Tugas#1 Petrologi

44
TUGAS PETROLOGI #1 BATUAN BEKU DAN BATUAN GUNUNG API Disusun Oleh : NAMA : LA ODE MUHAMMAD INULSAH NIM : 410.014.152 KELAS : 02 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015 1 | PETROLOGI “BATUAN BEKU DAN BATUAN GUNUNG API

description

tugas petrologi batuan beku dan gunung api

Transcript of Tugas#1 Petrologi

Page 1: Tugas#1 Petrologi

TUGAS PETROLOGI #1

BATUAN BEKU DAN BATUAN GUNUNG API

Disusun Oleh :

NAMA : LA ODE MUHAMMAD INULSAH

NIM : 410.014.152

KELAS : 02

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2015

1 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 2: Tugas#1 Petrologi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan TUGAS#1

ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Batuan Beku dan Batuan

Gunung Api”

Makalah ini berisikan tentang informasi batuan beku dan Batuan Gunung Api

atau yang lebih khususnya membahas tentang pengertian, struktur dan semua yang

menyangkut tentang batuan beku. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan

informasi kepada kita semua tentang Batuan beku dan Batuan Gunung Api.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun selalu penulis

harapkan.

Akhir kata, penulis sampaikan selamat membaca dan semoga makalah ini

dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Yogyakarta,20 Maret 2015

La Ode Muh. Inulsah

2 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 3: Tugas#1 Petrologi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR………………………………………………………......... 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………........... 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………............... 4

A. Latar Belakang…………………………………………...................... 4

B. Rumusan Masalah..………………………………………….............. 5

C. Tujuan Penulisan…………………………………….......................... 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6

BATUAN BEKU................................................................................................... 6

A. Pengertian Batuan Beku………………………………………….... 6

B. Tekstur Batuan Beku…………………………………….................. 7

C. Struktur Batuan Beku…………………………………………….... 10

D. Komposisi Mineral………………………………………………..... 12

E. Klasifikasi Batuan Beku……………………………………………. 13

BATUAN GUNUNG API (PIROKLASTIK)..................................................... 27

A. Pengertian Batuan Piroklastik............................................................ 27

B. Struktur Batuan Piroklastik............................................................... 27

C. Tekstur Batuan Piroklastik................................................................ 27

D. Komposisi Mineral Batuan Piroklastik............................................. 28

BAB III PENUTUP…………………………………………............................... 29

A. Kesimpulan………………………………………………………..... 29

B. Saran.................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 30

3 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 4: Tugas#1 Petrologi

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Petologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk

kulit bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan

tersebut serta hubungannya dengan proses-proses geologi dan sejarah geologinya.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari permukaan magma.

Proses pembentukan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Proses

pembentukan magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer atau gelas.

Proses pembentukan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur

primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat di pengaruhi oleh sifat magma

asal.

Seperti namanya, batuan “beku”. Ya dia terbentuk karena adanya proses

pembekuan tepatnya pendinginan atau lebih tepatnya penurunan suhu dari larutan

pijar yang super panas (kalo buat mie rebus bakalan cukup buat 2 ton) yaitu

MAGMA. Magma bukan nama orang, tapi bahasa kitanya (orang geologi

maksudnya…) cairan pijar yang berada di dalam bumi yang sangat panas, suhunya

bisa ampe 1400oC itu dari literature. Kembali ke batuan beku. Batuan beku sendiri

berdasarkan diagenensanya dibagi menjadi 2 macam. Yaitu batuan beku intrusive dan

batuan beku ekstrusive. Batuan beku intrusive berarti dia terbentuk di dalam bumi.

Artinya dia tidak berinteraksi dengan permukaan bumi dan dia membeku di dalam

bumi. Batuan jenis ini biasanya punya tekstur mineral yang gede (faneritik) karena

proses pembentukkan mineral tersebut berlangsung lama. Artinya penurunan suhu

yang terjadi pada magma tersebut dapat memungkinkan sebuah mineral untuk bisa

tumbuh secara optimal pada saat tertentu. Biasanya faneritik itu ukurannya lebih dari

2 mm.  Nah, kembali ke magma, magma sendiri katanya bisa menyusup melalui

rekahan-rekahan batuan disekitarnya dan dapat juga memotong perlapisan. Bentuk-

bentuk yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan dan yang

searah mendatar disebut konkordan.

4 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 5: Tugas#1 Petrologi

Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan dari fase cair ke

padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan

terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi pembentukan

rendah maka akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan

berlangsung sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk dan cairan magma

membeku menjadi gelas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah di dapat pada latar belakang yang sudah teruraikan di atas

sebelumnya, maka di dapatkan rumusan masalahnya adalah :

1. Apa itu batuan beku ?

2. Tekstur batuan beku ?

3. Struktur batuan beku ?

4. Komposisi mineral batuan beku ?

5. Klasifikasi batuan beku ?

6. Apa Pengertian dari Batuan Gunung Api (Piroklastik) ?

7. Apa Struktur dari Batuan Piroklastik ?

8. Apa Tekstur dari Batuan Piroklastik ?

9. Apa Komposisi Batuan Piroklastik ?

C Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

petrologi serta sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan.

5 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 6: Tugas#1 Petrologi

BAB II

PEMBAHASAN

BATUAN BEKUA. Pengertian Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus(dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis

batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa

proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)

maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat

berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel

ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-

proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar

terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah

ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi

karena salah satu dari proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan

6 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 7: Tugas#1 Petrologi

temperatur, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil

dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah

permukaan kerak bumi.

Berdasarkan keterangan dari para ahli seperti Bapak Turner dan Verhoogen

tahun 1960, Bapak F.F Groun Tahun 1947, Bapak Takeda Tahun 1970, magma

didefinisikan atau diartikan sebagai cairan silikat kental pijar yang terbentuk secara

alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan

2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak

bumi bagian bawah. Dalam magma terdapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya

yang bersifat volatile / gas (antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan

bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang

merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku.

Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga

mineral-mineral pun akan terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa

penghabluran

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan

bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan

peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma),

oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.

B. Tekstur Batuan Beku

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-

mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas

yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya

ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:

1.  Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu

terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk

menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,

selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma

7 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 8: Tugas#1 Petrologi

dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika

pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika

pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

a.  Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur

holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah

membeku di dekat permukaan.

b.Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian

lagi terdiri dari massa kristal.

c.  Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur

holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies

yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2.   Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.

Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

a)   Fanerik/fanerokristalin, besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan

satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik

ini dapat dibedakan menjadi:

1.  Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

2.  Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

3.  Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

4.Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

b)   Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan

mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur

afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis

mikroskopis dapat dibedakan:

1.  Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan

bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

8 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 9: Tugas#1 Petrologi

2.Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk

diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 –

0,002 mm.

3. Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3.   Bentuk Kristal

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat

batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk

kristal, yaitu:

a.  Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

b.  Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

c.  Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

a.  Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

b.  Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang

lain.

c.  Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang

lain.

d.  Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

4.    Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai

hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.

Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a)  Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk

batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka

equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

9 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 10: Tugas#1 Petrologi

1.  Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri

dari mineral-mineral yang euhedral.

2.  Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri

dari mineral-mineral yang subhedral.

3.  Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri

dari mineral-mineral yang anhedral.

b)  Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan

tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa

dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

C. Struktur Batuan Beku

Beasarkan empat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku

extrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur

masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap

merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut

sebagai struktur batuan beku

a) Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung

di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia

struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat

pembekuan lava tersebut. Struktur ini di antaranya:

1.  Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat

seragam.

2.  Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

3.  Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal

seperti batang pensil.

4.  Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal

ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

10 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 11: Tugas#1 Petrologi

5.  Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.

Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

6.  Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain

seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.

7.  Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral

pada arah tertentu akibat aliran

b)  Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuanbku intrusif batuaneku yang proses pembekuannya berlangsung di

bawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang

diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan

dan diskordan.

1. Konkordan

Tubuhatuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya, jenis

jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di

sekitarnya.

Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), di mana perlapisan

batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan

ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2

sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu

bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang

lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan

kedalaman ribuan meter.

Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah

terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan

kilometer

11 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 12: Tugas#1 Petrologi

2.  Diskordan

ubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Jenis-

jenis tubuh batuan ini yaitu:

Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki

bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai

puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100

km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

D. Komposisi Mineral

Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku

terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan

(accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).

a)      Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan

magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama

batuan beku.

b)      Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan

magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi

penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon.

Mineral esensiil dan mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut

sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan daripada

magma.

c)      Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat

pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan demikian mineral

sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder

akan dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan

pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit,

pirit, limonit dan mineral lempung.

12 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 13: Tugas#1 Petrologi

d)     Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau

amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya

terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca

gunungapi (volcanic glass).

e)      Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk

batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan

Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di

dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya.

Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali felspar dan plagioklas.

f)       Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur

Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis

hornblende), biotit dan muskovit.

Pemberian dan pengenalan mineral pembentuk batuan beku tersebut secara

megaskopik sudah harus dikuasai oleh para praktikan, seperti diberikan pada kuliah

dan praktikum kristalografi-mineralogi serta dipraktekkan lagi pada acara I

pengenalan mineral pembentuk batuan, praktikum petrologi ini. Untuk mengetahui

genesa masing-masing mineral pembentuk batuan tersebut di atas, praktikan

dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen yang terdapat di dalam buku-buku

literatur Petrologi (misal Middlemost, 1985, Magmas and magmatic rocks, Longman,

Inc., London, 266 p).

E. Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan

SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang

berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.

Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976)

batuan beku dibagi menjadi:

a)      Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.

b)      Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

13 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 14: Tugas#1 Petrologi

c)      Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T.

Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut

batuan vulkanik.

Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:

a)      Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah

riolit.

b)     Batuanbeku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.

Contohnya adalah dasit.

c)      Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya

adalah andesit.

d)     Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya

adalah basalt.

Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:

a)      Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.

b)      Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.

c)      Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan

indeks warnanya sebagai berikut:

a)      Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.

b)      Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.

c)      Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.

d)     Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia:

Menurut Hulburt (1977)Pembagian batuan bekuberdasarkan komposisi ini

telah lama menjadi standar dalam geologi, dan di bagi dalam empat golongan yaitu :

14 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 15: Tugas#1 Petrologi

a)      Batuan Beku Asam

Termasuk golongan ini bila batuan beku tersebut mengandung silika (SiO2)  lebih dari

66%.contoh batuan ini dalah Granit dan Ryolit. Batuan yang tergolong kelompok ini

mempunyai warna terang (cerah) karena (SiO2) yang kaya akan menghasilkan batuan

dengan kandungan kuarsa, dan alkali feldspar dengan atau tanpa muskovit.

b)      Batuan  Beku Menengah (intermediat)

Apabila batauan tersebut mengandung 52 – 66% silika maka termasuk dalam kelas

ini. Batuan ini akan berwarnagelap karena tingginya kandungan mineral

feromagnesia. Contoh batuan ini adalah Diorit dan Andesit.

c)      Batuan Beku Basa

Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah bataun yang mengandung 45 – 52%

silika. Batuan ini akan memiliki warna hitam kehijauan karena terdapat kandungan

mineral olivine. Contoh batuan ini adalah Gabbro dan Basalt.

d)     Batuan Beku Ultra Basa

Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku mengnadung 45% SiO2 . Warna

batuan ini adalah hijau kelam karena tidak terdapat silika bebas sebagai kuarsa.

Contoh batuan ini adalah Peridotit dan Dunit.

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi

Analisa kimia batuan beku itu pada umumnya memakan waktu, maka

sebagian besarklasifikasi batuan beku berdasarkan atas susunan mineral dari batuan

itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan ialah mineral kuarsa, plagioklas,

potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral

biasanya mineral amphibol, piroksen, dan olivine (Graha 1987).

Klasifikasi  ini sering digunakan, karena relatif lebih mudah dapat dilihat dengan

kasat mata, klasifikasi ini didasarkan kepada susunan mineral dipadukan dengan

tekstur.

15 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 16: Tugas#1 Petrologi

Pada gambar diatas diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam bagan,

berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian

besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya terdiri

dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik, karena mempunyai waktu

pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia membeku lebih cepat

karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt

dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral

yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit, atau

Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan

Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit adalah batuan beku yang banyak

dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil pembekuan lava.

Klasifikasi yang didasarakan atas mineralogi dan tekstur akan lebih dapat

mencerminkan sejarah pembentukan batuan daripada atas dasar komposisi kimia.

Tekstur batuan beku adalah mengambarkan keadaan yang mempengaruhi

16 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 17: Tugas#1 Petrologi

pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular memberi arti akan keadaan

yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan artibahwa terjadi dua

generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik mengambarkan pembekuan yang

cepat (Graha, 1987).

Klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russell B Travis (1955), dalam

klasifikasi ini tekstur batuan beku yang didasrkan pada ukuran butir mineralnya dapat

dibagi menjadi:

a)  Batuan Dalam

Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral menyusun batuan tersebut

dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan alat pembesar.

1. Grnit

adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.

Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan

sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³

dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.

(BATU GRANIT)

17 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 18: Tugas#1 Petrologi

Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang

acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit

bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi

termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur

koordinat (Coordinate Measuring Machine).

2.Sienit

berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur phaneritik.

Dari pengamatan megaskopik terlihat orthoklas/ K-feldspar dominan, sedikit

plagioklas dan biotit, batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai sedang.

Dari pengamatan sayatan tipis  menunjukan tekstur holokristalin, hipidiomorfik,

berbutir halus sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun oleh mineral

orthoklas / K.Felsdpar, plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan mineral opak,

lempung, masih terlihat relieks kembar poliomtetik. Batuan sienit terdapat sebagai

blok-blok insitu di lereng Moncong Talalo di sekitar Kocara, intrusi ini diduga

berlangsung pada kala Miosen Awal

(BATU SIENIT)

18 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 19: Tugas#1 Petrologi

3.Diorite

adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan gabbro. Batuan

ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang,

dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak

mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabbro, diorite

mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung soda, tidak mengandung kalsit

plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan dari letusan gunung api maka akan

terjadi pendinginan menjadi lava andesite.

(BATU DIOROTE)

4.Gabbro

Brwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari proses intrusive

dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit, hanya saja batuan

gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan tidak mengandung

mineral kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral plagioklas yang sering

dijumpai berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang tinggi. Mineral mineral

gelap lainnya yang sering terdapat pada batuan ini adalah amphibole, pyroxene dan

kadang kadang juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite dan apatite. Proses erupsi

yang dialami gabbro sama seperti dengan yang dialami batuan Basalt. Mineral

19 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 20: Tugas#1 Petrologi

mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah hornblende, magnetite dan mineral

mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah nama sebuah kota di Tuscany, Italia.

(BATU GABRO)

b) Batuan Beku Korok

Profir Granit

20 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 21: Tugas#1 Petrologi

Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi) magma yang mempunyai

susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk itu

disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.

Profir Diarit

Profir Diarit  adalah batuan yang berpotensi menjadi batuani induk (“Host

Rocks”), mineralisasi logam dasar dan logam mulia yang terbentuk bersama urat

kuarsa, tersebar dan mengisi rekahan /retakan dengan ubahan hidrotermal propilit,

argilit, pilik dan potassik. Ditemukannya mineral petunjuk epidot, diopsid aktinolit,

(garnet?), berasosiasi dengan magnetit memberi gambaran kearah dugaan bahwa

telah terjadi proses pyrometasomatisma yang menghasilkan mineralisasi skarn.

c)   Batuan Beku Luar

1.Riolit

21 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 22: Tugas#1 Petrologi

(BATU RIOLIT)

Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya

dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar

permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid

batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid

apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa lava.

Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran,

isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa

(media) dan campuran makanan ternak.

2.Terahit

22 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 23: Tugas#1 Petrologi

(BATU TERAHIT)

Batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan dan

mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya silikat,

magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan ini terdapat

lubang- lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya pada batuan ini

terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3,Fe2O3 dan masih banyak lagi mineral

penyusun lainnya

3,Andesit

(BATU ANDESIT)

23 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 24: Tugas#1 Petrologi

Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes

pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat

mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan

letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus

pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar.Bagian-

bagian kecil yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna

putih disebut potassium feldspar Kristal terbesar dinamakan phenocryst,

terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal

tersebut dari bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan

magma. bertexture porphyritic.

4.Obsidian

(BATU 0BSIDIAN)

Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu lahar

yang dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya bukanlah batu

atau mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil pendinginan lahar

gunung berapi yang cepat, karena proses pendinginannya terlalu cepat maka jarang

terjadi pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada struktur kristal di dalam batu

24 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 25: Tugas#1 Petrologi

obsidian seperti batu mineral lain. Warnanya bening seperti kaca dan warnanya

kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang

berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam

keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70%

silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya

akan berubah. Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras

Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.

5.Basalt

(BATU BASALT)

Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan

kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng

samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran

mineral mineral tidak terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis

batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang

bernama gabbrozGelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan

25 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 26: Tugas#1 Petrologi

uap air terbentuk dan melakukan ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati

permukaan. Pada periode yang panjang di bawah gunung api, butiran butiran

berwarna hijau dari mineral olivine keluar dari larutan.

Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran tersebut atau phenocrysts

menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam pembentukan batuan basalt

tersebut.

BATUAN GUNUNG API (PIROKLASTIK)

A Pengertian

Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh

serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Material penyusun

tersebut terendapkan dan terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi

(reworked) oleh air atau es (William, 1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan

gunung api dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku

atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang bersifat padat, cair, ataupun

gas yang terdapat dalam perut gunung.

B Struktur

Batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler, scoria, dan amigdaloidal.

Jika klastika pijar dilemparkan ke udara dan kemudian terendapkan dalam kondisi

masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan

lainnya. Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur batuan

piroklastik yang lain adalah :

1. Masif : batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam.

2. Laminasi : perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari

1 cm.

3. Berlapis : perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1

cm.

C. Tekstur

26 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 27: Tugas#1 Petrologi

Cara peneskripsian tekstur batuan piroklastik hampir sama dengan batuan

sedimen klastik, tetapi yang membedakan adalah ukuran butir yang disesuaikan untuk

mencari nama batuan piroklastik tersebut.

1. Ukuran Butir Pada Piroklastik

2. Tabel .  Ukuran Butir Pada Batuan Piroklastik

Ukuran Butir Nama Klastika Pijarnya Keterangan

256 – 64 mmBom

Membulat

Blok Meruncing

64 – 2 mm Lapilus

2 – 0,04 mm DebuKasar

Halus

Ukuaran butir pada piroklastika merupakan salah satu kristeria untuk

menamai batuan piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi endapan

piroklastik tersebut.

2. Derajat Pembundaran

Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi batuan

pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi :

a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua permukaan cembung.

b. Membundar (rounded), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung-ujung

dan tepi butiran cekung.

c. Agak membundar (subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung

yang membundar.

d. Agak menyudut (subangular), permukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam.

e. Menyudut (angular), permukaan kasar, dengan ujung-ujung runcing dan tajam

3. Derajat Pemilahan (sortasi)

27 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 28: Tugas#1 Petrologi

Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan

endapan/sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :

a. Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir

yang seragam pada semua komponen batuan.

b. Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan kenampakan pada batuan sedimen

yang memiliki besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau

bahkan bongkah.

c. Selain dua pengelompokan tersebut ada kalanya seorang peneliti menggunakan

pemilahan sedang untuk mewakili kenampakan yang agak seragam.

4. Kemas (Fabrice

Kemas terbuka : butiran tidak saling bersentuhan.

Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.

E. Komposisi Mineral Batuan Piroklastik

F. Tabel . Komposisi mineral batuan piriklastikUkuran

Butir (mm)Bentuk Butir Nama

Klastika Nama Endapan Piroklastik

Belum Terbatukan Terbatukan

64 – 256

Membulat Bom Tepra bom Aglomerat

Runcing Blok Tepra blok Breksi piroklastik

2 – 64 Lapilus Tepra lapili Batu lapili

0,04 – 2Debu kasar Debu kasar Tuff kasar

Debu halus Debu halus Tuff halus

28 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 29: Tugas#1 Petrologi

BAB III

PENUTUPA.  Kesimpulan

Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan

sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya

saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan

beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari

pembekuan magma. Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu

hingga sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam

mengklasifikasikan betuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar

yang berbeda-beda.

Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh

serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Material penyusun

tersebut terendapkan dan terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi

(reworked) oleh air atau es (William, 1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan

gunung api dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku

atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang bersifat padat, cair, ataupun

gas yang terdapat dalam perut gunung.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata Sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran

yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca, agar dalam

penulisan makalah-makalah yang akan datang bisa lebih baik lagi.

29 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”

Page 30: Tugas#1 Petrologi

DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari file batuan beku semester 1

http://materi-forever.blogspot.com/2014/01/jenis-batuan-batuan-beku-sedimen-

dan.html

http://dapurtambang.blogspot.com/2014/06/proses-terjadinya-batuan-beku-

komposisi.html

http://candycoffin.blogspot.com/2014/05/contoh-batuan-beku.html

https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/

Diakses tanggal 20 Maret 2015 Jam 20.00 WIB.

30 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”