TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc
-
Upload
fatih-chemist -
Category
Documents
-
view
69 -
download
7
description
Transcript of TUGAS TEKNOLOGI MINYAK ATSIRI.doc
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agro industri potensial
yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik
ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik
sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh
perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan
wewangian. Sebagai negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk
seperti obat-obatan antiseptik dan makanan melalui industri maka dibutuhkan banyak
bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh karena itu
untuk ketersediaan bahan dasar dalam negeri, salah satu bahan yang dapat digunakan
adalah tanaman pala dan jeruk purut.
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang
merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan
bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah,
biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri
selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh
enzim atau dibuat secara sintetis.
Pala merupakan tanaman asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Belanda
dan Maluku. Tanaman pala terkenal karena biji buahnya yang tergolong sebagai sebagai
rempah –rempah. Biji dan selaput biji (fuli) atau sering disebut bunga pala, sejak dulu
merupakan komoditas ekspor Indonesia dan menduduki sekitar 60% dari jumlah ekspor
pala dunia. Pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak
digunakan dalam industri pengalengan, minuman, dan kosmetik. Minyak atsiri dan
lemak pala terdiri atas miritisin dan monopeten yang dapat menimbulkan rasa kantuk.
Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang
banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai
penghasil minyak atsiri. Daun dan kulit buahnya mengandung sabinena dan limonena
yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, antelmintik, obat sakit
kepala, nyeri lambung dan biopestisida.1
Banyaknya ragam minyak atsiri di pasaran internasional dan masih sedikitnya
jenis yang diproduksi, memberikan gambaran bahwa peluang pasar ekspor dan pasar
dalam negeri minyak atsiri masih terbuka lebar. Apalagi nilai impor minyak atsiri
Indonesia masih besar. Hingga saat ini bahan-bahan minyak atsiri yang ada di pasaran
masih diperdagangkan sebagai bahan mentah. Melalui teknologi sederhana seperti
penyulingan bahan-bahan tersebut dapat dibuat menjadi minyak atsiri yang harganya
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan diperdagangkan dalam bentuk bahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sentral budi daya tanaman pala dan jeruk purut di Indonesia?
2. Apa saja sifat fisik tanaman pala dan jeruk purut?
3. Bagaimana syarat tumbuh pada tanaman pala dan jeruk purut?
4. Apa syarat – syarat pemanenan tanaman pala dan jeruk purut?
5. Bagaimana cara pengambilan minyak atsiri pada pala dan jeruk purut?
6. Apa kandungan komponen utama pala dan jeruk purut?
7. Apa nama latin dan dagang serta kegunaan pala dan jeruk purut?
8. Bagaimana kriteria mutu pala dan jeruk purut?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui sifat fisik, kandungan komponen utama, kriteria mutu dan kegunaan
tanaman pala dan jeruk purut
2. Memahami syarat pemanenan dan tumbuh serta cara pengambilan minyak atsiri pada
tanaman pala dan jeruk purut
2
D. MANFAAT PENULISAN
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas minyak daun pala dan jeruk purut secara
optimal
2. Meningkatkan pengetahuan mendalam tentang pengolahan minyak atsiri pada
tanaman pala dan jeruk purut
3
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Sentral Budi Daya Tanaman di Indonesia
Sentral budidaya tanaman pada tanaman pala
Rempah – rempah adalah bahan yang diperoleh dari tanaman tertentu yang
digunakan untuk meningkatkan rasa makanan atau minuman. Maka tidak
mengherankan jika pala menjadi komoditas ekspor Indonesia yang sudah berlangsung
sejak abad ke -16. Produksi pala pada tahun 1962 sebesar 3.200 ton meningkat
menjadi 10.327 ton pada tahun 1971. Dalam jangka waktu 10 tahun tersebut, kenaikan
produksi pala rata – rata 22% per tahun. Luas areal pala nasional pada tahun 1985
diperkirakan 70.192 hektar dengan jumlah produksi sekitar 18.649 ton per tahun.
Kenaikan produksi itu terutama disebabkan oleh perluasan tanaman pala yang sekitar
90% merupakan tanaman rakyat. Peranan ekspor pala itu cukup besar bagi petani,
terutama di daerah Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Jawa Barat
dan Aceh.
Pala merupakan tanaman rempah asli Maluku (Purseglove et al. 1995), dan
telah diperdagangkan dan dibudidayakansecara turun-temurun dalam bentuk
perkebunan rakyat di sebagian besar Kepulauan Maluku. Pala Indonesia memiliki
nilai tinggi di pasar dunia karena aromanya yang khas dan rendemen minyaknya
tinggi.
Hasil pala Indonesia mempunyai keunggulan di pasaran dunia karena memiliki
aroma yang khas dan memiliki rendeman minyak yang tinggi. Hanya sekitar 40%
kebutuhan pala dunia dipenuhi dari Granada, India dan beberapa negara penghasil
pala lainnya. Sedangkan sekitar 60% kebutuhan pala dunia dapat dipenuhi Indonesia
yakni berupa biji pala dan selaput biji (fuli) kering yang dapat menghasilkan devisa
cukup besar. Dari daging buah pala yang dapat dibuat manisan pala, asinan pala, selei
dan jamur pala. Sedangkan bunga pala dalam bentuk kering di Jawa Tengah
digunakan sebagai ramuan obat tradisional oleh para pedagang obat. Sebenarnya
banyak terdapat jenis pala, namun yang banyak dibudidayakan karena mampu
4
memberikan hasil produksi yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah tanaman pala
jenis Myristica Fragrans Houtt.
Sentral budidaya tanaman jeruk purut
Sebagai Negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk
seperti obat-obatan antiseptic dan makanan melalui industry maka dibutukannya
banyak bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh
karena itu untuk ketersediaan bahan dasar dalam negeri, salah satu bahan yang dapat
digunakan adalah jeruk purut. Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari
Asia Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia.
Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun dan kulit buahnya
mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi,
pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida.
Daunnya sering digunakan sebagai rempah untuk memberi aroma yang khas pada
masakan; buahnya digunakan sebagai bahan minuman yang memiliki aroma khas.
Kulit buah jeruk purut mengandung sekitar 4 % minyak atsiri.
Permintaan minyak atsiri di Indonesia dan di luar negeri terus meningkat
dewasa ini, termasuk minyak atsiri dari jeruk purut, namun ketersediaan bahan baku
secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar masih mengalami hambatan.
Oleh sebab itu budidaya tanaman secara intensif diperlukan untuk mengatasi masalah
tersebut, baik secara kuantitas maupun kualitas. Informasi dasar tentang pertumbuhan
dan perkembangan komponen tanaman yang mengandung minyak atsiri, seperti pada
daun dan buah jeruk purut sangat diperlukan dalam pengelolaan tanaman untuk
mendapatkan hasil dan kualitas bahan yang optimal. Dalam perdagangan internasional
dikenal sebagai kaffir lime, sementara nama lainnya ma kruut (Thailand), krauch
soeuch (Kamboja), khi hout (Laos), shouk-pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot
(Filipina), dan truc (Vietnam). Jeruk purut termasuk ke dalam subgenus Papeda,
berbeda dengan jenis jeruk pasaran lainnya, sehingga penampilannya mudah dikenali
tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu).
5
B. Sifat fisik tanaman pala dan jeruk purut
Sifat fisik tanaman pada pala
No Karakteristik Nilai SNI
1 Berat Jenis (g/ml) 0,906 0,876 - 0,919
2 Indeks bias 1,490 1,488 - 1,495
3 Putaran optik +16,30 +8 - (+26)
Tanda positif (+), putaran optik ke arah kanan.Sumber : Marzuki (2007).
Sifat fisik tanaman jeruk purut
No Karakteristik Nilai
1 Berat jenis 0,86
2 Indeks bias 1,46
3 Putaran optik -2o – 30o
4 Kelarutan dalam Larut jernih 1 : 1
C. Syarat tumbuh pada tanaman pala dan jeruk purut
Syarat tumbuh tanaman pala sebagai berikut
1. Tinggi tempat dan tanah
Tanamaan pala dapat tumbuh baik di daerah – daerah yang mempunyai
ketinggian 500 – 700 m di atas permukaan laut. Sedangkan pada ketinggian di atas
700 m, produktivitas tanaman pala akan rendah. Tanaman ini membutuhkan tanah
yang gembur, subur, dan sangat cocok pada tanah vulkanis yang mempunyai
pembuangan air (drainase) yang baik. Tanaman pala juga dapat tumbuh baik pada
tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang
tinggi. Pada tanah yang tidak / kurang subur, tanaman ini dapat tumbuh baik jika
dilakukan pemupukan dan perawatan yang baik. Sedangkan pH tanah yang cocok
untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5.
2. Iklim dan ketersediaan air
6
Tanaman pala membutuhkan ilkim yang agak stabil terutama pada masa
pertumbuhan vegetatif. Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan
curah hujan yang tinggi dan agak merata atau tidak banyak berubah sepanjang
tahun. Iklim lingkungan yang cocok untuk tanaman pala adalah sekitar 20 – 30oC.
Sedangkan curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman ini peka
terhadap genangan air, maka lokasi untuk tanaman ini harus memiliki saluran
drainase yang baik. Genangan air dapat memudahkan tanaman pala terserang oleh
penyakit busuk akar. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap
musim kering selama beberapa bulan. Namun demikian, kondisi tanah harus
mempunyai ketersediaan air yang cukup. Oleh karena itu, akan lebih baik jika
tanaman ini diberi tanaman pelindung atau tanaman penutup tanah
3. Pohon pelindung
Pohon pelindung bagi tanaman pala sangat penting. Kegunaan dari pohon
pelindung itu sendiri sebagai panahan atau perisai terhadap angin yang kencang,
pelindung tanaman pala dari sengatan sinar matahari yang terik, terutama pada
tanaman pala yang masih muda yakni sebelum berumur 4 tahun.
Syarat tumbuh tanaman jeruk purut sebagai berikut
1. Tinggi tempat dan tanah (Jenis Purut: 1–400 m dpl)
2. Iklim
Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan
angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan
basah(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga
dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat
memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat
tumbuh normal pada 38oC.
Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
3. Media tanam
Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-
27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
7
Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah
5,5–6,5 dengan pH optimum 6.
Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah
permukaantanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.
Tanamanjeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar 30o.
D. Syarat – syarat pemanenan tanaman pala dan jeruk purut
Syarat pemanenan tanaman pala
1. Ciri dan umur panen
Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10
tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus
meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus
berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah
cukup masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-
tanda buah pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut
murai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang
diselaputi fuli warna merah. Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap
dipohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah
dua) dan bijinya akan jatuh di tanah.
2. Cara pemetikan
Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya m
diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan
memanjat dan memilih serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar
Syarat pemanenan tanaman jeruk purut
Ciri dan umur panen, cara panen, serta perkiraan produksi
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur ntara 28–36
minggu, tergantung jenis/varietasnya dan buah dipetik dengan menggunakan
gunting pangkas, serta Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per
tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia
8
sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat
mencapai 40 ton/ha.
3. Cara pengambilan minyak atsiri pada pala dan jeruk purut
Cara pengambilan minyak atsiri pada pala
Daging buah biji minyak pala fuli
(7-15%)
Lemak/mentega (1015%)
Aromatik (8 komponen)
Terpenoid (16 komponen)
Tanaman pala mempunyai umur produksi 7−80 tahun, dengan produktivitas untuk
biji 500−800 kg/ha/ tahun dan untuk fuli 100−160 kg/ha/tahun. Bagian yang dapat
dimakan mencapai 83%. Buah mengandung air 83%, protein 0,35%, minyak 11,20%,
atsiri 18−31 komponen, senyawa aromatik 16,20%, dan terpenoid 37,80% (Marzuki
2007). Komposisi buah pala terdiri atas daging buah, biji (nuts), fuli (mace), minyak pala
(nutmeg oil), lemak pala (oleoresin), dan minyak atsiri (volatile) yang terdiri atas
terpenoid dan senyawa aromatik. Minyak pala dihasilkan melalui proses penyulingan
(distilasi uap) biji pala dan fuli. Bahan baku yang disuling biasanya adalah biji atau fuli
yang tidak memenuhi standar ekspor (kadar air 12–15%). Peralatan untuk menyuling
9
berupa ketel (tangki) kapasitas 500 kg dengan tekanan uap 1 atm. Penyulingan
menggunakan bahan bakar kayu atau minyak tanah. Waktu yang diperlukan untuk setiap
kali pemasakan (penyulingan) sekitar 48 jam dengan kebutuhan minyak tanah 10 l/jam.
Biji pala menghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16%, sedangkan bagian fuli
menghasilkan minyak sekitar 4 – 15%. Biji pala muda menghasilkan rendemen minyak
yang lebih besar dibandingkan dengan biji pala tua.
Cara pengambilan minyak atsiri pada jeruk purut
Kandungan minyak daun jeruk purut dari berbagai proses
Komposisi
Kimia (%)Destilasi
Destilasi
airLicken- uap Macerasi
Perkolasi
Nickerson
Sitronellal 80,673 79,666 59,554 50,324 20,874
Linaliol 1,357 0,912 4,806 4,218 0,121
Sitronelil
asetat0,448 1,598 0,726 2,996 0,099
Sitral 1,221 1,995 0,648 1,826 0,089
Sitronellol 6,915 6,512 7,280 14,915 2,275
Nerol - 0,345 - - 0,038
Geraniol 0,495 0,446 0,085 0,854 0,027
Negara kita mengenal beranekaragam varietas jeruk namun hanya satu jenis minyak
atsiri jeruk ini yang sudah diproduksi di Indonesia, yaitu minyak daun jeruk purut atau
nama kerennya kaffir lime oil. Beranekaragam minyak atsiri jeruk-jerukkan tersebut
diambil baik dari bagian daun, bunga, maupun kulit buahnya (fruit peel). Sedangkan
proses pengambilan minyaknya dengan cara pengepresan dingin (cold expression) untuk
bagian kulit buahnya, distilasi uap (steam distillation) untuk bagian daunnya, dan
distilasi air (water distillation – sistem rebus) untuk bunganya. Untuk mendapatkan
minyak jeruk purut pada umumnya dilakukan penyulingan dengan metode kukus ataupun
uap. Bahan yang digunakan adalah daun atau kulit buah jeruk purut tersebut.
10
Karakteristik minyak daunya terutama didominasi oleh minyak atsiri citronelal (80%),
sisanya adalah citronelol (10%), nerol, dan limonena. Minyak atsiri yang berasal dari
kulit jeruk purut pada indutri banyak digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik,
parfum, antiseptik, dan lain-lain, Pemakaian minyak jeruk purut sementara ini hanya
untuk fragran, padahal potensi di flavor cukup besar, namun minyak atsiri ini belum
memiliki nomor FEMA
4. Kandungan komponen utama dan kegunaan pala dan jeruk purut
Kandungan komponen utama dan kegunaan pada tanaman pala
Komposisi minyak pala (w/w%) dari beberapa negaraSenyawa Grenada Indonesia Jamaicaα-pinene 13,20 26,50 19,90β-pinene 8 15 18,80myrcene 3,40 3,70 4,70
α-phellandrene 0,70 0,90 1,60α-terpinene 4,20 2 2,10limonene 4,40 3,60 4,80
terpine-4-ol 4,70 3 17,80
Minyak pala tidak berwarna sampai dengan kuning muda, berbau tajam, dan
beraroma rempah. Komponen utama minyak pala adalah α-pinene, camphene, β-
pinene,sabinene, myrcene, α-phellandrene, α-terpinene, γ-terpine, limonene, 1,8-ceniole,
linalool, terpine-4-ol, safrole, methyl eugenol dan myristicin. Minyak pala dengan
formulasi C10H16 mempunyai sifat tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi, tetapi
bila digunakan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pingsan karena kandungan
myristicin yang tinggi mempunyai efek halusinasi seperti narkotik. Minyak pala dari fuli
memiliki kadar myristicin lebih tinggi dibanding minyak pala dari biji. Bila minyak pala
diproses lebih lanjut akan menghasilkan 84% trimyristin, suatu kristal beracun turunan
dari safrole yang merupakan senyawa dari methylene dioxyphenyl dengan rumus kimia
C45H86O6, biasanya digunakan untuk sabun, detergen, dan parfum. Produksi minyak pala
dunia mencapai 300 t/tahun, terutama berasal dari Indonesia.
Minyak pala Indonesia termasuk minyak pala Indian Timur. Minyak pala Indian
Timur memiliki berat jenis 0,885–0,915g/ml dan larut dalam alkohol 90% (v/v) dengan
11
perbandingan 1 bagian minyak dan 3 bagian alkohol. Minyak pala Indian Barat
mempunyai berat jenis 0,86–0,88 g/ml dan larut dalam alkohol 90% (v/v) dengan
perbandingan 1 bagian minyak dan 4 bagian alkohol. Selain itu, minyak pala dari Indian
Timur memiliki kandungan myristicin hingga 13,50%, sedangkan Indian Barat
konsentrasi myristicin di bawah 1%. Minyak pala sebaiknya disimpan dalam kondisi
dingin dan terlindung dari cahaya langsung.
Buah pala banyak digunakan untuk menghilangkan rasa mual atau gejala mabuk saat
berkendara. Pasalnya, buah yang memiliki nama latin Myristica Fragrans Houtt itu,
memiliki sifat antiemetik yaitu senyawa kimia yang bermanfaat antara lain mengatasi
rasa mual mau muntah. Senyawa kimia buah pala tersebut terdapat di kulit, daging, biji
pala hingga bunganya. Misalnya, kandungan minyak atsiri dan zat samak terdapat pada
kulit dan daging buah pala. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri,
zat samak dan zat pati. Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak atsiri,
saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat.
Senyawa- senyawa kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat
membantu mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah tidur), bersifat stomakik
untuk memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan, karminatif untuk
memperlancar buang angin, antiemetik untuk mengatasi rasa mual mau muntah, nyeri
haid dan rematik.
Kandungan komponen utama dan kegunaan pada tanaman jeruk purut
Jeruk purut, (jCitrus × hystrix DC) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan
terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan dan minyak atsiri. Untuk
wewangian, minyak jeruk purut dapat dihasilkan dari daun atau kulit buahnya.
Karakteristik minyak daunnya terutama didominasi oleh minyak atsiri (-)-(S)-citronelal
(80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol dan limonena. Jeruk purut adalah istimewa
karena pada jeruk-jeruk lainnya yang mendominasi adalah enantiomernya, (+)-(R)-
citronelal (juga dapat ditemukan pada serai). Kulit buahnya memiliki komponen yang
serupa dengan kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena dan β-
pinena. Nama ilmiah yang dipakai (Citrus hystrix) berarti "jeruk landak", mengacu pada
duri-duri yang dimiliki batangnya.
Minyak atsiri jeruk terdiri atas berbagai senyawa yang mudah menguap. Kulit
jeruk memiliki kandungan senyawa yang berbeda-beda, bergantung varietas, sehingga
aromanya pun berbeda. Namun, senyawa yang dominan adalah limonen. Kandungan
12
limonen bervariasi untuk tiap varietas jeruk,berkisar antara 70-92%. Berdasarkan hasil
uji preferensi, aroma minyak atsiri jeruk yang paling disukai konsumen adalah minyak
atsiri dari jeruk manis, purut, lemon, nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siam
madu. Aroma minyak atsiri yang kurang disukai adalah yang berasal dari jeruk besar dan
siam. Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum,
dan penambah cita rasa pada makanan. Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi
kesehatan, yaitu untuk aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf,
menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan
menyembuhkan penyakit. Manfaat bagi kesehatan tersebut karena minyak atsiri jeruk
mengandung senyawa limonen yang berfungsi melancarkan peredaran darah, meredakan
radang tenggorokan dan batuk, serta menghambat sel kanker. Minyak atsiri jeruk juga
mengandung linalool, linalil, dan terpineol yang memiliki fungsi sebagai penenang
(sedatif), serta sitronelasebagai penenang dan pengusir nyamuk.
5. Kriteria mutu pala dan jeruk purut
Kriteria mutu tanaman pala (SNI 06-2388-2006)
Untuk menentukan kualitas dari inti biji pala yang dihasilkan, kriteria yang harus
diperhatikan adalah Pala kupas ABCD (bji relatif berat, bentuknya sempurna dan tidak
keriput, tidak diserang hama/penyakit, tidak pecah/rusak mekanis), Pala kupas RIMPEL
(biji relatif berat, berkeriput, tidak pecah, tidak diserang hama/penyekit), Pala kupas
B.W.P. (berkeriput, ada kerusakan mekanis, diserang hama dan penyakit ringan)
Dari hasil penyortiran kualitas biji tersebut, kita akan mendapatkan berat rata-rata
yang berbeda, yakni:
a) Pala kupas ABCD dalam satu sak berat (90 kg).
b) Pala kupas RIMPEL dalam satu sak berat (80 kg).
c) Pala kupas B.W.P. dalam satu sak berat (75 kg).
Kriteria untuk menentukan standar kualitas fuli didasarkan pada warna bentuk serta
kematangan dari fuli. Kriteria kualitas fuli adalah:
a) Fuli I (moce one): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli utuh; warnanya
bagus (merah).
b) Fuli II (moce two): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli tidak utuh lagi;
c) Gruis I dan II: fuli hancur; lapuk dan mudah pecah; warnanya hitam.
Khusus untuk Gruise II digunakan mesin penghancur untuk lebih
menghaluskan fuli.
13
Kualitas biji pala ditentukan oleh:
a) Jarak tanam: jarak tanam bukan saja mempengaruhi kuantitas, tetapi menentukan
kualitas pala yang dihasilkan. Dengan jarak tanam yang rapat biasanya kita akan
dapatkan buah-buah yang kecil.
b) Pemeliharaan: pemeliharaan juga mempengaruhi kualitas pala yang dihasilkan.
Akibat dari pemeliharaan yang tidak baik buah pala mudah diserang oleh hama
atau penyakit (terbelah putih) sehingga kualitas buah kurang baik.
c) Cara pemetikan dan prosesing: buah yang dipetik pada waktu masih muda, biji
dan fuli yang kita dapatkan kualitasnya akan rendah.Demikian pula dengan
prosesing yang kurang baik, misalnya penjemuran yang dilakukan secara
tergesagesa, biji pala yang dihasilkan tentu akan banyak yang pecah.
Kriteria mutu tanaman jeruk purut
Adapun kriteria mutu adalah sebagai berikut :
1) Keasamaan sifat varietas : Seragam, cara uji organoleptik
2) Tingkat ketuaan : Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
3) Kekerasan : Cukup keras, cara uji organoleptik
4) Ukuran : Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981
5) Kerusakan, % (jml/jml) : maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981
6) Kotoran : sbebas, cara uji organoleptik
7) Busuk % (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-198
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan
bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip
tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga,
akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan
oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara
sintetis
Tanaman pala dan jeruk purut merupakan tanaman yang mempunyai manfaat untuk
di ambil minyak atsirinya, berbagai komponen dalam tanaman tersebut. Dengan kita
mengetahui cara tanam dan pemanenan, kita bisa mengolah dan menjadikan minyak atsiri
dalam kelas dunia.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: (1) pengempaan
(pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan
(distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk
mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di
dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri
dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel
penyulingan
B. Saran
Dengan semakin berkembangnya industri-industri tersebut, kebutuhan akan suplai
minyak-minyak atsiri akan semakin bertambah, baik jumlah maupun jenisnya. Kita
sebagai mahasiswa harus bisa memanfaatkan lingkungan di sekitar kita yang melimpah.
Selain memberikan nilai tambah,industri minyak atsiri jeruk dan pala dapat menyediakan
lapangan kerja, mulai dari pengolahan hingga pemasaran,bahkan bagi para pemulung.
Oleh karena itu, potensi ini perlu dimanfaatkan secara maksimal agar dapat memberikan
manfaat yanglebih besar dalam upaya meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.
15
DAFTAR ISI
Hadad, E.A. dan A. Hamid. 1990. Mengenal berbagai plasma nutfah pala di daerah
Maluku Utara. Bogor : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Misri Gozan. 2006. Absorpsi, leaching, dan Ekstraksi Pada Industri Kimia. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Sunanto,Hatta. 1993. Budidaya Pala Komoditas Ekspor . Yogyakarta: kanisius.
16