Tugas Pengauditan II Resume Bab 11
-
Upload
listiyanuraini -
Category
Documents
-
view
841 -
download
174
Transcript of Tugas Pengauditan II Resume Bab 11
TUGAS PENGAUDITAN II
RESUME CHAPTER 11
“ AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN :
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI “
Dosen Pengampu : Indarto Waluyo, SE.Akt. M.Acc, CPA
Disusun Oleh :
LISTIYA NURAINI 12812141012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI- A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
PEMBAHASAN
A. AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS
PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG
Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum.
Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai
akun dalam siklus penjualan dan penagihan . gambar tersebut menunjukkan bahwa
lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penaguhan antara lain :
1. Penjualan (tunai dan kredit )
2. Penerimaan kas
3. Retur dan potongan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Penaksiran kerugian piutang
Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan
jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua
akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak tertagih.
Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama
baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.
A. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN
TERKAIT
Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang
diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah
keduanya tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang
pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang
akhirnya menjadi kas.
Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi-fungsi Bisnis, serta Dokumen dan
Catatan untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang.
Golongan
Transaksi Akun-Akun Fungsi Bisnis Dokumen & Catatan
Penjualan Penjualan
Piutang usaha
Pengolahan
permintaan dari
konsumen
Persetujuan kredit
Pengiriman barang
Pengiriman faktur
dan pencatatan
penjualan
Pesanan dari konsumen
Order penjualan
Pesanan dari konsumen atau
order penjualan
Dokumen pengiriman
Faktur penjualan
File transaksi penjualan
Jurnal penjualan
Master file piutang usaha
Daftar piutang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank
Piutang usaha
Pengolahan dan
pencatatan
penerimaan kas
Pengantar pembayaran
Daftar penerimaan kas
File transaksi penerimaan
kas
Jurnal penerimaan kas
Retur Penjualan Retur penjualan
Pitang usaha
Pengolahan dan
pencatatan retur
penjualan
Memo kredit
Jurnal retur penjualan
Penghapusan
Piutang
Piutang Usaha
Cadangan kerugian
piutang
Penghapusan
piutang tak tertagih
Formulir otorisasi
penghapusan piutang
Beban Piutang tak
Tertagih
Beban kerugian
piutang
Cadangan kerugian
piutang
Penetapan kerugian
piutang
Jurnal umum
Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI
Pesanan dari pembeli yaitu permintaan untuk membeli barang atau jasa yang
dibuat oleh pembeli.
Order penjualan yaitu dokumen untuk mmenerangkan deskripsi, kuantitas,
dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen.
2. PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirimkan, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus
memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang
dilakukan secara kredit.
3. PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus di
mana perusahaan melepas asetnya.
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang
menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data
yang relevan lainnya.
Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman
barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara
elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan
membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal
penjualan.
4. PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )
Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =
occurrence )
Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan =
accuracy )
Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas
barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan
lainnya.
File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh system
akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.
Jurnal penjualan atau daftar penjualan yaitu laporan yang dibuat dari file
transaksi penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama
pelanggan, tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi
atau lini produk.
Master file piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat
penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan penguragan penjualan
bagi setiap pelanggandan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.
Daftar Saldo Piutang Usaha yaitu daftar atau laporan yang menunjukkan
jumlah saldo piutang kepada setiap pelanggan pada suatu saat tertentu.
Laporan piutang bulanan yaitu suatu dokumen yang dikirimkan melalui pos
atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal
piutang kepada pelanggan yang bersangkutan jumlah dan tanggal setiap
penjualan, pembayaran tunai yang diterima, memo kredit yang diterbitkan dan
saldo akhir piutang.
5. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS
Surat pengantar pembayaran (Remmitance advice) yaitu dokumen yang
dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual
beserta pembayaran kas
Daftar penerimaan kas (Prelisting) yaitu daftar yang disusun ketika kas
diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat
penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan
akuntansi.
File transaksi penerimaan kas yaitu file yang dihasilkan oleh computer yang
berisi semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem akuntansi
untuk suatu periode waktu tertentu, bisa per hari, per minggu atau per bulan.
Jurnal penerimaan kas atau daftar yaitu daftar atau laporan yang dihasilkan
dari file transaksi penerimaan kas dan meliputi semua transaksi untuk suatu
periode waktu tertentu.
6. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN RETUR DAN PENGURANGAN
HARGA PENJUALAN
Memo kredit yaitu menunjukkan pengurangan terhadap jumlah yang akan
diterima dari pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga.
Jurnal retur dan pengurangan harga yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat retur dan pengurangan harga.
7. PENGHAPUSAN PIUTANG
Formulir otorisasi penghapusan piutang yaitu dokumen yang digunakan
secara internal untuk menyatakan perintah untuk menghapus piutang yang
sudah tidak dapat ditagih.
8. PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruh
piutangnya 100%, prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban
kerugian piutang sejumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
B. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF TRANSAKSI
PENJUALAN Pemahaman
Pengendalian Internal – Penjualan
PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL - PENJUALAN
Auditor mempelajari bagan alir yang telah dibuat klien, mengajukan pertanyaan
kepada klien dengan menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal,
melakukan transaction walkthrough untuk penjualan.
PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN - PENJUALAN
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami
pengendalian internal untuk menetapkan resiko pengendalian. Terdapat empat
tahapan penting dalam penetapan risiko ini, yaitu :
1) Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menetapkan resiko pengendalian.
2) Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi
yang ada pada penjualan.
Penetapan Risiko Pengendalian
Direncanakan– Penjualan
Penentuan
Luas Pengujian Pengendalian
Perancangan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk
memenuhi tujuan audit transaksi
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Unsur-unsur yang dipilih
Saat
3) Setelah mengidentifikasi pengendalian beserta defisiensinya, auditor
menghubungkan ha tersebut dengan tujuan.
4) Auditor menetapkan resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan.
Pemisahan Tugas yang Memadai
Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan
maupun penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus
menolak akses ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi
transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer.
Pengotorisasian yang Tepat
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian transaksi penjualan,
yaitu:
1. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi.
2. Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan.
3. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan, dan potongan harus
diotorisasi.
Dokumen dan Catatan yang Memadai
Karena setiap perusahaan memiliki sistem yang berbeda dengan perusahaan
lainnya dalam melaksanakan, mengolah, dan mencatat transaksi, auditor sering
menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi apakah setiap prosedur klien dirancang
untuk mencapai pengendalian maksimum. Meskipun demikian, prosedur pencatatan
yang memadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi bisa dipenuhi.
Dokumen Bernomor – Urut Tercetak (Prenumbered)
Dimaksudkan untuk mencegah kesalahan dalam pembuatan faktur atau
pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau pencatatan ganda. Pemberian
nomor urut tercetak ini harus dibarengi dengan pertanggungjawaban pemakaian
dokumen secara periodik. Petugas pembuatan faktur harus menyimpan tembusan satu
lembar dokumen pengiriman barang secara urut nomr setelah suatu pengiriman
barang dibuat fakturnya dan ada petugas lain yang secara periodik memeriksa
pertanggungjawaban semua nomor dokumen dan melakukan penyelidikan apabila
ada nomor yang hilang.
Laporan Piutang Bulanan
Berguna untuk pengawasan karena mendorong konsumen untuk memberi
komentar apabila saldo yang tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo
menurut pembukuan konsumen.
Prosedur Verifikasi Internal
Program komputer atau personil yang independen harus memeriksa bahwa
pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujuan audit
transaksi.
PENENTUAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN
Luas pengujian pengendlian tergantung pada efektifitas pengendalian dan
sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi
resiko pengendalian.
PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN UNTUK PENJUALAN
Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih pengujian
pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Pada kebanyakan audit, penentua sifat
pengujian pengendalian biasanya mudah. Pengujian pengendalian yang tepat untuk
pemisahan tugas biasanya terbatas pada observasi atas aktivitas yang dilakukan oleh
auditor atau dengan melalui pengajuan pertanyaan kepada personil klien.
PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF UNTUK PENJUALAN
Dalam memutuskan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya
menggunakan sejumlah prosedur yang berlaku untuk setiap audit tanpa
memperhatikan keadaan tertentu, sedangkan prosedur yang lain akan diterapkan
tergantung pada baik buruknya pengendalian dan hasil dari pengujian pengendalian.
Penjualan yang Tercantum dalam Pembukuan Sungguh-sungguh Terjadi
Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan
tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :
a. Penjualan yang tercatat dalam tidak ada pengiriman barangnya.
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
c. Pengiriman dilakukan kepada konsumen fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.
Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan
menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat
Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya, auditor bisa
menelusur suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman ke
duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal penjualan.
Arah Pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal
dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah
untuk transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua
adalah untuk transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).
Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal – hal
berikut :
a. Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah barang yang dipesan.
b. Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang
dikirimkan.
c. Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi.
C. RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJULAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien
untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo
kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan
yang pertama adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan
sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua
adalah penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan,
umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk
mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh
retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji
saldo akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah
pada akhir tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi,
karena tujuan dan metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada
intinya sama seperti untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami
mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus
dapat menerapkan logika yang sma untuk mendapatkan pengendalian, pengujian
pengendalian, dan pengujian substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi
jumlahnya.
D. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS
TRANSAKSI PENERIMAAN
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang
digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian
substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang
sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan
bagi penerimaan kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut ini :
a. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
b. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan
untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian
c. Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter
bagi setiap tujuan.
MENENTUKAN APAKAH PENERIMAAN KAS TELAH DICATAT
Penggelapan kas akan sulit untuk dideteksi auditor apabila ha tersebut terjadi
sebelum kas dicatat dalam jurna penerimaan kas atau daftar kas lainnya, terutama
apabila penjualan dan penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Untuk mencegah
terjadinya hal semacam ini, maka banyak perusahaan menerapkan pengendalian
internal melalui penelusuran pengantar pembayaran bernomor urut tercetak atau
daftar penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku pembantu piutang usaha
sebagai pengujian substantif.
PENGUJIAN PENERIMAAN KAS
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas
yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah pengujian
penerimaan kas ( proof of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas
yang dicatat dalam jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti
bulan, akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke
bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan
oleh setoran dalam perjalanan dan pos – pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat
direkonsiliasi dan dibandingkan.
PENGUJIAN UNTUK MENEMUKAN LAPPING PIUTANG USAHA
Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha
untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang
menangani penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system
computer.
Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan
tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus
memasukkan penerimaan kas kedalam system. Penggelapan ini dapat dideteksi
dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggalyang ditunjukkan pada
remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.
E. PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG
Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih
adalah kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus
piutang usaha yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
kejadian ). Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah
otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh
tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh
mengenai alas an pelanggan tidak mampu membayar.
TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO
AKUN SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Pengendalian internal yang berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji
sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi.
Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak
serta kewajiban dan empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan.
PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian
substansif atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh
pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus
penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih,
dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
A. KESIMPULAN
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pengujian
pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam
siklus penjualan dan penaguhan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan
pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban piutang
tak tertagih.
Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substansif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan
mencakup langkah – langkah berikut :
Memahami pengendalian internal
Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
Menentukanluas pengujian pengendalian
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor
berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai senjata
untuk mengurangi resiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi
pengendalan internal, jika ada, untuk setiap tujuan, auditor kemudian menentukan
luas pengujian pengendalian yang harus dilakukan.
Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas
transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan
benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas transaksi juga
dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Setelah
perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transkasi bagi
setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai, auditor mengorganisasikan prosedur
audit ke dalam program audit format kerja.