TUGAS1

14
1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya. Pengalaman Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat. Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan. Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan memperoleh pengalaman yang berbeda. Kelemahan lain dari pengalaman ialah bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk Indonesia seluruhnya. Wewenang Wewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia. Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, “ bagaimana orang yang dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?”. Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi. Para pendidik menganggap praktek-praktek di masa lalu sebagai pedoman yang dapat dipercaya, tapi terungkap bahwa banyak tradisi yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya kemudian terbukti salah dan harus ditolak. Kelemahan dari wewenang. Pertama, orang-orang yang berwenang itu juga bisqa salah, juga orang yang dianggap berwenang itu berbeda pendapat tentang beberapa masalah. Cara berpikir deduktif Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas:

Transcript of TUGAS1

  • 1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan

    berikan alasannya.

    Pengalaman

    Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan

    orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas

    banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat

    dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat.

    Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan.

    Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada

    siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan

    memperoleh pengalaman yang berbeda. Kelemahan lain dari pengalaman ialah

    bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat

    dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui

    pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas

    pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk

    Indonesia seluruhnya.

    Wewenang

    Wewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang

    lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber

    keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai

    wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka

    kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk

    Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia.

    Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang

    sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, bagaimana orang yang

    dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?.

    Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi. Para pendidik

    menganggap praktek-praktek di masa lalu sebagai pedoman yang dapat dipercaya,

    tapi terungkap bahwa banyak tradisi yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya

    kemudian terbukti salah dan harus ditolak. Kelemahan dari wewenang. Pertama,

    orang-orang yang berwenang itu juga bisqa salah, juga orang yang dianggap

    berwenang itu berbeda pendapat tentang beberapa masalah.

    Cara berpikir deduktif

    Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya

    dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya

    umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu.

    Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang

    terdiri atas:

  • dasar pikiran utama (premis mayor)

    dasar pikiran kedua (premis minor)

    kesimpulan

    dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar.

    Karena memungkinkan seseorang menyusunpremis-premis menjadi pola-pola yang

    dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari

    teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah.

    Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah

    melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari

    pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit

    menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah.

    cara berpikir induktif

    Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak

    merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas

    sebagai kebenaran mutlak. Ia yakin seseorang penyelidik dapat membuat kesimpulan

    umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung.

    Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif, yang merupakan kebalikan

    dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut.

    Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru. Kelinci adalah binatang

    menyusui. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.

    Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru.Oleh karena itu,

    setiap kelinci mempunyai paru-paru.

    pendekatan ilmiah

    Penggunaan induksi secara eksklusif menyebabkan pengetahuan dan informasi

    terpisah-pisah, sehingga tidak banyak mendorong kemajuan pengetahuan. Sehingga

    muncul metode baru yaitu metode induktif-deduktif atau pendekatan ilmiah yang

    menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif dan deduktif.

    Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara

    induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara

    deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut.

    Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan

    yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai

    dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi

    tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini,

    maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak. Penggunaan hipotesis merupakan

    perbedaan utama antara pendekatan ilmiah dan cara berpikir induktif. Dengan cara

    induktif kita melakukan pengamatan terlebih dahulu dan baru kemudian menyusun

    informasi yang diperoleh. Pada umumnya dianggap bermanfaat kalau pendekatan

    ilmiah disajikan sebagai suatu rangkaian langkah yang harus diikuti. Perumusan

  • secara pasti tentang langkah tersebut mungkin akan berbeda antara satu pengarang

    dengan pengarang yang lain.

    2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori yang baik dalam contoh di

    atas menurut Anda dan berikan alasannya.

    Knutsen (1997: 1). Berdasarkan pandangannya, teori adalah sekumpulan proposisi yang

    saling berhubungan yang membantu menjelaskan mengapa kejadian-kejadian muncul

    seperti yang terlihat. Teori juga merupakan abstraksi atau representasi spekulatif tentang

    realitas. Karenanya yang menjadi persoalan di dalam teori, bukanlah soal salah atau

    benar, tetapi apakah teori itu membawa pencerahan (enlightening) atau tidak, sehingga

    berteori pada dasarnya adalah membuat spekulasi dengan maksud memahami atau

    menjelaskan.

    Syarat teori yang baik ditentukan oleh :

    Beberapa norma-norma sebagai berikut:

    1. Norms of correspondence (norma korespondensi); seberapa jauh suatu teori cocok dengan fakta-fakta yang ada. Semakin cocok semakin baik

    2. Norms of coherence (norma koherensi) yang meliputi 2 ukuran: a. Seberapa jauh teori itu cocok dengan teori-teori sebelumnya. Ini tidak berarti

    tidak boleh bertentangan, namun walau bertentangan dengan Teori tertentu

    tapi teori itu masih cocok dengan teori yang lainnya.

    b. Kesederhanaan (simplicity); teori itu tidak rumit, tidak berbelit-belit, mudah dimengerti. Kesederhanaan meliputi 2 hal:

    kesederhanaan deskriptif (dalam uraiannya) kesederhanaan induktif (dalam prosedur penarikan kesimpulan dari data

    yang ada)

    Norms of Pragmatic (norma pragmatis); seberapa jauh suatu teori mempunyai kegunaan praktis. Makin besar kegunaan praktisnya maka

    makin baik teori itu.

    3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang Anda yang dapat

    diteliti. Paparkan dan berikan alasannya.

    sebagai calon guru TIK, masalah pendidikan yang dapat di teliti yaitu sarana dan

    prasarana laboratorium komputer di sekolah-sekolah yang minim dengan sarana dan

    prasarananya.

    Untuk meningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia saat ini, Pemerintah terus

    berupaya memperbaiki sistem pendidikan maupun sarana dan prasarana penunjang

    lainnya. Tetapi saat ini masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang masih minim

    sarana dan prasarananya, hal ini dikarenakan tidak tepatnya sasaran penyaluran dana

    untuk sekolah-sekolah di daerah dan sampai kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung

    jawab.

  • Masalah ini lah yang dapat mempersulit guru TIK dalam menyampaikan

    pelajaran TIK karena tidak adanya saran komputer untuk praktek komputer. Dan hal

    ini juga menyebabkan siswa-siswi kurang mendapatkan pelajaran TIK sehingga

    kualitas yang didapat sangat minim dalam bidang teknologi dan informasi.

    4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang dikaji dari skripsi

    di jurusan allumni Anda.

  • KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KONSEP DASAR

    LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK DENGAN HASIL

    PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)

    (Studi Kasus di PT. Asrindo Senayasa Jakarta)

    Susanti

    Alumni Angkatan 2008 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

    Universitas Negeri Jakarta

    Mufti Masum Dosen Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Negeri Jakarta

    Wisnu Djatmiko

    Dosen Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Negeri Jakarta

    Dini Dafika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika 2011

    5235111826

    The purpose of the research is to know the correlation betwen result of learing Electronic and

    Electronical Basic Concept in SMK Student With Their result of Doing Double System Education.

    This research was conduction of second grade student in SMK Perguruan Cikini and SMK Taruna

    Bangsa Bekasi which doing Double System Education in Astrindo Senayasa Company. Method for this

    research is correaltion descriptive and sampling technique is cluster sample because sampling to 10

    student. Data of independent variable (Result of Learning Electronic and Electronical Basic Concept in

    SMK student) collet from Test Student Result with 20 question test. For data of dependent variable

    (Result of Doing Double System Education) collect from score data from supervisor wich SMK student

    doing Double System Education.

    Key Word : Result of Learning, Electronic and Electronical Basic Concept, SMK, Result

    of Doing, Dual System Education.

  • Pendidikan memegang peranan yang

    sangat penting dalam kehidupan manusia,

    karena pendidikan pada dasarnya

    merupakan suatu proses untuk

    mengaktualisasikan semua potensi yang

    dibawa semenjak lahir agar menjadi

    kemampuan nyata dan pewaris norma serta

    nilai yang sudah dimilki oleh kehidupan

    manusia pada suatu generasi ke generasi

    berikutnya. Kemampuan nyata tersebut

    maksudnya untuk menyesuaikan dengan

    lingkungan dan kemampuan-kemampuan

    untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Pelaksanaan pendidikan yang berlangsung

    di sekolah dan di luar sekolah sebagai

    faktor utama pembangunan sumber daya

    manusia harus mampu secara aktif

    berperan membentuk peserta didik menjadi

    sumber daya manusia yang berkualitas,

    yaitu sumber daya manusia dengan

    keahlian profesioanal yang dimilikinya

    dapat menjadi produktif dan penghasilan,

    serta mampu menciptakan produk unggul

    industri yang siap menghadapi persaingan

    di dunia kerja.

    Memperhatikan latar belakang masalah di

    atas dan kondisi yang ada, penulis

    berkeinginan untuk mengadakan penelitian

    tentang adakah korealsi antara hasil belajar

    Konsep Dasar dan Elektronika di SMK

    dengan hasil pelaksanaan Program Sistem

    Ganda (PSG) di salah satu industri.

    Sehingga diharapkan peleksanaan PSG

    oleh siswa SMK dapat benar-benar

    memberikan nilai tambah bagi pihak-pihak

    yang bekerja sama.

    Perumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah Apakah terdapat korelasi positif

    antara hasil belajar mata pelajaran Konsep

    Dasar Listrik dan Elektronika pada siswa

    SMK dengan hasil pelaksanaan

    Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang

    dilakukan di PT. Astrindo Senayasa

    Jakarta?.

    Para ahli memberikan definisi yang

    berbeda satu sama lain berkaitan istilah

    belajar menurut sudut pandang mereka

    masing-masing. Dalam kamus Bahasa

    Indonesia, belajar adalah berusaha

    memahami sesuatu, berusaha untuk

    memperoleh ilmu pengetahuan,

    berusaha agar terampil mengerjakan

    sesuatu1.

    Banyak pendapat yang menyatakan belajar

    adalah suatu proses terjadinya suatu

    perubahan pada diri suatu individu.

    Perubahan dari hasil proses belajar dapat

    dilihat dalam berbagai bentuk seperti

    berubah pengetahuannya, perubahan

    ketrampilan, serta aspek-aspek lain yang

    1 J. S Badudu, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:

    Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.19

  • ada pada individu yang melaksanakan

    proses belajar tersebut.

    Belajar merupakan proses dasar dari

    perubahan atau perkembangan hidup

    manusia, bukan hanya sekedar pengalaman

    atau bukan suatu hasil. Belajar

    berlangsung secara aktif dan integratif

    dengan menggunakan bebagai bentuk

    perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

    Yang dimaksud secara aktif adalah

    manusia akan selalu giat atau rajin dalam

    berusaha mendapatkan informasi tentang

    pengetahuan yang baru. Dan yang

    dimaksud secara intergratif adalah

    menggabungkan usaha tersebut dengan

    segala hal yang berkaitan dengan

    perubahan dalam mencapai tujuan.

    Konsep Dasar Lsitrik dan Elektronika

    adalah satu mata pelajaran produktif yang

    terdapat pada Sekolah Menegah Kejuruan

    kelas satu, dalam penerapannya dilakukan

    dengan dua cara yaitu teori dan praktek.

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan

    Elektronika merupakan landasan utama

    dalam memecahkan masalah yang terdapat

    pada bidang kelistrikan dan elektronika.

    Dasar-dasar listrik dan elektronikaterdapat

    pada materi ini. Di dalam proses belajar

    mengajar selain siswa dituntut mengerti

    dan memahami rumus yang terdapat pada

    kelistrikan dan elektronika.

    Tes adalah serentetan pertanyaan atau

    latihan serta alat lain yang digunakan

    untuk mengukur keterampilan,

    pengetahuan intelegensi, kemampuan

    ataua bakat yang dimilki oleh individu atau

    kelompok. Ditinjau dari sasaran atau objek

    yang akan dievaluasi, maka dibedakan

    beberapa macam tes dan alat ukur lain :

    a. Tes Kepribadian atau personality,

    yaitu tes yang digunakan untuk

    mengungkapkan kepribadian

    seseorang. Yang diukur bisa self

    concept, kreatifitas, disiplin,

    kemampuan khusus dan

    sebagainnya.

    b. Tes Bakat atau attitude test, taitu

    test yang digunakan untuk

    mengukur atau emngetahui bakat

    seseorang.

    c. Tes Intelegensi yaitu tes yang

    digunakan untuk mengadakan

    estimasi atau perkiraan terhadap

    tingkat intelektual seseorang

    dengan cara memberikan berbagai

    tugas kepada orang yang akan

    dikur intelegensinya.

    d. Tes Minat adalah untuk menggali

    minat seseorang terhadap sesuatu.

    e. Tes Prestasi atau achievement test,

    yaitu tes yang digunakan untuk

    mengukur pencapaian seseorang

    setelah mempelajari sesuatu. Tes

    ini diberikan sesudah oarang yang

  • dimaksud mempelajari hal-hal

    sesuai dengan yang akan diteskan.

    Untuk mengukur Hasil Belajar

    Mata Pelajaran Konsep Dasar

    Listrik dan Elektronika ini

    digunakan Tes Prestasi karena tes

    ini digunakan setelah siswa

    mempelajari mata pelajaran

    tersebut.

    1. METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

    data seberapa besar hubungan hasil belajar

    mata pelajaran konsep dasar listrik dan

    elektronika siswa SMK dengan hasil

    pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda

    (PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo

    Senayasa Jakarta. Penelitian ini

    dilaksanakan di PT. Astrindo Senayan

    Jakarta, yang beralamat di Ruko Mangga 2

    mall No. 56-58 Mangga Dua Jakarta Pusat.

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

    Oktober sampai dengan bulan Januari.

    Berdasarkan variabel yang diteliti yaitu

    hasil belajar mata pelajaran konsep dasar

    listrik dan elektronika siswa SMK sebagai

    variabel bebas dan hasil pelaksanaan

    Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai

    variabel terikat, maka penelitian ini

    merupakan penelitian deskriptif

    korelasional. Penelitian dengan

    menggunakan analisa korelasional

    dimaksudkan untuk melihat hubungan

    yang terjadi antara variabel-variabel dalam

    penelitian. 2

    A. Definisi Operasional Variabel :

    1. Hasil belajar Konsep Dasar Listrik

    dan Elektronika pada siswa SMK

    adalah suatu nilai atau skor yang

    diperoleh siswa dari hasil tes

    prestasi untuk mengukur tingkat

    penguasaan pemahaman siswa

    terhadap materi pelajaran Konsep

    Dasar Listrik dan Elektronika.

    2. Hasil pelaksanaan Pendidikan

    Sistem Ganda (PSG) di PT

    Astrindo Senayasa Jakarta adalah

    suatu nilai atau skor yang diperoleh

    siswa setelah mengikuti proses

    Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di

    PT Atrindo Senayasa Jakarta. Hasil

    pelekasanaan Pendidikan Sistem

    Ganda PSG) diperoleh dari

    penilaian Supervisor bagian tempat

    PSG dilaksanakan.

    B. Populasi, Sampel Penelitian dan

    Teknik Pengumpulan Sampel

    a. Populasi

    Populasi target dalam penelitian ini

    adalah siswa Sekolah Menengah

    Kejuruan kelas II pada rumpun

    Elektronika di SMK Perguruan

    2 M. Subana Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian

    Ilmiah, (Bandung : CV Pustaka Setia), h. 422

  • Cikini dan SMk Taruna Bangsa

    Bekasi.

    b. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah

    5 orang siswa SMK Perguruan

    Cikini dan 5 orang SMK Taruna

    Bangsa Bekasi yang mengikuti

    Program Pendidikan Sistem Ganda

    (PSG) di PT Astrindo Senayasa

    Jakarta. Jmlah sampel siswa

    berjumlah 10 orang, karena

    merupakan quota dari perusahaan

    (PT Astrindo Senayasa Jakarta).

    C. Desain Penelitian

    Desain penelitian untuk penelitian ini

    adalah :

    X Y

    Keterangan :

    X (Variabel Bebas) = Hasil belajar

    konsep dasar listrik dan elektronika pada

    siswa SMK.

    Y (Variabel Terikat) = Hasil belajar

    konsep dasar listrik dan elektronika pada

    siswa SMK.

    D. Instrumen Penelitian

    Alat ukur yang dipergunakan untuk

    mengukur Hasil Belajar Konsep Dasar

    Listrik dan Elektronika adalah berupa tes

    prestasi belajar yang berbentuk soal tes

    pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.

    Sedangkan untuk mengukur hasil

    pelaksaaan Pendidikan Sistem Ganda

    digunakan arsip nilai pelaksanaan

    Pendidikan Sistem Ganda di PT Astrindo

    Senayasa Jakarta.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian

    ini dilakukan dengan mengadakan tes

    prestasi dengan membagikan soal-soal

    yang sudah disiapkan untuk mendapatkan

    Hasil Belajar Mata Pelajaran Konsep

    Dasar Listrik dan Elektronika. Sedangkan

    hasil pelasanaan Pendidikan Sistem Ganda

    (PSG) didapatkan dari data penilai PSG di

    perusahaan.

    Teknik analisa data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah analisa deskriptif dan

    analisa statistik. Langkah-langkah analisa

    data yang dilakukan adalah sebagai berikut

    :

    a. Uji Persyaratan Analisa

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk

    mengetahui apakah data

    berdistribusi normal atau tidak. Uji

    normaitas dalam penelitian ini

    menggunakan uji Litetors yaitu

    drngan rumus :

    Lomaksimal = F (Zi) S (Zi)6

    Dimana

    Lo = Harga mutlak

    terbesar

    Z = Bilangan baku hasil

    pengamatan diperoleh melalui

    rumus :

  • Zi =XiX

    S

    FZ = Peluang dari Z yang diperoleh

    dari daftar distribusi normal baku.

    2. HASIL PENELITIAN

    A. Data Hasil Belajar Mata Pelajaran

    Konsep Dasar Listrik dan

    Elektroika Siswa SMK

    Data skor Hasil Belajar Mata

    Pelajaran Konsep Dasar Listrik dan

    Elektroika Siswa SMK diperoleh

    dengan cara mengadakan tes prestasi

    belajar untuk mengukur tingkat

    penguasaan siswa terhadap materi

    pelajaran Konsep Dasar Listrik dan

    Elektroika yang berbentuk soal tes

    pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.

    Distribusi frekuensi data skor

    Hasil Belajar Mata Pelajaran Konsep

    Dasar Listrik dan Elektroika Siswa

    SMK dapat dilihat pada tabel dibawah

    ini. Nilai tertinggi 85 sedangkan nilai

    terendah 35. Rentang skor 50, kelas

    interval 4, panjang kelas 13, skor rata-

    rata 59,2 dan skor simpangan baku

    30,76.

    Distribusi Frekuensi Variabel Bebas

    Batas Frekuensi

    No Kelas

    Interval

    Bawah Atas Nilai

    Tengah

    (Xi)

    Absolut Relatif

    1 35 47 34,5 47,5 41 3 30

    2 48 - 60 47,5 60,5 54 3 30

    3 61 - 73 60,5 73,5 67 1 10

    4 74 - 86 73,5 86,5 80 3 30

    Jumlah 10 100%

    Grafik Histogram Untuk Hasil Belajar Mata

    Pelajaran Konsep Dasar Listrik dan

    Elektronika Siswa SMK.

    B. Data Hasil Pelaksanaan Pendidikan

    Sistem Ganda (PSG) yang dilakukan

    di PT. Astrindo Senayasa Jakarta

    Data skor Hasil Pelaksanaan

    Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang

    dilakukan di PT. Astrindo Senayasa

    Jakarta diperoleh dari nilai arsip penilaian

    supervisor terhadap pekerjaan siswa PSG

    di perusahaan.

    Distribusi frekuensi data skor Hasil

    Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda

    (PSG) dapat dilihat pada tabel 5

    dibawah ini. Nilai tertinggi 85

    sedangkan nilai terendah adalah 65.

    Rentang skor 20, kelas interval 5,

    panjang kelas 5, skor rata-rata 78,0 dan

    skor simpangan baku 16,832. Data

    batas atas dan batas bawah dapat dilihat

    pada tabel 5 berikut ini.

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    34,5 47,5 60,5 73,5

  • Distribusi Frekuensi Variabel Bebas

    Batas Frekuensi

    No Kelas

    Interval

    Bawah Atas Nilai

    Tengah

    (Xi)

    Absolut Relatif

    1 65 - 69 64,5 69,5 67 1 10

    2 70 - 74 69,5 74,5 72 3 30

    3 75 - 79 74,5 79,5 77 2 20

    4 80 - 84 79,5 84,5 82 1 10

    5 85 - 89 84,5 89,5 87 3 30

    Jumlah 10 100%

    Grafik Histogram Untuk Hasil Pelaksanaan

    Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang

    dilakukan di PT. Astrindo Senayasa Jakarta

    Uji Persyaratan Analisa

    A. Uji Normalitas

    Tujuan pengujian normalisasi

    dilakukan adalah untuk mengetahui

    apakah data yang diperoleh

    berdistribusi normal atau tidak.

    Pengujian ini dilakukan pada dua

    variabel yaitu Hasil Belajar Mata

    Pelajaran Konsep Dasar Listrik dan

    Elektroika Siswa SMK dengan Hasil

    Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda

    (PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo

    Senayasa Jakarta dengan jumlah sampai

    10 siswa.

    Hasil Perhitungan Uji Normalitas

    No Data Lhitung Ltabel Kesimpulan

    1 X 0,2015 0,2580 Normal

    2 Y 9,2562 0,2580 Normal

    B. Uji Linieritas Reresi Sederhana

    Untuk menguji linieritas regresi,

    peneliti menggunakan tabel analisa

    varian sederhana. Persamaan umum

    regresi sederhana yang digunakan

    adalah : Y = a + b X

    Dimana : a = konstanta

    b = Koefisien arah Regresi

    Hasil Perhitungan Analisi Varian

    Sumber

    Varian

    dk Jk KT Fhitung Ftabel

    Total 10 55925 55925 - -

    Regresi (a)

    Regresi

    (b/a)

    Residu

    1

    1

    8

    55502,5

    370,402

    52,098

    55502,5

    370,402

    8,512

    56,880

    0,285

    Tuna cocok

    Kekelliruan

    5

    3

    22,928

    29,17

    4,586

    9,723

    0,472 9,01

    C. Pengujian Hipotesis

    Untuk menguji hipotesis di dalam

    penelitian ini digunakan analisis korelasi

    sederhana untuk mengetahui harga

    koefisien antara variabel bebas yaitu hasil

    belajar mata pelajaran konsep dasar listrik

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    64,5 69,5 74,5 79,5 84,5

  • dan elektronika siswa SMK dengan

    variabel terikat yaitu hasil pelaksanaan

    pendidikan sistem ganda (PSG) yang

    dilakukan di PT. Astrindo Senayasa

    Jakarta.

    Berdasarkan perhitungan korelasi product

    moment, diperoleh nilai korelasinya (rxy)

    sebesar 0,935. Nilai ini menunjukan bahwa

    antara variabel terikat terdapat nilai positif

    yang sangat tinggi.

    Berdasarkan nilai korelasi anatara variabel

    bebas dan variabel terikat yang diperoleh

    menggambarkan bahwa ada hubungan

    positif antara hasil belajar mata pelajaran

    konsep dasar listrik dan elektronika siswa

    SMK dengan hasil pelaksanaan sistem

    pendidikan sistem ganda (PSG) yang

    dilakukan di PT. Astrindo Senayasa

    Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan

    hasilperhitungan thitung (7,448) > ttabel

    (1,86).

    Nilai korelasi (rxy = 0,93) yang sangat

    tinggi ini berarti bahwa pencapaian hasil

    pelaksanaan pendidikan sistem ganda

    (PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo

    Senayasa Jakarta membutuhkan hasil

    belajar mata pelajaran konsep dasar listrik

    dan elektronika siswa SMK. Dari hasil

    perhitungan juga dapat dilihat bahwa

    semakin tinggi hasil belajar mata pelajaran

    konsep dasar listrik dan elektronika siswa

    SMK maka semakin tinggi pula hasil

    pelaksanaan pendidikan sistem ganda

    (PSG) yang dilakukan di PT. Astrindo

    Senayasa Jakarta.

    Keterbatasan Penelitian

    Setelah melalui beberapa tes pengujian,

    akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan

    dan berhasil membuktikan hipotesa awal

    bahwa terdapat pengaruh yang positif

    anatara hasil belajar mata pelajaran konsep

    dasar listrik dan elektronika siswa SMK

    dengan hasil pelaksanaan pendidikan

    sistem ganda (PSG) yang dilakukan di PT.

    Astrindo Senayasa Jakarta. Tetapi peneliti

    menyadari bahwa masih terdapat

    keterbatasan dan kekurangannya

    diantaranya :

    1. Dalam hasil data tes mata pelajaran

    konsep dasar listrik dan

    elektronika, penilaian penulis

    hanya mencakup ranah kognitif

    saja, sedangkan pada hasil data tes

    pelaksanaan pendidikan sistem

    ganda (PSG), penilaian penilai

    siswa yang melaksanakan PSG

    mencakup ranah kognitif, afektif,

    juga psikomotorik.

    2. Di dalam mendapatkan hasil

    pelaksanaan PSG, seharusnya

    peneliti turut serta dalam

    pembuatan soal serta mengolah

    nilai, tetapi karena keterbatasan

    waktu hasil pelaksanaan PSG

  • hanya didapat dari penilaian

    supervisor di perusahaan tersebut.

    3. Karena keterbatasan waktu

    seharusnya penulis menerangkan

    materi pelajaran yang akan diujikan

    kepada siswa dengan waktu yang

    lebih lama.

    3. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian dan uji

    hipotesis dapat disimpulkan bahwa

    terdapat hubungan positif terhadap hasil

    belajar mata pelajaran konsep dasar listrik

    dan elektronika siswa SMK dengan hasil

    pelaksanaan pendidikan sistem ganda

    (PSG) yang dilakukan di PT.Astrindo

    Senayasa Jakarta. Hubungan kedua

    variabel ini ada pada taraf signifikan ()

    0,05 dan pada derajat kebebasan 3.

    Berdasarkan analisis korelasi product

    moment diperoleh koefisien korelasi

    (rhitung) sebesar 0,935 yang berarti

    hubungan kedua variabel dalam kategori

    positif dan sangat tinggi.

    Berdasarkan kesimpulan yang sudah

    diuraikan diatas, maka dapat penulis

    sarankan beberapa hal yang dianggap

    perlu, sebagai berikut :

    1. Bagi yang ingin melakukan

    penelitian lanjutan agar

    memeperhatikan aspek-aspek apa

    saja yang akan dinilai kepada

    siswa, sehingga selasaras dari

    aspek yang diambil dari hasil

    belajar konsep dasar listrik dan

    elektronika (harus mencakup ranah

    kognitif, afektif dan psikomotorik)

    dengan hasil pelaksanaan PSG

    (juga harus mencakup ranah

    kognitif, afektif dan psikomotorik).

    2. Diharapkan nilai mata pelajaran

    konsep dasar listrik dan elektronika

    menjadi standar pertimbangan

    perusahaan bagi siswa yang ingin

    melaksanakan Pendidikan Sistem

    Ganda (PSG) di perusahaan

    khususnya di PT Astrindo

    Senayasa Jakarta. Sehingga dalam

    pelaksanaan PSG, siswa dapat

    memberikan kontribusi yang baik

    bagi perusahaan.

    3. Penelitian ini merupakan studi

    kasus yang menggunakan sampel

    10 orang siswa. Bagi yang ingin

    mengenerelasikan agar memakai

    sampel yang lebih luas dari

    peneletian.

    4. Siswa dapat mampu menguasia

    mata pelajaran konsep dasar listrik

    dan elektronika dengan baik, pihak

    guru uang mengajar juga

    diharapkan dapat menyampaikan

    pelajaran dengan baik dan mudah

    diterima oleh siswa, karena

    terdapat keterkaitan anatar hasil

    belajar mata pelajaran konsep dasar

    listrik dan elektronika dengan

  • pelaksanaan Pendidikan Sistem

    Ganda (PSG).

    4. DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

    Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002.

    Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.

    Gramedia Widiasarana Indonesia.

    Dimyati, Mudjono. 2008. Belajar dan

    Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

    Cipta.

    E. Usman, Effendi. 1993. Pengantar

    Pendidikan. Bandung: Angkasa.

    FPTK. 1992. Perencanaan Pengetahuan

    dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta: IKIP

    Jakarta.

    Ign, Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian

    Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

    Yogyakarta: Kahisius.

    J. S, Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa

    Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar

    Harapan.

    Made, Wena. 1997. Pemanfaatan Industri

    sebagai sumber Belajar dalam PSG.

    Jakarta: Kajian Depdikbud.

    Sabni, M. Alisuf. 1996. Psikologi

    Pendidikan Berdasarkan Kurikulum

    Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah.

    Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

    Sudrajat, M. Subana. Dasar-Dasar Penelitian

    Ilmiah. Bandung : CV Pustaka Setia.