TUGAS+biorep+kel+11

download TUGAS+biorep+kel+11

of 16

Transcript of TUGAS+biorep+kel+11

  • TUGAS

    BIOLOGI REPRODUKSI

    DISUSUN OLEH : KELOMPOK 11

    Arafah Alawiyah

    Diah Ayu Ningsih

    Fifi Elvionita

    Nur Indah Budiani

    Yohana Doa

    1. Gambar dan jelaskan proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan embryogenesis !

    Jawab :

  • Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang sudah matang dari ovarium. Pada awalnya epitel

    germinativum yang berupa selapis sel epitel kubis yang membungkus ovarium akan berkembang

    menjadi folikel primer yaitu ovum yang dikelilingi selapis sel folikel yang akan berkembang

    menjadi folikel sekunder yaitu ovum dikelilingi oleh dua lapis sel folikel, yang kemudian akan

    membentuk ovum yang dikelilingi tiga atau lebih lapisan sel folikel yang disebut folikel tersier.

    Pada folikel tersier sering kali terbentuk rongga di antara sel folikel yang disebut antrum folikuli

    yang berisi cairan. Dari folikel tersier akan membentuk folikel de graaf yang merupakan ovum

    dewasa/matang. Antrum folikuli cukup besar, sehingga ovum terletak di tengah antrum folikel de

    graaf. Folikel ini umumnya berada di bagian tepi ovarium dan folikel ini juga menghasilkan

    hormone estrogen. Hormone estrogen berfungsi merangsang kelenjar hipofisis untuk

    menyekresikan hormon LH. Hormon LH berperan merangsang terjadinya ovulasi. Setelah ovum

    matang maka ovum akan mengalami ovulasi, setelah terjadinya proses ovulasi folikel yang sudah

    kosong di dalam ovarium akan menjadi korpus haemoragikum yang kemudian akan berubah

    menjadi korpus luteum yaitu korpus yang terdiri dari sel sel lutein dan akan menghasilkan

    hormon progesterone, korpus luteum hanya bertahan selama 15 hari dan setelah itu ia akan

    beregenerasi.

    1 2 3 4 5 6

    Keterangan :

    1. Folikel primer

    2. Folikel sekunder

    3. Folikel tersier

    4. Folikel de graaf

    5. Korpus haemoragikum

    6. Korpus luteum

  • Fertilisasi adalah pembuahan ovum oleh sperma, setelah ovum dilepas dari ovarium ovum akan

    ditngkap oleh fimbriae fimbriae baru kemudian fertilisasi terjadi di tuba falopii atau oviduk.

    Pada awal fertilisasi terjadi penembusan korona radiata, corona radiate terdiri atas sel epitel

    folikuler, sel tersebut berperan dalam proses kemotaktis dan induksi reaksi akrosom,setelah

    menembus corona radiate kemudian terjadi penembusan zona pelusida, pertama tama terjadi

    penempelan spermatozoa pada lapisan zona pelusida, setelah spermatozoa menembus zona

    pelusida spermatozoa akan menyentuh permukaan oosit yang menyebabkan adanya perubahan

    permeabilitas zona pelusida yakni zona pelusida akan membentuk gel, gel ini terbentuk karena

    adanya pembebasan enzim lisosom dari granul korteks yang melapisi membran plasma oosit gel

    ini juga berfungsi untuk menghambat penetrasi spermatozoa yang lain. Klimaks dari fertilisasi

    yaitu dengan bersatunya dua kromosom gamet (singam

  • Nidasi atau implantasi (proses menempelnya hasil konsepsi pada endomertium )terjadi pada

    hari keempat hasil konsepsi menjadi stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di

    bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell

    ini berkembang menjadi janin dan trofoblas baerkembang menjadi plasenta. Blastokista

    diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofobals. Trofoblas ini sangat kritis untuk

    keberhasilan kehamilanterkait dengan keberhasilan nidasi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi

    hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan

    bahwaendomertium akan menerima (reeptif) dalam proses impalntasi embrio.

    Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan

    endometrium dalam masa sekresi, dengan sel sel desidua. Sel sel desidua ini besar besar dan

    mengandung lebih banyak glikogenserta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh

    suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium.

    Infasi trofoblas di atur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsisiotrofoblas menghasilkan hCG yang

    akan mengubah sitototrofoblas menyekresikan hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin

    dekat oleh endomatrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas

    berdiferensiasi dalam sel sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu

    trophouteronectin. Trorofoblas trofoblas invasive lain yang lepas dan berimigrasi kedalam

    endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga

    memfasilitasi proses invasi kedalam jaringan maternal.

    Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormon hCG. Produksi hormon ini

    meningkat sampai kurang lebih hari ke-60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa

  • fungsinya ialah memengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus

    progesteron, sampai plasenta mampu menghasilkan sendiri progesteron.

    Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk kedalam

    lapisan desidua, dan luka pada desisua menutup kembali. Kadang kadang pada saat nidasi yakni

    masuknyaovum kedalam endometrium terjadi perdarahan desidua.

    Pada umunya blastokista masuk di endometrium dengan bagian dimana massa inner cell

    berlokasi. Hal ini menyebabkan talipusat berpangkal sentra atau prasentra. Bila sebaliknya

    dengan bagian lain blastokistamemasuki endometrium, maka terdapatlah talipusat dengan insersio

    velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau dinding belakang uterus, dekat

    dengan fundus uteri.

    Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan tumbuh dan berkambang di dalam

    endometrium. Embrio terpisahkan oleh darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas di

    sisi bagian dalam dan sinsisiotrofoblas di bagian luar. Kondisi ini tidak hanya untuk pertukaran

    nutrisi tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan

    imunologik maternal.

  • Trisemester pertama dimulai setelah terjadi ovulasi, zigot yang dihasilkan mulai membelah

    secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya. Pembelahan terus

    berlangsung hingga embrionya membentuk kumpulan sel berbentuk bola ketika mencapai

    uterussekitar 3 4 hari setelah pembuahan. Tahap ini disebut tahap morula. Sekitar seminggu

    setelah pembuahan, proses pembelahan menghasilkan tahapan embionik yang disebut blastula,

    yaitu tahapan bola sel yang mengandung rongga pipih yang di sebut blastosol. Lapisan terluar

    blastula disebut trofoblasyang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon ari ari

    (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (ambrionic knot) yang merupakan

    calon janin. Dalam waktu kurang lebih lima hari setelah fertilisasi, blastula akan bergerak

    menuju uterus untuk berimplantasi (perlekatannya dengan dinding uterus). Selanjutnya blastula

    akan berkembang menjadi grastula. Prose ini disebut grastulasidan terjadi sekitar minggu ketiga.

    Pada grastulasi terjadi lekukan kearah dalam (invaginasi). Invaginasi menyebabkan terbentuknya

    dua lapisan yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Pada akhir grastulasi

    akan terbentuk tiga lapis endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

    Minggu keempat sampai kedelapan terjadi pembentukan berbagai organ dari tiga lapisan embrio.

    Ektoderm akan berkembang kulit dan aksesorisnya (kuku dan rambut), siktodern dan stem saraf

    dan sel sel indera. Endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan sistem

    pernapasan. Mesoderm akan berkembang menjadi organ yang tidak termasuk perkembangan

    ektoderm dan endoderm, yaitu sistem transportasi, sistem ekskresi, sistem gerak, dan sistem

    reproduksi. Tahap ini disebut tahap organogenesis.

    Embrio mendapatkan nutrisi secara langsung dari endometrium selama 2 4 minggu pertama

    perkembangan. Sementara itu, jaringan yang tumbuh dari embrio yang sedang berkembang

    bercampur dengan endometrium dan membentuk plasenta, plasenta merupakan organ atau

    jaringan yang berbentuk cakram di dalam rahim saat usia kehamilan 16 minggu. Organ ini akan

  • tumbuh hingga mencapai sekitar 500 gram seiring dengan pertumbuhan janin dan pembesaran

    rahim.

    Trismester kedua (ketika kehamilan berusia 12 28 minggu), janin tumbuh dengan cepat dan

    mencapai panjang sekitar 30 cm serta sangat aktif. Organ organ tubuh janin telah terbentuk

    secara lengkap, meskipun belum sempurna. Selam trisemester kedua uterus akan tumbuh cukup

    besar sehingga kehamilan terlihat jelas.

    Trismester ketiga (ketika kehamilan berusia 28 42 minggu)merupakan saat terjadinya

    pertumbuhan janin yang cepat hingga mencapai bobot sekitar 3 3,5 kgdan panjang 50 cm.

    aktivitas janin mungkin berkurang karena janin mengisi seluruh ruanganyang tersedia didalam

    membran ketika janin tumbuh dan uterus mengembang mengelilinginya, organ abdomen ibu

    menjadi tertekan dan terdesak. Hal ini menyebabkan urinasi yang, hambatan pencernaan, dan

    pegal otot punggung pada tubuh ibu.

    Daftar pustaka:

    Nurhadi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Pelangi Indonesia.

    Mansur, G. Indra. 2006. Penuntun Praktikum Biologi Reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    Ilmu Kebidanan, 2008. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    2. Jelaskan sebab keluhan kehamilan di hubungkan dengan perubahan yang terjadi pada

    kehamilan ?

    Jawab :

    Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering

    kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

    pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu

    setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual

    dan muntah terjadi pada 60 80% primi gravida dan 40 60% multi gravida. Satu

    diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat

    Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan

    HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan

  • hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung

    lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan

    ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4

    bulan. Pekerjaan sehari hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.

    Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan

    fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

    Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan

    muda dan dikemukakan oleh 50 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang

    lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami

    muntah muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum

    hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan

    timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan

    di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum

    4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)

    Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira kira 5% dari

    ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi

    ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester

    pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga

    dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal

    kehamilan. (Walsh, 2007)

    Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak

    terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan

    elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar

    3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan

    waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis

    gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan

    berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita

    primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.

  • KELUHAN TRIMESTER PERTAMA

    Di trimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan

    drastis yang sering memunculkan keluhan mual-muntah. Sehubungan dengan itu, keluhan

    sulit tidur biasanya muncul karena beberapa sebab berikut:

    * Stres

    Ibu yang pada dasarnya kurang siap menerima kehamilan kemungkinan akan mengalami

    tekanan psikis. Ketidaksiapan ini bisa jadi karena masa-masa bulan madu pengantin baru

    belum habis dinikmati. Bisa juga karena ibu belum ingin tubuhnya berubah. Perasaan

    tidak nyaman seperti itu jika dibiarkan saja akan terakumulasi sebagai stres, bahkan

    depresi. Nah, kondisi yang tak nyaman inilah yang membuat ibu hamil jadi sulit tidur

    * Perubahan hormon

    Tidak sedikit perempuan yang begitu hamil menunjukkan perubahan psikis yang drastis;

    jadi mudah kesal, gampang marah, kelewat waswas dan sebagainya yang akan membuat

    suasana hatinya jadi tidak keruan. Belum lagi keluhan mual-muntah, pusing, dan tidak

    enak badan yang akan membuat ibu merasa tertekan secara fisik maupun psikis. Bila hal

    ini terus-menerus dialami tanpa usaha sedikit pun untuk meredakannya, besar

    kemungkinan ibu jadi sulit beristirahat.

    KELUHAN TRIMESTER KETIGA

    Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan perubahan hormonal, melainkan

    perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu yang bertambah sekitar 10 kg bahkan lebih.

    Adanya penambahan berat badan ini akan memunculkan sederet keluhan yang membuat

    ibu sulit tidur:

    * Punggung Pegal

    Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis akan

    menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar

    sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang.

    Keluhan ini tentu saja membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan susah tidur dan

    acapkali terbangun.

  • * Posisi Tidur

    Posisi tidur yang nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi tengkurap

    jelas mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat napasnya sesak.

    Satu-satunya posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun bila posisi ini terus-

    menerus dilakukan sangat mungkin akan membuat si ibu cepat bosan. Soal posisi ini juga

    umumnya dikeluhkan sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur.

    * Dihantui kecemasan

    Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai kecemasan, semisal takut

    persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan

    rasa sakit saat bersalin. Aneka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit

    tidur.

    * Sering buang air kecil

    Keluhan yang juga sering muncul di trimester 3 adalah seringnya buang air kecil (BAK).

    Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu. Akibatnya,

    kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-sebentar ingin BAK.

    Dorongan untuk bolak-balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan

    mengganggu kenyenyakan tidur si ibu. Untuk mengatasinya, disarankan agar 2-3 jam

    sebelum tidur tidak minum. Selain itu, kosongkan kandung kemih sesaat sebelum

    berangkat tidur. Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi, sebaiknya

    minumlah lebih banyak di siang hari.

    * Gangguan psikis

    Kondisi psikis yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka

    ketidaknyamanan. Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar.

    Diakui atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu.

    Apalagi di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang

    labil ini jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada

    kenyenyakan tidur ibu hamil.

  • 3. Peran fungsi bidan :

    a. kala 1

    b. kala 2

    c. kala 3

    d. kala 4

    Jawab :

    Kala I fase laten dan aktif

    Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)

    proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm

    dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat

    dan sering selama fase aktif.

    Pada kala I peran bidan meliputi :

    a. Memberikan dukungan moril. Persalinan membituhkan upaya total baik secara

    fisik maupun emosional dari ibu. Oleh karena itu perlu dukungan moril dari

    penolong persalinan maupun keluarganya untuk menumbuhkan semangat ibu.

    b. Mengupayakan kenyamanan: menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang

    dirasakan paling nyaman melakukan kegiatan (sesuai keinginannya) selama tidak

    ada kontra indikasi seperti berjalan, duduk, atau jongkok. Pergerakan juga akan

    membantu turunnya kepala ke rongga panggul. Ibu tidak dianjurkan berbaring

    datar pada punggungnya karena dapat menyebabkan aliran darah terganggu pada

    ibu maupun janin.

    c. Mencegah dehidrasi: anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi dan

    menambah tenaga. Dehidrasi dapat menyebabkan his tidak teratur.

    d. Memelihara kebersihan: untuk mencegah onfeksi yang dapat menyebabkan

    kematian dan kesakitan, ibu hendaknya di mandikan dan memakai pakaian bersih.

    Penolong persalinanharus sering mencuci tangan dan menggunakan alat steril atau

    telah didesinfeksi.

    e. Buang air besar: sedapat mungkin ibu buang air besar sebelum melahirkan.

    Rektum yang penuh akan menimbulkan rasa tidak nyaman selama persalinan.

    Bila perlu dapat dilakukan enema. Tetapi enema tidak dapat dilakukan bila proses

    persalinan sudah dalam tahap lanjut, ketuban telah pecah, ibu menderita

    hipertensi, bila ada pendarahan.

    f. Buang air kecil: ibu sebaiknya buang air kecil paling sedikitsetiap 2 jam atau

    lebih sering bila mungkin karena kandung kemih yang penuh akan menghambat

    turunnya janin kedasar panggul dan juga memberikan rasa tidak nyaman bagi ibu.

  • Kala II

    Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses itu

    biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

    Peran bidan pada kala II yaitu:

    Perawatan pada ibu :

    a. Memastikan bahwa semua peralatan yang di butuhkan dalam keadaan yang

    bersih dan siap pakai. Kebersihan sangat penting untuk melindungi ibu bersalin

    dari infeksi.

    b. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang apa yang akan terjadi dan apa yang

    perlu dilakukan oleh ibu selama persalinan. Pimpin ibu meneran bagaimana cara

    meneran yang benar.

    c. Periksa keadaan ibu dan janin, kemudian catat hasil pemeriksaan dalam partograf.

    Yang perlu di periksa dan dilakukan adalah:

    1. Nadi dan tekanan darah ibu diperiksa tiap 30 menit.

    2. Denyut Jantung Janin (DJJ), diperiksa selama15 menit. Bila DJJ kurang

    dari 120 atau lebih dari 160 permenit, upayakan kelahiran bayi secepatnya

    dengan mengubah posisi ibu.

    3. Periksa apakah ada lilitan talipusat pada leher janin.

    4. Minta ibu agar lebih sering berkemih.

    5. Memberikan ibu minum secara teratur agar ibu tidak lelah.

    d. Minta ibu untuk meneran pada saat yang tepat, meneran baru boleh dilakukan jika

    pembukaan serviks telah lengkap dan ada his.

    e. Menentukan kemajuan persalinan untuk mengetahui apakah penurunan kepal

    terjadi terlalu cepat atau terlalu lambat.

    Perawatan pada bayi setelah lahir:

    o Tentukan nilai APGAR bayi.

    o Selimuti kepala dan tubuh bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit antara

    ibu dan bayi.

    o Potong dan rawat talipusatmenggunakan alat alat yang steril.

    o Anjurkan kepada ibu agar memeluk bayi dan bantu ibu menyusui bayinya.

    o Perawatan mata untuk mencegah infeksi mata karena klamidia.

    Kala III

    Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Yang

    berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

  • Peran bidan pada saat kala III yaitu:

    a. Pemberian oksitosin 10 IU secara intramyskular dalam 2 menit setelah bayi lahir.

    Jika tidak ada oksitosin rangsang payudara ibu agar menyusui bayi agar dapat

    merangsang keluarnya oksitosin secara ilmiah. Cara memberi oksitosin:

    Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan di suntik.

    Suntikan di gluteus atau 1/3 paha kanan ibu bagian luar, setelah

    mengaspirasinya terlebih dahulu.

    b. Bantu ibu untuk berkemih bila perlu pasang kateter.

    c. Tunggu sampai ada tanda tanda plasenta terlepas.

    d. Bila plasenta telah lepas spontan, maka dapat dilihat bahwa uterus berkontraksi

    baik dan terdorong ke atas kanan oleh vagina yang berisi plasenta, dapat segera

    dikeluarkan.

    e. Memeriksa plasenta dan selaput ketubannya, karena terkadang adabagian plasenta

    atau selaput ketuban yang tertinggal didalam uterus dan hal ini dapat

    menyebabkan pendarahan dan infeksi.

    Kala IV

    Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

    Peran bidan pada kala IV yaitu:

    a. Periksa fundus uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan 20 30 menit pada jam

    kedua.

    b. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan pervagina setiap 15

    menit pada jam pertama dan 20 menit pada jam kedua.

    c. Anjurkan ibu minum untuk menghindari dehidrasi, tawarkan makanan dan

    minuman yang disukai.

    d. Bersihkan perineum, kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.

    e. Bantu ibu dalam posisi nyaman dan biarkan beristirahat.

    f. Tidurkan bayi dengan ibunya untuk meningkatkan hubungan bayi dengan ibu

    sebagai permulaan menyusui bayi. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.

    g. Jika ibu ingin kekamar mandi, ibu boleh bangun tetapi harus dibantu karena

    keadaannya masih lemah atau merasa pusing setelah persalinan. Pastiaknibu telah

    baerkemih dalam 3 jam pasca melahirkan.

    h. Ajarkan ibu dan keluarga cara memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi dan

    tanda tanda bahaya bagi ibu dan bayi baru lahir.

    Daftar pustaka:

    Pinem, saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

  • Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata, 2006. Edisi pertama.

    Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    Ilmu Kebidanan, 2008. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    4. Jelaskan faktor yg mmpengaruhi kontraksi miometrium (bahan : physiofarmakology

    of labor )

    Jawab :

    Kehamilan pada umumnya ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang

    (quiscence), yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin, sampai dengan

    kehamilan aterm. Menjelang persalinan otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi yang

    secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, mencapai puncaknya menjelang

    persalinan, dan secara berangsur menghilang pada preriode post partum. Mekanisme regulasi yang

    mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan dan kelahiran; sampai dengan

    saat ini, masih belum jelas benar.

    Transformasi keadaan miometrium yang relatif tenang selama kehamilan yang kemudian menjadi

    aktif berkontraksi menjelang persalinan, secara berurutan, disebut sebagai periode aktivasi, periode

    stimulasi dan periode involusi segera sesudah bayi lahir (Challis dan Lye). Transformasi ini

    berhubungan erat dengan aktivitas dari beberapa protein intraseluler yang disebut sebagai contraction

    associated proteins pada sel otot polos miometrium yang terdiri dari, membrane cell receptors, ionic

    channels, gap junction proteins dan contractile proteins. Protein-protein ini, nampaknya segera

    terbentuk secara gradual meningkat pada akhir kehamilan, umumnya setelah kehamilan 37minggu-39

    minggu.

    5. Terangkan dan jelaskan dengan gambar proses terjadinya haid !

    Jawab :

    Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan

    terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap

    bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan

    berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya, menstruasi

    berlangsung selama 3 7 hari.

  • Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35 hari

    dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang

    tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.

    Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan

    dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari

    sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

    Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga

    400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang

    tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur

    tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju

    tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan OVULASI.

    Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle

    Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh

    didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur

    lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang

    dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel

    telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan

    diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih

    banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

    Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan

    Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan

    sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat

    masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk

    dibuahi.

    Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai

    rahim dan pada akhirnya menanamkan diri didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah

    diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan

    GEATEL . Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.

    Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan

    terjadinya proses menstruasi berikutnya.