Tugas seminar
-
Upload
alza-winza -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
Transcript of Tugas seminar
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF)
DISUSUN OLEH :
Kelompok A
1. ALZA WINDA 9. ELDA NENGSIH
2. ATRIANIS BAENE 10. ELSA SELVIA NORA
3. AULIA AMRI 11. HAMAMI AMALIA
4. BIMA SATRIA N K 12. ITRA MASARI
5. DEA AFRIZA NOVITA 13. MELA NIDIA AFRIANTI
6. DECHY FRICILIAN S 14. RISKI HARIRKA
7. DIA MARIANI 15. WILDA SUSANTI
8. DINI YUDEA YESICA
PRODI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
PADANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah yang berjudul“AsuhanKeperawatan Dengue Hemorragic Fever (DHF)”
telahdisahkandandisetujuipada :
Hari :
Tanggal :
Disetujuioleh :
Ci Klinik
( Edrawilta.Amd )
Ci Akademik
( Rahmawati, M.Kep, Sp. KMB )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESEHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi (WOC)
d. Manifestasiklinis
e. Komplikasi
f. Pemeriksaanpenunjang
g. Penetalaksanaan
B. PROSES KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. DiagnosaKeperawatan
c. IntervensiKeperawatan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. DiagnosaKeperawatan
C. IntervensiKeperawatan
D. ImplementasidanEvaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau yang sering disebut dengan penyakit
demam berdarah adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.
Gejala awal penyakit sulit diketahui penyebabnya, sehingga masyarakat
menganggap hal itu sebagai demam biasa dan pertolongan penderita cenderung terlambat
pada kondisi buruk. Kemiripan tanda dan gejala penyakit DHF dengan penyakit lain pada
awal gejala, seperti halnya influenza, tifus, rubella, perlu diwaspadai oleh masyarakat,
karena penyakit ini jika telah sampai pada tahapan syok biasanya akan berakhir dengan
kematian.
DHF berjangkit di wilayah yangpadat penduduk dan ditularkan melalui nyamuk
aedes aegepty dengan kemampuan terbang 40-100 m, serta kebiasaan menggigit berulang
secara bergantian pada beberapa orang dalam waktu singkat. Kasus DHF cenderung
meningkat pada musim penghujan, karena perubahan musim mempengaruhi frekuensi
gigitan nyamuk, jumlah gigitan yang terjadi pada siang dan sore hari. Selain itu,
kecenderungan manusia untuk berlindung di dalam rumah pada saat musim penghujan
juga meningkatkan kecepatan dan luasnya penularan penyakit DHF ini.
Hal ini masih menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat kita
mengenai penyakit DHF meskipun pemerintah telah menggalakkan program 3M
(Menguras, Menutup dan Mengubur) sebagai salah satu pencegahan.
Dari data yang didapatkanolehmahasiswadaritanggal 18 mei 2015
sampaidengantanggal 29 mei 2015 ditemukankasus DHF di ruangankelasmanderubiah
RSUD Dr.MuhammadZeinPainansebanyak 10 orang.
Dari data danfenomenadiatasmakamahasiswatertarikmelakukan seminar
kasusdenganjudul DHF.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien DHF
( Dengue Haemorraghic Fever ).
b. Tujuan Khusus
1. Memahamikonsepdasarpenyakit DHF
2. Melakukanpengkajianpadapasien DHF
3. Menengakkan diagnose padapasien DHF
4. Menetapkanintervensiasuhankeperawatanpadapasien DHF
5. Mendokumentasikanasuhankeperawatanpadapasien DHF di RSUD Dr.
Muhammad ZeinPainan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. KONSEP PENYAKIT
a. Definisi
Dengue ialah suatu infeksi arbovirus (arthrop-borne virus) akut, ditularkan oleh
nyamuk spesies Aedes (FK UI, 1985, hlm. 607). Dengue Hemorrhagic fever (DHF) atau
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Nursalam, 2005). Penyakit ini
dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak.
Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.
Demam berdarah dengue atau DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu
demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan
sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindroma renjatan dengue) sebagai akibat dari
kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Soe soegijanto, 2002).
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam
manifestasi perdarahan, dan bertendendi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Mansjoer, 2005). Puncak kasus DBD terjadi pada musim hujan
yaitu bulan Desember sampai dengan Maret.
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
(Suriadi, 2010). Menurut Aziz Alimul H. (2006) Dengue Haemorargic Fever (DHF)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan
arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan
sebutan Demam Berdarah Dengue (DBD).
b. Etiologi
Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B. Dikenal 4 serotipe virus
dengue yang saling tidak mempunyai imunitas silang. Sabin adalah orang pertama yang
berhasil mengisolasi virus dengue, yaitu dari darah penderita sewaktu terjadi epidemi
demam dengue di Hawaii dengan nama tipe 1, sedangkan virus dari penderita demam
dengue yang berasal dari New Guinea diberi nama tipe 2 (FK UI, 1985).
Virus dengue tipe 1 dan tipe 2 berhasil diisolasi dengan menyuntik darah
penderita secara intrakutis pada anak tikus putih muda. Dari serum penderita yang
diserang Philippene hemorrhagic fever yang terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat
diisolasi tipe virus dengue baru yang diberi nama virus dengan tipe 3 dan 4. Virus dengue
dengan tipe 1 dan tipe 2 berhasil diisolasi dengan menyuntik darah penderita secara
intrakutis pada anak tikus putih muda. Dari serum penderita yang diserang Philippine
hemorrhagic fever yang terjadi di Manila pada tahun 1953 dapat disolasi tipe virus
dengue baru yang diberi nama virus dengue tipe 3 dan tipe 4. Ae. Albopictus sel C6/36,
“a clone of Singh’s Ae. albopictus cells” untuk mengisolasi virus. Biakan jaringan itu
diberi kode sel c6/36 dan disebut “a clone of Singh’s Ae. albopictus cell” karena Singh
adalah sarjana pertama yang membuat biakan jaringan Ae. albopictus, sedangkan kloning
biakan jaringan dikembangkan oleh Igarashi. Isolasi virus dengue dengan menggunakan
biakan jaringan nyamuk Ae, aegypti atau Ae, albopictus disebut mosquito inoculation
technique yang merupakan suatu teknik baru, sangat sensitif, sederhana dan murah.
Sensitivitas isolasi bergantung pada serotipe virus, macam strain, macam biakan
jaringan, asal biakan jaringan, jumlah pasase biakan jaringan dan lain-lain (FK UI, 1985).
c. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty.
Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali).Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamine zat anafilaktosin dan serotonin serta aktivitas
system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler, dan merupakan
mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah
yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Hal ini
berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Peningkatan permeabilitas kapiler terjadi.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan
(syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit
menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.Terjadinya trobositopenia,
menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Adanya kebocoran plasma ke daerah
ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga
serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi
cairan yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan
kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung,
sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami
kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Sebab lain
kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis
terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system
koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti
terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS,
terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.Gangguan hemostasis pada DHF
menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan
koagulasi. Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di
seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.
d. Manifestasiklinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam
biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok
dengue.
1. Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung
usia pasien Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan
munculnya ruam Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak
adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan
tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah
putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga
seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien
juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran
cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi
(menorrhagia).
2. Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan
gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama,
yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti
oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh
darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar
kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering
ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat
keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya
kebocoran plasma darah Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien
mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur,
dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan
cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis.
Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian
3. Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien
akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam
berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar
pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat
rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di
bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok Sindrom
syokterjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang
mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat
berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan
cepat Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-
24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk
mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang
telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran
urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
e. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Perdarahan luas.
2. Shock atau renjatan.
3. Effuse pleura
4. Penurunan kesadaran
f. PemeriksaanPenunjang
1. Darah
a) Trombosit menurun.
b) HB meningkat lebih 20 %.
c) HT meningkat lebih 20 %.
d) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
e) Protein darah rendah.
f) Ureum PH bisa meningkat.
g) NA dan CL rendah.
2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)
g. Penatalaksanaan
1. Tirah baring.
2. Pemberian makanan lunak.
3. Pemberian cairan melalui infus.
pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan
cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung na + 130 meq/liter , k+
4 meq/liter, korekter basa 28 meq/liter , cl 109 meq/liter dan ca = 3 meq/liter.
4. Pemberian obat-obatan: antibiotic, antipiretik,
5. Anti konvulsi jika terjadi kejang
6. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam
bentuk data. Adapun metode atau cara pengumpulan data yang dilakukan dalam pengkajian :
wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.
a. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja
dan dewasa ( Effendy, 1995 )
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,
sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan,
karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides
aigepty.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban
bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang
dibersihkan.
g. Riwayat Tumbuh Kembang
h. Pengkajian Per Sistem:
1. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada
simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat
trjadi DSS
3. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada
grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar
mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat
diukur.
4. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat
menelan, dapat hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat
kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
Dalam pengkajian kita juga mendapatkan data subjekyif dan data obyektif.
a. Data subyektif yang biasa terdapat pada klien DHF
1. Lemah.
2. Panas atau demam.
3. Sakit kepala.
4. Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
5. Nyeri ulu hati.
6. Nyeri pada otot dan sendi.
7. Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
8. Konstipasi (sembelit).
b. Data obyektif
1. Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
2. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
3. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
4. Hiperemia pada tenggorokan.
5. Nyeri tekan pada epigastrik.
6. Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
7. Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,
sianosis perifer, nafas dangkal.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien DHF (Christiante Effendy, 1995)
yaitu:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
4. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding
plasma.
5. Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit yang semakin memburuk
3. Intervensi Keperawatan
DX I:Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Tujuan :
1. Suhu tubuh normal (36 – 37oC).
2. Pasien bebas dari demam.
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh antara 36 – 37o C
2. Nyeri otot hilang
Intervensi :
a. Kaji saat timbulnya demam.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
b. Beri kompres air hangat
Rasional : kompres air hangat terjadi vasodilatasi yang dapat meningkatkan penguapan yang
mempercepat penurunan suhu tubuh.
c. Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan
tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
e. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali
atau lebih sering.
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
f. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
g. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat
khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.
DX 2: Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyeri berkurang dan rasa
aman terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Keluhan hilangnya/terkontronya rasa sakit
2. Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks
3. Dapat tidur/beristirahat adekuat
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi dan
waktu.Menandaigejala nonverbal misalnya gelisah, takikardia, meringis.
Rasional: mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda
perkembangan/resolusi komplikasi.
b. Dorong pengungkapan perasaan
Rasional: dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan
intensitas rasa sakit.
c. Lakukan tindakan paliatif, misalnya pengubahan posisi, masase, rentang gerak padasendi
yang sakit.
Rasional: meningkatkan relaksasi/menurunkan tegangan otot.
d. Instruksikan klien untuk menggunakan relaksasi progresif, tekhnik napas dalam.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat
e. Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri (distraksi) seperti membaca, menonton TV dll.
Rasional: dengan melakukan aktivitas lain, pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap
nyeri yang dialami.
f. Kolaborasi pemberian analgetik/antipiretik
Rasional: memberikan penurunan nyeri. Mengurangi demam
DX 3: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang diberikan /dibutuhkan.
Kriteria hasil:
1. Klien menunjukkan berat badan meningkat
2. Klien menunjukkan adanya nafsu makan
Intervensi :
a. Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.
Rasional : Untuk menetapkan cara yang tepat untuk mengatasinya.
b. Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
c. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .
d. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari mual.
e. Berikan makanan dalam kondisi hangat.
Rasional: makanan hangat dapat meningkatkan nafsu makan
f. Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.
g. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.
Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan
intake nutrisi pasien meningkat.
h. Ukur berat badan pasien setiap minggu.
Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien
DX 4:Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan volume cairan terpenuhi.
Kriteria hasil:
1. Input dan output seimbang/terpenuhi
2. Vital sign dalam batas normal
3. Turgor kulit baik
4. Akral hangat
Intervensi :
a. Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital.
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan
normalnya.
b. Observasi tanda-tanda syock.
Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.
c. Berikan cairan intravena sesuai program dokter.
Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan
cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
e. Catat intake dan output.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
f. Catat peningkatan suhu tubuh dan durasi demam. Berikan kompres hangat sesuai indikasi
Rasional: meningkatkan kebutuhan metabolisme dan diaforesis yang berlebihan yang
dihubungkan dengan demam dalam meningkatkan kehilangan cairan.
DX 5: Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit yang semakin memburuk
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Kecemasan klien berkurang.
Kriteria hasil: klien tampak rileks, klien tidak cemas lagi.
Intervensi :
a. Kaji rasa cemas yang dialami pasien.
Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.
b. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien.
Rasional : Pasien bersifat terbuka dengan perawat.
c. Tunjukkan sifat empati
Rasional : Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik.
d. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Meringankan beban pikiran pasien.
e. Gunakan komunikasi terapeutik
Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan diajarkan pada pasien memberikan hasil
yang efektif.
BAB III
Asuhan keperawatan pada ny. N dengan Dengue Hemorragic Fever (DHF)
1. Biodata pasien.
- Nama : Ny .N
- Nomor RM : 19 27 16
- Umur : 34 Th
- Jenis kelamin : Perempuan
- Perkerjaan : Pegawai negeri sipil ( PNS )
- Pendidikan : S.1
- Agama : Islam
- Alamat : Balai selasa
- Suku bangsa : Minang / indonesia
- Diagnosa medis : DHF ( Dengue haemorragic fever)
- Penanggung jawab : Gusliando
- Hubungan dengan keluarga : Suami
- Tanggal masuk : 22/05/2015
- Tanggal pengkajian : 22/05/2015
- Ruang rawat : Kelas, Mande Rubiah 5
2. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat masuk rumah sakit
Pasien di bawa oleh keluarga ke RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN painan pada
tanggal 22/05/2015 dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, sakit kepala, pusing,
mual, muntah, perdarahan gusi dan nafsu makan berkurang, pasien sebelumnya
pernah berobat ke puskesmas balai selasa dan di kasih obat oral, tai setelah 2
harinsakit kepala bertambah, mual muntah, pasien langsung ke IGD RSUD DR.M,ZEIN
painan dan dirawat inap.
- keadaan pasien saat pengkajian
Pasien masih mengeluh sakit kepala.Mual muntah sudah mulai berkurang , otot
dan persendian pegal-pegal tetapi hebat,badan terasa lemas,sesak nafas dan ada bintik-
bintik kemerahan pada tubuh. Asupan makanan tidak ada sama sekali karena nafsu
makan berkurang.
B. Riawayat kesehatan masa lalu
Pasien baru pertama kali menderita penyakit seperti ini. Riwayat pendarahan
lama,mudah berdarah dan mudah memar tidak ada pasien mengatakan pernah
mengkonsumsi obat dari puskesmas 2hari yang lalu.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit
yang sama.
3. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Mekanisme koping terhadap stress
Pasien tampak tidak nyaman dengan masalah penyakitnya karena baru
pertama kali pernah dirawat makan dan tidur pasien sangat terganggu.
b. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan tidak sabar ingin cepat sembuh dan harapannya setelahmenjalani
perawatan lekas sembuh dan bisa beraktivitas kembali dan perubahan yang dirasakan
saat jatuh sakit pasien merasakan lemas dan tidak kuat untuk melakukan aktivitas.
c. Sistem nilai kepercayaan
Pasien tidak melakukan aktivitas agama selama sakit karena pasien sangat lemah dan
tidak kuat untuk melakukan aktivitas.
d. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya, pengobatan dan perawatan
Pasien mengatakan tidak tau tentang hal ini.
4. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola makan
Sebelum sakit :2-3 kali sehari ( nasi,lauk pauk,kue kering dan buah-buahan) 1porsi habis.
Saat dirawat : Nafsu makan berkurang, pasien tidak pernah makan selama dirawat.
b. Pemenuhan cairan
Sebelum sakit : 8 gelas per hari (air putih, susu, minum biasa).
Saat dirawat : 4-5 gelas per hari (air putih) pasien mengeluh mual.
c. Pola eliminasi
BAK
Sebelum sakit : Sering ,warna kuning
Saat dirawat : 5-7 kali sehari ,warna kuning
BAB
Sebelum sakit : 1-2 kali sehari , kinsistensi padat
Saat dirawat : belum BAB
d. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : tidur dan tenang , malam 8 jam ,siang 1 jam
Saat dirawat : pasien mengeluh susah tidur
e. Personal hygiene
Sebelum sakit : mandi 2 kali sehari ,keramas 3 kali seminggu dan ganti pakaian setiap
selesai mandi.
Saat dirawat : belum ada mandi ,hanya di lap saja dengan bantuan keluarga.
f. Aktivitas fisik
Sebelum sakit : Melakukan aktivitas keseharian sebagai PNS
Saat dirawat : Hanya beraktivitas di atas tempat tidur sambil menjaliniperawatan.
5. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Pasien mengatakan tidak kebiasaan yang mempengaruhi kesehatannya.
6. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : tampak sakit sedang
-Berat badan / tinggi badan
-TTV : TD= 120 /80 mmHg, S= 39,2OC, N= 190x/i, P= 24x/i
b. Pengkajian fisik persistem
- sistem penglihatan
Fungsi penglihatan baik, posisi mata simetris, konjungtiva normal, dan tidakada
kelainan otot-otot mata.
-sistem pengendapan
Daun telinga dan bentuk telinga normal, tidak ada gangguan pendengarandantidak
ada serumen.
- sistem wicara
Tidak ada kesulitan / gangguan
- sistem pernapasan
Pasien mengeluh sesak nafas bila beraktivitas
- sistem kardiovaskuler
Nadi = 190x/i dan tekanan darah = 120/80 mmHg
- sistem saraf
Tingkat kesadaran cmposmentis dengan GCS 15
- sistem imunologi
Tidak ada alergi
- sistem integumen
Keadaan rambut dan kuku bersih, dan keadaan kulit terdapat bercak kemerahan.
- sistem musculoskelal
Sakit pada otot-otot dan persendian.
- sistempencernaan
Keadaanmulutbersih, keadaan saliva normal,
mualmuntahdannafsumakanberkurang
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Hematologi ( pemeriksaan ke 1, tanggal 22 mei 2015 )
- Hemoglobin 143,9/dl
- leukosit 4300/mm3
- Trombosit 112000/mm3
- Hematokrit 41 vol %
2. Hematologi ( pemeriksaan ke 2 tanggal 24 mei 2015 )
- Hemoglobin 12,1,9/dl
- leukosit 2700/mm3
- Trombosit 92000/mm3
- Hematokrit 34 %
8. Therapi
- IVD 30 tts/i
- Injeksi Ranitidin 2x1
- Banyak minum air putih
Analisa data
NO Data Etiologi Masalah1 DS : -Pasien mengeluh lemah
-Pasien mengatakan hausDO : - Mukosa mulut pasien terlihat kering-Turgor pasien menurun-Kesadaran pasien tampak apatis-TTV :TD :120/80 mmHgS :39,2CN : 109X/iP : 24X/i
Peningkatan suhu tubuh
Kekurangan volume cairan
2 DS: - pasien mengeluh mual muntah- keluarga pasien mengatakan
pasien tidak mau makan
DO: - Pasien tampak lemah-makanan yang di beri tidak habis-pasien kelihatan mualmual
Menurunnya nafsu makan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3 DS: - pasien mengatakan timbul bintik merah ditanganDO: - Tampak bintik merah d kulit- bibir pasien terlihat kering- Trombosit 112000/mm3
Trombositopenia Resiko perdarahan
4 DS: - pasien mengatakan tidak tau tentang penyakit nya- pasien mengatakan cemas dengan penyakit nyaDO: - pasien kelihatan cemas- pasien kelihatan gelisah
Tidak familiar dengan sumber informasi
Kurang nya pengetahuan
Diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Kekurangan volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurunya nafsu makan
3. Resiko perdarahan b/d penurunan faktorfaktor pembekuan darah ( trombositopenia)
4. Kurang nya pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber
Rencana tindakan keperawatan
NoDiagnosa
keperawatan N0C NIC1 Kekurangan
volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh
- fluid balance
- hydration
- nutritional status:Food and fluid intake
Kriteria hasil:
-mempertahankan urine ouput sesuai dengan usia dan BB, bj urin normal, HT normal
-tekanan darah, nadi,suhu tubuh dalam batas normal
-tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
-monitor vital sign
-pemberian cairan iv
-monitor status nutrisi
-dorong masukan oral
-dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-monitor tingkat hb dan ht
-monitor tanda vital
-monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
-pemberian cairan iv, monitor ada nya tanda dan gejala kelebihan volume cairan.
2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurun nya nafsu makan
- nutritional status: food and fluit intake
- nutritional status: nutrient intake
- luight control
Kriteria hasil :
- ada nya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- mampu mengindetifikasi kebutuhan nutrisi
- tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
- kaji ada nya alergi makanan
- anjurkan pasien untuk meningkat kan protein dan vit C
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- berikan informasi tentang kebutuhan niutrisi
- kaji kemampuan pasien untuk mendapat kan nutrisi yang dibutuh kan
- monitor adanya penurunan BB
- monitor kulit kering dan perubahan piklentasi
- monitor mual muntah
3 Resiko perdarahan b/d penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia)
-blood lose severity
-blood koagulation
Kriteria hasil:
-kehilangan darah ya ng terlihat
-tekanan darah dalam batas normal
-tidak distensi abdomila
-hemoglobin dan hematokrit dalam
-Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
-monitor ttv ortostatik
-pertahankan bedres selama perdarahn aktif
-lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
-identifikasi penyebab perdaraha
-monitor status cairan yang meliputi
CatatanperkembanganpadaNy. N dengan DHF di RuanganKelas, Mende
Rubiah 5
N
o
Dxkeperawat
an
Implementasi Evaluasi
1 Kekurangan
volume
cairanb/d
peningkatansu
hu tubuh
-Mengontrolvital sign-Mengobservasidancatat intake dan output-Menimbangberatbadan-Memonitorpemberiancairanmelalui IV setiap jam
S : Klienkurangminum
O: Mukosabibirkering
A: Volume
cairantidakadekuat
P:Lanjutkanintervensi
2 Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b/d
menurunya
nafsu makan
-
Menimbangberatbadansetiapharisesuaiindikasi
- Menganjurkanistirahatsebelummakan
-
Memberikankebersihanmulutterutamasebelum
makan
- Kolaborasidengantimahligizi
S: Klientidaknafsumakan
O: Beratbadanmenurun
A:
Kebutuhannutrisitidakadek
uat
P: Lanjutkanintervensi
3 Resiko
perdarahan b/d
penurunan
faktorfaktor
pembekuan
darah
( trombositope
nia)
-
Nilaikemungkinanterjadinyakematianjaringanp
adaektermitas ( dingin, nyeri,
danpembengkakan kaki )
S: Klienmeringiskesakitan
O: Catattanda-tanda vital
( kemungkinannekrosisjarin
ganferiver )
A:
Perfusijaringanferifertidaka
dekuat
P: Lanjutkanintervensi
4 Kurangnya
pengetahuanb/
d tidak
familiar
-Berikemauanuntukbelajar
-Jelaskanrasionalpengobatan, dosis, es,
danpentingnyaminumobat
-Beripenkestentangpenyakit DHF
dengan
sumber
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
A. Biodata pasien.
- Nama : Ny .N
- Nomor RM : 19 27 16
- Umur : 34 Th
- Jenis kelamin : Perempuan
- Perkerjaan : Pegawai negeri sipil ( PNS )
- Pendidikan : S.1
- Agama : Islam
- Alamat : Balai selasa
- Suku bangsa : Minang / indonesia
- Diagnosa medis : DHF ( Dengue haemorragic fever)
- Penanggung jawab : Gusliando
- Hubungan dengan keluarga : Suami
- Tanggal masuk : 22/05/2015
- Tanggal pengkajian : 22/05/2015
- Ruang rawat : Kelas, Mande Rubiah 5
B. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat masuk rumah sakit
Pasien di bawa oleh keluarga ke RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN painan pada
tanggal 22/05/2015 dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, sakit kepala, pusing,
mual, muntah, perdarahan gusi dan nafsu makan berkurang, pasien sebelumnya
pernah berobat ke puskesmas balai selasa dan di kasih obat oral, tai setelah 2
harinsakit kepala bertambah, mual muntah, pasien langsung ke IGD RSUD DR.M,ZEIN
painan dan dirawat inap.
- keadaan pasien saat pengkajian
Pasien masih mengeluh sakit kepala.Mual muntah sudah mulai berkurang , otot
dan persendian pegal-pegal tetapi hebat,badan terasa lemas,sesak nafas dan ada bintik-
bintik kemerahan pada tubuh. Asupan makanan tidak ada sama sekali karena nafsu
makan berkurang.
2. Riawayat kesehatan masa lalu
Pasien baru pertama kali menderita penyakit seperti ini. Riwayat pendarahan
lama,mudah berdarah dan mudah memar tidak ada pasien mengatakan pernah
mengkonsumsi obat dari puskesmas 2hari yang lalu.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit
yang sama
C .Pengkajian Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
D.Pemeriksaanpenunjang
PemeriksaanpenunjangHematologi ( pemeriksaan ke 1, tanggal 22 mei 2015 )
- Hemoglobin 143,9/dl
- leukosit 4300/mm3
- Trombosit 112000/mm3
- Hematokrit 41 vol %
2 .Diagnosakeperawatan yang muncul
a. Kekurangan volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d menurunya nafsu makan
c. Resiko perdarahan b/d penurunan faktorfaktor pembekuan darah ( trombositopenia)
d. Kurang nya pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber
B. Saran
Mahasiswa berharap semoga penyusunan makalah tentang Askep pada pasiendengan
DHF ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik
keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, arif. 2001. KapitaSelektaKedokteranEdisi III vol. 1. Jakarta : Media Aesculapius.
http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan_6163.html
http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/02/asuhan-keperawatan-pada-anak-
dengan.html
http://nsnining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-anak-dengan-dengue.html
http://chandrasaja.dagdigdug.com/2008/07/12/studi-epidemiologi-kejadian-penyakit-demam-berdarah-
dengue-dengan-pendekatan-spasial-sistem-informasi-geografis-di-kecamatan-palu-selatan-kota-
palu-penelitian-pilihan
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2008/01/16/epidemilogi-dbd-dan-pelayanannya/