Tugas Ujian Utk Dr.dani Belom Jadi..Hikksss
-
Author
rizqulloh-taufiqul-hakim-barsah -
Category
Documents
-
view
297 -
download
4
Embed Size (px)
description
Transcript of Tugas Ujian Utk Dr.dani Belom Jadi..Hikksss

1. Sebutkan tipe respiratory distress syndrome pada bayi baru lahir dan penjelasannya
Definisi
Respiratory Distress Syndrome (RDS) merupakan kerusakan paru total akibat berbagai
etiologi. Keadaan ini dapat dipicu oleh berbagai hal, misalnya sepsis, pneumonia viral atau
bakterial, aspirasi isi lambung, trauma dada, syok yang berkepanjangan, terbakar, emboli
lemak, tenggelam, transfusi darah masif, bypass kardiopulmonal, keracunan O2, perdarahan
pankreatitis akut, inhalasi gas beracun, serta konsumsi obat-obatan tertentu. RDS merupakan
keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut yang berhubungan langsung
ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru (Aryanto Suwondo, 2006)
RDS adalah Penyakit akut dan progressive dari kegagalan pernafasan disebabkan
terhambatnya proses difusi oksigen dari alveolar ke kapiler (a-c block) yang disebabkan oleh
karena terdapatnya edema yang terdiri dari cairan koloid protein baik interseluler maupun
intra alveolar. (Prof. Dr. H. Tabrani Rab, 2000)
Respiratory Distress Syndrome (RDS) or Hyaline Membrane Disease (HMD)
Respiratory distress syndrom atau sindrom gawat napas merupakan satu penyakit yang
diakibatkan karena defisiensi surfaktan pada paru bayi. Kebanyakan bayi prematur
mengalami sindrom ini. Rata-rata gawat napas ini terjadi pada bayi yang dilahirkan dibawah
umur gestasi 28 minggu dan sepertiga dari bayi yang dilahirkan dengan umur gestasi antara
28 sampai 34 minggu. Bayi cukup bulan pun ada yang mengalami sindrom gawat napas ini
namun angkanya lebih kecil daripada bayi prematur. Kondisi ini lebih sering terjadi pada
anak laki-laki dan enam kali lebih berisiko pada ibu yang diabetes.
1

Transient Tachypnea of the Newborn (TTN)
Transient Tachypnea of the newborn biasanya muncul sebagai gangguan pernafasan awal
pada bayi prematur ataupun matur. Diduga salah satu akibatnya adalah kurangnya atau tidak
adanya reabsorpsi terhadap cairan paru bayi.
Definisi dari TTN adalah penyakit ringan yang segera muncul setelah lahir dan biasanya
akan hilang dengan sendirinya setelah 2-3 hari atau lebih. Bayi yang sering mengalami TTN
adalah bayi yang dilahirkan secara operasi sesar sebab mereka kehilangan kesempatan untuk
mengeluarkan cairan paru mereka. Bayi yang dilahirkan lewat persalinan per vaginam
mengalami kompresi dada saat menuruni jalan lahir. Hal inilah yang menyebabkan sebagian
cairan paru keluar. Kesempatan ini tidak didapatkan bagi bayi yang dilahirkan operasi sesar.
Meconium Aspiration Syndrom (MAS)
Kebanyakan kasus aspirasi mekonium dialami oleh bayi cukup bulan (80%). Diagnosis
dari sindrom ini diperkuat dengan ditemukannya pewarnaan mekonium pada tubuh bayi serta
adanya mekonium dalam cairan amnion. Mekonium sebenarnya telah ada di dalam usus janin
pada trimester pertama dan kedua, dan bertambah dengan cepat saat trimester ketiga. Akibat
relaksasi sfingter ani menyebabkan pelepasan mekonium ke dalam cairan amnion.
Mekonium ini dapat masuk ke dalam jalan napas janin sehingga janin mengalami gawat
napas.
Ada beberapa akibat yang akan dialami oleh bayi jika mengaspirasi mekonium:
1. Sumbatan jalan napas
2

2. Inflamasi berat
3. Hipertensi paru
4. Aktivasi trombosit
(http://www.morphostlab.com/download/ebook6-respiratory-distress-of-the-newborn.html)
2. Sebutkan macam retraksi dinding dada pada pemeriksaan fisik dan perbedaan proses
kelainan paru bagian atas dan bawah bedasarkan muculnya retraksi
Asma : Intercostal dan suprasternal
Bronkiolitis : intercostals dan subcostal
Heart failure : intercostals dan substernal
Pneumonia : Subcostal dan intercostal
Early RDS : s u b s t e r n a l d a n s u b c o s t a l
Wo r s e RDS : i n t e r c o s t a l d a n s u p r a s t e r n a l
Parameter
Klinis
Ringan Sedang Berat Ancaman Henti
Napas
Retraksi Dangkal,
retraksi
intercostal
Sedang,
ditambah retraksi
suprasternal
Dalam, ditambah
napas cuping
hidung
Dangkal / Hilang
3

Retraksi Suprasternal
4

Retraksi subcostal
5

Retraksi intercostal
3. Mekanisme terjadinya pernapasan cuping hidung
Pernapasan cuping hidung akan mengembang pada saat inspirasi dan menguncup pada
saat ekspirasi.
Nafas cuping hidung menandakan adanya kerja nafas yang meningkat. Resistensi udara umumnya terjadi
50% di hidung dan 50% di saluran nafas bawah. Bila terjadi kelainan obstruktif atau restriktif di saluran nafas
distal, maka tubuh akan melakukan kompensasi dengan menurunkan resistensi udara di hidung, dengan
manifestasi klinisnya berupa nafas cuping hidung.
6

4. Apa yang disebut suara bronkovesikuler
Bronkovesikuler adalah campuran bunyi bronchial dan vesikuler, komponen inspirasi dan
sama panjang. Dalam keadaan normal hanya terdengar pada sela iga 1 dan 2 dibagian depan
da diantara scapula bagian belakang.
5. Pernafasan pada bayi baru lahir, tipe, dan kenapa
7

8
Bunyi napas Lokasi deskripsi Rasio inspirasi
terhadap ekspirasi
Bronchial Dari kartilago
krikoid laring
sampai tonjolan
suprasternal
Keras, bunyi nada
tinggi dengan
gaung atau kualitas
tubular
Inspirasi lebih
pendek dari
ekspirasi dengan
penghentian
diantaranya; rasio
inspirasi-ekspirasi;
1;2
Bronkhovesikuler Dada anterior; area
interkostal
pertama, kedua
dan ketiga pada
perbatasan sternal
Dada posterior;
antara scapula
pada setinggi T5
pada area
interkostal kelima
dan keenam
Bunyi sedangn
dengan nada
sedang,
mempunyai
kualitas redam
Inspirasi dan
ekspirasi setara,
dengan tak ada
penghentian
diantaranya;
inspirasi: ekspirasi
1 : 1
vesikuler Diatas area paru-
paru perifer
Bunyi nada rendah
halus; inspirasi
lebih keras dan
lebih tinggi dari
ekspirasi; kedua
nya mempunyai
kualitas desiran
atau desau
Inspirasi lebih
panjang dari
ekspirasi, tak ada
penghentian
diantaranya.
Inspirasi :
ekspirasi 5:2

Suara dasar paru secara tradisional digolongkan menjadi 4 yaitu suara trakeal, bronkial,
bronkovesikuler, dan vesikuler
Suara tracheal mempunyai ciri suara dengan frekuensi tinggi, kasar, disertai dengan masa istirahat
(pause) antara fase inspirasi dan ekspirasi, dengan komponen ekspirasi terdengar sedikitlebih lama. Suara
nafas trakeal dapat ditemukan dengan menempelkan membran diafragma padabagian lateral leher atau
pada fossa suprasternal. Sumber bunyinya adalah turbulensi aliran cepat pintu glottis.
Suara nafas bronkial mempunyai bunyi yang juga sama kasar, frekuensi tinggi,dengan fase inspirasi sama
dengan fase ekspirasi. Suara ini terdapat pada saluran nafas dengan diameter 4 mm atau lebih, misalnya
pada bronkus utama. Suara nafas bronkial dapat didengarkanpada daerah antara kedua scapula. Karena
karakteristik suara trakeal dan bronkial hampir sama,beberapa penulis menggolongkannya menjadi satu
terminologi, yaitu suara trakeobronkial.
Suara nafas bronkovesikuler sedikit berbeda dari suara trakeobronkial, terdengar lebih distal dari jalan
nafas. Bunyinya kurang keras, lebih halus, frekuensi lebih rendah disbanding suara bronkial, tetapi dengan
komponen inspirasi dan ekspirasi yang masih sama panjang. Bunyi nafas ini pada orang normal dapat di
dengar pada segitiga auskultasi (area di bagian posterior rongga dada yang dibatasi oleh m. trapezius, m.
latissimus dorsi, dan m. rhomboideus mayor) dan lobus otot kanan paru). lebih distal, dengan
karakteristiknya halus, lemah, dengan fase inspirasi merupakan bagian yang dominan, sedangkan fase
9

ekspirasi hanya terdengar sepertiganya. Suara vesikuler berasal dari jalan nafas lobar dan segmental,
ditransmisikan melalui parenkim paru normal.
6. Kapan menghentikan nilai APGAR?
SISTEM PENILAIAN APGAR (The American College of Obstetricians and Gynecologists )
TANDA 0 1 2
Frekuensi denyut jantung Tidak ada Dibawah 100 Diatas 100
Usaha bernafas Tidak ada Pelan, tidak teratur Baik, menangis
Tonus otot Flasid Ekstrimitas, sedikit fleksi Gerak aktif
Iritabilitas, reflex Tidak ada re
spons
Meringis Menangis kuat
Warna Biru , pucat Badan merah jambu,ekstrimita
s biru
Seluruhnya
merah jambu
Nilai apgar adalah suatu metode cepat untuk menilai status neonatus, yang dirancang oleh
Dr.Virginia Apgar pada tahun 1952. System pengukuran ini handal dan sederhana untuk menilai
derajatstress intrapartum saat lahir. Kegunaan utama system skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa
memeriksa anak secara sistematis dan untuk mengevaluasi berbagai faktor yang mungkin
berkaitandengan masalah kardiopulmonal. Skor 1, atau 2 diberikan pada masing masing dari
kelima variable,1 dan 5 menit setelah lahir. Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi berwarna
merah muda dan memiliki tanda vital normal. Sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi apnea dan
tidak memiliki denyut jantung. Terdapat hubungan terbalik antara skor apgar dengan derajat
10

asidosis serta hipoksia. Skor 4atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatan
insidensi asidosis. Sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahan hidup yang
normal. Skor 4 atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis ,
distress pernapasan, serta kematian. Meskipun ternyata tidak asidotik. Pada beberapa kasus,
asfiksia terjadi sedemikian akutnya sampai tidak tercerminkan dalam pH darah. Selain itu, proses
lain selain asfiksia (prematuritas ekstrem sendiri,anestesi atau sedasi ibu, dan patologi system
saraf pusat) dapat menghasilkan skor yang rendah.Terlepasdari faktor penyebabnya , skor apgar
yang tetap rendah memerlukan resusitasi. Penentuan skor apgar harus diteruskan setiap 5 menit,
samapi skor mencapai nilai 7.
1. Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120 sampai 160 denyut per menit.
Denyutandiatas 100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung.
2. Upaya Bernapas
Bayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik, danmencapai
pernapasan yang menetap pada frekuensi 30-60 kali per menit pada usia 2 samapai 3menit. Apnea
dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai sebab , termasukasidosis berat, asfiksia,
infeksi janin, kerusakan system saraf pusat, atau pemberian obat pada ibu(barbiturate, narkotik,
dan transkuilizer).
3. Tonus OTOT
Semua bayi normal menggerak-gerakan semua anggota tubunhya secara aktif segera
setelah lahir.Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang lemah
biasanyaasfiksia , mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan system saraf pusat.
11

4. Kepekaan Reflex
Respons normal pada pemasukan kateter ke dalam faring posteror melalui lubang hidung
adalah menyeringai, batuk atau bersin.
5. Warna Kulit
Hampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi warna merah
muda setelahtercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang
berwarna merahmuda, tetapi sianotik pada tangan serta kakinya (akrosianosis) 90 detik setelah
lahir. Sianosismenyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang rendah,
methemoglobinemia,polisitemia, penyakit jantung congenital jenis sianotik, perdarahan
intracranial, penyakit membranehialin, aspirasi darah atau meokonium, obstruksi jalan
napas , paru- paru hipoplastik, herniadiagframatika, dan hipertensi pulmonal
persisten. Kebanyakan bayi yang pucat saat lahir mengalamivasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi
biasanya disebabkan oleh asfiksia , hipovolemia. Atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik (misal akibat
ventilasi bantuan yang terlalu kuat), penghangatan yangberlebihan, hipermagnesemia, atau
konsumsi alcohol akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasinyata serta plethora perifer yang
mencolok. Plethora juga terjadi bila bayi menerima transfusi darahper plasenta dalam
jumlah yang besar dan hipervolemik.
Penatalaksanaan Pada Bayi Sesuai Sistem Penilaian Apgar
1. Skor apgar 8-10 pada usia 1menit
Kebanyakan bayi yang lahir hidup mempunyai skor Apgar 8-10 menit pada usia 1 menit dan jarang
memerlukan tindakan resusitasi kecuali pengisapan jalan napas,. Neonates yang sangat
premature atau yang mengalami stress intrauterine yang tidak lazim, pada awalnya dapat tampak
sehat, tetapimemerlukan resusitasi beberapa menit setelah lahir. Oleh karena itu, semua bayi
12

harus dievaluasiulang secara cermat pada usia 5 menit, stelah stimulasi kelahiran berhenti. Terlepas dari skor
apgar 5 menit, semua bayi harus diobservasi secara cermat selam 12 jam pertama setelah lahir
untuk memastikan bahwa mereka telah beradaptasi dengan baik pada kehidupan ekstrauterin.
2. Skor Apgar 5-7 Pada Usia 1 Menit
Bayi-bayi ini mengalami asfiksia ringan, tetapi biasanya berespons terhadap
pemberian oksigendan pengeringan dengan menggunakan handuk. Mereka tidak boleh
dirangsang dengan memberitepukan pada kaki atau bokong. Jika bayi tersebut gagal
mempertahankan pernapasan yang ritmissaat rangsangan dihentikan, ulangi pemberian
rangsangan danteruskan pemberian oksigen melaluihidung serta mulut. Tentukan obat apa yang
telah diterima ibu kapan ia memakan obat tersebut.Jika ibu menerima narkotik 30-60 menit
sebelum kelahiran., pertimbangkan pemberian naloksonintramuscular (0,1 mg/kg)
kepada bayinya jika ventilasi tidak adekuat.
3. Skor Apgar 3-4 Pada Usia 1 Menit
Bayi - bayi ini berespons terhadap ventilasi kantong serta sungkup. Jika tidak bayi harus
ditanganidengan segera sabagai bayi dengan skor apgar 0-2. Selain itu, pertimbangkan juga
pemberiannalokson jika ia meminum narkotik.
4. Skor Apgar 0-2 Pada Usia 1 Menit
Bayi - bayi ini mengalami asfiksia berat, memerlukan ventilasi segera, dan mungkin
memerlukan pemijatan jantung serta bantuan sirkulasi. Jika ventilasi menggunakan sungkup
13

serta kantong tidak segera berhasil, lakukan intubasi trakea dan kembangkan serta ventilasikan
paru dengan oksigen yang cukup (biasanya 80 - 100%) untuk mempertahankan tekanan oksigen
atau saturasi oksigenyang normal (87-92% untuk bayi premature dan 92-97% untuk neonates
cukup bulan).Pengembangan yang sama diantara kedua apeks dada saat inspirasi menunjukkan
ventilasi keduaparu ini merupakan tanda yang lebih baik daripada auskultasi. Bunyi napas
bilateral tidakmemastikan bahwa kedua paru mendapat ventilasi karena bunyi napas dihantarkan
dengan baikpada dada kecil , bahkan bila ada skelektasis atau pneumothoraks. Bila ventilasi
adekuat , frekuensidenyut jantung meningkat dan sianosis menghilang, kecuali terdapat asidosis
yang berat.Pengukuran pH arteri, tekanan karbondioksida, dan tekanan oksigen adalah satu-
satunya carahandal dalam menilai ventilasi yang adekuat. Untuk mulai mengembangkan paru,
mungkindiperlukan tekanan 30-40 cm H2O, tetapi tekanan sebesar 20-30 cm H2O biasanya sudahmencukupi.
Begitu paru mengembang venilasi yang adekuat biasanya dapat dicapai dengan tekanan kurang
dari 20 cm H2O. Pada 2 menit pertama resusitasi, tekanan inflasi (pengembangan)
harusdipertahankan selam 1-2 detik pada setiap napas kesepuluh untuk mengembangkan alveoli
sertameredistribusi ventilasi dari segmen paru yang berventilasi baik ke segmen yang
berventilasi buruk.Tekanan akhir-ekspirasi positif (PEEP, positive end-expiratory pressure)
sebesar 3-5 cm H2O mungkinperlu dipertahankan untuk mempertahankan oksigenasi yang
adekuat. Ventilasi kantong-sungkup tidak seefektif ventilasi melalui pipa endotrakea, khususnya
bila terdapat penyakit paru bermakna.Ventilasi kantong-sungkup sering mendistensi
lambung dengan udara, yang mengangkat diagframa dan membatasi ventilasi. Oleh karena itu,
lambung harus dikompresi menggunakan pipa nasogastrikselam ventilasi kantong dan sungkup.
Keputusan untuk melanjutkan dengan intubasi trakeadidasarkan pada temuan klinis serta
ketrampilan orang yang melakukan intubasi.
14

7. Apa perbedaan APGAR menit 1 dan menit 5
Apgar skor pada menit pertama merefleksikan kondisi bayi pada saat lahir dan
berhubungan dengan kemampuannya untuk bertahan hidup. Sedangkan
apgar skor padamenit ke-5 merefleksikan usaha resusitasi dan mungkin berhubungan
dengan neurological outcome.
(Yee L C. Manual of Anaesthesia for Medical Officers . Kuala Lumpur. Sp-Muda
Printing Sdn. Bhd)
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran,
dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah sko
rInterpretasi Catatan[3]
7-10 Bayi normal
4-6 Agak rendah
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang
menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu
bernapas.
0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
15

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang
baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu
mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat
peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes
berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami
kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan
otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah
bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain
untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
8. Pencapaian O2 bedasarkan pemberiannya
Teknik Pemberian Oksigen
Cara pemberian oksigen dibagi dua jenis, yaitu sistem arus rendah dan sistem arus
tinggi, keduanya masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.
Alat oksigen arus rendah diantaranya kanul nasal, topeng oksigen, reservoir
mask,kateter transtrakheal, dan simple mask.
Alat oksigen arus tinggi diantaranya venturi mask, dan reservoir nebulizer blenders.
1. Alat pemberian oksigen dengan arus rendah
Kateter nasal dan kanul nasal merupakan alat dengan sistem arus rendah yang
digunakan secara luas. Kanul nasal terdiri dari sepasang tube dengan panjang ± 2 cm,
dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube dihubungkan secara langsung keoxygen
flow meter. Alat ini dapat menjadi alternatif bila tidak terdapat masker, terutama bagi
pasien yang membutuhkan suplemen oksigen rendah. Kanul nasal arus rendah
16

mengalirkan oksigen ke nasofaring dengan aliran 1-6 L/m,
dengan FiO2 antara 24- 40%. Aliran yang lebih tinggi tidak
Gambar 1. Kanul nasal
Meningkatkan FiO2 secara bermakna diatas 44% dan akan menyebabkan mukosa membran
menjadi kering. Kanul nasal merupakan pilihan bagi pasien yang mendapatkan terapi oksigen
jangka panjang.
Simple oxygen mask dapat menyediakan 40-60% FiO2, dengan aliran 5-10L/m. aliran dapat
dipertahankan 5L/m atau lebih dengan tujuan mencegah CO2 yang telah dikeluarkan dan
tertahan di masker terhirup kembali. Penggunaan alat ini dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iritasi kulit dan pressure sores.
17

Gambar 2. Simple oxygen mask
Partial rebreathing mask merupakan simple mask yang disertai dengan kantung
reservoir. Aliran oksigen harus selalu tersuplai untuk mempertahankan kantung reservoir
minimal sepertiga sampai setengah penuh pada inspirasi. Sistem ini mengalirkan oksigen
6-10L/m dan dapat menyediakan 40-70% oksigen. Sedangkan non-rebreathing
mask hampir sama dengan parsial rebreathing mask kecuali alat ini memiliki serangkai
katup ‘one-way’. Satu katup diletakkan diantara kantung dan masker untuk mencegah
udara ekspirasi kembali kedalam kantung. Untuk itu perlu aliran minimal 10L/m. Sistem
ini mengalirkan FiO2 sebesar 60-80%.
Gambar 3. Partial rebreathing mask
18

Gambar 4. Non-rebreathing mask
Transtracheal oxygen. Mengalirkan oksigen secara langsung melalui kateter ke
dalam trakea. Oksigen transtrakea dapat meningkatkan kesetiaan pasien menggunakan
oksigen secara kontinyu selama 24 jam, dan sering berhasil bagi pasien hipoksemia yang
refrakter. Dari hasil studi, dengan oksigen transtrakea ini dapat menghemat penggunaan
oksigen 30-60%. Keuntungan dari pemberian oksigen transtrakea yaitu tidak menyolok
mata, tidak ada bunyi gaduh, dan tidak ada iritasi muka/hidung. Rata-rata oksigen yang
diterima mencapai 80-96%. Kerugian dari penggunaan oksigen transtrakea adalah biaya
tinggi dan resiko infeksi lokal. Komplikasi yang biasa terjadi pada pemberian oksigen
transtrakea ini adalah emfisema subkutan, bronkospasme, dan batuk paroksismal.
Komplikasi lain diantaranya infeksi stoma, dan mucus ball yang dapat mengakibatkan
fatal.
19

Gambar 5. Transtrakheal oksigen
2. Alat pemberian oksigen dengan arus tinggi
Alat oksigen arus tinggi diantaranya venture mask dan reservoir nebulizer blenders.
Alat venturi mask menggunakan prinsip jet mixing (efek Bernoulli). Jet mixing mask,mask
dengan arus tinggi, bermanfaat untuk mengirimkan secara akurat konsentrasi oksigen rendah
(24-35%). Pada pasien dengan PPOK dan gagal nafas tipe II, bernafas dengan mask ini
mengurangi resiko retensi CO2, dan memperbaiki hipoksemia. Alat tersebut terasa lebih nyaman
dipakai, dan masalah rebreathing diatasi melalui proses pendorongan dengan arus tinggi
tersebut.
Sistem arus tinggi ini dapat mengirimkan sampai 40L/menit oksigen melalui
mask, yang umumnya cukup untuk total kebutuhan respirasi.
20

Dua indikasi klinis untuk penggunaan oksigen dengan arus tinggi adalah pasien
dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian FiO2, dan pasien hipoksia dengan
ventilasi abnormal.
Gambar 6. Venturi mask
9. Refleks prmitif pada bayi baru lahir
1. Refleks moro
21

Refleks moro
Refleks ini terdapat pada bayibaru lahir sampai 3 bulan dapat dimunculkan dengan cara
memukul tempat tidur bayi, suara ribut, dsb. Tetapi paling baik dengan cara memegang dan
meletakkan lengan pemeriksa sepanjang punggung dan kepala bayi. Kemudian, jika tiba-tiba
kepala bayi dijatuhkan sesaat beberapa centimeter ke belakang, akan muncul refleks:
Tahap 1. Lengan dan tungkai terentang seperti terkejut.
Tahap 2. Lengan melakukan gerak fleksi seperti memeluk
2. Refleks genggam
22

Refleks geggam
Refleks ini Menghilang pada umur 6-8 bulan. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara
menggoreskan jari-jari pemeriksa pada permukaan telapak tangan bayi. Bayi akan menggenggam
jari pemeriksa dan genggaman tersebut cukup erat sehingga dengan genggaman tersebut bayi
dapat diangkat, bahkan pada bayi kurang bulan genggaman tersebut juga sudah cukup kuat.
3. Refleks tonik otot leher asimetris
Refleks tonik otot leher asimetris
23

Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara menolehkan kepala bayi ke satu sisi dan bayi akan
bereaksi dengan gerakan ekstensi lengan dan tungkai pada sisi yang berlawanan. Refleks ini
berangsur menghilang pada umur kehamilan 36 minggu dan hampir tidak tampak pada bayi
cukup bulan, kemudian muncul lagi pada umur 1 bulan dan selanjutnya menghilang lagi.
4. Refleks tonik otot leher simetris
Bila kepala bayi diekstensikan, akan terdapat tonus otot ekstensor lengan dan tonus otot fleksor
tungkai. Bila difleksikan, akan terjadi sebaliknya. Refleks ini menghilang pada umur 8-10
minggu.
5. Refleks berjalan
24

Refleks berjalan
Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara memegang bayi pada ketiaknya seperti posisi berdiri.
Bayi akan mengerakkan kakinya seperti gerak berjalan.
6. Refleks menaiki tangga
Bila bagian dorsal kaki bayi disentuhkan ke bawah permukaan meja, bayi akan mengangkat
kakinya ke atas permukaan meja.
7. Refleks rooting
25

Refleks rooting
Jika pipi bayi disentuh, ia akan menggerakan mulutnya ke arah sentuhan. Itulah sebabnya, pada
waktu bayi dalam posisi menyusu dan pipinya tersentuh putting susu, ia akan menggerakan
mulutnya ke arah putting susu tersebut.
(Description: Refleks Primitif Pada Bayi Rating: 4.5 Reviewer: AnevItemReviewed: Refleks
Primitif Pada Bayi )
10. Compansanted, uncompasented, irreversible
Kompensasi
Pada syok yang terkompensasi, perfusi organ vital seperti jantung, otak dan kelenjar adrenal
diatur oleh reflek simpatetis, yang meningkatkan ketahanan arteri sistemik.
Tanda vital seperti frekuensi jantung, frekuensi napas, tekanan dan suhu tidak terganggu atau
terjadi gangguan minimal. Peningkatan sekresi angiotensin dan vasopressin menyebabkan ginjal
menyimpan air dan garam,pelepasan katekolamin dan meningkatkan kontraktilitas miokardium
dan penurunan aktifitas spontan menurunkan pemakaian oksigen. Tanda klinis pada saat ini
adalah pucat, takikardi, kulit perifer lembab dan waktu pengisian kapiler memanjang. Bila
26

mekanisme homeostasis sudah jenuh atau menjadi tidak dekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolic jaringan terjadi dekompensasi.
Dekompensasi
Selama terjadi syok yang tidak terkompensasi, pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan
menjadi sedikit atau tidak mencukupi kebutuhan. Metabolisme anaerob menjadi sumber
penghasil energy utama dan penghasil energy utama dan produksi asam laktat akan berlebihan
yang akan mengakibatkan asidosis metabolic sistemik. Asidosis menurunkan kontratilitas
miokardium dan mengganggu respons terhadap katekolamin, sitokinin, xantin oksidase (yang
menghasilkan oksigen radikal bebas), factor agregasi platelet dan toksin bakteri pada syok septic.
Urutan dari perubahan metabolic tersebut makin lama akan menurunkanperfusi jaringan dan
fosforilasi oksidatif.
Hasil lebih lanjut dari metabolisme anaerob adalah kegagalan pompa natrium-kalium,yang
mempertahankan keadaan homeostasis normal, dimana sel berfungsi. Keutuhan endotel kapiler
terganggu dan protein plasma bocor, sehingga tekanan onkotik menghilang, dan cairan
intravaskuler hilanng keruang ekstravaskuler.
Aliran darah yang lambat dan perubahan kimia pada pembuluh kecil menyebabkan adhesi
pleteler dan aktivasi kaskade koagulasi yang akhirnya akan mrnyebabkan perdarahan dan
pengosongan volume darah. Secara klinis gambaran penderita syok yang semakin menurun,tidak
terkkompensasi adalah tekanan darah , capillary refill sangat memanjanng, takikardi, kulit
dingin, napas cepat(untuk mengkompensasi asidosis metabolik) dan jumlah urin yang berkurang
atau tidak ada jika intervensi efektif tidak dilaksanakan dengan cepat, akan diikuti terjadinya
syok yang irreversibel.
Irreversibel
27

Diagnosis syok irreversibel sebenarnya retrospective. Organ vital utama seperti,jantung, dan otak
mengalami kerusakan yang luas sehingga kematian terjadi daripada terjadi perbaikan sirkulasi
yang adekuat. Pengenalan efektif dari syok sangat penting.
11. Perbedaan sefal hematom dan kaput (gambar)
Kaput Suksedaneum adalah edema pada kulit kepala, lunak,tidak berfluktuasi, batasnya
tidak tegas dan menyebrangi sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari.
28

Sefal hematom
Sefal hematom tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh kaput suksedaenum.
Konsistensi hematoma ini lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tulang tengkorak, jadi
tidak menyebrangi sutura. Hematoma sefal akan mengalami kalsifikasi setelah beberapa
hari, dan akan menghilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Bila hematoma sefal
menyebrangi suturan berati terdapat fraktur tulang tengkorak.
29

(Sniderman,S Taeush HW. Initial evaluation :history and physical examination of the
newborn. Dalam : H William Taeusch,penyunting. Avery’s disease of the newborn. Edisi
ke 8. Philadelphia : Elsevier Saunders, 2005.)
12. Kalori pada susu formula untuk bayi baru lahir sampai 6 bulan
Susu formula
Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia 0 – 6 bulan, susu formula
dapat dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula,
yaitu :
a) Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi sampai
dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain.
b) Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati ASI
sebagai adaptasi.
c) Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan
sebagai makanan tambahan.
d) Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi
dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan metabolik
kongenital atau bayi dengan intoleransi terhadap formula biasa.
(YupiSupartini, 2004)
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak (Editor : Monica Ester ).
Jakarta : EGC
Jenis Susu Formula
30

Tidak semua susu formula cocok dengan kebutuhan bayi meski sudah dipilih berdasar usia.
Beberapa anak tertentu ada yang alergi terhadap susu sapi. Untuk kasus seperti ini biasanya
dokter akan menganjurkan untuk menggantinya dengan susu yang terbuat dari kacang kedelai.
Kalau susu kedelai pun ternyata menimbulkan masalah, alternatif lainnya adalah susu elemental
atau susu formula hidrolisa. Inilah jenis-jenis susu:
a. Susu formula berbahan dasar susu sapi
Dokter akan menyarankan susu jenis lain, semisal susu kedelai bila bayi dinilai sangat
peka terhadap kandungan susu sapi.
b. Susu formula berbahan soya atau kedelai
Tak jarang ada juga bayi yang alergi susu sapi sekaligus alergi soya. Bayi yang alergi
terhadap kedua sumber protein ini biasanya disarankan mengonsumsi susu alternatif lain,
yaitu golongan susu hipoalergenic.
c. Susu formula hidrolisa atau susu elemental
Susu formula jenis ini kandungan lemaknya sudah diperkecil. Selain itu kandungan
protein kaseinnya sudah dipecah menjadi asam amino. Jadi, kandungannya bukan lagi
protein, melainkan "bangunan" protein yang paling kecil. Biasanya pada kemasannya
bertuliskan HA atau hipoalergenic. Susu jenis ini memang khusus untuk bayi yang
alergi.
Tentu saja pemberian susu khusus ini harus dengan sepengetahuan dokter. Yang
juga perlu diperhatikan adakah indikasi penyakit lain, kandungan apa saja yang harus
dihindari dan berapa takaran seharusnya.
* Kandungan Gizi
31

Sebenarnya, semua susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran memiliki
kandungan gizi yang sama. Pada prinsipnya semua sudah diupayakan mendekati
komposisi ASI dengan kandungan sesuai standar yang ditetapkan WHO sebagai badan
kesehatan dunia. Selain itu, kadar kandungan gizinya pun disesuaikan dengan
kemampuan pencernaan bayi, tidak boleh lebih tinggi ataupun lebih rendah. Ingat,
kebutuhan zat gizi bayi berbeda sesuai kelompok usia.
Kandungan gizi susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan lebih spesial, karena
secara alami, usus bayi kecil belum mampu mencerna nutrien susu dengan baik. Masih
rentannya bayi dalam kelompok usia ini membuat susu yang dikonsumsinya pun dibagi
lagi secara spesifik. Di antaranya susu untuk bayi yang lahir cukup bulan, susu untuk bayi
yang lahir kurang bulan ataupun yang lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
Untuk bayi 6 bulan ke bawah yang lahir kurang bulan atau cukup bulan tapi
dengan BBLR, komposisi nutriennya diformulasikan lebih rendah dari susu formula
untuk bayi enam bulan ke bawah yang cukup bulan. Pembedaan ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan kondisi bayi yang daya serapnya terhadap nutrien masih belum optimal,
terutama ginjalnya.
Adapun susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan secara umum digolongkan menjadi
dua:
1. Formula adaptasi
32

Susu formula jenis ini mempunyai kandungan sebagai berikut:
* Lemak
Disarankan mempunyai kadar lemak antara 2,7-41 g setiap 100 ml atau setara
8,5%. Dari jumlah ini, 3-6% kandungan energinya harus terdiri dari asam linoleik.
* Protein
Kadarnya harus berkisar antara 1,2 sampai 1,9 g/100 ml, dengan rasio
lakalbumin/kasein kurang lebih 60/40. Karena itu komposisi asam aminonya harus
identik dengan protein yang terdapat dalam ASI. Alasannya, hanya protein itulah yang
bisa dimanfaatkan bayi.
* Karbohidrat
Disarankan kandunganya antara 5,4 sampai 8,2 g bagi tiap 100 ml.
Karbohidratnya dianjurkan terdiri atas laktosa dan selebihnya glukosa atau dekstrin-
maltosa. Dalam hal ini tidak dibenarkan menggunakan sumber karbohidrat dari tepung,
madu, atau susu yang diasamkan.
* Mineral
Sebagian besar mineral dalam susu sapi adalah natrium, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium dan klorida. Karena itu komposisinya harus diturunkan sekitar 0,25 sampai
0,34 g tiap 100 ml. Ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan keseimbangan air dan
33

dehidrasi hipertonik, selain timbulnya gangguan hipertensi di kemudian hari.
* Vitamin
Harus ditambahkan pada pembuatan susu formula.
* Energi
Harus disesuaikan dengan ASI yang jumlahnya sekitar 72 Kkal.
2. Formula awal lengkap
Sesuai namanya, susu ini memiliki susunan gizi yang lengkap untuk bayi baru
lahir. Sekalipun demikian, susu ini sedikit berbeda dari formula adaptasi. Susu formula
ini mempunyai kadar protein tinggi karena rasio proteinnya tidak disesuaikan dengan
rasio protein yang terkandung dalam ASI. Begitu juga dengan mineral yang lebih tinggi
dari susu formula adaptasi. Keuntungan susu formula jenis ini adalah harganya yang jauh
lebih murah daripada susu formula adaptasi.
Susu formula untuk bayi 6 bulan ke atas mengandung protein yang lebih tinggi
dari susu adaptasi maupun susu awal lengkap. Rasio proteinnya pun tidak mengikuti rasio
yang terdapat dalam ASI. Sedangkan kadar beberapa mineral, karbohidrat, lemak dan
energinya lebih tinggi. Ini dimaksudkan untuk mengimbangi kebutuhan anak yang sudah
semakin aktif dan sedemikian cepat tumbuh kembangnya.
Perbedaan paling nyata dalam kebutuhan zat gizi bayi 6 bulan ke bawah dan 6 bulan ke
34

atas adalah kalorinya. Kalori yang dibutuhkan bayi usia 6 bulan ke bawah per hari hanya
sebesar 560 kkl atau lebih, sedangkan bayi usia 6 bulan ke atas adalah 800 kkl per hari
atau lebih.
* Kandungan Zat Tambahan
Kemajuan teknologi memungkinkan susu formula yang sudah ada ditingkatkan
kualitasnya, yakni dengan diformulasikan sedemikian rupa sehingga makin mirip dengan
ASI. Salah satunya adalah penambahan DHA. Penambahan ini dibolehkan karena zat
tambahan tersebut merupakan zat-zat mikro. Hanya saja penambahannya pun harus
mengikuti standar yang berlaku. Yang tak kalah penting, orang tua harus segera
memastikan cocok atau tidaknya si bayi mendapat susu tersebut. Bila ternyata tidak
cocok, ya jangan dipaksakan. Asal tahu saja, DHA yang berasal dari ikan berpotensi
menyebabkan alergi. Belakangan beberapa produsen susu menggunakan DHA/AA yang
bersumber dari bahan nonikan.
* Porsi Pemberian
Banyaknya susu formula yang diberikan kepada bayi tentu saja tergantung pada
kebutuhan. Umumnya sampai berusia 3 atau 4 bulan, bayi mendapat susu sekitar 180 ml
yang diberikan setiap 2-3 jam. Meski begitu, prinsip on demand juga berlaku dalam
pemberian susu formula. Begitu bayi menangis karena lapar meski mungkin belum
waktunya, maka berikan saja sesuai keinginannya.
Sementara susu formula lanjutan untuk bayi 6 bulan ke atas bisa diberikan 2 kali
sehari masing-masing sebanyak 180-200 ml. Lo, mengapa cuma 2 kali? Di usia ini bayi
35

sudah mendapat makanan setengah padat (bubur susu, nasi tim yang disaring, dan
seterusnya). Untuk jadwalnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan individual si bayi.
Usahakan minum susu tidak berbarengan atau berdekatan dengan waktu makan utama.
Selain membuat anak jadi enggan makan karena sudah kenyang duluan, penyerapan kalsium pun
jadi terganggu. Tenggang waktu ideal minum susu adalah 2-3 jam sebelum atau sesudah waktu
makan makanan utama
Konsultan Ahli: dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta; Dr. Eva J.
Soelaeman, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita, Jakarta
13. Dosis tetrabutalin, salbutamol, meftin,medixon beserta sediaannya
Dosis salbutamol
oral : 0,1 - 0,15 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.
nebulisasi : 0,1 - 0,15 mg/kgBB (dosis maksimum 5mg/kgBB), interval 20 menit,
atau nebulisasi kontinu dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB/jam (dosis
maksimum 15 mg/jam).
Intravena : mulai 0,2 mcg/kgBB/menit, dinaikkan 0,1 mcg/kgBB setiap 15 menit,
dosis maksimal 4 mcg/kgBB/menit.
Dosis tebutalin
Oral : 0,05 – 0,1 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.
Nebulisasi : 2,5 mg atau 1 respul/nebulisasi.
Intravena : 10 mcg/kgBB melalui infuse selama 10 menit, dilanjutkan dengan 0,1 –
0,4 ug/kgBB/jam dengan infuse kontinu.
Dosis :
36

Dosis lazim th/ = < 7 thn : 0,075 mg
7 – 15 thn : 2,5 mg
Pemakaian : 2 – 3 x / hari
Sediaan : BRASMATIC, Tab 2,5 mg , Syrup 1,5 mg/5 ml
MEDIXON
KOMPOSISI
Methylprednisolone / Metilprednisolon.
INDIKASI
Penyakit pernafasan, penyakit kulit, rematik, kelainan endokrin, keadaan alergi, berbagai macam
penyakit autoimun.
KONTRA INDIKASI
Infeksi jamur sistemik.
Baru saja imunisasi.
Menyusui.
PERHATIAN
Kehamilan.
Tuberkulosa aktif atau tersembunyi, hipotiroidisme, sirosis (efek dipertinggi), herpes simpleks
pada mata, infeksi interkuren (infeksi yang terjadi saat berlangsungnya penyakit), osteoporosis,
ulkus peptikum dan duodenum (pada penggunaan jangka panjang).
Interaksi obat : obat-obat anti radang non steroid, antidiabetik, Fenitoin, Rifampisin, Barbiturat,
diuretika.
EFEK SAMPING
37

Gangguan elektrolit & cairan, kelemahan otot, gangguan penyembuhan luka, peningkatan
tekanan darah, katarak subkapsular posterior, menghambat pertumbuhan anak-anak, insufisiensi
adrenal, sindroma Cushing, osteoporosis, ulkus peptikum.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal
atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita
dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
KEMASAN
Tablet 8 mg x 10 x 10 biji.
DOSIS
Dosis awal :
- dewasa : 4-48 mg sehari.
- anak-anak : 0,4-1,6 mg/kg berat badan/hari.
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
MEPTIN
KOMPOSISI
Prokaterol HCl hemihidrat / Procaterol HCl hemihydrates
INDIKASI
Sesak nafas akibat asma bronkhial, bronkhitis seperti asma, bronkhitis kronis, & empisema paru
38

(pelebaran dan pecahnya gelembung-gelembung paru secara abnormal).
PERHATIAN
Hipertiroidisme, hipertensi, penyakit jantung, diabetes.
Interaksi obat : Epinefrin dan Isoproterenol bisa menginduksi aritmia.
EFEK SAMPING
Berdebar, abnormalitas elektrokardiogram (EKG), kenaikan tekanan darah, demam, kemerahan
& kedinginan, gemetar, baal pada tangan, sakit kepala, pusing, kelemahan, ngantuk, mual,
muntah, rasa sakit pada bronkhofaring.
KEMASAN
Sirup 5 mcg/mL x 60 mL.
DOSIS
Anak-anak berusia kurang dari 6 tahun : 2-3 kali sehari 1-1,25 µg/kg berat badan.
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
(www.mims.com)
14. Definisi asma menurut UKK respirologi
Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan kharakteristik sebagai
berikut : timbul secara episodic, cenderung pada malam/dini hari (nocturnal),musiman,
setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau
keluarganya.
(Unit Kerja Kordinasi Respirologi Anak III, 2001)
39

40

15. Algoritma penatalaksanaan asma anak dan asma jangka panjang
Asma episodik
4-6 minggu >3x dosis/minggu ≤ 3x dosis/minggu
Asma episodik
6-8 minggu respons : (-) (+)
Asma Persisten
6-8 minggu respons :
(-) (+)
6-8 minggu respons : (-) (+)
41
Obat pereda : β-agonis atau teofilin (hirupan atau oral) bila perlu
Tambahkan obat pengendali : *)
steroid hirupan dosis rendah
Pertimbangan alternative penambahan salah satu obat :
Β-agonis kerja panjang (LABA)Teofilin lepas lambatantileukotrin
Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (medium)
Steroid dosis medium ditambahkan salah satu obat :β-agonis kerja panjang teofilin lepas lambatantileukotrin
Atau dosis steroid hirupan ditingktkan (tinggi)
Obat steroid oral

*) Ketotifen dapat diberikan pada asma yang disertai rhinitis
alergika
42

Algoritma tatalaksana serangan asma pada anak
43
Nilai derajat serangan
Tatalaksana awal
Nebulisasi β-agonis 1-2x, selang 20 menit Nebulisasi kedua + antikolinergik Jika serangan sedang/berat, nebulisasi langsung dengan β2 agonis +
antikolinergik
Serangan Ringan
(nebulisasi 1x, respon baik)
Observasi 1-2 jam Jika efek bertahan,
boleh pulang Jika gejala timbul lagi,
perlakukan sebagai serangan sedang
Serangan sedang
(nebulisasi 2x,respon parsial)
Berikan oksigen Nilai kembali derajat
serangan, jika sesuai dengan serangan sedang, observasi di Ruang rawat sehari
Berikan steroid oral
Serangan Berat
(bila telah nebulisasi 3x, respon buruk)
Sejak awal berikan O2 saat/di luar nebulisasi
Pasang jalur parenteral Nilai ualng keadaan klinis, jika sesuai
dengan serangan berat, rawat di Ruang Rawat Inap
Foto rontgen toraks
Boleh pulang
Bekali dengan obat β-agonis (hirupan/oral)
Jika sudah ada obat pengendali, teruskan
Jika pencetusnya adalah infeksi virus, dapat diberikan steroid oral
Dalam 24-48 jam control ke Klinik Rawat Jalan, untuk re-evaluasi.
Ruang Rawat Sehari /observasi
Teruskan pemberian oksigen Lanjutkan steroid oral Nebulisasi tiap 2 jam Bila dalam 12 jam perbaikan,
klinis stabil, boleh pulang, tetapi jika klinis tetap belum membaik atau memburuk, alih rawat ke Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Inap
Teruskan oksigen Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada Steroid IV tiap 6-8 jam Nebulisasi tiap 1-2 jam Aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan Jika membaik dalam 4-6x nebulisasi,
interval jadi 4-6 jam Jika dalam 24 jam perbaikan klinis
stabil, boleh pulang Jika dengan steroid dan aminofilin
parenteral tidak membaik, bahkan timbul ancaman henti napas, alih rawat ke Ruang Rawat Intensif

(Rahajoe N, Supriyatno B, Setyanto DB. Pedoman nasional anak. Jakarta :UKK Pulmonologi PP
IDAI;2004 )
44
Catatan :
Jika menurut penilaian serangannya sedang/berat, nebulisasi pertama kali langsung dengan β-agonis +antikolinergik
Bila terdapat tanda ancaman henti napas segera ke Ruang Rawat Intensif
Jika alat nebulisasi tidak tersedia, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin subkutan 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali
Untuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4L/menit diberikan sejak awal, termasuk pada saat nebulisasi