Tugas#1 Petrologi
-
Upload
mentarihandayaniyunus -
Category
Documents
-
view
254 -
download
5
description
Transcript of Tugas#1 Petrologi
TUGAS PETROLOGI #1
BATUAN BEKU DAN BATUAN GUNUNG API
Disusun Oleh :
NAMA : LA ODE MUHAMMAD INULSAH
NIM : 410.014.152
KELAS : 02
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
1 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan TUGAS#1
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Batuan Beku dan Batuan
Gunung Api”
Makalah ini berisikan tentang informasi batuan beku dan Batuan Gunung Api
atau yang lebih khususnya membahas tentang pengertian, struktur dan semua yang
menyangkut tentang batuan beku. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Batuan beku dan Batuan Gunung Api.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun selalu penulis
harapkan.
Akhir kata, penulis sampaikan selamat membaca dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat untuk kita semua.
Yogyakarta,20 Maret 2015
La Ode Muh. Inulsah
2 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………......... 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………........... 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………............... 4
A. Latar Belakang…………………………………………...................... 4
B. Rumusan Masalah..………………………………………….............. 5
C. Tujuan Penulisan…………………………………….......................... 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6
BATUAN BEKU................................................................................................... 6
A. Pengertian Batuan Beku………………………………………….... 6
B. Tekstur Batuan Beku…………………………………….................. 7
C. Struktur Batuan Beku…………………………………………….... 10
D. Komposisi Mineral………………………………………………..... 12
E. Klasifikasi Batuan Beku……………………………………………. 13
BATUAN GUNUNG API (PIROKLASTIK)..................................................... 27
A. Pengertian Batuan Piroklastik............................................................ 27
B. Struktur Batuan Piroklastik............................................................... 27
C. Tekstur Batuan Piroklastik................................................................ 27
D. Komposisi Mineral Batuan Piroklastik............................................. 28
BAB III PENUTUP…………………………………………............................... 29
A. Kesimpulan………………………………………………………..... 29
B. Saran.................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 30
3 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Petologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk
kulit bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan
tersebut serta hubungannya dengan proses-proses geologi dan sejarah geologinya.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari permukaan magma.
Proses pembentukan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Proses
pembentukan magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer atau gelas.
Proses pembentukan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur
primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat di pengaruhi oleh sifat magma
asal.
Seperti namanya, batuan “beku”. Ya dia terbentuk karena adanya proses
pembekuan tepatnya pendinginan atau lebih tepatnya penurunan suhu dari larutan
pijar yang super panas (kalo buat mie rebus bakalan cukup buat 2 ton) yaitu
MAGMA. Magma bukan nama orang, tapi bahasa kitanya (orang geologi
maksudnya…) cairan pijar yang berada di dalam bumi yang sangat panas, suhunya
bisa ampe 1400oC itu dari literature. Kembali ke batuan beku. Batuan beku sendiri
berdasarkan diagenensanya dibagi menjadi 2 macam. Yaitu batuan beku intrusive dan
batuan beku ekstrusive. Batuan beku intrusive berarti dia terbentuk di dalam bumi.
Artinya dia tidak berinteraksi dengan permukaan bumi dan dia membeku di dalam
bumi. Batuan jenis ini biasanya punya tekstur mineral yang gede (faneritik) karena
proses pembentukkan mineral tersebut berlangsung lama. Artinya penurunan suhu
yang terjadi pada magma tersebut dapat memungkinkan sebuah mineral untuk bisa
tumbuh secara optimal pada saat tertentu. Biasanya faneritik itu ukurannya lebih dari
2 mm. Nah, kembali ke magma, magma sendiri katanya bisa menyusup melalui
rekahan-rekahan batuan disekitarnya dan dapat juga memotong perlapisan. Bentuk-
bentuk yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan dan yang
searah mendatar disebut konkordan.
4 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan dari fase cair ke
padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan
terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi pembentukan
rendah maka akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan
berlangsung sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk dan cairan magma
membeku menjadi gelas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah di dapat pada latar belakang yang sudah teruraikan di atas
sebelumnya, maka di dapatkan rumusan masalahnya adalah :
1. Apa itu batuan beku ?
2. Tekstur batuan beku ?
3. Struktur batuan beku ?
4. Komposisi mineral batuan beku ?
5. Klasifikasi batuan beku ?
6. Apa Pengertian dari Batuan Gunung Api (Piroklastik) ?
7. Apa Struktur dari Batuan Piroklastik ?
8. Apa Tekstur dari Batuan Piroklastik ?
9. Apa Komposisi Batuan Piroklastik ?
C Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
petrologi serta sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan.
5 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
BAB II
PEMBAHASAN
BATUAN BEKUA. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus(dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-
proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi
karena salah satu dari proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan
6 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
temperatur, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah
permukaan kerak bumi.
Berdasarkan keterangan dari para ahli seperti Bapak Turner dan Verhoogen
tahun 1960, Bapak F.F Groun Tahun 1947, Bapak Takeda Tahun 1970, magma
didefinisikan atau diartikan sebagai cairan silikat kental pijar yang terbentuk secara
alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan
2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak
bumi bagian bawah. Dalam magma terdapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya
yang bersifat volatile / gas (antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan
bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang
merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku.
Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga
mineral-mineral pun akan terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa
penghabluran
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan
bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan
peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma),
oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
B. Tekstur Batuan Beku
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-
mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas
yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya
ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
1. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
7 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
a. Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
b.Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
c. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies
yang lebih kecil dari tubuh batuan.
2. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a) Fanerik/fanerokristalin, besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan
satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik
ini dapat dibedakan menjadi:
1. Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
2. Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
3. Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
4.Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b) Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis
mikroskopis dapat dibedakan:
1. Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
8 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
2.Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk
diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 –
0,002 mm.
3. Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk
kristal, yaitu:
a. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
b. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
c. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
a. Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
b. Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
c. Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang
lain.
d. Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
4. Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai
hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.
Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka
equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
9 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
1. Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang euhedral.
2. Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang subhedral.
3. Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang anhedral.
b) Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan
tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa
dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
C. Struktur Batuan Beku
Beasarkan empat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku
extrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur
masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap
merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut
sebagai struktur batuan beku
a) Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia
struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini di antaranya:
1. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
2. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
3. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
4. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
10 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
5. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
6. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
7. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran
b) Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuanbku intrusif batuaneku yang proses pembekuannya berlangsung di
bawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan
dan diskordan.
1. Konkordan
Tubuhatuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya, jenis
jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya.
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), di mana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan
ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2
sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang
lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer
11 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
2. Diskordan
ubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Jenis-
jenis tubuh batuan ini yaitu:
Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100
km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
D. Komposisi Mineral
Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku
terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan
(accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).
a) Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan
magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama
batuan beku.
b) Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan
magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi
penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon.
Mineral esensiil dan mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut
sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan daripada
magma.
c) Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat
pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan demikian mineral
sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder
akan dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan
pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit,
pirit, limonit dan mineral lempung.
12 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
d) Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau
amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya
terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca
gunungapi (volcanic glass).
e) Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk
batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan
Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di
dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya.
Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali felspar dan plagioklas.
f) Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur
Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis
hornblende), biotit dan muskovit.
Pemberian dan pengenalan mineral pembentuk batuan beku tersebut secara
megaskopik sudah harus dikuasai oleh para praktikan, seperti diberikan pada kuliah
dan praktikum kristalografi-mineralogi serta dipraktekkan lagi pada acara I
pengenalan mineral pembentuk batuan, praktikum petrologi ini. Untuk mengetahui
genesa masing-masing mineral pembentuk batuan tersebut di atas, praktikan
dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen yang terdapat di dalam buku-buku
literatur Petrologi (misal Middlemost, 1985, Magmas and magmatic rocks, Longman,
Inc., London, 266 p).
E. Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan
SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang
berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976)
batuan beku dibagi menjadi:
a) Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
b) Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
13 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
c) Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T.
Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut
batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
a) Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah
riolit.
b) Batuanbeku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
Contohnya adalah dasit.
c) Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya
adalah andesit.
d) Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya
adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
a) Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
b) Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
c) Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan
indeks warnanya sebagai berikut:
a) Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
b) Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
c) Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
d) Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia:
Menurut Hulburt (1977)Pembagian batuan bekuberdasarkan komposisi ini
telah lama menjadi standar dalam geologi, dan di bagi dalam empat golongan yaitu :
14 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
a) Batuan Beku Asam
Termasuk golongan ini bila batuan beku tersebut mengandung silika (SiO2) lebih dari
66%.contoh batuan ini dalah Granit dan Ryolit. Batuan yang tergolong kelompok ini
mempunyai warna terang (cerah) karena (SiO2) yang kaya akan menghasilkan batuan
dengan kandungan kuarsa, dan alkali feldspar dengan atau tanpa muskovit.
b) Batuan Beku Menengah (intermediat)
Apabila batauan tersebut mengandung 52 – 66% silika maka termasuk dalam kelas
ini. Batuan ini akan berwarnagelap karena tingginya kandungan mineral
feromagnesia. Contoh batuan ini adalah Diorit dan Andesit.
c) Batuan Beku Basa
Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah bataun yang mengandung 45 – 52%
silika. Batuan ini akan memiliki warna hitam kehijauan karena terdapat kandungan
mineral olivine. Contoh batuan ini adalah Gabbro dan Basalt.
d) Batuan Beku Ultra Basa
Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku mengnadung 45% SiO2 . Warna
batuan ini adalah hijau kelam karena tidak terdapat silika bebas sebagai kuarsa.
Contoh batuan ini adalah Peridotit dan Dunit.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi
Analisa kimia batuan beku itu pada umumnya memakan waktu, maka
sebagian besarklasifikasi batuan beku berdasarkan atas susunan mineral dari batuan
itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan ialah mineral kuarsa, plagioklas,
potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral
biasanya mineral amphibol, piroksen, dan olivine (Graha 1987).
Klasifikasi ini sering digunakan, karena relatif lebih mudah dapat dilihat dengan
kasat mata, klasifikasi ini didasarkan kepada susunan mineral dipadukan dengan
tekstur.
15 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Pada gambar diatas diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam bagan,
berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian
besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya terdiri
dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik, karena mempunyai waktu
pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia membeku lebih cepat
karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt
dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral
yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit, atau
Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan
Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit adalah batuan beku yang banyak
dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil pembekuan lava.
Klasifikasi yang didasarakan atas mineralogi dan tekstur akan lebih dapat
mencerminkan sejarah pembentukan batuan daripada atas dasar komposisi kimia.
Tekstur batuan beku adalah mengambarkan keadaan yang mempengaruhi
16 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular memberi arti akan keadaan
yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan artibahwa terjadi dua
generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik mengambarkan pembekuan yang
cepat (Graha, 1987).
Klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russell B Travis (1955), dalam
klasifikasi ini tekstur batuan beku yang didasrkan pada ukuran butir mineralnya dapat
dibagi menjadi:
a) Batuan Dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral menyusun batuan tersebut
dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan alat pembesar.
1. Grnit
adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan
sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³
dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.
(BATU GRANIT)
17 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang
acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit
bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi
termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur
koordinat (Coordinate Measuring Machine).
2.Sienit
berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur phaneritik.
Dari pengamatan megaskopik terlihat orthoklas/ K-feldspar dominan, sedikit
plagioklas dan biotit, batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai sedang.
Dari pengamatan sayatan tipis menunjukan tekstur holokristalin, hipidiomorfik,
berbutir halus sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun oleh mineral
orthoklas / K.Felsdpar, plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan mineral opak,
lempung, masih terlihat relieks kembar poliomtetik. Batuan sienit terdapat sebagai
blok-blok insitu di lereng Moncong Talalo di sekitar Kocara, intrusi ini diduga
berlangsung pada kala Miosen Awal
(BATU SIENIT)
18 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
3.Diorite
adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan gabbro. Batuan
ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang,
dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak
mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabbro, diorite
mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung soda, tidak mengandung kalsit
plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan dari letusan gunung api maka akan
terjadi pendinginan menjadi lava andesite.
(BATU DIOROTE)
4.Gabbro
Brwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari proses intrusive
dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit, hanya saja batuan
gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan tidak mengandung
mineral kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral plagioklas yang sering
dijumpai berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang tinggi. Mineral mineral
gelap lainnya yang sering terdapat pada batuan ini adalah amphibole, pyroxene dan
kadang kadang juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite dan apatite. Proses erupsi
yang dialami gabbro sama seperti dengan yang dialami batuan Basalt. Mineral
19 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah hornblende, magnetite dan mineral
mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah nama sebuah kota di Tuscany, Italia.
(BATU GABRO)
b) Batuan Beku Korok
Profir Granit
20 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi) magma yang mempunyai
susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk itu
disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.
Profir Diarit
Profir Diarit adalah batuan yang berpotensi menjadi batuani induk (“Host
Rocks”), mineralisasi logam dasar dan logam mulia yang terbentuk bersama urat
kuarsa, tersebar dan mengisi rekahan /retakan dengan ubahan hidrotermal propilit,
argilit, pilik dan potassik. Ditemukannya mineral petunjuk epidot, diopsid aktinolit,
(garnet?), berasosiasi dengan magnetit memberi gambaran kearah dugaan bahwa
telah terjadi proses pyrometasomatisma yang menghasilkan mineralisasi skarn.
c) Batuan Beku Luar
1.Riolit
21 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
(BATU RIOLIT)
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya
dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar
permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid
batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid
apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa lava.
Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran,
isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa
(media) dan campuran makanan ternak.
2.Terahit
22 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
(BATU TERAHIT)
Batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan dan
mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya silikat,
magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan ini terdapat
lubang- lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya pada batuan ini
terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3,Fe2O3 dan masih banyak lagi mineral
penyusun lainnya
3,Andesit
(BATU ANDESIT)
23 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes
pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat
mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan
letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus
pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar.Bagian-
bagian kecil yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna
putih disebut potassium feldspar Kristal terbesar dinamakan phenocryst,
terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal
tersebut dari bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan
magma. bertexture porphyritic.
4.Obsidian
(BATU 0BSIDIAN)
Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu lahar
yang dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya bukanlah batu
atau mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil pendinginan lahar
gunung berapi yang cepat, karena proses pendinginannya terlalu cepat maka jarang
terjadi pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada struktur kristal di dalam batu
24 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
obsidian seperti batu mineral lain. Warnanya bening seperti kaca dan warnanya
kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang
berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam
keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70%
silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya
akan berubah. Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras
Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
5.Basalt
(BATU BASALT)
Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan
kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran
mineral mineral tidak terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis
batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang
bernama gabbrozGelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan
25 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
uap air terbentuk dan melakukan ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati
permukaan. Pada periode yang panjang di bawah gunung api, butiran butiran
berwarna hijau dari mineral olivine keluar dari larutan.
Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran tersebut atau phenocrysts
menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam pembentukan batuan basalt
tersebut.
BATUAN GUNUNG API (PIROKLASTIK)
A Pengertian
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Material penyusun
tersebut terendapkan dan terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi
(reworked) oleh air atau es (William, 1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan
gunung api dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku
atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang bersifat padat, cair, ataupun
gas yang terdapat dalam perut gunung.
B Struktur
Batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler, scoria, dan amigdaloidal.
Jika klastika pijar dilemparkan ke udara dan kemudian terendapkan dalam kondisi
masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan
lainnya. Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur batuan
piroklastik yang lain adalah :
1. Masif : batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam.
2. Laminasi : perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari
1 cm.
3. Berlapis : perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1
cm.
C. Tekstur
26 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Cara peneskripsian tekstur batuan piroklastik hampir sama dengan batuan
sedimen klastik, tetapi yang membedakan adalah ukuran butir yang disesuaikan untuk
mencari nama batuan piroklastik tersebut.
1. Ukuran Butir Pada Piroklastik
2. Tabel . Ukuran Butir Pada Batuan Piroklastik
Ukuran Butir Nama Klastika Pijarnya Keterangan
256 – 64 mmBom
Membulat
Blok Meruncing
64 – 2 mm Lapilus
2 – 0,04 mm DebuKasar
Halus
Ukuaran butir pada piroklastika merupakan salah satu kristeria untuk
menamai batuan piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi endapan
piroklastik tersebut.
2. Derajat Pembundaran
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi batuan
pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi :
a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua permukaan cembung.
b. Membundar (rounded), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung-ujung
dan tepi butiran cekung.
c. Agak membundar (subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung
yang membundar.
d. Agak menyudut (subangular), permukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam.
e. Menyudut (angular), permukaan kasar, dengan ujung-ujung runcing dan tajam
3. Derajat Pemilahan (sortasi)
27 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan
endapan/sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :
a. Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir
yang seragam pada semua komponen batuan.
b. Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan kenampakan pada batuan sedimen
yang memiliki besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau
bahkan bongkah.
c. Selain dua pengelompokan tersebut ada kalanya seorang peneliti menggunakan
pemilahan sedang untuk mewakili kenampakan yang agak seragam.
4. Kemas (Fabrice
Kemas terbuka : butiran tidak saling bersentuhan.
Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.
E. Komposisi Mineral Batuan Piroklastik
F. Tabel . Komposisi mineral batuan piriklastikUkuran
Butir (mm)Bentuk Butir Nama
Klastika Nama Endapan Piroklastik
Belum Terbatukan Terbatukan
64 – 256
Membulat Bom Tepra bom Aglomerat
Runcing Blok Tepra blok Breksi piroklastik
2 – 64 Lapilus Tepra lapili Batu lapili
0,04 – 2Debu kasar Debu kasar Tuff kasar
Debu halus Debu halus Tuff halus
28 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan
sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya
saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan
beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
pembekuan magma. Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu
hingga sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam
mengklasifikasikan betuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar
yang berbeda-beda.
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Material penyusun
tersebut terendapkan dan terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi
(reworked) oleh air atau es (William, 1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan
gunung api dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku
atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang bersifat padat, cair, ataupun
gas yang terdapat dalam perut gunung.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata Sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca, agar dalam
penulisan makalah-makalah yang akan datang bisa lebih baik lagi.
29 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”
DAFTAR PUSTAKA
Referensi dari file batuan beku semester 1
http://materi-forever.blogspot.com/2014/01/jenis-batuan-batuan-beku-sedimen-
dan.html
http://dapurtambang.blogspot.com/2014/06/proses-terjadinya-batuan-beku-
komposisi.html
http://candycoffin.blogspot.com/2014/05/contoh-batuan-beku.html
https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/
Diakses tanggal 20 Maret 2015 Jam 20.00 WIB.
30 | P E T R O L O G I “ B A T U A N B E K U D A N B A T U A N G U N U N G A P I”