TUGAS1
-
Upload
nirmala-dewi -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of TUGAS1
-
1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan
berikan alasannya.
Pengalaman
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan
orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas
banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat
dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat.
Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan.
Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada
siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan
memperoleh pengalaman yang berbeda. Kelemahan lain dari pengalaman ialah
bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat
dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui
pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas
pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk
Indonesia seluruhnya.
Wewenang
Wewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang
lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber
keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai
wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka
kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk
Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia.
Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang
sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, bagaimana orang yang
dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?.
Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi. Para pendidik
menganggap praktek-praktek di masa lalu sebagai pedoman yang dapat dipercaya,
tapi terungkap bahwa banyak tradisi yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya
kemudian terbukti salah dan harus ditolak. Kelemahan dari wewenang. Pertama,
orang-orang yang berwenang itu juga bisqa salah, juga orang yang dianggap
berwenang itu berbeda pendapat tentang beberapa masalah.
Cara berpikir deduktif
Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya
dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya
umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu.
Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang
terdiri atas:
-
dasar pikiran utama (premis mayor)
dasar pikiran kedua (premis minor)
kesimpulan
dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar.
Karena memungkinkan seseorang menyusunpremis-premis menjadi pola-pola yang
dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari
teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah.
Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah
melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari
pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit
menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah.
cara berpikir induktif
Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak
merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas
sebagai kebenaran mutlak. Ia yakin seseorang penyelidik dapat membuat kesimpulan
umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung.
Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif, yang merupakan kebalikan
dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut.
Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru. Kelinci adalah binatang
menyusui. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru.Oleh karena itu,
setiap kelinci mempunyai paru-paru.
pendekatan ilmiah
Penggunaan induksi secara eksklusif menyebabkan pengetahuan dan informasi
terpisah-pisah, sehingga tidak banyak mendorong kemajuan pengetahuan. Sehingga
muncul metode baru yaitu metode induktif-deduktif atau pendekatan ilmiah yang
menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif dan deduktif.
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara
induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara
deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut.
Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan
yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai
dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi
tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini,
maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak. Penggunaan hipotesis merupakan
perbedaan utama antara pendekatan ilmiah dan cara berpikir induktif. Dengan cara
induktif kita melakukan pengamatan terlebih dahulu dan baru kemudian menyusun
informasi yang diperoleh. Pada umumnya dianggap bermanfaat kalau pendekatan
ilmiah disajikan sebagai suatu rangkaian langkah yang harus diikuti. Perumusan
-
secara pasti tentang langkah tersebut mungkin akan berbeda antara satu pengarang
dengan pengarang yang lain.
2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori yang baik dalam contoh di
atas menurut Anda dan berikan alasannya.
Knutsen (1997: 1). Berdasarkan pandangannya, teori adalah sekumpulan proposisi yang
saling berhubungan yang membantu menjelaskan mengapa kejadian-kejadian muncul
seperti yang terlihat. Teori juga merupakan abstraksi atau representasi spekulatif tentang
realitas. Karenanya yang menjadi persoalan di dalam teori, bukanlah soal salah atau
benar, tetapi apakah teori itu membawa pencerahan (enlightening) atau tidak, sehingga
berteori pada dasarnya adalah membuat spekulasi dengan maksud memahami atau
menjelaskan.
Syarat teori yang baik ditentukan oleh :
Beberapa norma-norma sebagai berikut:
1. Norms of correspondence (norma korespondensi); seberapa jauh suatu teori cocok dengan fakta-fakta yang ada. Semakin cocok semakin baik
2. Norms of coherence (norma koherensi) yang meliputi 2 ukuran: a. Seberapa jauh teori itu cocok dengan teori-teori sebelumnya. Ini tidak berarti
tidak boleh bertentangan, namun walau bertentangan dengan Teori tertentu
tapi teori itu masih cocok dengan teori yang lainnya.
b. Kesederhanaan (simplicity); teori itu tidak rumit, tidak berbelit-belit, mudah dimengerti. Kesederhanaan meliputi 2 hal:
kesederhanaan deskriptif (dalam uraiannya) kesederhanaan induktif (dalam prosedur penarikan kesimpulan dari data
yang ada)
Norms of Pragmatic (norma pragmatis); seberapa jauh suatu teori mempunyai kegunaan praktis. Makin besar kegunaan praktisnya maka
makin baik teori itu.
3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang Anda yang dapat
diteliti. Paparkan dan berikan alasannya.
sebagai calon guru TIK, masalah pendidikan yang dapat di teliti yaitu sarana dan
prasarana laboratorium komputer di sekolah-sekolah yang minim dengan sarana dan
prasarananya.
Untuk meningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia saat ini, Pemerintah terus
berupaya memperbaiki sistem pendidikan maupun sarana dan prasarana penunjang
lainnya. Tetapi saat ini masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang masih minim
sarana dan prasarananya, hal ini dikarenakan tidak tepatnya sasaran penyaluran dana
untuk sekolah-sekolah di daerah dan sampai kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
-
Masalah ini lah yang dapat mempersulit guru TIK dalam menyampaikan
pelajaran TIK karena tidak adanya saran komputer untuk praktek komputer. Dan hal
ini juga menyebabkan siswa-siswi kurang mendapatkan pelajaran TIK sehingga
kualitas yang didapat sangat minim dalam bidang teknologi dan informasi.
4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang dikaji dari skripsi
di jurusan allumni Anda.
-
KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KONSEP DASAR
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK DENGAN HASIL
PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
(Studi Kasus di PT. Asrindo Senayasa Jakarta)
Susanti
Alumni Angkatan 2008 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta
Mufti Masum Dosen Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta
Wisnu Djatmiko
Dosen Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta
Dini Dafika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika 2011
5235111826
The purpose of the research is to know the correlation betwen result of learing Electronic and
Electronical Basic Concept in SMK Student With Their result of Doing Double System Education.
This research was conduction of second grade student in SMK Perguruan Cikini and SMK Taruna
Bangsa Bekasi which doing Double System Education in Astrindo Senayasa Company. Method for this
research is correaltion descriptive and sampling technique is cluster sample because sampling to 10
student. Data of independent variable (Result of Learning Electronic and Electronical Basic Concept in
SMK student) collet from Test Student Result with 20 question test. For data of dependent variable
(Result of Doing Double System Education) collect from score data from supervisor wich SMK student
doing Double System Education.
Key Word : Result of Learning, Electronic and Electronical Basic Concept, SMK, Result
of Doing, Dual System Education.
-
Pendidikan memegang peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena pendidikan pada dasarnya
merupakan suatu proses untuk
mengaktualisasikan semua potensi yang
dibawa semenjak lahir agar menjadi
kemampuan nyata dan pewaris norma serta
nilai yang sudah dimilki oleh kehidupan
manusia pada suatu generasi ke generasi
berikutnya. Kemampuan nyata tersebut
maksudnya untuk menyesuaikan dengan
lingkungan dan kemampuan-kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pelaksanaan pendidikan yang berlangsung
di sekolah dan di luar sekolah sebagai
faktor utama pembangunan sumber daya
manusia harus mampu secara aktif
berperan membentuk peserta didik menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu sumber daya manusia dengan
keahlian profesioanal yang dimilikinya
dapat menjadi produktif dan penghasilan,
serta mampu menciptakan produk unggul
industri yang siap menghadapi persaingan
di dunia kerja.
Memperhatikan latar belakang masalah di
atas dan kondisi yang ada, penulis
berkeinginan untuk mengadakan penelitian
tentang adakah korealsi antara hasil belajar
Konsep Dasar dan Elektronika di SMK
dengan hasil pelaksanaan Program Sistem
Ganda (PSG) di salah satu industri.
Sehingga diharapkan peleksanaan PSG
oleh siswa SMK dapat benar-benar
memberikan nilai tambah bagi pihak-pihak
yang bekerja sama.
Perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Apakah terdapat korelasi positif
antara hasil belajar mata pelajaran Konsep
Dasar Listrik dan Elektronika pada siswa
SMK dengan hasil pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang
dilakukan di PT. Astrindo Senayasa
Jakarta?.
Para ahli memberikan definisi yang
berbeda satu sama lain berkaitan istilah
belajar menurut sudut pandang mereka
masing-masing. Dalam kamus Bahasa
Indonesia, belajar adalah berusaha
memahami sesuatu, berusaha untuk
memperoleh ilmu pengetahuan,
berusaha agar terampil mengerjakan
sesuatu1.
Banyak pendapat yang menyatakan belajar
adalah suatu proses terjadinya suatu
perubahan pada diri suatu individu.
Perubahan dari hasil proses belajar dapat
dilihat dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuannya, perubahan
ketrampilan, serta aspek-aspek lain yang
1 J. S Badudu, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.19
-
ada pada individu yang melaksanakan
proses belajar tersebut.
Belajar merupakan proses dasar dari
perubahan atau perkembangan hidup
manusia, bukan hanya sekedar pengalaman
atau bukan suatu hasil. Belajar
berlangsung secara aktif dan integratif
dengan menggunakan bebagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Yang dimaksud secara aktif adalah
manusia akan selalu giat atau rajin dalam
berusaha mendapatkan informasi tentang
pengetahuan yang baru. Dan yang
dimaksud secara intergratif adalah
menggabungkan usaha tersebut dengan
segala hal yang berkaitan dengan
perubahan dalam mencapai tujuan.
Konsep Dasar Lsitrik dan Elektronika
adalah satu mata pelajaran produktif yang
terdapat pada Sekolah Menegah Kejuruan
kelas satu, dalam penerapannya dilakukan
dengan dua cara yaitu teori dan praktek.
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan
Elektronika merupakan landasan utama
dalam memecahkan masalah yang terdapat
pada bidang kelistrikan dan elektronika.
Dasar-dasar listrik dan elektronikaterdapat
pada materi ini. Di dalam proses belajar
mengajar selain siswa dituntut mengerti
dan memahami rumus yang terdapat pada
kelistrikan dan elektronika.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan
ataua bakat yang dimilki oleh individu atau
kelompok. Ditinjau dari sasaran atau objek
yang akan dievaluasi, maka dibedakan
beberapa macam tes dan alat ukur lain :
a. Tes Kepribadian atau personality,
yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkapkan kepribadian
seseorang. Yang diukur bisa self
concept, kreatifitas, disiplin,
kemampuan khusus dan
sebagainnya.
b. Tes Bakat atau attitude test, taitu
test yang digunakan untuk
mengukur atau emngetahui bakat
seseorang.
c. Tes Intelegensi yaitu tes yang
digunakan untuk mengadakan
estimasi atau perkiraan terhadap
tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai
tugas kepada orang yang akan
dikur intelegensinya.
d. Tes Minat adalah untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu.
e. Tes Prestasi atau achievement test,
yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Tes
ini diberikan sesudah oarang yang
-
dimaksud mempelajari hal-hal
sesuai dengan yang akan diteskan.
Untuk mengukur Hasil Belajar
Mata Pelajaran Konsep Dasar
Listrik dan Elektronika ini
digunakan Tes Prestasi karena tes
ini digunakan setelah siswa
mempelajari mata pelajaran
tersebut.
1. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data seberapa besar hubungan hasil belajar
mata pelajaran konsep dasar listrik dan
elektronika siswa SMK dengan hasil
pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo
Senayasa Jakarta. Penelitian ini
dilaksanakan di PT. Astrindo Senayan
Jakarta, yang beralamat di Ruko Mangga 2
mall No. 56-58 Mangga Dua Jakarta Pusat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober sampai dengan bulan Januari.
Berdasarkan variabel yang diteliti yaitu
hasil belajar mata pelajaran konsep dasar
listrik dan elektronika siswa SMK sebagai
variabel bebas dan hasil pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai
variabel terikat, maka penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif
korelasional. Penelitian dengan
menggunakan analisa korelasional
dimaksudkan untuk melihat hubungan
yang terjadi antara variabel-variabel dalam
penelitian. 2
A. Definisi Operasional Variabel :
1. Hasil belajar Konsep Dasar Listrik
dan Elektronika pada siswa SMK
adalah suatu nilai atau skor yang
diperoleh siswa dari hasil tes
prestasi untuk mengukur tingkat
penguasaan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran Konsep
Dasar Listrik dan Elektronika.
2. Hasil pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) di PT
Astrindo Senayasa Jakarta adalah
suatu nilai atau skor yang diperoleh
siswa setelah mengikuti proses
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di
PT Atrindo Senayasa Jakarta. Hasil
pelekasanaan Pendidikan Sistem
Ganda PSG) diperoleh dari
penilaian Supervisor bagian tempat
PSG dilaksanakan.
B. Populasi, Sampel Penelitian dan
Teknik Pengumpulan Sampel
a. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini
adalah siswa Sekolah Menengah
Kejuruan kelas II pada rumpun
Elektronika di SMK Perguruan
2 M. Subana Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian
Ilmiah, (Bandung : CV Pustaka Setia), h. 422
-
Cikini dan SMk Taruna Bangsa
Bekasi.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
5 orang siswa SMK Perguruan
Cikini dan 5 orang SMK Taruna
Bangsa Bekasi yang mengikuti
Program Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) di PT Astrindo Senayasa
Jakarta. Jmlah sampel siswa
berjumlah 10 orang, karena
merupakan quota dari perusahaan
(PT Astrindo Senayasa Jakarta).
C. Desain Penelitian
Desain penelitian untuk penelitian ini
adalah :
X Y
Keterangan :
X (Variabel Bebas) = Hasil belajar
konsep dasar listrik dan elektronika pada
siswa SMK.
Y (Variabel Terikat) = Hasil belajar
konsep dasar listrik dan elektronika pada
siswa SMK.
D. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang dipergunakan untuk
mengukur Hasil Belajar Konsep Dasar
Listrik dan Elektronika adalah berupa tes
prestasi belajar yang berbentuk soal tes
pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.
Sedangkan untuk mengukur hasil
pelaksaaan Pendidikan Sistem Ganda
digunakan arsip nilai pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda di PT Astrindo
Senayasa Jakarta.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan mengadakan tes
prestasi dengan membagikan soal-soal
yang sudah disiapkan untuk mendapatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran Konsep
Dasar Listrik dan Elektronika. Sedangkan
hasil pelasanaan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) didapatkan dari data penilai PSG di
perusahaan.
Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisa deskriptif dan
analisa statistik. Langkah-langkah analisa
data yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
a. Uji Persyaratan Analisa
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Uji
normaitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Litetors yaitu
drngan rumus :
Lomaksimal = F (Zi) S (Zi)6
Dimana
Lo = Harga mutlak
terbesar
Z = Bilangan baku hasil
pengamatan diperoleh melalui
rumus :
-
Zi =XiX
S
FZ = Peluang dari Z yang diperoleh
dari daftar distribusi normal baku.
2. HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Belajar Mata Pelajaran
Konsep Dasar Listrik dan
Elektroika Siswa SMK
Data skor Hasil Belajar Mata
Pelajaran Konsep Dasar Listrik dan
Elektroika Siswa SMK diperoleh
dengan cara mengadakan tes prestasi
belajar untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran Konsep Dasar Listrik dan
Elektroika yang berbentuk soal tes
pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.
Distribusi frekuensi data skor
Hasil Belajar Mata Pelajaran Konsep
Dasar Listrik dan Elektroika Siswa
SMK dapat dilihat pada tabel dibawah
ini. Nilai tertinggi 85 sedangkan nilai
terendah 35. Rentang skor 50, kelas
interval 4, panjang kelas 13, skor rata-
rata 59,2 dan skor simpangan baku
30,76.
Distribusi Frekuensi Variabel Bebas
Batas Frekuensi
No Kelas
Interval
Bawah Atas Nilai
Tengah
(Xi)
Absolut Relatif
1 35 47 34,5 47,5 41 3 30
2 48 - 60 47,5 60,5 54 3 30
3 61 - 73 60,5 73,5 67 1 10
4 74 - 86 73,5 86,5 80 3 30
Jumlah 10 100%
Grafik Histogram Untuk Hasil Belajar Mata
Pelajaran Konsep Dasar Listrik dan
Elektronika Siswa SMK.
B. Data Hasil Pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) yang dilakukan
di PT. Astrindo Senayasa Jakarta
Data skor Hasil Pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang
dilakukan di PT. Astrindo Senayasa
Jakarta diperoleh dari nilai arsip penilaian
supervisor terhadap pekerjaan siswa PSG
di perusahaan.
Distribusi frekuensi data skor Hasil
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) dapat dilihat pada tabel 5
dibawah ini. Nilai tertinggi 85
sedangkan nilai terendah adalah 65.
Rentang skor 20, kelas interval 5,
panjang kelas 5, skor rata-rata 78,0 dan
skor simpangan baku 16,832. Data
batas atas dan batas bawah dapat dilihat
pada tabel 5 berikut ini.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
34,5 47,5 60,5 73,5
-
Distribusi Frekuensi Variabel Bebas
Batas Frekuensi
No Kelas
Interval
Bawah Atas Nilai
Tengah
(Xi)
Absolut Relatif
1 65 - 69 64,5 69,5 67 1 10
2 70 - 74 69,5 74,5 72 3 30
3 75 - 79 74,5 79,5 77 2 20
4 80 - 84 79,5 84,5 82 1 10
5 85 - 89 84,5 89,5 87 3 30
Jumlah 10 100%
Grafik Histogram Untuk Hasil Pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang
dilakukan di PT. Astrindo Senayasa Jakarta
Uji Persyaratan Analisa
A. Uji Normalitas
Tujuan pengujian normalisasi
dilakukan adalah untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian ini dilakukan pada dua
variabel yaitu Hasil Belajar Mata
Pelajaran Konsep Dasar Listrik dan
Elektroika Siswa SMK dengan Hasil
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo
Senayasa Jakarta dengan jumlah sampai
10 siswa.
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
No Data Lhitung Ltabel Kesimpulan
1 X 0,2015 0,2580 Normal
2 Y 9,2562 0,2580 Normal
B. Uji Linieritas Reresi Sederhana
Untuk menguji linieritas regresi,
peneliti menggunakan tabel analisa
varian sederhana. Persamaan umum
regresi sederhana yang digunakan
adalah : Y = a + b X
Dimana : a = konstanta
b = Koefisien arah Regresi
Hasil Perhitungan Analisi Varian
Sumber
Varian
dk Jk KT Fhitung Ftabel
Total 10 55925 55925 - -
Regresi (a)
Regresi
(b/a)
Residu
1
1
8
55502,5
370,402
52,098
55502,5
370,402
8,512
56,880
0,285
Tuna cocok
Kekelliruan
5
3
22,928
29,17
4,586
9,723
0,472 9,01
C. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis di dalam
penelitian ini digunakan analisis korelasi
sederhana untuk mengetahui harga
koefisien antara variabel bebas yaitu hasil
belajar mata pelajaran konsep dasar listrik
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
64,5 69,5 74,5 79,5 84,5
-
dan elektronika siswa SMK dengan
variabel terikat yaitu hasil pelaksanaan
pendidikan sistem ganda (PSG) yang
dilakukan di PT. Astrindo Senayasa
Jakarta.
Berdasarkan perhitungan korelasi product
moment, diperoleh nilai korelasinya (rxy)
sebesar 0,935. Nilai ini menunjukan bahwa
antara variabel terikat terdapat nilai positif
yang sangat tinggi.
Berdasarkan nilai korelasi anatara variabel
bebas dan variabel terikat yang diperoleh
menggambarkan bahwa ada hubungan
positif antara hasil belajar mata pelajaran
konsep dasar listrik dan elektronika siswa
SMK dengan hasil pelaksanaan sistem
pendidikan sistem ganda (PSG) yang
dilakukan di PT. Astrindo Senayasa
Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan
hasilperhitungan thitung (7,448) > ttabel
(1,86).
Nilai korelasi (rxy = 0,93) yang sangat
tinggi ini berarti bahwa pencapaian hasil
pelaksanaan pendidikan sistem ganda
(PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo
Senayasa Jakarta membutuhkan hasil
belajar mata pelajaran konsep dasar listrik
dan elektronika siswa SMK. Dari hasil
perhitungan juga dapat dilihat bahwa
semakin tinggi hasil belajar mata pelajaran
konsep dasar listrik dan elektronika siswa
SMK maka semakin tinggi pula hasil
pelaksanaan pendidikan sistem ganda
(PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo
Senayasa Jakarta.
Keterbatasan Penelitian
Setelah melalui beberapa tes pengujian,
akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan
dan berhasil membuktikan hipotesa awal
bahwa terdapat pengaruh yang positif
anatara hasil belajar mata pelajaran konsep
dasar listrik dan elektronika siswa SMK
dengan hasil pelaksanaan pendidikan
sistem ganda (PSG) yang dilakukan di PT.
Astrindo Senayasa Jakarta. Tetapi peneliti
menyadari bahwa masih terdapat
keterbatasan dan kekurangannya
diantaranya :
1. Dalam hasil data tes mata pelajaran
konsep dasar listrik dan
elektronika, penilaian penulis
hanya mencakup ranah kognitif
saja, sedangkan pada hasil data tes
pelaksanaan pendidikan sistem
ganda (PSG), penilaian penilai
siswa yang melaksanakan PSG
mencakup ranah kognitif, afektif,
juga psikomotorik.
2. Di dalam mendapatkan hasil
pelaksanaan PSG, seharusnya
peneliti turut serta dalam
pembuatan soal serta mengolah
nilai, tetapi karena keterbatasan
waktu hasil pelaksanaan PSG
-
hanya didapat dari penilaian
supervisor di perusahaan tersebut.
3. Karena keterbatasan waktu
seharusnya penulis menerangkan
materi pelajaran yang akan diujikan
kepada siswa dengan waktu yang
lebih lama.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uji
hipotesis dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif terhadap hasil
belajar mata pelajaran konsep dasar listrik
dan elektronika siswa SMK dengan hasil
pelaksanaan pendidikan sistem ganda
(PSG) yang dilakukan di PT.Astrindo
Senayasa Jakarta. Hubungan kedua
variabel ini ada pada taraf signifikan ()
0,05 dan pada derajat kebebasan 3.
Berdasarkan analisis korelasi product
moment diperoleh koefisien korelasi
(rhitung) sebesar 0,935 yang berarti
hubungan kedua variabel dalam kategori
positif dan sangat tinggi.
Berdasarkan kesimpulan yang sudah
diuraikan diatas, maka dapat penulis
sarankan beberapa hal yang dianggap
perlu, sebagai berikut :
1. Bagi yang ingin melakukan
penelitian lanjutan agar
memeperhatikan aspek-aspek apa
saja yang akan dinilai kepada
siswa, sehingga selasaras dari
aspek yang diambil dari hasil
belajar konsep dasar listrik dan
elektronika (harus mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik)
dengan hasil pelaksanaan PSG
(juga harus mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik).
2. Diharapkan nilai mata pelajaran
konsep dasar listrik dan elektronika
menjadi standar pertimbangan
perusahaan bagi siswa yang ingin
melaksanakan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) di perusahaan
khususnya di PT Astrindo
Senayasa Jakarta. Sehingga dalam
pelaksanaan PSG, siswa dapat
memberikan kontribusi yang baik
bagi perusahaan.
3. Penelitian ini merupakan studi
kasus yang menggunakan sampel
10 orang siswa. Bagi yang ingin
mengenerelasikan agar memakai
sampel yang lebih luas dari
peneletian.
4. Siswa dapat mampu menguasia
mata pelajaran konsep dasar listrik
dan elektronika dengan baik, pihak
guru uang mengajar juga
diharapkan dapat menyampaikan
pelajaran dengan baik dan mudah
diterima oleh siswa, karena
terdapat keterkaitan anatar hasil
belajar mata pelajaran konsep dasar
listrik dan elektronika dengan
-
pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG).
4. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002.
Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dimyati, Mudjono. 2008. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
E. Usman, Effendi. 1993. Pengantar
Pendidikan. Bandung: Angkasa.
FPTK. 1992. Perencanaan Pengetahuan
dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta: IKIP
Jakarta.
Ign, Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian
Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kahisius.
J. S, Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Made, Wena. 1997. Pemanfaatan Industri
sebagai sumber Belajar dalam PSG.
Jakarta: Kajian Depdikbud.
Sabni, M. Alisuf. 1996. Psikologi
Pendidikan Berdasarkan Kurikulum
Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sudrajat, M. Subana. Dasar-Dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung : CV Pustaka Setia.