TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agro industri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor- impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian. Sebagai negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk seperti obat-obatan antiseptik dan makanan melalui industri maka dibutuhkan banyak bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh karena itu untuk ketersediaan bahan dasar dalam negeri, salah satu bahan yang dapat digunakan adalah tanaman pala dan jeruk purut. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis. 1

description

MAkalah ini dibuat untuk kalian para mahasiswa yang cinta akan minyak atsiri.

Transcript of TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

Page 1: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agro industri potensial

yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik

ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik

sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh

perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan

wewangian. Sebagai negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk

seperti obat-obatan antiseptik dan makanan melalui industri maka dibutuhkan banyak

bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh karena itu

untuk ketersediaan bahan dasar dalam negeri, salah satu bahan yang dapat digunakan

adalah tanaman pala dan jeruk purut.

Minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang

merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan

bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah,

biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri

selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh

enzim atau dibuat secara sintetis.

Pala merupakan tanaman asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Belanda

dan Maluku. Tanaman pala terkenal karena biji buahnya yang tergolong sebagai sebagai

rempah –rempah. Biji dan selaput biji (fuli) atau sering disebut bunga pala, sejak dulu

merupakan komoditas ekspor Indonesia dan menduduki sekitar 60% dari jumlah ekspor

pala dunia. Pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak

digunakan dalam industri pengalengan, minuman, dan kosmetik. Minyak atsiri dan

lemak pala terdiri atas miritisin dan monopeten yang dapat menimbulkan rasa kantuk.

Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang

banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai

penghasil minyak atsiri. Daun dan kulit buahnya mengandung sabinena dan limonena

yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, antelmintik, obat sakit

kepala, nyeri lambung dan biopestisida.1

Page 2: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

Banyaknya ragam minyak atsiri di pasaran internasional dan masih sedikitnya

jenis yang diproduksi, memberikan gambaran bahwa peluang pasar ekspor dan pasar

dalam negeri minyak atsiri masih terbuka lebar. Apalagi nilai impor minyak atsiri

Indonesia masih besar. Hingga saat ini bahan-bahan minyak atsiri yang ada di pasaran

masih diperdagangkan sebagai bahan mentah. Melalui teknologi sederhana seperti

penyulingan bahan-bahan tersebut dapat dibuat menjadi minyak atsiri yang harganya

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan diperdagangkan dalam bentuk bahan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sentral budi daya tanaman pala dan jeruk purut di Indonesia?

2. Apa saja sifat fisik tanaman pala dan jeruk purut?

3. Bagaimana syarat tumbuh pada tanaman pala dan jeruk purut?

4. Apa syarat – syarat pemanenan tanaman pala dan jeruk purut?

5. Bagaimana cara pengambilan minyak atsiri pada pala dan jeruk purut?

6. Apa kandungan komponen utama pala dan jeruk purut?

7. Apa nama latin dan dagang serta kegunaan pala dan jeruk purut?

8. Bagaimana kriteria mutu pala dan jeruk purut?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Agar mengetahui sifat fisik, kandungan komponen utama, kriteria mutu dan kegunaan

tanaman pala dan jeruk purut

2. Memahami syarat pemanenan dan tumbuh serta cara pengambilan minyak atsiri pada

tanaman pala dan jeruk purut

2

Page 3: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

D. MANFAAT PENULISAN

1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas minyak daun pala dan jeruk purut secara

optimal

2. Meningkatkan pengetahuan mendalam tentang pengolahan minyak atsiri pada

tanaman pala dan jeruk purut

3

Page 4: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

BAB II

PEMBAHASAAN

A. Sentral Budi Daya Tanaman di Indonesia

Sentral budidaya tanaman pada tanaman pala

Rempah – rempah adalah bahan yang diperoleh dari tanaman tertentu yang

digunakan untuk meningkatkan rasa makanan atau minuman. Maka tidak

mengherankan jika pala menjadi komoditas ekspor Indonesia yang sudah berlangsung

sejak abad ke -16. Produksi pala pada tahun 1962 sebesar 3.200 ton meningkat

menjadi 10.327 ton pada tahun 1971. Dalam jangka waktu 10 tahun tersebut, kenaikan

produksi pala rata – rata 22% per tahun. Luas areal pala nasional pada tahun 1985

diperkirakan 70.192 hektar dengan jumlah produksi sekitar 18.649 ton per tahun.

Kenaikan produksi itu terutama disebabkan oleh perluasan tanaman pala yang sekitar

90% merupakan tanaman rakyat. Peranan ekspor pala itu cukup besar bagi petani,

terutama di daerah Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Jawa Barat

dan Aceh.

Pala merupakan tanaman rempah asli Maluku (Purseglove et al. 1995), dan

telah diperdagangkan dan dibudidayakansecara turun-temurun dalam bentuk

perkebunan rakyat di sebagian besar Kepulauan Maluku. Pala Indonesia memiliki

nilai tinggi di pasar dunia karena aromanya yang khas dan rendemen minyaknya

tinggi.

Hasil pala Indonesia mempunyai keunggulan di pasaran dunia karena memiliki

aroma yang khas dan memiliki rendeman minyak yang tinggi. Hanya sekitar 40%

kebutuhan pala dunia dipenuhi dari Granada, India dan beberapa negara penghasil

pala lainnya. Sedangkan sekitar 60% kebutuhan pala dunia dapat dipenuhi Indonesia

yakni berupa biji pala dan selaput biji (fuli) kering yang dapat menghasilkan devisa

cukup besar. Dari daging buah pala yang dapat dibuat manisan pala, asinan pala, selei

dan jamur pala. Sedangkan bunga pala dalam bentuk kering di Jawa Tengah

digunakan sebagai ramuan obat tradisional oleh para pedagang obat. Sebenarnya

banyak terdapat jenis pala, namun yang banyak dibudidayakan karena mampu

4

Page 5: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

memberikan hasil produksi yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah tanaman pala

jenis Myristica Fragrans Houtt.

Sentral budidaya tanaman jeruk purut

Sebagai Negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk

seperti obat-obatan antiseptic dan makanan melalui industry maka dibutukannya

banyak bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh

karena itu untuk ketersediaan bahan dasar dalam negeri, salah satu bahan yang dapat

digunakan adalah jeruk purut. Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari

Asia Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia.

Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun dan kulit buahnya

mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi,

pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida.

Daunnya sering digunakan sebagai rempah untuk memberi aroma yang khas pada

masakan; buahnya digunakan sebagai bahan minuman yang memiliki aroma khas.

Kulit buah jeruk purut mengandung sekitar 4 % minyak atsiri.

Permintaan minyak atsiri di Indonesia dan di luar negeri terus meningkat

dewasa ini, termasuk minyak atsiri dari jeruk purut, namun ketersediaan bahan baku

secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar masih mengalami hambatan.

Oleh sebab itu budidaya tanaman secara intensif diperlukan untuk mengatasi masalah

tersebut, baik secara kuantitas maupun kualitas. Informasi dasar tentang pertumbuhan

dan perkembangan komponen tanaman yang mengandung minyak atsiri, seperti pada

daun dan buah jeruk purut sangat diperlukan dalam pengelolaan tanaman untuk

mendapatkan hasil dan kualitas bahan yang optimal. Dalam perdagangan internasional

dikenal sebagai kaffir lime, sementara nama lainnya ma kruut (Thailand), krauch

soeuch (Kamboja), khi hout (Laos), shouk-pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot

(Filipina), dan truc (Vietnam). Jeruk purut termasuk ke dalam subgenus Papeda,

berbeda dengan jenis jeruk pasaran lainnya, sehingga penampilannya mudah dikenali

tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu).

5

Page 6: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

B. Sifat fisik tanaman pala dan jeruk purut

Sifat fisik tanaman pada pala

No Karakteristik Nilai SNI

1 Berat Jenis (g/ml) 0,906 0,876 - 0,919

2 Indeks bias 1,490 1,488 - 1,495

3 Putaran optik +16,30 +8 - (+26)

Tanda positif (+), putaran optik ke arah kanan.Sumber : Marzuki (2007).

Sifat fisik tanaman jeruk purut

No Karakteristik Nilai

1 Berat jenis 0,86

2 Indeks bias 1,46

3 Putaran optik -2o – 30o

4 Kelarutan dalam Larut jernih 1 : 1

C. Syarat tumbuh pada tanaman pala dan jeruk purut

Syarat tumbuh tanaman pala sebagai berikut

1. Tinggi tempat dan tanah

Tanamaan pala dapat tumbuh baik di daerah – daerah yang mempunyai

ketinggian 500 – 700 m di atas permukaan laut. Sedangkan pada ketinggian di atas

700 m, produktivitas tanaman pala akan rendah. Tanaman ini membutuhkan tanah

yang gembur, subur, dan sangat cocok pada tanah vulkanis yang mempunyai

pembuangan air (drainase) yang baik. Tanaman pala juga dapat tumbuh baik pada

tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang

tinggi. Pada tanah yang tidak / kurang subur, tanaman ini dapat tumbuh baik jika

dilakukan pemupukan dan perawatan yang baik. Sedangkan pH tanah yang cocok

untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5.

2. Iklim dan ketersediaan air

6

Page 7: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

Tanaman pala membutuhkan ilkim yang agak stabil terutama pada masa

pertumbuhan vegetatif. Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan

curah hujan yang tinggi dan agak merata atau tidak banyak berubah sepanjang

tahun. Iklim lingkungan yang cocok untuk tanaman pala adalah sekitar 20 – 30oC.

Sedangkan curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman ini peka

terhadap genangan air, maka lokasi untuk tanaman ini harus memiliki saluran

drainase yang baik. Genangan air dapat memudahkan tanaman pala terserang oleh

penyakit busuk akar. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap

musim kering selama beberapa bulan. Namun demikian, kondisi tanah harus

mempunyai ketersediaan air yang cukup. Oleh karena itu, akan lebih baik jika

tanaman ini diberi tanaman pelindung atau tanaman penutup tanah

3. Pohon pelindung

Pohon pelindung bagi tanaman pala sangat penting. Kegunaan dari pohon

pelindung itu sendiri sebagai panahan atau perisai terhadap angin yang kencang,

pelindung tanaman pala dari sengatan sinar matahari yang terik, terutama pada

tanaman pala yang masih muda yakni sebelum berumur 4 tahun.

Syarat tumbuh tanaman jeruk purut sebagai berikut

1. Tinggi tempat dan tanah (Jenis Purut: 1–400 m dpl)

2. Iklim

Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.

Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan

angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.

Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan

basah(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga

dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat

memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.

Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat

tumbuh normal pada 38oC.

Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.

Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

3. Media tanam

Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-

27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.

7

Page 8: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah

5,5–6,5 dengan pH optimum 6.

Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah

permukaantanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.

Tanamanjeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.

Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan

sekitar 30o.

D. Syarat – syarat pemanenan tanaman pala dan jeruk purut

Syarat pemanenan tanaman pala

1. Ciri dan umur panen

Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10

tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus

meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus

berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah

cukup masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-

tanda buah pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut

murai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang

diselaputi fuli warna merah. Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap

dipohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah

dua) dan bijinya akan jatuh di tanah.

2. Cara pemetikan

Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya m

diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan

memanjat dan memilih serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar

Syarat pemanenan tanaman jeruk purut

Ciri dan umur panen, cara panen, serta perkiraan produksi

Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur ntara 28–36

minggu, tergantung jenis/varietasnya dan buah dipetik dengan menggunakan

gunting pangkas, serta Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per

tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia

8

Page 9: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat

mencapai 40 ton/ha.

3. Cara pengambilan minyak atsiri pada pala dan jeruk purut

Cara pengambilan minyak atsiri pada pala

Daging buah biji minyak pala fuli

(7-15%)

Lemak/mentega (1015%)

Aromatik (8 komponen)

Terpenoid (16 komponen)

Tanaman pala mempunyai umur produksi 7−80 tahun, dengan produktivitas untuk

biji 500−800 kg/ha/ tahun dan untuk fuli 100−160 kg/ha/tahun. Bagian yang dapat

dimakan mencapai 83%. Buah mengandung air 83%, protein 0,35%, minyak 11,20%,

atsiri 18−31 komponen, senyawa aromatik 16,20%, dan terpenoid 37,80% (Marzuki

2007). Komposisi buah pala terdiri atas daging buah, biji (nuts), fuli (mace), minyak pala

(nutmeg oil), lemak pala (oleoresin), dan minyak atsiri (volatile) yang terdiri atas

terpenoid dan senyawa aromatik. Minyak pala dihasilkan melalui proses penyulingan

(distilasi uap) biji pala dan fuli. Bahan baku yang disuling biasanya adalah biji atau fuli

yang tidak memenuhi standar ekspor (kadar air 12–15%). Peralatan untuk menyuling

9

Page 10: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

berupa ketel (tangki) kapasitas 500 kg dengan tekanan uap 1 atm. Penyulingan

menggunakan bahan bakar kayu atau minyak tanah. Waktu yang diperlukan untuk setiap

kali pemasakan (penyulingan) sekitar 48 jam dengan kebutuhan minyak tanah 10 l/jam.

Biji pala menghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16%, sedangkan bagian fuli

menghasilkan minyak sekitar 4 – 15%. Biji pala muda menghasilkan rendemen minyak

yang lebih besar dibandingkan dengan biji pala tua.

Cara pengambilan minyak atsiri pada jeruk purut

Kandungan minyak daun jeruk purut dari berbagai proses

Komposisi

Kimia (%)Destilasi

Destilasi

airLicken- uap Macerasi

Perkolasi

Nickerson

Sitronellal 80,673 79,666 59,554 50,324 20,874

Linaliol 1,357 0,912 4,806 4,218 0,121

Sitronelil

asetat0,448 1,598 0,726 2,996 0,099

Sitral 1,221 1,995 0,648 1,826 0,089

Sitronellol 6,915 6,512 7,280 14,915 2,275

Nerol - 0,345 - - 0,038

Geraniol 0,495 0,446 0,085 0,854 0,027

Negara kita mengenal beranekaragam varietas jeruk namun hanya satu jenis minyak

atsiri jeruk ini yang sudah diproduksi di Indonesia, yaitu minyak daun jeruk purut atau

nama kerennya kaffir lime oil. Beranekaragam minyak atsiri jeruk-jerukkan tersebut

diambil baik dari bagian daun, bunga, maupun kulit buahnya (fruit peel). Sedangkan

proses pengambilan minyaknya dengan cara pengepresan dingin (cold expression) untuk

bagian kulit buahnya, distilasi uap (steam distillation) untuk bagian daunnya, dan

distilasi air (water distillation – sistem rebus) untuk bunganya. Untuk mendapatkan

minyak jeruk purut pada umumnya dilakukan penyulingan dengan metode kukus ataupun

uap. Bahan yang digunakan adalah daun atau kulit buah jeruk purut tersebut.

10

Page 11: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

Karakteristik minyak daunya terutama didominasi oleh minyak atsiri citronelal (80%),

sisanya adalah citronelol (10%), nerol, dan limonena. Minyak atsiri yang berasal dari

kulit jeruk purut pada indutri banyak digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik,

parfum, antiseptik, dan lain-lain, Pemakaian minyak jeruk purut sementara ini hanya

untuk fragran, padahal potensi di flavor cukup besar, namun minyak atsiri ini belum

memiliki nomor FEMA

4. Kandungan komponen utama dan kegunaan pala dan jeruk purut

Kandungan komponen utama dan kegunaan pada tanaman pala

Komposisi minyak pala (w/w%) dari beberapa negaraSenyawa Grenada Indonesia Jamaicaα-pinene 13,20 26,50 19,90β-pinene 8 15 18,80myrcene 3,40 3,70 4,70

α-phellandrene 0,70 0,90 1,60α-terpinene 4,20 2 2,10limonene 4,40 3,60 4,80

terpine-4-ol 4,70 3 17,80

Minyak pala tidak berwarna sampai dengan kuning muda, berbau tajam, dan

beraroma rempah. Komponen utama minyak pala adalah α-pinene, camphene, β-

pinene,sabinene, myrcene, α-phellandrene, α-terpinene, γ-terpine, limonene, 1,8-ceniole,

linalool, terpine-4-ol, safrole, methyl eugenol dan myristicin. Minyak pala dengan

formulasi C10H16 mempunyai sifat tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi, tetapi

bila digunakan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pingsan karena kandungan

myristicin yang tinggi mempunyai efek halusinasi seperti narkotik. Minyak pala dari fuli

memiliki kadar myristicin lebih tinggi dibanding minyak pala dari biji. Bila minyak pala

diproses lebih lanjut akan menghasilkan 84% trimyristin, suatu kristal beracun turunan

dari safrole yang merupakan senyawa dari methylene dioxyphenyl dengan rumus kimia

C45H86O6, biasanya digunakan untuk sabun, detergen, dan parfum. Produksi minyak pala

dunia mencapai 300 t/tahun, terutama berasal dari Indonesia.

Minyak pala Indonesia termasuk minyak pala Indian Timur. Minyak pala Indian

Timur memiliki berat jenis 0,885–0,915g/ml dan larut dalam alkohol 90% (v/v) dengan

11

Page 12: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

perbandingan 1 bagian minyak dan 3 bagian alkohol. Minyak pala Indian Barat

mempunyai berat jenis 0,86–0,88 g/ml dan larut dalam alkohol 90% (v/v) dengan

perbandingan 1 bagian minyak dan 4 bagian alkohol. Selain itu, minyak pala dari Indian

Timur memiliki kandungan myristicin hingga 13,50%, sedangkan Indian Barat

konsentrasi myristicin di bawah 1%. Minyak pala sebaiknya disimpan dalam kondisi

dingin dan terlindung dari cahaya langsung.

Buah pala banyak digunakan untuk menghilangkan rasa mual atau gejala mabuk saat

berkendara. Pasalnya, buah yang memiliki nama latin Myristica Fragrans Houtt itu,

memiliki sifat antiemetik yaitu senyawa kimia yang bermanfaat antara lain mengatasi

rasa mual mau muntah. Senyawa kimia buah pala tersebut terdapat di kulit, daging, biji

pala hingga bunganya. Misalnya, kandungan minyak atsiri dan zat samak terdapat pada

kulit dan daging buah pala. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri,

zat samak dan zat pati. Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak atsiri,

saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat.

Senyawa- senyawa kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat

membantu mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah tidur), bersifat stomakik

untuk memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan, karminatif untuk

memperlancar buang angin, antiemetik untuk mengatasi rasa mual mau muntah, nyeri

haid dan rematik.

Kandungan komponen utama dan kegunaan pada tanaman jeruk purut

Jeruk purut, (jCitrus × hystrix DC) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan

terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan dan minyak atsiri. Untuk

wewangian, minyak jeruk purut dapat dihasilkan dari daun atau kulit buahnya.

Karakteristik minyak daunnya terutama didominasi oleh minyak atsiri (-)-(S)-citronelal

(80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol dan limonena. Jeruk purut adalah istimewa

karena pada jeruk-jeruk lainnya yang mendominasi adalah enantiomernya, (+)-(R)-

citronelal (juga dapat ditemukan pada serai). Kulit buahnya memiliki komponen yang

serupa dengan kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena dan β-

pinena. Nama ilmiah yang dipakai (Citrus hystrix) berarti "jeruk landak", mengacu pada

duri-duri yang dimiliki batangnya.

Minyak atsiri jeruk terdiri atas berbagai senyawa yang mudah menguap. Kulit

jeruk memiliki kandungan senyawa yang berbeda-beda, bergantung varietas, sehingga

aromanya pun berbeda. Namun, senyawa yang dominan adalah limonen. Kandungan

12

Page 13: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

limonen bervariasi untuk tiap varietas jeruk,berkisar antara 70-92%. Berdasarkan hasil

uji preferensi, aroma minyak atsiri jeruk yang paling disukai konsumen adalah minyak

atsiri dari jeruk manis, purut, lemon, nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siam

madu. Aroma minyak atsiri yang kurang disukai adalah yang berasal dari jeruk besar dan

siam. Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum,

dan penambah cita rasa pada makanan. Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi

kesehatan, yaitu untuk aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf,

menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan

menyembuhkan penyakit. Manfaat bagi kesehatan tersebut karena minyak atsiri jeruk

mengandung senyawa limonen yang berfungsi melancarkan peredaran darah, meredakan

radang tenggorokan dan batuk, serta menghambat sel kanker. Minyak atsiri jeruk juga

mengandung linalool, linalil, dan terpineol yang memiliki fungsi sebagai penenang

(sedatif), serta sitronelasebagai penenang dan pengusir nyamuk.

5. Kriteria mutu pala dan jeruk purut

Kriteria mutu tanaman pala (SNI 06-2388-2006)

Untuk menentukan kualitas dari inti biji pala yang dihasilkan, kriteria yang harus

diperhatikan adalah Pala kupas ABCD (bji relatif berat, bentuknya sempurna dan tidak

keriput, tidak diserang hama/penyakit, tidak pecah/rusak mekanis), Pala kupas RIMPEL

(biji relatif berat, berkeriput, tidak pecah, tidak diserang hama/penyekit), Pala kupas

B.W.P. (berkeriput, ada kerusakan mekanis, diserang hama dan penyakit ringan)

Dari hasil penyortiran kualitas biji tersebut, kita akan mendapatkan berat rata-rata

yang berbeda, yakni:

a) Pala kupas ABCD dalam satu sak berat (90 kg).

b) Pala kupas RIMPEL dalam satu sak berat (80 kg).

c) Pala kupas B.W.P. dalam satu sak berat (75 kg).

Kriteria untuk menentukan standar kualitas fuli didasarkan pada warna bentuk serta

kematangan dari fuli. Kriteria kualitas fuli adalah:

a) Fuli I (moce one): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli utuh; warnanya

bagus (merah).

b) Fuli II (moce two): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli tidak utuh lagi;

c) Gruis I dan II: fuli hancur; lapuk dan mudah pecah; warnanya hitam.

Khusus untuk Gruise II digunakan mesin penghancur untuk lebih

menghaluskan fuli.

13

Page 14: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

Kualitas biji pala ditentukan oleh:

a) Jarak tanam: jarak tanam bukan saja mempengaruhi kuantitas, tetapi menentukan

kualitas pala yang dihasilkan. Dengan jarak tanam yang rapat biasanya kita akan

dapatkan buah-buah yang kecil.

b) Pemeliharaan: pemeliharaan juga mempengaruhi kualitas pala yang dihasilkan.

Akibat dari pemeliharaan yang tidak baik buah pala mudah diserang oleh hama

atau penyakit (terbelah putih) sehingga kualitas buah kurang baik.

c) Cara pemetikan dan prosesing: buah yang dipetik pada waktu masih muda, biji

dan fuli yang kita dapatkan kualitasnya akan rendah.Demikian pula dengan

prosesing yang kurang baik, misalnya penjemuran yang dilakukan secara

tergesagesa, biji pala yang dihasilkan tentu akan banyak yang pecah.

Kriteria mutu tanaman jeruk purut

Adapun kriteria mutu adalah sebagai berikut :

1) Keasamaan sifat varietas : Seragam, cara uji organoleptik

2) Tingkat ketuaan : Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik

3) Kekerasan : Cukup keras, cara uji organoleptik

4) Ukuran : Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981

5) Kerusakan, % (jml/jml) : maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981

6) Kotoran : sbebas, cara uji organoleptik

7) Busuk % (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-198

14

Page 15: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan

bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip

tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga,

akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan

oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara

sintetis

Tanaman pala dan jeruk purut merupakan tanaman yang mempunyai manfaat untuk

di ambil minyak atsirinya, berbagai komponen dalam tanaman tersebut. Dengan kita

mengetahui cara tanam dan pemanenan, kita bisa mengolah dan menjadikan minyak atsiri

dalam kelas dunia.

Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: (1) pengempaan

(pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan

(distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk

mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di

dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri

dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel

penyulingan

B. Saran

Dengan semakin berkembangnya industri-industri tersebut, kebutuhan akan suplai

minyak-minyak atsiri akan semakin bertambah, baik jumlah maupun jenisnya. Kita

sebagai mahasiswa harus bisa memanfaatkan lingkungan di sekitar kita yang melimpah.

Selain memberikan nilai tambah,industri minyak atsiri jeruk dan pala dapat menyediakan

lapangan kerja, mulai dari pengolahan hingga pemasaran,bahkan bagi para pemulung.

Oleh karena itu, potensi ini perlu dimanfaatkan secara maksimal agar dapat memberikan

manfaat yanglebih besar dalam upaya meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan

masyarakat.

15

Page 16: TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc

DAFTAR ISI

Hadad, E.A. dan A. Hamid. 1990. Mengenal berbagai plasma nutfah pala di daerah

Maluku Utara. Bogor : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Misri Gozan. 2006. Absorpsi, leaching, dan Ekstraksi Pada Industri Kimia. Jakarta :

Universitas Indonesia.

Sunanto,Hatta. 1993. Budidaya Pala Komoditas Ekspor . Yogyakarta: kanisius.

16