tugas peilkau konsumen
-
Upload
sari-harahap -
Category
Documents
-
view
80 -
download
0
description
Transcript of tugas peilkau konsumen
Nama :Minta sari harahap
Npm :14211491
Kelas :3ea27
Dosen :Tomy Adi Sumiarso, SE
Mata Kuliah :Perilaku Konsumen
1.SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
1. Pengertian Segmentasi Pasar.
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-
kelompok konsumen yg homogen, dimana tiap kelompok(bagian) dapat di
pilih sebagai pasar yang di tuju(ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.
Defini Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :
a. Swastha & Handoko (1997)
mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi
pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang
bersifat homogen.
b. Pride & Ferrel (1995)
mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi
pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan
karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan
sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–
kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki
kebutuhan produk yang serupa.
c. Swastha & Handoko (1987)
yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi
pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran
penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
1.1. Segmentasi dan kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita
menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal :
Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari
sebuah rumah makan yang mewah .
1.3. Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa
karakteristik:
- Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur
meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
- Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara
efektif.
- Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk
dilayani
- Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran
pemasaran yang berbeda.
- Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani
segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti
kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan
menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan
memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara
berkomunikasi dengan konsumen.
2.PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN OLEH KONSUMEN
Menurut Philip Kotler (2000:201) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh
dan Roni A. Rusli pengertian proses keputusan pembelian, yaitu : “Untuk
meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam
faktor yang mempengaruhi pembelian dan mengembangkan pemahaman
mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara
khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan
pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam
proses pembelian”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan
pembelian sebagai berikut:
“bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai
serangkaian keputusan menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu,
harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam
pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh
terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah
seketika keputusan semula”.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli
suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa
adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat
menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah
yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen
mendapat berbagai macam informasi,
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara
membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual
tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut,
konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut
pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan perintaan konsumen pada masa depan.
Menurut Philip Kotler (2000:201) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh
dan Roni A. Rusli pengertian proses keputusan pembelian, yaitu : “Untuk
meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam
faktor yang mempengaruhi pembelian dan mengembangkan pemahaman
mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara
khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan
pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam
proses pembelian”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan
pembelian sebagai berikut:
“bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai
serangkaian keputusan menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu,
harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam
pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh
terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah
seketika keputusan semula”.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli
suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa
adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat
menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah
yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen
mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara
membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual
tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut,
konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut
pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
Menurut Philip Kotler (2000:201) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh
dan Roni A. Rusli pengertian proses keputusan pembelian, yaitu : “Untuk
meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam
faktor yang mempengaruhi pembelian dan mengembangkan pemahaman
mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara
khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan
pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam
proses pembelian”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan
pembelian sebagai berikut:
“bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai
serangkaian keputusan menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu,
harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam
pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh
terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah
seketika keputusan semula”.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli
suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa
adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat
menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah
yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen
mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara
membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual
tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut,
konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut
pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
3.SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
Sumber Daya Konsumen
Sumber daya konsumen adalah segala sumber daya konsumen yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa.
Sumber daya konsumen ada 3 yaitu sumber daya ekonomi, sumber daya
sementara, sumber daya kognitif.
1. Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi
pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu
sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam
(natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya
manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan
sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan
pada sumberdaya alam lain. Kategori sumberdaya alam ini tergolong
sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan
dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti
melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang
rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini
keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka
untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan
wilayah (daerah). Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini
peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan
pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah)
semakin signifikan.
2. Sumber Daya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku
konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan
akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan
untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber daya
kognitif Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut
barang waktu (time goods).
• Barang yang menggunakan waktu seperti: Menonton TV, Tidur, Bermain,
dll.
• Barang pengehemat waktu, seperti : rice cooker, oven microwave, mesin
cuci, blender, dll.
3. Sumber Daya Kognitif
Kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan
melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—
skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam
tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru
dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Pengetahuan
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan konsumen terdiri dari 3 macam,yaitu :
1. Pengetahuan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi
mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek,
terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produkdan kepercayaan
mengenai produk.
2. Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi
produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam
toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang
sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak
produk di dalam toko tersebut.
3. Pengetahuan Pemakaian, suatu produk akan memberikan manfaat kepada
konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar
produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan
yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi
produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan
informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu
produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi
konsumen.
4.KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP
PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI
a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
instruksi.
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan
dapat dilihat oleh seseorang.
d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai
latar belakang terhadap perilaku.
Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis
darisistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku .
Kepribadian adalah seperangkat karakteristik psikologis yang menentukan
pola berpikir, merasakan dan bertindak, yaitu individualitas pribadi dan
sosial dari seseorang. Pembentukan kepribadian adalah proses bertahap,
kompleks dan unik untuk setiap individu. Istilah ini digunakan dalam bahasa
sehari-hari berarti “semua keunggulan dari seseorang,” sehingga kita dapat
mengatakan bahwa seseorang memiliki “tidak ada kepribadian”.
Sifat sifat kepribadian
Struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengindentifikasi dan
menamai karakteristik permanen yang menjelaskan prilaku individu atau
seseorang .Karakter yang melekat pada individu contoh nya : malu , agresif ,
pemalas ,ambisius ,setia dan takut .karakteristik tersebut jika di tunjukan
dalam berbagai situasi di sebut “ sifat sifat kepribadian .
faktor2 penentu kepribadian
1 faktor keturunan seperti :
tinggi badan ,fisik , bentuk wajah , temperamen dan lain lain.
2 lingkungan seperti :
Faktor lingkungan memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang
Contoh : Budaya membentuk nourma , sikap dan nilai yang di wariskan dari
generasi
Yang satu dengan generasi selanjut nya .
6.PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
NILAI
A. PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila
sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan
UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya
sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah
lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat
menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan
UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan
hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai
arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai
Instrumental.
Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang
dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis
dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan
dalam batas-batasyang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu
jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
B. CIRI-CIRI NILAI
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai
yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah
objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran
adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita
indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,
dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai
diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam
bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan
dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah
pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua
orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
C. MACAM-MACAM NILAI
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam
kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar
secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita
tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk
adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan
demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu
pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan
makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan.
Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang
menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan
lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu
indah.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani
kelakuan
baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi
tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau
tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
kita sehari-hari.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai.
Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur
perasaan(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa,Will) manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
GAYA HIDUP
Gaya hidup merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam
Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah
perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh
karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di
masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis,
gaya hidup global dan lain sebagainya.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis,
dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk
kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang
Pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen
berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest, Opinion, yaitu aktivitas,
interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi sikap
tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa
mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari
apa yang disenangi,
8.PENGARUH SITUASI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumsi
A. Budaya
Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma
yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan
tindakan individu dalam masyarakat tersebut.sikap dan tndakan individu
dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai,
keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang
cenderung homogen. Artinya, jika setiap indvidu mengacu pada nilai,
keyakinan, aturan dan norma kelompok, maka sikap dan prilaku mereka
akan cenderung seragam. Misalnya dalam suatu masyarakat adaaturan
mengenai bagaimana melakukan pernikahan sehingga laki-laki dan
perempuan dapat dipisahkan sebagai suami istri. Ketika anggota mayarakat
akan menikah, maka proses yang dilalui oleh anggota masyarakat itu akan
cenderung sama dengan anggota masyarakatyang lainnya.
Menurut” Wallendorf & Reilly dalam Mowen :1995”. Budaya adalah
seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis
melalui bahasa dan cara-cara lain pada anngota dari masyarakat tertentu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan cara menjalani
hidup dari suatu masyarakat yang di transmisikan pada anggota masyarakat
dari generasi ke generasi berikutnya.
B. Kelas sosial dan perilaku pembelian
Dalam berperilaku, status sosial konsumen turut memainkan pengaruh.
Tndakan apa yang seharusnya dilakukan konsumen sangat ditentukan oleh
status sosialnya. Berikut gambaran perbedaan peran yang dimainkan oleh
konsumen dengan status sosial tinggi dan status sosial rendah.
Kelas atas Kelas bawah
1. Kebiasaan belanja
a. as a plesure
b. mengunjungi toko yang memiliki image”high-fashion”
c. Lebih banyak mencari informasi dari media masa
d. Harga buku indikator kualitas 1.
a. Menyenangi barang masal dan diskon.
b. Memiliki informasi produk yang minim,
2. Aktivitas waktu luang
a. Seperti: tennis, golf, menghadiri kegiatan sosial, membaca, mengikuti
kegiatan sosial.
b. Lebih banyak membaca surat kabar, untuk acara TV menyukai olahraga
dan drama terbaru. 2.
a. Lebih anyak melihat TV, memancing, sepak bola, angkat berat, dan
dirumah.
b. Tidak banyak baca surat kabar, suka melihat opera sbun, quiz, dan
komedi situasi.
3. Kepribadian
a. Punya keyakinan diri, berani mengambil resiko, memiliki pandangan yang
luas.
b. Kepemilikan melambangkan “motivasi pribadi pemilik” 3.
a. Berfokus pada masa kini, dan masa lalu, pandangan yang terbatas,
berorientasi pada diri dan keluarga.
b. Kepemilikan merupakan “nasib baik”
C. Pasar Konsumen dan Tingkah Laku Konsumen dalam Membeli
Pasar konsumen:
Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang
dan jasa untuk konsumsi pribadi memiliki tingkah laku sebagai pembeli
(konsumen): Perilaku membeli konsumen akhir (individu dan rumah tangga)
yang membeli barang serta jasa untuk konsumsi pribadi. Model Tingkah Laku
Membeli:
1. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
2. Perangsang
3. Penjualan
4. Produk
5. Harga
6. Tempat
7. Promosi
8. Perangsang dan lain-lain.
FaktorFaktor Budaya Merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling
luas dan dalam pada tingkah laku konsumen:
1. Budaya Kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku
yang dipelajari oleh seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya
2. Sub Budaya Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama
berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi
3. Kelas Sosial Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan
para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
faktor-faktor sosial
a. Kelompok acuan
Dua orang/lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama, kelompok ini berfungsi sebagai titik perbandingan atau acuan
langsung atau tidak langsung yang membentuk sikap/perilaku seseorang.
Orang dalam kelompok acuan yang, karena keteram - pilan, kepribadian,
atau karakteristik lain yang spesial memberi pengaruh kepada orang lain
b. Keluarga Organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan te lah diteliti secara mendalam
c. Peran dan Status Peran: Terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan
sesorang menurut orangorang yang ada di sekitarnya Status: Penghargaan
yang diberikan oleh masyarakat.
FaktorFaktor Pribadi
a. Umur dan Tahap daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya Hidup
e. Kepribadian dan Konsep diri kepribadian
• Gaya Hidup
adalah Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interest
dan opininya. Gaya hidup akan mencakup sesuatu yang lebih dari seke dar
kelas sosial atau keperibadian seseorang dan gaya hidup akan menampilkan
pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
• Kepribadian dan Konsep diri Kepribadian
karakteristik psikologi unik dari seseorang yang menyebabkan respons yang
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.
Konsep diri: disebut juga dengan citra diri, dasar yang digunakan adalah
bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada dan
mencerminkan iden titas mereka, artinya: “kami adalah apa yang menjadi
milik kami”.
FaktorFaktor Psikologi
a. Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong
seseorang untuk bertindak
b. Persepsi Proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan
mengintepre tasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti
mengenal dunia, bentuknya: Perhatian selektif
Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi
yang dihadapi distorsi selektif: Menguraikan kecenderungan orang untuk
menginte pretasikan informasi dengan cara yang akan mendu kung apa
yang telah diyakini Ingatan selektif: Kecenderungan dalam mempertahankan
informasi yang mendukung pendirian dan kepercayaan orang.
c. Pengetahuan Perubahan dalam perilaku individual yang muncul dari
pengalaman
d. Keyakinan dan sikap Keyakinan: pemikiran deskriptif yang dimiliki
seseorang mengenai sesuatu Sikap: Evaluasi, perasaan dan kecenderungan
dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten Peran
Konsumen dalam Membeli
Pemrakarsa: orang yang pertama menyarankan/mencetuskan gagasan
membeli produk tertentu Pemberi Pengaruh: Orang yang
pandangan/sarannya mempengaruhi keputusan membeli Pengambil
Keputusan: Orang yang akhirnya membuat keputusan membeli
Pembeli: orang yang benarbenar melakukan pembelian
Pengguna: orang yang mengkonsumsi/menggunakan produk
Jenis Perilaku Keputusan Pembelian: Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah
Perbedaan besar antara merek Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli yang mencari variasi Perbedaan kecil antara merek
Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Tingkah laku
membei yang menjadi kebiasaan Proses Keputusan Pembelian:
Penjalasan:
a. Pengenalan kebutuhan Merupakan tahap pertama proses keputusan
pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
b. Pencarian informasi Tahap yang merangsang konsumen untuk mencari
informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian
atau mungkin aktif mencari informasi Sumbersumber informasi: Sumber
pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan Sumber komersial: Iklan,
wiraniaga, agen, kemasan, pajangan Sumber publik: media massa,
organisasi penilai konsumen Sumber pengalaman: penanganan,
pemeriksaan dan menggunakan produk
c. Evaluasi alternatif Tahap ketika konsumen menggunkan informasi untuk
mengevaluasi merek alternatif dan perangkat pilihan.
d. Keputusan membeli Tahap, ketika konsumen benarbenar membeli produk
e. Tingkah laku pasca pembelian Tahap ketika konsumen mengambil
tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas dan tidak
puas Proses Keputusan Pembeli untuk Produk Baru Produk baru: barang atau
jasa atau gagasan yang dianggap baru oleh beberapa pelanggan potensial.
Produk tersebut mungkin sudah tersedia untuk beberapa waktu. Mengenali
kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli
Tingkah Laku
Pasca Pembelian Proses yang akan dialami adalah proses adopsi: Proses
mental yang dilewati individu dari pertama kali mendengar mengenai suatu
inovasi sampai adopsi terakhir.
Tahap-tahapnya:
a. Kesadaran: konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi kurang
informasi me ngenai produk tersebut.
b. Tertarik: konsumen mencari informasi mengenai produk baru
c. Evaluasi: konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal untuk
mencoba produk baru.
d. Mencoba: Konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk
meningkatkan perkiraannya mengenai nilai produk tersebut.
e. Adopsi: konsumen memutuskan untuk menjadi pengguna produk
baru sepenuhnya dan teratur
Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Pengaruh situasi
Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk. Faktor
lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku
konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada
lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi,
dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling
konsumen.
2. Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3. Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun
baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen,
misal kapan terakhir kali membeli roti.
4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan konsumen yang
belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi situasi berbeda
dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya perasaan khawatir,
tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
A. Jenis-jenis situasi konsumen
1. SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen
memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1) Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga.
2 )Komunikasi Tulisan dengan membaca koran, majalah, poster, billboard,
brosur, leaflet dsb.
3) Informasi diperoleh dari iklan saat sedang menonton televise, saat sedang
mendengarkan radio, langsung dari toko melalui promosi penjualan,
pengumuman di rak dan di depan toko.
2. SITUASI PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi
konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan
mempengaruhi keputusan membeli. Misalnya, ketika konsumen berada di
pegunungan, ia mungkin akan bersedia membayar untuk memperoleh
jagung bakar berapa saja harganya ketika lapar dan ingin makanan yang
hangat.
3. SITUASI PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang
merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin
mengkonsumsi/mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali
memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya,
konsumen muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya
idul fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang
digunakan oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.
B. Interaksi orang – situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa
menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup
pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan
pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup
berlebihan ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya,
misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap
keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup
terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup
tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
C. Pengaruh situsasi yang tak terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu
barang. Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia punya
ternyata tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu maka
keputusan yang ia pilih adalah dengan membeli isi pensil mekaniknya dan
melanjutkan tulisannya.