Tugas THT

30
REFLEK MUNTAH Reflek muntah atau sering juga disebut pharyngeal reflex merupakan suatu peristiwa kontak antara benda asing dengan membrane mukus fauces yang menyebabkan terjadinya muntah. Reflek muntah sendiri mencegah benda asing melintasi tenggorokan diluar cara menelan normal dan membantu mencegah tersangkutnya benda asing tersebut di tenggorokan. Lebih tepatnya, reflek muntah merupakan suatu reflek bawaan yang bertujuan untuk melindungi sistem pernafasan dan sistem pencernaan dari benda asing yang dapat merusaknya. Walaupun bisa juga reflek yang didapat dikondisikan oleh berbagai rangsangan seperti : visual, olfaktori, akustik, fisik, kimia atau racun. Reflek muntah dianggap suatu mekanisme fisiologis tubuh untuk melindungi tubuh terhadap benda asing atau bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh, masuk ke dalam tubuh melalui faring, laring atau trakea. Sumber reflek muntah secara fisiologis dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu: 1. somatik (stimulasi saraf sensori berasal dari kontak langsung pada area sensitif yang disebut trigger zone, mis : sikat gigi, makanan, meletakkan benda di dalam rongga mulut), dan 2. psikogenik (distimulasi di pusat otak yang lebih tinggi tanpa stimulasi secara langsung, mis : penglihatan,

description

Fisiologi PernafasanReflek MuntahTes BerbisikOtitis Eksterna

Transcript of Tugas THT

Page 1: Tugas THT

REFLEK MUNTAH

Reflek muntah atau sering juga disebut pharyngeal reflex merupakan suatu

peristiwa kontak antara benda asing dengan membrane mukus fauces yang

menyebabkan terjadinya muntah. Reflek muntah sendiri mencegah benda asing

melintasi tenggorokan diluar cara menelan normal dan membantu mencegah

tersangkutnya benda asing tersebut di tenggorokan. Lebih tepatnya, reflek muntah

merupakan suatu reflek bawaan yang bertujuan untuk melindungi sistem

pernafasan dan sistem pencernaan dari benda asing yang dapat merusaknya.

Walaupun bisa juga reflek yang didapat dikondisikan oleh berbagai rangsangan

seperti : visual, olfaktori, akustik, fisik, kimia atau racun.

Reflek muntah dianggap suatu mekanisme fisiologis tubuh untuk

melindungi tubuh terhadap benda asing atau bahan-bahan yang berbahaya bagi

tubuh, masuk ke dalam tubuh melalui faring, laring atau trakea. Sumber reflek

muntah secara fisiologis dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu: 1.

somatik (stimulasi saraf sensori berasal dari kontak langsung pada area sensitif

yang disebut trigger zone, mis : sikat gigi, makanan, meletakkan benda di dalam

rongga mulut), dan 2. psikogenik (distimulasi di pusat otak yang lebih tinggi tanpa

stimulasi secara langsung, mis : penglihatan, suara, bau, perawatan kedokteran

gigi). Letak trigger area pada setiap individu dilaporkan tidak sama/sangat

spesifik. Pada beberapa orang trigger zone dapat ditemukan di bagian lateral

lidah, posterior palatum, dinding posterior faring, dan lain-lain. Impuls

rangsangan saraf ini akan diteruskan ke otak melalui N. Glosso-faringeus, dan

motoriknya akan dibawa kembali oleh N. Vagus.

Area yang sangat sensitif untuk merasakan stimulus yang menghasilkan

reflek muntah adalah palatum, dasar lidah, uvula, palatum lunak, palatum keras,

dinding belakang dari faring, dan daerah palatofaringeal mulut.

Page 2: Tugas THT

Gambar: Area pemicu muntah dalam rongga mulut

Mekanisme

Reflek muntah dikontrol secara menyeluruh dari batang otak. Mekanisme

terjadinya reflek muntah dimulai pada saat timbulnya iritasi atau sentuhan pada

palatum lunak atau bagain 1/3 posterior belakang lidah dan kemudian diteruskan

oleh serabut-serabut saraf aferen ke pusat pengaturan muntah di medula oblongata

(porsi bagian bawah otak). Dari medula oblongata, stimulus dilanjutkan keluar

oleh serabut saraf eferen keluar dari serabut-serabut saraf otak ke otot-otot yang

berperan dalam terjadinya muntah

Mekanisme reflek muntah dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pada tahap

awal dari iritasi gastro-intestinal atau distensi yang berlebihan, akan terjadi

gerakan anti peristaltis (beberapa menit sebelum muntah). 2. Anti peristaltis dapat

dimulai dari ileum dan bergerak naik menuju duodenum dan lambung dengan

kecepatan 2-3 cm/detik dalam waktu 3-5 menit. 3. Kemudian pada bagian saat

traktus gastro-intestinal, terutama duodenum, menjadi sangat meregang,

peregangan ini yang menjadi faktor pencetus yang menimbulkan tindakan

muntah. 4. Pada saat muntah, kontraksi instrinsik kuat terjadi pada duodenum

maupun pada lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter

esophagus bagian bawah, sehingga mambuat muntahan bergerak ke esophagus.

Selanjutanya kontraksi otot-otot abdomen akan mendorong muntahan keluar. 5.

Distensi berlebihan atau adanya iritasi duodenum menyebabkan suatu rangsangan

khususnya kuat untuk muntah, baik oleh saraf aferen vagal maupun oleh saraf

simpatis ke pusat muntah bilateral di medula. Reaksi motorik ini otomatis akan

Page 3: Tugas THT

menimbulkan efek muntah. Impuls-impuls motorik yang menyebabkan muntah

ditransmisikan dari pusat muntah melalui saraf kranialis V, VII, IX, X, dan XII ke

traktus-gastro intestinal bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot

abdomen. 6. Kemudian datang kontraksi yang kuat di bawah diafragma dengan

rangsangan kontraksi semua dinding otot abdomen. Keadaan ini memeras perut

diantara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan intragrastik

sampai ke batas yang lebih tinggi. Akhirnya, sfingter esofagus bagian bawah

berelaksasi secara lengkap, membuat isi lambung ke atas melalui esofagus. 7.

Ketika reaksi muntah terjadi, timbul beberapa reflek yang terjadi di ronggal mulut

yaitu: 1. bernafas dalam, 2. naiknya tulang lidah dan faring untuk mengangkat

sfingter esofagus bagian atas hingga terbuka, 3. penutupan glotis, 4. pengangkatan

palatum mole untuk menutup nares posterior (daerah yang paling sensitif di dalam

rongga mulut berbagai rangsangan).

Beberapa faktor penyebab muntah yaitu : 1. Kelainan sistemik seperti

kesehatan umum pasien sering berkaitan dengan kesehatan gigi dan berpengaruh

terhadap reflek muntah. Beberapa penyakit kronis dapat menimbulkan reaksi

muntah misalnya gangguan saluran pernafasan, deviasi septum, polip hidung dan

luka lambung dapat meningkatkan reflek muntah. 2. Faktor psikologik, reflek

muntah yang aktif secara abnormal dapat tejadi karena pengalaman sebelumnya

yang memicu episode muntah. Secara psikologik.ketakutan adalah faktor di

bawah sadar yang selalu mempengaruhi orang untuk muntah misalnya pasien

pada waktu pencetakan ketakutan untuk menelan benda asing, pemakaian alat-alat

yang dimasukan dalam mulut pasien. 3. Faktor fisiologik yang dapat

menyebabkan muntah dibagi dua yaitu ekstra oral dan intra oral. Faktor ekstra

oral berupa rangsangan yang datang dari luar rongga mulut dapat berupa

rangsangan penglihatan, pendengaran dan penciuman. Rangsangan penglihatan,

pasien dengan melihat alat yang akan digunakan untuk perawatan sudah dapat

menimbulkan rangsangan muntah misalnya kaca mulut. Dapat pula terjadi reaksi

muntah karena melihat pasien lain muntah. Rangsangan pendengaran, dengan

mendengar pasien lain muntah sudah terangsang timbul reaksi muntah.

Rangsangan penciuman, bau dapat menimbulkan rangsangan untuk muntah

misalnya bau obat-obatan atau bau yang tidak sedap. Faktor intra oral, yaitu pada

Page 4: Tugas THT

daerah sekitar mulut yang mempunyai respon rangsangan taktil yang berbeda.

Ada yang hiposensitif dan ada yang hipersensitif, daerah anterior palatum kurang

sensitif dari sebelah posterior.

Nervus kranial yang terlibat dalam reflek ini adalah nervus IX dan nervus

X. Serabut saraf muncul dari medula dan meninggalkan otak melalui foramen

jugular ke tenggorokan. Nervus IX atau nervus glosofaringeal bertugas

menentukan tingkat sensitifitas dari reseptor-reseptor muntah dan juga mengontrol

pergerakan reflek pada saat mengunyah, batuk dan muntah.

Reseptor yang berperan pada reflek muntah di area intra oral adalah

orofacial receptor. Di dalam mulut, area faring posterior dan batang tonsil kaya

dengan reseptor nosiseptif. Reseptor ini, ditemukan di papila lidah yang

membawa taste buds, dapat memicu reflek muntah. Mereka menciptakan suatu

bidang refleks yang dapat tersebar luas atau sempit, tergantung pada setiap

individu.

Orofacial Reseptor

Somesthetic affrence yang berasal dari labirin (cabang koklear dari N.

Vestibulokoklear, daerah Ramsay Hunt, rongga mulut, sistem optik, bertemu

langsung atau tidak langsung, melalui pusat bertanggung jawab terhadap

terjadinya reflek muntah.

Reseptor Pencernaan

Reseptor-reseptor ini, bersama dengan reseptor olfaktori termasuk dalam

kelompok kemoreseptor. Aferen berasal dari saluran pencernaan, melalui nervus

vagus, mencapai solitary nucleus, menuju ke aferen dari nervus Wrisberg’s

intermediate.

Reseptor Aliran Darah

Aliran darah membawa mediator kimia yang bertanggung jawab terhadap

perubahan humoral di area kemoreseptor dalam area kaya dengan reseptor

dopaminergik. Perubahan cairan patologis, seperti uremia atau keracunan obat

dapat merangsang pusat muntah.

Page 5: Tugas THT

PENDENGARAN

Anatomi

Setiap manusia telah dilengkapi dengan sistem indera yang berfungsi

sebagai reseptor atau penerima rangsang dari lingkungan sekitar. Sistem indera

tersebut terdiri dari indera penglihatan, indera pendengaran dan keseimbangan,

indera penciuman, indera pengecap, serta indera peraba dan perasa. Salah satu

sistem indera yang dibahas adalah indera pendengaran. Bagian tubuh yang

digunakan pada proses pendengaran adalah telinga. Telinga merupakan alat indera

yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu

mendengar suara dengan frekuensi antara 20- 20.000 Hz. Selain sebagai alat

pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.

Secara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Gambar: Anatomi telinga

Telinga Luar

Telinga luar terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari

membran timpani. Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta

ditutupi oleh kulit. Ke arah liang telinga lapisan tulang rawan berbentuk corong

menutupi hampir sepertiga lateral, dua pertiga lainnya liang telinga dibentuk oleh

tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan berhubungan dengan membran

timpani. Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit

dengan dasarnya terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga

bagian luar. Hanya cuping telinga atau lobulus yang tidak mempunyai tulang

Page 6: Tugas THT

rawan, tetapi terdiri dari jaringan lemak dan jaringan fibros. Permukaan lateral

daun telinga mempunyai tonjolan dan daerah yang datar.Tepi daun telinga yang

melengkung disebut heliks. Pada bagian postero-superiornya terdapat tonjolan

kecil yang disebut tuberkulum telinga (Darwin’tubercle). Pada bagian anterior

heliks terdapat lengkungan disebut anteheliks. Bagian superior anteheliks

membentuk dua buah krura antiheliks, dan bagian dikedua krura ini disebut fosa

triangular. Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafa. Di depan anteheliks

terdapat konka, yang terdiri simba konka, yang merupakan bagian antero superior

konka yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya

berseberangan dengan konka dan terletak dibawah krus heliks terdapat tonjolan

kecil berbentuk segi tiga tumpulan yang disebut tragus. Bagian diseberang tragus

dan terletak pada batas bawah anteheliks disebut antitragus. Tragus dan antitragus

dipisahkan oleh celah intertragus. Lobulus merupakan bagian daun yang terletak

dibawah anteheliks yang tidak mempunyai tulang rawan dan terdiri dari jaringan

ikat dan jaringan lemak. Di permukaan posterior daun telinga terdapat juga

tonjolan dan cekungan yang namanya sesuai dengan anatomi yang membentuknya

yaitu sulkus heliks, sulkus krus heliks, fosa antiheliks, eminensia konka dan

eminensia skafa. Rangka tulang rawan daun telinga dibentuk oleh lempengan

fibrokartilago elastik. Tulang rawan tidak terbentuk pada lobulus dan bagian daun

telinga diantara krus heliks dan .tulang rawan daun telinga ini ditutupi oleh kulit

dan hububungkan dengan sekitar nya oleh ligametum dan otot-otot. Tulang rawan

daun telinga berhubungan dengan tulang rawan liang telinga melalui bagian yang

disebut isthmus pada permukaan posterior perlekatannya tidak terlalu erat karena

ada lapisan lemak supdermis yang tipis. Kulit daun telinga oleh rambut-rambut

halus yang mempunyai kelenjar sebasea pada akarnya.Kelenjar ini banyak

terdapat dikonka dan fosa skafa.

Page 7: Tugas THT

Gambar: Daun telinga

Liang telinga luar yang sering disebut meatus, merupakan suatu struktur

berbentuk “S“ ang panjang kira-kira 2,5 cm, membentang dari konka telinga

sampai membran timpani. Bagian lateral liang telinga adalah tulang rawan meluas

kira-kira ½ panjangliang telinga. Agar sedikit lebih panjang bagian tulang sebelah

dalam yang merupakan terowongan langsung ketulang temporal. Bagian tulang

rawan liang telinga luar sedikit mengarah keatas dan kebelakang dan bagian

sedikit kebawah dan kedepan. Penarikan daun telinga kearah belakang atas luar,

akan membuat liang telinga cenderung lurus sehingga memungkinkan terlihatnya

membran timpani pada kebanyakan liang telinga. Dinding depan, dasar dan

sebagian dinding belakang dari liang telinga dibentuk oleh tulang rawan yang

mana terbentuk penyempitan depan bawah, bila meluas ke media. Ujung sebelah

dalam dari jalur ini melekat erat permukaan luar yang kasar dari bagian tulang

liang telinga. Bagian superior dan posterior dibentuk oleh jaringan ikat padat yang

mana berlanjut dengan prosteum dari bagian tulang liang telinga. Liang telinga

bagian tulang rawan adalah sangat lentur dan fleksibel sebagian akibat adanya dua

atau tiga celah tegal lurus dari santrorini pada dinding tulang rawan.

Bentuk dari daun telinga dan liang telinga luar menyebabkan benda asing

serangga dan air sulit memasuki liang telinga bagian tulang dan mencapai

membran timpani orifisium dan liang telinga luar yang kecil dari tumpang tindih

antara tragus dan antitragus merupakan garis pertahanan pertama terhadap

kontaminasi dari liang telinga dan trauma membran timpani. Garis pertahanan

Page 8: Tugas THT

kedua dibentuk oleh tumpukan massa serumen yang menolak air, yang mengisi

sebagian liang telinga bagian tulang rawan tepat dimedial orifisium liang telinga.

Garis pertahanan ketiga rawan dan bagian tulang liang telinga, hal ini sering lebih

terbentuk oleh dinding liang telinga yang cembung. Penyempitan ini membuat

sulitnya serumen menumpuk atau benda asing memasuki lumen liang telinga

bagian tulang dan membran timpani.

Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk seperti kubah dengan enam sisi. Telinga tengah

terbagi atas tiga bagian dari atas ke bawah, yaitu epitimpanum terletak di atas dari

batas atas membran timpani, mesotimpanum disebut juga kavum timpani terletak

medial dari membran timpani dan hipotimpanum terletak kaudal dari membran

timpani.

Organ konduksi di dalam telinga tengah ialah membran timpani, rangkaian

tulang pendengaran, ligamentum penunjang, tingkap lonjong dan tingkap bundar.

Kontraksi otot tensor timpani akan menarik manubrium maleus ke arah

anteromedial, mengakibatkan membran timpani bergerak ke arah dalam, sehingga

besar energi suara yang masuk dibatasi.

Gambar: Telinga tengah

Page 9: Tugas THT

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari organ kesimbangan dan organ pendengaran.

Telinga dalam terletak di pars petrosus os temporal dan disebut labirin karena

bentuknya yang kompleks. Telinga dalam pada waktu lahir bentuknya sudah

sempurna dan hanya mengalami pembesaran seiring dengan pertumbuhan tulang

temporal. Telinga dalam terdiri dari dua bagian yaitu labirin tulang dan labirin

membranosa. Labirin tulang merupakan susunan ruangan yang terdapat dalam

pars petrosa os temporal (ruang perilimfatik) dan merupakan salah satu tulang

terkeras. Labirin tulang terdiri dari vestibulum, kanalis semisirkular, dan koklea.

Vestibulum merupakan bagian dari labirin tulang dengan ukuran panjang 5 mm,

inggi 5 mm dan dalam 3 mm. Di dinding posterior vestibulum mengandung 5

lubang ke kanalis semisirkular dan dinding anterior ada lubang berbentuk elips ke

skala vestibuli kohlea.

Terdapat tiga bagian kanalis semisirkular yaitu kanalis semisirkular

superior, posterior dan lateral yang terletak di atas dan di belakang vestibulum.

Berbentuk dua pertiga lingkaran dengan panjang yang tidak sama tetapi dengan

diameter yang hampir sama sekitar 0,8 mm. Pada salah satu ujungnya masing-

masing kanalis ini melebar disebut ampula yang berisi epitel sensoris vestibular

dan terbuka ke vestibulum. Ampula kanalis superior dan lateral letaknya

bersebelahan pada masing-masing ujung antero lateralnya, sedangkan ampula

kanalis posterior terletak di bawah dekat lantai vestibulum. Ujung kanalis superior

dan inferior yang tidak mempunyai ampula bertemu dan bersatu membentuk cruss

communis yang masuk vestibulum pada dinding posterior bagian tengah. Ujung

kanalis lateral yang tidak memiliki ampula masuk vestibulum sedikit di bawah

cruss communis. Kanalis lateral kedua telinga terletak pada bidang yang hampir

sama yaitu bidang miring ke bawah dan belakang dengan sudut 30 derajat

terhadap bidang horizontal. Kanalis lainnya letaknya tegak lurus terhadap kanal

ini sehingga kanalis superior sisi telinga kiri letaknya hampir sejajar dengan

posterior telinga kanan, demikian pula dengan kanalis posterior telinga kiri sejajar

dengan kanalis superior telinga kanan.

Organ Corti terletak di membran basilar yang lebarnya 0.12 mm di bagian

basal dan melebar sampai 0.5 mm di bagian apeks, berbentuk seperti spiral.

Page 10: Tugas THT

Beberapa komponen penting pada organ Corti adalah sel rambut dalam, sel

rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensen’s, Claudiu’s, membran tektori dan

lamina retikular. Sel-sel rambut tersusun dalam empat baris, yang terdiri dari tiga

baris sel rambut luar yang terletak lateral terhadap terowongan yang terbentuk

oleh pilar-pilar Corti, dan sebaris sel rambut dalam yang terletak di medial

terhadap terowongan. Sel rambut dalam yang berjumlah sekitar 3.500 dan sel

rambut luar dengan jumlah 12.000 berperan dalam merubah hantaran bunyi dalam

bentuk energi mekanik menjadi energi listrik.

Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirinti cabang A. Cerebelaris

anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk

ke meatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A.

Kohlearis communis yang bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A.

Vestibulokohlearis. A. Vestibularis anterior memperdarahi N. Vestibularis,

rtikulus dan sebagian duktus semisirkular. A.Vestibulokohlear sampai di mediolus

daerah putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan

cabang kohlea. Cabang vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis

semisirkular dan ujung basal kohlea. Cabang kohlea memperdarahi ganglion

spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. A. Kohlearis berjalan

mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus dan di dalam kohlea

mengitari modiolus. Vena dialirkan ke V.Labirinti yang diteruskan ke sinus

petrosus inferior atau sinus sigmoid. Vena-vena kecil melewati akuaduktus

vestibular dan kohlear ke sinus petrosus superior dan inferior.

Fisiologi

Proses pendengaran terjadi melalui alur berikut: gelombang suara

ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan hingga membran timpani. Gelombang

suara yang bertekanan tinggi dan rendah berselang seling menyebabkan gendang

telinga yang sangat peka tersebut menekuk keluar masuk seirama dengan

frekuensi gelombang suara. Ketika membran timpani bergetar sebagai respon

terhadap gelombang suara, rantai tulang-tulang pendengaran juga akan bergetar

dengan frekuensi yang sama, memindahkan frekuensi gerakan tersebut dari

membran timpani ke jendela oval. Tulang stapes yang bergetar menimbulkan

Page 11: Tugas THT

getaran pada perilimfe di skala vestibuli. Oleh karena luas permukaan membran

timpani 22 kali lebih besar dar luas tingkap oval, maka terjadi pula penguatan

tekanan suara. Selain karena luas membran timpani yang jauh lebih besar, efek

dari pengungkit tulang-tulang pendengaran juga turut berkontribusi dalam

peningkatan tekanan gelombang suara.

Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval

menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan

tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara sewaktu stapes

menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam, yaitu perubahan posisi jendela

bundar dan defleksi membran basilar.

Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di

kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikoterma, dan ke kompartemen

bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar

untuk mengkompensasi pengingkatan tekanan. Ketika stapes bergerak mundur

dan menarik jendela oval ke luar, perilimfe mengalir ke arah yang berlawanan

mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam.

Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan

penerimaan suara mengambil jalan pintas. Gelombang tekanan di kompartemen

atas dipindahkan melalui membran vestibuler yang tipis. Ke dalam duktus

koklearis dan kemudian melalui mebran basilar ke kompartemen bawah tempat

gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar masuk

bergantian.

Membran basilar yang terletak dekat telinga tengah lebih pendek dan kaku,

akan bergetar bila terdapat getaran dengan nada rendah. Hal ini dapat diibaratkan

dengan senar gitar yang pendek dan tegang, akan beresonansi dengan nada tinggi.

Getaran yang bernada tinggi pada perilimfe skala vestibuli akan melintasi

membran vestibular yang terletak dekat telinga tengah. Sebaliknya, nada rendah

akan menggertarkan bagian membran basilar di daerah apeks. Getaran ini

kemudian turun ke perilimfe skala timpani, kemudian keluar melalui tingkap bulat

ke telinga tengah untuk diredam.

Karena organ Corti menumpang pada membran basilar, sewaktu membran

basilar bergetar, sel rambut juga akan bergetar naik turun dan rambut-rambut

Page 12: Tugas THT

tersebut akan membengkok ke depan dan ke belakang sewaktu membran basilar

menggeser posisinya terhadap membran tektorial. Perubahan bentuk mekanis

rambut yang maju mundur ini menyebabkan permeabilitas membran sel berubah

sehingga ion Na+ dan K+ akan masuk dan keluar secara bergantian ke dalam sel

yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan merangsang lepasnya

neurotrasmiter eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris

melalui saraf aferen ke pusat pendengaran di otak. Depolarisasi sel rambut

menyebabkan peningkatan kecepatan pengeluaran zat perantara yang menaikan

potensial aksi di serat aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi

berkurang ketika sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami

hiperpolarisasi. Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan

hiperpolarisasi yang bergantian. Sel rambut saling berkomunikasi melalui sinaps

kimiawi dengan ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditori..

Perubahan potensial berjenjang di reseptor mengakibatkan perubahan kecepatan

pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Impuls kemudian dijalarkan

melalui saraf otak statoakustik ke korteks auditori di lobus temporal otak untuk

persepsi suara medula oblongata kemudian ke kolikulus. Persepsi auditif terjadi

setelah proses sensori atau sensasi auditif.

Page 13: Tugas THT

TES BERBISIK

Tes berbisik merupakan tes semi-kuantitatif yang bertujuan untuk

menentukan derajat ketulian secara kasar. Dilakukan di ruang sunyi dan tenang.

Ukuran jarak pasien dan pemeriksa 6 meter, 5 meter, atau 75 cm.

Pelaksanaan: 1. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan. 2. Pasien diberi tahu bahwa ia harus mengulang kata-kata yang

dibisikkan oleh pemeriksa dengan jelas. 3. Mata pasien ditutup sehingga tidak

dapat melihat bibir pemeriksa (agar tidak meniru gerakan bibir pemeriksa). 4.

Telinga pasien yang akan diperiksa harus dibebaskan dari penghalang dan

dihadapkan kepada pemeriksa. Telinga yang satu ditutup dengan kapas bervaselin,

atau dengan bantuan asisten sehingga menggunakan tangannya untuk membuka

dan menutup lubang telinga dengan cara menekan tragus. 5. Semua kata-kata

harus diucapkan pada akhir ekpirasi agar amplitudo dan frekuensi yang dihasilkan

stabil. 6. Pemeriksa diharuskan menggunakan kata-kata yang 100% dapat

dipahami oleh orang yang diperiksa. 7. Dimulai dari jarak 6 meter dan makin

lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata

dengan benar.

Interpretasi: 1. Normal : 5/6 sampai 6/6. 2.Tuli ringan bila suara bisik 4

meter. 3. Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter. 4. Tuli berat bila suara

bisik antara 0 - 1 meter.

Page 14: Tugas THT

OTITIS EKSTERNA

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan

oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-

daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering.

Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna antara lain, kelembaban, penyumbatan

liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya

lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini

menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit,

inflasi dan menimbulkan eksudat.

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang

dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh

liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap

pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi

bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh Pseudomonas, Staphilococcus

atau jamur yang terutama timbul pada musim panas. Terjadinya kelembaban yang

berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga

dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.

Otitis eksterna biasanya disertai tanda-tanda seperti rasa tidak enak di

liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk

kekambuhan. Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer’s ear (telinga

perenang) atau telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3

dalam liang telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan

stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel.

Patofisiologi

Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan

dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih

kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-

sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah

ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang

Page 15: Tugas THT

telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam

liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan

gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri

dan jamur. Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan

berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.

Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui

kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,

berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa

nyeri.

Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan

perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan

mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus

akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah

penurunan pendengaran. Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna

yaitu Pseudomonas (41%), Streptococcus (22%), dan Staphylococcus aureus

(15%). Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan

tulang temporal.

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan : 1. Kulit liang telinga luar

beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga

memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut

saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. 2. Kulit dan tulang rawan pada

1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga

sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan

tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat

pada penderita otitis eksterna.

Manifestasi Klinik

Tanda pada otitis eksterna ditemukan dengan menggunakan otoskop, yaitu

tampak kulit pada saluran telinga tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi

nanah dan serpihan sel-sel kulit yang mati.

Page 16: Tugas THT

Otalgia

Merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa

ditemukan pada otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini bervariasi dan bisa

dimulai dari perasaan sedikit tidak enak, perasaan penuh dalam telinga, perasaan

seperti terbakar, hingga rasa sakit hebat dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini

tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Rasa nyeri terasa makin

hebat bila menyentuh, menarik, atau menekan daun telinga. Juga makin nyeri

ketika pasien sedang mengunyah.

Rasa penuh pada telinga

Merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa

dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal-gatal

Paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu otalgia pada otitis

eksterna akut. Pada kebanyakan penderita otitis eksterna akut, tanda peradangan

diawali oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak pada telinga.

Pendengaran berkurang atau hilang

Tuli konduktif ini dapat terjadi pada otitis eksterna akut akibat sumbatan

lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang telinga, sekret serous atau

purulen, atau penebalan kulit progresif pada otitis eksterna lama. Selain itu,

peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan tertutupnya lumen liang telinga

oleh deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang

dimasukkan ke dalam telinga. Gangguan pendengaran pada otitis eksterna

sirkumskripta akibat bisul yang sudah besar dan menyumbat liang telinga.

Otitis Eksterna Akut

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di

liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan

furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita

Page 17: Tugas THT

diabetes. Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya

dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila

mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang

telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat

atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Otitis Eksterna Difus

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat

infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri

penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya.

Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak

terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna

sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang

berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret

yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang

mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara

obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika

sistemik.

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di

daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur Aspergilus. Kadang-kadang

ditemukan juga Candida albicans atau jamur lain.

Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi

sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang

telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga

biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur

(sebagai salep) yang diberikan secara topikal.

Otitis Eksterna Kronik

Page 18: Tugas THT

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan

ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks

menyebabkan liang telinga menyempit.

Otitis Eksterna Maligna

Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan

struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit

diabetes mellitus. Pada penderita diabetes mellitus PH serumennya lebih tinggi

dibandingkan PH serumen non diabetes. Kondisi ini menyebabkan penderita

diabetes lebih mudah mengalami otitis eksterna. Akibat adanya faktor

immunocompromize dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis

eksterna maligna.

Pada otitis eksterna malignan peradangan meluas secara progresif

kelapisan subkutis, tulang rawan dan tulang disekitarnya. Sehingga dapat timbul

kondroitis, osteitis, dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal.

Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal di liang telinga yang

dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak, serta pembengkakan liang

telinga. Liang telinga dapat tertutup oleh jaringan granulasi. Saraf fasial dapat

terkena, sehingga menimbulkan paralisis fasial.

TUGAS UJIAN

Page 19: Tugas THT

Disusun oleh :

Fransisca Selvia

406148135

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN

TELING HIDUNG TENGGOROKAN KEPALA DAN LEHER

PERIODE 14 DESEMBER 2015 - 16 JANUARI 2016

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA