tugasssss
-
Upload
la-ode-m-nurrakhmad -
Category
Documents
-
view
101 -
download
1
Transcript of tugasssss
![Page 1: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/1.jpg)
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KURMA SALAKBERDASARKAN ANALISIS PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN SWOT PADA
KELOMPOK TANI AMBUDI MAKMUR II BANGKALANAl Supriadi Basriem,B2 B1 12 115,Program Studi Magister Manajemen,Fakultas Ekonomi,
Universitas Halu Oleo
Pengembangan produk merupakan salah satu kunci dari suatu siklus hidup
produk (product life cycle) pada sebuah perusahaan.Bersamaan dengan
perkembangan teknologi, perusahaan dituntut untuk bisa terus-menerus memperbaiki
dan meningkatkan nilai ekonomi dari produk yang sedang diproduksi. Dalam
lingkungan industry yang cepat berubah ini, memperkenalkan produk baru merupakan
suatu cara perusahaan untuk dapat survive. Pengembangan produk jarang menjadi
tanggung jawab fungsi operasi itu sendiri, tetapi operasi sangat dipengaruhi oleh
pengenalan produk baru.Sementara itu, pengembangan produk sangat dibatasi oleh
teknologi. Oleh sebab itu, perlu diketahui strategi-strategi pengembangan produk agar
menjadi efektif dan efisien (Sunarso dan Suseno,2008).
Kurma salakmerupakan salah satu makanan khas yang berasal dari
Bangkalan.Produk olahan ini muncul sebagai hasil kreatifitas ketua kelompok tani
Ambudi Makmur II Bangkalan yang melihatberlimpahnya buah salak yang tidak
termanfaatkan ketika panen raya.Produktivitas buah salak yang tinggi berdampak pada
harga jual rendah.Akibatnya, hasil panen buah salak yang tidak terjual menjadi busuk
dan itu berarti kerugian besar bagi para petani.Pengembangan usaha pembuatan
kurma salak yang kini terkenal sebagai camilan dan oleh-oleh khas Bangkalan, tidak
terlepas dari peran ketua kelompok tani Ambudi Makmur II yaitu ibu Saniah yang
sukses menciptakan peluang usaha serta lapangan pekerjaan.Dengan melihat kondisi
seperti ini, penelitian yang terkait dengan pengembangan produk mutlak dilakukan.Hal
ini terkait dengan strategi perbaikan dan pengembangan produk yang harus diterapkan
agar usaha ini dapat terus bertahan.Product life cycle adalah suatu konsep penting
yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.Perpaduan
antara product life cycle dan SWOT dapat membantu perusahaan untuk membuat
strategi pengembangan produk.
Metode Analisis.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode analisis yaitu :
A. Matrik SWOT (Stengths Weakness Opportunities Threats). Matrik SWOT
didahului dengan identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
factor eksternal (peluang dan ancaman) untuk memilih alternatif strategi
![Page 2: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/2.jpg)
perusahaan dengan mengetahui kondisi sekarang sehingga strategi yang dipilih
merupakan strategi yang paling tepat.
B. Product Life Cycle (PLC). Inputan Product life cycleadalah data produksi kurma
salak.Product life cycle digunakan untuk mengenali tahapan-tahapan yang
dilalui produk selama masa hidup suatu produk.Dalam tahapan-tahapan
tersebut terkandung peluang-peluang dan juga persoalan khusus sehubungan
dengan strategi pemasaran.Dengan mengenal dimana produk sedang berada
atau kemana produk sedang mengarah, perusahaan bisa menentukan rencana
pemasaran yang lebih baik.
Dalam pembahasan suatu daur hidup produk, di dalamnya terkandung
pengertian :
a. Setiap produk mempunyai batas umur.
b. Penjualan produk melewati tahapan tahapan yang jelas dan setiap
tahapan memberi tantangan yang berbeda kepada produsen.
c. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan akan meningkat dan
menurun pada tahapan yang berbeda dalam daur hidup produknya.
d. Produk menuntut strategi yang berlainan dalam hal pemasaran,
keuangan, produksi, personalia maupun pembelian pada setiap tahapan
dalam daur hidup produknya.
Terdapat empat tahapan/siklus dalam Product life cycle, yaitu :
a. Tahap introduction (pengenalan)
b. Tahap growth (pertumbuhan)
c. Tahap maturity (kedewasaan)
d. Tahap decline (penurunan)
C. Analisis QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix). QSPM untuk
menetapkan ketertarikan relatif (relative attractivenss) antara faktor internal dan
eksternal dengan strategi SWOT dan Life CycleProduct yang telah dipilih .
Setelah itu menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan. Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat
dari hasil analisis QSPM yang mendapat TotalScore Attractivness(TAS) yang
tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang telah dipilih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Matrik SWOT. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dilakukan
identifikasi terhadap faktor internal (kekuatankelemahan) dan faktor eksternal
(peluangancaman). Perumusan strategi dari factor internal dan eksternal, diperoleh
![Page 3: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/3.jpg)
dari memadukan kedua faktor tersebut dalam SWOT Matrix. SWOT Matrix dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang, mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang,
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, dan meminimalkan kelemahan
untuk menghindari ancaman. Selanjutnya hasil identifikasi tersebut digunakan sebagai
inputan matrik SWOT diperoleh alternatif strategi yang kemudian mengalami
penyederhanaan dengan melihat kemiripan antar strategi sehingga diperoleh alternatif
strategi.
HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan matrik SWOT pada kolom Strength-Opportunity (SO) diperoleh beberapa
alternatif strategi yaitu:
1. Memperluas daerah pemasaran produk kurma salak dengan mengutamakan
keunikan yang dimiliki dan belum adanya pesaing. Target daerah pemasaran
antara lain : Pulau Madura dan Jawa Timur.
2. Pembuatan produk kurma salak ini tidak menggunakan bahan pengawet
sehingga diminati konsumen, jadi Kelompok Tani Ambudi Makmur II harus lebih
meningkatkan jumlah produksi kurma salak dengan harga yang lebih ekonomis.
3. Menghadirkan produk kurma salak dengan berbagai kemasan ukuran bobot
sehingga bisa menyesuaikan dimana pembeli ingin mengkonsumsi kurma
salak. Misalnya untuk di rumah, konsumen lebih memilih ukuran bobot yang
lebih berat sebagai camilan pribadi dan hidangan untuk tamu.
Pada saat berpergian, konsumen bisa memilih ukuran bobot yang lebih ringan
sehingga fleksibel jika dibawa-bawa. Ukuran bobot yang disarankan antara lain : 250
gram, 500 gram, 1000 gram dan 2000 gram.
Berdasarkan matrik SWOT pada kolom Weakness-Opportunity (WO) diperoleh
beberapa alternatif strategi yaitu:
1. Melakukan peramalan permintaan konsumen untuk meminimalisir produk yang
dibuang karena kadaluarsa.
2. Belum adanya pesaing untuk produk kurma yang berbahan baku buah
salak,menjadikan hasil panen buah salak di daerah lain masih banyak,
sehingga bisa menjalin kerjasama dengan petani salak di daerah lain karena
buah salak bersifat musiman. Daerah yang bisa menjadi alternatif, antara lain :
kecamatan Socah dan Candih.
3. Mengembangkan tempat produksi kurma salak di daerah lain penghasil salak
dan sekaligus memperluas daerah pemasaran. Daerah yang bisa menjadi
alternatif, antara lain : kecamatan Socah dan Candih.
![Page 4: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/4.jpg)
Berdasarkan matrik SWOT pada kolom Strength-Threat (ST) diperoleh beberapa
alternatif strategi yaitu:
Produk kurma salak merupakan yang pertama sebagai inovasi baru hasil olahan dari
buah salak jadi membutuhkan hak kepemilikan (paten) sehingga produk kurma salak
harus didaftarkan ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual agar mendapatkan pengesahan.
Berdasarkan matrik SWOT pada kolom Weakness-Threat (WT) diperoleh beberapa
alternatif strategi yaitu: Mencantumkan tanggal expired membuat konsumen
mengetahui batas kadaluarsa produk.
Product Life Cyle (PLC). Berdasarkan Gambar 4 yang menunjukkan bahwa produk
kurma salak berada dalam tahapan growth (pertumbuhan), maka dapat
diidentifikasikan karakteristik produk dan strategi yang sesuai. Adapun tahapan-
tahapan yang telah dan sedang dijalani produk kurma salak adalah sebagai berikut:
Tahap Pengenalan (Introduction). Pada tahun 2008, produk kurma salak mulai
diproduksi dan dipasarkan secara terbatas sehingga pada tahun tersebut produk
kurma salak memasuki tahap pengenalan (Introduce). Peralatan yang digunakan
dalam proses produksi kurma salak masih sederhana dan masih sangat bergantung
pada tenaga matahari sebagai pengering. Sehingga proses produksi bisa terhambat
jika musim hujan. Tenaga kerja yang digunakan masih sedikit yaitu 3 orang yang
berasal dari masyarakat setempat.Penggunaan peralatan manual dan jumlah tenaga
kerja yang rendah, menyebabkan jumlah produksi rendah. Keuntungan yang diperoleh
dari produksi Kurma Salak tidak begitu besar ± 25% dari biaya bahan baku dan biaya
produksi lainnya, sehingga produsen tidak mengalami kerugian.
Promosi dilakukan awalnya dengan cara menjual produk kepada konsumen sebagai
oleh-oleh khas Bangkalan dengan harga yang cukup murah. Beberapa bulan
kemudian, media massa berdatangan untuk meliput hasil Sumber Daya Alam (SDA)
kota Bangkalan. Dengan adanya media massa, biaya promosi dapat berkurang.
Kelompok Ambudi Makmur II sudah tidak melakukan promosi pada akhir tahun 2009
karena konsumen sudah mulai banyak yang berdatangan.Daerah pemasaran kurma
salak hanya di Kabupaten Bangkalan.
Tahap Pertumbuhan (Growth). Memasuki awal tahun 2010, produk kurma salak
memasuki tahapan pertumbuhan (Growth), hal ini dapat dilihat dari tidak adanyam
promosi karena akibat dari bantuan promosi oleh media massa. Jumlah penjualan
kurma salak semakin tinggi sehingga produksi kurma salak semakin meningkat.Daerah
pemasaran masih tetap di Kabupaten Bangkalan Peralatan produksi sudah
menggunakan teknologi modern yaitu menggunakan mesin oven sebagai alat
![Page 5: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/5.jpg)
pengeringnya dan jumlah pekerja yang bertambah dari 3 menjadi 8 orang, sehingga
jumlah produksi bisa ditingkatkan. Volume penjualan yang cenderung meningkat,
menyebabkan laba yang diperoleh sangat tinggi ±100% dari modal bahan baku dan
biaya produksi lainnya. Produk Kurma Salak Bangkalan didistribusikan di beberapa
pusat oleh-oleh di kota Bangkalan. Konsumen pun dapat membelinya langsung di
tempat produksinya di desa Kramat - Bangkalan.Hingga tahun 2011 ini, produk kurma
salak sedang menjalani tahapan pertumbuhan (Growth).
Matrik QSPM. Matrix QSPM bertujuan untuk menetapkan ketertarikan relative
(Relative Attractiveness) dari sepuluh strategi yang telah dipilih untuk menentukan
strategi mana yang paling baik untuk diimplementasikan.Attractiveness Score pada
setiap strategi akan ditentukan oleh Ketua Kelompok Tani Ambudi Makmur II. Hasil
perangkingan QSPM pada alternatif strategi dari nilai TAS tertinggi ke terendah adalah
sebagai berikut:
Strategi 1 (S1) dengan nilai TAS 3,40: Memperluas daerah pemasaran : Produk
kurma salak merupakan produk yang benarbenar baru sehingga perlu memperluas
daerah pemasaran agar lebih dikenal secara global. Dengan memperluas daerah
pemasaran produk kurma salak. Target daerah pemasaran antara lain : Pulau Madura
dan Jawa Timur.
Strategi 6 (S6) dengan nilai TAS 2,85: Mengembangkan tempat produksi di daerah
lain :Mengembangkan tempat produksi kurma salak di daerah lain penghasil salak dan
sekaligus memperluas daerah pemasaran. Daerah yang bisa menjadi alternatif, antara
lain : kecamatan Socah dan Candih.
Strategi 2 (S2) dengan nilai TAS 2,70: Meningkatkan produksi kurma salak:
Pembuatan produk kurma salak ini tidak menggunakan bahan pengawet sehingga
diminati konsumen, jadi Kelompok Tani Ambudi Makmur II harus lebih meningkatkan
jumlah produksi kurma salak dengan harga yang lebih ekonomis.
Strategi 7 (S7) dengan nilai TAS 2,65:
Mendaftarkan produk agar mendapatkan hak pengesahan copyright :Produk kurma
salak merupakan yang pertama sebagai inovasi baru hasil olahan dari buah salak jadi
membutuhkan hak kepemilikan (paten) sehingga produk kurma salak harus didaftarkan
ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual agar mendapatkan pengesahan
Strategi 5 (S5) dengan nilai TAS 2,30:
Menjalin kerjasama dengan petani salak di daerah lain :Belum adanya pesaing untuk
produk kurma yang berbahan baku buah salak, menjadikan hasil panen buah salak di
daerah lain masih banyak, sehingga bisa menjalin kerjasama dengan petani salak di
![Page 6: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/6.jpg)
daerah lain karena buah salak bersifat musiman. Daerah yang bisa menjadi alternatif,
antara lain : kecamatan Socah dan Candih.
Strategi 3 (S3) dengan nilai TAS2,25: Membuat kemasan dengan berbagai ukuran
bobot :Menghadirkan produk kurma salak dengan berbagai kemasan ukuran bobot
sehingga bisa menyesuaikan dimana pembeli ingin mengkonsumsi kurma salak.
Misalnya untuk di rumah, konsumen lebih memilih ukuran bobot yang lebih berat
sebagai camilan pribadi dan hidangan untuk tamu.Pada saat berpergian, konsumen
bisa memilih ukuran bobot yang lebih ringan sehingga fleksibel jika dibawa-bawa.
Ukuran bobot yang disarankan antara lain : 250 gram, 500 gram, 1000 gram dan 2000
gram.
Strategi 8 (S8) dengan nilai TAS 2,25: Mencantumkan tanggal expired pada
kemasan :Mencantumkan tanggal expired membuat konsumen mengetahui batas
kadaluarsa produk.
Strategi 9 (S9) dengan nilai TAS 2,15: Meningkatkan kualitas produk : Memilih bahan
baku dengan kualitas tinggi secara selektif.
Strategi 10 (S10) dengan nilai TAS 2,15: Produsen beralih dari iklan yang membuat
orang menyadari produk kurma salak menjadi membuat orang memilih produk kurma
salak: Membuat pamflet-pamflet yang menarik agar konsumen memilih produk karena
keistimewaannya dan manfaatnya misalnya dari segi kesehatan.
Strategi 4 (S4) dengan nilai TAS 1,70: Melakukan peramalan permintaan :Melakukan
peramalan permintaan konsumen setiap beberapa bulannya untuk meminimalisir
produk yang dibuang karena kadaluarsa
![Page 7: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/7.jpg)
TUGASMANAJEMEN STRATEGI
REVIEW JURNALSTRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI BERORIENTASI BISNIS
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KAIN TENUNSUTRA DENGAN PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KURMA SALAKBERDASARKAN ANALISIS PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN SWOT PADA
KELOMPOK TANI AMBUDI MAKMUR II BANGKALAN
Oleh :
Al Supriadi BasriemB2B112 115
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI2013
![Page 8: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/8.jpg)
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI BERORIENTASI BISNISAl Supriadi Basriem B2B112115,Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Halu Oleo
Dalam rangka pengembangan koperasi sebgai badan usaha pada dasarnya yang perlu
mendapat perhatian adalah bagaimana pemilihan sistem kelembagaan yang tepat yang lebih
mendukung pengembangan aktivitas ekonomi dengan tujuan adanya keberpihakan kepada
kesejahteraan masyarakat secara luas.
Dalam kaitannya dengan meningkatkan peran perguruan tinggi dalam
mengembangkan koperasi, ada baiknya disadari bahwa kesiapan sumber daya manusia
koperasi dalam kaitannya dengan pengembangan manajemen koperasi masih memerlukan
upaya pembenahan. Ilustrasi yang relevan dengan upaya pengembangan SDM dan
manajemen koperasi ini secara jelas berkaitan dengan kesiapan semua pelaku ekonomi
sebagai kekuatan ekonomi nasional termasuk koperasi dalam menghadapi situasi perubahan
tatanan perekonomian.
Khusus pake sektor manajemen dan SDM yang erat kaitannya dengan konteks
pengembangan dunia usaha, penyebab penurunan urutan pada aspek yang menonjol adalah
pada orientasi konsumen, kewirausahaan dan inovasi, produktivitas pertanian, serta
produktivitas buruh (pekerja), sedangkan pada SDM yang sangat lemah adalah termasuk
sistem pendidikan.
Dengan melihat kondisi daya saing yang seperti ini seharusnya memang diperlukan
upaya untuk memperkuat komitmen semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan
gerakan kebersamaan guna menyusun kekuatan terutama dalam memperbaiki daya saing
manajemen dan SDM.
Pengembangan aktivitas ekonomi memang dapat dilakukan dengan berbagai
alternative kelembagaan. Namun, pengembangan aktivitas ekonomi yang berbasis
kerakyatan memerlukan pendekatan yng memungkinkan keterlibatan masyarakat secara
luas dalam menjamin terjadinya pemerataan. Dalam hal ini, salah satu alternatif yang dapat
ditempuh adalah melalui wadah koperasi serta melibatkannya dalam sistem kerja sama
dengan berbagai pelaku dalam dunia usaha nasional.
![Page 9: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/9.jpg)
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kehadiran dan keberadaan kelompok grass
root menghadapi masalah yang tidak efisien dan tidak efektif bila melakukan aktivitas
ekonomi secara individu. Lebih lanjut dari sudut pandang sosiologis terdapat pula dasar-
dasar yang kuat terhadap diperlakukannya kehadiran bentuk collective action. Ikatan
kebersamaan (in group feeling) dimaksud tentu bisa saja dalam bentuk ancaman ekonomis
yang sangat meungkin terjadi pada era persaingan yang begitu tajam akan mengancam
system perekonomian masyarakat.
Meskipun koperasi memiliki berbagai kelebihan, namun pengembangannya bagi
Negara yang sedang berkembang memang masih memerlukan peran serta dari pihak luar,
masih terdapat kesulitan menumbuhkan koperasi yang sepenuhnya dilakukan oleh
masyarakat lapisan bawah secara alami. Dalam kaitan ini pula peranan pihak ketiga dari
kalangan perguruan tinggi tentu akan sangat bermanfaat. Pengamatan para ahli di berbagai
Negara-negara Asia menunjukkan masih pentingnya peranan pihak ketiga terutama
pemerintah dalam mengembangkan koperasi seperti disebutkan: In the developing
countries of Asia, the cooperative movement was introduced by the government.
Sejauh ini koperasi telah banyak berperan dalam ikut mendukung program
pembangunan khususnya sektor pertanian. Usaha secara sistematis untuk melibatkan
koperasi secara nyata dalam pembangunan pertanian terutama ditandai dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1973 yang pada intinya
mengembangkan lembaga ekonomi di pedesaan yang dikenal dengan nama Badan Usaha
Unit Desa/KUD (BUUD/KUD). Pembentukan BUUD ini sudah barang tentu diprakarsai
oleh pemerintah dengan cara mengintroduksi pendekatan manajemen modern pada aktivitas
bisnis di pedesaan.
Pengembangan bidang ekonomi secara tegas sangat menginginkan terwujudnya
demorkasi ekonomi untuk kemakmuran seluruh masyarakat. Pertumbuhan ekonomi harus
juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menghindari terjadinya
ketimpangan. Dalam rangka itu diperlukan perhatian yang lebih besar bagi pengembangan
ekonomi rakyat. Selaras dengan arahan pembangunan ekonomi seperti yang dikehendaki
ini koperasi diarahkan agar dapat berperan sebagai wadah ekonomi rakyat. Koperasi
![Page 10: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/10.jpg)
diarahkan agar dapat berkembang sebagai badan usaha yang sehat sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat.
Kondisi selama ini, memperlihatkan bahwa banyak faktor termasuk yang inheren
sifatnya, mengakibatkan petani yang berada pada subsistem produksi memiliki posisi yang
paling lemah bargaining power-nya karena struktur pasar yang memang mendorong
terjadinya kondisi seperti ini. Petani pada umumnya terperangkap pada sistem usaha tani
berskala kecil dan teknologi dengan efisiensi yang relatif rendah, modal kerja dan investasi
yang terbatas, serta pengembangan agribisnis dari luar juga relatif rendah. Dalam kondisi
seperti itu rekayasa kelembagaan menjadi salah satu kunci yang cukup penting untuk
mendapat perhatian. Rekayasa tersebut paling tidak harus mampu menentukan batas
yuridiksi yaitu apa dan siapa yang harus ada dalam sistem agribisnis tersebut, property
rights yang menjelaskan pembagian hak dan kewajiban yang proporsional serta aturan
representasi yang menentukan siapa dan sebagai apa peran masing-masing pelaku yang
harus berpartisipasi dalam sistem agribisnis dan dalam proses pengambilan keputusan yang
mana mereka harus terlibat.
Pengalaman beberapa Negara yang relatif lebih maju perkembangan agribisnisnya,
seperti Thailand, Denmark, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa koperasi pertanian
ternyata sangat dekat dengan agribisnis. Di Negaranegara itu batas yuridiksi, property
rights, dan aturan representasi dalam kelembagaan agribisnis secara jelas sangat memihak
kepada petani produsen melalui kelembagaan koperasi.
Sesuai dengan apa yang telah diuraikan di muka serta sebagai konsekuensi dari
tuntutan keadaan, pengembangan koperasi menjadi badan usaha tangguh menghadapi
perubahan memerlukan sentuhan profesionalisme. Dalam kaitan ini peranan dunia
perguruan tinggi sangat penting dan strategis. Penting dalam pengertian karena mereka
memiliki wawasan yang memang menjadi lingkup kegiatan yang mampu membawa
koperasi menjadi lembaga yang modern, sedangkan bersifat strategis mengingat insan-insan
akademis memiliki idealisme, dedikasi, dan sifat yang sangat dinamis yang sangat
diperlukan untuk melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan.
Peranan perguruan tinggi sebagaimana disebutkan di atas sangat diharapkan karena
memang terjadi perubahan –perubahan yang menuntut hal-hal tersebut untuk dilakukan.
![Page 11: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/11.jpg)
Dengan melakukan peran sebagaimana disebutkan tadi, maka keberadaan perguruan tinggi
akan sangat penting dalam turut serta membangun koperasi yang mampu menghadapi
tantangan dan menangkap peluang, baik pada masa kini maupun masa yang akan datang.
Untuk mencapai sasaran pengembangan koperasi pada umumnya sebagaimana yang
diinginkan, maka perlu ditempuh langkah-langkah, antara lain:
a) Meningkatkan prakarsa, kemampuan dan peran serta gerakan koperasi
melaluipeningkatan kualitas SDM dalam rangka mengembangkan dan
memantapkan kelembagaan dan usaha untuk mewujudkan peran utamanya di segala
bidang kehidupan ekonomi rakyat.s
b) Menciptakan iklim usaha yang makin kondusif sehingga memungkinkan koperasi
mendapat kesempatan atau akses kepada berbagai sumber daya yang penting.
Guna mengatasi kelemahan koperasi maka langkah-langkah di atas dapat
dioperasionalkan dalam bentuk:
a. Meningkatkan akses dan pangsa pasar
Operasionalisasi ini dilaksanakan antara lain dengan cara meningkatkan
keterkaitan usaha, kesempatan usaha, kepastian usaha, perluasan akses
terhadap informasi usaha dan penyediaan sarana dan prasarana usaha yang
memadai serta penyederhanaan perizinan. Upaya ini harus didukung
berbagai peraturan perundang-undangan yang mendukung kehidupan
koperasi.
b. Memperluas akses terhadap sumber permodalan
Hal ini dilakukan antara lain dengan cara memperkukuh struktur permodalan
dan meningkatkan kemampuan pemanfaatan permodalan. Secara lebih rinci
program yang dilaksanakan meliputi peningkatan jumlah pagu kredit,
menciptakan berbagai kemudahan untuk memperoleh pembiayaan usaha,
pendayagunaan sumber daya yang tersedia, seperti dana BUMN, serta
pengembangan berbagai lembaga keuangan, seperti lembaga jaminan kredit
dan asuransi.
c. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen
![Page 12: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/12.jpg)
Dalam hal ini dapat ditempuh antara lain dengan cara meningkatkan
kemampuan kewirausahaan dan profesionalisme pengelolaan koperasi.
d. Meningkatkan akses terhadap terknologi
Hal ini dapat ditempuh antara lain dengan cara meningkatkan kegiatan
penelitian dan pengembangan, memanfaatkan hasil penelitian dan
pengkajian yang telah dihasilkan oleh berbagai lembaga yang telah ada,
meningkatkan kegiatan alih teknologi, dan berbagai kemudahan untuk
modernisasi peralatan berikut pemanfaatannya.
e. Mengembangkan kerja sama usaha
Dalam hal ini ditempuh melalui pengembangan kerja sama usaha antar
pelaku ekonomi baik secara vertical maupun horizontal. Pada upaya
pengembangan kerja sama ini terdapat muatan yang berwawasan pembinaan
dan berwawasan ekonomis yang bertujuan jangka panjang. Manfaat kerja
sama yang dibangun diharapkan bukan saja bagi pelaku yang terlibat
langsung dalam kerja sama usaha tersebut, melainkan bermanfaat secara
keseluruhan dalam memperbaiki struktur ekonomi nasional menghadapi
persaingan.
HASIL REVIEW
Program unggulan yang dikembangkan sebagai ujung tombak untuk mempercepat
pengembangan koperasi dilakukan melalui pengembangan kemitraan usaha serta melalui
gerakan kewirausahaan. Kedua program ini tentunya membutuhkan partisipasi yang luas
dari seluruh lapisan masyarakat termasuk para pengusaha dan dunia pendidikan.
Pengembangan Kemitraan Usaha
Pengembangan kemitraan usaha diperlukan terutama antara, UB dan UK termasuk
koperasi bukan saja dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan usaha-usaha
berskala kecil, melainkan juga dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi
nasional. Sebab bagaimana diketahui bahwa struktur ekonomi nasional memiliki
sifat dualistik yang kurang menguntungkan dalam menghadapi persaingan global.
Sifat yang pertama dari struktur ekonomi nasional yaitu masih terdapat kesenjangan
yang sangat besar UB dan UK. Sebagai gambaran (tahun 1996) UK berjumlah 34,2
![Page 13: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/13.jpg)
juta atau komposisinya sekitar 99,8% dari seluruh usaha yang ada dengan pangsa
kirakira 38,85% terhadap PDB. Sementara UB yang komposisinya kira-kira hanya
0,2% memberikan sumbangan terhadap PDB sekitar 60%. Sementara sifat yang
kedua adalah juga kurangnya keterkaitan usaha antara UB dan UK. Struktur industri
yang seperti ini menurut beberapa ahli akan sulit memenangkan persaingan global
karena salah satu keunggulan kompetitif terbangun dari jaringan usaha yang luas
dan kuat.
Pengembangan Kewirausahaan
Upaya mengantarkan koperasi ke arah tatanan perekonomian yang dicirikan oleh
persaingan yang tajam bukanlah pekerjaan yang mudah. Kemampuan yang
bersumber dari dalam koperasi harus dijadikan sebagai kunci pokok bagi
keberhasilannya menghadapi berbagai tatanan serta dalam rangka menangkap
berbagai perluang yang tercipta. Oleh karena itu, membangun kekuatan dari dalam
melalui upaya penumbuhan kesadaran dan orientasi kewirausahaan menjadi
program yang sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan. Penting dalam arti
perlunya upaya menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang sangat
kompleks dan dinamis sifatnya serta sangat mendesak mengingat perubahan yang
terjadi ke arah persaingan bebas time frame-nya sudah sangat jelas dan pasti.
Kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas SDM penguasaan
sehingga pada akhirnya tumbuh dan berkembang wirausaha baru, pemantapan.
![Page 14: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/14.jpg)
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KAIN TENUNSUTRA DENGAN PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD
Al Supriadi Basriem B2 B1 12 115, Program Magister Manajemen, FakultasEkonomi, Universitas Halu Oleo
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha.
Namun bisa terjadi seorang pemimpin perusahaan tidak menyadarinya. Strategi
merupakan tindakan yang bersifat kontinyu dan terus menerus,serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Sehingga dibutuhkan kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahaan pola konsumsi para konsumen yang didukung oleh kompetensi inti
(core competencies) perusahaan tersebut.
Berdasarkan pada sudut pandang diatas bahwa perusahaan membutuhkan
kecepatan inovasi yang didukung oleh kompetensi inti, Kaplan dan Norton [1996]
menyatakan bahwa mengarahkan perusahaan pada saat ini melintasi lingkungan
persaingan yang kompleks dan rumit. Hal ini menggambarkan bahwa setiap
perusahaan harus mempunyai pengetahuan serta strategi usaha yang sesuai
dengan jenis usaha yang dikelolanya agar perusahaan tersebut dapat dikendalikan
dengan baik sehingga mampu bersaing pada pasar yang dimasukinya.
Begitupun pada Perusahaan Sutra Tiga Putra yang merupakan salah satu
dari sekian banyak perusahaan sutra yang ada di Kabupaten Garut Propinsi Jawa
Barat yang mempunyai potensi untuk dikembangkan, karena setiap tahunnya
perusahaan ini mengalami peningkatan sampai akhirnya perusahaan ini
mempunyai beberapa mesin tenun serta beberapa orang tenaga kerja, selain itu
kualitas dari kain sutra yang dihasilkanpun sudah diakui oleh para konsumennya.
Sehingga Perusahaan Sutra Tiga Putra membutuhkan strategi usaha yang tepat
untuk mengembangkan usahanya, secara umum jenis kain sutra yang diproduksi
oleh pabrik ini adalah kain sutra putihan yang belum diberi variasi warna serta
corak/batik yang biasa disebut kain sutra setengah jadi, dan kain sutra motif sulam
yang hanya diproduksi berdaasarkan pesanan, biasanya berupa selendang.
Penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan yang terjadi dengan
menerapkan model Balanced Scorcard (BSC) dalam menyusun perencanaan
strategi usaha. BSC pada awalnya diciptakan untuk mengatasi problem tentang
kelemahan sistem pengukuran kinerja yang berfokus pada aspek keuangan.
Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan implementasinya tidak
![Page 15: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/15.jpg)
hanya sebagai alat pengukur kinerja, namun meluas sebagai pendekatan dalam
penyusunan rencana strategik (Mulyadi,2001).
Konsep Manajemen Strategis
Menurut Setiawan [2011], manajemen strategis adalah serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang. Termasuk didalamnya pengamatan lingkungan (eksternal maupun
internal), perumusan strategi (perencanaan jangka panjang), implementasi strategi,
evaluasi, serta pengendalian.Bidang ilmu manajemen strategis menekankan pada
pengamatan dan evaluasi peluang (opportunities) dan ancaman (threats)
lingkungan dengan melihat kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
perusahaan. Manajemen strategis pada prinsipnya merupakan pengambilan
keputusan yang akan menentukan apakah suatu organisasi itu unggul, dapat
bertahan hidup, atau menghadapi kematiannya. Tugas dari manajemen strategis
adalah menggunakan sebaik-baiknya sumberdaya organisasi dalam lingkungan
yang berubah-ubah.
Balanced Scorecard
BSC merupakan salah satu bentuk atau alat yang digunakan untuk mengukur
kinerja serta sebagai salah satu cara untuk menyusun strategi dalam mencapai
tujuan organisasi. Pengertian BSC secara lebih mendalam lebih dari sekedar alat
pengukur kinerja dan penyusunan strategi.
BSC harus mampu menerjemahkan visi, misi dan strategi organisasi ke
dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun kedalamempat persperktif:
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Evaluasi dan pengukuran kinerja yang biasa dilakukan dalam pengendalian
manajemen harus dilakukan secara berimbang (balanced) untuk keempat
perspektif tersebut.
Perspektif Finansial
Dalam perspktif finansial tolak ukur yang digunakan bergantung pada posisi
perusahaan di daur hidup bisnis. Kaplan dan Norton [1996] membagi daur hidup
bisnis.
Perspektif Proses Bisnis internal
Dalam perspektif proses bisnis internal, para eksekutif mengidentifikasi berbagai
proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan.
![Page 16: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/16.jpg)
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dari BSC, pembelajaran dan pertumbuhan, mengidentifikasi
insfrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan
dan peningkatan kinerja jangka panjang. Bagaimana mengembangkan organisasi
itu menjadi organisasi belajar dan akhirnya menjadi organisasi yang tumbuh dan
berkembang. Faktor belajar dan tumbuh sangat penting dalam sebuah organisasi,
dengan faktor ini sebuah organisasi dapat terus berjalan dan hidup (Survive) atau
tidak dimasa yang akan datang yang memasuki era persaingan yang cukup ketat.
REVIEW
Balanced scorecard merupakan suatu mekanisme sistem manajemen yang
mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di
lapangan, Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis
(Mulyadi, 2001) adalah mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4)
terukur. Perusahaan menggunakan balanced scorecard sebagai sebuah system
manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka panjang, tujuannya yaitu
agar perusahaan mampu bersaing dengan industri lain yang sejenis agar dapat
terus bertahan (survive). Dalam memilih tolak ukur yang digunakan tentu harus
memperhatikan keterkaitan antara visi, misi dan strategi perusahaan Tiga Putra
agar dapat difahami oleh seluruh bagian perusahaan paling tidak oleh pegawai
yang bertanggung jawab terhadap maju tidaknya perusahaan.
Beberapa faktor internal yang menjadi hambatan perusahaan antara lain:
dalam perspektif keuangan yaitu perusahaan belum mampu mengoptimalkan
kapasitas dari mesin ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), untuk hambatan dalam
perspektif pelanggan para konsumen belum mengenal kain sutra putihan yang di
produksi oleh perusahaan kain sutra tiga putra. Untuk itu, perusahaan masih
kesulitan dalam menambah jumlah pelanggan karena setiap produk kain hanya
dijual ke perusahaan kain batik di cirebon, hambatan dalam perspektif proses
bisnis internal adalah perusahaan masih kesulitan dalam penerapan sistem
manajemen mutu dikarenakan tidak adanya struktur organisasi yang jelas, karena
masih dilakukan secara kekeluargaan, dan hambatan dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan adalah perusahaan belum dapat memberikan
worksop dan training secara berkala dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan
![Page 17: tugasssss](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/55cf9a89550346d033a23792/html5/thumbnails/17.jpg)
perusahaan cukup besar. -Dan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap perusahaan adalah munculnya pabrik-pabrik baru yang bergerak dibidang
yang sama dengan skala yang lebh besar, dan kesuliatan dalam merebut pasar
dikarenakan kurangnya promosi kepada konsumen yang mengakibatkan produk
kain sutra tiga putra belum banyak dikenal dipasaran.
Dilihat pada matriks Boston Consulting Group (BCG). Posisi perusahaan
pada saat ini berada pada posisi Question Mark (tanda tanya) yang berarti
perusahaan berada pada posisi pangsa pasar relatif rendah tetapi harus bersaing
dalam industri dengan pertumbuhan yang tinggi. Maka strategi yang cocok untuk
Question Mark adalah strategi Intensif yaitu: 1) Penetrasi Pasar, hal ini bisa
dilakukan dengan cara promosi harga, iklan, publisitas, dan perluasan jaringan
distribusi. 2) Pengembangan Pasar, dengan memperkenalkan produk kain sutra ke
wilayah baru yang cakupannya lebih luas. 3) Pengembangan Produk, merupakan
strategi yang berupaya untuk meningkatkan penjualan dengan mengembangkan
produk kain sutra atau memodifikasi produk yang lebih bervariatif. Akan tetapi
strategi ini memerlukan biaya yang cukup besar untuk melakukan penelitian dan
pengembangan.