul

tanah yang keras dan tandus, mengeluarkan

batu-batu kerikil agar tanah menjadi baik dan

tidak tandus. Disamping itu kami juga mencari

pupuk untuk menyuburkan tanah tersebut. Hal

ini juga membutuhkan perjuangan karena kami

harus mengambil pupuk dari ladang yang jauh dan

melewati semak berduri sapi-sapi berkeliaran di

sana . Begitu juga dalam membuat kartu, kami

harus kreatif agar dapat memanfaatkan bahan-

bahan sederhana dan alami misalnya: daun kering,

bekas korek api, bulu ayam, kulit kacang, dan

ranting-ranting kecil. Bahan-bahan itu dirangkai

menjadi suatu hiasan yang bagus dan indah. Kami

melakukan kegiatan itu dengan gembira. Hasil

kegiatan tersebut cukup memuaskan.

Kami masih ingat dalam homili Pater Gregorius

Neonbasu SVD, mengajak kami bertanya diri:

“Yang saya buat ini untuk siapa?”. Pertanyaan

inilah yamg membuat kami melihat motivasi kami

yang terdalam untuk dimurnikan. Hingga saat ini

pertanyaan tersebut selalu up to date untuk diajukan

kembali dalam setiap kegiatan kami sehari-hari.

Kami mengakui bahwa kami masih lebih banyak

bermotivasi eksternal untuk dipuji, diterima,

dihargai, dikatakan kreatif, dan sebagainya

daripada bermotivasi internal seperti yang dimiliki

Bunda Elisabeth “Asal Tuhan dimuliakan dan sesama

diabdi” yang menjadi dasar dan kekuatannya.

Peristiwa inilah yang membuat kami sadar bahwa

sebagai pengikut Bunda ELisatbeth, ternyata

kami belum mampu meneladani semangatnya,

kami masih mengutamakan kemuliaan diri sendiri

daripada kemuliaan Tuhan. Pengalaman ini

menantang kami untuk lebih dalam memurnikan

motivasi-motivasi kami dan belajar meneladani

semangat Bunda Elisabeth dalam mengabdi Tuhan

dan sesama. Tentu ini bukanlah hal yang mudah,

namun kami percaya dengan doa Bunda Elisabeth

dan rahmat Tuhan kami dapat menghadapinya.

Bunda Elisabeth doakanlah kami agar dalam

menjalani kehidupan ini khususnya dalam

mengikuti Yesus, hati kami senatiasa dikobarkan

dengan cinta yang tulus sehingga dari hari ke hari

kami dimampukan untuk mengabdi Tuhan dan

sesama dengan tulus iklas.n

Page 15: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

1�

KEBIJAKSANAAN SUSTER SESEPUH

Sr. Agnes Ofelia SimbilloQuezon City, Filipina

Sr. Agnes Ofelia Simbillo

Saya ingin berbagi dengan Anda sebuah pelajaran

dan isnpirasi yang tak pernah dapat kulupakan.

Anda mungkin kenal Sr. Magdaleni Soemardilah,

tetapi mungkin juga tidak, namun saya ingin

mohon doa baginya. Ia sudah lama meninggal

dunia. Semoga ia beristirahat dalam damai dan

Terang abadi menyinarinya.

Aku bertemu Sr Magdaleni Soemardilah untuk

pertama kalinya di Kalilangan, Bukidnon. Dia

adalah piko di sana ketika itu saya sebagai aspiran

datang ke sana pada tanggal 14 November 1977,

sekitar pukul sepuluh malam. Kesan pertama saya

tentang dia adalah menakutkan. Keadaan di dalam

dan di luar biara cukup gelap karena tidak ada

listrik. Jeepneyp yang kami tumpangi berhenti

tepat di depan dapur, dan kamipun turun dari

jip. Ketika saya memandang ke sekeliling, tiba-

tiba saya melihat seseorang mengenakan jubah

menuruni tangga dengan membawa lampu minyak

tanah. Bayangan dan keheningan itu menakutkan

membuatku merasa takut. Dalam kegelapan

mereka mendekati kami dan menyambut kami.

Perjalanan dari Cagayang de Oro City ke Kalilangan

Kami sangat berterima kasih (Sr Waryati, Bapak dan

ibu Enggito dan saya sendiri) karena pada pk. 22.00

kami tiba di Kalilangan dengan selamat. Lebih dari

dua belas jam, kami menempuh perjalanan dari

Cagayan de Oro City ke Kalilangan, Bukidnon. Tiga

kali kami mengalami ban Mobil yang kami tumpangi

kempes di tengah jalan yang berdebu, berlumpur

Page 16: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

1�

dan berkerikil. Sekarang jarak tersebut dapat

ditempuh selama tiga jam. Ketika itu saya melihat

ada rasa takut yang menyelimuti mereka.

Ada sebuah cerita apakah cerita itu benar atau

hanya khayalan belaka?

Cerita itu beredar seminggu sebelum kami memulai

perjalanan, ada sebuah jeepney dirampok dan

sopirnya dibunuh. Kernetnya dapat menceritakan

kembali kisah tersebut karena ia selamat dari

serangan. Ketika itu ia melarikan diri ke perkebunan

tebu. Jadi kamai sampai ke tujuan dengan selamat,

merupakan hal yang melegakan. Hal itu membuat

kami dipeluk dan dicium tak peduli kami dalam

keadaan kotor dan berdebu.

Masa penyesuaian diri

Pada tanggal 8 Desember 1977, saya diterima

secara resmi sebagai postulan. Karena saya adalah

pendatang baru, Sr Magdaleni memberi saya waktu

untuk dapat merasa krasan, saling mengenal dan

menyesuaikan diri dengan situasi baru. Tapi satu

hal yang pasti Sr. Magdaleni telah mengetahui yaitu

hwa saya suka ice cream. Setiap pukul satu siang,

ketika penjual ice cream lewat, aku memanggilnya

dan aku membeli ice cream-nya.

Mengetahui kebiasaanku itu Sr. Magdaleni tidak

mengatakan apa-apa. Apakah dia jengkel atau

marah, saya hanya bisa menebaknya. Memang

saya orang baru. Saya hanya bisa berasumsi bahwa

mereka berpikir tentang cara untuk menghentikan

kebiasaan membeli ice cream setiap hari. Sebelum

dia melakukan apa yang dia pikir terbaik ia sudah

lama menyadari bahwa aku senang hal-hal yang

bersih, terutama dalam hal makanan.

Pada suatu hari Minggu pagi, Sr Magdaleni bertanya

kepada saya apakah saya mau bersamanya

mengunjungi sebuah keluarga. Saya langsung

mengiyakan dan pergi bersamanya. Saya melihat

bahwa anggota keluarga yang kami kunjungi

memiliki hubungan yang baik dengan para suster.

Salah satu anak perempuan murid dari pastor. Saya

diperkenalkan kepada seorang nenek, anggota

keluarga tertua. Nenek duduk di sudut ruangan

dengan kaki terentang. Dia sedang bekerja. saya

menatapnya dengan mata membelalak. Benarkah

yang kulihat? Dia menghitung kerucut wadah

ice cream. Satu, dua, tiga ... dan seterusnya.

Kami bertanya kepadanya mengapa kerucut itu

dihitung. Dia memberi jawaban yang sangat jelas.

Menurut dia, itu untuk memperkirakan berapa

keuntungan yang akan diperoleh penjaja ice cream

dari penjualan dua belas liter es krim, dan berapa

kerucut yang dibutuhkan untuk menjual dua belas

galon ice cream.

Tidaklah penting jawabannya bagiku, karena saya

telah mencium bau busuk dan saya melihat dari mana

asalnya. Kedua kakinya kena penyakit gangren.

Dari tempat dimana ia duduk, kami pergi ke

tempat pembuatan ice cream. Dengan tenang

saya mengikuti Sr. Magdaleni. Mereka harus tahu

apa yang saya pikirkan dan rasakan. Kata-kata

tidak perlu. Dengan tenang kami kembali ke biara

di mana kami kembali mengabdikan diri melalui

kegiatan kami sehari-hari.

Pada siang harinya kembali penjaja ice cream

dengan keras membunyikan belnya berkali-

kali untuk menarik perhatian saya. Bahkan Sr.

Magdaleni memanggil saya dan mengatakan: Itu

ada tukang ice cream di sana!”. Tapi aku diam

saja tidak berajak dari tempat aku berada dan

tidak menanggapinya. Dengan mata berbinar, dia

mengatakan kepada penjaja ice cream bahwa

saya mulai sekarang tidak akan membeli ice cream

lagi. Lalu dia menatapku dan mengatakan bahwa

sore itu kami akan omong-omong berdua. Itulah

wawancara resmi pertama saya dengan dia.

Saya sangat berterima kasih kepadanya dan kepada

para suster yang mau meluangkan waktu untuk

mendengarkan saya. Mereka membiarkan saya

dibina oleh Tuhan, pada waktu-Nya!

Terima kasih untuk cinta Anda!n

Page 17: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

1�

MENJADI RELAWAN DI KLEVARIE

Sr. Elisia Terry Novaria MulijadiMaastricht, Nederland

Dengan sepenuh hati Sr. Terry mendengarkan cerita seorang ibu penghuni “Verzorging huis Klevarie”

Pada suatu hari, ketika diadakan BBQ musim

panas tahun 2013 untuk para relawan rumah

perawatan “Verzorging huis Klevarie”, diumumkan

bahwa rumah perawatan tersebut akan ditutup.

Pengumuman ini sudah yang kesekiankalinya

disampaikan kepada kami. Oleh karena itu kami,

para relawan, dianjurkan untuk mulai mencari

pekerjaan di tempat lain. Beberapa tahun yang

lalu, saya pernah membaca surat khabar yang

memuat wacana bahwa di atas lahan “Verzorging

huis Klevarie” itu nantinya akan dibangun sebuah

hotel mewah.

Setiap kali mendengar Klevarie akan ditutup, hati

saya merasa seperti akan kehilangan sesuatu.

Bisa jadi perasaan itu muncul karena Klevarie

telah menjadi bagian dari sejarah kongregasi

CB. Kita tahu, dari buku riwayat berdirinya

Kongregasi, bagaimana Bunda Elisabeth mengalami

penolakan ketika ingin berkarya bagi para pasien

di Calvarieberg. Ah ... sebuah kisah yang sangat

heroik. Atau mungkin karena saya merasa akan

kehilangan “ladang” tempat merasul?

Page 18: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

1�

Sebenarnya apa yang saya lakukan di sana

sangatlah sederhana dan frekuensinya pun sangat

sedikit. Pekerjaan yang rutin saya lakukan hanyalah

sekali seminggu, setiap hari Selasa dari pk. 10.00

– 12.00, saya menjemput para pasien yang ingin

mengikuti perayaan Ekaristi di aula besar; dan

mengantar kembali ke ruangan mereka. Kemudian

melayani mereka yang beraktivitas di ruangan lain.

Pelayanan yang saya lakukan hanyalah menyapa

dan mengobrol dengan mereka yang berada di

ruangan itu, serta membuatkan minuman untuk

mereka. Namun demikian interaksi/relasi saya

dengan para pasien dan keluarganya, sesama

relawan serta karyawan, yang sudah berjalan

sejak akhir 2010, telah membuat saya merasa “at

home”. Hal ini terjadi bukan tanpa kesulitan dan

perjuangan. Pada awalnya saya pun mengalami

penolakan dari sesama relawan dan karyawan di

sana. Sapaan saya tidak mendapat balasan yang

layak. Mereka memandang saya dengan sorot mata

aneh; mungkin karena saya memakai kalung salib

dan kerudung identitas religius. Saat itu religius

sedang ramai menjadi bahan pembicaraan karena

kasus pelecehan sexual dalam Gereja Katolik. Rasa

kecil menyelimuti hati saya, apalagi kemampuan

saya berbahasa Belanda masih sangat minim. Hal

ini seringkali membuat saya merasa enggan dan

berat. Tetapi senyuman para pasien, penyandang

somatis dan psychogeriatris, mampu mengalahkan

rasa-perasaan itu. Hati saya bernyala-nyala mana

kala saya melihat mata pasien yang berbinar-binar

melihat saya datang menjemput mereka; atau

dari jauh mereka sudah melambaikan tangan atau

sekedar bersuara “hu... ha... hu... ha.” atau “ya...

ya... ya.” Lambat laun walaupun tidak semuanya,

para karyawan dan sesama relawan, mau menyapa

saya, bahkan mau bercanda dengan saya; ada

juga yang memuji saya dengan mengatakan: “Jij

bent lief” artinya kamu baik. Keluarga pasien pun

ada yang mengajari saya bermain sulap dengan

kartu. Ah... betapa menyenangkan karena saya

merasa diterima. Pada suatu hari, ketika saya di

pasar ada seseorang yang menyapa saya, tetapi

saya tidak mengenalnya. Ternyata dia beberapa

kali melihat saya di Klevarie ketika salah satu

keluarganya dirawat di sana. Rupanya dia sering

ke cafe di Klevarie. Di sanalah dia sambil minum

memperhatikan sikap saya dalam menyapa pasien,

membantu mendorong kursi roda, dan sebagainya.

Kehadiran saya yang hanya seminggu sekali itu

ternyata terlihat olehnya juga. Bisa jadi karena

saya menarik. Kerudung dan aksen Bahasa Belanda

saya yang “aneh” di telinga mereka, saya kira

itulah yang menarik.

Klevarie pasti akan ditutup, meskipun belum

diketahui kepastian waktunya. Sejak beberapa

bulan terakhir ini, sebagian pasien telah

dipindahkan ke rumah-rumah perawatan baru yang

lebih kecil sesuai dengan anjuran pemerintah.

Karena tinggal di sebuah rumah yang lebih kecil

dinilainya lebih baik.

Saya bersyukur, karena setelah saya hampir putus

asa, namun akhirnya pada bulan Desember 2010,

saya boleh mulai bekerja sebagai relawan di

Klevarie sampai saat ini. Meskipun belum terlalu

lama saya bekerja di sana, semoga keterlibatan

saya yang sedikit itu dapat menghadirkan kembali

apa yang telah dilakukan oleh Bunda Elisabeth dan

para suster pendahulu. Asal Tuhan dimuliakan dan

sesama diabdi dengan tulus. (EG.

Di atas saya menulis “setelah hampir putus asa”.

Mengapa?

Setelah satu tahun belajar Bahasa Belanda, DPU

memberi tugas kepada saya untuk mencari tempat

merasul di mana saya dapat mempraktekkan Bahasa

Belanda saya. Dengan segera proses pencarian pun

dimulai. Dalam pencarian itu saya memperoleh

informasi bahwa di Maastricht ada ‘rumah singgah’

milik Kongregasi FIC, tetapi orang-orang yang

datang ke sana adalah mereka yang bermasalah.

Sebagai orang asing dengan kemampuan bahasa

yang minim, saya dikhawatirkan akan menjadi

bahan olok-olokan mereka. Ngeri juga! Seorang

Page 19: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

1�

kenalan saya yang bekerja di sebuah RS di Sittard,

memberitahu bahwa saya bisa menjadi relawan

di sana dengan syarat tidak memakai kerudung.

Saya tidak berkeberatan dengan syarat itu, yang

memberatkan saya adalah jarak Maastricht-Sittard

cukup jauh, tidak bisa ditempuh dengan berjalan

kaki atau bersepeda. Mejadi relawan, bekerja

tidak digaji, masih harus mengeluarkan ongkos

kereta/transport pula! Atas saran seorang suster,

saya memberanikan diri melamar ke ‘Rumah Toon

Herman’ yang jaraknya hanya beberapa meter dari

Onder de Bogen. ‘Rumah Toon Herman’ menerima

pasien kanker atau mereka yang sudah sembuh

dari kanker. Berbagai aktivitas diselenggarakan

di rumah tersebut, misalnya: melukis, menulis

dan memasak. Saya merasa optimis bisa diterima

di situ; bahkan saya sudah membayangkan akan

masak bersama mereka; sudah merencanakan akan

memperkenalkan masakan Indonesia. Saat itu

saya juga sudah berpikir untuk belajar bagaimana

menjadi teman penderita kanker karena seorang

teman dekat saya juga mengidap leukemia.

Dengan mantap dan penuh semangat seorang diri

saya pergi ke ‘Rumah Toon Herman’ tersebut. Di

sana saya diterima dengan baik oleh seorang ibu.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu itu,

saya jawab semampu saya. Sebelum saya pulang

ibu itu meminta alamat dan nomor telfon saya,

dan mengatakan: “Nanti Anda akan dihubungi lagi

oleh penanggung-jawab di sini.”

Saya menunggu… dan menunggu… namun email/

telfon dari ‘Rumah Toon Herman’ pun tidak

pernah kunjung tiba. Saya mulai merasa putus

asa dan mentertawakan diri sendiri: “Kemampuan

berbahasa Belanda masih ‘belepotan’ kok ya nekad

cari kerjaan!”

Setelah saya menceritakan hal ini kepada kenalan

saya, Bapak Victor, semangat saya muncul

kembali, karena ia bisik-bisik mengatakan: “Maaf,

banyak yang lebih bodoh dari kamu bisa diterima

kerja sebagai relawan.” Saya mengenal Bapak

Victor karena kami sama-sama anggota koor

paroki St. Theresia. Rupanya ia adalah anggota

Dewan Pengurus “Vivre” yang membawahi rumah

perawatan Klevarie. Darinya saya memperoleh

nama dan nomor telfon Bapak Jules - kepala bagian

Akitivitas di Klevari. Pada saat wawancara dengan

Bapak Jules, saya mengatakan bahwa tujuan saya

hanya ingin mempraktekkan Bahasa Belanda yang

sudah saya pelajari selama ini.

Ternyata bekerja di Klevarie tidak banyak

membantu saya dalam hal berbahasa Belanda,

karena di tempat itu kebanyakan orang berbahasa

dialek Maastricht. Bahkan tidak sedikit pasien

yang hanya mampu berkomunikasi dengan bahasa

“hahuhahu” atau “yayayaya”. Namun demikian

penerimaan merekalah yang telah memberi arti

bagi diri saya sendiri, dan semoga kehadiran saya

juga memberikan nilai tersendiri bagi mereka.n

Sr. Terry sedang membantu dalam salah satu

kegiatan “Verzorging huis Klevaria”

Page 20: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

20

MENJADI MALAIKAT BAGI SATU SAMA LAIN

Sr. Cresencia G. LagunsadDavao City, Filipina

Sr. Cresencia diantara anak-anak dan para pembina

Salah satu dimensi penting dari relasi kita dengan

Tuhan adalah kebenaran akan ketetapan Allah

bagi kita yang selalu datang melalui pengalaman

dengan manusia memainkan peran dalam proses.

Kita dapat mengacu pada saluran-saluran rahmat

ini atau kehadiran Allah sebagai alat saluran

kasih. Mereka datang sesuai dengan kebutuhan

kita dalam waktu dan tempat yang tepat! Mereka

menjadi utusan Tuhan dan saya menyebutnya

“Malaikat bersayap”. Malaikat ini adalah manusia

konkret dalam daging dan darah. Mereka tidak

sempurna tetapi manusia yang berjuang untuk

menghayati kebaikan mereka; manusia seperti

saya, tumbuh bulu-bulu dalam mengembangkan

sayap malaikat! Saya selalu, berdoa bagi mereka

dan berterima kasih kepada Tuhan karena mereka.

Namun saya juga berterimakasih kepada mereka

yang menjawab ‘ya’ untuk diutus.

Perasaan syukur itu lebih dari “pemberian hadiah”

atau mengatakan ‘terima kasih’. Setiap tanda

penghargaan di dalamnya mengungkapkan ekspresi

keterbukaan dan perubahan hati dan pikiran.

Keterbukaan ini menciptakan dan mengakui

ruang bagi orang lain dalam kehidupan seseorang.

Menerima orang lain ke dalam hidup seseorang

sebenarnya merupakan sebuah langkah besar

perubahan/konversi. Perubahan itu membutuhkan

komitmen dalam mengakat kebaikan orang lain.

Kebaikan yang melekat dalam diri seseorang itu

terus-menerus menyatakan kemurahan hati Sang

Pencipta. Dalam rasa syukur kita menegaskan

kebaikan ini dan berjanji pada diri kita sendiri tidak

hanya akan menjadi penerima kebaikan orang lain

tetapi secara signifikan menjadi sumber kebaikan

bagi orang lain juga. Dalam cara tersebut, kita

menjadi malaikat bagi satu sama lain dan sayap kita

bertumbuh dalam gerak-gerik tindakan kebaikan.

Page 21: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

21

Dalam semangat ini secara pribadi saya mengucapkan

banyak terima kasih kepada setiap Suster CB yang

telah menjadi bagian dari hidupku. Siapa pun, apa

pun dan di mana pun Anda berada, perjumpaan

kita dalam kehidupan sudah terukir selamanya

dalam keberadaan kita sebagai manusia. Kita telah

mengenal satu sama lain. Mungkin melalui tukar

pikiran di ruang konferensi atau mungkin ketika

“gezellig” berjalan-jalan menyusuri jalan-jalan

di Maastricht. Juga, saya berterima kasih kepada

rekan-rekan saya dalam Dewan Pimpinan Umum: Sr

Melanie, Sr. Domenico, Sr. Simona, Sr. Rosaria dan Sr.

Lisbeth. Kekuatan dan kelemahan setiap orang

memberi kontribusi terhadap pertumbuhan

pribadi saya sendiri dalam iman dan

dalam gaya hidup, dalam pekerjaan dan

dalam masyarakat. Saling melengkapi

menciptakan keajaiban kerja sama

dalam tim.

Terima kasih yang dalam saya tujukan juga

kepada staf DPU kami dan para relawan yang

membantu kami dalam beberapa tahun yang lalu

dan tahun-tahun terahkir. Mereka adalah orang-

orang dermawan yang dengan diam-diam bekerja

keras dan selalu menjalankan tugas sehari-hari

di generalat; melaksanakan tugas yang terus-

menerus meningkatkan mondialitas dan kesatuan

Kongregasi. Sr. Domenico, Sr. Epiphana, Sr. Grace,

Sr. Yulita, Mevr. Marleen, Sr. Terry dan Sr. Floriana.

Beban pekerjaan kami menjadi lebih ringan karena

Anda semua berada di sekitar kami. Kepada Bpk. Van

Term, Sr. Adeltruda, Sr. Vincenza, Sr. Marije, dan

siapa saja yang telah mendukung dan membantu

kami dalam semua publikasi kami. Bantuan Anda

di luar kemampuan kami untuk mengimbanginya.

Anda semua telah melakukan hal-hal yang baik.

Keramahan dan kemurahan hati ‘Provinsi Belanda,

tak terukur. Terutama Dewan Pimpinan Provinsi

periode sebelumnya: Sr. Paulie, Sr. Guisseppo, Sr.

Vincenza dan Sr. Angelica, telah membuat kami lebih

mudah dalam melaksanakan tugas kami dengan

menyediakan akomodasi yang menyenangkan

bagi kami dan multi-dimensi bantuan melalui staf

Provinsial Anda; oleh Suster kita sendiri atau oleh

karyawan, telah melakukan hal-hal yang sangat

baik bagi kami. Mengetahui bahwa hal-hal telah

dipikirkan dan dilakukan untuk kepentingan kami

merupakan jaminan dari keprihatinan Anda untuk

seluruh Kongregasi.

Dalam upaya kami memperharui pengelolaan

keuangan dan harta milik kita sebagai Kongregasi,

kami terimakasih kepada Sr. Blanda dan Bapak F.

Pijpers atas wawasan dan keahlian

yang ditawarkan ketika kami sangat

membutuhkan mereka. Bersama

dengan Dewan Provinsi Belanda

iman Anda dalam Visi kita bersama

dan dalam keyakinan kita serta dalam

mengupayakan hal itu membantu

kita dalam mengemudikan perjalanan

Kongregasi.

Demikianlah para SUSTER dan TEMAN-TEMAN

di Onder de Bogen dan di seluruh Kongregasi,

kami semua mengakui dan mewartakan kebaikan

Tuhan dalam kehadiran kita sebagai malaikat bagi

satu sama lain. Secara pribadi, baik hidup atau

bekerja sama dengan Anda, secara langsung atau

tidak langsung Tuhan memberi saya alasan untuk

kagum. Dengan cara yang misterius kita tumbuh

bulu di sayap masing-masing. Dengan cara yang

misterius kami membantu satu sama lain dalam

mendapatkan, dalam menyentuh hal-hal terbaik

dan yang terburuk dalam diri kita. Dalam cara yang

misterius kita memberkati satu sama lain; berkat

dibungkus dalam ekspresi manusia yang berbeda

diwarnai oleh bakat pribadi kita masing-masing.

Di tempat dan saat tertentu dalam kehidupan

saya, Anda adalah malaikat yang dikirim bagi

saya dan saya tahu bahwa saya juga membantu

Anda menumbuhkan beberapa bulu pada sayap

Anda sebagai malaikat. Tetapi dari semua ‘TERIMA

KASIH’ itu terutama karena Anda membawa berkat

Anda bagi saya.n

Page 22: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

22

PENGALAMAN SAYA DI ‘BERGWEIDE’

Sr. Waltera MassMaastricht, Nederland

Sr. Waltera (blus putih) dalam sebuah pertemuan di Onder de Bogen

Kita sering mendengar suster menyebut-nyebut

nama rumah perawatan “Bergweide”, nama itu

oleh banyak suster kita dirasa menimbulkan kesan

negatif. Bagi banyak suster hal ini merupakan

momok. Namun, pengalaman saya membuktikan

hal yang sebaliknya.

Penghuninya mengalami kasih sayang dan

rasa aman. Tidak ada keharusan lagi. Mereka

boleh menjadi diri sendiri (apa adanya) tanpa

direndahkan. Dengan pengalaman mereka, para

perawat mencoba mengadakan pendekatan kepada

para penghuni “Bergweide”.

Meskipun demikian, di sana juga ada beberapa

pengecualian, dan masing-masing kadang-kadang

harus melalui perjuangan yang berat. Sering saya

mendapat tawaran ke saya untuk berjaga/menjaga

sesama suster yang menghadapi ambang kematian.

Saya selalu siap dan pergi ke sana dengan senang

hati. Lagi-lagi saya boleh hadir dan mengalami

sesuatu yang memperkaya. Saya merasakan rasa

syukur para suster, pada saat-saat menghadapi

kematian, mereka merasa tidak sendirian. Mereka

mencari dan meraba-raba tangan saya, mencari

rasa aman... Apa yang sedang berlangsung di

Page 23: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

23

sini... saya boleh dekat dengannya, padahal

sebenarnya kau begitu jauh dari ‘Misteri’ besar,

yakni kematian.

Cinta kasih dan perhatian dari karyawan/perawat

kadang-kadang mengharukan. Di Bergweide

suasananya tenang, kadang-kadang terdengar

musik yang lembut, ada lilin menyala yang

melambangkan “hidup yang bernyala bagi TUHAN”.

Sesama penghuni rumah itu kadang-kadang mampir

ke kamar penghuni yang lain. Hal ini menyebabkan

situasi kadang-kadang terasa lucu, namun serius.

Pada suatu hari seorang imam menengok penghuni

yang sakit parah. Hal pertama yang dia katakan

adalah: “Di sini saya harus melakukan pelayanan

imamat saya”. Dengan sangat sungguh-sungguh ia

memberi berkat kepada yang sakit. Sangat indah ...

Jika tugas perawat selesai mereka biasanya datang

kepada suster menyapa dengan sikap penuh kasih.

Mereka meraih tangannya, memberikan pelukan

atau ciuman, mengucapkan kata-kata manis, dan

kadang-kadang meneteskan air mata.

Seorang perawat mengatakan kepada saya: “Suster

tersebut sejauh dia mampu menunjukkan semua

sudut jiwanya kepadaku” Sayang kami nantinya

harus kehilangan seorang religius lagi. Relasi satu

sama lain di sini begitu hangat, dan intim. Mereka

memberi kesaksian akan makna kehidupan ini.

Dalam suasana santai kami juga sering tertawa.

Seorang penghuni (imam) itu tampak menikmati

cerutunya, aku mendatanginya dan mengatakan:

“Betapa nikmatnya cerutu itu.” “Ya,” katanya,

“mengambil sebatang sigar dan menawarkan saya”.

Sebagai lelucon saya katakan: “dilarang oleh bapa

pengakuanku, saya tidak boleh melakukan itu!”

“Dengar!”, katanya dengan nada dominan: “Dia

tidak berhak mengatakan sesuatu tentang ini,

ingat itu!”

Di tengah malam, seorang perempuan tertidur

nyenyak di depan TV. “Bagaimana kalau kita pergi

ke tempat tidur?” “Tidak,” jawabnya, “Ini ada

siaran bagus di televisi,” dan dia tertidur lagi. Tak

lama setelah itu dia dibujuk lagi: “Ini sudah larut

malam mari pergi ke tempat tidur” Dia berpikir

sejenak lalu bertanya: “Apakah orang tua saya

juga sudah pergi tidur?” “Ya, mereka baru saja

pergi tidur” “Oh, kalau begitu aku juga pergi tidur

sekarang.” Tidak ada masalah, tidak ada agresi,

tidak ada yang lebih...

Terakhir kali aku di Bergweide berjaga malam

mempunyai kesan yang mendalam. Suster itu

berusia seratus tahun, dan saya sendiri berusia

sembilan puluh dua tahun. Ia meninggal dengan

tenang dan damai sebagaimana ia menghayati

hidupnya. Kami menunggui dia agak lama sebelum

spesialis dan asistennya datang untuk otopsi.

Mereka mengucapkan belasungkawa kepada saya

dan mereka bilang bahwa mereka terkesan akan

suster itu, karena ia berterima kasih kepada

semua orang atas perawatan dan pelayanan yang

baik terhadapnya. Ya, saya mengangguk dan

mengamininya. Hidup indah penuh pelayanan

kepada Tuhan dan sesame. Ada lagi yang

mengharukan mereka yakni percakapan yang

mendalam tentang makna kehidupan.

Pada setiap kematian saya berdoa, “Tuhan, tangan

kami kini telah menjadi pendek. Terimalah dia

sekarang dalam kasih-Mu, dan dalam damaian-Mu.

Perkenankanlah dia bertatap muka dalam Terang

kehidupan baru. Ketika saya pulang, saya teringat

Nikodemus, dalam percakapan dengan Yesus di

malam hari….n

Page 24: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

2�

PENGOSONGAN DIRI YANG KREATIF

Sr. Hedwig Wigi AstutiMaastricht, Nederland

Sr. Hedwig sedang bermeditasi dikapel di Leut

Waktu berjalan dengan cepat, aku sudah lebih

dari 5 tahun menjalankan perutusan di Nederland.

Lima tahun yang penuh pergulatan tapi sekaligus

penuh dengan rahmat Tuhan. Hidupku diperbaharui

melalui pengalaman suka-duka dalam membangun

komunitas baru. Segala sesuatu yang kuhadapi

serba baru. Bahasa Belanda yang tidak mudah

untuk dipelajari, cuaca, budaya dan mentalitas

masyarakat yang sangat berbeda dengan Indonesia.

Karya komunitas yang awalnya tidak begitu

jelas, kadang membuat hidup ini terasa tidak

berarti karena tidak bisa berbuat sesuatu untuk

orang lain. Suatu perubahan hidup yang besar

yang mengajakku untuk berani mengosongkan

diri. Berani melepaskan: idealisme, keinginan-

keinginan untuk mengaktualisasikan diri, keaman-

Page 25: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

2�

mapanan dalam hidup berkomunitas dan karya.

Berani masuk dalam kesepian, kesendirian dan

mengalami ketidakmampuan di negeri asing untuk

membiarkan diri dibimbing dan dibentuk sesuai

dengan kehendak-Nya. Memulai komunitas dan

karya baru tidaklah mudah, dibutuhkan kerendahan

hati, kesabaran dan keterbukaan hati yang terus

menerus.

Ketika aku berani mengosongkan diri, rahmat

Tuhan mengalir berlimpah dalam hidupku.

Pengosongan diri bukan berarti pasif, melepaskan

apa yang diinginkan dan menunggu Roh Kudus

mengubah hidupku. Pengosongan diri berarti

terlibat aktif untuk mencari dan melaksanakan

kehendak-Nya dalam bimbingan Roh Kudus. Dalam

proses pengosongan diri aktif ini, aku harus berani

melepaskan keinginan-keinginan dan idealisme-

idealisme diri yang kurang sesuai dengan kehendak-

Nya. Berani membuka mata dan hati terhadap situasi

yang dihadapi, serta membawanya dalam doa dan

membicarakannya dengan Dia. Pengosongan diri

yang aktif ini mengajakku untuk terus menerus

berdialog dengan Dia dan membiarkan diri dibentuk

sesuai dengan kehendak-Nya.

“Apabila bejana dari tanah liat, yang sedang

dibuatnya di tangannya itu rusak, maka tukang

periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana

lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.”

(Yer. 18: 4). Pengosongan diri aktif berarti berani

mengalami rasa sakit untuk diubahNya. Seperti

dalam perumpaan tentang tukang periuk di atas,

Tuhan mengerjakan kembali hidupku yang sudah

terbentuk selama ini, menjadi bentuk baru

sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Ada saat

merasakan hal yang sangat menyakitkan yaitu

ketika mengalami “dihancurkan” dari bentuk yang

telah jadi. Pada saat seperti itu, kadang muncul

keinginan untuk melarikan diri dari perutusan,

ingin kembali ke tanah air yang bisa memberikan

rasa “aman-mapan”. Namun dialog aktif dengan

Dia, untuk bisa menerima, memahami dan mohon

kerendahan hati untuk diubah-Nya selalu memberi

kekuatan dalam proses pengosongan diri ini.

Dalam perumpamaan di atas, tukang periuk tidak

menggunakan tanah liat yang baru, tetapi dia

hanya mengerjakan kembali bejana yang sudah jadi

itu menjadi bejana lain yang lebih baik. Demikian

pula pengalamanku dalam proses pembentukan

diriku di sini. Tuhan mengerjakan kembali dan

mengembangkan diriku dengan bahan-bahan

yang sudah ada. Dengan materi yang sama, Dia

membentuknya kembali sehingga menjadi bentuk

baru yang indah dan bermanfaat bagi orang lain.

Dia mengembangkan talenta-talenta yang selama

ini kurang kuperhatikan, menjadi hal yang berguna

bagi pelayananku saat ini. Tentu saja untuk

mengembangkan talenta yang ada ini dibutuhkan

kerja sama dari 2 pihak: dari pihak Dia dan dari

pihakku yang bersedia untuk aktif dalam proses

pengembangan tersebut.

Aku dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.

Bapakku meninggal ketika aku berusia 10 tahun.

Sepeninggal bapak, ibu masih harus menanggung

hidup dan membiayai sekolah 3 anak. Tanpa ada

uang pensiun dari bapak, ibu dan kami harus

bekerja keras untuk mempertahankan hidup.

Situasi ini membentuk iman yang kuat dalam

diri kami, karena pada saat itu kami hanya bisa

mengandalkan rahmat Tuhan sehingga kami

bisa hidup dan melanjutkan sekolah. Ibu selalu

mengajak kami untuk berdoa dan berusaha pada

saat tidak ada uang untuk membayar uang sekolah,

dan selalu saja ada rejeki yang datang sehingga bisa

membayar uang sekolah yang belum terbayar itu.

Pengalaman ini membentuk iman yang kuat dalam

diriku bahwa Tuhan selalu menyertai, membimbing

dan menolongku. Dia tidak pernah meninggalkan

dan membiarkanku berjalan sendiri dalam

kegelapan. Dia yang memanggil dan mengutus, Dia

pula yang akan mengerjakan karya perutusanNya

itu dalam diriku (artinya aku juga terlibat aktif

bersama Dia). Pengalaman iman ini yang menjadi

bekal sehingga aku kuat dalam menjalani proses

Page 26: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

2�

yang tidak mudah untuk memulai karya baru di

sini. Tanpa iman yang kuat ini, aku tidak akan

bisa bertahan dan berkembang, terutama ketika

aku menghadapi karya kerasulan yang tidak jelas

pada awalnya dan benturan-benturan dalam

hidup bersama di komunitas yang kadang sangat

menyakitkan.

Talenta-talenta yang selama ini kurang kuperhatikan

mulai dikembangkan-Nya untuk mendukung karya

kerasulan yang ada. Sebagai contoh, sebelum ke

Nederland, aku tidak pernah menduga bahwa

bisa bermain gitar. Kurangnya pemain gitar untuk

mengiringi kelompok koor berbahasa Inggris

mendorongku untuk belajar gitar.

Umat dan pastor yang hadir dalam perayaan Ekaristi

berbahasa Inggris menyambut kehadiran koor ini

dengan gembira, karena perayaan itu menjadi

lebih hidup dan meriah. Pada awalnya, aku hanya

mencoba belajar bermain gitar dari Sr. Leonilde,

seorang suster dari Kongregasi Petrus Klaver yang

tinggal di biara dekat dengan Biara Onder de Bogen.

Ternyata hasilnya lumayan, karena itu Sr. Leonilde

mendorongku untuk terus mengembangkan

bakat terpendam ini. Namun sayang sekali, baru

beberapa kali saya belajar dasar-dasar bermain

gitar dari suster tersebut, dia harus pindah ke

Italia. Selanjutnya aku harus belajar sendiri dari

buku-buku dan dari internet. Akhirnya saya dapat

mengiringi kelompok koor bahasa Inggris kami, apa

bila gitarisnya yang bernama Terry Kakeeto tidak

bisa hadir dalam Perayaan Ekaristi.

Selama 3 tahun terakhir ini, aku ikut mendampingi

camping musim panas untuk anak-anak dan remaja

perempuan (Meisjeskamp & Meidenkamp) dari

keuskupan Roermond. Setiap tahun aku diminta

mengajari anak-anak menari untuk ucapan terima

kasih pada orang tua yang datang pada akhir

camping. Hal ini menjadi sarana yang baik untuk

dekat dengan anak-anak. Orang tua senang ketika

melihat anak-anaknya bisa menari tarian Indonesia

yang diajarkan oleh suster. Ide-ide menari aku

pelajari dari internet. Karena itu akhirnya aku

bisa menciptakan tarian yang mudah bagi mereka.

Beruntung bahwa pada waktu masih di Sekolah

Dasar aku pernah ikut belajar menari di sanggar

tari, sehingga mengetahui dasar-dasar menari.

Talenta yang sudah ada ini kembali dikembangkan

Tuhan untuk mendukung karya kerasulan di sini.

Aku pernah mengatakan pada sesama pendamping

camping: “Kalau saya di Indonesia tidak akan

pernah mengajari anak-anak tarian seperti ini. Di

sana banyak suster muda yang lebih pandai menari

dan mengajar menari.”

Supaya sampai pada pengosongan diri aktif,

dibutuhkan kemauan dan kerendahan hati untuk

bekerja sama dibentuk sesuai dengan kehendak-

Nya. Terbuka untuk “melepaskan” keinginan-

keinginan dan ide-ide yang tidak sesuai dengan

kehendak-Nya; terbuka untuk “aktif” bekerja sama

dengan Dia mengembangkang talenta yang ada

untuk mendukung perutusan saat ini. Tentu ini tidak

mudah dan harus mengalahkan rasa gengsi yang

kadang muncul. Proses seperti ini akan berlangsung

terus selama hidup, alangkah bersyukurnya ketika

bisa mengalami proses yang indah ini.n

Page 27: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

2�

DOA NOVENA PERINGATAN150 th WAFAT BUNDA ELISABETH

Sr. Agnes OfeliaQuezon City, Filipina

Allah, Bapa kami, Engkau telah menanam benih iman dan cinta kasih dalam diri Bunda Elisabeth. Benih telah tumbuh dan berkembang dalam kasih karunia-Mu. Bunda Elisabeth telah bermurah hati berbagi kepada kami, para pengikutnya. Dan itu telah berkembang di Eropa, Afrika, Amerika dan tidak sedikit di Asia.

Bapa, kami berterima kasih dan bersyukur atas anugerah ini!

Bunda Elisabeth telah membagikan spiritualitasnya, karisma, visi dan misi yang Engkau percayakan kepadanya. Kami menyadari bahwa tanpa Engkau, kami tak dapat melakukan apa-apa. Bapa, bila kami memperingati 150 tahun Bunda Elisabeth masuk kehidupan baru, berkatilah selalu Kongregasi kami dengan lebih banyak panggilan. Kami berdoa juga agar kami masing-masing dapat menjadi bejana cinta dan iman. Anugerahilah kami juga rahmat untuk ‘mati raga’ seperti Bunda Elisabeth. Sehingga kita juga bisa menhasilkan buah, yang akan berlangsung terus menerus. Bantulah kami untuk menjadi lebih setia, penuh kasih, murah hati dan pengampun.

Semoga Nama Tuhan, dimuliakan dan sesama diabdi. Amin! Bunda Elisabeth, doakanlah kami!Bapa kami…!

Page 28: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

2�

Beberapa sharing para Suster sehubungan dengan peringatan 150 tahun wafat Bunda Elisabeth

Dengan diangkatnya topik KPKC dalam peringatan 150 tahun wafat Bunda Elisabeth para suster diingatkan kembali akan gerakan itu dan ditantang untuk mewujudkannya dalam komunitas dan di lingkungan sekitar mereka. Para suster yang berbakat di bidang KPKC, mendapatkan pupuk untuk mengembangkan kapasitas mereka. Mengadakan promosi panggilan di tempat-tempat yang tampaknya banyak panggilan juga sangat penting. Mereka yang tertarik pada panggilan religius dapat diberikan perhatian yang cukup melalui pertemuan secara rutin dengan CB. Metode lain yang dapat digunakan adalah bahwa setiap calon didampingi suster CB sebagai malaikat pelindung nya seperti yang sudah disarankan ‘satu komunitas satu kandidat’. Metode ini harus dievaluasi dan ditindaklanjuti oleh Tim Promosi Panggilan.

Sr. Mariana

n

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah menganugerahi kita seorang Bunda Elisabeth sebagai isnpirator dalam hidup kita. Saya berterima kasih karena kesetiaannya, ketekunannya, dan cintanya kepada Yesus yang tersalib. Hidupnya merupakan teladan bagiku yang menguatkan saya untuk bersyukur atas Cinta Tuhan yang tak bersyarat melalui misteri salib. Hal itu memberanikan saya untuk membalas cinta-NYa.

Sr. Liliana

n

Saya mengagumi Bunda Elisabeth yang wafat 150 tahun yang lalu. Itu sebuah kurun waktu yang panjang. Namun bagaimanapun juga semangatnya tetap hidup. Dia mengungkapkan cintanya kepada Tuhan dan sesama. Cintanya merupakan kekuatannya.

Sr. Melina

n

Page 29: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

2�

Dengan adanya serangkaian kegiatan peringatan 150 tahun wafat Bunda Elisabeth, saya merasa semakin mengagumi karya Allah yang luar biasa melalui Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi CB. Untuk itu saya semakin disadarkan akan tanggung jawab atas keberlangsungan Kongregregasi kita. Selain itu saya semakin diajak untuk menyatukan hati, pikiran dan budi dalam menggali, menghidupi dan menghayati dan memelihara semangat Bunda Elisabeth dalam kehidup-an dimanapun saya diutus.

Sr. Thereseta Emi Suwastini

n

Makna aneka kegiatan 150 tahun wafat Bunda Elisabeth bagi saya adalah ajakan untuk membangun relasi yang mendalam dengan Yesus tersalib, sebagaimana diteladankan Bunda Elisabeth (novena dan renungan). Relasi tersebut juga mendayai saya untuk belajar setia, tekun, dan konsisten mulai dari hal-hal yang sederhana. Wafat Bunda Elisabeth membawa pesan bagi saya untuk melanjutkan merawat kehidupan dan panggilan. Secara kongkret hal itu saya hayati dengan memperhatikan dan merawat kehidupan alam ciptaan di sekitar saya secara sadar.

Sr. Rachella, Novis tahun ke-2

Dengan gembira kami mengumumkan bahwa Sr. Agnes Ofelia Simbillo akan bergabung dalam staf redaksi CB Inter In. Kepada Sr. Agnes, staf redaksi mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kemurahan hati Anda untuk ikut mengemban tugas pelayanan ini.

Page 30: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah

30

CB Inter InNomor 66, Juli 2014CB Inter In terbit dalam tiga bahasa

Staf RedaksiSr. YulitaSr. Jane AnnSr. Agnes Ofelia

Cover & Lay-outSr. Dwina dan tim

Alih bahasaSekretariat Generalat

Alamat redaksiSt. Servaasklooster 146211 TE Maastrichtthe Netherlands

[email protected]

Kolofon

Page 31: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah
Page 32: Tuhan menciptakan segalanya dengan baik - cbsisters.net · Tuhan menciptakan segalanya dengan baik Manusia pria maupun wanita diciptakan menurut gambar Allah (Kej.1.26-28). Ini adalah